Fajar Ari Widiyatmoko, 2015
PENGEMBANGAN SIKAP BERTANGGUNG JAWAB SISWA MELALUI MODEL HELLISON DAN CANTER ASSERTIVE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENGEMBANGAN SIKAP BERTANGGUNG JAWAB SISWA MELALUI
MODEL HELLISON DAN CANTER ASSERTIVE
TESIS
diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh
gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Olahraga
oleh
Fajar Ari Widiyatmoko
NIM 1202193
PROGRAM STUDI PENDIDIKANOLAHRAGA
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Fajar Ari Widiyatmoko, 2015
PENGEMBANGAN SIKAP BERTANGGUNG JAWAB SISWA MELALUI MODEL HELLISON DAN CANTER ASSERTIVE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENGEMBANGAN SIKAP BERTANGGUNG JAWAB SISWA MELALUI
MODEL HELLISON DAN CANTER ASSERTIVE
FAJAR ARI WIDIYATMOKO, S. Pd
UPI Bandung, 2014
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Sekolah Pascasarjana
© Fajar Ari Widiyatmoko 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
Desember 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
Fajar Ari Widiyatmoko, 2015
PENGEMBANGAN SIKAP BERTANGGUNG JAWAB SISWA MELALUI MODEL HELLISON DAN CANTER ASSERTIVE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu FAJAR ARI WIDIYATMOKO
PENGEMBANGAN SIKAP BERTANGGUNG JAWAB SISWA MELALUI
MODEL HELLISON DAN CANTER ASSERTIVE
disetujui dan disahkan oleh pembimbing
Pembimbing I
Prof. Dr. H. Adang Suherman, MA NIP. 19630618198831002
Pembimbing II
Dr. Berliana, M.Pd NIP. 196205131986022001
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Olahraga
Fajar Ari Widiyatmoko, 2015
PENGEMBANGAN SIKAP BERTANGGUNG JAWAB SISWA MELALUI MODEL HELLISON DAN CANTER ASSERTIVE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul "Pengembangan Sikap
Bertanggung Jawab Siswa Melalui Model Hellison dan Canter Assertive" ini
beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak
melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai
dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini,
saya siap menanggung resiko/sanksi apabila di kemudian hari ditemukan adanya
pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya
saya ini.
Bandung, Desember 2014
Fajar Ari Widiyatmoko, 2015
PENGEMBANGAN SIKAP BERTANGGUNG JAWAB SISWA MELALUI MODEL HELLISON DAN CANTER ASSERTIVE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENGEMBANGAN SIKAP BERTANGGUNG JAWAB SISWA MELALUI
MODEL HELLISON DAN CANTERASSERTIVE
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Hellison dan CanterAssertive terhadap peningkatan skor sikap bertanggung jawab siswa. Metode yang digunakan adalah quasi experiment dengan non equivalent pretest posttest group design. Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 1 Purwareja Klampok, Kabupaten Banjarnegera. Siswa yang terlibat sebagai partisipan sebanyak 77 siswa. Dari 77 siswa dibagi menjadi tiga kelas, yaitu 21 siswa kelas Hellison, 34 siswa kelas Assertive dan 22 siswa kelas kontrol dengan menggunakan random assignment. Penelitian dilakukan dengan frekuensi 2 kali per minggu selama enam minggu dengan durasi setiap pertemuan 2 x 30 menit. Penelitian dimulai dari tanggal 4 Agustus sampai 11 September 2014. Instrumen yang digunakan untuk mengukur tanggung jawab adalah angket dengan validitas cukup tinggi dan reliabilitas 0,913. Teknik analisis data menggunakan Paired Sample Test dan Independen T Tes. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa: 1) Terdapat peningkatan skor yang signifikan dari sikap bertanggung jawab siswa pada kelas yang mendapat perlakuan model pembelajaran Hellison; 2) Terdapat peningkatan skor yang signifikan dari sikap bertanggung jawab siswa pada kelas yang mendapat perlakuan model pembelajaran Canter Assertive; 3) Terdapat perbedaan skor yang signifikan dari sikap bertanggung jawab siswa antara yang diberi perlakuan model Hellison dan model Canter Assertive.
Fajar Ari Widiyatmoko, 2015
PENGEMBANGAN SIKAP BERTANGGUNG JAWAB SISWA MELALUI MODEL HELLISON DAN CANTER ASSERTIVE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
IMPROVING STUDENTS’ RESPONSIBILITY THROUGH HELLISON AND CANTER ASSERTIVE MODEL
ABSTRACT
The aim of this study was to know the effect of Hellison and Canter Assertive Model in improving students’ responsibilty score. The method which was used in this research was quasi experiment with non equivalent pretest posttest group design. This research was conducted in SMA Negeri 1 Purwereja Klampok, Banjarnegara region. The students who involved as the participants were 77 students. From 77 students devided into three classes; 21 students as Hellison class, 34 students as Assertive class and 22 students as control class by using random assigment. This research was conducted with frecuency twice in a week during six weeks, the duration in everysingle meeting was 2 x 30 minutes. This research started on August 4th until September 11th, 2014. The instrument which was used to measure students’ responsibility was questionnaire with high validity and realibilty 0.913. The technique of analyzing data used Paired Sample Test and Independent T-test. The result of the research showed; 1) there was significant score improvement of students’ responsibilty in class which got Hellison learning model; 2) there was significant score improvement of students’ responsibilty in class which got Canter Assertive learning model; 3) there was difference of significant score improvement of students’ responsibilty between students who given Hellison learning model and Canter Assertive learning model.
Fajar Ari Widiyatmoko, 2015
PENGEMBANGAN SIKAP BERTANGGUNG JAWAB SISWA MELALUI MODEL HELLISON DAN CANTER ASSERTIVE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr wb
Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena
berkat rahmat dan karunia-Nya, penulis akhirnya dapat menyelesaikan tesis ini.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurah terlimpah kepada Nabi Muhammad
SAW, kepada keluarga, para sahabatnya dan semoga sampai kepada kita semua
selaku umatnya.
Tesis ini disusun sebagai salah satu persyaratan meraih gelar Magister
Pendidikan Olahraga pada Program Studi Pendidikan Olahraga Sekolah
Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.
Penelitian ini diangkat sebagai upaya untuk mengembangkan sikap tanggung jawab siswa. Tesis ini berjudul “Pengembangan sikap bertanggung jawab siswa melalui model Hellison dan Canter Assertive”. Tesis ini memaparkan
bagaimana peningkatan sikap tanggung jawab siswa setelah diterapkan model
pembelajaran Hellison dan Canter Assertive pada kelas eksperimen. Penelitian ini
diharapkan dapat memberi bahan masukan kepada guru dalam upaya
meningkatkan dan memperbaiki aspek afektif siswa terutama sikap tanggung
jawab siswa.
Penulis menyadari masih banyak keterbatasan dan kekurangan dari tesis
ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat
penulis harapkan. Semoga hasil penelitian ini dapat memberi manfaat dan
kontribusi bagi pengembangan pembelajaran pendidikan jasmani di masa depan.
Bandung, Desember 2014
Fajar Ari Widiyatmoko, 2015
PENGEMBANGAN SIKAP BERTANGGUNG JAWAB SISWA MELALUI MODEL HELLISON DAN CANTER ASSERTIVE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyelesaian tesis ini tidak
terlepas dari bantuan dan bimbingan berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan
ini penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada yang terhormat;
1. Bapak Prof. Dr. H. Adang Suherman, MA, selaku Pembimbing I sekaligus
ketua Program Studi Pendidikan Olahrga Sekolah Pascasarjana, yangdalam
penulisan tesis ini dengan sabar, teliti dan kritis memberikan bimbingan,
arahan, serta memotivasi penulis sejak permulaan sampai dengan selesainya
tesis ini.
