• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III. METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III. METODE PENELITIAN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III. METODE PENELITIAN

3.1. Rancangan Penelitian

Penelitian menggunakan metode eksperimental dan dilakukan di laboratorum. Secara garis besar terdiri dari 4 tahap yaitu :

Tahap I: Menyiapkan bahan penelitian berupa emulsi dari campuran minyak mentah dan air garam dengan salinitas air garam divariasi selanjutnya dilakukan analisis kimia kandungan resin, wax dan asphalten di dalam minyak mentah untuk karakterisasi minyak mentah.

Tahap II: Demulsififikasi emulsi minyak mentah-air garam menggunakan oven gelombang mikro pada tingkat daya listrik tetap dengan salinitas air garam di variasi. Minyak mentah dan air garam yang terpisah diukur presentase pemisahannya untuk memperoleh salinitas yang optimum.

Tahap III : Demulsifikasi emulsi minyak mentah-air garam menggunakan oven gelombang mikro pada tingkat daya listrik yang berbeda dengan salinitas air garam tetap. Minyak mentah dan air garam yang terpisah diukur presentase pemisahannya untuk memperoleh daya listrik yang optimum.

Tahap IV : Demulsifikasi emulsi minyak mentah-air garam menggunakan oven biasa pada suhu dan salinitas tetap sesuai dengan hasil yang diperoleh pada tahap II dan III. Minyak mentah dan air garam yang terpisah diukur waktu dan presentase pemisahannya untuk perbandingan antara demulsifikasi menggunakan oven gelombang mikro terhadap oven biasa.

(2)

3.2. Diagram alir penelitian

Gambar 3. 1 Sekema tahapan penelitian

3.3. Bahan

Bahan baku yang digunakan pada penelitian ini adalah crude-oil

yang berasal dari sumur-sumur minyak di Indonesia yaitu dari Jambi, Berbagai jenis Minyak mentah Emulsifikasi Rpm : 1400 t : 5 menit Analisis Kimia Kajian variabel - Resin - Wax - Asphalten Air garam emulsi

Uji kestabilan Karakterisasi Tujuan1

Tahap I

Demulsifikas i

Kajian variabel - Salinitas Crude oil & Air

Uji : Pemisahan

Hasil terbaik dari pengaruh salinitas Tujuan 2 Tahap II Demulsifikasi Kajian variabel - Daya listrik Crude oil & Air

Hasil terbaik dari

pengaruh daya Tujuan 3

Tahap III

Demulsifikasi

Kajian variabel Perbandingan Demulsifier (oven) Crude oil & Air

Uji : Pemisahan

Hasil terbaik dari perbandingan demusifier

Tujuan 3 Tahap IV

(3)

Riau, Cepu, Blora dan Prabumulih. Bahan bantu pada penelitian ini adalah Garam dapur (NaCl) p.a. dengan kemurnian 99,99 % dan aquadest diperoleh dari Laboratorium Proses Kimia Prodi Teknik Kimia UPN “Veteran” Yogyakarta.

3. 4. Alat

3. 4.1. Alat Utama

Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah Oven Microwave merk SHARP model R-108 SE, no seri 020819703, frequensi 2,450 MHz, daya input 960 Watt, daya output 600 Watt, power suply AC 220 Volt.

Gambar 3. 2 Bagan oven gelombang mikro

Oven gelombang mikro dilengkapi dengan vasilitas tombol pengatur daya mulai tingkat rendah, menengah rendah, menengah, menengah tinggi dan tingkat tinggi serta tombol pengatur waktu atau timer. Bagan alat dapat dilihat pada Gambar 3. 2.

3.4.2. Alat bantu

Alat bantu yang digunakan pada penelitian ini adalah tabung reaksi yang berskala merk Iwaki sebanyak 16 buah, gelas Beker ukuran

Keterangan 1. Pintu MW. 2. Magnetron 3. Piring putar 4. Tabung 5. Pengendali daya 6. Pengatur waktu 1 2 4 3 5 6

(4)

50 ml merk Duran sebanyak 5 buah, Termometer 3 buah, Motor pengaduk dengan merk Tika Labortechnik tipe RW 20n dilengkapi dengan pengatur kecepatan dari 60 rpm sampai dengan 24000 rpm sebanyak 5 buah, pengaduk berbentuk propeler 5 buah dan konduktifity meter merk Horiba tipe SD-10 dengan vasilitas pengukuran pH, salinitas dan daya hantar listrik.

3.5. Rancangan Variabel

3.5.1. Demulsifikasi dengan Variasi Salinitas

Demulsifikasi emulsi minyak mentah-air garam dilakukan 6 run dengan 2 variabel yaitu : salinitas air garam dan waktu untuk setiap jenis minyak mentah. Minyak mentah berasal dari Jambi, Cepu, Blora, Prabumulih dan Riau. Dari demulsifikasi ini akan diperoleh presentase pemisahan terbesar dan suhu demulsifikasi. Salinitas air yang menghasilkan presentase pemisahan terbesar digunakan untuk percobaan pada variabel daya listrik.

