• Tidak ada hasil yang ditemukan

TOGETHER PADA SISWA KELAS VII MTs MIR’ATUL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "TOGETHER PADA SISWA KELAS VII MTs MIR’ATUL"

Copied!
136
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR AQIDAH AKHLAK MATERI IMAN KEPADA MALAIKAT MELALUI MODEL NUMBERED HEAD

TOGETHER PADA SISWA KELAS VII MTs MIR’ATUL MUSLIEMIEN NGAMBAKREJO KAB. GROBOGAN

TAHUN PELAJARAN 2016/1017

SKRIPSI

Diajukan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh : NELY KAMALIA

NIM : 111 13 227

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

(2)
(3)

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Setelahdikoreksidandiperbaiki, makaskripsi Saudara :

Nama : NELY KAMALIA

NIM : 111 13 227

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Fakultas : FakultasTarbiyah dan Ilmu Keguruan

Judul : PENINGKATAN HASIL BELAJAR AKHIDAH

AKHLAK MATERI IMAN KEPADA MALAIKAT

MEELALUI MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER

PADA SISWA KELAS VII MTs MIR’ATUL

MUSLIMIEN NGAMBAKREJO KECAMATAN

TANGGUNG HARJO KABUPUPATEN GROBOGAN

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.

Salatiga, 11 September 2017

Pembimbing

(4)

SKRIPSI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR AQIDAH AKHLAK MATERI IMAN KEPADA MALAIKAT MELALUI MODEL NUMBERED HEAD

TOGETHER PADA SISWA KELAS VII MTS MTs MIR’ATUL MUSLIMIEN, NGAMBAKREJO KECAMATAN TANGGUNG HARJO

KABABUPATEN GROBOGAN 2016/2017 Disusun oleh

NELY KAMALIA NIM : 11113227

Telah dipertahankan di depan Panitia dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 26 Sebtember 2017 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.

Susunan Panitia Penguji

Ketua Penguji : Dr. Winarno, S.Si, M.Pd : ………

(5)

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Nely Kamalia

NIM : 111-13-227

Jurusan : Pendidikan Agama Islam (PAI)

Fakultas : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK)

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benr-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan dari orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau di rujuk berdasarkan kode etik ilmiah dan naskah skripsi ini boleh untuk dipubliksikan.

Salatiga, 11 September 2017

Yang menyatakan

(6)

MOTTO

Allah tidak akan membiarkan masalah tanpa ada solusinya

Setiap takdir yang tergores tidak akan luput hikmah didalamnya

(7)

PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada :

• Alm. Ayah saya ( Sunardi Aby Abdullah) dan ibu saya ( Masruroh) kakak

dan adik saya yang saya sayangi (Mirza Kamal dan Muhammad Adib Naufal)

beserta kluarga besarku (Agus Mulyono, Khoirul Anam,Sulistyani) taklupa kakek

dan nenek saya, karena mereka semualah yang selalu memberikan kasih sayang ,

semangat, do’a, dukungan moral maupun materi untuk kesuksesnku.

• Sahabat saya Luthfi hanifah,Nurul Aini Ellok Fadida,Inna Lailla, Aisyah

Setya Ningrum, Landia, Neni,Nurul,Mila madatul Chusna,Eko Budiyono

• Dan tak lupa teman-tema saya seperjuangan khususnya rekan-rekan PAI

angkatan 2013.

• Pembimbing saya Drs.Ahmad Sultoni, Mpd.

(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat Rahmat

dan Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Shalawat

beserta salam semoga senantiasa terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad

SAW, kepada keluarganya, para sahabatnya, hingga kepada umatnya hingga akhir

zaman, amin,

Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

Memperoleh gelar Sarjana pada Program Pendidikan Agama Islam Fakultas

Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Judul

yang penulis ajukan adalah “PENNGKATAN HASIL BELAJAR AQIDAH

AKHLAK MATERI IMAN KEPADA MALAIKAT MELALUI MODEL

NUMBERED HEAD TOGETHER MTs MIR’ATUL MUSLIMIEN

NGAMBAKREJO KAB. GROBOGAN Tahun Pelajaran 2016/2017”.

Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan,

bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan

ini penulis dengan senang hati menyampaika terima kasih kepada yang terhormat:

1. Bapak DR. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd., selaku Dekan IAIN Salatiga.

3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag selaku ketua jurusan Pendididkan Agama Islam

IAIN Salatiga.

4. Bapak Drs.Ahmad Sultoni,M.Pd. selaku pembimbing yang selalu bijaksana

memberikan bimbingan, nasehat serta waktunya selama penelitian dan

(9)

5. Staf Dosen PAI IAIN Salatiga yang telah membekali penulis dengan bebagai

ilmu selama mengikuti perkuliahan sampai akhir penulisan skripsi.

6. Bapak Dr. Abdul Mujib,M.Pd.I, selaku Kepala sekolah MTs. Mir’atul

Muslimien, Ngambakrejo yang telah memberikan kesempatan dan waktu

untuk melaksanakan penelitian.

7. Bapak Ustadzi S.Pd.I selaku wali kelas di kelas VII MTs. Mir’atul Muslimien,

Ngambakrejo yang telah membantu dalam penelitian.

8. Guru - guru MTs. Mir’atul Muslimien, Ngambakrejo yang telah memberikan

dukungan partisipasinya selama penulis menyelesaikan skripsi sehingga

penulisan skripsi ini berjalan dengan lancar.

9. Para siswa kelas VII MTs. Mir’atul Muslimien, Ngamabakrejo yang telah

mendukung dan membantu dalam melakukan penelitian.

10.Sahabat-sahabatku tercinta yang telah banyak memberikan dorongan,

semangat, dan kasih sayang demi lancarnya penyusunan skripsi ini.

11.Teman-teman seperjuangan PAI 2013, yang selama ini telah berjuang

bersama.

12.Semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini.

Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda kepada

semuanya. Demi perbaikan selanjutnya, saran dan kritik yang membangun akan

(10)

serahkan segalanya mudah-mudahan dapat bermanfaat khususnya bagi penulis

umumnya bagi kita semua.

Salatiga, 25 Agustus 2016

(11)

ABSTRAK

Kamalia Nely. 2017. Peningkatan prestasi Belajar Aqidah Akhlak materi iman Kepada Malaikat melalui model Numbered Head Together Pada Siswa

Kelas VII MTs Mir’atul Muslimien Ngambakrejo kecamatan Tanggungharjo

kabupaten Grobogan 2016/2017. Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Drs. Amad Sultoni, M.Pd.

Kata Kunci : Metode pembelajaran Numbered Head Together. Hasil Belajar dan Aqidah Akhlak.

Penelitian ini di latar belakangi oleh rendahnya hasil belajar siswa kelas VII MTs mir’atul Muslimien Ngambakrejo mata pelajaran Aqidah Akhlak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : Adakah peningkatan prestasi belajar peserta didik pada pembelajaran Aqidah Akhlak materi Iman Kepada Malaikat melalui model Numbered Head Together di MTs Mir’atul Muslimien Ngambakrejo Tahun Pelajaran 2016/2017.

Dengan model ini mempermudah mudah guru untuk merangsang keaktivan peserta didik melalui pemberian tugas atau pertanyaan yang dikerjakan oleh peserta didik secara bersama-sama dalam kelompok kecil. Guru juga mudah memantau aktivitas peserta didik sehingga tingkat kesukaran dan permasalahan yang dihadapi oleh peserta didik dapat diketahui dan dicarikan solusinya oleh guru.

Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran Numbered

Head Together dapat meningkatkan. Dapat dilihat dari hasil analisis data mulai

dari pra siklus dengan rata-rata 33.93 dengan presentasi 58.06%. Pada siklus I dengan rata-rata 77.41 dengan presentase 75.16% dan siklus II meningkat menjadi rata-rata 86.77% dengan presentase 100%. Maka dengan demikian dapat di ambil

kesimpulan bahwa penerapan model Numbered Head Together dapat

(12)

DAFTAR ISI

SAMPUL ... i

LEMBAR BERLOGO ... ii

JUDUL ... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

PENGESAHAN KELULUSAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... vi

MOTTO ... vii

PERSEBAHAN ……….. viii

KATA PENGANTAR ... ix

ABSTRAK ... xii

DAFTRA ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Hipotesis Penelitian ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 7

F. Definisi Operasional ... 7

(13)

1. Rancangan Penelitian ... 10

2. Lokasi Penelitian ……… 11

3. Subjek Penelitian ... 11

4. Langkah-langkah Penelitian ... 11

5. Instruktur Penelitian ... 16

6. Indikator Keberhasilan Siswa ... 17

7. Teknik Pengumpulan Data ... 18

8. Analisis Data ... 18

H. Sistematika Penulisan ... 20

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar ... 22

1. Pengertian Prestasi Belajar ... 22

2. Faktor - faktor Yang Mempengarui Belajar ... 21

3. Pengertian Hasil Belajar ... 22

B. Pembelajaran Aqidah Akhlak ... 23

1. Pengertian Aqidah Akhlak ... 23

2. Tujuan Pembelajaran Aqidah Akhlak ... 25

C. Model Pembelajaran Numbered Head Together ... 26

1. Pengertian Model Numbered Head Together ………… .26

2. Tujuan Model Numbered Head Together……… 29

3. Kelebihan Model Numbered Head Together………….. 31

4. Kekurangan Numbered head Together……… 32

(14)

D. Krangka Berfikir ……….. 34

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran UmumMTs Mir’atul Muslimien Ngambakrejo .... 37

B. Setitng Pelaksanaan Penelitian ... 44

C. Pelaksanaan Penelitian ………... 46

1. Siklus I ... 48

2. Siklus II ... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data persiklus ... 56

1. Analis Data Persiklus ………. 56

2. Analisis Data Siklus I……….. 59

3. Analisis Data Siklus II ……… 65

B. Analisis Data Akhir ... . 71

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 75

B. Saran ... 76

DAFTAR PUSTAKA

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Data Guru dan Karyawan MTs Mir’atui Muslimien ... 40

Tabel 3.2 Data Koleksi perpustakaan... 41

Tabel 3.3 Data Alat Peraga dan Pembelajaran ... 41

Tabel 3.4 Data Media Pebelajaran ... 42

Tabel 3.5 Data Perabotan Sekolah ... 42

Tabel 3.6 Data Prasarana Sekolah ... 43

Tabel 3.7 Data Ruaang Pokok Sekolah ... 43

Tabel 3.8 Data Ruang Penunjang Sekolah ... 43

Tabel 3.9 Data Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah ... 44

Tabel 3.10 Data Kerjasama Sekolah ... 44

Tabel 3.11 Data nama siswa ... 45

Tabel 4.1 Nilai Pra Siklus ... 57

Tabel 4.2 Rekap Pra Siklus ... 58

Tabel 4.3 Hasil Tes Formatif Siklus I ... 60

Tabel 4.4 Rekapitulasi Ketuntasan Siswa Siklus I ………. 61

Tabel 4.5 Lembar Pengamatan Guru siklus I ..……… 62

Table 4.6 Hasil Pengamatan Siswa siklus I ……….. 63

Table 4.7 Hasil Tes Formatif Siklus II ………. 66

Table 4.8 Rekapitulasi Ketuntasan Siswa Siklus II ………. 67

Table 4.9 Hasil Pengamatan Guru Siklus II ………. 69

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II

Lampiran 3 Lembar Pre-Test Siklus I

Lampiran 4 Lembar Post-Test Siklus I

Lampiran 5 Lembar Pre-Test Siklus II

Lampiran 6 Lembar Post-Test Siklus II

Lampiran 7 Dokumentasi Hasil Test Formatif Siklus I

Lampiran 8 Dokumentasi Hasil Test Formatif Siklus II

Lampiran 9 Dokumentasi Rekapitulasi Nilai Siswa Per Siklus

Lampiran 10 Dokumentasi Gambar Kegiatan Siklus I

Lampiran 11 Dokumentasi Gambar Kegiatan Siklus II

Lampiran 12 Lembar Pengamatan Guru Pada Siklus I

Lampiran 13 Lembar Pengamatan Guru Pada Siklus II

Lampiran 14 Lembar Pengamatan Siswa Pada Siklus I

Lampiran 15 Lembar Pengamatan Siswa Pada Siklus II

Lampiran 16 Silabus

Lampiran 27 Surat Nota Pembimbing

Lampiran 28 Surat Permohonan Izin Penelitian MTs. Miratul Muslimien

Lampiran 29 Surat Bukti penelitian MTs Mir’atul Muslimien

Lampiran 30 Lembar Konsultasi Pembimbing

(17)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pembelajaran merupakan langkah utama untuk meningkatkan kualitas

manusia karena semakin tinggi pendidikan yang telah didapatkan maka

manusia akan semakin tinggi pula derajat yang ia dapat. Manusia

membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Sebab pendidikan merupakan

suatu usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui

proses pembelajaran. Pembelajaran pada hakekatnya adalah interaksi antara

peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan ke arah yang

lebih baik. Pembelajaran terkait dengan bagaimana membelajarkan siswa atau

bagaimana siswa dapat belajar dengan mudah dengan dorongan dan

kemauannya sendiri untuk mempelajari apa yang teraktualisasikan dalam

kurikulum sebagai kebutuhan peserta didik (Ismail.2008: 10).

Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan

berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu untuk menciptakan

pembelajaran yang kreatif, dan menyenangkan, diperlukan keterampilan. Di

antaranya adalah “keterampilan membelajarkan dan keterampilan mengaja“

(Mulyasa, 2005: 69).

Model sebagai salah satu komponen yang utama harus dipenuhi dalam

proses belajar mengajar. Sebagai upaya perbaikan hasil belajar peserta didik

(18)

untuk materi pelajaran terutama pelajaran pada Aqidah Akhlak. Guru perlu

mengenal beraneka macam model pembelajaran yang ada, agar dapat

melakukan model pembelajaran yang sesuai dengan tujuan yang diharapkan

dari pelajar tersebut.

Selama ini metode ceramah masih dominan digunakan para pendidik

dalam menyampaikan materi pelajaran, dan juga adanya ketidak aktifan peserta

didik dalam mengikuti pelajaran terutama mata pelajaran Aqidah Akhlak.

Peserta didik hanya sekedar mengikuti pelajaran Akidak Akhlak yang

diajarkan guru di dalam kelas, hanya dengan mendengar ceramah dan

mengerjakan soal yang diberikan oleh guru tanpa adanya respon, kritik dan

pertanyaan peserta didik kepada guru sebagai feed back.

Tantangan yang dihadapi dalam pendidikan agama Islam khususnya

Aqidah Akhlak adalah bagaimana mengimplementasikannya, bukan hanya

mengajarkan pengetahuan tentang agama akan tetapi bagaimana mengarahkan

peserta didik agar memiliki kualitas iman, taqwa dan akhlak mulia. Dengan

demikian materi Aqidah Akhlak bukan hanya mengajarkan pengetahuan

tentang agama akan tetapi bagaimana membentuk kepribadian peserta didik

agar memiliki keimanan dan ketakwaan yang kuat dalam kehidupannya yang

senantiasa dihiasi dengan akhlak yang mulia di manapun mereka berada, dan

dalam posisi apapun mereka bekerja (Djamaludin, 2006: 80).

Untuk mengatasi permasalahan di atas dibutuhkan proses pembelajaran

yang tepat. Salah satu kesulitan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran

(19)

mendapat perhatian anak didik, mungkin saja bisa di sebabkan dalam

pembelajaran Aqidah Akhlak karena terlalu monoton. Sehingga terkesan

memaksa, bahkan tersedianya perangkat pembelajaran yang kurang atau ada

tetapi belum difungsikan dengan baik dan benar.

Metodologi mengajar dalam dunia pendidikan sangat perlu dimiliki oleh

pendidik, karena keberhasilan kegiatan belajar mengajar (KBM) bergantung

pada model yang digunakan oleh gurunya. Jika model mengajar guru enak dan

enjoy, maka peserta didik akan tekun, rajin, dan antusias menerima pelajaran

yang diberikan, sehingga diharapkan akan terjadi perubahan tingkah laku pada

peserta didik baik tutur katanya, sopan santunnya, motoriknya dan gaya

hidupnya. Salah satu model yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran

Aqidah Akhlak adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif

yang merupakan strategi pembelajaran yang menuntut keaktifan peserta didik

dalam kelompok dan memungkinkan peserta didik saling membantu dalam

memahami konsep, memeriksa dan memperbaiki jawaban teman sebagai

masukan serta kegiatan lain yang bertujuan untuk mencapai hasil belajar yang

lebih optimal.

