• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS WEB PENENTUAN JENIS TANAMAN PANGAN BERDASARKAN KARAKTERISTIK LAHAN SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS WEB PENENTUAN JENIS TANAMAN PANGAN BERDASARKAN KARAKTERISTIK LAHAN SKRIPSI"

Copied!
181
0
0

Teks penuh

(1)

i

SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN

BERBASIS WEB

PENENTUAN JENIS TANAMAN PANGAN BERDASARKAN

KARAKTERISTIK LAHAN

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Program Studi Teknik Informatika

Disusun oleh:

Ignatius Dimas Sukma Sadhewa NIM : 055314019

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS SAINS dan TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

ii

WEB BASED DECISION SUPPORT SYSTEM

TO DETERMINE SUITABLE FOOD PLANT SPECIES

BASED ON LAND CHARACTERISTICS

A THESIS

Presented as Partial Fulfillment of the Requirements To Obtain the Sarjana Teknik Degree

In Informatics Engineering Department

By:

Ignatius Dimas Sukma Sadhewa NIM : 055314019

DEPARTMENT OF INFORMATICS ENGINEERING FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY

SANATA DHARMA UNIVERSITY YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

v

HALAMAN MOTTO

“KEEP MOVING FORWARD”

“BANGGALAH KETIKA KITA MENGALAMI KEGAGALAN

KARENA ITU BERARTI,

KITA SELANGKAH LAGI MENUJU KEBERHASILAN”

“BERPIKIR POSITIF SAJA

KARENA

(6)

vi

(7)
(8)

viii

ABSTRAK

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Yogyakarta adalah balai pengkajian yang memfasilitasi penyampaian informasi pada masyarakat luas tentang pertanian. Salah satu pekerjaan yang dilakukan di BPTP adalah penelitian mengenai karakteristik lahan di suatu daerah. Identifikasi karakteristik lahan dipergunakan untuk menentukan jenis tanaman yang cocok ditanam di lahan tersebut. Dalam penelitian ini, peneliti masih memerlukan waktu lama dalam membandingkan hasil penelitian dengan tabel kebutuhan tanaman pada buku acuan yang dipakai. Oleh karena itulah dibuat sistem yang diharapkan dapat membantu peneliti lebih cepat dalam menentukan tanaman yang cocok ditanam disuatu lahan.

Sistem ini dibangun dengan berbasis web menggunakan bahasa pemrograman PHP dan MySQL sebagai databasenya. Metode yang digunakan pada sistem adalah metode scoring.

(9)

ix

ABSTRACT

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Yogyakarta is a research department which gives information to public about agriculture. One of the jobs of this department is to perform research on land characteristics in certain areas. The identified characteristics will be used to determine suitable crops for the area. However, there is a problem in research process. Since research spend much time to compare between the result of the research and the requirement tables which is available on the reference book. Therefore, it is necessary to develop a system which is expected to help researchers determine suitable crops for particular area more quickly.

This system was built as a web-based application by using programming language and MySQL as a database. The method used in the system was the scoring method.

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Berbasis Web Penentuan Jenis Tanaman Pangan Berdasarkan Karakteristik Lahan”. Studi kasus di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Yogyakarta.

Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Teknik Program Studi Teknik informatika Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dengan terselesaikannya penulisan skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu memberikan dukungan baik berupa masukan ataupun berupa saran. Ucapan terima kasih ditujukan kepada :

1. Bapak dan Ibu yang telah memberi dukungan kepada penulis baik moral, spiritual maupun material selama masa studi.

2. Ibu P.H. Prima Rosa, S.Si.,M.Sc. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan dukungan, bantuan dan dorongan kepada penulis selama mengikuti proses perkuliahan sampai dengan penyelesaian skripsi ini. 3. Bapak Yosef Agung Cahyanta,.S.T,M.T. selaku Dekan Fakultas Sains dan

Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Bapak Puspaningtyas Sanjaya Adi, S.T., M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

5. Bapak Suharno dan Bapak Mulyadi yang telah memberikan kesempatan untuk studi kasus di BPTP Yogyakarta, atas semua saran dan pemberian buku referensi yang sangat membantu.

6. Kakak dan Adik tersayang atas doa dan dukungannya.

(11)

xi

terima kasih atas semangat dan bantuan yang sangat berarti sehingga akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan.

8. Maria, Vero, Diksi, Aan, Osie, Gono, Cempluk, Ocak, Seto, Athenk, Tika, Uut dan semua teman-teman Teknik Informatika dari angkatan 2006 hingga 2008 yang telah mengingatkan dan memberi motivasi untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

Dalam penulisan skripsi ini, pastilah masih banyak kekurangan dan hal yang perlu diperbaiki. Oleh karena itu saran dan kritik dari pembaca yang sekiranya dapat membangun sangat penulis harapkan.

Akhir kata, semoga penulisan skripsi ini berguna untuk menambah wawasan ataupun menjadi referensi bagi para pembaca sekalian khususnya pada mahasiswa Teknik Informatika.

Yogyakarta, 2 September 2010

(12)

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...i

HALAMAN JUDUL (INGGRIS) ...ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING....Error! Bookmark not defined. HALAMAN PENGESAHAN ...Error! Bookmark not defined. HALAMAN MOTTO ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...Error! Bookmark not defined. PERNYATAAN PERSETUJUAN...Error! Bookmark not defined. ABSTRAK ...viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ...xii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah... 2

1.3 Batasan Masalah ... 3

1.4 Tujuan Penelitian... 3

1.5 Metodologi Penelitian... 4

1.6 Sistematika Penulisan ... 5

BAB II LANDASAN TEORI ... 7

2.1 Sistem pendukung keputusan ... 7

2.2 Metode SMART... 13

2.3 Karakteristik Lahan ... 14

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ... 21

3.1 Analisis Sistem... 21

3.1.1 Fase Definisi Ruang Lingkup (Scope Definition Phase)... 21

3.1.2 Fase Analisis Masalah (Problem Analysis Phase) ... 22

(13)

xiii

3.1.2.2 Gambaran Sistem yang Akan Dikembangkan ... 23

3.1.3 Fase Analisis Kebutuhan (Requirements Analysis Phase) ... 25

3.1.3.1 Analisis Kebutuhan Pengguna ... 25

3.2 Perancangan Sistem ... 38

3.2.1 Fase Desain Logikal (Logical Design Phase)... 38

3.2.1.1 Subsistem Manajemen Proses ... 38

3.2.2 Fase Desail Fisikal (Physical Design Phase)... 55

3.2.2.1 Subsistem Manajemen Data ... 55

3.2.2.1.1 Entity Relational Diagram ... 55

3.2.2.1.2 Logical Database Design ... 56

3.2.2.2 Subsistem Manajemen Model ... 57

3.2.2.3 Perancangan Subsistem Dialog ... 64

3.2.2.3.1 Halaman utama ... 64

3.2.2.3.2 Halaman seleksi pengunjung web... 65

3.2.2.3.3 Halaman lihat hasil seleksi ... 68

3.2.2.3.4 Halaman login ... 70

3.2.2.3.5 Halaman utama Administrator ... 71

3.2.2.3.6 Halaman seleksi administrator... 72

3.2.2.3.7 Halaman hasil seleksi administrator... 75

3.2.2.3.8 Halaman Kelola Tanaman ... 77

3.2.2.3.9 Halaman kelola hasil seleksi... 80

(14)

xiv

3.2.2.3.11 Halaman kelola goal... 82

3.2.2.3.12 Halaman kelola kriteria ... 83

BAB IV IMPLEMENTASI... 89

4.1 Implementasi Subsistem Manajemen Data... 89

4.2 Koneksi dari PHP ke MySQL... 98

4.3 Implementasi Subsistem Dialog ... 99

4.3.1 Interface pengunjung... 99

4.3.1.1 Halaman Utama ... 100

4.3.1.2 Proses Seleksi Tanaman... 101

4.3.1.2.1 Pemilihan Kriteria yang Hendak Digunakan ... 101

4.3.1.2.2 Pengisian nilai kriteria... 102

4.3.1.2.3 Detail Perhitungan... 105

4.3.1.2.4 Detail Penilaian ... 106

4.3.1.3 Melihat hasil seleksi ... 107

4.3.1.4 Melihat Info Tanaman ... 108

4.3.1.5 Melihat Info Kriteria... 109

4.3.2 Interface Administrator ... 110

4.3.2.1 Login... 110

4.3.2.2 Halaman Utama Administrator ... 111

4.3.2.3 Halaman Seleksi Administrator... 112

4.3.2.3.1 Pemilihan kriteria yang hendak digunakan... 112

4.3.2.3.2 Pengisian nilai kriteria... 113

(15)

xv

4.3.2.3.4 Detail Penilaian ... 116

4.3.2.4 Halaman pengelolaan... 117

4.3.2.4.1 Kelola tanaman ... 118

4.3.2.4.2 Kelola Kriteria ... 121

4.3.2.4.3 Kelola Hasil Seleksi ... 125

4.3.2.4.4 Kelola Bobot ... 126

4.3.2.4.5 Kelola Goal ... 127

4.3.2.4.6 Ubah Password... 129

4.3.2.5 Halaman Info Tanaman... 132

4.3.2.6 Halaman Info Kriteria ... 132

4.3.2.7 Logout... 133

4.4 Implementasi Subsistem Model... 134

BAB V ANALISIS HASIL... 145

5.1 Pengumpulan data ... 145

5.2 Sasaran Penyebaran Kuesioner... 146

5.3 Form Kuesioner ... 146

5.4 Hasil dan Pembahasan... 147

BAB VI PENUTUP ... 153

6.1 Kesimpulan ... 153

6.2 Saran... 154

Daftar Pustaka ... 155

(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Narasi use case proses Login... 27

