• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN SURVEI CEPAT DAMPAK SEMBURAN LUMPUR PANAS DI KECAMATAN PORONG KABUPATEN SIDOARJO JAWA TIMUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN SURVEI CEPAT DAMPAK SEMBURAN LUMPUR PANAS DI KECAMATAN PORONG KABUPATEN SIDOARJO JAWA TIMUR"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN

SURVEI CEPAT

DAMPAK SEMBURAN LUMPUR PANAS

DI KECAMATAN PORONG

KABUPATEN SIDOARJO JAWA TIMUR

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN

DEPARTEMEN KESEHATAN RI

(2)

SUSUNAN TIM

Pengarah :

ƒ Dr. Faizati Karim, MPH (Kepala Puslitbang Ekologi Kesehatan dan Status Kesehatan)

ƒ Dr. Suwandi Makmur, MM (Kepala Puslitbang Sistem dan Kebijakan Kesehatan)

Koordinator :

ƒ Anwar Musadad, SKM, M.Kes (Puslitbang Ekologi Kesehatan dan Status Kesehatan)

Anggota :

ƒ Dra. Athena, MSi (Puslitbang Ekologi Kesehatan dan Status Kesehatan) ƒ Dr. Fachrudi Hanafi, Mkes. (Puslitbang Sistem dan Kebijakan

(3)

KATA PENGANTAR

Sehubungan adanya Kejadian Bencana Semburan Lumpur Panas di Area Pertambangan Gas PT. Lapindo Brantas Banjar Panji-1 Porong Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur, telah dilakukan suatu survei cepat dampak semburan lumpur panas terhadap kesehatan.

Laporan ini bersifat sementara dan menggambarkan kondisi hingga tanggal 20 Juni 2006. Pengumpulan data dilakukan hanya dengan pengumpulan data sekunder, baik yang berasal dari unit-unit laboratorium maupun dari unit pelayanan kesehatan.

Semoga laporan hasil survei cepat ini dapat bermanfaat sebagai bahan pertimbangan dalam penetapan upaya penanggulangan dan rencana tindak lanjut penanggulangan masalah kesehatan yang ada. Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh anggota tim yang telah melaksanakan survei cepat tersebut dan sumber informasi, terutama Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo, Kepala Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan (BBTKL) Surabaya, Kepala Puskesmas Porong, Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana Alam Sidoarjo, Direktur RS Bhayangkara, dan berbagai pihak yang telah membantu dalam pengumpulan data/informasi.

Jakarta, 20 Juni 2006 Kepala

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,

(4)

A. LATAR BELAKANG

Telah terjadi semburan lumpur panas dari rekahan bumi di sekitar pengeboran gas PT. Lapindo Brantas di Kelurahan Siring Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur pada tanggal 29 Mei 2006. Lumpur panas menyembur ke udara dengan ketinggian sekitar 6 meter dengan jumlah lumpur sekitar 25000 meter kubik per hari.

Lumpur panas yang bercampur gas telah merendam 3 desa di Kecamatan Porong meliputi Kelurahan Siring, Desa Jatirejo, dan Desa Ratikenongo serta 1 desa di Kecamatan Tanggulangin, yaitu Desa Kedungbendo. Menurut pemberitaan, lumpur panas tersebut telah meresahkan masyarakat, merendam pemukiman dan lahan pertanian, mengganggu lalu lintas dan perekonomian sekitar. Bahkan banyak masyarakat yang mengeluh sakit yang didominasi oleh ISPA datang ke sarana pelayanan kesehatan. Bau menyengat yang keluar dari lumpur panas dan gas tersebut sudah tercium hingga jarak 3 kilometer dari sumbernya.

Disinyalir lumpur panas dan gas tersebut mengandung bahan beracun dan berbahaya seperti fenol, H2S, NO2, dan NH3. Gas-gas tersebut dapat berakibat buruk terhadap kesehatan masyarakat.

