• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan prestasi belajar aqidah akhlak dengan perilaku keberagamaan siswa : studi kasus di mts saadatul mahabbah pondok cabe udik pamulang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan prestasi belajar aqidah akhlak dengan perilaku keberagamaan siswa : studi kasus di mts saadatul mahabbah pondok cabe udik pamulang"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK

DENGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN SISWA

(Studi Kasus: Di MTs Sa,adatul Mahabbah Pondok Cabe Udik Pamulang)

Disusun Oleh: Achmad Fauzi NIM: 102011023535

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK

DENGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN SISWA

(Studi Kasus: Di MTs Sa,Adatul Mahabbah Pondok Cabe Udik Pamulang)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Syarat Mencapai

Gelar Sarjana Strata Satu (S1)

Oleh:

Achmad Fauzi NIM: 102011023535

Dibawah Bimbingan,

Dra. Hj. Nuraeni Ahmad, M. Hum

NIP.150 218 681

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(3)

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi yang berjudul “HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK DENGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN SISWA (Studi Kasus: Di MTs Sa’adatul Mahabbah Pondok Cabe Udik Pamulang)” telah diujikan pada sidang Munaqasyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta pada hari Rabu, 15 November 2006. Skripsi ini telah

diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata

Satu (S1) pada Jurusan Pendidikan Agama Islam.

Jakarta, 15 November 2006

SIDANG MUNAQASYAH

Dekan Pembantu Dekan I/ Ketua Merangkap Anggota Sekretaris merangkap Anggota

Prof. Dr. Rosyada, MA Prof. Dr. Aziz Fahrurrozi, MA

NIP. 150 231 356 NIP. 150 202 343

Penguji I Penguji II

Dra. Hj. Djunaidatul Munawarah, M.Ag Dra. Hj. Nuraini Ahmad, M.Hum

(4)

KATA PENGANTAR

ﺣﺮ ا

ﺣﺮ ا

ﷲا

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT, tuhan semesta alam, tuhan yang

maha pengasih yang tidak pilih kasih. Tuhan yang maha penyayang, sayangnya tidak

terbilang. Dengan mengucap syukur alhamdulillah atas kehadirat Allah SWT yang

telah melimpahkan rahmat dan karunianya kepada penulis sehingga dapat

menyelesaikan tugas ini dengan baik, meskipun masih jauh dari kata sempurna.

Sholawat serta salam kita limpah kepada nabi besar Muhammad saw yang

telah membawa umatnya dari zaman jahiliyah kezaman yang terang menderang

seperti yang kita rasakan sekarang ini.

Selama pembuatan skripsi ini tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang

dialami penulis, namun berkat kesungguhan hati, kerja keras dan bantuan dari

berbagai pihak, baik dorongan, bimbingan, sarana maupun bantuan lain yang turut

mendukung terselesaikannya skripsi ini. Oleh karena itu sudah sepatutnya penulis

mengucap rasa syukur sebagai implementasi dari rasa terima kasih kepada:

Prof. Dr. Rosyada, MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan beserta

staf-stafnya, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk dapat belajar

(5)

Drs. Abdul Fattah Wibisono, M.Ag, Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam

beserta stafnya, yang telah banyak membantu penulis saat menjalani kuliah dan

ketika penyusunan skripsi ini.

Ibu Dra Nuraeni Ahmad M. Hum, selaku dosen pembimbing skripsi, yang

telah memberikan waktu untuk membimbing, mengarahkan dan menyumbangkan

pemikirannya kepada penulis demi terselesaikannya penyusunan skripsi ini dengan

baik.

Bapak Abdul Latief S. Ag, selaku kepala sekolah MTs Sa’adatul Mahabbah

Pondok Cabe Udik Pamulang beserta dewan guru dan staf-staf yang telah berkenan

menerima dan membantu penulis untuk melakukan penelitian di MTs Sa’adatul

Mahabbah Pondok Cabe Udik Pamulang.

Pimpinan Perpustakaan Utama beserta staf-stafnya dan pimpinan

Perpustakaan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

beserta staf-stafnya yang telah memberikan fasilitas untuk mencari atau mengadakan

studi perpustakaan.

Segenap bapak/ibu dosen jurusan pendidikan agama islam yang telah

memberikan ilmu pengetahuan yang sangat berguna bagi diri pribai penulis dan para

mahasiswa pada umumnya.

Kedua orang tua (Bapak & Mamah) Juju Supardi dan Asmi, terima kasih atas

kasih sayangnya yang tercurah semenjak penulis kecil sampai sekarang dan

bantuannya baik materil maupun spiritual, sehingga penulis dapat menyelesaikan

(6)

Kepada kakek H. Dudung yang senantiasa mendo’akan penulis ketika

menuntut ilmu sejak kecil hingga serkarang.

Kakakku M. Fauzi dan adik-adik tercinta Ningsih, Mul dan Fajar yang telah

memberikan motivasi dan dorongan kepada penulis untuk terus menuntut ilmu.

Kawan-kawan Syukri, Yordan, Adult, Nainunis, Ari, Meeng, Habib, Bulux’s,

Teguh, Neneng, juga kepada teman-teman di kosan yang telah menerima penulis

untuk menginap serta seluruh kawan-kawan PAI Kelas C Angkatan 2002 yang sudah

menerima penulis sebagai teman belajar di kampus. Dan lain-lain yang tidak dapat

penulis sebutkan semuanya.

Akhirnya kepada Allah SWT jualah penulis serahkan segalanya serta panjatkan doa semoga amal kebajikan mereka diterima disisi-Nya, serta diberikan pahala yang berlipat ganda sesuai dengan amal perbuatannya. Penulis berharap semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, serta bagi para pembaca pada umumnya, terutama bagi para pendidik (guru) saat ini dan di masa yang akan datang.

Jakarta, 7 November 2006

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR ...i

DAFTAR ISI...iv

DAFTAR TABEL...vi

BAB I PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang Masalah...1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah...5

C. Tujuan Penelitian...5

D. Metodologi Penelitian ...6

E. Sistematika Penulisan ...18

BAB II TINJAUAN TEORITIS ...20

A...Pe ngertian Aqidah Akhlak ...20

B...Pre stasi Belajar ...22

C...Fa ktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ...25

(8)

E...Hu

bungan antara prestasi belajar akidah akhlak dengan perilaku keberagamaan

siswa...34

F...Ke rangka berfikir...36

G...Hi potesis...37

BAB III HASIL PENELITIAN ...38

A. Gambaran Umum MTs Sa’adatul Mahabbah Pondok Cabe Udik ...38

B. Aplikasi pengajaran bidang studi Aqidah Akhlak di Mts Sa’adatul Mahabbah ...42

C. Deskripsi Data... 44

D. Analisis dan Interpretasi Data... 59

BAB IV PENUTUP ... ...66

A. Kesimpulan ... ...66

B. Saran...66

(9)

DAFTAR TABEL

Kisi-kisi alat pengumpul data perilaku keberagamaan siswa ...10

Bobot Skor ...13

Interpretasi analisa data berdasarkankorelasi Product Moment (rxy) ...16

Data siswa MTs Sa’adatul Mahabbah tahun pelajaran 2005/2006 ...40

Data guru dan staff MTs Sa’adatul Mahabbah ...40

Keadaan Sarana dan Prasarana MTs Sa’adatul Mahabbah ...41

Jumlah data populasi dan sampel penelitian ...45

Melaksanakan shalat lima waktu sehari...45

Melaksanakan shalat berjama’ah setelah pulang sekolah ...46

Melaksanakan ibadah shalat tepat waktu ...47

Melaksanakan shalat sunnah ...48

Melaksanakan puasa Ramadhan ...48

Melaksanakan puasa sunnah ...49

Membaca al-qur’an setiap hari...50

Mengikuti pengajian di Masjid/Mushalah ...51

Berzikir bersama setelah shalat...51

Memberikan infak dan sedekah ...52

Mengikuti peringatan hari besar islam di sekolah...52

(10)

Membantu teman yang terkena musibah...54

Memberi pinjaman uang kepada teman yang membutuhkan...54

Berpamitan kepada orang tua ketika berangkat ke Sekolah...55

Mengucapkan salam ketika berjumpa dengan teman...56

Mengucapkan salam dan bersalaman ketika berjumpa dengan guru ...56

Berpakaian sopan ketika di sekolah ...57

Mengikuti pelajaran dengan penuh perhatian ...58

Mengerjakan tugas (PR) yang diberikan guru ...58

Datavariabel Y (prestasi belajar aqidah akhlak) ...59

(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah upaya untuk mengembangkan kemampuan dan motivasi

manusia sehingga dapat hidup layak, baik sebagai hidup pribadi maupun sebagai

anggota masyarakat. Pendidikan juga bertujuan untuk mendewasakan anak,

kedewasaan tersebut mancakup pendewasaan intelektual, sosial dan moral, tidak

semata-mata kedewasaan dalam arti fisik.1

Melalui pendidikan, seseorang mendapatkan informasi dan pengetahuan.