Tabel 3.2 Narasi use case tambah tanaman... 28

Tabel 3.3 Narasi use case edit tanaman ... 29

Tabel 3.4 Narasi use case hapus tanaman... 30

Tabel 3.5 Narasi use case melihat info tanaman ... 31

Tabel 3.6 Narasi use case edit kriteria ... 31

Tabel 3.7 Narasi use case melihat info kriteria ... 32

Tabel 3.8 Narasi use case melakukan proses seleksi... 33

Tabel 3.9 Narasi use case melihat hasil seleksi... 35

Tabel 3.10 Narasi use case menghapus hasil seleksi... 36

Tabel 3.11 Narasi use case merubah status hasil seleksi ... 36

Tabel 3.12 Narasi use case proses logout... 37

Tabel 3.13 perhitungan kriteria temperatur... 61

Tabel 3.14 Perhitungan kriteria tekstur tanah ... 61

Tabel 3.15 Perhitungan kriteria ketebalan gambut... 61

Tabel 3.16 Perhitungan kriteria PH ... 62

Tabel 3.17 Hasil penjumlahan setiap tanaman... 62

Tabel 3.18 Hasil perhitungan setelah diurutkan ... 63

Tabel 5.13 Hasil kuesioner tampilan sistem... 147

Tabel 5.14 Hasil kuesioner untuk kemudahan sistem... 148

Tabel 5.15 Hasil kuesioner untuk syarat perhitungan... 149

Tabel 5.16 Hasil kuesioner kemudahan proses seleksi... 149

Tabel 5.17 Hasil kuesioner untuk kesesuaian buku acuan... 150

Tabel 5.18 Hasil kuesioner manfaat untuk penyeleksi ... 151

(17)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Use case diagram... 26

Gambar 3.2 Diagram Berjenjang... 39

Gambar 3.3 Diagram konteks... 39

Gambar 3.4 DAD Level 0 ... 40

Gambar 3.5 DAD Level 1 proses 2 pengelolaan tanaman ... 41

Gambar 3.6 DAD Level 1 proses 6 pengelolaan hasil seleksi ... 41

Gambar 3.7 DAD Level 1 proses 5 pengelolaan kriteria... 43

Gambar 3.8 DAD Level 2 proses 5.1 Pengelolaan kriteria temperatur ... 44

Gambar 3.9 DAD Level 2 proses 5.2 Pengelolaan kriteria tekstur tanah ... 44

Gambar 3.10 DAD Level 2 proses 5.3 pengelolaan kriteria ketebalan gambut.... 45

Gambar 3.11 DAD Level 2 proses 5.4 pengelolaan kriteria PH ... 45

Gambar 3.12 DAD Level 2 proses 5.5 pengelolaan kriteria salinitas ... 46

Gambar 3.13 DAD Level 2 proses 5.6 pengelolaan kriteria alkalinitas ... 46

Gambar 3.14 DAD Level 2 proses 5.7... 47

Gambar 3.15 DAD Level 2 proses 5.8 pengelolaan kriteria lereng ... 47

Gambar 3.16 DAD Level 2 proses 5.9 pengelolaan kriteria genangan ... 48

Gambar 3.17 DAD Level 2 proses 5.10 pengelolaan kriteria batuan permukaan. 48 Gambar 3.18 DAD Level 2 proses 5.11 pengelolaan kriteria kelembaban... 49

Gambar 3.19 DAD Level 2 proses 5.12 pengelolaan drainase ... 49

Gambar 3.20 DAD Level 2 proses 5.13 pengelolaan bahan kasar ... 50

Gambar 3.21 DAD Level 2 proses 5.14 pengelolaan kematangan gambut ... 50

Gambar 3.22 DAD Level 2 proses 5.15 pengelolaan pengkayaan... 51

Gambar 3.23 DAD Level 2 proses 5.16 pengelolaan KTK liat ... 51

Gambar 3.24 DAD Level 2 proses 5.17 pengelolaan kejenuhan basa... 52

Gambar 3.25 DAD Level 2 proses 5.18 pengelolaan C-organik... 52

Gambar 3.26 DAD Level 2 proses 5.19 pengelolaan bahaya erosi... 53

Gambar 3.27 DAD Level 2 proses 5.20 pengelolaan singkapan batuan ... 53

(18)

xviii

Gambar 3.29 DAD Level 2 proses 5.22 pengelolaan curah hujan ... 54

Gambar 3.30 Entity Relational Diagram... 55

Gambar 3.31 Logical Database Design... 56

Gambar 3.32 interface halaman utama ... 64

Gambar 3.33 interface pilih kriteria ... 65

Gambar 3.34 interface karakteristik lahan ... 66

Gambar 3.35 interface konfirmasi karakteristik... 67

Gambar 3.36 interface pilih hasil seleksi... 68

Gambar 3.37 interface info hasil seleksi... 69

Gambar 3.38 interfacelogin... 70

Gambar 3.39 interface halaman utama administrator... 71

Gambar 3.40 interface halaman pilih kriteria administrator... 72

Gambar 3.41 interface halaman masukkan karakteristik lahan ... 73

Gambar 3.42 interface halaman cek kriteria administrator... 74

Gambar 3.43 interface halaman pilih hasil seleksi administrator ... 75

Gambar 3.44 interface halaman tampil hasil seleksi administrator... 76

Gambar 3.45 interface halaman kelola tanaman ... 77

Gambar 3.46 interface halaman tambah tanaman ... 78

Gambar 3.47 interface halaman edit tanaman... 79

Gambar 3.48 interface halaman kelola hasil seleksi ... 80

Gambar 3.49 interface halaman kelola bobot ... 81

Gambar 3.50 interface halaman kelola goal... 82

Gambar 3.51 interface halaman kelola temperatur ... 83

Gambar 3.52 interface halaman edit temperatur ... 84

Gambar 3.53 interface halaman kelola kelembaban... 85

Gambar 3.54 interface halaman edit kelembaban ... 86

Gambar 3.55 interface halaman kelola drainase ... 87

Gambar 3.56 interface halaman edit drainase ... 88

Gambar 4.57 Database sistem... 98

Gambar 4.58 Halaman Utama Pengunjung... 100

(19)

xix

Gambar 4.60 Halaman pengisian nilai kriteria... 103

Gambar 4.61 Halaman hasil seleksi... 104

Gambar 4.62 Detail perhitungan ... 105

Gambar 4.63 Detail penilaian... 106

Gambar 4.64 Hasil seleksi... 107

Gambar 4.65 Detail hasil seleksi ... 108

Gambar 4.66 Info tanaman... 109

Gambar 4.67 Info tanaman... 109

Gambar 4.68 Halaman Login... 110

Gambar 4.69 Halaman Utama Administrator... 111

Gambar 4.70 Pemilihan kriteria untuk administrator ... 112

Gambar 4.71 Pengisian nilai kriteria administrator... 113

Gambar 4.72 Hasil seleksi administrator ... 114

Gambar 4.73 Detail perhitungan administrator ... 115

Gambar 4.74 Detail penilaian administrator ... 116

Gambar 4.75 Halaman pengelolaan... 117

Gambar 4.76 Halaman kelola tanaman... 118

Gambar 4.77 Halaman tambah tanaman ... 119

Gambar 4.78 Halaman edit tanaman... 119

Gambar 4.79 konfirmasi hapus... 120

Gambar 4.80 kelola kriteria... 121

Gambar 4.81 Edit kriteria form bilangan ... 122

Gambar 4.82 Edit kriteria form kata-kata ... 124

Gambar 4.83 Kelola hasil seleksi ... 125

Gambar 4.84 Detail hasil seleksi ... 126

Gambar 4.85 Edit bobot ... 127

Gambar 4.86 Edit goal ... 128

Gambar 4.87 Edit goal2 ... 128

Gambar 4.88 Ubah password ... 129

Gambar 4.89 konfirmasi ubah password... 130

(20)

xx

Gambar 4.91 Password baru belum diisi ... 130

Gambar 4.92 Password lama dan perulangan tak sama... 131

Gambar 4.93 Info tanaman administrator ... 132

Gambar 4.94 Info kriteria administrator ... 133

Gambar 4.95 Grafik hasil kuesioner tampilan sistem... 148

Gambar 4.96 Grafik hasil kuesioner kemudahan sistem ... 148

Gambar 4.97 Grafik hasil kuesioner syarat perhitungan ... 149

Gambar 4.98 Grafik hasil kemudahan proses seleksi ... 150

Gambar 4.99 Grafik hasil kesesuaian buku acuan... 151

Gambar 4.100 Grafik hasil manfaat untuk penyeleksi ... 151

(21)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Tanah mengandung berbagai unsur hara dan kriteria tertentu yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Sebuah lahan dengan tanah yang mengandung banyak unsur hara, dapat membuat tanaman tumbuh dengan subur. Tetapi tidak semua jenis tanaman dapat tumbuh dengan subur pada satu lahan. Masalah yang sering dihadapi adalah sebuah tanaman yang dapat tumbuh dengan subur di suatu lahan, ternyata tidak tumbuh dengan baik di lahan lain. Atau sebuah lahan yang subur untuk satu tanaman ternyata tidak subur untuk tanaman lain.