2. Ibu Dr. Berliana, M.Pd,selaku Pembimbing II dalam penulisan tesis yang di
tengah kesibukannya telah memberikan bimbingan yang mendalam dengan
sabar dan kritis terhadap permasalahan, selalu memberikan motivasi mulai
dari awal sampai akhir.
3. Bapak dan Ibu dosen pada Sekolah Pascasarjana UPI, yang telah banyak
memberikan bimbingan dan ilmu kepada penulis selama menempuh
pendidikan.
4. Kepala sekolah, guru dan staf SMA Negeri 1 Purwareja Klampok Kab.
Banjarnegara Provinsi Jawa Tengah, atas bantuannya dalam pengumpulan
data dan observasi di lapangan sehingga tesis ini dapat diselesaikan.
5. Seluruh keluarga tercinta, bapak, ibu, adik dan istri tercinta Fitriyani Hanti
Istiqomah, serta anak pertama Maiza Raisya Munifah terima kasih atas doa
dan motivasinya.
6. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu.
Semoga segala amal kebaikan yang telah Bapak, Ibu dan rekan-rekan
perbuat demi kelancaran penyelesaian tesis ini, mendapat balasan yang lebih baik
dari Allah SWT. Amin.
Fajar Ari Widiyatmoko, 2015
PENGEMBANGAN SIKAP BERTANGGUNG JAWAB SISWA MELALUI MODEL HELLISON DAN CANTER ASSERTIVE
Fajar Ari Widiyatmoko, 2015
PENGEMBANGAN SIKAP BERTANGGUNG JAWAB SISWA MELALUI MODEL HELLISON DAN CANTER ASSERTIVE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN
PERNYATAAN
ABSTRAK... i
ABSTRACT... ii
KATA PENGANTAR... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang Penelitian... 1
B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 6
C. Rumusan Masalah ... 6
D. Tujuan Penelitian... 7
E. Manfaat Penelitian... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8
A. Model Pembelajaran... 8
B. Model Hellison ... 9
C. Model Canter Asertive... 14
D. Sikap Beranggung jawab ... 24
E. Kerangka Berpikir ... 28
F. PenelitianTerdahulu ... 30
G. Hipotesis ... 31
BAB III METODE PENELITIAN ... 32
Fajar Ari Widiyatmoko, 2015
PENGEMBANGAN SIKAP BERTANGGUNG JAWAB SISWA MELALUI MODEL HELLISON DAN CANTER ASSERTIVE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 33
C. Variabel Penelitian ... 34
D. Instrument Penelitian... 35
E. Waktu dan tempat Penelitian ... 36
F. Teknik Analisis Data ... 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 45
A. Hasil Penelitian... 45
1. Deskripsi data sikap Bertanggung Jawab kelas Hellison, kelas Assertive dan Kelas Kontrol... 45
2. Uji Normalitas... 47
3. Uji Homogenitas... 48
4. Uji Hipotesis... 49
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 59
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 69
A. Simpulan ... 69
B. Rekomendasi ... 70
DAFTAR PUSTAKA ... 71
Fajar Ari Widiyatmoko, 2015
PENGEMBANGAN SIKAP BERTANGGUNG JAWAB SISWA MELALUI MODEL HELLISON DAN CANTER ASSERTIVE
[image:12.595.113.514.135.584.2]Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Uji Validitas Angket ... 35
3.2 Program PerlakuanPenelitian ... 38
3.3 Skenario Harian Perlakuan ... 41
4.1 Deskripsi Data Sikap Beranggung Jawab kelas Hellison ,kelas Assertive dan Kelas Kontrol Secara Keseluruhan ... 46
4.2 Hasil Penghitungan Uji Normalitas Data... 48
4.3 Hasil Penghitungan Uji Homogenitas Data ... 49
4.4 Kriteria N-Gain………... 50
4.5 Peningkatan Gain Pretes dan Postes Sikap Bertanggung Jawab Siswa Kelas Hellison... 50
4.6 Peningkatan Gain Pretes dan Postes Sikap Bertanggung Jawab Siswa Kelas Canter Assertive... 51
4.7 Peningkatan Gain Pretes dan Postes Sikap Bertanggung Jawab Siswa Kelas Kontrol (Konvensional)... 53
4.8 Pengujian Hipotesis Sikap Bertanggung Jawab kelas Hellison... 54
4.9 Pengujian Hipotesis Sikap Bertanggung Jawab kelas Canter Assertive 55 4.10 Pengujian Hipotesis Sikap Bertanggung Jawab kelas Kontrol... 56
Fajar Ari Widiyatmoko, 2015
PENGEMBANGAN SIKAP BERTANGGUNG JAWAB SISWA MELALUI MODEL HELLISON DAN CANTER ASSERTIVE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR
Halaman
4.1 Gambar Data Sikap Beranggung Jawab Kelas Hellison, Kelas
Canter Assertive dan Kelas Kontrol secara keseluruhan... 46
4.2 Gambar Raihan Skor Sikap Bertanggung Jawab pada Kelas
Fajar Ari Widiyatmoko, 2015
PENGEMBANGAN SIKAP BERTANGGUNG JAWAB SISWA MELALUI MODEL HELLISON DAN CANTER ASSERTIVE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1 Kisi-Kisi Angket Sikap Bertanggung Jawab... 74
2 Angket Penilaian Sikap Beranggung Jawab... 76
3 Data Uji Validitas dan Reliabilitas Angket... 78
4 Uji Validitas dan Reliabilitas Angket... 80
5 Instrumen Observasi Bertanggung Jawab Siswa (Harian Guru) 82 6 Kontrak Perilaku dan Refleksi Siswa... 83
7 Skenario Pembelajaran Model Hellison... 84
8 Skenario Pembelajaran Model Canter Assertive... 98
9 Data Rekap Kontrak Level Perilaku Pada Setiap Pertemuan... 112
10 Rekap Data Raihan Level Perilaku Pada Setiap Pertemuan Kelas Hellison ... 113
11 Rekap Komentar Pada Angket Refleksi Harian Kelas Hellison 115 12 Rekap Data Raihan Level Perilaku Pada Setiap Pertemuan Kelas Canter Assertive... 116
13 Rekap Reward dan Konsekuensi Tiap Pertemuan Pada Pembelajaran Canter Assertive... 120
14 Data Pretest kelas Hellison ... 122
15 Data Pretest kelas Canter Assertive... 123
16 Data Pretest kelas Kontrol... 125
17 Data Postest kelas Hellison... 126
18 Data Postest kelas Canter Assertive... 127
19 Data Postest kelas Kontrol... 129
20 Uji Data Secara Keseluruhan Dengan Menggunakan Program Spss 16 For Windows ... 130
Fajar Ari Widiyatmoko, 2015
PENGEMBANGAN SIKAP BERTANGGUNG JAWAB SISWA MELALUI MODEL HELLISON DAN CANTER ASSERTIVE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Lampiran Halaman
22 Uji Homogenitas Data Pretes dan Postest dengan
Menggunakan Program SPSS 16 for Windows... 137
23 Uji t Data Pretes dan Postest kelas Hellison dengan Menggunakan Program SPSS 16 for Windows... 138
24 Uji t Data Pretes dan Postest kelas Canter Assertive dengan Menggunakan Program SPSS 16 for Windows... 139
25 Uji t Data Pretes dan Postest kelas Kontrol dengan Menggunakan Program SPSS 16 for Windows... 140
26 Uji t Data Pretes dan Postes antara kelas Hellison dan Canter Assertive……….. 141
27 Jadwal Penelitian ... 142
28 Surat Keterangan Penelitian dari Sekolah... 143
Fajar Ari Widiyatmoko, 2015
PENGEMBANGAN SIKAP BERTANGGUNG JAWAB SISWA MELALUI MODEL HELLISON DAN CANTER ASSERTIVE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakangPenelitian
Fungsi dan peran pendidikan Indonesia belum sepenuhnya mencapai apa yang
diharapkan seperti yang tercantum dalam UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional pada pasal 3, yang menyebutkan bahwa pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional, jelas bahwa pendidikan
pada setiap jenjang harus diselenggarakan secara sistematis guna mencapai tujuan
tersebut. Hal tersebut berkaitan dengan pembentukan karakter peserta didik
sehingga mampu bersaing, bertanggung jawab, pantang menyerah, beretika,
bermoral, sopan santun dan berinteraksi dengan masyarakat.