Untuk itu dilakukan survei cepat dampak semburan lumpur panas terhadap kesehatan masyarakat.

(5)

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum:

Mendapatkan informasi dampak semburan lumpur panas terhadap kesehatan masyarakat.

2. Tujuan Khusus:

a. Untuk mendapatkan data dan informasi tentang hasil pengukuran parameter kimia di lingkungan

b. Untuk mendapatkan data dan informasi tentang hasil pengukuran parameter kimia pada manusia (biomarker)

c. Untuk mendapatkan data dan informasi tentang kesehatan pengungsi

d. Untuk mendapatkan data dan informasi tentang upaya yang dilakukan berbagai instansi dalam penanganan pengungsi

e. Untuk mendapatkan data dan informasi tentang kebutuhan sumberdaya kesehatan

C. METODA

Desain studi adalah survei cepat. Data dan informasi yang dikumpulkan meliputi data lingkungan, data kesehatan pengungsi, dan data upaya kesehatan yang telah dilakukan.

Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dengan berbagai pihak yang menangani bencana semburan lumpur panas dan pemeriksaan dokumen. Data/informasi yang dikumpulkan dan sumber data/informasi terlampir. Sebagai alat bantu pengumpulan data digunakan 5 (lima) jenis instrumen sesuai dengan institusi yang dituju, baik di tingkat kabupaten, puskesmas, maupun pos pengungsian.

Pengumpulan data dilakukan selama 3 hari, mulai tanggal 18 s/d 20 Juni 2006. Tim pengumpul data terdiri dari gabungan peneliti dari Puslitbang Ekologi

(6)

dan Status Kesehatan dan Puslitbang Sistem dan Kebijakan Kesehatan Badan Litbangkes.

Kerangka konsep pengumpulan data dalam survei cepat ini menggunakan pendekatan simpul (Terlampir).

D. HASIL SURVEY CEPAT

1. Gambaran Umum Daerah Bencana

Kabupaten Sidoarjo merupakan salah satu kabupaten di Jawa Timur. Hasil identifikasi Tim-1 Penanggulangan Bencana Semburan Lumpur Panas, pada tanggal 29 Mei 2006 pukul 05.00 WIB terjadi semburan lumpur panas di Kecamatan Porong, tepatnya pada jarak 100-150 meter dari sumur eksplorasi Banjar Panji-1 di lokasi pertambangan gas PT. Lapindo Brantas di Kelurahan Siring Kecamatan Porong Kabupaten Sidoarjo. Dalam perkembangannya lumpur panas tersebut telah menggenangi 4 desa/kelurahan, yaitu Kelurahan Siring, Desa Jatirejo, dan Desa Renokenongo di Kecamatan Porong dan Desa Kedungbendo di Kecamatan Tanggulangin.

Wilayah Kecamatan Porong dan Kecamatan Tanggulangin merupakan 2 wilayah yang banyak terdapat industri dan berada di sekitar dan sepanjang jalan tol Surabaya-Gempol. Kecamatan Porong terdiri dari 19 desa/kelurahan dengan jumlah penduduk 17.013 orang, sedangkan Kecamatan Tanggulangin yang juga terdiri dari 19 desa/kelurahan berpenduduk lebih besar, yaitu 22.717 orang.

Hingga tanggal 20 Juni 2006, semburan lumpur panas telah menggenangi 109 hektar lahan, terdiri dari 71,7 Ha lahan pertanian (sawah), 16,3 Ha lahan industri, 7,9 Ha lahan permukiman penduduk, 8 Ha fasilitas umum,

(7)

1,1 Ha lahan kosong, dan sekitar 1 Ha lahan lainnya (Satlak PBA, 2006). Secara ekonomi keberadaan lumpur panas telah mengganggu kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat dan merusak lahan pertanian dan permukiman, sehingga sebagian besar penduduknya mengungsi dan dievakuasi ke pos pengungsian.