Pembelajaran kooperatif mengupayakan peserta didik mampu

mengajarkan sesuatu kepada peserta didik lainnya, mengajar teman sebaya,

memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mempelajari sesuatu dengan

baik dan pada waktu bersamaan, peserta didik menjadi nara sumber bagi

peserta didik lain. Pembelajaran kooperatif berbeda dengan metode diskusi

(20)

kelompok kecil, peserta didik belajar dan bekerja sama untuk mencapai tujuan

yang optimal. Pembelajaran kooperatif memiliki dampak yang positif terhadap

peserta didik yang rendah hasil belajarnya, karena peserta didik yang rendah

hasil belajarnya dapat meningkatkan motivasi, hasil belajar dan penyimpanan

materi pelajaran yang lebih lama (Masnur, 2007: 22).

Salah satu cara terbaik untuk meningkatkan belajar aktif adalah dengan

memberikan tugas belajar yang dilakukan dalam kelompok kecil peserta didik

dan keragaman pendapat, pengetahuan, serta ketrampilan mereka akan

membantu menjadikan belajar bersama sebagai bagian berharga dari iklim

belajar di kelas. karena hal yang demikian itu bisa mewujudkan dan

meningkatkan rasa percaya diri peserta didik yang memiliki kemampuan

rendah, menciptakan kebersamaan serta dapat saling melengkapi dengan

demikian maka tujuan dari pembelajaran akan tercapai.

Bermacam-macam model pembelajaran dapat digunakan oleh guru dan

masing-masing metode pembelajaran ada kelemahan dan keuntungannya.

Tugas guru ialah memilih metode pembelajaran yang tepat untuk menciptakan

proses belajar mengajar.

Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses

belajar mengajar Aqidah Akhlak adalah dengan menerapkan model

pembelajaran Numbered Head Together. Numbered Head Together atau penomoran berpikir bersama adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif

yang dirancang untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling

(21)

pembelajaran Numbered Head Together pertama kali dikembangkan oleh Spencer Kagan pada 1992. Metode ini juga dapat mendorong siswa untuk

meningkatkan kerja sama antar siswa (Lie, 2004: 59).

Peneliti memilih model pembelajaran ini karena mempunyai

keunggulan di antaranya melibatkan peserta didik dalam mereview bahan yang

tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek atau memeriksa pemahaman

mereka mengenai isi pelajaran tersebut, meningkatkan keyakinan ide atau

gagasan sendiri, meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang

dirasakan lebih baik, mengembangkan kesadaran bertanggung jawab dan saling

menjaga perasaan juga meningkatkan pandangan peserta didik terhadap guru

yang bukan hanya pengajar tetapi juga pendidik.

Peserta didik yang aktif akan terlibat kesungguhannya dalam belajar

dan seorang peserta didik semakin mampu mempersiapkan sesuatu dengan

sungguh-sungguh dan teliti. Makin mampu memberikan keterangan yang

masuk akal, berarti ia makin mampu belajar dari kerja kelompok tersebut.

Memberikan keterangan yang bagus dan masuk akal pada anggota yang lain

lebih penting dibandingkan dengan hanya menerima keterangan dari orang

lain, dengan memberikan keterangan yang benar berarti ia belajar.

Maka dalam penelitian ini penulis selain meneliti prestasi belajar juga

aktivitas belajar peserta didik, karena keduanya saling keterkaitan. Aktivitas

belajar peserta didik yang dimaksudkan dalam penelitian tindakan kelas ini

adalah keterlibatan dalam proses belajar mengajar (tatap muka). Keaktifan

(22)

menjawab pertanyaan guru, menanggapi permasalahan maupun materi yang

diajarkan, mencari/melengkapi contoh yang mutakhir (up to date).

Baik merespon guru maupun sesama peserta didik yang lain. Suasana

pembelajaran yang dinamis akan terlihat apabila antar anggota dalam satu

kelompok saling mengemukakan paparan dan argumennya secara teratur.

Penelitian tindakan kelas ini peneliti terapkan di MTs MIR’ATUL

MUSLIEMIEN Ngambakrejo Tahun Pelajaran 2016/2017.

Berdasarkan pengamatan awal terhadap proses belajar mengajar dan

hasil prestasi belajar Aqidah Akhlak Kelas VII, ditemukan beberapa

permasalahan, diantaranya: pertama, model pembelajarannya masih satu arah

(ceramah) belum bervariasi sehingga pelajaran yang seharusnya dikuasai

dengan baik oleh peserta didik hasilnya kurang optimal. Kedua, aktivitas

belajar peserta didik juga masih rendah dan peserta didik cendeurng pasif.

Maka hal ini disebabkan karena peserta didik tidak merasa dilibatkan dalam

kegiatan belajar mengajar.

Sehubungan dengan latar belakang tersebut maka penulis mencoba

mengangkat skripsi dengan judul “PENINGKATKAN HASIL BELAJAR

PADA PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK MATERI IMAN KEPADA

MALAIKAT MELALUI MODEL NUMBER HEAD TOGETHER PADA

SISWA KELAS VII MTs MIR’ATUL MUSLIMIEN NGAMBAK REJO

(23)

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diajukan rumusan

masalah sebagai berikut : Apakah penerapan model Numbered Head Together

dapat meningkatkan hasil belajar Aqidah Akhlak siswa kelas VII

Ngambakrejo, kabupaten Grobogan tahun pelajaran 2016/2017.

C.Tujuan Penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan di atas, maka tujuan yang ingin di

capai penulis dalam peneliti ini adalah untuk mengetahui penerapan model

Numbered Head Together dapat meningkatkan hasil belajar Aqidah Akhlak

siswa kelas VII Ngambakrejo, kab. Grobogan tahun pelajaran 2016/2017.

D.Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan peneliti ini adalah melalui model Numbered Head

Together dapat meningkatkan hasil belajar Aqidah Akhlak siswa kelas VII

Ngambakrejo, Kab. Grobogan tahun pelajaran 2016/2017.

E.Manfaat Penelitian

Pelaksanaan penelitian kelas ini diharapkan akan memberikan beberapa

manfaat antara lain:

1. Bagi peserta didik, penerapan model pembelajaranNumbered Head Together

dapat berbagi pengalaman juga memecahkan permasalahan secara

bersama-sama, selain dengan guru.

2. Bagi guru, akan membantu permasalahan pendidikan yang dihadapi dan

mendapat tambahan wawasan, penerapan model Numbered Head Together

(24)

dilakukan oleh para guru di sekolah. Karena itu, hasil penelitian ini dapat

memberikan pengalaman secara langsung pada guru-guru yang terlibat

dalam memperoleh pengalaman baru untuk menerapkan metode yang lebih

inovatif dalam pembelajaran Aqidah Akhlak sera dapat di gunakan untuk

meningkatkan mutunya.

3. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat memberikan pengalaman pada

guru-guru lain sehingga memperoleh pengalaman baru yaitu penerapan model

pembelajaran Numbered Head Together dalam meningkatkan prestasi belajar dan aktivitas belajar peserta didik.

4. Bagi peneliti akan bertambah wawasan dan pengetahuannya.

F. Definisi Operasional

Untuk menghindari kemungkinan terjadinya penafsiran yang berbeda

dengan maksud utama penulis dalam penggunaan kata pada judul penelitian

ini, perlu penjelasan beberapa istilah pokok maupun kata kata yang menjadi

variable penelitian.

1. Prestasi Belajar Aqidah Akhlak

Ada beberapa pengertian tentang prestasi belajar, menurut beberapa

pendapat ahli diantaranya:

a. Menurut Kamus Besar Bahasa Idonesia Hasil belajar (Balai

Pustaka.1994:787) adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan

yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan

(25)

b. Menurut Bloom (1971:7) hasil belajar merupakan hasil perubahan

tingkah laku yang meliputi tiga ranah yaitu: kognitif, afektif, dan

psikomotor.

c. Hasil belajar adalah suatu kemampuan aktual yang dapat diukur secara

langsung dengan tes. Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh

disekolah dan di luar sekolah yang diperoleh anak-anak berupa nilai

mata pelajaran (Sunartana, 1997:55).

d. Sedangkan menurut Nurkencana (1986:62) hasil belajar adalah hasil

yang telah dicapai atau diperoleh anak berupa nilai mata pelajaran.

