• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME TERHADAP KUALITAS AUDIT DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI ( STUDI EMPIRIS PADA KAP DI BALI).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME TERHADAP KUALITAS AUDIT DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI ( STUDI EMPIRIS PADA KAP DI BALI)."

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME TERHADAP KUALITAS AUDIT DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL

PEMODERASI

(Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Bali)

SKRIPSI

Oleh :

MADE HARDY SUARDINATHA NIM :1215351131

PROGRAM EKSTENSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA

(2)

i

PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME TERHADAP KUALITAS AUDIT DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL

PEMODERASI

(Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Bali)

SKRIPSI

Oleh :

MADE HARDY SUARDINATHA NIM :1215351131

Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

Di Program Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Udayana

(3)

ii

Skripsi ini telah diuji oleh tim penguji dan disetujui oleh Pembimbing, serta diuji pada

tanggal : 23 Juni 2016

Tim Penguji : Tanda Tangan

1. Ketua : Dr. Dodik Ariyanto, SE, M.Si, Ak ……….

2. Sekretaris : Dr. Made Gede Wirakusuma, SE, M.Si, Ak ……….

3. Anggota : I Dewa Nym Wiratmaja, SE, MM, Ak ……….

Mengetahui,

Ketua Jurusan Akuntansi Pembimbing

Dr. I Dewa Nyoman Badera, SE, M.Si, Ak. Dr. Made Gede Wirakusuma, SE, M.Si, Ak

(4)

iii

PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya,

di dalam Naskah Skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh

orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak

terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain,

kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar

pustaka.

Apabila ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat

unsure-unsur plagiasi, saya bersedia diproses sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Denpasar, 7, Juli 2016

Mahasiswa,

Materai Rp.6000,-

Made Hardy Suardinatha

(5)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/ Tuhan Yang Maha

Esa, karena atas berkat rahmat-Nya, skripsi yang berjudul “Pengaruh

Independensi dan Profesionalisme Terhadap Kualitas Audit dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Empiris pada Kantor

Akuntan Publik di Bali)” dapat diselesaikan sesuai dengan yang direncanakan.

Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terimakasih kepada:

1. Dr. I Nyoman Mahendra Yasa, SE, MSi, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Udayana.

2. Prof. Dr. Ni Nyoman Kerti Yasa, SE, M.S, Pembantu Dekan I Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

3. Dr. I Dewa Nyoman Badera, SE, M.Si, dan Dr. I Gst Ngr. A. Suaryana, SE,

M.Si, Ak, masing-masing sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

4. Drs. I Ketut Suardhika Natha, M.Si dan Drs. I Made Jember, M.Si,

masing-masing-masing sebagai Ketua dan Sekretaris Program Ekstensi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

5. Ni Gusti Putu Wirawati, SE, M.Si, Koordinator Jurusan Akuntansi Program

Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

6. I Made Karya Utama, SE, M.Com, Ak, sebagai Pembimbing Akademik.

7. Dr. Made Gede Wirakusuma, SE, M.Si, dosen pembimbing atas waktu,

(6)

v

8. Keluarga tercinta Bapak, Ibu, Kakak, Seluruh Keluarga Besar, atas dukungan

dan doanya yang tulus dan tiada hentinya selama menempuh studi di Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

9. Indah Putri Ambari, I Dewa Agung Gede Krisna Naradipa, A.A Gede Agung

Rahma Putra, Si Ngr Rai Diatmika Sidimantra, Nyoman Tri Nurastha Amerta

Jaya, Kadek Caesar Indra Wahyudi, Ratu Agung Bagus Dwi Cahya Mulya,

A.A Ngr Bagus Dwiprayudha, Made Arya Satria Narayana, Cokorda

Wibhisana Marga, I Putu Risky Adityawan, Fanani Lubis, Kyuu Kesawa

Deliveryanta, dan teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang

telah memberikan dukungan dan motivasi.

10.Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan

dan pengarahan dari berbagai pihak. Meskipun demikian, penulis tetap

bertanggung jawab terhadap semua isi skripsi. Penulis berharap smoga skripsi ini

bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan.

Denpasar, Juli 2016

(7)

vi

Judul : Pengaruh Independensi dan Profesionalisme Terhadap Kualitas Audit dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi

Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Bali) Nama : Made Hardy Suardinatha

NIM : 1215351131

Abstrak

Akuntan publik dalam melaksanakan profesinya harus memperhatikan kualitas auditnya. Untuk menghasilkan kualitas audit yang baik, seorang auditor harus memperhatikan faktor-faktor yang memengaruhi kualitas audit. Independensi, profesionalisme, dan kepuasan kerja merupakan faktor-faktor yang memengaruhi kualitas audit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kepuasan kerja auditor memperkuat pengaruh independensi dan profesionalisme terhadap kualitas audit.

Penelitian ini dilakukan di 7 KAP di Provinsi Bali. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 81 auditor, Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dengan teknik kuesioner. Teknik analisis data

yang digunakan adalah Moderated Regression Analysis (MRA).

