SURAT PERNYATAAN DAN PERSYARATAN PUBLIKASI
Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa:
1. Tesis berjudul “Diskursus Tuan Guru dalam Novel Tuan Guru Karya Salman Faris” ini
adalah karya penelitian saya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah
yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik dan tidak
terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali
secara tertulis digunakan sebagai acuan dalam naskah ini serta disebutkan dalam sumber
acuan dan daftar pustaka. Jika dikemudian waktu terbukti terdapat plagiat dalam karya
ilmiah ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan (Permendiknas Nomor 17, tahun 2010).
2. Publikasi sebagai keseluruhan isi tesis pada jurnal atau forum ilmiah lain harus seizin dan
menyertakan tim pembimbing sesuai author dari Program Pascasarjana (PPs) Universitas
Sebelas Maret sebagai institusinya. Jika saya tidak melakukan publikasi dari sebagian atau
keseluruhan tesis ini dalam waktu sekurang-kurangnya satu semester (enam bulan sejak
pengesahan tesis), Program Studi Magister Kajian Budaya, Program Pascasarjana (PPs)
Universitas Sebelas Maret berhak mempublikasikan pada jurnal ilmiah yang diterbitkan
oleh Program Studi Magister Kajian Budaya, Program Pascasarjana (PPs) Universitas
Sebelas Maret. Jika saya melakukan pelanggaran dari ketentuan publikasi ini, saya
bersedia mendapat sanksi akademik yang berlaku.
Surakarta, 17 Oktober 2016
Yang Membuat Pernyataan
Faozan
MOTTO
Cita-cita yang paling mulia adalah menjadi manusia
(Ozan Ithem)
Tidak ada yang lebih indah selain perbedaan
PERSEMBAHAN
Tesis ini kupersembahkan kepada orang yang mengharamkan jenuh untuk mendukung studi
saya yaituInaq(Ibu) Sarinah,Amaq(bpk) Ramli.
BuatSemeton(saudara) kelas Kajian Budaya, Semartini Atur Emerentiana, Niken Kristina
PS, Cahyani Kris, Tiyani Sulis, Silofa Sinulingga Novra, Al-Hakim Rijal, Gaffar Abd,
Mulyono Ana, Susanto Yudhi.
SelanjutnyaBadjang(pemuda) Putra Nusantara Kos, seideologi yang ingin membawa mimpi
PRAKATA
Segala puji bagi Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya yang telah banyak
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun tesis ini sebagai
salah satu persyaratan dalam menyelesaikan tugas akhir di Universitas Sebelas Maret
Surakarta. Dalam penyusunan tesis ini penulis mengucapkan terima kasih kepada yang
terhormat:
1. Prof. Dr. Ravik Karsidi, M.S., selaku rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta yang
telah memberikan penulis untuk menempuh pendidikan magister di Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
2. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd., selaku direktur Pascasarjana Universitas
Sebelas Maret Surakarta yang telah mengizinkan penulis melaksanakan penelitian ini.
3. Dr. Wakit Abdullah, M.Hum., selaku kepala Program Studi Kajian Budaya yang telah
memberikan motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan tesis ini.
4. Prof. Dr. Bani Sudardi, M.Hum dan Dr. Titis Srimuda Pitana, ST., M.Trop. Arch., selaku
pembimbing I dan II, yang telah memberikan bimbingan dan arahan yang sangat berarti
dalam penyusunan tesis ini sehingga dapat terselesai dengan baik.
5. Bapak dan ibu dosen Program Pascasarjana, Program Studi Magister Kajian Budaya
Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah tulus dan ikhlas memberikan ilmu
kepada penulis.
6. Kedua orang tuaku, Ramli dan Sarinah, yang selalu memberikan motivasi dan dukungan
dari awal sampai akhir.