Sampai dengan tanggal 20 Juni 2006 jumlah penduduk yang telah dievakuasi mencapai 4 ribu jiwa lebih, yaitu 3.825 jiwa atau 772 kepala keluarga (KK) di Pos Pengungsian Pasar Baru Porong, 250 jiwa (69 KK) di Pos Pengungsian Balai Desa Renokenongo, dan 100 jiwa di Pos Pengungsian Balai Desa Kedungbendo. Khusus di Pos Pengungsian Pasar Baru Porong menggunakan bangunan rumah toko (ruko) dan kios. Dari 51 buah ruko yang disediakan sebanyak 12 buah yang terisi dan dari 272 kios yang ada sudah terisi seluruhnya. Di area tersebut dilengkapi MCK sebanyak 50 buah, kamar mandi 22 buah, dapur umum, tempat ibadah darurat, dan rumah sakit darurat. Masing-masing pengungsi mendapat jatah makan 3 kali sehari.

Untuk mengantisipasi banyaknya pengungsi, pihak Satlak PBA Sidoarjo juga telah menyediakan tempat penampungan pengungsi, yaitu di IFSC Tanggulangin kapasitas 200 orang, di eks Kantor Pembantu Bupati di Porong kapasitas 200 orang, Balai Diklat Sosial Provinsi di Sidoarjo kapasitas 300 orang, Pusat Rehabilitasi Sosial kapasitas 200 orang, dan Balai Desa Kedungbendo Tangguangin dengan kapasitas 200 orang.

(8)

Peta Udara Lokasi Semburan Lumpur Panas dan Gas Di Sidoarjo Jawa Timur, 2006

2. Kadar Cemaran di Lingkungan

Hasil pengumpulan data lapangan terhadap berbagai instansi yang melakukan pemeriksaan laboratorium disajikan pada Tabel 1, Tabel 2, dan Tabel 3. Pada Tabel 1. tersaji data hasil pemeriksaan laboratorium terhadap lumpur panas. Hasil analisis lumpur yang dilakukan di Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan (BBTKL) Surabaya menunjukkan hampir seluruh parameter yang diukur masih di bawah baku mutu PP 85 Tahun 1999 tentang batas maksimum logam berat yang diperbolehkan dalam ekstrak limbah.

Sumur BJP-1

(9)

Tabel 1. Hasil pemeriksaan logam berat dalam lumpur di sekitar semburan gas, Kecamatan Porong Kab. Sidoarjo

NO WAKTU/lokasi PARAMETER HASIL BAKU MUTU* 1. Tgl 5 Juni 2006 Hg < 0,0014 ppm 0,2 ppm Dsn Balongnongo Pb < 0,0405 ppm 5,0 ppm Ds Renokenongo Cd < 0,0100 ppm 1,0 ppm Kec Porong Cr < 0,0198 ppm 5,0 ppm Cu < 0,0196 ppm 10,0 ppm 2. Tgl 5 Juni 2006 Hg < 0,0014 ppm 0,2 ppm + 40 m utara tol Pb < 0,0405 ppm 5,0 ppm Porong - Gempol Cd < 0,0100 ppm 1,0 ppm Cr < 0,0198 ppm 5,0 ppm Cu < 0,0196 ppm 10,0 ppm 3. Tgl 6 Juni 2006 Hg < 0,0014 ppm 0,2 ppm Ds Renokenongo Pb 0,2018 ppm 5,0 ppm + 300 m sebelah barat sumber Cd 0,0157 ppm 1,0 ppm Cr < 0,0198 ppm 5,0 ppm Cu < 0,0196 ppm 10,0 ppm pH 8,29 -

Ket: Baku mutu*: PP 85 Tahun 1999 tentang Batas Maksimum diperbolehkan ekstrak limbah Hasil pengukuran kualitas udara ambien yang dilakukan di BBTKL Surabaya sejak tanggal 5 s/d 15 Juni 2006 di beberapa titik menunjukkan, hampir seluruh parameter yang diperiksa masih memenuhi persyaratan SK Gubernur Jawa Timur No. 129 Tahun 1996 tentang Kualitas Udara Ambien. Hasil pengukuran masih jauh di bawah nilai yang direkomendasikan peraturan tersebut (Tabel 2).

