• Tidak ada hasil yang ditemukan

V. PENUTUP 5.1. Kesimpulan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "V. PENUTUP 5.1. Kesimpulan"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Perubahan tutupan lahan di Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai menunjukkan potensi perubahan paling besar dari hutan menjadi pertanian yang dipengaruhi faktor jarak dari pemukiman. Perubahan tutupan lahan juga memiliki potensi perubahan menjadi tambah, areal terbuka, semak belukar, dan semak rawa. Pada tahun 2025, kawasan taman nasional diprediksikan hampir seperempat kawasan (39, 902 %) mengalami perambahan berupa pertanian, pemukiman, sawah, dan tambak. Perubahan tutupan lahan menggambarkan terjadinya hilangnya hutan yang menyebabkan degradasi kawasan.

2. Prediksi habitat anoa di Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai pada tahun 2013 dan 2025 menunjukkan bahwa anoa memanfaatan sumber daya yang sama dengan pemilihan habitat berupa: 1) topografi pada ketinggian 0 – 965 mdpl dan kelas kelerengan dari datar, landai, agak curam, curam, dan sangat curam; 2) tipe ekosistem dari hutan mangrove, savana, hutan dataran rendah sampai dengan hutan pegunungan, hutan rawa, dan rawa; 3) dekat dengan sumber air; dan 4) dekat dengan jalan dan aktivitas masyarakat. Pada kurun waktu 2013 sampai dengan 2025, diprediksikan anoa mengalami perubahan habitat dengan berkurang sebesar 2,748 % (habitat loss). Habitat anoa dipengaruhi oleh perubahan tutupan lahan yang menyebabkan degradasi habitat .

3. Faktor lingkungan yang berpengaruh kuat terhadap prediksi habitat anoa di Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai adalah elevasi dan tutupan lahan.

Pada penelitian ini menunjukkan bahwa anoa tidak menjauhi wilayah yang jauh dari aktivitas masyarakat dimana faktor jarak jalan dan jarak pemukiman tidak mempengaruhi prediksi habitat. Jarak pemukiman menjadi faktor lingkungan dengan kontribusi yang paling kecil. Faktor yang paling penting

(2)

berpengaruh terhadap prediksi habitat anoa pada masa yang akan datang adalah perubahan tutupan lahan di Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai.

5.2. Saran

Penelitian ini menggunakan metode analisis dengan membangun sebuah model baik model perubahan tutupan lahan maupun model kesesuaian habitat.

Hasil penelitian menunjukkan degradasi kawasan seiring dengan hilangnya habitat anoa. Keterbatasan informasi populasi anoa dalam kawasan tidak dapat memberikan informasi mengenai daya dukung potensi prediksi habitat dalam mendukung anoa mencapai fitness. Kajian populasi anoa di Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai sangat diperlukan untuk mengetahui ketersediaan habitat dalam kawasan.

Perubahan tutupan lahan di Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai menyebabkan degradasi kawasan. Tutupan lahan merupakan faktor yang berpengaruh kuat terhadap prediksi habitat anoa di Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai. Kegiatan pengelolaan dalam rangka mengembalikan fungsi kawasan sangat diperlukan untuk meminimalkan hilangnya hutan (forest loss) karena salah satu penyebab kepunahan adalah hilangnya habitat (habitat loss) sebagai akibat degradasi kawasan.

(3)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Statistik Kementerian Kehutanan 2010. Kementerian Kehutanan.

Jakarta.

Anonim. 2011. Tipologi Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai. Balai Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Anonim. 2013. Permenhut No. P.54. Strategi dan Rencana Aksi Konservasi Anoa (Bubalus depressicornis dan Bubalus quarlesi) Tahun 2013-2022.

Anonim. 2015. SK Balai Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai No.SK.30.