Semakin tinggi ilmu pendidikan seseorang maka semakin banyak informasi dan

pengetahuan yang diperolehnya.

Bidang studi Aqidah Akhlak sebagai bagian dari pendidikan agama Islam

merupakan sub sistem dari kurikulum pendidikan nasional, yang bertujuan untuk

menanamkan aqidah dan akhlak siswa guna mengangkat derajat kemanusiaannya

dalam mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.

Pendidikan agama, khususnya bidang studi Aqidah Akhlak memiliki peranan

penting dalam mengawal kehidupan manusia, terutama kaum remaja. Bahkan di

akhir-akhir ini, bila kita lihat fenomena yang terjadi baik melalui media cetak maupun

1

(12)

media elektronik, tidak sedikit para remaja yang terlibat kasus narkoba dan tindakan

kriminalitas yang dapat meresahkan orang tua dan masyarakat. Salah satu

penyebabnya adalah karena lemahnya pendidikan agama mereka.

Apabila keadaan ini terus berlangsung, maka dapat mempengaruhi

perkembangan kepribadiannya sehingga memungkinkan sikap dan cara berfikirnya

lepas dari norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku, meremehkan ajaran agama, dan

pudarnya rasa kesadaran berbangsa dan berkepribadian nasional.

Untuk mengatasi hal tersebut, maka dituntut adanya perhatian dan tanggung

jawab baik dari orang tua, guru, dan masyarakat. Untuk itu maka belajar mengajar

yang dilakukan guru pendidikan agama Islam (PAI) di sekolah sebaiknya tidak hanya

menyampaikan materi pelajaran saja, tetapi dapat membawa siswa kepada perubahan

sikap dan prilaku yang mencerminkan norma-norma ajaran Islam.

Belajar mengajar merupakan suatu proses yang sangat kompleks. Menurut

Slamet Imam Santoso, tujuan setiap pendidikan yang murni adalah menyusun pribadi

yang kuat dalam jiwa belajar supaya kelak dapat bertahan dalam masyarakat.2 Dari

proses pembelajaran tersebut siswa dapat menghasilkan suatu perubahan yang

bertahap dalam dirinya, baik dalam bidang pengetahuan, keterampilan dan sikap.

Adanya perubahan tersebut terlihat dalam prestasi belajar yang dihasilkan oleh siswa

berdasarkan evaluasi yang diberikan oleh guru.

Aqidah akhlak sebagai suatu bidang studi, merupakan sub mata pelajaran pada

jenjang pendidikan dasar yang membahas tentang ajaran agama Islam dalam segi

2

(13)

aqidah akhlak. Bidang studi Aqidah Akhlak juga merupakan bimbingan kepada para

siswa agar memahami, menghayati, meyakini kebenaran ajaran Islam serta bersedia

mengamalkannya dalam kehidupannya sehari-hari.

Hal ini mengandung bahwa pelaksanaan mata pelajaran Aqidah Akhlak di

Madrasah Tsanawiyah dalam kegiatan belajar mengajar harus dilakukan dengan

penuh kesadaran dan tanggung jawab melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan

latihan agar peserta didik mampu meyakini, memahami dan mengamalkan ajaran

agama Islam dengan benar serta bersedia untuk mengamalkan ajaran-ajaran Islam itu

dalam kehidupan sehari-hari.

Sedangkan tujuan dari mata pelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah

Tsanawiyah dapat dikemukakan sebagai berikut:

a. Mata pelajaran Aqidah Akhlak dapat memberikan pengetahuan, penghayatan

dan keyakinan kepada siswa tentang hal hal yang harus diimani (diyakini)

menurut ajaran Islam, sehingga tercermin dalam sikap dan tingkah lakunya

sehari-hari.

b. Mata pelajaran Aqidah Akhlak dapat memberikan pengetahuan, penghayatan

dan kemauan yang kuat untuk mengamalkan akhlak yang baik, dan menjauhi

akhlak yang buruk, baik dalam hubungannya dengan Allah, dirinya sendiri

sesama manusia maupun dengan alam lingkungannya sendiri.

c. Mata pelajaran Aqidah Akhlak diharapkan dapat memberikan bekal kepada

siswa tentang aqidah akhlak untuk melanjutkan pelajaran ke jenjang

(14)

Berdasarkan tujuan di atas, maka posisi bidang studi Aqidah Akhlak sangatlah

penting dalam usaha untuk membimbing serta mengarahkan sikap dan perilaku

keberagamaan siswa yang benar dan terarah dalam kehidupan sehari-hari. Apalagi

para siswa yang berada di jenjang pendidikan madrasah tsanawiyah (MTs) atau

setingkat SLTP sedang mengalami proses pertumbuhan dan masa transisi dari masa

kanak-kanak menuju dewasa (masa pubertas). Di usia pubertas ini mereka mulai

belajar menghadapi tantangan dan pilihan hidup serta berinteraksi dengan

masyarakat.

Idealnya, siswa yang telah menguasai tentang teori dan pelajaran Aqidah

Akhlak yang telah diajarkan di kelas dapat mempraktekkannya dalam kehidupan

sehari-hari. Karena, materi pelajaran dalam bidang studi Aqidah Akhlak tidak hanya

menekankan ranah kognitif saja, tetapi juga psikomotorik dan terlebih ranah afektif.

Dengan demikian, ukuran keberhasilan dalam mencapai tujuan bidang studi Aqidah

Akhlak bukan hanya dari penguasaan materi pelajaran (teori) belaka, tetapi juga dari

perilaku keberagamaan siswa tersebut sebagaimana yang telah ia pelajari.

Dari uraian di atas peneliti tertarik untuk membahas masalah tersebut dalam

skripsi yang berjudul “HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK DENGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN SISWA (Studi

Kasus:Di MTs Sa'adatul Mahabbah Pondok Cabe Udik Pamulang).

(15)

1. Pembatasan Masalah

Agar masalah dalam penelitian ini tidak menyimpang dari apa yang diteliti,

maka penulis membatasi penelitian ini pada perilaku keberagamaan yang mencakup

pelaksanaan ibadah shalat fardhu dan sunnah, pelaksanaan ibadah puasa wajib dan

sunnah, pelaksanaan qira’atul qur’an, pelaksanaan zikir bersama setelah shalat

berjama’ah, pelaksanaan infak dan shadaqah, dan kegiatan peringatan hari besar

Islam). Adapun untuk mengetahui prestasi siswa dalam bidang studi, peneliti

mengambil nilai raport siswa kelas I & II MTs Sa’adatul Mahabbah Pondok Cabe

Udik Pamulang th pelajaran 2005/2006.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah yang diteliti

adalah “apakah ada hubungan yang signifikan antara prestasi belajar pada bidang

studi aqidah akhlak dengan perilaku keberagamaan siswa di Madrasah Tsanawiyah

Sa’adatul Mahabbah Pondok Cabe Udik Pamulang.”

C. Tujuan Penelitian

a. Tujuan penelitian

1. Memperoleh gambaran yang jelas tentang prestasi belajar bidang studi

Aqidah Akhlak siswa di MTs Sa’adatul Mahabbah.

2. Untuk memperoleh gambaran tentang perilaku keberagamaan siswa

(16)

3. Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara prestasi belajar Aqidah

Akhlak dengan perilaku keberagamaan siswa sehari-hari.

b. Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. dapat menjadi bahan masukan utuk memberikan dan pengambilan

kebijakan yang diperlukan.

2. sebagai sumbangan pemikiran bagi khazanah ilmu pengetahuan.

D. Metodologi penelitian

1. Pengertian Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian atau dalam bahasa Inggris disebut science research method. Metodologi berasal dari kata methodology, artinya ilmu yang menerangkan metode-metode atau cara-cara. Penelitian adalah terjemahan dari bahasa Inggris

research” yang terdiri dari kata re (mengulang) dan search (pencarian, pengejaran, penelusuran, penyelidikan, dan penelitian), maka research berarti berulang melakukan pencarian. Metodologi penelitian berarti seperangkat ilmu pengetahuan

tentang langkah-langkah sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan

dengan masalah tertentu untuk diolah, dianalisis, diambil kesimpulan dan selanjutnya

dicarikan pemecahannya.3

2. Variabel Penelitian

Kata “variabel” berasal dari bahasa Inggris “variable” dengan arti “ubahan”, “faktor tidak tetap”, atau “gejala yang dapat diubah-ubah.”4

3

Dr. Wardi Bakhtiar. Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, (Logos Wacana Ilmu, Ciputat), cet 1 hal 1

4

(17)

Variabel dapat didefinisikan sebagai objek penelitian yang mempunyai variasi. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu:

a. Variabel motivasi belajar siswa dalam bidang studi Aqidah Akhlaq. Variabel ini sebagai variabel independent (bebas), yakni variabel yang memberi pengaruh terhadap variabel terikat (variabel dependent) yang diberi simbol dengan huruf X. Variabel ini didapat dengan menyebarkan angket.

b. Variabel prestasi belajar bidang studi Aqidah Akhlaq. Variabel ini sebagai variabel dependent (terikat), yakni variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas (variabel independent) yang diberi simbol dengan huruf Y. Adapun variabel ini didapat dari guru bidang studi yang telah memberikan nilai.

