Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Pada ...( Yuli Kurniawati) hal. 289 - 299289
Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Pada
Internet Financial Reporting
(IFR) Di
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Dalam Bursa Efek Surabaya (BES)
Yuli Kurniawati STIE Mahardhika Surabaya
Abstrak
Penggunaan internet dalam dunia bisnis saat ini berpengaruh terhadap bentuk tradisional penyajian informasi bagi perusahaan. Perkembangan tehnologi terutama internet menciptakan cara baru bagi perusahaan dalam berkomunikasi dengan investor. Perkembangan teknologi tersebut telah membawa dampak positif pada pola pikir masyarakat modern saat ini, seperti dalam pengungkapan bisnis dan performance perusahaan melalui media cetak maupun media internet. Internet Financial Reporting (IFR) menjadi trend saat ini terutama dalam perkembangan informasi dan teknologi internet. Penyajian informasi melalui IFR merupakan pengungkapan yang bersifat sukarela sehingga hal ini akan berdampak pada adanya disparitas praktik IFR.
Penyampaian informasi dengan menggunakan IFR menyebabkan pelaporan keuangan menjadi lebih cepat dan mudah diakses oleh siapa pun. kapan pun dan dimana pun. Sehingga IFR dipandang sebagai alat komunikasi kepada pelanggan, investor, dan pemegang saham yang efektif dan efisien apabila dikaitkan dengan pengambilan keputusan oleh investor dan pengusaha dalam hal investasi dan pinjaman.
Melihat besarnya manfaat IFR tersebut, maka perlu diketahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi IFR saat ini sehingga penggunaan IFR tersebut tepat, efektif dan efisien sesuai dengan tujuan penggunaan informasi bagi para pengguna terutama pengusaha dan investor. Dalam penelitianini menggunakan sampel sebanyak 50 perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Surabaya dari tahun 2014 hingga tahun 2016. dan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi, uji koefisien regresi sederhana (uji t), dan uji koefisien regresi secara simultan (uji F) untuk mengetahui faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi IFR. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan, profitabilitas dan leverage.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang berpengaruh signifikan terhadap IFR adalah ukuran perusahaan sebesar 1.278 dan profitabilitas sebesar 0.052 sedangkan variabel persentase kepemilikan saham oleh publik sebesar 0.005 dan leverage sebesar 0,125 tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Internet Financial Reporting.
Kata Kunci : Perusahaan Manufaktur, Internet Financial Reporting (IFR)., ukuran perusahaan, profitabilitas dan leverage
PENDAHULUAN
Perkembangan tehnologi internet yang cepat telah mengubah cara berbisnis dari perusahaan. Tehnologi internet menawarkan fasilitas dan kemudahan pada perusahaan untuk menyajikan informasi keuangan dengan kuantitas yang tinggi,
investor, para stakeholder dan masyarakat luas. Perkembangan internet telah menciptakan cara baru dalam menyampaikan informasi keuangan yaitu dengan menggunakan sistem Internet Financial Reporting (IFR). IFR muncul dan berkembang sebagai sarana media yang paling cepat untuk menginformasikan hal-hal yang terkait dengan perusahaan, baik informasi keuangan , informasi bisnis maupun informasi perusahaan.
Penyampaian informasi keuangan di internet akan sangat bermanfaat karena merupakan media komunikasi untuk para investor yang memerlukan informasi keuangan dan bisnis sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Informasi yang tepat waktu dan akurat akan sangat membantu investor untuk mengambil keputusan dengan tepat. Penggunaan internet sebagai media pelaporan akan mempermudah investor dalam menilai kinerja perusahaan. Menurut hasil penelitian Khan (2006) menyatakan sekitar 67% perusahaan telah mempunyai situs web untuk mengungkapkan pelaporan keuangan dengan menggunakan internet. Sampai dengan tahun 2009 tercatat lebih dari 80% perusahaan besar di dunia menggunakan internet untuk menyampaikan informasi perusahaan , bisnis dan keuangan. Sukanto (2011 ) menyatakan bahwa pengungkapan informasi pada website merupakan sinyal dari perusahaan pada pihak luar, salah satunya berupa informasi keuangan yang dapat dipercaya dan mengurangi ketidakpastian mengenai prospek perusahaan yang akan datang.
