• Tidak ada hasil yang ditemukan

MEKANISME PENCAIRAN BOS LINGKUP KEMENTERIAN AGAMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MEKANISME PENCAIRAN BOS LINGKUP KEMENTERIAN AGAMA"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

MEKANISME PENCAIRAN DANA

BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH

(BOS)

LINGKUP KEMENTERIAN AGAMA

(2)

DASAR HUKUM

PER-14/PB/2011 Tanggal 03 Maret 2011

S-8245/PB/2014 tanggal 28 November 2014

S-2459/PB/2015 tanggal 27 Maret 2015

(3)

TAHAPAN PENGAJUAN DANA BOS

TAHAP I (JAN-MARET) PALING CEPAT

JANUARI

TAHAP II (APRIL-JUNI) PALING CEPAT

APRIL

TAHAP III ( JULI-SEPT) PALING CEPAT JULI

TAHAP IV ( OKT-DES) PALING CEPAT

(4)

MEKANISME PENCAIRAN DANA BOS

PEMBAYARAN LANGSUNG (LS)

UP/TUP, PEMBAYARAN MELALUI

(5)

MEKANISME LS

PPK PPSP

M PPSP

M

KPPN PHK

KE-3

PHK KE-3

SPPLS SPMLS SP2D

BAN K

Kontrak/sk

Yaitu : Mekanisme pencairan dana langsung pada pihak ke-3/rekanan sesuai

(6)

Kelengkapan SPP LS

Bukti-bukti Pendukung atas perjanjian / kontrakBukti perjanjian/kontrak

Referensi Bank yang menunjukkan nama dan nomor rekening penyedia barang/jasaBerita Acara Penyelesaian Pekerjaan

Berita Acara Serah Terima Pekerjaan/Barang

Bukti penyelesaian pekerjaan lainnya sesuai ketentuanBerita Acara Pembayaran

Kuitansi yang telah ditandatangani oleh penyedia barang/jasa dan PPK, yang dibuat sesuai

format sebagaimana tercantum dalam Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini;

Faktur pajak beserta Surat Setoran Pajak (SSP) yang telah ditandatangani oleh Wajib

Pajak/Bendahara Pengeluaran;

Jaminan yang dikeluarkan oleh bank atau lembaga keuangan lainnya sebagaimana

dipersyaratkan dalam peraturan perundangan tentang pengadaan barang/jasa pemerintah; dan/atau

Dokumen lain yang dipersyaratkan khususnya untuk perjanjian/kontrak yang dananya sebagian

atau seluruhnya bersumber dari pinjaman atau hibah dalam/luar negeri sebagaimana dipersyaratkan dalam naskah perjanjian pinjaman atau hibah dalam/luar negeri bersangku

Bukti-bukti Pendukung atas Penetapan Keputusan

Surat Keputusan

Surat Tugas/Surat Perjalanan DinasDaftar penerima pembayaran; dan/atau

(7)

Mekanisme UP/TUP dana BOS

KPA mengajukan UP/TUP untuk pencairan

seluruh madrasah

Bendahara Pengeluaran memberikan Uang Muka

Kerja kepada Kepala Madrasah (selaku

penanggungjawab BOS)

Kepala Madrasah menggunakan Uang Muka

Kerja dan mempertanggungjawabkan

(menyerahkan semua bukti pengeluaran faktur

pajak dan SSP ) kepada Bendahara

Bendahara pengeluaran mengajukan

(8)

Mekanisme UP

1.

UP digunakan untuk keperluan membiayai kegiatan

operasional sehari-hari Satker dan membiayai

pengeluaran yang tidak dapat dilakukan melalui

mekanisme Pembayaran LS.

2.

UP merupakan uang muka kerja dari Kuasa BUN

kepada Bendahara Pengeluaran yang dapat dimintakan

penggantiannya (revolving).

3.

Pembayaran dengan UP yang dapat dilakukan oleh

Bendahara Pengeluaran/BPP kepada 1 (satu) penerima/

penyedia barang/jasa paling banyak sebesar

(9)

UP...

4.

Bendahara Pengeluaran melakukan penggantian

(

revolving

) UP yang telah digunakan sepanjang

dana yang dapat dibayarkan dengan UP masih

tersedia dalam DIPA.