2. Tempat Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di MTs Sa’adatul Mahabbah Pondok Cabe Udik

Kecamatan Pamulang Kabupaten Tangerang. Waktu penelitian yang digunakan oleh

peneliti yaitu mulai bulan Agustus 2006 sampai bulan Oktober 2006.

3. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu studi yang bertujuan mendeskripsikan atau menjelaskan peristiwa atau kejadian yang sedang berlangsung pada saat penelitian tanpa menghiraukan

sebelum dan sesudahnya.

4. Populasi dan Sampel

(18)

Yang dimaksud populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, peristiwa sebagai sumber data yang menilai karakteristik tertentu dalam sebuah penelitian5.

Dalam penelitian ini target populasinya adalah seluruh siswa MTs Sa’adatul Mahabbah Pondok Cabe Udik siswa kelas I A, I B, II A dan kelas II B

yang berjumlah 162 siswayang diambil secara acak (random) sehingga memperoleh kesempatan yang sama, kemudian dijadikan sampel dalam

penelitian ini.

Populasi penelitian ini adalah siswaMTs Sa’adatul Mahabbah Pondok Cabe Udik kelas I dan II yang keseluruhannya berjumlah 162 siswa, dan dari 162 siswa tersebut kemudian penulis mengambil sampel sebanyak 25%, dengan

perhitungan 25% x 162 = 40,5 kemudian digenapkan menjadi 40 siswa (10 orang siswa kelas 1 A, 10 orang siswa kelas 1 B, dan 10 orang siswa kelas II A,

dan 10 orang lainnya dari kelas II B). Sedangkan teknik pengambilan sampelnya dengan menggunakan teknik random sampling, yaitu metode

pengambilan sampel secara acak. Adapun pengambilan secara acak ini dimaksudkan agar setiap kelas dapat mewakili responden dalam siswa MTs

Sa’adatul Mahabbah Pondok Cabe Udik Pamulang. b. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang memiliki sifat dan karakteristik yang sama sehingga betul-betul mewakili populasi.6 Dalam penelitian ini sampel yang dijadikan objek penelitian ditentukan sebanyak 40

siswa yang diambil secara acak dan proporsional pada populasi tersebut. 3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam upaya pengumpulan data dalam penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan Penelitian lapangan, dalam penelitian lapangan ini penulis berusaha menganalisa data yang ada di lapangan, sehingga antara pengertian dan teori yang ada dapat dibuktikan relevansinya.

Untuk memperoleh data dari lapangan ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

1. Observasi

Sering kali orang mengartikan observasi sebagai kegiatan yang sempit, yakni mengamati sesuatu dengan menggunakan mata, padahal observasi atau yang disebut dengan pengamatan meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu obyek dengan menggunakan seluruh indera.

5

Hermawan Rasito, Pengantar Metodologi Penelitian, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1992), h. 49

6

(19)

Dalam hal ini penulis mengadakan pengamatan dengan seksama terhadap pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang dilakukan di lokasi penelitian juga mengamati keadaan lingkungan sekolah seperti, fasilitas, keadaan guru

dan siswa, sarana dan prasarana dan lain-lain. 2. Angket

Untuk memperoleh sejumlah data tertulis dalam waktu yang relatif singkat. Maka disebarkan angket kepada siswa/siswi MTs Sa’adatul Mahabbah

Pondok Cabe Udik yang menjadi objek penelitian. Angket yang disebarkan kepada responden terdiri dari 20 item pertanyaan yang berfungsi untuk mengukur seberapa besar motivasi siswa MTs Sa’adatul Mahabbah Pondok Cabe Udik dalam belajar bidang studi Aqidah Akhlak. Untuk kisi-kisi angket

tersebut, dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel I

Kisi-kisi Alat Pengumpul Data Prilaku Keberagamaan Siswa

ASPEK INDIKATOR NO.

ITEM

1. Pelaksanaan ibadah

shalat fardhu & sunnah

¾ Melaksanakan ibadah shalat

Fardhu dan sunnah dalam kehidupan

sehari-hari

¾ Melaksanakan ibadah Shalat

berjamaah

¾ Melaksanakan ibadah Shalat tepat

pada waktu

¾ Melaksanakan ibadah puasa wajib

¾ Melaksanakan ibadah puasa

sunnah

(5)

(6)

3. Pelaksanaan Qira’atul

Qur’an

¾ Membaca al-Qur’an setiap hari

¾ Mengikuti pengajian yang

diadakan di masjid dan mushalla

(7)

(8)

4. Pelaksanaan Dzikir

bersama

¾ Membaca dzikir bersama para

jamaah masjid

(20)

5. Pelaksanaan Infak dan

Shadaqah

¾ Memberikan infak dan shadaqah (10)

6. Kegiatan perayaan

Peringatan Hari Besar

Islam (PHBI)

¾ Menghadiri perayaan Peringatan

Hari Besar Islam (PHBI) di sekolah

¾ Menghadiri perayaan Peringatan

Hari Besar Islam di masjid/mushalla

(11)

(12)

7. Aplikasi Akhlak terpuji

dalam kehidupan

sehari-hari

¾ Memberikan pertolongan kepada

teman yang terkena musibah

¾ Memberi pinjaman kepada teman

yang membutuhkan.

¾ Memberi salam ketika bersua

dengan teman dan guru

¾ Berpamitan kepada orang tua

ketika berangkat sekolah

(13)

¾ Berpakaian sopan dan rapih ketika

di sekolah

¾ Mengikuti pelajaran dengan

seksama

¾ Mengerjakan Pekerjaan Rumah

(PR) yang diberikan guru di sekolah

(18)

(19)

(20)

3. Wawancara

Wawancara adalah tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara langsung.7 Metode ini digunakan untuk melengkapi data yang dianggap perlu,

sehingga lebih meyakinkan data yang diperoleh dari sumber-sumber lainnya.

7

(21)

4. Teknik Analisis Data

Teknik analisa data merupakan suatu cara yang dilakukan untuk menguraikan

keterangan-keterangan atau data yang diperoleh agar data tersebut dapat dipahami

oleh peneliti dan juga orang lain yang ingin mengetahui hasil penelitian ini. Analisis

data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model penelitian kuantitatif.

Untuk mengolah data dalam penelitian ini, penulis menggunakan

langkah-langkah analisis data sebagai berikut:

1. Editing

Yaitu memeriksa kejelasan dan kelengkapan angket/kuesioner yang telah

dikumpulkan.

2. Scoring

Tahap selanjutnya setelah melakukan pengecekan terhadap angket tersebut

adalah pemberian skor pada setiap butir pernyataan yang terdapat dalam angket.

Pemberian skor ini dilakukan dengan memperhatikan jenis data yang ada.

(22)

Tabel II Bobot Skor

Skor Alternatif Jawaban

Positif Negatif

Selalu 4 1

Sering 3 2

Jarang 2 3

Tidak pernah 1 4

a. Skor maksimum untuk perilaku keberagamaan siswa

4 x N item

4 x 20 = 80

b. Skor minimum untuk perilaku keberagamaan siswa

1 x N item

1 x 20 = 20

3. Tabulating

Langkah selanjutnya adalah penghitungan terhadap data yang sudah

di-scoring dengan menggunakan rumus prosentase sebagai berikut:

P = F x 100 %

(23)

Keterangan :

P : Angka Persen (Prosentase)

F : Frekuensi Jawaban

N : Banyaknya Responden

Kemudian untuk mengetahui korelasi antara variabel X (Motivasi Belajar bidang studi Aqidah Akhlak) dengan variabel Y (Prestasi Belajar bidang studi Aqidah Akhlak). Maka dalam penelitian ini penulis menggunakan

teknik analisa data berdasarkan korelasi product moment pearson Adapun rumus dari Korelasi Product Moment tersebut.8 Yaitu:

N ∑ xy – (∑X) (∑Y)

√[N∑X2 – (∑X)2 ] [ N∑Y2 – (∑Y)2]

Keterangan:

r xy : Angka indeks korelasi “r” product moment

N : Number of cases

Setelah melakukan teknik analisa data, peneliti kemudian memberikan interpretasi dengan memasukkan kepada analisa data berdasarkan korelasi

product moment. Yaitu memberi interpretasi terhadap

r

xy atau

rh

o, serta

8

Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2003), Cet. XIII, h. 193

(24)

menarik kesimpulan yang dapat dilakukan secara sederhana. Pada umumnya dipergunakan pedoman atau ancar-ancar sebagai berikut :

Tabel III

Interpretasi Analisa Data Berdasarkan Korelasi Product Moment (

r

xy) Besarnya “ r ” Product

Moment

( r x y )

Interpretasi

0,00 – 0,20

0,20 – 0,40

0,40 – 0,70

0,70 – 0,90

0,90 – 1,00

Antara Variabel X dan Variabel Y memang terdapat

korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat lemah atau

rendah sehingga korelasi itu diabaikan (dianggap

tidak ada korelasi antara Variabel X dan Variabel Y

Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat korelasi

yang lemah atau rendah

Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat korelasi

yang sedang atau cukupan

Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat korelasi

yang kuat atau tinggi

Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat korelasi

(25)

Interpretasi dengan menggunakan Tabel Nilai “r” Product Moment. Dengan

langkah terlebih dahulu merumuskan Hipotesis Kerja/Alternatif (Ha) dan Hipotesis

Nihil (Ho). Kemudian mencari derajat bebasnya (df atau db) dengan rumusan:9

df = N – nr

Keterangan : df = degrees of freedom

N = Number of Causes

nr = Banyaknya variabel yang dikorelasikan.