Terlepas dari berbagai kekurangan dalam praktik pendidikan di Indonesia,
apabila dilihat dari standar nasional pendidikan yang menjadi acuan
pengembangan kurikulum 2013 dan implementasi pembelajaran dan penilaian di
sekolah, tujuan pendidikan di sekolah sebenarnya dapat dicapai dengan baik.
Namun selama ini pendidikan yang ada sebagian besar baru menyentuh pada
pengenalan norma atau nilai-nilai, belum pada internalisasi dan tindakan nyata
dalam kehidupan sehari-hari. Terjadi pergeseran nilai pendidikan, yaitu dalam
praktek pembelajaran hanya sebatas memberikan atau transfer ilmu pengetahuan
saja dengan tujuan akhirnya adalah nilai dalam angka, tanpa ada nilai-nilai
tanggung jawab dalam mengamalkannya dalam kehindupan sehari-hari. Ilmu
2
Fajar Ari Widiyatmoko, 2015
PENGEMBANGAN SIKAP BERTANGGUNG JAWAB SISWA MELALUI MODEL HELLISON DAN CANTER ASSERTIVE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
cara karena hanya sebatas angka numerik. Sehingga dari ilmu menjadi sekedar
teori dan angka. Akhirnya harapan akan keberhasilan siswa menjadi generasi
bangsa yang mulia dan unggul, sebaliknya banyak melakukan penyimpangan dan
pelanggaran. Tindakan melanggar tata tertib sekolah, tawuran antar pelajar,
narkoba dan seks bebas semakin meningkat.
Tawuran pelajar sekolah menjadi potret buram dalam dunia pendidikan
Indonesia. Sebanyak 19 pelajar tewas sia-sia dalam tawuran antar pelajar di
Indonesia. Belasan pelajar itu menjadi korban dari 229 kasus tawuran yang terjadi
sepanjang Januari hingga Oktober 2013. Jumlah ini hanya yang diketahui dan
belum ditambah dengan jumlah pelajar yang terluka dan dirawat di rumah sakit
akibat kekerasan antar sesama pelajar. Demikian data yang dihimpun Komisi
Nasional Perlindungan Anak. Hasil survei BNN dengan Universitas Indonesia dan
juga universitas lain menyebutkan pengguna narkoba tahun 2005 persentase
prevelensinya 1,7 % dari seluruh Indonesia. Lalu tahun 2008 naik menjadi 1,99%.
Kemudian tahun 2011 menjadi 2,2%, dan diperkirakan hingga tahun 2015 terus
naik menjadi 2,8%, atau sekitar 5,8 hingga 6 juta jiwa(Vin/Ali, 2012). Zoy
Amirin, pakar psikologi seksual dari Universitas Indonesia, mengutip Sexual
Behavior Survey 2011, menunjukkan bahwa 64 % anak muda di kota-kota besar Indonesia „belajar‟ seks melalui film porno atau DVD bajakan. Akibatnya, 39% responden ABG usia 15-19 tahun sudah pernah berhubungan seksual, sisanya
61% berusia 20-25 tahun. Survei yang didukung pabrik kondom Fiesta itu
mewawancari 663 responden berusia 15-25 tahun tentang perilaku seksnya di
Jabodetabek, Bandung, Yogyakarta, Surabaya dan Bali pada bulan Mei
2011(Guslaeni, 2012).
Data penyimpangan-penyimpangan tersebut di atas menurut penulis
merupakan akibat rendahnya sikap bertanggung jawab. Tanggung jawab adalah
kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun
tidak. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan
3
Fajar Ari Widiyatmoko, 2015
PENGEMBANGAN SIKAP BERTANGGUNG JAWAB SISWA MELALUI MODEL HELLISON DAN CANTER ASSERTIVE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menjadikan perilakunya kurang terkontrol dan menyimpang dari norma dan
aturan yang berlaku. Sekolah sebagai tempat berlangsungnya pendidikan formal
mempunyai peran penting dalam menumbuhkembangkan sikap bertanggung
jawab anak, karena pendidikan informal dan nonformal yang diharapkan mampu
mendukung dan melengkapi guna mencapai tujuan pendidikan, belumlah
berfungsi dengan baik. Pendidikan informal dalam hal ini lingkungan keluarga
dan lingkungan masyarakat seharusnya memberi pengaruh besar yang baik
terhadap perkembangan sikap bertanggung jawab anak. Tetapi sebaliknya,
kesibukan orang tua yang relatif tinggi, kurangnya pemahaman orang tua dalam
mendidik anak di lingkungan keluarga, pengaruh pergaulan di lingkungan sekitar,
dan pengaruh media elektronik ditengarai memberi pengaruh negatif terhadap
tumbuhkembang sikap tanggung jawab anak.
Data kasus penyimpangan siswa menujukkan paling banyak terjadi pada siswa
usia remaja, khususnya siswa pada sekolah tingkat menengah atas. Yusuf (2010,
hlm196) menyebutkan bahwa,
Masa remaja merupakan puncak emosionalitas, yaitu perkembangan emosi yang tinggi. Pertumbuhan fisik, terutama organ-organ seksual mempengaruhi berkembangnya emosi atau perasaan-perasaan dan dorongan-dorongan baru yang dialami sebelumnya seperti perasaan cinta, rindu dan keinginan untuk berkenalan lebih intim dengan lawan jenis. Pada usia remaja awal sampai madya, perkembangan emosinya menunjukkan sifat sensitif dan reaktif yang sangat kuat terhadap berbagai peristiwa atau situasi sosial, emosinya bersifat negatif dan tempramental (mudah tersinggung/marah, mudah sedih/murung).
Lustin Pikunas (dalam Yusuf, 2010, hlm. 184) menyebutkan pula bahwa “periode remaja dipandang sebagai masa „strom dan stress‟, frustasi dan penderitaan, konflik dan krisis penyesuaian, mimpi dan melamun tentang cinta,
dan perasaan teralienasi (tersisihkan) dari kehidupan sosial budaya orang
dewasa”.
Salah satu bentuk usaha dari guru pendidikan jasmani untuk memecahkan
masalah sosial siswa khsusnya sikap bertanggung jawab siswa adalah melalui
4
Fajar Ari Widiyatmoko, 2015
PENGEMBANGAN SIKAP BERTANGGUNG JAWAB SISWA MELALUI MODEL HELLISON DAN CANTER ASSERTIVE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dalam dunia pendidikan banyak sekali model pembelajaran. Joyce dkk (1980),
menjelaskan mengenai ragam dari model pembelajaran yang bisa digunakan
dalam proses pembelajaran di sekolah. Secara garis besar model pembelajaran
dikelompokkan kedalam empat rumpun model yaitu: 1) Model Pemrosesan
Informasi, b) Model Pribadi, c) Model Interaksi Sosial, dan d) Model Perilaku.
Pada dasarnya model pembelajaran dikembangkan untuk membantu guru
memperbaiki kapasitas keterampilan mengajarnya agar mampu menjangkau lebih
banyak sisi kehidupan anak dan untuk menciptakan bermacam-macam lingkungan
yang lebih baik bagi siswa. Selain itu model juga digunakan untuk dapat
membantu memperjelas prosedur, hubungan, serta keadaan keseluruhan dari apa
yang diinginkan guru.
Model pembelajaran yang bisa digunakan dalam proses pembelajaran
pendidikan jasmani yang telah banyak diteliti dalam menumbuhkembangkan
sikap sosial terutama sikap bertanggung jawab adalah model Hellison.
