• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II METODE INFORMATION SEARCH (MENCARI INFORMASI) DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA A. Active Learning (Pembelajaran Aktif) 1. Pengertian Pembelajaran

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II METODE INFORMATION SEARCH (MENCARI INFORMASI) DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA A. Active Learning (Pembelajaran Aktif) 1. Pengertian Pembelajaran"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

1. Pengertian Pembelajaran Aktif

Pembelajaran aktif merupakan pendekatan pembelajaran yang lebih banyak melibatkan aktifitas siswa dalam mengakses berbagai informasi dan pengetahuan untuk dibahas dan dikaji dalam proses pembelajaran di kelas, sehingga mereka mendapatkan berbagai pengalaman yang dapat meningkatkan pemahaman dan kompetensinya (Rusman, 2011: 324).

Untuk mengetahui konsep pembelajaran aktif Melvin L. Silberman mengemukakan kata-kata bijak dari seorang filosofis Cina, Confucius hidup lebih 2400 tahun lalu yang menyatakan:

What I hear, I forget (apa yang saya dengar saya lupa) What I see, I remember (apa yang saya lihat saya ingat) What I do, I understand (apa yang saya lakukan, saya paham)

Secara implicit Melvin L. Silberman ingin menunjukkan bahwa belajar lebih bermakna dan bermanfaat apabila siswa menggunakan semua alat indra, mulai dari telinga, mata sekaligus berpikir mengolah informasi dan ditambah dengan mengerjakan sesuatu (Hisyam Zaini, 2007: 112).

Konsep Active Learning atau cara belajar aktif dapat diartikan sebagai aturan pembelajaran yang mengarah pada pengoptimalisasian pelibatan intelektual dan emosional siswa dalam proses pembelajaran, diarahkan untuk membelajarkan siswa bagaimana belajar memperoleh dan memproses belajarnya tentang pengetahuan keterampilan, sikap dan nilai (Dimyati dan Mujiono, 2007: 115).

Penjelasan di atas dapat diketahui bahwa pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar aktif.

Ketika peserta didik belajar dengan aktif, berarti mereka yang mendominasi aktifitas pembelajaran. Dengan belajar aktif ini, peserta didik diajak untuk ikut serta dalam semua proses pembelajaran, tidak hanya

(2)

mental akan tetapi juga melibatkan fisik. Melalui cara ini biasanya peserta didik akan merasakan suasana belajar yang lebih menyenangkan, sehingga pada akhirnya hasil belajar dapat dimaskimalkan (Hisyam Zaini, 2007 : 112).

2. Prinsip-prinsip Belajar Aktif

Prinsip-prinsip belajar aktif dilihat dari beberapa aspek:

a) Aspek subjek peserta didik

1) Adanya keberanian untuk mewujudkan minat, keinginan maupun dorongan dari anak dalam proses belajar mengajar. Anak tanpa rasa takut menyampaikan pendapatnya.

2) Adanya keinginan atau keberanian untuk mencari kesempatan berpartisipasi dalam proses belajar mengajar, baik dalam tahap persiapan pelaksanaan maupun tindak lanjut.

3) Adanya usaha maupun kreatifitas anak dalam menyelesaikan kegiatan belajar sehingga mencapai hasil yang maksimal.

4) Adanya dorongan ingin tahu besar pada siswa untuk mengetahui dan mengerjakan sesuatu yang baru dalam proses belajar mengajar.

5) Adanya perasaan lapang dan bebas dalam melakukan sesuatu tanpa tekanan dari siapapun termasuk guru dalam proses belajar mengajar.

b) Aspek Guru

1) Adanya usaha untuk membina dan mendorong subjek didik dalam meningkatkan kegairahan serta partisipasi siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar.

2) Adanya kemampuan guru dalam melakukan peran sebagai motivator terhadap hal-hal baru dibidang masing-masing dalam proses belajar mengajar.

3) Adanya sikap tidak mendominasi kegiatan belajar mengajar. Guru hanya berfungsi sebagai fasilitator.

(3)

4) Adanya pemberian kesempatan kepada siswa untuk belajar menurut cara, irama maupun tingkat kemampuan masing-masing individu.

5) Adanya kemampuan untuk menggunakan strategi macam strategi belajar mengajar dan menggunakan multimedia maupun multibmetode dalam proses belajar mengajar.

c) Aspek Program

1) Adanya program pengajaran yang memuat tujuan materi, metode yang dapat memenuhi kebutuhan, minat maupun kemampuan subjek didik.

2) Adanya program yang memungkinkan terjadinya pengembangan konsep dan metode maupun aktifitas siswa dalam proses belajar mengajar.

3) Program yang luwes dalam penentuan media dan metode sehingga semua siswa dapat memhami materi dalam proses belajar mengajar.

3. Cirri-ciri Pembelajaran Aktif

a) Adanya keterlibatan siswa dalam menyusun atau membuat perencanaan.

b) Adanya keterlibatan intelektual-intelektual siswa, baik melalui kegiatan mengalami, menganalisis, berbuat, atau pembelajaran sikap.

c) Adanya keikutsertaan siswa secara kreatif dalam menciptakan situasi yang cocok untuk kelangsungan proses belajar mengajar.

d) Guru bertindak sebagai fasilitator dan coordinator kegiatan belajar siswa, bukan sebagai pengajar atau instruktur yang mendominasi kegiatan kelas.

e) Menggunakan bermacam-macam metode teknik secara berevaluasi, di samping penggunaan alat dan media secara terencana dan terintegrasi dalam pengajaran (Basyirudin, 2002: 27).

(4)

B. Metode Information Search (Mencari Informasi) 1. Pengertian Metode

Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan oleh guru, dan penggunaannya pun bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Kedudukan metode sebagai alat motivasi, sebagai strategi pembelajaran, dan sebagai alat untuk mencapai suatu tujuan. (Eveline Siregar dan Hartini Nara, 2014: 80)

Arifin dalam bukunya Ahmad Munjin dan Lilik berpendapat bahwa metode adalah ‎suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan. Dalam bahasa Arab metode ‎disebut‎ “Thariqat”.‎ Dalam‎ kamus‎ besar‎ bahasa indoneisa‎ “metode”‎ adalah‎ cara‎ ‎yang teratur dan berfikir baik untuk mencapai maksud. Sehingga dapat dipahami ‎bahwa metode berarti suatu cara yang harus dilalui untuk menyajikan bahan ‎pelajaran agar mencapai tujuan pelajaran (Ahmad dan Lilik, 2013: 29).‎

Menurut‎ Pupuh‎ Faturrohman‎ dan‎ M.‎ Sobry‎ “metode‎ merupakan‎

suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Pupuh Faturrohman, 2010: 15) . sedangkan menurut Syaiful Bahri Djamarah,‎ “metode‎ adalah‎ satu‎ cara‎ yang‎ dipergunakan‎ untuk‎ mencapai‎

tujuan yang telah ditetapkan.

