• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA SEKOLAH DI SMP NEGERI 1 SUWAWA KABUPATEN BONE BOLANGO. Oleh: ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA SEKOLAH DI SMP NEGERI 1 SUWAWA KABUPATEN BONE BOLANGO. Oleh: ABSTRAK"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA SEKOLAH DI SMP NEGERI 1 SUWAWA KABUPATEN BONE BOLANGO

Oleh: Susanti Uno

Dr. Hj. Nina Lamatenggo, M.Pd * dan Warni T. Sumar, S.Pd, M.Pd **

ABSTRAK

Susanti Uno, 2013. Pengelolaan Sarana dan Prasarana Sekolah di SMP Negeri 1 Suwawa Kabupaten Bone Bolango. Program Studi Manajemen Ilmu Pendidikan Jurusan Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Dr. Hj. Nina Lamatenggo, M.Pd dan Pembimbing II Warni T. Sumar, S.Pd, M.Pd.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengelolaan Sarana dan Prasarana Sekolah di SMP Negeri 1 Suwawa Kabupaten Bone Bolango dalam perencanaan pengadaan barang, pengadaan barang, penginvetarisan/ penyimpanan barang, pendistribusian/ pemanfaatan barang di SMP Negeri 1 Suwawa di kecamatan suwawa dan untuk mengetahui gambaraan tentang kinerja kepala sekolah dalam penghapusan barang di SMP Negeri 1 Suwawa.

Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pengumpulan data melalui obervasi wawancara, dan dokumentasi.

Hasil penelitian yaitu; 1) Perencanaan pengadaan barang di SMP Negeri 1 Suwawa di Kecamatan Suwawa bahwa dengan membuat daftar daftar kebutuhan yang dimasukan dalam Rencana Anggaran Pembelanjaan Sekolah pembahasannya melibatkan seluruh elemen sekolah melalui rapat dewan guru berdasarkan dengan program-program yang dilaksanakan oleh sekolah terutama kegiatan guru dan siswa dalam menjalankan kegiatan belajar mengajar di sekolah yang diterapkan langsung pada peserta didik sehingga manfaatnya dirasakan langsung oleh peserta didik itu sendiri. 2) Penginventarisan barang di SMP Negeri 1 Suwawa di Kecamatan Suwawa melalui pengaturan, dan pencatatan barang-barang, menyusun daftar barang yang menjadi milik sekolah yang bersangkutan ke dalam suatu daftar inventaris barang secara teratur dan menurut ketentuan yang berlaku adapun elemen sekolah bertanggung jawab inventaris barang yang didukung oleh pemberian arahan oleh kepala sekolah, 3) Pendistribusian barang di SMP Negeri 1 Suwawa di Kecamatan Suwawa oleh pihak sekolah menggunakan dalam masing-masing kegiatan belajar mengajar di sekolah, sehingga dirasakan langsung manfaatnya oleh guru-guru dalam proses pembelajaran, 5) Penghapusan barang di SMP Negeri 1 Suwawa di Kecamatan Suwawa Barang-barang yang ada di sekolah berupa sarana dan prasaran yang dalam kondisi rusak berat. AdapunPenghapusan barang dilakukan berkoordinasi dengan dinas pendidikan Kabupaten Bone Bolango dengan mengirimkan surat permohonan serta membuat berita acara untuk penghapusan barang yang sudah habis masa pakainya.

Adapun saran dalam penelitian ini yaitu; 1) Diharapkan kepada komite sekolah dan tokoh-tokoh masyarakat selalu melibatkan diri dalam memberikan masukan-masukan pada perencanaan, pelaksanaan dan mengawasi pelaksanaan program kerja sekolah, terutama dalam mengelola sarana dan prasarana disekolah, 2) Diharapkan kepada pemerintah kabupaten dalam hal ini Dinas Pendidikan untuk dapat meningkatkan kompetensi dan pengetahuan kepala sekolah, komite sekolah, pendidik (guru) dan tata usaha sekolah tentang pengelolaan sarana dan psrasarana sekolah agar dapat berperan secara maksimal di sekolah untuk peningkatan mutu pendidikan lebih baik dimasa yang akan datang

Kata Kunci : Pengelolaan, Sarana dan Prasarana .

(2)

Pendahuluan

Sesungguhnya pendidikan sangat menunjang bagi setiap kemajuan suatu bangsa dalam mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang handal, dalam arti mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi. Kemajuan pendidikan merupakan suatu proses yang dapat mencerminkan dan meramalkan suatu kehidupan bangsa. Kenyataan menunjukkan bahwa kemakmuran suatu masyarakat dan bangsa banyak dipengaruhi oleh kemajuan sektor pendidikan.

