PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME TERHADAP KUALITAS AUDIT DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL
PEMODERASI
(Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Bali)
SKRIPSI
Oleh :
MADE HARDY SUARDINATHA NIM :1215351131
PROGRAM EKSTENSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA
i
PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME TERHADAP KUALITAS AUDIT DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL
PEMODERASI
(Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Bali)
SKRIPSI
Oleh :
MADE HARDY SUARDINATHA NIM :1215351131
Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
Di Program Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Udayana
ii
Skripsi ini telah diuji oleh tim penguji dan disetujui oleh Pembimbing, serta diuji pada
tanggal : 23 Juni 2016
Tim Penguji : Tanda Tangan
1. Ketua : Dr. Dodik Ariyanto, SE, M.Si, Ak ……….
2. Sekretaris : Dr. Made Gede Wirakusuma, SE, M.Si, Ak ……….
3. Anggota : I Dewa Nym Wiratmaja, SE, MM, Ak ……….
Mengetahui,
Ketua Jurusan Akuntansi Pembimbing
Dr. I Dewa Nyoman Badera, SE, M.Si, Ak. Dr. Made Gede Wirakusuma, SE, M.Si, Ak
iii
PERNYATAAN ORISINALITAS
Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya,
di dalam Naskah Skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh
orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak
terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain,
kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar
pustaka.
Apabila ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat
unsure-unsur plagiasi, saya bersedia diproses sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Denpasar, 7, Juli 2016
Mahasiswa,
Materai Rp.6000,-
Made Hardy Suardinatha
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/ Tuhan Yang Maha
Esa, karena atas berkat rahmat-Nya, skripsi yang berjudul “Pengaruh
Independensi dan Profesionalisme Terhadap Kualitas Audit dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Empiris pada Kantor
Akuntan Publik di Bali)” dapat diselesaikan sesuai dengan yang direncanakan.
Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terimakasih kepada:
1. Dr. I Nyoman Mahendra Yasa, SE, MSi, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Udayana.
2. Prof. Dr. Ni Nyoman Kerti Yasa, SE, M.S, Pembantu Dekan I Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
3. Dr. I Dewa Nyoman Badera, SE, M.Si, dan Dr. I Gst Ngr. A. Suaryana, SE,
M.Si, Ak, masing-masing sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
4. Drs. I Ketut Suardhika Natha, M.Si dan Drs. I Made Jember, M.Si,
masing-masing-masing sebagai Ketua dan Sekretaris Program Ekstensi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
5. Ni Gusti Putu Wirawati, SE, M.Si, Koordinator Jurusan Akuntansi Program
Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
6. I Made Karya Utama, SE, M.Com, Ak, sebagai Pembimbing Akademik.
7. Dr. Made Gede Wirakusuma, SE, M.Si, dosen pembimbing atas waktu,
v
8. Keluarga tercinta Bapak, Ibu, Kakak, Seluruh Keluarga Besar, atas dukungan
dan doanya yang tulus dan tiada hentinya selama menempuh studi di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
9. Indah Putri Ambari, I Dewa Agung Gede Krisna Naradipa, A.A Gede Agung
Rahma Putra, Si Ngr Rai Diatmika Sidimantra, Nyoman Tri Nurastha Amerta
Jaya, Kadek Caesar Indra Wahyudi, Ratu Agung Bagus Dwi Cahya Mulya,
A.A Ngr Bagus Dwiprayudha, Made Arya Satria Narayana, Cokorda
Wibhisana Marga, I Putu Risky Adityawan, Fanani Lubis, Kyuu Kesawa
Deliveryanta, dan teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang
telah memberikan dukungan dan motivasi.
10.Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan
dan pengarahan dari berbagai pihak. Meskipun demikian, penulis tetap
bertanggung jawab terhadap semua isi skripsi. Penulis berharap smoga skripsi ini
bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan.
Denpasar, Juli 2016
vi
Judul : Pengaruh Independensi dan Profesionalisme Terhadap Kualitas Audit dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi
Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Bali) Nama : Made Hardy Suardinatha
NIM : 1215351131
Abstrak
Akuntan publik dalam melaksanakan profesinya harus memperhatikan kualitas auditnya. Untuk menghasilkan kualitas audit yang baik, seorang auditor harus memperhatikan faktor-faktor yang memengaruhi kualitas audit. Independensi, profesionalisme, dan kepuasan kerja merupakan faktor-faktor yang memengaruhi kualitas audit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kepuasan kerja auditor memperkuat pengaruh independensi dan profesionalisme terhadap kualitas audit.
Penelitian ini dilakukan di 7 KAP di Provinsi Bali. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 81 auditor, Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dengan teknik kuesioner. Teknik analisis data
yang digunakan adalah Moderated Regression Analysis (MRA).