Pendapat yang dikemukakan oleh Thoifuri yang mengaitkan

“metode‎ yaitu‎ berasal‎ dari‎ bahasa‎ Greeka-Yunani, yaitu Metha yang melalui atau melewati, dan Hodos (jalan atau cara) (Thoifuri, 2007: 156).

Dengan demikian dapat saya simpulkan bahwa metode adalah cara yang digunakan dalam mencapai suatu tujuan tertentu dan dalam pembelajaran tujuan itu tidak lain merupakan pencapaian dalam ranah kognitif, Afektif dan psikomotorik.

Jadi Metode adalah suatu cara yang digunakan oleh seseorang dalam mencapai suatu tujuan untuk mempermudah pekerjaannya. Metode berpengaruh penting dalam keberhasilan proses belajar, metode yang tepat akan mempermudah siswa untuk memahami materi yang disampaikan oleh

(5)

pendidik, selain itu juga mempermudah tugas pendidik sebagai informan karena siswa dengan mudahnya dapat memahami materi sehingga waktu akan berjalan lebih efektif.

2. Pengertian Metode Information Search (Mencari Informasi)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus, dan tempat yang baik menurut siasat perang. Information menurut kamus besar bahasa Inggris adalah pemberitahuan, keterangan, dan penerangan.

Sedangkan Search adalah pencarian, penggledahan, dan mencari (Diana Keaton, 2005: 177).

Metode Information Search sama dengan ujian Open Book. Secara berkelompok peserta didik mencari Informasi (biasanya tercakup dalam pelajaran) yang menjawab pertanyaan yang diberikan kepada mereka.

Metode ini sangat membantu pembelajaran untuk lebih menghidupkan materi yang dianggap kering ( Hisyam Zaini dan Bermawy Munthe, 2008:

48).

Kemudian menurut Hamruni dalam bukunya yang berjudul Strategi Pembelajaran menyatakan bahwa metode Information Search adalah strategi yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar diluar kelas, yang terkadang terasa sumpek dan penuh aturan. Mereka bisa belajar di perpustakaan, warnet, mencari jurnal, dan sumber-sumber belajar yang lain (Hamruni, 2011: 161).

Pertanyaan guru yang diberikan kepada siswa untuk dijawab adalah sesuatu yang dapat mewakili tentang apa yang ingin diketahui oleh siswa atau disebut juga sebagai kebutuhan siswa. Keingintahuan siswa akan terjawab ketika siswa mencari jawaban melalui informasi-informasi yang dibutuhkan siswa, seperti di buku pegangan, perpustakaan, dan internet.

Dengan demikian siswa diharapkan dapat menyerap dan paham dengan penjelasan serta informasi yang mereka dapat maupun informasi yang telah diberikan guru.

(6)

Metode pembelajaran termasuk salah satu model pembelajaran PAIKEM dalam Aqidah Akhlak. PAIKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inspiratif/Inovatif, Kreatif, dan Menyenangkan.

Dalam PAIKEM digunakan prinsip-prinsip pembelajaran berbasis kompetensi.

Model pembelajaran PAIKEM Aqidah Akhlak adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi pencapaian keseimbangan antara jasmani dan rohani menuju kepada insane kamil (manusia yang sempurna) yang didasarkan pada hokum-hukum Islam, sehingga tercipta kehidupan bahagia di dunia dan akhirat. Hal ini sesuai dengan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah yang menyatakan bahwa dalam kegiatan inti pembelajaran merupakan proses untuk mencapai Kompetensi Dasar (KD) yang harus dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perke mbangan peserta didik. Kegiatan pembelajaran ini dilakukan secara sistematis dan sistematik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi (Ismail SM, 2011: 36-37).

Adapun landasan PAIKEM dalam Islam terdapat dalam Al –Qur’an‎

surat An-Nahl ayat 125:















 







 















 







Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah [845] dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang- orang yang mendapat petunjuk. (Departemen Agama RI : 282).

(7)

[845] Hikmah: ialah perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak dengan yang bathil.

Adapun ayat 74 s/d 76 dari surat Al-An’am‎ berbicara‎ tentang‎

pengalaman Nabi Ibrahim as bersama orang tua dan kaumnya berkaitan dengan keesaan Allah Swt:

















 













































 



















Artinya: “Dan (Ingatlah) di waktu Ibrahim Berkata kepada bapaknya, Aazar[489], "Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala sebagai tuhan-tuhan? Sesungguhnya Aku melihat kamu dan kaummu dalam kesesatan yang nyata." Dan Demikianlah kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tanda keagungan (Kami yang terdapat) di langit dan bumi dan (Kami memperlihatkannya) agar dia termasuk orang yang yakin.

Ketika malam Telah gelap, dia melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata:

"Inilah Tuhanku", tetapi tatkala bintang itu tenggelam dia berkata: "Saya tidak suka kepada yang tenggelam."

[489] di antara Mufassirin ada yang berpendapat bahwa yang dimaksud dengan Abiihi (bapaknya) ialah pamannya.

Uraian di atas dimulai dengan kecaman beliau terhadap orang tua dan kaumnya yang dinilai sesat karena membuat dan menjadikan berhala- berhala sebagai Tuhan-tuhan yang disembah (ayat 74). Apa yang disampaikan oleh Nabi Ibrahim as dan apa yang terdapat dalam jiwa dan pikirannya yang menghasilkan keyakinan dengan sedemikian kukuh serta ketegasan yang demikian jelas adalah hasil bimbingan Allah Swt (ayat 75).

Selanjutnya ayat 76 menggambarkan proses pemikiran Nabi Ibrahim as hingga beliau menemukan Allah Swt. Yang Maha Esa, Tuhan seru

(8)

sekalian alam. Atau bahwa keterangan ayat itumerupakan cara beliau tempuh untuk membuktikan kesesatan kaumnya (M.Quraisy Shihab : 349).

Proses pemikiran atau cara membungkam cara penyembah benda- benda langit itu bermula dengan mengarahkan pandangan ke bintang yang sedang memancarkan cahaya dan mengasumsikannya sebagai Tuhan, tetapi ketika bintang itu tenggelam dan cahayanya tidak tampak lagi, beliau menyatakan enggan menyembahnya karena tidak rela mempertuhan sesuatu yang tidak stabil, sekali dating sekali pergi. Lalu Nabi Ibrahim as mengarahkan pandangan ke bulan. Ini juga diasumsikannya sebagai Tuhan, tetapi setelah bulan itu terbenam, beliau tidak puas dan menilai bahwa bulan tidak wajar dipertuhan dengan alasan yang sama. Ketika itu beliau semakin sadar akan kebutuhannya terhadap bimbingan Allah Swt.

