• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI CARA TUMBUHAN HIJAU MEMBUAT MAKANAN MELALUI PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) PADA SISWA KELAS V MI AL-ISLAM BANDING KECAMATAN BRINGIN KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN 20162017 SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI CARA TUMBUHAN HIJAU MEMBUAT MAKANAN MELALUI PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) PADA SISWA KELAS V MI AL-ISLAM BANDING KECAMATAN BRINGIN KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN 20162017 SKRIPSI"

Copied!
152
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA

MATERI CARA TUMBUHAN HIJAU MEMBUAT MAKANAN

MELALUI PENDEKATAN CTL

(CONTEXTUAL TEACHING

AND LEARNING)

PADA SISWA KELAS V

MI AL-ISLAM BANDING KECAMATAN BRINGIN

KABUPATEN SEMARANG

TAHUN AJARAN 2016/2017

SKRIPSI

Disusun untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

IIN PUJI ARTINI

NIM 115-12-045

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

(2)
(3)

iii

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA

MATERI CARA TUMBUHAN HIJAU MEMBUAT MAKANAN

MELALUI PENDEKATAN CTL

(CONTEXTUAL TEACHING

AND LEARNING)

PADA SISWA KELAS V

MI AL-ISLAM BANDING KECAMATAN BRINGIN

KABUPATEN SEMARANG

TAHUN AJARAN 2016/2017

SKRIPSI

Disusun untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

IIN PUJI ARTINI

NIM 115-12-045

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

(4)
(5)
(6)
(7)
(8)

viii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada:

1. Kedua orang tuaku tercinta Bapak (Djaelani) dan Ibu (Nur Janah) yang senantiasa memberikan kasih sayang, dukungan,

dan do’a penuh ketulusan.

2. Saudara laki-laki ku, kakak ipar, serta keponakan: Mas Maftukhin dan Mbak Dewi serta keponakan tersayang (Zita dan Laits), Mas Amri dan Mbak Nita serta keponakan tercinta (Dysta).

3. Keluarga besarku, terimaksih atas dukungan dan do’anya.

4. Sahabat-sahabatku: Eni Hamida, Erfina Fitriani, Fajriyatul Laila, Indah Kurniawati, dan Puji Astuti yang tak pernah henti memberikan semangat.

5. Teman-teman PGMI angkatan 2012.

6. Almamater tercinta IAIN Salatiga.

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat, Taufik, Hidayah serta InayahNya, sehingga peneliti

dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Ipa Materi

Cara Tumbuhan Hijau Membuat Makanan Melalui Pendekatan CTL (Contextual Teaching And Learning) Pada Siswa Kelas V Mi Al-Islam Banding Kecamatan

Bringin Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2016/2017”. Penelitian ini disusun untuk memenuhi tugas dan syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan.

Penulisan skripsi ini tentu tidak lepas dari bimbingan, bantuan dan motivasi dari berbagai pihak. Untuk itu, peneliti menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuannya, khususnya kepada: 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, S.Pd., M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga. 3. Ibu Peni Susapti M.Si., selaku Ketua Jurusan PGMI IAIN Salatiga.

4. Ibu Dr. Hj. Lilik Sriyanti, M.Si., sebagai dosen pembimbing yang telah setia dan sabar serta meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

5. Bapak Ibu Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga yang telah memberikan bekal pengetahuan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Kepala Sekolah MI Al-Islam Banding yang telah mengizinkan penulis melakukan penelitian.

(10)

x

8. Pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis tuliskan satu persatu yang telah membantu, memberikan petunjuk, dan saran dalam penyeusunan skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Laporan Penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya kritik, saran, dan masukan yang dapat digunakan untuk menyempurnakan kegiatan penulisan hasil penelitian mendatang.

Semoga Allah SWT selalu mencurahkan rahmat, bimbingan dan petunjukNya kepada kita semua dan memberikan pahala yang setimpal atas kebaikan yang telah mereka lakukan. Amin.

Salatiga, 13 Januari 2017

(11)

xi ABSTRAK

Artini, Iin Puji. 2017. Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Cara Tumbuhan Hijau Membuat Makanan Melalui Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) pada Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Al Islam Banding Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2016/2017. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dr. Hj. Lilik Sriyanti, M.Si.

Kata Kunci: hasil belajar dan Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi Cara Tumbuhan Hijau Membuat Makanan pada siswa kelas V MI Al Islam Banding Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun ajaran 2016/2017.

Subjek dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas V MI Al Islam Banding Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang yang terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan. Penelitian dilakukan pada semester satu pada tahun 2016/2017.Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari dua siklus dimana masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting).

(12)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR BERLOGO ... ii

JUDUL ... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

PENGESAHAN KELULUSAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... vi

PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vii

PERSEMBAHAN ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

ABSTRAK ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR TABEL ...xvii

DAFTAR LAMPIRAN ...xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

(13)

xiii

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ... 6

1. Hipotesis Tindakan ... 6

2. Indikator Keberhasilan ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 7

1. Manfaat Teoritik ... 7

2. Manfaat Praktik ... 7

F. Definisi Oprasional ... 8

1. Peningkatan ... 8

2. Hasil Belajar ... 8

3. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ... 9

4. Pendekatan Contextual Teaching and Learning ... 10

G. Metode Penelitian ... 11

1. Rancangan Penelitian ... 11

2. Subjek, Lokasi, dan Waktu Penelitian ... 11

3. Langkah-langkah/ Siklus Penelitian ... 12

4. Instrumen Penelitian ... 14

5. Teknik Pengumpulan Data ... 15

6. Analisis Data ... 17

H. Sistematika Penulisan ... 19

1. Bagian Awal ... 19

(14)

xiv

3. Bagian Akhir ... 20

BAB II LANDASAN TEORI A. Hasil Belajar ... 21

1. Belajar ... 21

2. Hasil Belajar ... 26

B. Pembelajaran IPA ... 36

1. Mata Pelajaran IPA ... 36

2. SK dan KD IPA Kelas V ... 39

3. Cara Tumbuhan Hijau Membuat Makanan ... 41

C. Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) ... 43

1. Pengertian Pendekatan ... 43

2. Pengertian CTL (Contextual Teaching and Learning) ... 44

3. Prinsip-prinsip dalam CTL (Contextual Teaching and Learning) ... 46

4. Langkah-langkah CTL (Contextual Teaching and Learning) ... 47

D. Hubungan antara Pendekatan CTL dengan Hasil Belajar IPA materi Cara Tumbuhan Hijau Membuat Makanan ... 51

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum MI Al Islam Banding ... 53

1. Letak Geografis ... 53

2. Identitas Madrasah ... 53

3. Visi dan Misi ... 54

(15)

xv

5. Kegiatan Ekstrakurikuler ... 56

6. Prestasi ... 57

7. Keadaan Guru dan Karyawan ... 58

8. Keadaan Siswa ... 59

9. Keadaan Siwa Kelas V ... 59

B. Waktu Penelitian ... 60

C. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ... 61

1. Deskripsi Pelaksanaan Pra Siklus ... 61

2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ... 63

3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ... 69

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 76

1. Pra Siklus ... 76

2. Siklus I ... 79

3. Siklus II ... 87

B. Pembahasan dan Hasil Penelitian ... 95

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 100

B. Saran ... 101

1. Bagi Guru ... 101

2. Bagi Siswa ... 101

(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Skema Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ... 14

Gambar 4.1 Grafik Rata-rata Nilai Pra Siklus, Siklus I, Siklus II ... 97

Gambar 4.2 Grafik Ketuntasan Siswa yang Mencapai KKM Per Siklus ... 99

(17)

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 SK dan KD IPA Kelas V Semester I ... 39