Penetapan Site Monitoring Anoa Dataran Rendah (Bubalus depressicornis), Malep (Macrocephalon maleo) dan Kakatua Jambul Kuning (Cacatua sulphurea sulphurea) di Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai Tahun 2015 – 2019. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Agustiono, A., Sitorus, Santun R.P., dan Kartodihardjo, H. 2014. Kajian Perubahan Penggunaan Lahan Untuk Arahan Penataan Pola Ruang Kawasan Hutan Produksi Gedong Wani, Provinsi Lampung. Majalah Ilmiah Globe, 16 No. 1 Juni 2014:59-67.

Araújo M. B. dan Guisan A. 2006. Five (or so) challenges for species distribution modelling. Journal of Biogeography 33(10): 1677–1688.

Austin, M. 2007. Species Distribution Models and Ecological Theory: a critical assessment and some possible new approaches. Ecological Modelling, 200, 1–19.

Austin, M.P. dan Niel, K.P.V. 2011. Impact of Landscape Predictors on Climate Change Modelling of Species Distributions: a case study with Eucalyptus fastigata in southern New South Wales, Australia. Journal of Biogeography, 38, 9‐19.

Austin, M.P. dan Van Niel, K.P. 2011. Improving Species Distribution Models for Climate Change Studies: variable selection and scale. Journal of Biogeography, 38, 1‐8.

Arini, D. I. 2013. Anoa dan Habitatnya di Sulawesi Utara. Balai Penelitian Manado. Sulawesi Utara.

Arini, D. I. dan Nugroho, A. 2016. Preferensi habitat Anoa (Bubalus spp.) di Taman Nasional Bogani Nani Wartabone. Prosiding Seminar Nasional Masyarakat Biodiversity Indononesia. Volume 2, Nomor 1, September 2016, Hal: 103-108.

(4)

Arini, D. I. dan Wahyuni, NI. 2016. Kelimpahan Tumbuhan Pakan Anoa (Bubalus sp.) di Taman Nasional Bogani Nani Wartabone. Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, Vol. 5 Issue 1 (2016) 91-102

Bailey J. A. 1984. Principles of Wildlife Management. New York: John Wiley &

Son, Inc. http://www.amazon.com/Principles-Wildlife-Management-James Bailey/dp/0471016497#reader_0471016497.

Baldwin, R. A. 2009. Use of Maximum Entropy Modeling in Wildlife Research.

Entropy, Bio Sci 11(4), 854-866.

Bierregaard R.O., Lovejoy T.E., Kapos V., Dos Santos A. A., Hutchings RW.

1992. The Biological dynamics of tropical rainforest fragments. Bio Sci 42:859-866.

Broto BW. 2015. Struktur dan komposisi vegetasi habitat anoa (Bubalus spp.) di Hutan Lindung Pegunungan Mekongga Kolaka, Sulawesi Tenggara.

Seminar Nasional Masyarakat Biodiversiti Indonesia.

Doi:10.13057/psnmbi/m010339.

Burton J. A., Hedges S, Mustari AH. 2005. The Taxonomic Status, Distribution and Conservation of The Lowland Anoa Bubalus depressicornis and mountain Anoa Bubalus quarlesi. Mammal Rev 35: 25-50.

Burton, J.A., Mustari AH, dan Macwnald A. 2007. Status and Recommendations for in Situ Anoa (Bubalus sp.) with Suggested Implications for The Conservation Breeding Population. Media Konservasi 2: 96-98.

Burton, J., Wheeler, P., dan Mustari, A. 2016. Bubalus depressicornis. The IUCN Red List of Threatened Species 2016.

Brown, J. 1999. Bowen Family Systems Theory and Practice: Illustration and Critique.

Barredo, J. I., Kasanko, M., McCormick, N., dan Lavalle, C. 2003. Modelling dynamic spatial processes: simulation of urban future scenarios through cellular automata. Landscape and Urban Planning 64(3), pp. 145-160.

Cody, M.L. 1964. An Introduction to Habitat Selection in Birds. Academic Press Inc. Orlando.

Elith, J. dan Leathwick, J. 2009. Conservation Prioritisation using spesies Distribution Modelling. University of Florida.

arjournals.annualreviews.org.

Feely, K. J. dan Silman, M.R. The data void in modeling current and future distributions of tropical species. Global Change Biology Journal.