Penggunaan IFR menjadi trend penting dalam perkembangan teknologi internet. Penyajian IFR merupakan pengungkapan sukarela yang tentu saja berdampak pada adanya disparitas praktik IFR Almilia (2008). Sebagian besar perusahaan yang go public atau dalam bentuk perusahaan terbuka telah memilki website perusahaan didalamnya berisi informasi-informasi penting perusahaan. Dengan adanya internet dapat mempermudah pemakai informasi perusahaan untuk mengetahui kondisi
bisnis perusahaan , keuangan perusahaan serta kinerja perusahaan.
Menurut Fitriana (2009), IFR memiliki beberapa manfaat, yaitu menawarkan solusi biaya rendah (bagi kedua belah pihak). Bagi investor, memberikan kemudahan dalam mengakses informasi perusahaan. Sedangkan bagi perusahaan, dapat mengurangi biaya untuk mencetak serta mengirim informasi perusahaan kepada investor; Pengungkapan dengan internet, menawarkan ketepatan waktu dalam penyebaran serta akses informasi sehingga informasi lebih relevan karena tepat waktu. Sebagai media komunikasi investor, stakeholder dan masyarakat mengenai laporan perusahaan.
Perusahaan pengadopsi IFR mempunyai beberapa alasan atau motif mengapa mereka menerapkan praktik IFR. Penggunaan IFR ini menyebabkan pelaporan keuangan menjadi lebih cepat dan mudah, sehingga dapat diakses oleh siapa pun, kapan pun dan dimana pun Debreceny et al., (2008) Marston dan Polei (2007). Selain itu, penyebarluasan informasi keuangan melalui internet dapat menarik investor dan memberikan image yang baik bagi perusahaan Ettredge et al. (2006). Hal-hal inilah yang mendorong perusahaan-perusahaan untuk menerapkan praktik IFR.
Ashbaugh et al., (2005) menyatakan bahwa IFR dipandang sebagai alat komunikasi yang efektif kepada pelanggan, investor dan pemegang saham. Hal ini berkaitan dengan pengambilan keputusan yang berhubungan dengan investasi dan pinjaman. IFR merupakan respon dari perusahaan untuk menjalin komunikasi dengan stakeholder, khususnya investor, dengan lebih baik dan lebih cepat. Abdelsalam et al., (2008) berpendapat bahwa ‘‘responsiveness’’ merupakan salah satu hal yang penting untuk meningkatkan kualitas komunikasi dan mempengaruhi kepercayaan investor pada pasar modal.
Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Pada ...( Yuli Kurniawati) hal. 289 - 299291 perusahaan yang dipakai selama ini. Teori
tersebut berakar dari sinergi teori ekonomi, teori keputusan, sosiologi, dan teori organisasi. Prinsip utama teori ini adanya hubungan kerja antara pihak yang memberi wewenang (prinsipal) yaitu investor dengan pihak yang menerima wewenang (agensi) yaitu manajer, dalam bentuk kontrak kerja sama. Dalton et al, (2007) mengungkapkan bahwa teori keagenan menyebabkan perbedaan kepentingan dan kurangnya keselarasan tujuan, preferensi, dan tindakan antara pihak prinsipal dan agen. Konflik kepentingan inilah yang kemudian disebut dengan masalah keagenan (agency problem).
Beberapa penelitian yang berfokus pada penggunaan internet untuk pelaporan perusahaan semakin meningkat baik di negara yang sudah berkembang maupun yang masih berkembang. Xiao et. al (2008) melakukan penelitian tentang penggunaan internet oleh perusahaan listed di Cina untuk menyebarkan informasi keuangan dan informasi perusahaan lainnya serta meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan internet oleh perusahaan. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa perusahaan dalam industri IT mengungkapkan lebih banyak informasi dan mempunyai format penyajian yang lebih luas dan rinci. Perusahaan yang masuk dalam jenis industri IT mempunyai ketrampilan dan keahlian yang lebih tinggi dalam hal penyajian internet.
Oleh karena itu, para peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang mengaitkan antara IFR dan tingkat pengungkapan informasi website terhadap harga saham dan volume perdagangan saham, serta objek dan tahun penelitiannya, pada penelitian ini objek penelitian dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di (Bursa Efek Surabaya).
TINJAUAN PUSTAKA Teori Sinyal (Signal Theory)
Teori sinyal mengemukakan tentang bagaiamana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal ini berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk
merealisasikan keinginan pemilik. Sinyal dapat berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik dari perusahaan lain. Dalam kerangka teori sinyal disebutkan bahwa dorongan perusahaan untuk memberikan informasi adalah karena terdapat asimetri informasi antara manajer perusahaan dan pihak luar, hal ini disebabkan karena manajer perusahaan mengetahui lebih banyak informasi mengenai perusahaan dan prospek yang akan datang daripada pihak luar (Wolk et al., 2000).
Perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan dengan mengurangi asimetri informasi tersebut. Salah satu cara untuk mengurangi asimetri informasi adalah dengan memberikan sinyal pada pihak luar, berupa informasi keuangan yang positif dan dapat dipercaya yang akan mengurangi ketidakpastian mengenai prospek perusahaan yang akan datang sehingga dapat meningkatkan kredibilitas dan kesuksesan perusahaan (Wolk et al., 2000).
Teori Keagenan (Agency Theori)
Laporan Keuangan (Financial Reporting) Laporan keuangan menggambarkan posisi keuangan suatu perusahaan dan kinerja perusahaan selama periode waktu tertentu. Unsur-unsur yang berkaitan langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aktiva, kewajiban dan ekuitas. Sedangkan unsur yang berkaitan dengan kinerja adalah penghasilan dan beban yang termuat dalam laporan laba-rugi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan merupakan produk atau hasil akhir dari suatu proses akuntansi. Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan informasi bagi para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan keputusan. Selain sebagai informasi, laporan keuangan juga dapat digunakan sebagai sarana pertanggungjawaban perusahaan terhadap pihak-pihak yang berhubungan langsung dengan perusahaan. Laporan keuangan juga dapat digunakan sebagai salah satu indikator kesuksesan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya Harahap(2002).
Internet Financial Reporting (IFR) IFR adalah suatu cara yang dilakukan perusahaan untuk mencantumkan laporan keuangannya melalui internet, yaitu melalui website yang dimiliki perusahaan. Literatur akuntansi yang ada menyatakan bahwa IFR dikenal sebagai pengungkapan sukarela (voluntary disclosure), bukan karena isi pengungkapannya tetapi karena alat yang digunakan. Venter (2002) dalam Chandra (2008) terdapat tiga cara penyajian laporan keuangan melalui website, yaitu 1) Membuat duplikat laporan keuangan yang sudah dicetak ke dalam format electronic paper. 2) Mengkonversi laporan keuangan ke dalam format HTML. 3) Meningkatkan pencantuman laporan keuangan melalui website sehingga lebih mudah diakses oleh pihak yang berkepentingan.
METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif. Dengan menggunakan metode korelasional. Dan juga merupakan penelitian kausalitas, yang
dimana bertujuan untuk mengetahui hubungan serta pengaruh antar dua variabel atau lebih.
Sedangkan untuk populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan go public yang tercatat di Bursa Efek Surabaya tahun 2014-2016. Sampel ditentukan dengan metode judgement atau purposive sampling dimana sampel dipilih berdasarkan tujuan atau target tertentu, yaitu pemilihan sampel didasarkan pada pertimbangan yang merupakan tipe pemilihan sampel secara acak dimana informasinya diperoleh dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Sampel yang diambil adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Surabaya.
Definisi Operasional Variabel Ukuran Perusahaan (X1)
Ukuran perusahaan adalah gambaran besar atau kecilnya suatu perusahaan yang dapat diukur dari besarnya nilai asset, penjualan, atau dari nilai pasar ekuitas perusahaan. Marston dan polei (2004) menyatakan bahwa perusahaan yang lebih besar memiliki kompleksitas yang lebih tinggi sehingga investor membutuhkan informasi keuangan lebih banyak untuk membuat keputusan investasi yang lebih efektif. Dapat dikatakan perusahaan besar lebih disorot dalam pasar modal yang mana ini memberikan tekanan pada perusahaan untuk mengungkapkan informasi secara lebih lengkap.Adapun dalam penelitian ini ukuran perusahaan diukur dengan logaritma natural dari total aset perusahaan (proxy Log of Total Asset).
Profitabilitas (X2)
Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Pada ...( Yuli Kurniawati) hal. 289 - 299293 dibandingkan ROE (Lestari dan
Chariri,2007:9)
Kepemilikan Saham oleh Publik (X3) Menurut Prabowo dan Tambotoh (2005) kepemilikan saham oleh mengacu pada pemegang saham individu. Kepemilikan luar oleh pihak luar selain manajemen perusahaan, konflik keagenan semakin besar bagi perusahaan yang memiliki penyebaran kepemilikan saham perusahaan (Alamilia, 2008).
