• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PERMAINAN LOMPAT KELINCI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK. Bujang 1 dan Cahyani 2 ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PERMAINAN LOMPAT KELINCI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK. Bujang 1 dan Cahyani 2 ABSTRAK"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PERMAINAN LOMPAT KELINCI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK

Bujang1 dan Cahyani2

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh permainan lompat kelinci terhadap peningkatan kemampuan lompat jauh gaya jongkok pada siswa ekstrakurikuler atletik SMP Nurjamilah Kranji Kecamatan Bekasi Barat. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan teknik one group pre-test and post test eksperimen yaitu mengobservasi pada kelompok yang diberi perlakuan diantara tes awal dan akhir. Hasil dari penelitian ini adanya peningkatan dalam kemampuan lompat jauh gaya jongkok pada siswa ekstrakurikuler Atletik SMP Nurjamilah Kranji Kecamatan Bekasi Barat. Analisis data penelitian tes awal dan akhir kemampuan lompat jauh gaya jongkok diperoleh, rata-rata (B)= 0,20, simpangan baku (SB)= 0,14, dan t-hitung= 6,667. Berdasarkan analisis t-hitung tes awal dan akhir kemampuan lompat jauh gaya jongkok sebesar = 6,667. kemudian diujikan dengan t-tabel pada derajat kebebasan (dk) = (N-1) = (18-1) =17 dengan taraf kepercayaan (α)=0,05 diperoleh nilai kritis t-tabel = 2,110 (t-hitung= 6,667 > t-tabel= 2,110). Dengan demikian hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis (Hi) diterima, jadi hipotesis yang menyatakan tidak terdapat perbedaan tes akhir kemampuan lompat jauh gaya jongkok pada siswa ekstrakurikuler Atletik SMP Nurjamilah Kranji Kecamatan Bekasi-Barat tidak terbukti. Berdasarkan hasil analisis data yang telah diuraikan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa, latihan permainan lompat kelinci dapat meningkatkan kemampuan lompat jauh gaya jongkok pada siswa ekstrakurikuler Atletik SMP Nurjamilah Kranji Kecamatan Bekasi-Barat.

Kata Kunci: Permainan, Lompat Kelinci, Lompat Jauh

1 Bujang: Dosen PJKR FKIP Universitas Islam “45” Bekasi 2

Cahyani: Mahasiswa PJKR FKIP Universitas Islam “45” Bekasi

(2)

Motion, Volume V, No. 1, Maret 2014

24

Pendidikan jasmani adalah mata pelajaran yang dapat dijadikan proses rekayasa pengembangan kemampuan siswa melalui aktifitas jasmani. Atau sebagai salah satu sarana pembelajaran yang strategis bagi penanaman, pengembangan dan peningkatan kemampuan pengetahuan, sikap dan keterampilan siswa. Peningkatan sumber daya manusia yang dapat bersaing dan berprestasi. Guru pendidikan jasmani, sebagai orang bertanggung jawab berlangsungnya proses pendidikan jasmani tersebut, dituntut memiliki kemampuan dalam menciptakan situasi dan kondisi belajar guna merekayasa kemampuan siswa secara sistematis dan terencana dengan harapan agar tujuan pembelajaran sebagai bagian tujuan pendidikan dapat dicapai secara optimal. Adanya kemampuan tersebut, dalam penggunaan strategi, metodik dan pendekatan disesuaikan keadaan siswa tersebut. Hal ini disebabkan keberhasilan proses pembelajaran belajar, salah satunya dipengaruhi faktor internal siswa. Oleh karena itu keadaan siswa tersebut, yang didalamnya termasuk karakteristik dan kondisi fisik siswa adalah; faktor internal siswa yang tidak dapat dipisahkan dalam pencapaian keberhasilan tujuan pembelajaran secara optimal.

Guru pendidikan jasmani dalam menyusun program perencanaan pembelajaran perlu melihat dan mempertimbangkan kondisi fisik siswa yang dimiliki oleh masing-masing siswa secara individu maupun kelompok. Kondisi fisik antara lain adalah,kekuatan, keseimbangan, kelentukan, koordinasi, daya tahan umum, daya ledak. Komponen-komponen kemampuan gerak dasar tersebut adalah faktor penunjang siswa yang berada didalam internal siswa dalam kegiatan belajar gerak. Dimana kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing siswa merupakan faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar keterampilan gerak seperti dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani.

