• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI PENERAPAN AUTHENTIC ASSESSMENT DI SMKN 6 BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EVALUASI PENERAPAN AUTHENTIC ASSESSMENT DI SMKN 6 BANDUNG."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI PENERAPAN AUTHENTIC ASSESSMENT

DI SMKN 6 BANDUNG

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Teknik Arsitektur

oleh Marfuatun

1102282

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ARSITEKTUR

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Marfuatun, 2015

EVALUASI PENERAPAN AUTHENTIC ASSESSMENT DI SMKN 6 BANDUNG

Evaluasi Penerapan

Authentic

Assessment

di SMKN 6 Bandung

Oleh

Marfuatun

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

© Marfuatun 2015

Universitas Pendidikan Indonesia Juni 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

MARFUATUN

EVALUASI PENERAPAN AUTHENTIC ASSESSMENT DI SMKN 6 BANDUNG

disetujui dan disahkan oleh pembimbing :

Pembimbing I

Prof. Dr. MS. Barliana, M.Pd.,M.T.

NIP. 19630204 198803 1 002

Pembimbing II

Diah Cahyani, S.T., M.T.

NIP. 19770919 200801 2 014

Mengetahui

Ketua Departemen Pendidikan Teknik Arsitektur

Dr. Eng. Usep Surahman, S.T.,M.T

(4)

Marfuatun, 2015

EVALUASI PENERAPAN AUTHENTIC ASSESSMENT DI SMKN 6 BANDUNG

Lembar Pernyataan

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul "Evaluasi

Penerapan Authentic Assessment di SMK Negeri 6 Bandung" ini beserta

seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, 14 Agustus 2015 Peneliti,

Marfuatun

(5)

Evaluasi Penerapan Authentic Assessment di SMKN 6

Bandung

Marfuatun,

Prof. Dr. MS. Barliana, M.Pd., M.T. aombarli@upi.edu

Diah Cahyani, S.T., M.T. nin_noek252@yahoo.com

Departemen Pendidikan Teknik Arsitektur, Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Indonesia;

ABSTRAK

Penilaian konvesional cenderung menitikberatkan pada aspek kognitif, sehingga tidak komprehensif menilai seluruh dimensi tujuan belajar. Penilaian autentik tidak hanya berfokus pada aspek kognitif, tetapi juga menyeimbangkannya dengan aspek afektif dan psikomotor. Penilaian autentik sebagai penilaian yang digunakan pada kurikulum 2013 masih memerlukan banyak perhatian. Faktanya, masih banyak guru yang kesulitan menerapkan sistem penilaian tersebut. Penelitian ini dilakukan untuk menggambarkan pelaksanaan penilaian autentik di SMKN 6 Bandung. Tujuan dari penelitian ini adalah (1)memperoleh gambaran instrumen penilaian, (2)memperoleh gambaran pelaksanaan penilaian, dan (3)memperoleh gambaran hasil penilaian. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif deskriptif. Populasi penelitian ini adalah guru produktif SMKN 6 Bandung, sampel merupakan guru produktif jurusan TGB. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan analisis dokumen penilaian, yang terdiri dari dokumen alat ukur (instrumen) penilaian, dokumen pelaksanaan penilaian, dan dokumen hasil penilaian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penilaian yang dilakukan tidak sesuai dengan penilaian autentik. Secara keseluruhan aspek kognitif merupakan aspek dengan bobot terbesar, sedangkan bobot aspek afektif dan aspek psikomotor berada di bawahnya. Hal tersebut mengindikasikan bahwa penilaian yang dilakukan masih menitikberatkan pada aspek kognitif. Dalam kurikulum 2013 pada jenjang SMK, penilaian pengetahuan dan penilaian keterampilan memiliki bobot yang sama besar, sedangkan penilaian sikap memiliki bobot yang lebih kecil karena dianggap sudah didapatkan pada jenjang sebelumnya.