Persentase kepemilikan saham oleh publik adalah jumlah saham perusahaan yang dimiliki oleh publik, yaitu individu atau institusi yang memiliki kepemilikan saham di bawah 5% yang berada di luar manajemen dan tidak memiliki hubungan istimewa dengan perusahaan. Kepemilikan saham oleh publik diukur dengan proxy Percentage of Public Ownership (Prabowo Tambotoh,2005: 153).
Leverage (X4)
Leverage merupakan salah satu rasio keuangan. Kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jika perusahaan tersebut dilikudasi. Perusahaan dengan proporsi leverange yang tinggi, menunjukan bahwa semakin besar aktivitas perusahaan yang didanai melalui hutang. Semakin tinggi leverange semakin tinggi pula risiko perusahaan karena ada kemungkinan perusahaan tidak bisa melunasi kewajibannya. Leverage dapat diartikan sebagai pengukur besarnya asset yang dibiayai dengan menggunakan liabiitas. Rasio leverage menunjukkan seberapa besar perusahaan dibiayai oleh liabilitas dengan kemampuan perusahaan berdasarkan aset yang dimiliki perusahaan tersebut. Dalam penelitian ini leverage diukur dengan menggunakan rasio total liabilitas terhadap total aktiva (Aly et al,2010).
Internet Financial Reporting (IFR)
Variabel terikat yaitu IFR secara langsung diamati dengan mengunjungi dan menjelajahi website perusahaan. IFR adalah suatu cara yang dilakukan perusahaan untuk mencantumkan laporan keuangannya melalui internet, yaitu melalui website yang
dimiliki perusahaan. Pengukuran yang digunakan adalah skala interval yang dimana tidak hanya memungkinkan untuk mengklarifikasikan, mengurutkan peringkatnya, tetapi juga bisa mengukur dan membandingkan ukuran perbedaan di antara nilai. Selain itu juga bisa membedakan (mengkategorikan), mengurutkan nilainya, juga bisa di hitung berapa perbedaannya/selisihnya dan jarak atau intervalnya juga dapat dibandingkan.
Teknik Analisis dan Pembahasan
Metode analisis data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan perhitungan statistik, yaitu dengan penerapan SPSS for windows 22,0. Setelah data-data yang diperlukan dalam penelitian ini terkumpul, maka selanjutnya dilakukan analisis data. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik deskriptif, uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas data heteroskedastisitas, analisis regresi dan uji koefisien regresi sederhana (uji t), dan uji koefisien regresi secara simultan (uji F).
Variabel Independen Ukuran Perusahaan
Hasil uji statistik deskriptif menunjukkan bahwa ukuran perusahaan minimum sebesar 8.251 dan ukuran perusahaan maksimum sebesar 15.124 dengan ukuran perusahaan rata-rata sebesar 12.401 sedangkan standard deviasi ukuran perusahaan sebesar 1.023.
Profitabilitas
Hasil uji statistik deskriptif menunjukkan bahwa profitabilitas minimum sebesar -0.091 dan tingkat profitabilitas maksimum sebesar 65.189 dengan tingkat profitabilitas rata-rata sebesar 0.588 sedangkan standard deviasi tingkat profitabilitas sebesar 5.428.
Kepemilikan Saham Oleh Publik
sedangkan standard deviasi kepemilikan saham oleh publik sebesar 14.688.
Leverage
Hasil uji statistik deskriptif menunjukkan bahwa leverege minimum sebesar 0.047 dan leverege maksimum sebesar 11.162 dengan leverage rata-rata sebesar 0.637 sedangkan standard deviasi leverage sebesar 1.248.
Variabel Dependen
Internet Financial Reporting (IFR)
Hasil uji statistik deskriptif menunjukkan bahwa IFRminimum sebesar 1.00 dan IFR maksimum sebesar10.00 dengan IFR rata-rata sebesar 6.633 sedangkan standard deviasi IFR sebesar 1.796.
Hasil Uji Asumsi Klasik Hasil Uji Normalitas
Peneliti menggunakan uji normalitas dengan metode grafik (normality plot) yang membandingkan distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Uji normalitas ini dilakukan dengan analisis Grafik Normal P-P Plot dimana normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik normal.
Berdasarkan hasil pengujian normalitas dengan menggunakan SPSS versi 22,0 memperlihatkan penyebaran data yang berada disekitar garis diagonal dan cenderung mengikuti arah garis diagonal, hal ini menunjukkan bahwa model regresi telah memenuhi asumsi normalitas karena sebaran data cenderung mendekati garis diagonal.
