• Tidak ada hasil yang ditemukan

Alfian Putra Marfuadi D

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Alfian Putra Marfuadi D"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

AREA PELAYANAN DAN JARINGAN SURAKARTA DALAM SOSIALISASI PENERTIBAN PEMAKAIAN TENAGA

LISTRIK (P2TL) KEPADA KONSUMEN

LAPORAN TUGAS AKHIR

Disusun untuk memenuhi persyaratan guna mendapatkan sebutan Vokasional Ahli Madya ( A.Md ) Bidang Public Relation pada

Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

Oleh :

Alfian Putra Marfuadi D1608078

PROGRAM DIPLOMA III KOMUNIKASI TERAPAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

commit to user

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Sejalan dengan dinamika ekonomi yang semakin berkembang, kegiatan pelaku usaha pun semakin meluas. Hal ini berdampak pada semakin banyaknya jenis barang dan jasa yang dapat dikonsumsi. Makin beragamnya barang dan jasa tersebut membuat semakin variatif pula pilihan bagi konsumen.

Di zaman yang semakin maju, kreativitas masyarakat untuk menciptakan produkpun semakin meningkat. Kemajuan teknologi telekomunikasi dan informatika, misalnya saja peralatan elektronik yang semakin canggih yang menjadi salah satu kebutuhan hidup manusia. Untuk menggunakan peralatan elektronik tersebut dibutuhkan energi listrik. Karena saat ini peralatan elektronik telah menjadi salah satu kebutuhan pokok manusia, maka energi listrik pun menjadi kebutuhan pokok pula.

PT. PLN (Persero) merupakan Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang jasa kelistrikan. Salah satu tugas utama dari PT. PLN (Persero) adalah menyediakan listrik untuk kebutuhan seluruh bangsa Indonesia.

(3)

perusahaan yang bergerak di bidang jasa menyediakan listrik untuk seluruh warga Surakarta dan sekitarnya. Dalam organisasi PT. PLN (Persero) Area Pelayanan dan Jaringan Surakarta memiliki bagian-bagian yang menjalankan fungsi masing-masing, salah satunya adalah bidang Kehumasan dan Pemasaran yang memiliki kegiatan untuk memasarkan produksi listrik dan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat bagi perusahaan. Humas dan Pemasaran memiliki fungsi serta peran yang tidak jauh berbeda, salah satunya adalah berinteraksi langsung pada pelanggan atau masyarakat.

Merupakan pemain tunggal yang bergerak di bidang usaha kelistrikan, dengan pemerintah Republik Indonesia sebagai pemegang saham terbesarnya.

Visi Perusahaan adalah Diakui sebagai Perusahaan Kelas Dunia yang Bertumbuh Kembang, Unggul dan Terpercaya dengan bertumpu pada Potensi Insani. Sedangkan Misi PT. PLN (Persero) adalah :

· Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan, dan pemegang saham.

· Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.

· Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.

(4)

listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Untuk menjalankan kegiatan usaha yang bewawasan lingkungan, PT. PLN (Persero) dituntut untuk selalu aware atau peduli terhadap daya dukung lingkungan alam dan sosial serta isu-isu yang berkembang sosial yang berkembang di masyarakat. Sebagai penyedia kebutuhan energi, PT. PLN (Persero) terus berupaya untuk meningkatkan mutu pelayanan bagi tercapainya kepuasan konsumen. Sebagai perusahaan yang berorientasi pada profit, PT. PLN (Persero) dituntut untuk dapat memuaskan para pemegang sahamnya serta dalam setiap pangambilan keputusan bisnis berorientasi pada upaya meningkatkan nilai investasi pemegang saham.

PT. PLN (Persero) APJ Surakarta memposisikan seorang public relations sebagai seorang Ahli. Dimanapun pada struktur organisasi, kedudukan Ahli berada pada langsung dibawah Manager. Hal tersebut menunjukkan bahwa peran public relations sangat diperhitungkan, mengingat kedudukannya yang bediri sendiri sendiri dan langsung dibawah Manager sehingga mempermudah kinerja humas.

Berbagai upaya telah dilakukan oleh PT. PLN (Persero) APJ Surakarta dalam meningkatkan pelayanan kepada pelanggan antara lain yaitu PLN telah melakukan beberapa perubahan gedung layanan untuk memberikan keamanan dan kenyamanan pelanggan dalam bertransaksi di unit layanan PLN,

(5)

program layanan lainnya.

Pemadaman listrik yang dilakukan oleh PT. PLN (Persero) terkadang ada yang disengaja dan ada yang tidak disengaja. Pemadaman listrik yang disengaja adalah pemadaman listrik yang dilakukan untuk kepentingan pemeliharaan alat (travo) listrik. Hal ini dikarenakan keterbatasan daya mampu alat (travo) listrik yang dimiliki oleh PT. PLN (Persero) yang harus memenuhi permintaan pelanggan yang jumlahnya terus bertambah. Sehingga energi listrik yang ada harus dibagi-bagi agar semua pelanggan dapat menikmati listrik. Sedangkan pemadaman listrik yang tidak disengaja adalah pemadaman listrik yang terjadi akibat adanya gangguan. Misalnya karena gangguan cuaca (petir yang menyambar kabel listrik) atau karena banyaknya pencurian listrik yang menyebabkan travo yang ada tidak sanggup memenuhi kebutuhan yang pelanggan.

Pencurian aliran listrik diantaranya berupa “pencatolan” ke jaringan milik PT. PLN (Persero), mengutak-atik alat pembatas dan pengukur (kWh atau kVArh meter) atau penambahan daya tanpa seijin PT. PLN (Persero), merupakan serangkaian tindak kejahatan yang sering dilakukan oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Tindakan ini tidak hanya merugikan baik secara keuangan maupaun citra PT. PLN (Persero) sebagai pemasok aliran listrik, namun juga dapat di kategorikan sebagai tindak manipulasi rekening.

(6)

kebakaran.

Tabel 1. Jumlah Pelanggan Yang Diperiksa Akibat Pencurian Aliran Listrik

NO UPJ

Jumlah Pelanggan Per 31 Desember 2010

Pelanggan Diperiksa

1 Grogol 43.472 1.595

2 Jatisrono 95.332 3.415

3 Karanganyar 94.386 3.338

4 Kartosuro 68.247 2.472

5 Manahan 80.645 2.961

6 Palur 39. 206 1.424

7 Sragen 137.481 4.950

8 Sukoharjo 101.547 3.644

9 Sumberlawang 128.123 4.583

10 Surakarta Kota 77. 408 2.906

11 Wonogiri 116.974 4.186

APJ SURAKARTA 982.921 35.524

Sumber : PT. PLN APJ Surakarta, 2011

(7)

tenaga listrik (P2TL). Sebelum awal tahun 2000 operasi ini dikenal dengan nama OPAL (Operasi Penertiban Aliran Listrik). Regu-regu P2TL mengemban tugas dan tanggung jawab yang cukup berat yaitu melakukan pemeriksaan penguna pelanggan maupan non pelanggan PT. PLN (Persero) dengan jujur dan tegas.

Tabel 2. Jumlah Kerugian PT. PLN (Persero) APJ Surakarta

Akibat Pencurian Aliran Listrik

NO UPJ

Kerugian

Per 31 Desember 2010 (Rp)

1 Grogol 120.000.265

2 Jatisrono 181.604.174

3 Karanganyar 136.917.126

4 Kartosuro 159.892.789

5 Manahan 270.189.344

6 Palur 158.331.782

(8)

9 Sumberlawang 196.452.648

10 Surakarta Kota 312.835.198

11 Wonogiri 145.633.285

APJ SURAKARTA 2.056.240.245

Sumber : PT. PLN APJ Surakarta, 2011

Atas dasar berbagai permasalahan tersebut, maka penulis menganggap perlu mengangkat masalah ini untuk diteliti lebih lanjut. Untuk itulah, pada kesempatan ini penulis bermaksud menyusun Tugas Akhir dengan judul “PERAN HUMAS PT. PLN (PERSERO) AREA PELAYANAN DAN JARINGAN SURAKARTA DALAM SOSIALISASI PENERTIBAN PEMAKAIAN TENAGA LISTRIK (P2TL) KEPADA KONSUMEN”.

2. Rumusan Masalah

Public Relations/Humas merupakan ujung tombak informasi bagi sebuah institusi/ organisasi. Public Relations/Humas merupakan hal yang sangat penting yang keberadaannya harus dapat menyesuaikan sebuah

(9)

maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

· Bagaimana cara sosialisasi “Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik” PT.

PLN (Persero) Area Pelayanan dan Jaringan Surakarta dalam rangka menciptakan citra perusahaan ?

· Siapakah sasaran kegiatan “Sosialisasi Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik” PT. PLN (Persero) Area Pelayanan dan Jaringan Surakarta ?

· Media apakah yang dipakai untuk kegiatan sosialisasi “Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik” (P2TL) oleh PT. PLN (Persero) Area Pelayanan dan Jaringan Surakarta ?

3. Tujuan Praktek Kuliah Kerja

Dalam praktek kuliah kerja ini, penulis mempunyai tiga tujuan. Tujuan tersebut antara lain sebagai berikut.

a. Tujuan Operasional

Untuk mengetahui sejauh mana pelaksana fungsi kehumasan PT. PLN (Persero) Area Pelayanan dan Jaringan Surakarta dalam sosialisasi

“Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik” (P2TL) kepada konsumen sebagai bahan perbandingan antara teori yang telah di dapat dibangku kuliah dengan kenyataan yang ada dilapangan.

