STARATEGI KEBIJAKAN PENGELOLAAN KUALITAS AIR
DI PELABUHAN MUARA ANGKE
JAKARTA UTARA
DHONA ARIANTI
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
PERNYATAAN MENCENAI TESIS DAN SUMBER INFORMAS1
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis "Strategi Kebijakan Pengelolaan Kualitas Air di Pelabuhan Muara Angke Jakarta Utara" adalah karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau diiutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam bentuk teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir tesis ini.
Dhona Arianti
ABSTRAK
DHONA ARIANTI. Strategi Kebijakan Pengelolaan Kualitas Air di Pelabuhan Muara Angke Jakarta Utara. Dibimbing oleh CECEP KUSMANA dan ETTY NAN1
Pelabuhan Muara Angke merupakan salah satu pelabuhan yang terletak di wilayah Teluk Jakarta. Letaknya yang sangat strategis dan didukung oleh surnberdaya dam sehingga menyebabkan tejadinya peningkatan aktivitas manusia, baik di darat maupun di lautan. Dari aktivitas ini menghasilkan limbah b e ~ p a limbah padat dan cair, sehingga menyebabkan teqadinya pencemaran terhadap kualitas air di sekitar kawasan Pelabuhan Muam Angke. Tujuan
penelitian ini adalah Mengetahui kondisi eksisting pengelolaan terhadap limbah padat dan cair yang sudah dilaksanakan dan k l u m dilahnakan baik oleh pengelola pelabuhan sendiri maupun oleh P e r n e ~ t a h di kawasan pelabuhan Muara Angke, Mengkaji kondisi kualitas perairan di wilayah Pelabuhan Muara Angke, Menentukan strategi kebijakan yang berkaitan dengan upaya penanggulangan pencemaran perairan di wilayah Pelabuhan Muara Angke. Penelitian ini dilakukan pada bulan September sampai Mei 2006. Metode penelitian untuk mdihat Kondisi eksisting dilakukan secara deskriptif, menganalisis kualitas air dan Analysis Hierarc~process (AHP) yang digunakan untuk menentukan alternatif kebijakan pengelolaan kualitas air. Hasil penelitian ini menunjukkan kondisi ekisting kegiatan pengelolaan lingkungan yang sudah terealisasi adalah pengadaan IPAL untuk kegiatan pengolahan hasil perikanan tradisional (PHPT), sudah ada pihak yang menangani sampah,
akan
tetapi kinerjanya belum optimal. Status kualitas air di pelabuhan Muara Angke telah tercemar, hal ini ditandai dengan beberapa nilai parameter diantaranya nilai kecerahan dan kekeruhan, DO pada stasiun 1, NO3, P04, dan COD telah berada di atas Baku Mutu Berdasarkan hasil Analvsis Hierarchv urocess altematif prioritas kebijakan yang hams dilakukan adiah penyadar& masyarakat tentang sanitasi iingkungan yang mendapat prioritas pertarna, prioritas kedua pengadaan IPAL di pelabuhan, prioritasyig
ketiga adalah pembersihill~ laut d& &npah, prioritas yang terakhir adalah penegakan hukurn lingkungan.ABSTRACT
DHONA ARIANTI. The st rate^ qf Water Q~rulity Policy of Muara Angke Port lVvrth Jakarta. Under the direction o f CECEP KUSMANA and ETTY RIANI.
Muara Angke is one in port of Jakarta hay. Because oj; it is strategic of it and supported bv resources ajfecting human activities both in terrestrial and ocean. From this activities re.rulting liquid and material wasie. The aim of the research were to know management existing condition of liquid and material wcrste that has been implemented or not yet by port manager or government at Muara Angke port, to myestigate water quality condition of Muara Angke port and determine a policy strategy interrelating to water pollu:ion prevention in Muara Angke port area. This research was carried out from September 2005 to M q 2006 in Muara Angke port. ntjs research using descriptive method to know existing condition, analysis water quality and Analysis Hierarchy Process (AHP) to determine alternative policy of management water quality. The result showed .that the existing condition activity environment management that has been realized was traditional fishery. There was outsider thai handle waste but the activity was not optimal yet. The water quality status in Muara Angke port has been pollute, this remark by few parameter value among others value of brightness and turbidiw. Dissolved oxygen (DO) at first station, N03, PO4 and COD have rather hight that value standard The result of Analysis Hierarchy r'rocess (AHP) showed that alternative ofpolicy is public a wareness as the first prioriv, the second priority is to carried out IPAL at port, then the third priority is clean-up of material waste. The last priority is low enforcement of environmental.
O Hak cipta milik Institut Pertanian Bogor, tahun 2007 Hak cipta diliodongi
Dilurung mengutip dun memperbanyuk ranpa izin tertulis dari
STARTEGI KEBIJAKAN PENGELOLAAN KUALITAS AIR
DI
PELABUHAN MUARA ANGKE
JAKARTA UTARA
DHONA ARIANTI
Tesis
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Magister Sains
Pada Program Studi Ilmu Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Ligkungan
SEKOLAH PASCA SARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
Judul Tesis : Strategi Kebijakan pengelolaan Kualitas Air di Pelabuhan Muara Angke Jakarta Utara.
Nama : Dhona Arianti
Nornor Pokok : PO52040301
Disetujui,
Komisi Pembimbing
Prof. Dr. Cecep Kusrnana MS Ketua
Dr. Ir. ittv Riani. M.S. Awgota
Ketua Program Studi Dekan Sekolah Pascasajana
Ilrnu Pengelolaan Surnberdaya Alam dan Lingkungan
Puji syukur yang tak hingga penulis sampa~kan Kehadirat Allah Swt yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini yang berjudul Strategi Kebijakan pengelolaan Kualitas Air di Pelabuhan M u m Angke Jakarta Utara Usulan ini dibuat dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan yang diperlukan
untuk
memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Surnberdaya Alam Dan Lingkungan Hidup (PSL) Sekolah Pasca Sarjana Institut Perianian Bogor.Penulis menyampaikan banyak terirna kasih pada semua pihak yang telah banyak memberikan bantuan dalam penyelesaian usulan penelitian ini, diantaranya yaitu:
1. Bapak Dr. Ir. Sujono H. Sutjahjo, MS sebagai Ketua Program Studi Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan sekolah pasca sarjana IPB, yang telah banyak memberikan arahan dan bantuan yang tak hingga dalam
upaya menyelesaikan studi.
2. Bapak Prof. Dr. Cecep Kusmana, MS. sebagai ketua komisi pembiibing dan Ibu Dr. Ir. Etty Riani, MS sebagai anggota komisi pernbimbing yang tidak hanya memberikan b i b i n g a n saja tetapi selebiiya juga pendidikan yang sangat b e d . Penulis sampaikan terimakasii kepada Dr.lr. Sulistiono, MS yang telah berkenan menjadi penguji luar, clan juga berkenan memberikan
kritik dan saran-sarannya.
3. Kepada semua pihak di PSL yang telah banyak membantu dalam penyelesaian penelitian ini.
4. Kepada segenap anggota keluarga, khususnya ayahanda dan ibunda tercinta H. Dahlan Juned dan Hj. Nurhayati serta Umi dan Abu yang telah mengasuh dan membesarkhnku dengan seluruh cinta kasih, pengorbanan dan doa yang telah diberikannya. Adik- adikku tercinta Devi, Indra, Taufik, Eka, Alma atas segala dorongan dukungan dan perhatian yang sangat berarti dan tak
temilaikan harganya.
Farida, Sunanvan, Mezwan, kk tini, Uni Osi, mbak Cana. dan teman-teman lainnya yang tidak bisa di scbutkan satu persatu [honks jbr 011.
6. Tcrimakasih juga kepada sahabatku (Teh Ina,Yeni, Ipay, Budi Yusuf) atas semua dukungan dan kebersarnaan selama ini. kepada teman-teman sepejuangan di wisma Assabilli ( kk Uli, Yani, Inur dan Eli) yang telah banyak memberikan dukungan dan semangat pada saat aku butuhkan.
7. Kepada semua pihak yang telah membantu namun tak dapat saya sebutkan satu persatu.
Penulis dilahirkan pada tanggal 5 Agustus 1978 dari pasanyan H. Dahlan dan Hj. Nurhayati di Banda Aceh NAD. Penulis mempakan anak pertama dari
enam bersaudara. Penulis masuk Sekolah Dasar (SD) tahun 1988 pa& SD Negeri 39 Banda Aceh dan tamat tahun 1993. Kemudian melanjutkan studi
tahun 1993 pada Sekolah .!enengah Pertama (SMP) Negeri 6 Banda Aceh dan
tarnat tahun 1995.
