• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODIFIKASI ALAT PENCETAK BRIKET ARANG DENGAN SISTEM PRESS HIDROLIK MENGGUNAKAN BAHAN BAKU LIMBAH TEH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "MODIFIKASI ALAT PENCETAK BRIKET ARANG DENGAN SISTEM PRESS HIDROLIK MENGGUNAKAN BAHAN BAKU LIMBAH TEH"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

MODIFIKASI ALAT PENCETAK BRIKET ARANG DENGAN SISTEM PRESS HIDROLIK MENGGUNAKAN BAHAN BAKU LIMBAH TEH

(Modification of Charcoal Briquette Cast Using Hydraulic Press System From Tea Waste)

Michael Samuel

1,2

, Lukman Adlin Harahap

1

, Achwil Putra Munir

1

1Program Studi Keteknikan Pertanian, Fakultas Pertanian USU, Medan Jl. Prof. Dr. A. Sofyan No. 3 Kampus USU Medan 20155

2) email :michaelsamuel93@yahoo.com

Diterima : 23 Februari 2016 / Disetujui : 24 Maret 2016

ABSTRACT

Briquette is one of the alternative energy from biomass which is used as a simple and inexpensive energy source.

Biomass used in this research is tea waste. The aim of this research was to modify the charcoal briquette cast to increase the effective capacity and quality of the briquette. Testing was conducted using a non-factorial completely randomized design with parameters of effective capacity, calorific value, firmness press, economic analysis, break even point, net present value and internal rate of return. The results of this research showed that the modification of the charcoal briquette cast using hydraulic press system had highly significant effect on effective capacity, calorific value, and firmness press. The best effective capacity in this research was 5,985 kg tool/hour. The best calorific value in this research was 6677,9583 cal/g that met Japanese, British and Indonesian standards. The best firmness press in this research was 10,56 kg/cm2that met the Indonesian standards. Main cost was Rp. 6.004,52/kg for the fifth year. Break even point was 1.291,38 kg/year for the fifth year. Net present value was Rp. 41.422.753,34. Internal rate of return was 38,83%, which mean that this equipment was worthy to used.

Keywords : modification, molding equipment, charcoal briquette, biomass, tea waste.

ABSTRAK

Briket merupakan salah satu bahan bakar alternatif yang berasal dari biomassa yang digunakan sebagai sumber energi sederhana dan murah.Biomassa yang digunakan dalam penelitian ini adalah limbah teh.Penelitian ini bertujuan untuk memodifikasi alat pencetak briket arang agar dapat diperoleh peningkatan kapasitas efektif alat dan peningkatan kualitas mutu briket yang dihasilkan.Pengujian yang dilakukan adalah dengan rancangan acak lengkap non faktorial dengan parameter kapasitas efektif alat, nilai kalor, keteguhan tekan, analisis ekonomi, break even point, net present value dan internal rate of return. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa modifikasi alat pencetak briket arang dengan sistem press hidrolik ini memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap kapasitas efektif alat, nilai kalor dan keteguhan tekan.

Kapasitas alat terbaik diperoleh pada penelitian ini sebesar 5,985 kg/jam. Nilai Kalor terbaik sebesar 6677,9583 kal/gr yang memenuhi standar briket buatan Jepang, Inggris dan Indonesia. Keteguhan Tekan terbaik dalam penelitian ini yaitu sebesar 10,56 kg/cm2yang memenuhi standar briket buatan Indonesia. Biaya pokok pada tahun ke-5 sebesar Rp.

6.004,52/kg. Break even point pada tahun ke-5 sebesar 1.291,38 kg/tahun. Net present value diperoleh sebesar Rp.

41.422.753,34. Internal rate of return diperoleh sebesar 38,83%, artinya alat ini layak untuk diusahakan.

Kata kunci: Modifikasi, Alat Pencetak, Briket Arang, Biomassa, limbah teh

PENDAHULUAN

Energi merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia dan saat ini konsumsinya semakin meningkat. Namun cadangan bahan bakar konvensional yang tidak dapat diperbaharui makin menipis dan akan habis pada suatu saat nanti, karena itu berbagai usaha diversifikasi sumber energi telah banyak dilakukan dan salahsatunya adalah pemanfaatan limbah pertanian,perkebunan dan kehutanan (Sulistyanto, 2006).