Untuk lebih meyakinkan hasil uji grafik maka pada uji normalitas ini juga dilengkapi dengan uji statistik, yaitu dengan menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov (K-S). Analisa Kolmogorov-Smirnov merupakan suatu pengujian normalitas secara univariate untuk menguji keselarasan data masing-masing variabel
penelitian, dimana suatu sampel dikatakan berdistribusi normal atau tidak.
Perumusan hipotesa untuk uji normalitas melalui analisis Kolmogorov Smirnov adalah sbb :
Ha : data berasal dari populasi tidak normal.
Ho : data berasal dari populasi normal.
Kriteria keputusan uji normalitas adalah sbb:
Jika sig. < 0,10, maka Ho diterima atau Ha ditolak.
Jika sig. > 0,10, maka Ho ditolak atau Ha diterima.
Pengujian asumsi klasik normalitas melalui uji Kolmogorov-Smirnov menunjukan data berdistribusi normal. Hal tersebut ditunjukan bahwa nilai probabilitas sebesar 0.200 lebih besar dari 0.05 sehingga Ho ditolak atau Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa data berasal dari polupasi normal sehingga model regresi memenuhi uji asumsi klasik normalitas.
Hasil Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem multikolinearitas. Salah satu cara untuk mengetahui ada atau tidaknya multikolinearitas ini adalah dengan menggunakan Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance. Apabila nilai VIF kurang dari sepuluh dan nilai Tolerance lebih dari 0,1 berarti tidak terjadi multikolinearitas. Sebaliknya jika diketahui nilai VIF lebih dari sepuluh dan Tolerance kurang dari 0,1 berarti terjadi multikolinearitas.
Perumusan hipotesa untuk uji multikolinearitas adalah sbb:
Ha : tidak ada multikolinearitas Ho : ada multikolinearitas
Kriteria keputusan uji multikolinearitas adalah sbb:
Jika VIF > 10 atau Tolerance < 0,1 maka Ha ditolak, ada multikolinearitas
Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Pada ...( Yuli Kurniawati) hal. 289 - 299295 Berdasarkan hasil pengolahan data
statistik, dapat diketahui bahwa seluruh variabel independen mempunyai nilai VIF kurang dari batas maksimal 10 dan nilai Tolerance lebih dari 0,1. Sehingga Ho ditolak atau Ha diterima, yang artinya variabel independen tersebut tidak menunjukkan adanya gejala multikolinearitas (tidak ada hubungan yang sangat kuat antara variabel independen dengan variabel independen lainnya). Dengan demikian tidak terjadi pelanggaran asumsi multikolinearitas pada model persamaan regresi.
Hasil Uji Autokorelasi
Autokorelasi merupakan korelasi antara anggota observasi yang disusun menurut waktu dan tempat. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi autokorelasi. Untuk mengetahui adanya autokorelasi dilakukan melalui Durbin Watson (Uji DW).
Dari output SPSS data sekunder yang diolah dapat dilihat bahwa nilai Durbin Watson sebesar 1.892. Karena nilai DW sebesar 1.892 berkisar diantara 1.66 sampai 2.34, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala autokorelasi.
Uji Regresi Linier Berganda
Dalam uji regresi ini untuk melihat pengaruh antara variabel indipenden dengan variabel dependen. Pengujian uji hitung dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan model analisis regresi berganda (multiple regression analysis), yaitu dilakukan melalui uji koefisien diterminasi, secara simultan (uji F), dan secara parsial (uji t).
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Uji koefisien diterminasi dilakukan untuk mengukur kemampuan variabel independen tingkat profitabilitas, ukuran perusahaan, kepemilikan saham oleh publik dan leverage dalam menjelaskan variabel dependen, yaitu tingkat IFR.
Hasil uji koefesien determinasi menunjukkan nilai Adjusted R Square sebesar 0,446 atau 44,6%, ini menunjukkan bahwa variabel tingkat profitabilitas, ukuran perusahaan, kepemilikan saham
oleh publik dan leverage terhadap tingkat IFR adalah sebesar 44,6%,sedangkan sisanya sebesar 0,554 atau 55,4% (100%-44,6%) dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak disertakan dalam model penelitian ini.
Hasil Uji Statistik F
Uji statistik F digunakan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi secara bersama-sama terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikan 0,05. Jika nilai probability F lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan menolak Ho, sedangkan jika nilai probability F lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima dan menolak Ha.