Proses selanjutnya adalah mengarahkan pandangan ke matahari ketika terbit yang dilihatnya lebih besar daripada bulan dan bintang- bintang. Matahari pun diasumsikannya sebagai Tuhan, tetapi ketika ia terbenam, beliau berkesimpulan sebagaimanakesimpulannya ketika melihat bintang dan bulan. Ketika itu, beliau menyampaikan kepada kaumnya bahwa beliau terlepas diri dari penyembahan bintang, bulan, matahari, dan apa saja yang mereka sekutukan dengan Tuhan yang Maha Esa, Tuhan yang sesungguhnya. Di sana beliau menemukan Allah Swt dan untuk‎ itu‎ beliau‎ dengan‎ tegas‎ menyatakan‎ ,‎ “Sesungguhnya‎ aku‎

menghadapkan wajahku dalam keadaan hanif, yakni cenderung kepada Agama yang benar dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang menyekutukan Tuhan (M. Quraisy Shihab: 349-350).

Dari penjelasan di atas, pelajaran yang bisa dipetik adalah bahwa Nabi Ibrahim as menemukan kebenaran akidah Ketuhanan Yang Maha Esa melalui pengamatan dan renungan tentang alam raya beserta isinya dengan menggunakan firtrahnya, fitrah sebagai hamba Allah yang wajib menyembah hanya kepada-Nya. Inilah inti dari dasar ajaran agama. Yakni berkeyakinan dan berprinsip tauhid serta berlepas diri dari msush-musuh Allah Swt.

(9)

Berdasarkan firman Allah Swt tersebut, menjelaskan bahwa Nabi Ibrahim mencari informasi dengan segala apa yang tidak kita ketahui kepada orang yang berilmu. Hal ini sesuai dan sejalan dengan strategi pembelajaran Information Search, yang mana selain mencari informasi melalui membaca berbagai sumber yang ada, siswa juga bisa mencari informasi dengan bertanya kepada orang yang memiliki pengetahuan lebih atau orang yang berilmu. Dengan kata lain antara satu siswa bisa bertanya kepada siswa yang ada di kelompok lain yang mengetahui tentang pelajaran tersebut.

3. Karakteristik Strategi Pembelajaran Active Learning Metode Information Search

Strategi mengajar adalah tindakan guru melaksanakan rencana mengajar. Artiya, usaha guru dalam menggunakan beberapa variabel pengajaran (tujuan, bahan, metode, dan alat serta evaluasi) agar siswa dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, guru dituntut harus dapat menetapkan strategi pembelajaran tertentu. Strategi pembelajaran yang berkembang sangat banyak, contohnya strategi Information Search (mencari informasi) yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam hal ini, pendekatan belajar berdasarkan sumber dipilih untuk menunjang kelancaran strategi information search. Karena tidak semua materi dapat menerapkan strategi information search, jadi harus dipilih juga sumber apa yang cocok untuk materi tersebut (Haris Al Firdaus, 2014: 1).

Metode ini merupakan metode di mana pendidik membagi peserta didiknya menjadi beberapa kelompok kecil untuk menjawab pertanyaan- pertanyaan mengenai topik yang dibahas, agar siswa tidak langsung menemukan jawaban dari sumber informasi yang diberikan, melainkan menyimpulkan suatu jawaban dari sumber tersebut (Melvin L Silberman, 2014: 164).

(10)

Menurut Bonwell, pembelajaran aktif memiliki karakteristik- karakteristik sebagai berikut (Ari Zaid, 2014: 15) :

a. Pembelajaran berpusat pada siswa. Siswa berperan lebih aktif dalam mengembangkan cara-cara belajar mandiri. Siswa berperan serta pada perencanaan, pelaksanaan dan penilaian proses belajar. Pengalaman siswa lebih diutamakan.

b. Guru membimbing dalam terjadinya pengalaman belajar , guru bukan satu-satunya sumber belajar, guru merupakan salah satunya sumber belajar, yang memberikan peluang bagi siswa agar dapat memperoleh pengetahuan atau keterampilan sendiri melalui usaha sendiri, dapat mengembangkan motivasi dari dalam dirinya, dan dapat mengembangkan pengalaman untuk membuat suatu karya.

c. Tujuan kegiatan pembelajaran tidak hanya untuk sekedar mengejar standar akademis. Selain pencapaian standar akademis, kegiatan ditekankan untuk mengembangkan siswa secara utuh dan seimbang.

d. Pengelolan kegiatan pembelajaran ditekankan pada kreatifitas siswa, dan memperhatikan kemajuan siswa untuk menguasai konsep-konsep dengan mantap.

e. Penilaian dilakukan untuk mengukur dan mengamati kegiatan dan kemajuan siswa, serta mengukur keterampilan dan hasil belajar siswa.

Dalam metode Information Search itu sendiri, siswa diarahkan untuk mampu mengumpulkan dan menggali informasi dari berbagai sumber belajar.

Dengan demikian potensi siswa dapat diberdayakan dan dapat belajar mandiri. Siswa tidak lagi sebagai penerima pengetahuan, dan guru dapat berperan sebagai motivator, pengarah, dan pemberi stimulus.

4. Langkah-langkah Metode Informartion Search

Menurut Melvin L. Silberman langkah-langkah metode Information Search (pencarian info) adalah sebagai berikut:

a. Buatlah beberapa pertanyaan yang dapat dijawab dengan mencari informasi yang dapat ditemukan dalam bahan-bahan sumber yang bisa diakses peserta didik, bahan-bahan sumber ini bisa dalam bentuk:

(11)

- Hands out - Dokumen - Buku teks

- Informasi dari internet

- Perangkat keras (mesin, computer, dan alat-alat lain) b. Bagikan pertanyaan-pertanyaan tersebut kepada peserta didik

c. Minta peserta didik menjawab pertanyaan bisa individual atau kelompok kecil. Kompetisi antar kelompok dapat diciptakan untuk meningkatkan partisipasi.

d. Beri komentar atas jawaban yang diberikan peserta didik kembangkan jawaban untuk memperluas skope pembelajaran (Hisyam Zaini dan Bermawy Munthe, 2008: 48).

e. Kemudian langkah-langkah di atas dapat divariasikan dengan membuat pertanyaan yang mendorong peserta untuk menyimpulkan jawaban dari sumber informasi yang ada.

f. Sebagai ganti pencarian jawaban pertanyaan, berilah peserta didik tugas yang berbeda seperti kasus untuk dipecahkan, latihan yang bisa mencocokkan butir-butir soal, atau menyusun acak kata. Jika tidak diacak tunjuklah istilah penting yang terdapat pada sumber informasi.

Sedangkan menurut Hamruni langkah-langkah metode Information Search adalah sebagai berikut:

a. Bagilah siswa dalam kelompok-kelompok kecil, sekitar 2 atau 3 orang.

b. Berilah masing-masing kelompok pertanyaan atau tugas yang bisa dicari jawabannya di tempat-tempat yang sudah ditunjukkan guru.

c. Pertanyaan atau tugas yang diberikan sebaiknya disandarkan pada beberapa buku (literature).

d. Kelompok mengerjakan tugas atau menjawab pertanyaan, dan sekitar 30 menit sebelum habis jam pelajaran mereka harus kembali masuk ke dalam kelas.

e. Diskusikan temuan-temuan kelompok tersebut (Hamruni, 2011: 161- 162).