Tabel 3.1 Perbatasan MI Al Islam Banding ... 53

Tabel 3.2 Fasilitas Sarana dan Prasarana MI Al Islam ... 55

Tabel 3.3 Data Guru dan Karyawan MI Al Islam ... 58

Tabel 3.4 Data Jumlah Siswa MI Al Islam ... 59

Tabel 3.5 Data Siswa Kelas V Mi Al Islam ... 59

Tabel 3.6 Hasil Nilai Pra Siklus ... 62

Tabel 4.1 Hasil Nilai Pra Siklus ... 77

Tabel 4.2 Hasil Nilai Siswa Siklus I ... 79

Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Guru Siklus I ... 81

Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Siswa Siklus I ... 84

Tabel 4.5 Data Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I ... 85

Tabel 4.6 Hasil Nilai Siswa Siklus II ... 87

Tabel 4.7 Hasil Pengamatan Guru Siklus II ... 90

Tabel 4.8 Hasil Pengamatan Siswa Siklus II ... 93

Tabel 4.9 Data Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II ... 95

Tabel 4.10 Hasil Rekapitulasi Nilai Siswa Pra Siklus, Siklus I, Siklus II ... 96

(18)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Daftar Pustaka ... 103

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 105

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 144

4. Dokumentasi Kegiatan ... 125

5. Surat Keterangan Penelitian ... 129

6. Lembar Konsultasi Skripsi ... 130

7. Nilai SKK ... 131

8. Daftar Riwayat Hidup ... 134

(19)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan

Nasional mendefinisikan pendidikan sebagai “usaha sadar dan terencana

untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki muatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

Negara”. Hal ini berarti bahwa pendidikan merupakan suatu proses atau

upaya sadar untuk menjadikan manusia kearah yang lebih baik.

Semua tujuan pendidikan, baik pendidikan umum maupun pendidikan agama selalu mengidealkan terciptanya sikap anak didik yang dewasa, baik intelektualnya emosionalnya, maupun spiritualnya. Pendidikan juga dapat diartikan sebagai sebuah upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran, serta jasmani anak sehingga anak dapat selaras dengan alam dan masyarakat. Peran pendidikan dianggap sangat penting untuk menghasilkan sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa.

(20)

2

Surat Al Mujadalah: ayat ke 11 tentang betapa pentingnya sebuah ilmu pengetahuan dalam kehidupan umat manusia.

ۡ زَي

antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa

derajat.” (Al Mujadalah: 11)

Potongan ayat di atas menjelaskan tentang keutamaan orang-orang beriman dan berilmu pengetahuan dan Allah akan meninggikan beberapa derajat. Ilmu dalam hal ini tentu saja tidak hanya berupa pengetahuan agama tetapi juga berupa pengetahuan yang relevan dengan tuntutan kemajuan zaman.

Ilmu merupakan berbagai macam gejala yang ditemui oleh manusia dengan akal dan pengalaman rasio, pendidikan dikatakan berhasil apabila manusia menggunakan akal dan hatinya untuk memahami kejadian atau peristiwa tertentu. Untuk menguasai ilmu tertentu, maka salah satu langkah nyata yang dilakukan adalah dengan menikmati setiap proses belajar baik di lingkungan sekolah, keluarga , maupun di masyarakat.

(21)

3

Tenaga pendidik atau guru sebagai salah satu unsur yang berperan penting di dalamnya, memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan potensi yang di miliki setiap siswa dan mengatasi segala permasalahan yang timbul pada saat proses belajar mengajar. Guru merupakan komponen yang sangat menentukan dalam proses pembelajaran di dalam kelas, yaitu sebagai penentu keberhasilan pendidikan.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi seperti yang kita ketahui semakin berkembang pesat. Untuk mengahadapi tantangan tersebut, tentu dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Untuk mencetak sumber daya manusia yang berkualitas diperlukan pula adanya sebuah peningkatan mutu pendidikan.

Tuntutan kurikulum di negara Indonesia menuntut agar anak aktif dalam mencari pengetahuan. Tetapi kenyataan yang terjadi di lapangan tidaklah sesuai dengan apa yang di harapkan seperti yang ada dalam kurikulum, dimana guru masih mendominasi atau sebagai aktor utama yang berperan sebagai satu-satunya sumber ilmu bagi anak, dengan penggunaan pendekatan pembelajaran yang kurang sesuai.

(22)

4

sumber ilmu, siswa terbiasa untuk mengingat dan menimbun informasi, tanpa berusaha untuk mengubungkan yang diingat itu dengan kehidupan sehari-hari.

Hal ini tentu sangat berbanding terbalik dengan yang dikemukakan oleh Marjono dalam (Susanto: 2013: 167) untuk anak jenjang sekolah dasar hal yang harus diutamakan adalah baaimana mengembangkan rasa ingin tahu dan daya berpikir krits mereka terhadap suatu masalah.

Ilmu Pengetahuan Alam merupakan mata pelajaran yag mengajarkan tentang gejala alam dan perubahan-perubahan yang sangat bermanfaat bagi manusia. Dalam pembelajaaran Ilmu Pengetahuan Alam, banyak hal yang harus dilakukan guru agar materi pelajaran yang disampaaikan oleh guru benar-benar dapat dimengerti dan dipahami oleh siswa dengan baik.

Namun pada kenyataanya menunjukkan bahwa sekarang masih banyak sekolah yang proses KBM nya masih berjalan secara teoritis dan tidak terkait dengan lingkungan tempat siswa berada. Masalah yang dihadapi oleh setiap siswa pun beragam, dimana setiap siswa mempunyai kemampuan bebeda untuk menerima pelajaran.

(23)

5

dikontekskan kedalam situasi dunia nyata siswa sehari-hari. Pendekatan pembelajaran tersebut adalah pendekatan pembelajaran yang didasarkan kepada pembelajaran kontekstual.

Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu proses pendidikan yang bertujuan memotivasi siswa untuk memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan mengaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari, artinya siswa dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. Penerapan pendekatan kontekstual ini diharapkan dapat mendorong keaktifan siswa dalam proses KBM, yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara optimal.

Pembelajaran IPA di kelas V materi cara tumbuhan hijau membuat makanan masih banyak siswa yang nilainya di bawah KKM. Berdasarkan latar belakang dan kasus yang telah dijelaskan diatas, maka peneliti bermaksud mengadakan penelitian tindakan kelas dengan judul:

“peningkatan hasil belajar IPA materi cara tumbuhan hijau membuat

(24)

6 B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dalam penelitian ini peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

Apakah pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi Cara Tumbuhan Hijau Membuat Makanan pada siswa kelas V di MI Al-Islam Banding Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun ajaran 2016/2017?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPA materi Cara Tumbuhan Hijau Membuat Makanan melalui pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) pada siswa kelas V di MI Al-Islam Banding Kecamatan Bringin

Kabupaten Semarang tahun ajaran 2016/2017. D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan

1. Hipotesis Tindakan

Menurut Soeratno dalam Rosady (2010: 171), hipotesis adalah suatu pendapat atau kesimpulan yang sifatnya masih sementara. Hipotesis dalam penelitian ini adalah penerapan pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) dapat meningkatkan hasil belajar

(25)

7 2. Indikator Keberhasilan

Penerapan pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) dikatakan berhasil apabila indikator yang diharapkan

tercapai, yaitu ada peningkatan pada nilai tes siswa secara berkelanjutan dari siklus tes pertama ke siklus kedua dan seterusnya. Siklus berhenti jika jumlah kelulusan secara klasikal sudah mencapai 80% tuntas dengan KKM 70.

E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritik

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi baru bagaimana cara mengatasi permasalahan yang muncul dalam proses kegiatan belajar mengajar khususnya dalam mata pelajaran IPA untuk meningkatkan hasil belajar siswa, dan untuk melihat apakah penerapan Pendekatan CTL dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas V di MI Al Islam Banding.

2. Manfaat Praktik a. Bagi Siswa

Diharapkan penenelitian ini dapat mempermudah siswa dalam memahami materi Cara Tumbuhan Hijau Membuat Makanan sehingga dapat meningkatkan hasil belajarnya.

b. Bagi Guru

(26)

8 c. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu masukan/input dalam rangka pembinaan guru agar guru lebih meningkatkan kompetensinya dalam mengajar.

d. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran dalam menulis karya ilmiah, serta menambah pengetahuan tentang cara memilih pendekatan pembelajaran yang sesuai dan tepat dalam mata pelajaran tertentu.

F. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman antara yang dimaksud peneliti dengan persepsi yang ditangkap oleh pembaca, maka peneliti memberikan definisi operasional sebagai berikut:

1. Peningkatan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata Peningkatan berarti suatu proses, cara, perbuatan meningkatkan (usaha, kegiatan, dan sebagainya).

(27)

9 2. Hasil Belajar

a. Pengertian Belajar

Belajar memiliki arti dasar adanya aktivitas atau kegiatan dan penguasaan tentang sesuatu. Belajar adalah proses transformasi ilmu guna memperoleh kompetensi, keterampilan, dan sikap untuk membawa perubahan yang lebih baik (Rahyubi: 2007: 03).

Belajar adalah aktivitas yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh ilmu atau kepandaian yang belum dimiliki sebelumnya. Melalui belajar, manusia dari yang belum tahu menjadi tahu, memahami, dan mengerti tentang sesuatu.

b. Pengertian Hasil Belajar

Rusmono (2012: 10) mengatakan hasil belajar adalah perubahan perilaku individu yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.

Hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor atau nilai yang diperoleh dari hasil tes setelah kegiatan belajar mengajar (KBM) pada setiap siklus.

3. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

(28)

sebab-10

akibatnya. Dengan pengertian ini, IPA dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang sebab dan akibat kejadian-kejadian yang ada di alam ini.

IPA merupakan salah satu mata pelajaran pokok dalam kurikulum pendidikan di Indonesia, termasuk pada jenjang sekolah dasar. Pembelajaran IPA adalah pembelajaran yang berdasarkan pada prinsip-prinsip, proses yang mana dapat menumbuhkan sikap ilmiah siswa terhadap konsep-konsep IPA. Konsep IPA di sekolah dasar merupakan konsep yang masih terpadu, karena belum dipisahkan secara tersendiri, seperti mata pelajaran kimia, biologi, dan fisika. .

Mata pelajaran IPA di SD/MI diberikan kepada para peserta didik mulai kelas I sampai kelas VI. Mata pelajaran IPA dapat dijadikan program untuk menanamkan dan mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai ilmiah pada siswa serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan Yang Maha Esa.

4. Pendekatan Contextual Teaching and Learning

(29)

11

fleksibel dapat diterapkan (ditransfer) dari satu permasalahan/ konteks lain.

Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep belajar yang membantu siswa mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan penerapanya dalam kehidupan mereka sebagai anggota masyarakat dan keluarga.

G. Metode Penelitian 1. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau istilah dalam bahasa Inggrisnya yaitu Classroom Action Research adalah sebuah penelitian yang dilakukan di kelas.

Seorang ahli di bidang ini, yaitu Arikunto (2008: 2) menjelaskan pengertian PTK secara sistematis.

a. Penelitian adalah suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

b. Tindakan adalah suatu kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa.

(30)

12

2. Subjek, Lokasi, dan Waktu Penelitian a. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V MI Al-Islam Banding Kecamatan Bringin yang berjumlah 17 siswa. Yang menjadi dasar pertimbangan pemilihan subjek ini adalah karena siswa kelas V nilai mata pelajaran IPA pada materi memahami Cara Tumbuhan Hijau membuat Makanan masih banyak yang dibawah KKM.

b. Lokasi

Tempat penelitian ini dilakukan di MI Al-Islam yang terletak di Jalan H. Juanda No. 80 Desa Banding Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang.

c. Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 22 Juni 2016 sampai dengan terselesainya penelitian ini.

3. Langkah-langkah atau Siklus Penelitian

Menurut Arikunto (2008: 17) ada empat tahapan penting dalam penelitian tindakan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.

a. Perencanaan (Planning)

(31)

13

1) Mengumpulkan data yang dibutuhkan dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi.

2) Menyiapkan materi yang sesuai dengan kurikulum yang dijadikan sebagai bahan penelitian.

3) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). 4) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati siswa.

5) Menyiapkan lembar observasi kegiatan guru dalam melaksanakan pembelajaran.

6) Membuat soal evaluasi untuk siswa. b. Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Pada tahap ini peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran dan menerapkan apa yang telah direncanakan pada tahap satu (tahap perencanaan).

c. Pengamatan (Observing)

Pada tahap ini peneliti mengamati proses pembelajaran dari awal sampai akhir dengan menggunakan lembar observasi. Hal ini dilakukan untuk mengetahui aktifitas siswa dan guru pada saat proses kegiatan belajar-mengajar.

d. Refleksi (Reflection)

(32)

14

bahan evaluasi dan pedoman untuk menentukan siklus selanjutnya.

Gambar 1.1

Skema Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

4. Instrumen Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini, instrumen penelitian yang digunakan peneliti untuk memperoleh data adalah sebagai berikut: a. Silabus.

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

c. Lembar Observasi sebagai pedoman saat mengamati aktivitas siswa. d. Lembar Observasi sebagai pedoman saat mengamati guru yang

mengajar atau melaksanakan kegiatan pembelajaran. e. Soal evaluasi.

Perencanaan

Refleksi

Pelaksanaan

SIKLUS I

Pengamatan

Perencanaan

SIKLUS II Pelaksanaan

Refleksi

Pengamatan

(33)

15 5. Teknik Pengumpulan Data

Penyusunan skripsi ini, peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, antara lain:

a. Teknik Observasi

Observasi merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan peneliti untuk mengmati atau mencatat suatu peristiwa dengan menyaksikan langsung, dan biasanya peneliti dapat sebagai partisipan atau observer dalam menyaksikan atau mengamati suatu objek peristiwa yang sedang ditelitinya (Rosady: 2010: 221).

Observasi adalah pegamatan dan pencatatan suatu objek dengan sistematika fenomena yang diselidiki. Obervasi dapat dilakukan sesaat ataupun mungkin dapat diulang. Dalam observasi melibatkan 2 komponen yaitu sipelaku observasi yang lebih dikenal sebagai observer dan objek yang diobservasi yang dikenal sebagai observee (Sukandarrumidi: 2004: 69)

Teknik observasi ini dilakukan peneliti dengan melakukan pengamatan terhadap ativitas siswa, kegiatan guru dalam mengelola kelas, serta penggunaan pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) dalam proses pembelajaran Ilmu

(34)

16 b. Teknik Interview

Interview dikenal pula dengan istilah wawancara adalah suatu proses tanya jawab lesan, di mana dua orang atau lebih berhadapan secara fisik, yang satu dapat melihat muka yang lain dan mendengar dengan telinga sendiri dari suaranya (Sukandarrumidi: 2004: 88).

Teknik interview atau wawancara dilakukan antara peneliti dengan guru kelas V MI Al-Islam. Hasil dari wawancara peneliti dengan guru kelas V, peneliti dapat mengetahui kesulitan guru selama ini dalam menyampaikan mata pelajaran IPA, khususnya materi cara tumbuhan hijau membuat makanan atau proses fotosintesis.

c. Teknik Tes

Tes formatif yang digunakan peneliti berupa tes tertulis yang berkaitan dengan materi yang telah disampaikan oleh guru kepada siswa. Tes ini diberikan di setiap akhir pelajaran yang digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) yang diterapkan dalam

(35)

17 d. Teknik Dokumentasi

Teknik dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data yang berupa dokumen, seperti daftar nilai IPA siswa kelas V MI Al-Islam Banding Kecamatan Bringin, identitas sekolah, strukturorganisai guru dan karyawan, sarana-prasarana dan keadaan siswa.

6. Analisis Data

Proses penyusunan, pengaturan, pengolahan data agar dapat digunakan untuk membenarkan atau menyalahkan hipotesis disebut pengolahan dan analisis data. Semua data yang telah kita perolah dan kita kumpulkan pada dasarnya untuk menguji atau membukikan kebenaran hipotesis. Benar tidaknya dugaan itu akan dibuktikan melalui data yang kita peroleh dari lapangan. Oleh sebab itu pada tahap ini data sebagaimana adanya harus dianalisa, diolah dan disusun sedemikian rupa untuk mengetahui tingkat keberhasilan pendekatan Contextual Teaching and Learning yang digunakan peneliti dalam usaha

meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi cara tumbuhan hijau membuat makanan.

Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis dengan penjelasan sebagai berikut:

a. Data kuantitatif

(36)

18

mengetahui keberhasilan individu dan klasikal sesuai dengan target yang telah ditentukan.

Data yang diperoleh dari hasil tes evaluasi kemudian diolah melalui cara penyekoran dan menghitung rata-rata nilai siswa untuk mengetahui gambaran yang jelas mengenai hasil belajar IPA. Untuk menghitung nilai rata-rata siswa dan presentase ketercapaian hasil belajar siswa menggunakan rumus sebagai berikut:

Rumus menghitung nilai rata-rata siswa

Keterangan:

M = Mean (nilai rata-rata)

∑ = Jumlah nilai total yang diperoleh dari hasil penjumlahan

nilai setiap individu

N = Banyaknya individu/jumlah siswa (Djamarah, 2005: 302).

Data yang dianalisis secara kuantitatif yang berupa angka-angka kemudian di deskripsikan dengan teknik deskripsi presentase. Untuk mengetahui presentase ketercapaian hasil belajar siswa, di hitung dengan menggunakan rumus:

P =∑ X 100%

Keterangan:

(37)

19 = Frekuensi

= Jumlah nilai keseluruhan (Djamarah, 2006: 225-226).

b. Data kualitatif

Data kualitatif yang di peroleh dari hasil observasi atau pengamatan, di gunakan sebagai bahan evaluasi umtuk memperbaiki rencana pembelajaran yang akan di laksanakan pada pertemuan selanjutnya.

H. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:

1. Bagian Awal

Bagian awal terdiri dari: halaman judul, lembar logo, judul, lembar persetujuan pembimbing, pernyataan keaslian tulisan, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel, dan daftar lampiran.

2. Bagian Inti

(38)

20

BAB II : Berisi landasan teori yang mencakup pengertian hasil belajar, mata pelajaran IPA, SK dan KD mata pelajaran IPA kelas V, dan pendekatan CTL.

BAB III : Pelaksanaan penelitian mencakup deskripsi lokasi dan deskripsi pelaksanaan Pra Siklus, siklus I dan siklus II. BAB IV : Berisi hasil penelitian dan pembahasan.

BAB V : Berisi penutup, mencakup kesimpulan dan saran. 3. Bagian Akhir

(39)

21 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Hasil Belajar 1. Belajar

a. Pengertian Belajar

Kata atau istilah belajar bukanlah sesuatu yang baru, sudah sangat dikenal secara luas, namun dalam pembahasan belajar ini masing-masing ahli memiliki pemahaman dan definisi yang berbeda-beda. Berikut beberapa definisi belajar menurut para ahli: 1) Belajar merupakan suatu usaha sadar individu untuk mencapai

tujuan peningkatan diri atau perubahan diri melalui latihan-latihan dan pengulangan-pengulangan dan perubahan yang terjadi bukan karena peristiwa kebetulan (Mulyati: 2005: 5). 2) Syah (2010: 68) berpendapat bahwa belajar secara umum dapat

dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. 3) Belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dengan

(40)

22

Belajar adalah proses yang dilakukan oleh individu dalam keadaan sadar, dengan tujuan adanya perubahan yang ingin dicapai dalam hal ini adalah kaitanya dengan ranah kognitif yang di tandai dengan adanya perubahan atau peningkatan nilai pada mata pelajaran tertentu.

b. Ciri-ciri Belajar

Baharudin dan Esa Nur Wahyuni (2008: 15), menyebutkan ciri-ciri belajar sebagai berikut:

1) Belajar ditandai adanya perubahan tingkah laku.

2) Perubahan tingkah laku dari dari hasil belajar itu relatif permanen.

3) Perubahan tingkah laku tidak harus dapat diamati pada saat berlangsungnya proses belajar, tetapi perubahan perilaku itu bisa jadi bersifat potensial.

4) Perubahan tingkah laku itu merupakan hasil latihan atau pengalaman.

5) Pengalaman atau latihan itu dapat memberikan penguatan. c. Prinsip-prinsip Belajar

(41)

23

pembelajaran, baik bagi siswa yang perlu menigkatkan upaya belajarnya maupun bagi guru dalam upaya meningkatkan mengajarnya. Prinsip-prinsip itu berkaitan dengan perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung/berpengalaman, pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan, serta perbedaan individual.

1) Perhatian dan motivasi

Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar. Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran itu sesuai dengan kebutuhannya. Apabila bahan pelajaran itu dirasakan sebagai sesuatu yang dibutuhkan, diperlukan untuk belajar lebih lanjut atau diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, akan membangkitkan motivasi untuk mempelajarinya.

Di samping perhatian, motivasi mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar. Motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang.

2) Keaktifan

(42)

24

tidak bisa dilimpahkan kepada orang lain. Belajar hanya mungkin terjadi apabila ank aktif mengalami sendiri.

3) Keterlibatan langsung/berpengalaman

Belajar haruslah dilakukan sendiri oleh siswa, belajar adalah mengalami belajar tidak bisa dilimpahkan kepada orang lain. Belajar yang paling baik adalah belajar melalui pengalaman langsung. Dalam belajar melalui pengalaman langsung siswa tidak sekedar mengamati secara langsung tetapi ia harus menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan, dan bertanggung jawab terhadap hasilnya.

4) Pengulangan

(43)

25 5) Tantangan

Dalam situasi belajar siswa menghadapi suatu tujuan yang ingin dicapai, tetapi selalu terdapat hambatan, yaitu mempelajari bahan belajar, maka timbullah motif untuk mengatasi hambatan itu, yaitu dengan mempelajari bahan belajar tersebut. Apabila hambatan itu telah diatasi, artinya tujuan belajar telah tercapai, maka ia akan masuk dalam medan baru dan tujuan baru, demikian seterusnya. Agar pada anak timbul motif yang kuat untuk mengatasi hambatan dengan baik maka bahan belajar haruslah menantang.

6) Balikan dan penguatan

Siswa akan belajar lebih bersemangatapabila mengetahui dan mendapatkan hasil yang baik. Hasil, terutama hasil yang baik, merupakan balikan yang menyenangkan dan berpengaruh baik bagi usaha belajar selanjutnya.

7) Perbedaan individual

(44)

26 d. Tujuan Belajar

Menurut Sardiman (2014: 28), tujuan belajar secara umum ada tiga jenis, yaitu:

1) Untuk mendapatkan pengetahuan

Hal ini ditandai dengan kemampuan berpikir, pemilikan pengetahuan dan kemampuan berpikir sebagai yang tidak dapat dipisahkan. Dengan kata lain, tidak dapat mengembangkan kemampuan berpikir tanpa bahan pengetahuan, sebaliknya kemampuan berpikir akan memperkaya pengetahuan.

2) Penanaman konsep dan keterampilan

Penanaman konsep atau merumuskan konsep juga memerlukan suatu keterampilan.

3) Pembentukan sikap

Guru dalam menumbuhkan sikap mental, perilaku dan pribadi peserta didik harus lebih bijak dan hati-hati dalam pendekatanya.

2. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

(45)

27

pembelajaran atau kegiatan instruksional, biasanya guru menetapkan tujuan belajar. Anak yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional (Susanto: 2014: 5).

Wujud hasil belajar seperti yang dikemukakan oleh Syah dalam Sriyanti (2011: 21), wujud hasil belajar dapat dilihat adanya sembilan wujud perubahan yaitu kebiasaan, keterampilan, pengamatan, berpikir asosiatif dan daya ingat, berpikir rasional dan kritis, sikap, inhibisi, apresiasi, serta tingkah laku efektif.

Hasil belajar disini dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah pada setiap akhir kegiatan belajar mengajar yang dinyatakan dalam skor atau nilai yang diperoleh dari hasil tes.

b. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Keberhasilan belajar dipengaruhi oleh banyak faktor. Menurut Suryabarata (2007: 233) hasil belajar dipengaruhi oleh dua faktor yaitu eksternal dan internal. Masing-masing faktor tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Faktor-faktor yang berasal dari luar diri pelajar a) Faktor-faktor nonsosial

(46)

28

alat-alat yang dipakai untuk belajar (alat tulis, alat peraga, dan sebagainya yang yang bisa kita sebut sebagai alat-alat pelajaran).

b) Faktor-faktor sosial

Faktor-faktor sosial yang di maksud di sini adalah faktor manusia (sesama manusia) baik manusia itu ada (hadir) maupun kehadiranya itu dapat disimpulkan, jadi tidak langsung hadir.

2) Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri si pelajar, yaitu: a) Faktor-faktor fisiologis

Faktor-faktor fisiologis dalam belajar ini masih di bagi menjadi dua, yaitu: keadaan tonus jasmani pada umumnya dan keadaan fungsi-fungsi fisiologis tertentu.

(47)

29

dapat mengganggu belajar tersebut. Penyakit-penyakit seperti pilek, influensa, sakit gigi, batuk dan yang sejenis dengan itu biasanya diabaikan karena dipandang tidak cukup serius untuk mendapatkan perhatian dan pengobatan, akan tetapi dalam kenyataanya penyakit-penyakit semacam ini sangat mengganggu aktivitas belajar.

Faktor-faktor fisiologis yang mempengaruhi belajar yang kedua yaitu keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu terutama fungsi-fungsi pancaindera. Pancaindera dapat dimisalkan sebagai pintu gerbang masuknya pengaruh kedalam individu. Orang mengenal dunia sekitarnya dan belajar dengan mempergunakan pencainderanya. Baiknya berfungsinya pancaindera merupakan syarat dapatnya belajar itu berlangsung dengan baik.

b) Faktor-faktor psikologis

Faktor-faktor psikologi dalam belajar yaitu, faktor-faktor yang mendorong seseorang tersebut untuk melakukan aktivitas belajar. Berikut ini beberapa faktor psikologi dalam belajar yang mendorong seseorang untuk belajar:

(48)

30

2. Adanya sifat kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk selalu maju.

3. Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai pelajaran, serta

4. Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir dari belajar.

c. Penilaian Keberhasilan Belajar

Untuk mengetahui apakah hasil belajar yang dicapai telah sesuai dengan tujuan yang dikehendaki dapat diketahui melalui evaluasi. Menurut Rasyid (2009: 3) evaluasi secara singkat dapat didefinisikan sebagai proses pengumpulan informasi untuk mengetahui pencapaian belajar kelas atau kelompok. Dimana hasil evaluasi diharapkan dapat mendorong pendidik untuk mengajar lebih baik dan mendorong peserta didik untuk belajar lebih baik. Evaluasi (Syah, 2010: 197) adalah penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

(49)

31

menyangkut pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang berkaitan dengan mata pelajaran yang diberikan kepada siswa.

Syah (2010: 198 – 208) menjelaskan tujuan dan fungsi evaluasi serta menyebutkan jenis – jenis ragam evalusai dan ragam alat evaluasi sebagai berikut:

1) Tujuan evaluasi

Pertama, untuk mengetahui tingkat kemajuan yang

telah dicapai oleh siswa dalam suatu kurun waktu proses belajar tertentu. Kedua, untuk mengetahui posisi atau kedudukan seorang siswa dalam kelompok kelasnya. Ketiga, untuk mengetahui tingkat usaha yang dilakukan siswa dalam belajar. Keempat, untuk mengetahui hingga sejauh mana siswa telah

mendayagunakan kapasitas kognitifnya (kemampuan kecerdasan yang dimilikinya) untuk keperluan belajar. Kelima, untuk mengetahui tingkat daya guna dan hasil guna metode mengajar yang telah digunakan guru dalam proses kegiatan belajar-mengajar (KBM).

2) Fungsi evaluasi

Selain memiliki tujuan, evaluasi belajar juga memiliki fungsi-fungsi sebagaimana tersebut di bawah ini.

a) Fungsi administratif untuk penyusunan daftar nilai dan pengisian buku rapor.

(50)

32

c) Fungsi diagnostik untuk mengidentifikasi kesulitan belajar siswa dan merencanakan program remedial teaching (pengajaran perbaikan).

d) Sebagai sumber data BP yang dapat memasok data siswa tertentu yang memerlukan bimbingan dan penyuluhan. e) Sebagai bahan pertimbangan pengembangan pada masa

yang akan datang yang meliputi pengembangan kurikulum, metode dan alat-alat untuk proses KBM.

3) Ragam evaluasi

Pada prinsipnya, evaluasi hasil belajar merupakan kegiatan berencana dan kesinambungan. Oleh karena itu, ragamnya pun banyak, mulai yang paling sederhana sampai yang paling kompleks.

a) Pre-est dan post-test

Pre-test adalah kegiatan evaluasi yang dilakukan

saat akan memulai penyajian materi baru. Post-test adalah kebalikan dari post-test, yakni kegiatan evaluasi yang dilakukan guru pada setiap akhir penyajian materi. Tujuanya adalah untuk mengetahui taraf penguasaan siswa terhadap materi yang telah diajarkan.

b) Evaluasi prasyarat

(51)

33

materi lama yang mendasari materi baru yang akan diajarkan.

c) Evaluasi diagnostik

Evaluasi ini dilakukan setelah selesai penyajian sebuah satuan pelajaran dengan tujuan mengidentifikasi bagian-bagian tertentu yang belum dikuasai siswa.

d) Evalusi formatif

Evaluasi jenis ini dapat dipandang sebagai

“ulangan” yang dilakukan pada setiap akhir penyajian

satuan pelajaran atau modul. Tujuanya ialah untuk memperoleh umpan balik yang mirip dengan evaluasi diagnostik, yakni untuk mendiagnosa atau mengetahui kesulitan belajar siswa.

e) Evaluasi sumatif

Evaluasi sumatif dapat sebagai “ulangan umum”

yang dilakukan untuk mengukur kinerja akademik atau prestassi belajar siswa pada akhir periode pelaksanaan program pengajaran. Evaluasi ini lazim dilakukan pada ssetiap akhir semester atau akhir tahun ajaran.

f) Ujian Akhir Nasional

(52)

34 4) Ragam alat evaluasi

Secara garis besar, ragam alat evaluasi terdiri atas dua macam bentuk, yaitu bentuk objektif dan bentuk subjektif. a) Bentuk objektif

Bentuk objektif atau yang biasa disebut dengan tes objektif yaitu tes yang jawabanya dapat diberi skor nilai secara lugas (seadanya) menurut pedoman yang ditetukan sebelumnya. Ada lima macam tes yang termasuk dalam evaluasi ragam objektif ini. Berikut kelima macam tes tersebut:

1. Benar-salah

Soal-soal dalam tes ini berbentuk pernyataan

yang pilihan jawabanya hanya dua macam, yakni “B”

jika pernyataan tersebut benar dan “S” jika salah.

Apabila soal-soalnya disusun dalam bentuk pertanyaan,

biasanya alternatif jawaban yang harus dipilih ialah “ya’

atau “tidak”.

2. Pilihan ganda

(53)

35

(X) salah satu huruf a, b, c, d, atau e yang menandai alternatif jawaban benar.

3. Pencocokan (menjodohkan)

Pencocokan (matching test) disusun dalam dua daftar yang masing-masing memuat kata, istilah, atau kalimat yang diletakkan bersebelahan. Tugas siswa dalam menjawab item-item soal ialah mencari pasangan yang selaras antara kalimat atau istilah yang ada pada daftar A (berisi item-item yang ditandai dengan nomor urut 1 sampai 10 dan seterusnya) dengan daftar B terdiri atas item-item yang ditandai dengan huruf a, b, c, dan seterusnya.

4. Isian

Tes ini biasanya berbentuk cerita atau karangan pendek, pada bagian-bagian yang memuat istilah atau nama tertentu dikosongkan. Tugas siswa dalam hal ini berpikir unutk menemukan kata-kata yang relevan dengan karangan tersebut. Kata-kata itu dituliskan pada titik-titik atau ruang yang kosong.

