BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan
kelas (PTK) atau class room action research. sebagai cara untuk menjawab
permasalahan yang ada. yaitu suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa
sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara
bersama Arikunto (2008:3). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menurut Suharsimi
(2002) yang dikutip oleh Suharjono (2009:58) menjelaskan bahwa Penelitian
Tindakan Kelas adalah paparan gabungan definisi dari tiga kata yaitu:
1. Penelitian, adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan
metodelogi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat
untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi
peneliti.
2. Tindakan, adalah suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan
tertentu, yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan.
3. Kelas, adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima
pelajaran yang sama dari guru.
Penelitian tindakan merupakan salah satu jenis dari beberapa penelitian.
Penelitian tindakan menurut Mulyasa (2009:5) adalah sebagai berikut:
“Penelitian sebuah bentuk penelitian refleksi diri yang melibatkan sejumlah
partisipan (guru, peserta didik, kepala sekolah dan partisipan lain) yang bertujuan untuk membuktikan kerasionalan dan keadilan terhadap: a) praktik sosial dan pembelajaran yang mereka lakukan; b) pemahaman mereka terhadap praktek-praktek pembelajararan; serta c) situasi dan institusi yang terlibat di dalamnya.”
Penelitian tindakan yang dilakukan di sekolah biasanya disebut dengan
penelitian tindakan kelas. Kemudian penjelasan paparan tiga kata penelitian tindakan
kelas menurut Suharsimi, Suhardjono dan Supardi (2006) dalam Mulyasa (2009:10)
1. Penelitian menunjuk pada kegiatan mencerminkan suatu objek, dengan
menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data
atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang
menarik minat dan penting bagi peneliti.
2. Tindakan menunjuk pada suatu gerakan kegiatan yang sengaja dilakukan
dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus
kegiatan untun peserta didik.
3. Kelas dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam
pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam
bidang pendidikan dan pengajaran. Yang dimaksud dengan istilah kelas
adalah sekolompok peserta didik dalam waktu sama, menerima pelajaran
sama dari guru yang sama pula.
Dari beberapa pengertian di atas kita dapat menemukan kerakteristik PTK yang
membedakan dengan penelitian lain, yaitu :
1. Adanya masalah dalam PTK dipicu oleh munculnya kesadaran pada diri
guru praktik yang dilakukan selama ini di kelas mempunyai masalah yang
perlu diselesaikan. Dengan kata lain guru merasa bahwa ada sesuatu yang
perlu diperbaiki dalam praktik pembelajaran yang dilakukan selama ini.
2. Self reflective inquiry, atau penelitian melalui refleksi diri, merupakan ciri
PTK yang paling esensial. Berbeda dengan penelitian biasa yang
mengumpulkan data dari lapangan atau objek tempat lain sebagai responden,
maka PTK mempersyaratkan guru mengumpulkan data dari praktiknya
sendiri melalui refleksi diri.
3. Penelitian Tindakan Kelas dilakukan di dalam kelas sehingga fokus
penelitian ini adalah kegiatan pembelajaran berupa perilaku guru dan siswa
dalam melakukan interaksi.
4. Penelitian Tindakan Kelas bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran.
Perbaikan dilakukan secara bertahap dan terus-menerus, selama kegiatan
pelaksanaan berupa pola : perencanaan – pelaksanaan – observasi – refleksi
– revisi (perencanaan ulang).
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas dilakukan
sebagai proses kegiatan penelitian yang mencermati suatu objek menggunakan
perlakuan kepada sekelompok siswa disekolah yang bertujuan untuk memperbaiki
proses kegiatan pembelajaran yang diberikan oleh pendidik.
B. Desain Penelitian 1. Desain Penelitian
Menurut Moh Nazir (2005 :84) desain penelitian adalah semua proses yang
diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian, dalam pengertian lebih
sempit, desain penelitian hanya pengumpulan dan analisis data saja. Dalam desain
penelitian terdapat beberapa proses yang tercakup di dalamnya, yaitu sebagai berikut
(Moh Nazir,2005 :84) :
1) Identifikasi dan pemilihan masalah penelitian
2) Pemilihan kerangka konseptual untuk masalah penelitian serta
hubungan-hubungan dengan penelitian sebelumnya.
