• Tidak ada hasil yang ditemukan

S SDT 1000168 Chapter1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S SDT 1000168 Chapter1"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Penelitian

Pupuh merupakan puisi yang termasuk bagian dari sastra Sunda. Pupuh itu

terikat oleh patokan (aturan) berupa guru wilangan, guru lagu, dan watek. Guru wilangan adalah jumlah engang (suku kata) tiap padalisan (larik/baris). Diungkapkan

oleh Sumarsono dalam Sopiawati (2007. hlm. 7) “ Ikatan puisi yang diatur oleh guru lagu, guru wilangan, dan jumlah baris (padalisan) dalam tiap bait atau pada”.

Pupuh salah satu jenis seni tradisional yang berkembang di masyarakat sunda.

Pupuh yang dikenal di Jawa Barat berjumlah 17 pupuh. Selain Pupuh yang memiliki patokan-patokan (aturan) tertentu dalam penyusunan rumpaka atau lirik, pupuh terdapat dua bagian yang terdiri dari Sekar Ageung yakni pupuh Kinanti, Sinom, Asmarandana, Dangdanggula, dan Sekar Alit yakni Maskumambang, Durma, Balakbak, Gambuh, Gurisa, Juru Demung, Lambang, Ladrang, Magatru, Mijil,

Pangkur, Pucung, Wirangrong.

Pupuh merupakan warisan budaya yang harus dilestarikan oleh generasi

penerus bangsa. Kini seiring berjalannya waktu dan semakin ditinggalkannya semangat dari seni tradisional tersebut, karakter seni bangsa ini semakin berubah oleh pengaruh era globalisasi. Hal tersebut terjadi khususnya diperkotaan dan memberi dampak yang kurang baik pada perkembangan budaya Indonesia itu sendiri.

Salah seorang seniman berasal dari Jawa Barat yang bernama lengkap Dr.H.R.M Yusuf Wiradiredja, S.Kar, M.Hum. Ia akrab disapa Kang Yus. Ia adalah seorang kreator yang membuat garapan Pupuh Raehan. Menurut Yus Pupuh Raehan

(2)

lagu dari segi sekar (vokal) maupun penyajian musiknya tanpa menghilangkan keaslian pupuh (Wawancara, 27 Juni 2014).

Yus memberikan nama pada karyanya tersebut dengan nama Pupuh Raehan, yang berarti kata Raehan menurut Yus adalah “ngarobah sangkan leuwih alus” yang berarti merubah supaya lebih bagus (Wawancara 27 Juni 2014). Istilah Raehan berasal dari bahasa sunda yaitu Raeh, dipaparkan oleh Soepandi & Yudibrata

(1978/1979. hlm. 140) bahwa raeh adalah: “ Variasi nada atau ornamen, olahan, hiasan lagu yang diraeh artinya lagu pokok yang ditaburi hiasan dan ornamen”. Raehan berarti kreasi dalam memperbaharui sebuah karya musik yang mengalami

pengembangan dalam permainannya dari sajian sekar (vokal) maupun sajian musiknya. Berkaitan dengan pengertian istilah Raehan, dikemukakan pula oleh Natapradja (2003. hlm. 170) bahwa : “ Istilah Raehan boleh diartikan „ Gubahan baru‟ atau „ cipta baru‟. Merubah disini memiliki artian melakukan suatu perubahan terhadap Pupuh buhun yang dipandang ketinggalan zaman menjadi lebih menarik dan diminati oleh masyarakat khususnya anak-anak.

Melihat perkembangan musik di Indonesia yang banyak dipengaruhi bangsa lain. Zaman yang semakin modern, masyarakat justru lebih tertarik dengan kesenian-kesenian dari bangsa lain. Pupuh notabene warisan yang harus dipelihara oleh generasi penerus bangsa, namun Pupuh seolah dianggap kesenian lama yang tidak menarik lagi, padahal Pupuh salah satu kesenian hasil budaya yang perlu dilestarikan. Pupuh Paehan yang direkam melalui audio CD (Compact Disk) merupakan

(3)