5. Pelengkapan (melengkapi)

(54)

36

digunakan sebagai instrumen. Pada tes melengkapi, kalimat-kalimat itu tersusun dalam bentuk karangan atau cerita pendek tetapi dalam bentuk yang masing-masing berdiri sendiri.

b) Bentuk subjektif

Alat evaluasi yang berbentuk tes subjektif adalah alat pengukur hasil belajar yang jawabanya tidak dinilai dengan skor atau angka pasti, seperti yang digunakan untuk evaluasi objektif. Hal ini disebabkan banyaknya ragam gaya jawaban yang diberikan oleh para siswa. Istrumen evaluasi mengambil bentuk esai, yakni soal mengharuskan siswa menjawab setiap pertanyaan dengan cara menguraikan.

B. Pembelajaran IPA 1. Mata Pelajaran IPA

(55)

benda-37

benda disekitar serta kejadian di lingkungan sekitar. Dengan adanya mata pelajaran IPA diharapkan siswa mampu mengenal lingkungannya dan dapat mengembangkan pengetahuan serta gagasannya.

Mata Pelajaran IPA adalah program untuk menanamkan dan mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai ilmiah pada siswa serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. Budiman (2002: 253-254) menjelaskan fungsi mata pelajaran IPA, tujuan, serta ruang lingkup mata pelajaran IPA di MI sebagai berikut:

a. Mata Pelajaran IPA berfungsi untuk:

1) Memberikan pengetahuan pengetahuan tentang berbagai jenis lingkungan alam dan lingkungan buatan dalam kaitanya dengan pemanfaatanya bagi kehidupan sehari-hari.

2) Mengembangkan keterampilan proses.

3) Mengembangkan wawasan, sikap dan nilai yang berguna bagi siswa untuk meningkatkan kualitas kehidupan sehari-hari. 4) Mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan

keterkaitanyang saling mempengaruhi antara kemajuan IPA dan teknologi dengan keadaan lingkungan dan pemanfaatanya bagi kehidupan sehari-hari.

(56)

38

berguna dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk melanjutkan pendidikanya ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi.

b. Pengajaran IPA bertujuan agar siswa:

1) Memahami konsep-konsep IPA dan keterkaitanya dengan kehidupan sehari-hari.

2) Memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan, gagasan tentang alam sekitar.

3) Mempunyai minat untuk mengenal dan mempelajari benda-benda serta kejadian di lingkungan sekitar.

4) Bersikap ingin tahu, terbuka, kritis, mawas diri, bertanggung jawab, bekerja sama, dan mandiri.

5) Mampu menerapkan berbagai konsep IPA untuk menjelskan gejala-gejala alam dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

6) Mampu menggunakan teknologi sederhana yang berguna untuk memecahkan suatu masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.

(57)

39 c. Ruang lingkup IPA mencakup:

1) Makhluk hidup dan proses kehidupanya, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya

2) Materi, sifat-sifat, dan kegunaanya meliputi: udara, air, tanah dan batuan.

3) Listrik dan magnet, energi dan panas, gaya dan pesawat sederhana, cahaya dan bunyi, tata surya, bumi dan benda-benda langit lainya.

4) Kesehatan, makanan, penyakit dan pencegahanya.

5) Sumber daya alam, kegunaan, pemeliharaan dan pelestarianya 2. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPA Kelas V

Tabel 2.1

SK dan KD IPA Kelas V Semester I

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Makhluk Hidup dan Proses

Kehidupan

1. Mengidentifikasi fungsi organ

tubuh manusia dan hewan

1.1 Mengidentifikasi fungsi organ

pernapasan manusia

1.2 Mengidentifikasi fungsi organ

pernapasan hewan misalnya

ikan dan cacing tanah

1.3 Mengidentifikasi fungsi organ

pencernaan manusia dan

hubunganya dengan makanan

dan kesehatan

(58)

40

peredaran darah manusia

1.5 Mengidentifikasi gangguan

pada organ peredaran darah

manusia

2. Memahami cara tumbuhan

hijau membuat makanan

2.1 mengidentifikasi cara

tumbuhan hijau membuat

makanan

2.2 mendeskripsikan

ketergantungan manusia dan

hewan pada tumbuhan hijau

sebagai sumber makanan

3. mengidentifikasi cara makhluk

hidup menyesuaikan diri

dengan lingkungan

3.1 Mengidentifikasi penyesuaian

diri hewan dengan lingkungan

tertentu untuk mempertahankan

hidup

3.2 Mengidentifikasi penyesuaian

diri tumbuhan dengan

lingkunga tertentu untuk

memppertahankan hidup

Benda dan sifatnya

4. Memahami hubungan antara

sifat bahan dengan

penyusunnya dan perubahan

sifat benda sebagai hasil suatu

proses

4.1 Mendeskripsikan hubungan

antara sifat bahan dengan bahan

penyusunya, misalnya benang,

kain, dan kertas

4.2 Menyimpulkan hasil

penyelidikan tentang perubahan

sifat benda, baik sementara

(59)

41

3. Cara Tumbuhan Hijau Membuat Makanan

Setiap makhluk hidup membutuhkan makanan untuk bertahan hidup. Manusia memakan berbagai jenis makanan setiap hari. Hewan seperti kambing memakan rumput-rumputan segar. Tumbuhan sangat berperan pada kelangsungan hidup makhluk hidup lain, di antaranya hewan dan manusia. Tumbuhan menjadi sumber makanan bagi kedua makhluk hidup ini. Bagaimana dengan tumbuhan?

Tumbuhan dapat hidup di darat dan air. Sebagian besar tumbuhan adalah tumbuhan hijau. Tumbuhan ini mampu membuat makananya sendiri. Lalu apa yang diperlukan tumbuhan untuk membuat makanan? Bagaimana cara tumbuhan membuat makanan? a. Proses Pembuatan Makanan

Tumbuhan juga memerlukan makanan agar tetap hidup. Tumbuhan mampu membuat makanannya sendiri. Proses pembuatan makanan pada tumbuhan dinamakan fotosintesis. Fotosintesis merupakan proses pembuatan makanan pada tumbuhan hijau. Proses fotosintesis ini memerlukan bantuan cahaya matahari.Fotosintesis berlangsung di bagian daun. Namun proses ini terkadang juga terjadi di bagian lain yang mengandung klorofil. Klorofil merupakan zat warna hijau pada tumbuhan. Klorofil berfungsi menyerap energi cahaya matahari.

(60)

42

juga memerlukan unsur hara dalam pertumbuhanya. Unsur hara adalah suatu zat yang berfungsi untuk pertumbuhan dan perkembangan fisik pada tumbuh-tumbuhan.

Unsur hara tersebut terbentuk dari beberapa unsur lain yang kadang tidak selalu tersedia dalam tanah, maka perlu dilakukan pemupukan. Berikut unsur-unsur yang diperlukan tanaman.

1) Unsur yang sudah tersedia bebas di alam: a) Sinar Matahari

b) Kandungan air dalam udara (H2O) c) Karbon Monoksida (CO2)

d) Oksigen

2) Unsur-unsur dalam Hara Tanah yang dibutuhkan Tanaman: a) Unsur Nitrogen

Berfungsi untuk pembentukan bagian vegetatif tanaman, seperti daun, batang, dan akar. Berperan penting pembentukan hijau daun yang bermanfaat dalam proses fotosintesis.

b) Unsur Pospor (P)

Berfungsi untuk pembentukan akar, pembungaan, dan pemasakan buah serta biji.

c) Unsur Kalium (K)

(61)

43

dan rasa), serta sebagai perlindungan terhadap hama penyakit dan kekeringan.

d) Unsur Clorine (Cl)

Berfungsi dalam proses pertumbuhan akar, dan merupakan bahan yang diperlukan dalam fotosintesis. e) Unsur Cobalt (Co)

Berfungsi untuk memperlancar aliran air dalam fotosintesis serta membantu meningkatkan ketahanan tanaman.

f) Unsur Cupper (Cu)

Sebuah enzim sebagai activator dalam pembentukan pigment tanaman.

g) Unsur Silicone (Si)

Berfungsi membantu proses Vegetatif untuk menhasilkan biji banyak.

h) Unsur Sulfur (S)

Meningkatkan kandungan protein dan vitamin serta menguatkan akr.

i) Unsur Kalsium (Ca)

Merupakan bahan penyusun klorofil dan bahan yang dibutuhkan untuk enzim pada metabolism.