Hasil uji statistik yang menunjukkan hasil uji statistik F dengan tingkat signifikansi 0,000. Tingkat signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,005 sehingga dapat dikatakan bahwa tingkat
profitabilitas, ukuran
perusahaan,kepemilikan saham oleh publik dan leverage berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap tingkat IFR.
Hasil Uji Statistik t
Uji Statistik t digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05. Jika nilai probability t lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan menolak Ho, sedangkan jika nilai probability t lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima dan menolak Ha. Hasil uji statistik tantara variabel independen dengan variabel dependen sebagai berikut:
Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Tingkat IFR
yakni sebesar 3,589 satuan. Hal ini berarti hipotesis pertama diterima sehingga dapat dikatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat IFR karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel ukuran perusahan lebih kecil dari 0,05.
Hubungan antara ukuran perusahaan dan tingkat IFR bersifat positif signifikan. Hal ini berarti semakin besar ukuran perusahaan maka akan semakin tinggi juga tingkat IFR perusahaan tersebut. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan Marston (2003). Hubungan positif antara ukuran perusahaan dengan tingkat IFR karena perusahaan-perusahaan besar memiliki insentif dana lebih untuk pengungkapan informasi di internet, karena memiliki lebih kemampuan dari aktivitas mereka yang menarik perhatian besar dari pemerintah, masyarakat umum, pemegang saham, serta pemangku kepentingan lainnya (Goreti dan Isabel, 2011: 343). Perusahaan-perusahaan besar memiliki sumber daya lebih dalam melakukan strategi bisnis melalui informasi internet yang lebih efisien dan memiliki pengungkapan lebih di internet.
Pengaruh Profitabilitas Terhadap Tingkat IFR
Hasil uji hipotesis kedua dinyatakan bahwa, variabel profitabilitas mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,018 (p-value < 0,05) dan koefisien regresi dengan arah positif sebesar +0.052.
Hal ini berarti hipotesis kedua diterima sehingga dapat dikatakan bahwa profitabilitas berpengaruh positif secara signifikan terhadap tingkat IFR karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel profitabilitas lebih kecil dari 0,05.
Hubungan antara profitabilitas dan tingkat IFR bersifat positif secara signifikan yang berarti semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan, semakin tinggi juga tingkat IFR perusahaan tersebut. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Prabowo dan Tambotoh (2005), Almilia (2008), Aly et al (2009). Namun hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian Lestari (2007), serta Al-Mansour (2009) yang tidak menemukan bukti adanya
pengaruh signifikan antara profitabilitas dengan tingkat IFR.
Pengaruh positif signifikan antara profitabilitas dengan tingkat IFR adalah karena adanya sumber daya keuangan yang lebih besar bagi perusahaan yang memiliki profitabilitas yang lebih tinggi dalam menyajikan pelaporan keuangan melalui media internet. Menurut Goreti dan Isabel (2011:15).Perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi berupaya meningkatkan pengaruh dalam pengambilan keputusan investor dengan menarik perhatian stakeholder perusahaan, sehingga ada kecenderungan lebih tinggi untuk pengungkapan IFR.
Pengaruh Kepemilikan Saham Oleh Publik Terhadap Tingkat IFR
Hasil uji hipotesis ketiga dapat dinyatakan bahwa, variabel mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,511 (p-value > 0,05) dan koefisien regresi dengan arah positif sebesar +0.005 Hal ini berarti hipotesis ketiga tidak diterima sehingga dapat dikatakan bahwa kepemilikan saham oleh publik berpengaruh tetapi tidak signifikan terhadap tingkat IFR karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel kepemilikan saham oleh publik lebih besar dari 0,10. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan Prabowo (2005).
Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Pada ...( Yuli Kurniawati) hal. 289 - 299297 penelitian ini tidak mendukung hipotesis
ketiga yang diajukan dalam penelitian ini.
Pengaruh Leverage Terhadap Tingkat IFR
Hasil uji hipotesis keempat dinyatakan bahwa, variabel leverage mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,186 (p-value >0,05) dan koefisien regresi bernilai +0,125. Hal ini berarti hipotesis keempat tidak diterima sehingga dapat dikatakan bahwa leverage berpengaruh tetapi tidak signifikan terhadap tingkat IFR karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel leverage lebih besar dari 0,05.
