PENDAHULUAN
Latar Belakang.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah no. 23 tahun 1982 tentang irigasi, pengelolaan air irigasi di tingkat usaha tani menjadi tanggung jawab Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) bersangkutan dan juga berkenaan dengan Inpres no.3 tahun 1999, bahwa dalam rangka pemanfaatan dan pengembangan air irigasi serta jaringan irigasi secara tepat guna dan berhasil guna, maka perlunya pemberdayaan P3A Dharma Tirta.
Kemudian berdasarkan Perda no. 33 tahun 1995, pembinaan terhadap P3A Dharma Tirta dilaksanakan oleh tim Pembina Tingkat Kabupaten, Kecamatan dan Desa/Kelurahan. Adapun pembinaan mencakup inventarisasi jaringan irigasi, jumlah petani pemakai air, lembaga kepengurusan (Ulu-ulu) dan batas-batas petak tersier dan penyuluhan. Untuk tahap peningkatan dan pengembangan P3A Dharma Tirta dilaksanakan kegiatan-kegiatan, motivasi, pelatihan, bimbingan teknis, pengelolaan
KAJIAN PERKUMPULAN PETANI PEMAKAI AIR (P3A) PASCA REFORMASI DI PROVINSI JAWA TENGAH
ABSTRAK
organisasi dan jaringan irigasi dan menggerakkan partisipasi masyarakat. Daerah Irigasi di Provinsi Jawa Tengah dikelompokkan menjadi 3 (tiga ) bagian: 1. Daerah Irigasi Teknis (Pelayanan). 2. Daerah Irigasi Semi Teknis. 3. Daerah Irigasi Sederhana.
Daerah irigasi tersebut pengelolaan jaringan utama menjadi tanggung jawab Pemerintah dalam hal ini Dinas PSDA, sedangkan pengelolaan pada tingkat jaringan tersier menjadi tanggung jawab P3A Dharma Tirta.
Karena perannya yang penting, dalam penjagaan dan perawatan sistim jaringan irigasi, maka perlu dilakukannya suatu kebijaksanaan dan pembinaan secara terencana, terarah & berkesinambungan.
Maksud dan Tujuan
Maksud
Maksud kajian Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A Dharma Tirta) Pasca Reformasi di Provinsi Jawa Tengah
adalah untuk mengetahui tingkat perkembangan dan kinerja P3A di daerah irigasi Pasca PIK – JIWMP (Proyek Irigasi Kecil – Java Irigation Water Management Plan) di wilayah Provinsi Jawa Tengah.
Tujuan.
Tujuan dari kajian ini adalah untuk mengetahui perlu dan tidaknya program pembinaan terhadap P3A Dharma Tirta dalam rangka meningkatkan pengelolaan irigasi yang efektif dan efisien.
Ruang Lingkup
Kajian pustaka dan Teori.
Aspek Yang dinilai.
Berdasarkan pedoman penilaian Ditjen Pengairan dan SK Gubernur Provinsi Jawa Tengah No. 411.6/97/93, terdapat 6 (enam) aspek penilaian yang terdiri dari 18 indikator terhadap penilaian P3A yaitu :
a Aspek Organisasi Nilai = 0,1 - 1,5
b Aspek Penggunaan air Nilai = 0,0 - 3,0
c Aspek Organisasi Nilai = 0,0 – 3,0
d Aspek Organisasi Nilai = 0,0 - 2,5
e Aspek Organisasi Nilai = 0,0 – 6,0
f Aspek Organisasi Nilai = 0,0 – 4,0
Kriteria tingkat perkembangan P3A adalah sebagai berikut :
1. P3A memiliki jumlah nilai < 8, Keadaan status P3A disebut “Belum Berkembang”.
2. P3A memiliki jumlah nilai antara
8-14,Keadaan status P3A dinamakan “Sedang Berkembang”.
3. P3A memiliki jumlah nilai >14, Keadaan status P3A dinamakan “Berkembang”.
Dengan melihat nilai-nilai pada setiap aspek, maka persentase kegiatan P3A dapat dikelompokkan sebagai berikut : 1. Persentase per aspek 0-40 adalah
Kriteria kurang sekali.
2. Persentase per aspek 40-60 adalah
Kriteria kurang.
3. Persentase per aspek 60-70 adalah Kriteria Cukup.
4. Persentase per aspek 70-80 adalah Kriteria Baik.
5. Persentase per aspek 80-100 adalah Kriteria Baik sekali.
Analisa data
Setelah data dari Enumerator dari Dinas PU Kabupaten/Kota, Subdin Pengairan terkumpul di Dinas PSDA Provinsi Jawa Tengah (Sub Dinas E & P), dilanjutkan dengan proses tabulasi dan analisa data sampai pada tahap pembuatan laporan.
Data.
0
Tengah di sajikan pada tabel 1 di bawah ini.
No
Sub Dinas Pengairan
Rata-rata
Total Nilai Status
1 Pemali Hulu&Hilir 5,4 Belum Berkembang
2 Gung 8,61 Sedang Berkembang
3 Comal 11,64 Sedang Berkembang
4 Sengkarang 9,31 Sedang Berkembang
5 Kupang Sambong 7,09 Belum Berkembang
6 Progo Hulu 9,11 Sedang Berkembang
7 Tuntang Hulu 9,92 Sedang Berkembang 8 Tuntang hilir 8,94 Sedang Berkembang
9 Bodri 10,78 Sedang Berkembang
10 Muria Timur 10,13 Sedang Berkembang 11 Muria Barat 10,13 Sedang Berkembang 12 Serang Hilir 9,31 Sedang Berkembang
13 Malahayu 10,51 Sedang Berkembang
14 Lusi 13,17 Sedang Berkembang
15 Serang Hulu 6,8 Belum Berkembang
16 Kedung Ombo 9,64 Sedang Berkembang
17 BS. Wonogiri 9,28 Sedang Berkembang 18 Bend. Wonogiri 8,38 Sedang Berkembang
19 BS. Klaten 8,82 Sedang Berkembang
20 BS. Karanganyar 9,48 Sedang Berkembang 21 BS. Boyolali 9,34 Sedang Berkembang
22 Bogowonto 10,16 Sedang Berkembang
23 Luk Ulo 12,81 Sedang Berkembang
24 Serayu Hulu 7,77 Belum Berkembang
25 Serayu hilir 6,27 Belum Berkembang 26 Kab. Banyumas 6,26 Belum Berkembang 27 Citanduy Timur 9,27 Sedang Berkembang
28 Bend.
Wadaslintang 6,69 Belum Berkembang
Tabel 1. Data tingkat perkembangan P3A
Tengah Pasca Reformasi di Provinsi Jawa Tengah.
Kemudian rata-rata tingkat perkembangan
P3A di Provinsi Jawa Tengah disajikan
dalam bentuk grafik dapat di periksa seperti
di bawah ini:
Grafik.1 Data tingkat perkembangan P3A
Pasca Reformasi di Propinsi Jawa Tengah tahun 2000
13 Malahayu 1 -
14 Lusi 17 -
15 Serang Hulu - -
16 Kedung Ombo - 3
17 BS. Wonogiri 4
18 Bend. Wonogiri - 7
19 BS. Klaten - 7
20 BS. Karanganyar - 6
21 BS. Boyolali - 17
22 Bogowonto - 2
23 Luk Ulo - 6
24 Serayu Hulu - 11
25 Serayu hilir - 18
26 Kab. Banyumas - 19
27 Citanduy Timur - 21
28 Bend.
Wadaslintang - 13
Tabel 2 .Data tingkat perkembangan P3A
Pasca Reformasi di Provinsi Jawa Tengah.
Hasil kajian
Berdasarka hasil analisa data-data yang dikumpulkan, maka diperoleh hasil kajian sebagai berikut, sebanyak 1970 P3A yang telah dimonitor dengan total luas Daerah Irigasi (DI) 147080 Ha, dilihat dari status perkembangan P3A terdapat:
a) Sebanyak 117 P3A (6%) dalam Status ”Berkembang”, dan yang sudah berbadan hukum 13 P3A (11%) dan yang sudah dengan SK Bupati 117 P3A (100%).
b) Sebanyak 1217 P3A (62%) dalam
Status ”Sedang Berkembang” dan sudah berbadan hukum sebanyak 143 P3A (17 %), sudah dengan SK Bupati 909 P3A (74%), dan 165 P3A belum dengan SK. Bupati.
c) Sebanyak 636 P3A (32%) dalam Status ”Belum Berkembang”, sudah berbadan hukum 33 P3A(5 %) dan sudah dengan SK Bupati 33 P3A (5%), dan 570 P3A Belum dengan SK Bupati.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari sekian banyak P3A Pasca Reformasi di Provinsi Jawa Tengah, mayoritas dalam status “Sedang Berkembang”, sebanyak 62 % , kemudian jumlah terbanyak kedua adalah P3A dalam status ”Belum Berkembang”, sebanyak 32 % dan jumlah terkecil dalam status
Saran.
Dari data di atas, bahwa Dinas PSDA Provinsi Jawa Tengah dan Dinas PU Kabupaten / Kota (Subdin Pengairan) sewilayah Provinsi Jawa Tengah perlu untuk meningkatkan status/kualitas P3A Dharma Tirta yang ada, serta diperlukan pembinaan yang lebih intensif dalam rangka meningkatkan kinerja pengelolaan irigasi.
DAFTAR PUSTAKA.
1. Departemen Permukiman Dan Pengembangan Wilayah. Direktorat Pengembangan Wilayah. Laporan Evaluasi Perkembangan P3A – PIK JIWMP. 2000.
2. Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Tengah. 18 Indikator Tingkat Perkembangan P3A dan OP Tersier.2001
3. Ministry Of Public Work. Directorate General of Water
Resources Development. Irrigation
O & M and Turnover Component
Irrigation Subsector Project II. 1994. 4. Lokakarya Kelembagaan P3A. 2002. 5. Departemen Pekerjaan Umum. Dit.
Irigasi dan Rawa Ditjen SDA. Pemeliharaan Irigasi. 2004.
6. Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Tengah. Laporan Pemantauan Kinerja Daerah Irigasi. 2005.
7. Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Bengawan Solo. Study in Comprehensive Recovery Program
Of Irrigation And Agriculture by
Japan International Cooperation
Agency (JICA). 2003.
8. Peraturan Pemerintah no.23 tahun 1982 tentang irigasi.