Berdasarkan hasil analisis ditemukan bahwa kepuasan kerja auditor tidak memperkuat hubungan antara independensi dan profesionalisme terhadap kualitas audit. Hal ini menunjukkan bahwa seorang auditor baik yang puas maupun tidak puas terhadap pekerjaannya tetap dituntut untuk berperilaku independen dan profesional karena indpendensi merupakan syarat mutlak yang harus dimiliki seorang auditor untuk memengaruhi kualitas audit, dan profesionalisme auditor harus ditingkatkan agar dapat memengaruhi kualitas audit.

(8)

vii Abstract

Public accountants in conducting the audit profession must pay attention to audit quality. To produce good audit quality, an auditor must consider the factors that affect audit quality. Independence, professionalism and job satisfaction are all factors that affect audit quality. The purpose of this study was to determine the effect of job satisfaction strengthen auditor independence and professionalism to audit quality.

This study was conducted in 7 KAP in Bali Province. Samples are taken as much as 81 auditors, the data collection methods used in this research is survey method with questionnaire technique. Data analysis technique used is Moderated Regression Analysis (MRA).

Based on the analysis found that job satisfaction does not affect the auditor's independence and professionalism to audit quality. This suggests that a good auditor is satisfied or not satisfied with the work still required to act independently and professionally for the independence is an absolute requirement that must be owned by an auditor to affect audit quality, and professionalism of auditors should be enhanced in order to affect the quality of the audit.

(9)

viii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ……… i

HALAMAN PENGESAHAN ………... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS ………... iii

KATA PENGANTAR ………... iv

ABSTRAK ……….. vi

DAFTAR ISI ……… Viii DAFTAR TABEL ……… x

DAFTAR GAMBAR ……….. xi

DAFTAR LAMPIRAN ………... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ………. 1

1.2 Rumusan Masalah Penelitian ……….. 5

1.3 Tujuan Penelitian ………... 5

1.4 Kegunaan Penelitian ……… 6

1.5 Sistematika Penulisan ……….. 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori ……… 9

2.1.1 Teori Keagenan ……… 9

2.1.2 Kualitas Audit ………. 11

2.1.3 Independensi ……… 12

2.1.4 Profesionalisme ………... 14

2.1.5 Kepuasan Kerja Auditor……….. 15

2.2 Hipotesis Penelitian ……… 16

2.2.1 Pengaruh Independensi Auditor terhadap Kualitas Audit ………. 16

2.2.2 Pengaruh Profesionalisme Auditor Terhadap Kualitas Audit ………. 17

2.2.3 Pengaruh Independensi terhadap Kualitas Audit dengan Kepuasan Kerja sebagai Variabel Moderasi ……….. 17

2.2.4 Pengaruh Profesionalisme terhadap Kualitas Audit dengan Kepuasan Kerja sebagai Variabel Moderasi ………. 18

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ………. 20

3.2 Lokasi dan Ruang Lingkup Wilayah Penelitian . 21 3.3 Obyek Penelitian ………. 22

3.4 Identifikasi Variabel ……….... 23

(10)

ix

3.6 Jenis dan Sumber Data ………. 25

3.6.1 Jenis Data ……….. 25

3.6.2 Sumber Data ………. 26

3.7 Metode Penentuan Sampel ………... 26

3.7.1 Populasi ………. 26

3.7.2 Sampel ………... 27

3.8 Metode Pengumpulan Data ……….. 27

3.9 Teknik Analisis Data ………. 29

3.9.1 Uji Kualitas Data ……….. 29

3.9.2 Uji Asumsi Klasik ………. 30

3.9.3 Uji Moderated Regression Analysis……. 31

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Kantor Akuntan Publik ……... 34

4.2 Data Penelitian ………... 35

4.2.1 Rincian Pengembalian Kuesioner ………. 35

4.2.2 Karakteristik Responden ………... 37

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ……….... 40

4.3.1 Uji Validitas ………... 40

4.3.2 Uji Reliabilitas ………... 42

4.4 Uji Asumsi Klasik ……….. 43

4.4.1 Uji Normalitas ……… 43

4.4.2 Uji Heteroskedastisitas ……….. 43

4.4.3 Hasil Statistik Deskriptif ……… 44

4.5 Hasil Analisis Regresi ……… 46

4.5.1 Uji Moderated Regression Analysis (MRA)………. 46

4.6 Pembahasan Hasil Penelitian ………. 49

4.6.1 Pengaruh Independensi Auditor terhadap Kualitas Audit……….. 49

4.6.2 Pengaruh Profesionalisme Auditor terhadap Kualitas Audit ………. 50

4.6.3 Kepuasan Kerja Auditor memoderasi pengaruh Independensi terhadap Kualitas Audit ………... 51

4.6.4 Kepuasan Kerja Auditor memoderasi Pengaruh Profesionalisme terhadap Kualitas Audit ………. 51

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ………. 53

5.2 Saran ………... 54

DAFTAR RUJUKAN……… 55

(11)