7. Semua pihak yang membantu kelancaran penulis dalam menyelesaikan tesis ini.
Akhir kata, peneliti berdoa semoga Allah SWT selalu memberikan limpahan rahmat dan
hidayah-Nya kepada semua pihak tersebut di atas, dan mudah-mudahan tesis ini bermanfaat
bagi pembaca.
Surakarta, 17 Oktober 2016
Yang Membuat Pernyataan
ABSTRAK
Faozan. S701408008. Diskursus Tuan Guru dalam Novel Tuan Guru Karya Salman Faris. Pembimbing I: Prof. Dr. Bani Sudardi, M.Hum. Pembimbing II: Dr. Titis Srimuda Pitana, S.T., M.Trop. Arch. Program Pacasarjana S2 Kajian Budaya, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Tulisan ini merupakan hasil penelitian “ Diskursus “Tuan Guru” dalam Novel Tuan Guru karya Salman Faris”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkap dan mengetahui motivasi tindakan Tuan Guru di tengah masyarakat yang didiskursuskan dalam novel “Tuan Guru”. Untuk mencapai tujuan penelitian, ada tiga poin yang dirumuskan sebagai permasalahannya,yaitu: 1) Mengapa terdapat diskursus karisma Tuan Guru dalam novelTuan Guru karya Salman Faris; 2) Bagaimana proses diskursus karisma Tuan Guru dalam novel Tuan Guru karya Salman Faris di bangun; 3) Bagaimana implikasi diskursus Karisma Tuan Guru terhadap kehidupan masyarakat Lombok di dalam novel Tuan Guru karya Salman Faris.
Penelitian ini berada dalam lingkup bidang ilmu Kajian Budaya yang paradigma ilmunya berada pada wilayah kritis postmodern. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif, sehingga data-data yang berupa hasil pengamatan terhadap teks menjadi data primer yang diolah secara kritis untuk memperoleh hasil penelitian yang diperlukan. Untuk menganalisis data, digunakan teknik deskriptif analitik yang dilakukan secara kritis melalui teori-teori kritis yang diterapkan. Teori-teori yang digunakan adalah teori-teori yang berkembang di wilayah pemikiran postmodern, yaitu diskursus Michel Foucault dan simulacra Jean Baudrillard.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat dikemukakan tiga temuan. Pertama, Tuan Guru dalam novel Tuan Guru karya Salman Faris mengklaim bahwa, kharisma Tuan Guru terbentuk karena pengaruh perbedaan religiusitas antara masyarakat dengan Tuan Guru dan perbedaan tingkat pendidikan. Kedua, subjektivitas pengarang dalam membangun proses diskursus karisma Tuan Guru yang membongkar siklus perjalanan seseorang yang sudah terencana, dahulunya masyarakat biasa kemudian menjelma seperti wakil Tuhan di muka bumi, dari tokoh agama menjadi pusat kebenaran dan dari pimpinan agama menjadi penguasa politis.Ketiga,keberhasilan diskursus karisma Tuan Guru di tengah masyarakat Lombok mengimplikasikan mereka dalam kehidupan sehari-hari, seperti; kepatuhan masyarakat dalam beragama dan bermasyarakat, Tuan Guru memiliki strata sosial tertinggi di tengah masyarakat dan banyak Tuan Guru memiliki pondok pesantren.
ABSTRACT
Faozan. S701408008. Diskursus Tuan Guru dalam NovelTuan GuruKarya Salman Faris. 1st Advisor: Prof. Dr. Bani Sudardi, M.Hum. 2nd Advisor: Dr. Titis Srimuda Pitana, S.T., M.Trop. Arch. Program Pacasarjana S2 Kajian Budaya, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
This thesis is a result of research entitled “Diskursus Tuan Guru dalam Novel Tuan Gurukarya Salman Faris.” The aim of this research is to reveal the motivation behind Tuan Guru’s actions in society that becomes dicourse in the novel Tuan Guru. To complete the research aim, there are three points formulated as problems: 1) Why is charisma discourse of Tuan Guru constructed in novelTuan Guruby Salman Faris; 2) How is charisma discourse of Tuan Guru constructed in novelTuan Guru by Salman Faris; 3) How is the implication of charisma discourse of Tuan Guru toward the life of society in Lombok in novel Tuan Guru by Salman Faris.