Ditambahkan bahwa hasil belajar merupakan perubahan dalam diri

individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar.

Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar adalah hasil atau taraf kemampuan yang telah dicapai siswa setelah

mengikuti proses belajar mengajar dalam waktu tertentu baik berupa

perubahan tingkah laku, keterampilan dan pengetahuan dan kemudian akan

diukur dan dinilai yang kemudian diwujudkan dalam angka atau pernyataan.

2. Model Pembelajaran Numbered Head Together

Model pembelajaran Numbered Head Together adalah pembelajaran yang diawali dengan numbering (penomoran), mengajukan pertanyaan, berpikir bersama (berdiskusi), dan menjawab pertanyaan (Suprijono, 2010:

92).

(26)

memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk saling berkomunikasi

secara aktif dalam menyelesaikan tugas-tugas mereka. Seperti yang

dikemukakan oleh Lie “model pembelajaran ini memberikan kesempatan

kepada peserta didik untuk memberikan ide-ide dan mempertimbangkan

jawaban yang paling tepat” (Lie, 2002: 59).

Dari definisi-definisi di atas dapat dipahami bahwa yang dimaksud

judul dalam penelitian ini adalah upaya yang dilakukan guru dalam rangka

meningkatkan hasil belajar peserta didik pada pembelajaran Aqidah Akhlak

di kelas VII Ngambakrejo tahun pelajaran 2016/2017 melalui implementasi

model pembelajaran Numbered Head Together secara sistematis dan terprogram.

G. Metode Penelitian 1. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian ini dengan mengunakan model Penelitian

Tindakan Kelas (PTK), Karena model penelitian ini adalah penelitian yang

dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, yang

bertujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga proses

pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan hasil belajar siswa meningkat

(Uno, dkk: 2012: 41).

Penelitian tersebut dilakukan dalam rangka meningkatkan hasil

belajarAqidah Ahlak materi iman kepda malaikat dengan metode Number

Head Together di kelas VII MTs Miratul Muslimien, Ngambakrejo, Tahun

(27)

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di MTs Miratul Muslimien, Ngambakrejo,

Tahun Pelajaran 2016/2017.

3. Subyek Penelitian dan Kolabolator

Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di kelas VII B MTs Miratul

Musliemien Ngambakrejo dengan jumlah siswa 31 anak, yang terdiri dari

14 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan. Penelitian ini dilakukan pada

semester genap Tahun Pelajaran 2016/2017. Kolabulator adalah seorang

guru atau pendidik yang mengajar pada kelas VII B MTs Miratul

Musliemien Ngambak Rejo yaitu Bpk Ustadzi, S.PdI.

4. Langkah-langkah atau siklus penelitian

Dalam pelaksanaan siklus diawali dari siklus I, apabila belum berhasil

(28)

Gambar 1.1

Tahapan-tahapan Pelaksanaan PTK menurut Arikunto (2006: 16)

a. Perencanaan

Langkah pertama adalah melakukan perencanaan secara matang

dan teliti. Dalam perencanaan PTK terdapat tiga kegiatan dasar, yaitu

identifikasi masalah, merumuskan masalah, dan pemecahan

masalah.Pada masing-masing kegiatan, terdapat sub-sub kegiatan yang

sebaiknya dilaksanakan untuk sempurnya tahap perencanaan.

Rancangan yang dilakukan adalah:

1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

2) Menyiapkan materi Aqidah Akhlak materi iman kepada malaikat.

3) Merencanakan tindakan dengan ilustrasi PTK anatara Guru dan

Peneliti sebagai mitra kolaboratif, dengan menerapkan model

pembelajaran Numbered Head Together pada mata pelajaran Aqidah Akhlak.

(29)

5) Membagi peserta didik ke dalam beberapa kelompok yang terdiri

dari 5 anggota dan tiap anggota diberi nomor 1-5 sesuai jumlah

anggotanya.

6) Membuat lembar soal pretest untuk mengetahui daya serap siswa

dalam pembelajaran.

7) Membuat lembar soal ulangan atau posttest untuk mengetahui hasil

belajar setelah melakukan penilaian.

b. Pelaksanaan

Tahap kedua dari PTK adalah pelaksanaa. Pelaksanaan adalah

menerapkan apa yang telah direncanakan pada tahap satu, yaitu

bertindak di kelas. Hendaknya perlu di ingat bahwa pada tahap ini,

tindakan harus sesuai dengan rencana, tetapi harus terkesan alamiah

tanpa di rekayasa. Hal ini akan berpengaruh dalam proses refleksi pada

tahap empat nanti agar hasilnya dapat di sinkronkan dengan maksud

semula. Ttindakan yang dilakukan peneliti adalah pelaksanaan

pembelajaran Aqidah Akhlak materi iman kepada malikat model

Numbered Head Together. Tindakan ini dilaksanakan dengan tiga tahap

yaitu tahap pendahuluan, tahap inti, dan tahap penutup.

c. Observasi

Tahap ketiga PTK adalah pengamatan (observasing). Supardi

dalam bukunya Suyadi (2010: 63) bahwa yang dimaksud pada tahap III

adalah pengumpulan data. Dengan kata lain, observasi adalah alat untuk

(30)

observasi ini dilakukan selama proses belajar mengajar, untuk

mengetahui aktivitas belajar siswa selama pembelajaran Aqidah

Akhlak. Selama proses belajar mengajar berlangsung, peneliti

melakukan pengamatan terhadap kegiatan siswa dalam pembelajaran

menggunakan lembar observasi. Adapun aspek pengamatan yang

diamati adalah aspek keaktifan siswa, perhatian siswa, kedisiplinan

siswa dan penugasan siswa.

d. Refleksi

Refleksi adalah kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang

telah dilakukan. Refleksi sering disebut dengan istilah memantul.

Dalam hal ini, peneliti seolah memantulkan pengalamannya, baik

kelemahan dan kekurangannya.

Refleks di laksanakan setelah tindakan berakhir, yaitu diakhir

proses pembelajaran. Sebelumnya, guru melakukan analisis mengenai

hasil tes dan observasi. Hasil analisis tersebut di gunakan untuk

mengetahui hasil belajar hasil belajar siswa dalam pembelajaran

tersebut. Berdasarkan analis data-data yang diperoleh, dilakukan

refleksi terhadap pembelajaran. Jika ada kelebihan dalam pembelajaran

maka kelebihan tersebut harus dipertahankan dan jika permasalahan

selama pembelajaran haruslah dicarikan pemecahannya. Permasalahan

tersebut dianalisa dan dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya.

Disamping hal tersebut hasil belajar siswa belum mencapai target atau

(31)

siswa masih ada yang belum menunjukkan sikap positif. Hal ini terbukti

dengan adanya siswa yang masih bermain-main dan berbicara sendiri

saat melakukan strategi Numbered Head Together. Setelah melakukan tahapan-tahapan pembelajaran pada siklus penelitian, maka akan

diketahui beberapa hal yang berkaitan dengan perubahan aktifitas

belajar siswa selama pembelajaran, yaitu tentang peningkatan belajar

Akhidah Akhlaq materi iman kepada malaikat dengan metode

Numbered Head Together.

5. Instrumen Penelitian

Dalam intrumen penelitian berisikan alat yang digunakan untuk

mengambil data penelitian, misalkan dari:

a. Lembar Observasi

Lembar observasi berupa lembar data yang digunakan untuk

mencatat kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Dengan lembar

observasi dapat diketahui kendala-kendala dan kekurangan yang

dihadapi dalam kegiatan pembelajaran.

b. Soal tes

Berupa sejumlah soal test yang digunakan untuk mengukur

presentasi belajar siswa. Selain itu juga digunakan untuk mengukur

sejauh mana kemampuan siswa mendalami materi yang dipelajari dan

untuk mengetahui kemajuan belajar siswa. Soal test digunakan saat

(32)

c. Dokumentasi

Untuk melihat nilai Aqidah Akhlak sebelum penerapan penelitian

tindakan kelas, peneliti dapat mengetahui data-data dan informasi yang

terkait dengan siswa sebagai pendukung penelitian. Dokumentasi juga

menggambarkan situasi saat pembelajaran berlangsung.

6. Indikator Keberhasilan Siswa

Indikator yang digunakan untuk mengukur peningkatan hasil belajar

siswa adalah peningkatan hasil belajar siswa baik secara individual maupun

klasikal serta ketuntasan belajar siswa. Secara klasikal keberhasilan 85%

sedangkan untuk nilai KKM 70 .

7. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini

antara lain:

a. Tes

Tes adalah seperangkat rangsangan yang diberikan kepada

seseorang dengan maksud untuk medapatkan jawaban yang dapat

dijadikan dasar bagi penetapan skor angka. Pengukuran tes hasil belajar

ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa

b. Pengamatan/observasi

Dipandu dengan lembar pengamatan yang dilakukan langsung oleh

peneliti untuk memperoleh data penelitian, aktifitas siswa dan data

(33)

c. Dokumentasi

Untuk melihat nilai Aqidah Akhlak sebelum penerapan penelitian

tindakan kelas, sehingga dapat mengelompokkan siswa menjadi tiga

kelompok yaitu tinggi, sedang, rendah.

8. Teknik Analisis Data

Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan

siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan

cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran

dan melakukan pengematan terhadap aktivitas belajar siswa. Sehingga data

yang diperoleh dari penelitian tindakan ini berupa data kuantitatif dan

kualitatif yang kemudian diolah dengan menggunakan teknik pengolahan

hasil test dan hasil observasi. Analisis dimulai dengan menganalisis data

persiklus dan analisis antar siklus.

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

pengolahan hasil test yang akan dirinci dari data mentah yang diperoleh

dari hasil test (pre-test dan post-test) kemudian diolah melalui cara

penyekoran, menilai setiap siswa, menghitung nilai rata-rata kemampuan

siswa untuk mengetahui gambaran yang jelas mengenai hasil belajar dalam

memahami pelajaran Akidah Akhlak. Untuk menghitung nilai dan rata-rata

nilai siswa rumus yang digunakan sebagai berikut:

M =

Keterangan:

(34)

Σ X = Jumlah semua nilai siswa

N = Jumlah siswa

Nilai yang diperoleh siswa pada saat melaksanakan post-test

kemudian dikonversikan terhadap KKM yang dibuat guru untuk

menentukan bahwa siswa tersebut mencapai kriteria tuntas atau belum.

Sedangkan untuk menentukan ketercapaian hasil belajar semua siswa

dalam satu kelas dihitung dengan cara mencari rat-rata skor siswa dengan

rumus berikut:

P = 100%

Keterangan:

P = Nilai dalam persen

F = Frekuensi

N = Jumlah keseluruhan (Djamarah,2006: 225-226).

Setelah hasil belajar Aqidah Akhlak materi jenis-jenis pekerjaan

melalui metode Numbered Head Together dianalisis secara kuantitatif yakni dengan memberikan angka/nilai yang kemudian dideskripsikan

menggunakan teknik deskripsi persentase dimana analisis data hasil

perhitungan mulai dari siklus pertama sampai terakhir dipakai sebagai

acuan penelitian (Muslich, 2007: 36).

H.Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut, bagian inti, bagian

akhir. Pada bagian awal terdiri dari: Halaman Judul, Persetujuan Pembimbing,

(35)

Kata Pengantar, Abstrak, Daftar Isi, dan Daftar Tabel.Sedangkan pada bagian

inti skripsi terdapat lima bab yang terdiri dari:

Bab I tentang Pendahuluan, pada bab ini terdiri dari: Latar Belakang,

Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Hipotesis Tindakan, Kegunaan

Penelitian, Definisi Operasional, dan Sistematika Penulisan.

Bab II berisi tentang Landasan Teori, pada bab ini terdiri dari: Pengertian

Hasil Belajar Aqidah Akhlak, Aqidah akhak dengan model pembelajaran

Numbered Head Together.

Bab III tentang Pelaksanaan Penelitian, pada bab ini terdiri dari: Subjek

Penelitian, Deskripsi Pra siklus, Siklus I, dan Siklus II.

Bab IV tentang Hasil Penelitian dan Pembahasan, pada bab ini terdiri dari:

Deskripsi Persiklus dan Pembahasan.

Bab V tentang Penutup, pada bab ini terdiri dari: Kesimpulan, Saran dan

Penutup. Sedangkan pada bagian akhir terdiri dari Lampiran-lampiran yang

terdiri dari: Surat Keterangan, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Soal

(36)

BAB I I KAJIAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi Belajar

Kata prestasi belajar mengandung dua kata yakni prestasi dan

belajar. Oleh karena itu sebelum pengertian prestasi belajar dibicarakan

ada baiknya kedua kata itu dijelaskan artinya satu persatu. Secara bahasa

kata “prestasi” diartikan sebagai hasil yang telah dicapai, dilakukan,

dikerjakan dan sebagainya (Suharso dan Retnoningsih, 2009: 390).

Belajar sebagai suatu proses, ditandai dengan adanya perubahan pada

diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan

dengan berbagai bentuk, seperti perubahan dalam pengetahuan, sikap dan

ketrampilan. Perubahan ini memang dapat diamati dan berlaku dalam

waktu relatif lama. Perubahan yang relatif lama tersebut disertai dengan

berbagai usaha seperti membaca, pengamatan, eksperimen dan lain

sebagainya. Berdasarkan pendapat di atas, pada intinya belajar merupakan

suatu proses untuk mencapai suatu tujuan yaitu perubahan kearah yang

lebih baik. Perubahan tersebut adalah perubahan pengetahuan,

pemahaman, keterampilan dan sikap yang bersifat menetap. Belajar

merupakan suatu efektifitas jiwa yang sadar akan tujuan.

Tujuan adalah terjadinya sesuatu perubahan dalam diri individu.

Perubahan yang dimaksud tentu saja menyangkut semua unsur yang ada

(37)

belajar, setelah ia memperoleh hasil, yakni terjadinya perubahan tingkah

laku, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi

mengerti dan lain sebagainya. Kemudian secara istilah, prestasi belajar

adalah ”terjadinya perubahan tingkah laku pada diri peserta didik yang

mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotor”(Sudjana, 2002: 3)

Sedangkan menurut A.J. Romiszowski seperti dikutip Mulyono

Abdurrahman prestasi belajar merupakan ”keluaran (outputs) dari suatu sistem proses masukan (inputs). Outputs tersebut berasal dari berbagai macam informasi sedangkan inputs adalahperbuatan atau kinerja

(performance)” (Mulyono, 2003: 38).

Dengan demikian, prestasi belajar adalah hasil yang dicapai peserta

didik dari mempelajari suatu ilmu pengetahuan tertentu dengan alat ukur

berupa evaluasi yang dinyatakan dalam bentuk angka, huruf, atau simbul.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

Belajar merupakan suatu proses. Sebagai suatu proses sudah barang

tentu harus ada yang diproses (masukan atau input), dan hasil dari

pemprosesan (keluaran atau output). Faktor utama yang mempengaruhi

prestasi belajar adalah kesiapan (readiness) dan kematangan (maturity)

dari dalam diri peserta didik ( Conny, 2002: 1).

Meskipun begitu ada faktor dari luar peserta didik yang juga

mempengaruhi prestasi belajar mereka. Pada dasarnya faktor-faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar ada dua macam, yaitu faktor internal atau

(38)

faktor yang datang dari luar individu. Faktor-faktor internal antara lain

faktor fisiologis, psikologis, minat, bakat, motivasi, kematangan, dan

lain-lain. Sedangkan faktor-faktor eksternal antara lain faktor lingkungan

keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Pengukuran

prestasi belajar dilakukan melalui penilaian, danproses penilaian ini salah

satunya dipengaruhi oleh metode mengajar (Sudjana, 1996: 6).

Dalam artian metode pembelajaran yang digunakan guru sangat

mempengaruhi prestasi belajar peserta didik. Pemilihan metode yang tepat

dapat membantu peserta didik untuk memahami materi yang disampaikan

oleh guru sehingga akhirnya prestasi belajarnya dapat meningkat.

3. Hasil Belajar

a. Pengertian hasil belajar

Makna hasil belajar, yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada

diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif maupun

psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Pengertian tentang hasil

belajar sebagaimana diuraikan diatas dipertegas lagi oleh Nahrowi dalam

K. Brahim (2007: 37) yang mengatakan bahwa hasil belajar dapat

diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi

pelajaran disekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil

tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu.

Secara sederhana yang dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah

kemampuan yang diperoleh anak setelah melaluikegiatan belajar. Karena

(39)

untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relative

menetap. Untuk mengetahui apakah hasil belajar yang dicapai telah sesuai

dengan tujuan yang dikehendaki dapat diketahui melalui evaluasi.