x

DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

3.1 Daftar Kantor Akuntan Publik di Bali, 2016 ………... 22

3.2 Jumlah Auditor Kantor Akuntan Publik di Bali, 2016 ……… 27

4.1 Jumlah Pengiriman dan Pengembalian Kuesioner ………….. 36

4.2 Data Pengiriman dan Pengembalian Kuesioner ……….. 37

4.3 Karakteristik Responden ……….. 38

4.4 Hasil Uji Validitas ……… 41

4.5 Hasil Uji Reliabilitas ……… 42

4.6 Hasil Uji Normalitas ……… 43

4.7 Hasil Uji Heteroskedastisitas ………... 44

4.8 Hasil Statistik Deskriptif ……….. 45

[image:11.595.106.505.132.447.2]
(12)

xi

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman

(13)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Halaman

1 Kuesioner Penelitian ……… 60

2 Tabulasi Data Hasil Penelitian ……….... 66

3 Uji Validitas ……….... 70

4 Uji Reliabilitas ……….... 73

5 Uji Normalitas ………. 74

6 Uji Heteroskedastisitas ……… 75

7 Hasil Statistik Deskriptif ………. 76

(14)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Zaman era gobalisasi ini, setiap perusahaan saling berkompetisi agar

terlihat lebih baik dibandingkan pesaing-pesaingnnya, salah satunya dalam hal

pelaporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan perusahaan harus menyajikan

informasi yang benar, dan dapat dipercaya agar tidak menyesatkan bagi pemakai

laporan tersebut. Pentingnya hal tersebut dilakukan agar terpenuhinya kebutuhan

masing-masing pihak yang berkepentingan. Keandalan dan relevan dari laporan

keuangan diperlukan untuk meyakinkan pihak luar, karena hal tersebut

perusahaan mempercayakan kepada pihak ketiga yaitu akuntan publik independen

untuk melakukan pemeriksaan laporan keuangan perusahaan. Akuntan publik

dalam melaksanakan profesinya harus memperhatikan kualitas auditnya.

Kualitas audit merupakan hal yang sangat penting, dikarenakan dengan

kualitas audit yang tinggi diharapkan dapat menghasilkan laporan keuangan yang

relevan dan dapat dipercaya sebagai dasar pembuatan keputusan. Hasil dari

kualitas audit yang baik berupa laporan keuangan yang transparan, dapat

dipertanggungjawabkan dan sesuai dengan SAK yang berlaku, mampu

meningkatkan kinerja perusahaan dan nantinya hasil laporan keuangan tersebut

dapat dilihat oleh stakeholder yang berkepentingan serta mencerminkan image

perusahaan dimata masyarakat. De Angelo (1981) mendefinisikan kualitas audit

(15)

2

pelanggaran yang ada dalam sistem akuntansi.

Sampai saat ini masih terdapat keraguan terhadap akuntan publik oleh

pemakai laporan keuangan dikarenakan banyaknya skandal yang melibatkan

akuntan publik. Skandal Enron merupakan salah satu contohnya, dimana Kantor

Akuntan Publik Andersen terbukti bersalah dikarenakan terlibat dalam hal

manipulasi data keuangan Enron dan berdampak pada kepailitan perusahaan

tersebut. Skandal di dalam negeri terlihat dari akan diambilnya tindakan oleh

Majelis Kehormatan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) terhadap 10 Kantor Akuntan

Publik yang melakukan pelanggaran. Sepuluh Kantor Akuntan Publik tersebut

diindikasikan melakukan pelanggaran berat saat mengaudit bank-bank yang

dilikuidasi pada tahun 1998, selain itu juga terdapat kasus keuangan dan

manajerial perusahaan publik yang tidak bisa terdeteksi oleh akuntan publik

sehingga menyebabkan perusahaan didenda oleh Bapepam (Christiawan, 2002).

Contoh dalam kasus tersebut diatas memperlihatkan bahwa sikap indepensi dan

profesionalisme sangat dibutuhkan auditor dalam melaksanakan kewajibannya.

Indpendensi merupakan salah satu faktor terpenting yang harus dimiliki

oleh seorang Akuntan Publik dalam melaksanakan pemeriksaan laporan

keuangan. Standar Auditing Seksi 200.18 (SA:2013) menyebutkan bahwa

independen bagi seorang akuntan publik artinya kemampuan auditor untuk

merumuskan suatu opini audit tanpa dapat dipengaruhi. Oleh karena itu ia tidak

dibenarkan memihak kepada siapapun, sebab bagaimanapun sempurnanya

keahlian teknis yang dimilikinya, ia akan kehilangan sikap tidak memihak yang

(16)

3

menjalankan tugasnya sebagai seorang Akuntan Publik tidak dibenarkan untuk

terpengaruh oleh kepentingan siapapun dalam melaksanakan tugasnya, baik itu

manajemen ataupun pemilik perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh

Wiratama (2015) menyatakan bahwa independensi auditor berpengaruh positif

terhadap kualitas audit, akan tetapi hasil penelitian Futri (2013) menyatakan

bahwa independensi auditor tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.