Selanjutnya untuk mencari dan mengetahui seberapa besar kontribusi variabel

x terhadap variabel y dipergunakan rumus sebagai berikut:10

KD = r2 x 100%

Keterangan:

KD = Koefisien Determination (kontribusi variabel x terhadap variabel y)

r = Koefisien Korelasi antara variabel x dan variabel y)

Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode deskriptif

analisis dan dilengkapi oleh data-data yang diperoleh melalui penelitian lapangan

9

Ibid., h. 189

10

(26)

(field research). Dalam hal ini peneliti melakukan penelitian langsung ke tempat yang dijadikan obyek penelitian yakni MTs Sa’adatul Mahabbah Pondok Cabe Udik.

Adapun pedoman yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah buku

Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, Disertasi yang Disusun oleh Tim Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta 2002.

E. Sistematika Penulisan

Dalam menyusun skripsi ini peneliti membagi dalam lima bab, adapun

sistematikanya sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan, Mencakup: Latar Belakang Masalah, Pembatasan

Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metodologi Penelitian yang meliputi: Pengertian Metodologi Penelitian, Variabel Penelitian, Tempat dan

Waktu Penelitian, Metode Penelitian, Populasi dan Sampel, Teknik Pengumpulan

Data, Teknik Analisis Data. dan Sistematika Penulisan.

Bab II adalah Tinjauan Teoritis membahas tentang Prestasi Belajar Bidang

Studi Aqidah Akhlak. Bab ini memiliki sub bab, yaitu Pengertian Aqidah Akhlak

yang terdiri dari pengertian Aqidah dan pengertian Akhlak. Sub bab selanjutnya

adalah Prestasi Belajar ysng meliputi; pengertian prestasi belajar, Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Prestasi Belajar (faktor internal dan faktor eksternal), Beberapa

Perilaku Keberagamaan Siswa, dan Hubungan Antara Prestasi Belajar Pada Bidang

Studi Aqidah Akhlak Dengan Perilaku Keberagamaan Siswa, Kerangka Berfikir dan

(27)

Bab III Hasil penelitian yang terdiri dari: Gambaran Umum Madrasah

Tsanawiyah Sa’adatul Mahabbah meliputi: Sejarah Berdiri dan Berkembangnya MTs

Sa’adatul Mahabbah, Visi dan Misi MTs Sa’adatul Mahabbah, Letak Geografis MTs

Sa’adatul Mahabbah, sub bab selanjutnya adalah Keadaan Guru dan Siswa di MTs

Sa’adatul Mahabbah, Sarana dan Prasarana, Aplikasi pengajaran aqidah akhlak di

MTs Sa’adatul Mahabbah, Deskripsi Data, Analisis dan Interpretasi Data.

(28)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Pengertian Aqidah Akhlak

1. Pengertian Aqidah Akhlak

Menurut bahasa aqidah berarti ‘ikatan’. Aqidah merupakan kata kalimat

dalam bahasa arab yang berasal dari kata ‘aqoda’ yang secara bahasa mempunyai arti

ikatan dua utas tali dalam satu bukhul, sehingga menjadi tersambung dalam surat al

falaq ; 4 disebutkan.

Artinya: “…dan dari kejahatan wanita-wanita dan kejahatan tukang sihir yang menghembus pada bukhul-bukhul” (QS: Al Falaq 4).

Ayat tersebut dapat juga berarti janji karena janji pada hakikatnya merupakan

ikatan kesepakatan antara dua orang yang mengadakan perjanjian. Maksud dari ayat

diatas seperti diterangkan dalam tafsir al qur’an terjemahan departemen agama adalah

bahwa manusia harus memegang janji yang telah diikatkan dalam hati.

Adapun aqidah menurut istilah adalah urusan-urusan yang harus di benarkan

oleh hal dan di terima dengan hati serta terhunjam kuat dalam lubuk jiwa yang tidak

(29)

Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa aqidah

adalah dasar-dasar pokok keparcayaan atau keyakinan hati seorang muslim yang

bersumber dari ajaran Islam yang wajib dipegang oleh setiap muslim sebagai sumber

keyakinan yang mengikat. Beraqidah akhlak tidak boleh setengah-setengah, harus

mantap dan sepenuh hati. Karena tidak sesuai dengan kehendak nafsunya. Tetapi

hendaknya dalam beraqidah secara komprehensif. Sebagaimana ditegaskan oleh

Allah

Artinya: “hai orang-orang yang beriman masuklah kedalam Islam secara keseluruhan dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan sesungguhnya setan-setan itu musuh-musuh kamu yang nyata. (QS Al Baqoroh 208).11

2. Pengertian Akhlak

Dilihat dari sudut bahasa (etimologi), perkataan akhlak (bahasa arab) adalah

bentuk jamak dari khulk (ﻖﻠﺧ ). Khulk di dalam kamus Al Munjid berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat.12

Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa akhlak ialah sifat-sifat yang

dibawa manusia sejak lahir yang tertanam dalam jiwanya dan selalu apa adanya. Sifat

itu dapat lahir berupa perbuatan baik disebut akhlak mulia, atau perbuatan buruk,

disebut akhlak yang tercela sesuai dengan pembinaannya.13

B. Prestasi Belajar

11

Ibid, Jilid 1, hal 366

12

Kamus Al Munjid, (Beirut: Dar El-Mashreq, 1975), cet XXVI, hal 193-194

13

(30)

Pengertian Prestasi Belajar

Kata prestasi belajar terdiri dari dua suku kata, yaitu “prestasi” dan “belajar”.

Prestasi dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia “hasil belajar yang dicapai dari apa

yang dikerjakan atau yang sudah diusahakan”. Sedangkan dalam sumber lain

diterjemahkan sebagai berikut “ hasil tertinggi yang telah dicapai”.

Pengertian prestasi dalam Kamus Bahasa Indonesia Popular, yaitu hasil yang

telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan dan sebagainya)14 dapat dikatakan

bahwa prestasi adalah hasil yang telah dicapai oleh perbuatan yang telah dilakukan.

Dari dua definisi di atas dapat diambil suatu pengertian tentang kata prestasi

yaitu hasil dari suatu usaha. Dalam dunia pendidikan hasil tersebut biasanya

dinyatakan dalam simbol-simbol baik angka maupun huruf untuk mengetahui tinggi

atau rendahnya kualitas belajar siswa.

Untuk mendapatkan pengertian belajar perlu beberapa definisi. Menurut

Slameto, “belajar adalah usaha yang dilakukan individu utnuk memperoleh

perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, dengan hasil pengalaman

individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.15

Nana Sujana mengemukakan pendapatnya tentang belajar, menurutnya belajar

adalah proses yang ditandai dengan adanya perubahan dimana perubahan tersebut

diajukan dalam berbagai bentuk, seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap

14

Muhammad Ali, Kamus Bahasa Indonesia Modern, (Jakarta: Pustaka Insan), h. 323

15

(31)

dan tingkah laku, kecakapan dan kemampuan daya kreasi, daya penerimaan dan

lain-lain yang ada pada individu.16

Dari definisi-definisi yang dikemukakan di atas dapat dikatakan adanya

beberapa elemen penting yang mendirikan pengertian tentang belajar, yaitu;

a. Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana tingkah laku

itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada

kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk.

b. Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau

pengalaman; dalam arti perubahan-perubahan yang disebabkan oleh

pertumbuhan atau kematangan tidak dianggap sebagai hasil belajar, seperi

perubahan-perubahan yang terjadi pada diri bayi.

c. Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai

aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis, seperti perubahan dalam

pengertian, pemecahan suatu masalah, keterampilan, kecakapan, kebiasaan

ataupun sikap.

d. Belajar itu dalam prakteknya dapat dilakukan di sekolah atau di luar sekolah.