3) Memformulasikan masalah penelitian termasuk membuat spesifikasi dari
tujuan, luas jangkau (scope), dan hipotesis untuk diuji
4) Membangun penyelidikan atau percobaan.
5) Memilih serta memberi definisi terhadap pengukuran variabel-variabel.
6) Memilih prosedur serta teknik sampling yang digunakan.
7) Menyusun alat serta teknik untuk mengumpulkan data.
8) Membuat coding, serta mengadakan editing dan prosesing data.
9) Menganalisis data serta pemilihan prosedur statistik untuk mengadakan
generalisasi secara inferensi statistik.
10) Pelaporan hasil penelitian, termasuk proses penelitian, diskusi, serta
interpretasi data, generalisasi, kekurangan-kekurangan dalam penemuan,
Pada dasarnya desain dari penelitian tindakan kelas ini terdiri dari empat
komponen yaitu rencana, tindakan, pengamatan/observasi dan refleksi. Adapun alur
tindakan dapat dilihat pada gambar berikut :
Siklus 1
Siklus 2
Gambar 3.1
Dua Siklus Pelaksanaan Tindakan dalam PTK, Suhardjono (2009:74)
2. Langkah-Langkah Penelitian
Merujuk kepada langkah-langkah penelitian tindakan kelas yang sudah dibahas
secara mendalam di dalam BAB II, maka langkah-langkah penelitian yang dilakukan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Observasi Awal
Observasi dilakukan pada awal peneliti turun ke lapangan. Fokus
masalah yang akan diteliti atau observasi dengan cara dokumentasi dan
masalah yang terdapat dalam pembelajaran yang dilakukan.Obsevasi juga
dilakukan terhadap interaksi-interaksi akademik yang terjadi sebagai
akibat tindakan yang dilakukan.Interaksi-interaksi yang dimaksud dapat
mencakup interaksi antara siswa dengan materi pembelajaran, interaksi
antara siswa, dan interaksi siswa dengan guru.
Berdasarkan masalah-masalah pembelajaran yang teridentifikasi,
pada tahap observasi selanjutnya peneliti membuat suatu perencanaan
perbaikan pembelajaran.Salah satu perencanaan yang dibuat oleh peneliti
adalah RPP. Sesuai dengan batasan masalah yang dikaji dalam penelitian
ini, maka RPP yang dibuat adalah RPP yang berorientasi pada penerapan
aktivitas olahraga tradisional dalam proses pembelajaran permainan bola
tangan dengan tujuan dapat meingkatkan minat belajar siswa.
b. Perencanaan
Berdasarkan hasil observasi tersebut diatas, baik dari semua
pengamatan, catatan-catatan hasil observasi awal dan dokumen-dokumen
pembelajaran yang ada dijadikan landasan untuk membuat suatu
perencanaan tindakan yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah :
Perencanaan tindakan pembuatan RPP yang berorientasi pada
penerapan aktivitas olahraga tradisional dalam proses pembelajaran
permainan bola tangan dengan tujuan dapat meingkatkan minat belajar
siswa.
Menjalin kerjasama dan kesepahaman tentang ruang lingkup, substansi penelitian ini dengan observer.
Mempersiapkan sarana dan prasarana pendukung yang akan digunakan
dilapangan.
Mempersiapkan instrumen, instrumen ini digunakan untuk merekam dan menganalisis data selama proses penelitian berlangsung.