(12)

5. Kelebihan dan Kekurangan Metode Information Search a. Kelebihan

1) Siswa menjadi siap memulai pelajaran, karena siswa belajar terlebih dahulu sehingga memiliki sedikit gambaran dan menjadi paham setelah mendapat tambahan penjelasan dari guru.

2) Siswa aktif bertanya dan mencari informasi.

3) Materi dapat diingat lebih lama.

4) Kecerdasan siswa diasah pada saat siswa mencari informasi tentang materi tersebut tanpa bantuan guru.

5) Mendorong tumbuhnya keberanian mengutarakan pendapat secara terbuka dan memperluas wawasan melalui bertukar secara berkelompok.

6) Siswa belajar memecahkan masalah sendiri secara berkelompok dan saling bekerjasama antara siswa yang pandai dengan siswa yang kurang pandai.

7) Membantu pelajaran untuk menghidupkan materi yang dianggap kering (Hisyam Zaini, 2007: 55)

8) Menjadikan materi yang biasa-biasa menjadi lebih menarik.

b. Kekurangan

1) Waktu yang dibutuhkan untuk menggunakan metode information search relative lama.

2) Siswa bisa ribut.

C. Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi Belajar

Kata‎ ”motif”,‎ diartikan‎ sebagai‎ daya‎ upaya‎ yang‎ mendorong‎

seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktifitas- aktifitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Berawal dari kata motif itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif, motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama

(13)

bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan/mendesak (Sardiman A.M, 2012: 73).

Menurut Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energy dalam diri seseorang‎ yang‎ ditandai‎ dengan‎ munculnya‎ “feeling”‎ dan‎ didahului‎

dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan Mc. Donald ini mengandung tiga elemen penting yaitu:

a. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energy pada diri setiap individu manusia. Perkembangan motivasi akan membawa beberapa‎perubahan‎energi‎di‎dalam‎sistem‎“neurophysiologial”‎ yang‎

ada pada organisme manusia. Karena menyangkut perubahan energi manusia (walaupun motivasi itu muncul dari dalam diri manusia), penampakkannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia.

b. Motivasi‎ ditandai‎ dengan‎ munculnya‎ “rasa‎ atau‎ feeling”‎ afeksi‎

seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukkan tingkah laku manusia.

c. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respons dari suatu aksi, yakni tujuan.

Motivasi memang muncul dari dalam diri manusia, tetapi kemunculannya karena terangsang/terdorong oleh adanya unsure lain, dalam hal ini adalah tujuan, tujuan ini akan menyangkut soal kebutuhan.

Dengan tiga elemen diatas, maka dapat dikatakan bahwa motivasi itu sebagai suatu yang kompleks. Motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga akan bergayut dengan persoalan gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi, untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu. Semua ini didorong karena adanya tujuan, kebutuhan, atau keinginan.

Dalam kegiatan belajar mengajar, apabila ada seseorang siswa, misalnya tidak berbuat sesuatu yang seharusnya dekerjakan, maka perlu diselidiki sebab-sebabnya. Sebab-sebab itu biasanya bermacam-macam,

(14)

mungkin ia tidak senang, mungkin sakit, lapar, ada problem pribadi dan lain-lain. Hal ini berarti pada diri anak pada diri anak tidak terjadi perubahan energi, tidak terangsanf afeksinya untuk melakukan sesuatu, karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan belajar. Keadaan seperti ini perlu dilakukan upaya yang dapat menemukan sebab musababnya kemudian mendorong seorang siswa itu mau melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan, yakni belajar. Dengan kata lain, siswa perlu diberikan rangsangan agar tumbuh motivasi pada dirinya, atau singkatnya perlu diberikan motivasi (Sardiman,A.M, 2012: 73-75).

Motivasi dapat juga dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu. Jadi motivasi dapat dirangsang oleh faktor dari luar teteapi motivasi itu tumbuh di dalam diri seseorang. Dalam kegiatan belajar motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.

Motivasi belajar adalah faktor psikis yang bersifat non-intelektual.

Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi kuat , akan mempunyai banyak energy untuk melakukan kegiatan belajar, ibaratnya seseorang itu menghadiri suatu ceramah, tetapi karena ia tidak tertarik dengan materi yang diceramahkan, maka tidak akan mencamkan, apalagi mencatat isi ceramah tersebut. Seseorang tidak memiliki motivasi, kecuali karena paksaan atau sekedar seremonial. Seorang siswa yang memiliki intelegensia cukup tinggi boleh jadi gagal karena kekurangan motivasi. Hasil belajar akan optimal jika ada motivasi yang tepat. Bergayut dengan ini maka kegagalan belajar siswa jangan begitu saja mempersalahkan pihak siswa, sebab mungkin saja guru tidak berhasil dalam member motivasi yang mampu membangkitkan semnagat dan kegiatan siswa untuk berbuat/belajar. Jadi tugas guru bagaimana

(15)

mendorong para siswa agar pada dirinya tumbuh motivasi (Sardiman,A.M, 2012: 75-76).

Menurut Hamzah B Uno (2011 : 23) motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan tingkah laku , pada umumnya dengan beberapa indicator atau unsure-unsur yang mendukung. Indicator-indikator tersebut antara lain:

adanya hasrat dan keinginan berhasil , dorongan dan kebutuhan dalam belajar, harapan dan cita-cita masa depan, penghargaan dalam belajar, dan lingkungan belajar yang kondusif.

Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi.Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relative permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan yang dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu.

Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indicator atau unsure yang mendukung.Hal itu mempunyai peranan besar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Indicator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut: adanya hasrat dan keinginan berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, adanya harapan dan cita-cita masa depan, adanya penghargaan dalam belajar, adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seorang siswa dapat belajar dengan baik (Hamzah Uno, 2013: 23).

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah seluruh daya penggerak psikis yang ada dalam diri individu siswa yang dapat memberikan dorongan untuk belajar demi mencapai tujuan dari belajar tersebut.

(16)

2. Macam- Macam Motivasi

a. Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya 1) Motif-motif Bawaan

Motif bawaan adalah motif yang dibawa sejak lahir, jadi motivasi itu ada tanpa dipelajari. Sebagai contoh: dorongan untuk makan, dorongan untuk minum, dorongan untuk bekerja, untuk beristirahat, dorongan seksual. Motif-motif ini seringkali disebut dengan motif-motif yang disyaratkan secara biologis. Relevan dengan ini, maka Arden N. Frandsen member istilah jenis motif Psycological drives.

2) Motif-motif yang dipelajari

Maksudnya motif-motif yang timbul karena dipelajari , sebagai contoh: dorongan untuk belajar suatu cabang ilmu pengetahuan, dorongan untuk mengajar sesuatu di dalam masyarakat. Motif-motif ini seringkali disebut dengan motif-motif yang diisyaratkan secara sosial. Sebab manusia hidup dalam lingkungan sosial dengan sesama manusia yang lain, sehingga motivasi itu terbentuk.

b. Motivasi Jasmaniyah dan Rohaniah

Ada beberapa ahli yang menggolongkan jenis motivasi itu menjadi dua jenis yakni motivasi jasmaniah dan motivasi rohaniah.