Rancangan percobaan demulsifikasi dengan variasi salinitas untuk tiap-tiap jenis minyak mentah dapat dilihat pada Tabel 3.1, 3.2, 3.3, 3.4 dan 3.5.

3.5.2. Demulsifikasi dengan Variasi Daya Listrik.

Demulsifikasi dengan variasi daya listrik menggunakan salinitas air optimum hasil dari percobaan variasi salinitas air. Pada demulsifikasi ini dilakukan 5 run dengan 2 variabel yaitu : daya listrik dan waktu. Demulsifikasi dilakukan terhadap 5 jenis minyak mentah yaitu dari Jambi, Cepu, Blora, Prabumulih dan Riau. Dari demulsifikasi ini akan diperoleh presentase pemisahan terbesar dan suhu demulsifikasi. Hasil presentase pemisahan terbesar dan suhu dibandingkan terhadap demulsifikasi menggunakan pemanasan dengan oven biasa.

(5)

Rancangan percobaan demulsifikasi dengan variasi daya listrik untuk tiap-tiap jenis minyak mentah dapat dilihat pada Tabel 3.1, 3.2, 3.3, 3.4 dan 3.5.

3.5.3. Demulsifikasi dengan Oven Biasa

Demulsifikasi dengan oven biasa menggunakan salinitas optimum, daya listrik optimum dan suhu dari variasi daya listrik. Pada demulsifikasi ini dilakukan 1 run dengan 2 variabel yaitu : jenis minyak mentah dan waktu. Jenis minyak mentah dari Jambi, Cepu, Blora, Riau dan Prabumulih. Dari demulsifikasi ini akan diperoleh presentase pemisahan yang akan dibandingkan terhadap demulsifikasi menggunakan oven gelombang mikro.

Rancangan percobaan perbandingan demulsifikasi antara variasi daya listrik terhadap pemanasan menggunakan oven biasa untuk tiap-tiap jenis minyak mentah dapat dilihat pada Tabel 3. 6.

3. 6. Prosedur Penelitian 3. 6.1. Analisis bahan baku 3. 6.1.1. Aspalten

Analisis kandungan aspalten di dalam minyak mentah dilakukan dengan menimbang minyak mentah sebesar 1 gram. Minyak mentah dilarutkan ke dalam 40 ml n.pentan di dalam gelas Erlemeyer 100 ml. Minyak mentah dan n.pentan diaduk menggunakan magnetic stirrer

selama 4 jam selanjutnya minyak beserta n.Pentan disaring menggunakan kertas saring halus (micropoor). Endapan dilarutkan ke dalam 50 ml toluen di dalam gelas Becker 100 ml. Larutan kemudian disaring, filtrate dipanasi di dalam oven pada suhu 120 0C sampai semua toluen menguap. Endapan atau sisa adalah aspalten, (Ahmed, et.all, 2004). Diagram analisis asphalten dapat dilihat pada Gambar 3.3. berikut.

(6)

Gambar 3.3 Diagram analisis kandungan aspalten. (Ahmed, et.al., 2004)

3. 6.1.2. Resin dan Wax

Analisis kandungan resin dan wax di dalam minyak mentah dilakukan menggunakan GC merk HP. di laboratorium analisis dengan instrument di Jurusan Teknik Kimia FTI UPN “Veteran” Yogyakarta.

3. 6.2. Demulsifikasi dengan Variasi Salinitas

Percobaan pada (run) 1 dilakukan terhadap 10 ml emulsi minyak mentah-air garam dengan salinitas 0 permil. Emulsi dimasukan ke dalam tabung reaksi yang dilengkapi dengan skala. Tabung reaksi beserta emulsi dipanasi menggunakan oven gelombang mikro. Oven gelombang mikro diatur pada tingkat daya 54 Watt atau tegangan 200

Filtrat Pengadukan 4 jam 1 g Crude oil

40 ml Pentan

Larutan Crude oil Aspalten Penyaringan Aspalten Filtrat Pelarutan 50 ml Toluen Larutan Aspalten Penyaringan endapan Aspalten Penguapan T =120 0C Uap toluen

(7)

Volt dan arus rata-rata 0,27 Ampere. Demulsifikasi dimulai sejak oven gelombang mikro dihidupkan sampai waktu lebih kurang 30 menit. Minyak mentah dan air yang terpisah diukur volum (v01) dan suhu (T01)

nya setiap 5 menit.

Demulsifikasi diulangi pada run 2 sampai 6 dengan salinitas 2.5 sampai 20 permil. Dari run 1 sampai 6 akan diperoleh salinitas (Sopt)

yang memberikan hasil pemisahan emulsi minyak mentah–air garam terbanyak.

Percobaan diulangi dengan menggunakan jenis minyak mentah dari Jambi, Cepu, Blora, Riau dan Prabumulih.