Sekolah sebagai institut pendidikan formal terdiri atas beberapa komponen yang meliputi guru, kepala sekolah, dan siswa. Ketiga komponen ini memiliki peran masing-masing,seperti guru adalah sebagai pelaksana proses pembelajara, kepala sekolah sebagai pendukung utama proses pembelajaran dan siswa sebagai peserta didik yang perlu dikembangkan potensinya keterampilan sebagai bekal mereka dimasa yang akan datang. Ketiga koponenn ini merupakan suatu system yang mempunyai keterkaitan antar satu dengan komponen lainya guna terwujudnya tujuan sekolah. Fungsi dan tugas dari kepala sekolah dalam lingkungan sekolah adalah sebagai pendukung utama kegiatan proses pembelajaran. Dalam kaitannya dengan tugas yang di emban kepala sekolah harus memiliki kemampuan manajemen yang memadai, dalam mengerjakan pekerjaan yang

telah menjadi beban tugas masing- masing kepala sekolah secara tepat dan benar.

Selain itu, kepala sekolah yang ada dilingkungan sekolah, tidak cukup hanya dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan mengenai pengelolaan sarana dan prasarana sekolah saja, akan tetapi harus dibekali pula dengan kemampuan bekerja sama, guna mencapai tujuan lembaga pendidikan yang telah ditetapkan. Guna untuk mencapai tujuan yang telah dikemukakan tersebut, setiap kepala sekolah harus mampu mengarahkan pandangan jauh kedepan dengan mempergunakan pengetahuan dan pengalaman-pengalaman yang telah dimilikinya agar mampu mewujudkan tugas-tugasnya secara kreatif. Kemampuan itu tidak saja sebagai usaha pengembangan metode dan alat sesuai dengan sifat bidang kerjanya, akan tetapi juga menyangkut aspek-aspek yang berkenaan dengan pengendalian kerja sama yang memungkinkan tujuan tercapai secara efektif. Pengendalian kerja sama itu berkenaan dengan berbagai kegiatan seperti : perencanaan, pengorganisasian, koordinasi, control, evaluasi, dan perwujudan komunikasi yang terarah secara optimal pada pencapaian tujuan bersama. Dengan kata lain setiap kepala sekolah pada sekolah harus terlibat secara aktif dalaam kegiatan manajemeen operatif sekolah. Dan tentunya hal ini di tunjang oleh adanya pengetahuan, keterampilan, dan keahlian dalam menyusun perencanaan, melakukan pengorganisasian dan koordinasi. Komponen yang

(3)

mengelolah pendidikan pada sekolah terdiri dari kepala sekolah, guru, dan siswa. Komponen-komponen ini merupakan system yang bersifat integral dan tidak dapat dipisahkan dalam pelaksanaan kegiatan proses pembelajaran. Dengan keterpaduan komponen ini sekolah akan menjadi lebih bermutu dan mampu melahirkan siswa-siswa yang memiliki lulusan yang berkualitas pula. Tentunya kondisi ini akan terwujud apabila para pegawai tata usaha sebagai salah satu komponen terpenting dalam penyelenggaraan proses pendidikan di sekolah memiliki kemampuan yang memadai, sehingga dapat memperlancar pengelolaan administrasi sekolah sesuai dengan tuntutan manajemen pendidikan yang profesional.

Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang merupakan salah satu lembaga pendidikan formal lanjutan tingkat pendidikan pertama. Tujuan SMP yaitu untuk meningkatkan mutu dan prestasi siswa sesuai dengan potensi yang dimiliki. oleh karena itu pengelolaanya secara terpadu, baik segi guru sebagai pelaksana kegiatan pembelajaran, maupun kepala sekolah di sekolah. Peningkatan mutu pendidikan di SMP harus dilakukan secara terpadu, sistematis dan berkesinambungan, baik terhadap siswa,ketenagaan, sarana dan prasarana, penyedia dana dan pengolahannya, maupun organisasi dan administrasi sekolah, proses pembelajaran, kerja sama sekolah dengan masyarakat. Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang efektif, bermutu dan faforit tidak lepas dari ketersediaan fasilitas

pendidikan. Dengan kata lain bahwa keberadaan fasilitas pendidikan di sekolah mencerminkan kualitas proses dan hasil out pendidikan yang berlangsung pada suatu sekolah. Dengan adanya fasilitas yang memadai pada suatu sekolah berarti siswa dalam aktivitas pembelajaran tidak semata-mata hanya belajar teori sesemata-mata, tetapi lebih mendekatkan diri pada kondisi yang lebih riil yang di alami oleh siswa setelah selesai menempuh pendidikan di SMP. Dengan demikian siswa memiliki keterampilan baik yang melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi maupun kembali hidup di masyarakat. Sehubungan dengan keberadaan fasilitas sarana dan prasarana di sekolah maka sangat dibutuhkan pengelolaan yang optimal, dan tentunya hal ini merupakan tugas dan fungsi kepala sekolah sebagai personal pendukung kelancaran proses pendidikan di sekolah. Oleh karena itu kepala sekolah dalam mengelolah fasilitas sarana dan prasarana disekolah, diperlukan serangkaian kemampuan yang memadai, sebagai modal dalam mengefektifkan pelaksanaan tugasnya.

Bertolak dari pemaparan diatas dapat dipahami bahwa, kepala sekolah dalam mengelola sarana dan prasarana berkaitan langsung dengan segala kegiatan di sekolah. Dengan demikian tanpa kehadiran kepala sekolah, kegiatan pengelolaan sarana dan prasarana sekolah akan mengalami kemandekan. Kondisi ini dapat menimbulkan akibat secara langsung pada aktivitas sekolah

(4)

seperti ; kegiatan proses pembelajaran tidak mulus, dan pengelolaan sekolah berjalan tidak efektif dan efisien.