Selain independensi terdapat faktor lain yang harus dimiliki sebagai

seorang Akuntan Publik yaitu profesionalisme. Menurut Arens & Loobecke

(2008) profesionalisme adalah suatu tanggung jawab yang dibebankan lebih dari

sekedar memenuhi tanggung jawab yang dibebankan kepadanya dan lebih dari

sekedar memenuhi peraturan masyarakat dan undang-undang. Hasil penilitian

Agusti dan Pertiwi (2013) menyatakan bahwa profesionalisme auditor

berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit, sedangkan penelitian Futri (2013)

menyatakan bahwa Profesionalisme auditor tidak berpengaruh terhadap kualitas

audit.

Kepuasan kerja harus dimiliki oleh seorang Akuntan Publik, dikarenakan

kepuasan kerja seseorang terkadang juga mempengaruhi penilaian kualitas audit

yang dihasilkan. Semakin tinggi tingkat kepuasan auditor dalam bekerja, maka

semakin meningkat kualitas auditnya (Luthans,2002). Kepuasan kerja menurut

Handoko dalam Iskandar (2014)adalah suatu keadaan emosional individu, dimana

keadaan tersebut menyenangkan atau tidak menyenangkan menurut sisi dan

pandangan karyawan itu sendiri. Apabila seseorang puas akan pekerjaan yang

(17)

4

sehingga akan menimbulkan rasa aman dan nyaman untuk selalu bekerja di

lingkungan kerjanya (Rahadyan,2008). Hasil penelitian Futri (2013) menyatakan

bahwa kepuasan kerja aditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit, akan

tetapi hasil berbeda yang didapatkan oleh Pratiwi (2015) yang menyatakan bahwa

kepuasan kerja auditor tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.

Adapun penelitian lainnya tentang kualitas audit dengan pendekatan yang

berorientasi pada proses, Li Dang (2004) juga O’Keefe et al. (1994) berpendapat

bahwa kualitas keputusan diukur dengan: (i) tingkat kepatuhan auditor terhadap

General Acceptance on Auditing Standards (GAAS); (ii) tingkat spesialisasi

auditor dalam industri tertentu. Bagi pendekatan yang berorientasi hasil, Francis

(2004) mengukur kualitas audit melalui hasil audit. Ada dua hasil audit yang

dapat diobservasi yaitu: (i) laporan audit; dan (ii) laporan keuangan. Ukuran yang

dapat diobservasi dalam laporan audit adalah kecenderungan auditor untuk

mengeluarkan opini going concern ketika perusahaan bangkrut (Carey dan

Simnett 2006, Mutchler et al 1997). Sedangkan ukuran yang dapat diobservasi

dalam laporan keuangan adalah kualitas laba.

Beberapa hasil riset yang telah dilakukan, menunjukan adanya

inkonsistensi maka perlu diteliti kembali mengenai pengaruh independensi dan

profesionalisme auditor terhadap kualitas audit, dengan penambahan kepuasan

kerja sebagai variabel pemoderasi. Keistimewaan peneltian ini yaitu adanya

dugaan bahwa kepuasan kerja sebagai variabel moderasi, dengan dasar

pertimbangan ketidakkonsistenan dari hasil penelitian sebelumnya. Peneliti

(18)

5

pengaruh independensi dan profesionalisme terhadap kualitas audit. Berdasarkan

hal tersebut, maka peneliti mengangkat judul “Pengaruh Independensi dan

Profesionalisme Terhadap Kualitas Audit dengan Kepuasan Kerja sebagai

Variabel Pemoderasi (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Bali)”.

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan di atas, maka

perumusan masalah dari penelitian ini adalah.

1) Apakah independensi berpengaruh terhadap kualitas audit ?

2) Apakah profesionalisme berpengaruh terhadap kualitas audit ?

3) Apakah kepuasan kerja auditor memperkuat pengaruh independensi terhadap

kualitas audit ?

4) Apakah kepuasan kerja auditor memperkuat pengaruh profesionalisme

terhadap kualitas audit ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan pokok permasalahan di atas, maka tujuan

dari penelitian ini adalah.

1) Untuk mengetahui pengaruh independensi terhadap kualitas audit.

2) Untuk mengetahui pengaruh profesionalisme terhadap kualitas audit.

3) Untuk mengetahui kepuasan kerja auditor memperkuat pengaruh independensi

(19)

6

4) Untuk mengetahui kepuasan kerja auditor memperkuat pengaruh

profesionalisme terhadap kualitas audit.

1.4 Kegunaan Penelitian

1) Kegunaan Teoritis

Penelelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi dan

pengetahuan serta memberikan sumbangan pemikiran yang berarti bagi

pengembangan kurikulum mahasiswa akuntansi. Memperluas faktor-faktor yang

mempengaruhi kualitas audit, serta menambah daftar pustaka di lingkungan

akademis sebagai referensi penelitian berikutnya.

2) Kegunaan Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai gambaran bahan

pertimbangan serta masukan bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam

melakukan analisa untuk mencari hal-hal yang menjadi pertimbangan dalam

menentukan kualitas audit dan selanjutnya dapat digunakan untuk memperbaiki

(20)

7 1.5 Sistematika Penulisan

Secara keseluruhan skripsi ini terdiri dari lima bab yang merupakan satu

kesatuan yang utuh dengan sistematika penulisan sebagai berikut.

Bab I Pendahuluan

Bab ini menguraikan mengenai latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian

dan sistematika penelitian.

Bab II Kajian Pustaka Dan Rumusan Hipotesis

Bab ini mengemukakan teori – teori yang diperoleh dari

literature – literature yang ada untuk mendukung masalah

yang akan dibahas dalam skripsi ini dan menyajikan

pembahasan hasil penelitian sebelumnya mengenai

kualitas audit.

Bab III Metode Penelitian

Bab ini menguraikan tentang lokasi penelitian, objek

penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional

variabel, jenis dan sumber data, metode penentuan sampel,

metode pengumpulan data, uji instrument penelitian, uji

asumsi klasik, serta teknik analisis data.

Bab IV Pembahasan Hasil Penelitian

Bab ini akan menyajikan gambaran umum hasil penelitian

serta menguraikan pembahasan yang berkaitan dengan

(21)

8

terhadap kualitas audit dengan kepuasan kerja sebagai

variabel pemoderasi pada Kantor Akuntan Publik di Bali.

Bab IV Simpulan Dan Saran

Bab ini akan mengemukakan simpulan dari uraian

pembahasan yang telah dibuat pada bab sebelumnya. Bab

ini juga mengemukakan tentang saran–saran yang

dipandang perlu berdasarkan atas simpulan yang

(22)

9 BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory)

Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa teori keagenan (agency

theory) merupakan teori yang menjelaskan adanya hubungan antara pemilik

perusahaan (principal) dan manajer (agent). Menurut Einsenhardt (1989) teori

keagenan dibagi menjadi dua yaitu,

1) Positive agency research, yaitu memfokuskan pada identifikasi situasi

dimana agen dan prinsipal mempunyai tujuan yang bertentangan dan

mekanisme pengendalian yang terbatas hanya menjaga perilaku self

serving agen.

2) Principal agent research, yaitu memfokuskan pada kontrak optimal antara

perilaku dan hasilnya, secara garis besar penekanan pada hubungan

principal dan agent.

Teori keagenan ini terkadang menimbulkan masalah, karena para pelaku

yang terlibat dalam hubungan ini memiliki kepentingan yang berbeda-beda dan

masing-masing pihak berusaha untuk memenuhi kepentingannya sendiri, sehingga

permasalahan tersebut menimbulkan terjadinya konflik kepentingan. Pemegang

saham memiliki kepentingan untuk memperoleh tingkat pengembalian atas

investasinya dalam bentuk deviden dengan jumlah yang besar secepat mungkin,

(23)

10

mendapatkan kompensasi dan bonus atas kinerjanya sebesar mungkin. Pemilik

perusahaan menilai kinerja manajer dalam menghasilkan laba melalui laporan

keuangan yang dibuat oleh manajer, sebaliknya manajer berusaha memenuhi

tuntutan pemegang saham dengan menghasilkan laba yang tinggi sehingga bisa

memperoleh kompensasi yang diiinginkan.

Pada kenyataannya, laporan keuangan yang dibuat oleh manajer tidak

selamanya menggambarkan keadaan perusahaan yang sesungguhnya. Hal tersebut

dilakukan oleh manajer agar tujuannya untuk mendapat kompensasi bisa tercapai.

Guna mencegah segala bentuk kecurangan maupun kesalahan yang terkandung

dalam laporan keuangan, maka laporan keuangan tersebut harus diperiksa oleh

auditor eksternal (auditor independen). Laporan keuangan yang telah diperiksa

oleh auditor eksternal (auditor independen) diharapkan dapat menjadikan dasar

dalam pengambilan keputusan bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

Mekanisme kelembagaan antara auditor dan manajer sering menimbulkan

masalah keagenan (Gavious,2007). Pada satu sisi manajer menunjuk auditor untuk

melakukan audit, namun disisi lain manajer membayar jasa audit yang dilakukan

oleh auditor yang ditunjuk. Pada akhirnya mekanisme kelembagaan tersebut

membuat auditor bergantung pada independensi yang dimiliki oleh auditor (Indra,

2014). Tidak hanya itu, auditor juga dituntut untuk memenuhi keinginan klien

demi menjaga perikatan antara auditor dengan klien di masa mendatang. Keadaan

ini yang nantinya akan menimbulkan konflik kepentingan dalam diri auditor

(24)

11 2.1.2 Kualitas Audit

Menurut Enofe et al (2013), audit adalah pemeriksaan audit independen

atas laporan keuangan suatu perusahaan yang telah dipersiapkan oleh manajemen

perusahaan. De Angelo (1981) mendefinisikan kualitas audit sebagai

kemungkinan dimana auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran yang

ada dalam sistem akuntansi. Palmrose (1998) dalam Chadegani (2011)

mendefinisikan kualitas audit dalam hal tingkat jaminan karena tujuan audit

adalah untuk memberikan jaminan terhadap laporan keuangan. Kualitas audit

adalah probabilitas bahwa laporan keuangan tidak mengandung salah saji

material.

Azary (2008) dalam Edosa et al. (2013) mengatakan kualitas audit sebagai

seberapa baik audit mampu melindungi kepentingan pengguna dengan mendeteksi

dan melaporkan salah saji material dalam laporan keuangan dan mengurangi

asimetri informasi antara manajemen dan pengguna laporan keuangan. Laporan

keuangan tanpa asimetri informasi dan salah saji membuktikan adanya kualitas

audit (Edosa et al, 2013). Kualitas audit didefinisikan sebagai kesediaan untuk

melakukan pelaporan setiap manipulasi materi atau salah saji yang akan

meningkatkan ketidakpastian material (Bradshaw et al. 2001) dalam Velnampy

et al (2014).

Silvya et al (2012) menyatakan presepsi kualitas audit menunjukan tingkat

kepercayaan pengguna dalam laporan keuangan dan efektivitas auditor dalam

mengurangi salah saji material dalam laporan keuangan yang disusun oleh

(25)

12

sebagai jenis kepercayaan yang baik dikarenakan auditor menambah kredibilitas

perusahaan laporan keuangan dengan mengungkapkan pendapat tentang

representatif yang benar dan adil, tetapi hanya sejauh pengguna laporan keuangan

menganggap bahwa pendapat itu berharga. Menurut Badjuri (2011) kualitas audit

biasanya diukur dengan pendapat professional dan didukung oleh bukti dan

penilaian objektif.

2.1.3 Independensi

Independen berarti akuntan publik tidak mudah dipengaruhi. Akuntan

publik tidak dibenarkan memihak kepentingan siapapun. Akuntan publik

berkewajiban untuk jujur tidak hanya kepada manajemen dan pemilik perusahaan,

namun juga kepada kreditur dan pihak lain yang meletakkan kepercayaan atas

pekerjaan akuntan publik (Christiawan, 2002). Sementara itu, (Christawan, 2000)

menyatakan Auditor berkewajiban untuk tidak hanya kepada manajemen dan

pemilik perusahaan, namun juga kepada kreditur dan pihak lain yang meletakan

keprcayaan atas pekerjaan auditor. Hussey dan Lan (2001) mengungkapkan

bahwa audit akan efektif jika auditor diberikan kepercayaan untuk bersikap

independen dalam mengungkapkan kecurangan pada laporan keuangan yang

disajikan manajemen.

Menurut E.B. Wilcox dalam Samsi (2013), independensi merupakan suatu

standar auditing yang penting karena opini akuntan independen bertujuan untuk

(26)

13

Ohiokha et al (2013) mengatakan seorang auditor yang memiliki independensi

tinggi maka kinerjanya akan menjadi lebih baik.

Carey dalam Razana (2013) mendefinisikan independensi auditor dari segi

integritas dan hubungannya dengan pendapat akuntan atas laporan keuangan.

Independensi meliputi,

1) Kepercayaan terhadap diri sendiri yang terdapat pada beberapa orang

professional.

2) Independensi berarti adanya kejujuran adanya kejujuran dalam diri auditor

dalam mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang objektif

tidak memihak dalam diri auditor dalam merumuskan dan menyatakan

pendapatnya.

Terdapat dua aspek independensi menurut Taylor dalam Wulandari

(2011), yaitu,

1) Independensi sikap mental (independence of mental attitude)

Independensi sikap mental ditentukan oleh pikiran auditor untuk bertindak

dan bersikap independen.

2) Independensi penampilan (appearance of independence)

Independensi penampilan ditentukan oleh kesan masyarakat terhadap

independensi auditor. Berdasarkan pengertian tersebut disimpulkan bahwa

independensi merupakan sikap seseorang untuk bertindak jujur, tidak

memihak, dan melaporkan temuan temuan hanya berdasarkan bukti yang

(27)

14 2.1.4 Profesionalisme

Menurut Futri (2013) profesionalisme lebih diartikan pada sikap dan

perilaku seseorang dalam melaksanakan profesinya. Sikap profesionalisme

merupakan salah satu syarat utama bagi siapapun yang ingin menjadi auditor

disamping memiliki keahlian yang memadai dan sikap disiplin serta konsisten

dalam menjalankan pekerjaan sebagai seorang auditor. Profesionalisme

(professionalism), didefinisikan secara luas, mengacu pada perilaku, tujuan, atau

kualitas yang membentuk karakter atau memberi ciri suatu profesi atau

orang-orang professional (Messier et al, 2005: 375).

(Hall R dalam Syahrir; 2002 : 7) mengembangkan konsep profesionalisme

dari level individual yang digunakan untuk profesionalisme eksternal auditor,

meliputi lima dimensi.

1) Pengabdian pada profesi (dedication), yang tercermin dalam dedikasi

profesional melalui penggunaan pengetahuan dan kecakapan yang

dimiliki. Sikap ini adalah ekspresi dari penyerahan diri secara total

terhadap pekerjaan. Pekerjaan didefinisikan sebagai tujuan hidup dan

bukan sekadar sebagai alat untuk mencapai tujuan. Penyerahan diri secara

total merupakan komitmen pribadi, dan sebagai kompensasi utama yang

diharapkan adalah kepuasan rohaniah dan kemudian kepuasan material.

2) Kewajiban sosial (Social obligation), yaitu pandangan tentang pentingnya

peran profesi serta manfaat yang diperoleh baik oleh masyarakat ataupun

(28)

15

3) Kemandirian (autonomy demands), yaitu suatu pandangan bahwa seorang

profesional harus mampu membuat keputusan sendiri tanpa tekanan dari

pihak yang lain.

4) Keyakinan terhadap peraturan profesi (belief in self-regulation), yaitu

suatu keyakinan bahwa yang berwenang untuk menilai pekerjaan

profesional adalah rekan sesama profesi, dan bukan pihak luar yang tidak

mempunyai kompetensi dalam bidang ilmu dan pekerjaan mereka.

5) Hubungan dengan sesama profesi (Professional community affiliation),

berarti menggunakan ikatan profesi sebagai acuan, termasuk organisasi

formal dan kelompok-kelompok kolega informal sebagai sumber ide

utama pekerjaan. Melalui ikatan profesi ini para profesional membangun

kesadaran profesinya.

Prinsip perilaku professional mewajibkan setiap praktisi wajib mematuhi

hukum dan peraturan yang berlaku dan harus menghindari semua tindakan yang

dapat mendiskreditkan profesi. (SA:2013)

2.1.5 Kepuasan Kerja Auditor

Kepuasan kerja menurut Handoko dalam (Iskandar, 2014),adalah suatu

keadaan emosional individu, dimana keadaan tersebut menyenangkan atau tidak

menyenangkan menurut sisi dan pandangan karyawan itu sendiri. Kepuasan kerja

erat kaitannya dengan pencapaian kinerja seseorang yang mempengaruhi prestasi

kerjanya. Kaitannya dengan akuntan publik dimana auditor yang bekerja di KAP

memiliki tingkat kepuasan kerja yang tinggi maka akan menghasilkan kinerja

(29)

16

Kepuasan kerja seorang auditor melahirkan loyalitas terhadap kantor

akuntan publik tempatnya bekerja, dikarenakan kepuasan kerja berkaitan dengan

pemenuhan keinginan yang bersifat pribadi dikantor tersebut. Keinginan tersebut

dapat berupa keinginan terhadap suasana kerja yang aman dan nyaman,

kesejahteraan karyawan yang terjamin, serta fasilitas kerja yang memadai.

2.2 Hipotesis Penelitian

2.2.1 Pengaruh Independensi Auditor terhadap Kualitas Audit

Christawan (2002), mengatakan independensi merupakan salah satu

komponen etika yang harus dijaga oleh seorang auditor. Penelitian yang dilakukan

oleh Porter (1920) dalam Stirbu et al (2009) mengungkapkan bahwa tujuan utama

dari audit pada awalnya adalah untuk mengungkap kekeliruan. Christawan (2002)

juga mengungkapkan jika independensi hilang dari dalam auditor maka hasil

laporan keuangan yang diaudit akan sama saja dengan laporan keuangan yang

tidak diaudit.

Penelitian mengenai hubungan independensi dengan kualitas audit telah

banyak dilakukan, seperti penelitian Agusti dan Pertiwi (2013) menemukan hasil

bahwa independensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit, begitu juga

penelitan Tepalagul dan Ling (2015), Wiratama dan Budiartha (2015) memiliki

hasil penelitian yang sama yaitu independensi berpengaruh positif pada kualitas

audit. Berdasarkan teori tersebut, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut.

(30)

17

2.2.2 Pengaruh Profesionalisme Auditor Terhadap Kualitas Audit

Sikap dan perilaku professional adalah syarat utama bagi seseorang untuk

menjadi auditor disamping memiliki sikap disiplin, pengalaman dan keahlian

dalam menjalankan profesinya sebagai seorang auditor. Sebagai seorang auditor

eksternal menjadi professional adalah sebuah tanggung jawab individu untuk

berprilaku yang lebih baik dari sekedar mematuhi undang-undang, kode etik dan

peraturan yang ada (Futri, 2014).

Hasil pembahasan penelitian Agusti dan Pertiwi (2013) terdahulu

menemukan hasil bahwa Profesionalisme auditor berpengaruh terhadap kualitas

audit. Penelitian tersebut didukung oleh penelitan Lesmana (2015) memiliki hasil

yang sama yaitu profesionalisme auditor berpengaruh positif terhadap kualitas

audit. Berdasarkan teori tersebut, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut.

H2 : Profesionalisme auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit.

2.2.3 Pengaruh Independensi terhadap Kualitas Audit dengan Kepuasan Kerja sebagai variabel moderasi

Dalam melakukan pemeriksaan terkait dengan pelaporan, auditor bebas

dari pihak lain untuk mempengaruhi fakta-fakta yang dilaporkan dan dalam

melakukan pemeriksaan dengan pelaporan, auditor bebas dari usaha pihak tertentu

untuk mempengaruhi pertimbangan pemeriksa terhadap isi laporan pemeriksaan

menunjukan sikap auditor semakin independen, maka auditor akan melaporkan

(31)

18

dalam bekerja bebas dari campur tangan pihak manapun dan jujur dalam bekerja

akan berdampak pada peningkatan kualitas auditnya. Jika seorang auditor menaati

penerapan aturan etika yang ada dan dijalankan dengan sungguh-sungguh, maka

akan mengarah pada terciptanya motivasi secara professional dan dengan adanya

motivasi yang tinggi maka akan menimbulkan kepuasan kerja pada auditor.

Motivasi yang ada pada seseorang akan mewujudkan suatu perilaku yang

diarahkan pada tujuan guna mencapai sasaran akhir yaitu kepuasan kerja.

Menurut Luthans dalam (Iskandar, 2014) dengan adanya sikap independen

dari seorang auditor dan diperkuat dengan kepuasan auditor dengan pekerjaannya,

maka auditor tersebut dapat bekerja dengan lebih baik sehingga berdampak pada

semakin meningkatnya kualitas audit. Berdasarkan teori tersebut maka hipotesis

dalam penelitian adalah sebagai berikut.

H3 : Kepuasan kerja auditor memperkuat pengaruh independensi auditor terhadap

kualitas audit.

2.2.4 Pengaruh Profesionalisme terhadap Kualitas Audit dengan Kepuasan Kerja sebagai variabel moderasi

Profesionalisme merupakan sikap bertanggung jawab terhadap apa yang

telah ditugaskan kepadanya. Profesionalisme menjadi syarat utama bagi seseorang

auditor eksternal seperti auditor yang terdapat pada Kantor Akuntan Publik

(KAP), sebab dengan profesionalisme yang tinggi kebebasan auditor akan

semakin terjamin dan berdampak terhadap kualitas audit (Agusti dan Pertiwi,

2015). Sementara itu, Khomsiyah dan Indriantoro (1998) dalam Sasongko (2010)

(32)

19

pemerintah yang menjadi sampel penelitiannya. Windsor dan Ashkanasy (1995)

mengungkapkan bahwa asimilasi keyakinan dan nilai-nilai dalam organisasi

mempengaruhi integritas dan independensi auditor.

Dengan adanya sikap Profesionalisme dari seorang auditor dan diperkuat

dengan kepuasan auditor dengan pekerjaannya, maka auditor tersebut diharapkan

dapat bekerja dengan lebih baik sehingga berdampak pada semakin meningkatnya

kualitas audit. Berdasarkan teori tersebut maka hipotesis dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut.

H4 : Kepuasan kerja auditor memperkuat pengaruh profesionalisme auditor

Gambar

Tabel

Referensi

Dokumen terkait

Abdul Manap Kota Jambi Tahun 2018.Dari table tersebut juga kita dapat melihat nilai Odd Ratio (OR) yaitu sebesar3,000.Nilai OR > 1 yang berarti ibu dengan

Dengan demikian peran adalah bentuk dari perilaku yang diharapkan dari.. seseorang pada situasi sosial tertentu (Mubarak

(WSN) adalah peralatan sistem embedded (tertanam) yang di dalamnya terdapat satu atau lebih sensor dan dilengkapi dengan sistem komunikasi. Pada penelitian ini node dan

Title: * Abstract test suite seems to imply that a "Simple WFS" must implement remote resolve.. Seems reasonable to require A.2.17.1 - basically

Makalah Seminar Hari Jadi dan Kebudayaan Banyuwangi Universitas 17 Agustus 1945.. “ Menyaksikan Pelestarian Tradisi Jaran Kencak Paju Gandrung, Bikin Arisan

Penelitian ini memiliki tiga tujuan yaitu : (1) mengetahui kriteria bahan ajar suplemen pembelajaran sub-sub materi tipe-tipe gunung berapi kelas VII;

Pada tabel 9 di atas, dapat diketahui bagaimana perbedaan kelengkapan pengisian lembar ringkasan keluar (resume dokter) berdasarkan karakteristik dokter yang terdiri dari usia

[r]