Pada mulanya tanaman teh (Camellia sinensis) diduga berasal dari daratan Asia Selatan dan Tenggara, namun sekarang telah dibudidayakan di seluruh dunia, baik daerah tropis,maupun subtropis. Teh merupakan jenis tanaman perdu atau pohon kecil yang biasanya di pangkas bila dibudidayakan untuk dipanen daunnya.Tanaman teh pertama kali masuk ke Indonesia pada tahun 1684,berupa biji teh dari Jepang di bawa oleh orang Jerman bernama Andreas Cleyer,dan ditanam sebagai tanaman hias di Jakarta (Abidin, 1984).

(2)

Briket arang adalah arang diolah lebih lanjut menjadi bentuk briket (penampilan dan kemasan yang lebih menarik) yang bisa digunakan untuk keperluan sehari-hari.

Pembuatan briket arang dapat dilakukan dengan cara bahan baku diarangkan,kemudian dihaluskan,dicampur perekat, dicetak dengan sistem hidrolik selanjutnya dikeringkan (Pari, 2002).

Briket arang yang banyak digunakan oleh masyarakat antara lain untuk membakar daging (barbecue di hotel, restoran atau konsumsi kelompok masyarakat tertentu dalam selera eksklusif). Di Negara yang memiliki 4 musim, briket arang bisa digunakan sebagai pemanas ruangan.Untuk industri kecil dan menengah sebagai sumber energi misalnya pada pembuatan plat baja, keramik, kaca, pengrajin,pandai besi dan lain lain (Balitbang Kehutanan, 1994).

Briket adalah bahan padat yang dapat digunakan sebagai bahan alternatif pengganti minyak tanah. Jenis-jenis briket berdasarkan bahan baku penyusunnya terdiri dari briket batubara, briket bio-batubara dan biobriket. Briket batubara adalah bahan bakar padat yang terbuat dari batubara dengan sedikit campuran perekat.

Briket batubara ini dibagi lagi menjadi dua jenis,yaitu briket batubara terkarbonisasi (melalui proses pembakaran) dan briket tanpa karbonisasi (tanpa proses pembakaran). Briket bio-batubara adalah briket campuran antara batubara dan biomassa dengan sedikit perekat (Sulistyanto, 2006).

Pembuatan briket arang dari limbah pertanian dapat dilakukan dengan menambah bahan perekat, dimana bahan baku diarangkan terlebih dahulu kemudian ditumbuk,dicampurkan perekat, dicetak dengan sistem hidrolik maupun manual dan selanjutnya dikeringkan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Hartoyo menyimpulkan bahwa briket arang buatan Inggris dan memenuhi persyaratan yang berlaku di Jepang karena menghasilkan kadar abu dan zat yang menguap (volatile matter) yang rendah serta kadar karbon terikat (fixed carbon) dan nilai kalor yang tinggi. Kualitas briket bioarang juga di tentukan oleh bahan pembuat/penyusunnya, sehingga mempengaruhi kualitas nilai kalor, kadar air, kadar abu, kadar bahan menguap, dan kadar karbon terikat pada briket terserbut (Hartoyo, 1983).

Penelitian ini bertujuan untuk memodifikasi alat pencetak briket berbahan baku limbah teh, untuk menghitung kapasitas kerja alat, menganalisis biaya operasional alat, serta menganalisis mutu briket yang dihasilkan dengan menentukan nilai kalor dan keteguhan tekan.