Berdasarkan observasi awal di pada beberapa SMP di Kecamatan suwawa Kabupaten Bonebolango bahwa kepala sekolah yang bekerja kurang memahami dengan baik tugas yang telah di bebankan dan sekaligus menjadi tanggung jawabnya sebagai kepala sekolah. Pengelolaan sarana dan prasarana menunjukkan pengelolaan sarana dan prasarana di sekolah hanya terfokus pada kegiatan pencatatan hal-hal tertentu saja. Misalnya pengisian daftar hadir siswa dan guru, pembuatan RABS, dan membuat program pembelajaran. Sedangkan mengenai system pemeliharaan, perawatan praktis kurang diperhatikan dengan optimal. Misalnya bila ada barang masuk tidak langsung di simpan dan di invetariskan, kemudian diberi nomor kode, dan bila ada barang yang sudah tidak di pergunakan dalam arti sudah tidak sesuai dengan kurikulum tidak langsung di adakan penghapusan. Disamping itu, ada sebagian kepala sekolah dalam mengelola sarana dan prasarana disekolah selalu menunggu petunjuk dan perintah dari pengawas. Sedangkan inisiatif sebagai bentuk rasa tanggung jawab dengan penuh kesadaran yang benar-benar dari diri sendiri masih jarang ditemukan. Berbagai masalah yang disampaikan diatas bila tidak di antisipasi secara profesional maka aktivitas sarana dan prasarana sekolah akan terganggu dan secaraa

umum aktivitas sekolah kurang berjalan secara optimal, dan fungsi sekolah sebagai lembaga penyelenggara kegiatan proses belajar akan terlambat dan kurang mampu memenuhi tuntutan kualitas pendidikan.

Oleh karena masalah ini sangat mempengaruhi system tatanan manajemen sekolah khususnya pada Sekolah Menengah Pertama di Kecamatan Suwawa maka penulis berusaha mencari solusinya dalam kajian ilmiah dengan judul “Pengelolaan Sarana dan Prasarana Sekolah di SMP Negeri 1 Suwawa Kabupaten Bone Bolango”.

Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

a. Perencanaan pengadaan barang di SMP Negeri 1 Suwawa di Kecamatan Suwawa b. Penginventarisan barang di SMP Negeri 1

Suwawa di Kecamatan Suwawa

c. Pendistribusian barang di SMP Negeri 1 Suwawa di Kecamatan Suwawa

d. Penghapusan barang di SMP Negeri 1 Suwawa di Kecamatan Suwawa.

Adapun yang menjadi tujuan penelitian berdasarkan rumusan masalah di atas adalah :

a. Untuk mengetahui gambaran tentang perencanaan pengadaan barang di SMP Negeri 1 Suwawa di Kecamatan Suwawa

(5)

b. Untuk mengetahui gambaran tentang penginvetarisan barang di SMP Negeri 1 Suwawa di Kecamatan Suwawa

c. Untuk mengetahui gambaran tentang pendistribusian barang di SMP Negeri 1 Suwawa di Kecamatan Suwawa

d. Untuk mengetahui gambaran tentang penghapusan barang di SMP Negeri 1 Suwawa di Kecamatan Suwawa.

Tinjauan Pustaka

Pengelolaan fasilitas sarana dan prasarana merupakan suatu upaya setiap kepala sekolah untuk melaksanakan suatu pekerjaan yang mempunyai suatu tujuan tertentu atau seluk beluk usaha yang di jalankan dalam mencapai tujuan dengan memanfaatkan potensi yang ada, yang di lakukan oleh kepala sekolah untuk mencapai tujuan yang di kerjakan di bawah perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan koordinasi. kemampuan kepala sekolah dalam melaksanakan fungsi dan tugas ini di sekolah salah satu wujudnya adalah bentuk pengelolaan administrasi fasilitas sarana dan prasarana pendidikan.

Menurut Mulyasa (2002 : 49) “ pengelolaan fasilitas sarana dan prasarana pendidikan adalah serangkaian aktivitas administrasi yang mengurus segala peralatan dan perlengkapan yang secara langsung di pergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja, kursi, serta alat-alat dan media pengajaran.” Berdasarkan uraian

tersebut dapat disimpulkan bahwa strategi kepala sekolah dalam mengelola sarana dan prasarana adalah serangkaian daya upaya dalam perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang diprasyaratkan sesuai dengan kondisi yang di harapkan sehingga dapat mengatur dan menjaga fasilitas pendidikan dan sekaligus dapat memberikan konstribusi secara optimal dan berarti bagi kelancaran proses pendidikan di sekolah. Selain itu Menurut Mulyasa (2002 : 49) “ pengelolaan fasilitas sarana dan prasarana pendidikan adalah serangkaian aktivitas administrasi yang mengurus segala peralatan dan perlengkapan yang secara langsung di pergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususny proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja, kursi, serta alat-alat dan media pengajaran.”