Argumentasi yang mendasari hasil penelitian ini dapat dijelaskan oleh fakta bahwa sebagian besar liabilitas perusahaan bersumber dari utang pada lembaga keuangan bank yang memiliki akses lebih untuk memperoleh informasi dari perusahaan. Perusahaan yang memiliki aktiva likuid dalam jumlah besar dapat membuat hutang jangka panjang dalam proporsi yang lebih besar. Namun dengan konsekuensi yaitu bila beban bunga ternyata melebihi kemampuan untuk menghasilkan pengembalian atas investasi yang dilakukan dengan pinjaman dana tersebut para investor lebih menyukai perusahaan yang memiliki rasio Leverage rendah karena akan memberikan jaminan bahwa perusahaan akan memenuhi prinsip akuntansi going concern atas pengembalian investasi. Debitor institusional yaitu perusahaan lebih mudah diakses dibandingkan debitor perorangan sehingga dengan dimilikinya akses lebih ke perusahaan, lembaga keuangan bank lebih memilih menggunakan observasi langsung ke perusahaan dalam memperoleh data informasi yang dibutuhkan dibandingkan akses informasi tidak langsung seperti IFR.
Kesimpulan
Pelaporan keuangan melalui IFR diharapkan mampu meningkatkan komunikasi perusahaan dengan stakeholder dan pihak-pihak lain yang berkaitan, khususnya adalah investor. Dengan adanya IFR, investor dapat lebih cepat mengakses informasi keuangan perusahaan sebagai dasar pembuatan keputusan. Pada penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat profitabilitas, ukuran perusahaan, kepemilikan saham oleh publik dan leverage terhadap tingkat (IFR) pada perusahaan yang terdaftar Bursa Efek Surabaya periode tahun 2014 hingga tahun 2016. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Ukuran perusahaan berpengaruh
positif signifikan terhadap tingkat IFR. Dengan koefisien regresi sebesar +1.278. Artinya, jika variabel ukuran perusahaan naik satu satuan maka tingkat IFR akan naik sebesar exp (1,278) yakni sebesar 3,589 satuan. 2. Profitabilitas berpengaruh positif
signifikan terhadap tingkat IFR. Dengan koefisien regresi sebesar +0.052. Artinya, jika variabel profitabilitas naik satu satuan maka tingkat IFR akan naik sebesar 0,052 satuan.
3. Kepemilikan saham oleh publik berpengaruh tidak secara signifikan terhadap tingkat IFR. Dengan koefisien regresi sebesar +0.005. Artinya, jika variabel kepemilikan saham oleh publik naik satu satuan maka tingkat IFR akan naik sebesar 0,005 satuan. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan Prabowo (2005).
4. Leverage berpengaruh secara tidak signifikan terhadap terhadap tingkat IFR. Dengan koefisien regresi bernilai +0,125. Artinya, jika variabel Leverage naik satu satuan maka tingkat IFR akan naik sebesar 0,125 satuan.
Saran
Ukuran perusahaan, profitabilitas, kepemilikan saham oleh publik, leverage, dan kelompok industri merupakan sebuah model teoritis yang diuji dan dikembangkan dalam penelitian serta dapat mempengaruhi IFR. Hasil implikasi ini memiliki beberapa pengetahuan penting bagi ilmu pengetahuan, perusahaan dan stakeholder serta bagi pembaca antara lain sebagai berikut :
Penelitian ini diharapkan menambah wawasan pengetahuan pada bidang akuntansi yang terus berkembang serta dapat digunakan sebagai tambahan referensi bagi ilmu pengetahuan dan penelitian selanjutnya dibidang IFR yang akan datang untuk dikembangkan dan diperbaiki, misalnya dengan menambah variabel independen, menambah sampel penelitian, memperpanjang periode dalam pengamatan. Serta membandingkan jenis perusahaan lain yang menggunakan indikator keuangan dan industri berbeda.
Bagi Perusahaan dan Stakeholder
IFR membantu perusahaan untuk memperluas penyebaran informasi keuangan dan mengurangi agency cost terkait dengan pencetakan dan pengiriman laporan keuangan sebagai bentuk pertanggungjawaban pihak manajemen. Maka dari itu, perusahaan hendaknya dapat menerapkan dan memanfaatkan praktik IFR dengan baik sehingga dapat membantu meningkatkan komunikasi dengan berbagai pihak.
Sedangkan Stakeholder membutuhkan sistem pelaporan yang fleksibel, dimana akan dapat memungkinkan mereka memperoleh informasi dengan cara yang lebih mudah. Melalui IFR para stakeholder dapat melakukan pencarian informasi keuangan dan non-keuangan yang lebih praktis, tepat waktu, efektif, dan efisien.