Proses pendidikan jasmani adalah suatu aktifitas komunikasi interaktif edukatif antara guru dan siswa dalam upaya mencapai tujuan pendidikan jasmani. Optimalisasi tercapainya tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya salah satunya tergantung dari upaya maksimal guru dalam menyiapkan dan menyajikan bahan pengajaran kepada siswa. Kemampuan guru adalah komponen yang tidak dapat diabaikan dalam usaha mencapai tujuan pembelajaran secara optimal. Guru harus

(3)

Motion, Volume V, No. 1, Maret 2014

25

mampu mengelola proses pembelajaran yang sesuai antara tujuan, kondisi dan tingkat perkembangan siswa. Kesesuaian diantara komponen tersebut maka, siswa diharapkan dapat berkembang kemampuan pengetahuan, sikap dan keterampilan secara baik. Hal ini didasari oleh pendapat Hasibuan dan Moejiono, yang menjelaskan bahwa: dalam melaksanakan proses pembelajaran guru dituntut mampu mengendalikan atau mengelola kelas, menyampaikan informasi konsep atau bentuk keterampilan serta perkembangan psikologis siswa sebagai peserta ajar. Oleh karena itu apapun bentuk kurikulumnya, maka peranan guru sangat strategis dalam upaya pencapaian hasil pembelajaran. Atletik adalah gabungan dari beberapa jenis cabang olahraga secara garis besar olahraga dalam atletik dikelompokan menjadi jalan, lari, lempar, dan lompat.

Lompat jauh adalah unsur gerak lokomotor yang harus diberikan kepada siswa sekolah yang didiskripsikan sebagai aktifitas gerak yang bertujuan untuk melompat sejauh-jauhnya melalui gerakan awalan, tolakan, melayang di udara, dan mendarat. Guna mencapai hasil lompatan sejauh-jauhnya, maka seorang pelompat harus memiliki kekuatan otot tungkai yang baik, Yusuf Adisasmita,atletik (Jakarta:Depdikbud,1995). Hal ini disebabkan dalam gerakan lompat jauh, terutama dalam teknik tolakan, adalah suatu proses melontarkan tubuh yang dipengaruhi oleh gaya gravitasi. Guna melawan gaya gravitasi yang mencengkram kaki tumpu saat menolak, maka diperlukan kaki yang kuat. Agar kaki tumpu sebagai kaki yang menolak dapat melontarkan tubuh tersebut, maka kaki kaki tumpu harus dilatih dengan berbagai pola gerak yang mampu mengembangkan kekuatan pada otot-otot tungkai.

Kekuatan tersebut sangat dibutuhkan guna melontarkan tubuh kearah horizontal membentuk lintasan, pada tubuh yang sedang bergerak membentuk lintasan tersebut bekerja tenaga lontaran dan gaya tarik bumi. Dadang Masnun,Biomekanika (Jakarta : UNJ,1998). Permasalahan yang terjadi di SMP Nurjamilah Kranji Kecamatan Bekasi Barat, ternyata adalah hasil dari proses pembelajaran lompat jauh sangat jauh dari harapan yang dirumuskan tujuan pembelajaran baik berdasarkan penilaian kuantitatif maupun kualitatif. Berdasarkan

(4)

Motion, Volume V, No. 1, Maret 2014

26

pengamatan dan pengalaman sebagian besar siswa mengalami kesulitan dalam melakukan tolakan, lemah pada kaki tumpu sehingga tidak mampu melakukan gerakan menolak yang sempurna. Hal tersebut mengakibatkan hasil lompatan sangat dekat, Dengan adanya hasil lompatan tersebut maka sekolah tersebut sulit untuk menentukan siswanya untuk diikutsertakan dalam berbagai kegiatan perlombaan baik yang diadakan di tingkat kecamatan maupun provinsi. Maka guru pendidikan jasmani di sekolah tersebut terus menerus berupaya melakukan peningkatan hasil kemampuan lompat jauh diluar jam sekolah yaitu di dalam kegiatan ekstrakurikuler atletik sebagai salah satu penunjang pencapaian prestasi atletik. Salah satu upaya yang sedang dikembangkan dalam proses pembelajaran dengan cara mengadakan ekstrakurikuler atletik di sekolah dan mengembangkan metode pembelajarannya menggunakan metode permainan lompat kelinci.