5.

Penggantian UP sebagaimana dimaksud pada ayat

(7) dilakukan apabila UP telah dipergunakan paling

sedikit 50% (lima puluh persen).

6.

Setiap BPP mengajukan penggantian UP melalui

Bendahara Pengeluaran, apabila UP yang

(10)

1. Bendahara Pengeluaran/BPP melakukan pembayaran atas UP berdasarkan Surat Perintah Bayar (SPBy) yang dilampiri

bukti2 pengeluaran yang disetujui dan ditandatangani oleh PPK.

2. Dalam hal pembayaran yang dilakukan Bendahara Pengeluaran merupakan uang muka kerja, SPBy dilampiri:

 rencana pelaksanaan kegiatan/pembayaran;  rincian kebutuhan dana; dan

 batas waktu pertanggungjawaban penggunaan uang muka kerja; 3. Berdasarkan SPBy yang diterimanya, Bendahara Pengeluaran/BPP

melakukan:

pengujian atas tagihan pada SPBy; dan

 pemungutan/pemotongan pajak/bukan pajak atas tagihan dalam

SPBy yang diajukan dan menyetorkan ke kas negara.

4. Dalam hal pengujian SPBy tidak memenuhi persyaratan,

Bendahara Pengeluaran/BPP harus menolak SPBy yang diajukan oleh PPK.

5. Dalam hal sampai batas waktu pertanggungjawaban , penerima

uang muka kerja belum menyampaikan bukti pengeluaran,

Bendahara Pengeluaran/BPP menyampaikan permintaan tertulis agar penerima uang muka kerja segera

mempertanggungjawabkan uang muka kerja.

1. Bendahara Pengeluaran/BPP melakukan pembayaran atas UP berdasarkan Surat Perintah Bayar (SPBy) yang dilampiri

bukti2 pengeluaran yang disetujui dan ditandatangani oleh PPK.

2. Dalam hal pembayaran yang dilakukan Bendahara Pengeluaran merupakan uang muka kerja, SPBy dilampiri:

 rencana pelaksanaan kegiatan/pembayaran;  rincian kebutuhan dana; dan

batas waktu pertanggungjawaban penggunaan uang muka kerja;

3. Berdasarkan SPBy yang diterimanya, Bendahara Pengeluaran/BPP

melakukan:

 pengujian atas tagihan pada SPBy; dan

 pemungutan/pemotongan pajak/bukan pajak atas tagihan dalam

SPBy yang diajukan dan menyetorkan ke kas negara.

4. Dalam hal pengujian SPBy tidak memenuhi persyaratan,

Bendahara Pengeluaran/BPP harus menolak SPBy yang diajukan oleh PPK.

5. Dalam hal sampai batas waktu pertanggungjawaban , penerima

uang muka kerja belum menyampaikan bukti pengeluaran,

Bendahara Pengeluaran/BPP menyampaikan permintaan tertulis agar penerima uang muka kerja segera

mempertanggungjawabkan uang muka kerja.

MEKANISME PEMBAYARAN OLEH

BP/BPP

(11)

PENERBITAN

SPP-GUP

PENERBITAN

SPP-GUP

PPK menerbitkan SPP-GUP untuk pengisian kembali

UP.

Penerbitan SPP-GUP dilengkapi dengan dokumen

pendukung sebagai berikut:

a. Daftar Rincian Permintaan Pembayaran;

b. Bukti pengeluaran;

c. SSP yang telah dikonfirmasi KPPN; dan

d. faktur pajak (jika ada)

Sisa dana dalam DIPA yang dapat dilakukan

pembayaran dengan UP minimal sama dengan nilai UP

yang dikelola oleh Bendahara Pengeluaran.

SPP-GUP disampaikan kepada PPSPM paling lambat

5 (lima) hari kerja setelah bukti-bukti

pendukung diterima secara lengkap dan benar.

PPK menerbitkan SPP-GUP untuk pengisian kembali

UP.