Setelah menamatkan SMP, penulis melanjutkan studi pada Sekolah Menengah Umum (SMU) Negeri 4 Banda Aceh dan tamat tahun 1997. Kemudian melanjutkan studi tahun 1997 pada Perguruan T i g g i Universitas Syiah Kuala pada Fakultas MIPA Junmn Biologi, dan menamatkan studi pada tahun 2002, dengan gelar Sarjana Sains (S.Si).
1
.
PENDAHULUAN1.1. Latar Belakang
.
...
.
11.2. Kerangka Permlaran
...
4...
1.3. P e r n u = Masalah.
.
...
61.4. Tuj- Penelltlan
...
...
7I1
.
TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pencemaran perairan ... 8...
2.2. Sumber Pencemar di Pslabuhan 8 2.21. Kegiatandi
D&
Kawasan Pelabuhan...
92.2.2. Kegiatan
di
Kolam Pelabuhan...
92.2.3. Kegiatan
di
Luar Kawasan Pelabuhan...
10...
2.3. Kualitas Perairan dan Baku Mutu Air Laut 10 2.4. Sistem Pelabuhan...
11...
2.5. Fungsi.
.
dan Peranan Pelabuhan 15...
2.6. Fasll~tas Pelabuhan 17...
2.6.1. Fasilitas Pokok 17...
2.6.2. Fasilitas Fungsional.
.
17...
2.6.3.FashtasPenunjang 18 2.7.Aspek
Ligkungan...
18...
2.8. Analisis Kebijakan 20...
2.9. Analisis HirarkiProses
(AIiP) 24 III.
METODE
PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi...
273.2. Metode Pengumpulan Data
. .
...
273.3.Tahapan Penel~t~an
...
283.3.1. Tahapan Pengumpulan Data
...
283.3.2. Penentuw Titik dan Pengambizlan Sampel Air
...
283.3.3. Parameter yang di Ukur
...
283.3.4. Jenis dan
.
.
Sumber Data...
293.4. Metode Anal~sls Data
. .
...
303.4.1. Analisis Kondlsl Eksisting
. .
...
303.4.2
..
Anal~sis Kualitas Perairan...
:...
303.4.3. Status Pencemaran Kualitas Air
...
30IV
.
KEADAAN UMUM PELABUHAN MUARA ANGKE4.1. Sejarah Perkembangan Pelabuhan Perikanan
...
334.2. Karakte"stik pelabuhan
...
334.2.1. Let& Geods dan Administratif
...
334.2.2. Geologi dan Topografi
...
344.2.3. Hidrologi
...
344.2.4. Hidr-eanografi
...
354.2.5. Kliitologi
...
354.3. Frnilitas dan Kegiatan di Pelabuhan Muara Angke
...
354.3.1. Perurnahan Nelayan
...
35...
4.3.2. Kawasan Perikanan 36...
4.3.3. Fasilitas Tempat pendaran Ikan 38...
4.3.4. Fasilitas Perbailcan I(apal/Docking 38 4.3.5. Fasilitas Pengolahan Hasil Perkman Tradisional...
394.3.6. Tempat pelelangan Ikan
...
404.3.7. Cold Storage
...
414.3.8. Tempat Pengecer Ikan ... 42
4.3.9. Unit Pengepkan Ikan
...
42...
4.3.1 0.
Pujaseri Masmumi 42 4.3.1 1.
SPBU Dwi Fungsi ... 434.3.12.
. .
Tambak Ujicoba Air Payau...
434.4. Fasllltas Perekonomian ... 43
...
5.1. Peraturan Pengelolaan Kualitas Air 48...
5.2. Kondisi histingdi
Wilayah PelabuhanMuara
Angke 50...
52.1. Realisasi Pengelolaan L i g a n 50 5.2.2. KualitasAir
...
53...
5.2.3. Statb Pencemaran KualitasAir
55 5.3. Stakeholder Pengelolaan Pelabuhan Muara Angke...
575.4. Prioritas Aspek Terhadap Alternatif Kebijakan
...
595.4.1. Aspek Sosial
...
605.4.2. Aspek Ekologi
...
615.4.3. Aspek Ekonomi
...
645.5. Alternatif Kebijakan Pengelolaan Kualitas Air di Pelabuhan M u m Angke 53
...
67VI
.
Kesimpulan dan Saran 5.1. Kesimpulan...
725.2. Saran
...
72DAFTAR PUSTAKA
...
74...
Daftar Gambar
Gambar 1. Kerangka pemikiran strategi kebijakan pengelolaan
...
kualitas air di Pelabuhan Muara AngkeGambar 2. Tiga elemen sistem kebijakan
...
Gambar 3. Penetapan kebijakan yang ideal dan proses...
implementasiGambar 4.
Sturuktur
hirarki perumusan sIrategi kebijakan...
...
Gambar 5. Jumlah penduduk di Kecamatan Penjaringan 200
...
Gambar 6. Kepadatan penduduic di Kecamatan Penjaringau 2004 Gambar7. Jumlah penduduk menurut agamadi
Kecamatan. .
Daftar Tabel
[image:14.570.70.461.55.781.2]Halaman
Tabel 1
.
Tipe dan kriteria pelabuhan perikanan di indonesia...
14Tabel 2
.
Skala banding secara berpasangan dalam AHP...
26Tabel 3
.
Pengambilan jumlah responden...
27Tabel 4
.
Parameter kualitas air yang diukur pada penelitian...
29~ & l 5
.
Rumah nelayan Muara A q k e sampai dengan tahun 2003...
36 [image:14.570.70.464.60.777.2]~ & l 6
.
Fasilitas di Pelabuhan Muara Angke...
37...
.
~ & l 7 Fasilitas yang ada di TPI Muara Angke 33 ~ ~ b e l 8.
Fasilitas docking kapal diMuara
Angke ... 39~ a b e l 9
.
Jenis olahan ikan ... 40Tabel 10
.
Daerah penangkapan ikan...
41Tabel 1 1
.
Fasilitas perekonomian di kelurahan penjaringan...
44Tabel 12
.
Paatmm tentang pengelolaan lioghmgan pelabubau...
49Tabel 13
.
Nilairata-rata
pengukuran parameter fisik clan kirnia air laut di Pelabuhan Muara Angke...
54Tabel 14
.
Status
pencemxm kualitas air...
56Tabel 15
.
Nilai prioritas kelompok stukeholder...
57Tabel 16 . Tabel nilai prioritas aspek
...
59Tabel 17
.
Dampak ekologis berbagai limbah yang potensid masuk ke perairan...
63Tabel 18
.
Jenis dan nilai prodilksi ikan tahun 2001 . 2003...
64Tabel 19
.
Jumlah produksi tahun 2001 -2004...
65Tabel 20
.
Penerimaan retribusi tahun 2001 - 2004...
66Daftar Lampiran
Lampiran 1 . Peta lokasi penelitian kawasan Pelabuhan Muara
Angke DKI Jakarta
...
78 Lampiran 2. Hasil analisis AHP...
79 Lampiran 3. Status pencemaran kualitas air...
8 1 Lampiran 4. Penmdang-undangan pengelolaan lingkunganhidup
...
82Lampiran 5. Kondisi eksisting dan beberapa kegiatan di
Pelabuhan Muara Angke
...
85I.
