• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PRESTASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK TERHADAP PERILAKU SISWA KELAS VIII DI MTs NEGERI 1 JENEPONTO SKRIPSI. Oleh RAHMAWATI MARLINA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PRESTASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK TERHADAP PERILAKU SISWA KELAS VIII DI MTs NEGERI 1 JENEPONTO SKRIPSI. Oleh RAHMAWATI MARLINA"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PRESTASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK

TERHADAP PERILAKU SISWA KELAS VIII

DI MTs NEGERI 1 JENEPONTO

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi

Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh

RAHMAWATI MARLINA

10519237115

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

1441 H /2020 M

▸ Baca selengkapnya: latihan soal aqidah akhlak kelas 1

(2)

PENGARUH PRESTASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK

TERHADAP PERILAKU SISWA KELAS VIII

DI MTs NEGERI 1 JENEPONTO

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi

Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh

RAHMAWATI MARLINA

10519237115

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

1441 H /2020 M

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

ABSTRAK

RAHMAWATI MARLINA. 10519237115. Pengaruh Prestasi Belajar Aqidah Akhlak Terhadap Perilaku Siswa Kelas VII di MTs Negeri 1 Jeneponto. Dibimbing oleh Amirah Mawardi dan Ya‟kub.

Tujuan penelitian: 1) Untuk mengetahui bagaimana prestasi belajar aqidah akhlak kelas VIII di MTs Negeri 1 Jeneponto, 2) Untuk mengetahui perilaku siswa kelas VIII di MTs Negeri 1 Jeneponto, 3) Untuk mengetahui bagaimana pengaruh prestasi belajar aqidah akhlak terhadap perilaku siswa kelas VIII di MTs Negeri 1 Jeneponto.

Penelitian ini dilaksanakan di MTs Negeri 1 Jeneponto yang berlangsung selama 2 bulan dari bulan agustus sampai september 2019. Metode pengolahan yang digunakan peneliti adalah regresi linear sederhana. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebanyak 30 orang responden yang diambil dari siswa kelas VIII di MTs Negeri 1 Jeneponto. Teknik pengambilan sampel ini menggunakan teknik sampling jenuh.

Hasil penelitian ini menunjukkan 1) Prestasi belajar aqidah akhlak kelas VIII di MTs Negeri 1 Jeneponto berada pada kategori baik dengan kecenderungan prestasi belajar sebesar 27 orang atau 90%. 2) Perilaku siswa kelas VIII di MTs Negeri 1 Jeneponto berada pada kategori baik dengan kecenderungan perilaku siswa sebesar 28 orang atau 93,3%. 3) Terdapat pengaruh prestasi belajar terhadap aqidah akhlak dengan tingkat pengaruh sebesar 0,535 atau 53,5% kemudian sisanya 46,5% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti pada penelitian ini, seperti dari dalam dirinya sendiri, keluarga, lingkungan dan lain sebagainya yang dapat mempengaruhi perilaku siswa tersebut.

(8)

KATA PENGANTAR

ِمْيِحَّرلا ِنَم ْحَّرلا ِالله ِمْسِب

ِهِلَا ىَلَع َو َنْيِلَس ْرُمْلا َو ِءاَيِبْنَلأْا ِفَرْشَأ ىَلَع ُمَلاَّسلا َو ُةَلاَّصلا َو َنْيِمَلاَعْلا ِّبَر ِللهِ ُدْمَحْلا ُدْعَب اَّمَأ َنْيِعَم ْجَأ ِهِب ْحَص َو

Segala puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah Swt, karena atas segala limpahan rahmat, taufiq dan pentunjuk-Nya sehingga penelitian ini dapat diselesaikan sebagaimana mestinya, meskipun dalam bentuk yang sangat sederhana dan masih terdapat kekurangan yang tentunya masih memerlukan berbagai perbaikan.

Selanjutnya shalawat dan taslim peneliti haturkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad Saw dan segenap keluarganya, para sahabat, tabi-tabi'in sampai kepada orang-orang yang mukmin yang telah memperjuangkan Islam sampai saat ini dan bahkan sampai akhir zaman.

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyelesaian penelitian ini tentunya tidak dapat selesai tanpa adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Olehnya itu maka patutlah kiranya peneliti menyampaikan rasa syukur dan ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat :

1. Untuk kedua orang tua penulis, ayahanda tercinta Rudi dan ibunda tersayang Marlina yang telah mengantarkan penulis hingga seperti sekarang dengan penuh kasih sayang, doa, kesabaran, dan keikhlasan dan perjuangan hidup demi kelangsungan pendidikan putra-putrinya, dan ucapan Terima kasih juga kepada Nenek suria, om Abd.Latif dan Tante Hasrida yang telah memberikan saya semangat dan dukungan selama ini, terimakasih untuk semuanya.

(9)

2. Prof. Dr. H. Abd Rahman Rahim, SE.,MM, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Drs. H. Mawardi Pewangi, M.Pd.I selaku Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar, yang telah membina dan mengembangkan fakultas tersebut tempat peneliti menimba ilmu pengetahuan.

4. Dr. Amirah Mawardi, S.Ag., M.Si dan Nurhidayah Mukhtar, S.Pd.I., M.Pd.I selaku Ketua Program Studi dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.

5. Dr. Amirah Mawardi, S.Ag., M.Si dan Ya’kub S.Pd.,M.Pd.I selaku pembimbing I dan Pembimbing II yang dengan tulus ikhlas meluangkan waktunya memberikan bimbingan dalam pengarahan sehingga penelitian ini dapat dirampungkan sejak dari awal hingga selesai.

6. Bapak dan Ibu Dosen serta Asisten Dosen yang telah banyak memberikan atau mentransfer ilmu pengetahuan kepada peneliti sejak awal hingga menjelang sarjana seperti sekarang ini.

7. Kepada pihak Sekolah MTs Negeri 1 Jeneponto sebagai obyek penelitian peneliti. 8. Untuk Rika Nurmayasari, Nurharnita, Srieka Aldayanti, Asmiarti, Muhammad

Haslam, Destri Susanti, Ahmad Suprisma, Aprilia Firdayanti, Amar dan beserta keluarga dan teman-teman seperjuangan yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Semoga rasa kekeluargaan dan pertemanan kita abadi selamanya. Terima kasih atas doa dan dukungan yang diberikan untuk peneliti.

Akhirnya peneliti berharap semoga apa yang telah diberikan mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT dan penulis berharap semoga skripsi ini

(10)

dapat bermanfaat bagi yang membaca pada umumnya dan bagi keluarga besar Pendidikan Agama Islam Pada Khususnya.

. 03 September 2019 M Makassar, 02 Muharram 1440 H Peneliti RAHMAWATI MARLINA NIM. 105 19 2371 15

(11)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL. ... ii

PENGESAHAN SKRIPSI. ... iii

BERITA ACARA MUNAQASYAH ... iv

PERSETUJUAN PEMBIMBING. ... v

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... vi

ABSTRAK. ... vii

KATA PENGANTAR... ... viii

DAFTAR ISI. ... ix BAB I PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 6 C. Tujuan Penelitian ... 7 D. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

A. Prestasi Belajar ... 8

1. Pengertian Prestasi Belajar ... 8

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar... 12

a. Faktor eksternal. ... 12

b. Faktor internal. ... 14

(12)

B. Aqidah Akhlak ... 17

1. Pengertian Aqidah Akhlak ... 17

2. Pendidikan aqidah akhlak ... 22

3. Tujuan pembelajaran aqidah akhlak. ... 24

C. Kerangka Pikir ... 25

D. Hipotesis ... 27

BAB III METODE PENELITIAN ... 28

A. Jenis Penelitian ... 28

B. Lokasi dan objek Penelitian ... 28

C. Variabel Penelitian ... 30

D. Definisi Operasional Variabel ... 20

E. Populasi dan Sampel ... 31

F. Instrumen Penelitian ... 32

G. Teknik Pengumpulan Data ... 33

H. Teknik Analisis Data ... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN...35

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian...35

B. Data prestasi belajar aqidah akhlak terhadap perilaku siswa... 36

C. Gambaran perilaku siswa kelas VIII di MTs Negeri 1 Jeneponto ... 37

D. Pengaruh prestasi belajar aqidah akhlak terhadap perilaku siswa kelas VIII di MTs Negeri 1 Jeneponto ... 38

BAB V PENUTUP...65

A. Kesimpulan...65

B. Saran ...66 DAFTAR PUSTAKA. ...

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan akhlak merupakan salah satu aspek yang sangat fundamental dalam kehidupan, baik dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan bermasyarakat. Karena bagaimanapun pandainya seorang siswa dan tingginya tingkat intelegensi siswa tanpa dilandasi dengan akhlak yang baik, atau akhlak yang luhur maka kelak tidak akan mencerminkan kepribadian yang baik.