(10)

Agar hasil praktek kuliah kerja ini diharapkan bisa dijadikan sebagai masukkan dan informasi bagi pembaca maupun bagi PT. PLN (Persero) Area Pelayanan dan Jaringan Surakarta mengenai arti penting kehumasan dalam suatu organisasi atau instansi dalam melaksanakan sosialisasi.

c. Tujuan Individual

Menerapkan teori-teori yang telah diperoleh selama kuliah, dan memperoleh pengalaman dan pengetahuan yang bermanfaat bagi penulis sebagai bekal menghadapi dunia kerja nantinya, melatih penulis untuk bertanggung jawab, disiplin dalam melaksanakan tugas-tugas yang dikerjakan serta untuk memenuhi syarat-syarat dalam memperoleh sebutan Ahli Madya pada Program Diploma III Humas / Public Relation Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Manfaat Praktek Kuliah Kerja

Agar penulis dapat mengaplikasikan apa yang sudah penulis pelajari di bangku kuliah dengan apa yang didapatkan saat Kuliah Kerja Media (KKM) dan mengetahui sejauh mana fungsi kehumasan di PT. PLN (Persero) APJ Surakarta itu menjalani kegiatan yang dapat meningkatkan kualitas pelayanannya dan agar PT. PLN (Persero) APJ Surakarta dapat meningkatkan

“Integritas Layanan Publik”, menciptakan lingkungan kerja yang bersih bebas

(11)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Humas

Istilah “Hubungan Masyarakat” yang di singkat “Humas” terjemahan dari Public Relations, di Indonesia benar-benar sudah memasyarakat dan telah dipergunakan secara luas oleh departemen, perusahaan, lembaga, jawatan, badan, dan organisasi kekaryaan. Hubungan masyarakat merupakan komunikasi dua arah dengan publik (perusahaan / organisasi) yang bertujuan untuk menimbulkan saling pengertian, percaya, dan saling membantu atau kerjasama.

Saat ini tidak ada organisasi yang tidak membutuhkan humas. Humas merupakan suatu komunikasi yang berlaku terhadap terhadap semua jenis organisasi, baik yang bersifat komersial atau yag bertujuan mencari keuntungan (profit) maupun perusahaan nonkomersial yang tidak mencari keuntungan. Tidak peduli apakah organisasi itu berada disektor pemerintah maupun sektor swasta.

Humas juga dirasakan pentingnya oleh para manajer untuk menghilangkan

“luka-luka” akibat salah komunikasi dan salah interpretasi (penafsiran) yang terjadi antara manager beserta karyawannya dengan publik di luar organisasi.

(12)

Untuk dapat membedakan mana humas dan mana yang bukan humas, baik itu dalam pengertian humas sebagai aktivitas, divisi, atau profesi tidaklah mudah.

Diperlukan adanya batasan atau definisi untuk dapat memahaminya. Berbagai definisi mengenai humas dari berberapa ahli komunikasi antara lain:

a. Cutlip, Center & Broom

Humas adalah fungsi manajemen yang membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat antara organisasi dengan publik yang mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi tersebut.

b. Frank Jefkins

Humas sebagai “sesuatu yang merangkum keseluruhan komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam maupun keluar antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian”. Pada intinya humas adalah sebuah sistem komunikasi untuk menciptakan niat baik.

c. Edwad L. Bernays (Public Relation University of Oklohama Prees) Menyatakan humas mempunyai 3 pengertian yaitu:

1. Humas memberi penerangan kepada masyarakat.

2. Humas sebagai pembujuk langsung kepada masyarakat guna mengubah sikap dan tindakan.

(13)

3. Humas sebagai usaha-usaha mengintegrasikan sikap dan tindakan dari permasalahan dengan masyarakat dan dari masyarakat terhadap permasalahannya.

d. Onong Uchjana Effendy dalam bukunya “Human Relations dan Public Relations”

memberikan definisi sebagai berikut :

“Kegiatan komunikatif-persuasif-sugestif dan kedua pihak merasa hatinya puas, yang merupakan aspek-aspek manusiawi dari huma relations atau yang dituju adalah kepuasan batin.”(Onong,1993:51)

e. J.C. Seidel (Public Relations Director, Division of Housing, State of New York) Public Relations merupakan proses continue dari usaha-usaha management untuk memperoleh Goodwiil.

f. Dr. Rex Harlow

Humas adalah suatu fungsi manajemen yang khas yang mendukung pembinaan dan pemeliharaan jalur bersama antara organisasi dengan publiknya mengenai komunikasi, pengertian, penerimaan, dan kerjasama. Melibatkan manajemen dalam permasalahan atau persoalan. Membantu manajemen menjadi tahu mengenai dan tanggap terhadap opini publik. Menetapkan dan menekankan tanggug jawab manajemen untuk melayani kepentingan publik. Mendukung manajemen dalam mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara efektif; bertindak sebagai sistem peringatan dini dalam membantu mengantisipasi kecendrungan dan menggunakan penelitian serta teknik komunikasi yang sehat dan etis sebagai sarana utama.

(14)

g. W. Emerson Reck (Public Relations Director, Colgate University)

Public Relations merupakan kelanjutan dari proses penetapan kebijakan penentuan pelayanan-pelayanan dan sikap yang di sesuaikan dengan kepentingan orang-orang atau golongan agar organisasi atau lembaga itu memperoleh kepercayaan dan Goodwiil dari mereka. Pelaksanaan kebijakan, pelayanan dan sikap adalah untuk menjamin adanya pengertian dan penghargaan yang sebaik-baiknya.

h. Howard Bonham (Vice Chairman, American National Red Cross)

Public Relations merupakan suatu seni untuk menciptakan pengertian public yang lebih baik yang dapat memperdalam kepercayaan publik terhadap seseorang atau suatu organisasi atau badan.

i. Sondang P Siagian

Dalam “Filsasafah Administrasi” mendefinisikan Humas sebagai keseluruhan kegiatan yang dijalankan suatu organisasi terhadap pihak-pihak lain dalam rangka pembinaan pengertian dan memperoleh dukungan pihak lain demi tercapainya tujuan organisasi dengan sebaik-baiknya.

Dari sekian definisi atau pengertian Humas pada hakikatnya memiliki persamaan. Hal tu terutama bahwa kegiatan humas dimaksudkan untuk memperoleh pengertian, kepercayaan dan dukungan melalui suatu kegiatan komunikasi dua arah atau timbal balik dalam rangka mendukung fungsi dan tujuan manajemen dengan meningkatkan pembinaan kerja sama dan pemenuhan kepentingan bersama. Kegiatan komunikasi tersebut dilakukan baik didalam organisasi maupun komunikasi dengan

(15)

B. Fungsi Humas

a. Menurut Edward L. Bernays humas memiliki fungsi sebagai berikut :

1. Memberikan penerangan kepada publik,

2. Melakukan persuasi kepada publik untuk mengubah sikap dan tingkah laku publik

3. Upaya untuk menyatukan sikap dan perilaku suatu lembaga sesuai dengan sikap dan perbuatan masyarakat, atau sebaliknya.

b. Fungsi PR menurut Public Relations Society of America (PRSA), yaitu :

1. Counselling : Menyediakan saran kepada Manajemen yang berhubungan dengan kebijakan, hubungan dan komunikasi.

2. Research : Melihat tindakan dan perilaku publik dalam rangka merencanakan strategi PR. Research dapat digunakan untuk membangun saling pengertian atau mempengaruhi dan meyakinkan publik.

3. Media Relations : Bekerja sama dengan pihak media untuk mencari publisitas atau merespon ketertarikan mereka terhadap lembaga.

4. Publicity : Menampilkan pesan terencana melalui media tertentu untuk menghasilkan ketertarikan yang lebih jauh lagi.

5. Employee Relations : Memberikan respon terhadap suatu masalah, menginformasikan, dan memotivasi karyawan lembaga.

(16)

6. Public Affairs : Membantu lembaga beradaptasi dengan harapan publik, dan menjelaskan aktivitas lembaga mereka.

7. Government Affair : Berhubungan langsung dengan lembaga-lembaga pemerintah lain yang terkait dengan kelangsungan lembaga kita. Melobi juga dapat menjadi salah satu program hubungan dengan lembaga pemerintah lain.

8. Issue management : Mengidentifikasi dan mengetahui isu yang berkembang pada publik yang berakibat pada lembaga.

9. Development/Fund Raising : Menciptakan kebutuhan dan memberanikan publik untuk mendukung lembaga,terutama melalui kontribusi finansial.

10. Financial Relations : Menciptakan dan menjaga kepercayaan investor dan membangun hubungan baik dengan komunitas finansial. Juga dikenal dengan Investor Relations atau Stakeholders Relations.

11. Industrial Relations : Berhubungan dengan lembaga-lembaga lain dalam industri dari sebuah organisasi dan dengan asosiasi dagang.

12. Multi-Cultural Relations/Workplace Diversity : Berhubungan dengan individu- individu dan kelompok-kelompok dalam berbagai kelompok budaya.

13. Special Event : Memancing ketertarikan seseorang terhadap lembaga dengan mengadakan suatu kegiatan yang didisain untuk dapat berinteraksi dengan mereka, sehingga mendapat perhatian yang lebih.