Pelaksanaan tindakan menggambarkan deskripsi tindakan yang
akan diterapkan, skenario kerja tindakan perbaikan serta prosedur
tindakan. Sebelum melaksanakan tindakan terlebih dahulu perlu
ditentukan apa, kapan, dimana, dan bagaimana melaksnakannya. Semua
rencana tindakan yang telah ditetapkan dilaksanakan dalam situasi yang
sebenarnya.Sesuai dengan langkah-langkah dalam penelitian tindakan
kelas bahwa hasil tindakan pertama harus dilakukan kegiatan
refleksi.Hasil refleksi dijadikan sebagai dasar untuk membuat
perencanaan tindakan kedua dan pelaksanaan tindakan kedua.
d. Refleksi
Refleksi merupakan tahap berikutnya dari suatu penelitian tindakan
kelas.Dalam kegiatan ini peneliti mengkaji, melihat dan
mempertimbangkan hasil-hasil atau dampak dari tindakan. Refleksi
merupakan bagian yang sangat penting dari PTK yaitu untuk memehami
terhadap proses dan hasil yang terjadi, yaitu berupa perubahan sebagai
akibat dari tindakan yang dilakukan.
Jika hasil refleksi terhadap tindakan satu sudah terpecahkan, maka
tahap penelitian tindakan kelas dianggap cukup.Tapi jika hasil refleksi
hasil pertama masih mengandung masalah atau muncul masalah baru,
maka penelitian tindakan kelas dilanjutkan dengan perencanaan tindakan
dua.
Tabel 3.1
Rencana Kegiatan Penelitian Siklus Tindakan Penelitian
SIKLUS I Perencanaan penerapan aktivitas olahraga tradisional dalam
proses pembelajaran permainan bola tangan dengan tujuan dapat meingkatkan minat belajar siswa. Perencanaan
Tindakan
Menentukan pokok bahasan.
Mengembangkan skenario pembelajaran.
Menyiapkan alat dan sumber belajar.
Pelaksanaan Tindakan
Tindakan I
Fokus pembelajaran yaitu mengoper bola,
Tujuannya yaitu meningkatkan minat belajar siswa dalam pembelajaran ketepatan mengoper
bola, mengontrol bola, membuka ruang
sehingga dapat mendukung pembawa bola dalam permainan.
Langkah-langkah pembelajaran
a. Permainan Boy-Boyan dengan
menggunakan Bola karet (Game) 5 vs 5, permainan ini adalah Permainan tradisional yang biasanya dimainkan oleh lima sampai sepuluh orang dalam satu kelompok tim.
b. Permainan (Game) 7 vs 7, melakukan
permainan seperti awal dengan peraturan yang dimodifikasi.
Tindakan II
Fokus pembelajaran yaitu mengoper bola,
menguasai bola dan membuka ruang.
Bermain bola tangan menggunakan penerapan aktivitas olahraga tradisional boy-boyan atau dengan peraturan yang dimodifikasi.
a. Permainan Boy-Boyan dengan menggunakan Bola karet (Game) 7 vs 7, permainan ini adalah Permainan tradisional yang biasanya dimainkan oleh lima sampai sepuluh orang dalam satu kelompok tim.
b. Permainan (Game) 7 vs 7, melakukan
permainan seperti awal dengan peraturan yang dimodifikasi.
Pengamatan Melakukan observasi dengan memakai format
observasi tindakan I dan II.
Mengamati secara langsung dengan format
catatan lapangan tindakan I dan II.
Refleksi Evaluasi tindakan I dan II
Mengevaluasi secara total berkaitan dengan proses dan hasil yang dicapai pada tindakan yang telah dilaksanakan untuk menentukan rencana tindakan dalam siklus berikutnya.
SIKLUS II Perencanaan
Tindakan
Pengembangan program pembelajaran.
Mengembangkan skenario pembelajaran.
Menyiapkan alat dan sumber belajar. Pelaksanaan
Tindakan
Tindakan I
Bermain bola tangan menggunakan penerapan aktivitas olahraga tradisional kucing bola atau dengan peraturan yang dimodifikasi.