Belajar di sekolah senantiasa diarahkan oleh guru kepada perubahan perilaku

yang baik atau positif, sedangkan belajar di luar sekolah yang dilakukan

sendiri oleh individu dapat menghasilkan perubahan-perubahan perilaku yang

positif atau negatif.17

16

Nana Sujana, Dasar-Dasar Belajar Mengajar (Bandung; Sinar Baru Aglesindo, 1988), Cet. IV, h. 28

17

(32)

Banyak sekali bentuk-bentuk perubahan yang terdapat dalam diri manusia

yang bergantung pada belajar, sehingga kualitas peradaban manusia juga terpulang

pada apa dan bagaimana ia belajar. E.L. Thorndike meramalkan, “jika kemampuan

belajar umat manusia dikurangi setengahnya saja maka peradaban yang ada sekarang

tidak akan berguna bagi generasi mendatang, bahkan mungkin peradaban itu sendiri

akan lenyap ditelan zaman”.18

Menurut Purwadarminta, “prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai

individu merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengarui baik dari

dalam diri (internal) maupun dari luar (eksternal).19

Prestasi belajar dapat bersifat tetap dalam sejarah kehidupan manusia karena

sepanjang kehidupannya selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan

masing-masing. Prestasi belajar dapat memberikan kekuasaan kepada orang yang

bersangkutan, khususnya orang yang sedang menuntut ilmu di sekolah.

Prestasi belajar meliputi segenap ranah kejiwaan yang berubah sebagai akibat

dari pengalaman dan proses belajar siswa yang bersangkutan.

Prestasi belajar dapat dinilai dengan cara berikut:

a. Penilaian Formatif

18

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2002), Cet. VII, h. 95

19

(33)

Penilaian formatif adalah penilaian tentang prestasi siswa yang dilakukan guru

berdasarkan rencana pelajaran yang telah dianjurkan dan yang telah dikerjakan siswa

yang bersangkutan.

b. Penilaian Sumatif

Penilaian sumatif adalah penilaian yang digunakan guru secara berkala untuk

mengetahui tingkat prestasi siswa.20

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Kegiatan belajar dilakukan oleh setiap siswa, karena melalui belajar mereka

memperoleh pengalaman dari situasi yang dihadapinya. Dengan demikian belajar

berhubungan dengan perubahan dalam diri individu sebagai hasil pengalamannya di

lingkungannya.

Prestasi belajar sebagai salah satu dari data atau informasi kegiatan evaluasi

pengajaran dipengaruhi dari berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut sangat

mempengaruhi tercapainya prestasi belajar. Oleh karena itu, guru kelas dituntut untuk

berlaku dialogis dalam menghadapi siswanya.

Nana sudjana mengatakan bahwa hasil yang dicapai siswa dipengaruhi oleh

dua faktor utama yaitu: faktor dari dalam diri siswa itu sendiri (internal) dan faktor

yang datang dari luar diri siswa (eksternal).21

a. Faktor Internal

20

M. Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1989), h. 141

21

(34)

Adapun yang tergolong faktor internal yaitu faktor-faktor yang terjadi dari diri

sendiri antara lain:

1. Aspek jasmani

Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat

kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya dapat mempengaruhi semangat dan

intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondosi organ tubuh yang lemah dapat

menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang dipelajarinya kurang

atau tidak terbekas.

2. Aspek Psikologis

Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi

kualitas perolehan pembelajaran siswa. Namun diantara faktor-faktor rohaniah siswa

yang pada umumnya dipandang lebih esensial itu adalah sebagai berikut:

i. Intelegensi Siswa

Intelegensi siswa pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan

psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan

cara yang tepat. Jadi intelegensi sebenarnya bukan persoalan kualitas otak saja,

melainkan juga kualitas organ-organ tubuh lainnya. Akan tetapi, memang harus

diakui bahwa peranan otak dalam hubungannya dengan intelegensi manusia lebih

menonjol dari pada peran organ-organ tubuh lainnya, lantaran otak merupakan

"menara pengontrolan" hampir seluruh aktivitas manusia.

Tingkat kecerdasan atau intelegensi (IQ) siswa tidak dapat diragukan lagi

sangat menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. Ini bermakna semakin tinggi

(35)

sukses. Sebaliknya, semakin rendah kemampuan intelegensi seorang siswa maka

semakin kecil peluangnya untuk memperoleh sukses.

ii. Sikap Siswa

Sikap adalah gejala internal yang berdimensi efektif berupa kecenderungan

untuk mereaksi atau merespon dengan cara relatif tetap terhadap obyek orang, barang

dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif.22

Sikap merupakan faktor psikologis yang akan mempengaruhi belajar. Dalam

hal ini sikap akan menunjang belajar seseorang ialah sikap positif (menerima)

terhadap bahan atau pelajaran yang akan dipelajari; terhadap guru yang mengajar dan

terhadap lingkungan tempat dimana ia belajar seperti kondisi kelas, teman-temannya,

sarana pengajaran dan sebagainya.23

iii. Bakat Siswa

Secara umum bakat (attitude) adalah kemampuan potensial yang dimiliki untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang.

Dengan demikian, sebetulnya setiap orang pasti memiliki bakat dalam arti

berpotensi untuk mencapai prestasi sampai ketingkat tertentu sesuai dengan kapasitas

masing-masing. Jadi secara global bakat mirip dengan intelegensi. Itulah sebabnya

22

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru (Bandung; Remaja Rosda Karya, 2002), Cet. VII, h.133-135

23

(36)

seorang anak yang berintelegensi sangat cerdas (superior) atau cerdas luar biasa (very superior) disebut juga sebagai talented child, yakni anak berbakat.

Dalam perkembangan selanjutnya, bakat kemudian diartikan sebagai

kemampuan individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa banyak tergantung pada

upaya pendidikan dan latihan. Seorang siswa yang berbakat elektro, ia akan jauh

lebih mudah menyerap informasi pengetahuan-pengetahuan dan keterampilan yang

berhubungan dengan bidang tersebut dibanding dengan siswa lainnya. Inilah yang

kemudian disebut bakat khusus yang konon tak dapat dipelajari karena merupakan

karunia in born (bawaan sejak lahir). iv. Minat Siswa

Secara sederhana minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi seseorang terhadap sesuatu minat dapat memperngaruhi kualitas belajar siswa

dalam bidang-bidang studi tertentu.24

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor dari luar diri siswa yang terdiri dari faktor

lingkungan. Faktor lingkungan ini dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu; faktor

lingkungan alam (non sosial) dan faktor lingkungan sosial.

Adapun yang termasuk faktor eksternal yaitu:

1) Faktor Lingkungan Non Sosial

24

(37)

Yang termasuk faktor non sosial atau alam ini adalah seperti keadaan, suhu,

kelembaban udara, gedung sekolah dan sebagainya.25 Faktor-faktor ini dipandang

turut menentukan tingkat keberhasilan siswa.26

2) Faktor Lingkungan Sosial

Faktor lingkungan sosial baik berwujud manusia dan reputasinya termasuk

budayanya akan mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa.27

Yang termasuk lingkungan sosial adalah: masyarakat, tetangga juga

teman-teman sepermainan di sekitar. Kondisi masyarakat di lingkungan kumuh yang serba

kekurangan dan anak-anak pengangguran, misalnya akan sangat mempengaruhi

aktivitas belajar siswa. Paling tidak, siswa akan menemukan kesulitan ketika

memerlukan teman belajar atau berdiskusi atau meminjam alat-alat tertentu yang

kebetulan belum dimilikinya.28

Yang termasuk lingkungan sosial adalah sebagai berikut:

a) Faktor keluarga merupakan salah satu lembaga pendidikan yang amat menentukan

terhadap pembentukan pribadi anak, karena dalam keluarga inilah anak menerima

pendidikan dan bimbingan pertama kali dari orang tua dan anggota keluarga

lainnya. Di dalam keluarga inilah seorang anak yang masih dalam usia muda

diberikan dasar-dasar kepribadian, karena pada usia ini anak lebih peka terhadap

pengaruh yang datang dari luar dirinya. Rumah yang diatur dan ditata rapi akan

(38)

menimbulkan suasana segar dan nyaman begitu juga keharmonisan hubungan

diantara semua anggota keluarga. Keluarga yang selalu dihiasi pertengkaran dan

cekcok di antara anggota keluarga akan membawa suasana yang sama sekali tidak

menyenangkan, apalagi untuk aktifitas belajar yang sesungguhnya memerlukan

suasana yang tentram.

Faktor ekonomi keluarga pun sangat menentukan. Belajar di sekolah baik di desa

apalagi di kota tak luput dari unsur biaya. Keluarga yang memiliki perekonomian

yang memadai akan turut menjamin keberhasilan anak dalam kegiatan belajarnya.

b) Faktor Lingkungan Sekolah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang amat penting bagi kelangsungan

pendidikan anak. Sebab tidak semahal yang dapat diajarkan di lingkungan

keluarga terbatasnya kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki oleh orang tua.

Sekolah bertugas sebagai pembantu dalam memberikan pendidikan dan

pengajaran kepada anak-anak mengenai apa-apa yang tidak dapat atau tidak ada

kesempatan orang tua untuk memberikan pendidikan dan pengajaran di dalam

keluarga.

Lingkungan sekolah juga terkadang menjadi penghambat bagi anak. Beberapa

hal yang dapat menghambat belajar anak itu adalah di antaranya:

1. Cara penyajian pelajaran yang kurang baik

2. Hubungan antara guru dan murid yang kurang baik

3. Hubungan anatara seeorang anak atau siswa dengan siswa lainnya yang kurang

(39)

4. Alat-alat sekolah yang kurang memadai

5. Bahan pelajaran yang kurang sesuai dengan kemampuan anak, dan lain-lain.

c) Lingkungan Masyarakat

Masyarakat merupakan lembaga pendidikan ketiga setelah keluarga dan

sekolah yang turut memberikan pengaruhnya terhadap kegiatan belajar anak.