Bagi Pembaca
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai faktor-faktor yang berpengaruh dalam melakukan pelaporan keuangan melalui internet IFR dan menjelaskan praktik pelaporan keuangan melalui internet yang telah atau belum diterapkan oleh perusahaan go public sehingga dapat memacu perusahaan go public untuk melakukan pelaporan keuangan lebih baik lagi kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA Ashbaugh, Hollis, Karla M. Johnstone dan
Terry D. Warfield, 1999,‘Corporate Reporting on the Internet’, Accounting Horizons, Vol. 13 (3) : Pp. 241-257.
Al-Mansour, Ammar Yaser. (2009). ”Determinants of Internet Financial Reporting: An Empirical Investigation on UAE Public Listed Companies”. Thesis, Universiti Utara Malaysia,
Amilia, Luciana Spica. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Sukarela“Internet Financial And Sustainability Reporting” Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia. Vol. 12 ( 2) : Pp 1-31.
Aly, Doaa Simon, Jon Hussainey, Khaled. “Determinants of corporate internet reporting:evidence from Egypt”, Managerial Auditing Journal 25. (2): Pp. 182-202.
Belkaoui dan Ahmed Riahi, 2006, Teori Akuntansi, Jakarta: Salemba Empat.
Davey, Howard, dan Kanya Homkajohn, 2004, ‘Corporate Internet Reporting: An Asian Example’, Problems and Perspectives in Management, Vol. 2, Pp. 211-227.
Goreti Dâmaso dan Isabel Costa Lourenço. “Internet Financial Reporting: Environmental Impact Companies and other Determinants ”. 8th International Conference on Enterprise Systems, Accounting and Logistics (8 th ICESAL 2011), Thassos Island Greece 2011 : Pp.331-359.
Khan, Muhammad Akram, 2006. “Performance Auditing-The Three ‘Es’.” ASOSAI” Jurnal (april 2006).
Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Pada ...( Yuli Kurniawati) hal. 289 - 299299 Reporting pada Website Perusahaan
Go Publik di Indonesia’, Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi (SNATI 2009), ISSN: 1907-5022: Pp. 29-33.
Lestari, Hanny S. Dan Chariri, Anis. (2008). Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pelaporan Keuangan Melalui Internet (Internet Financial Reporting) dalam Website Perusahaan. Jurnal Universitas Diponegoro Semarang Vol 27 (3) : Pp 135-156
Luciana Spica Almilia, 2009, ‘Analisa Kualitas Isi Financial and Sustainability Reporting pada Website Perusahaan Go Publik di Indonesia’, Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi (SNATI 2009), ISSN: 1907-5022, Pp. 34-38.
Momany, Munther Talal, dan Salah Al-Dain Al-Shorman, 2006, ‘Web-Based Voluntary Financial Reporting of Jordanian Companies’, Internetional Review of Business Research Papers, Vol. 2 : Pp. 127-139.
Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim, Analisis Laporan keuangan, Edisi Empat, Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN
Marston, Claire. “Financial reporting on the internet by leading Japanese companies”.Corporste
Comunication”, Vol.8(1): Pp.33-50.
Oyelere, Fawzi Laswad, Richard Fisher. “Journal of International Financial Management and Accounting”, Vol 14 (1) : Pp 26–63.
Sasongko Budisusetyo dan Luciana Spica Almilia, 2011, ‘Internet Financial Reporting on the Web in Indonesian: not Just Technical Problem’, Inter -national Journal Business Information Systems, Vol. 8 (4): Pp. 380-395
Prabowo, Ronny Tambotoh, Johan Jimmy Carter. “Internet financial reporting as avoluntary disclosure practice : an empirical analysis of Indonesian manufacturing firms using order logit regression”, Jurnal akuntansi bisnis Vol.5 (2), Pp :149-160.
Sukanto, Eman. “Pengaruh Internet Financial Reporting dan Tingkat Pengungkapan Informasi Website Terhadap Frekuensi Perdagangan Saham Perusahaan di Bursa”, Jurnal Fokus Ekonomi Vol. 6 (2) : Pp. 178-228
Sasongko Budisusetyo, 2009, ‘The Practice of Financial Disclosure on Corporate Website: Case Study in Indonesia’, Jurnal VENTURA, Vol. 12 (3) : Pp. 175-186.