Dalam dunia pertanian, seorang petani pastilah mengharapkan panen yang besar dari lahannya. Tidak ada seorangpun petani yang mengharapkan tanamannya tidak berbuah. Karena itulah petani selalu bekerja mengolah dan memelihara tanaman. Tetapi kadang petani merasa kecewa karena tanaman yang ditanamnya tidak menghasilkan panen sesuai harapan. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Salah satu faktor yang mungkin adalah tidak cocoknya tanaman dengan jenis tanah pada lahan. Akan sangat membantu jika petani telah mengetahui jenis tanah pada lahan, dan mengetahui tanaman apa yang cocok ditanam di lahan sehingga mendapatkan hasil yang optimal.

(22)

tersebut adalah Balai Pengembangan Teknologi Pertanian (BPTP) Yogyakarta. Salah satu penelitian yang dilakukan adalah penentuan tanaman yang sesuai dengan karakteristik lahan. Penelitian yang dilakukan adalah pengukuran nilai karakteristik lahan dengan langsung mengukurnya di lokasi dengan alat tertentu dan dengan penelitian di laboratorium menggunakan sampel tanah pada lahan. Hasil yang didapat dari penelitian dicatat untuk melihat karakteristik lahan secara keseluruhan. Hasil ini kemudian akan dibandingkan dengan tabel kriteria lahan untuk setiap tanaman. Setiap tanaman memiliki kriteria lahan yang sesuai masing-masing. Jika hasil temuan di lapangan cocok dengan kriteria lahan yang dibutuhkan tanaman, maka tanaman tersebut cocok ditanam di lahan. Pembandingan hasil temuan di lapangan dengan tabel dilakukan satu per satu untuk setiap tanaman. Hal ini pastilah sangat melelahkan dan membutuhkan waktu lama karena jenis tanaman yang dibandingkan sangat banyak. Ditambah lagi proses pembandingan ini masih dilakukan secara manual yaitu dengan tabel pada sebuah buku dan pencatatan mengandalkan kertas dan tinta. Karena itulah perlu dibuat sistem yang dapat membantu membandingkan data hasil penelitian dengan data pada tabel kriteria tanaman, untuk memberikan rekomendasi tanaman yang sesuai dengan lahan.

1.2

Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan satu masalah yaitu :

(23)

1.3

Batasan Masalah

Dalam sistem penentuan jenis tanaman ini, dilakukan beberapa batasan yaitu : 1. Jenis tanaman dikhususkan untuk tanaman pangan pertanian yaitu : padi,

jagung, gandum, ubi kayu, ubi jalar, talas, iles-iles, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, kacang tunggak, kacang arab.

2. Karakteristik lahan yang digunakan yaitu : temperatur, kelembaban, drainase, kedalaman tanah, ketebalan gambut, kematangan gambut, KTK liat, kejenuhan basa, C-organik, PH, salinitas, Alkalinitas, kedalaman sulfidik, lereng, genangan dan batuan dipermukaan.

3. Sistem mampu menampilkan nama-nama tanaman yang cocok ditanam di lahan, berdasarkan karakteristik lahan.

4. Sistem dikerjakan berbasis web menggunakan PHP dan Mysql sebagai databasenya.

1.4

Tujuan Penelitian

(24)

1.5

Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian yang digunakan adalah 1. Studi kasus

Mempelajari salah satu penelitian yang dilakukan di BPTP Yogyakarta tentang penentuan tanaman yang cocok ditanam pada lahan sesuai dengan karakteristik lahan.

2. Studi literatur

Melakukan studi literatur yang berhubungan dengan sistem pendukung pengambilan keputusan beserta metode-metode yang terkait, karakteristik lahan, kriteria yang dibutuhkan tanaman, dan beberapa hal tentang ilmu tanah.

3. Metode pengembangan perangkat lunak yang digunakan adalah metode FAST(Framework for the Application of Sistems Thinking) yang meliputi : a. Scope Definiton. Hal yang dilakukan pada tahap ini adalah mendefinisikan ruang lingkup. Pernyataan masalah yang dihadapi didapatkan dari tahap ini.

b. Problem Analysis. Hal yang dilakukan pada tahap ini adalah analisa masalah yang ada. Dari analisa masalah yang didapatkan, dapat diketahui layak tidaknya rencana sistem ini dibangun.

(25)

d. Logical Design. Pada tahap ini dilakukan perancangan secara logika. Rancangan yang dibuat meliputi rancangan basis data, rancangan model, rancangan diagram aliran data hingga perancangan tampilan.

e. Physichal Design and Integration. Hal yang dilakukan pada tahap ini adalah membangun sistem secara fisik berdasarkan rancangan yang telah dibuat.

f. Construction and Testing. Pada tahap ini dilakukan pembuatan sistem dan ujicoba terhadap sistem yang sudah dibuat. Ujicoba yang dilakukan antara lain uji coba unjuk kerja, uji masukan dan uji keluaran dari sistem.

Sedangkan metode yang digunakan untuk membangun model adalah kombinasi antara metode scoring.

1.6

Sistematika Penulisan

Bab I Pendahuluan

Bab ini berisi latar belakang pemilihan judul tugas akhir ini, rumusan masalah yang ada, batasan masalah, tujuan penelitian dilakukan, metodologi penelitian dan sistematika penulisan tugas akhir ini.

Bab II Landasan Teori

(26)

Bab III Analisa dan Perancangan Sistem

Bab ini berisi pernyataan masalah, analisa masalah menggunakan metode penelitian FAST. Pada tahap scope definition dilakukan penyelidikan awal, penjadwalan, dan tahap perencanaan. Pada tahap problem analisis dilakukan analisa masalah menghasilkan cause-effect analysis. Kemudian pada tahap requirement analysis dibuat kebutuhan sistem dengan use case diagram. Pada tahap logical design dibuat berbagai perancangan meliputi rancangan basis data, perancangan model menggunakan metode Scoring dan Decision Tree, diagram aliran data hingga perancangan tampilan. Tahap decision analysis melakukan identifikasi solusi dan analisa solusi yang mungkin dilakukan.

Bab IV Implementasi

Bab ini merupakan tahap penerapan dari rancangan yang telah dilakukan sebelumnya. Pada bagian ini ditampilkan beberapa hasil penelitian dan capture tampilan sistem yang dibuat disertai penjelasan secukupnya tentang kegunaan form. Analisa hasil penelitian yang dilakukan dijelaskan secara detail dan lengkap.

Bab V Kesimpulan dan Saran

(27)

7

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Sistem pendukung keputusan

Sistem pendukung keputusan (Inggris: decision support system disingkat DSS) adalah bagian dari sistem informasi berbasis komputer (termasuk sistem berbasis pengetahuan (manajemen pengetahuan)) yang dipakai untuk mendukung pengambilan keputusan dalam suatu organisasi atau perusahaan.

Dapat juga dikatakan sebagai sistem komputer yang mengolah data menjadi informasi untuk mengambil keputusan dari masalah semi-terstruktur yang spesifik.

Sistem pendukung keputusan digambarkan sebagai sistem yang berkemampuan mendukung analisis ad hoc data, dan pemodelan keputusan, berorientasi keputusan, orientasi perencanaan masa depan, dan digunakan pada saat-saat yang tidak biasa.

Menurut Turban dalam bukunya decision Support Systems and Intelligent Systems (2003) beberapa tahapan yang dilakukan dalam proses pengambilan keputusan adalah

- Definisi masalah

- Pengumpulan data atau elemen informasi yang relevan

(28)

- menentukan alternatif-alternatif solusi (bisa dalam persentase)

Sedangkan tujuan dari sistem pengambilan keputusan adalah untuk membantu menyelesaikan masalah semi-terstruktur, mendukung manajer dalam mengambil keputusan dan meningkatkan efektifitas bukan efisiensi pengambilan keputusan.

Tahap - tahap yang harus dilalui dalam proses pengambilan keputusan adalah 1. Tahap Pemahaman ( Inteligence Phase )

Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendeteksian dari lingkup problematika serta proses pengenalan masalah. Data masukan diperoleh, diproses dan diuji dalam rangka mengidentifikasikan masalah.

2. Tahap Perancangan ( Design Phase )

Tahap ini merupakan proses pengembangan dan pencarian alternatif tindakan / solusi yang dapat diambil. Tersebut merupakan representasi kejadian nyata yang disederhanakan, sehingga diperlukan proses validasi dan vertifikasi untuk mengetahui keakuratan model dalam meneliti masalah yang ada.