Pengelolaan diartikan sebagai suatu rangkaian pekerjaan atau usaha yang dilakukan oleh sekelompok orang umtuk melakukan serangkaian kerja dalam mencapai tujuan tertentu. Definisi pengelolaan oleh para ahli terdapat perbedaan – perbedaan. hal ini disebabkan karena para ahli meninjau pengertian dari sudut yang berbeda-beda. ada yang meninjau pengelolaan dari segi fungsi, benda kelembagaan, dan yang meninjau pengelolaan sebagai suatu kesatuan.

Menurut Wardoyo (1980 : 41) memberikan definisi pengelolaan adalah suatu rangkai kegiatan yang berintikan perencanaan, pengorganisasian

(6)

penggerakan, dan pengawasan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Sedangkan Menurut Harsoyo (1997 : 121) Pengelolaan adalah suatu istilah yang berasal dari kata “kelola” mengandung arti serangkaian usaha yangbertujuan untuk menggali dan memanfaatkan segala potensi yang di miliki secara efektif dan efisien guna mencapai tujuan tertentu yang telah direncanakan sebelumnya.

Menurut Djam’an Satori (1980 : 4 ) Pengelolaan pendidikan dapat diartikan sebagai keseluruhan proses kerja sama dengan memanfaatkan semua sumber personil dan materil yang tersedia dan sesuai untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien. Menurut E. Mulyasa pengelolaan merupakan keterampilan guru untuk menciptakan iklim pembelajaran yang konduktif, dan mengendalikannya jika terganggu dalam pembelajaran. Sedangkan menurut Made Pidarta ( 1988 : 4 ) Pengelolaan pendidikan diartikan sebagai aktivitas memadukan sumber-sumber pendidikan agar terpusat dalam usaha mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya.

Dari uraian di atas dapatlah disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan pengelolaan adalah suatu rangkaian kegiatan yang berintikan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan yang bertujuan menggali dan

memanfaatkan sumber daya alam yang dimiliki secara efektif untuk mencapai tujuan.

Sarana dan Prasarana sekolah merupakan salah satu faktor penunjang dalam pencapaian keberhasilan proses belajar mengajar di sekolah. Tentunya hal tersebut dapat dicapai apabila ketersedian sarana dan prasarana yang memadai disertai dengan pengelolaan secara optimal.Seiring dengan diberlakukannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau yang lebih dikenal dengan istilah KTSP dimana penerapan desentralisasi pengambilan keputusan, memberikan hak otonomi penuh terhadap setiap tingkat satuan pendidikan, untuk mengoptimalkan penyedian, pendayagunaan, perawatan dan pengendalian sarana dan prasarana pendidikan. Sekolah dituntut untuk memiliki kemandirian untuk mengatur dan mengurus kebutuhan sekolah menurut kebutuhan berdasarkan aspirasi dan partisipasi warga sekolah dengan tetap mengacu pada peraturan dan perundang undangan pendidikan nasional yang berlaku. Untuk mewujudkan dan mengatur hal tersebut pemerintah melalui PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar nasional Pendidikan, pasal 1 ayat (8) mengemukakan standar sarana dan prasarana adalah Standar Nasional Pendidikan yang berkaitan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat olah raga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berekreasi dan berkreasi, serta sumber belajar lain yang diperlukan untuk menunjang

(7)

proses pembelajaran termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. pada Bab VII Pasal 42 dengan tegas disebutkan bahwa; (1) Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.

Sarana dan prasarana pendidikan juga menjadi salah satu tolok ukur dari mutu sekolah. Tetapi fakta dilapangan banyak ditemukan sarana dan prasarana yang tidak dioptimalkan dan dikelola dengan baik untuk itu diperlukan pemahaman dan pengaplikasian manajemen sarana dan prasarana pendidikan persekolahan berbasis sekolah. Bagi pengambil kebijakan di sekolah pemahaman tentang sarana dan prasarana akan membantu memperluas wawasan tentang bagaimana ia dapat berperan dalam merencanakan, menggunakan dan mengevaluasi sarana dan prasarana yang ada sehingga dapat dimanfaatkan dengan optimal guna mencapai tujuan pendidikan. Ketersediaan sarana dan prasarana merupakan salah satu komponen penting yang harus terpenuhi dalam menunjang sistem pendidikan. Menurut Ketentuan Umum Permendiknas no. 24 tahun 2007, sarana adalah perlengkapan pembelajaran yang dapat dipindah-pindah, sedangkan prasarana adalah fasilitas dasar untuk menjalankan fungsi sekolah/madrasah. Sarana pendidikan antara lain gedung, ruang kelas,

meja, kursi serta alat-alat media pembelajaran. Sedangkan yang termasuk prasarana antara lain seperti halaman, taman, lapangan, jalan menuju sekolah dan lain-lain. Tetapi jika dimanfaatkan secara langsung untuk proses belajar mengajar, maka komponen tersebur merupakan sarana pendidikan.