Yang termasuk motivasi jasmani seperti reflex, insting otomatis, nafsu, sedangkan yang termasuk motivasi rohaniah adalah kemauan.

c. Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik 1) Motivasi Intrinsik

Motivasi Intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.

Sebagai contoh seseorang yang senang membaca, tidak usah ada yang menyuruh atau mendorongnya, ia sudah rajin mencari buku- buku untuk dibacanya. Kemudian jika dilihat dari segi tujuan

(17)

kegiatan yang dilakukannya (misalnya kegiatan belajar), maka yang dimaksud dengan motivasi intrinsik ini adalah ingin mencapai tujuan yang terkandung di dalam perbuatan belajar itu sendiri.

Perlu diketahui bahwa siswa yang memiliki motivasi intrinsik akan memiliki tujuan menjadi orang yang terdidik, yang berpengetahuan, yang ahli dalam bidang studi tertentu. Satu- satunya jalan untuk menuju ke tujuan yang ingin dicapai adalah belajar, tanpa belajar maka tidak mungkin mendapat pengetahuan.

Dorongan yang menggerakkan itu bersumber pada suatu kebutuhan, kebutuhan yang berisikan keharusan untuk menjadi orang yang terdidik dan berpengetahuan. Jadi memang motivasi itu muncul dari kesadaran diri sendiri dengan tujuan secara esensial, bukan sekedar symbol dan seremonial (Sardiman A.M, 2012: 989- 90).

2) Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya rangsangan dari luar. Sebagai contoh, seorang itu belajar, karena tahu besok paginya akan ujian dengan harapan mendapatkan nilai baik, sehingga akan dipuji oleh pacar atau temannya. Jadi yang penting bukan karena belajar ingin mengetahui sesuatu, tetapi ingin mendapatkan nilai yang baik, atau agar mendapat hadiah. Jadi jika dilihat dari segi tujuan kegiatan yang dilakukannya, tidak secara langsung bergayut dengan esensi apa yang dilakukannya. Oleh karena itu, motivasi ekstrinsik dapat dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya aktifitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktifitas belajar.

Perlu ditegaskan, bukan berarti bahwa motivasi ekstrinsik tidak baik dan tidak penting. Dalam kegiatan belajar mengajar tetap penting. Sebab kemungkinan besar keadaan siswa itu dinamis, berubah-ubah dan juga komponen-komponen lain dalam proses

(18)

belajar mengajar ada yang kurang menarik bagi siswa, sehingga diperlukan motivasi ekstrinsik (Sardiman A.M, 2012: 90-91).

3. Peranan Motivasi Dalam Belajar dan Pembelajaran

Motivasi pada dasarnya dapat membantu dalam memahami dan menjelaskan perilaku individu, termasuk perliku individu yang sedang belajar. Ada beberapa peranan penting dari motivasi dalam belajar dan pembelajaran, antara lain:

a. Peran Motivasi dalam Menentukan Pengantar Belajar

Motivasi dapat berperan dalam penguatan belajar apabila seorang anak yang belajar dihadapkan pada suatu masalah yang memerlukan pemecahan, dan hanya dapat dipecahkan berkat bantuan hal-hal yang pernah dilaluinya. Sebagai contoh, seorang anak akan memecahkan materi matematika dengan bantuan tabel logaritma.

Tanpa bantuan tabel tersebut, anak itu tidak dapat menyelesaikan tugas matematika. Dalam kaitan itu, anak berusaha mencari buku tabel matematika merupakan peran motivasi yang dapat menimbulkan penguatan belajar (Hamzah Uno, 2013: 28).

b. Peran Motivasi dalam Memperjelas Tujuan Belajar

Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar erat kaitannya dengan kemaknaan belajar. Anak akan tetarik untuk belajar sesuatu, jika yang dipelajari itu sedikitnya sudah dapat diketahui atau dinikmati manfaatnya bagi anak. Sebagai contoh, anak akan termotivasi belajar elektronik karena tujuan belajar elektronik itu dapat melahirkan kemampuan anak dalam bidang elektronik, maka radio tersebut menjadi baik setelah diperbaikinya. Dari pengalaman itu anak makin hari makin termotivasi untuk belajar, karena sedikit anak sudah mengetahui makna dari belajar itu (Hamzah Uno, 2013:

28).

c. Motivasi Menentukan Ketekunan Belajar

Seorang anak yang telah termotivasi untuk belajar sesuatu, akan berusaha mempelajarinya dengan baik dan tekun, dengan harapan

(19)

memperoleh hasil yang baik. Dalam hal itu, tampak bahwa motivasi untuk belajar menyebabkan seseorang tekun belajar. Sebaliknya, apabila seseorang kurang atau tidak memiliki motivasi untuk belajar, maka dia tidak tahan lama belajar. Dia mudah tergoda untuk mengerjakan hal yang lain dan bukan belajar. Itu berarti motivasi sangat berpengaruh terhadap ketahanan dan ketekunan belajar (Hamzah Uno, 2013: 28-29).

4. Fungsi Motivasi dalam Belajar

Belajar sangat diperlukan adanya motivasi. Motivation is an essential condition of learning . hasil belajar akan menjadi optimal jika ada motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan, akan makin berhasil pula pelajaran itu. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa.

Sehubungan dengan hal tersebut ada tiga fungsi motivasi:

a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energy. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

b. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai.

Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

c. Menyeleksi perbuatan, yakni perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

Seorang siswa akan menghadapi ujian dengan harapan dapat lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar dan tidak akan menghabiskan waktunya untuk bermain kartu atau membaca komik, sebab tidak serasi dengan tujuan.

Di samping itu, ada juga fungsi-fungsi lain. Motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi.

Seseorang meakukan sesuatu usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik.

(20)

Dengan kata lain, dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya (Sardiman A.M, 2012: 84-86).

5. Ciri-ciri Orang yang Memiliki Motivasi Belajar

Ciri-ciri orang yang memiliki motivasi dalam belajar menurut Sadirman A.M (2007:83), yaitu:

a. Tekun menghadapi tugas-tugas dan dapat bekerja terus-menerus sampai pekerjaannya selesai.

b. Ulet dan tidak mudah putus asa dalam menghadapi kesulitan.

c. Memungkinkan memiliki minat terhadap bermacam-macam masalah.

d. Lebih sering bekerja secara mandiri.

e. Cepat bosan dengan tugas-tugas rutin.

f. Jika sudah yakin dapat mempertahankan pendapatnya.

g. Tidak akan melepaskan sesuatu yang telah diyakini.

h. Sering mencari dan memecahkan masalah soal-soal.

Sejalan dengan pendapat diatas, menurut Hamzah B Uno (2011:23) bahwa cirri-ciri orang yang memiliki motivasi dalam belajar dapat diklarifikasikan sebagai berikut:

a. Adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil.

b. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar.

c. Adanya harapan dan cita-cita di masa depan.

d. Adanya penghargaan dalam belajar.

e. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar.

f. Adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seorang siswa dapat belajar dengan baik.

Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa besarnya motivasi belajar yang ada pada diri seseorang akan tercermin pada tingkah lakunya yaitu:

a. Tekun mengerjakan tugas.

(21)

b. Ulet menghadapi kesulitan.

c. Lebih sering bekerja mandiri.

d. Memungkinkan minat terhadap macam-macam masalah.

e. Cepat bosan dengan tugas-tugas rutin.

f. Sudah yakin dapat mempertahankan pendapatnya.

g. Tidak melepas sesuatu yang diyakini.

h. Sering mencari dan memecahkan soal-soal.

i. Adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil.

j. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar.

k. Adanya harapan dan cita-cita masa depan.

l. Adanya penghargaan dalam belajar.

m. Adanya kegiatan menarik dalam belajar, serta

n. Adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan seorang siswa dapat belajar dengan baik.

Apabila seseorang memiliki cirri-ciri sesperti di atas, maka orang tersebut memiliki motivasi yang cukup kuat. Seseorang yang memiliki motivasi belajar yang tinggi akan memiliki beberapa cirri yang membedakan dengan dirinya bila dibandingkan dengan seseorang yang memiliki motivasi rendah.

6. Unsur-unsur Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Mengingat pentingnya motivasi sebagai pendorong kegiatan belajar anak, maka banyak upaya untuk menimbulkan dan membangkitkan motivasi belajar pada anak. Guru mempunyai tanggung jawab yang besar untuk memotivasi anak agar anak dapat maksimal dalam kegiatan belajar.

Perhatian siswa terhadap materi yang diberikan oleh guru dapat diwujudkan melalui beberapa cara seperti metode yang digunakan guru, media dan alat peraga, mengulang materi dengan cara yang berbeda dari sebelumnya, dan membuat variasi belajar.

A.M. Sudirman (2007: 92-95) mengemukakan beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah, seperti berikut:

(22)

a. Memberi Angka

Angka dalam hal ini adalah nilai. Banyak siswa yang beranggapan belajar untuk mendapatkan angka atau nilai yang baik.

Oleh karena itu, langkah yang perlu dilakukan seorang guru adalah bagaimana memberikan angka yang terkait dengan values yang terkandung dalam setiap pengetahuan siswa sehingga tidak hanya nilai kognitif saja tetapi juga keterampilan afeksinya.

b. Hadiah

Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidaklah selalu demikian. Karena hadiah untuk suatu pekerjaan, mumhkin tidak akan menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat untuk suatu pekerjaan tersebut.

c. Saingan/kompetisi

Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar siswa. Persaingan antar individual maupun kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

d. Ego- Involvent

Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras denagn mempertaruhkan harga diri adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting. Penyelesaian tugas dengan baik adalah symbol kebanggaan dan harga diri bagi siswa.

e. Memberi ulangan

Memberi ulangan merupakan salah satu sarana motivasi. Tetapi dalam memberikan ulangan jangan terlalu sering, karena siswa akan merasa bosan dan bersifat rutinitas.

f. Mengetahui hasil

Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi jika terjadi kemajuan, akan mendorong siswa untuk lebih giat belajae. Semakin mengetahui bahwa grafik hasil belajar meningkat, maka ada motivasi

(23)

pada diri siswa untuk terus belajar, dengan suatu harapan hasilnya terus meningkat.

g. Pujian

Pujian ini adalah bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik. Dengan pujian yang tepat akan menciptakan suasana yang menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar serta sekaligus akan membangkitkan harga diri.

h. Hukuman

Hukuman sebagai reinforcement yang negative tetapi jika diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi.

i. Hasrat untuk belajar

Hasrat untuk belajar, yaitu ada unsure kesengajaan. Hal ini lebih baik apabila dibandingkan dengan suatu kegiatan yang tanpa maksud.

Berarti dalam diri anak didik itu memang ada motivasi untuk belajar, sehingga sudah barang tentu hasilnya akan lebih baik.

j. Minat

Proses belajar akan lancer apabila disertai dengan minat.

Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat sehingga tepatlah jika minat merupakan alat motivasi yang pokok.

k. Tujuan yang diakui

Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa, merupakan alat motivasi yang sangat tepat. Sebab dengan memahami tujuan yang harus dicapai, karena dirasa sangat berguna dan menguntungkan, maka akan timbul gairah untuk terus belajar.

(24)

D. Urgensi Penerapan Metode Information Search (Mencari Informasi) terhadap Motivasi Belajar Siswa

Perencanaan tentang metode atau strategi pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses pembelajaran terhadap suatu materi pembelajaran mencakup kegiatan guru, kegiatan siswa, pemanfaatan alat dan sumber materi pembelajaran serta alokasi waktu dalam melakukan kegiatan yang direncanakan. Metode pembelajaran disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai serta dengan mempertimbangkan hasil belajar yang diharapkan diperoleh siswa. Masing-masing untuk belajar menuntut metode pembelajaran tertentu. Metode pembelajaran yang dipilih menekankan pada adanya keaktifan siswa dalam upaya mencapai motivasi belajar (Luqmanul Hakim, 2011: 141).

Mata pelajaran Aqidah Akhlak berisi materi dengan uaraian yang panjang dan rinci, terkadang siswa sudah tidak semangat untuk belajar, apalagi ditambah dengan metode belajar konvensional seperti ceramah dan hafalan, menjadikan mata pelajaran membosankan. Untuk mata pelajaran seperti Aqidah Akhlak sangat tepat jika menggunakan model pembelajaran Information Search. Sebab sebagaimana pendapat Melvin L. Silberman, model pembelajaran Information Search sangat membantu menjadikan materi yang biasa-biasa saja menjadi lebih menarik.

Setelah siswa termotivasi belajar dengan model pembelajaran information search maka materi mengenai Akhlak terpuji kepada diri sendiri akan mudah dipahami siswa karena siswa melakukan sendiri proses mencari dan menemukan, maka motivasi belajar siswa akan meningkat (Luqmanul Hakim, 2011: 74).

Metode pembelajaran merupakan aspek penting yang harus ada pada proses pembelajaran karena dapat mempengaruhi hasil pembelajaran. Dari hal itu, maka pemilihan metode mengajar yang tepat akan sangat berpengaruh juga pada hasil pembelajaran. Dalam memilih metode, seorang guru hendaknya memperhatikan faktor- faktor yang menunjang keberhasilan

(25)

penggunaan metode, seperti tujuan yang akan dicapai, keadaan peserta didik, situasi belajar mengajar, sarana dan prasarana yang ada.

Tidak ada suatu metode mengajar yang lebih baik daripada metode yang lain, karena dari seitap metode memiliki kelebihan dan kekurangan. Ada metode yang tepat digunakan terhadap anak didik dalam jumlah besar, ada pula metode yang tepat digunakan terhadap anak didik dalam jumlah besar.

