• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

42 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah observasional analitik yaitu penelitian yang menggambarkan terdapat

pengaruh antar variabel, dengan dilakukannya uji hipotesis yang telah ditentukan sebelumnya. Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional, dimana variabel sebab dan akibat dikumpulkan dan diukur pada waktu dan situasi yang bersamaan (Notoatmodjo, 2012).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Rumah Susun Sewa Mojosongo Kota Surakarta pada bulan Mei – Juni 2020.

C. Populasi Penelitian

Populasi penelitian merupakan keseluruhan obyek yang diteliti dan memiliki karakteristik tertentu yang ingin diteliti (Notoatmodjo & Soekidjo, 2012). Populasi penghuni dewasa (≥ 18 tahun) Rusunawa Mojosongo Kota Surakarta berjumlah 381 penghuni. Sedangkan setelah inklusi dan eksklusi didapatkan populasi yang terpakai berjumlah 91 penghuni.

1. Subjek inklusi adalah subjek yang sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan oleh peneliti. Kriteria inklusi sebagai berikut :

a. Penghuni Rumah Susun Sewa Mojosongo. commit to user

(2)

b. Usia 18-64 tahun.

c. Penghuni Rusunawa yang mengikuti sosialisasi dan pelatihan dari DAMKAR

2. Subjek eksklusi adalah subjek yang tidak sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan oleh peneliti atau sesuai tetapi tidak digunakan karena alasan tertentu. Kriteria ekslusi dalam penelitian ini adalah pekerja yang tidak bersedia menjadi subjek/responden penelitian dan tidak hadir saat pengambilan data.

D. Teknik Sampling

Peneliti menggunakan teknik probability sampling dalam penelitian ini, dimana populasi telah diasumsikan homogen dan memberi kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Dari berbagai jenis probability sampling, peneliti memilih teknik simple random sampling yang berarti teknik pengambilan sampel secara

acak sederhana karena anggota populasi dianggap homogen (Notoatmodjo

& Soekidjo, 2012).

E. Sampel Penelitian

Sampel merupakan objek penelitian yang dianggap telah mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo & Soekidjo, 2012). Besar sampel yang akan diambil tergantung dari tingkat ketelitian atau kesalahan yang dikehendaki.

Makin besar tingkatan kesalahan maka akan semakin kecil besar sampel yang diperlukan (Sugiyono, 2016). Setelah dilakukan inklusi didapatkan populasi berjumlah 91 penghuni. Kemudian dihitung menggunakan rumus besar sampel minimal sebagai berikut (Riyanto, 2011): commit to user

(3)

n = ( )

( )

( ) (

) ( )

= ( )( ) ( ) ( )

( ) ( )

= 73,56631 n = 74 orang Keterangan :

n = Besar sampel minimal.

N = Besar populasi.

Z1-α/2 = Nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada α tertentu.

D = Kesalahan (absolut) yang dapat ditolelir.

P = Proporsi kejadian (0,05) karena pada penelitian sebelumnya tidak ditemukan untuk nilai sejenis.

commit to user

(4)

F. Desain Penelitian

Gambar 4. Desain Penelitian

G. Identifikasi Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan bahaya kebakaran.

2. Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah perilaku pengendalian kebakaran.

3. Variabel Penganggu

Variabel pengganggu dalam penelitian ini adalah yang mempengaruhi hubungan antara variabel bebas dan terikat. Variabel

Populasi Sasaran (381)

Simple Random Sampling Sampel (74)

Tingkat Pengetahuan Perilaku Pengendalian

Kebakaran Populasi Target (91)

Inklusi dan Eksklusi

Uji Somers’d

commit to user

(5)

pengganggu dalam penelitian ini ada dua yaitu : a. Variabel pengganggu terkendali

b. Variabel pengganggu tidak terkendali : pendidikan, usia, jenis kelamin, jenis ras, sifat fisik, sifat kepribadian, bakat pembawaan, intelegensi , faktor lingkungan, sosial ekonomi, kebudayaan, susunan saraf pusat, persepsi, emosi.

H. Definisi Operasional Variabel

1. Pengetahuan Bahaya Kebakaran

Pengetahuan merupakan segala sesuatu yang diketahui oleh penghuni Rusunawa dewasa tentang bahaya kebakaran.

Alat ukur : kuesioner.

Skala pengukuran : Ordinal.