Permainan lompat kelinci adalah bentuk latihan dasar yang berorientasikan pada unsur permainan meniru lompatan binatang kelinci. Bermain tersebut, menurut Garry A.Carr dalam buku atletik untuk sekolah adalah, salah satu unsur permainan yang dapat membangun dan mengembangkan kekuatan otot tungkai siswa. Proses pembelajaran yang tujuannya untuk membentuk gerak dasar seperti kekuatan, kelincahan, kelentukan pada siswa melalui penyajian permainan lompat kelinci adalah salah satu upaya guru pendidikan jasmani dalam mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien di SMP Nurjamilah Kranji Kecamatan Bekasi-Barat.

Berdasarkan uraian tersebut, penulis akan meneliti tentang pengaruh permainan lompat kelinci terhadap kemampuan lompat jauh gaya jongkok, sehingga peneliti tertarik untuk meneliti permasalahan tersebut dengan judul “Pengaruh Permainan Lompat Kelinci Terhadap Peningkatan Kemampuan Lompat Jauh Gaya Jongkok Pada Siswa Ekstrakurikuler Atletik SMP Nurjamilah Kranji Kecamatan Bekasi Barat”.

(5)

Motion, Volume V, No. 1, Maret 2014

27 Hakikat Permainan Lompat Kelinci

Pengertian permainan menurut Hans Daeng, (dalam Adang Ismail 2009: 17) permainan adalah bagian mutlak dari kehidupan anak dan permainan merupakan bagian integral dari proses pembentukan kepribadian anak. Selanjutnya Andang Ismail (2009: 26) menuturkan bahwa permainan ada dua pengertian. Pertama, prmainan adalah sebuah aktifitas bermain yang murni mencari kesenangan. Permainan merupakan sebuah aktivitas rekreasi dengan tujuan senang-senang mengisi waktu luang atau berolahraga ringan. Permainan biasanya dilakukan secara sendiri atau berkelompok. Permainan sering dijadikan salah satu metode pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan proses pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah. Metode pembelajaran dengan menggunakan permainan adalah salah satu cara penyajian materi pembelajaran disampaikan kepada siswa yang lebih menekankan adanya siswa lebih aktif dan partisipatif dalam kegiatan proses pembelajaran.

Lompat mengandung pengertian proses bergerak yang ditandai adanya pengangkatan kaki ke depan guna mencapai jarak tertentu. Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Depdikbud, 1995). Sedangkan kelinci adalah binatang mamalia yang memiliki cara jalan dan lari yang khas dengan mengangkat kedua kaki belakang yang dijadikan alat untuk melompat. Melakukan permainan lompat kelinci merupakam suatu usaha yang dilaksanakan guru melalui proses perencanaan yang sistematis untuk memberikan atau menyampaikan bahan ajar kepada siswa guna mencapai tujuan pembelajaran secara optimal. Sehingga tujuan dari pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan apa yang diinginkan dengan efisien dan efektif.

Permainan lompat kelinci adalah bentuk penyajian gerak melompat yang menirukan tingkah laku binatang. Hal ini didasari bahwa permainan atau bermain adalah satu bentuk penyajian pembelajaran gerak yang terdiri dari pola-pola gerak : 1. Bermain meniru yaitu pola gerak yang meniru prilaku hewan,manusia atau

(6)

Motion, Volume V, No. 1, Maret 2014

28

2. Bermain peran yaitu pola gerak yang mememrankan prilaku suatu hewan, profesi atau pekerjaan tertentu.

3. Bermain fantasi yaitu pola gerak yang diadopsi dari dunia dongeng.

4. Bermain dramatisi yaitu pola gerak yang memainkan suatu lakon berdasarkan kerangka kerja drama. Matakupan, Strategi Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani (Jakarta:IKIP Jakarta, 1985).