Pendidikan anak di lingkungan masyarrakat ini telah dimulai sejak anak lepas dari

lingkungan belajarnya di sekolah. Apapun yang ada di lingkungan masyarakat secara

langsung maupun tidak, akan membawa pengaruh terhadap perkembangan anak.

Adapun hal-hal yang dapat mempengaruhi kegiatan belajar anak yang berasal dari

lingkungan masyarakat adalah seperti:

1) Teman bergaul yang memberikan pengaruh yang kurang baik

2) Kegiatan-kegiatan di lingkungan masyarakat, seperti organisasi

kemasyarakatan, sanggar seni dan lain-lain.

D. Beberapa Perilaku Keberagamaan Siswa

Tujuan eksternal pendidikan adalah mengupayakan subyek didik menjadi

pribadi yang utuh dan terintegrasi. Untuk mencapai tujuan ini, tugas dan tanggung

jawab keluarga (orang tua) adalah menciptakan situasi dan kondisi yang memuat

iklim yang dapat dihayati anak-anak untuk memperdalam dan memperluas

makna-makna esensial. Pribadi yang memiliki dasar-dasar serta mampu mengembangkan

disiplin diri, berarti memiliki keteraturan diri berdasarkan acuan nilai moral.

Ada beberapa prinsip yang sebaiknya diperhatikan oleh orang tua dalam

(40)

harmonis dan akrab antara suami dan istri. Kedua membina hubungan yang harmonis

dan akrab antara orang tua dengan anak. Ketiga mendidik (seperti membiasakan

memberi contoh dan lain-lain) sesuai tuntunan islam.

Pada awal pertumbuhan, anak lebih senang menirukan orang tuanya, kedua

orang tua itu menjadi obyek yang diperhatikan oleh anaknya, obyek yang menjadi

kebanggaan, menjadi figur yang ideal. Jika orang tuanya terlihat rukun, damai,

harmonis maka keadaan itu akan menyenangkan anaknya serta membawa rasa tenang

dalam jiwanya. Ketenangan tersebut akan memberikan pengaruh terhadap tingkah

lakunya, baik di rumah maupun di luar rumah. Dalam membina hubungan akrab

antara orang tua dan anak dibutuhkan adanya rasa kasih sayang, rasa aman, rasa

dihargai, bebas dan pengawasan dari orang tua dalam menjalani kehidupannya

sehari-hari.29

Konsep di atas akan lebih sempurna hasilnya bila disertai dengan penerapan

ajaran Islam dalam mendewasakan anak, seperti membiasakan shalat berjama’ah,

membangunkan anak dari tidurnya dengan kasih sayang, makan secara islami,

berdiskusi tentang hal-hal yang terjadi dalam rumah tangga, berdoa setelah shalat,

dan zikir bersama. Semua perbuatan di atas merupakan sebagian cara dalam

menanamkan iman di dalam berumah tangga.

Kemampuan anak dalam berperilaku dan mengembangkan nilai-nilai agama

ini memerlukan perhatian dan bantuan dari berbagai pihak, baik dari pihak orang tua,

guru, maupun dari orang dewasa lainnya.

29

(41)

Guru agama yang bijaksana dan mengerti perkembangan perasaan remaja

yang tidak menentu dapat menggugah remaja kepada petunjuk agama tentang

pertumbuhan dan perkembangan remaja yang sedang memasuki masa baligh (puber)

disertai oleh perasaan condong pada lawan jenis. Beberapa ketentuan misalnya

tentang batas-batas pergaulan antara wanita dan pria, masalah haidh dan mimpi,

batas-batas aurat, akhlak terpuji dan pengendalian diri. Semua itu adalah untuk

kepentingan remaja agar selamat dalam melalui masa peralihan yang tidak ringan

tersebut.30

Demikianlah, bahwa berbagai perilaku keberagamaan pada anak didik tidak

terlepas dari peran serta orang tua dalam keluarga dan guru di sekolah. karenanya

pribadi-priabdi dari mereka itulah yang menjadi dasar-dasar yang mampu

mengembangkan diri serta memiliki keteraturan diri berdasar acuan nilai moral.

Nilai-nilai moral itu kemudian diinternalisasi oleh anak didik sebagai dasar-dasar

untuk mengarahkan perilaku keberagamaan.

E. Hubungan Antara Prestasi Belajar Pada Bidang Studi Akidah Akhlak Dengan Perilaku Keberagamaan Siswa

Sebagaimana telah dijelaskan diatas bahwa prestasi adalah pencapaian

terhadap suatu kegiatan yang sedang direncanakan sebelumnya sedangkan belajar

30

(42)

adalah perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara

individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya.31

Kita dapat mengetahui bahwa dalam kegiatan belajar terdapat suatu proses

interaksi yang dilakukan individu untuk memperoleh sesuatu yang baru dari

perubahan keseluruhan tentang tingkah laku sebagai hasil dari pengalamannya

sendiri.perubahan itu akan tampak dalam penguasaan pola-pola baru terhadap

lingkungan berupa skill, kebiasaan, sosial maupun budi pekerti. Proses belajar akan

menyebabkan terjadinya perubahan tingkah laku seseorang yang dapat di observasi

maupun yang tidak, yang dapat dilakukan dengan membandingkan tingkah laku

siswa sebelum dan sesudah mengalami proses belajar.

Setiap orang tua tentu memiliki keinginan agar anak-anaknya tumbuh menjadi

orang yang rajin beribadah, memiliki akhlak yang baik serta mampu mengaplikasikan

ajaran dan nilai agama daidalam kehidupan sehari-hari. Proses pendidikan formal

disekolah merupakan cara yang dianggap tepat dan jitu untuk mempersiapkan serta

membentuk perilaku keberagamaan siswa. Dalam pendidikan tersebut siswa diajarkan

tentang shalat, puasa, bersedekah, berakhlakul karimah, dan sebagainya. Semua itu

merupaka, cerminan dari perilaku yang terpuji. Mata pelajaran yang memfokuskan

masalah tentang akhlak ialah pelajaran aqidah akhlak sebagai sub mata pelajaran pada

jenjang pendidikan dasar.

Oleh karena itu seorang guru hendaknya memiliki metode serta pendekatan

dalam mengajarkan materi aqidah akhlak, misalnya dengan memberikan pengalaman

31

(43)

keberagamaan kepada siswa dalam upaya penanaman nilai-nilai akhlak. Dengan

pendekatan ini siswa diberikan kesempatan untuk memperoleh pengalamannya baik

secara kelompok maupun secara individu. Disamping itu guru juga senantiasa

menggunakan pendekatan pembiasaan yakni menekankan agar para siswa menjadi

terbiasa sopan santun, menghargai orang lain, serta akhlakul karimah yang lainnya.

Dengan demikian, mata pelajaran aqidah akhlak ini diharapkan bisa

memberikan bekal kepada siswa agar bisa membentuk pribadi yang baik serta

memiliki keimanan yang kuat.

F. Kerangka Berfikir

Berdasarkan konsep yang telah diuraikan, maka perlu dirumuskan anggapan

dasar yang akan penulis pakai dalam penelitian ini. Hal ini dimaksudkan agar apa

yang di tuangkan dalam skripsi ini sesuai dengan kaidah yang memenuhi syarat

sebagai sebuah karya ilmiah.

Adapun dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan deduktif yaitu

kebenaran yang bersifat umum (asumsi) menuju kepada kesimpulan yang lebih

spesifik yang merupakan aplikasi atau implikasi logis dari kebenaran umum tadi. Dari

kebenaran umum ke kesimpulan spesifik tadi, hubungan logisnya dijembatani oleh

premis minor. Yaitu apabila prestasi belajar aqidah akhlaknya baik (premis mayor)

maka akan baik pula perilaku keberagamaannya (premis minor). Maka

kesimpulannya apabila prestasi belajar aqidah akhlaknya baik (tinggi), maka akan

(44)

Dalam penyusunan skripsi, penulis akan meneliti tentang studi kasus di MTs

Sa’adatul Mahbbah. Penulis memilih jenjang madrasah tsanawiyah (MTs) karena

pada tingkatan ini siswa-siswi sedang mengalami proses pertumbuhan dan masa

transisi dari masa kanak-kanak menuju dewasa atau dalam istilah psikologi dikenal

sebagai masa pubertas. Biasanya di usia pubertas mereka mulai belajar menghadapi

tantangan dan pilihan hidup. Faktor lingkungan dan pendidikan akan mempengaruhi

kepribadian dan sikap dirinya sendiri dalam menjalani kehidupan bermasyarakat.

Dengan demikian pada anggapan dasar ini peneliti menegaskan secara teoritis

bahwa prestasi belajar aqidah akhlak mempunyai hubungan yang signifikan dengan

perilaku keberagamaan siswa. Sehingga ada korelasi positif antara prestasi belajar

Aqidah Akhlak siswa dengan perilaku keberagamaannya. Maka berdasarkan

kesimpulan logis inilah penelitian ini dilakukan.