Masalah akhlak adalah masalah yang penting bagi agama dan bagi kehidupan dalam masyarakat. Akhlak adalah nilai pribadi dan harga diri seseorang, maka orang yang tidak berakhlak akan hilang harga dirinya di hadapan Maha Pencipta dan masyarakat. Seorang warga yang baik wajib memperbaiki dirinya sebelum bertindak, ia harus beradab, berakhlak terhadap dirinya sendiri karena ia dibebankan tanggung jawab terhadap keselamatan dan kemaslahatan dirinya dan lingkungan masyarakat.

Dengan kata lain, apabila akhlaknya baik maka akan baik pula sikap dan Akhlaknya, sebaliknya jika rusak akhlaknya maka akan rusak pula sikap dan Akhlaknya. Akhlak buruk menjadi musuh Islam dan agama lainnya yang utama karena misi Islam pertama-tama untuk membimbing manusia berakhlak mulia, untuk itu Islam sangat memerangi akhlak yang buruk.

(14)

Demikian pentingnya kedua bidang tersebut-akhlak dan pendidikan dalam agama Islam, sehingga bisa dikatakan bahwa pendidikan akhlak merupakan inti dari pendidikan dalam pandangan Islam. Hal ini bisa diketahui dari pendapat Al-Abrasy pakar pendidikan Islam tentang tujuan umum pendidikan Islam yang menyimpulkan lima tujuan umum pendidikan Islam diantaranya : menempatkan pembentukan akhlak yang mulia terdapat pada urutan pertama pandangan serupa dikemukakan oleh Nur Uhbiyati bahwa pendidikan Akhlak adalah inti pendidikan Islam, dan mencapai akhlak yang sempurna adalah tujuan pendidikan Islam yang sebenarnya.1

Dalam perspektif pendidikan ke-Indonesiaan, institusi pendidikan dibawahi oleh dua Departemen yang masing-masing memiliki penekanan yang berbeda.Departemen Agama dengan penekanan pada pendidikan agama dan Departemen Pendidikan Nasional dengan penekanan pada pengetahuan umum.

Meskipun kedua institusi ini mempunyai penekanan yang berbeda tetapi pada hakikatnya mempunyai tujuan yang sama, yaitu sebagaimana dituangkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada bab 1 tentang ketentuan umum pasal 1 dan 2 :

1. Pendidikan adalah usaha dasar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

1

Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam (IPI), (Bandung: CV. Pustaka Setia, Tahun 1999), Cet. 2, h. 50.

(15)

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,serta keterampilan yang diperlukan dirinya,masyarakat, bangsa dan Negara.

2. Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.2

Khususnya untuk institusi pendidikan yang berada di bawah naungan Departemen Pendidikan Nasional, pendidikan akhlak biasanya disampaikan dalam bentuk mata pelajaran yang lazim dikenal dengan pelajaran Aqidah akhlak. Pelajaran Aqidah akhlak disampaikan dari mulai pendidikan dasar (Sekolah Dasar) hingga pendidikan menengah atas (Sekolah Menengah Atas).

Aqidah akhlak sebagai suatu bidang studi, merupakan pelajaran yang membahas tentang akhlak atau prilaku sehari-hari. Pelajaran Aqidah akhlak juga merupakan bimbingan kepada siswa agar memahami, menghayati, meyakini manfaat akhlak serta bersedia mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Karenanya, mata pelajaran ini harus diajarkan dan dilaksanakan dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab melalui kegiatan bimbingan, pelajaran dan latihan agar siswa mampu meyakini, memahami dan mengamalkan mata pelajaran Aqidah akhlak dalam kehidupan sehari-hari.

Tujuan dari bidang studi Aqidah akhlak pada Madrasah Tsanawiyah adalah sebagai berikut:

2

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem

(16)

1. Siswa dapat mengetahui pengertian akhlak, kedudukan manusia menurut pandangan agama, memahami jenis-jenis akhlak yang baik dan buruk menurut pandangan agama, mengetahui dan mengamalkan perbuatan yang baik, mengetahui dan menjauhi perbuatan yang tercela, memahami dan ajaran agama dan hukum syariat Islam, serta menyadari pentingnya ilmu pengetahuan dimasyarakat.

2. Siswa dapat mengetahui perjalanan Rosulullah sampai dengan masa sekarang

3. Siswa mengetahui, meyakini proses pembentukan kepribadian manusia.

4. Kemampuan memahami peraturan perundang-undangan, hak azasi manusia, kemerdekaan mengemukakan pendapat dan berpartisipasi dalam era ekonomi, dan memahami bentuk-bentuk hubungan antar kelompok sosial.

5. Siswa memahami dan meneladani kisah-kisah keteladanan para ulama, pahlawan-pahlawan yang telah berkorban demi nusa dan bangsa, WaliSongo, mengerti dan mengamalkan akhlak terhadap sesama manusia meyakini dan mengimani ajaran agama, memahami hak dan kewajiban warga negara, mengetahui kisah-kisah orang durhaka, mengetahui akhlak terhadap alam lingkungan serta dapat menerapkannya dalam kehidupan.

Berdasarkan tujuan di atas, terlihat betapa pentingnya posisi pelajaran Aqidah akhlak dalam usaha untuk membimbing dan mengarahkan sikap serta Akhlak siswa Madrasah Tsanawiyah dalam kehidupan sehari-hari ke arah yang benar dan sesuai dengan ajaran Islam.

(17)

Berlandaskan pada permasalahan di atas, seharusnya prestasi belajar siswa tercermin dalam akhlak siswa sehari-hari, dalam pengertian, siswa yang berprestasi belajarnya baik dalam pelajaran Aqidah akhlak seharusnya juga mempunyai akhlak yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi, bisa pula terjadi sebaliknya, artinya prestasi belajar siswa dalam pelajaran Aqidah akhlak tidak mencerminkan Akhlaknya dalam kehidupan sehari-hari.Sehingga prestasi belajar siswa dalam pelajaran Aqidah akhlak tidak bisa dijadikan acuan dalam menilai akhlak siswa sehari-hari. Karenanya penulis bermaksud meneliti permasalahan dengan judul “Pengaruh Prestasi Belajar Aqidah Akhlak Terhadap Perilaku Siswa Kelas VIII Di MTs Negeri 1 Jeneponto” dalam bentuk sebuah skripsi.

Adapun alasan untuk memilih judul di atas adalah sebagai berikut:

1. Betapa pentingnya Aqidah akhlak yang harus diajarkan karena Aqidah akhlak merupakan modal dasar untuk membimbing siswa menjadi warga yang baik dan berakhlakul karimah.

2. Siswa belum bisa membedakan perbuatan yang baik dan buruk serta tidak merealisasikan akhlaknya dalam kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan yang mereka dapat di sekolah atau teori dikelas.

3. Guru pelajaran Aqidah akhlak sangat berperan penting dalam membina siswa menjadi anak yang berakhlakulkarimah.

4. Terpilihnya MTs Negeri 1 Jeneponto , karena sekolah tersebut memungkinkan untuk diteliti tentang pengarus prestasi belajar aqidah akhlak.

(18)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, maka peneliti mengajukan rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana prestasi belajar aqidah akhlak kelas VIII di MTs Negeri 1 Jeneponto?

2. Bagaimana perilaku siswa kelas VIII MTs Negeri1 Jeneponto?

3. Bagaimana pengaruh prestasi belajar aqidah akhlak terhadap perilaku siswa kelas VIII di MTs Negeri 1 Jeneponto?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Memperoleh gambaran yang jelas tentang prestasi belajar Aqidah akhlak siswa kelas VIII di MTs Negeri 1 Jeneponto. Untuk memperoleh gambaran tentang Akhlak siswa.

2. Mengetahui gambaran perilaku siswa kelas VIII MTs Negeri 1 Jeneponto. 3. Mengetahui pengaruh prestasi belajar aqidah akhlak terhadap perilaku siswa

kelas VIII MTs Negeri 1 Jeneponto. D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini bermanfaat untuk mengetahui seberapa besar prestasi belajar aqidah akhlak terhadap perilaku siswa kelas VIII di MTs Negeri 1 Jeneponto. Sedangkan manfaatnya bagi instansi sekolah, tulisan ini diharapkan bisa dijadikan sebagai salah satu referensi dalam memperbaiki mutu, metode dan

(19)

tekhnis pembelajaran Aqidah akhlak sehingga kualitas siswa lulusan MTs Negeri 1 Jeneponto diharapkan bisa cerdas dari sisi intelektual, emosional dan spiritual.

Sedangkan bagi guru, skripsi diusahakan agar bisa menjadi gambaran dan motivator dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik, sehingga dapat terus berupaya untuk membimbing anak didiknya agar senantiasa mampu menjadi warga yang baik dan berakhlakul karimah. Bagi penulis sendiri, penelitian ini diharapkan bisa menjadi konsentrasi penelitian lebih lanjut.