Penerbitan SPP-GUP dilengkapi dengan dokumen

pendukung sebagai berikut:

a. Daftar Rincian Permintaan Pembayaran;

b. Bukti pengeluaran;

c. SSP yang telah dikonfirmasi KPPN; dan

d. faktur pajak (jika ada)

Sisa dana dalam DIPA yang dapat dilakukan

pembayaran dengan UP minimal sama dengan nilai UP

yang dikelola oleh Bendahara Pengeluaran.

SPP-GUP disampaikan kepada PPSPM paling lambat

(12)

PENERBITAN SPP-GUP NIHIL

PENERBITAN SPP-GUP NIHIL

Dokumen pendukung SPP-GUP Nihil sama

dengan SPP-GUP

Penerbitan SPP-GUP Nihil dilakukan dalam

hal:

sisa

dana

pada

DIPA

yang

dapat

dibayarkan dengan UP minimal sama

dengan besaran UP yang diberikan;

sebagai pertanggungjawaban UP yang

dilakukan pada akhir tahun anggaran; atau

UP tidak diperlukan lagi.

Penerbitan

SPP-GUP

Nihil

merupakan

pengesahan/ pertanggungjawaban UP.

Dokumen pendukung SPP-GUP Nihil sama

dengan SPP-GUP

Penerbitan SPP-GUP Nihil dilakukan dalam

hal:

sisa

dana

pada

DIPA

yang

dapat

dibayarkan dengan UP minimal sama

dengan besaran UP yang diberikan;

sebagai pertanggungjawaban UP yang

dilakukan pada akhir tahun anggaran; atau

UP tidak diperlukan lagi.

Penerbitan

SPP-GUP

Nihil

merupakan

(13)

1. Persetujuan TUP dilakukan oleh Kepala KPPN (nilai berapapun) dengan disertai:

 Rincian Rencana Pengguna TUP; dan  Surat Pernyataan dari KPA bahwa TUP:

digunakan dan dipertanggungjawabkan paling lama 1 (satu)

bulan sejak tanggal SP2D diterbitkan; dan

tidak digunakan untuk kegiatan yang harus dilaksanakan

dengan pembayaran LS.

2. Kepala KPPN melakukan penilaian atas pengajuan TUP meliputi:

pengeluaran pada rincian rencana penggunaan TUP bukan

merupakan pengeluaran yang harus dilakukan dengan pembayaran LS;

pengeluaran pada rincian rencana penggunaan TUP

masih/cukup tersedia dananya dalam DIPA;

TUP sebelumnya sudah dipertanggungjawabkan seluruhnya;

dan

 TUP sebelumnya yang tidak digunakan telah disetor ke Kas

Negara.

3. KPA dapat mengajukan permintaan TUP untuk kebutuhan

melebihi waktu 1 (satu) bulan dengan pertimbangan kegiatan yang akan dilaksanakan memerlukan waktu melebihi 1 (satu) bulan.

(14)

4.TUP harus dipertanggungjawabkan dalam waktu 1 (satu) bulan dan dapat dilakukan secara bertahap.

5.Bila 1 bulan (sesuai waktu pertanggungjawab UP) belum dilakukan pengesahan dan pertanggungjawaban TUP, maka Kepala KPPN menyampaikan surat teguran TP kepada KPA.

6.Sisa TUP yang tidak habis digunakan harus disetor ke Kas Negara paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah batas waktu pengajuan pertanggungjawaban TUP. (SPM-PTUP)

7.Kepala KPPN dapat menyetujui permohonan perpanjangan pertanggungjawaban TUP melampaui 1 (satu) bulan, dengan pertimbangan:

 KPA harus mempertanggungjawabkan TUP yang telah

dipergunakan; dan

 KPA menyampaikan pernyataan kesanggupan untuk

mempertanggungjawabkan sisa TUP tidak lebih dari 1 (satu) bulan berikutnya.

KETENTUAN TUP ....

(2)

(15)

PENERBITAN

SPP-TUP

PENERBITAN

SPP-TUP

PPK menerbitkan SPP-TUP dan dilengkapi dengan

dokumen meliputi:

a. Rincian penggunaan dana yang ditandatangani

oleh KPA/PPK dan Bendahara Pengeluaran;

b. Surat Pernyataan dari KPA/PPK yang menyatakan

bahwa

TUP

digunakan

dan

dipertanggungjawabkan paling lama 1 (satu)

bulan sejak tanggal SP2D diterbitkan dan tidak

digunakan

untuk

kegiatan

yang

harus

dilaksanakan dengan pembayaran LS;

c. Surat permohonan TUP yang telah memperoleh

persetujuan TUP dari Kepala KPPN.