PENDAHULUAN
1. 1. Latar Belakang
Pembangunan yang berwawasan lingkungan mempakan sasaran pembangunan yang diharapkan, oleh karena itu perlindungan terhadap h g s i lingkungan merupakan bagian yang
tidak
dapat dipisahkan dengan pembangunan. Pada dasarnya pembangunan temtama yang berwawasan lingkungan memegang peranan yang cukup penting untuk menimbulkan dampak positif pada bidang ekonomi yang bisa d i ibaik oleh masyarakat itu sendii di wilayah tersebut bahkan samjmi taraf nasional. Namun seringkali akibat dari pembangunan ini muncul juga dampak-dampak negatif, salah satu dampak negatifdari
perubahan ini adalah timbulnya pencemaran akibat daritidak
dikelolanya limbah dengan baik clan benar yang pada akhimya dapat menimbulkan masalah pada kelestarian ligkungan hidup.Salah rstu ekosistem yang paling banyak menerima bahan pencemar akibat dari berkembangnya pembangunau adalah ekosistem perairan, tenbama di wilayah pesisir. Pengelolaau perairan di wilayah pesisir sangat penting untuk
dilakukan, mengingat
perairan
pantai rnempakan d a d yang paling disukai orang, karena banyak mendatangkan manfaat, seperti untuk perikanan, pelabuhau, tempat rekreasi, tempat olah raga laut dan sebagainya Salah satu contoh di wilayah pesisu yang banyak mendataugkan manfaat ekonomi adalah Teluk Jakarta, bahkan hingga saat ini sudah tidak d i ilagi bahwa Teluk Jakarta mempakan salah satu daerah pduktif. Seiring dengan perkembangan waktu, tanpa disadari Teluk Jakarta telah menjadi tempat pembuangan berbagai hasil kegiatan manusia, baik di darat maupun di lautan (Riani et al, 2005), sehingga ekosisitem ini dapat dijadikan indikator dalam penilaian kerusakan sumberdaya alarn dan lingkungan hidup.Namun di sisi lain kawasan tersebut mengalami tekanan bempa pencemaran. Sumber pencemaran yang mencemari perairan Teluk Jakarta dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu (a) yang berasd dari darat (land-based pollution); @) dari kegiatan di laut (marine-based pol/ution); (c) sumber pencemaran yang berasal dari udara (atmospheric deposition). Sumber pencemar yang berasal dari darat merupakan sumber pencemaran yang
berasal
dari kegiatan yang dilakukan di darat seperti kegiatan rumah tangga (domestik), kegiatan industri, dan kegiatan pertanian Kegiatan rumah tanggaberasal dari
perurnahan, perkantoran, hotel, rumah sakit, dan lain-lain. Kegiatan ini rilenghasilkan limbah yang sangat mempengaruhi 'hgkat kekeruhan, kandungan oksigen, sertakandungan bahan organik (Dahuri, 2005). Menurut Sutjahjo et a1 (2005) jumlah
sampah domestik yang masuk ke Teluk Jakarta mencapai ribuan m2/hari. Sampah penduduk Jakarta Utara perkapita yang terangkut sebesar 2 2 4 kgthari dari jumlah total 2,51 kg/hari. Artinya yang tidak terangkut adalah
027
kg/hari danakan
terbuang langsungke
sungai. Sedangkan liibah yang b e d dari kegiatan industri tidak hanya mempengaruhi tingkat keketuhan, kandungan oksigen, dan kandungan bahan organik saja tetapi juga mengubah struktur kimia air yang disebabkan oleh masuknya zat-zit anorgmik. Kegiatanpertanian
juga m e n p k a n salah satii sumber penenman yangberasal
dari dany limbahpertanian ini
berasal
dari sedimen akibat em5 lahan,unsur
kimia limbahhewani
atau pupuk (nitrogen dan fosfor), dan unsw kimia dari pestisida yang digunakan. Berbagai kegiatan yang dilakukan di laut juga m e n p k a u sumber pencemar, salah satukegaiatan di laut yang merupakan sumber pencemaran di Teluk
Jakarta
adalzh kegiatan transportasi laut. Kegjatan ini menyebabkan pencemaran minyak diperairan Teluk Jakaria (Dahuri, 2005).
Gejala yang menunjukkan bahwa kawasan Teluk Jakarta telah tercemar dapat dilihat dari tejadiiya kematian ribuan ikan pada tanggal 6 Mei 2004. Kejadian teeebut sempat menimbulkan kekhawatiran masyarakat untuk mengkonsumsi ikan. Penyebab sementara kematian tersebut masih beeifat pro dan kontra @ e l m diketahui secara pasti) (Syamsudin, 2004).
tersebut adalah Pelabuhan Muara Angke. Tingginya kegiatan yang tejadi di pelabuhan tersebut akan bedampak terhadap rendahnya kualitas air. Selain itu Muara Angke juga merupakan tempat bermuaranya 6 sungai, diantaranya Kali Angke, Kali Ciliwung, Kali Cideng, Kali Krukut, Kali Grog01 dan Kali Pasanggrahan (Samsudii
dan
Kardana, 1996). Pelabuhan Muara Angke berfungsi sebagai tempat pendaratan ikan segar dan pelelangan ikan, juga merupakan kawasan nelayan, perikanan terpadu dan kawasan pariwisata. Adapun penyebab lain terjadinya pencemaran di kawasan Muara Angke adalah kegiatan industri, perkantoran, pelayaran, dan sungai-sungai yang bermuara di perairan tersebut. Beragamnya aktivitas di Pelabuhan Muara Angke tersebut akan sangat nrempengaruhi liibah yang d i i i l k a n dan akan mempengaruhikualitas
perairan di sekitarnya Tingginya tingkat pencemarandi
kawasan Pelabuhan Muara Angke, akan menimbulkan bahaya yang sangat besar jika tidak ditanggulangi dengan baik. Untuk itu maka perlud
i
kembali akar rnasalah yang ada di lokasi tersebut apakah cukup baik a.tau perlu dikaji kembali sehingga mampu meningkatkan kualitas lingkungan perairan. Menurut Wooldridge et al. (1999) pada saat ini semakin disadari peran serta pemerintah sangat penting dalam upaya pengelolaan lingkungan hidup.Hal
ini terkait
dengan posisi pemerintah sebagaip e n t - kebijakan di bidang lingkungan bidup. Untuk meminimalisasi kerusakm lingkungan perairan
akibat
aktivitas pelabulmn, baik aktivitas di darat maupun aktivitas di laut, maka perlu adanya manajemen pengelolaan pelabuhan clan lingkungan dengan tersedianyadata
yang mendukung untuk rnengevaluasi dampak kegiatan pelabuhan terhadap liigkungan. Adanya peratwan dan perundang-undangan yang mengarah pada perliidungan lingkungan, akan dapat memperkuat kebijakan terhadap perliidungan lingkungan, tetapi terdapat tantangan yang besar yaitu adanya gap antara kebijakan perlindungan liigkungan yang ada dengan irnplementasi secara nyata di lapangan, sehingga sangat diperlukan adanya monitoring dari berbagai pihak tennasuk peran serta dariilmuan demi tercapainya lingkungan pelabuhan yang tidak tercemar.
1.2. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran ini didasari atas banyaknya kegiatan yang dilakukan di Pelabuhan Muara Angke yang berfungsi sebagai tempat berlabuh kapal perikanan, tempat pendaratan ikan hasil tangkap dan pusat pengembangan masyarakat nelayan, serta pusat penanganan
dan
pengolahan mutu hasil per;.kanan. Berdasarkan sumber kegiatan, limbah yangdihasilkan
dapat berupa limbah domestik maupun limbah industri. Limbah tersebut dapat menghasilkan pence- sehingga dapat m e n d Witas peraimn di wilayah Pelabuhan Muara Angke. Untuk itu perlu dilakukan analisis kualitas perairan. Agar kualitas perairan dapat terjaga maka perlu adanya kebijakan untuk pengelolaan limbah.Dengan adanya kebijakan, pengelolaan l i b a h yang bersifat holistik dan
sehingga akan mudab diimplementasikau di lapangan. Hingga saat ini sudah ada kebijakan-kebijakan yang mengatur pengelolaan Teluk Jakarta, namun kebijakan tersebut diduga masih belum diimplementasikau dengan baik, karena sistem pengelolaannya belum bersifat holistik dan operasional. Oleh karena itu perlu dibuat kebijakan yang baru atau mengembatgkim kebijakm-kebijakan yang telah
ada, sehingga dapat menjawab permasalahan-pema&&n yang sedang dihadapi.