Dilatarbelakangi oleh era globalisasi, kebudayaanpun secara tidak langsung mengalami perubahan karena tuntutan zaman, baik dari aspek gaya hidup maupun keseniannya. Saat ini sudah jelas terlihat pengaruh-pengaruh bangsa lain terhadap bangsa Indonesia. Hal tersebut memicu munculnya pengaruh-pengaruh budaya luar yang masuk ke Indonesia. Jawa Barat yang kini berkembang pesat dalam keseniannya, para seniman banyak berkreativitas dengan melalui beberapa media

yang digunakan diantaranya media televisi, radio, kaset, CD, dan lain sebagainya. Semakin lama masyarakat Jawa Barat, khususnya para remaja yang mulai merasa jenuh dengan kesenian yang dianggap kuno dan lebih tertarik dengan kesenian-kesenian yang berasal dari bangsa lain karena dianggap lebih modern dan tidak ketinggalan zaman. Yus melihat ada sebuah fenomena secara umum terlihat kecenderungan Pupuh buhun yang sudah banyak ditinggalkan bahkan mulai tidak dikenal. Hal ini banyak indikator yang menyebabkan hal ini terjadi, baik dari bahasa dan seni. Yus yang menyadari pengaruh globalisasi yang begitu gencar, baik dari media, lingkungan dimana generasi muda yang kurang antusias dengan Pupuh.

Yus yang merupakan insan akademisi merasakan adanya kekhawatiran terhadap keberlangsungan Pupuh, dari situlah muncul ide/gagasan Yus untuk membuat sesuatu terhadap Pupuh, agar bisa kembali disukai khususnya oleh generasi muda. Inilah salahsatu yang melatarbelakangi Yus menuangkan ide/gagasannya dengan menggarap Pupuh menjadi lebih menarik untuk diapresiasi. (Wawancara 27 Juni 2014). Untuk memelihara keberadaan agar eksistensi Pupuh tetap terpelihara, dilakukanlah berbagai usaha yang dilakukan agar seni tradisional khususnya pupuh terpelihara dengan baik melalui inovasi yang dilakukan Yus wiradiredja maupun para seniman lainnya.

(4)

yang sebelumnya tidak ada dalam Pupuh buhun, baik dalam penyajian sekar (vokal) maupun musiknya. Sebuah garapan dan pengembangan yang baru pada Pupuh tentunya memicu akan terjadinya suatu perubahan-perubahan yang ada pada Pupuh sebelum diraeh maupun Pupuh yang telah diraeh.

Untuk menjawab rasa penasaran dan untuk mewujudkan ide tersebut disusun sebuah kajian dengan judul ANALISIS GARAP PUPUH PANGKUR DALAM

AUDIO CD “PUPUH RAEHANKARYA YUS WIRADIREDJA.

B.Identifikasi Masalah Penelitian

Identifikasi permasalahan yang ditemukan dalam penelitian ini,yakni:

1. Pupuh raehan adalah pupuh yang dirubah dan mengalami pengembangan pada penyajian sekar (vokal) maupun musiknya.

2. Didalam Pupuh Raehan yang didalamnya mengalami pengembangan dalam garapannya baik dalam sekar (vokal) maupun penyajian musiknya, Yus menuangkan ide kreatifnya dalam sekar (vokal) yang biasanya dinyanyikan hanya satu orang saja (solo), Yus menciptakan nuansa baru dengan sajian sekar (vokal) dalam beberapa bagian suara (gruping), dalam sajian musiknyapun memakai berbagai alat musik diantaranya kecapi, bas, gendang, suling, konga, dll.

3. Sebuah garapan dan pengembangan yang baru pada Pupuh tentunya memicu akan terjadinya suatu perubahan-perubahan yang ada pada Pupuh sebelum diraeh maupun Pupuh yang telah diraeh

4. Analisis tentang Pupuh Pangkur dalam audio CD Pupuh Raehan belum pernah

(5)

kemasan Pupuh Raehan tersebut menarik untuk diteliti dengan mengkonsep kemasan/ garap Pupuh Raehan tersebut.

C.Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan diatas, maka dapat dirumuskan permasalahannya yakni, Bagaimana Analisis Garap Pupuh Pangkur

dalam Audio CD “Pupuh Raehan” Karya Yus Wiradiredja, untuk menjawab rumusan masalah diatas, maka disusun beberapa bentuk pertanyaan sebagai berikut: 1. Bagaimana bentuk penyajian vokal Pupuh Pangkur dalam audio CD “Pupuh

Raehan” karya Yus Wiradiredja ?