Menurut Rugaiyah (2011:63), Manajemen sarana dan prasarana adalah kegiatan pengelolaan sarana dan prasarana yang dilakukan oleh sekolah dalam upaya menunjang seluruh kegiatan baik kegiatan pembelajaran maupun kegiatan lain sehingga seluruh kegiatan berjalan dengan lancar. Menurut Asmani (2012:15), manajemen sarana dan prasarana adalah manajemen sarana sekolah dan sarana bagi pembelajaran, yang meliputi ketersediaan dan pemanfaatan sumber belajar bagi guru, siswa serta penataan ruangan-ruangan yang dimiliki.

Sarana pendidikan adalah semua perangkat peralatan,bahan dan perabot yang secara langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah, seperti : ruang, buku, perpustakaan, laboratorium dan sebagainya. Sedangkan Prasarana pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang proses pendidikan di sekolah. Dalam pendidikan misalnya lokasi atau tempat, bangunan , lapangan olahraga, ruang dan sebagainya. Dari uraian tersebut, Sarana dan Prasarana pendidikan dapat didefinisikan sebagai proses kerja sama pendayagunaan semua

(8)

sarana dan prasrana pendidikan secara efektif dan efisien.

Bafadal (2003-14). Definisi ini menunjukkan bahwa sarana dan prasarana yang ada disekolah perlu didayagunakan dan dikelola untuk kepentingan proses pembelajaran di sekolah. pengelolaan itu dimaksudkan agar dalam menggunakan sarana dan prasarana di sekolah bisa berjalan dengan efektif dan efisien. Pengelolaan sarana dan prasarana merupakan kegiatan yang amat penting di sekolah, karena keberadaannya akan sangat mendukung terhadap suksesnya proses pembelajaran di sekolah. Dalam mengelola sarana dan prasarana di sekolah dibutuhkan suatu proses sebagaimana terdapat dalam manajemen yang ada pada umumnya, yaitu : mulai dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pemeliharaan, dan pengawasan. Apa yang di butuhkan oleh sekolah perlu direncanakan dengan cermat berkaitan dengan sarana dan prasarana yang mendukung

semua proses pembelajaran. Sarana pendidikan ini berkaitan erat dengan

semua perangkat, peralatan, bahan dan perabot yang secara langsung digunakan dalam proses belajar mengajar. Sedangkan prasarana pendidikan berkaitan dengan semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah seperti ; ruang, perpustakaan, kantor sekolah, UKS, ruang osis, tempat parkir, ruang laboratorium, dll.

Depdiknas (2008-37), membedakan antara sarana pendidikan dan prasarana pendidikan. sarana pendidikan adalah semua perangkat peralatan, bahan, dan perabot yang secara langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah. Berkaitan dengan ini, prasarana pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses pendidikan di sekolah. penekanan pada pengertian tersebut ialah pada sifatnya, sarana bersifat langsung, dan prasarana tidak bersifat langsung dalam menunjang proses pendidikan. Dengan begitu, manajemen sarana dan prasarana pendidikan dapat diartikan sebagai segenap proses pengadaan dan pendayagunaan komponen-komponen yang secara langsung maupun tidak langsung menunjang proses pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Proses-proses yang dilakukan dalam upaya pengadaan dan pendayagunaan, meliputi perencanaan, pengadaan, pengaturan, penggunaan, dan penghapusan. Proses manajemen sarana dan prasarana diawali dengan perencanaan. proses perencanaan dilakukan untuk mengetahui sarana dan prasarana apa saja yang dibutuhkan di sekolah. proses berikutnya adalah pengadaan, yakni serangkaian kegiatan menyediakan berbagai jenis sarana dan prasarana sesuai dengan apa yang sudah direncanakan. proses selanjutnya ialah pengaturan. dalam pengaturan, terdapat kegiatan inventarisasi, penyimpanan, dan pemeliharaan. kemudian

(9)

prosesnya lagi ialah penggunaan, yakni pemanfaatan sarana dan prasarana pendidikan untuk mendukung proses pendidikan. dalam proses ini harus diperhatikan prinsip efektivitas dan efesiensinya. terakhir adalah proses penghapusan, yakni kegiatan menghilangkan sarana dan prasarana dari daftar inventaris.

Sarana pendidikan dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam, yaitu berdasarakan habis tidaknya, berdasarkan bergerak tidaknaya, dan berdasarkan hubungan dengan proses pembelajaran. apabila dilihat dari habis tidaknya dipakai, ada dua macam, yaitu sarana pendidikan yang habis dipakai dan sarana pendidikan tahan lama. apabila dilihat dari bergerak atau tidaknaya pada saat pembelajaran juga ada dua macam, yaitu bergerak dan tidak bergerak.sementara dilihat dari hubungan sarana tersebut terhadap proses pembelajaran, ada tiga macam, yaitu alat pelajaran, alat peraga, dan media pembelajaran. Sarana pendidikan yang habis pakai merupakan bahan atau alat yang apabila digunakan dapat habis dalam waktu yang relatif singkat. misalnya, kapur tulis, tinta priter, kertas tulis, dan bahan-bahan kimia untuk praktik. kemudian, ada pula sarana pendidikan yang berubah bentuk, misalnya, kayu,besi, dan kertas karton yang sering digunakan oleh guru dalam mengajar. selain itu, sarana pendidikan tahan lama adalah bahan atau alat yang dapat digunakan secara terus-menerus atau berkali-kali dalam waktu yang relatif lama. conohnya meja

dan kursi, komputer, atlas, globe, dan alat-alat olahraga.