14. Marketing Communications : Kombinasi dari aktifitas yang didisain untuk menjual produk, jasa atau ide,termasuk iklan, Collateral Materials, publisitas,

(17)

c. Menurut Bertnand R Canfield daam bukunya “Public Relations, Principles and Problem” menyebutkan humas memiliki 3 fungsi (Siswanto Bambang,1985 : 8) :

1. Mengabdi kepada kepentingan umum.

2. Memelihara komunikasi yang baik.

3. Menitik beratkan moral dan tingkah laku yang baik.

C. Peran Humas

Menurut Cutlip , Center & Broom dalam buku Effective Public Relations yaitu :

1. Expert perscriber Communication. Humas adalah seorang ahli yang dapat memberikan saran, nasehat kepada pimpinan organisasi, hubungannya dapat diibaratkan antara dokter dengan pasien.

2. Problem Solving Process Facilitator. Dapat memfasilitasi pemecahan masalah.

Humas terlibat dalam setiap penanganan masalah, menjadi anggota tim atau menjadi pimpinan tim penanganan masalah.

3. Communication Facilitator. Peranan Humas adalah jembatan komunikasi antara publik dengan perusahaan. Sebagai mediator atau penengah jika terjadi miscommunication.

4. Technician Communication. Humas adalah pelaksana teknis komunikasi.

Menyediakan layanan di bidang teknis dimana kebijakan dan keputusan teknik

(18)

komunikasi mana yang akan digunakan keputusan petugas Humas melainkan keputusan manajemen dan petugas Humas yang melaksanakannya.

D. Tugas Humas

a. Frida Kusumastuti menjabarkan tugas-tugas Public Relations sebagai berikut :

1. Menginterpretasikan, menganalisa, dan membuat evaluasi kecenderungan perilaku Menginterpretasikan, menganalisa, dan membuat evaluasi kecenderungan perilaku.

2. Mempertemukan kepentingan organisasi dengan kepentingan public sehingga tercipta saling pengertian, menghormati dan menyanggupi untuk melaksanakan kebijakan yang diambil oleh organisasi.

3. Mengevaluasi program-program organisasi khususnya yang berkaitan dengan publik.

b. Frank Jefkins dalam buku “Public Relations” menguraikan tugas yang harus dilakukan oleh departemen Humas :

1. Menyusun serta mendistribusikan sajian berita ( news realease), foto-foto dan berbagai artikel untuk konsumsi kalangan media massa.

2. Mengorganisasikan konferensi pers, termasuk acara resepsi dan kunjungan kalangan media massa ke organisasi/perusahaan.

3. Menjalankan fungsi sebagai penyedia informasi bagi pihak media massa.

(19)

4. Mengatur acara wawancara antara kalangan pers, radio dan televisi dengan pihak manajemen.

5. Melaksanakan fungsi fotografi dan membentuk sebuah perpustakaan foto.

6. Menyunting dan memproduksi majalah atau surat kabar internal serta mengelola berbagai bentuk komunikasi internal lainnya seperti video, slide presentasi, majalah dinding dan sebagainya.

7. Menyunting serta memproduksi jur nal-jurnal eksternal untuk konsumsi pihak luar.

8. Menulis dan membuat bahan-bahan cetak seperti lembaran informasi yang memuat tentang sejarah perusahaan, laporan tahunan atas hasil kerjanya, media komunikasi antara sesama pegawai, poster -poster yang bersifat mendidik dan sebagainya.

9. Mengadakan dan mengelola berbagai bentuk instrument audio-visual.

10. Mengelola ber bagai hal yang berkaitan dengan sponsor kehumasan.

11. Mengikuti rapat-rapat penting yang diselenggarakan oleh dewan direksi, dan para pimpinan departemen produksi, pemasaran, penjualan dan sebagainya.

12. Mengelola survey-survei pendapat atau berbagai macam penelitian lainnya.

13. Menjalin hubungan dekat dengan politisi dan birokrat.

14. Mengatur acara-acara resmi.

(20)

E. Public Relations dan Media

1. Pengertian Media merupakan bentuk jamak dari medium. Dalam ilmu komunikasi media diartikan sebagai:

a. Saluran

b. Sarana penghubung c. Alat-alat komunikasi

Media Public Relations adalah berbagai macam sarana penghubung yang diperlukan PR (mewakili organisasi) dengan publikya, yaitu publik internal maupun publik eksternalnya untuk membantu tujuan.

2. Tujuan pengunaan media dalam Public Relations:

a. Membantu promosikan dan meningkatkaan pemasaran suatu produk dan jasa.

b. Menjalin komunikasi berkesinambungan.

c. Meningkatkan kepercayaan publik.

d. Meningkatkan citra baik perusahaan/organisasi.

3. Macam media

a. Media cetak (house journal, surat kabar, majalah, dan sebagainya) b. Broadcasting media (radio dan televisi)

c. Special event (kegiatan-kegiatan khusus)

(21)

d. Media luar ruang (spanduk, papan reklame, poster, dll)

F. Ruang Lingkup Public Relations

Dari paparan fungsi, peran, dan tugas di atas, dapat dijabarkan Ruang Lingkup pekerjaan Public Relations.Secara sederhana pekerjaan yang biasa dilakukan Public Relations:

a. Publication & Publicity

yaitu memperkenalkan perusahaan kepada publik.

b. Events

mengorganisasi event atau kegiatan sebagai upaya membentuk citra.

c. News

seorang Public Relations dituntut menguasai teknik-teknik menulis sehingga dapat menghasilkan produk-produk tulisan,seperti press release, news letter, berita, dan lain-lain.

d. Community Involvement

Public Relations mesti membuat profram-program yang ditujukan untuk menciptakan keterlibatan komunitas atau masyarakat sekitarnya.

e. Identity Media

merupakan pekerjaan Public Relations dalam membina hubungan dengan media (pers).

(22)

f. Lobbying

Public Relations dituntut mempunyai keahlian persuasi dan negosiasi dengan berbagai pihak.

G. Pengertian Sosialisasi

Manusia adalah makhluk sosial, dimana tidak dapat hidup sendiri dan selalu membutuhkan bantuan serta pertolongan dalam menjalani kehidupan ini.Begitu pula kita sebagai makhluk sosial, kita selalu memerlukan bantuan orang lain dengan cara bersosialisasi dan melakukan interaksi. Dan dengan kita melakukan komunikasi,maka proses sosialisasi akan terlaksana dengan baik dan sesuai dengan tujuan.

Sosialisasi adalah satu konsep umum yang bisa dimaksudkan sebagai sebuah proses di mana kita belajar melalui interaktif dengan orang lain, tentang cara berpikir, merasakan, dan bertindak, di mana kesemuanya itu merupakan hal-hal yang sangat penting dalam menghasilkan partisipasi sosial yang efektif. Sosialisasi merupakan proses yang terus terjadi selama hidup kita

· Pada umumnya sosialisasi mempunyai tujuan sebagai berikut :

1. Memperkenalkan Produk dan layanannya 2. Menarik perhatian

3. Pemahaman 4. Perubahan sikap 5. Tindakan

(23)

H. Publik / Stakeholder

Istilah publik dalam Public Relations merupakan khalayak sasaran dari kegiatan humas. Publik disebut juga stakeholder, yakni kumpulan dari orang-orang atau pihak-pihak yang berkepentingan terhadap organisasi atau perusahaan. Beberapa pembagian (klasifikasi) mengenai publik sebagai berikut :

1. Publik Internal dan Publik Eksternal. Publik internal adalah yang berada didalam organisasi, misalnya pada suatu perusahaan ada karyawan, pemegang saham, direksi, dan sebagainya. Sedangkan publik eksternal adalah semua pihak diluar organisasi yang mempunyai kepentingan terhadap organisasi, misalnya pemasok, pemerintah, pihak bank, pers dan sebagainya.

2. Publik Primer, Sekunder dan Marjinal. Organisasi perlu menetapkan skala prioritas publik yang menjadi fokus perhatian dari yang paling penting (primer), kurang penting (sekunder) hingga yang dapat diabaikan (marjinal).

Pembagian ini sangat bervariasi pada tiap-tiap organisasi dan dapat berubah-ubah.

3. Publik Tradisional dan Publik Masa Depan. Karyawan dan konsumen adalah publik tradiosional, sedang publik masa depan adalah konsumen potensial, pemerintah, peneliti.

4. Proponents, Opponents, Uncommitted. Diantara publik terdapat kelompok yang yang memihak (proponents), menentang perusahaan (opponents), dan ada yang

(24)

tidak peduli (uncommitted). Perusahaan perlu mengenal publik yang berbeda-beda ini agar dapat dengan jernih melihat permasalahan.

5. Silent Majority dan Vocal Minority. Dilihat melalui aktivitas mengajukan complain atau dukungan bagi organisasi, dapat dibedakan antara yang vocal ( aktif) dan yang silent (pasif). Publik penulis di surat kabar dikategorikan vocal minority karena aktif menyuarakan pikirannya, sedangkan sebagian besar pembaca dikategorikan sebagai silent majority karena bertindak pasif.

I. Citra (Image)

Dewasa ini banyak sekali perusahaan atau organisasi yang memahami pentingnya memberi perhatian yang cukup untuk membangun suatu citra yang menguntungkan bagi perusahaan tidak hanya dengan melepaskan diri terhadap terbentuknya suatu kesan negatif. Citra merupakan kesan yang diperoleh seseorang berdasarkan pengetahuan dan informasi – informasi yang diterima seseorang. Frank Jefkins dalam bukunya “Public Relations” dan buku lainnya Essential of Public Relations menjelaskan ada beberapa jenis citra antara lain (Soemirat soleh, 2004 : 117) :

1. The Mirror Image (Cermin Citra)

Adalah bagaimana dugaan (citra) manajemen terhadap public eksternal dalam melihat perusahaannya.