3. Tahap Pemilihan ( Choice Phase )

Tahap ini dilakukan pemilihan terhadap berbagai alternatif solusi yang dimunculkan pada tahap perencanaan agar ditentukan / dengan memperhatikan kriteria - kriteria berdasarkan tujuan yang akan dicapai.

(29)

Tahap ini dilakukan penerapan terhadap rancangan sistem yang telah dibuat pada tahap perancanagan serta pelaksanaan alternatif tindakan yang telah dipilih pada tahap pemilihan.

Keputusan yang dibuat pada dasarnya dikelompokkan dalam 2 jenis, antara lain :

1. Keputusan terprogram

Keputusan ini bersifat berulang dan rutin, sedemikian hingga suatu prosedur pasti telah dibuat menanganinya sehingga keputusan tersebut tidak perlu diperlakukan de novo (sebagai sesuatu yang baru) tiap kali terjadi.

2. Keputusan tak terprogram

Keputusan ini bersifat baru, tidak terstruktur dan jarang konsekuen. Tidak ada metode yang pasti untuk menangani masalah ini karena belum ada sebelumnya atau karena sifat dan struktur persisnya tak terlihat atau rumit atau karena begitu pentingnya sehingga memerlukan perlakuan yang sangat khusus.

Dari pengertian Sistem pendukung keputusan maka dapat ditentukan karakteristik antara lain :

1. Mendukung proses pengambilan keputusan, menitik beratkan pada management by perception

(30)

3. Mendukung pengambilan keputusan untuk membahas masalah terstruktur, semi terstruktur dan tak struktur

4. Memiliki kapasitas dialog untuk memperoleh informasi sesuai dengan kebutuhan

5. Memiliki subsistem - subsistem yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi sebagai kesatuan item

6. Membutuhkan struktur data komprehensif yang dapat melayani kebutuhan informasi seluruh tingkatan manajemen

Suatu Sistem pendukung keputusan (SPK) memiliki tiga subsistem utama yang menentukan kapabilitas teknis Sistem pendukung keputusan yaitu

1. Subsistem manajemen basis data 2. Subsistem manajemen basis model 3. Subsistem dialog

(31)

Kemampuan subsistem data yang diperlukan dalam suatu Sistem pendukung keputusan, antara lain :

a. Mampu mengkombinasikan sumber - sumber data yang relevan melalui proses ekstraksi data

b. Mampu menambah dan menghapus secara cepat dan mudah

c. Mampu menangani data personal dan non ofisial, sehingga user dapat bereksperimen dengan berbagai alternatif keputusan

d. Mampu mengolah data yang bervariasi dengan fungsi manajemen data yang luas

Subsistem model dalam Sistem pendukung keputusan memungkinkan pengambil keputusan menganalisa secara utuh dengan mengembangkan dan membandingkan alternative solusi. Intergrasi model-model dalam sistem informasi manajemen yang berdasarkan integrasi data-data dari lapangan menjadi suatu Sistem pendukung keputusan.

Kemampuan subsistem model dalam sistem pendukung keputusan antara lain :

1. Mampu menciptakan model-model baru dengan cepat dan mudah

2. Mampu mengkatalogkan dan mengelola model untuk mendukung semua tingkat pemakai

(32)

4. Mampu mengelola basis model dengan fungsi manajemen yang analog dengan database manajemen

Subsistem dialog merupakan bagian dari sistem pendukung keputusan yang dibangun untuk memenuhi kebutuhan representasi dan mekanisme control selama proses analisa dalam Sistem pendukung keputusan ditentukan dari kemampuan berinteraksi anatara sistem yang terpasang dengan user. Pemakai terminal dan sistem perangkat lunak merupakan komponen-komponen yang terlibat dalam susbsistem dialog yang mewujudkan komunikasi anatara user dengan sistem tersebut. Komponen dialog menampilkan keluaran sistem bagi pemakai dan menerima masukkan dari pemakai ke dalam Sistem pendukung keputusan. Adapun subsistem dialog dibagi menjadi tiga, antara lain :

1. Bahasa Aksi (The Action Language)

Merupakan tindakan-tindakan yang dilakukan user dalam usaha untuk

membangun komunikasi dengan sistem. Tindakan yang dilakukan oleh user untuk menjalankan dan mengontrol sistem tersebut tergantung rancangan sistem yang ada.

2. Bahasa Tampilan (The Display or Presentation Langauage)

Merupakan keluaran yang dihasilakn oleh suatu sistem pendukung keputusan dalam bentuk tampilan-tampilan akan memudahkan user untuk mengetahui keluaran sistem terhadap masukan-masukan yang telah dilakukan.

(33)

Meliputi pengetahuan yang harus dimiliki user tentang keputusan dan tentang prosedur pemakaian sistem pendukung keputusan agar sistem dapat digunakan secara efektif. Pemahaman user terhadap permasalahan yang dihadapi dilakukan diluar sistem, sebelum user menggunakan sistem untuk mengambil keputusan.

2.2 Metode SMART

Metode SMART (Simple Multi Atribute Rating Technique) adalah salah satu metode yang dapat digunakan pada pengambilan keputusan. Metode ini merupakan metode perbandingan kuantitatif yang melakukan perbandingan berbagai kriteria dan tujuan yang hendak dicapai (Turban, 2003).

Langkah-langkah perhitungan yang dilakukan pada metode ini adalah sebagai berikut :

1. Menentukan bobot nilai dari tujuan / goal yang hendak dicapai. Penilaian faktor tujuan (Goal Weight Factor) menggunakan nilai antara 1 hingga 10.

2. Menghitung normalisasi dari nilai tujuan yang telah ditentukan, yaitu dengan rumus :

= = j k k B k B k N 1 ) ( ) ( )

( ……… ( 2.1 )

Keterangan

N = Bobot faktor tujuan ternormalisasi B = bobot nilai

k = kriteria

(34)

3. Jika tujuan telah ditentukan, langkah selanjutnya adalah memberikan bobot untuk kriteria yang digunakan. Bobot yang diberikan misalnya berdasarkan tingkat kepentingan kriteria untuk tanaman, dapat bernilai antara 1 hingga 5. Nilai 5 diberikan untuk kriteria yang dianggap sangat penting untuk tanaman.

4. Setelah semua data yang dimasukkan telah diberikan bobot nilai, selanjutnya nilai-nilai tersebut dirubah dengan nilai baru seperti telah ditentukan yaitu 1=0, 2=0.25, 3=0.5, 4=0.75, 5=1.0. Nilai baru ini digunakan untuk merubah nilai menjadi bilangan kecil.

5. Menentukan nilai persentase dengan mengalikan nilai yang baru dengan nilai normalisasi yang telah ditentukan diawal perhitungan. Jumlahkan nilai untuk kriteria yang sama kemudian dikalikan 100%.

6. Setelah nilai persentase setiap kriteria telah diketahui, rekomendasi hasil dapat diberikan dengan mengurutkan kriteria-kriteria tersebut mulai dari persentase tertinggi ke persentase terendah.

2.3 Karakteristik Lahan

(35)

Dari beberapa pustaka menunjukan bahwa penggunaan karakteristik lahan untuk keperluan evaluasi lahan bervariasi. Karakteristik yang ada pada lahan antara lain adalah temperatur udara, curah hujan, lamanya masa kering, kelembapan udara, drainase, tekstur, bahan kasar, kedalaman tanah, ketebalan gambut, kematangan gambut, reaksi tanah (PH), genangan, oksigen dan singkapan batuan.

- Temperatur udara : Merupakan temperatur udara tahunan dan dinyatakan dalam oC

- Curah hujan : Merupakan curah hujan rerata tahunan dan dinyatakan dalam mm

- Lamanya masa kering : Merupakan jumlah bulan kering berturut-turut

dalam setahun dengan jumlah curah hujan kurang dari 60mm - Kelembapan udara : Merupakan kelembapan udara rerata tahunan dan

dinyatakan dalam %

- Drainase : Merupakan pengaruh laju perkolasi air ke dalam tanah terhadap aerasi udara dalam tanah

- Tekstur : Menyatakan istilah dalam distribusi partikel tanah halus dengan ukuran <2 mm.

- Bahan kasar : Menyatakan volume dalam % dan adanya bahan kasar dengan ukuran > 2 mm

- Kedalaman tanah : Dinyatakan dalamnya lapisan tanah dalam cm yang dapat dipakai untuk perkembangan perakaran dari tanaman yang dievaluasi.

(36)

lapisan gambut dalam cm dari permukaan.

- Kematangan gambut : Digunakan pada tanah gambut dan menyatakan tingkat kandungan seratnya dalam bahan saprik, hemik atau fibrik, makin banyak seratnya menunjukkan belum matang / mentah.

- KTK liat : Menyatakan kapasitas tukar kation dari fraksi liat - Kejenuhan basa : Jumlah basa-basa (NH4OAC) yang ada dalam 100 g

contoh tanah.

- Reaksi tanah (PH) : Nilai PH tanah di lapangan. Pada tahun kering dinyatakan dengan data laboratorium atau pengukuran lapangan sedang pada tanah basah diukur di lapangan.