Selain itu, ada metode yang tepat digunakan di dalam kelas, ada pula yang di luar kelas. (Ahmad dan Lilik : 2013. Hal 39- 40)

Metode Information Search sama denga ujian book. Tim mencari informasi (normalnya dilakukan dalam pelajaran dengan teknik ceramah) yang menjawab pertanyaan yang diajukan kepadanya. Metode information search ini khususnya sangat membantu dalam materi yang membosankan (Melvin L Silberman, 2009: 152).

Metode Information Search (mencari informasi) adalah suatu metode pembelajaran dengan cara membuat kelompok-kelompok kecil untuk menyelesaikan tugas-tugas dari pendidik dengan cara mencari informasi yaitu membaca dari berbagai sumber-sumber informasi yang tersedia baik itu di buku pegangan , buku di perpustakaan , maupun warnet serta bertanya atau bertukar pendapat antara siswa dengan menyatukan dukungan, keanekaragaman pendapat dan keterampilan agar minat belajar lebih meningkat.

Dalam kegiatan belajar mengajar, apabila ada seseorang siswa misalnya tidak berbuat sesuatu yang seharusnya dikerjakan, maka perlu diselidiki sebab-sebabnya. Sebab-sebab itu biasanya bermacam-macam, mungkin ia tidak senang, mungkin sakit, lapar, ada problem pribadi dan lain-lain. Hal ini berarti pada diri anak tidak terjadi perubahan energy, tidak terangsang afeksinya untuk melakukan sesuatu, karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan belajar. Keadaan semacam ini perlu dilakukan daya upaya yang dapat menemukan sebab-musababnya kemudian mendorong seseorang siswa itu mau melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan, yakni belajar.

Dengan kata lain, siswa perlu diberikan rangsangan agar tumbuh motivasi

(26)

pada dirinya atau singkatnya perlu diberikan motivasi (Sardiman, 2011: 74- 75).

Motivasi terbagi menjadi dua yaitu motivasi intrinsik dan ekstrinsik.

Motivasi instrinsik yaitu motivasi yang timbul dari dalam individu untuk berbuat sesuatu. Selanjutnya ada motivasi ekstrinsik, yaitu motivasi yang timbulnya dari luar individu. Dalam proses belajar, motivasi mempunyai peranan yang sangat penting untuk membangkitkan semangat belajar siswa, agar kegiatan belajar mengajar memberikan hasil yang efektif maka perlu adanya usaha untuk membangkitkannya. Dengan begitu, akan terjadinya percepatan dalam mencapai tujuan pendidikan dan pembelajaran secara khusus. Maka dari itulah, dalam hal ini seorang guru dituntut mampu menciptakan situasi belajar yang dapat merangsang dan mendorong siswa untuk aktif dan kreatif dalam belajar. Lalu bagaimana dengan definisi dan pengertian motivasi belajar secara umum, motivasi belajar merupakan dorongan dan semangat yang muncul dari diri siswa atas dasar keinginannya sendiri. Yaitu suatu daya penggerak dalam diri siswa untuk melakukan kegiatan yang menimbulkan dan memberikan arah kegiatan belajar.

Motivasi belajar adalah faktor psikis yang bersifat non-intelektual.

Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi kuat , akan mempunyai banyak energy untuk melakukan kegiatan belajar, ibaratnya seseorang itu menghadiri suatu ceramah, tetapi karena ia tidak tertarik dengan materi yang diceramahkan, maka tidak akan mencamkan, apalagi mencatat isi ceramah tersebut. Seseorang tidak memiliki motivasi, kecuali karena paksaan atau sekedar seremonial. Seorang siswa yang memiliki intelegensia cukup tinggi boleh jadi gagal karena kekurangan motivasi. Hasil belajar akan optimal jika ada motivasi yang tepat. Bergayut dengan ini maka kegagalan belajar siswa jangan begitu saja mempersalahkan pihak siswa, sebab mungkin saja guru tidak berhasil dalam member motivasi yang mampu membangkitkan semnagat dan kegiatan siswa untuk berbuat/belajar. Jadi tugas guru bagaimana mendorong para siswa agar pada dirinya tumbuh

(27)

motivasi. Lengkapnya dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak baik dari dalam diri maupun dari luar siswa (dengan menciptakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu) yang menjamin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.

Peranan strategi pembelajaran menempati posisi yang penting dalam penyampaian bahan pelajaran kepada peserta didik. Karena bahan pelajaran yang guru berikan itu akan kurang memberikan dorongan (motivasi) kepada peserta didik bila penyampaiannya menggunakan strategi kurang tepat.

Sehingga guru sebaiknya memperhatikan dalam pemilihan dan penentuan strategi pembelajaran sebelum kegiatan belajar dilaksanakan di kelas. Selain itu, guru tidak harus terpaku dengan menggunakan satu strategi pembelajaran saja, tetapi guru sebaiknya menggunakan strategi pembelajaran yang bervariasi agar jalannya pengajaran tidak membosankan tetapi menarik perhatian peserta didik (Syaiful Bahri Djamarah dan Zain, 210: 74).

Strategi mencari informasi cocok untuk meminimalisir kelemahan metode ceramah yang cenderung membosankan. Prosedur pelaksanannya adalah melakukan atau membuat panduan pertanyaan yang akan disajikan dalam mencari informasi seputar bahasan, membagi kelas kedalam dua kelompok kecil, memberikan panduan-panduan kepada masing-masing kelompok, meminta siswa mencari jawaban atau informasi tentang panduan pertanyaan, kemudian meninjau kembali jawaban siswa.

Dalam penelitian Mata Pelajaran Aqidah Akhlak, khususnya kelas VIII, yang menerapkan metode Information Search terhadap Motivasi Belajar Siswa secara umum proses pembelajaran terbagi menjadi tiga tahap, yaitu tahap awal, tahap inti, dan tahap akhir.

Pada tahap awal, guru membuka pelajaran dengan salam dan menyapa para siswa dengan suara lantang bersemangat, dan para siswa menjawab kemudian menyambut dengan semangat sembari mempersiapkan diri untuk menerima pelajaran. Kemudian dilanjutkan dengan tadarus Al-Qur’an‎selama‎

(28)

kurang lebih 10 menit. Kegiatan tadarus ini sudah menjadi kegiatan rutin bagi para siswa sebelum mereka melaksanakan kegiatan pembelajaran. Setelah semua siswa selesai tadarus Al-Qur’an,‎ guru‎memberikan‎appersepsi‎kepada‎

siswa untuk mengingatkan mereka mengenai materi pelajaran yang telah diberikan pada pertemuan sebelumnya. Selanjutnya guru memberikan acuan kepada para siswa agar mereka tahu mengenai tujuan yang akan mereka capai pada pembelajaran yang akan dilaksanakan. Dan yang terakhir guru memberikan pre-test untuk menjajaki kemampuan siswa terhadap materi yang akan diberikan. Kegiatan pada tahap awal ini dimaksudkan untuk menstimulasi siswa terhadap pelajaran dan member motivasi agar siswa serius dan bersemangat dalam menerima pelajaran.