Pembelajaran pendidikan jasmani dengan menggunakan model ini lebih
menekankan pada kesejahteraan individu secara total, pendekatannya lebih
berorientasi pada siswa, yaitu self-actualization dan social reconstruction. Model
pembelajaran pendidikan jasmani dari Hellison diberi nama level of affective
development. Tujuan model Hellison adalah meningkatkan perkembangan personal dan responsibility siswa dari irresponsibility, self control, involvement, self direction dan caring melalui berbagai aktivitas pengalaman belajar gerak sesuai kurikulum yang berlaku.
Selain model Hellison, terdapat model lain dalam pendidikan jasmani yang
sering digunakan secara terintegrasi untuk mengembangkan tanggung jawab dan
disiplin siswa dengan strategi yang relatif sama, yaitu model Canter Assertive.
Model ini dikembangkan oleh Lee Canter. Ia membuat model pembinaan disiplin
dengan nama Canter’s Assertive Disciplineataumodel Canter Assertive.Charles
C.M.,(2008, hlm. 61) menyebutkan
5
Fajar Ari Widiyatmoko, 2015
PENGEMBANGAN SIKAP BERTANGGUNG JAWAB SISWA MELALUI MODEL HELLISON DAN CANTER ASSERTIVE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
noncoercive influence tecniques that help student developed self-control and accept responsibility.
Model Canter Assertiveadalah salah satu dari beberapa model yang
menggunakan disiplin sebagai nadi dalam pembelajarannya. Model yang
berlandaskan azas disiplin terbukti sangat membantu siswa dalam
meningkatkankemampuan mengontrol diri dan tanggung jawabnya. Suherman
(2009, hlm. 90) menyebutkan bahwa
Perbedaanmodel yang dikembangkan oleh Hellison dan model Canter Assertive terutama terletak pada jenis motivasinya. Model Canter menekankan pada motivasi ekstrinsik seperti penghargaan, pujian, dorongan. Sementara itu, model Hellison lebih menekankan pada motivasi intrinsik.
Yusuf (2010, hlm. 189) mengemukakan bahwa “elemen-elemen
reinforcementdalam masyarakat yang kompleks memberikan dampak yang kuat terhadap pola-pola tingkah laku remaja”. Oleh karena itu penggunaan motivasi
ekstrinsik dalam hal ini reinforcement berupa reward layak diberikan kepada
siswadalam proses pembelajaran dalam rangka menumbuhkembangkan sikap
bertanggung jawab. Lebih jelas Dhale H.Schunk dkk, (2012) menyebutkan bahwa
motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik bergantung pada waktu dan konteks.
Keduanya mencirikan individu-individu pada suatu waktu tertentu dalam
kaitannya dengan suatu aktivitas tertentu. Aktivitas yang sama bisa jadi secara
intrinsik atau secara ekstrinsik memotivasi orang yang berbeda. Motivasi yang
mana yang lebih tepat atau lebih baik terutama dalam pembelajaran penjas belum
diketahui secara pasti.
Menurut Djamarah (2002, hlm. 123) ada tiga fungsi motivasi:
a. Motivasi sebagai pendorong perbuatan. Motivasi berfungsi sebagai pendorong untuk mempengaruhi sikap apa yang seharusnya anak didik ambil dalam rangka belajar.
6
Fajar Ari Widiyatmoko, 2015
PENGEMBANGAN SIKAP BERTANGGUNG JAWAB SISWA MELALUI MODEL HELLISON DAN CANTER ASSERTIVE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c. Motivasi sebagai pengarah perbuatan. Anak didik yang mempunyai motivasi dapat menyeleksi mana perbuatan yang harus dilakukan dan mana perbuatan yang diabaikan.
Oleh karena itu dalam proses pembelajaran kaitannya dalam
menumbuhkembangkan sikap bertanggung jawab, motivasi sangat diperlukan,
sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan
mungkin melakukan aktivitas belajar dengan baik. Pertanyaan yang sering muncul
dilontarkan oleh para pendidik pendidikan jasmani adalah model mana yang
paling efektif digunakan dalam mengembangkan sikap bertanggung jawab siswa,
apakah model Hellison dengan lebih cenderung dengan motivasi intrinsikatau
Canter Assertiveyang menggunakan motivasi ekstrinsik?
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis tertarik melakukan
penelitian untuk mengetahui pengaruh model Hellison dan Canter Assertive
terhadap sikap bertanggung jawab siswa di SMA Negeri 1 Purwareja Klampok.
B. IdentifikasiMasalah Penelitian
Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka penulis dapat
mengidentifikasi permasalahan yang akan diteliti sebagai berikut:
1. Pendidikan adalah suatu proses perkembangan pribadi yang banyak
dipengaruhi oleh factor dari dalam maupun dari luar. Faktor luar salah satunya
adalah pengaruh lingkungan terhadap diri siswa seperti lingkungan belajar,
metode pembelajaran, media pembelajaran, sarana dan prasarana. Dengan
model pembelajaran yang tepat tentu akan memberikan dampak terhadap pola
tingkah laku dan kebiasaan siswa yang positif di sekolah dan selanjutnya akan
dibawa dalam kehidupan sehari-hari.
2. Elemen-elemen reinforcement baik positif maupun negatif nampaknya
diperlukan dalam pembelajaran untuk meningkatkan sikap bertanggung jawab
siswa. Penegakaan peraturan yang jelas dan tegas dalam pembelajaran tentu
akan menjadi kebiasaan bagi siswa itu sendiri untuk belajar bertanggung jawab
7
Fajar Ari Widiyatmoko, 2015
PENGEMBANGAN SIKAP BERTANGGUNG JAWAB SISWA MELALUI MODEL HELLISON DAN CANTER ASSERTIVE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tak acuh, dan tidak terkontrol karena apapun yang siswa lakukan tidak akan
pernah merasa ada resiko atau beban yang akan dikenakan sebagai akibat
bertingkah laku yang kurang baik atau bertingkah laku yang salah.
C. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka peneliti merumuskan masalah
penelitian ini sebagai berikut :
1. Apakah ada peningkatan skorsikap bertanggung jawab siswa pada
pembelajaran model Hellison?
2. Apakah ada peningkatan skor sikap bertanggung jawab siswa pada
pembelajaran model Canter Assertive?
3. Apakah terdapat perbedaanskor sikap bertanggung jawab antara model
Hellison dan model Canter Assertive?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah penelitian yang telah penulis kemukakan, maka
tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah :
TujuanUmum: Untuk memperoleh suatu informasi secara empirik mengenai
pengaruh Model Hellison dan Model Canter Assertive terhadap sikap bertanggung
jawab siswa.
Tujuan khusus :
1. Untuk memperoleh informasi empirik mengenai pengaruh pembelajaran
model Hellison terhadap peningkatan skor sikap bertanggung jawab siswa.
2. Untuk memperoleh informasi empirik mengenai pengaruh pembelajaran
model Canter Assertive terhadap peningkatan skor sikap bertanggung jawab
siswa.
3. Untuk memperoleh informasi empirik mengenai perbedaan pengaruh model
Hellison dan Canter Assertiveterhadap peningkatan skor sikap tanggung jawab siswa.
E. Manfaat Penelitian
8
Fajar Ari Widiyatmoko, 2015
PENGEMBANGAN SIKAP BERTANGGUNG JAWAB SISWA MELALUI MODEL HELLISON DAN CANTER ASSERTIVE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Secara teoritis dapat memperkaya keilmuan dalam meningkatkan hasil belajar
siswa aspek afektif terutama sikap bertanggung jawab, melalui penggunaan
model pembelajaran Hellison dan Canter Assertive.