- Genangan : Jumlah lamanya genangan dalam bulan selama satu tahun. - C-organik : Kandungan karbon organik tanah

- Salinitas : Kandungan garam terlarut pada tanah yang dicerminkan oleh daya hantar listrik

- Alkalinitas : Kandungan natrium dapat ditukar

- Kedalaman bahan sulfidik : Dalamnya bahan sulfidik struktur diukur dari permukaan tanah hingga batas atas lapisan sulfidik. - Lereng : Menyatakan kemiringan lahan diukur dalam %

- Singkapan batuan : Volume batuan (dalam %) yang ada dalam solum tanah. Solum tanah menunjukkan ketebalan tanah diukur dari permukaan tanah hingga batuan induk.

(37)

- Oksigen : Ketersediaan oksigen dalam tanah untuk keperluan pertumbuhan tanaman/ ikan.

Keadaan tingkat kesesuaian dalam tingkat kelas lahan dibagi berdasarkan ordo yaitu sesuai (S) dibedakan menjadi tiga kelas yaitu : sangat sesuai (S1), cukup sesuai (S2) dan sesuai marginal (S3). Sedangkan lahan yang tergolong ordo tidak sesuai (N) tidak dibedakan kedalam kelas-kelas.

Kelas S1, sangat sesuai : lahan tidak mempunyai faktor pembatas yang

berarti atau nyata terhadap penggunaan secara berkelanjutan atau faktor pembatas yang bersifat minor dan tidak akan mereduksi produktivitas lahan secara nyata.

Kelas S2, cukup sesuai : Lahan mempunyai faktor pembatas dan faktor

pembatas ini akan berpengaruh terhadap produktivitasnya, memerlukan tambahan masukkan. Pembatas tersebut biasanya dapat di atas oleh petani sendiri.

(38)

Kelas N, tidak sesuai : Lahan yang tidak sesuai (N) karena mempunyai faktor pembatas yang berat dan sulit di atasi.

Pengelompokkan kelas tekstur yang digunakan yaitu Halus : Liat berpasir, liat, liat berdebu.

Agak halus : lempung berliat, lempung liat berpasir, lempung liat berdebu. Sedang : Lempung berpasir sangat halus, lempung, lempung berdebu, debu Agak kasar : lempung berpasir

Kasar : pasir, pasir berlempung Sangat halus : liat

Bahan kasar merupakan modifier tekstur yang ditentukan oleh jumlah persentasi kerikil,kerakal, atau batuan pada setiap lapisan tanah, dibedakan menjadi :

Sedikit : <15% Sedang : 15 – 35% Banyak : 35 – 60% Sangat banyak : >60%

Kedalaman tanah dibedakan menjadi Sangat dangkal : < 20cm

Dangkal : 20 – 50 cm

(39)

Dalam : > 75Ketebalan gambut dibedakan menjadi : Tipis : < 60cm

Sedang : 60-100 cm Agak tebal : 100-200 cm Tebal : 200 – 400 cm Sangat tebal : > 400 cm

Tingkat bahaya erosi dapat diprediksi berdsarkan keadaan lapangan yaitu dengan cara memperhatikan adanya erosi lembar permukaan (sheet erosion), erosi alur (reel erosion) dan erosi parit (gully erosion). Pendekatan lain untuk memprediksi tingkat bahaya erosi yang relatif lebih mudah dilakukan adalah dengan memperhatikan permukaan tanah yang hilang (rata-rata) per tahun, dibandingkan tanah yang tidak tererosi yang dicirikan oleh masih adanya horizon A. Horizon A biasanya dicirikan oleh warna gelap karena relatif mengandung bahan organik yang cukup banyak. Tingkat bahaya erosi tersebut disajikan sebagai berikut :

Tingkat bahaya erosi Jumlah tanah permukaan yang hilang (cm/tahun)

Sangat ringan < 0,15

Ringan 0,15 – 0,9

Sedang 0,9 – 1,8

Berat 1,8 – 4,8

(40)

Banjir ditetapkan sebagai kombinasi pengaruh dari kedalaman banjir dan lamanya banjir. Kedua data tersebut dapat diperoleh melalui wawancara dengan penduduk setempat dilapangan.

Kedalaman banjir Lamanya banjir :

1. < 25 cm 1. < 1 bulan

2. 25 – 50 cm 2. 1-3 bulan

3. 50 – 100 cm 3. 3-6 bulan 4. > 150 cm 4. > 6 bulan

Bahaya banjir diberi simbol Fx,y. Dimana x adalah simbol kedalaman air genangan, dan y adalah lamanya banjir. Kelas bahaya banjir tersebut disajikan dalam tabel berikut :

Simbol Kelas bahaya banjir Fxy

F0 Tanpa -

F1 Ringan F1.1,F2.1,F3.1

F2 Sedang F1.2, F2.2, F3.2, F4.1

F3 Agak berat F1.3,F2.3,F3.3

(41)

21

BAB III

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

3.1 Analisis Sistem

3.1.1 Fase Definisi Ruang Lingkup (

Scope Definition Phase

)

Faktor utama pembuatan SPPK penentuan jenis tanaman pangan yaitu karena sulitnya menentukan tanaman yang cocok ditanam di lahan dengan karakteristik tertentu. Antara lahan satu dengan yang lain pastilah memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Ada lahan dengan tekstur tanah keras, PH tinggi, temperatur sedang atau lahan dengan tekstur tanah lembut, PH rendah, temperatur tinggi, dan sebagainya. Setiap lahan memiliki karakteristik masing-masing.

Perbedaan karakteristik antara lahan satu dengan lahan lain inilah yang menjadi masalah dalam menentukan tanaman yang cocok ditanam di lahan. Petani harus mengetahui karakteristik tanah pada lahannya sehingga dapat menentukan tanaman yang dapat menghasilkan panen terbaik.

(42)

sulit untuk mengambil keputusan. Petani atau peneliti harus membandingkan setiap tanaman dengan karakteristik lahan yang ada satu per satu. Hal ini membutuhkan banyak waktu dan tenaga dengan tingkat ketelitian yang kurang baik. Karena itulah perlu dibangun sebuah sistem yang dapat membantu proses pembandingan karakteristik lahan dengan kriteria kecocokan lahan setiap tanaman, agar pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan cepat dan tepat.

3.1.2 Fase Analisis Masalah (

Problem Analysis Phase

)

3.1.2.1 Gambaran Sistem Lama

Penentuan jenis tanaman yang cocok untuk lahan saat ini masih mengandalkan kertas dan buku sebagai alat pembandingnya. Belum ada sistem pendukung yang dapat membantu memilih tanaman yang cocok ditanam di suatu lahan. Peneliti melakukan pemilihan tanaman dengan membandingkan hasil penelitian di lapangan yaitu berupa data nilai-nilai karakteristik lahan hasil pengukuran di lahan dengan sebuah tabel kriteria tanaman yang terdapat pada buku acuan pembandingan karakteristik lahan dengan kriteria tanaman yaitu buku Evaluasi Lahan Untuk Komoditas Pertanian terbitan BPTP Yogyakarta (2003). Tabel kriteria tanaman ini berisi nilai-nilai beberapa karakteristik lahan yang cocok dengan tanaman. Setiap tanaman memiliki lahan yang cocok masing-masing. Kriteria lahan antara tanaman satu dengan yang lain berbeda-beda.

(43)

tanaman. padahal jumlah tanaman dalam tabel sangat banyak. Hal ini pastilah sangat sulit karena membutuhkan ketelitian dan waktu lama untuk membandingkan semua tanaman dalam tabel.

Beberapa kekurangan sistem yang lama adalah

- Membutuhkan waktu lama untuk membandingkan data hasil penelitian dengan tabel kriteria satu per satu.

- Kemungkinan untuk terjadi kesalahan besar karena banyaknya data hasil penelitian dan kriteria tanaman yang harus dibandingkan.

- Peneliti sering merasa jenuh karena selalu membandingkan data yang sama terus-menerus. Padahal dalam pembandingan diperlukan ketelitian tinggi agar tidak terjadi kesalahan. Hal ini akan mengurangi ketepatan kinerja.

3.1.2.2 Gambaran Sistem yang Akan Dikembangkan

(44)

Petani atau peneliti yang ingin mengetahui tanaman apa yang cocok dengan lahan cukup memasukan karakteristik lahan yang diketahui kedalam sistem. Kemudian sistem akan memproses karakteristik lahan tersebut dan menampilkan tanaman apa saja yang cocok.

Kelebihan sistem yang akan dikembangkan dengan sistem yang lama adalah :

- Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pembandingan hasil penelitian dengan tabel kriteria lebih singkat karena proses pembandingan dilakukan dengan komputer.

- Tidak membutuhkan banyak tenaga dan ketelitian karena peneliti cukup memasukan karakteristik lahan dalam sistem, kemudian sistemlah yang akan melakukan proses pembandingan data hasil penelitian lapangan dengan tabel kriteria tanaman.