(6)

Marfuatun, 2015

EVALUASI PENERAPAN AUTHENTIC ASSESSMENT DI SMKN 6 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Evaluation on Authentic Assessment Applied in 6 Bandung

Vocational School

Marfuatun,

Prof. Dr. MS. Barliana, M.Pd., M.T. aombarli@upi.edu

Diah Cahyani, S.T., M.T. nin_noek252@yahoo.com

Departemen of Architecture Education, Faculty of Technolody and Vocational Education, Indonesia University of Education;

ABSTRACT

Conventional assessment tends to focus on cognitive aspect, so it does not comprehensively evaluate all the dimention of learning purposes. Authentic assessment is not only focused on cognitive aspect, but also balances it with affective and psychomotoric aspect. Authentic assesment that is used on 2013 Curriculum still needs evaluation. In the fact, there are a lot of teachers who still face difficulity in applying this assessment. This research was done to show how the authentic assessment was applied in 6 Vocational School. The aims of this research are; (1) to describe assessment instrument; (2) to shows the implementation of the assessment; and (3) to shows the outcomes of the assessment. This research uses quantitative descriptive. The population of this research are productive teachers of 6 Bandung Vocational School and the sample are productive teachers of Department of Building Drawing Engineering. Data collection technique was done by using assessment document analisys, that is consisted of assessment instrument, application of assessment, and assessment outcomes. The outcomes of this research shows that the implementation of the assessment is not suited with authentic assessment. Overall, cognitive aspect is the aspect with the biggest propotion, where affective and psychomotor aspect takes the smaller propotion. It shows that the assessment still focused on cognitive aspect. In 2013 Curriculum on vocational school, cognitive and psychomotor should have the same propotion, where affective aspect should takes smaller propotion beacuse it is considered had been obtained in previous stage.

(7)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penilaian autentik merupakan penilaian berdasarkan fakta yang ada dengan berbagai teknik guna memberikan gambaran perkembangan siswa yang dimulai dari input, proses, hingga output. Melalui penilaian autentik, siswa diharapkan mampu mengimplementasikan pengetahuan yang dimilikinya dalam kehidupan sehari-hari. Penilaian autentik meningkatkan kemampuan berfikir siswa menuju level konstruksi dan aplikasi dengan fokus yang berorientasi pada siswa. Instrumen penilaian bersifat valid dan reliabel, serta mengacu pada pedoman penskoran yang objektif sehingga tidak ada perbedaan dalam pemberian nilai pada siswa.

Menurut Santrock (dalam Muchtar. 2010. hlm. 73) penilaian konvensional tidak memiliki keterkaitan dengan konteks kehidupan rill dan tidak menggambarkan kemampuan siswa secara keseluruhan. Maka dari itu, lahirlah penilaian autentik yang bertujuan untuk mengevaluasi pengetahuan dan keterampilan siswa dengan mendekatkankan pada konteks kehidupan rill dan kemampuan siswa secara menyeluruh.

Penilaian konvesional cenderung menitikberatkan pada aspek kognitif, sehingga tidak komprehensif dengan dimensi tujuan belajar. Penilaian autentik tidak hanya berfokus pada aspek kognitif, tetapi juga menyeimbangkannya dengan aspek afektif dan aspek psikomotor. Keterpaduan pengetahuan, sikap, dan keterampilan dalam kehidupan sehari-hari merupakan tuntutan dari dunia rill (profesional) yang dapat diwujudkan melalui penilaian autentik.

(8)

2

Marfuatun, 2015

EVALUASI PENERAPAN AUTHENTIC ASSESSMENT DI SMKN 6 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

implementasinya masih belum optimal. Maka dari itu, dalam kurikulum 2013 penilaian autentik sangat ditekankan.

Penilaian dalam kurikulum 2013 mengalami penguatan untuk mengukur tingkat berpikir siswa, menekankan pada pertanyaan yang membutuhkan jawaban mendalam, mengukur proses kerja siswa, dan menggunakan portofolio dalam pembelajaran. Pergeseran penilaian dari kurikulum KTSP ke kurikulum 2013 yakni penilaian yang semula melalui tes (mengukur kompetensi berdasarkan pengetahuan saja), menuju penilaian autentik (mengukur kompetensi sikap, pengetahuan, keterampilan berdasarkan proses dan hasil).

Penilaian autentik sebagai penilaian yang digunakan pada kurikulum 2013 masih memerlukan banyak perhatian. Faktanya, masih banyak guru yang kesulitan menerapkan sistem penilaian tersebut. Selain faktor keterlambatan sosialisasi mengenai kurikulum 2013 dan penilaian autentik, pemberian nilai secara perkiraan seperti kurikulum sebelumnya pun menjadi bahan evaluasi. Seperti yang dinyatakan Nuh (2013, dalam m.liputan6.com),

“Sebelumnya guru memberikan nilai dengan perkiraan, saat ini penilaian harus didukung prestasi dan kemampuan anak”.