3.6.3. Demulsifikasi dengan Variasi Daya Listrik.

Percobaan dimulai dari (run) 7 dilakukan terhadap 10 ml emulsi minyak mentah-air garam dengan salinitas optimum (Sopt). Emulsi

dimasukan ke dalam tabung reaksi yang dilengkapi dengan skala. Tabung reaksi beserta emulsi dipanasi menggunakan oven gelombang mikro. Demulsifikasi dimulai sejak oven gelombang mikro dihidupkan sampai waktu lebih kurang 30 menit Minyak mentah dan air yang terpisah diukur volum (vs1) dan suhu (Ts1) nya setiap 5 menit. Demulsifikasi diulangi

pada run 8 sampai 11 dengan Daya Listrik berbeda dari tingkat daya 54 sampai 432 watt atau pada tegangan 200 dan arus rata-rata 0,27 Ampere sampai tegangan 240 volt dan arus rata-rata 1,8 Ampere.

Dari run 7 sampai 11 akan diperoleh daya listrik optimum (Dopt )

dan suhu (Ts) yang memberikan hasil pemisahan emulsi minyak mentah–

air garam terbanyak. Percobaan diulang dengan emulsi dari minyak mentah-air berbeda yaitu dari Jambi, Cepu, Blora, Riau dan Prabumulih.

3.6.4. Perbandingan Demulsifikasi

Percobaan ini dilakukan pada run 12 dengan cara 10 ml emulsi minyak mentah-air garam pada salinitas optimum (Sopt), dan daya yang

(8)

dilengkapi dengan skala. Tabung reaksi beserta emulsi dipanasi menggunakan oven biasa pada suhu (Topt) minyak mentah dan air yang

terpisah diukur volum (vd1) dan waktu (td1) nya. Waktu pengukuran

dimulai dari 5, 10, 20, 30, 60 menit, 2 jam, sampai 24 jam. Percobaan diulang menggunakan emulsi minyak mentah-air berbeda yaitu dari Jambi, Cepu, Blora, Riau dan Prabumulih.

Waktu (td1).dan volum pemisahan (vd1) dibandingkan terhadap

hasil dari demulsifikasi menggunakan oven gelombang mikro.

3.6.5. Uji Hasil Demulsifikasi

Pada setiap run dilakukan uji kestabilan emulsi, presentase pemisahan pada waktu dan suhu tertentu

3.7. Analisis Data Percobaan.

Pengolahan data hasil penelitian pada tahap I, II, III dan IV menggunakan metode deskriptif. Tahap I menyiapakan emulsi sebagai bahan penelitian dan melakukan analisis kandungan resin, wax dan asphalten untuk karakterisasi berbagai jenis minyak mentah. Pada tahap II melakukan analisis data percobaan untuk mencari salinitas air garam optimum yang menghasilkan prosentase pemisahan emulsi terbanyak. Tahap III menganalisis data percobaan untuk mencari daya listrik optimum dan kondisi operasi yang menghasilkan prosentase pemisahan emulsi terbanyak. Tahap IV membandingkan data percobaan antara demulsifikasi menggunakan oven gelombang mikro terhadap oven biasa pada suhu yang sama.

(9)

Gambar

Gambar 3. 1 Sekema tahapan penelitian
Gambar 3.3 Diagram analisis kandungan aspalten. (Ahmed, et.al., 2004)

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur Alhamdulillah atas Rahmat dan Hidayah dari Tuhan Yang Maha Esa, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan tugas akhir/skripsi yang berjudul Sistem Monitoring

Adapun tujuan diajarkannya pelajaran bahasa Jepang di SMK Nusa Dua adalah (1) untuk membekali siswa dengan ilmu kebahasaan, karena siswa di sekolah tersebut sering

Hasil penelitian yang diperoleh adalah (1) Implementasi media gambar pada pembelajaran tematik yaitu dengan cara : menyiapkan gambar sesuai dengan materi dan memperlihatkan

Kapsul dapat didefinisikan sebagai bentuk sediaan padat, dimana satu macam bahan obat atau lebih dan/atau bahan inert lainnya yang dimasukkan ke dalam cangkang atau wadah kecil

AP atau KAP yang tercatat dalam daftar AP dan KAP tidak aktif sementara waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 Ayat (4) dan Ayat (5) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor

14 Penggunaan layanan informasi untuk meningkatkan pemahaman tentang pendidikan seksual sejak dini pada murid Sekolah Dasar (SD) Kepada peneliti selanjutnya dengan tema yang

• Kestabilan unsur • Struktur Lewis • Ikatan ion • Ikatan kovalen • Ikatan koordinasi • Keelektronegatifan • Ikatan logam.. Berilah nama pada setiap senyawa tersebut..

Hal ini menunjukkan bahwa seorang auditor baik yang puas maupun tidak puas terhadap pekerjaannya tetap dituntut untuk berperilaku independen dan profesional karena