2. The Current Image (Citra Masih Hangat)

(25)

Merupakan citra yang terdapat pada public eksternal yang berdasarkan pengalaman atau menyangkut miskinnya informasi dan pemahaman public eksternal.

3. The Wish Image (Citra Yang Diinginkan)

Yaitu manajemen menginginkan pencapaian prestasi tertentu.

4. The Multiple Image (Citra Yang Berlapis)

Merupakan sejumlah individu, kantor cabang atau perwakilan perusahaan lainnya dapat membentuk citra tertentu yang belum sesuai dengan keseragaman citra seluruh organisasi atau perusahaan.

J. Pengertian Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik (P2TL)

Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik (P2TL) merupakan program dari PT. PLN (Persero) untuk menertibkan pemakaian tenaga listrik. Sebelum awal tahun 2000 operasi ini dikenal dengan nama OPAL (Operasi Penertiban Aliran Listrik). Regu-regu P2TL mengemban tugas dan tanggung jawab yang cukup berat yaitu melakukan pemeriksaan penguna pelanggan maupan non pelanggan PT. PLN (Persero) dengan jujur dan tegas.

Informasi perihal adanya kecurigaan pemakaian aliran listrik secara tidak sah, dapat disampaikan oleh siapaun ke unit pelayanan PLN terdekat, dan sesegera mungkin ditindaklanjuti oleh petugas terkait. Tentunya kerahasiaan identitas pelapor akan dijaga.

(26)

Sekalipun melibatkan oknum pegawai PLN, tindakan dan sanksi tegas tetap akan dilaksanakan.

P2TL mengacu pada surat keputusan direksi PT. PLN (Persero) nomor 68.K/010/DIR/2000 tanggal 26 april 2000 tentang penertiban pemakaian tenaga listrik, tagihan susulan dan pemutusan sambungan tenaga listrik, sehingga pelaksanaan P2TL dapat berlangsung jelas dan bertanggung jawab.

· Macam P2TL:

1. P2TL Rutin

Yaitu P2TL yang dilaksanakan secara rutin pada hari kerja sesuai jadwal.

2. P2TL Khusus

Yaitu P2TL yang dilaksanakan secara khusus atau mendadak atau dengan pengintaian sebelumnya.

3. P2TL Gabungan

Yaitu P2TL yang dilaksanakan secara gabungan oleh petugas wilayah dan cabang.

· Ciri-ciri petugas P2TL:

1. Memakai seragam dinas PT. PLN (Persero) berwarna abu-abu/cream 2. Memakai tanda pengenal petugas PLN asli berlogo petir di dada kiri.

3. Membawa surat perintah penugasan (SPP) yang ditanda tangani oleh pejabat yang berwenang dengan tanda stempel PT. PLN (Persero).

(27)

4. Memakai kendaraaan dinas P2TL PLN dengan logo PLN.

5. Tim Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik (P2TL) bekerjasa sama dengan pihak kepolisian terus memonitoring dan melakukan penyelidikan untuk mengantisipasi pencurian arus listrik.

6. Tidak disertakan pembayaran di tempat.

K. Dasar landasan hukum yang digunakan dalam P2TL, yaitu :

1. UU No. 15 tahun 1985 tentang Ketenagalistrikan.

2. PP No. 17 tahun 1990 tentang PLN.

3. Peraturan Menteri No.03.P/451/ PE/1991 tentang Persyaratan Penyambungan Listrik (Pasal 44).

4. Surat edaran PLN Pusat No.55/PST/76 tentang Hak Intervensi PLN.

5. Surat edaran PLN Pusat No.004/PST/85 tentang Perlindungan Hukum bagi Petugas OPAL.

6. Surat edaran PLN Pusat No.068.K/010/DIR/2000 tentang Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik.

L. Prosedur pelaksanaan P2TL dilokasi pelanggan dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Petugas P2TL saat tiba dilokasi menyampaikan salam, seraya menunjukan identitas (kartu pegawai, surat perintah penugasan), lalu petugas P2TL akan memulai pemeriksaan instalasi alat pembatas dan pengukur (APP) milik PT. PLN (Persero)

(28)

2. Saat pemeriksaan berlangsung pihak atau wakil pelanggan dimohon untuk turut menyaksikan jalannya pemeriksaan teknik dan administrasi.

3. Pemeriksaan kondisi segel APP (alat pembatas dan pengukur) didalam dan diluar gardu.

4. Pemeriksaan pengawatan dimulai dari Saluran Masuk Pelayanan (SMP), pengukuran tegangan yang masuk ke APP (Alat Pembatas Dan Pengukur).

5. Bila tidak ditemukan kelainan baik pada segel, pengawatan APP (alat pembatas dan pengukur), maupun SMP (saluran masuk pelayanan) maka akan dilakukan penyegelan kembali.

6. Bila ditemukan kelainan yang tidak hanya menyangkut APP (alat pembatas dan pengukur) tetapi juga menyangkut instalasi milik pelanggan, maka barang bukti akan diambil petugas untuk dibawa ke kantor PLN.

7. Seluruh hasil pemeriksaan akan dituangkan dalam berita acara (BA) P2TL yang ditandatangani oleh petugas PLN dan pelanggan/saksi pelanggan.

8. Pelanggan akan diberikan 1 (satu) copy atau tembusan dokumen BA P2TL untuk disimpan sebagai bukti telah dilakukan pemeriksaan. Khusus bila terjadi pelanggaran, maka pelanggan dimohon hadir ke unit pelayanan PLN terdekat, untuk mengikuti tindak lanjut proses pemeriksaan. Jika terdapat unsur pidan maka kasus temuan tersebut akan ditindaklanjuti sesuai prosedur hukum pidana yang berlaku.

(29)

M. Golongan pelanggaran dan tagihan susulan : 1. Golongan A

Pelangaran golongan A adalah pelanggaran yang tidak mempengaruhi batas daya dan tidak mempengaruhi pengukuran energi.

Termasuk pelanggaran golongan A yaitu apabila sebagian segeldan atau tanda tera pada APP (alat pembatas dan pengukur) atau perlengkapan APP diganti atau tidak sesuai aslinya. Penjelasan atas masing-masing pelanggaran tersebut diatas adalah sebagai berikut :

a. Pada kotak APP atau lemari APP yang dilengkapi dengan dua segel atau lebih terdapat salah satu segel rusak atau terbuka atau hilang atau tidak sesuai dengan aslinya.

b. Pada alat pembatas yang mempunyai 2 (dua) segel atau lebih terdapat salah satu segel rusak atau terbuka atau hilang atau tidak sesuai dengan aslinya yang lainnya masih utuh.

Tagihan susulan untuk pelanggaran golongan A, besarnya adalah biaya penyegelan kembali sesuai harga satuan (HPS) yang berlaku.

2. Golongan B

Pelanggaran golongan B adalah pelanggaran yang mempengaruhi batas daya tetapi tidak mempengaruhi pengukuran energi.

Termasuk pelanggaran golongan B yaitu apabila terjadi salah satu atau lebih hal-hal sebagai berikut :

(30)

b. Jika segel pada meter kVA-maks atau meter KW-maks dan atau perlengkapannya rusak atau tidak sesuai dengan aslinya.

c. Terdapat sambungan langsung.

d. Pengahantar phasa tertukar dangan penghantar netral pada sambungan 1 (satu) phasa dan penghantar netral terputus serta terhubung ke bumi sehingga mempengaruhi daya.

Tagihan susulan untuk pelanggaran golongan B, besarnya adalah 6 x 1,5 daya tersambung x 0,85 x harga per kWh tertinggi pada golongan tarif yang bersangkutan sesuai TDL yang berlaku di PLN, ditambah biaya penyegelan kembali dan pengatiaan APP yang rusak.

3. Golongan C

Pelanggaran golongan C adalah pelanggaran yang tidak mempengaruhi batas daya tetapi mempengaruhi pengukuran energi.

Termasuk pelanggaran golongan C yaitu apabila terjadi salah satu atau lebih hal-hal sebagai berikut :

a. Segel atau tanda tera pada kotak APP, terminal alat pengukur, alat pengukur dan perlengkapan APP rusak atau hilang atau tidak sesuai aslinya.

b. Meter kWh dan atau meter kVAh rusak/berlubang atau terdapat benda lainya didalamnya.

c. Alat pengukur dan atau perlengkapan APP rusak atau tidak sesuai dengan aslinya atau putus atau longgar atau terhubung singkat atau berubah

(31)

d. Terdapat sambungan langsung.

e. Pengahantar phasa tertukar dangan penghantar netral pada sambungan 1 (satu) phasa dan penghantar netral terputus serta terhubung ke bumi.

f. Segel atau tanda tera dalam keadaan baik tetapi alat pengukur tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya, karena dilambatkan, ditahan, dibalikkan putarannya, atau kumparan tegangan dan kumparan arus dirusak sehingga mempengaruhi pengukuran energi.

Tagihan susulan untuk pelanggaran golongan B, besarnya adalah 6 x 720 jam x kVA daya tersambung x 0,85 x harga per kWh tertinggi pada golongan tarif yang bersangkutan sesuai Tarif Dasar Listrik yang berlaku di PLN, ditambah biaya penyegelan kembali dan pengatiaan APP yang rusak.