Tujuannya yaitu meningkatkan minat
belajarsiswa dalam menyerang, bertahan dan mencetak skor.
a. Permainan Kucing Bola (Game) 5 vs 5 pertama, permainan ini adalah dimana setiap regu harus saling mengoper bola karet bekerja sama untuk mencetak skor dengan cara melewatkan bola tersebut di garis pertahanan lawan.
b. Permainan (Game) 5 vs 5, melakukan
permainan bola tangan dengan menggunakan gawang tanpa penjaga gawang.
Tindakan II
Fokus pembelajaran yaitu menyerang, bertahan dan mencetak skor.
Bermain bola tangan menggunakan penerapan aktivitas olahraga tradisional kucing bola atau dengan peraturan yang dimodifikasi.
Tujuannya yaitu meningkatkan minat
belajarsiswa dalam menyerang, bertahan dan mencetak skor.
a. Permainan Kucing Bola (Game) 7 vs 7 pertama, permainan ini adalah dimana setiap regu harus melempar bola karet dan mengenai target/sasarannya yaitu punggung atau kaki lawannya untuk mendapatkan skor.
b. Permainan (Game) 7 vs 7, melakukan
permainan bola tangan dengan menggunakan gawang dan penjaga gawang.
Pengamatan Melakukan observasi dengan memakai format
observasi tindakan I dan II.
Mengamati secara langsung dengan format
catatan lapangan tindakan I dan II.
Refleksi Evaluasi tindakan I dan II
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Lebih jelasnya, Sugiyono (2012
:117) menjelaskan sebagai berikut :
“Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karaktristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya.”
Populasi yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII J di
SMP Negeri 29 Bandung.
2. Sampel
Sampel menurut Ibrahim dan Sudjana (2004 :85) bahwa: “Sampel adalah
sebagian dari populasi yang memiliki sifat yang sama dengan populasi”. Jumlah
populasi pada penelitian ini berjumlah 40 orang. Jumlah tersebut, juga dijadikan
sebagai sumber jumlah sampel penelitian yang akan dilaksanakan. Hal ini sesuai
dengan teknik pengambilan sampel yang dilakukan melalui sampling seadanya,
Sebagaimana Sudjana mengungkapkan: “Pengambilan sebagian dari populasi
berdasarkan seadanya data atau kemudahannya mendapatkan data tanpa perhitungan
kerepresentatifannya dapat digolongkan kedalam sampling seadanya (convienience
sampling)”. Seperti yang dikemukakan oleh Arikunto (2006 : 131) bahwa: “Jika kita
hanya akan meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian tersebut disebut
penelitian sampel. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Tentang
jumlah sampel penelitian penulis berpedoman kepada pendapat Arikunto (2006 :134)
sebagai berikut:
Berdasarkan pada penjelasan di atas, maka penulis menentukan bahwa siswa
yang dijadikan sampel berjumlah 40 orang siswa yaitu kelas VII J.
D. Definisi Operasional Penelitian
Secara operasional penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan minat belajar
siswa dalam pembelajaran aktivitas permainan bola tangan melalui penerapan
aktivitas olahraga tradisional di SMP Negeri 29 Bandung, terutama untuk kelas VII J.
1. Tempat dan Waktu Penelitian a. Tempat Penelitian
Tempat yang dijadikan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah
SMP Negeri 29 Bandung, pada semester ganjil tahun pelajaran
2014/2015.Untuk mata pelajaran Pendidkan Jasmani Olahraga dan
Kesehatan (PJOK) materi permainan bolatangan kelas VII J.
b. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan sesuai dengan jadwal pelajaran
penjas di sekolah yaitu pada hari kamis, penelitian ini akan dilaksanakan
pada tahun pelajaran 2014/2015, dan semua kegiatan pembelajaran
dipusatkan di sekolah.
c. Subjek Penelitian
Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini yang menjadi subjek
penelitian adalah siswa kelas VII JSMP Negeri 29 Bandung yang
berjumlah 40 siswa dengan jumlah siswa laki-laki 19 orang dan siswa
permpuan 21 orang.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen atau alat pengumpul data yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah berupa angket atau kuesioner. Definisi angket dijelaskan oleh Sugiyono (2012
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya.”
Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah data tentang penerapan aktivitas
olaharaga tradisional untuk meningkatkan minat belajar permainan bola tangan.
Untuk memperoleh data tersebut secara objektif, diperlukan instrumen yang tepat
sehingga masalah yang diteliti akan terefleksi dengan baik. Instrumen penelitian yang
digunakan untuk pengumpulan data seperti : lembar observasi, catatan lapangan,
rencana pelaksanaan pembelajaran dan juga kamera foto.
1. Lembar Observasi
Observasi yang dilaksanakan oleh penulis sebagai guru dan peneliti untuk
mengetahui segala hal yang berhubungan dengan pelaksanaan pembelajaran di kelas
VII J SMPNegeri 29 Bandung.Alat yang digunakan adalah lembar observasi tentang
aktivitas siswa.Kegiatan observasi dilaksanakan pada saat kegiatan pembelajaran,
untuk memperoleh data tentang pelaksanaan pembelajaran serta evaluasi
pembelajaran, serta faktor-faktor penunjang dan penghambat pelaksanaan
pembelajaran.
a. Catatan Lapangan
Catatan lapangan merupakan alat penting, karena akan membahas dan
berguna sebagai alat perantara, yaitu apa yang dilihat, didengar, dirasakan,
dicium, dan diraba dengan catatan sebenarnya
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan instrumen penting yang
dibuat guru, dimana dalam rangkauntuk menciptakan kelancaran proses
kegiatan belajar sehingga pembelajaran menjadi efektif dan efisien.
c. Kamera Foto
Kamera foto yang digunakan untuk merekam kejadian selama pelaksanaan
pembelajaran, juga sebagai alat untuk memberikan gambaran tentang apa
yang terjadi dalam masalah penelitian. Menurut Bodgan dan Biklen dalam
dimanfaatkan dalam penelitian kualitatif, yaitu foto yang dihasilkan orang
dan foto yang dihasilkan oleh peneliti sendiri.
Penulis menggunakan angket sebagai alat untuk mengumpulkan data penelitian
ini, karena mempunyai beberapa keuntungan. Mengenai keuntungan ini Arikunto
(2006 :225) menjelaskan sebagai berikut :
a. Tidak memerlukan hadirnya peneliti
b. Dapat dibagikan secara serentak ke semua responden.
c. Dapat dijawab oleh responden menurut kepercayaan masing-masing, dan menurut waktu senggang responden.
d. Dapat dibuat anonim sehingga responden bebas, jujur dan tidak malu-malu
untuk menjawab
e. Dapat dibuat berstandar sehingga bagi semua responden dapat diberi pernyataan yang benar-benar sama.
Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan angket tertutup, yaitu angket
yang sudah disediakan pilihan jawabannya sehingga responden tinggal memilih saja
mana jawaban atau penyataan yang sesuai dengan pemahaman atau pendapat
responden. Sebelum membuat pertanyaan atau pernyataan angket terlebih dahulu
penulis membuat kisi pernyataan tentang kisi minat pada table, adapun
kisi-kisinya sebagai berikut:
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Instrumen Angket Mengenai Pengukuran Minat Siswa
No Variabel Sub variabel Indikator No Item
1. Minat 1. Penerimaan
(Receiving)
a. Kesadaran (Awareness) 6, 10, 15, 21
b. Kehendak untuk menerima
( wish to receive) 2, 11, 13, 20
c. Pengendalian atau pemilihan
perhatian (controlled or
selective attention) 1, 9, 16, 30
2. Penanggapan
(Responding)
a. Menerima tanggapan (acquisme
in responding) 4, 12, 22, 27
b. Kehendak untuk menerima
(willingness to response) 17, 24, 29,
c. Kepuasaan menanggapi
(satisfaction in response) 3, 5, 14, 23
3. Penilaian a. Menerima nilai (accepta nce of a
value) 8, 18, 26, 31
b. Menyadari suatu nilai
(preference of a value) 7, 19, 25, 28
Sumber: Dimensi dan indikator Minat olahraga menurut (Karthwohl, 1975 :251, adaptasi dari Ramdhani, 2012 : 16)
Dari variabel dan sub variabel di atas kemudian dirumuskan dalam bentuk
kisi-kisi selanjutnya dijadikan bahan penyusunan butir-butir soal dalam angket tersebut.