BAHAN DAN METODE

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ampas teh sebagai bahan baku, tepung kanji sebagai perekat,air sebagai campuran bahan perekat. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuali sebagai tempat untuk sangrai,lumpang dan alu sebagai alat untuk menghaluskan ampas teh yang telah disangrai, baskom sebagai tempat untuk mengaduk adonan briket arang, gelas ukur sebagai untuk mengukur banyaknya air yang dibutuhkan untuk membuat larutan kanji,kayu pengaduk sebagai alat untuk adonan briket arang campuran merata, timbangan sebagai alat untuk mengukur berat briket arang yang akan dicetak, oven sebagai alat untuk mengeringkan briket arang yang telah di cetak,bombcalorimeter sebagai alat untuk mengukur nilai kalori dari briket yang dihasilkan,label nama sebagai penanda untuk setiap sampel pada setiap perlakuan, alat tulis sebagai alat untuk mencatat hasil yang diperoleh dalam penelitian,sieve shakersebagai alat untuk mengayak teh yang telah dihaluskan

Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan cara melakukan eksperimen dan melakukan pengamatan tentang alat pencetak briket arang dengan bahan baku limbah teh yang sudah ada, kemudian dilakukan perancangan ulang (modifikasi) bentuk dan pembuatan/perangkaian ulang komponen-komponen alat pencetakbriket arang. Setelah itu, dilakukan pengujian alat dan pengamatan parameter.

Parameter yang Diamati Kapasitas efektif alat

Penentuan kapasitas efektif alat dilakukan dengancara menghitung banyaknya jumlah briket arang yang dihasilkandalam tiap satuan waktu (jam).

Kualitas nilai kalor

Pengukuran nilai kalor dilakukan pada satu perwakilan sampel dari setiap ulangan. Kualitas nilai kalor dapat di ukur dengan menggunakan alat bomb calorimeter (kal/gr).Cara pengujian nilai kalor pada briket arang adalah sebagai berikut :

1. Dibersihkan tabung bom kalorimeter.

2. Ditimbang bahan bakar sebanyak 0.20 gram dan diletakan dalam cawan platina.

3. Dipasang kawat penyala pada tangkai penyala.

4. Ditempatkan cawan platina pada ujung tangkai penyala.

5. Ditutup tabung dengan kuat.

(3)

6. Dimasukkan oksigen dengan takanan 30 bar.

7. Ditempatkan tabung bom dalam kalorimeter.

8. Ditutup kalorimeter dengan penutupnya.

9. Dihidupkan pengaduk air pendingin selama 5 menit.

10. Dicatat temperatur yang tertera pada termometer.

11. Dilakukan penyalaandan dibiarkan selama 5 menit.

12. Dicatat kenaikan suhu pada termometer.

13. Dihitung nilai kalor dengan rumus :

HHV = (T2 – T1 – 0.05 ) x Cv x 0. 239...(1) T1 = Temperatur sebelum pengeboman (0C ) T2 = Temperatur setelah pengeboman (0C ) 1 Joule = 0.239 kal

HHV = Kualitas nilai kalor (kal/g) Panas jenis bom calorimeter (Cv) = 73529. 6

(joule /gr 0C

Kenaikan temperatur kawat penyala = 0.050C (Atkins, 1999).

Nilai Keteguhan Tekan

Penentuan nilai keteguhan tekan pada briket ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kekuatan dari briket ini untuk menahan beban yang diberikan (kg/cm2). Prinsip pengujian keteguhan tekan adalah mengukur kekuatan tekan briket dengan memberikan penekanan sampai briket pecah. Penentuan keteguhan tekan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan:

Kt =

...(2) Keterangan :

Kt = Beban keteguhan tekan (kg/cm2)

P = Beban penekanan (kg) L = Luas Permukaan (cm2) (Wijayanti, 2009).

Analisis Ekonomi Biaya pencetakan briket

Perhitungan biaya mencetak briket arang dilakukan dengan cara menjumlahkan biaya yang dikeluarkan, yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap, atau lebih dikenal dengan biaya pokok.

a. Biaya tetap

Biaya tetap adalah beberapa biaya tergabung yang terdiri dari :

1. Biaya penyusutan (metode Singking Fund).

2. Biaya bunga modal dan asuransi. Biaya pajak Diperkirakan bahwa biaya pajak adalah 1%

pertahun dari nilai awal alat.

3. Biaya gudang/gedung

Biaya gudang atau gedung diperkirakan berkisar antara 0,5 – 1 %, rata-rata diperhitungkan 1 % dari nilai awal (P) pertahun.

(Hidayat dkk, 1999).

b. Biaya tidak tetap Biaya tidak tetap terdiri dari:

1. Biaya listrik (Rp/Kwh)

Menurut Peraturan Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2014 Tentang Tarif Tenaga Listrik Yang Disediakan Oleh Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Perusahaan Listrik Negara, dengan batas daya sebesar 450 VA biayanya adalah sebesar Rp. 415/ kWh, sedangkan untuk batas daya sebesar 900 VA adalah sebesar Rp. 605/ kWh.

2. Biaya perbaikan alat.

3. Biaya operator

Biaya operator tergantung pada kondisi lokal, dapat diperkirakan dari gaji bulanan atau gaji pertahun dibagi dengan total jam kerjanya.

Break even point

Manfaat perhitungan Break Even Point(BEP) adalah untuk mengetahui batas produksi minimal yang harus dicapai dan dipasarkan agar usaha yang dikelola masih layak untuk dijalankan. Pada kondisi ini incomeyang diperoleh hanya cukup untuk menutupi biaya operasional tanpa adanya keuntungan. Untuk menentukan BEP maka dapat dihitung berdasarkan persamaan (6) pada tinjauan pustaka.

Net present value

Identifikasi masalah kelayakan financial dianalisis dengan metode analisis financial dengan kriteria investasi.Net Present Value (NPV) adalah kriteria yang digunakan untuk mengukur suatu alat layak atau tidak untuk diusahakan.Dengan kriteria :

- NPV > 0, berarti usaha menguntungkan, layak untuk dilaksanakan dan dikembangkan.

- NPV < 0, berarti sampai dengan n tahun investasi proyek tidakmenguntungkan dan tidak layak untuk dilaksanakan serta dikembangkan.

- NPV = 0, berarti tambahan manfaat sama dengan tambahan biaya yang dikeluarkan.

Internal rate of return

Untuk mengetahui kemampuan untuk dapat memperoleh kembali investasi yang sudah dikeluarkan dapat dihitung dengan

menggunakanInternal rate of return(IRR).Hal ini dapat dihitung berdasarkan persamaan (8) pada tinjauan pustaka.

(4)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kapasitas Efektif Alat

Kapasitas efektif alat adalah kemampuan alat untuk menghasilkan suatu produk (kg) dalam satuan waktu (jam).Kapasitas alat dihitung sesuai persamaan (1), hasil yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 1. Penghitungan lama waktu pencetakan dimulai dari pemasokan bahan ke dalam silinder cetakan sampai dengan proses pengeluaran hasil cetakan. Dari hasil penelitian pada ulangan I diperoleh kapasitas alat sebesar 5,940 kg/jam, pada ulangan II diperoleh kapasitas alat sebesar 5,925 kg/jam dan pada ulangan ke III diperoleh kapasitas alat sebesar 5,985 kg/jam. Dari Tabel 1 dapat diperoleh kesimpulan bahwa kapasitas efektif alat rata-rata yang diperoleh dalam tiga pengulangan adalah sebesar 5,950 kg/jam.

Tabel 1. Kapasitas efektif alat

Nilai Kalor

Salah satu indikator baiknya kualitas dari suatu briket arang adalah nilai kalor.Semakin tinggi nilai kalor bakar briket arang, semakin baik pula kualitas briket arang yang dihasilkan.Adapun hasil dari pengujian nilai kalor dari briket arang teh pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Nilai kalor

Berdasarkan Tabel 2, diperoleh nilai kalor pada ulangan I sebesar 6677,9583 kal/gr, pada ulangan II diperoleh nilai kalor sebesar 6677,9583 kal/gr, dan pada ulangan III diperoleh nilai kalor sebesar 6502,2225 kal/gr. Berdasarkan tabel 6 juga diperoleh rataan nilai kalor dari tiga kali ulangan pencetakan adalah sebesar 6619,3797 kal/gr. Pada penelitian ini, komposisi perekat yang digunakan adalah sebesar 15% dari total berat briket. Banyaknya komposisi perekat

pada bahan briket sangat berpengaruh terhadap kualitas nilai kalor yang dihasilkan, semakin banyak perekat yang digunakan dalam briket maka kualitas briket menjadi kurang baik dan semakin banyak pula kadar abu yang dihasilkan.