4. Golongan D

Pelanggaran golongan D adalah pelanggaran yang mempengaruhi batas daya dan mempengaruhi pengukuran energi. Artinya dikategorikan dalam pelanggaran golongan D jika terdapat pelanggaran golongan B dan C sekaligus.

Termasuk pelanggaran golongan D yaitu apabila alat pembatas dan atau alat pengukur dan atau perlengkapan APP milik PLN yang pengawan dan pengamanannya menjadi tanggung jawab pelanggan kedapatan rusak atau hilang atau tidak sesuai aslinya.

Tagihan susulan untuk pelanggaran golongan D, besarnya adalah tagihan susulan pelanggaran golongan B ditambah tagihan susulan pelanggaran golongan C.

(32)

5. Golongan E

Pelanggaran golongan E adalah pelanggaran yang terjadi bukan akibat kesalahan pelanggan.

Termasuk pelanggan yaitu bukan akibat kesalahan pelanggan yaitu apabila kedapatan atau terbukti bahwa sejumlah tenaga listrik yang telah digunakan pelanggan tidak terukur, tidak tercatat dan atau belum tertagih yang disebabkan : a. Terjadi kesalahan pengawatan APP (alat pembatas dan pengukur) sehingga

energi listrik tidak terukur dengan benar, namun segel dalam keadaan baik.

b. Terjadi kerusakaan pada alat pengukur dan perlengkapan APP karena kualitas sehingga energi tidak terukur dengan benar namun segel dalam keadaan baik.

c. Kesalaan faktor kali meter sehingga pemakaian energi listrik yang ditagihkan kepada pelanggan menjadi tidak benar.

Tagihan susulan untuk pelanggaran golongan E, besarnya adalah tagihan susulan ditetapkan sesuai besarnya energi lisrik yang belum terukur atau belum tertagih maksimum 6 (enam) bulan pemakaian.

6. Golongan F

Pelanggaran golongan F adalah jenis pelanggaran yang tidak termasuk dalam pelanggaran golongan A sampai E.

Termasuk pelanggaran golongan D yaitu apabila penggunaan tenaga listrik tidak sesuai dengan peruntukannya. Dalam hal ini tenaga listrik digunakan untuk keperluan pemakaian yang harga golongan tarifnya lebih tinggi dari golongan tarif

(33)

yang tercantum dalam surat perjanjian jual beli tenaga listrik dari pelanggan yang bersangkutan.

Tagihan susulan untuk pelanggaran golongan F, maka gologan tarif pelanggan yang bersangkutan langsung disesuaikan dengan golongan tarif sesuai peruntukan pada saat kedapatan. Kepada pelanggan yang bersangkutan diberitahu secara tertulis adanya perubahan golongan tarif tersebut.

N. Konsumen

Banyak para ahli yang mencoba mendefinisikan pengertian dari konsumen. Menurut para ahli hukum, konsumen adalah sebagai pemakai terakhir dari benda dan jasa yang diserahkan kepada mereka oleh penguasa.

Menurut Philip Kotler, pengertian konsumen adalah semua individu dan rumah tangga yang membeli atau memperoleh barang atau jasa untuk di konsumsi pribadi.

Menurut Aziz Nasution, konsumen pada umumnya adalah setiap orang yang mendapatkan barang atau jasa digunakan untuk tujuan tertentu.

Sedangkan menurut Undang Undang Perlindungan Konsumen (UUPK),

”Konsumen adalah setiap orang pemakai barang atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.”

(34)

commit to user

DISKRIPSI LEMBAGA / INSTANSI

A. Sejarah Umum PT. PLN

Sejarah ketenagalistrikan di Indonesia dimulai pada akhir abad ke–19 ketika beberapa perusahaan Belanda mendirikan pembangkit tenaga listrik untuk keperluan sendiri. Pengusahaan tenaga listrik tersebut berkembang menjadi untuk kepentingan umum, diawali dengan perusahaan swasta Belanda yaitu NV. NIGM yang memperluas bidang usahanya hanya di bidang gas ke bidang tenaga listrik.

Pada tahun 1927 pemerintah belanda membentuk s’ Land Waterkracht Bedrijven, perusahaan listrik milik Negara (Belanda) yang mengelola beberapa pembangkit listrik tenaga air. Selain itu, pemerintah Belanda juga membentuk perusahaan-perusahaan listrik di sejumlah kotapraja.

Selama perang dunia II berlangsung, perusahaan–perusahaan listrik tersebut dikuasai oleh Jepang dan setelah kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, perusahaan – perusahaan listrik tersebut direbut oleh pemuda- pemuda Indonesia pada bulan September 1945 dan diserahkan kepada Pemerintah Republik Indonesia. Pada tanggal 27 Oktober 1945, presiden Soekarno membentuk Jawatan Listrik dan Gas, dengan kapasitas pembangkit tenaga listik hanya sebesar 157,5 MW saja.

(35)

perusahaan dan 1 perusahaan patungan, yaitu : 1. PT. Indonesia Power

2. PT. Pembangkit Jawa Bali ( PT. PJB ) 3. PT. Indonesia Coronets Plus

4. Pelayanan Listrik Nasional Batam ( PT. PLN Batam )

5. PT. Prima Layman Nasional Enginering ( PT. PLN Enginering ) 6. Pelayanan Listrik Nasional Tarakan ( PT. PLN Tarakan ) dan

perusahaan patungan PLN PERTAMINA yaitu Geo Dipa Energi.

Setelah mengalami beberapa masa peralihan, pada tanggal 10 April 2001 berdasarkan keputusan General Manager PT.PLN ( Persero ) Unit Bisnis Distribusi Jawa Tengah dan Yogyakarta No. 388.K/02/PD.II/2001, tentang pembentukan organisasi Area Pelayanan Pelanggan, mulai 1 Juni 2001 PT.

PLN ( Persero ) yang dulu menggunakan nama PT. PLN Persero Area Pelayanan Pelanggan. Untuk selanjutnya mulai bulan agustus 2004 berubah nama lagi menjadi PT. PLN ( Persero ) Area pelayanan dan Jaringan Surakarta yang berlaku hingga saat ini.

Sebagai perusahaan Perseroan Terbatas, maka Anak Perusahaan diharapkan dapat bergerak lebih leluasa dengan antara lain membentuk Perusahaan Joint Venture, menjual saham dalam Bursa Efek menerbitkan obligasi dan kegiatan – kegiatan usaha lainnya. Disamping itu, untuk

(36)

PELAYANAN DAN JARINGAN SURAKARTA

Di Surakata ketenaga listrikan dimulai pada tahun 1910 yang ditandai dengan yang ditandai dengan berdirinya N.V. Solosche Electric Itet Mij (SEM) di Surakarta yang berkantor di Purwosari. Sampai dengan tahun 1927

kemudian pindah ke Purbayan. Usaha perlistrikan saat itu penguatnya hanya terdiri dari 2 mesin diesel yang operasionalisasinya hanya cukup pada malam hari saja. Baru pada tahun 1936 mulai ada aliran listrik (Strom) siang hari karena sudah ada Dagstrom. Ketika itu layanan listrik sudah punya ranting di daerah Klaten, Boyolali, Sragen. Selanjutnya pada tahun 1942 kekuasaan diambil alih dari tangan Belanda ke tangan Jepang. Jepang menguasai perlistrikan di Indonesia berlangsung sampai dengan tahun 1945 dengan nama diganti menjadi Jawa Dengki Jigiyosa (Listrik Jawa Tengah) yang berkantor di Purbayan.

Perkembangannya PT.PLN (Persero) cabang Surakarta diubah menjadi PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah & D.I Yogyakarta Area Pelayanan Dan Jaringan Cabang Surakarta. Penetapan ini berdasar akte notaries Sujipto, Sh No.169 tertanggal 30 juni 1994 di Jakarta dan P.P No.23 tanggal 16 juni 1994. Dalam kelanjutannya, akte notaries tersebut diubah dengan akte notaries Ny. Indah Fatmawati, S.H Nomor 70 tanggal 27 Januari 1998. Oleh sebab itu, kini ketenagalistrikkan di Surakarta bernama PT. PLN (Persero) Distibusi Jawa Tengah & D.I.Yogyakarta Area Pelayanan dan

(37)

1. Anggaran dasar PLN Tahun 1998

2. Peraturan Pemerintah No.23 Tahun 1994 tentang pengalihan bentuk Perusahaan Umum (Perum) Listrik negara menjadi perusahaan Perseroan (Persero)

3. Peraturan Pemerintah No.12 tahun 1998 tentang Perusahaan Perseroan (Persero)

4. Peraturan Pemerintah No.50 tahun 1998 tentang pengalihan Kedudukan, Tugas

5. Instruksi Presiden No. 15 Tahun 1998 tentang Pengalihan Pembinaan Terhadap Perusahaan Perseroan ( Persero ) dan Perseroan Terbatas yang sebagian sahamnya dimiliki Negara Republik Indonesia kepada Menteri Negara Pendayagunaan BUMN.

6. Peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan usaha PLN :

a. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (PP) No. 18 tahun 1972 juncto PP No. 54 tahun 1981 dan Undang-Undang No. 15 tahun 1985 sebagai juncto PP No.17 tahun 1990 (Pasal 5)

b. PP No. 17 tahun 1990 pasal 5 D. VISI DAN MISI PERUSAHAAN

Sebagai perusahaan yang besar, PT PLN ( Persero ) mempunyai visi dan misi perusahaan. Adapun visi dan misi perusahaannya adalah sebagai

(38)

Unggul dan Terpercaya dengan bertumpu pada Potensi Insani.