Permainan lompat kelinci adalah upaya penyajian gerak kepada siswa yang dilakukan oleh guru, dengan memberikan pola gerak permainan lompat kelinci. Tujuan proses pembelajran gerak tersebut adalah untuk membentuk dan mengembangkan kekuatan otot tungkai sebagai salah satu unsur yang tidak dapat di abaikan dalam lompat jauh terutama dalam tahapan menolak. Unsur kekuatan otot tungkai sangat diperlukan dalam membentuk lintasan parabola sehingga menghasilkan lompatan lebih jauh. Yusuf Adisasmita, Atletik (Jakarta: Depdikbud, 1995).

Selain daripada itu digunakan permainan lompat kelinci guna memperkuat atau memantapkan jumlah perubahan keterampilan siswa sehingga menjadi kebiasaan dalam hal melakukan tolakan dengan kaki tumpu yang benar. Proses pembelajaran lompat jauh menggunakan permainan lompat kelinci dapat memudahkan siswa dalam belajar dan memperkuat kemampuan siswa dalam melakukan teknik gerakan menolak yang merupakan faktor terpenting dalam lompat jauh. Teori yang mendasari uraian di atas dari Connectionism Thorndike yaitu pembentukan dan penguatan antara stimulus dan respons dalam teori tersebut terdapat tiga hukum yang sangat berpengaruh proses pembelajaran lompat jauh gaya jongkok.

Permainan lompat kelinci dilaksanakan secara perorangan atau kelompok dilakukan dengan jongkok kedua tangan di tempatkan di kedua lutut dengan diberikan aba-aba kedua kaki secara bersamaan melakukan lompatan sekuat-kuatnya mulai dari 2 sampai 3 lompatan bersamaan dengan mengayunkan kedua tangan ke atas dan depan secara selaras.

(7)

Motion, Volume V, No. 1, Maret 2014

29

Pelaksanaan permainan lompat kelinci tersebut dikombinasikan dengan cara satu kaki melompat, dua kaki mendarat, dua kaki melompat, satu kaki mendarat. Latihan tersebut bertujuan mengembangkan kekuatan otot tungkai dengan beban tubuh sebagai sarana latihannya, hal ini didasari oleh Harsono yang menjelaskan untuk mengembangkan kekuatan otot sebaiknya dilatih menggunakan beban. Harsono, Ilmu Melatih (Jakarta: Depdikbud, 1992). Oleh Karena itu tubuh siswa yang melakukan latihan lompat kelinci dijadikan beban untuk mengembangkan serabut-serabut otot di sekitar tungkai kanan maupun kiri. Variasi gerakan yang dilaksanakan pada proses pembelajaran pada dasarnya untuk penyesuaian dengan lompat jauh yang sebenarnya serta mengoptimalkan kedua kaki yang dijadikan sasaran pengembangan kekuatan otot-ototnya. Guna menghindari kejenuhan pada siswa, gerakan ini dilaksanakan secara bervariasi diselingi dengan perlombaan diantara siswa satu dengan yang lainnya.

Berdasarkan uraian tersebut, maka permainan lompat kelinci adalah salah satu upaya yang dilaksanakan oleh guru pendidikan jasmani untuk memberikan penyajian gerak kepada siswa dalam mencapai tujuan pengembangan kekuatan otot tungkai sebagai gerakan dasar dalam lompat jauh. Dengan adanya latihan gerakan dasar tersebut mempersiapkan kondisi motorik siswa dalam melakukan lompat jauh.

Lompat Jauh Gaya Jongkok

Lompat jauh adalah gerakan berpindah tempat dari satu tempat ketempat yang lain dengan satu kali tolakan kedepan sejauh-jauhnya. Mengapa tolakan dilakukan dengan satu kaki? jawabnya adalah inilah yang membedakan antara lompat dengan loncat, dimana kalau loncat menggunakan tumpuan dua kaki secara bersamaan, contohnya loncat indah (olahraga aquatik) dan loncat harimau (tiger sprong) pada olahraga senam lantai.

Lompat jauh gaya jongkok paling mudah dilakukan karena pelompat hanya melakukan gerakan menekuk kedua kaki saat melayang di udara (seperti gerakan Jongkok) jadi Lompat jauh gaya jongkok adalah gerakan lompat jauh

(8)

Motion, Volume V, No. 1, Maret 2014

30

dimana badan atau tubuh seperti jongkok di udara. (http://materipenjasorkes.blogspot.com/2012/12/teknik-lompat-jauh-gaya-jongkok-ortodock.htm).