Dalam penelitian tingkat pengetahuan menggunakan skala Guttman berisi 15 pertanyaan dengan jawaban tegas yang diberikan kepada penghuni penghuni Rusunawa Mojosongo masing – masing : a. Jawaban benar nilai : 1

b. Jawaban salah nilai : 0

Skala pengukuran tingkat pengetahuan dibagi dalam 3 kategori sebagai berikut (Arikunto, 2013) :

a. Tingkat pengetahuan kategori baik jika nilainya ≥ 75%.

b. Tingkat pengetahuan kategori cukup jika nilainya 56-74%.

c. Tingkat pengetahuan kategori kurang jika nilainya ≤ 55%.

commit to user

(6)

2. Perilaku Pengendalian Kebakaran

Perilaku pengendalian kebakaran merupakan tindakan yang dilakukan penghuni Rusunawa dewasa dalam pengendalian kebakaran.

Alat ukur : kuesioner.

Skala pengukuran : Ordinal.

Dalam penelitian perilaku pengendalian kebakaran menggunakan skala Guttman berisi 15 pernyataan yang diberikan kepada penghuni Rusunawa Mojosongo masing – masing :

a. Jawaban YA nilai : 1 b. Jawaban TIDAK nilai : 0

Skala pengukuran perilaku pengendalian dibagi dalam 3 kategori sebagai berikut (Sugiyono, 2016) :

a. Baik : (jika nilainya >80%).

b. Cukup : (jika nilainya 60-80%).

c. Kurang : (jika nilainya <60%).

I. Intrumen Penelitian

Instrumen Penelitian adalah perangkat yang digunakan untuk mengungkap data (Notoatmodjo, 2010). Instrumen dalam penelitian ini adalah :

1. Kuesioner

Kuesioner untuk wawancara digunakan untuk memperoleh data penghuni Rusunawa seperti nama, usia, jenis kelamin, dan pendidikan. commit to user

(7)

Kuesioner terdiri atas dua bagian yaitu pertanyaan yang digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan penghuni Rusunawa tentang

bahaya kebakaran dan pernyataan yang digunakan untuk mengetahui perilaku pengendalian kebakaran pada penghuni Rusunawa.

a. Kuesioner untuk tingkat pengetahuan bahaya kebakaran berisi 15 butir pertanyaan yang diadopsi dari materi penyuluhan kepada penghuni Rusunawa dari pihak DAMKAR. Kuesioner ini menggunakan skala Guttman, jika jawaban responden “benar” maka nilainya 1, jika jawaban responden “salah” maka nilainya 0.

Penilaian dilakukan dengan cara mengolah hasil kuesioner dalam bentuk persentase dengan perhitungan seperti yang dimuat oleh Arikunto (2013) sebagai berikut :

Skor Persentase

=

Skor yang diperoleh responden

X 100%

Total skor maksimum yang seharusnya diperoleh

Dari hasil perhitungan tersebut, hasil perolehan nilai tingkat pengetahuan dijadikan dalam 3 kategori :

1) Tingkat pengetahuan kategori baik jika nilainya ≥75%.

2) Tingkat pengetahuan kategori cukup jika nilainya 56-74%.

3) Tingkat pengetahuan kategori kurang jika nilainya ≤55%.

b. Kuesioner untuk perilaku pengendalian kebakaran berisi 15 butir pernyataan yang diadopsi dari materi penyuluhan kepada penghuni Rusunawa dari pihak DAMKAR. Kuesioner ini menggunakan skala commit to user

(8)

Guttman, jika jawaban responden “YA” maka nilainya 1, jika jawaban responden “TIDAK” maka nilainya 0. Penilaian dilakukan dengan cara mengolah hasil kuesioner dalam bentuk persentase dengan perhitungan seperti yang dimuat oleh Arikunto (2013) sebagai berikut :

Skor Persentase

=

Skor yang diperoleh responden

X 100%

Total skor maksimum yang seharusnya diperoleh

Dari hasil perhitungan tersebut, hasil perolehan nilai perilaku pengendalian dijadikan dalam 3 kategori :

1) Baik (jika nilainya >80%).

2) Cukup (jika nilainya 60-80%).

3) Kurang (jika nilainya <60%).

2. Informed Consent

Informed consent berfungsi sebagai lembar persetujuan ketersediaan

sebagai responden penelitian.