2. Secara praktis sebagai pedoman bagi :
a. Guru pendidikan jasmani di SMA Negeri 1 Purwareja Klampok dalam
meningkatkan proses kegiatan belajar mengajar terutama sikap
bertanggung jawab.
b. Guru-guru pendidikan jasmani di sekolah manapun dalam meningkatkan
proses kegiatan belajar mengajar terutama sikap bertanggung jawab.
c. Kepala sekolah, orang tua dan pihak-pihak yang berkepentingan dalam
meningkatkan proses kegiatan belajar mengajar terutama sikap
Fajar Ari Widiyatmoko, 2015
PENGEMBANGAN SIKAP BERTANGGUNG JAWAB SISWA MELALUI MODEL HELLISON DAN CANTER ASSERTIVE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.
Metode eksperimen dilakukan untuk menyelidiki hubungan sebab akibat seperti
dikemukakan Fraenkel (2012, hlm. 265), “...the experimen is the best way to
establish cause and effect relationships among variable.”
Arikunto (2002, hlm.3) juga menjelaskan bahwa, “eksperimen adalah suatu
cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor
yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi
atau menyisihkan faktor-faktor lain yang bisa mengganggu”. Eksperimen selalu
dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat dari suatu perlakuan.
Pada pelaksanaan penelitian, metode eksperimen diterapkan melalui pemberian
perlakuan kepada kelompok eksperimen dengan model pembelajaran yang
berbeda dalam pembelajaran, seperti di bawah ini :
1. Kelompok A diberi perlakuan dengan model Hellison.
2. Kelompok B diberi perlakuan dengan model Canter Assertive 3. Kelompok C diberi perlakuan dengan model konvensional
2. Desain Penelitian
Desain penelitian yang diterapkan dalam penelitian ini adalah
Quasi-experimental design. Desain ini memperlihatkan bahwa sampel yang telah dikelompokkan diberikan perlakuan sesuai tujuan penelitian. Hasil tes akhir
(posttest) dibandingkan dengan hasil tes awal (pretest) untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada setiap kelompoknya. Perubahan disetiap kelompok
sampel kemudian dibandingkan untuk mengetahui perbedaan perubahan sehingga
dapat diketahui jenis perlakuan (treatment) yang paling besar memberikan
33
Fajar Ari Widiyatmoko, 2015
PENGEMBANGAN SIKAP BERTANGGUNG JAWAB SISWA MELALUI MODEL HELLISON DAN CANTER ASSERTIVE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Model quasi experimental designdalam bentuk bagan dapat ditunjukkan
sebagai berikut :
Treatment group O1 X 1 O2
Treatment group O1 X 2 O2
Control group O1 C O2
Keterangan :
O1 :Pretest dengan angket sikap tanggung jawab
O2 : Posttestdengan angket sikap tanggung jawab
X1 : Perlakuan pembelajaran model Hellison
X2 : Perlakuan pembelajaran model Canter Assertive
C : Kelompok kontrol dengan pembelajaran penjas konvensional
B.Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi penelitian ini adalah seluruh kelas XI SMA Negeri 1 Purwareja
Klampok tahun ajaran 2014/2015yang berjumlah 9 kelas dengan jumlah siswa
250orang. Dipilih kelas XI karena kisaran usia siswa kelas XI antara 16-17 tahun
merupakan termasuk usia remaja. Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan oleh
Pikanus (dalam Yusuf 2010, hlm. 184) “masa remaja meliputi (a) remaja awal:
12-15 tahun; (b) remaja madya: 16 – 18 tahun; (3) remaja akhir: 19-22 tahun”.
Yusuf (2010, hlm.196) menyebutkan bahwa,
34
Fajar Ari Widiyatmoko, 2015
PENGEMBANGAN SIKAP BERTANGGUNG JAWAB SISWA MELALUI MODEL HELLISON DAN CANTER ASSERTIVE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Mencapai kematangan emosional merupakan tugas perkembangan yang sulit.
Oleh karena itu perlu dibantu dan ditanamkan nilai-nilai sosial salah satunya sikap
tanggung jawab sehingga remaja dapat mengontrol perilakunya.
2. Sampel
“Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti” (Arinkunto, 2006, hlm. 131). Sampel dalam penelitian ini diambil menggunakan teknik
clusterrandom sampling, sehingga dari sembilan kelas diperolehtiga kelas, yang dibagi menjadi dua kelas eksperimen dan satu kelas kontrol. Selanjutnya dengan
random assigmentditentukan kelas pertama (XI IPA 2) dengan jumlah 21 siswadiberi perlakuan model Hellison dan kelas kedua(XI IPA3) dengan jumlah
34 siswadiberi perlakuan model Canter Assertive, dan kelas XI IPS 1dengan
jumlah 22 siswa sebagai kelas kontrol.
C.Variabel Peneltian
Dalam melaksanakan penelitian ini variabel-variabel yang akan diteliti terdiri
dari variabel independen atau bebas (X) dan variabel dependen atau terikat (Y).
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
berubah atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variable dependen sering
juga disebut variabel output, kriteria, konsekuen. Variabel terikatmerupakan
variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas.
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah pembelajaran penjas
dengan model Hellison dan model Canter Assertive. Sedangkan yang menjadi
variabel terikat pada penelitian ini adalah sikap bertanggung jawab.
Untuk menghindari kesalahan dalam penafsiran, penulis akan kemukakan
kesimpulan dari definisi-definisi mengenai variabel-variabel yang digunakan
35
Fajar Ari Widiyatmoko, 2015
PENGEMBANGAN SIKAP BERTANGGUNG JAWAB SISWA MELALUI MODEL HELLISON DAN CANTER ASSERTIVE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Model Hellison adalah model pendekatan pembelajaran yang diciptakan dari
ide-ide yang dikembangkan oleh Donald R.Hellison (1995) dalam upayanya
untuk meningkatkan sikap bertanggung jawab anak-anak melalui aktivitas
jasmani.
2. Model Canter Assertiveadalah model pendekatan pembelajaran dengan
pembinaan disiplin siswa yang gagas oleh Lee Canter (1976) dengan
menggunakan sistem reward dan konsekuensi yang dapat dijadikan rujukan
siswa mengenai tingkahlaku yang baik dan buruknya sebagai upaya dalam
membentuk sikap siswa yang dapat bertanggung jawab.
3. Sikap bertanggung jawab adalah sikap menerima dan melaksanakan
kewajibannya secara sadar atau suatu kesiapan seseorang untuk menanggung
segala sesuatu akibat dari perbuatan yang dilakukannya.
D. Instrumen Penelitian
“Instrument adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati” (Sugiyono, 2010 hlm. 102). Dalam penelitian
ini instrumen yang digunakan adalah angket dan lembar observasi harian siswa.
1. Angket
Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk mengukur sikap
tanggung jawab, yaitu dengan angket yang berupa skala likert yang telah dibuat
oleh Suherman (2014). Instrumen tersebut terdiri dari 28 pertanyaan dengan 5
pilihan jawaban dalam setiap soalnya yang berupa skala sikap bertanggung jawab.