Butir-butir soal di atas dibuat dalam bentuk pernyataan-pernyataan dengan disertakan
pula alternatif jawaban agar memudahkan responden dalam memberi pendapat atau
jawaban dari setiap butir pernyataan yang disediakan mengenai alternatif jawaban
yang disediakan pada angket minat belajar siswa terdiri dari lima alternatif yaitu, SS
(sangat setuju), S (setuju), RR (ragu-ragu), TS (tidak setuju) dan STS (sangat tidak
setuju). Skala alternatif jawaban ini merupakan skala sikap, dengan merujuk pada
konsep pengukuran sikap yang dikemukakan Likert. Mengenai skala Likert,
Sugiyono (2010 : 93) menjelaskan sebagai berikut :
Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang
atau kelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian fenomena ini telah
ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel
penelitian.
Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi
indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk
menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau
pernyataan.Mengenai alternatif jawaban dalam angket, penulis menetapkan kategori
penyekoran yang tertera pada tabel berikut.
Tabel 3.3
Kategori Skor Alternatif Jawaban
Alternatif Jawaban Skor Alternatif Jawaban
Sangat Setuju 5 1
Setuju 4 2
Ragu-ragu 3 3
Tidak Setuju 2 4
Sangat Tidak Setuju 1 5
Butir-butir soal atau pernyataan yang diberikan penulis kepada responden
berjumlah32 butir soal pernyataan untuk tes minat belajar siswa.Butir soal atau
pernyataan-pernyataan tersebut tidak terlepas dari inti permasalahan yang ingin
dipecahakan, yaitu apakah aktivitas olahraga tradisional dapat meningkatkan minat
belajar siswa dalam pembelajaran bola tangan?
2. Uji Coba Angket
Angket yang telah disusun harus diujicobakan untuk mengukur tingkat validitas
dan reliabilitas dari setiap butir pernyataan-pernyataan. Dari uji coba angket akan
diperoleh sebuah angket yang memenuhi syarat dan dapat digunakan sebagai
pengumpul data dalam penelitian ini. Uji coba instrumen tersebut bertujuan untuk
menentukan valid atau tidaknya suatu tes berupa angket dan apakah tes berupa angket
tersebut cocok atau tidaknya digunakan dalam penelitian tentang meningkatkan minat
belajar permainan bola tangan melalui penerapan aktivitas olahraga tradisional di
SMP Negeri 29 Bandung. Adapun tujuan uji coba angket menurut arikunto (2006
:166) adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui tingkat kepahaman instrument, apakah responden tidak
menemukan kesulitan dalam menangkap maksud penelitian
2. Untuk mengetahui teknik yang paling efektif
3. Untuk memperkirakan waktu yang dibutuhkan oleh responden dalam
mengisi angket
4. Untuk mengetahui apakah butir-butir yang tertera dalam angket sudah
memadai dan cocok dengan keadaan di lapangan.
Untuk itu uji coba angket ini dilaksanakan kepada siswa yang mengikuti
dilapangan. Angket tersebut diberikan kepada para sampel secara acak.Sebelum para
sampel mengisi angket tersebut, penulis memberikan penjelasan mengenai cara-cara
pengisiannya.
3. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Untuk memperoleh kesahihan dan keterandalan dari tiap butir soal, uji validitas
instrumen yang digunakan adalah uji validitas internal butir dengan mengkorelasikan
antara skor tiap butir soal yang didapat dengan skor total responden, sedangkan untuk
uji reliabilitas instrumen peneliti menggunakan teknik belah dua dengan rumus
korelasi Product Moment dan Spearman Brown.
a. Pengujian validitas instrumen
Berikut langkah-langkah pengolahan data untuk menentukan validitas angket
adalah:
a. Memberikan skor pada masing-masing butir pernyataan.
b. Menjumlahkan seluruh skor yang merupakan skor tiap responden uji coba
c. Mencari nilai rata-rata (X ) dari komponen pernyataan dengan rumus sebagai berikut :
= “sigma” berarti jumlahn = Jumlah sampel
d. Mengkorelasikan antara skor butir-butir pernyataan yang bernomor ganjil
dengan butir-butir pernyataan yang bernomor genap dengan menggunakan
rumus korelasi Person Product Moment sebagai berikut:
keterangan :
rxy = koefisien korelasi
xy = jumlah perkalian antara skor x dan skor y
x2 = jumlah skor x yang dikuadratkan
y2 = jumlah skor y yang dikuadratkan
Selanjutnya membandingkan nilai t hitung yang telah di cari dengan t tabel
pada taraf signifikansi α 0.05 atau tingkat kepercayaan 95% dengan derajat kesahihan
(dk = n-2).
b. Pengujian reliabilitas instrumen
Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan secara eksternal maupun
internal. Secara eksternal dapat dilakukan dengan caratest-retest, equivalent, dan
gabungan keduanya. Sedangkan secara internal pengujian dapat dilakukan dengan
menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen dengan teknik
tertentu.Menurut sugiyono (2012 :185) menjelaskan bahwa:
“Pengujian reliabilitas dengan internalconsistency dilakukan dengan cara mencobakan instrumen sekali saja, kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan teknik tertentu. Hasil analisis dapat digunakan untuk memprediksi reliabilitas instrumen.”
Berdasarkan penjelasan di atas maka pengujian reliabilitas pada penelitian ini
dilakukan secara internalconsistency dengan reliabilitas instrumen dapat di uji
dengan menganalisa konsitensi butir-butir yang ada pada instrumen dengan teknik
belah dua dari Spearman Brown(split half) dengan rumus sebagai berikut:
Peneliti memilih pengujian reliabilitas secara internal dengan menggunakan
teknik belah dua dari spearman brown(split half) dengan rumus spearman
brownseperti yang tertera di atas karena pengujian ini dilakukan dengan cara
mengujikan instrumen sekali saja kemudian dianalisis dengan membelah dua bagian.
Artinya membagi kelompok pernyataan yang bernomor ganjil dan genap untuk
instrumen pemahaman peraturan permainan sepakbola.Lalu jumlah dari
masing-masing kelompok tersebut dikorelasikan kembali menggunakan rumus korelasi
product moment, sehingga diperoleh koefisien korelasi dan dimasukan ke dalam
rumus Spearman Brown.
c. Prosedur Pengolahan Data
Setelah melakukan uji coba, penulis melaksanakan pengumpulan data dan
selanjutnya melakukan pengolahan data dengan cara-cara sebagai berikut :
1. Menghitung nilai rata-rata dari setiap variabel, digunakan rumus :
n
X =Rata-rata dari skor mentah
3. Menghitung koefisien korelasi, perhitungan ini dilakukan untuk mencari hubungan kedua variabel. Dengan rumus sebagai berikut :
rxy=
rxy : Korelasi yang dicari
n : Jumlah Sampel
4. Menghitung signifikansi koefisien korelasi tunggal dengan menggunakan pendekatan uji-t dengan rumus:
r
Pengujjian statistik uji-t dimaksudkan untuk mengetahui tingkat koefisien korelasi atau hubungan darimasing-masing variabel. Pada taraf nyata a = 0.05 dengan dk = n - 2Dengan kriteria pengujian hipotesis diterima jika t hitung> t tabel , maka Ho
artinya signifikan dan T hitiung < t tabel , terima Ho artinya tidak signifikan.