Penilaian autentik menuntut guru untuk bisa memberikan penjelasan hasil belajar siswa. Dalam pemberian nilai kepada siswa, harus ada indikator-indikator penilaian yang mampu menjelaskan nilai akhir siswa tersebut. Indikator-indikator tersebut berfungsi untuk memberikan gambaran sejauh mana pencapaian siswa terhadap kompleksitas materi pelajaran. Tetapi, sebagian guru masih belum menyertakan indikator-indikator penilaian hasil belajar siswa, sehingga siswa tidak mengetahui alasan dibalik nilai yang diterimannya.

(9)

3

Perubahan kurikulum 2013 ke kurikulun KTSP dilakukan pada sekolah yang baru menerapkan kurikulum 2013 selama 1 semester, sedangkan sekolah-sekolah yang sudah melaksanakan kurikulum selama 1 tahun wajib melanjutkan pelaksanaanya, SMKN 6 Bandung merupakan salah satunya. Kurikulum 2013 yang diterapkan di SMKN 6 Bandung berada dalam tahap percobaan, keterlambatan sosialisasi mengenai kurikulum 2013 menyebabkan keterlambatan pada pemahaman guru.

Berdasarkan hasil wawancara awal, penilaian autentik yang dilaksanakan masih belum optimal terutama pada aspek afektif dan aspek psikomotor yang dilakukan dengan proses pengamatan. Pengamatan ini tidak bisa dilakukan secara menyeluruh, pasalnya guru tidak akan bisa mengamati kegiatan siswa satu per satu mengingat jumlah siswa dan jumlah butir skala pengamatan. Sedangkan penilaian pada aspek kognitif lebih mudah dilakukan karena bersumber dari hasil pengetahuan siswa yang didapatkan melalui tes. Berdasarkan latar belakang yang dijelaskan di atas, penulis mencoba melakukan penelitian dengan judul Evaluasi Penerapan Authentic

Assessment di SMKN 6 Bandung”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka identifikasi masalah yang muncul adalah :

1. Guru kesulitan menerapkan sistem penilaian autentik.

2. Sebagian guru belum menyertakan indikator-indikator penilaian siswa pada hasil belajar.

3. Penilaian autentik yang dilaksanakan belum optimal terutama pada aspek afektif dan aspek psikomotor.

C. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari luasnya ruang lingkup permasalahan dan keambiguan dalam penelitian maka peneliti membatasi permasalahan yang akan diteliti agar penelitian lebih terfokus dan terarah pada tujuan. Adapun batasan masalah tersebut adalah :

(10)

4

Marfuatun, 2015

EVALUASI PENERAPAN AUTHENTIC ASSESSMENT DI SMKN 6 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Data yang digunakan sebagai penelitian adalah dokumen penilaian selama semester genap pada tahun 2015.

2. Data diambil dari dokumen penilaian guru produktif pada program studi TGB (Teknik Gambar Bangunan) SMKN 6 Bandung.

Mata pelajaran produktif merupakan mata pelajaran utama di SMK, untuk kemudahan pengambilan data maka data yang diambil berada pada jurusan TGB bersamaan dengan proses PPL.

3. Penelitian hanya melingkupi teknik penilaian yang digunakan.

Dalam melihat sejauh mana penilaian autentik dilaksanakan maka perlu diketahui teknik penilaian yang belum digunakan dan yang sudah digunakan.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan suatu permasalahan tunggal sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran instrumen (alat ukur) penilaian di SMKN 6 Bandung?

2. Bagaimana gambaran pelaksanaan penilaian di SMKN 6 Bandung? 3. Bagaimana gambaran hasil penilaian di SMKN 6 Bandung?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian di atas, penulis merumuskan beberapa tujuan penelitian antara lain :

1. Memperoleh gambaran mengenai instrumen penilaian di SMK saat ini. 2. Memperoleh gambaran pelaksanaan penilaian di SMK saat ini.