Dalam hubungannya dengan proses pembelajaran, sarana pendidikan dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu alat pelajaran, alat peraga, dan media pengajaran. alat pelajaran adalah alat yang dapat digunakan secara langsung dalam proses pembelajaran, misalnya, buku, alat peraga, alat tulis, dan alat praktik. alat peraga merupakan alat bantu pendidikan yang dapat berupa perbuatan-perbuatan atau benda-benda yang dapat mengkonkretkan materi pembelajaran. materi pembelajaran yang tadinya abstrak dapat dikonkretkan melalui alat peraga sehingga siswa lebih mudah dalam menerima pelajaran. Media pengajaran adalah sarana pendidikan yang berfungsi sebagai perantara (medium) dalam proses pembelajaran sehingga meningkatkan efektivitas dan efesiensi dalam mencapai tujuan pendidikan. media pengajaran ada tiga jenis, yaitu visual,audio, dan audiovisual. Prasarana pendidikan di sekoalah dapat diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu prasarana langsung dan prasarana tidak langsung.

Prasarana langsung adalah prasarana yang secara langsung digunakan dalam proses pembelajaran, misalnaya ruang kelas, ruang laboratorium, ruang praktik, dan ruang komputer. prsarana tidak langsung adalah prasarana yang tidak digunakan dalam proses pembelajaran, tetapi sangat menunjang proses pembelajaran, misalnya

(10)

ruang kantor, kantin sekolah, tanah dan jalan menuju sekolah, kamar kecil, ruang UKS, ruang guru, ruang kepala sekolah, taman, dan tempat parkir kenderaan.

Proses-proses yang dilakukan dalam pengelolaan sarana dan prasarana tersebut dapat dipadukan sehingga membentuk suatu siklus manajemen sarana dan prasarana pendidikan (Barnawi & Arifin 2012:48).

Metode Penulisan

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, mengingat penelitian ini berbentuk tindakan atau kegiatan seseorang ataupun beberapa orang berkenaan Pengelolaan sarana dan prasarana. Obyek penelitian adalah bersifat alami (natural), data yang diungkapkan berbentuk kata-kata, kalimat-kalimat, paragraf-paragraf, dokumen-dokumen dan bukan berupa angka-angka. Obyek penelitian tidak diberi perlakukan khusus atau dimanipulasi oleh peneliti sehingga data yang diperoleh tetap berada pada kondisi alami sebagai salah satu kriteria penelitian kualitatif. Data yang diperoleh melalui teknik

observasi, wawancara dan studi dokumentasi kemudian dianalisis secara induktif

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Menurut Bogdan dan Biklen (dalam Arifin: 2009) data penelitian kualitatif adalah data yang banyak menggunakan kata-kata subjek, baik lisan maupun tulisan. Penelitian ini mengambil data yang berkaitan dengan fokus penelitian yaitu: (1) Strategi kepala sekolah dalam perencanaan pengadaan barang, (2) strategi kepala sekolah dalam pengadaan barang, (3) strategi kepala sekolah dalam penginventarisan/penyimpanan barang, (4) strategi kepala sekolah dalam pendistribusian/pemanfaatan barang, (5) strategi kepala sekolah dalam penghapusan barang.

Untuk mendapatkan data penelitian ini, maka penulis menggunakan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Wawancara dan Observasi

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif, yaitu proses analisisnya dimulai dengan menelaah dan mengkaji seluruh data yang diperoleh dari berbagai sumber yang terkait. Untuk penganalisaan data yang ditempuh melalui langkah yang dikemukakan oleh Spradley (Sugiono, 2005:102) yakni Reduksi Data, Penyajian Data, Penyajian Kesimpulan Atau Verifikasi PERENCANAAN PENGADAAN PENGATURAN PENGGUNAAN PENGHAPUSAN

(11)

Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian dari berbagai data dan hasil wawancara yang telah dilakukan dari sumber informan tentang Pengelolaan sarana dan prasarana di SMP Negeri 1 Suwawa, temuan yang dilakukan pada bagian ini berdasarkan pada paparan data yang diperoleh di lapangan dan dirumuskan berdasarkan interpretasi data.

Penyajian temuan tersebut bertujuan untuk menjawab permasalahan penelitian sebagaimana telah dikemukakan pada bab pendahuluan. Atas dasar fokus penelitian dan paparan yang telah disajikan sebelumnya akhirnya dihasilkan temuan–temuan sebagai berikut:

1. Perencanaan pengadaan barang di sekolah Proses perencanaan sarana dan prasarana di SMP Negeri 1 Suwawa terdiri dari: (a). Sekolah mengadakan rapat perencanaan sarana dan prasarana sekolah, (b) membuat susunan rencana kebutuhan sarana dan prasarana sekolah, (c) menyeleksi sarana dan prasarana yang telah direncanakan dengan melihat dana yang tersedia, dan (d) menetapkan rencana pengadaan akhir sarana dan prasarana sekolah.