Untuk masa yang akan datang dipedukan kebijakan dalam mengatur pengelolaan (pembuangan) limbah dan &lam menentukan
baku
mutu limbah yangakan
dibuang ke lingkunganperairan
la* Kebijakan yang dab +kanbarus
dapatdilaksanakan clan
ada
p e r n a n w yang ketatagar
kualitas limbah yangakan
dibuang tersebut benar-benar sesuai dengan baku mutu yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Sebenarnya telah
ada
beberapa penelitian yang dilakukan di Peiabuhan Muara Angke, diantaranya mengenai Analisis Kebijakan Pengawasan Kapal Ikan( Studi Kasus Pengawasan Kapal Ikan di PPN Pekalongan dan PPI Muara Angke
Jakarta Utara) oleh Mikron (2002), kajian beberapa aspek program pemberdayaan masyarakat nelayan pengolahan Muara Angke DKI Jakarta Utara oleh Faiza
1
T1
Ekologi
I
SosialI
Ekonomi1
i
4
AHP Aktivitas Pelabuhan Muara Angke
[image:20.559.71.461.78.692.2]v
I
Gambar 1. Kerangka pemikiran strategi kebijakan pengelolaan kualitas air di
Pelabuhan Muara Angke
Pemukiman Industri
1 3 . Perurnusan Masalah
Pelabuhan Muara Angke merupakan Pusat Perikanan Terpadu. PPI Muara Angke tennasuk pelabuhan perilcanan kelas D yang terletak di Teluk Jakarta, clan termasuk pada perairan Teluk Jakarta. Pelabuhan Muara Angke berfungsi sebagai penciaratan ikan segar, pelelangan ikan, pengolahan hasil
ikan
dan kawasan perurnahan nelayan. Akibat tingginya aktivitas di kawasan pelabuhanMuara
Angke menghasikan berbagai limbah dari kegiatan tersebut yang potensinya cukup besar untuk mencemari lingkungan perairan di pelabuhan Bedasarkan hasil pemantauan kualitas perairan Teluk Jakarta oleh BPLHD Propinsi DKI Jakarta, DPTL BPPT, PKSPL IPB, P20 LIPI, BRPL
DKP
berdasarkan indeks diversitas Muara Angke terms& dalam zona D dimana telah mengalami pencemaran berat (Kartawijaya, 2005).Pencemaran kualitas air yang berat ini akan sangat mempengaruhi kesinambungan dan produktivitas di wilayah Pelabuhan
Muara
Angke. Berbagaismbah
yang dihasilkan oleh kegiatan di pelabuhan tersebut mempunyai potensi cukup besar untuk men& l i g a n pelabuhau, olehkarena
itu perlu dilakukau pengelolaan @erencanaan, pengolahan, pengawasan dan pengendalian)temadap
pembuangaolimbah
dengan
acuanbaku
mutu limbah
yang
dapat dibuang ke perairan bebas.Untuk mengatasi semua pennasalahan taebut, maka saugat diperlukan
strategi kebijakan yang tepat lmtuk mencegah pencemaran kualitas
air.
Olehkarem itu maka pertanyam penelitian yaug harus dijawab pada penelitian
ini
adalah
1. Bagaimana kondisi eksisting pengelolaan terhadap limbah padat dan cair yang sudah dilaksanakan dan belum dilaksanakan baik oleh Pemerintah maupun oleh pengelola pelabuhan sendiri di kawasan Pelabuhan Muara Angke.
2. Bagaimana kondisi kualitas perairan di wilayah Pelabuhan Muara Angke.
1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan m u m dilakukannya penelitian ini adalah menformulasikan strategi kebijakan pengelolaan kualitas air di Pelabuhan Muara Angke. Tujuan khususnya penelitian ini adalah :
1. Mengetahui kondisi eksisting pengelolaan terhadap l i b a h padat dan
cair yang sudah dilaksanakan dan belum
dilaksanakan
baik
oleh Pemerintah maupun oleh pengelola pelabuhan sendiri di kawasan Pelabuhan Muara Angke.2. Mengkaji kondisi kualitas perairan di wilayah Pelabuhan lvluara
3. Menentukan strategi kebijakan yang berkaitan dengan upaya penanggulangan pencemaran perairan di wilayab Pelabuhan Muara "%ke
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan &an strategi kebijakan pengelolaan kua1ita.s perairan di l i i g a n Pelabuhan Muara Angke. Selain itu dapat menjadi bahan masukan bagi pengelolaan kawasan Pelabuhan Muara Angke
11. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pencemaran Perairan
Keputusan Menteri Negara Kependudukan clan Ligkungan Hidup No.51lMENKLWV2004, yang dimaksud dengan polusi atau pencemaran air dan udara adalah m a d ! dan dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam airludara dan atau berubahnya tatanan (komposisi) airludara oleh kegiatan manusia atau proses dam, sehingga kualitas airtudara
turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkau airludara menjadi kurang atau tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.
Masalah pencemaran air menimbulkan kerugian, karena mempengaruhi sistem kehidupan baik secam langsung maupun tidak langsmg. Beberapa jenis pencemaran air yang dikenal adalah: a) pencemaran fisik (warna, karena zat
organik dan anorganik, turbiditas dan zit tersuspensi, suhq buih atau busa), b) pencemaran fisiologi (rasa dan bau), c ) pence- biologi @ertumbuhan ganggang dan bakteri termasuk bakteri patogen), d) pencemaran kimia bQik zat organik maupun anorganik ( S i g a r , 1987).
23.
Somber Pencemar di PelabahmSumber pence- laut dan pantai
secara
mum
berasal dari berbagai kegiatan baik di darat m a u p di laut sendiri (Wardoyo, 1981). Namun demikian sumber pence- laut dapat berasal dari : a) limbah industri, b) limbah pemukiman, c) liibah pertanian, dan d) l i i b a h alami.Secara garis besar sumber pencemar perairan pelabuhan dikelompokkan
menjadi dua yaitu dari limbah kegiatan di luar kawasau dan kegiatan dalam
2.2.1. Kegiatan di Daratan Kawasan Pelabuhan
Kegiatan di daratan kawasan pelabuhan yang dapat dikategorikan sebagai kegiatan yang menghasilkan limbah dan dapat meningkatkan kontribusi pencemaran temadap perairan pelabuhan dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu:
a Kegiatan kepelabuhan, merupakan kegiatan jasa kepelabuhan seperti pengangkutan dan bongkar muat baranglmuatan serta pengisian bahan
bakat minyak (BBM).
b. Kegiatan indushi dan penyimpanan atau penumpukan barang.
c. Kegiatan pemukimau, wanmg dan restoran serta perkantoran
2 3 3 . Kegiatan di Kolam Pelabuhan
Sumber pencemaran
perairan
pelabuhan yang berasal dari kegiatan yang ada di perairan pelabubadaut yaitu dari kegiatan pelayaraa kapal tenrtama yang bertambat di pelabuhan ini. Bahan pencemar yang ditimbulkan kegiatan ini adalahberupa li~nbah
cair
dan limbah padat yang sumbernya dapat dibedakau menjadi tiga kelompok yaitu :1. Unsur kapal, yaitu limbah pengoperasian kapal. Limbah ini
berasal
dari : a Ruang mesin, yaitu dariair
pendingin atauair
biiga yang mengaudungminyak sering dibuang ke &lam
perairan
pelabuhausecara
langsung tanpamelalui sepanttor terlebih dahulu, waIaupm kejadian
ini
hanyadilalcukan
oleh sebagfan kecil kapal.
b. Ruang muatan, yaitu air limbah pencuciaa m gmuatan dan atau air ballast
pada
kapal
yang melakukan sistem muatan tolak bara Air limbah ini lebii dominan mengandung fraksi &yak d i i p i n g bahan cair b u n , kotoran dan sampah.2. Dari unsw muatan, yaitu sebagai akibat adanya kebocoran muatan curah (terutama muatan curah cair) dan ceceran muatan tersebut yang jatuh ke &lam
perairan pelabuhan.
3. Unsur manusia, yaitu limbah padat dan cair para anak buah kapal (ABK) dan
2.23. Kegiatan di Luar Kawasan Pelabuhan
Kegiatan di l u x kawasan pelabuhan juga diperkirakan cukup besar kontribusinya terhadap pencemaran perairan pelabuhan. Xenurut Dahuri (2005)
surnber pencemaran yang berasal dari d m t ini masuk melaui tiga cara yaitu: (1) melalui aliran sungai; (2) melalui aliran permukaan (run-off); (3) melalui air tanah (ground wafer).
Bahan-bahan
pencemar tersebut berupa l i b a h domestik baik limbah padat maupun limbah cair.2 3 . Kualitas Perairan dan Balm Mntu Air Laut
Kualitas suatu perairan pantai sangat ditentukan oleh aktifitas manusia dan
dam dari wilayah
di
sekitamya. Bahan-b&an pencemar masuk ke perairan pantai selalu mengikuti arus pasang surut bolak-balii yang terjadi dua kali sehari. Bahan-bahan ini seolah-olah terpemngkap dalam suatu jarak teitentudi
perairanpantai clan terakumulasi, yang dapat mengakibatkan terlampauinya daya pulih diri
(selfpurifcation) perairan pantai (Clarck, 1978). Apabila
ha1
ini terjadi,
rnaka terjadinya penurunan kualitas perairan, karena penggunaan suatu badan air harus sesuai dengan pesyamtan-maratan yang dipertukan bagi suatu p t u k a n . Perqmatan-persyamtan tersebut antara lab, dhilikhya ukumn-ukuan minimum bagi senyawa-senyawa yang membahayakan (Anonim, 1%8).Kualitas air perlu dijaga dengan mengadakan pemantauan
secara
intensif. Untuk dapat mengetahui kualitas air laut yang baik, maka perIu dilakukanProgram
Kali Bersih (PROKASIH) secara berkala, sehingga kualitas perairandapat dimonitor setiap sW,agar tidak menimbulkau dampak pada sistem ekologi, ekonorni clan sosial.
