53 BAB III
METOD
E PENELITIAN
1. Paradigma dan Pendekatan Penelitian
Dalam suatu penelitian, setiap peneliti pasti menggunakan paradigma yang berbeda-beda sesuai dengan penelitiannya. Paradigma merupakan perspektif riset yang digunakan peneliti yang berisi bagaimana cara pandang (world views) peneliti melihat realita, bagaimana mempelajari fenomena, cara‐
cara yang digunakan dalam penelitian dan cara‐cara yang digunakan dalam menginterpretasikan temuan. Adapun paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma post-positivisme. Paradigma post-positivisme berpendapat bahwa peneliti tidak bisa mendapatkan fakta dari suatu kenyataan apabila si peneliti membuat jarak (distance) dengan kenyataan yang ada.
Hubungan peneliti dengan realitas harus bersifat interaktif. Oleh karena itu perlu menggunakan prinsip trianggulasi, yaitu penggunaan bermacam – macam metode, sumber data dan data (Batubara, 2017). Post- positivisme lebih mampu mengantarkan pada tingkat pemahaman yang lebih mendalam atas proses- proses sosial yang kompleks menggantikan pendekatan eksperimental dalam paradigma positivisme (Setioko, 2011).
Paradigma post-positivisme dalam penelitian dapat menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor (2008), penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-
54 kata, tulisan atau lisan dari orang lain atau perilaku yang dapat dicermati.
Penelitian kualitatif mengacu kepada berbagai cara pengumpulan data yang berbeda, yang meliputi penelitian lapangan, observasi partisipan, dan wawancara mendalam (Bungin, 2010). Penelitian kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan dan menganalisa fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, pemikiran, orang secara individual maupun kelompok.
Pendekatan penelitian ini dalam menjawab pertanyaan memerlukan pemahaman secara mendalam dan menyeluruh mengenai objek yang diteliti guna menghasilkan kesimpulan-kesimpulan dalam konteks waktu dan situasi yang bersangkutan. Dalam penelitian ini, peneliti diharapkan selalu memusatkan perhatian pada kenyataan atau kejadian dalam konteks yang diteliti. Dalam penelitian kualitatif seringkali dinyatakan bahwa peneliti merupakan instrumen utama dalam penelitian sehingga peneliti dituntut untuk mampu menggali informasi sebanyak mungkin dari sumber data melalui kegiatan wawancara dan juga harus mampu melihat perubahan fenomena yang dikaji melalui proses pengamatan (Machmud, 2018).
Menurut (Nasution, 1988 dalam Sugiyono, 2013) peneliti sebagai instrumen peneliti serasi untuk penelitian serupa karena memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus dari lingkungan yang harus diperkirakannya bermakna atau tidak bagi peneliti.
55 2. Peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan dan dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus.
3. Tiap situasi merupakan keseluruhan. Tidak ada suatu instrumen berupa test atau angket yang dapat menangkap keseluruhan situasi, kecuali manusia.
4. Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia, tidak dapat dipahami dengan pengetahuan semata. Untuk memahaminya kita perlu sering merasakannya, menyelaminya berdasarkan pengetahuan kita.
5. Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang diperoleh. Ia dapat menafsirkannya, melahirkan hipotesis dengan segera untuk menentukan arah pengamatan untuk mentest hipotesis yang timbul seketika.
6. Hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil kesimpulan berdasarkan data yang dikumpulkan pada suatu saat dan menggunakan segera sebagai balikan untuk memperoleh penegasan, perubahan dan perbaikan.
7. Dalam penelitian dengan menggunakan test atau angket yang bersifat kuantitatif yang diutamakan adalah respon yang dapat dikuantitatifkan agar dapat diolah secara statistik, sedangkan yang menyimpang dari itu tidak dihiraukan. Dengan manusia sebagai instrumen, respon yang aneh, yang menyimpang justru diberi perhatian. Respon yang lain daripada yang lain, bahkan yang bertentangan dipakai untuk mempertinggi tingkat kepercayaan dan tingkat pemahaman mengenai aspek yang diteliti.
Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pendekatan penelitian kualitatif akan digunakan dalam penelitian ini. Dengan menggunaan
56 pendekatan ini peneliti memiliki tujuan agar dapat memahami bagaimana strategi humas Kabupaten Lamongan dalam menginformasikan seputar Covid- 19 di era new normal.
2. Tipe dan Dasar Penelitian
Tipe pada penelitian ini adalah deskriptif, dimana peneliti berusaha untuk mengemukakan dengan detail sebuah gambaran atau pemahaman tentang bagaimana dan mengapa suatu gejala atau realitas terjadi. (Bungin, 2010) menjelaskan, penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan, meringkas berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai fenomena realitas yang ada dalam masyarakat sebagai objek penelitian, serta berupaya menarik realitas tersebut kepermukaan sebagai suatu ciri, karakter, sifat, model, tanda, atau gambaran mengenai suatu kondisi, situasi, ataupun fenomena tertentu.
Tipe penelitian deskriptif ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang bagaimana strategi humas Kabupaten Lamongan dalam menginformasikan seputar Covid-19 kepada masyarakat Lamongan di era new normal.
Adapun dasar penelitian ini menggunakan Fenomenologi.
Fenomenologi dapat diartikan dengan ilmu fenomena-fenomena yang menampakkan diri dari kesadaran peneliti. (Emzir, 2012 dalam Ferdiansyah, 2015) menjelaskan bahwa peneliti harus melihat secara dekat interpretasi individual tentang pengalaman-pengalamannya. Jika melihat salah satu konsep istilah, fenomenologi merupakan jenis penelitian kualitatif yang konsep
57 dasarnya adalah kompleksitas realitas atau masalah itu disebabkan oleh pandangan atau perspektif subjek. Karena itu, subjek yang berbeda karena memiliki pengalaman berbeda akan memahami gejala yang sama dengan pandangan yang berbeda. Lewat wawancara yang mendalam, peneliti fenomenologi berupaya memahami perilaku orang melalui pandangannya.
Fenomena yang ada dalam penelitian ini adalah kurangnya kesadaran masyarakat Lamongan dalam menaati prokotol kesehatan di era new normal yang dapat berdampak pada peningkatan kasus pasien positif Covid-19 di Lamongan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi humas IKP dalam menyampaikan informasi atau kebijaksanaan dari pemerintah terkait pentingnya menaati protokol kesehatan sehingga angka kenaikan pasien positif Covid-19 di Lamongan dapat dikendalikan.
3. Tempat dan Waktu Penelitian
A. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di tiga lokasi yaitu Kantor Dinas Komunikasi dan Informatika Pemkab Lamongan, Radio Suara Lamongan, dan Alun-Alun Kabupaten Lamongan.
B. Waktu Penelitian
Waktu yang digunakan penelitian yakni sejak dikeluarkannya ijin untuk penelitian dalam kurun waktu 1 bulan dan pengolahan data 1 bulan.
58 4. Sumber Data
A. Sumber data Primer
Sumber data primer dalam penelitian kualitatif adalah sejumlah responden yang disebut subjek atau informan penelitian. Adapun sumber data primer yang peneliti pilih sebagai berikut:
1. Subjek, sebagai sumber data karena dibutuhkannya orang yang terlibat langsung dalam proses penelitian. Adapun teknik yang digunakan untuk menentukan penarikan subjek penelitian yakni Purposive Sampling Technique. Purposive Sampling Technique merupakan salah satu teknik non random sampling dimana penentuan sejumlah subjek sebelum penelitian dilaksanakan, dengan menyebutkan secara jelas kriteria apa yang dijadikan dasar untuk penetapan subjek serta informasi apa yang diinginkan dari masing- masing subjek yang akan diteliti (Machmud, 2018).
Adapun kriteria-kriteria subjek yang dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Orang yang memiliki wewenang dalam mengontrol pelaksanaan strategi.