Hal-hal yang di jalankan dalam proses perencanaan pengadaan barang tersebut sesuai dengan program-program yang dilaksanakan oleh sekolah. Pengaruh dari hal tersebut sangat banyak, terutama terhadap guru dan siswa dalam

menjalankan KBM setiap hari.

Cara guru-guru dalam mengelola sarana dan prasarana di sekolah yang kemudian diterapkan langsung pada para peserta didik menghasilkan respon yang baik, dan manfaatnya dirasakan langsung oleh peserta didik itu sendiri.

Perencanaan pengadaan barang di SMP Negeri 1 Suwawa di Kecamatan Suwawa bahwa dengan membuat daftar daftar kebutuhan yang dimasukan dalam Rencana Anggaran Pembelanjaan Sekolah pembahasannya melibatkan seluruh elemen sekolah melalui rapat dewan guru berdasarkan dengan program-program yang dilaksanakan oleh sekolah terutama kegiatan guru dan siswa dalam menjalankan kegiatan belajar mengajar di sekolah yang diterapkan langsung pada peserta didik sehingga manfaatnya dirasakan langsung oleh peserta didik itu sendiri

2.Penginventarisan/Penyimpanan Barang di Sekolah

Proses pengiventarisasi/penyimpanan barang yang dilakukan oleh sekolah SMP Negeri 1 Suwawa terdiri dari: kegiatan melaksanakan pengurusan penyelenggaraan, pengaturan, dan pencatatan barang-barang, menyusun daftar barang yang menjadi milik sekolah yang bersangkutan ke dalam suatu daftar inventaris barang secara teratur dan menurut ketentuan yang berlaku.

Faktor pendukung strategi tersebut adalah orang-orang yang bekerja dan bertanggung jawab

(12)

pada bidang itu sendiri.

Penginventarisan barang di SMP Negeri 1 Suwawa di Kecamatan Suwawa melalui pengaturan, dan pencatatan barang-barang, menyusun daftar barang yang menjadi milik sekolah yang bersangkutan ke dalam suatu daftar inventaris barang secara teratur dan menurut ketentuan yang berlaku adapun elemen sekolah bertanggung jawab inventaris barang yang didukung oleh pemberian arahan oleh kepala sekolah.

3. Pendistribusian/Pemanfaatan Barang Disekolah

Dalam hal pendistribusian/pemanfataan barang disekolah, pihak sekolah menggunakan infokus, yang dimana infokus ini bisa dirasakan langsung manfaatnya oleh guru-guru dalam proses pembelajaran.

Untuk proses ini sekolah lebih menakankan pada apa yang menjadi infokus barang itu sendiri.

Pendistribusian barang di SMP Negeri 1 Suwawa di Kecamatan Suwawa oleh pihak sekolah menggunakan dalam masing-masing kegiatan belajar mengajar di sekolah, sehingga dirasakan langsung manfaatnya oleh guru-guru dalam proses pembelajaran

4. Penghapusan Barang di Sekolah

Barang-barang yang ada di sekolah, terutama yang berasal dari pemerintah (Khusus sekolah Negeri) tidak akan selamanya bisa

digunakan atau dimanfaatkan untuk kepentingan pendidikan, hal itu karena rusak berat sehingga tidak dapat dipergunakan lagi, barang tersebut sudah tidak sesuai dengan keadaan atau kebutuhan, biaya pemeliharaannya yang tinggi, jumlah barang tersebut berlebihan sehingga tidak bisa dimanfaatkan dan nilai guna barang tersebut tidak perlu dimanfaatkan.

Dengan keadaan seperti di atas maka barang-barang tersebut harus segera dihapus, artinya menghapus barang-barang inventaris itu (milik Negara) dari daftar inventaris sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Dengan adanya penghapusan ini maka barang tersebut dibebaskan dari biaya perbaikan atau pemeliharaan. Selain itu, dengan adanya penghapusan ini akan meringankan beban kerja inventaris dan membebaskan tanggung jawab sekolah terhadap barang-barang tersebut. Bagi barang-barang yang dihapuskan ini sebagai tindak lanjutnya bisa dilelang, dimanfaatkan untuk kepentingan dinas atau sosial atau dirumahkan.

Penghapusan barang di SMP Negeri 1 Suwawa di Kecamatan Suwawa Barang-barang yang ada di sekolah berupa sarana dan prasaran yang dalam kondisi rusak berat. AdapunPenghapusan barang dilakukan berkoordinasi dengan dinas pendidikan Kabupaten Bone Bolango dengan mengirimkan surat permohonan serta membuat berita acara untuk

(13)

penghapusan barang yang sudah habis masa pakainya.

Kesimpulan Saran

1. Perencanaan pengadaan barang di SMP Negeri 1 Suwawa di Kecamatan Suwawa bahwa dengan membuat daftar daftar kebutuhan yang dimasukan dalam Rencana Anggaran Pembelanjaan Sekolah pembahasannya melibatkan seluruh elemen sekolah melalui rapat dewan guru berdasarkan dengan program-program yang dilaksanakan oleh sekolah terutama kegiatan guru dan siswa dalam menjalankan kegiatan belajar mengajar di sekolah yang diterapkan langsung pada peserta didik sehingga manfaatnya dirasakan langsung oleh peserta didik itu sendiri.