Peneliti menguji ulang validitas dan reliabilitas angket, uji relaibilitasnya
menggunakan rumus spearman-brown diperoleh koefisien reliabilitas 0,913.Sementara untuk menambah keyakinan akan kelayakan instrumen yang
digunakan, peneliti melakukan pengujian validitas baik validitas kontruksi, isi dan
juga eksternal. Hasil uji validitas angket adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1
36
Fajar Ari Widiyatmoko, 2015
PENGEMBANGAN SIKAP BERTANGGUNG JAWAB SISWA MELALUI MODEL HELLISON DAN CANTER ASSERTIVE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Nomor
Item Soal r hitung r table Keterangan
1 0.335 0, 245 valid
2 0.313 0, 245 valid
3 0.400 0, 245 valid
4 0.524 0, 245 valid
5 0.534 0, 245 valid
6 0.532 0, 245 valid
7 0.588 0, 245 valid
8 0.596 0, 245 valid
9 0.318 0, 245 valid
10 0.435 0, 245 valid
11 0.567 0, 245 valid
12 0.535 0, 245 valid
13 0.560 0, 245 valid
14 0.641 0, 245 valid
15 0.440 0, 245 valid
16 0.370 0, 245 valid
17 0.490 0, 245 valid
18 0.531 0, 245 valid
19 0.531 0, 245 valid
20 0.526 0, 245 valid
21 0.630 0, 245 valid
22 0.430 0, 245 valid
23 0.649 0, 245 valid
24 0.535 0, 245 valid
25 0.394 0, 245 valid
26 0.567 0, 245 valid
27 0.522 0, 245 valid
28 0.500 0, 245 valid
2. Lembar Observasi Harian
Lembar observasi harian digunakan guru atau observer untuk menilai sikap
bertanggung jawab siswa pada tiap pertemuan, sehingga peneliti dapat
37
Fajar Ari Widiyatmoko, 2015
PENGEMBANGAN SIKAP BERTANGGUNG JAWAB SISWA MELALUI MODEL HELLISON DAN CANTER ASSERTIVE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sampai pertemuan. Lembar observasi harian ini dapat dilihat pada (lampiran 5 hlm
82).
E. Waktu, Tempat dan Program Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis akan melakukan perlakuan di SMA Negeri 1
Purwareja Klampok, Kabupaten Banjarnegara, provinsi Jawa Tengah pada
semester gasal tahun ajaran 2014/2015. Peneliti merujuk kepadaartikelAmparo
escarti dkk (2010), yangberjudul Implementation of the Personal and Social
Responsibility Model to improve self-efficacy during physical education classes for primary school children. Berdasarkan rujukanartikel tersebutpeneliti menetapkan perlakuan dengan 12 kali pertemuan yang dilakukan dua kali
seminggu, dengan jumlah per pertemuan 60 menit (2 x 30 menit).
Materi pembelajaran yang akan diterapkan dalam perlakuan diambil dari
kurikulum yang berlaku, dan dipilihyang sesuai dan mendukung komponen
tanggung jawab pada masing-masing level. Materi pembelajaran yang diterapkan
dalam perlakuan adalah sebagai berikut.
1. Permaian bola tangan. Materi ini dimasukkan dalam program perlakuan
dengan dua alasan yaitu a) menyenangkan sehingga meningkatkan motivasi
siswa, b) memberikan aktivitas kompetitif yang tinggi sehingga akan
memunculkan konflik dan emosi. Situasi tersebut memberikan peluang guru
untuk mengajarkan tentang bagaimana menyelasaikan konflik dengan damai,
dan dari situ siswa akan belajar mengendalikan diri sesuai target level 1
(self-control)
2. Kebugaran jasmani (push up, sit up, back up, squat trust), dan atletik (lompat
jauh).Materi ini diberikan untuk memunculkan dan meningkatkan partisipasi
siswa dalam belajar, berusaha secara sadar tertarik untuk belajar dan
meningkatkan kemampuannya bahkan selalu mengikuti pelajaran dengan
38
Fajar Ari Widiyatmoko, 2015
PENGEMBANGAN SIKAP BERTANGGUNG JAWAB SISWA MELALUI MODEL HELLISON DAN CANTER ASSERTIVE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Permainan sofball. Materi ini bertujuan siswa yang belajar mengambil
tanggung jawab yang lebih besar, karena memerlukan skill dan tanggung
jawab terhadap tim. Materi ini akan melatih tanggung jawab level 3
4. Bermain bola basket dengan modifikasi taktik menyerang dan bertahan (3-2
dan 2-2-1).Permainan basket dengan strategi tertentu sangat memerlukan
kerjasama tim yang tinggi sehingga permainan ini akan melatih sikap
tanggung jawab level 4, selain itu juga di perlukan skill, usaha yang
sungguh-sungguh dalam menjalankan strategi, sehingga juga akan mengakomodir
latihan tanggung jawab level 1, 2 dan 3.
Adapun program perlakuan harian secara garis besarnyaadalah sebagai
[image:30.595.116.536.394.714.2]berikut :
Tabel 3.2
Program Perlakuan Penelitian
Pertemuan Hellison Canter Assertive
1
Awareness talk: target level
tanggung jawab level 1 Pasing dan shooting bola
tangan
Permainan bola tangan 3 vs 3 Group meeting
Refleksi
Penjelasan peraturan pembelajaran kelas penjas Pasing dan shooting bola
tangan
Permainan bola tangan 3 vs 3 Pemberian reward&konsekuensi Koreksi sikap
2
Awareness talk: target level
tanggung jawab level 1 Dribling dan shooting bola
tangan
Permainan bola tangan 5 vs 5 Group meeting
Refleksi
Penjelasan peraturan pembelajaran kelas penjas Pasing dan shooting bola
tangan
Permainan bola tangan 5 vs 5 Pemberian reward&konsekuensi
39
Fajar Ari Widiyatmoko, 2015
PENGEMBANGAN SIKAP BERTANGGUNG JAWAB SISWA MELALUI MODEL HELLISON DAN CANTER ASSERTIVE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pertemuan Hellison Canter Assertive
3
Awareness talk: target level
tanggung jawab level 1-2 Latihan kebugaran otot (push
up, sit up, back up dan squat
trus)
Tes kebugaran otot (push up, sit up, back up dan squat
trus)
Group meeting Refleksi
Penjelasan peraturan pembelajaran kelas penjas Latihan kebugaran otot (push
up, sit up, back up dan squat
trus)
Tes kebugaran otot (push up, sit up, back up dan squat trus) Pemberian reward&konsekuensi Koreksi sikap
4
Awareness talk: target level
tanggung jawab level 1-2 Latihan kebugaran
kardiovaskuler (lari 2,4 km) Tes kebugaran kardivaskuler
(lari 2,4 km) Group meeting Refleksi
Penjelasan peraturan pembelajaran kelas penjas Latihan kebugaran
kardiovaskuler (lari 2,4 km) Tes kebugaran kardivaskuler
(lari 2,4 km)
Pemberian reward&konsekuensi Koreksi sikap
5
Awareness talk: target level
tanggung jawab level 2 Latihan awalan, tolakan,
melayang dan mendarat
lompat jauh Group meeting Refleksi
Penjelasan peraturan pembelajaran kelas penjas Latihan awalan,tolakan,
melayang dan mendarat
Pemberian reward&konsekuensi Koreksi sikap
6 Awareness talk: target level
tanggung jawab level 2
40
Fajar Ari Widiyatmoko, 2015
PENGEMBANGAN SIKAP BERTANGGUNG JAWAB SISWA MELALUI MODEL HELLISON DAN CANTER ASSERTIVE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pertemuan Hellison Canter Assertive
Latihan awalan, tolakan dan mendarat lompat jauh Perlombaan lompat jauh Group meeting
Refleksi
Latihan awalan,tolakan, melayang dan mendarat Perlombaan lompat jauh
Pemberian reward&konsekuensi Koreksi sikap
7
Awareness talk: target level
tanggung jawab level 1,2 dan
3
Latihan melempar, menangkap dan memukul
sofball
Permainan sofball Group meeting Refleksi
Pendahuluan: kontrak /peraturan pembelajaran
Latihan awalan,tolakan, melayang dan mendarat
Pemberian reward&konsekuens Koreksi sikap
8
Awareness talk: target level
tanggung jawab level 1,2 dan
3
Latihan melempar, menangkap dan memukul
sofball
Permainan sofball Group meeting Refleksi
Penjelasan peraturan pembelajaran kelas penjas Latihan melempar, menangkap
dan memukul sofball Permainan sofball Pemberian reward &
konsekuensi Koreksi sikap
9
Awareness talk: target level
tanggung jawab level 1 - 4 Latihan dribling, passing dan
shoting
Penjelasan peraturan pembelajaran kelas penjas Latihan drbling, passing dan
41
Fajar Ari Widiyatmoko, 2015
PENGEMBANGAN SIKAP BERTANGGUNG JAWAB SISWA MELALUI MODEL HELLISON DAN CANTER ASSERTIVE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pertemuan Hellison Canter Assertive
Permainan basket Group meeting Refleksi
Permainan basket dengan strategi 2-3
Pemberian reward & konsekuensi
Koreksi sikap
10
Awareness talk: target level
tanggung jawab level 1 - 4 Latihan dribling dan lay up Permainan basket
Group meeting Refleksi
Penjelasan peraturan pembelajaran kelas penjas Latihan pemantapan stretegi
menyerang dan bertahan 2-3 Permainan basket dengan
strategi 2-3
Pemberian reward & konsekuensi
Koreksi sikap
11
Awareness talk: target level
tanggung jawab level 1 - 4 Latihan pemantapan strategi
menyerang dan bertahan Permainan basket dengan
strategi 2-3 Group meeting Refleksi
Penjelasan peraturan pembelajaran kelas penjas Latihan dribling dan lay up Permainan basket dengan
strategi 2-2-1 Pemberian reward &
konsekuensi Koreksi sikap
12
Awareness talk: target level
tanggung jawab level 1 - 4 Latihan pemantapan strategi
menyerang dan bertahan Permainan basket dengan
Penjelasan peraturan pembelajaran kelas penjas Latihan pemantapan strategi
42
Fajar Ari Widiyatmoko, 2015
PENGEMBANGAN SIKAP BERTANGGUNG JAWAB SISWA MELALUI MODEL HELLISON DAN CANTER ASSERTIVE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pertemuan Hellison Canter Assertive
strategi 2-2-1 Group meeting Refleksi
strategi 2-2-1 Pemberian reward &
konsekuensi Koreksi sikap
Berikut skenario operasional harian pembelajaran Hellison dan Canter
[image:34.595.111.532.113.221.2]Assertive.