3. Memperoleh gambaran hasil penilaian di SMK saat ini.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat sebagai berikut :

(11)

5

Memberikan informasi yang bersifat sebagai bahan masukan dan bahan evaluasi untuk memperbaiki penilaian yang dilakukan saat ini.

2. Manfaat untuk lembaga

Menjadi salah satu pertimbangan adanya authentic assessment serta menjadi bahan pemacu peningkatan kualitas proses penilaian di sekolah. 3. Manfaat untuk peneliti

Menambah pengetahuan mengenai penilaian autentik dalam proses pendidikan dan sebagai salah satu syarat kelulusan.

G. Definisi Operasional

Untuk menghindari terjadinya perbedaan pemahaman dalam menafsirkan permasalahan dalam penelitian ini, maka penulis perlu menjelaskan istilah-istilah yang terdapat dalam judul penelitian. Adapun penjelasannya sebagai berikut:

1. Evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi mengenai bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi itu digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan. (Arikunto dan Jabar, 2008, hlm.2)

2. Authentic assessment/penilaian autentik adalah penilaian perilaku secara multi-dimensional pada situasi nyata. Penilaian seperti ini tidak hanya menggunakan tes kertas dan pensil saja tetapi juga menggunakan berbagai metode, misalnya tes perbuatan, pemberian tugas, dan portofolio. (Direktorat Pembinaan SMK, 2013)

(12)

26

Marfuatun, 2015

EVALUASI PENERAPAN AUTHENTIC ASSESSMENT DI SMKN 6 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Secara umum, metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan. (Sugiyono, 2014, hlm. 6)

Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif, metode yang dipilih untuk penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif. Metode penelitian kuantitatif deskriptif dipilih karena penelitian ini bersifat mendeskripsikan fenomena yang ada. Pada penelitian ini tidak dilakukan manipulasi, sehingga kondisi yang digambarkan secara apa adanya.

B. Variabel dan Paradigma Penelitian

1. Variabel Penelitian

Hart dan Farhandy (dalam Sugiono, 2014, hlm. 60) menyatakan bahwa secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai atribut

seseorang, atau obyek, yang mempunyai “variasi” antara satu orang

dengan yang lain atau satu obyek yang lain.

Penelitian ini menggunakan satu variabel atau variabel tunggal. Variabel tersebut adalah authentic assessment.

2. Paradigma Penelitian

Penelitian ini menggunakan satu variabel, yakni authentic

assessment. Autenthic assessment ditinjau dari aspek afektif, aspek

(13)

27

Bagan 3.1 Paradigma Penelitian Sumber: Pribadi, 2015

C. Data dan Sumber Data

1. Data Lokasi

Penelitian akan dilakukan di SMK Negeri 6 Bandung yang beralamat di Jl. Soekarno-Hatta, dengan objek penelitian guru produktif.

2. Sumber Data

Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah dokumen instrumen penilaian, dokumen pelaksanaan penilaian guru, dan dokumen hasil penilaian yang telah dilakukan oleh guru.

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran produktif seluruh program keahlian di SMKN 6 Bandung.

2. Sampel

Sampel dari penelitian ini adalah guru mata pelajaran TGB, teknik sampling yang digunakan adalah nonprobability sampling yakni

purposive sampling, dimana sampel dipilih dengan pertimbangan tertentu.

Guru mata pelajaran produktif dipilih sebagai populasi karena mata pelajaran produktif merupakan mata pelajaran pokok SMK yang didalamnya mengandung teori dan praktik, sehingga aspek pengetahuan dan keterampilan sangat berperan penting. Guru produktif TGB dipilih sebagai sampel dengan pertimbangan kemudahan pengambilan data.

X

Authentic Assessment

Sikap (Afektif)

Pengetahuan (Kognitif)

(14)

28

Marfuatun, 2015

EVALUASI PENERAPAN AUTHENTIC ASSESSMENT DI SMKN 6 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu E. Instrumen Penelitian

Instrumen digunakan sebagai alat ukur data penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan adalah analisis dokumen dengan menggunakan skala likert. Skala likert digunakan dengan pertimbangan bahwa skala ini dapat mengukur kelengkapan dokumen dengan lebih terperinci. Interval skala menggunakan 4 opsi, agar tidak ada opsi yang cenderung meragukan.