2.4. Sitem Pelabuhan
Pelabuhan laut adalah suatu tempat yang tetap dan me~pakan daerah perjinggungan antara sistem perhubungan darat dengan sisitem perhubungan laut yang memungkinkan terjadinya perpindahan muatan (barang dan penumpang).
Menurut Peraturao Pemerintah nomor : 1 1 tahun 1993 tenmg pembinaan pelabuhan, pada Bab I pasal I ayat (a), disebutkan bahwa pelabuhan adalah daerah tempat berlabuh dan tempat bertambatnya kapal laut serta kendaraan air lainnya untuk me* dan atau menurunkan penumpang, bongkar muat b m g dan hewan, serta merupakan
daerah
lingkungan keqa kegiatan ekowmi.Ditinjau
dari
sistem tmmpxtasisecara
keseluruhan, pelabuhan laut addahsuatu terminal, yaitu titik dimana penumpang dan barang masuk dan k e l w dari sistem, yang merupakan salah satu komponen fungsi utama sistem hansportasi. Pelabuhan laut sebagai salah satu simpul mempunyai arti penting, karena merupakan
daerah
persinggungan y x g slain berhngsi sebagai tempat perpindahan juga berfungsi sebagai indikator pertumbuhan industri di daerah sekitamya (daerah hinterlmhya) dihaqkan dapat berkembang menjadi pusat- pusat pemunbuhan yang potensial.Dalam pengklasifikasian K r a m a d i i (1985) pengelompokan pelabuhan berdasarlcan :
1. SegiTeknis
a
Pelabuhan Alam adalahdaerah
yang menjomk kedalam terlindungi oleh suatu p u l a atau terletakdisuatu
teluksehingga
kapal dapat b v i g a s i dan berlabuh.b. Pelabuhan Buatan adalah daerah perairan hasil dari bentukau manusia agar terliidung terhadap ombak, badai dan arus sehhgga memmgkinkan kapal
untuk merapat.
c. Pelabuhan Semi Alam adalah pelabuhan yang sifatnya juga pelabuhan alam atau juga pelabuhan buatan
2. Asal dan Tujuan Barang
a. Pelabuhan Laut adalah pelabuhan yang terbuka untuk jenis perdagangan
b. Pelabuhan Pantai adalah pelabuhan yang terbuka bagi jenis perdagangan dalam negeri
c. Pelabuhan Sungai adalah pelabuhan yang cendrung untuk perdagangan
antar daerah yang dihubungkan oleh sungai
Pengklasifikasian pelabuhan dari segi penyelenggaraannya dapat dibagi menjadi :
1. Pelabuhan Umum yaitu pelabuhan yang diselenggarakan untuk kepentingan pelayanan masyarakat umum
2. Pelabuhan Khusus yaitu pelabuhan yang diselenggarakan untuk kepentingan sendiri guna nlenunjang kegiatan-kegiatan tertentu. Pelabuhan
ini tidak boleh dipergunakan untuk kepentingan umum, kecldi dalam keadaan tertentu dengan ijin pemerintah. Pelabuhan
khusus
dibangun olehperusahaan (pemerintahlswasta) yang berfungsi sebagai p r a s a r a ~ untuk pengiriman hasil produksi penrsahaan tersebut, misalnya pelabuhan minyak, pertambangan, dan perilcanan.
Berdasarkan penyelenggaraannya pada umumnya pelabuhan rnempunyai fungsi umum yaitu tempat berlabuhnya kapal-kapal dan m
e
suatu tempatyaug &dung dari laut sebingga dapat dilak&n bongkar muat
secara
aman.Selain itu pelabuhan juga mentpakan
unsur
penting untuk menentukan kelancaran angkutan lautdan
dika-
pelabuhan teasebut dapat tumbuhdan
berkembang berbagai perusahaan industri. Pelabuhan apabii ditinjau dari berbagai kegiataudapat dibedakan antara lain :
1. Pelabuhan Umum atau pelabuhan perdagangan adalah pelabuhan yang berfungsi untuk bongkar muat atau menampung dan meneruskan
bemacam-macam barang dagang termasuk didalamnya seperti karbon, biji besi dan pasir.
2. Pelabuhan Penumpang adalah pelabuhan yang berfungsi untuk menaikkan
dan m e n d a n penumpang yang menempuh perjalanan dari laut.
4. Pelabuhan Perikanan adafah pelabuhan yang berfimgsi untuk berlabuh dan bertambatnya kapal yang hendak bongkar muat hasil tangkap ikan atau mengisi bahan perbekalan untuk melakukan penangkapan ikan di laut.
Pelabuhan perikanan mempakan pelabuhan khusus yang mempunyai defenisi yang berbeda dengan pelabuhan umum atau dengan pelabuhan khusus lainnya. Menurut Quin yang diacu &lam Lubis (2002) mendefinisikan pelabuhan perikanan sebagai suatu kawasan perairan yang tertutup atau terlindungi dan cukup aman dari pengaruh angin dan gelombang laut, dilengkapi dengan berbagai fasilitas seped logistik, penydaan bahan bakar perbekalan clan juga samna ~ e w w k u t k g - b a r a n g .
Lubis (2002) menyatakan
bahwa
pelabuhan perikanan adalah mempakan pusat pengembangan ekonomiperikanan
ditinjau dari aspek produksi, pengolahan dan pemasaran baik berskala lokal, nasional maupun intemsional. Menurut Direktorat Jendral Perikanan (1994) bahwa aspek-aspek tersebut secara terperinci adalah :1. Produksi :
bahwa
pelabuhanperikanan
sebagai tempat para nelayau untukmeiakukan kegiatau-kegiatan pmduksinya mulai
dari
memenuhi kebutuhan perbekalan untuk menangkap ikan di laut sampai membongkar basil tangkapnya2. Pengolahan :
bahwa pelabuhan perikanan
menyediakan man-sarana yangdibutuhkan mtuk mengolah hasil ta-ya
3. Pemasaran :
bahwa pelabuhan perikanan
m
e
pusat pengumpulandan
tempat a dpemasaran
hasii tangkapnyaTabel 1. Tipe dan kriteria pelabuhan perikanan di indonesia
Pelabuhan Faktor Kriteria
Nusantara (B)
F'antai (C)
(Tipe)
Samudera (A) a. Tersedianya lahan seluas 50 Ha
b. Diperuntukkan bagi kapal-kapal perikanan diatas 100-200 GT dan kapal pengangkutan ikan 500-1000 GT
c. Melayani kapal-kapal perikanan 100 unitmari d. Jumlah ikan yang didarafkan lebih dari 200 tonihari
e. Tersedianya fasilifas pembinaan mutu, saranan pemasaran dan lahan kawasan industri perikanan
a tenedianya lahan seluas 30 Ha-40 Ha
b. Diperuntukkan bagi kapal-kapal perikanan di atas 50-100 GT
c. Melayani kapalkapal perikanan 50 unit/hari d. Jumlah ikan yang d i d a h lebih dari 100 tonihari
e. Tersedianya f a s i l i p e m b i i r n w sarana pemasaran dan lahan kawasan indushi paikanan
a Tersedimya khan seluas 10-30 Ha
b. Dipenwtukkan bagi kapal-kapal perikwao C50 GT
c. Melayani kapal-kapal perikanan 25 u n i M d Jumlah ikan yang didars&an lebii dari 50 todhari
e. Tersedimya f a s i l i p e m b i i m a sarana pemasaran dan lahan kawasao i n d h pmbmm
Pangkalao Pmdaatan a k m x l h y a labao seluac 10 Ha
Ikan (D) b. Dipenmtukkan bagi kapal-kapal perikan -30 GT
c. Melayani kapal-kapal perikanan 15 unit/hari d. Jumlah ikao yang didaratkan 2 10 tonmari
e. T d ifasilii p e m b i i r o w saraoa pemasaran dan lahan kawasan indumi paiLanan
f. Dekat den@ pemukiman aclayan
Sumber Ditjen Perikanan, 1994 yang diacu dalam Lub'i 2002.
Landuit (1982) menyatakan bahwa pelabuhan dapat mempengaruhi
pembangunan ekonomi dan sebaliknya pembangunan ekowmi dapat pula mempengaruhi pe.ningkatan aktivitas pelabuhan
la&.
Dari pemyataan tersebut,&pat diartikan
bahwa
peranan pelabuhan laut addah cukup penting terbadappembangunan ekonomi. Oleh karena itu, dalam perencauaan lokasi plabuhan laut sebaiknya dipadukan dengan tujuan nasional &lam kaitannya dengan pengembangan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi
dan
pusat-pusat kota baru, karena pada kenyataannya banyak kota-kota yang berkembang kegiatan ekonominya berada di sekitar pelabuhan laut Perwujudan dari peranan pelabuhan laut terhadap perkembangan ekonomi adalah sebagai berikut :2. Dengan terciptanya perdagangan luar negeri, maka memungkinkan adanya devisa dari hasil barang yang diekspor.