This research belongs to the field of Cultural Studies. It means that the paradigm employed in this reasearch belongs to critical postmodern. The method used in this research is descriptive-qualitative. Consequently, the data obtained from close reading become the primary data. Then, the primary data are analyzed critically to obtain results as required. To analyze the data, descriptive-analytical technique is applied critically by applying some critical theories. Theories applied are theories evolved in critical postmodern thought, such as discourse by Michel Foucault and simulacra by Jean Baudrillard.
Based on the research done, there are three points concluded. First, Tuan Guru in novel Tuan Guru by Salman Faris claims that the charisma of Tuan Guru is caused by disparity of education and by various religiosities between people and Tuan Guru. Second, subjectivity of author in constructing charisma discourse of Tuan Guru is to reveal a planned life cycle of someone, who was an ordinary man becomes a representative of God in earth, who was a religious leader becomes a center of truth, and who was a religious leader becomes a political leader. Third, the success of charisma discourse of Tuan Guru in Lombok gives implication to people in Lombok, such as adherence of people in religion and in society, a higher social class owned by Tuan Guru, and lots of Moslem Boarding School possesed by Tuan Guru.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
PENGESAHAN PENGUJI... iii
MOTTO ... v
PERSEMBAHAN... vi
PRAKATA ... vii
ABSTRAK... viii
DAFTAR ISI ... x
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 8
1.3 Tujuan Penelitian ... 8
1.3.1 Tujuan Umum ... 8
1.3.2 Tujuan Khusus ... 8
1.4 Manfaat Penelitian ... 9
1.4.1 Manfaat Teoritis ... 9
1.4.2 Manfaat Praktis ... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka ... 10
2.2 Konsep ... 17
2.3 Landasan Teori ... 19
2.3.1 Teori Diskursus ... 19
2.2.3 Teori Simulacra ... 26
BAB III METODE PENELITIAN ... 3.1 Rancangan Penelitian... 31
3.2. Jenis Penelitian ... 33
3.3 Instrumen Penelitian ... 34
3.4 Data dan Sumber Data ... 34
3.5 Teknik Analisis Data ... 34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Novel Tuan Guru ... 37
4.1.1 Tuan Guru ... 38
4.1.2 Masyarakat Lombok ... 41
4.1.3 Kehidupan Beragama ... 44
4.1.4 Salman Faris ... 46
4.2 Sebab Terdapat Diskursus Karisma Tuan Guru dalam Novel Tuan Guru Karya Salman Faris ... 47
4.2.1 Perbedaan Tingkat Religiusitas ... 47
4.2.2 Perbedaan Tingkat Pendidikan ... 54
4.2.3 Membongkar Kebenaran Realitas ... 62
4.3 Proses Diskursus Karisma Tuan Guru yang Dibangun Pengarang... 75
4.3.1 Tokoh Masyarakat Menjadi Wakil Tuhan di Muka Bumi ... 75
4.3.2 Tokoh Agama Menjadi Pusat Kebenaran ... 85
4.3.3 Pimpinan Agama Menjadi Penguasa Politis ... 101
4.4 Implikasi Diskursus Karisma Tuan Guru dalam Kehidupan Masyarakat Lombok di Dalam Cerita NovelTuan GuruKarya Salman Faris ... 110
4.4.1 Kepatuhan Masyarakat dalam Beragama dan Bermasyarakat ... 110
4.4.2 Tuan Guru Memiliki Strata Sosial Tertinggi dalam Masyarakat Lombok ... 121
4.4.3 Banyak Tuan Guru Membangun Pondok Pesantren ... 129
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 139
5.2 Saran ... 144
DAFTAR PUSTAKA ... 145
DAFTAR LAMPIRAN ... 150
Lampiran I... 150