Berdasarkan hasil analisis ditemukan bahwa kepuasan kerja auditor tidak memperkuat hubungan antara independensi dan profesionalisme terhadap kualitas audit. Hal ini menunjukkan bahwa seorang auditor baik yang puas maupun tidak puas terhadap pekerjaannya tetap dituntut untuk berperilaku independen dan profesional karena indpendensi merupakan syarat mutlak yang harus dimiliki seorang auditor untuk memengaruhi kualitas audit, dan profesionalisme auditor harus ditingkatkan agar dapat memengaruhi kualitas audit.
vii Abstract
Public accountants in conducting the audit profession must pay attention to audit quality. To produce good audit quality, an auditor must consider the factors that affect audit quality. Independence, professionalism and job satisfaction are all factors that affect audit quality. The purpose of this study was to determine the effect of job satisfaction strengthen auditor independence and professionalism to audit quality.
This study was conducted in 7 KAP in Bali Province. Samples are taken as much as 81 auditors, the data collection methods used in this research is survey method with questionnaire technique. Data analysis technique used is Moderated Regression Analysis (MRA).
Based on the analysis found that job satisfaction does not affect the auditor's independence and professionalism to audit quality. This suggests that a good auditor is satisfied or not satisfied with the work still required to act independently and professionally for the independence is an absolute requirement that must be owned by an auditor to affect audit quality, and professionalism of auditors should be enhanced in order to affect the quality of the audit.
viii DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ……… i
HALAMAN PENGESAHAN ………... ii
PERNYATAAN ORISINALITAS ………... iii
KATA PENGANTAR ………... iv
ABSTRAK ……….. vi
DAFTAR ISI ……… Viii DAFTAR TABEL ……… x
DAFTAR GAMBAR ……….. xi
DAFTAR LAMPIRAN ………... xii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ………. 1
1.2 Rumusan Masalah Penelitian ……….. 5
1.3 Tujuan Penelitian ………... 5
1.4 Kegunaan Penelitian ……… 6
1.5 Sistematika Penulisan ……….. 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori ……… 9
2.1.1 Teori Keagenan ……… 9
2.1.2 Kualitas Audit ………. 11
2.1.3 Independensi ……… 12
2.1.4 Profesionalisme ………... 14
2.1.5 Kepuasan Kerja Auditor……….. 15
2.2 Hipotesis Penelitian ……… 16
2.2.1 Pengaruh Independensi Auditor terhadap Kualitas Audit ………. 16
2.2.2 Pengaruh Profesionalisme Auditor Terhadap Kualitas Audit ………. 17
2.2.3 Pengaruh Independensi terhadap Kualitas Audit dengan Kepuasan Kerja sebagai Variabel Moderasi ……….. 17
2.2.4 Pengaruh Profesionalisme terhadap Kualitas Audit dengan Kepuasan Kerja sebagai Variabel Moderasi ………. 18
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ………. 20
3.2 Lokasi dan Ruang Lingkup Wilayah Penelitian . 21 3.3 Obyek Penelitian ………. 22
3.4 Identifikasi Variabel ……….... 23
ix
3.6 Jenis dan Sumber Data ………. 25
3.6.1 Jenis Data ……….. 25
3.6.2 Sumber Data ………. 26
3.7 Metode Penentuan Sampel ………... 26
3.7.1 Populasi ………. 26
3.7.2 Sampel ………... 27
3.8 Metode Pengumpulan Data ……….. 27
3.9 Teknik Analisis Data ………. 29
3.9.1 Uji Kualitas Data ……….. 29
3.9.2 Uji Asumsi Klasik ………. 30
3.9.3 Uji Moderated Regression Analysis……. 31
BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Kantor Akuntan Publik ……... 34
4.2 Data Penelitian ………... 35
4.2.1 Rincian Pengembalian Kuesioner ………. 35
4.2.2 Karakteristik Responden ………... 37
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ……….... 40
4.3.1 Uji Validitas ………... 40
4.3.2 Uji Reliabilitas ………... 42
4.4 Uji Asumsi Klasik ……….. 43
4.4.1 Uji Normalitas ……… 43
4.4.2 Uji Heteroskedastisitas ……….. 43
4.4.3 Hasil Statistik Deskriptif ……… 44
4.5 Hasil Analisis Regresi ……… 46
4.5.1 Uji Moderated Regression Analysis (MRA)………. 46