Tahap inti, guru menyampaikan materi pembelajaran dengan menggunakan metode Information Search, dengan tujuan agar siswa tidak bosan belajar di kelas saja, tetapi mereka juga bisa belajar di perpustakaan dengan mencari informasi dari berbagai sumber referensi yang ada. Pada penelitian kali ini, materi yang diajarkan ialah Akhlak Terpuji Kepada Diri Sendiri . dalam penyampaian materi ini guru menentukan hal-hal pokok terkait materi yang diajarkan dan meminta kepada para siswa untuk mencari informasi sebanyak-banyaknya terkait hal-hal pokok yang telah diberikan sebelumnya. Sebagian besar siswa menunjukkan respon positif terhadap perintah guru dan antusias dengan kegiatan ini, akan tetapi ada juga yang masih ramai sendiri. Dalam praktiknya, guru hanya meminta siswa untuk mencari informasi terkait materi yang akan diberikan kemudian dibahas secara bersama-sama dengan penjelasan guru secara luas. Tanggapan siswa terhadap metode ini pada awalnya bermalas-malasan ketika pembelajaran berlangsung di dalam kelas. Akan tetapi ketika guru mengajak mereka ke perpustakaan secara bersama-sama, hamper semua siswa bersemangat dan aktif dengan suasana pembelajaran yang hidup.

Sedangkan pada tahap akhir dalam penyampaian materi, guru mengajak para siswa yang telah selesai mencari informasi terkait materi pelajaran di perpustakaan kembali ke ruang kelas dan menyimpulkan secara bersama-

(29)

sama hasil pekerjaan para siswa. Pada tahap ini hanya beberapa siswa yang merespon guru, sedangkan yang lain sibuk dengan kegiatannya masing- masing.

Adapun langkah-langkah penerapan metode Informatiopn Search yang dilaksanakan di luar jam sekolah, peserta didik diminta untuk mencari sumber-sumber Akhlak Terpuji seperti Koran, majalah, atau bahkan artikel dari internet yang kemudian dibahas secara bersama-sama di ruang kelas.

Intinya segala sesuatu yang memungkinkan untuk pencarian informasi terkait materi yang diajarkan bisa digunakan dalam metode Information Search.

Melalui strategi pembelajaran aktif dengan menggunakan metode information search diharapkan siswa memperoleh manfaat sebagai berikut:

1. Siswa akan lebih termotivasi karena akan lebih mudah belajar disaat enjoy.

2. Berlangsung dalam lingkungan yang tenang, karena percobaan dan kegagalan diterima.

3. Adanya partisipasi dalam kelompok, melalui metode information search siswa akan dituntut aktif, tanpa seorangpun bersikap pasif.

4. Setiap orang bertanggung jawab atas pembelajarannya masing-masing.

5. Disaat pelaksanaan pembelajaran, siswa mempunyai tugas masing-masing untuk dikerjakan.

6. Fleksibel dan relevan.

7. Sesuatu menyatakan pemikirannya.

8. Masing-masing memberikan koreksi jika ada kesalahan.

Metode information search muncul sebagai jawaban atas kebutuhan siswa, setiap siswa punya kemampuan yang berbeda dalam memahami pelajaran yang diajarkan. Ada siswa yang mempunyai kemampuan memahami melalui pengalaman langsung, yang disebut gaya belajar kinestetik, ada yang memahami pelajaran dengan melihat, yang disebut gaya belajar visual dan ada juga yang menangkap pelajaran melalui ceramah ataupun suara, tipe ini disebut gaya belajar auditori. Setiap satu gaya belajar

(30)

hal ini tidaklah dominan pada setiap siswa ada yang memahami dengan dua cara atau dengan tiga cara yang telah disebutkan di atas.

Pembelajaran dengan menerapkan metode information search menekankan pada aspek kerjasama antar individu dimana keberhasilan kerjabsangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri. Inti pada pembelajaran dengan menggunakan metode information search ini adanya saling kerjasama antar anggota kelompok, setiap anggota kelompok mempunyai tanggung jawab, sehingga dari perbedaan masing- masing individu dapat saling bertukar pikiran dan berinteraksi secara terbuka untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapi. Pencarian informasi ini dilakukan secara berkelompok kecil, yang bertujuan agar permasalahan pada materi tersebut terselesaikan dengan cepat, dan apabila ada siswa yang malu bertanya kepada guru, siswa dapat bertanya dengan teman sekelompoknya, sehingga terjadi tukar pendapat antar anggota kelompok.

Dalam pelaksanaan metode information search untuk tahapan pertama melalui information search, siswa diarahkan untuk menggali dan mengumpulkan informasi dari sumber belajar yang ada. Pada tahapan kedua siswa tidak hanya mendapatkan materi berupa pengetahuan tertulis saja, tapi mereka diberikan kesempatan untuk menerapkannya melalui praktek.

Penerapan metode Information Search pada pembelajaran Akidah Akhlak diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa Selain itu, siswa juga memiliki antusias yang tinggi untuk mengikuti pembelajaran sehingga bisa mencapai hasil yang terbaik. Metode Information Search merupakan cara membuat kelompok-kelompok kecil untuk menyelesaikan tugas-tugas dari pendidik dengan cara mencari informasi yaitu membaca dari berbagai sumber-sumber informasi yang tersedia baik itu di buku pegangan , buku di perpustakaan , maupun warnet serta bertanya atau bertukar pendapat antara siswa dengan menyatukan dukungan, keanekaragaman pendapat dan keterampilan agar minat belajar lebih meningkat.

Referensi

Dokumen terkait

Obat Eksim Kering Tradisional yang Mujarab dan Terbukti Ampuh - Anda sudah mencari obat eksim kering tradisional ampuh di apotik atau obat eksim kering salep?.

kiranya persidangan perkara atas nama tersangka Ahmad Ridwan Bin Muh Alwi Husain alias Ciwang, dkk tersebut.. sebaiknya dilaksanakan di Pengadilan Negeri

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama R.I, menyatakan bahwa lembaga di bawah ini telah melakukan updating data Pendidikan Islam (EMIS) Periode Semester GENAP

bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 98 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa,

Faktor Risiko Yang Rerhubungan Dengan Kejadian Preeklampsia Berat Pada Ibu Hamil Di RSD Raden Mataher Jambi, Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi

UPAYA PELESTARIAN NILAI-NILAI BUDAYA SEBAGAI CIVIC CULTURE PADA PERKAWINAN SUKU BANJAR DI KALIMANTAN SELATAN. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Hasil uji bivariat faktor risiko sanitasi lingkungan yang memiliki hubungan signifikan terhadap infeksi askariasis yaitu sumber air untuk keperluan rumah tangga (p =

Judul skripsi yang dipilih adalah perbedaan kualitatif daya antibakteri minyak atsiri kombinasi daun sirih dan daun jinten, serta bentuk tunggalnya masing - masing