(45)

3.1.3 Fase Analisis Kebutuhan (

Requirements Analysis Phase

)

3.1.3.1 Analisis Kebutuhan Pengguna

Sistem pendukung pengambilan keputusan yang akan dikembangkan ini dapat diakses oleh 2 pengguna yaitu administrator dan pengunjung web. Administrator dapat mengakses tabel data ( database ) untuk melakukan penambahan, edit atau penghapusan data kriteria tanaman, dan dapat memasukkan data-data karakteristik lahan untuk melakukan proses seleksi. Sedangkan pengunjung web dapat mengakses sistem untuk mencari berita yang diinginkan dan melakukan seleksi berdasarkan karakteristik lahan yang diketahui pengunjung.

(46)

!

!

! !

(47)

Narasi

use case

Penjelasan setiap use case pada gambar di atas adalah sebagai berikut: Tabel 3.1 Narasi use case proses Login

Nama Use case Login

ID use case 1

Prioritas High

Pelaku bisnis utama Administrator

Deskripsi Use case ini menggambarkan Administrator melakukan login ke dalam sistem.

Pra-kondisi Pengguna telah masuk kedalam sistem dan ingin melakukan pengelolaan dalam sistem.

Pemicu Administrator harus melakukan login sebelum memasuki sistem.

Langkah umum Aksi actor Respon sistem

Step 1 : Aktor login ke dalam sistem dengan memasukkan username dan password

Step 2 : Sistem mengecek user name, password dan kecocokan antara

username dan password Step 3 : Sistem

memberikan interface halaman utama administrator.

Langkah alternatif Alt. Step 3 : User name atau password salah. Sistem menampilkan pesan error dan user harus login kembali.

Kesimpulan Use case ini selesai jika sistem menampilkan halaman utama dari administrator.

(48)

Tabel 3.2 Narasi use case tambah tanaman

Nama Use case Tambah tanaman

ID use case 2

Prioritas High

Pelaku bisnis utama Administrator

Deskripsi Use case ini menggambarkan administrator melakukan penambahan tanaman.

Pra-kondisi Administrator berada pada halaman utama administrator setelah melakukan proses login dan memilih pengelolaan tanaman.

Pemicu Ada tanaman baru yang harus ditambahkan.

Langkah umum Aksi actor Respon system

Step 1 : Aktor memilih untuk masuk dalam pengelolaan tanaman

Step 2 : Sistem menampilkan menu tanaman.

Step 3 : Aktor memilih menu tambah data tanaman.

Step 4 : Sistem memberikan interface halaman untuk tambah. Step 5 : Aktor

memasukkan data tanaman ke dalam form yang disediakan.

Step6:Aktor pilih simpan.

Step 7 : Sistem

menyimpan data tanaman yang telah dimasukkan.

Langkah alternatif Alt. Step 6 : Aktor batal melakukan penambahan dan memilih untuk kembali ke menu.

Kesimpulan Use case ini selesai jika administrator telah selesai memasukkan data tanaman atau administrator batal melakukan penambahan.

(49)

Tabel 3.3 Narasi use case edit tanaman Nama Use case Edit tanaman

ID use case 3

Prioritas High

Pelaku bisnis utama Administrator

Deskripsi Use case ini menggambarkan administrator melakukan perubahan pada data tanaman.

Pra-kondisi Administrator berada pada halaman utama administrator setelah melakukan proses login dan memilih pengelolaan tanaman.

Pemicu Ada data tanaman yang harus dirubah.

Langkah umum Aksi actor Respon system

Step 1 : Aktor memilih untuk masuk dalam pengelolaan tanaman

Step 2 : Sistem menampilkan menu tanaman.

Step 3 : Aktor memilih menu edit data tanaman.

Step 4 : Sistem memberikan interface halaman untuk edit. Step 5 : Aktor

memasukkan data tanaman ke dalam form yang disediakan. Step 6 : Aktor memilih simpan.

Step 7 : Sistem

menyimpan data tanaman yang telah dimasukkan.

Langkah alternatif Alt. Step 6 : Aktor batal melakukan perubahan dan memilih untuk kembali ke menu.

Kesimpulan Use case ini selesai jika administrator telah selesai memasukkan data tanaman atau administrator batal melakukan perubahan.

(50)

Tabel 3.4 Narasi use case hapus tanaman

Nama Use case Hapus tanaman

ID use case 4

Prioritas High

Pelaku bisnis utama Administrator

Deskripsi Use case ini menggambarkan administrator menghapus data tanaman.

Pra-kondisi Administrator berada pada halaman utama administrator setelah melakukan proses login dan memilih pengelolaan tanaman.

Pemicu Ada data tanaman tidak diperlukan dan harus dihapus.

Langkah umum Aksi actor Respon system

Step 1 : Aktor memilih untuk masuk dalam pengelolaan tanaman

Step 2 : Sistem menampilkan menu tanaman.

Step 3 : Aktor memilih menu hapus disamping tanaman yang hendak dihapus.

Step 4 : Sistem

memberikan konfirmasi apakah benar-benar akan dihapus.

Step 5 : Aktor memilih hapus .

Step 7 : Sistem

menghapus data tanaman yang dipilih dan

menyimpan perubahan yang dilakukan.

Langkah alternatif Alt. Step6 : Aktor batal melakukan penghapusan dan memilih untuk kembali ke menu.

Kesimpulan Use case ini selesai jika administrator telah selesai menghapus data tanaman atau administrator batal melakukan penghapusan.

(51)

Tabel 3.5 Narasi use case melihat info tanaman Nama Use case Melihat info tanaman

ID use case 5

Prioritas High

Pelaku bisnis utama Administrator,pengunjung

Deskripsi Use case ini menggambarkan administrator melihat informasi tentang tanaman.

Pra-kondisi Aktor telah berada pada halaman utama admin setelah melakukan proses login.

Pemicu Ada informasi tanaman yang ingin diketahui.

Langkah umum Aksi actor Respon system

Step 1 : Aktor memilih menu info tanaman

Step 2 : Sistem

menampilkan halaman info tanaman

Langkah alternatif -

Kesimpulan Use case ini selesai jika sistem telah menampilkan halaman info tanaman.

Pasca kondisi Administrator mendapatkan informasi yang ingin diketahui tentang tanaman.

Tabel 3.6 Narasi use case edit kriteria Nama Use case Edit criteria

ID use case 6

Prioritas High

Pelaku bisnis utama Administrator

Deskripsi Use case ini menggambarkan administrator melakukan perubahan pada data kriteria.

(52)

Pemicu Ada data kriteria yang harus dirubah.

Langkah umum Aksi actor Respon system

Step 1 : Aktor memilih menu pengelolaan kriteria

Step 2 : Sistem menampilkan menu kelola kriteria Step 3 : Aktor memilih

menu edit data kriteria.

Step 4 : Sistem memberikan interface halaman untuk edit. Step 5 : Aktor

memasukkan data kriteria ke dalam database

melalui form yang disediakan.

Step 6 : Aktor memilih simpan.

Step 7 : Sistem

menyimpan data kriteria yang dimasukkan ke dalam database.

Langkah alternatif Alt. Step 6 : Aktor batal melakukan perubahan dan memilih untuk kembali ke menu.

Kesimpulan Use case ini selesai jika administrator telah selesai melakukan perubahan data kriteria atau administrator batal melakukan perubahan kriteria.

Pasca kondisi Ada data baru yang disimpan dalam database.

Tabel 3.7 Narasi use case melihat info kriteria Nama Use case Melihat info kriteria

ID use case 7

Prioritas High

Pelaku bisnis utama Administrator,pengunjung

Deskripsi Use case ini menggambarkan administrator melihat informasi tentang kriteria.

(53)

melakukan proses login.

Pemicu Ada informasi kriteria yang ingin diketahui.

Langkah umum Aksi actor Respon system

Step 1 : Aktor memilih menu info kriteria

Step 2 : Sistem

menampilkan halaman info kriteria

Langkah alternatif -

Kesimpulan Use case ini selesai jika sistem telah menampilkan halaman info kriteria.

Pasca kondisi Administrator mendapatkan informasi yang ingin diketahui tentang kriteria.

Tabel 3.8 Narasi use case melakukan proses seleksi Nama Use case Melakukan proses seleksi

ID use case 8

Prioritas High

Pelaku bisnis utama Administrator

Deskripsi Use case ini menggambarkan administrator melakukan proses seleksi untuk mendapatkan rekomendasi tanaman yang cocok ditanam pada lahan dengan karakteristik tertentu.

Pra-kondisi Aktor telah berada pada halaman utama administrator setelah melakukan login dan memilih untuk melakukan proses seleksi.

Pemicu Ada karakteristik lahan yang hendak diketahui tanaman apa yang cocok ditanam pada karakteristik lahan tersebut.

Langkah umum Aksi actor Respon system

Step 1 : Aktor memilih menu seleksi

(54)

seleksi Step 3 : Aktor memilih

kriteria apa saja yang akan digunakan

Step 4 : Sistem

menyimpan kriteria yang digunakan dan

menampilkann menu untuk memasukkan nilai kriteria-kriteria tersebut Step 5 : Aktor

memasukkan nilai karakteristik lahan pada form yang disediakan.

Step 6 : Sistem

menyimpan karakteristik yang dimasukkan dan menampilkan kembali data-data yang telah dimasukkan. Step 7 : aktor memilih

seleksi untuk memulai proses seleksi.