3. Tarif bongkar muat di pelabuhan laut mempunyai pengaruh terhadap harga
jual barang yang diekspor yang pada akhir~~ya mempengaruhi pula pendapatan negara
4. Aktivitas di pelabuhan laut akan mempunyai pengaruh terhadap kesempatan ke ja.
Siregar (1990) menjelaskan bahwa sistem pelabuhan terdiri dari 2 (dm) elemen utama, yaitu (1) elemen sarana (kapal) dan (2) elemen prasarana (fasilitas pelabuhan). Antara sarana dan prasanlna pelabuhan memiliki kaitan yang erat
dirnana perkemhangan tekhnologi
sarana
angkutan laut sedapat mungkin diimbangi dengan perkemhangan tekhnologi prasarana pelabuhan. Hal inimempakan kousekuensi dari timbuinya diiensi kecepatan dan keamanan dalam hmqortasi laut.
Jika ditinjau dari segi geografis dan teknis, maka persyaratan yang dibutubkan pelabuhan laut meliputi :
-
Lokasinya sedekat rnungkin dengan lokasi asal dan tujuan baraug atau pen-Pw%Mampu mernberikan perlidungan terhadap kapal dari cuaca buruk
sewaktu
beradadi
pelabuhan.Memiliki kedalam
perairan
yang cukltp, sehingga kapal tetap dapat terapung saat air laut smut-
Tersedia fiitas-fasilitas yang digunakaa untuk penanganan barang maupun pen-pang25. Fungsi dan Peranan Pelabuhan
Fungsi pelabuhan menurut Pemturan Pemerintah nomoi 11 tahun 1993
Sedangkan menurut Baudelaire (1973) dalam bukunya yang berjudul Port Administration and Management menyebutkan ada 3 (tiga) fungsi pokok dari pelabuhan yaitu :
a. F~mgsi Interjim, dalam arti pelabuhan menyediakan fasilitas dan pelayanan jasa atau senice yang dibutuhkan untuk memindahkan (transfer) barang- barang dari kapal ke angkutan darat atau sebaliiya, dan atau memindahkan barang-barang dari kapal yang satu ke kapal yang lainnya (trashipment). Disamping fasilitas pelabuhan yang berupa inJiashvkIur juga ada yang disebut fasilitas pendukung seperti gudang-gudang storage
tank/tank fa, mobil crane, crane kade, jaringan pipa untuk bungker air maupun minyak.
b. Fungsi Link, yaitu p e l a b h u dipaudang sebagai salah satu mata rantai dalarn proses transportasi mulai dari tempat
asal
barang sampai ke tempattujuan.
c. Fungsi Gateway, yaitu sebagai pink gerbang dari suatu negara atau daerah sebagaimana halnya pelabuhan udam Konsep sebagai Gateway ini didasarkan oleh pendekatan peraturan dan pmsedur yang barus diikuti oleh
setiap yang men- suatu pelabuhau
Adapun peranan pelabuban dapat digambarkau sebagai berikut :
a Melayani kebutuhan (to
foIZm
the trrude) baik pedagmganRegional, Nasional maupun Intemasional (ekspor impor).
b. Menunjang agar berkembang dan berputamya mda perdagangan (to promote the trade).
c. Menyediakan fasilitas transit untuk dae~ph belakang (hinterland).
d. Menampung pangsa pasar dari ;alu lintas angkutan laui untuk barang- barang hmshipment baik untuk angkutan intemasional maupun angkutan nllsantara.
e. Menunjang berkembangnya industri di dalam daerah pelabuhan maupun daerah belakangnya yang meliputi :
2. Industri yang berorientasi ekspor ataupm industri yang bergantung pada bahan baku atau finished product yang diimpor atau didatangkan dm: luar pulau.
2.6. Fasilitas Pelabuhau
Khusus pelabuhan perikanan dalam pelaksanaan fungsi dan peran harus
dilengkapi dengan berbagai fasilitas. Kapasitas danjenis-je~s failitas yang ada
umumnya akan menentukan skala atau tipe dari suatu pelabuhan dan akan berkaitan pula dengan skala usaha perikananya. Jenis dan kapasitas fasilitas yang ada berkembang sesuai dengan kebutuhan operasional pelabuhan. Fasilitas- fasilitas yang ada di pelabuhan
perikanan
atau pangkalan pendaratan ikan terdiridari fasilitas pokok, fasilitas fungsional dan fasilitas t a m W p e n u n j a n g (Lubis, 2002). Penyediaao fasilitas pelabuhan pexikanan dengan tujuan agar dapat menarnpmg kegiatan-kegiatan
perikanan
sebagai berikut :1.
Arus
kapal-kapal yang keluar mas& pelabuhan2.
An?s
ikan
yang didaratkan, disimpau, diproses dan dipasackan domestik atau ekspor.3. Arus manusia (nelayan, pedagan& dim karyadpegawai). 4. Arus alat hansportasi di darat yang keluar masuk pelabuhan.
2.6.1. Fasilitas Pokok
Lubis (2002) menyatakan bahwa fasilitas pokok
atau
juga dikatakan infiastrukttu adalah fasilitasdasar
atau pokok yang diperlukan &lam kegiatan suatu pelabuhan. Fasilitas ini berfungsi untuk menjamin kearnanandan
kelancaran kapal baik sewaktu berlayar keluar masuk pelabuhan maupun sewaktu berlabub di pelabuahn. Failitas pokok tersebut antara lain terdii dari : dermaga, alat bantunavigasi, breakwater @em& gelombang).
2.6.2. Fasilitas Fungsional
menunjang aktivitas di pelabuhan. Fasilitas-fasilitas fungsional ini dikelompokkan antara lain untuk :
a. Penanganan hasil tangkap dan pemasarannya, yaitu:
-
Tempat pelelangan ikan (TPI) adalah tempat berlangsungnya kegiatan pelelangan, sehingga di tempat ini tejadi pertemuan antara penjual (nelayan) dengan pembeli (pedangan)- Fasilitas pemeliharaan dan pengolahan hasil tangkapan ikan, seperti gedung pengolahan, ternpat penjemuran ikan dan lain-lain.
- Pabrik es. Es terutarna dipergunakan untuk mengawetkan ikan pada
saat operasi penangkapan dan pengangkutan ke pasar atau pabrik
-
Gudanges-
RefgirasiJfasilitas pendingin,seperti
cool roomdan
cold storage. Fasilitas ini berfungsi unhlk tempat penyhpanan sementara produk-produk perikanan yang tidak langsung dipasarkan.-
Gedung-gedungpemasaran
b. Fasilitas pemeliharaan
dan
perbaikm armada dan alat penangkapan ikan, yaitu : lapangan perbahualat
penangkpan ika~, ruang mesin, tempal penjemwan, alat-alat penangkpan ikan, bengkel, slipqys, dan gudaug jaring.c. Fasilitas perbekalau : tangki
dan
instansi air rninum, tangki bahau bakar.d
Fasilitas komunikasi : stasiun jaringan telepon, radio SSB.2.63. Fasilitas Penunjang
Fasilitas penunjang
adalah
fasilitas yangsewa
tidak langsung meningkatkan peranan pelabuhan atau para pelaku mendapatkan kenyataan melakukan aktivitas di pelabuhan. Fasilitas penunjang ini terdiri dari fasilitas kesejahteraan dan fasilitas administrasi.2.7. Aspek Lingkungan
membangun komitmen pada pelestarian lingkungan hidup (Tangkilisan, 2004)
.