SPP TUP diterbitkan oleh PPK dan disampaikan

kepada PPSPM paling lambat 2 (dua) hari kerja

setelah diterimanya persetujuan TUP dan Kepala

KPPN

PPK menerbitkan SPP-TUP dan dilengkapi dengan

dokumen meliputi:

a. Rincian penggunaan dana yang ditandatangani

oleh KPA/PPK dan Bendahara Pengeluaran;

b. Surat Pernyataan dari KPA/PPK yang menyatakan

bahwa

TUP

digunakan

dan

dipertanggungjawabkan paling lama 1 (satu)

bulan sejak tanggal SP2D diterbitkan dan tidak

digunakan

untuk

kegiatan

yang

harus

dilaksanakan dengan pembayaran LS;

c. Surat permohonan TUP yang telah memperoleh

persetujuan TUP dari Kepala KPPN.

(16)

PPK menerbitkan SPP-PTUP sebagai pengesahan/

pertanggungjawaban atas TUP

Dokumen pendukung penerbitan SPP-PTUP:

a. Daftar rincian penerimaan pembayaran;

b. Bukti pengeluaran:

Kuitansi/bukti pembelian yang telah disahkan

PPK beserta fatur pajak dan SSP; dan

Nota/bukti penerimaan barang/jasa atau

dokumen pendukung lainnya yang diperlukan

yang telah disahkan PPK

c. SSP yang telah dikonfirmasi KPPN.

SPP-PTUP disampaikan kepada PPSPM paling

lambat 5 (lima) hari kerja sebelum batas akhir

pertanggungjawaban TUP.

PPK menerbitkan SPP-PTUP sebagai pengesahan/

pertanggungjawaban atas TUP

Dokumen pendukung penerbitan SPP-PTUP:

a. Daftar rincian penerimaan pembayaran;

b. Bukti pengeluaran:

Kuitansi/bukti pembelian yang telah disahkan

PPK beserta fatur pajak dan SSP; dan

Nota/bukti penerimaan barang/jasa atau

dokumen pendukung lainnya yang diperlukan

yang telah disahkan PPK

c. SSP yang telah dikonfirmasi KPPN.

SPP-PTUP disampaikan kepada PPSPM paling

lambat 5 (lima) hari kerja sebelum batas akhir

pertanggungjawaban TUP.

PENERBITAN

SPP-PTUP

Referensi

Dokumen terkait

Almost half of the illegal waste dumps were smaller than 15 m² which means that, according to waste disposal area, the illegal waste dumps in municipality of Kostanjevica na Krki

Rangkaian osilator dengan komponen utama UJT 2646 dan trafo OT 240 pada rangkaian pengendali SCR telah berfungsi baik dengan indikasi sinyal pulsa untuk mengaktifkan gate pada

65 Hasil wawancara dengan sepupu konseli pada tanggal 27 November 2017 66 Hasil wawancara dengan tetangga konseli pada Tanggal 27 November 2017 67 Hasil observasi peneliti

- Bahwa, Penggugat dan Tergugat sudah sulit untuk dirukunkan kembali karena Penggugat sudah tidak mau hidup bersama Tergugat; --- Bahwa, atas keterangan Saksi tersebut,

Dapat mencapai tujuan pembelajaran untuk dapat mengembangkan media pembelajaran atau alat peraga yang berbasis Adobe Flash CS6 yang didasari pada beberapa pertimbangan

Hasil penelitian yang membuktikan bahwa Kualitas Layanan berpengaruh positif signifikan terhadap WOM (Word of Mouth) melalui kepuasan konsumen di Bus Putra Mas Kelas

• Pengembangan model dengan asumsi perubahan peluang menetas telur menjadi jantan non-linear (polinomial) dalam paper ini juga dibahas, namun belum dilakukan pembedahan lebih

Kepolisian Negara RI mempunyai tugas dan fungsi untuk memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum, perlindungan, pengayoman dan pelanan kepada masyarakat.