Tabel 3.3
Skenario Harian Perlakuan
Skenario Model pembelajaran
Hellison Canter Assertive
Pendahulu
an
Berbaris, berdoa, presensi
Awareness talk : diskusi tentang
target/harapan sikap tanggung
jawab yang dilakukan siswa
dalam pembelajaran Pemanasan
Berbaris, berdoa, presensi Diskusi tentang
kontrak/peraturan belajar,
reward dan konsekuensinya
dalam pembelajaran Pemanasan
Inti Guru membimbing latihan
teknik sesuai materi
pembelajaran, baik secara
berpasangan maupun kelompok Guru mengkonfirmasi hal-hal
yang belum dipahami siswa
mengenai sikap tanggung jawab
dalam proses pembelajaran Guru mempersilahkan siswa
melakukan sesi permainan antar
Guru membimbing latihan teknik sesuai materi
pembelajaran, baik secara
berpasangan maupun kelompok Guru memberikan reward
kepada siswa yang berperilaku
sesuai peraturan atau
konsekuensi kepada siswa yang
melanggar peraturan
43
Fajar Ari Widiyatmoko, 2015
PENGEMBANGAN SIKAP BERTANGGUNG JAWAB SISWA MELALUI MODEL HELLISON DAN CANTER ASSERTIVE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Skenario Model pembelajaran
Hellison Canter Assertive
kelompok
Group meeting : Guru menyuruh siswa duduk
melingkar untuk diskusi pada
kelompok masing-masing
tentang materi dan sikap
tanggung jawab yang dilakukan Refleksi : siswa mengevaluasi
tentang sikap tangggung jawab
secara pribadi dan kelompok
melakukan sesi permaian antar
kelompok
Guru melakukan koreksi sikap kepada siswa yang melakukan
perilaku menyimpang dan
melanggar peraturan kelas
Penutup Pendinginan
guru dan siswa berdiskusi mengevaluasi tentang materi
pembelajaran dan sikap
tangggung jawab
Pendinginan
Guru dan siswa berdiskusi tantangmateridanmengevaluasi
sikap positif dan negatif dalam
pembelajaran
Dalam perlakuan pembelajaran model Canter Assertive, peneliti membuat
peraturan kelas penjassebagai sebagai berikut:
1. Siswa masuk kelas penjas maksimal 10 menit setelah bel masuk atau
pergantian jam pelajaran berbunyi
2. Siswa memakai seragam lapangan sesuai aturan sekolah
3. Siswa tidak diperkenankan memakai aksesoris berlebihan
4. Siswa wajib mematuhi intruksi guru selama pembelajaran
5. Siswa tidak boleh menghina, memukul atau hal lain yang menyakiti teman
6. Siswa wajib melaksanakan tugas piket kelas penjas
44
Fajar Ari Widiyatmoko, 2015
PENGEMBANGAN SIKAP BERTANGGUNG JAWAB SISWA MELALUI MODEL HELLISON DAN CANTER ASSERTIVE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
8. Siswa dialarang membuat gaduh atau hal lain yang mengganggu
pembelajaran
9. Peraturan yang belum ditetapkan akan menyusul kemudian dalam proses
pembelajaran
10. Semua siswa wajib mematuhi peraturan pembelajaran tanpa kecuali
Rewardyang akan diberikan dalam pembelajaran adalah sebagai berikut: Sosial : senyuman,kata-kata pujian, acungan jempol
Benda : bintang, pin, dan lain-lain
Aktivitas : istirahat tambahan, bebas bermain
Sedangkan konsekensi diberikan kepada siswa yang melanggar peraturan atau
melakukan perlaku menyimpang. Beberapa konsekuensi yang diterapkan adalah
sebagai berikut:
1. peringatan lisan
2. time-out 5 menit
3. time-out 10 menit
4. mengirim siswa ke kesiswaan
Selain konsekuensi juga ada koreksi tingkah laku sebagai bentuk perbaikan
dari perilaku menyimpang. Berikut contoh koreksi yang bisa dilakukan :
1. Apabila siswa menghina/memukul temannya, guru memberitahu
kesalahannya dan ia harus meminta maaf kepada teman yang dihina/dipukul.
2. Apabila siswa terlambat hadir dalam kelas penjas, guru memberi peringatan
liasan dan ia harus menjelaskan alasannya serta meminta maaf kepada guru
dan teman kelasnya. Kalau pertemuan selanjutnya terlambat maka selain
teguran dan permintaan maaf maka ia harus mengembalikan alat, membuat
resume materi pertemuan. Kalau ketiga masih terlambat, maka ditambah
dengan time out. Keempat terlambat lagi maka ditelepon orang tuanya atau
45
Fajar Ari Widiyatmoko, 2015
PENGEMBANGAN SIKAP BERTANGGUNG JAWAB SISWA MELALUI MODEL HELLISON DAN CANTER ASSERTIVE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Apabila siswa membuat gaduh, pertama di peringatkan secara lisan, kedua
time out agar berdiri di tepi lapangan 5 menit. Ketiga time out 10 menit dan
seterusnya sesuai kesepakatan peraturan kelas penjas.
F. Teknik Analisis Data
Pengolahan dan analisis data menggunakan rumus statistik yang oleh
Sudjana (2001), langkah-langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut :
1. Tabulasi data
2. Menghitung nilai rata-rata dari masing-masing butir tes.
3. Mencari nilai standar deviasi (s) dari masing-masing butir tes.
4. Membuat skor standar
5. Menguji normalitas dan homogenitas data dari setiap kelompok
6. Hasil uji beda skor prestes dan posttest sikap tanggung jawab siswa dengan
Fajar Ari Widiyatmoko, 2015
PENGEMBANGAN SIKAP BERTANGGUNG JAWAB SISWA MELALUI MODEL HELLISON DAN CANTER ASSERTIVE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data diperoleh jawaban dari ketiga
pertanyaan penelitian yang telah diajukan. Berikut merupakan jawaban sekaligus
kesimpulan dari penelitian tentang pengembangan sikap tanggung jawab siswa
melalui model pembelajaran Hellison dan Canter Assertive :
1. Terdapat peningkatan skor sikap bertanggung jawab yang signifikan pada
pembelajaran model Hellison
2. Terdapat peningkatan skor sikap bertanggung jawab yang signifikan pada
pembelajaran model Canter Assertive
3. Terdapat perbedaan skor sikap bertanggung jawab siswa yang signifikan antara
pembelajaran model Hellison dan pembelajaran model Canter Assertive.