G.Hipotesis

Hipotesis adalah pendapat sementara dari peneliti yang akan diuji

kebenarannya dengan hasil penelitian. Berdasarkan anggapan dasar di atas, maka

peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut:

1. Hipotesis Alternatif (Ha)

Ada hubungan yang signifikan antara prestasi belajar siswa pada bidang studi

Aqidah Akhlak dengan perilaku keberagamaannya.

2. Hipotesis Nihil (Ho)

Tidak ada hubungan yang signifikan antara prestasi belajar siswa pada bidang

(45)

BAB III

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum MTs Sa’adatul Mahabbah 1. Sejarah berdirinya MTs Sa’adatul Mahabbah

Madrasah Tsanawiyah Sa’adatul Mahabbah pada awalnya berdiri Madrasah

Ibtidiyah pada tahun 1972 di atas sebidang tanah wakaf Bpk. H. Muhasanah yang

ditujukan untuk digunakan sebagai sarana pendidikan yang sesuai di dalamnya

dengan tuntutan masyarakat sekitar. Setelah berjalan hampir 22 tahun dan adanya

desakan untuk memenuhi kebutuhan akan lembaga pendidikan formal, maka

berdirilah MTs Sa’adatul Mahabbah sebagai suatu lembaga pendidikan formal yang

berdiri pada tahun ajaran 1994-1995 tepatnya tanggal 18 Juli 1994.32

Atas dasar kebutuhan dan kepentingan di bidang sarana pendidikan untuk

tingkat pertama maka didirikan di atas sebidang tanah sebuah gedung yang bernama

Sa’adatul Mahabbah.

2. Visi dan Misi MTs Sa’adatul Mahabbah

Visi dari MTs Sa’adatul Mahabbah adalah madrasah yang unggul untuk

terwujudnya siswa yang cerdas dan berakhlak mulia.

Sedangkan misi MTs Sa’adatul Mahabbah diantaranya sebagai berikut:

32

M. Abdul Latief, S.Ag, Kepala Sekolah MTs Sa’adatul Mahabbah, Wawancara Pribadi,

(46)

a) Mempersiapkan generasi yang cerdas, terampil dan berakhlak mulia.

b) Mengembangkan kreativitas dan bakat siswa

c) Mempersiapkan siswa yang unggul dalam bidang ilmu pengetahuan yang

berlandaskan iman dan taqwa.33

3. Letak Geografis

Madrasah Tsanawiyah Sa’adatul Mahabbah terletak di Jl. Kemiri Raya No. 24

Kel. Pondok Cabe Udik Kecamatan Pamulang Kabupaten Tangerang Provinsi

Banten. Madrasah ini terletak di tengah pemukiman penduduk dan berada pada lokasi

yang strategis dan dapat ditempuh dengan kendaraan umum yang tidak jauh dari

lokasi madrasah.

Batas daerah madrasah adalah sebelah barat dan timur berbatasan dengan

pemukiman penduduk dan lapangan bulu tangkis, sebelah utara berbatasan dengan

sarana olah raga RW 04 dan pemukiman penduduk.

4. Keadaan Siswa dan Guru MTs Sa’datul Mahabbah

Siswa-siswi MTs Sa’adatul Mahabbah Pondok Cabe Udik Pamulang pada

tahun pelajaran 2005/2006 berjumlah 224 orang, terdiri dari 95 orang laki-laki dan

129 orang perempuan. Mereka terbagi menjadi enam kelas; dua kelas untuk siswa

kelas I, dua kelas untuk siswa kelas II, dan dua kelas untuk siswa kelas III. Mengenai

jumlah siswa/siswi untuk masing-masing kelas secara lebih rinci dapat dilihat pada

tabel di bawah ini:

33

(47)

Tabel IV

Data Siswa MTs Sa’adatul Mahabbah Tahun Pelajaran 2005/2006 Jumlah siswa

No Kelas

L P Jumlah

1 I A 19 25 44

2 I B 17 26 43

3 II A 18 20 38

4 II B 13 23 36

5 III A 15 18 33

6 III B 13 17 30

Jumlah 6 Kelas 95 129 224

Madrasah Tsanawiyah Sa’adatul Mahabbah saat ini dikepalai oleh M. Abdul

Latief, S.Ag. Selanjutnya, untuk mengetahui keadaan guru MTs Sa’adatul Mahabbah

Pamulang pada tahun pelajaran 2005/2006 dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel V

Data guru dan staff MTs Sa’adatul Mahabbah

No Nama L/P Pendidikan Keterangan

1 M. Abdul Latief S.Ag L STAIAH 99 Kepala sekolah

(48)

3 Nani Kartini S.Pd P UMP 98 Bid. Humas/guru

4 Abdul Rozak, SH L UMJ 00 Guru

5 Edy Amar L D2 UMJ Guru

6 Burhanudin S.Ag L IAIN 95 TU/guru

7 Ahmad Jawahir S.Pd L IKIP 98 Wak. Kepala/ guru

8 Mukhlis SA,g L UIKA Guru/pemb. Pramuka

9 Rohidi Nusad L STAISA Guru/pemb. Pramuka

10 Suryani BA P UJG 91 Guru

11 Hidayanti, SEI P IAIN 00 Guru

12 Lilik Wasliyah, SAg P IAIN 01 Guru

13 Muqrodi S.Sos.I L IAIN 02 Guru

14 Anita Handayani, S.Hum P UIN 02 Guru

15 Naimansyah L SPG 87 Guru

16 Handayani P MAN 02 Pemb. Pramuka

17 M. Nur L UIN Guru

18 Asda Gunawan L UIN Guru

19 Mulyati SP.g P STAIF 05 Guru

5. Keadaan Sarana dan Prasarana

Untuk sarana dan prasarana penunjang belajar, dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel VI

Keadaan Sarana dan Prasarana MTs Sa’adatul Mahabbah

No Fasilitas Jumlah Keterangan

1 Ruang belajar 8 Ruangan Permanen

2 Ruang kantor kepala sekolah 1 Ruang Permanen

(49)

4 Ruang perpustakaan 1 Ruang Permanen

5 Laboratorium komputer 1 Ruang Permanen

6 Mushalah 1 Ruang Permanen

B. Aplikasi Pengajaran Bidang Studi Aqidah Akhlak di MTs Sa’adatul Mahabbah

Bidang studi Aqidah Akhlak merupakan salah satu dari mata pelajaran yang

ada di Madrasah Tsanawiyah, yang bertujuan agar dapat memberikan pengetahuan,

penghayatan dan keyakinan kepada siswa tentang hal hal yang harus diimani

(diyakini) menurut ajaran Islam, sehingga tercermin dalam sikap dan tingkah lakunya

sehari-hari. Mata pelajaran Aqidah Akhlak juga diharapkan dapat memberikan bekal

kepada siswa agar memiliki moral yang baik dan memiliki iman dan taqwa.34

Berdasarkan tujuan di atas, maka posisi bidang studi Aqidah Akhlak sangatlah

penting dalam usaha untuk membimbing serta mengarahkan sikap dan perilaku

keberagamaan siswa yang benar dan terarah dalam kehidupan sehari-hari.

Idealnya, siswa yang telah menguasai tentang teori dan pelajaran Aqidah

Akhlak yang telah diajarkan di kelas dapat mempraktekkannya dalam kehidupan

sehari-hari. Karena, materi pelajaran dalam bidang studi Aqidah Akhlak tidak hanya

34

(50)

menekankan ranah kognitif saja, tetapi juga psikomotorik dan terlebih ranah afektif.

Dengan demikian, ukuran keberhasilan dalam mencapai tujuan bidang studi Aqidah

Akhlak bukan hanya dari penguasaan materi pelajaran (teori) belaka, tetapi juga dari

perilaku keberagamaan siswa tersebut sebagaimana yang telah ia pelajari.

Dalam pelaksanaan pengajaran bidang studi aqidah akhlak di MTs Sa’adatul

Mahabbah melibatkan seluruh aktifitas seluruh siswa, dan guru mempergunakan

metode yang beragam, misalnya; ceramah, tanya jawab, resitasi (tulis maupun

hafalan), dan pembagian tugas baik secara individu maupun kelompok

Alokasi yang disediakan untuk pengajaran bidang studi aqidah akhlak kurang lebih 2 x 60 menit setiap kali pertemuan pada setiap minggunya dalam satu minggu, pengajaran aqidah akhlak dua kali atau 2 jam pelajaran (1 jam =

60 menit); 2 jam = 120 menit untuk kelas IA pada hari selasa (07.00-08.00) untuk kelas IB (08.00-09.00). untuk pertemuan kedua kelas IA pada hari jum’at

(07.00-08.00) untuk kelas IB (08.00-09.00). Untuk kelas II A (10.00-11.00) II B (11.00-12.00) pada hari selasa. Sedangkan untuk pertemuan yang kedua pada

hari sabtu kelas II A (08.00-09.00) dan kelas II B (10.00-11.00).35

Kesulitan yang dihadapi dihadapi siswa berbeda-beda, sesuai dengan kondisi

belajar dan tingkat kecerdasan (intelegensi) masing-masing. Ada yang memang

memahami pelajaran yang diterangkan dan ada pula yang agak lama dalam

memahami penjelasan guru.