(10)

Tabel 2. Hasil pemeriksaan kualitas udara ambien di sekitar semburan gas, Kecamatan Porong Kab. Sidoarjo

NO WAKTU PARAMETER HASIL BAKU MUTU*

1. Tgl 5 Juni 2006 SO2 0,0041 ppm 0,1 + 200 m Barat NOx 0,0033 ppm 0,05 Semb Gas H2S 0,0002 ppm 0,03 NH3 0,0073 ppm 2,0 2. Tgl 15 Juni 2006 SO2 0,0060 ppm 0,1 Ds Siring NOx 0,0020 ppm 0,05 + 300 m Barat H2S 0,0002 ppm 0,03

Daya Semb Gas NH3 0,0099 ppm 2,0

O3 0,0002 ppm 0,10 Suhu 33,40 C - Kelembaban 59,2 % - 3. Tgl 15 Juni 2006 SO2 0,0060 ppm 0,1 Ds Siring NOx 0,0041 ppm 0,05 + 500 m Barat H2S 0,0015 ppm 0,03

Daya Semb Gas NH3 0,0031 ppm 2,0

O3 0,0005 ppm 0,10

Suhu 30,10 C -

Kelembaban 63,5 % -

Ket: Baku mutu*: SK Gub Jatim No 129 thn 1996

Informasi hasil pemeriksaan laboratorium di BBTKL Surabaya untuk air bersih, lokasi pengambilan sampel tidak hanya di lokasi yang terkena semburan gas, tetapi juga di lokasi yang cukup jauh dari lokasi semburan (Desa Glagah Arum). Hasil analisis secara fisik menunjukkan, di kedua lokasi masih memenuhi persyaratan. Demikian juga untuk parameter kimia kecuali Mn. Kandungan Mn yang terdeteksi di dekat lokasi semburan cukup tinggi, sampai 5 kali nilai yang direkomendasikan Permenkes No. 416 Tahun 1990. Apabila dibandingkan di antara kedua lokasi, kandungan di lokasi yang lebih jauh juga melebihi nilai yang direkomendasikan Permenkes No. 416 Tahun 1990 (3 kalinya). Hal ini menunjukkan bahwa tingginya kandungan Mn di wilayah tersebut bukan karena semburan lumpur panas. Walaupun demikian tingginya kandungan Mn dalam air bersih perlu mendapat perhatian karena apabila masuk

(11)

kedalam tubuh dapat menimbulkan efek kronis kerusakan pada sistem syaraf pusat, gangguan paru-paru bronkhitis dan pnemonia, gangguan sistem reproduksi dan dapat menurunkan imunologik saluran pernafasan. Tabel 3. Kandungan Mn dalam air bersih (sumur) penduduk sekitar lokasi semburan gas, Kecamatan Porong Kab. Sidoarjo

NO WAKTU LOKASI HASIL (mg/l) BAKU MUTU* (mg/l) 1. Tgl 5 Juni 2006 Bp Jaroto 2,471 0,5

Ds Renokenongo

2. Tgl 5 Juni 2006 Bp Mujianto 1,882 sda

Ds Renokenongo

3. Tgl 5 Juni 2006 Bp Anwar 0,1073 sda

Ds Renokenongo

4. Tgl 5 Juni 2006 Bp Samat 1,156 sda

Ds Glaga Arum

5. Tgl 5 Juni 2006 Bp Machfud 1,074 sda

Ds Glaga Arum

Ket: Baku mutu*: Permenkes no 416 tahun 1990 ttg Syarat-Syarat Kualitas Air Bersih

Informasi hasil pemeriksaan laboratorium di BBTKL Surabaya untuk fluida formasi (cairan lumpur) menunjukkan chemical oxygen demand (COD) tinggi melebihi baku mutu KepMen LH No. Kep-42/MENLH/10/1996 tentang baku mutu limbah cair bagi kegiatan minyak dan gas serta panas bumi. Tingginya COD menggambarkan tingginya kandungan bahan organik dalam fluida formasi tersebut dan kemungkinan sudah bercampur dengan limbah industri.