B. Rekomendasi
Hasil penelitian ini menegaskan bahwa pembelajaran pendidikan jasmani di
sekolah melalui model pembelajaran Hellison dan Canter Assertive akan
membantu perkembangan sikap bertanggung jawab siswa baik di sekolah maupun
di luar sekolah. Melalui model pembelajaran Hellison dan Canter Assertive dalam
pendidikan jasmani, guru dapat mengajarkan nilai-nilai kepribadian tanggung
jawab yang secara langsung dipraktekkan siswa dalam aktivitas fisik sehingga
menghasilkan pengalaman lebih berkualitas dan dapat direfleksikan dalam
kehidupan siswa secara terus menerus. Hal ini menunjukan bahwa pembelajaran
pendidikan jasmani yang diselenggarakan di sekolah tidak hanya dapat
mengembangkan aspek fisik atau kognitif saja akan tetapi juga mengembangkan
aspek afektif siswa.
Berdasarkan kesimpulan dan hasil penelitian yang telah dibahas, penulis
mengajukan rekomendasi bagi praktisi penjas dalam rangka peningkatan tanggung
70
Fajar Ari Widiyatmoko, 2015
PENGEMBANGAN SIKAP BERTANGGUNG JAWAB SISWA MELALUI MODEL HELLISON DAN CANTER ASSERTIVE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Pengembangan sikap tanggung jawab melalui model Hellison harapannya
tidak hanya dilihat efeknya dalam kelas penjas, tetapi juga dipantau diluar
kelas penjas sehingga tanggung jawab benar-benar melekat pada kepribadian
siswa.
2. Pelaksanaan pembelajaran melalui model Canter Assertive, guru harus
melibatkan dan mendapat dukungan dari orang tua siswa, wali kelas atau
kesiswaan dan kepala sekolah sehingga siswa tidak hanya displin dan
mematuhi peraturan saat di kelas saja tetapi juga di luar kelas penjas.
3. Penelitian pengembangan tanggung jawab siswa melalui model pembelajaran
Hellison dan Canter Assertive perlu dilakukan kembali dengan waktu penelitian yang lebih lama agar sikap bertanggung jawab siswa benar-benar
terlihat perbedaan diantara keduanya permanen atau temporer.
4. Evaluasi dan perbaikan proses pembelajaran bagi guru pendidikan jasmani
pada sekolah menengah atas, dalam hal pengembangan sikap bertanggung
Fajar Ari Widiyatmoko, 2015
PENGEMBANGAN SIKAP BERTANGGUNG JAWAB SISWA MELALUI MODEL HELLISON DAN CANTER ASSERTIVE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
...al-qur’an al karim. (2008). Departemen Agama RI. (Y.P Qur’an, Trans) Bandung: CV Diponegoro.
AF. (2013). Sepanjang 2013, 19 pelajar tewas karena tawuran. Diakses dari
http://www.beritasatu.com/megapolitan/151139-sepanjang-2013-19-pelajar-tewas-karena-tawuran.html.
Andrews, J.P., and G.J. Andrews. (2003). Life in a secure unit: The rehabilitation of young people through the use of sport. Social Science and Medicine 56, hlm 531–550.
Arikunto, Suharsimi. (2003). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Edisi Revisi V. Jakarta : Rineka Cipta.
Berliana. (1998). Pengaruh model hellison sebagai pembinaan sikap bertanggung jawab yang dipadukan dalam pendidikan jasmani di sekolah dasar. Tesis, Program Pascasarjana Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Bandung.
Charles, C.M. (2008). Building clasroom discipline. Emeritus: San Diego University.
Charles, C.M. (2005). Building clasroom discipline. Diakses dari http://lannimasz.Com/Creed/Article1.Pdf.
Djamarah,S.B. (2002). Strategi belajar mengajar. Jakarta:Rineka Cipta.
Ennis, C.D. (1999). Creating a culturally relevant curriculum for disengaged girls.
Sport, Educationand Society 4, no. 1: 31–49.
Escarti, A.Dkk. (2010). Implementation of the personal and social responsibility model to improve self-efficacy during physical aducation classes for primary school children.International Journal of Psychology and Psychological Therapy,10 (3), hlm. 337 - 402.
Escarti, A. dkk. (2010). Application of hellison’s teaching personal and social responsibility model in physical education to improve self-efficacy for adolescents at risk of dropping-out of school. The Spanish Journal of
Psychology. 13 (2), hlm. 667 – 676.
72
Fajar Ari Widiyatmoko, 2015
PENGEMBANGAN SIKAP BERTANGGUNG JAWAB SISWA MELALUI MODEL HELLISON DAN CANTER ASSERTIVE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hafid, Guslaeni. (2012). Kriminalitas remaja di sekitar kita. Diakeses dari http://hizbut-tahrir.or.id/2012/11/05/kriminalitas-remaja-di-sekitar-kita/.
Hake, R.R. (1998). Interactive-engegement versus traditional methods: A six-thousand-student survey of mechanics test data for introductory physics courses.(jounal). Am.J. Phys. 66, 64 (1998); doi: 10.1119/1.18809.
Hellison, Donald. (1995). Teaching responsibility through phicycal activity. University of Illinois at Chicago: United States of America.
Joyce, dkk (1980)Models of teaching. New Jersey: Prentice/Hall InternationalInc.
Lickoma, Thomas. (1992). Educating for character: How Our School Can Teach Respect and Responsibility. Canada: Irvins Pekins Associates Inc bantam Books.
Merdeka.com. (2014). Data pengguna narkotika. Diakeses dari: http://www.merdeka.com/2014/01/data-pengguna-narkotika.html.
Roache, Joel dan Ramon, L. (2011). Teachers' views on the impact of classroom management on student responsibility. Australian Journal of Education. 55 (2), hlm. 132 – 146.
Rochman, Taufik. (2013). Pengaruh model hellison dan kemampuan kognitif terhadap sikap bertanggung jawab siswa. Tesis, Sekolah Pascasarjana,Universitas Pendidikan Indonesia.
Schunk, Dale H., Paul R. Pintrich, Judith L. Meece. (2012). Motivasi dalam pendidikan, teori penelitian dan aplikasi. Jakarta: PT Indeks.
Sudjana, Nana & Ibrahim, (2001). Penelitian dan penelitian pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Sugiyono. (2009). Metode penelitian pendidikan – pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta.
Suherman, Adang. (2009a). Revitalisasi pengajaran dalam pendidikan jasmani. Bandung: CV Bintang Warli Artika.
73
Fajar Ari Widiyatmoko, 2015
PENGEMBANGAN SIKAP BERTANGGUNG JAWAB SISWA MELALUI MODEL HELLISON DAN CANTER ASSERTIVE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Suherman, Adang (2012). Membangun kualitas hidup bangsa melalui pendidikan jasmani. Pidato Pengukuhan Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia. UPI Bandung.
Vin&Ali. (2012). Kaleidoskop: 6 catatan kriminal 2012. Diakses dari : http://news.liputan6.com/read/475553/kaleidoskop-6-catatan-kriminal-2012.
74
Fajar Ari Widiyatmoko, 2015
PENGEMBANGAN SIKAP BERTANGGUNG JAWAB SISWA MELALUI MODEL HELLISON DAN CANTER ASSERTIVE
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu