BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengolahan Data
Berikut ini adalah hasil dari data yang telah diolah dan dianalisis, diantaranya karakteristik responden, deskripsi umum skor variabel, uji hipootesis, uji regresi, dan pembahasan hasil penelitian.
4.1.1 Profil Responden
Penelitian ini dilakukan dengan melibatkan 50 responden. Berdasarkan perhitungan distribusi frekuensi, diperoleh profil responden berdasarkan karakteristik berikut:
4.1.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Responden dalam penelitian adalah dewasa awal yang berusia 20 hingga 25 tahun. Berikut gambaran frekuensi dan prosentase usia responden:
Tabel 4.1 Prosentase Responden Berdasarkan Usia Usia Jumlah Prosentase
20 6 12 21 8 16 22 15 30 23 11 22 24 6 12 25 4 8 Total 50 100%
Sumber: Data Penelitian 2012
Dari data tabel frekuensi usia, dapat terlihat bahwa usia responden penelitian paling banyak adalah usia 22 tahun, yakni 15 responden atau 30%, dan yang paling sedikit adalah 25 tahun, yakni 4 responden atau 8%.
4.1.2 Deskripsi Umum Variabel 4.1.2.1 Deskripsi Umum Regulasi Diri
Untuk skor regulasi diri, memiliki rentang nilai antara 14 hingga 70 dengan skor minimum responden sebesar 37 dan maksimum sebesar 69 dengan range sebesar 32, dan standar deviasi sebesar 8.940.
Tabel 4.2 Distribusi Skor Regulasi Diri Skor
Minimum
Skor Maksimum
Mean Median Std. Dev.
37 69 52.72 54.50 8.940
Sumber: Data Penelitian 2011
Nilai rata-rata responden untuk skor regulasi diri adalah 52.72 dengan nilai tengah atau median sebesar 54.50. Nilai mean dan median ini, membantu untuk mengetahui
arah skew dari grafik kurva normal yang ada. Apabila nilai mean lebih besar dari nilai median, maka akan membentuk skew yang positif dan apabila nilai mean lebih kecil dari nilai median, maka akan membentuk skew yang negatif. Oleh karena skor 52.72<54.50, maka akan membentuk skew negatif. Ini berarti bahwa data yang diperoleh banyak yang berada pada bagian kanan kurva.
Untuk mengetahui skor yang diperoleh oleh responden termasuk ke dalam kategori yang tinggi, rendah, atau sedang, peneliti membuat klasifikasi berdasarkan skor maksimum dan minimum yang diperoleh. Klasifikasinya adalah sebagai berikut:
Table 4.3 Norma Skor Regulasi Diri
Sumber: Data penelitian, 2012
Range skor total (norma) diatas memiliki arti bahwa jika responden memperoleh skor 53-69, maka termasuk ke dalam kategori regulasi diri yang tinggi, berarti responden dapat menerima informasi yang relevan, mengevalusi informasi, mencari solusi, merancang suatu rencana, menerapkan rencana, dan mengukur efektivitas dari rencana yang telah dibuat. Kemudian, skor 37-52 berarti responden termasuk dalam kategori regulasi diri yang rendah, yang ditandai dengan rendahnya kemampuan responden dalam menerima informasi yang relevan, mengevalusi informasi, mencari solusi, merancang suatu rencana, menerapkan rencana, dan mengukur efektivitas dari rencana yang telah dibuat..
Sedangkan untuk menguji data terdistribusi secara normal atau tidak, dilakukan uji normalitas data menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov. Berikut adalah gambaran hasil uji Kolmogorov-Smirnov alat ukur regulasi diri:
53-69 Skor tinggi
Tabel 4.4 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Regulasi Diri
N 50
Normal Parametersa,,b Mean 52.72 Std. Deviation 8.940 Most Extreme Differences Absolute .105 Positive .105 Negative -.103 Kolmogorov-Smirnov Z .741
Asymp. Sig. (2-tailed) .643
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Nilai signifikan (p)>0.05 menunjukkan bahwa data terdistribusi secara normal, sedangkan nilai signifikan (p)<0.05 menunjukkan data tidak terdistribusi secara normal. Oleh karena nilai signifikan (p) = 0.643>0.05, maka dapat dikatakan penyebaran data untuk alat ukur regulasi diri adalah normal.
4.1.2.2 Deskripsi Umum Kelekatan Ayah
Untuk skor kelekatan ayah, memiliki rentang nilai antara 24 hingga 120 dengan skor minimum responden sebesar 33 dan maksimum sebesar 120 dengan range sebesar 87, dan standar deviasi sebesar 21.523.
Tabel 4.5 Distribusi Skor Kelekatan Ayah Skor Minimum Skor Maksimum Mean Median Std. Dev. 33 120 87.84 94.00 21.523
Sumber: Data Penelitian 2011
Nilai rata-rata responden untuk skor regulasi diri adalah adalah 87.84 dengan nilai tengah atau median sebesar 94.00. Oleh karena skor dari responden penelitian untuk skor kelekatan ayah memiliki nilai mean lebih kecil dari nilai median, maka arah grafik yang terbentuk adalah skew negatif. Ini berarti bahwa data yang diperoleh banyak yang berada pada bagian kanan kurva.
Selain distribusi skor kelekatan secara umum, peneliti juga melakukan analisis untuk mengetahui distribusi skor kelekatan ayah per indikator kelekatan. Hasilnya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.6 Distribusi Skor Kelekatan Ayah per Indikator
Sumber: Data Penelitian, 2012
Dari data tabel diatas, diperoleh bahwa pada indikator trust skor minimumnya adalah 13 dan skor maksimumnya adalah 45, dengan nilai mean sebesar 34.38 dan standar deviasi 9.114. kemudian, pada indikator communication terlihat bahwa skor minimumnya adalah 10 dan skor maksimumnya adalah 45, dengan mean 29.90 dan standar deviasi 7.864. Pada indikator alienation skor minimum yang diperoleh adalah 8 dan skor maksimumnya adalah 30, dengan mean 23.56 dan standar deviasi 5.621.
Sama halnya dengan alat ukur regulasi diri, pada alat ukur kelekatan ayah juga dibuat norma berdasarkan skor maksimum dan minimum yang diperoleh. Klasifikasinya adalah sebagai berikut:
Table 4.7 Norma Skor Kelekatan Ayah
Range skor total (norma) diatas memiliki arti bahwa jika responden memperoleh skor 77-120, maka termasuk ke dalam kategori kelekatan yang tinggi, yang ditandai dengan skor trust dan communication tinggi dan skor alienation rendah. Kemudian, jika responden memperoleh skor 33-76, maka termasuk ke dalam kategori kelekatan yang
Indikator Skor Minimum Skor Maksimum Mean Std. Dev. Trust 13 45 34.38 9.114 Communication 10 45 29.90 7.864 Alienation 8 30 23.56 5.621 77-120 Skor tinggi 33-76 Skor rendah
rendah, yang ditandai dengan skor trust dan communication rendah, dan skor alienation tinggi.
Selanjutnya, pada alat ukur kelekatan ayah juga dilakukan uji normalitas data dengan menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov. Berikut adalah gambaran hasil uji Kolmogorov-Smirnov alat ukur kelekatan ayah:
Tabel 4.8 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Kelekatan
N 50
Normal Parametersa,,b Mean 87.84 Std. Deviation 21.523 Most Extreme Differences Absolute .141 Positive .094 Negative -.141 Kolmogorov-Smirnov Z .994
Asymp. Sig. (2-tailed) .276
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber: Data Penelitian 2012
Nilai signifikan (p)>0.05 menunjukkan bahwa data terdistribusi secara normal, sedangkan nilai signifikan (p)<0.05 menunjukkan data tidak terdistribusi secara normal. Oleh karena nilai signifikan (p) = 0.276>0.05, maka dapat dikatakan penyebaran data untuk skor kelekatan adalah normal.
4.1.3 Hasil Uji Hipotesis 4.1.3.1 Tahapan Uji Hipotesis
Pada sub-bab ini akan dibahas mengenai hasil uji hipotesis meliputi uji regresi dan uji koefisien regresi (uji-t).
4.1.3.2 Uji-t (Uji Koefisien Regresi)
Pengujian hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh atau dampak secara signifikan antara variabel independen (kelekatan ayah) dengan variabel dependen (regulasi diri).
Rumusan hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
H0: Tidak ada dampak kelekatan ayah terhadap regulasi diri perempuan
berusia dewasa muda yang belum menikah di Jakarta Barat.
Ha: Ada dampak kelekatan ayah terhadap regulasi diri dewasa perempuan
berusia dewasa muda yang belum menikah di Jakarta Barat.
Dalam pengujian ini, digunakan tingkat signifikansi sebesar 0.05 dengan uji satu sisi (1-tailed) dan level of confidence/tingkat keyakinan sebesar 95%. Berikut hasil analisis uji t:
Tabel 4.9 Nilai t-hitung, t-tabel, nilai signifikansi Kelekatan Ayah
Sumber: Data Penelitian 2012
Dari perhitungan t-hitung dan t-tabel, diketahui bahwa nilai t-hitung lebih besar dari t-tabel (2.029>2.011), sehingga keputusannya adalah tolak H0, yang berarti ada
dampak kelekatan ayah terhadap regulasi diri perempuan berusia dewasa muda yang belum menikah di Jakarta Barat.
df = 48 t hitung t table Sig. Kelekatan Ayah 2.029 2.011 0.05
4.1.3.3 Uji Regresi (Analisis Regresi)
Uji regresi digunakan untuk mengetahui dampak kelekatan ayah terhadap regulasi diri. Dalam uji regresi juga dilakukan analisis koefisien determinasi (Rsquare) untuk mengetahui besaran dampak kelekatan ayah terhadap regulasi diri.