4.6 Pembahasan Hasil Penelitian ………. 49
4.6.1 Pengaruh Independensi Auditor terhadap Kualitas Audit……….. 49
4.6.2 Pengaruh Profesionalisme Auditor terhadap Kualitas Audit ………. 50
4.6.3 Kepuasan Kerja Auditor memoderasi pengaruh Independensi terhadap Kualitas Audit ………... 51
4.6.4 Kepuasan Kerja Auditor memoderasi Pengaruh Profesionalisme terhadap Kualitas Audit ………. 51
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ………. 53
5.2 Saran ………... 54
DAFTAR RUJUKAN……… 55
x
DAFTAR TABEL
No. Tabel Halaman
3.1 Daftar Kantor Akuntan Publik di Bali, 2016 ………... 22
3.2 Jumlah Auditor Kantor Akuntan Publik di Bali, 2016 ……… 27
4.1 Jumlah Pengiriman dan Pengembalian Kuesioner ………….. 36
4.2 Data Pengiriman dan Pengembalian Kuesioner ……….. 37
4.3 Karakteristik Responden ……….. 38
4.4 Hasil Uji Validitas ……… 41
4.5 Hasil Uji Reliabilitas ……… 42
4.6 Hasil Uji Normalitas ……… 43
4.7 Hasil Uji Heteroskedastisitas ………... 44
4.8 Hasil Statistik Deskriptif ……….. 45
[image:11.595.106.505.132.447.2]xi
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Halaman
xii
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Halaman
1 Kuesioner Penelitian ……… 60
2 Tabulasi Data Hasil Penelitian ……….... 66
3 Uji Validitas ……….... 70
4 Uji Reliabilitas ……….... 73
5 Uji Normalitas ………. 74
6 Uji Heteroskedastisitas ……… 75
7 Hasil Statistik Deskriptif ………. 76
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Zaman era gobalisasi ini, setiap perusahaan saling berkompetisi agar
terlihat lebih baik dibandingkan pesaing-pesaingnnya, salah satunya dalam hal
pelaporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan perusahaan harus menyajikan
informasi yang benar, dan dapat dipercaya agar tidak menyesatkan bagi pemakai
laporan tersebut. Pentingnya hal tersebut dilakukan agar terpenuhinya kebutuhan
masing-masing pihak yang berkepentingan. Keandalan dan relevan dari laporan
keuangan diperlukan untuk meyakinkan pihak luar, karena hal tersebut
perusahaan mempercayakan kepada pihak ketiga yaitu akuntan publik independen
untuk melakukan pemeriksaan laporan keuangan perusahaan. Akuntan publik
dalam melaksanakan profesinya harus memperhatikan kualitas auditnya.
Kualitas audit merupakan hal yang sangat penting, dikarenakan dengan
kualitas audit yang tinggi diharapkan dapat menghasilkan laporan keuangan yang
relevan dan dapat dipercaya sebagai dasar pembuatan keputusan. Hasil dari
kualitas audit yang baik berupa laporan keuangan yang transparan, dapat
dipertanggungjawabkan dan sesuai dengan SAK yang berlaku, mampu
meningkatkan kinerja perusahaan dan nantinya hasil laporan keuangan tersebut
dapat dilihat oleh stakeholder yang berkepentingan serta mencerminkan image
perusahaan dimata masyarakat. De Angelo (1981) mendefinisikan kualitas audit
2
pelanggaran yang ada dalam sistem akuntansi.
Sampai saat ini masih terdapat keraguan terhadap akuntan publik oleh
pemakai laporan keuangan dikarenakan banyaknya skandal yang melibatkan
akuntan publik. Skandal Enron merupakan salah satu contohnya, dimana Kantor
Akuntan Publik Andersen terbukti bersalah dikarenakan terlibat dalam hal
manipulasi data keuangan Enron dan berdampak pada kepailitan perusahaan
tersebut. Skandal di dalam negeri terlihat dari akan diambilnya tindakan oleh
Majelis Kehormatan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) terhadap 10 Kantor Akuntan
Publik yang melakukan pelanggaran. Sepuluh Kantor Akuntan Publik tersebut
diindikasikan melakukan pelanggaran berat saat mengaudit bank-bank yang
dilikuidasi pada tahun 1998, selain itu juga terdapat kasus keuangan dan
manajerial perusahaan publik yang tidak bisa terdeteksi oleh akuntan publik
sehingga menyebabkan perusahaan didenda oleh Bapepam (Christiawan, 2002).
Contoh dalam kasus tersebut diatas memperlihatkan bahwa sikap indepensi dan
profesionalisme sangat dibutuhkan auditor dalam melaksanakan kewajibannya.