Sebagaimana dikemukakan oleh Sunal (1993: 94), bahwa evaluasi

merupakan proses penggunaan informasi untuk membuat pertimbangan

seberapa efektif suatu program telah memenuhi kebutuhan siswa. Selain

itu, dengan dilakukannya evaluasi atau penilaian ini dapat dijadikan

feedback atau tindak lanjut, atau bahkan cara untuk mengukur tingkat

penguasaan siswa (Ahmad Susanto, 2012: 5).

Dilihat dari pengertian diatas dapat dikatakan bahwa hasil belajar

merupakan kemampuan yang diperoleh peserta didik melalui proses

pembelajaran yang dilaksanakan dengan baik, sehingga peserta didik akan

mengalami perubahan-perubahan kearah yang lebih baik. Misalnya dari

semula yang tidak bisa menjadi bisa. Pengukuran hasil belajar ini dapat

dilakukan melalui tes atau dari pertanyaan-pertanyaan setelah selesainya

materi pelajaran, yang bertujuan untuk meningkatkan daya ingat siswa.

Melalui tes ini kemampuan masing-masing dari siswa dapat dilihat,

apakah sudah memenuhi kriteria yang ditetapkan atau belum, dan dapat

menunjang dari belajar itu sendiri.

B. Pembelajaran Aqidah Akhlak di MTs Mir’atui Muslimien 1. Pengertian Mata Pelajaran Aqidah Akhlak

Secara syara’ Aqidah yaitu iman kepada Allah, para malaikatnya,

(40)

yang baik maupun yang buruk. Hal ini juga disebut sebagai rukun iman.

Sedangkan kata akhlak adalah jamak dari kata khilqun atau khulqun yang

berarti perangai, kelakukan, tabiat, watak dasar.

Ibnu Miskawaih seperti dikutip Abudin Nata menyatakan bahwa

akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk

melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan

(Abudin,2006: 2-3).

Jadi ilmu akhlaq adalah ilmu yang menentukan batas antara baik dan

buruk, terpuji dan tercela, tentang perkataan atau perbuatan manusia lahir

dan batin. Ruang lingkup pembahasan ilmu akhlak adalah membahas

tentang perbuatan-perbuatan manusia, kemudian menetapkannya apakah

perbuatan tersebut tergolong perbuatan yang baik dan atau buruk (Abudin

Nata, 2006 : 18).

Mata pelajaran Aqidah Akhlak merupakan salah satu mata pelajaran

PAI yang mempelajari tentang rukun iman yang dikaitkan dengan suasana

keteladanan dan pembiasaan dalam mengamalkan akhlak terpuji dan adab

Islami melalui pemberian contoh-contoh perilaku dan cara

mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Secara substansial mata

pelajaran Aqidah-Akhlak memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi

kepada peserta didik untuk mempraktikkan akhlakul karimah dan adab

Islami dalam kehidupan sehari-hari sebagai tanda dari keimanannya

kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya,

(41)

Jadi pelajaran Aqidah Akhlak adalah merupakan salah satu

pelanjaran terpenting dari pendidikan Agama Islam yang diajarkan di

madrasah yang berisi tentang materi keimanan dan perilaku manusia yang

baik dan buruk.

2. Tujuan Mata Pelajaran Aqidah Akhlak

Mata Pelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Tsanawiyah bertujuan

untuk membekali peserta didik agar :

a. Menumbuh kembangkan Aqidah melalui pemberian, pemupukan, dan

pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan,

serta pengalaman peserta didik tentang Aqidah Islam sehingga

menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan

ketakwaannya kepada Allah SWT.

b. Mewujudkan manusia Indonesia yang berakhlak mulia dan

menghindari akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari baik dalam

kehidupan individu maupun sosial, sebagai manifestasi dari ajaran

dan nilai-nilai Aqidah Islam (Peraturan Menteri Agama Republik

Indonesia Nomor 2, 2008: 21).

Sebagai mana firman allah dalam surai Al- Baqarah ayat 285 sebagai

berikut :

ِهِبُتُكَو ِهِتَكِئلاَمَو ِ َّللَّاِب َهَمآ ٌّمُك َنوُىِمْؤُمْناَو ِهِّبَر ْهِم ِهْيَنِإ َلِزْوُأ اَمِب ُلوُسَّرنا َهَمآ

َحَأ َهْيَب ُقِّرَفُو لا ِهِهُسُرَو

َكْيَنِإَو اَىَّبَر َكَواَرْفُغ اَىْعَطَأَو اَىْعِمَس اوُناَقَو ِهِهُسُر ْهِم ٍد

(42)

Artinya: “Rasul telah beriman kepada Al Qur'an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorang pun (dengan yang lain) dari rasul rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan kami taat". (Mereka berdoa): "Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali".

Mata pelajaran Aqidah-Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah berisi

pelajaran yang dapat mengarahkan kepada pencapaian kemampuan dasar

peserta didik untuk dapat memahami rukun iman dengan sederhana serta

pengamalan dan pembiasaan berakhlak Islami secara sederhana pula.

C. Model Pembelajaran Numbered Head Together

1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Numbered Head Together

Pembelajaran kooperatif disebut juga pembelajaran gotong royong,

yang berdasar pada falsafah homo homini socius yang menekankan bahwa

manusia adalah mahluk sosial yang membutuhkan bantuan orang lain

(Anita ,2004: 28).

Berbeda dengan metode kerja kelompok, dalam pembelajaran

kooperatif bukan hanya sekedar kerja kelompok saja yang diperkenalkan,

tetapi juga pada penstrukturannya. Seperti yang diungkapkan oleh Lie

“pembelajaran kooperatif dapat didefinisikan sebagai kerja kelompok yang

terstruktur” (Anita ,2004: 18).

Di dalam struktur ini terdapat lima unsur pokok seperti yang

(43)

positif, tanggung jawab individual, interaksi personal, keahlian

bekerjasama dan proses kelompok” (Anita ,2004: 18).

Sedangkan model pembelajaran kooperatif Numbered Head

Together atau penomoran berpikir bersama adalah jenis pembelajaran

kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi peserta

didik dan berbagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional (Trianto,

2007: 62).

Pembelajaran dengan menggunakan model Numbered Head

Together diawali dengan numbering (penomoran), mengajukan

pertanyaan, berpikir bersama (berdiskusi), dan menjawab pertanyaan

(Suprijono,2010: 92).

Model pembelajaran Numbered Head Together ini merupakan salah satu dari sekian banyak teknik dalam model pembelajaran kooperatif yang

memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk saling berkomunikasi

secara aktif dalam menyelesaikan tugas-tugas mereka. Seperti yang

dikemukakan oleh Lie “model pembelajaran ini memberikan kesempatan

kepada peserta didik untuk memberikan ide-ide dan mempertimbangkan

jawaban yang paling tepat”( Trianto,2007: 63).

Selanjutnya Lie juga mengungkapkan bahwa model pembelajaran ini

mendorong peserta didik untuk meningkatkan semangat kerja sama

mereka dan bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan semua

tingkatan usia didik. Jadi model pembelajaran Numbered Head Together

(44)

pemahaman atau mengecek pemahaman peserta didik terhadap materi

pembelajaran dengan langkah berpikir bersama dalam kelompok kecil

untuk menemukan jawaban yang dianggap paling tepat dari permasalahan

yang diberikankannya.

Model Numbered Head Together merupakan tipe pembelajaran kooperatif terdiri atas empat tahap yang digunakan untuk mereviu

fakta-fakta dan informasi dasar yang berfungsi untuk mengatur interaksi siswa.

Adapun langkah dalam pembelajan Numbered Head Together antara lain yaitu penomoran, mengajukan pertanyaan, berfikir bersama, dan

menjawab. Ibrahim (2000: 28). Menurut pelaksanaan adalah sebagai

berikut:

a. Penomoran

Penomoran adalah hal yang utama dalam Numbered Head

Together, dalam tahap ini guru membagi siswa menjadi beberapa

kelompok yang beranggotakan 4-5 orang dan memberi siswa nomor

sehingga setiap siswa dalam tim mempunyai nomor yang berbeda,

sesuai dengan siswa didalam kelompok.

b. Mengajukan pertanyaan

Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada peserta didik.