Step 8 : Sistem

melakukan perhitungan dan pembandingan kemudian menampilkan hasil seleksi yaitu rekomendasi tanaman. Langkah alternatif Alt. Step 5 : Aktor memilih untuk kembali ke halaman

sebelumnya dan mengulang langkah ketiga

Alt. Step 6 : Sistem menampilkan halaman sebelumnya

Alt. Step 7 : Aktor memilih untuk kembali ke halaman sebelumnya dan mengulang langkah kelima

Alt. Step 8 : Sistem menampilkan halaman sebelumnya

(55)

rekomendasi tanaman hasil seleksi berdasarkan karakteristik lahan yang dimasukkan.

Pasca kondisi Diketahui tanaman apa saja yang cocok ditanam pada lahan dengan karakteristik tertentu.

Tabel 3.9 Narasi use case melihat hasil seleksi Nama Use case Melihat hasil seleksi

ID use case 9

Prioritas Medium

Pelaku bisnis utama Administrator, pengunjung web

Deskripsi Use case ini menggambarkan aktor melihat hasil seleksi dari berbagai penyeleksian yang telah dilakukan.

Pra-kondisi Aktor telah berada pada halaman utama dan memilih untuk melihat hasil seleksi

Pemicu Ingin diketahui informasi hasil seleksi berupa tanaman-tanaman yang cocok dengan berbagai karakteristik lahan.

Langkah umum Aksi actor Respon sistem

Step 1 : Aktor memilih untuk melihat hasil seleksi

Step 2 : Sistem menampilkan hasil seleksi yang ada.

Kesimpulan Use case ini selesai jika sistem telah menampilkan daftar tanaman-tanaman hasil seleksi berbagai karakteristik lahan.

(56)

Tabel 3.10 Narasi use case menghapus hasil seleksi Nama Use case Menghapus hasil seleksi

ID use case 12

Prioritas Medium

Pelaku bisnis utama Administrator

Deskripsi Use case ini menggambarkan aktor menghapus hasil seleksi yang dirasa tidak digunakan.

Pra-kondisi Aktor berada pada halaman menu utama setelah melakukan login dan memilih untuk mengelola hasil seleksi.

Pemicu Ada data hasil seleksi yang tidak digunakan dan harus dihapus.

Langkah umum Aksi actor Respon sistem

Step 1 : Aktor memilih menu kelola hasil seleksi

Step 2 : Sistem

menampilkan halaman hasil seleksi.

Step 3 : Aktor memilih hapus disamping hasil seleksi yang ditampilkan.

Step 4 : Sistem

menghapus hasil seleksi yang dipilih aktor dan menyimpan perubahan. Kesimpulan Use case ini selesai jika sistem telah menghapus hasil

seleksi yang dipilih aktor. Pasca kondisi Ada hasil seleksi yang terhapus

Tabel 3.11 Narasi use case merubah status hasil seleksi Nama Use case Merubah status hasil seleksi

ID use case 13

Prioritas Medium

Pelaku bisnis utama Administrator

(57)

seleksi yaitu apakah akan ditampilkan atau tidak. Pra-kondisi Aktor berada pada halaman menu utama setelah

melakukan login dan memilih untuk mengelola hasil seleksi.

Pemicu Ingin dilakukan perubahan pada penampilan hasil seleksi.

Langkah umum Aksi actor Respon sistem

Step 1 : Aktor memilih menu kelola hasil seleksi

Step 2 : Sistem

menampilkan halaman hasil seleksi.

Step 3 : Aktor memilih rubah status disamping hasil seleksi yang ditampilkan.

Step 4 : Sistem merubah status hasil seleksi yang dipilih aktor dan

menyimpan perubahan. Kesimpulan Use case ini selesai jika aktor telah merubah status

hasil seleksi dan sistem menyimpan perubahan tersebut.

Pasca kondisi Ada perubahan hasil seleksi yang ditampilkan.

Tabel 3.12 Narasi use case proses logout

Nama Use case Logout

ID use case 14

Prioritas High

Pelaku bisnis utama Administrator

Deskripsi Use case ini menggambarkan Administrator melakukan logout keluar dari sistem.

Pra-kondisi Aktor berada pada halaman utama administrator dan telah selesai melakukan aktifitas dalam sistem

(58)

Langkah umum Aksi actor Respon sistem Step 1 : Aktor memilih

logout

Step 2 : Sistem menutup tampilan halaman administrator.

Kesimpulan Use case ini selesai jika sistem telah keluar dari halaman administrator

Pasca kondisi Aktor keluar dari halaman administrator

3.2 Perancangan Sistem

3.2.1 Fase Desain Logikal (

Logical Design Phase

)

3.2.1.1 Subsistem Manajemen Proses

(59)

Gambar 3.2 Diagram Berjenjang

(60)

DAD Level 0 ! " # $ % # $ % & & ' ( ( ( ( ( ( ( ( ( ( ( ( ( ( ( ( ( ( ( ( ( ) * ! + ! , ! -. ( ( ( ( / 0 1 " ( ( 0 2 ( ( ! ,3 ! ,, 4 4 4 4

(61)

DAD Level 1

Gambar 3.5 DAD Level 1 proses 2 pengelolaan tanaman

(62)
(63)
(64)

DAD Level 2

Gambar 3.8 DAD Level 2 proses 5.1 Pengelolaan kriteria temperatur

(65)

Gambar 3.10 DAD Level 2 proses 5.3 pengelolaan kriteria ketebalan gambut

(66)

Gambar 3.12 DAD Level 2 proses 5.5 pengelolaan kriteria salinitas

(67)

Gambar 3.14 DAD Level 2 proses 5.7 pengelolaan kriteria kedalaman sulfidik

(68)

Gambar 3.16 DAD Level 2 proses 5.9 pengelolaan kriteria genangan

(69)

Gambar 3.18 DAD Level 2 proses 5.11 pengelolaan kriteria kelembaban

(70)

Gambar 3.20 DAD Level 2 proses 5.13 pengelolaan bahan kasar

(71)

Gambar 3.22 DAD Level 2 proses 5.15 pengelolaan pengkayaan

(72)

Gambar 3.24 DAD Level 2 proses 5.17 pengelolaan kejenuhan basa

(73)

Gambar 3.26 DAD Level 2 proses 5.19 pengelolaan bahaya erosi

(74)

Gambar 3.28 DAD Level 2 proses 5.21 pengelolaan kedalaman tanah

(75)

3.2.2 Fase Desail Fisikal (

Physical Design Phase

)

3.2.2.1 Subsistem Manajemen Data

3.2.2.1.1 Entity Relational Diagram

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di lampiran 3.

(76)

3.2.2.1.2 Logical Database Design

(77)

3.2.2.2 Subsistem Manajemen Model

Metode yang digunakan dalam model Sistem pendukung keputusan penentuan jenis tanaman pangan berdasarkan karakteristik lahan adalah Simple Multi Attribute Rating Technique (SMART).

Algoritma yang dilakukan dalam melakukan proses seleksi adalah

1. Proses seleksi dimulai dengan pemilihan kriteria yang hendak digunakan. User yang hendak melakukan seleksi (selanjutnya disebut penyeleksi) akan dihadapkan pada sebuah form yang dipakai untuk memilih satu atau beberapa kriteria. Kriteria yang dimaksud disini adalah kriteria dari keadaan alam lahan yang meliputi kelembaban, curah hujan, PH, temperatur dan sebagainya.

2. Setelah pemilihan kriteria dilakukan, penyeleksi kemudian dihadapkan pada form pengisian kriteria. Form yang disediakan hanyalah form dari kriteria yang telah dipilih pada tahap pertama. 3. Nilai yang diisikan kedalam form akan disimpan untuk melakukan

perhitungan dalam proses seleksi. Saat penyeleksi telah yakin dengan nilai masukan, penyeleksi dapat memulai proses seleksi yang selanjutnya akan dilakukan oleh sistem.

(78)

penyeleksi. Setelah goal diketahui, maka dapat dihitung normalisasi (normalized weight factor) menggunakan kriteria yang telah dipilih. 5. Setelah normalisasi, hal berikutnya yang dilakukan adalah

membandingkan nilai karakteristik lahan yang dimasukkan penyeleksi (selanjutnya disebut nilai masukan) dengan nilai karakteristik lahan untuk setiap tanaman (selanjutnya disebut nilai kriteria). Pada media penyimpanan, telah tersimpan beberapa nilai kriteria yang terbagi sesuai dengan tingkatan bobot. Tingkatan bobot ini terbagi menjadi 4 yaitu S1, S2, S3 dan N. S1 adalah nilai kriteria yang akan mendapat poin tertinggi dibanding bobot lain. S2 adalah nilai kriteria yang akan mendapat poin tertinggi kedua setelah S1. S3 adalah nilai kriteria yang akan mendapat poin tertinggi ketiga. Sedangkan N adalah nilai kriteria yang akan mendapat poin terendah. 6. Setiap tanaman pada media penyimpanan telah mempunyai batas

masing-masing untuk tingkatan bobot. Antara tanaman satu dengan yang lain mempunyai batas tingkatan bobot yang berbeda-beda. Karena itulah sistem perlu membandingkan nilai masukkan dengan nilai kriteria pada setiap tanaman satu per satu. Apakah nilai masukkan pada satu tanaman masuk dalam golongan bobot S1, S2, S3 atau N.

(79)

masukkan termasuk pada bobot S1 maka poin tertinggi ditambahkan pada tanaman jagung. Sebaliknya jika termasuk dalam bobot N maka poin terendahlah yang ditambahkan. Hal seperti ini dilakukan berulang-ulang pada semua tanaman dan untuk semua kriteria yang telah dipilih.

8. Setelah semua tanaman telah dibandingkan dengan semua kriteria, maka akan didapatkan poin akhir pada setiap tanaman. Poin akhir inilah yang nantinya akan dikonversi dengan nilai normalisasi goal yang telah dihitung pada tahap keempat di atas.

9. Poin pada setiap tanaman yang telah dikonversi kemudian dirubah kedalam bentuk persentase. Persentase setiap tanaman inilah yang digunakan untuk menentukkan tanaman mana yang paling cocok dengan karakteristik nilai masukkan.

10. Tahap terakhir adalah mengurutkan tanaman berdasarkan persentase, dimulai dari persentase tertinggi hingga persentase terendah. Tanaman yang berada pada posisi pertama, merupakan tanaman yang paling cocok ditanam pada karakteristik lahan yang dimasukkan penyeleksi.

Contoh kasus penentuan jenis tanaman yang dapat diperlihatkan yaitu

(80)

Nama kriteria Nilai bobot

Temperatur 8

Tekstur 6

Ketebalan 5

PH 8

3. Setelah itu dimasukkan nilai untuk masing-masing kriteria seperti berikut : Nama kriteria Nilai

Temperatur 28

Tekstur Halus

Ketebalan 18

PH 5

4. Dalam sistem dilakukan perhitungan normalisasi dengan rumus 2.1. hasil dari proses normalisasi adalah sebagai berikut :

Nama kriteria Nilai normalisasi

Temperatur 0.30

Tekstur 0.22

Ketebalan 0.19

PH 0.30

5. Telah diketahui tabel bobot beserta konversinya sebagai berikut : Nama bobot Nilai Konversi

S1 7 1

S2 5 0.6

S3 3 0.3

N 1 0

(81)

Tabel 3.13 perhitungan kriteria temperatur Temperatur

Nama tanaman Nilai Nilai setelah konversi Nilai konversi x normalisasi

Padi Sawah Irigasi 7 1 1 x 0.30 = 0.3

Iles-iles 7 1 1 x 0.30 = 0.3

Kedelai 5 0.6 0.6 x 0.30 = 0.18

Kacang Tanah 5 0.6 0.6 x 0.30 = 0.18

Kacang Hijau 3 0.3 0.6 x 0.30 = 0.18

Kacang Tunggak 7 1 1 x 0.30 = 0.3

Padi Tadah Hujan 7 1 1 x 0.30 = 0.3

Padi Gogo 7 1 1 x 0.30 = 0.3

Padi Sawah Lebak 7 1 1 x 0.30 = 0.3

Jagung 5 0.6 0.6 x 0.30 = 0.18

Gandum 1 0 0

Ubi kayu 7 1 1 x 0.30 = 0.3

Ubi Jalar 5 0.6 0.6 x 0.30 = 0.18

Talas 7 1 1 x 0.30 = 0.3

Tabel 3.14 Perhitungan kriteria tekstur tanah Tekstur Tanah

Nama tanaman Nilai Nilai setelah konversi Nilai konversi x normalisasi

Padi Sawah Irigasi 7 1 1 x 0.22 = 0.22

Iles-iles 5 0.6 0.6 x 0.22 = 0.132

Kedelai 7 1 1 x 0.22 = 0.22

Kacang Tanah 7 1 1 x 0.22 = 0.22

Kacang Hijau 7 1 1 x 0.22 = 0.22

Kacang Tunggak 7 1 1 x 0.22 = 0.22

Padi Tadah Hujan 7 1 1 x 0.22 = 0.22

Padi Gogo 7 1 1 x 0.22 = 0.22

Padi Sawah Lebak 7 1 1 x 0.22 = 0.22

Jagung 7 1 1 x 0.22 = 0.22

Gandum 7 1 1 x 0.22 = 0.22

Ubi kayu 5 0.6 0.6 x 0.22 = 0.132

Ubi Jalar 5 0.6 0.6 x 0.22 = 0.132

Talas 5 0.6 0.6 x 0.22 = 0.132

Tabel 3.15 Perhitungan kriteria ketebalan gambut Ketebalan Gambut

Nama tanaman Nilai Nilai setelah konversi Nilai konversi x normalisasi

Padi Sawah Irigasi 7 1 1 x 0.19 = 0.19

Iles-iles 7 1 1 x 0.19 = 0.19

(82)

Kacang Tanah 7 1 1 x 0.19 = 0.19

Kacang Hijau 7 1 1 x 0.19 = 0.19

Kacang Tunggak 7 1 1 x 0.19 = 0.19

Padi Tadah Hujan 7 1 1 x 0.19 = 0.19

Padi Gogo 7 1 1 x 0.19 = 0.19

Padi Sawah Lebak 7 1 1 x 0.19 = 0.19

Jagung 7 1 1 x 0.19 = 0.19

Gandum 7 1 1 x 0.19 = 0.19

Ubi kayu 7 1 1 x 0.19 = 0.19

Ubi Jalar 7 1 1 x 0.19 = 0.19

Talas 7 1 1 x 0.19 = 0.19

Tabel 3.16 Perhitungan kriteria PH PH

Nama tanaman Nilai Nilai setelah konversi Nilai konversi x normalisasi

Padi Sawah Irigasi 5 0.6 0.6 x 0.30 = 0.18

Iles-iles 7 1 1 x 0.30 = 0.3

Kedelai 5 0.6 0.6 x 0.30 = 0.18

Kacang Tanah 5 0.6 0.6 x 0.30 = 0.18

Kacang Hijau 3 0.3 0.3 x 0.30 = 0.09

Kacang Tunggak 3 0.3 0.3 x 0.30 = 0.09

Padi Tadah Hujan 5 0.6 0.6 x 0.30 = 0.18

Padi Gogo 5 0.6 0.6 x 0.30 = 0.18

Padi Sawah Lebak 5 0.6 0.6 x 0.30 = 0.18

Jagung 3 0.3 0.3 x 0.30 = 0.09

Gandum 3 0.3 0.3 x 0.30 = 0.09

Ubi kayu 5 0.6 0.6 x 0.30 = 0.18

Ubi Jalar 5 0.6 0.6 x 0.30 = 0.18

Talas 5 0.6 0.6 x 0.30 = 0.18

7. Kemudian nilai-nilai yang didapatkan setiap tanaman dalam setiap kriteria yang dipilih dijumlahkan sehingga menghasilkan penjumlahan seperti berikut :

Tabel 3.17 Hasil penjumlahan setiap tanaman Nama tanaman Hasil penjumlahan Persentase

Padi Sawah Irigasi 0.89 89 %

Iles-iles 0.922 92.2 %

Kedelai 0.77 77 %

Kacang Tanah 0.77 77 %

(83)

Kacang Tunggak 0.8 80 %

Padi Tadah Hujan 0.89 89 %

Padi Gogo 0.89 89 %

Padi Sawah Lebak 0.89 89 %

Jagung 0.68 68 %

Gandum 0.5 50 %

Ubi kayu 0.802 80.2 %

Ubi Jalar 0.682 68.2 %

Talas 0.802 80.2 %

8. Langkah terakhir adalah mengurutkan tanaman mulai dari persentase tertinggi hingga persentase terendah

Tabel 3.18 Hasil pe

Gambar

Gambar 3.1 Use case diagram
Tabel 3.7 Narasi use case melihat info kriteria
Tabel 3.8 Narasi use case melakukan proses seleksi
Tabel 3.12 Narasi use case proses logout
+7

Referensi

Dokumen terkait

Selanjutnya dalam pelaksanaan inovasi kurikulum yang ada di MTs N Watulimo kepastian akan kebutuhan-kebutuhan inovasi seperti kebutuhan penambahan tenaga kependidikan, sarana

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui “Pengaruh Theory of Planned Behavior Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa dengan Variabel Moderating (Studi Kasus Mahasiswa

Ada perbedaan yang bermakna durasi menangis bayi pada bayi prematur yang dilakukan tindakan facilitated tucking dan musik saat dilakukan tindakan pengambilan

district (area parkir jalan Nibung Baru) dan landmark (Pasar Petisah) sebagai square berpotensi dipadukan dengan kegiatan street sebagai suatu linkage visual..

Berdasarkan hasil tersebut, harga tidak terpaut jauh dengan metode yang telah diterapkan Sekolah Nasima yang berarti bahwa walaupun selama ini Sekolah Nasima

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat, kasih dan rahmat-Nya, terutama dalam perkuliahan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN-PROGRAM STUDI MANAJEMEN PERYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS Saya yang bertanda tangan di bawah ini, dengan ini menyatakan

[r]