Sebaliknya, jika semakin sedikit kandungan perekat yang digunakan dalam briket maka kualitas briket akan menjadi lebih baik dan akan menghasilkan nilai kalor yang lebih tinggi lagi.

Dari hasil pengujian nilai kalor yang telah dilakukan pada briket dari hasil penelitian ini, diperoleh nilai kalor tertinggi sebesar 6677,9583 kal/gr, sedangkan nilai kalor terendah yang diperoleh pada briket hasil penelitian ini adalah sebesar 6502,2225 kal/gr. Maka dapat disimpulkan bahwa briket dari hasil pencetakan pada penelitian ini telah memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) dengan nilai minimal 5000 kal/gr. Hal ini sesuai denganHartoyo (1983), yang menyatakan bahwa nilai kalor briket yang dihasilkan dipengaruhi oleh nilai kalor atau energi yang dimiliki oleh bahan penyusunnya. Dimana nilai kalor sangat menentukan kualitas briket arang. Semakin tinggi nilai kalor bakar briket arang, semakin baik pula kualitas briket arang yang dihasilkan.

Keteguhan Tekan

Menurut Triono (2006), keteguhan tekan briket merupakan kemampuan briket untuk memberikan daya tahan atau kekompakan briket terhadap pecah atau hancurnya briket jika diberikan beban pada briket tersebut. Semakin tinggi nilai keteguhan tekan briket arang berarti daya tahan briket terhadap benturan ataupun kerusakan yang disebabkan oleh kelalaian misalnya pecah karena terjatuh.

Tabel 3. Keteguhan Tekan

Berdasarkan Tabel 3, diperoleh nilai keteguhan tekan pada ulangan I sebesar 5,76 kg/cm2, pada ulangan II diperoleh nilai keteguhan tekan sebesar 7,44 kg/cm2, dan pada ulangan ke III diperoleh nilai keteguhan tekan sebesar 10,56 kg/cm2. Berdasarkan Tabel 3 diperoleh rataan nilai keteguhan tekan dari hasil tiga kali ulangan pencetakan adalah sebesar 7,92 kg/cm2. Perbedaan yang diperoleh dari hasil uji keteguhan tekan pada ketiga ulangan di atas Ulangan Massa

( kg )

Waktu ( jam )

Kapasitas alat ( kg / jam )

I 0,398 0,067 5,940

II 0,397 0,067 5,925

III 0,395 0,066 5,985

Rataan 0,397 0,067 5,950

Ulangan T1 (oC) T2 (oC) Nilai kalor (kal/gr) I 25,51 25,94 6677,9583 II 26,01 26,44 6677,9583 III 26,50 27,92 6502,2225 Rataan 26,01 26,43 6619,3797

Ulangan Ø benda uji (cm)

Fu (kg) Keteguhan Tekan (kg/cm2)

I 5,2 122,37 5,76

II 5,2 158,07 7,44

III 5,2 224,35 10,56

Rataan 5,2 168,26 7,92

(5)

disebabkan karena tidak adanya batasan yang jelas dalam penentuan batas fraktur bahan pada saat pengujian. Hal ini disebabkan karena briket bukanlah bahan yang solid seperti logam, contohnya besi. Jika pada besi batas fraktur bahan ditetapkan pada saat besi mengalami fraktur atau patah, maka tidak demikian halnya dengan briket yang tidak memiliki ketentuan batas fraktur uji keteguhan tekan. Berdasarkan SNI, batas minimal keteguhan tekan suatu briket adalah sebesar 6 kg/cm2. Maka dari ketiga ulangan diatas yang belum memenuhi syarat keteguhan tekan menurut SNI adalah pada ulangan I dengan nilai keteguhan tekan sebesar 5,76 kg/cm2 . Nilai keteguhan tekan sangat dipengaruhi oleh jenis bahan, ukuran partikel, densitas partikel, jenis perekat, tekanan pemampatan, dan kerapatan produk. Semakin tinggi nilai kerapatan suatu produk, maka semakin tinggi pula nilai keteguhan tekan yang dihasilkan.