(62)

44

Berfungsi untuk pembentukan bulu-bulu akar dan biji-bijian.

k) Unsur Ferrum (Fe)

Berfungsi untuk pembentukan klorofil. l) Unsur Zinc (Zn)

Sebagai pengatur sistem enzim dan pengatur tumbuh. m) Unsur Borron (B)

Meningkatkan kualitas hasil sayur, buah, serta biji-bijian. n) Unsur Natrium (Na)

Berperan dalam pembentukan stomata, serta mencegah umbi cepat busuk (unsur hara://kabartani.com.Unsur-unsur yang dibutuhkan Tanaman Beserta Fungsinya. Diakses pada tanggal 2 April 2017 pukul 18.20).

(63)

45

Proses fotosintesis berlangsung sebagai berikut: fotosintesis memerlukan air, karbondioksida, dan cahaya matahari. Air diserap oleh akar dari dalam tanah. Air dari akar menuju daun. Karbon dioksida diserap dari udara oleh daun melalui mulut daun atau stomata. Melalui fotosintesis, air dan karbon dioksida kemudian diubah menjadi karbohidrat dan oksigen dengan bantuan energi cahaya matahri yang diserap oleh klorofil. Reaksi fotosintesis dapat dituliskan sebagai berikut.

b. Tempat Tumbuhan Menyimpan Cadangan Makanan

Sebagian gas oksigen hasil fotosintesis digunakan untuk pernapasan tumbuhan. Sisanya dibebaskan ke udara. Oksigen tersebut digunakan oleh makhluk hidup lainya untuk bernapas. Sementara itu, kelebihan karbohidrat disimpan sebagai makanan cadangan. Dimana tumbuhan menyimpan cadangan makanan? Tempat penyimpanan cadangan makanan pada setiap tumbuhan berbeda-beda. Ada yang menyimpan pada akar, batang, buah, dan biji.

(64)

46

2) Tumbuhan yang menyimpan cadangan makanan di dalam batang

Contoh: sagu dan tebu.

3) Contoh: Tumbuhan yang menyimpan cadangan makanan di dalam buah

Contoh: anggur, apel, avokad, durian, jeruk, mangga, nanas, pisang, dan. pepaya.

4) Tumbuhan yang menyimpan cadangan makanan di dalam biji Contoh: kacang hijau, kacang kedelai, kacang merah, dan kacang tanah.

C. Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) 1. Pengertian Pendekatan

Taufik (2010: 12) pendekatan pembelajaran dapat dijadikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum.

Pendekatan pembelajaran merupakan suatu himpunan asumsi yang saling berhubungan dan terkait dengan sifat pembelajaran. Suatu pendekatan bersifat menggambarkan sifat-sifat dan ciri khas suatu pokok bahasan yang diajarkan (Wisudawati: 2014: 106).

(65)

47

metode belajar termasuk faktor-faktor yang turut menentukan tingkat efisiensi dan keberhasilan peserta didik.

Pendekatan pembelajaran bisa dipahami sebagai cara-cara yang ditempuh oleh seorang pembelajar untuk bisa belajar dengan efektif (Huda, 2014: 184).

Penggunaan pendekatan pembelajaran tidaklah harus kaku dengan menggunakan pendekatan tertentu, artinya memilih pendekatan haruslah disesuaikan dengan kebutuhan materi ajar yang dituangkan dalam perencanaan pembelajaran.

2. Pengertian CTL (Contextual Teaching and Learning)

Trianto (2009: 104) Pengajaran dan pembelajaran kontekstual atau contextual teaching and learning (CTL) merupakan suatu konsep yang membawa guru mengaitkan konten mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapanya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, warga negara, dan tenaga kerja.

Pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkanya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong lsiswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapanya dalam kehidupan mereka sehari-hari.

(66)

48

seseorang, dan itu dapat terjadi melalui pencarian hubungan yang masuk akal dan bermanfaat. Pemanduan materi pelajaran dengan konteks keseharian siswa di dalam pembelajaran kontekstual akan menghasilkan dasar-dasar pengetahuan yang mendalam di mana siswa kaya akan pemahaman masalah dan cara untuk menyelesaikanya.

Materi pelajaran akan lebih berarti jika siswa mempelajari materi pelajaran yang disajikan melalui konteks kehidupan mereka, dan menemukan arti di dalam proses pembelajaranya, sehingga pembelajaran akan menjadi lebih berarti dan menyenangkan, siswa akan menggunakan pengalaman dan pengetahuan sebelumnya untuk membangun pengetahuan baru.

Hamdayana (2014: 51) juga berpendapat pendekatana Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep belajar

yang membantu siswa mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapanya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan pemahaman ini, hasil belajar diharapkan lebih bermakna bagi siswa.

(67)

prinsip-49

prinsip dan cara CTL menerapkanya berarti memahami mengapa pembelajaran dan pengajaran kontekstual berarti memahami mengapa pembelajaran dan pengajaran kontekstual memberikan jalan menuju keunggulan akademik yang dapat diikuti semua siswa. Berikut akan dijelaskan mengenai ketiga prinsip tersebut:

a. Prinsip kesaling-tergantungan

Prinsip kesaling-bergantungan menuntun pada penciptaan hubungan, bukan isolasi. Para pendidik yang bertindak menurut prinsip ini akan mengadopsi praktik CTL dalam menolong para siswa membuat hubungan-hubungan untuk menemukan makna. b. Prinsip pengaturan-diri

Prinsip pengaturan-diri meminta kepada pendidik untuk mendorong setiap siswa untuk mengeluarkan seluruh potensinya. Untuk menyesuaikan dengan prinsip ini, sasaran utama CTL adalah menolong para siswa mencapai keunggulan akademik dan mengembangkan karakter dengan cara menghubungkan tugas sekolah dengan pengalaman serta pengetahuan pribadinya.

c. Prinsip diferensiasi

(68)

50

berbeda. Secara alami, CTL juga memajukan kreativitas, keragaman, keunikan, dan kerja sama.

4. Langkah-langkah CTL (Contextual Teaching and Learning)

Contextual Teaching and Learning dapat diterapkan dalam

kurikulum apa saja, bidang studi apa saja, dan kelas yang bagaimanapun keadaanya. Pendekatan CTL dalam kelas cukup mudah. Secara garis besar Wisudawati (2014: 5) menyebutkan langkah-langkah yang harus ditempuh dalam CTL adalah sebagai berikut:

a. Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya;

b. Laksanakan sejauh mungkin kegitan inkuiri untuk semua topik baik yang bersifat ekperimen ataupun noneksperimen;

c. Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan teknik bertanya; d. Ciptakan masyarakat belajar (belajar dalam kelompok-kelompok

dalam proses pembelajaran IPA);

e. Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran IPA; f. Lakukan refleksi di akhir pertemuan, dan

(69)

51

D. Hubungan antara Pendekatan CTL dengan Hasil Belajar IPA materi Cara Tumbuhan Hijau Membuat Makanan

Pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning diharapkan dapat membantu siswa agar lebih mudah memahami mata pembelajaran IPA materi cara tumbuhan hijau membuat makanan. Pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning adalah suatu konsep yang membawa guru mengaitkan konten mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan dengan penerapanya dalam kehidupan mereka sehari-hari (Trianto: 2009: 104). Penerapan pendekatan ini diharapkan mampu mendorong keaktifan siswa dalam proses KBM, yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara optimal.

Penggunaan pendekatan belajar yang sesuai sangat menentukan keberhasilan belajar siswa. Peneliti memilih penggunaan pendekatan pembelajaran kontekstual dalam meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran IPA materi cara tumbuhan hijau membuat makanan dengan mengaitkan proses tersebut dengan proses ketika Ibu dirumah memasak nasi adalah karena kedua proses tersebut mempunyai kesamaan. Proses Ibu memasak nasi dan proses fotosintesis tersebut sama, dimana ada bahan atau komponen, proses, serta hasil dari proses tersebut.

(70)

52

(71)

53 BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A.Gambaran Umum MI Al Islam

Penelitian ini dilakukan di MI Al Islam Banding Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang. MI Al Islam Banding didirikan pada tanggal 6 Agustus 1959 di atas tanah seluas 1680 M2.

