Daman, 2015
PATRON DAN KLIEN PETANI PADI DI RENGASDENGKLOK PADA TAHUN 1974-1998
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
85
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 SIMPULAN
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan berdasarkan rumusan masalah
pertama yakni mengenai kepemilikan sawah di Kecamatan Rengasdengklok pada
tahun 1974-1998, dapat disimpulkan bahwa di dalam sistem pemilikan sawah di
Kecamatan Rengasdengklok menyimpan suatu permasalahan dalam kehidupan
petani padi. Kepemilikan sawah tidak merata untuk dapat dimiliki, di antaranya
kepemilikan berdasarkan warisan atau pemberian modal sawah dari orang tua
kepada anaknya untuk melanjutkan usaha pertanian padinya. Selain itu, hanya
orang kaya yang memiliki dan mampu membeli sawah di Kecamatan
Rengasdengklok. Jumlah petani pemilik sawah lebih sedikit dibandingkan dengan
jumlah petani padi yang tidak memiliki sawah, dalam hal ini petani penggarap dan
buruh tani. Keadaan tersebut merupakan sedikit gambaran bahwa masyarakat
petani di Kecamatan Rengasdengklok umumnya adalah orang miskin.
Permasalahan lain dalam pemilikan, penguasaan lahan sawah di Kecamatan
Rengasdengklok adalah mengenai status kepemilikan resmi. Status pemilikan
resmi pernah menjadi sumber konflik antar petani di Kecamatan Rengasdengklok,
hal tersebut dikarenakan proses transaksi jual-beli sawah tidak disertai bukti sah
secara hukum. Banyak petani padi yang menjual sawah tanpa menyertakan surat
kepemilikan atas lahan sawah, dan petani padi yang membeli tidak
mempermasalahkan hal itu sebelum akhirnya pada tahun 1990-an bukti
kepemilikan tersebut dipertanyakan. Bukti kepemilikan tersebut awalnya tidak
menjadi sebuah masalah, sampai pada pada dekade tahun 1990-an banyak
investor yang ingin membeli sawah. Para investor tersebut tidak sembarangan
dalam membeli sawah, kriteria seperti dimana lokasi sawah, harga, dan bukti sah
Daman, 2015
PATRON DAN KLIEN PETANI PADI DI RENGASDENGKLOK PADA TAHUN 1974-1998
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
membangun pabrik atau mengubah fungsi lahan tersebut sesuai dengan
keinginannya.
Transaksi jual-beli sawah yang ada di Kecamatan Rengasdengklok sebelum
tahun 1990 masih sangat tradisional. Mereka menganggap bukti tanda jadi dari
selembar kwitansi saja sudah dianggap cukup bahwa pemilikan sawah tersebut
telah berganti. Bahkan dengan hanya tawar menawar lalu sepakat sudah dianggap
sah. Hal tersebut menjadi polemik dikemudian hari bagi para petani padi di
Kecamatan Rengasdengklok. Fenomena tersebut terjadi dikarenakan kultur
masyarakat petani di Kecamatan Rengasdengklok masih sangat mengutamakan
kepercayaan, dan kejujuran satu-sama lain dalam melakukan transaksi jual beli
sawah yang kemudian merugikan petani pembeli sawah karena tidak disertai alat
bukti yang sah secara hukum.
Selain itu, simpulan kedua mengenai hubungan patron-klien petani padi di
Kecamatan Rengasdengklok pada tahun 1974-1998, terdapat fenomena sosial di
antara beberapa petani padi di Kecamatan Rengasdengklok dalam kurun waktu
tahun 1974 sampai dengan tahun 1998, yaitu hubungan patron-klien antara petani
pemilik sawah dengan petani penggarapnya. Dalam hal ini, hubungan patron-klien
yang terjadi pada Ibu Hj, Habibah (patron) dengan Bapak Endih sebagai petani
penggarap (klien), Ibu Hj, Rohanah (patron) dengan Bapak Jamal sebagai petani
penggarapnya (klien), Bapak H, Karna (patron) dengan Bapak Rusdi sebagai
petani penggarapnya (klien), dan Bapak Kombri (patron) dengan kedua petani
penggarapnya (klien). Berdasarkan penelitian, hubungan patron-klien yang terjadi
di antara mereka muncul layaknya hubungan patron-klien pada umumnya.
Kepercayaan, kejujuran, hasil pekerjaan, tidak pelit, dan dermawan, semua hal itu
dibutuhkan oleh keduanya agar hubungan patron-klien terjalin dengan kuat. Akan
tetapi pada tahun 1990-an, pola hubungan tersebut mengalami pergeseran atau
perubahan yang diakibatkan faktor dari luar yaitu krisis yang terjadi pada
Daman, 2015
PATRON DAN KLIEN PETANI PADI DI RENGASDENGKLOK PADA TAHUN 1974-1998
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Salah satu pengaruh yang kuat datangnya dari perubahan arah pembangunan
yang dijalankan pemerintah Orde Baru yang sebelumya mengutakamakan sektor
pertanian, berubah menjadi sektor industri. Karena hal tersebut, kemudian muncul
masalah-masalah baru lainnya yang dihadapi oleh kaum petani, yakni mahalnya
biaya kebutuhan pertanian dan lain sebagainya. Mahalnya biaya tersebut tidak
dibarengi dengan kesesuaian harga jual hasil pertanian yang sepadan diterima oleh
petani. Masalah lainnya yang menyusul adalah kelangkaan bahan pangan pada
tahun 1992 yang dihadapi oleh pemerintahan Orde Baru yang membuat Indonesia
kembali mengimpor beras dari luar. Pada tahap selanjutnya pemerintah Orde Baru
tidak mampu membendung lagi terjadinya krisis pada tahun 1998.