Analisis Ekonomi Biaya pemakaian alat

Pada penelitian ini, analisis ekonomi digunakan untuk menentukan dan memperkirakan besar biaya yang harus dikeluarkan untuk produksi dan pemeliharaan alat.Dengan menggunakan analisis ekonomi juga dapat diketahui besar biaya produksi dan besar keuntungan yang diperoleh dari alat ini.

Dari analisis biaya yang dilakukan pada penelitian ini, diperoleh biaya pencetakan briket dengan alat ini sebesar Rp.6004,52/kg, yang merupakan hasil perhitungan dari biaya tetap dan biaya tidak tetap terhadap kapasitas alat pencetak briket arang. Menurut perhitungan analisis biaya, diperoleh total biaya tetap sebesar Rp.1.320.336,51/tahun dan total biaya tidak tetap sebesar Rp. 35.025,39 /jam (Tabel 4).

Tabel 4. Perhitungan biaya pokok tiap tahun

Break even point

Menurut Waldiyono (2008) analisis titik impas umumnya berhubungan dengan proses penentuan tingkat produksi untuk menjamin agar kegiatan usaha yang dilakukan dapat membiayai sendiri (self financing) dan selanjutnya dapat berkembang sendiri (self growing). Maka dari itulah penulis menghitung analisa titik impas dari alat ini untuk mengetahui seberapa lama waktu yang dibutuhkan alat ini agar mencapai titik impas (Tabel 5).

Tabel 5. BEP Alat Pencetak Briket arang

Net present value

Dalam menginvestasikan modal dalam penambahan alat pada suatu usaha maka net present value ini dapat dijadikan salah satu alternatif dalam analisa finansial. Dari percobaan dan data yang diperoleh pada penelitian maka dapat diketahui besarnya nilai Jadi besarnya NPV 7,5% adalah Rp. 41.422.753,34 Sedangkan NPV 9,5% adalah Rp. 39.086.456,32. Hal ini berarti usaha ini layak untuk dijalankan karena nilainya lebih besar atau sama dengan nol. Hal ini sesuai dengan pernyataan Giatman (2006) yang menyatakan bahwa kriteria NPV yaitu:

- NPV > 0, berarti usaha yang telah dilaksanakan menguntungkan

- NPV < 0, berarti sampai dengan n tahun investasi usaha tidak menguntungkan - NPV = 0, berarti tambahan manfaat sama

dengan tambahan biaya yang dikeluarkan.

Internal rate of return

Internal rate of return berfungsi untuk melihat apakah suatu usaha layak untuk dijalankan atau seberapa besar keuntungan investasi maksimum yang ingin dicapai. Dari hasil BT (Rp/

tahun)

X (jam/

tahun)

BTT (Rp/

jam)

C (jam/ kg) BP (Rp/

kg)

1.029.492,60 2058 35.025,39 0,1684 5.980,73

1.093.646,57 2058 35.025,39 0,1684 5.985,98

1.163.197,02 2058 35.025,39 0,1684 5.991,67

1.238.596,81 2058 35.025,39 0,1684 5.997,83

1.320.336,51 2058 35.025,39 0,1684 6.004,52

Tahun Biaya Tetap (Rp)/tahun

BEP (kg/tahun)

1 1.029.492,60 1.006,92

2 1.093.646,57 1.069,66

3 1.163.197,02 1.137,69

4 1.238.596,81 1.211,44

5 1.320.336,51 1.291,38

(6)

analisa ekonomi pada penelitian ini, hasil yang didapat adalah sebesar 38,83% artinya usaha pencetakan briket arang masih layak untuk dijalankan.

KESIMPULAN

1. Alat pencetak briket ampas teh ini memiliki kapasitas efektif rata-rata 5,94 kg/jam.

2. Dari ulangan I diperoleh kapasitas alat 5,940 kg/jam, nilai kalor 6677,9583 kal/gr, keteguhan tekan 5,76 kg/cm2, II kapasitas alat 5,925 kg/jam, nilai kalor 6677,9583, keteguhan tekan 7,44 kg/cm2, III kapasitas alat 5,985 kg/jam, nilai kalor 6502,2225, keteguhan tekan 10,56 kg/cm2.

3. Pada pengujian keteguhan tekan diperoleh hasil dengan beda yang signifikan, dimana hal ini terjadi karena tidak ada tolak ukur yang jelas untuk batas penentuan fraktur bahan briket pada saat pengujian keteguhan tekan sehingga penentuan fraktur hanya berdasarkan penampakan kasat mata.

4. Alat pencetak briket arang ini akan mencapai break even point setelah memproduksi briket sebanyak 1.291,38 kg/tahun.

5. Usaha pengolahan briket arang limbah ampas teh menjadi briket ini layak untuk dilaksanakan dan dikembangkan karena memiliki net present value (NPV) 7,5% yaitu sebesar Rp. 41.422.753,34dan net present value (NPV) 9,5% yaitu sebesar Rp.

39.086.456,32.

6. Besarnya nilai IRR yang diperoleh dalam proses pengolahan limbah ampas teh menjadi briket ini adalah 38,83 %.

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Z., 1984. Dasar Pengetahuan Ilmu Tanaman.Angkasa, Bandung.

Atkins, P. W., 1999. Kimia Fisika Jilid I. Edisi keempat. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan., 1994. Pedoman Teknis Pembuatan Briket Arang. Departemen Kehutanan No. 3.

Giatman, M., 2006. Ekonomi Teknik. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Hartoyo, 1983.Pembuatan Arang dari Briket Arang Secara Sederhana dari Serbuk Gergaji dan Limbah Industri Perkayuan.Bogor, Puslitbang dan Pengembangan Hasil Hutan.

Hidayat, I., dkk., 1999. Mesin-Mesin Budidaya Pertanian di Lahan Kering. IPB, Bogor.

Pari, G., 2002. Teknologi Alternatif Pemanfaat Limbah Industri Pengolahan Kayu, Makalah Falsafah Sains, Program Pasca Sarjana / S3, Institut Pertanian Bogor.

Sulistyanto, A., 2006. Karakteristik Pembakaran Biobriket Campuran Batubara dan Sabut Kelapa.Kanisius, Yogyakarta.

Triono, A. 2006.Karakteristik Briket Arang dari Campuran Serbuk Gergajian Kayu Afrika (Maesopsis Eminii Engl) dan Sengon (Paraserianthes falcataria L. Nielsen) dengan Penambahan Tempurung Kelapa (Cocos nucifera L). Departemen Hasil Hutan. Fakultas Pertanian. IPB, Bogor.

Waldiyono., 2008. Ekonomi Teknik (Konsep, Teori dan Aplikasi). Pustaka Pelajar,Yogyakarta.

Wijayanti, D.S., 2009. Karakteristik Briket Arang Dari Serbuk Gergaji Dengan Penambahan Arang Cangkang Kelapa Sawit. Teknologi Hasil Hutan, Fakultas Pertanian USU, Medan.

Referensi

Dokumen terkait

Gedung H, Kampus Sekaran-Gunungpati, Semarang 50229 Telepon: (024)

Berdasarkan analisis komponen utama, diperoleh hasil kelimpahan fitoplankton di perairan Estuari Sungai Brantas (Porong) memiliki korelasi positif yang erat dengan

Kini, dengan adanya putusan Mahkamah Konstitusi mengenai kewenangan absolut yang diberikan kepada Pengadilan Agama sebagai satu- satunya lembaga peradilan yang

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan model Mind Mapping berbantuan media pohon ajaib dalam meningkatkan motivasi belajar, berpikir kritis siswa

Pada bagian ini dikemukakan pembahasan mengenai hasil observasi peningkatan perkembangan sosial emosional anak. Pada kondisi awal, peneliti.. Selain itu masih banyak

[r]

Hasil pengukuran dan capaian indikator kinerja dimaksud, digunakan untuk menilai keberhasilan/kegagalan pencapaian sasaran strategis dalam rangka mewujudkan visi dan

Oleh karena itu, penulis menyarankan kepada PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Palembang pada prosedur bongkar muat barang agar dapat mempersiapkan peralatan