(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Prestasi Belajar

1. Pengertian prestasi belajar

Proses pendidikan merupakan usaha untuk mengubah dan membina kepribadian manusia dengan nilai-nilai baik di dalam masyarakat maupun kebudayaan melalui proses kependidikan. Belajar pada dasarnya merupakan kunci yang paling esesial dalam setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa adanya belajar tidak akan pernah ada pendidikan. Sebaliknya dengan adanya belajar bisa membuat seseorang yang sebelumnya tidak mengerti menjadi mengerti.

Prestasi adalah hasil yang telah yang telah dicapai dari apa yang telah dilakukan ataupun dikerjakan dan sebagainya. Menurut Suharsimi prestasi adalah tingkat pencapaian yang telah dicapai oleh siswa terhadap yang sudah diterapkan dalam masing- masing bidang study setelah mengikuti program pembelajaran dalam jangka waktu tertentu. Sedangkan menurut Sumardi Suryabrata “Prestasi adalah nilai sebagai rumusan rumusan yang diberikan guru bidang studi mengenai kemajuan atau prestasi belajar selama masa tertentu”. 3

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Prestasi adalah hasil dan penilaian dari suatu pencapaian yang telah dicapai oleh siswa dalam jangka waktu tertentu.

3

Suharsimi Arikunto, Dasar- dasar evaluasi pendidikan (Jakarta; Bumi AKsar,2011), h 276

(21)

Belajar pada hakikatnya adalah proses perubahan tingkah laku sebagai akibat dari hasil belajar. Dalam agama Islam Allah mewajibkan umatnya untuk belajar agar memperoleh pengetahuan, sebagaimana terdapat dalam firman Allah Q.S Az- Zumar ayat 9 :

ه ۡنَّمَأ َّلٱ يِوَت ۡسَي ۡلَه ۡل ق ۗۦِهِّبَر َتَم ۡحَر ْاو ج ۡزَيَو َةَزِخٓ ۡلۡٱ رَذ ۡحَي ا ٗمِئٓاَقَو ا ٗدِجاَس ِلۡيَّلٱ َءٓاَناَء ٌتِنََٰق َو َا َنيِذَّلٱَو َ و مَم ۡلَي َنيِذ ِبََٰب ۡلَ ۡلۡٱ ْاو لْو أ زَّكَذَتَي اَمَّنِإ َۗ و مَم ۡلَي ٩ Terjemahnya:

Apakah kamu Hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang-orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.4

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.5

Menurut Purwanto belajar merupakan proses untuk membuat perubahan dalam diri mahasiswa dengan cara berinteraksi dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Perubahan itu diperoleh melalui usaha (bukan karena kematangan) menetap dalam waktu yang relatif lama dan merupakan hasil pengalaman.

4

Depertemen Agama. Al Qur’an dan Terjemahan ( Jakarta; Yayasan

Penyelenggara Al Qur’an dan Terjemahan, 1971),QS.Az zummar 9:459 h,. 910-991

5

Hasniati, Peningkatan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Pada Materi

Membiasakan Perilaku Terpuji Melalui Strategi Prediction Guide Siswa Kelas Iii Sdn 003 Pagaran Tapah Darussalam Kabupaten Rokan Hulu ( Rokan hulu,), h,.381

(22)

Berdasarkan pendapat parah ahli maka peneliti menyimpulkan bahwa belajar merupakan perubahan yang lebih baik mengenai kemampuan yang dicapai seorang siswa setelah melakukan aktivitas belajar. Pendapat tersebut terlihat sederhana, namun pada kenyataannya sangat sulit dicapai dan menjadi masalah utama dalam dunia pendidikan Indonesia.

Belajar menurut arti bahasa, berarti berusaha memahami sesuatu, berusaha untuk memperoleh ilmu pengetahuan, bisa berarti pula agar terampil mengerjakan sesuatu.6 Dalam al-Qur‟an surat al-„Alaq ayat 1 disebutkan:

ِب ۡأَزۡقٱ َقَمَخ يِذَّلٱ َكِّبَر ِم ۡسٱ Terjemahan :

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan.7

Belajar menurut istilah adalah suatu aktivitas mental/ psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang meng-hasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman keterampilan dan nilai sikap.

Belajar merupakan proses yang menimbulkan terjadinya perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku atau kecapakan. Jadi berhasil tidaknya

seseorang dalam proses belajar tergantung dari faktor-faktor yang

mempengaruhinya.

6

JS Badudu, dan Sutan Muhamad Zain, Kamus Umum Bahasa

Indonesia, (Jakarta, Pustaka Sinar Harapan, 1994), cet. ke-1, h. 19 7

Depertemen Agama. Al Qur’an dan Terjemahan ( Jakarta; Yayasan

Penyelenggara Al Qur’an dan Terjemahan, 1971), h,597

(23)

Belajar merupakan hasil usaha dari serangkaian kegiatan individu yang dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Yang kemudian menjadi pertanyaan adalah, hal-hal atau faktor- faktor apa sajakah yang memungkinkan seorang siswa dapat mencapai prestasi belajar yang optimal atau sebaliknya. Berikut penulis akan menguraikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa.

Sedangkan pengertian prestasi belajar sebagaimana dijelaskan dalam kamus bahasa Indonesia adalah “…penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, yang lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru.8

Dari pengertian tersebut jelas bahwa yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah hasil pencapaian seseorang dalam proses belajar yang dapat berupa pengetahuan atau keterampilan tertentu yang dikembangkan oleh suatu mata pelajaran yang kemudian digambarkan melalui nilai-nilai tertulis yang diberikan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan.

2. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Seperti dipaparkan di atas bahwa belajar merupakan hasil usaha dari serangkaian kegiatan individu yang dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Yang kemudian menjadi pertanyaan adalah, hal-hal atau faktor- faktor apa sajakah yang memungkinkan seorang siswa dapat mencapai prestasi belajar yang optimal atau sebaliknya. Berikut penulis akan menguraikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa.

8

(24)

Secara garis besar, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa dapat dikelompokan kedalam dua kelompok, yakni faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor pendorong yang berasal dari dalam individu siswa itu sendiri, sedangkan faktor eksternal adalah faktor pendorong yang berasal dari luar individu dalam interaksinya dengan individu lainnya maupun dengan lingkungannya.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat digolongkan dalam dua bagian, yaitu faktor internal dan faktor eksternal :

a. Faktor eksternal (faktor dari luar diri siswa) kondisi lingkungan luar siswa. Faktor internal adalah faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yang berasal dari luar diri siswa. Faktor-faktor eksternal itu antara lain:

1) Latar belakang pendidikan orang tua

Latar belakang pendidikan orang tua paling mempengaruhi prestasi belajar. Semakin tinggi pendidikan orang tua, maka anak dituntut harus lebih berprestasi dengan berbagai cara dalam pengembangan prestasi belajar anak.

2) Status ekonomi sosial orang tua

Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak. Anak yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya. Jika anak hidup dalam keluarga yang miskin, kebutuhan pokok anak kurang terpenuhi, akibatnya kesehatan anak terganggu. Akibatnya, belajar anak juga terganggu.

(25)

3) Ketersediaan sarana dan prasarana di rumah dan sekolah

Sarana dan prasarana mempunyai arti penting dalam pendidikan dan sebagai tempat yang strategis bagi berlangsungnya kegiatan belajar mengajar di sekolah. Sekolah harus mempunyai ruang kelas, ruang guru, perpustakaan, halaman sekolah dan ruang kepala sekolah. Sedangkan di rumah diperlukan tempat belajar dan bermain, agar anak dapat berkeasi sesuai apa yang diinginkan. Semua tujuan untuk memberikan kemudahan pelayanan siswa.

4) Media yang di pakai guru

Media digunakan demi kemajuan pendidikan. Keberhasilan pendidikan di sekolah tergantung dari baik tidaknya media yang digunakan dalam pendidikan yang dirancang. Bervariasi potensi yang tersedia melahirkan media yang baik dalam pendidikan yang berlainan untuk setiap sekolah. 5) Kompetensi guru

Kompetensi guru adalah cara guru dalam pembelajaran yang dilakukannya terhadap siswa dengan metode atau program tertentu Metode atau program disusun untuk dijalankan demi kemajuan pendidikan. Keberhasilan pendidikan di sekolah tergantung dari baik tidaknya program pendidikan yang dirancang. Bervariasi potensi yang tersedia melahirkan metode pendidikan yang berlainan untuk setiap sekolah.

6) Sekolah

(26)

7) Lingkungan sekitar,

keadaan lingkungan tempat tinggal juga sangat penting dan mempengaruhi prestasi belajar.

b. Faktor Internal adalah faktor yang mempengaruhi pretasi belajar yang berasal dari dalam diri siswa. Faktor-faktor intern itu antara lain :

1) Kesehatan

Kesehatan seseorang sangat berpengaruh terhadap kondisi siswa yang kurang sehat, keadaan fisiknya lemah, pusing dan berbagi gangguan kesehatan lainnya, tidak dapat berkonsentrasi dalam belajar.9

2) Kecerdasan / intelegensia

Kecerdasan/intelegensia besar pengaruhnya dalam menentukan seseorang dalam mencapai keberhasilan. Seseorang yang memiliki intelegensi yang tinggi akan lebih cepat dalam menghadapi dan memecahkan masalah, dibandingkan dengan orang yang memiliki intelegensi rendah. Dengan demikian intelegensi memegang peranan dalam keberhasilan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Demikian pula dalam prestasi belajar. Siswa yang memiliki tinggi, prestasi belajarnya juga akan tinggi, sementara siswa yang memiliki intelegensia rendah maka prestasi yang diperoleh juga akan rendah.