Ketiga, simpulan mengenai perubahan pola hubungan patron-klien di
Kecamatan Rengasdengklok terjadi di kalangan petani padi, dalam hal ini pemilik
sawah dengan penggarapnya. Pada tahun 1998 perubahan pola hubungan tersebut
terjadi, petani pemilik sawah merasakan keadaan sulit sehingga akhirnya
mengubah sistem pembayaran dan pola kerja dengan para petani penggarapnya.
Pola sistem kerja pada hubungan patron dan klien petani padi di Kecamatan
Rengasdengklok awalnya berupa jaminan subsistensi keluarga petani penggarap
(klien) yang diberikan oleh pemilik sawah (patron). Artinya, kebutuhan hidup
sehari-hari anggota keluarga petani penggarap merupakan tanggungan atau
kewajiban petani pemilik sawah. Seiring dengan perubahan yang dialami pada
masa pemerintahan Orde Baru, tuntutan pemenuhan subsistensi terhadap keluarga
petani penggarap dianggap sudah tidak relevan untuk dipertahankan. Krisis
mengakibatkan kenaikan harga bahan pokok yang mempengaruhi beban seorang
pemilik sawah terhadap keluarga petani penggarap. Perubahan pola hubungan
patron dan klien petani padi di Kecamatan Rengasdengklok dalam rangka
beradaptasi dari keadaan yang menuntut kedua pihak agar melakukan perubahan
hubungan kerja patron dan klien berupa hubungan kerja antara petani maro dan
Daman, 2015
PATRON DAN KLIEN PETANI PADI DI RENGASDENGKLOK PADA TAHUN 1974-1998
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
merupakan pertukaran ekonomi yang berlangsung menurut ketentuan-ketentuan
yang disepakati bersama.
Secara umum, kehidupan petani pada akhir pemerintahan Orde Baru
mengalami perubahan di berbagai aspek. Majunya teknologi pertanian, masuknya
teknologi dan berkembangnya ilmu pengetahun secara cepat telah mempengaruhi
pola pikir, pola hidup petani khusunya di Kecamatan Rengasdengklok. Dalam
beradaptasi menghadapi keadaan, masyarakat petani banyak mengalami dan
mempelajari cara dan gaya hidup lebih modern yang sebelumnya belum pernah
mereka lakukan. Terjadinya proses peniruan terhadap mereka telah membuat
mereka terjebak ke dalam dua hal, yakni hal positif dan negatif. Dalam hal-hal
positif misalnya mempengaruhi sikap hidupnya yang sebelumnya lamban dan
malas menjadi rajin. Sedangkan dari sisi negatif yakni gaya hidup yang negatif
sebagai masyarakat perdesaan.
5.2SARAN
Perkembangan suatu wilayah sudah tentu akan memberikan pengaruh dan
perubahan bagi masyarakat yang ada di dalamnya, maka dari itu diperlukan
perhatian dari berbagai pihak agar perkembangan tersebut memberikan pengaruh
positif dan tidak membawa permasalahan baru bagi masyarakat di wilayah
tersebut. Sebagai pembelajaran di sekolah-sekolah, skripsi ini diharapkan mampu
atau dapat digunakan sebagai referensi dan bahan ajar untuk memperkaya sumber
bacaan mengenai pembelajaran Sejarah Lokal, khususnya pada masa
pemerintahan Orde Baru. Selain itu, pembahasan materi di dalam skripsi ini
menyajikan sejarah sosial yang terjadi pada petani padi pada masa pemerintahan
Orde Baru di Kecamatan Rengasdengklok yang pada dasarnya tema tersebut
sesuai dengan pembelajaran materi sejarah dalam Kurikulum 2006 (KTSP)
maupun dalam Kurikulum 2013.
Pelajaran sejarah di sekolah dibagi menjadi dua bagian, pertama sejarah
Daman, 2015
PATRON DAN KLIEN PETANI PADI DI RENGASDENGKLOK PADA TAHUN 1974-1998
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengenai Sejarah Lokal yang merupakan bagian dari mata pelajaran peminatan
sosial yang serumpun dengan ekonomi, sosiologi, dan sebagainya. Dengan begitu,
materi skripsi ini diharapkan dapat memperkaya materi dalam kajian sejarah
khususnya pada masa Orde Baru. Sedangkan bagi mahasiswa dan institusi
pendidikan, diharapkan dapat digunakan sebagai sumber referensi bagi pembuatan
sebuah karya ilmiah selanjutnya yang akan mengangkat tema kajian Sejarah Lokal