Tabel 3.1 Skala penilaian Sumber: Pribadi, 2015

Opsi Skala Penilaian

1 Tidak ada

2 Ada, Kurang/Tidak Lengkap

3 Ada, Baik/Lengkap

4 Ada, Sangat Baik/Sangat Lengkap

F. Validasi Instrumen

Daftar cek analisis dokumen divalidasi menggunakan judgement expert.

Expert yang melakukan validasi instrumen penelitian yakni wakil kepala

sekolah bagian kurikulum SMKN 6 Bandung, dan dosen DPTA-FPTK UPI Bandung yang bersangkutan dengan penelitian.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan analisis dokumen penilaian. Sumber data terdiri dari dokumen persiapan (instrumen/alat ukur) penilaian, dokumen pelaksanaan penilaian, dan dokumen hasil penilaian.

H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data menggunakan statistik deskriptif yang mendeskripsikan data dengan statistika sederhana yaitu perhitungan, dan persentase yang kemudian menjadi hasil dari penelitian. Untuk pengukuran gelaja pusat (central tendency) dijelaskan dengan menggunakan rata-rata (mean). Langkah-langkah pengolahan data adalah sebagai berikut:

1. Melakukan penskoran pada masing-masing dokumen 1 = Tidak Ada

(15)

29

4 = Ada, Sangat Baik/Sangat Lengkap

2. Mencari tingkat pencapaian dengan menggunakan rumus:

∑ ∑ ∑

3. Mencari rata-rata

Sugiyono, 2014 4. Menggolongkan tingkat pencapaian dengan menggunakan kategori

berikut:

76% - 100% = Sangat Tinggi 51% - 75% = Tinggi

26% - 50% = Rendah

(16)

59

Marfuatun, 2015

EVALUASI PENERAPAN AUTHENTIC ASSESSMENT DI SMKN 6 BANDUNG

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan penelitian yang telah dibahas pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa:

1. Instrumen penilaian hasil belajar adalah alat untuk mengetahui kekurangan yang dimiliki peserta didik atau sekelompok peserta didik. Jumlah guru yang membuat instrumen penilaian sikap termasuk dalam kriteria rendah, mengindikasikan masih minimnya guru yang membuat instrumen penilaian sikap. Jumlah guru yang membuat instrumen penilaian pengetahuan berada pada kriteria tinggi. Jumlah guru yang membuat instrumen penilaian keterampilan berada pada kriteria sangat rendah, dan tidak sesuai dengan pedoman penilaian karena guru tidak membuat seluruh instrumen penilaian keterampilan. Guru hanya membuat dua instrumen, sedangkan dalam pedoman diperlukan empat instrumen penilaian keterampilan.

2. Pelaksanaan penilaian dilakukan secara terus-menerus dan berkesinambungan. Jumlah guru yang melaksanakan penilaian sikap berada pada kriteria sangat rendah. Penilaian sikap yang dilakukan tidak sesuai dengan pedoman penilaian, karena guru tidak melaksankan seluruh teknik penilaian sikap. Teknik penilaian sikap yang tidak digunakan adalah jurnal. Jumlah guru yang melaksanakan penilaian pengetahuan berada pada kriteria tinggi. Jumlah guru yang melaksanakan penilaian keterampilan tersebut termasuk dalam kriteria sangat rendah. Penilaian keterampilan yang dilakukan tidak sesuai dengan pedoman penilaian, karena guru tidak melaksanakan penilaian keterampilan dengan seluruh teknik penilaian keterampilan. Guru hanya melaksankan dua teknik penilaian keterampilan, yakni penilaian kinerja dan penilaian produk. 3. Hasil penilaian sikap yang dibuat oleh guru berada pada kriteria sangat

(17)

60

penilaian keterampilan yang hanya menggunakan dua teknik termasuk dalam kriteria sangat rendah. Hasil penilaian pengetahuan merupakan hasil penilaian tertinggi diantara ketiga hasil penilaian, tidak sesuai dengan tuntutan penilaian pada jenjang menengah atas. Pada jenjang menengah atas penilaian pengetahuan dan penilaian keterampilan memiliki bobot yang sama besar, penilaian sikap memiliki bobot yang lebih kecil.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang menunjukkan belum sesuainya penilaian yang dilakukan dengan authentic assessment di SMKN 6 Bandung, maka peneliti merekomendasikan beberapa masukan yaitu:

1. Bagi guru, diharapkan menjadi bahan masukan dan bahan evaluasi untuk merencanakan proses penilaian lebih baik. Teknik penilaian yang belum dilaksanakan, perlu dilaksanakan. Sehingga penilaian yang dilakukan sesuai dengan tuntutan kurikulum, selain sebagai tenaga pendidik guru juga berperan sebagai evaluator perkembangan siswa.