1. Letak Geografis

MI Al Islam Bnading terletak di jalan H. Juanda No. 80 Desa Banding, Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang, berdiri diatas tanah seluas 1680 M2. Jika dilihat dai situasi lokasi Madrasah, sangat jauh dari keramaian kota, udara masih sejuk belum terkena banyak polusi karena terletak di lingkungan pedesaan yang masih banyak pepohonan dan lahan pertanuan. Berikut adalah tabel perbatasan MI Al Islam Banding:

Tabel 3.1 Perbatasan MI Al Islam Banding

No. Arah Batas

1 Sebelah Timur Rumah Warga

2 Sebelah Selatan Jalan Raya

3 Sebelah Barat Balai Desa

4 Sebelah Utara Lapangan

2. Identitas Madrasah

a. Nama : MI Al Islam Banding

(72)

54

c. NPSN : 60712787

d. Email : mialislambandingnew@gmail.com

e. Propinsi : Jawa Tengah

f. Kecamatan : Bringin

g. Desa : Banding

h. Jalan dan Nomor : H. Juanda No. 80

i. Kode Pos : 50772

j. Akreditasi/tahun : B/2009

k. Nama Kepala Madrasah : Faiqotun Niswah, S.Pd.I l. No Telp/HP : 085866353357

m.Status Madrasah : Swasta

n. Nama Yayasan : LP Ma’arif NU o. Tahun Berdiri : 1959

p. Luas Tanah : 1680 M2 p. jarak Ke Kecamatan : 5 KM q. Jarak Ke Kabupaten : 37 KM 3. Visi dan Misi

a. Visi:

1) Terwujudnya generasi ummat yang bertaqwa, tekun melaksanakan ibadah wajib maupun sunnah.

(73)

55

3) Terwujudnya generasi ummat yang mampu berkreasi, kreatif dan mampu mengembangkan potensi diri/bakat/minat dalam bidang akademik dan non-akademik

4) Terwujudnya generasi ummat yang berbudaya santun dalam bertutur dan berperilaku secara islami.

b. Misi:

1) Menyelenggarakan pendidikan yang berorientasi pada mutu dan kualitas.

2) Menyiapkan dan mengembangkan sumberdaya insani yang mempunyai kualitas di bidang IPTEK dan IMTAQ.

3) Menumbuhkan semangat untuk maju.

4) Membiasakan berperilaku sesuai dengan ajaran Islam.

5) Meningkatkan prestasi di bidang akademik dan non-akademik. 6) Meningkatkan sistem manajemen pendidikan yang transparan. 4. Fasilitas Sarana dan Prasarana

Tabel 3.2 Fasilitas Sarana dan Prasarana MI Al Islam

No. Nama Jumlah Kondisi

1 Ruang Kepala Sekolah 1 Baik

2 Ruang Guru 1 Baik

3 Ruang Kelas 6 Baik

4 Ruang Tata Usaha 1 Baik

5 Ruang Perpustakaan 1 Baik

(74)

56

7 Toilet Guru 2 Baik

8 Toilet Siswa 3 Baik

9 Koperasi 1 Baik

10 Gudang 1 Baik

11 Musholla 1 Baik

12 Peralatan Drum Band 1 set Baik

5. Kegiatan Ekstrakurikuler

Ekstrakurikuler adalah kegiatan tambahan di luar struktur program yang di laksanakan siswa di luar jam pelajaran biasa dengan tujuan untuk mengembangkan pengetahuan dan kemampuan siswa. Kegiatan ekstrakurikuler di MI Al Islam Banding diadakan setiap hari sabtu. Siswa di beri kebebasan untuk memilih dan mengikuti kegiatan estrakurikuler yang sesuai dengan minat dan bakatnya. Kegiatan ekstrakurikuler ini diampu oleh guru yang berompeten dan juga mendatangkan tenaga dari luar yang memiliki keahlian dalam bidang tersebut. Kegiatan ekstrakuriuler di MI Al Islam Banding , antara lain:

(75)

57 g. Tari

6. Prestasi

MI Al Islam Banding merupakan slah satu lembaga pendidikan Islam yang mempunyai catatan prestasi baik. Berbagai prestasi, baik dalam kejuaraan mata pelajaran umum, olahraga, maupun agama telah diraih MI Al Islam Banding. Berbagai raihan prestasi tersebut diantaranya:

a. Juara I MTQ putra PORSEMA Kecamatan Bringin tahun 2013. b. Juara I tenis putra PORSEMA Kecamatan Bringin tahun 2013. c. Juara II calistung putra PORSEMA Kecamatan Bringin tahun

2013.

d. Juara III grup Drum Band terbaik (kategori anak) pawai ta’ruf 1 M 1436 H tahun 2014.

e. Juara III MTQ putri PORSEMA Kecamatan Bringin tahun 2014. f. Juara II pidato Bahasa Indonesia PORSEMA Kecamatan Bringin

tahun 2015.

g. Juara II kategori Drum Band SD/SMP pawai ta’ruf 1 M 1437 H Gerakan Pemuda Anshor PAC Bringin 2015.

(76)

58 7. Keadaan Guru dan Karyawan

Data guru dan karyawan MI Al Islam Banding dapat dilihat pada tabel 3.3 sebagai berikut:

Tabel 3.3 Data Guru dan Karyawan MI Al Islam

No. Nama Status Jabatan

1 Faiqotun Niswah S.Pd.I GTT Kepala Madrasah

2 Umi Soimatun GTT Guru Kelas 1

3 M. Kholib S.Pd PNS Guru Kelas 2

4 Emiek Nor W.U S.Pd.I GTT Guru Kelas 3 5 M. Qhotibi S.Pd.I GTT Guru Kelas 4 6 Siti Saadah S.Pd.I GTT Guru Kelas 5 7 Nur Aini S.Pd.I GTT Guru Kelas 6

8 Iin Wardani GTT Guru Mapel

9 Reni Tri Rahayu GTT Guru Mapel

10 Petugas Perpustakaan - Muh Syafrowi

11 Penjaga - Maskuri

12 Tukang Kebun - Syaifudin

(77)

59 8. Keadaan Siswa

Tabel 3.4 Data Jumlah Siswa MI Al Islam

No. Kelas

9. Keadaan Siswa Kelas V

Siswa kelas V MI Al Islam Banding berjumlah 17 siswa, terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 3.5 Data Siswa Kelas V MI Al Islam No.

Urut

No.

Induk Nama Jenis Kelamin

1 1625 Muhammad Wahyudi Al Amin L

2 1647 Eka Dian Saputra L

Gambar

Gambar 1.1 Skema Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Tabel 2.1
Tabel 3.1 Perbatasan MI Al Islam Banding
Tabel 3.2 Fasilitas Sarana dan Prasarana MI Al Islam
+7

Referensi

Dokumen terkait

- Penelitian yang dilakukan oleh afnia Sartika Hutasoid, Pilipus Tarigan, Dan Robinson Siagian dalam jurnal yang berjudul “Implementasi Data Mining Klasifikasi Gizi

cara membaca huruf- huruf hijaiyah sesuai mahraj dan tanda bacanya (fathatain, kasratain, damatain, sukun dan tasydid). - -

asli daerah serta dana alokasi umum di Provinsi Jawa Tengah juga berfluktuasi 5. tahun

Sejalan dengan hasil penelitian menurut Kuswardi (2012), yang menyatakan bahwa solvabilitas perusahaan memiliki arah positif dan berpengaruh signifikan terhadap opini audit

Termasuk Bangunan Bagi Dan Box Tersier Irigasi Di Desa Tanjung Beringin Kecamatan Munte Kabupaten Tanah Karo Sumatera Utara. Universitas

Telah dipertahankan di depan Tim Penguji Pada Tanggal 26 Februari 2013. yang dinyatakan telah memenuhi syarat

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengaruh lama penyimpanan dan konsentrasi natrium benzoat pada suhu berbeda terhadap kadar vitamin C cabai

Pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap, semakin besar daya yang dibangkitkan maka semakin besar pula laju aliran massa bahan bakar. Konsumsi spesifik bahan bakar