Guna mencapai hasil lompatan sejauh-jauhnya, seorang pelompat perlu mengetahui dan memahami tekhnik gerakan melompat jauh yang baik dan benar. Hal ini disebabkan suatu aktifitas gerak dilakukan dengan cara yang benar dapat menghasilkan gerakan yang efisien dan efektif. Harsono, Prinsip-Prinsip Ilmu Kepelatihan (Jakarta: Koni Pusat,1986). Berikut adalah serangkaian gerakan lompat jauh gaya jongkok :

Gambar 1. Serangkaian Gerakan Lompat Jauh Gaya Jongkok Sumber : Tamsir Riyadi, 1985:97

Adapun teknik atau unsur-unsur dalam gerakan lompat jauh antara lain: 1). Awalan, 2). Tolakan 3). Melayang 4). Mendarat. Sri Wahyuni, Sutarmin, Pramono, Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (Jakarta: Pusat Perbukuan, Kemendiknas, 2010).

1. Awalan

Awalan melakukan lompat jauh merupakan teknik gerakan yang sangat penting yang bertujuan untuk mendapatkan kecepatan pada waktu akan melompat. Yaitu untuk mendapatkan tenaga dalam melakukan tolakan agar dapat melontarkan tubuh secara maksimal, hal ini didasari oleh Balesteros, bahwa lari awalan lompat jangkit tidak banyak perubahan sikap badan pada beberapa langkah terakhir daripada lompat jauh. Balesteros, Pedoman Dasar Melatih Atletik (Jakarta :

(9)

Motion, Volume V, No. 1, Maret 2014

31 PASI:1993).

Awalan adalah langkah utama yang diperlukan oleh pelompat untuk memperoleh kecepatan pada waktu akan melompat. Seperti dikatakan Aip Syarifuddin ( 1992 : 90 ) “ Awalan merupakan gerakan permulaan dalam bentuk lari untuk mendapatkan kecepatan pada waktu akan melakukan tolakan (lompatan). Awalan dalam hal ini lari secepat-cepatnya dalam jarak kurang lebih sampai 40 meter. Dilakukan dengan gerakan yang dimulai dari perlahan kemudian makin lama semakin cepat dan langkah kaki yang terkontrol guna melakukan tolakan.

2. Tolakan

Tolakan adalah rangkaian teknik lompat jauh kedua setelah awalan, merupakan suatu proses perpindahan yang sangat cepat antara gerakan awalan dengan saat melayang. Tolakan adalah suatu gerakan yang dilakukan dengan kaki yang terkuat untuk mengangkat tubuh sehingga memungkinkan hasil lompatan yang lebih jauh. Menurut Sri Wahyuni, Sutarmin, Pramono, Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (Jakarta: Pusat Perbukuan, Kemendiknas, 2010) yaitu gerakan tolakan atau tumpuan pada lompat jauh merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan lompat jauh. Oleh karena itu, agar mendapat hasil lompatan yang semaksimal mungkin, tolakan atau tumpuan harus dilakukan dengan sebaik-baiknya.

3. Melayang

Melayang adalah proses gerakan tubuh di udara yang merupakan bentuk ketiga dari rangkaian gerakan pelompat melakukan salah satu gaya dalam mlompat jauh. Karena semua gaya yang ada dalam lompat jauh dilakukan sewaktu melayang di udara ini. Adapun teknik melayang di udara menurut : Sri Wahyuni, Sutarmin, Pramono, Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (Jakarta: Pusat Perbukuan, Kemendiknas, 2010) yaitu setelah melakukan tumpuan atau tolakan dengan badan condong ke depan, kaki diayunkan ke depan untuk membantu berat badan keatas disusul kaki tumpu juga diayunkan ke depan.

(10)

Motion, Volume V, No. 1, Maret 2014

32 4. Mendarat

Mendarat adalah sikap jatuh dengan posisi kedua kaki menyentuh tanah secara bersama-sama dengan lutut dibengkokkan dan mengeper sehingga memungkinkan jatuhnya badan kearah depan. Seperti dikatakan Yusuf Adisasmita ( 1992 : 68 ) “Pada saat mendarat titik berat badan harus dibawa kemuka dengan jalan membungkukkan badan hingga lutut hampir merapat, dibantu pula dengan juluran tangan kemuka. Pada waktu mendarat ini lutut dibengkokkan sehingga memungkinkan suatu momentum membawa badan ke depan di atas kaki.”