59 b. Orang yang terlibat dalam pelaksanaan strategi.
Dari kriteria yang telah disebutkan di atas, didapatkan 4 subjek penelitian sebagai sumber data primer dalam penelitian ini, yakni:
Tabel 3.1 Subjek Primer
Nama Pekerjaan Alasan
Nur Cholillah, SH. MSi
Kepala bidang Informasi dan Komunikasi Publik Pemerintah Kabupaten
Lamongan
Kepala bidang yang memiliki kontrol dan
wewenang dalam
pelaksanaan tugas humas
Nazilatul Fikriyati, SP
Seksi manajemen, informasi dan komunikasi publik
Sebagai seksi yang menjalankan fungsi dan tugas humas
Herri Putra Wicaksana, S.Kom
Seksi Sumber Daya Komunikasi Publik
Sebagai seksi yang menjalankan fungsi dan tugas humas
60 Sentot
Tasgunarto, S.Kom
Seksi Media Publik
Sebagai seksi yang menjalankan fungsi dan tugas humas
B. Sumber data Sekunder
Selain sumber data primer, peneliti juga menggunakan sumber data sekunder dalam penelitian berupa data-data seperti buku-buku, dokumen- dokumen, internet ataupun berbagai sumber referensi (Machmud, 2018).
Dalam penelitian ini, sumber data sekunder yang berupa dokumen didapatkan dari humas Pemerintah Kabupaten Lamongan dan yang dilakukan peneliti saat melakukan penelitian.
5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan strategi atau cara untuk mendapatkan data secara lengkap dan dapat dipertanggungjawabkan. Dalam penelitian kualitatif, proses pengumpulan data mengutamakan prespektif emic (mementingkan bagaimana subjek/informan memandang dan menafsirkan dunia sekitarnya (Machmud, 2018). Metode yang digunakan dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut:
A. Observasi
61 Observasi merupakan kegiatan pencarian data yang dapat digunakan untuk memberikan suatu kesimpulan atau diagnosis. Hasil kesimpulan dan diagnosa ini dapat digunakan sebagai kepentingan cross- check dan validitas data (Herdiansyah, 2010). Secara teknis, ada dua jenis observasi yaitu observasi pasif atau tanpa partisipasi peneliti dan observasi aktif atau dengan partisipasi peneliti (Bonnie, 2019). Peneliti memilih observasi aktif dengan cara terjun langsung ke lapangan dengan mengamati dan berinteraksi secara sosial dengan subjek penelitian, dilakukan dengan memantau, melihat, atau mengikuti secara teliti situasi keadaan proses kerja aplikasi layanan publik berkembang dan digunakan oleh masyarakat.
Data yang diperoleh dari observasi aktif biasanya lebih lengkap, sebab observasi aktif menuntut peneliti mampu menangkap data empiris, apa yang ia lihat, dengar dan rasa (Bonnie, 2019). Selain itu, peneliti juga turut mengamati sejumlah aktifitas meliputi partisipasi, dokumentasi, wawancara informal serta refleksi, karenanya peneliti harus bisa menyeimbangkan keterlibatannya saat observasi berlangsung.
Pada penelitian ini, observasi akan dilakukan pada saat kegiatan humas dilaksanakan. Peneliti akan mengamati bagaimana proses berlangsungnya kegiatan yang dilakukan humas Pemkab Lamongan khususnya pada kegiatan siaran keliling dan siaran radio.
62 B. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data dengan cara bertanya langsung untuk mendapatkan informasi dari sumbernya (Machmud, 2018). Wawancara sebagai aktivitas tanya jawab, dimana peneliti adalah pihak yang bertanya dengan tujuan memperoleh data dari narasumber dan menggunakan pedoman atau daftar pertanyaan secara tatap muka atau menggunakan alat komunikasi tertentu.