2. Bagaimana struktur garap Pupuh Pangkur dalam audio CD “Pupuh Raehan” karya Yus Wiradiredja?

D.Tujuan Penelitian

Sehubungan dengan identifikasi masalah dan rumusan masalah yang telah dipaparkan, penelitian ini bertujuan :

1. Tujuan Umun

Untuk mengetahui, menganalisis, menggambarkan, mendeskripsikan tentang Analisis Garap Pupuh Pangkur dalam Audio CD “Pupuh Raehan” karya Yus Wiradiredja

2. Tujuan Khusus

Untuk mendeskripsikan dan menjawab pertanyaan peneliti tentang :

a. Bagaimana bentuk penyajian vokal Pupuh Pangkur dalam audio CD “Pupuh

(6)

b. Bagaimana struktur garap Pupuh Pangkur dalam audio CD “Pupuh Raehan” karya Yus Wiradiredja

E.Manfaat Penelitian

Setelah penilitian ini selesai diharapkan hasilnya dapat bermanfaat semua pihak, diantaranya :

1. Jurusan Pendidikan Seni Musik, dokumen hasil penelitian ini dapat dijadikan literatur karya ilmiah yang dapat dibaca oleh setiap mahasiswa untuk mengembangkan dan menambah pengetahuan dalam seni suara atau vokal. Selain itu juga dijadikan sebagai wahana guna memperkaya ilmu pengetahuan tentang seni tradisional.

2. Bagi peneliti, penelitian ini merupakan suatu usaha untuk menambah wawasan dalam khasanah ilmu karawitan terutama dari karawitan sekar khususnya pupuh, serta dapat dijadikan sebagai bahan acuan bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan pendidikan seni, terutama seni tradisional.

3. Untuk memberikan informasi kepada para pembaca mengenai pupuh raehan. 4. Sebagai bahan referensi dalam penelitian lanjutan.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Tahapan selanjutnya, setelah memeroleh data melalui studi wawancara, studi dokumentasi dan studi literatur, data yang sudah diperoleh dikumpulkan untuk dianalisis. Kemudian disusun menjadi sebuah karya tulis ilmiah dengan menggunakan sistematika sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN, Meliputi masalah tentang : Latar Belakang Penelitian,

(7)

BAB II KAJIAN PUSTAKA, Ruang lingkupnya membahas tentang : Karawitan Sekar, Analisis musik, Garap, Pupuh, Pupuh Raehan, Peneliti terdahulu

BAB III METODE PENELITIAN, Mengemukakan: Subjek Penelitian, Metode Penelitian, Definisi Operasional, Instrumen Penelitian , Teknik Pengumpulan Data, Analisis Data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN, Meliputi hasil penelitian

dan Pembahasan : Sekilas tentang Yus Wiradiredja, Bentuk Penyajian Vokal Pupuh Pangkur dalam Audio CD “Pupuh Raehan” Karya Yus Wiradiredja, Struktur garap Pupuh Pangkur dalam Audio CD “Pupuh Raehan” Karya Yus Wiradiredja.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN, Membahas simpulan dari garap Pupuh Pangkur dalam Audio CD “Pupuh Raehan” Karya Yus Wiradiredja. Saran yang ditujukan untuk berbagai pihak untuk dapat melestarikan kesenian sunda.

DAFTAR PUSTAKA

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Kepemimpinan situasional mendasarkan pada perilaku hubungan dan tugas, dimana seorang pemimpin yang efektif tidak saja ditunjukkan pada jumlah kekuasaan

Efektivitas Team Games Tournament (TGT) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu..

Metode Zero Suffix dimulai dengan pengurangan biaya di dalam tablo baris dengan biaya yang paling minimum pada baris, kemudian dilanjutkan pengurangan biaya di dalam

Ragam Bahasa Remaja : studi terhadap Pemakaian Bahasa oleh ramaja dalam Media Sosial Facebook. Universitas Pendidikan Indonesia |

pada masalah transportasi nilai dari biaya angkutan, jumlah penawaran (supply) maksimum pada sumber, dan jumlah permintaan (demand) minimum pada tujuan terhadap suatu

pada ragam bahasa remaja dalam Facebook.. 4) Media jejaring sosial Facebook merupakan sebuah sarana komunikasi untuk. memperluas pergaulan dan pertemanan dalam lingkup

[r]