Mendarat adalah gerakan terakhir dalam lompat jauh yang dilakukan oleh seorang pelompat. Di dalam lompat jauh pengukuran dilakukan pada bekas jatuhnya salah satu bagian tubuh di pasir yang terdekat dengan balok tumpuan. Adapun teknik pendaratan menurut Sri Wahyuni, Sutarmin, Pramono, Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (Jakarta: Pusat Perbukuan, Kemendiknas, 2010) yaitu pelompat jauh saat mendarat, kedua kaki ditekuk dengan posisi jongkok dan tumit mendarat terlebih dahulu. Berat badan didorong kedepan dan kedua lengan diluruskan ke depan. Pendaratan sebagai proses gerakan terakhir lompat jauh, sebaiknya kaki ayun dan kaki menolak bergabung, mendarat dengan mengeper untuk menghindari cidera. Secara visual bentuk gerakan mendarat dapat dilihat pada gambar berikut :

Berdasarkan uraian teknik gerakan lompat jauh di atas, maka kemampuan lompat jauh adalah suatu kesanggupan seseorang untuk melakukan gerakan lompat jauh dengan hasil lompatan sejauh-jauhnya. Hasil pengukuran dengan memperhatikan hasil lompatan secara maksimal dalam penilaian lompat jauh termasuk kedalam penilaian kuantitatif, yaitu suatu bentuk penilaian keberhasilan seseorang siswa berdasarkan hasil lompatan dengan ukuran yang telah baku, seperti untuk mengukur jarak mempergunakan satuan meter.

Metode Penelitian

Metode adalah cara yang digunakan untuk memahami sebuah objek sebagai bahan ilmu yang bersangkutan. Metode penelitian merupakan cara utama yang

(11)

Motion, Volume V, No. 1, Maret 2014

33

digunakan peneliti untuk mencapai tujuan menentukan jawaban atas masalah yang diajukan. (Nazir, 2009:44) prosedur serta alat yang digunakan dalam penelitian harus cocok dengan metode penelitian yang dgunakan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Tentang metode eksperimen dijelaskan oleh (Suharsimi Arikunto, 2010:9). Sebagai berikut :

Penelitian eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminisasi, mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang mengganggu. Hal ini untuk memperoleh gambaran yang jelas sehingga tujuan penelitian tercapai seperti yang diharapkan. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan teknik one group pre-test and post test eksperimen yaitu mengobservasi pada kelompok yang diberi perlakuan diantara tes awal dan akhir.

Populasi dan Sampel

Populasi

Mengenai populasi oleh (Nazir, 2009:271) dijelaskan sebagai berikut “ Populasi adalah kumpulan dari individu dengan kualitas serta cirri-ciri yang telah ditetapkan”. Selanjutnya (Suharsimi Arikunto, 2010 :173) populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Lebih lanjut lagi ( sugiyono, 2009:80) mengatakan bahwa” populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi yang digunakan sebagai sasaran dalam penelitian ini adalah seluruh siswa ekstrakurikuler Atletik SMP Nurjamilah Kranji Kecamatan Bekasi Barat yang berjumlah 18 siswa.

(12)

Motion, Volume V, No. 1, Maret 2014

34 Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti, yang generalisasinya dikenakan terhadap semua individu. (Suharsimi Arikunto, 2010:174). Mengenai penentuan besarnya sampel Suharsimi Arikunto mengemukakan di dalam pengambilan sampel apabila subyeknya kurang dari 100 diambil semua sehingga penelitian merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25% atau lebih.

Sampel penelitian ini menggunakan teknik total sampling diambil 18 siswa dari jumlah populasi 18 siswa yang ikut ekstrakurikuler atletik guna dijadikan sampel penelitian.

Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data yang selanjutnya akan dianalisis dalam penelitian ini adalah :

a. Test awal kemampuan lompat jauh gaya jongkok berdasarkan tes kuantitatif yaitu hasil lompatan yang terjauh dengan menggunakan ukuran meter.

b. Perlakuan program latihan selama 12 kali pertemuan diluar tes awal dan akhir kurang lebih selama 1 bulan.

c. Test akhir kemampuan lompat jauh gaya jongkok berdasarkan tes kuantitatif yaitu hasil lompatan yang terjauh dengan menggunakan ukuran meter.

d. Dokumentasi

HASIL PENGOLAHAN DATA DAN ANALISAS DATA

Deskripsi Data

Data penelitian yang akan dianalisis dalam penelitian diperoleh melalui pelaksanaan tes awal dan akhir kemampuan lompat jauh gaya jongkok. Tes sebagai instrumen penelitian yang digunakan adalah tes hasil kemampuan lompat jauh gaya

(13)

Motion, Volume V, No. 1, Maret 2014

35

jongkok berdasarkan hasil lompatan terjauh yang diukur menggunakan satuan meter. Adapun data-data tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Data Tes Awal Lompat Jauh Gaya Jongkok

Data tes awal hasil kemampuan lompat jauh gaya jongkok diperoleh skor terendah 2,00 meter dan skor tertinggi 3,25 meter, jumlah kumulatif tes awal adalah 48,53 dengan n=18 sehingga rata-rata diperoleh ( X1 ) =2,70 meter. Simpangan

baku rata-rata mean tes awal dan akhir ( SB ) =0,14.

Tabel : 1

Distribusi Frekuensi Tes Awal Lompat Jauh Gaya Jongkok

NO KELAS INTERVAL TITIK TENGAH FREKUENSI ABSOLUT FREKUENSI RELATIF 1 2,00 – 2,20 2,10 1 5,55% 2 2,21 - 2,41 2,31 - 0% 3 2,42 – 2,62 2,52 9 50% 4 2,63 – 2,83 2,73 2 11,11% 5 2,84 – 3,04 2,94 3 16,67% 6 3,05 – 3,25 3,15 3 16,67% 18 100%

(14)

Motion, Volume V, No. 1, Maret 2014

36

Gambar 1

Grafik Histogram Tes Awal Lompat Jauh Gaya Jongkok

2. Data Tes Akhir Lompat Jauh Gaya Jongkok

Tes akhir dilaksanakan atau diperoleh setelah berakhirnya proses latihan permainan lompat kelinci selama 12 kali pertemuan. Data tes akhir kemampuan lompat jauh gaya jongkok diperoleh skor terendah 2,00 meter dan skor tertinggi 3,40 meter. Jumlah komulatif tes akhi adalah 51,88 dengan n=18 sehingga hasil rata-rata diperoleh (X2)= 2,88 meter.

Tabel : 2

Distribusi Frekuensi Tes Akhir Lompat Jauh Gaya Jongkok

NO KELAS INTERVAL TITIK TENGAH FREKUENSI ABSOLUT FREKUENSI RELATIF 1 2,00 – 2,23 2,12 1 5,56% 2 2,24 – 2,47 2,36 1 5,56% 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 2,10 2,31 2,52 2,73 2,94 3,15

(15)

Motion, Volume V, No. 1, Maret 2014 37 3 2,48 – 2,71 2,60 4 22,22% 4 2,72 – 2,95 2,84 5 27,78% 5 2,96 – 3,19 3,08 2 11,11% 6 3,20 – 3,43 3,32 5 27,78% 18 100 % Gambar 2

Grafik Histogram Tes Akhir Lompat Jauh Gaya Jongkok

Pengujian Hipotesis

Data penelitian yang dianalisis diperoleh melalui tes awal dan akhir hasil kemampuan lompat jauh gaya jongkok. Data-data yang akan dianalisis tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

Analisis data penelitian tes awal dan akhir kemampuan lompat jauh gaya jongkok diperoleh, rata-rata (B)= 0,20, simpangan baku (SB)= 0,14, dan t-hitung=

0 1 2 3 4 5 6 2,12 2,36 2,60 2,84 3,08 3,32

(16)

Motion, Volume V, No. 1, Maret 2014

38

6,667. Berdasarkan analisis t-hitung tes awal dan akhir kemampuan lompat jauh gaya jongkok sebesar = 6,667. kemudian diujikan dengan t-tabel pada derajat kebebasan (dk)= (N-1) =(18-1) =17 dengan taraf kepercayaan (α)=0,05 diperoleh nilai kritis t-tabel= 2,110 (t-hitung= 6,667 > t-tabel= 2,110). Dengan demikian hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis (Hi) diterima, jadi hipotesis yang menyatakan tidak terdapat perbedaan tes akhir kemampuan lompat jauh gaya jongkok pada siswa ekstrakurikuler Atletik SMP Nurjamilah Kranji Kecamatan Bekasi-Barat tidak terbukti. Berdasarkan hasil analisis data yang telah diuraikan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa, latihan permainan lompat kelinci dapat meningkatkan kemampuan lompat jauh gaya jongkok pada siswa ekstrakurikuler Atletik SMP Nurjamilah Kranji Kecamatan Bekasi-Barat.

Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data yang telah diuraikan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa permainan lompat kelinci dapat meningkatkan kemampuan lompat jauh gaya jongkok pada siswa ekstrakurikuler Atletik SMP Nurjamilah Kranji Kecamatan Bekasi-Barat.

(17)

Motion, Volume V, No. 1, Maret 2014

39

DAFTAR PUSTAKA

Aip Syarifuddin, Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta : Grasindo,1998

Balesteros, Pedoman Dasar Melatih Atletik. Jakarta : PASI,1993 Dadang Masnun, Biomekanika. Jakarta:UNJ,1998

Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:Depdikbud,1995 Depdikbud, Pendekatan Kontektual. Jakarta:Depdikbud,2003

Garry A Carr, Atletik Untuk Sekolah. Diterjemahkan Eri Desmarani N. Jakarta:Grasinsi,2003

Harsono, Ilmu Melatih. Jakarta:Depdikbud,1992

Harsono, Prinsip-Prinsip Ilmu Kepelatihan. Jakarta:Koni Pusat,1986

Hasibuan, Moejiono, Proses Belajar Mmengajar. Bandung:Rosdakarya,2004

Matakupan, Strategi Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani. Jakarta:IKIP Jakarta,1985

Sri Wahyuni, Sutarmin, Pramono, Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (Jakarta:Pusat Perbukuan,Kemendiknas,2010)

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta, 1996

Yusuf Adisasmita, Atletik. Jakarta:Depdikbud,1995

Yusuf Adisasmita, Olahraga Pilihan Atletik. Jakarta:Depdikbud,1992 (http://belajarpsikologi.com/tag/pengertian-permainan/). 15-10-2013 (http://www.slideshare.net/AdeRifaiKolot/teori-thorndike). 05-09-2013

Gambar

Gambar 1. Serangkaian Gerakan Lompat Jauh Gaya Jongkok  Sumber : Tamsir Riyadi, 1985:97
Grafik Histogram Tes Awal Lompat Jauh Gaya Jongkok
Grafik Histogram Tes Akhir Lompat Jauh Gaya Jongkok

Referensi

Dokumen terkait

Analisis studi kelayakan bisnis pada Jawatop Bakery di Kelurahan Pasteur,Kecamatan Sukajadi Bandung.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Kecepatan sudut untuk Turbin Savonius 4 Tingkat Bersekat dengan Sudut Geser 45 o

Hal tersebut dikarenakan udara yang dialirkan tanpa menggunakan swirl cenderung lurus sehingga laju pendinginan pada bagian belakang sirip tidak mengalami proses pendinginan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa; Faktor Produksi (bibit, pupuk organik, pupuk N, insektisida, fungisida dan tenaga kerja) secara serempak (bersamaan) berpengaruh secara

Berdasarkan pemaparan pada bagian sebelumnya sebelumnya, kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk bersama-sama dengan para warga Kampoeng Batik Kembang

Faktor apa (kemiringan lereng, tingkat erosi, permeabilitas tanah, kedalaman efektif tanah dan tekstur tanah, penggunaan lahan) yang paling berpengaruh menyebabkan lahan kritis

Alhamdulillillah, puja dan puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan tugas akhir yang

Gedung H, Kampus Sekaran-Gunungpati, Semarang 50229 Telepon: (024) 8508081, Fax. Pengabdian