J. Cara Kerja

Cara kerja penelitian ini dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

Pada tahap ini peneliti melakukan studi referensi, melakukan wawancara secara langsung kepada narasumber terkait, melakukan observasi, dan mengumpulkan data-data sekunder yang dibutuhkan.

commit to user

(9)

Hasil wawancara dan kumpulan data-data sekunder dijadikan untuk penentuan teknik sampling dan besar sampel. Sedangkan hasil observasi dijadikan untuk penentuan masalah yang ada di tempat penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan pengumpulan data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Menjelaskan tentang tujuan dari penelitian setelah mendapat izin untuk melakukan penelitian terhadap penghuni Rusunawa Mojosongo Kota Surakarta.

b. Menerangkan inform consent kepada responden penelitian yang telah dikumpulkan. Selanjutnya meminta responden penelitian untuk mengisi inform consent.

c. Melakukan pengukuran tingkat pengetahuan dan perilaku pengendalian dengan membagikan kuesioner yang telah disediakan peneliti. Responden diminta untuk mengisi kuesioner dengan menjawab pertanyaan sesuai dengan kemampuan masing- masing.

3. Tahapan Penyelesaian

a. Merekap data dari hasil penelitian yang telah dilakukan.

b. Melakukan validitas dan reliabilitas kuesioner.

c. Mengolah dan menganalisis data penelitian yang diperoleh menggunakan program SPSS 24.0.

commit to user

(10)

d. Penulisan laporan penelitian serta menarik simpulan dari analisis data tersebut.

K. Teknik Analisis Data

Data hasil penlitian dianalisis dan diinterpretasikan dengan uji hipotesis menggunakan program komputer SPSS 24.0 dengan tahapan analisis sebagai berikut :

1. Analisis Univariat

Analisis univariat merupakan jenis analisis data yag bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel.

analisis univariat pada penelitian ini menggunakan analisis data untuk menjabarkan distribusi dalam bentuk frekuensi dari setiap variabel dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan narasi.

2. Analisis Bivariat

Analisis ini dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau korelasi yaitu antara variabel bebas dan variabel terikat (Notoatmodjo, 2012). Selanjutnya variabel bebas dan variabel terikat dianalisis menggunakan uji korelasi somers’d untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku pengendalian kebakaran dalam mencegah kebakaran dengan pertimbangan skala data variabel bebas adalah ordinal dan skala data variabel terikat adalah ordinal.

Hasil analisis data adalah kriteria pengukuran sebagai berikut (Dahlan, 2009):

commit to user

(11)

a. Jika nilai p (value) < 0,05 maka dinyatakan signifikan.

b. Jika nilai p ( value) ≥ 0,05 maka dinyatakan tidak signifikan.

Menurut Dahlan (2009), pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi sebagai berikut:

a. Jika r bernilai 0,00-0,199 maka kekuatan korelasi sangat lemah.

b. Jika r bernilai 0,20-0,399 maka kekuatan korelasi lemah.

c. Jika r bernilai 0,40-0,599 maka kekuatan korelasi sedang.

d. Jika r bernilai 0,60-0,799 maka kekuatan korelasi kuat.

e. Jika r bernilai 0,80-1,000 maka kekuatan korelasi sangat kuat.

Sedangkan untuk menilai arah korelasi adalah sebagai berikut:

a. Jika r bertanda + (positif), berarti searah, artinya semakin besar nilai satu variabel maka semakin besar pula nilai variabel lainnya.

b. Jika r bertanda – ( negatif), berarti berlawanan arah, artinya semakin besar nilai satu variabel maka semakin kecil nilai variabel lainnya.

commit to user

Referensi

Dokumen terkait

Mode photokonduktivitas: disini, photodioda diaplikasikan sebagai tegangan revers (tegangan balik) dari sebuah diode (yaitu tegangan pada arah tersebut.. pada diode tidak

Yang bertanda tangan di bawah ini saya, Hashifah Nabilah, menyatakan bahwa skripsi dengan judul : Pengaruh Giro Wajib Minimum (GWM), Suku

[r]

hipertrofi atau peningkatan isi sekuncup NOC :  Cardiac Pump effectiveness  Circulation Status  Vital Sign Status Kriteria Hasil: o Tanda Vital dalam rentang normal (Tekanan

Rontgen foto thorak PA dan lateral yang dilakukan pada tanggal 24 Desember 2014 menunjukkan torak dalam batas normal, tampak bayangan radioopak berbentuk garis

Smoker’s melanosis disebabkan karena efek fisik tembakau pada jaringan mulut oleh panas dan atau karena efek langsung dari nikotin yang menstimulasi melanosit yang

Peserta didik, 1962), sebagaimana dikutip oleh Prof. Abudin Nata, MA.. yang diminati oleh peserta didik. Ketika peserta didik memiliki minat dalam belajar maka peserta didik

Sebagai aplikasi dari sarana edukasi Giri Kedaton dan upaya pelestarian cagar budaya maka objek rancang di definisikan sebagai kawasan kesejarahan yang dapat