(27)

3) Cara belajar

Cara belajar seseorang mempengaruhi pencapaian hasil belajarnya. Belajar tanpa memperhatikan teknik dan faktor fisiologis, psikologis dan ilmu kesehatan akan memperoleh hasil yang kurang memuaskan.

4) Bakat

Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Bila seseorang memiliki intelegensi tinggi dan bakatnya ada di dalam bidang yang dipelajari, maka proses belajarnya akan lancar dan sukses. Hal ini dapat dilihat dari kemampuan individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa banyak tergantung pada upaya pendidikan latihan.10 Bakat dapat mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar dalam bidang study tertentu. Siswa yang memiliki bakat tertentu kemudian menyadari bakatnya maka siswa tersebut akan menjadi cerdas dan berprestasi.

5) Minat

Minat berarti kecenderungan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu sehingga dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang yang tertenyu. Minat yang besar terhadap sesuatu merupakan modal besar, artinya untuk mencapai atau memperoleh benda dan tujuan yang dimiliki itu. Kuat lemahnya motivasi belajar seseorang turut mempengaruhi keberhasilannya, senansiasa memasang tekat bulat dan selalu optimis bahwa cita-cita dapat dicapai dengan belajar.

(28)

6) Motivasi

Motivasi merupakan keadaan internal organisme, baik manusia atau hewan yang mendorongnyanyang mendorongnya untuk melakukan sesuatu. Motivasi dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu: (1) motivasi ekstrinsik merupakan hal atau keadaan yang datang dari luar siswa yang juga mendorongnya untukmelakukan tindakan belajar dan (2) motivasi instrinsik merupakan hal atau keadaan yang berasal dari siswa yang dapat mendorongnya untuk melakukakan tindakan belajar.11 Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa motivasi merupakan suatu dorongan yang mempengaruhi kecerdasan dan prestasi seseorang.

c. Faktor pendekatan belajar yaitu segalah cara atau strategi yang dipergunakan siswa dalam meninjau efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran tertentu. Yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran.12 seseorang siswa yang biasa mengaplikasikan pendekatan belajar mungkin sekali berpeluang memperoleh prestasi belajar yang bermutu dari pada siswa yang menggunakan pendekatan belajar produktif.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa sifatnya relatif, artinya dapat berubah setiap saat. Hal ini dikarenakan banyak faktor yang mempengaruhinya. Dan faktor-faktor tersebut saling berkaitan antar satu dengan yang lain.

11

Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, h.136.

12

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru(Cet. VII; Bandung: Remaja Rosdakaraya, 2002), H.136.

(29)

B. Aqidah Akhlak

1. Pengertian aqidah akhlak

Secara garis besar pembahasan dalam Aqidah Akhlak adalah dua hal pokok yaitu hubungan dengan al-Khaliq yakni Allah Swt. dan hubungan dengan makhluk. Dengan tujuan untuk memberikan kemampuan dan keterampilan dasar kepada siswa untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman, penghayatan dan pengalaman akhlak Islami dan nilai-nilai keteladanan dalam kehidupan sehari-hari, yang tak lain untuk mencetak generasi Alquran yaitu insan taqwa dan mampu bertindak sebagai pemimpin (khalifah) di bumi.

a) Pengertian Aqidah

Aqidah adalah bentuk masdar dari kata “aqada, ya‟qidu,

„aqdam-„aqidatan” yang berarti simpulan, ikatan, sangkutan, perjanjian dan kokoh.

Sedangkan secara teknis aqidah berarti imam, kepercayaan dan keyakinan. Dan tumbuhnya kepercayaan tentunya di dalam hati, sehingga yang dimaksud aqidah adalah kepercayaan yang menghujam atau tersimpul dalam hati.13 Dalam kamus besar bahasa indonesia aqidah adalah kepercayaan dasar, keyakinan pokok.14

Secara etimologis (lughatan), Aqidah berakar dari kata

„Aqada-„Ya‟qidu-„Aqdan-„Aqadatan. „Aqdan berarti simpul, ikatan, perjanjian dan kokoh. Setelah

terbentuk menjadi „aqidah berarti keyakinan (Al-Munawir, 1998, hal. 1023).

13

Tadjab, Muhaimin, Abd Mujib, Dimensi-Dimensi Studi Islam (Surabaya: Karya Abditama, 2000) , H.241-242.

14

Kemdikbud, kamus besar bahasa indonesia online, http://kbbi.web.id/akidah, 14 desember 2014.

(30)

Relevensi antara arti kata aqdan dan aqidah adalah keyakinan itu tersimpul dengan kokoh di dalam hati, bersifat mengikat dan mengandundung perjanjian.15

Sedangkan menurut istilah aqidah adalah hal-hal yang wajib dibenarkan oleh hati dan jiwa merasa tentram kepadanya, sehingga menjadi keyakinan kukuh yang tidak tercampur oleh keraguan.16

Aqidah adalah ajaran tentang keimanan terhadap ke Esaan Allah SWT, dan pengertian iman secara luas, ialah keyakinan penuh yang dibenarkan oleh hati, di ucapkan oleh lidah, dan diwujudkan oleh amal perbuatan.

Aqidah merupakan makna keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa, aqidah dalam pengertian ibadah dan berbakti kepada-Nya, aqidah dalam pengertian melihat alam dan kehidupan ini atas dasar iman kepada-Nya, aqidah dalam pengertian iman kepada suatu kebenaran bahwa Dia menciptakan langit dan bumi ini bukanlah main-main, aqidah dalam pengertian bahwa ia harus menjalankan kebenaran itu di atas dunia, aqidah dalam pengertian jihad dalam jalan Allah SWT. Demi kebenaran dan demi Islam, jihad demi menegakkan suatu masyarakat yang suci, seimbang, dan beriman kepada segala yang diturunkan-Nya dan kepada segala hukuman yang diberikan-Nya. Kemudian manifestasi dari aqidah atau bentuk dari aqidah adalah akhlak, yaitu berupa tingkah laku seseorang atau budi pekerti.17

15

Yunahar Ilyas, Kuliah Aqidah Islam, (Yogyakarta Lembaga Pengkajian Dan Pengalaman Islam, 2011), Cet. XIV. h. 1

16 Abdullah Bin ‘Abdil Hamid Al-Atsari, Panduan Aqidah Lengkap (Bogor,

Pustakaibnu Katsir, 2005), H. 28.

17

Ahmad Nurul Huda, Upaya Peningkatan Pretasi Belajar Aqidah Akhlak Melalui

Strategi Picture and Picture pada Siswa Kelas 1 Semestre II MI Islamiyah Sumberagun Kecamatan Klego Kabupaten Boyolali,(Surakarta,2012\2013),.h 18

(31)

b) Pengertian Akhlak

Secara etimologis (lughatan) akhlaq (Bahasa Arab) adalah jamak dari

khuluq yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Berakar dari

kata khalaqa yang berarti menciptakan. Seakar dengan kata khaliq (Pencipta),

makhluq (yang diciptakan) dan khalq (penciptaan).

Kesamaan akar kata di atas mengisyaratkan bahwa dalam akhlaq tercakup pengertian terciptanya keterpaduan antara kehendak khaliq (Tuhan) dengan perilaku makhluq (manusia). Atau dengan kata lain, tata perilaku seseorang terhadap orang lain dan lingkungannya baru mengandung nilai akhlaq yang hakiki manakala tindakan atau perilaku tersebut didasarkan kepada kehendak khaliq (Tuhan). Dari pengertian etimologis seperti ini, akhlaq bukan saja merupakan tata aturan atau norma perilaku yang mengatur hubungan antar sesama manusia, tetapi juga norma yang mengatur hubungan antara manusia, tetapi juga norma yang mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhan dan bahkan dengan alam semester sekalipun.18

Akhlak merupakan kata yang sering kali terdengar dalam kehidupan sehari-sehari. Begitu kita mendengar kata ini sehingga seolah-olah kita tahu pengertian kata ini jelas, padahal jika ditanyakan apa itu akhlak, kita biasanya terdiam memikirkan jawabannya. Karenanya sebelum masuk lebih jauh kedalam pembahasan proposal ini, Penulis terlebih dahulu ingin mengeksplorasi penegrtian kata akhlak.