Visi korporat ini dapat dijabarkan sebagai berikut : a. Diakui

Mencerminkan cita – cita untuk meraih pengakuan dari pihak luar yang meninjukkan bahwa PLN pantas dipandang sebagai Perusahaan Kelas Dunia.

b. Kelas Dunia

1) Menunjukkan kinerja yang melebihi ekspektasi pihak – pihak yang berkepentingan.

2) Membersihkan layanan yang mudah, terpadu dan tuntas dalam berbagai masalah kelistrikan.

3) Menjalin hubungan kemitraan yang akrab dan setara dengan pelanggan serta mitra usaha Nasional dan Internasional.

4) Bekerja dengan pola pikir prima (Mindset Of Excellence).

5) Diakui oleh pelanggan dan mitra kerja sebagai perusahaan yang mampu memenuhi standar mutakhir dan paling baik.

c. Bertumbuh Kembang

1) Antisipatif terhadap perkembangan lingkungan usaha dan selalu siap menghadapi berbagai tantangan.

2) Secara konsisten menunjukkan kinerja yang lebih baik.

(39)

1) Menjadi yang terbaik dalam bisnis kelistrikan dan memenuhi tolak ukur mutakhir dan terbaik.

2) Memposisikan diri sebagai Perusahaan yang terkemuka dalam percaturan bisnis kelistrikan dunia.

3) Mengelola usaha dengan mengedepankan pemberdayaan potensi insani secara maksimal.

4) Meningkatkan kualitas proses, system, produk, dan pelayanan secara berkesinambungan.

e. Terpercaya

1) Memegang teguh etika bisnis yang tertinggi.

2) Menghasilkan kinerja terbaik secara konsisten.

3) Menjadikan perusahaan pilihan.

f. Potensi Insani

1) Keberhasilan perusahaan lebih ditentukan oleh kesadaran anggota perusahaan untuk memunculkan seluruh potensi mereka dalam wujud wawasan aspiratif dan etikal, rasa kompeten, motivasi kerja, semangat bekerja sama

2) Potensi insani diperkaya dengan kompetensi yang terbentuk dari pengetahuan substantial, pengetahuan kontekstual, ketrampilan, kemampuan, pengalaman, dan jejaring kerja sama.

(40)

a. berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham

b. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat

c. Mengupayakan tenaga listrik sebagai media unyuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.

d. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.

E. MOTTO PERUSAHAAN

“ Listrik untuk Kehidupan yang lebih baik “(Electricity for a Better Life)”

Mengingat bahwa PT. PLN ( Persero ) APJ Surakarta Sebagai salah satu cabang PLN Distribusi Wilayah Jawa Tengah dan DIY, maka visi dan misinya sama dengan PLN pusat.

(41)

Gambar 1.1

Logo PT. PLN (Persero) terdiri dari :

1. Lambang kilat berwarna merah. Terletak di depan dari keseluruhan komposisi

2. Gelombang udara yang berwarna biru. Berjumlah tiga baris. Terletak di belakang lambang kilat

3. Persegi panjang berwarna kuning dengan posisi poltrait. Berwarna kuning. Seakan – akan membingkai seluruh kesatuan komposisi Keterangan gambar 1.1 :

a. Lambang kilat berwarna merah.

“listrik akan membawa manfaat positif bagi semua pihak, apbila dimanfaatkam dengan tepat. Namun juga dapat membawa hal yang negatif apabila disalah gunakan”. Kilat merupakan fenomena alam dimana ion bermuatan listrik positif yang berada di langit dengan ion listrik negatif yang ada dibumi. Tumbukan itu mengakibatkan

(42)

Udara merupakan medium penghantar bagi ion-ion listrik. Demikian pula PT. PLN (Persero) berkeinginan untuk menjadi media atau penyalur energy listrik bagi konsumennya.

c. Persegi panjang berwarna kuning.

Diartikan sebagai cahaya yang terang. Diharapkan energy listrik yang diproduksi dan didistribusikan PT. PLN (Persero) kepada konsumen dapat membawa manfaat seperti cahaya dalam kegelapan.

G. FALSAFAH PERUSAHAAN

Terdapat empat falsafah perusahaan yang diyakini oleh setiap karyawan PT. PLN (Persero), antara lain :

1. Perusahaan kita (PT. PLN) bukan sekedar penyedia energi. Akan tetapi juga berkonribusi pada pengembangan masyarakat yang produktif dan peningkatan kualitas kehidupan masyarakat.

2. Keberhasilan perusahaan bukan sekedar ditentukan oleh besarnya laba, tetapi juga kemampuan perusahaan memberikan pelayanan terbaik kepada para pelanggan, sehingga mereka mampu berpartisipasi aktif dalam kegiatan produktif dan memperoleh kehidupan sejahtera.

3. Kegiatan usaha dan proses kerja tidak sekedar dijalankan untuk mengejar efisiensi, melainkan juga untuk memungkinkan terjadinya kerjasama cerdaspembaruan perusahaan secara berkesinambungan, dalam penyelenggaraan bisnis secara etikal.

(43)

bermartabat yang memiliki potensi, yang dapat dikontibusikan untuk mewujudkan keberhasilan perusahaan.

H. NILAI – NILAI PERUSAHAAN

Disamping itu, sebagai sebuah perusahaan yang terpercaya dan memiliki pengaruh yang luas terhadap perkembangan masyarakat, PT. PLN sendiri menganut beberapa nilai, seperti “ Saling Percaya, Integritas dan Pembelajaran” , selain itu, terdapat beberapa aspek yang juga menjadi anutan

PT. PLN dalam operasinya, antara lain :

1. Peka tanggap terhadap kebutuhan pelanggan, senaniasa berusaha untuk tetap memberikan pelayanan yang dapat memuaskan kebutuhan pelanggan secara cepat, tepat dan sesuai.

2. Penghargaan pada harkat dan martabat manusia menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia dengan segala kelebihan dan kekurangannya serta mengakui dan melindungi hak asasi manusia.

3. Integritas. Menjunjung tinggi nilai kejujuran, integritas dan objektifitas dalam pengelolaan bisnis .

4. Kualitas Produk. Meningkatkan kualitas dan keandalan produk secara terus menerus dan terukur serta menjaga kualitas lingkungan dalam menjalankan perusahaan.

5. Inovatif. Bersedia berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan

(44)

terjadinya benturan kepentingan yang menjamin di dalam setiap pengambilan keputusan yang diambil ditujukan demi kepentingan.

7. Pemegang Saham. Dalam pengambilan keputusan bisnis akan berorientasi pada upaya meningkatkan investasi pemegang saham.

I. TUJUAN PERUSAHAAN

Tujuan PT. PLN (Persero) berdasarkan Peraturan Pemerintah No.

23 Tahun 1994 adalah :

1. Menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan umum, sekaligus memumpuk keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan.

2. Mengusahakan penyediaan tenaga listrik dalam jumlah dan mutu yang memadai

3. Merintis kegiatan – kegiatan usaha penyediaan tenaga listrik.

4. Menyelenggarakan usaha – usaha lain yang menunjang usaha penyediaan tenaga listrik sesuai dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku.

J. HAK DAN KEWAJIBAN PERUSAHAAN

Hak dan kewajiban perusahaan PT. PLN (Persero) Area Pelayanan dan Jaringan Surakarta diatur dalam Keputusan Direksi PT. PLN (Persero) No. 097.K/010/DIR/1999 tanggal 11 Mei 1999 tentang Peraturan Perusahaan PT. PLN (Persero) dalam pasal 8, sebagai berikut :

1. Perseroan berhak :

(45)

sesuai tugas dan tanggung jawabnya.

b. Menugaskan untuk bekerja lembur dengan memperhatikan ketentuan yang ditetapkan oleh Direksi.

c. Menuntut suatu prestasi / hasil kerja sesuai dengan target yang ditetapkan dalam Rencana Kerja Perseroan.

d. Menempatkan atau menugaskaryakan pegawai ke instansi lain dari luar perseroan baik dalam negeri maupun luar negeri.

e. Memberikan sanksi kepada pegawai yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan yang berlaku.

f. Memutuskan hubungan kerja atau memberhentikan pegawai dengan memperhatikan ketentuan yang ditetapkan oleh Direksi dan Peraturan Perundang – undangan yang berlaku.

g. Menempatkan pegawai di unit kerja manapun yang terdapat di wilayah kerja Perseroan.

2. Perseroan berkewajiban :

a. Memberikan gaji, uang lembur dan tunjangan – tunjangan lain sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh direksi.

b. Memperhatikan, memelihara keselamatan dan kesehatan kerja.

c. Memberikan penghargaan bagi karyawan yang berjasa dan setia kepada perseroan.

(46)

K. LOKASI PERUSAHAAN

PT. PLN (Persero) Area Pelayanan dan Jaringan Surakarta terletak di Pusat kota Solo, di Jalan Slamet Riyadi No. 468 Surakarta. Kompleks perkantorannya sangat strategis berada di pusat kota. Lokasinya pun dapat dapat dijangkau dengan menggunakan angkutan umum.

L. STRUKTUR ORGANISASI PT. PLN (PERSERO) APJ SURAKARTA Struktur organisasi pada dasarnya merupakan kerangka pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab masing-masing karyawan dalam satu bagian. Struktur organisasi merupakan suatu hal yang harus disusun agar mekanisme kerja perusahaan dapat berjalan sebagaimana mestinya.