Wawancara juga bertujuan untuk memahami secara mendalam serta memaknai secara subjektif hasil wawancara berupa data yang diperoleh peneliti. Perkembangan teknologi dalam media komunikasi seperti sekarang dapat dimanfaatkan oleh peneliti untuk mendapatkan data dalam proses wawancara. Sebut saja seperti voice recorder atau rekaman suara dan dokumentasi berupa foto atau video saat wawancara.
Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam (depth interview). Wawancara ini bertujuan untuk menggali keterangan yang mendalam seputar topik yang terkait dalam permasalahan ini sehingga terkumpul informasi yang diperlukan peneliti.
C. Dokumentasi
Dokumentasi adalah metode pengumpulan data kualitatif dengan melihat atau menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat subjek atau oleh orang lain. Dokumentasi dilakukan oleh peneliti kualitatif dalam
63 mendapatkan gambaran dari sudut pandang sebjek atau pihak lain melalui media tertulis atau dokumen lainnya (Herdianysah, 2010).
Dokumentasi berfungsi sebagai jaminan keutuhan informasi yang dimuat dalam dokumen, memberikan informasi terkait isi dokumen bagi peneliti yang membutuhkan, serta sebagai alat bukti dan data yang akurat terkait keterangan dokumen. Dengan adanya dokumentasi diharapkan data yang diperlukan menjadi benar-benar valid (Machmud, 2018). Dalam hal ini dokumentasi yang dibutuhkan peneliti adalah terkait tahapan-tahapan membuat strategi yang dilakukan oleh humas, baik tahap fact finding, planning, actuating/communicating, maupun evalutating.
6. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penguraian dan pengolahan data mentah menjadi data yang dapat ditafsirkan dan dipahami secara lebih spesifik dan dapat diakui dalam perspektif ilmiah (Herdiansyah, 2010). Tujuan akhir dari analisis data kualitatif adalah untuk memperoleh makna, menghasilkan pengertian-pengertian, konsep-konsep serta mengembangkan teori atau unsur teori baru (Machmud, 2018).
Penelitian ini menggunakan teknik analisis data model interaktif dari Miles dan Huberman (1984) yaitu aktivitas secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus dalam menganalisis data kualitatif sampai tuntas dan
64 mendapatkan data yang jenuh, dimana kejenuhan data dapat ditandai dengan tidak ada lagi data atau informasi baru yang diperoleh (Machmud, 2018).
Secara teknis alur analisis model interaktif dari Miles dan Huberman terdiri dari 4 tahapan yang dilakukan, dan dapat dijabarkan sebagai berikut:
A. Pengumpulan Data
Aktivitas peneliti melakukan pendekatan dan menjalin hubungan dengan subjek penelitian, dengan responden penelitian, melakukan observasi, membuat catatan lapangan, bahkan ketika peneliti berinteraksi dengan lingkungan sosial subjek dan informan merupakan proses pengumpulan data, dimana data tersebut dapat diolah (Herdiansyah, 2010).
B. Reduksi Data (Kondensasi Data)
Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, menfokuskan pada hal-hal penting, dicari tema dan polanya serta membuang yang tidak perlu. Dalam reduksi data juga dilakukan pengorganisasian data sehingga memudahkan peneliti untuk menarik kesimpulan (Machmud, 2018). Hasil wawancara, observasi dan dokumentasi diubah menjadi bentuk tulisan sesuai dengan format masing- masing. Hasil rekaman wawancara diformat menjadi bentuk verbatim (transkrip) wawancara. Hasil observasi diformat menjadi tabel hasil
65 observasi sesuai metode observasi yang digunakan, hasil dokumentasi diformat menjadi skrip analasis dokumen (Herdiansyah, 2010).
C. Penyajian Data
Dalam penyajian data, peneliti berusaha menyusun data yang relavan sehingga menjadi informasi yang dapat disimpulkan dan memiliki makna tertentu. Penyajian data dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan dalam bentuk: uraian singkat, tulisan atau kata-kata, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, gambar, grafik, kurva diagram, ogive maupun tabel dengan tujuan untuk menggabungkan informasi sehingga dapat menggambarkan keadaan yang terjadi (Machmud, 2018).