Dari hasil pemeriksaan fluida formasi tersebut juga menunjukkan kandungan fenol yang tinggi (hampir 3 kali nilai baku mutu). Tingginya kandungan fenol dalam fluida formasi kemungkinan besar berasal dari proses yang terjadi di dalam kerak bumi. Secara alamiah fenol merupakan hasil dekomposisi berbagai bahan organik. Selain itu sumber fenol di

(12)

lingkungan dapat juga berasal dari limbah industri. Dalam jumlah yang berlebihan fenol dalam tubuh manusia akan menimbulkan efek sistemik atau kronis. Efek tersebut berupa pecahnya sel darah merah, jantung berdebar (cardiac arytmia) dan gangguan ginjal. Kontak secara langsung dengan kulit dapat membuat seperti terbakar dan gatal-gatal. Dari survei cepat ini belum menunjukkan adanya indikasi gangguan tersebut di masyarakat.

Tabel 4. Hasil pemeriksaan fluida formasi sekitar lokasi semburan gas, Kecamatan Porong Kab. Sidoarjo

NO WAKTU PARAMETER HASIL BAKU MUTU*

Darat Laut 1. Tgl 5 Juni 2006 pH 7,0 6,0 - 9,0 -

Ds Kedung

Boto COD 1898 mg/l 200 mg/l -

Minyak dan lemak < 0,5 mg/l 25 mg/l 50 mg/l Sulfida sbg H2S 0,021 mg/l 0,5 mg/l - NH3-N total 31,0 mg/l 5 mg/l - Phenol total 5,7382 mg/l 2 mg/l - 2. Tgl 5 Juni 2006 pH 7,0 6,0 - 9,0 - Ds Kedung Boto COD 4745 mg/l 200 mg/l -

Minyak dan lemak < 0,5 mg/l 25 mg/l 50 mg/l

Ket: Baku mutu*: SK MenLH No Kep-42/MENLH/10/1996 Lamp II

3. Kadar Cemaran Pada Manusia

Pengukuran kandungan cemaran bahan kimia pada manusia yang diduga berasal dari lumpur panas dan gas beracun belum dilakukan oleh berbagai instansi terkait. Hal ini bisa dipahami mengingat hasil pemeriksaan kadar bahan kimia pada media lingkungan masih jauh di bawah baku mutu, sehingga kemungkinan terdeteksi dalam tubuh manusia (biomarker) juga kecil.

(13)

4. Keadaan Kesehatan Pengungsi

Sejak adanya semburan lumpur panas dan gas pada tanggal 29 Mei sampai dengan tanggal 20 Juni 2006 diketahui terdapat 4.362 orang penduduk dari 4 desa terkena lumpur panas yang berobat jalan dan 101 orang yang mengalami rawat inap di sejumlah rumah sakit. Rawat jalan pali banyak dilayani adalat di RS Dr. Soetomo, RSU Bhayangkara, dan Posko Kesehatan Pasar Porong. Sedangkan rawat inap banyak dilakukan di RS Bhayangkara dan Puskesmas Porong. Terdapat 1 orang meninggal karena menderita penyakit jantung, yaitu seorang pria berusia 67 tahun di RSUD Sidoarjo, rujukan dari RS Bhayangkara.

Tabel 4. Jumlah Penderita Rawat Jalan dan Rawat Inap Korban Bencana Semburan Lumpur Panas Sidoarjo per 20 Juni 2006

No Unit Pelayanan Rawat Jalan Rawat Inap Jumlah

1. RS. Dr. Soetomo 1165 - 1165

2. Posko Pasar Baru Porong 1008 - 1009

3. RS Pusdik Bhayangkara 746 78 4. Pelayanan mobile 324 - 324 5. Polindes Jatirejo 282 - 282 7. Puskesmas Porong 252 16 268 6. Posko Jatirejo 233 - 233 8. Posko Renokenongo 109 - 109

9. Posko Kedung Bendo 107 - 107

10. Polindes Siring 104 - 104

11. Polindes Renokenongo 32 - 32

12. RSUD Sidoarjo - 4 4

13. RS Lapangan Porong - 1 1

14. RSU Delta Surya - 1 1

15. RSU Siti Hajar - 1 1

(14)

Untuk pelayanan di Posko Pasar Porong, pelayanan umum dilakukan setiap hari selama 24 jam dan pelayanan bumil dilakukan setiap hari pada minggu pertama, sedangkan untuk pelayanan KB dan imunisasi dilakukan di PKM Porong. Disamping itu di tempat ini juga terdapat RS Lapangan (darurat)

Posko Kesehatan bagi masyarakat korban bencana lumpur panas yang berada di Pasar Baru Porong merupakan Posko Terpadu, dimana ini merupakan pusat rujukan data dari seluruh lokasi pelayanan kesehatan yang ada di Kabupaten Sidoarjo.

Pola penyakit yang datang di tempat pelayanan kesehatan pengungsi menunjukkan pola yang hampir sama dengan pola penyakit masyarakat umumnya. Pada Tabel 5 menunjukkan distribusi penyakit pasien rawat jalan dan rawat inap korban bencana lumpur panas yang berobat di tempat-tempat pelayanan.

Tabel 5. Data Distribusi Penyakit Pasien Rawat Jalan Korban

Bencana Semburan Lumpur Panas s/d tanggal 19 Juni 2006

No Rawat Jalan Jumlah

1. ISPA 981 2. Mialgia 177 3. Gastritis 170 4. Diare 126 5. Hipertensi 96 6. Sesak napas 95 7. Cephalgia 91 8. Dermatitis 83 9. Vomiting 75 10. Febris 21

11. Kecelakaan lalu lintas 14

12. Conjungtivitis 12

13. Lain - lain 56

Adapun pola penyakit yang dirawat inap paling banyak kasus sesak nafas (5 orang), vomiting (5 orang), diare (3 orang), febris (2 orang) dan cepalgia 1 orang.

(15)

Pola penyakit yang datang di pos pengungsi, puskesmas maupun rumah sakit menunjukkan pola penyakit rawat jalan maupun rawat inap didominasi oleh penyakit-penyakit pernafasan seperti ISPA dan sesak nafas dan penyakit saluran pencernaan. Keadaan penyakit tersebut diduga berkaitan dengan kondisi lingkungan yang kurang baik. Tingginya kejadian penyakit saluran pernafasan dan vomiting belum dapat disimpulkan sebagai dampak dari pencemaran semburan lumpur panas, karena dari hasil pengukuran terhadap sampel udara seperti SO2, NOx, H2S, dan Hidro Karbon masih di bawah baku mutu.

Kasus kematian dari pasien yang berobat ini sampai saat ini menurut laporan terakhir hanya ada 1 orang oleh karena menderita penyakit jantung yaitu seorang pria berusia 67 tahun. Korban meninggal di RSU Sidoarjo setelah dirujuk dari RS Bhayangkara

Dari yang dirawat inap, terdapat 1 orang yang masih dirawat di Puskesmas Porong dan 18 orang di RS Bhayangkara. Mereka yang dirawat umumnya mempunyai riwayat penyakit permanen seperti TB paru, asma dan jantung.

Dari yang dirawat di puskesmas dan posko kesehatan, hanya 1 (satu) orang yang dirujuk ke RSU Sidoarjo karena pasien tersebut mempunyai riwayat penyakit permanen berupa jantung.

5. Upaya Yang Dilakukan

Dalam penanggulangan bencana semburan lumpur panas, telah dibentuk 3 (tiga) tim penanggulangan, yaitu Tim Penghentian Lumpur (Tim-1) dengan leading sector PT. Lapindo Brantas, Tim Pengelolaan Air Permukaan dan Lumpur (Tim-2) dengan leading sector BP. Migas, dan Tim Penanggulangan Dampak Sosial dan Pengungsi (Tim-3) dengan

(16)

Tim-1 bertugas melakukan upaya penghentian semburan lumpur panas pada sumbernya. Tim-2 bertugas melakukan pengelolaan semburan lumpur panas yang meliputi perlindungan pemukiman, pengelolaan saluran irigasi, pengelolaan lumpur, pemantauan lingkungan, dan pengelolaan lumpur lebih lanjut, sehingga tidak berdampak buruk terhadap kesehatan masyarakat. Sedangkan Tim-3 bertugas melakukan penanggulangan masalah sosial, termasuk aspek kesehatan.

Untuk menanggulangi masalah sosial, Tim-3 yang terdiri dari berbagai instansi lintas sektor di Kabupaten Sidoarjo telah menyusun rencana kegiatan, baik yang sifatnya jangka pendek maupun jangka panjang apabila semburan lumpur panas tersebut belum dapat dikendalikan. Upaya yang telah dilakukan antara lain:

ƒ Evakuasi penduduk yang terkena lumpur panas ke pos

pengungsian

ƒ Sosialisasi, komunikasi dan istighosah

ƒ Pemberian tunjangan kepada keluarga korban ƒ Pengadaan posko pelayanan kesehatan

ƒ Pengadaan rumah sakit darurat

ƒ Penyediaan MCK dan kamar mandi di pos pengungsian ƒ Pemberian pelayanan kesehatan gratis di pos pengungsian ƒ Pemberian alat pelindung diri berupa masker

ƒ Penyuluhan kesehatan

ƒ Pemberian susu/bubur makanan bayi ƒ Pengadaan dapur umum

ƒ Dan lain-lain 6. Kebutuhan Sumberdaya

Dari hasil wawancara, baik dengan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten, Kepala Puskesmas maupun pelaksana Posko Kesehatan, berbagai sumberdaya kesehatan yang ada masih dapat diatasi. Untuk pelayanan kesehatan di pos-pos pengungsian, Pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo telah mengerahkan sumberdaya kesehatan yang ada, baik yang

(17)

ada di Dinas Kesehatan maupun puskesmas di wilayah yang tidak terkena bencana secara bergantian memberikan pelayanan kesehatan. Sedangkan untuk mengantisipasi bila pelayanan harus dilakukan lebih dari 2 minggu, pihak Dinas Kesehatan telah mengajak dan melakukan kerjasama dengan rumah-rumah sakit swasta yang ada di Kabupaten Sidoarjo.

Kebutuhan sumberdaya yang paling dibutuhkan dalam jangka pendek antara lain:

ƒ Obat-obatan bentuk syrup untuk anak-anak, meliputi antibiotik, antipiretik dan obat batuk

ƒ Oksigen konsentrat

Untuk kebutuhan jangka panjang masih belum ada. Untuk mengantisipasi munculnya gejala penyakit kejiwaan, keberadaan dokter ahli jiwa dibutuhkan, sedangkan dokter spesialis kesehatan jiwa baru 1 (satu) orang.

E. KESIMPULAN

1. Penyebaran lumpur panas telah semakin luas, saat ini telah menggenangi sekitar 109 hektar lahan yang meliputi 4 desa/kelurahan.

2. Informasi hasil pemeriksaan laboratorium terhadap sampel lumpur menunjukkan tidak adanya kandungan logam berat dengan kadar air 20%, salinitas 26‰ dan pH 8,29.