Kenyataan membuktikan bahwa suatu perusahaan tidak hanya terpusat pada satu struktur saja karena struktur organisasi dapat dirubah apabila diperlukan.

Perubahan struktur organisasi disesuaikan dengan tingkat kebutuhan dan juga kapasitas yang tersedia sehingga pelaksanaan pekerjaan dapat dijalankan dengan baik.

PT PLN (Persero) APJ Surakarta merupakan satu wilayah kerja dengan PT. PLN (persero) Distrubusi Jawa Tengah dan DIY. Begitu juga dengan APJ Semarang, APJ Yogyakarta, APJ Purwoketo, APJ Tegal, APJ Kudus, APJ Magelang, APJ Salatiga, APJ Cilacap, APJ Pekalongan dan APJ Klaten. Masing-masing APJ dipimpin oleh seorang Manajer APJ. Setiap APJ memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai koordinator dan supervisor

(47)

Jaringan).

Manager Unit APJ ( dibantu oleh Asisten Manager Unit yang terdiri dari sembilan bagian ), Asisten Manager Pemasaran, Asisten Manager Niaga, Asisten Manager Distribusi, Asisten Manager Keuangan dan Asisten Manager SDM & Administrasi, Asisten Manager Unit Kinerrja, Asisten Manager Unit Pengendalian Loses & PJU, Asisten Manager Pelaksana &

Penertiban tenaga Listrik, Asisten Manager Unit Perencanan, asisten Manager Unit Account Executive, Asisten Manager Unit Hukum, Asisten Manager Unit Humas, Kemitraan & Bina Lingkungan, Asisten Unit Lingkungan &

Keselamatan Ketenagalistrikan dan Asisten Manager Unit Automatic Meter Reading.

Manajer UPJ dalam melaksanakan tugasnya dibantu empat Supervisor yaitu Supervisor Pelayanan Pelanggan, Supervisor Pembacaan Meter, Supervisor Pelayanan Teknik, Supervisor Pengendalian Penagihan dan Supervisor Pengendalian Keuangan dan Administrasi. Sedangkan Manajer UPJ, dalam melaksanakan tugasnya dibantu empat Supervisor yaitu Supervisor Pelayanan Pelanggan, Supervisor Pembacaan Meter dan Pengelolahan Rekening, Supervisor Pelayanan Teknik dan Supervisor Keuangan dan Administrasi.

(48)

spesialisasi menangani kepentingan pelanggan langsung misalnya Pemasangan Baru, Penambahan Daya, Menyelesaikan Pengaduan Pelanggan, Pencatatan Stand kWh meter, Jaringan Tegangan Rendah (JTR) dan Jaringan Tegangan Menengah (JTM).

(49)
(50)

M. DIVISI – DIVISI DALAM PT PLN ( PERSERO ) APJ SURAKARTA Dalam menjalankan tugas dan fungsinya PT. PLN ( Persero ) APJ Surakarta terbagi kedalam beberapa divisi yaitu :

1. Manajer Area Pelayanan dan Jaringan, tugas dan fungsinya adalah sebagai berikut :

a. Menyusun perkiraan kebutuhan tenaga listrik

b. Menyusun dan menerapkan program penjualan listrik c. Memantau perkembangan jumlah pelanggan dan jenis tarif d. Menyusun program peningkatan kualitas pelayanan pelanggan e. Mengkoordinir dan mengendalikan pengoprasian Jaringan

Tegangan Menengah ( JTM ) dan Jaringan Tegangan Rendah (JTR). Sambungan Rumah ( SR ) dan APPnya

f. Mengkoordinir pembuatan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan ( RKAP )

g. Melaksanakan kegiatan pembinaan kemitraan

h. Menangani Permasalahan hukum yang terjadi di lingkungan area i. Melaksanakan pengelolaan SDM, keuangan dan administrasi j. Membuat evabinsi secara berkala terhadap kegiatan pengelolaan,

pemasaran, niaga, Distribusi, keuangan, SDM dan Administrasi k. Melaporkan kegiatan yang berhubungan dengan tugas pokok

sesuai prosedur yang ditetapkan

(51)

berikut :

a. Memberi masukan untuk penetapan harga listrik b. Menyusun perkiman kubutuhan energi

c. Membuat usulan pengembangan produk dan jasa baru d. Melaksanakan riset pasar

e. Menyusun metode dan petunjuk pelaksanaan seguentasi pasar f. Menyusun metode dan petunjuk promosi

g. Melaksanakan kegiatan kehumasan dan penyuluhan ketenagalistrikan dan prosedur pelayanan kepada pelanggan dan masyarakat

h. Membuat evaluasi triwulan atas kegiatan niaga dan rencana perbaikan

3. Asisten Manager Niaga, tugas dan fungsinya adalah sebagai berikut : a. Mengkoordinir proses administrasi PB dan PD pada konsumen

selektif

b. Secara aktif membantu unit dalam melaksanakan klaim c. Secara aktif membantu Unitdalam manajemen baca meter d. Mengelola dan mengkoordinir hasil penjualan tenaga listrik e. Memonitor pengelola piutang

f. Mengelola pemutusan dan penyambungan pelanggan yang

(52)

i. Membuat evaluasi triwulan atas kegiatan niaga dan rencana perbaikan

4. Asisten Manager Distribusi, tugas dan fungsinya adalah sebagai berikut :

a. Membuat desain konstruksi berdasarkan desain standart b. Menyusun usulan pengembangan distribusi

c. Menyusun analisis kinerja jaringan distribusi

d. Menyusun rencana operasi dan pemeliharaan jaringan disribusi e. Menyusun SOP pelaksanaan operasi dan pemeliharaan jaringan

distribusi

f. Membantu pelaksanaan PB dan PD pada konsumen selektif

g. Melaksanakan pembangunan jaringan distribusi dan sarana lainnya h. Melaksanakan administrasi pembangunan

i. Melahirkan pemutakhiran peta jaringan distribusi

j. Mengelola penerangan dan pengujian peralatan distribusi

k. Membuat evaluasi triwulan atas kegiatan operasi dan pemeliharaan distribusi

l. Membuat evaluasi triwulan atas kegiatan operasi dan pemeliharaan distribusi serta rencana perbaikannya

5. Asisten Manajer keuangan, tugas dan fungsinya adalah sebagai berikut :

(53)

dan UPJ

c. Membuat laporan hasil penjualan listrik dan pendapatan lainnya d. Melaksanakan rekonsiliasi dan pengawasan aliran pendapatan

(receipt)

e. Melaksanakan tata laksana perbekalan

f. Melaksanakan dan mengkoordinir pembiayaan operasi dan investasi

g. Membuat laporan keuangan secara berkala

h. Membuat evaluasi triwulan atas kegiatan keuangan dan rencana perbaikan

6. Asisten Manajer SDM dan Administrasi, tugas dan fungsinya adalah sebagai berikut :

a. Menyusun dan mengusulkan Formasi Tenaga Kerja (FTK) b. Melaksanakan program pendidikan dan pelatihan pegawai c. Melaksanakan pengembangan karir pegawai

d. Melaksanakan updating karir pegawai e. Melaksanakan kinerja karir pegawai

f. Menyusun dan mengusulkan mutasi pegawai g. Memproses pelanggan disiplin pegawai

h. Mengelola penyusunan anggaran pegawai dan pembayaran

(54)

k. Membuat evaluasi triwulan atas kegiatan, SDM, & Administrasi serta rencana perbaikannya

7. Asisten Manajer Humas, kemitraan & Bina Lingkungan

Dalam struktur organisasi PT PLN ( Persero ) APJ Surakarta, divisi Hubungan Masyarakat digabungkan dengan bagian Hukum dan Administrasi. Adapun fungsi bidang Humas, hukum dan Administrasi adalah sebagai berikut :

a. Menyusun kebijakan dan mengelola hubungan kemasyarakatan dan pelanggan baik internal maupun eksternal

b. Menyusun kebijakan dan mengelola fasilitas kerja, sistem pengaman dan manajer kantor

c. Menyusun Kebijakan K3, lingkungan, dan comunity development d. Menyusun kebijakan administrasi

e. Menyusun dan mengkaji produk–produk hukum dan peraturan–

peraturan perusahaan

f. Memberikan advokasi dalam bisnis energi listrik dan ketenagakerjaan

g. Menyusun standart fasilitas kantor

h. Mengelola aset tanah dan bangunan serta sarana kerja i. Mengelola kesekretariatan dan rumah tangga kantor induk

(55)

dan Administrasi membawahi beberapa sub bagian dan dibantu oleh Fungsional Ahli :