Secara mum ne2ara-negaa mempunyai kewajiban untuk melindungi dan melestarikan lingkungan laut serta harus mengambil semua tindakan untuk mencegah, mengurangi dan mengendalikan pencemaran lingkungan laut dari sumber apapun.Salah satu prtimbangan untuk tujuan pengembangan suatu pelabuhan
adalah, apabila kegiatan operasional di pelabuhan sudah menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan di sekitarnya, antara lain dampak keselamatan dan pencemaran laut. Pencemaran laut pzda umumnya diakibatkan oleh masuknya ke perairan zat-zat pencemaran, baik dari l a sendiri maupun dari darat. Pencemaran dari laut dapat b e d dari kapal h p a pembuangan l i b a h minyak/oli bekas, baik yang merupakan pembuangan rutin atapun yang b e d dari pembersih kapal clan kebocoran kapal. Hal lain yang mungkin teqadi juga adalah dalam ha1 kecelakanaa kapal, berupa pecabnya kapal, kandasnya kapal ataupun tabrakan kapal. Selain itu instalansi minyak yang ~iimgkio mengalami kebocoran ataupun kerusakan dapat pula mencemari laut Buangan dari bahan industri berupa senyawa-senyawa organik yang b e r s i i toksit, asam atau logam-logam berat mempunyai potensi
besar
mencemari lautEkrtambahnya bahan pencemar akibat kegiatan di &rat maupun di
perairan
akan berpengaruhterhadap
ekosistem organisme yang hidup diperairan tersebut. Setiap organisme mempunyai kemampuau yang berbeda dalam menyesuaikan dirinya dengan kondisiPerairan,
Mapi suatu konsentrasi dari bahan pence- mungkin dapat rnenyebabkan kematian, rnenghambat pertumbuhan suatu organisme, demikian pula kandungan bahan tertentu yang berlebiian juga &pat menimbulkan adanya salah satu golongan berkembang, sangat cepat, ha1 ini kadang-kadang tidak menguntungkan bagi kondisi perairan tersebut (algaeblooming).
Pada suatu perairan yang belum tercemar biasanya d i u n i oleh komunitas biota yang terdiri dari banyak jenis dengan populasi kecil atau sedang dan sebaliknya dalam perairan yang tercemar komunitas biotanya hanya terdiri dari sedikit jenis dengan populasi yang besar. Tercemamya suatu perairan akan
Untuk mengetahui dan sebagian dasar penitaian terhadap adanya pengaruhldarnpak lingkungan (pencemaran laut) yang telah terjdi di perairanlpelabuhan dapat dilihat dari hasil pemantauan lingkungan dengan menggunakan nilai ambang batas (NAB) yang merupakan kriteria baku mutu air untuk biota laut, sesuai Surat Keputusan Menteri Negam Kependudukan dan Lingkungan Hidup.
Analisis kebijakan adalah suatu bentuk analisis yang menghasilkan dan
menyajikan informasi sedemikian rupa sehingga clapat memberi landasan dari para p b u a t kebijakan dalam membwt keputusan (Quade dalam D~nn, 2003). Menurut James E. Anderson kebijakan
adalah
arah tin- yang mempunyai maksud yang ditetapkan oleh seorang aktor atau sejumlah aktor dalam mengatasi suatu masalab atau suatu perubahan ( W i o dalam Tangkilisan, 2005)Membuat atau merumuskan suatu kebijakaq yaitu kebijakan pemerintah tidaklah mudab, banyak faktor betpengad terhadap proses pembuatannya
Proses pembentukan kebijakan pemerintah yang rumit dan sulit barus
diantisipasikan sebingga akan mudah dan
berhasil
saat diimplementasikan (Tangkilisan, 2004).Dalam ha1 ini para pembuat kebijakan
harus
menentukan identitas permadahan kebijakan. Dengan cara rnengidentiiiksi problem yang timbul kemudian merumuskannya Dalam perumusan kebijakan pemerintah, yaitu kegiatan menyusun dan mengemtrangkan serangkaian tindakau mtuk memecahkan masalah.Analisis kebijakan diambil dari berbagai macam disiplin dan profesi yang tujuannya bersifat deskriptif, evaluatif clan prospektif. Selmjumya analisis kebijakan adalah sebuah disiplin ilmu sosial terapan yang menggunakan berbagai
antar hubungan, sehiigga kebijakan dapat dikatakan sebagai suatu alat pemerintah untuk mencapai tujuan dan sasaran.
Analisis kebijakan adalah salah sahr diantara sejumlah banyak faktor
lainnya didalam sistem kebijakan. Suatu sistem kebijakan @olicy system) atau seluruh pola institusional dimana didalamnya kebijakan dibuat, mencakup hubungan timbal balik antara tiga
unsur,
yaitu : kebijakan publik, pelaku kebijakan, dan lingkungan kebijakan (Gambar 1).Sistem kebijakan adalah
produk
manusia yang subjektif yang diciptakan melalui pilihan-pilihan yangsadar
oleh para pelaku kebijakan. Gambar hubungan tiga elemen penting di dalam suatu sistem kebijakan ( Dye ahlam Dunn, 2003) dapat d i l i t pada Gambar 2.P E M U KEBUAKAN
LINGKUNGAN 4 KEBUAKAN
KEBUAKAN PUBLIK
Gambar 2. Tiga elemen sistem kebijakan (Dyen dalam Dunn, 2003)
Kebijakan publik (public policies) mmerupakan rangkaian pilihan yaug
kurang lebii ding berhubungan (termasuk keputusau-keputusau untuk tidak
bertindak)
yang dibuat oleh badan dan pejabat pemerintah, yang diformulasikan didalam berbagai bidang, termas& lingkungan hidup.Definisi dari &ah kebijakan tergantung pula pada pola keterlibatan pelaku kebijakan (policy stakeholder) yang khusus, yaitu para individu atau kelompok individu yang mempunyai andil didalam kebijakan karena mereka mempengamhi clan dipengamhi oleh keputusan pemerintah.
Selanjutnya lingkungan kebijakan (policy environment) yaitu konteks
landasan keqa Landasan ke j a inilah yang mempakan dasar dari kebijakan yang ditempuh atau dengan kata lain kebijakan merupakan dasar bagi pelaksanaan kegiatan atau pengambilan keputusan. Menurut Wahab dalam Tangkilisan (2005) faktor-faktor yang mempengaruhi kineqa kebijakan adalah (a) Organisasi atau keiembagaan; (b) Kemampuan politik hi penguasa; (c) Pembagian tugas, tanggung jawab dan wewenang; (d) Kebijakan pemerintah yang bersifat tak
remental; (e) Proses perumusan kebijakan pemerintah yang baik; (f) Aparatur evaluasi yang bersih dan benvibawa serta profesional; (g) Biaya untuk melakukan evaluasi; (h) Tersedianya data dan informasi sosial ekonomi yang siap dimdaatkan oleh penilai kebijakan.
Dalam pelaksanaan suatu kebijakan formal sangat tergantung pada bagaiinana kebijakan itu diimplementasikan dan diberlakukan keputusan tersebut kepada masyarakat. Pengimplementasian penyususnan suatu kebijakan sangat di pengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah (1) seberapa jauh wewenang yang diberikan oleh badan eksekutif,
(2)
kadcteristik dan badan eksekutif, (3) metode yang digunakan untuk menggunakan sumberdaya alam dan peraturanyang digunakan untuk memanfaahn sumberdaya alam tersebut, dengan adatiya faktor-faktor -but sehingga membuat kebijakan menjadi dinamis. F'rkip
-
prinsip pembuatan kebijakan yaug ideal mempunyai tahapan-tahapn tersendiriseperti pada Gambar 3.
Rees
(1990) mengatakan bahwa suatu kebijakan terlihatirasional, karena kebijakan yang diterima oleh suatu masyarakat belum tentu
dapat
diterima oleh m a s y d t lainnya Sehingga kebijakan ituharus
diformulasikan sedemikian rupa sesuai dengan fungsinya sebagai pengarah, penyedia dansekaligus sebagai kontrol kewenangan dan tanggung jawab masing-masing pelaku
Gambar 3. Penetapan kebijakan yang ideal dm proses implemenmi (Ress, 1990)
Formulasi kebgakan
(Perundang-undangan dan peraturan
Penetapan tujuan-tujuan secara detai
Menetapkan metode ymg tepat
Pemilihau dalam pmgambilan kebijakan yang baik
dan
tepatdapat
dipenuhi dengan menggunakan
beberapa
kriteria kebijakau, menurut Abidin (2000) ada beberapa kriteria kebijakan yangb i
digunakan diantaranya adalah :1. Efektifitas (efctiveness), men& apakah suatu pernilihan sasaran yang
dicapai dengan satu altematif kebijakan dapat mengbasilkan tujuan akhk
yang diinginkan. Jadi satu strategi kebijakan dipilih dan lihat dari
kapasitasnya untuk memenuhi tujuan dalam rangka rnemecabkan pennasalahan masyarakat.
2. Efisiensi (economic rationality), mengukw besamya pengorbanan atau ongkos yang hams dieluarkan untuk mencapai tujuan atau efektifitas tertentu.
I
Manbentuk oergankasifinstitusi yangtePat
r
Operasional rutin
r
-
Anatisis basil( ~ j i - sasanmyangdi+)
3. Cukup (adequacy), mengukur pencapaian hasil yang diharapkan dengan surnberdaya yang ada.
4. Adil (equiy), mengukur hubungan dengan penyebaran atau pembagian hasil dan ongkos atau pengorbanan diantara berbagai pihak dalam masyarakat. 5. Tejawab (responsiveness), &pat memenuhi kebutuhan atau dapat
menjawab permasalahan tertenta dalam masyarakat.