Pertanyaan dapat bervariasi. Pertanyaan dapat spesifik dan dalam

(45)

c. Berpikir bersama

Setelah mendapatkan pertanyaan-pertanyaan dari guru, siswa

berpikir bersama untuk menemukan jawaban dan menjelaskan jawaban

kepada anggota dalam timnya sehingga semua anggota mengetahui

jawaban dari masing-masing pertanyaan.

d. Pemberian Menjawab

Langkah terakhir guru menyebut salah satu nomor dan setiap

siswa dari tiap kelompok yang bernomor sama mengangkat tangan dan

menyiapkan jawaba untuk seluruh kelas, kemudian guru secara random

memilih kelompok yang menjawab pertanyaan tersebut, selanjutnya

siswa yang nomornya disebut guru dari kelompok tersebut mengangkat

tangan dan berdiri untuk menjawab pertanyaan. Kelompok lain yang

bernomor sama menanggapi jawaban tersebut.

Dalam model pembelajaran kooperatif, “penataan ruang kelas

perlu memperhatikan prinsip-prinsip tertentu”(Lie,2004: 51).

Bangku perlu ditata sedemikian rupa sehingga semua peserta didik

dapat melihat guru atau papan tulis dengan jelas serta melihat rekan

sekelompoknya dengan baik dan berada dalam jangkauan kelompoknya

dengan merata. Kelompok-kelompok yang dibentuk ini dapat berada

dalam posisi dekat satu sama lain tetapi tidak mengganggu antara satu

kelompok dengan kelompok lainnya.

(46)

Model pembelajaran Numbered Head Together yang pertama kali dikembangkan oleh Spenser Kagen (1993) ini bertujuan:

a. Untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang

tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka

terhadap isi pelajaran tersebut (Trianto,2007: 62).

Pada prinsipnya model pembelajaran kooperatif Numbered

Head Together untuk membuat peserta didik supaya lebih memahami

materi yang disampaikan guru. Tiap individu dikondisikan supaya

mampu memahami materi tersebut dengan cara memberikan

pertanyaan yang lebih spesifik. Sehingga guru dapat mengetahui

sampai sejauhmana pemahaman peserta didik terhadap materi yang

disampaikan.

b. Untuk menjalin kerjasama di antara peserta didik. Pembelajaran

kooperatif

dalam kelas menekankan pada kerja sama kelompok yang saling

mendukung untuk berhasil dalam memahami materi yang telah

disampaikan oleh guru. Dalam penerapan pembelajaran kooperatif, dua

atau lebih individu saling tergantung satu sama lain untuk mencapai

satu penghargaan bersama.

Mereka akan berbagi penghargaan tersebut seandainya mereka

berhasil sebagai kelompok. Unsur ini menunjukkan bahwa dalam

pembelajaran kooperatif ada dua pertanggungjawaban kelompok.

(47)

menjamin semua anggota kelompok secara individu mempelajari bahan

yang ditugaskan tersebut (Suprijono, 2010: 58-59).

3. Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif Numbered Head Together, di antaranya adalah :

a. Peserta didik dilibatkan dalam pembelajaran secara aktif

Dipilihnya model belajar Numbered Head Together diterapkan pada mata pelajaran Aqidah Akhlak karena cocok untuk

memperhatikan tujuan dari pelajaran tersebut di antaranya yaitu untuk

menumbuhkan dan meningkatkan keimanan peserta didik yang

diwujudkan dalam akhlaknya yang terpuji, melalui pemberian dan

pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman

peserta didik tentang Akidah dan Akhlak Islam. Untuk menunjang

tercapainya tujuan Aqidah Akhlak tersebut harus didukung oleh iklim

pembelajaran yang kondusif di antaranya peserta didik harus dilibatkan

dalam kegiatan belajar mengajar..

b. Mengoptimalkan tutor sebaya

Keberhasilan belajar menurut model belajar Numbered Head

Together ini bukansemata-mata ditentukan oleh kemampuan individu

secara utuh, melainkan perolehan belajar itu akan semakin baik apabila

dilakukan secara bersama-sama dalam kelompok-kelompok belajar

kecil yang terstruktur dengan baik. Melalui belajar dari teman yang

(48)

pemahaman peserta didik akan semakin mudah dan cepat terhadap

materi yang dipelajari.

c. Menumbuhkan rasa kebersamaan

Disamping itu, suasana belajar dan rasa kebersamaan yang

tumbuh dan berkembang di antara sesama anggota kelompok

memungkinkan peserta didik untuk mengerti dan memahami

materipelajaran dengan lebih baik. Proses pengembangan kepribadian

yang demikian, juga membantu mereka yang kurang berminat menjadi

lebihbergairah dalam belajar. Peserta didik yang kurang bergairah

dalam belajar akan dibantu oleh peserta didik lain yang mempunyai

gairah lebih tinggi dan memiliki kemampuan untuk menerapkan apa

yang telah dipelajarinya.

4. Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together

Kekurangan dari model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head

Together, di antaranya adalah:

a. Suasana pembelajaran bisa menjadi tidak kondusif jika guru tidak bisa

mengelola kelas dengan baik.

b. Kondisi kelompok akan stagnan jika tidak ada peserta didik yang bisa

menjadi leader dan memiliki kemampuan lebih dibanding

temantemannya. Oleh karena itu, guru perlu memperhatikan kondisi

kelompok yang homogen misalnya dalam satu kelompok harus ada

(49)

c. Kemungkinan ada peserta didik yang hanya mengikuti pendapat

temannya tapi tidak benar-benar memahami materi. Oleh karena itu,

guru perlu mengecek pemahaman peserta didik satu persatu.

5. Efektifitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Aqidah Akhlak Pembelajaran

kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang mengutamakan adanya

kerjasama antar peserta didik dalam kelompok untuk mencapai tujuan

pembelajaran. Para peserta didik dibagi ke dalam kelompok-kelompok

kecil dan diarahkan untuk mempelajari materi pelajaran yang telah

ditentukan. Tujuan dibentuknya kelompok kooperatif adalah untuk

memberikan kesempatan kepada peserta didik agar dapat terlibat secara

aktif dalam proses berpikir dan dalam kegiatan-kegiatanmbelajar. Dalam

hal ini sebagian besar aktifitas pembelajaran berpusat pada peserta didik,

yakni mempelajari materi pelajaran serta berdiskusi untuk memecahkan

masalah. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang

mengutamakan adanya kerjasama antar peserta didik dalam kelompok

untuk mencapai tujuan pembelajaran. Para peserta didik dibagi ke dalam

kelompok-kelompok kecil dan diarahkan untuk mempelajari materi

pelajaran yang telah ditentukan. Tujuan dibentuknya kelompok kooperatif

adalah untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik agar dapat

terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan dalam kegiatan-kegiatan

(50)

Dalam hal ini sebagian besar aktifitas pembelajaran berpusat pada

peserta didik, yakni mempelajari materi pelajaran serta berdiskusi untuk

memecahkan masalah. Dengan keterlibatan peserta didik secara aktif

dalam pembelajaran dan adanya upaya memecahkan masalah yang

berkaitan materi pelajaran secara bersama-sama, maka pemahaman peserta

didik terhadap materi Aqidah Akhlak akan menjadi lebih baik. Sehingga

akhirnya prestasi belajar Aqidah Akhlak peserta didik juga meningkat.

Oleh karena itu, model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head

Together sangat efektif dalam meningkatkanprestasi Akhidah Akhlaq.

D. Kerangka Berpikir

Kondisi proses belajar mengajar Aqidah Akhlak yang ada di MTs

MIR’ATUL MUSLIEMIEN Ngambakrejo,masih diwarnai dengan model

belajar satu arah (ceramah) sehingga tidak merangsang peserta didik untuk

terlibat secara aktif dalam proses belajar mengajar sehingga membosankan.

Padahal model belajar Numbered Head Together ini memandang bahwa keberhasilan dalam belajar bukan semata-mata harus diperoleh dari guru,

melainkan bisa juga dari pihak lain yang terlibat dalam pembelajaran itu, yaitu

teman sebaya. Dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

Numbered Head Together pada mata pelajaran Aqidah Akhlak, peserta didik

lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit apabila

mereka saling mendiskusikan masalah-masalah tersebut dengan temannya,

keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran dan memberi kesempatan pada

(51)

Numbered Head Together ini pada mata pelajaran Aqidah Akhlak dengan sendirinya akan menggerakkan aktivitas belajar peserta didik yang akan

berdampak positif pada nilai kognitif.