3. Informasi hasil pemeriksaan laboratorium terhadap udara ambien di sekitar lokasi semburan lumpur panas menunjukkan kandungan gas SO2, NOx, H2S, NH3 dan O3 masih dibawah nilai yang direkomendasikan SK Gubernur Jawa Timur 129/1996.

4. Informasi hasil pemeriksaan laboratorium terhadap air bersih sumur penduduk menunjukkan masih memenuhi syarat, kecuali kandungan kadar Mn di atas nilai yang direkomendasikan Permenkes RI 416/1990.

(18)

5. Informasi hasil pemeriksaan laboratorium terhadap cairan lumpur (fluida formasi) kandungan fenol telah melebihi baku mutu Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No.42/1996.

6. Pola penyakit dan gangguan kesehatan pengungsi menunjukkan tingginya penyakit-penyakit pernafasan.

7. Upaya kesehatan yang telah dilakukan Pemerintah Daerah dan Satlak PBA Sidoarjo meliputi pelayanan kesehatan di beberapa posko kesehatan, pengadaan rumah sakit darurat, pengadaan MCK di pos-pos pengungsian, pemberian masker, penyuluhan kesehatan, pemberian susu/bubur makanan bayi.

F. REKOMENDASI

1. Mengingat waktu penyelesaian semburan lumpur panas belum diketahui, perlu dibuat perencanaan penanggulangan kesehatan bekerjasama dengan lintas sektor, swasta, dan lembaga swadaya masyarakat.

2. Untuk mengantisipasi terjadinya gangguan kesehatan jiwa, perlu dilakukan pelayanan kesehatan jiwa oleh dokter spesialis kesehatan jiwa.

3. Perlu dilakukan surveilans lingkungan dan penyakit-penyakit yang berkaitan dengan pencemaran secara aktif ke berbagai instansi diluar kendali Dinas Kesehatan.

4. Memberikan pengertian kepada masyarakat untuk tetap menjaga kebersihan lingkungan dan kebersihan diri, dan segera pergi ke pos pelayanan kesehatan apabila mengalami gangguan kesehatan.

5. Perlu pemeriksaan lebih lanjut untuk parameter organik, terutama jenis hidrokarbon.

Gambar

Tabel 3. Kandungan Mn dalam  air bersih (sumur) penduduk sekitar lokasi                  semburan gas, Kecamatan Porong Kab
Tabel 5. Data Distribusi Penyakit Pasien Rawat Jalan Korban

Referensi

Dokumen terkait

dengan menggunakan bahasa Jepang baik kosa kata maupun ungkapan-ungkapan bahasa Jepang yang digunakan dalam pelayanan di hotel. 2) Meningkatkan kualitas kinerja

Kedua, analisis hipotesis pada posttest keterampilan proses sains menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara siswa yang diajar dengan model

 Huruf M = ada tetapi tidak berfungsi atau tak memenuhi syarat  Huruf B/2 = bukan milik sendiri tetapi telah menggunakan sarana.. yang

1 (SATU) UPAH MINIMUM YANG BERLAKU UNTUK SELURUH PERUSAHAAN DI INDONESIA FAKTOR PERTIMBANGAN ATAU VARIBEL YANG DIGUNAKAN UNTUK MENETAPKAN UPAH MINIMUM KEMAMPUAN

Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa masyarakat Kelurahan Kutowinangun Kota Salatiga sebagian besar sudah memiliki perilaku yang baik dalam

Hasil dari penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan yaitu: perbedaan antara daun sehat dengan daun yang terserang penyakit garis kuning pada tanaman kelapa

Berdasarkan FEA didapatkan perbandingan pengaruh balok anak terhadap balok induk untuk beban terpusat dari hasil perbandingan tipe A, B dan C tipe yang memiliki

Oleh sebab itu, parameter proses pemesinan milling (kecepatan putaran spindel, kecepatan pemakanan, kedalaman pemakanan, dan kondisi pemotongan) yang optimal perlu diketahui