Indpendensi merupakan salah satu faktor terpenting yang harus dimiliki
oleh seorang Akuntan Publik dalam melaksanakan pemeriksaan laporan
keuangan. Standar Auditing Seksi 200.18 (SA:2013) menyebutkan bahwa
independen bagi seorang akuntan publik artinya kemampuan auditor untuk
merumuskan suatu opini audit tanpa dapat dipengaruhi. Oleh karena itu ia tidak
dibenarkan memihak kepada siapapun, sebab bagaimanapun sempurnanya
keahlian teknis yang dimilikinya, ia akan kehilangan sikap tidak memihak yang
3
menjalankan tugasnya sebagai seorang Akuntan Publik tidak dibenarkan untuk
terpengaruh oleh kepentingan siapapun dalam melaksanakan tugasnya, baik itu
manajemen ataupun pemilik perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh
Wiratama (2015) menyatakan bahwa independensi auditor berpengaruh positif
terhadap kualitas audit, akan tetapi hasil penelitian Futri (2013) menyatakan
bahwa independensi auditor tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.
Selain independensi terdapat faktor lain yang harus dimiliki sebagai
seorang Akuntan Publik yaitu profesionalisme. Menurut Arens & Loobecke
(2008) profesionalisme adalah suatu tanggung jawab yang dibebankan lebih dari
sekedar memenuhi tanggung jawab yang dibebankan kepadanya dan lebih dari
sekedar memenuhi peraturan masyarakat dan undang-undang. Hasil penilitian
Agusti dan Pertiwi (2013) menyatakan bahwa profesionalisme auditor
berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit, sedangkan penelitian Futri (2013)
menyatakan bahwa Profesionalisme auditor tidak berpengaruh terhadap kualitas
audit.
Kepuasan kerja harus dimiliki oleh seorang Akuntan Publik, dikarenakan
kepuasan kerja seseorang terkadang juga mempengaruhi penilaian kualitas audit
yang dihasilkan. Semakin tinggi tingkat kepuasan auditor dalam bekerja, maka
semakin meningkat kualitas auditnya (Luthans,2002). Kepuasan kerja menurut
Handoko dalam Iskandar (2014)adalah suatu keadaan emosional individu, dimana
keadaan tersebut menyenangkan atau tidak menyenangkan menurut sisi dan
pandangan karyawan itu sendiri. Apabila seseorang puas akan pekerjaan yang
4
sehingga akan menimbulkan rasa aman dan nyaman untuk selalu bekerja di
lingkungan kerjanya (Rahadyan,2008). Hasil penelitian Futri (2013) menyatakan
bahwa kepuasan kerja aditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit, akan
tetapi hasil berbeda yang didapatkan oleh Pratiwi (2015) yang menyatakan bahwa
kepuasan kerja auditor tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.
Adapun penelitian lainnya tentang kualitas audit dengan pendekatan yang
berorientasi pada proses, Li Dang (2004) juga O’Keefe et al. (1994) berpendapat
bahwa kualitas keputusan diukur dengan: (i) tingkat kepatuhan auditor terhadap
General Acceptance on Auditing Standards (GAAS); (ii) tingkat spesialisasi
auditor dalam industri tertentu. Bagi pendekatan yang berorientasi hasil, Francis
(2004) mengukur kualitas audit melalui hasil audit. Ada dua hasil audit yang
dapat diobservasi yaitu: (i) laporan audit; dan (ii) laporan keuangan. Ukuran yang
dapat diobservasi dalam laporan audit adalah kecenderungan auditor untuk
mengeluarkan opini going concern ketika perusahaan bangkrut (Carey dan
Simnett 2006, Mutchler et al 1997). Sedangkan ukuran yang dapat diobservasi
dalam laporan keuangan adalah kualitas laba.
Beberapa hasil riset yang telah dilakukan, menunjukan adanya
inkonsistensi maka perlu diteliti kembali mengenai pengaruh independensi dan
profesionalisme auditor terhadap kualitas audit, dengan penambahan kepuasan
kerja sebagai variabel pemoderasi. Keistimewaan peneltian ini yaitu adanya
dugaan bahwa kepuasan kerja sebagai variabel moderasi, dengan dasar
pertimbangan ketidakkonsistenan dari hasil penelitian sebelumnya. Peneliti
5
pengaruh independensi dan profesionalisme terhadap kualitas audit. Berdasarkan
hal tersebut, maka peneliti mengangkat judul “Pengaruh Independensi dan
Profesionalisme Terhadap Kualitas Audit dengan Kepuasan Kerja sebagai
Variabel Pemoderasi (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Bali)”.
1.2 Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan di atas, maka
perumusan masalah dari penelitian ini adalah.
1) Apakah independensi berpengaruh terhadap kualitas audit ?
2) Apakah profesionalisme berpengaruh terhadap kualitas audit ?
3) Apakah kepuasan kerja auditor memperkuat pengaruh independensi terhadap
kualitas audit ?
4) Apakah kepuasan kerja auditor memperkuat pengaruh profesionalisme
terhadap kualitas audit ?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan pokok permasalahan di atas, maka tujuan
dari penelitian ini adalah.
1) Untuk mengetahui pengaruh independensi terhadap kualitas audit.
2) Untuk mengetahui pengaruh profesionalisme terhadap kualitas audit.
3) Untuk mengetahui kepuasan kerja auditor memperkuat pengaruh independensi
6
4) Untuk mengetahui kepuasan kerja auditor memperkuat pengaruh
profesionalisme terhadap kualitas audit.
1.4 Kegunaan Penelitian
1) Kegunaan Teoritis
Penelelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi dan
pengetahuan serta memberikan sumbangan pemikiran yang berarti bagi
pengembangan kurikulum mahasiswa akuntansi. Memperluas faktor-faktor yang
mempengaruhi kualitas audit, serta menambah daftar pustaka di lingkungan
akademis sebagai referensi penelitian berikutnya.
2) Kegunaan Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai gambaran bahan
pertimbangan serta masukan bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam
melakukan analisa untuk mencari hal-hal yang menjadi pertimbangan dalam
menentukan kualitas audit dan selanjutnya dapat digunakan untuk memperbaiki
7 1.5 Sistematika Penulisan
Secara keseluruhan skripsi ini terdiri dari lima bab yang merupakan satu
kesatuan yang utuh dengan sistematika penulisan sebagai berikut.
Bab I Pendahuluan
Bab ini menguraikan mengenai latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian
dan sistematika penelitian.
Bab II Kajian Pustaka Dan Rumusan Hipotesis
Bab ini mengemukakan teori – teori yang diperoleh dari
literature – literature yang ada untuk mendukung masalah
yang akan dibahas dalam skripsi ini dan menyajikan
pembahasan hasil penelitian sebelumnya mengenai
kualitas audit.
Bab III Metode Penelitian
Bab ini menguraikan tentang lokasi penelitian, objek
penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional
variabel, jenis dan sumber data, metode penentuan sampel,
metode pengumpulan data, uji instrument penelitian, uji
asumsi klasik, serta teknik analisis data.
Bab IV Pembahasan Hasil Penelitian
Bab ini akan menyajikan gambaran umum hasil penelitian
serta menguraikan pembahasan yang berkaitan dengan
8
terhadap kualitas audit dengan kepuasan kerja sebagai
variabel pemoderasi pada Kantor Akuntan Publik di Bali.
Bab IV Simpulan Dan Saran
Bab ini akan mengemukakan simpulan dari uraian
pembahasan yang telah dibuat pada bab sebelumnya. Bab
ini juga mengemukakan tentang saran–saran yang
dipandang perlu berdasarkan atas simpulan yang
9 BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory)
Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa teori keagenan (agency
theory) merupakan teori yang menjelaskan adanya hubungan antara pemilik
perusahaan (principal) dan manajer (agent). Menurut Einsenhardt (1989) teori
keagenan dibagi menjadi dua yaitu,
1) Positive agency research, yaitu memfokuskan pada identifikasi situasi
dimana agen dan prinsipal mempunyai tujuan yang bertentangan dan
mekanisme pengendalian yang terbatas hanya menjaga perilaku self
serving agen.
2) Principal agent research, yaitu memfokuskan pada kontrak optimal antara
perilaku dan hasilnya, secara garis besar penekanan pada hubungan
principal dan agent.
Teori keagenan ini terkadang menimbulkan masalah, karena para pelaku
yang terlibat dalam hubungan ini memiliki kepentingan yang berbeda-beda dan
masing-masing pihak berusaha untuk memenuhi kepentingannya sendiri, sehingga
permasalahan tersebut menimbulkan terjadinya konflik kepentingan. Pemegang
saham memiliki kepentingan untuk memperoleh tingkat pengembalian atas
investasinya dalam bentuk deviden dengan jumlah yang besar secepat mungkin,
10
mendapatkan kompensasi dan bonus atas kinerjanya sebesar mungkin. Pemilik
perusahaan menilai kinerja manajer dalam menghasilkan laba melalui laporan
keuangan yang dibuat oleh manajer, sebaliknya manajer berusaha memenuhi
tuntutan pemegang saham dengan menghasilkan laba yang tinggi sehingga bisa
memperoleh kompensasi yang diiinginkan.
Pada kenyataannya, laporan keuangan yang dibuat oleh manajer tidak
selamanya menggambarkan keadaan perusahaan yang sesungguhnya. Hal tersebut
dilakukan oleh manajer agar tujuannya untuk mendapat kompensasi bisa tercapai.
Guna mencegah segala bentuk kecurangan maupun kesalahan yang terkandung
dalam laporan keuangan, maka laporan keuangan tersebut harus diperiksa oleh
auditor eksternal (auditor independen). Laporan keuangan yang telah diperiksa
oleh auditor eksternal (auditor independen) diharapkan dapat menjadikan dasar
dalam pengambilan keputusan bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
Mekanisme kelembagaan antara auditor dan manajer sering menimbulkan
masalah keagenan (Gavious,2007). Pada satu sisi manajer menunjuk auditor untuk
melakukan audit, namun disisi lain manajer membayar jasa audit yang dilakukan
oleh auditor yang ditunjuk. Pada akhirnya mekanisme kelembagaan tersebut
membuat auditor bergantung pada independensi yang dimiliki oleh auditor (Indra,
2014). Tidak hanya itu, auditor juga dituntut untuk memenuhi keinginan klien
demi menjaga perikatan antara auditor dengan klien di masa mendatang. Keadaan
ini yang nantinya akan menimbulkan konflik kepentingan dalam diri auditor
11 2.1.2 Kualitas Audit
Menurut Enofe et al (2013), audit adalah pemeriksaan audit independen
atas laporan keuangan suatu perusahaan yang telah dipersiapkan oleh manajemen
perusahaan. De Angelo (1981) mendefinisikan kualitas audit sebagai
kemungkinan dimana auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran yang
ada dalam sistem akuntansi. Palmrose (1998) dalam Chadegani (2011)
mendefinisikan kualitas audit dalam hal tingkat jaminan karena tujuan audit
adalah untuk memberikan jaminan terhadap laporan keuangan. Kualitas audit
adalah probabilitas bahwa laporan keuangan tidak mengandung salah saji
material.
Azary (2008) dalam Edosa et al. (2013) mengatakan kualitas audit sebagai
seberapa baik audit mampu melindungi kepentingan pengguna dengan mendeteksi
dan melaporkan salah saji material dalam laporan keuangan dan mengurangi
asimetri informasi antara manajemen dan pengguna laporan keuangan. Laporan
keuangan tanpa asimetri informasi dan salah saji membuktikan adanya kualitas
audit (Edosa et al, 2013). Kualitas audit didefinisikan sebagai kesediaan untuk
melakukan pelaporan setiap manipulasi materi atau salah saji yang akan
meningkatkan ketidakpastian material (Bradshaw et al. 2001) dalam Velnampy
et al (2014).
Silvya et al (2012) menyatakan presepsi kualitas audit menunjukan tingkat
kepercayaan pengguna dalam laporan keuangan dan efektivitas auditor dalam
mengurangi salah saji material dalam laporan keuangan yang disusun oleh
12
sebagai jenis kepercayaan yang baik dikarenakan auditor menambah kredibilitas
perusahaan laporan keuangan dengan mengungkapkan pendapat tentang
representatif yang benar dan adil, tetapi hanya sejauh pengguna laporan keuangan
menganggap bahwa pendapat itu berharga. Menurut Badjuri (2011) kualitas audit
biasanya diukur dengan pendapat professional dan didukung oleh bukti dan
penilaian objektif.
2.1.3 Independensi
Independen berarti akuntan publik tidak mudah dipengaruhi. Akuntan
publik tidak dibenarkan memihak kepentingan siapapun. Akuntan publik
berkewajiban untuk jujur tidak hanya kepada manajemen dan pemilik perusahaan,
namun juga kepada kreditur dan pihak lain yang meletakkan kepercayaan atas
pekerjaan akuntan publik (Christiawan, 2002). Sementara itu, (Christawan, 2000)
menyatakan Auditor berkewajiban untuk tidak hanya kepada manajemen dan
pemilik perusahaan, namun juga kepada kreditur dan pihak lain yang meletakan
keprcayaan atas pekerjaan auditor. Hussey dan Lan (2001) mengungkapkan
bahwa audit akan efektif jika auditor diberikan kepercayaan untuk bersikap
independen dalam mengungkapkan kecurangan pada laporan keuangan yang
disajikan manajemen.
Menurut E.B. Wilcox dalam Samsi (2013), independensi merupakan suatu
standar auditing yang penting karena opini akuntan independen bertujuan untuk
13
Ohiokha et al (2013) mengatakan seorang auditor yang memiliki independensi
tinggi maka kinerjanya akan menjadi lebih baik.
Carey dalam Razana (2013) mendefinisikan independensi auditor dari segi
integritas dan hubungannya dengan pendapat akuntan atas laporan keuangan.
Independensi meliputi,
1) Kepercayaan terhadap diri sendiri yang terdapat pada beberapa orang
professional.
2) Independensi berarti adanya kejujuran adanya kejujuran dalam diri auditor
dalam mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang objektif
tidak memihak dalam diri auditor dalam merumuskan dan menyatakan
pendapatnya.
Terdapat dua aspek independensi menurut Taylor dalam Wulandari
(2011), yaitu,
1) Independensi sikap mental (independence of mental attitude)
Independensi sikap mental ditentukan oleh pikiran auditor untuk bertindak
dan bersikap independen.
2) Independensi penampilan (appearance of independence)
Independensi penampilan ditentukan oleh kesan masyarakat terhadap
independensi auditor. Berdasarkan pengertian tersebut disimpulkan bahwa
independensi merupakan sikap seseorang untuk bertindak jujur, tidak
memihak, dan melaporkan temuan temuan hanya berdasarkan bukti yang
14 2.1.4 Profesionalisme
Menurut Futri (2013) profesionalisme lebih diartikan pada sikap dan
perilaku seseorang dalam melaksanakan profesinya. Sikap profesionalisme
merupakan salah satu syarat utama bagi siapapun yang ingin menjadi auditor
disamping memiliki keahlian yang memadai dan sikap disiplin serta konsisten
dalam menjalankan pekerjaan sebagai seorang auditor. Profesionalisme
(professionalism), didefinisikan secara luas, mengacu pada perilaku, tujuan, atau
kualitas yang membentuk karakter atau memberi ciri suatu profesi atau
orang-orang professional (Messier et al, 2005: 375).
(Hall R dalam Syahrir; 2002 : 7) mengembangkan konsep profesionalisme
dari level individual yang digunakan untuk profesionalisme eksternal auditor,
meliputi lima dimensi.
1) Pengabdian pada profesi (dedication), yang tercermin dalam dedikasi
profesional melalui penggunaan pengetahuan dan kecakapan yang
dimiliki. Sikap ini adalah ekspresi dari penyerahan diri secara total
terhadap pekerjaan. Pekerjaan didefinisikan sebagai tujuan hidup dan
bukan sekadar sebagai alat untuk mencapai tujuan. Penyerahan diri secara
total merupakan komitmen pribadi, dan sebagai kompensasi utama yang
diharapkan adalah kepuasan rohaniah dan kemudian kepuasan material.
2) Kewajiban sosial (Social obligation), yaitu pandangan tentang pentingnya
peran profesi serta manfaat yang diperoleh baik oleh masyarakat ataupun
15
3) Kemandirian (autonomy demands), yaitu suatu pandangan bahwa seorang
profesional harus mampu membuat keputusan sendiri tanpa tekanan dari
pihak yang lain.
4) Keyakinan terhadap peraturan profesi (belief in self-regulation), yaitu
suatu keyakinan bahwa yang berwenang untuk menilai pekerjaan
profesional adalah rekan sesama profesi, dan bukan pihak luar yang tidak
mempunyai kompetensi dalam bidang ilmu dan pekerjaan mereka.
5) Hubungan dengan sesama profesi (Professional community affiliation),
berarti menggunakan ikatan profesi sebagai acuan, termasuk organisasi
formal dan kelompok-kelompok kolega informal sebagai sumber ide
utama pekerjaan. Melalui ikatan profesi ini para profesional membangun
kesadaran profesinya.
Prinsip perilaku professional mewajibkan setiap praktisi wajib mematuhi
hukum dan peraturan yang berlaku dan harus menghindari semua tindakan yang
dapat mendiskreditkan profesi. (SA:2013)
2.1.5 Kepuasan Kerja Auditor
Kepuasan kerja menurut Handoko dalam (Iskandar, 2014),adalah suatu
keadaan emosional individu, dimana keadaan tersebut menyenangkan atau tidak
menyenangkan menurut sisi dan pandangan karyawan itu sendiri. Kepuasan kerja
erat kaitannya dengan pencapaian kinerja seseorang yang mempengaruhi prestasi
kerjanya. Kaitannya dengan akuntan publik dimana auditor yang bekerja di KAP
memiliki tingkat kepuasan kerja yang tinggi maka akan menghasilkan kinerja
16
Kepuasan kerja seorang auditor melahirkan loyalitas terhadap kantor
akuntan publik tempatnya bekerja, dikarenakan kepuasan kerja berkaitan dengan
pemenuhan keinginan yang bersifat pribadi dikantor tersebut. Keinginan tersebut
dapat berupa keinginan terhadap suasana kerja yang aman dan nyaman,
kesejahteraan karyawan yang terjamin, serta fasilitas kerja yang memadai.
2.2 Hipotesis Penelitian
2.2.1 Pengaruh Independensi Auditor terhadap Kualitas Audit
Christawan (2002), mengatakan independensi merupakan salah satu
komponen etika yang harus dijaga oleh seorang auditor. Penelitian yang dilakukan
oleh Porter (1920) dalam Stirbu et al (2009) mengungkapkan bahwa tujuan utama
dari audit pada awalnya adalah untuk mengungkap kekeliruan. Christawan (2002)
juga mengungkapkan jika independensi hilang dari dalam auditor maka hasil
laporan keuangan yang diaudit akan sama saja dengan laporan keuangan yang
tidak diaudit.
Penelitian mengenai hubungan independensi dengan kualitas audit telah
banyak dilakukan, seperti penelitian Agusti dan Pertiwi (2013) menemukan hasil
bahwa independensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit, begitu juga
penelitan Tepalagul dan Ling (2015), Wiratama dan Budiartha (2015) memiliki
hasil penelitian yang sama yaitu independensi berpengaruh positif pada kualitas
audit. Berdasarkan teori tersebut, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut.
17
2.2.2 Pengaruh Profesionalisme Auditor Terhadap Kualitas Audit
Sikap dan perilaku professional adalah syarat utama bagi seseorang untuk
menjadi auditor disamping memiliki sikap disiplin, pengalaman dan keahlian
dalam menjalankan profesinya sebagai seorang auditor. Sebagai seorang auditor
eksternal menjadi professional adalah sebuah tanggung jawab individu untuk
berprilaku yang lebih baik dari sekedar mematuhi undang-undang, kode etik dan
peraturan yang ada (Futri, 2014).
Hasil pembahasan penelitian Agusti dan Pertiwi (2013) terdahulu
menemukan hasil bahwa Profesionalisme auditor berpengaruh terhadap kualitas
audit. Penelitian tersebut didukung oleh penelitan Lesmana (2015) memiliki hasil
yang sama yaitu profesionalisme auditor berpengaruh positif terhadap kualitas
audit. Berdasarkan teori tersebut, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut.
H2 : Profesionalisme auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit.
2.2.3 Pengaruh Independensi terhadap Kualitas Audit dengan Kepuasan Kerja sebagai variabel moderasi
Dalam melakukan pemeriksaan terkait dengan pelaporan, auditor bebas
dari pihak lain untuk mempengaruhi fakta-fakta yang dilaporkan dan dalam
melakukan pemeriksaan dengan pelaporan, auditor bebas dari usaha pihak tertentu
untuk mempengaruhi pertimbangan pemeriksa terhadap isi laporan pemeriksaan
menunjukan sikap auditor semakin independen, maka auditor akan melaporkan
18
dalam bekerja bebas dari campur tangan pihak manapun dan jujur dalam bekerja
akan berdampak pada peningkatan kualitas auditnya. Jika seorang auditor menaati
penerapan aturan etika yang ada dan dijalankan dengan sungguh-sungguh, maka
akan mengarah pada terciptanya motivasi secara professional dan dengan adanya
motivasi yang tinggi maka akan menimbulkan kepuasan kerja pada auditor.
Motivasi yang ada pada seseorang akan mewujudkan suatu perilaku yang
diarahkan pada tujuan guna mencapai sasaran akhir yaitu kepuasan kerja.
Menurut Luthans dalam (Iskandar, 2014) dengan adanya sikap independen
dari seorang auditor dan diperkuat dengan kepuasan auditor dengan pekerjaannya,
maka auditor tersebut dapat bekerja dengan lebih baik sehingga berdampak pada
semakin meningkatnya kualitas audit. Berdasarkan teori tersebut maka hipotesis
dalam penelitian adalah sebagai berikut.
H3 : Kepuasan kerja auditor memperkuat pengaruh independensi auditor terhadap
kualitas audit.
2.2.4 Pengaruh Profesionalisme terhadap Kualitas Audit dengan Kepuasan Kerja sebagai variabel moderasi
Profesionalisme merupakan sikap bertanggung jawab terhadap apa yang
telah ditugaskan kepadanya. Profesionalisme menjadi syarat utama bagi seseorang
auditor eksternal seperti auditor yang terdapat pada Kantor Akuntan Publik
(KAP), sebab dengan profesionalisme yang tinggi kebebasan auditor akan
semakin terjamin dan berdampak terhadap kualitas audit (Agusti dan Pertiwi,
2015). Sementara itu, Khomsiyah dan Indriantoro (1998) dalam Sasongko (2010)
19
pemerintah yang menjadi sampel penelitiannya. Windsor dan Ashkanasy (1995)
mengungkapkan bahwa asimilasi keyakinan dan nilai-nilai dalam organisasi
mempengaruhi integritas dan independensi auditor.
Dengan adanya sikap Profesionalisme dari seorang auditor dan diperkuat
dengan kepuasan auditor dengan pekerjaannya, maka auditor tersebut diharapkan
dapat bekerja dengan lebih baik sehingga berdampak pada semakin meningkatnya
kualitas audit. Berdasarkan teori tersebut maka hipotesis dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut.
H4 : Kepuasan kerja auditor memperkuat pengaruh profesionalisme auditor