Berdasarkan kerangka berfikir secara teoritis di atas dapat dikatakan

bahwa pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang meliputi aktivitas belajar dan

prestasi belajar yang signifikan. Dengan demikian, diharapkan penerapan

model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together dapat meningkatkan kualitas hasil belajar Aqidah Akhlak pada peserta didik kelas

VII MIR’ATUL MUSLIEMIEN Ngambakrejo.

Alur kerja penelitian ini dapat dilihat pada bagan di bawah ini.

upa

(52)

Hipotesis yang penulis ajukan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah

bahwa model pembelajaran Numbered Head Together dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik pada pembelajaran Aqidah Akhlak materi iman

kepada malaikat MTs Mir’atul Muslimien Ngambakrejo, tahun pelajaran

(53)

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Gambaran umum MTs MIR’ATUL MUSLIMIEN Ngambakrejo 1. Profil sekolah

a. Sejarah Berdirinya Sekolah

Dengan bekal seangat para warga dan akta notris yang telah di dapat,

para pengurus yayasan segera mengalang potensi yang ada di dalam

masyarakt untuk mendirikan madrasah yang bercorakan islam. Tujuan

utama dari yayasan ini adalah yang berkeinginan mendirikan suatu

lembaga yang bercorakan islam. Hal ini di latar belakangi karena di

daerah tersebut mempunyai pondok pesantren, pondok pesantren inilah

yang menjadi awalmula berdirinya madrasah.

Latar belakang dari berdirinya MTs MIR’ATUL MUSLIMIEN

Ngambakrejo adalah keinginan dan kebutuhan dari masyarakat

Ngambakrejo dan sekitarnya akan adanya sekolah di lingkungan mereka.

Pada saat itu, sekolah di daerah tersebut masih sangat sedikit jumlahnya

dan jarak antara rumah warga dengan sekolah tersebut sangat jauh.

Dengan demikian melihat fenomena tersebut, beberapa tokoh agama yang

mempunyai tanggung jawab dan merasa berkewajiban untuk

mempersiapkan generasi muda yang berpengetahuan agama dan umum.

Harapan itu terealisasi dengan berdirinya MTs MIR’ATUL MUSLIMIEN

(54)

Pada awal berdirinya, kegiatan belajar mengajar diMTs MIR’ATUL

MUSLIMIEN harus di laksanakan di rumah-rumah warga karena belum

mempunyai bangunan sendiri saat itu. Di usianya yang sudah sekitar 26

tahun, MTs MIR’ATUL MUSLIMIEN Ngambakrejo telah berkembang

menjadi salah satu sekolah yang diminati oleh masyarakat Ngambak Rejo

b. Identitas Sekolah

Nama Sekolah : MTs Mir,atul Muslimien

Alamat :

- Jalan : kauman no.38

- Desa/ Kelurahan : Ngambak Rejo

- Kecamatan : Tanggung Harjo

- Kabupaten/ Kota : Grobogan

- Provinsi : Jawa Tengah

- Kode Pos : 58167

- No. Telepon/HP : (0292) 5135259

Mulai operasional : Tahun 1990

Luas Tanah : 1169 m2

Luas Bangunan : 633 m2

Status Tanah : Wakaf

Status Bangunan : Milik Sendiri

(55)

c. Visi dan Misi

Visi

Terwujudnya warga Madrasah yang Cerdas, Religius dan

Berakhlakul karimah baik secara individual maupun sosial.

1) Cerdas Secara Intelektual dalam prestasi Akademik.

2) Cerdas Secara Emosional dalam berperilaku.

3) Cerdas Secara Spiritual dalam motivasi dan aktivitas.

4) Berkarakter Kemandirian.

5) Berkarakter Percaya diri, disiplin dan jujur.

6) Berkarakter Peka dan Tangung jawab.

7) Berkarakter Teliti dan Sabar.

8) Sholeh Ritual : Dasar Tauhid kokoh berpola Ikhsan.

9) Sholeh Ritual : Disiplin dalam beribadah.

10) Sholeh Sosial : Berakhlaq mulia, toleran, sopan dan santun

11) Sholeh Personal : Ikhlas dan sabar.

Misi: Belajar Enjoy Sepanjang Hayat, Rincian Misi :

1) Menanamkan kesadaran prinsip hidup Belajar Sepanjang Hayat.

2) Mengembangkanmodelpembelajaran yang ENJOY (Efektif,

Nyaman, Jelas, Obyektif dan Islami).

3) Memantik potensidasar siswa secara Multikecerdasan.

4) Menumbuhkan wawasan patriotism kebangsaan.

5) Mengembangkan pola kehidupan yang menjunjung tinggi nilai

(56)

6) Mengembangkan potensi masyarakat Peduli Pendidikan.

d. Tujuan

1) Mencetak generasi muslimah yang berakhlakul karima ala ahlisuna

wal jamaah.

2) Membantu pemerintah dalam pelaksanaan wajib belajar 9 tahun.

3) Mengembangkan potensi masyarakat Peduli Pendidikan.

4) Mengembangkan tata lingkungan yang menunjang proses

pendidikan.

a. Data Guru dan Kariyawan di MTs Miratul Muslimien Ngamabakrejo

Tabel 3.1

Data Guru dan Karyawan MTs Miratul Muslimien, Ngambakrejo

(57)

15 Amanah P S1

16 Nikmah P SLTA

17 Karmi L SLTA

b. Sarana Prasarana

Tabel 3.2

Data Koleksi Perpustakaan di MTs Miratul Muslimien, Ngambakrejo

No Jenis Koleksi Buku Jumlah Satuan

1 Buku Teks Utama 500 Examplar

2 Buku Bacaan 2800 Examplar

3 Buku Referensi 300 Examplar

Tabel 3.3

Data Alat Peraga Pembelajaran di MTs Miratul Muslimien, Ngambakrejo

No Jenis Peralatan Jumlah Satuan Kondisi

1. Alat Peraga IPA (Torso) - - -

2. IPS 5 Set Cukup

3. Matematika 2 Unit Rusak

4. Bahasa Indonesia 4 Unit Rusak

5. Bahasa Inggris 2 Unit Rusak

(58)

Tabel 3.4

Data Media Pembelajaran di MTs Miratul Muslimien, Ngambakrejo

No Jenis Perabotan sekolah Jumlah Satuan Kondisi

Data Perabot Sekolah di MTs Miratul Muslimien, Ngambakrejo No Jenis Perabotan Sekolah Jumlah Satuan Kondisi

(59)

Tabel 3.6

Data Prasarana MTs Miratul Muslimien, Ngambakrejo 2016/2017

Jenis Keberadaan Berfungsi

Ya Tidak Ya Tidak

Data ruangan Pokok Sekolah di MTs Miratul Muslimien, Ngambakrejo

Gambar

Gambar 1.1
Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 3.4
+7

Referensi

Dokumen terkait

Audit Energi, Studi & Inisiasi Project, 5 Years Business Plan, Key Performance Indicator (KPI), Organisasi Goal & Objective, Implementasi program manajemen energi

bahwa Petunjuk Teknis Pengajuan dan Pelaksanaan Seminar Berbasis website (webinar) PPNI sebagaimana yang dimaksud huruf c di atas perlu ditetapkan dengan Surat Keputusan Dewan

Selanjutnya terima kasih buat dosen pembimbing, yaitu bu Nurul, karena sudah menuntunku tanpa mengenal waktu selama aku skripsi, dengan adanya ibu saya mempunyai semangat yang

Dari pembahasan diperoleh kesimpulan bahwa pada suatu refleksi (pencerminan)diperoleh bahwa bentuk bayangan sama dan sebangun dengan bentuk aslinya.Suatu isometri

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah penentuan tarif pengiriman barang di PT Supra Raga Transport tepat karena tidak terdapat perbedaan yang signifikan

Sehubungan dengan hal tersebut diatas agar calon penyedia tersebut dapat hadir dan menyerahkan dokumen asli penawaran yang diupload pada alamat website :

• Informasi tentang interaksi penyakit jantung anak dengan keluarganya... Riwayat kel jantung

• Meningkatkan kepemilikan sapi perah oleh peternak menjadi 5 - 10 sapi/peternak • Meningkatkan produktivitas ternak sapi perah menjadi 15 liter/ekor/hari • Meningkatkan