Analisis regresi digunakan untuk mengetahui seberapa erat hubungan antara satu variabel independen dengan satu variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah dimensi kelekatan ayah, yakni trust (X1), communication (X2), dan
alienation (X3), dan variabel dependennya adalah regulasi diri (Y). Hasil analisis yang
diperoleh adalah sebagai berikut:
Table 4.10 Nilai Beta Dimensi Kelekatan Ayah
Variabel Beta Std. Error
Konstanta 40.220 5.325
Trust .653 .556
Communication .232 .406
Alienation -.122 .262
Sumber: Data Penelitian, 2012
Jika dimasukkan ke dalam rumus:
Persamaan regresi yang diperoleh adalah:
Nilai konstanta sebesar 40.220 memiliki arti jika variabel kelekatan ayah, yakni trust, communication, dan alienation bernilai 0, maka regulasi diri nilainya sebesar
Y = a + b1X1+b2X2+b3X3
40.220. Koefisien regresi dimensi trust sebesar 0.653 memiliki arti bahwa jika variabel trust mengalami kenaikan satu satuan, maka regulasi diri juga akan mengalami kenaikan sebesar 0.653 dengan asumsi variabel independen lainnya (communication dan alienation) bernilai tetap. Untuk dimensi communication, dengan koefisien regresi sebesar 0.232 memiliki arti bahwa jika variabel communication mengalami kenaikan satu satuan, maka regulasi diri juga akan mengalami kenaikan sebesar 0.232 dengan asumsi variabel independen lainnya (trust dan alienation) bernilai tetap. Sedangkan, untuk dimensi alienation, dengan koefisien regresi -0.122 memiliki arti bahwa jika variabel alienation mengalami kenaikan satu satuan, maka regulasi diri akan mengalami penurunan sebesar 0.122.
Dari semua hasil koefisien regresi antara tiga dimensi kelekatan ayah, dapat dilihat bahwa nilai koefisien yang paling besar diantara indikator yang lainnya adalah dimensi trust, yaitu sebesar 0.653. Dengan kata lain, indikator trust memberikan peranan atau dampak paling besar terhadap regulasi diri.
4.1.3.4 Analisis Koefisien Determinansi (Rsquare)
Analisis koefisien determinasi digunakan untuk melihat prosentase pengaruh atau dampak variabel independen (kelekatan ayah) terhadap variabel dependen (regulasi diri). Nilai R dan Rsquare dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.11 Nilai Rsquare
R R Square Kelekatan Ayah 0.281 0.079 Sumber: Data Penelitian 2012
Dari hasil olah data, diperoleh nilai Rsquare sebesar 0.079. Nilai Rsquare sebesar 0.079 memiliki arti bahwa sebesar 7,9% variabel independen (kelekatan
ayah) memberikan dampak terhadap variabel dependen (regulasi diri). Sedangkan sisanya, 92.1%, variabel dependen merupakan dampak dari variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini. Prosentase sebesar 7.9% mengindikasikan bahwa kelekatan ayah memberikan dampak yang tidak terlalu besar terhadap regulasi diri.
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, yaitu ada dampak kelekatan ayah terhadap regulasi diri dewasa muda. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa trust memiliki koefisien regresi paling besar diantara dimensi yang lainnya, yaitu sebesar 0.653. Selanjutnya, pada indikator communication nilai koefisien regresinya adalah sebesar 0.232, sedangkan indikator alienation nilai koefisisen regresinya adalah -0.122. Hasil tersebut menunjukkan bahwa indikator trust memberikan peranan paling besar dalam peningkatan regulasi diri.
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lee, Gillath, dan DeWall (Attachment Security as a Resource for Self-Regulation, 2012) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara kelekatan dengan regulasi diri, hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa terdapat dampak kelekatan (khususnya ayah) terhadap regulasi diri. Ini berarti bahwa ayah memiliki peran penting dalam membantu membangun regulasi diri anak, melalui interaksinya sedari kecil.
Kelekatan ayah dapat memprediksi regulasi diri dalam kondisi dimana anak merasakan bahwa ayahnya dapat selalu membantu atau memenuhi kebutuhan pada saat dibutuhkan; komunikasi antara anka dengan ayahnya dimana anak dapat dengan bebas mengkomunikasikan perasaan pada ayah; serta anak menerima penghindaran dan penolakan, rasa marah, kurang tanggung jawab, atau ketidak-konsistenan ayah terhadap anak.
Dari hasil dan pembahasan, peneliti juga memperoleh beberapa kesimpulan, diskusi, dan saran mengenai hasil penelitian ini yang akan dipaparkan lebih terperinci pada Bab 5.