Fisher, H. 1998. Simulating The Distribution of Plant Communities in an Alpin Lanscape. Coenoses, 5, 37-43.

(5)

Fithian, W. dan Hastie, T. 2013. Finite Sample Equivalence in Statistical Models For Presence-Only Data. Annals of Applied Statistics, Vol. 7, No. 4, 1917- 1939.

Fourcade, Y., Engler, J.O., dan R. Dennis., dan S. Jean. 2014. Mapping Species Distributions with MAXENT Using a Geographically Biased Sample of Presence Data: A Performance Assessment of Methods for Correcting Sampling Bias. S ONE 9(5): e97122. doi:10.1371/journal.pone.0097122 Franklin, J. 1995. Predictive vegetation mapping: geographic modeling of

biospatial patterns in relation to environmental gradients. Progress in Physical Geography 19, pp. 474–499.

Franklin, J. 2009. Mapping Species Distributions: Spatial Inference and Prediction. New York, United States of America: Cambridge University Press.

Guissan dan Zimmermann. 2000. Predictive Habitat Distribution Models in Ecology. Ecological Modelling 135 (2000) 147 – 186.

Gunawan, H dan A.S. Mukhtar. 2005. Pengaruh perambahan terhadap vegetasi dan satwa liar di Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai, Provinsi Sulawesi Tenggara. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam. 2 (5):

449-459

Gunawan, H., 1996. Satwa Langka Sulawesi dan Masalah Pelestariannya. Rimba Sulawesi.

Gunawan, H. 2005. Struktur Vegetasi dan Status Populasi Satwaliar di Kompleks Hutan Gunung Poniki Taman Nasional Bogani Nani Wartabone Sulawesi Utara. Buletin Penelitian Kehutanan 3(2):6684. Balai Penelitian Ujung Pandang. Ujung Pandang.

Groves, CP . 1969. Systematic of The Anoa (Mammalia, Bovidae). Zoologi Museum of The University of Amsterdam. No. 23, Vol : 17.

Hair, Joseph F., William C. Black, Barry J. Babin, dan Rolph E. Anderson. 2010 . Multivariete Data Analysis (7th ed.).Englewood Cliffs, NJ : Prentice Hall.

Hand C. 2005. Simple Cellular Automata on Spreadsheet. Computers in Higher Education Economics Review 17 (1) : 9 -13 Hardjowigeno S. 2007. Ilmu Tanah. Jakarta: Akademika Pressindo.

Hardjowigeno, S. (1993). Evaluasi Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis.

Akademika Pressindo. Jakarta.

He C, Okada N, Zhang Q, Shiu P dan Zhang J. 2006. Modeling urban expansion scenarios by coupling cellular automata model and system dynamic model in Beijing, China. Applied Geography 26: 323 - 345

(6)

Hoegh, G., O., Hughes, L., Mclntyre, S., Lindenmayer, D.B., dan Parmesan, C.

2008. Assisted Colonization and Rapid Climate Change. 18 Juli 2008 VOL 321 www.sciencemag.org.

Jacob, N., Krishnan, R., Prasada Raju, P. V. S. P., dan Saibaba. (2008). Spatial and Dynamic Modelling Techniques for Land Use Change Dynamics Study. The International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatia Information Science. Vol. XXXVII.Part B2. Beijing 2008: 37- 43.

Jahidin. 2003. Populasi dan Perilaku Anoa Pegunungan (Bubalus Anoa) quarlesi Ouwens di Taman Nasional Lore Lindu. Tesis. Program Pasca Sarjana, IPB. Bogor. (Tidak diterbitkan).

Indra, Putri, dan Allo, M. K. 2009. Degradasi Keanekaragaman Hayati Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai. Balai Penelitian Kehutanan Makasar.

Makasar.

Kapos, V. 1989. Effects of isolation on the Water Status Forests patches in the Brazilian Amazon. Trop Eco 5: 173-185.

Krausman, P. R. 2001. Introduction to Wildlife Management: The Basics.

Pearson.