6. Tepat (apropriateness), mempakan kombinasi dari kriteria yang disebutkan sebelumnya
Untuk m e n d a p a t h skenario optimal dalarn pengelolaan kualitas perairan di Pelabuhan Muara Angke maka digunakan pendekatan AHP. Analisis W k i proses
(AHP)
mempakan met& yang memodelkan permasalahan yang tidak tershuktur seperti dalam bidang ekologi, ekonomi clan sosial. Pada dasarnya, AHP ini didesain untuk menangkap s e w n rasional persepsi orang yang berhubungan sangat erat dengan permasalahan tertentu melaui suatu prosedur yang didesain untuk sampai pada suatu skala preferensi diantara be.&@ set altematif. Saaty(1993) menyatakan
bahwa
Proses
Hir;lrki Analitikadalah
model luwes yang memberikan kesempatan ?mgi perorangan atau kelompok untuk membangun gagasan-gagasan dan mendefenisikan persoalan dengan cara membuat asumsi dan memperoleh pemecahan yang d i i iMenurut saaty (1993), metode AHP memasukkan faktor kualitatif dan kuantitatif pikiran manusia Aspek kualitatif mendefinisikan persoalan dan hirarkinya dan aspek kuantitatif mengekspresikan penilaian dan preferensi secara ringkas dan padat. Proses ini dengan jelas menunjukkan bahwa demi pengambilan keputusan yang sehat dalam situasi yang komplek diperlukan penetapan prioritas dan melakukan perimbangan. AHP adalah mengidentifikasi, memahami, dan menilai interaksi-interaksi suatu sistem sebagai suatu keselumhan.
berpasangan berpengaruh relatif atau berpengaruh pada setiap elemen terhadap mming-masiag tujuan yang setingkat diatasnya dilakukan perbandingan berdasarkan judgement dari para pengambil keputusan, dengan melakukan penilaian terhadap tingkat kepentingan antara satu elemen dibandiigkan dengan elemen lainnya, maka digunakan pembobotan berdaswkan skala prioritas AHP. Pendekatan AHP menggunakan skala Saaty mulai
dari
bobot 1 sampai dengan 9. Nilai bobot 1 menggambarkan "sama penting", ini berarti atribut yang sama skalanya, nilai bobotnya 1, sedangkan nilai bobot 9 menggambarkan kasus atribut yang "penting absolut" dibandiigkan dengan yang lainnya. Jika hasil perhitungan menunjukkan nil& Consisten Ratio (CR) < 0,10 artinya penilaian pada pengisian kuesioner tergolong konsisten, sehingga nilai bobotnya dapat digunakan. Untuk m e n g d i i s data ini digunakan computer dengan ban- program expert choice 2000. Untuk lebii jelasnya dapat d i l i i t pada Tabel 2Tabel 2. Skala banding secara berpasangan dalam AHP
Tingkat Ketersngan Penjelasan
~ e ~ e n t i n ~ a n
1 Kedua elemen sama
-
Dua elemen mempunyaipentingny a pengaruh y a w sama
terhadap tujuan
3 Elemen yang satu sediit
.
Pengalaman dan penilaian lebii pentingdari
pada sediit mendukung satuelemen yang lain elemen dibandiigkan elemen Iainnya
Pengalaman dan penilaian
5
Elemen yang satu lebii sangat kuat mendukung satupehting daripada elemen elemen dibandingkan
yang lain elemen lainnya
7
-
Elemen yang satu jelas.
Pengalaman dan penilaian lebih penting sangat kuat mendukung satuelemen dibandingkan dengan elemen lainnya
9 Penting dari pada elemen
yang lain
-
Satu elem dengan kuat Elemen yang satu mutlak didukung clan dominan iebih penting dari pada terlihat dalampraktekelemen yang lain
-
Bukti yang mendukung elemen yang satu terhadap
elemen yang lain memiliki tingkat penegasan tertinggi yang mungkin menguatkan
2,4,6,8 Nilai-nilai antara dua nilai
kebalikan *bwP yang
.
Nilai ini diberikan Via ada berdekatan dua kompromi diantara dua Jika untuk aktivitas i pilibanrnendapat satu angka bila
dibandiigkan dengan
aktifitaj j, maka j
mempunyai nilai
[image:41.570.61.493.79.701.2]111. METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan Lokasi
Penelitian akan dilakukan di kawasan Pelabuhan M u m Angke DKI Jakarta Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive sampling). Waktu penelitian dari bulan September 2005 sampai Mei 2006.
3.2. Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini bersifat deskriptif korelasional yaitu berusaha untuk menggambarkan atau mendeskripsikan secara tepat mengenai fakta-fakta serta
hubungan antara fenomena yang diteliti (Nasir, 1999). Pengambilan contoh dilakukan dengan metode survei, yaitu metode yang bertujuan untuk meminta tanggapan responden. Beberapa pendekatan yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah diskusi dan wawancara dengan panduan kuisioner serta pengamatan langsung terhadap kegiatan di Pelabuhan Muara Angke. Penentuan responden dilakukan dcngan sengaja (pwposive sampling), pengumpulan data berdasarkan pertimbangan sesuai dengan maksud dan tujuan peneliti (Soehartono, 1999). Responden terdiri dari stakeholder yang mengetahui
permasalahan dan kondisi pelabuhan dari berbagai l e m b a g d i i terkait, swasta, LSM dan masyarakat disekitar pelabuhan. Menurut Singarimbun dan Effendi (1989) bahwa pengambilan responden masyarakat hams yang mernpunyai rnata pencarian dan beraktifitas di sekitar pelabuhan selama minimal 5 tahun. Rincian pengambilan jumlah responden tersebut dapat dilihai pada
Tabel 3.
Tabel 3. Pengambilan jumlah responden
1. PEMDA DKI Jakarta 2 orang
2 Dinas Perikanan dan peternakan DKI Jakarta 2 orang
3 Pengusaha/Swasta 2 orang
4 Lembaga Penelitian 2 orang
5 Organisasi non pemerintah (LSM) 2 orang
6 Masyarakat di sekitar pelabuhan 12 orang
3.3. Tahapan Penelitian
33.1. Tahap Pengumpulan Data
Pengambilan sampel air dan analisis laboratoriurn untuk mengetahui kualitas perairan Pelabuhan Muara Angke.
Melakukan obsewasi dan identifikasi pennasalahan yang ada di lapangan
untuk memperoleh informasi mengenai pengelolaan lingkungan di
Pelabuhan Muara Angke
Melakukan wawancara, diskusi dengan menggunakan panduan kuisioner terhadap pelaku utarna yang dapat mewakili pihak berkepentingan (stakeholder)
33.2. Penentuan titik dan pengambilan sampel air
Penentuan titik pengambilan sampel didasarkan dengan pertimbangan dapat rnewakili perairan yang akan diambii, yakni pada jarak 50 rn, 500 m, 1000
m. Pengambilan sampel air dilakukau 3 kali setiap bulan. BeSerapa parameter kualitas air diukur imitu, namun parameter lainnya dianalisis di laboratorium. Pengambilan sampel air menggunakan alat
Van
D o n Sompler. Setelah itu sampel air dimasukkan ke dalam botol seianjutnya dimasukkan ke dalam cool box untuk dibawa ke laboratorium guna keperluan analisis.3 3 3 . Parameter yang Diukur
Tabel 4. Parameter kualihs air yang diukur pada penelitian
No Parameter Satuan Peralatan Sumber Data
Fisik air
1. Suhu OC Temometer In situ
2. Kecerahan Perairan m Secchi Disc In situ
3. Kekeruhan NTU Refraktometer In situ
Kimia air 4. Salinitas 5. DO
6. pH
7.
BOD 8. COD 9. NO310. Po4
O / o o Refraktorneter In situ
mg/l DO meter In situ
-
pH meter In situmgfl Spektrofotometer ~ ~ b ~ ~ ~ r i ~
rngn Spektrofotometer Labratorim mg/l Spekh-ofotometer Laboratorium mg/l Spektrofotometer Laboratorium
33.4. Jenis dan Sumber Data
Pada penelitian ini digunakan dua jenis data, yaitu data primer
dan
sekunder. Data primer kondisi eksisting dengan melihat lagsung keadaan di lapangan. Data primer kualitas air diambil langsung
di lokasi
penelitian Data primer kebijakan di peroleh dari kuisioner terhadap para stakeholder y a g terlibat langsung terhadap pemanfaatan kawasan Pelabuhan Muara Angke.3.4. Analisis Data
Analisis data yang dilakukan meliputi beberapa tahap