18

Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlaq, (Yogyakarta Lembaga Penhkajian Dan Pengalaman Islam, Cet. XI. h. 1

(32)

Pengertian akhlak dapat ditinjau dari dua pengertian etimologi dan pengertian termonologi , kata akhlak berasal dari bahasam Arab al-akhlak, kata ini merupakan bentuk jamak dari al-khuluq yang berarti budi pekerti, tabiat atau watak19

Akhlak adalah keadaan jiwa seseorang yang menimbulkan terjadinya perbuatan-perbuatan; akhlak merupakan sopan santun atau tata krama. Peranan pembelajaran aqidah akhlak terhadap pembangunan nasional Indonesia baik dalam proses pembanguan secara umum maupun secara spesifik terlihat peranan aqidah akhlak menempati posisi yang utama.20

Baik atau buruknya perilaku sosial peserta didik pada saat proses pembelajaran/pengajaran, dapat diketahui dari hasilnya yang dicapai. Standar atau ukuran yang ideal dimiliki peserta didik adalah adanya kesadaran diri terhadap perubahan yang dialaminya.

Imam Ghazali mendefinisikan Akhlak adalah suatu keterangan kesediaan jiwa yang (relatif) tetap, yang dari padanya muncul perbuatan- perbuatan yang mudah dan gampang tanpa disertai pikir dan pertimbangan. 21

Menurut Hasan Langgulung akhlak adalah “kebiasaan atau sikap yang mendalam di dalam jiwa dari mana muncul perbuatan-perbuatan dengan mudah,

19

Nurlaela. Hubungan Prestasi Belajar Aqidah Akhlak Terhadap Akhlak Siswa Di Mts Al-Ikhlas Leuwinanggung Cimangggis Depok,(Jakarta, 2010) h,. 10

20 Ro’fah Zakiyyah, Pengaruh Prestasi Belajar Bidang Studi Akidah Akhlak Terhadap Perilaku Sosial Keagamaan Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Negeri (Man) Buntet Pesantren Kecamatan Astanajapura Kabupaten Cirebon,(Cirebon),h.16

21

(33)

yang dalam pembentukannya bergantung pada faktor-faktor keturunan dan lingkungan”.22

Dari beberapa pendapat para ahli penulis dapat menyimpulkan bahwa akhlak adalah perbuatan seseorang yang telah melembaga, dilakukan secara berulang-ulang atas kesadaran jiwanya tanpa memerlukan berbagai pertimbangan dan tanpa adanya unsur pemaksaan dari pihak lain.

Penjelasan-penjelasan tersebut sangat membantu kita untuk memahami bahwa akhlak sebagai ilmu setidaknya mengandung hal-hal antara lain:

1) Pembahasan tentang apa yang harus dilakukan dan apa yang mesti dihindari oleh seseorang.

2) Penjelasan tentang tujuan yang seharusnya dituju oleh seseorang dalam suatu tindak.

3) Pembahasan tentang jalan yang harus ditempuh oleh manusia dalam upaya menuju kepada kebaikan

Berdasarkan pengertian Aqidah dan Akhlak di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa mata pelajaran Aqidah Akhlak adalah mata pelajaran yang mengajarkan tentang asas ajaran agama Islam dan juga mengajarkan tentang berperilaku, sehingga peserta didik dapat mengenal, memahami, menghayati dan mengimani Allah SWT dan dapat mengaplikasikan dalam bentuk perilaku yang baik dalam kehidupan. Baik terhadap diri sendiri, keluarga, ataupun terhadap masyarakat. Mata pelajaran Aqidah Akhlak di Mts adalah salah satu mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang merupakan peningkatan dari aqidah dan

22

Hasan Langgulung, Asas-asas Pendidikan Islam, (Jakarta : PT. Al-Husna, 2003), hlm. 58

(34)

akhlak yang telah dipelajari oleh peserta didik di Madrasah Tsanawiyyah. Mata pelajaran Aqidah Akhlak merupakan Upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati dan mengimani Allah Swt. dan merealisasikannya dalam perilaku akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari.

2. Pendidikan Aqidah Akhlak

Usaha pendidikan bukanlah semata-mata proses mengetahui belaka, tetapi lebih dari itu usaha pendidikan adalah juga proses aplikasi pengetahuan kedalam kehidupan real. Hal ini seperti dijelaskan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang mendefinisikan kata “pendidikan sebagai proses pengubahan sikap dan

tatalaku seorang atau kelompok orang dalam mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan”.23

Pendidikan akidah akhlak merupakan salah satu pelajaran yang diberikan mulai tingkat SD/MI sampai perguruan tinggi dan merupakan salah satu komponen yang tidak dapat dipisahkan dari mata pelajaran lainnya. Oleh karena itu mata pelajaran akidah akhlak merupakan mata pelajaran yang menempati kedudukan yang sangat sentral dalam pembentukan kepribadian siswa yang memiliki kepribadian yang baik. Baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakatnya. Hal ini mengandung indikasi bahwa proses pengajaran dari materi pelajaran akidah akhlak tidak hanya menyampaikan ilmu

23

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1994), h. 232.

(35)

pengetahuan saja akan tetapi lebih dari itu merupakan transfer of value terhadap anaknya.

Dengan pengajaran akhlak akan terbentuk batin seseorang dan pembentukan itu dapat dilakukan dengan melatih dan membiasakan berbuat, mendorong, dan memberi sugesti agar mau dan senang berbuat, karena pada dasarnya seluruhnya nilai-nilai pengajaran agama bermuara pada nilai esensial yang berbentuk nilai pembersihan diri, nilai kesempurnaan akhlak dan nilai peningkatan taqwa kepada Allah SWT .

Pendidikan aqidah akhlak mempunyai arti dan peranan penting dalam membentuk tingkah laku siswa seutuhnya. Sebab dengan pendidikan aqidah akhlak ini siswa tidak diarahkan kepada pencapaian kebahagiaan hidup di dunia saja, tetapi juga untuk kebahagiaan hidup di akhirat. Dengan pendidikan aqidah akhlak siswa diarahkan mencapai keseimbangan antara kemajuan lahiriah dan batiniah, keselarasan hubungan antara manusia dalam lingkup sosial masyarakat dan lingkungannya juga hubungan manusia dengan Tuhannya. Dan dengan pendidikan aqidah akhlak pula siswa akan memiliki derajat yang tinggi yang melebihi makhluk lainnya.

Ahmad D. Marimba yang menjelaskan bahwa “…Pendidikan adalah proses bimbingan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama…24

Pengetahuan tentang yang baik dan yang buruk –dalam pengertian akhlak-

24Ahmad D. Marimba, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Al-Ma’arif, 1980), h. 19.

(36)

adalah merupakan salah satu topik utama dalam pelajaran pendidikan aqidah akhlak. Karenanya berdasarkan pada penjelasan-penjelasan di atas, idealnya seorang siswa yang mempunyai prestasi yang baik dalam pelajaran pendidikan aqidah akhlak maka ia pun seharusnya mempunyai akhlak yang baik dalam kehidupannya sehari-hari.

Prestasi belajar pendidikan aqidah akhlak seharusnya dapat dijadikan acuan dalam proses penilian akhlak seorang siswa, terlebih pelajaran ini merupakan sesuatu yang sangat fundamental dalam pendidikan Agama Islam.

3. Tujuan pembelajaran aqidah akhlak

Tujuan pembelajaran pendidikan aqidah akhlak adalah siswa dapat mengetahui dan memahami pengertian syariat Islam, kedudukan manusia menurut pandangan agama, memahami dan meyakini nilai-nilai atau norma-norma yang berlaku di masyarakat, serta menyadari pentingnya ilmu akhlak menurut pandangan agama.

Pendidikan akidah akhlak bertujuan untuk menumbuhkan pola tingkah laku siswa yang bulat melalui latihan kejiwaan, kecerdasan, penalaran, perasaan dan indera. Pendidikan aqidah akhlak dengan tujuan semacam itu harus melayani pertumbuhan siswa dalam segala aspeknya, baik aspek spiritual, intelektual, imajinasi, jasmaniah, ilmiah maupun bahasa. Pendidikan aqidah akhlak harus mendorong semua aspek tersebut ke arah keutamaan serta pencapaian kesempurnaan hidup berdasarkan nilai-nilai Islam.

Adapun tujuan pembelajaran aqidah akhlak:

1) Siswa memahami dasar dan tujuan pendidikan aqidah akhlak..

(37)

2) Siswa memahami kesadaran untuk taat terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan membiasakan taat melaksanakan ibadah dan menjalankan kewajiban dalam kehidupan sehari-hari.

3) Siswa memahami membiasakan mendahulukan kewajiban sebelum menuntut hak.

4) Siswa memahami dan mengerti tentang dasar, tujuan dan pembagian akhlak.

5) Siswa memahami perbuatan terpuji dan mampu mengamalkannya dengan baik.