2. Bagi lembaga, diharapkan menjadi bahan evaluasi adanya authentic

assessment. Sehingga lembaga mengkaji ulang kebijakan tersebut dan

memberikan tindak lanjut untuk memperbaiki sistem penilaian peserta didik.

(18)

61

Marfuatun, 2015

EVALUASI PENERAPAN AUTHENTIC ASSESSMENT DI SMKN 6 BANDUNG

DAFTAR PUSTAKA

1. Buku dan Artikel Jurnal:

Arikunto & Jabar. (2014). Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Arikunto, Suharsimi. (2003). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara

Hariyanto & Basuki, Ismet. (2014). Assessment Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya

Siregar, Eveline & Nara, Hartati. (2010). Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia

Kunandar. (2014). Penilaian Autentik. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Majid. (2014). Penilaian Autentik (proses dan hasil belajar). Bandung: Remaja Rosdakarya

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta Sugiyono. (2014). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Peraturan Rektor UPI. (2014). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas

Pendidikan Indonesia. Bandung: UPI.

Muchtar, Hartati. (2010). Penerapan Penilaian Autentik dalam Upaya Meningkatkan Mutu Pendidikan. Jurnal Pendidikan Penabur, 14 (9), hlm. 73

Alvin, Silvanus. (2014, 21 Juli). Guru Keluhkan Sulitnya Kurikulum 2013, M Nuh Optimis. Liputan6.com

2. Peraturan Perundangan:

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Salinan Lampiran Peraturan

Menteri no 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan. Jakarta:

Depdikbud

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2014). Salinan Lampiran Peraturan

(19)

62

3. Sumber Online dan bentuk lain:

Direktorat Pembinaan SMK. (2014). Sistem Penilaian Kompetensi SMK. Diakses dari: http://tvetconference2014.fptk.upi.edu/

Direktorat Pembinaan SMK. (2013). Pedoman Penilaian Pencapaian Kompetensi

Peserta didik SMK. Diakses dari: http://www.slideshare.net/muldanmartin/sistem-penilaian-smk-final-2

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Konsep Penilaian Autentik

Pada Proses dan Hasil Belajar. Diakses dari: https://docs.google.com/presentation/d/1Z2KmwgPpH4xZ_BTYjndfveOTR PDii8SUmXt3NFRsvu0/edit?pli=1

Direktorat Pembinaan SMK. (2013). Konsep Penilaian Dalam Kerangka

Kurikulum SMK Edisi 2013. Diakses dari:

http://www.slideshare.net/abirojabi/konsep-penilaian-dlmrangkakurikulum2013

Gambar

Tabel 3.1 Skala penilaian  Sumber: Pribadi, 2015

Referensi

Dokumen terkait

Broadband Learning Center (BLC) yang merupakan program literasi internet berupa pembelajaran beragam materi tentang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) bagi

This research aims at recognizing the characteristics of local governments consisting of the size of the local governments, total assets, general allocation fund,

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel Green Product, Green Price, Green Promotion berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian produk The Body Shop

Tahanan elektroda pentanahan untuk satu batang rod akan semakin kecil bila elektroda tersebut ditanam semakin dalam dari permu-kaan tanah baik yang tertanam di

Lendutan yang terjadi sesaat sesudah bekerjanya beban harus dihitung dengan metoda atau formula standar untuk lendutan elastis, dengan memperhitungkan pengaruh retak dan

Berikut ini akan dilaporkan kasus seorang pasien wanita umur 31 tahun dirawat dibangsal jiwa dengan diagnosa G2P1A0H1 Gravid aterm 37-38 minggu + Gangguan afektif bipolar,

Retained earnings Retained earnings statement statement Comprehensive Comprehensive income income Discontinued Discontinued operations operations Extraordinary items

[r]