2. Penginventarisan barang di SMP Negeri 1 Suwawa di Kecamatan Suwawa melalui pengaturan, dan pencatatan barang-barang, menyusun daftar barang yang menjadi milik sekolah yang bersangkutan ke dalam suatu daftar inventaris barang secara teratur dan menurut ketentuan yang berlaku adapun elemen sekolah bertanggung jawab inventaris barang yang didukung oleh pemberian arahan oleh kepala sekolah.

3. Pendistribusian barang di SMP Negeri 1 Suwawa di Kecamatan Suwawa oleh pihak

sekolah menggunakan dalam masing-masing kegiatan belajar mengajar di sekolah, sehingga dirasakan langsung manfaatnya oleh guru-guru dalam proses pembelajaran.

4. Penghapusan barang di SMP Negeri 1 Suwawa di Kecamatan Suwawa Barang-barang yang ada di sekolah berupa sarana dan prasaran yang dalam kondisi rusak berat. AdapunPenghapusan barang dilakukan berkoordinasi dengan dinas pendidikan Kabupaten Bone Bolango dengan mengirimkan surat permohonan serta membuat berita acara untuk penghapusan barang yang sudah habis masa pakainya

Adapun saran penelitian yaitu:

1. Diharapkan kepada komite sekolah dan tokoh-tokoh masyarakat selalu melibatkan diri dalam memberikan masukan-masukan pada perencanaan, pelaksanaan dan mengawasi pelaksanaan program kerja sekolah, terutama dalam mengelola sarana dan prasarana disekolah.

2. Diharapkan kepada pemerintah kabupaten dalam hal ini Dinas Pendidikan untuk dapat meningkatkan kompetensi dan pengetahuan kepala sekolah, komite sekolah, pendidik (guru) dan tata usaha sekolah tentang pengelolaan sarana dan psrasarana sekolah agar dapat berperan secara maksimal di

(14)

sekolah untuk peningkatan mutu pendidikan lebih baik dimasa yang akan datang.

Sumber Literatur

http: // imronfauzi.

Wordpress.com/2008/06/12/pengelolaa n sarana dan prasarana pendidikan

Arismunandar. 2006. Pengembangan

KewirausahaanSekolah. Jakarta:

Direktorat Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional. Balitbangdikbud. 1993/1994. Seri Kebijaksanaan

Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan: Pendidikan Dasar,

Jakarta:Depdikbud.

BPPN dan Bank Dunia. 1999. School Based Manajemen. Jakarta: BPPN dan Bank Dunia.

Cook & Macaulay. 1997. Perfect Empowerment ( terjemahan ). Jakarta:Gramedia.

Direktorat Dikmenum. 2000. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Jakarta:Depdiknas.

Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat PLP 2005. Konsep Dasar Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta: Direktorat PLP. Sumarno dkk. (2000). Otonomi Pendidikan. Kertas

Kerja yang Dibahas di Universitas Negeri Yogyakarta dalam Rangka Memberi Masukan kepada Menteri Pendidikan Nasional (tidak dipublikasikan).

Sutisna, Oteng. 1993. Admistrasi Pendidikan:

Dasar Teoritis dan Praktek

Profesional. Bandung: Angkasa.

Thoha. 1995. Kepemimpinan dalam Manajemen. Jakarta: Rajawali.

Undang – Undang Otonomi Daerah. 1999. Jakarta: Sinar Grafika.

Vaizey, John. 1962. The Economic of Education. London: Feber Limited.

White, John. 1990. Educational and The Good

Life. London: Educational Studies. Kogan

Referensi

Dokumen terkait

Dalam hal ini Kapal Boat yang digunakan bertahun-tahun terbuat dari kayu, akan tetapi karena sifat kayu yang mudah lapuk oleh faktor cuaca dan kimia serta

Ada pengaruh yang signifikan antara variabel insentif, motivasi, disiplin kerja, dan pengembangan karir terhadap kinerja karyawan pada Kopermas Al-Mabrur Kudus secara

Untuk menilai konservatisme akuntansi suatu perusahaan, hendaknya mempertimbangkan faktor Struktur Kepemilikan Manajerial, Struktur Kepemilikan Publik, Debt covenant

Pada hari ini Jumat tanggal Tiga bulan Mei tahun dua ribu tiga belas, bertempat di Bidang Permukiman Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Kabupaten Sleman,

Dengan ini mengumumkan/memberitahukan penetapan hasil kualifikasi pengadaan barang/jasa Pekerjaan Belanja Modal Pengadaan Konstruksi/Pembelian Gedung

Perkembangan cara penyampaian informasi yang dikenal dengan istilah Teknologi informasi atau Information Technology (IT) bisa dikatakan telah merasuki ke segala bidang dan ke

Pada hari ini Kamis tanggal dua puluh bulan Agustus tahun Dua ribu lima belas, yang bertandatangan dibawah ini Pejabat Pengadaan pada Dinas Prasarana Wilayah Kabupaten

Namun demikian dimensi orientasi keusahawanan menunjukkan hubungan yang positif dengan prestasi pulangan modal, manakala semua dimensi orientasi