C. Kerangka Berfikir

Usaha pendidikan bukanlah semata-mata proses mengetahui belaka, tetapi lebih dari itu usaha pendidikan adalah juga proses aplikasi pengetahuan kedalam kehidupan real. Hal ini seperti dijelaskan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang mendefinisikan kata pendidikan sebagai “…proses pengubahan sikap dan tatalaku seorang atau kelompok orang dalam mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan”. Pendidikan aqidah akhlak merupakan sesuatu yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Pendidikan sebagai suatu aktivitas manusia untuk meningkatkan dan mengembangkan seluruh potensi-potensi pribadinya baik rohani maupun jasmani. Pendidikan aqidah akhlak merupakan salah satu pendidikan yang intensif diberikan kepada siswa dari mulai masa kanak-kanak hingga dewasa. Hal ini dikarenakan dengan pemberian pendidikan aqidah akhlak siswa diharapkan dapat mengetahui perbuatan-perbuatan baik dan buruk sehingga mampu menentukan pilihan dalam melakukan suatu tindakan atau perbuatan.

(38)

Pengetahuan tentang yang baik dan yang buruk–dalam pengertian akhlak- adalah merupakan salah satu topik utama dalam pelajaran pendidikan aqidah akhlak. Karenanya berdasarkan pada penjelasan-penjelasan di atas, idealnya seorang siswa yang mempunyai prestasi yang baik dalam pelajaran pendidikan aqidah akhlak maka ia pun seharusnya mempunyai akhlak yang baik dalam kehidupannya sehari-hari. Hal ini sebagaimana diyakini Socrates, seorang filsuf Yunani yang sangat yakin bahwa orang berbuat baik (benar) apabila ia mengetahui apa yang baik bagi dirinya. Perbuatan buruk (salah) terjadi karena kurangnya pengetahuan manusia tentang apa yang baik.

Prestasi belajar pendidikan aqidah akhlak seharusnya dapat dijadikan acuan dalam proses penilian akhlak seorang siswa, terlebih pelajaran ini merupakan sesuatu yang sangat fundamental dalam pendidikan. Siswa yang mempunyai prestasi belajar aqidah akhlak yang baik idealnya juga mempunyai akhlak yg baik dalam kehidupan sehari-harinya, demikian juga sebaliknya.

D. Hipotesis

Berdasarkan deskripsi teori dan kerangka berpikir yang telah diuraikan di atas, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut yakni.

1. Ada pengaruh prestasi belajar aqidah akhlak terhadap perilaku siswa kelas VIII di MTs Negeri 1 Jeneponto.

2. Tidak ada pengaruh perstasi belajar akidah akhlak terhadap perilaku siswa kelas VIII di MTs Negeri 1 Jeneponto.

(39)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang mencoba menjawab permasalahan dengan menguji teori yang ada dengan menganalisisnya yang dinyatakan dalam angka kemudian dapat ditarik kesimpulannya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh prestasi belajar aqidah akhlak terhadap perilaku siswa MTs Negeri 1 Jeneponto.

B. Lokasi dan Obyek Penelitian

Lokasi penelitian adalah MTs Negeri 1 Jeneponto, Sedangkan yang menjadi objek penelitian adalah siswa MTs Negeri 1 Jeneponto. Adapun alasan peneliti mengambil lokasi tersebut adalah sebagai berikut:

MTs Negeri 1 Jeneponto adalah sekolah yang berdiri di kecamatan Binamu kab. Jeneponto, di sekolah tersebut siswa dapat mengembangkan prestasi belajar aqidah akhlak dan menjadi wadah untuk membina akhlak siswa. Selain itu, peneliti juga ingin mengetahui sejauh mana pengaruh prestasi belajar aqidah akhlak terhadap perilaku siswa kelas Vlll di MTs Negeri 1 Jeneponto.

(40)

C. Variabel Penelitian

Variabel Penelitian adalah “suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu :

1. Prestasi belajar aqidah akhlak sebagai variabel bebas yang diberi simbol (X) 2. Perilaku siswa sebagai variabel terikat yang diberi simbol (Y).25

D. Defenisi Operasional Variabel

Definsi Operasional Variabel dalam penelitian ini adalah: 1. Prestasi belajar aqidah akhlak

Prestasi belajar aqidah akhlak merupakan nilai yang diperoleh peserta didik melalui pekerjaan soal tes aqidah akhlak berdasarkan materi yang telah diajarkan kepada peserta didik.

2. Perilaku siswa

Perilaku siswa merupakan sifat yang tertanam dalam jiwa seorang siswa yang menimbulkan berbagai macam perbuatan dengan gampang dan mudah, tampa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.

E. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

25

(41)

oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya.26 Sedangkan menurut Burhan Bungin populasi penelitian merupakan keseluruhan (universum) dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya, sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian.27

Adapun populasi yang penulis ambil adalah seluruh siswa kelas VIII MTs Negeri 1 Jeneponto yang berjumlah 327 0rang.

2. Sampel

Sampel sebagaimana yang dikemukakan oleh M. Ali adalah sebagaian populasi yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan anggap mewakili terhadap populasi.28 Dengan demikian sampel yang diambil dari keseluruhan abjek yang diteliti dan dianggap mewakili hasil penelitian dari sejumlah populasi. Dalam penelitian ini penulus menggunakan sebanyak 30 orang sebagai sampel.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang penulis gunakan untuk mengumpulkan data variabel X yaitu prestasi belajar aqidah akhlah adalah tes objektif sebanyak 15 pertanyaan dengan pilihan jawaban a, b, c, dan d. Skor untuk jawaban yang benar adalah 1 dan jawaban yang salah adalah 0.

26

Prof. Dr. Sugiyono, op. cit. h. 117

27

Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif (Cet. 2, Jakarta: Kencana, 2009), h. 99.

28

M. Ali, Penelitian Dan Pendidikan Prosedur Dan Strategi, (Bandung: Angkasa, 1999),H.54

(42)

Sedangkan untuk memperoleh data tentang akhlaq siswa, penulis menggunakan skala likert yang terdiri atas 15 pertanyaan dengan alternatif jawaban: selalu (S) diberi skor 4, sering (S) diberi skor 3, kadang-kadang (KK) diberi skor 2, dan tidak pernah (TP) diberi skor 1. Sedangkan jika pertanyaan dalam bentuk negatif maka pemberian skor adalah sebaliknya.

Sebelum instrumen tersebut digunakan maka terlebih dahulu akan diadakan uji coba, untuk mengetahui apakah instrumen tersebut valid dan dapat dipercaya untuk mengambil data, untuk itu perlu dilakukan juga uji validitas dan reabilitas instrumen penelitian.

Untuk mengukur validitas keseluruhan soal prestasi belajar aqidah akhlak digunakan validitas isi yang diperoleh dari indikator yang disusun berdasarkan kerangka teori. Berdasarkan pada hal tersebut maka kisi-kisi instrumen penelitian ini adalah sebagai berikut:

Kisi-Kisi Instrumen Prestasi Belajar Aqidah Akhlak Indikator Ptestasi Belajar Aqidah Akhlak

Prestasi Akademik Pengetahuan Aqidah Pengetahuan Akhlak

1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 11, 12, 13, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20

21, 22, 23, 23, 25, 26, 27, 28, 29, 30

(43)

Sedangkan keseluruhan instrumen variabel akhlak siswa menggunakan variabel konstruk yang disusun berdasarkan deskripsi teoritis.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan sebuah data. Untuk mendapatkan data yang akurat dan ilmiah, maka teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Observasi, adalah merupakan alat pengumpulan data penelitian yang dilakukan langsung mengamati keadaan, kondisi, situasi, dan aktivitas responden oleh peneliti.

2. Angket yaitu berupa daftar pertanyaan yang disusun secara tertulis mengenai syatu hal dalam suatu bidang. Dalam penelitian ini penulis menyebarkan angket kepada siswa yang dijadikan sebagai sampel.

3. Dokumentasi, adalah metode yang digunakan dengan jalan mengumpulkan dokumen-dokumen yang berhubungan dengan masalah yang dibahas.

H. Teknik Analisis Data

Untuk menganalisis data tentang pengaruh prestasi belajar aqidah akhlak terhadap perilaku siswa, peneliti menggunakan analisis kuantitatif deskriptif.

Analisis statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya.29

29

(44)

Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan skor dari semua variabel dalam penelitian. Pada teknik ini penyajian data dalam bentuk persentase berupa:

Di mana :

P : Angka persentase

f : Frekuensi yang dicari persentase

N : Banyaknya Individu (sampel)

100%: Bilangan tetap % 100 x N f P

(45)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah Singkat MTs Negeri 1 Jeneponto

MTs Negeri 1 Jeneponto pada awalanya adalah merupakan sekolah Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN) 4 Tahun yang berada di pinggiran kota kabupaten Jeneponto didirikan pada tahun 1966 dengan luas lahan ± 9046 M2 yang kemudian berubah nama menjadi MTs Negeri Jeneponto dan pada tahun 1978 MTs Negeri Jeneponto yang awalnya adalah Madrasah swasta berubah status menjadi Madrasah Negeri Berdasarkan SK Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 1978. Kemudian pada tahun 2017 Madrasah ini kembali berubah nama menjadi MTs Negeri 1 Jeneponto sampai dengan saat ini. Dan saat ini Madrasah ini memiliki 27 rombel dengan jumlah pencapaian siswa sebanyak 1045 siswa dari berbagai desa dan keluarahan di Jeneponto bahkan beberapa siswa berasal dari luar Kabupaten Jeneponto.