Liang,C., Kang, A., dan Pettorelli, N. 2016. Understanding habitat selection of the vulnerable wild yak Bos mutus on the Tibetan Plateau. Cambridge. Fauna dan Flora International.1-9.

Lillesand MT dan Kiefer RW. 1990. Penginderaan jauh dan interpretasi citra.

Terjemahan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Manson, MS. 2001. Integrated Assessment and Projection of Land Use/Land cover Change in the Southern Yucaton Peninsular of Mexico. Report and Review of International Workshop. California, USA 4-7 Oktober 2007. Pp 56-58

Merow, C., Smith, M.J., dan Silander, J.A. 2013. A Practical Guide to MaxEnt for modeling species distributions :What it does, and why inputs and setting matter. Ecography 36:1058-1069

Miyamoto, K.F., M. Clauss, S. Ortmann., dan A.W. Sainsbury.2005. Nutrition of Captive Lowland Anoa (Bubalus depressicornis), a Study on Ingesta Passage Intake, Digestibility and a Diet Survey. Zoo Biology 24 : 125-134.

Morrison, M.L., B.G. Marcot., dan R.W. Mannan. 2006. Wildlife-Habitat Relationships. Cambridge

Munibah K, 2008. Model spasial perubahan penggunaan lahan dan arahan penggunaan lahan berwawasan lingkungan (studi kasus DAS Cidanau,

(7)

Provinsi Banten) [Disertasi]. Bogor : Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Murcia, C. 1995. Edge Effects in Fragmented Forests: Implications for Conservation. Tree10 (2). Elsevier Science Ltd., England.

Mustari, A.H. 1996. Ecology and Conservation of Lowland Anoa (Bubalus depressicornis Smith) in Tanjung Amolengu Wildlife Reserve Southeast Sulawesi. Dalam: Population and Habitat Viability Assessment Workshop Report. Taman Safari Indonesia, Cisarua. 22-26 Juli 1996.

Mustari, A.H. 1997. Kebutuhan Nutrisi Anoa (Bubalus sp.) di Kebun Binatang Ragunan Jakarta. Laporan Penelitian Institut Pertanian Bogor. (Tidak di Publikasikan).

Mustari, A.H. 2003. Kebutuhan Pakan Anoa Dataran Rendah (Bubalus depressicornis, Smith) di Suaka Margasatwa Tanjung Peropa, Sulawesi Tenggara. Media Konservasi, Jurnal Ilmiah Bidang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Lingkungan. Volume VIII/Nomor 3, Desember 2003.

Mustari, A.H. dan Setiawan. 2010. Panduan Mamalia di Sulawesi. Kementerian Kehutanan.

Okarda B. 2010. Potential Habitat and Spatial Distribution of Anoa (Bubalus spp.) in Lore Lindu National Park. [Tesis]. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Osborne PE, Alonso JC, dan Bryant RG. 2001. Modelling Landscape – Scale Habitat Use Using GIS and Remote Sensing: A Case Study with Great Bustards. Journal of Applied Ecology 38: 458-471.

Pettorelli,N. 2013. The Normalized Difference Vegetation Index. Oxford University Press. Oxford,UK.

Pontius Jr. R.G. dan Schneider, L.C. 2001. Modeling land-use change in the Ipswich watershed, Massachusetts, USA, Agriculture. Eosystems and Environment 85.

Puntodewo A., S. Dewi, dan J Tarigan. 2003. Sistem Informasi Geografi Untuk Pengelolaan Sumberdaya Alam. Bogor: Center for International Forestry Research (CIFOR).

Phillips, S.J., Dudík, M., dan Schapire, R.E. 2004. A maximum entropy approach to species distribution modeling. In Proceedings of the twenty-first international conference on Machine learning (p. 83). ACM.

Phillips, S. J., Anderson, R. P., dan Schapire, R. E. 2006. Maximum entropy modeling of species geographic distributions. Ecological modelling.

Ecography 190: 231-259.