F. Prosedur Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian deskriptif ini, peneliti menyusun
langkah-langkah sebagai berikut :
a. Memilih dan merumuskan masalah yang menghendaki konsepsi ada
b. Menentukan tujuan dari penelitian yang akan dikerjakan. Tujuan dari
penelitian harus konsisten dengan rumusan dan definisi dari masalah.
c. Memberikan limitasi atau scope, atau batasan sejauh mana penelitian ini
akan dilaksanakan. Baik daerah geografisnya, batasan kronologis, serta
seberapa utuh daerah penelitian ini akan dijangkau.
d. Merumuskan kerangka teori atau kerangka konseptual yang kemudian
diturunkan dalam bentuk hipotesis-hipotesis untuk diverifikasikan.
e. Menelusuri sumber-sumber kepustakaan yang berhubungan dengan masalah
yang ingin dipecahkan.
f. Merumuskan hipotesis-hipotesis yang ingin diuji, baik secara eksplisit
maupunimplisit.
g. Mengumpulkan data dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang
cocok untuk penelitain.
h. Membuat tabulasi serta analisis statistik dilakukan terhadap data yang telah
dikumpulkan.
i. Memberikan interprestasi dari hasil dalam hubungannya dengan kondisi
sosial yang ingin diselidiki serta dari data yang diperoleh secara referensi
khas terhadap masalah yang ingin dipecahkan.
j. Mengadakan generalisasi serta deduksi dari penemuan serta
hipotesis-hipotesis yang ingin diuji. Memberikan rekomendasi-rekomendasi untuk
kebijakan-kebijakan yang dapat ditarik dari penelitian.
k. Membuat laporan penelitian dengan cara ilmiah.
Dari penjelasan tersebut, langkah-langkah penelitian dapat digambarkan
sebagaimana tercantum dalam Bagan berikut.
l. PopP
POPULASI
SAMPEL
Gambar 3.2
Langkah-langkah Penelitian
G. Teknik Pengumpulan Data
1. Sumber Data : yang menjadi data dalam penelitian ini adalah siswa.
2. Jenis data : jenis data yang didapat adalah data yang terdiri dari :
a. Hasil belajar
b. Rencana Pembelajaran
c. Data hasil observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran
d. Catatan lapangan
3. Cara Pengambilan Data
a. Data hasil belajar diambil dengan melakukan pengamatan kepada siswa.
b. Data tentang situasi pembelajaran pada saat dilaksanakan tindakan
diambill dengan menggunakan lembaran observasi.
c. Data tentang refleksi diri serta perubahan-perubahan yang terjadi di
kelas/lapangan, diambil dari hasil observasi.
d. Data tentang keterkaitan antara perencanaan dengan pelaksanaan didapat
dari rencana pembelajaran dan lembar observasi.
H. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan lanjutan dari tahap pengumpulan data.Analisis
data merupakan bagian yang sangat penting dari suatu penelitian. Meleong
(2002:110) mengemukakan bahwa :
“Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data kedalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat dikemukakan tema dan dapat
dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan data”.
KESIMPULAN PENGOLAHAN
Proses analisis dimulai dari awal sampai akhir pelaksanaan tindakan. Data yang
terkumpul dapat dianalisis dari tahap orientasi sampai tahap akhir dalam pelaksanaan
tindakan dengan disesuaikan dengan kerakteristik, fokus masalah serta tujuan.
Setelah data terkumpul dianalisis dengan menggunakan teknik kualitatif supaya
diperoleh data yang sesuai dengan fokus masalah. Data tersebut meliputi perkataan,
tindakan, peristiwa yang diamati (observasi) selama proses pelaksanaan pembelajaran
pendidikan jasmani berlangsung. Secara garis besar analisis data dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Menelaah seluruh data yang dikumpulkan. Penelaah dilakukan dengan cara
menganalisis, mensistesis, memaknai, menerangkan dan menyimpulkan.
2. Mereduksi data yang didalamnya melibatkan kegiatan pengkategorian dan
mengklasifikasikan. Hasil yang diperoleh berupa pola-pola dan
kecenderungan-kecenderungan yang berlaku dalam pelaksanaan
pembelajaran pendidikan jasmani.