Demikian sejarah singkat perjalanan berdirinya Madrasah ini yang sampai dengan saat ini telah memiliki beberapa angkatan alumni.

2. Profil sekolah a. Identitas sekolah

1. Nama Sekolah : Mts Negeri 1 Jeneponto 2. NIPSN/NSS : 40319919 / 121173040001 3. Akreditasi : A

(46)

5. Kabupaten : Jeneponto

6. Kecamatan : Binamu

7. Kelurahan : Balang

8. Alamat : Jl. Lanto Dg Pasewang No.349

9. Kode Pos : 123456

10. Telpon : (0419) 21186

11. Status Sekolah : Negeri

12. Jenjang : SMP

13. Tahun Berdiri : 1966

14. Lintang : -5.666395621000959

15. Bujur : 119.72930431365967

16. Waktu Belajar : Sekolah Pagi 3. Pimpinan

Tabel 4.1

Keadaan Kepala Sekolah MTs Negeri 1 Jeneponto

No Nama kepala sekolah Masa jabatan

1. Drs. Basir Matong 1975-1981

2. H. Moch. Sayuti Karim, Ba 1981-1994

3. Drs. H. M. Syarifuddin 1994-1997

4. Dra. Hj. Rohani Amin 1997-2006

5. Drs. H. Abd Majid Baharuddin,

M.Pd

2006-2009

6. H. Irfan Daming, S,Ag.,M.Pd 2009-2011

7. Hj. Nuraedah, S.Ag.,M.Pd 2011 sampai saat ini

(47)

4. Visi, Misi dan tujuan MTs Negeri 1 Jeneponto a. Visi

Unggul dalam bidang Iptek, Keterampilan dan Wawasan Lingkungan Berlandaskan Imtaq.

b. Misi

1) Menanamkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah swt. 2) Menanamkan kedisiplinan dan mutu layanan.

3) Meningkatkan kompetensi lulusan.

4) Mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan

keterampilan (life skill)

5) Mengembangkan etika, estetika, dan perilaku positif terhadap lingkungan

6) Menumbuhkan semangat cinta dan peduli dalam upaya pelestarian lingkungan hidup

7) Melakukan usaha peningkatan kualitas lingkungan melalui upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup

8) Menumbuhkan sikap warga sekolah yang aktif mencegah pencemaran dan kerusakan lingkungan

9) Meningkatkan iklim yang kondusif dan inovasi peduli lingkungan

10) Meningkatkan program budi daya yang mendukung

pelestarian lingkungan. c. Tujuan madrasah

(48)

1) Meningkatkan pengamalan ajaran agama islam

2) Meningkatkan kemampuan siswa yang terampil dalam bekerja, cerdas dalam berpikir, mulia dalam berakhlak

3) Menciptakan kehidupan religius di lingkungan madrasah 4) Memberikan informasi dan pelayanan kepada peserta didik,

orangtua, masyarakat dengan baik dan profesional

5) Meningkatkan kompetensi tenaga pendidik dan kependidikan 6) Prosentase peserta didik naik kelas dan kelulusan mencapai

100%

7) Mengupayakan 80% lulusan diterima di SLTA negeri unggulan 8) Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana

9) Membudidayakan tanaman hias dan holtikultura

10) Meningkatkan pelaksanaan 9 K (keimanan, kerohaniam, keamanan, ketertiban, kebersihan, kenyamanan, keindahan, kerindangan, dan kekeluargaan)

11) Memberi bekal pengetahuan dan wawasan untuk memahami pentingnya pengelolaan dan pelestarian lingkungan hidup 12) Menanamkan sikap dan perilaku positif terhadap lingkungan

hidup sebagai salah satu wujud peran serta dalam pembangunan nasional

13) Menumbuhkan sikap dan rasa cinta kepada siswa akan pentingnya melestarikan lingkungan, upaya perlindungan dan

(49)

upaya pengelolaan lingkungan hidup serta mencegah pencemaran dan kerusakan lingkungan.

5. Keadaan Guru/ Data Pengajar MTs Negeri 1 Jeneponto

Guru yaitu orang yang berwenang dalam dunia pendidikan dan pengajaran pada lembaga pendidikan formal. Dan untuk mengajar atau memberi pelajaran terhadap peserta didik. Dalam proses pembelajaran peran guru sangat besar karena mereka sebagai pemegang keadilan pada lembaga pendidikan. Guru sebagai pendidik, pembimbing dan motivator dalam proses pembelajaran. Keberhasilan yang didapatkan oleh seorang siswa sangat ditentukan sejauh mana kdemampuan guru dalam melaksanakan tugasnya.

Dalam sistem dan proses pendidikan manapun, guru tetap memegang peranan penting karena murid tidak mungkin belajar sendiri tanpa bimbingan guru yang mampu mengembang tugasnya dengan baik. Adapun guru MTs Negeri 1 Jeneponto tahun 2018-2019 tergambar pada tabel berikut :

Tabel 4.2

Keadaan Guru MTs Negeri 1 Jeneponto

No

Guru/pegawai Total Total

Laki-laki perempuan 1 Guru pns 16 26 42 2 Guru honor 9 10 19 3 Pegawai pns 2 - 2 4 Pegawai honor 3 - 3 Jumlah 30 36 66

(50)

6. Keadaan siswa/Data jumlah siswa MTs negeri 1 jeneponto

Siswa mrupakan faktor yang harus ada dalam proses pendidikan

dan pembelajaran. Adapun keadaan siswa MTs Negeri 1 Jeneponto pada tahun ajaran 2018/2019 adalah 1021 orang yang tersebar pada 27 (dua puluh tujuh) kelas belajar sebagaimana tergambar pada tabel berikut :

Tabel 4.3

Keadaan Siswa MTs Negeri 1 Jeneponto

No Kelas Total Total Laki-laki Perempuan 1 Kelas VII 149 220 369 2 Kelas VIII 147 180 327 3 Kelas IX 137 188 325 Jumlah 433 588 1021

Sumber Data : Dokumen Sekolah MTs Negeri 1 Jeneponto 7. Sarana dan prasarana

Sarana dan prasarana adalah seluruh fasilitas yang terdapat di MTs Negeri 1 Jeneponto yang menjunjung kegiatan dan administrasi sekolah dan mencapai tujuan proses pembelajaran di sekolah. Disamping itu tersedianya kegiatan ekstrakulikuler yang dapat memberi manfaat kepada siswa di sekolah tersebut.

(51)

Tabel 4.4 Fasilitas sekolah

No Fasilitas Jumlah ruangan

1 Perpustakaan 1 2 Ruang BK 1 3 Mesjid 1 4 Lab IPA 1 5 Lab komputer 1 6 Guang guru 1 7 Ruang kepsek 1 8 Koperasi sekolah 1 9 Ruang olahraga 1 10 Kantin 1 11 Kelas 27 Jumlah 37

B. Data Prestasi Belajar Akidah Akhlak Siswa kelas VIII Mts 1 Jeneponto Data prestasi belajar diperoleh melalui dokumentasi nilai raport pada semester ganjil tahun pelajaran 2018-2019 untuk mengetahui kondisi yang sebenarnya tentang prestasi belajar siswa yang berjumlah 30 siswa.untuk mengetahui data prestasi belajar siswa dapat dilihat pada tabel berikut:

(52)

Tabel 4.5

Prestasi Belajar Siswa kelas VII MTs Negeri 1 Jeneponto

No. Nama Nilai

Rata-Rata

1. Bintang Azzahra 75

2. Muh. Rezky Maulana 75

3. Ratri Puspita Ningrum 77

4. Army Etika Kautsar 80

5. Naufal Izaz 82

6. Humairah Azzahra 80

7. Jusriani 82

8. Aulia Marcelina Syahnur 80

9. Maria Ulfa 88

10. Sri Nurul Afifah 75

11. Wardah Alifah 75

12. Putri Kirani Salsabila 75

13. Moudyza Chana Sally 77

14. Tenry Ola 83

15. Zulfahm Almaarifi 80

16. Andi Akramah Aliyah 90

17. Arniya As-Zahra 82

18. A. Khairah Cahyani 78

19. Muh. Arfan F 83

20. Nabyla Rezky Febrianti 76

21. Siti Nursahirah Amin 79

22. Rifkah Tri Hidayah Saparuddin 75

23. Isnaeni Sahar 82

24. Afifahluthfiyah Basri 87

25. Kartika Harun Mustopa 85

26. Mutia Khadijah 79

27. Sri Dewi Nasrawati 82

28. Nuraini Zalzabilah 75

29. Ayningtiyas.A.A 75

30. Ayu Citra Lestari 75

Sumber data : tata usaha MTs Negeri 1 Jeneponto

Berdasarkan data yang diolah menggunakan bantuan program komputer SPSS Ibm 25, untuk variabel prestasi belajar siswa skor terendah yang dicapai sebesar 75 dan skor tertinggi 90. Berdasarkan data tersebut

(53)

diketahui rata-rata (mean) 79,57 standar deviasi 4,297 dan median sebesar 79,50.