(8)

Phillips. S.J., dan Dudık. M. 2008. Modeling of species distributions with Maxent: new extensions and comprehensive evaluation. Ecography 31:161–175

Phong, L.T. 2004. Analysis of forest cover dynamic and their driving force in Bach Ma National Park and its buffer zone using remote sensing and GIS [Thesis]. The Netherland: International Institute for Geo-Information Science and Earth Observation.

Primack, R.j., Indrawan, M., dan Supriatna, J. 1998. Biologi Konservasi. Yayasan Obor Indonesia.

Purwantara, B., Sugiri, N., dan Yusmin, L.O. 2003. Filogeni, Ekologi Variasi Genetika dan Reproduksi Anoa (Famili Bovidae) di Wilayah Sulawesi Tenggara. IPB.

Ray, N. dan Burgman, M.A. 2006. Subuyektive Uncertainties in Habitat Suibitality Maps. Ecological Modelling, 195, 172-186.

Rondini, C., Chiozza, F., dan Boitani, L. 2006. High Human Density in The Irreplaceable Sites for African Vertebrates Conservation. Biological Conerservation, Science Direct, pag :358-363.

Shaw, J. 1985. Introduction to Wildlife Management. McGraw-Hill Book Company. New York. 316p.

Schaffer, W.M. 1981. Ecological Abstraction: The Consequences Of Reduced Dimensionality In Ecological Models. Ecological Monographs, Vol. 51 No. 4 (Dec., 1981), pp. 383-401 Published by: Wiley

Smith.R.L dan Smith.T.M. 2000. Element of Ecology, 4th Ed. Benjamin Cumming Science Publishing. Sanfransisco-California. USA.

Sugiarto, D. 2012. Strategi Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Di Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai dengan Pemanfaatan Pemodelan Spasial.

IPB. Bogor.

Suharjito dan Darusman. 2008. Kehutanan masyarakat : beragam pola partisipasi masyarakat dalam pengelolaan hutan

Traill, LW., Bradshaw, CJA, dan Brook, BW. 2007. Minimum Viable Population Size : A Meta-nalysis of 30 years of Published Estimates. Biological Conservation, Volume 139, issues 1-2, September 2007, Page : 159-166.

Verburg HP, Overmars KP, Huigen MGA, Groot WT, and Veldkamp A. 2006.

Analysis of the effect of land use change on protected areas in the Philippines. Applied Geography 26: 153 – 173.

Verburg HP., T.C.M de Nijs, J.R van Eck, H. Visser, dan K. de Jong. 2004. A method to analyse neighbourhood characteristic of land use patterns.

Computers, Environment and Urban Systems 28 : 667-690.

(9)

Whitten. A.J., Mustafa. M., dan Henderson.G.S.1987.The Ecology of Sulawesi.

Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Indonesia.

Yatap H. 2008. Pengaruh peubah sosial ekonomi terhadap perubahan penggunaan dan penutupan lahan di Taman Nasional Gunung Halimun Salak [Tesis].

Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Perintah Allah melalui mimpi kepada Nabi Ibrahim AS adalah untuk menyembelih ….. Bagaimana sikap Raja Namruz ketika disuruh agar menyemabah Allah

Therefore, the present paper entitles fostering studentc autonomy through poster making of previous classroom Action Research articles as the alternative media in

Sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan manusia yang berupa karya bahasa yang bersifat estetik (dalam arti seni), hasilnya

77 Istiqomah (2015) dan Griyati (2015) menyatakan bahwa terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dengan kedisiplinan belajar terhadap hasil belajar matematika. Uji

Monitoring status neurologi secara komprehensif merupakan bagian penting terutama pada pasien Space Occupying Lesion dengan HIV dan Toxoplasmosis Cerebri dengan adanya monitoring

Sesuai dengan judul penelitian ini “Makna Karakter Desain Komunikasi Visual Website NU Online Sebagai Media Dakwah ( Analisis Semiotika Ferdinand De Saussure )” ,

Nama-nama peserta yang tercantum ditentukan oleh PPPPTK Matematika berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan3. Kelengkapan administrasi yang harus diserahkan kepada