1) Deputi Manajer Hukum, tugas dan fungsinya adalah sebagai berikut :

a) Membuat laporan produk–produk hukum yang diperlukan perusahaan

b) Mengkaji produk–produk hukum dan pertauran yang masih ada diperusahaan secara periodik dan mengusulkan penyempurnaan

c) Meneliti dan memeriksa kebenaran setiap produk hukum yang akan ditangani oleh General Manager

d) Menyampaikan saran dan pendapat dalam menyelesaikan masalah hukum yang berkaitan dengan perusahaan

e) Menyelesaikan proses letigasi dan non letigasi mewakili perusahaan

f) Memberikan layanan jasa hukum bagi pegawai dan perusahaan g) Menyusun sistem informasi dan dokumentasi hukum

h) Bekerjasama dengan instansi terkait dalam pelayanan jasa hukum

i) Melaksanakan sosialisasi produk hukum dan peraturan kepada

(56)

fungsinya adalah sebagai berikut :

a) Mengkoordinir dan mengendalikan kegiatan tata usaha kesekretariatan rumah tangga kantor

b) Melaksanakan pengadaan, penyimpangan dan pendistribusian peralatan kantor dan sarana kerja

c) Mengukur kegiatan yang berkaitan dengan angkutan dan kendaraan, pengendalian BBM dan biaya pemeliharaan kendaraan dinas

d) Membuat rencana fasilitas dan sarana kantor

e) Mengkoordinir pengelolaan fasilitas dan sarana kantor inventarisasi dan pengamanannya

f) Mengkoordinir keamanan kantor dan melakukan pembinaan satuan keamanan dan unit – unit

g) Mengendalikan biaya Administrasi dan pemeliharaan sarana kantor

3) Deputi Manajer Hubungan masyarakat dan Peduli Lingkungan Bertanggungjawab atas pelaksanaan kegiatan Pengelolaan kehumasan ( Public Relations ). Peduli Lingkungan (Comunity Development), Kemitraan dan Perpustakaan. Dalam menjalankan tugas – tugas tersebut, bidang ini mempunyai fungsi :

a) Menyusun kebijakan dan mengelola komunikasi internal

(57)

(public relation)

c) Menciptakan dan membangun opini public yang positif guna menjaga dan meningkatkan citra perusahaan

d) Melaksanakan tugas – tugas protokolir

e) Mensosialisasikan kebijakan perusahaan berkaitan dengan pelayanan publik

f) Melakukan evaluasi pendapatan publik dan monitoring komplain yang berkaitan dengan aktifitas perusahaan

g) Menyusun kebijakan pengelolaan peduli lingkungan (Comunity Development)

h) Merencakan dan melaksanakan pembinaan kemitraan i) Melakukan manajenen perpustakaan

N. KETENAGAKERJAAN 1. Jumlah Karyawan

Dalam penempatannya secara kuantitatif bila dilihat dari posisi jabatan atau bidang kerja PT. PLN (Persero) APJ Surakarta dapat diketahui jumlah karyawannya yaitu 277 (dua ratus tujuh puluh tujuh orang).

2. Jam Kerja

Jam kerja karyawan PT. PLN (Persero) Area Pelayanan dan Jaringan Surakarta diatur sesuaidengan peraturan perundang – undangan yaitu 8 jam

(58)

Kewajiban karyawan PT. PLN (Persero) sebagai berikut : a. Karyawan Berkewajiban, antara lain sbb :

1) Memberikan keterangan yang sebenarnyamengenai data pribadi, keluarga maupun mengenai pekerjaan kepada perseroan

2) Melaksanakan semua tugas atau perintah dan pekerjaan yang diberikan oleh perseroan dengan sebaik – baiknya dan dengan penuh rasa tanggung jawab.

3) Menyimpan semua keterangan yang dianggap sebagai rhasia perseroan yang didapat oleh karena jabatannya maupun di dalam pergaulannya di lingkungan perseroan.

b. Karyawan dilarang melakukan hal-hal antara lain :

1) Melakukan hal – hal yang tidak patut diperbuat oleh pegawai yang bermartabat.

2) Menyalahgunakan wewenang jabatan.

3) Melakukan perbuatan yang dapat merugikan perseroan.

4) Melakukan kegiatan usaha yang dapat merugikan perseroan.

4. Kesejahteraan

Sebagai bentuk penghargaan, kepedulian dan tanggung jawab manajemen serta untuk menunjang kesehatan dan kesejahteraan karyawan, maka PT. PLN (Persero) memberikan sarana yang menyangkut kesejahteraan karyawan berupa :

(59)

ditunjuk khusus oleh perusahaan dengan Perjanjian Kerja Sama (PKS).

b. Tersedianya sarana ibadah bagi seluruh karyawan.

c. Adanya penghargaan berupa kenaikan pangkat dan bonus kepada karyawan yang berprestasi.

d. Jaminan Sosial Tenaga Kerja.

e. Dan lain sebagainya.

O. FASILITAS KERJA

Fasilitas kerja yang memadai merupakan salah satu pendukung yang potensial dalam merealisasi pelayanan yang optimal kepada seluruh pelanggan PT. PLN (Persero) APJ Surakarta. Kebijakan pimpinan dalam masalah fasilitas cukup jeli, dimana Manajer selalu melakukan kontrol terhadap fasilitas kerja. Hal ini terlihat dari adanya tenaga teknis yang khusus menangani masalah-masalah yang berkaitan dengan pemeliharaan peralatan kerja.

Kebijakan lain dari pimpinan dalam msalah fasilitas kerja adalah menyediakan peralatan kerja bagian teknik untuk memperlancar pelaksanaan pekerjaan. Fasilitas kerja yang lengkap pada bagian teknik merupakan masalah yang penting karena dengan peralatan yang tersedia, maka hambatan yang diadukan oleh pelanggan kepada perusahaan dapat segera diatasi

(60)

Wilayah kerja PT PLN (Persero) APJ Surakarta menjangkau di semua kabupaten dan kotamadya dalam propinsi Jawa Tengah. Pemetaan wilayah kerjanya adalah sebagai berikut :

Tabel : 3 Wilayah kerja PT PLN (Persero) APJ Surakarta

NO Wilayah Kerja Alamat

1 PT PLN (Persero) APJ Surakarta Jl. Slamet Riyadi, no.468 Surakarta

Telp.(0271) 722091, 123

2 UPJ Surakarta Kota Jl. Slamet Riyadi, no 468 Surakarta

Telp.(0271) 641123, 645646

3 UPJ Manahan Jl. MT Haryono, no.29 Surakarta

Telp. (0271) 712913, 723237

4 UPJ Kartosuro Jl. Indronoto, no.20 Ngabeyan, Kartosuro

Telp. (0271) 780758

5 UPJ Grogol Jl. Langenharjo, no.462 Sukoharjo

Telp. (0271) 622625

6 UPJ Sukoharjo Jl. Jakgung R Suprapto, no.5 Sukoharjo

Telp. (0271) 293038,590266

(61)

Wilayah Kerja PT PLN (Persero) APJ Surakarta Telp. (0273) 321613

8 UPJ Jatisrono Jl. Pandean RT 02/06 Jatisrono

Telp. (0273) 411431

9 UPJ Karanganyar Jl. Cik Di Tiro Karanganyar

Telp.(0271) 58906658

10 UPJ Palur Jl. Nusa Indah, no.47 (Perumnas Palur)

Telp. (0271) 825951, 825953

11 UPJ Sragen Jl. RA Kartini Sragen

Telp. (0271) 891134, 892361

12 UPJ Sumberlawang Jl. Raya Solo Purwodadi km 28

Telp. (0271) 7088008

(62)

BAB IV

PEMBAHASAN

A. PELAKSANAAN MAGANG

1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Media (KKM) atau magang selama dua bulan yang dimulai pada hari Selasa 1 Maret 2011 sampai dengan 30 April 2011 di sebuah perusahaan BUMN di kota Surakarta yaitu di PT. PLN (Persero) Area Pelayanan dan Jaringan Surakarta yang beralamat di Jalan Brigjend Slamet Riyadi No. 468 yang bergerak di bidang tenaga listrik bagi kepentingan umum.

Adapun jam kerja yang berlaku selama penulis melaksanakan Kuliah Kerja Media (KKM) di PT. PLN (Persero) APJ Surakarta adalah dimulai pada pukul 07.00 WIB dan berakhir pada pukul 14.00 WIB untuk hari Senin – Jum’at, sedangkan pada hari Sabtu dan Minggu libur. Tapi mulai pada tanggal 11 april masuk jam 07.30 WIB dan berakhir pada pukul 14.00 WIB untuk hari Senin–

Jum’at.

2. Diskripsi Pekerjaan

Dalam PT. PLN (Persero) APJ Surakarta penulis mengambil bidang Humas. Disini Humas mencakup semua bentuk komunikasi yang terselenggara

Referensi

Dokumen terkait

ekportir sangat dipermudah dan diuntungkan dengan menggunakan SKA Form IJEPA, karena eksportir tidak dikenakan bea masuk. Upaya Dinas Perindustrian dan Perdagangan agar

Dari data secara umum dapat dilihat bahwa pada awal pembelajaran, sebelum diterapkannya pemanfaatan lingkungan sekitar sebagai media pembelajaran, kecerdasan yang

[r]

Capaian kinerja nyata indikator Persentase pelayanan administrasi kependudukan tepat waktu adalah sebesar 79.25 dari target sebesar 78.7 yang direncanakan dalam Perjanjian

untuk mengembangkan potensi dan kebutuhan dirinya masing-masing secara optimal. Untuk mendukung terlaksananya prinsip tersebut, PKBM Pandu berpatokan pada: a) kualitas SDM

Serapan ini tidak muncul pada sampel S.0 dan S.1, sehingga dapat dipastikan serapan ini merupakan serapan dari rantai alkil pada senyawa HDTMS yang bereaksi dnegan

(3) Rumah Sakit yang didirikan oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus berbentuk Unit Pelaksana Teknis dari Instansi yang bertugas

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Tingkat Adopsi Program Sapta Pesona oleh Pengelola Rumah Makan Tradisional Kelas C di Jakarta Timur, adalah karya saya