Data tersebut kemudian disajikan ke dalam tabel distribusi frekuensi. Cara penyusunan tabel distribusi frekuensi dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: Keterangan : R = Range / Rentang K = Banyak Kelas P = Panjang Kelas N = Sampel a) Menghitung skor

R = skor tinggi – skor rendah R = 90 – 75

R = 15

b) Menentukan banyaknya kelas interval K = 1 + 3,3 log n

K = 1 + 3,3 log 30 K = 1 + 3,3 ( 1. 4)

K = 5,62 dibulatkan menjadi 6 c) Menetukan panjang kelas interval

P = R : K P = 15 : 6

(54)

P = 2,5 dibulatkan menjadi 3

Tabel 4.6

Distribusi Frekuensi perilaku siswa No Kelas Interval F % 1 75 – 77 12 40 2 78 – 80 7 23,3 3 81- 83 7 23,3 4 84– 87 2 6,6 5 88 – 90 2 6,6 6 91 – 93 0 0 JUMLAH N=30 100%

Sumber : Data diolah 2019

Berdasarkan tabel diatas, frekuensi paling tinggi terdapat pada kelas interval nomor 1 yang memiliki rentang 75 - 77 dengan jumlah sebanyak 12 siswa atau 40%.

Penentuan kecenderungan tentang tinggi rendahnya nilai skor dalam variabel perilaku siswa. berdasarkan pada kriteria skor ideal, kriteria skor ideal yang digunakan pada penelitian ini adalah kategorisasi penilaian dari MTs Negeri 1 Jeneponto.

Tabel 4.7 Distribusi Kategorisasi Variabel Distribusi Kategorisasi Variabel

Tabel diatas menunjukkan bahwa perilaku siswa sebanyak 3 siswa atau 10% memiliki prestasi belajar yang sangat baik dan 27 siswa atau 90%

No Nilai Kategori Frekuensi %

1 >85 -100 Sangat Baik 3 10

2 >70 – 85 Baik 27 90

3 > 55 – 70 Cukup baik - 0

4 < 55 Kurang baik - 0

(55)

memiliki prestasi belajar yang baik dan tidak ada siswa yang berada pada kategori cukup baik dan kurang. kecenderungan prestasi belajar berada pada kategori baik yaitu 27 orang atau 90% dari 30 responden yang diteliti. Dengan demikian dapat dikatakan prestasi belajar aqidah akhlak di MTs Negeri 1 Jeneponto baik.

C. Gambaran Perilaku Siswa di MTs Negeri 1 Jeneponto 1. Pembahasan Hasil Jawaban Responden

Pada bagian ini akan diuraikan mengenai perilaku siswa kelas VIII di MTs Negeri 1 Jeneponto melalui jawaban responden atas 20 item pertanyaan yang diajukan dalam bentuk angket dimana setiap item terdiri atas empat pilihan jawaban yaitu sangat setuju, setuju, kurang setuju, tidak setuju Sedangkan jumlah responden adalah sebanyak 30 siswa.

Tabel 4.8

Siswa mengikuti pelajaran akidah akhlak

Frequency Percent Valid Selalu Sering 28 2 93,3 6,7 Kadang-kadang 0 0 Tidak pernah 0 0 Total 30 100.0

Sumber: Data diolah 2019

Berdasarkan tabel di atas terlihat 0 reponden atau 0 % menjawab tidak pernah dan kadang-kadang, 2 responden atau 6,3% menjawab Sering, 28 responden atau 93,3% menjawab selalu. Dari pernyataan ini menunjukkan bahwa siswa mengikuti pelajaran aqidah akhlak dalam kategori baik. Terlihat

(56)

dari jumlah responden yang sebagian besar menjawab selalu yaitu berjumlah 28 responden atau 93,3%.

Tabel 4.9

Siswa memperhatikan pelajaran aqidah akhlak dengan baik

Sumber: Data diolah 2019 Berdasarkan tabel di atas terlihat 0 reponden atau 0% menjawabkadang-kadang dan tidak pernah, 8 responden atau 26,7% menjawab Sering, 22 responden atau 73,3 menjawab selalu. Dari pernyataan ini menunjukkan bahwa siswa memperhatikan pelajaran aqidah akhlak dalam kategori baik. Terlihat dari jumlah responden yang sebagian besar menjawab selalu yaitu berjumlah 22 responden atau 73,3%. Frequency Percent Valid Selalu Sering 22 8 73,3 26,7 Kadang-kadang 0 0 Tidak pernah 0 0 Total 30 100.0

(57)

Tabel 4.10

Siswa mengikuti pelajaran aqidah akhlak dan membaca buku aqidah akhlak di rumah

Frequency Percent Valid Selalu Sering 10 6 33,3 20,0 Kadang-kadang 14 46,7 Tidak pernah 0 0 Total 30 100.0

Sumber: Data diolah 2019

Berdasarkan tabel di atas terlihat 0 reponden atau 0% menjawab tidak pernah, 14 responden atau 46,7% menjawab kadang-kadang, 6 responden atau 20.0% menjawab sering, dan 10 responden menjawab selalu. Dari pernyataan ini menunjukkan bahwa siswa mengikuti pelajaran aqidah akhlak dan membaca buku aqidah akhlak di rumah termasuk dalam kategori kadang-kadang. Terlihat dari jumlah responden yang sebagian besar menjawab kadang-kadang yaitu berjumlah 14 responden atau 46,7%.

Tabel 4.11

Siswa berusaha memahami dan mendalami pelajaran aqidah akhlak Frequency Percent Valid Selalu Sering 18 11 60,0 36,7 Kadang-kadang 1 3,3 Tidak pernah 0 0 Total 30 100.0

(58)

Berdasarkan tabel di atas terlihat 0 reponden atau 0% menjawab tidak pernah, 1 responden atau 3.3% menjawab kadang-kadang, 11 responden atau 36,7% menjawab sering, 18 responden atau 60,0% menjawab selalu. Dari pernyataan ini menunjukkan bahwa Siswa berusaha memahami dan mendalami pelajaran aqidah akhlakdalam kategori sangat baik. Terlihat dari jumlah responden yang sebagian besar menjawab selalu yaitu berjumlah 18 responden atau 60,0%.

Tabel 4.12

Siswa mengamalkan pelajaran aqidah akhlak

Frequency Percent Valid Selalu Sering 17 6 56,7 20,0 Kadang-Kadang 7 23,3 Tidak Pernah 0 0 Total 30 100.0

Sumber: Data diolah 2019

Berdasarkan tabel di atas terlihat 0 reponden atau 0% menjawab tidak pernah, 7 responden atau 23,3% menjawab kadang-kadang, 6 responden atau 20,0% menjawab sering, dan 17 responden atau 56,7% menjawab Selalu. Dari pernyataan ini menunjukkan bahwa siswa dapat mengamalkan pelajaran aqidah akhlak dalam kategori baik. Terlihat dari jumlah responden yang sebagian besar menjawab selalu yaitu berjumlah 17 responden atau 56,7%.

Gambar

Tabel 4.4  Fasilitas sekolah
Tabel 4.30  Hasil Uji Validitas
Tabel 4.34  Hasil Uji Determinasi
Tabel 4.35  Hasil Uji Hipotesis  Coefficients a  Unstandardized  Coefficients  Standardized Coefficients  Beta  T  Sig

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui ada atau tidak pengaruh metode active learning terhadap prestasi belajar Aqidah Akhlak siswa kelas VIII SMP Daarul Qur’an, digunakan teknik

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang keberadaan pendidikan aqidah akhlak di MTs Muhammadiyah dalam pembentukan prilaku disiplin,

Maskanah : “Pengaruh Disiplin Guru Aqidah Akhlak Terhadap Disiplin Belajar Pada Pembelajaran Aqidah Akhlak Siswa Kelas IX Madrasah Tsanawiyah (MTs) Satu Atap (SA)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1Penggunaan media presentasi power point pada pembelajaran Aqidah Akhlak pada siswa kelas VII di MTs Negeri 3 Sleman berjalan dengan baik, hal

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah, untuk mengetahui pengaruh intensitas mengakses konten negatif terhadap prestasi belajar Aqidah Akhlak Siswa

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan nilai kedisiplinan dalam bidang studi aqidah akhlak di MTs Muhammadiyah 1 Malang dan mendeskripsikan pembentukan prilaku

Data tentang prestasi belajar dalam mata pelajaran Aqidah Akhlak kelas V MIS Gumawang Wiradesa Pekalongan. Untuk prestasi belajar dalam Mata pelajaran Aqidah Akhlak

Penutup Berdasarkan pada penelitian yang telah dilaksanakan mengenai pengaruh Peer Group Bullying Terhadap Psikologi Belajar Aqidah Akhlak Siswa Kelas VII C di MTS Tarbiyatul Islam