Adapun pengertian lain, display data adalah mengolah data yang setengah jadi dan seragam dalam bentuk tulisan dan memiliki alur tema yang jelas ke dalam suatu matriks kategorisasi sesuai tema-tema yang dikelompokkan atau dikategorikan, serta akan memecah tema-tema tersebut ke dalam bentuk lebih konkret dan sederhana yang disebut subtema yang diakhiri dengan pemberian kode subtema dengan verbatim wawancara yang sebelumnya dilakukan (Herdiansyah, 2010).
D. Penarikan Kesimpulan
Secara esensial penarikan kesimpulan dalam analisis data kualitatif menurut model interaktif Miles & Huberman (1984) berisi tentang
66 jawaban dari pertanyaan penelitian yang diajukan sebelumnya dan mengungkap “what” dan “how” dari temuan penelitian tersebut (Herdiansyah, 2010)
Tiga tahapan yang dilakukan dalam kesimpulan/verifikasi adalah pertama, menguraikan subkategori tema dalam tabel kategorisasi dan pengodean disertai dengan quote verbatim wawancara. Kedua, menjelaskan hasil temuan peneltian dengan menjawab pertanyaan berdasarkan aspek/komponen/faktor/dimensi dari sentral fenomena.
Ketiga, membuat kesimpulan dari temuan dengan memberikan penjelasan dari jawaban pertanyaan penelitian yang diajukan.
Kesimpulan hasil penelitian yang diambil dari hasil reduksi dan penyajian data adalah merupakan kesimpulan data. Kesimpulan sementara ini masih dapat berubah jika ditemukan bukti-bukti kuat lain pada saat proses verifikasi data di lapangan (Machmud, 2018). Jika dicermati bagan analisis data model interaktif, dapat dilihat pada gambar berikut ini:
67 Gambar 3.1 Analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman
Sumber: Prof. Dr. Sugiyono, 2005
7. Uji Keabsahan Data
Uji keabsahan data dimaksud untuk memperoleh tingkat kepercayaan yang berkaitan dengan seberapa jauh kebenaran hasil penelitian, mengungkapkan dan memperjelas data dengan fakta-fakta aktual di lapangan.
Untuk memperoleh keabsahan data dalam penelitian kualitatif ini dilakukan dengan cara menjaga validitas internal (kredibilitas), validitas eksternal (transferabilitas), dependabilitas, dan objektivitas (Machmud, 2018).
Dalam penelitian ini, uji keabsahan data peneliti menggunakan triangulasi. Triangulasi ialah usaha mengecek kebenaran data atau informasi yang diperoleh peneliti dari berbagai sudut pandang yang berbeda dengan cara mengurangi sebanyak mungkin bias yang terjadi pada saat pengumpulan dan analisis data. Norman K. Denkin dalam (Machmud, 2018) mendefinisikan triangulasi sebagai gabungan atau kombinasi berbagai metode yang dipakai
Koleksi Data
Kesimpulan/
Verivikasi Reduksi Data/
Condensasi Data
Display Data (Penyajian Data)
68 untuk mengkaji fenomena yang saling berkaitan dari sudut pandang dan prespektif yang berbeda. Pengkajian triangulasi terbagi menjadi empat tipe, yaitu triangulasi metode, triangulasi antar-peneliti, triangulasi sumber data, dan triangulasi teori.
Peneliti memilih triangulasi sumber data dengan menggali kebenaran informasi melalui metode pengumpulan data, baik wawancara, observasi, maupun dokumentasi dan dilanjutkan dengan analisis model interaktif Miles dan Huberman (1984). Melalui metode dan analisis tersebut, peneliti akan mendapatkan bukti atau data yang berbeda yang nantinya akan memberikan pandangan (insights) yang berbeda pula mengenai fenomena yang sedang diteliti (Machmud, 2018).