Kesulitan yang ditemui dalam kelas, pertama karena skill dan kemampuan siswa dalam memahami pelajaran yang berbeda-beda dan alokasi waktu yang terbatas

sehingga guru merasa target pengajaran yang dibebankan kurang terpenuhi. Kedua

karena jumlah siswa yang banyak sedang kemampuan siswa yang berbeda-beda

sehingga guru tidak bisa mengamati satu-persatu. Ketiga, dari faktor siswa diantaranya dikarenakan pada masa ini siswa sedang mengalami proses menuju

35

(51)

dewasa sehingga mengalami goncangan dari jiwa sehingga secara tidak langsung

mengganggu proses belajarnya, faktor orang tua dan lingkungan yang kurang

mendukung dan motivasi untuk belajar masih rendah walaupun realitanya bersifat

kasuistik.36

Untuk mengatasi kesulitan maka guru menulis ringkasan dipapan tulis, agar

siswa dapat mempelajari kembali pelajaran di rumahnya masing, dan juga untuk

dijadikan pegangan apabila sewaktu-waktu lupa.

Untuk memotivasi siswa, guru memberikan arahan bahwa belajar aqidah akhlak itu

penting. Karena dengan mempelajari aqidah akhlak kita dapat membedakan

perbuatan yang baik maupun, dengan mencontoh kisah-kisah yang terdapat pada mata

pelajaran aqidah akhlak siswa diharapkan dapat mengambil hikmah dari kejadian

yang dialami oleh nabi dan para sahabatnya.

C. Deskripsi Data

Deskripsi berasal dari bagasa inggris description dan bahasa latin description

yang berarti menulis, menggores atau menggambar. Sedangkan secara istilah

deskripsi adalah suatu metode ilmuiyah yang dilakukan dengan merekam data daru

suatu eksperimen atau observasi dengan bantuan system indeks tertentu.37

Data yang terkait demgam variable bebas yatiu prestasi belajar aqidah akhlak

(X), sedangkan variable terikat adalah perilaku keberagamaan siswa (Y).

36

Ibid.

37

(52)

Dari keseluruhan siswa-siswi kelas I dan II (mulai dari kelas I A, kelas I B,

kelas II A, dan kelas II B) yang berjumlah 162 orang, diambil data sampel

penelitiannya dengan perhitungan prosentase 25 % dari seluruh jumlah siswa-siswi

kelas I dan kelas II, maka diperoleh hasil 40 orang yang menjadi sampel. Untuk lebih

jelasnya tentang jumlah siswa-siswi yang dijadikan sampel penelitian adalah sebagai

berikut:

Tabel VII

Jumlah data populasi dan sampel penelitian Kelas Jml. Siswa Jml. Sampel

I A 44 10

I B 44 10

II A 38 10

II B 36 10

Jml 162 40

Selanjutnya, dari siswa-siswi yang dijadikan responden ini, diberikan sebuah

angket penelitian yang di dalamnya terdiri dari 20 item pertanyaan yang diharapkan

nantinya dapat mengetahui perilaku keberagamaan siswa sehari-hari dan

hubungannya dengan prestasi belajar meraka pada bidang studi Aqidah Akhlak.

Data yang akan dianalisa adalah skor-skor dari penyebaran angket siswa yang

ditemukan di lapangan, kemudian data tersebut diolah dalam bentuk tabel-tabel

(53)

Tabel VIII

Melaksanakan Shalat Lima Waktu Sehari Alternatif Jawaban F Prosentase %

Selalu 27 67,5 %

Sering 9 22,5 %

Kadang-Kadang 3 7,5 %

Tidak Pernah 1 2,5 %

Total 40 100 %

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang suka

melaksanakan shalat lima waktu relatif banyak, yaitu “67,5%” menjawab “selalu”,

dan yang menjawab “sering” ada (22,5%), sedangkan yang menjawab

“kadang-kadang” (7,5%) adapun sisanya yang berjumlah (2,5%) memilih jawaban “tidak

pernah”. Ini berarti tingkat intensitas siswa MTs Sa’adatul Mahabbah dalam

melaksanakan shalat wajib cukup tinggi. Namun, hasil ini tetap belum memuaskan

karena shalat wajib seharusnya dikerjakan tanpa ada alasan meninggalkannya

terutama bagi orang Islam yang sudah baligh, kecuali alasan-alasan tertentu yang dibolehkan agama Islam untuk meninggalkan shalat seperti haidh bagi perempuan. Dan, mayoritas siswa MTs kelas I dan II sudah mulai baligh. Jadi, walaupun intensitas pelaksanaan shalat wajib oleh siswa sudah tergolong tinggi, namun harus

(54)

Tabel IX

Melaksanakan Shalat Berjama’ah Setelah Pulang Sekolah Alternatif Jawaban F Prosentase %

Selalu 5 12,5 %

Sering 13 32,5 %

Kadang-Kadang 13 32,5 %

Tidak Pernah 9 22,5 %

Total 40 100 %

Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa siswa yang melaksanakan

shalat berjama’ah setelah keluar dan sebelum pulang masih belum banyak, yaitu

(12,5%) menjawab “selalu”, dan yang menjawab “sering” ada (32,5%), sedangkan

yang menjawab “kadang-kadang” (32,5%) adapun sisanya yang berjumlah (22,5%)

memilih jawaban “tidak pernah.” Sehingga dari data itu terlihat masih banyak siswa

yang belum memiliki kesadaran untuk melaksanakan shalat berjamaah saat pulang

sekolah.

Tabel X

Melaksanakan Ibadah Shalat Tepat Waktu Alternatif Jawaban F Prosentase %

Selalu 6 15 %

Sering 10 25 %

Kadang-Kadang 23 57,5 %

Tidak Pernah 1 2,5 %

(55)

Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa yang suka melaksanakan ibadah

shalat tepat pada waktunya memiliki tingkat kewajaran yang tidak terlalu menonjol,

artinya mayoritas responden tidak intens dalam melaksanakan shalat tepat waktunya,

hanya sedikit saja yang melakukannya. Namun, bukan berarti mereka

meninggalkannya sama sekali. Separuh lebih responden melakukannya terkadang

saja, walaupun ada juga yang ternyata tidak pernah shalat tepat waktu. Hal ini

dibuktikan dengan prosentase jawaban yang diberikan oleh para responden. Yaitu

15,5% menjawab “selalu”, dan yang menjawab “sering” ada 25%, sedangkan yang

memilih alternatif jawaban “kadang-kadang” 57,5% yang berarti melebihi setengah

jumlah responden, adapun sisanya yang berjumlah 2,5% memilih jawaban “tidak

pernah”.

Tabel XI

Melaksanakan Shalat Sunnah

Alternatif Jawaban F Prosentase %

Selalu 7 17,5 %

Sering 12 30 %

Kadang-Kadang 13 32,5 %

Tidak Pernah 8 20 %

(56)

Siswa yang suka melaksanakan shalat sunnah hampir merata dengan siswa

yang tak pernah melaksanakannya sama sekali, yaitu (17,5%) menjawab “selalu”, dan

yang menjawab “sering” ada (30%), sedangkan yang menjawab “kadang-kadang”

(32,5%) adapun sisanya yang berjumlah (20%) memilih jawaban “tidak pernah”.

Dengan demikian sikap keberagamaan responden masih belum tinggi, tapi cukup.

Tabel XII

Melaksanakan Puasa Ramadhan

Alternatif Jawaban F Prosentase %

Selalu 40 100 %

Sering 0 0 %

Kadang-Kadang 0 0 %

Tidak Pernah 0 0 %

Total 40 100 %

Pada tabel di atas diketahui bahwa seluruh siswa selalu melaksanakan ibadah

puasa pada bulan suci Ramadhan terbukti seluruhnya (100%) menjawab “selalu” dan

tidak ada seorangpun yang menjawab sering, kadang-kadang maupun tidak pernah.

Tentu saja hasil ini sangat menggembirakan, karena menunjukkan bahwa tingkat

perilaku keberagamaan siswa khususnya dalam berpuasa di bulan Ramadhan sangat

Gambar

Tabel I Kisi-kisi Alat Pengumpul Data Prilaku Keberagamaan Siswa
Tabel II Bobot Skor
Interpretasi Analisa Data Berdasarkan Tabel III Korelasi Product Moment (rxy)
tabel di bawah ini:
+7

Referensi

Dokumen terkait

membuktikan hubungan antara pembelajaran Aqidah Akhlak dengan Moral Siswa di MTs Miftahul Ulum Solokuro Lamongan. Untuk menjawab rumusan masalah yang pertama, disini peneliti

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang keberadaan pendidikan aqidah akhlak di MTs Muhammadiyah dalam pembentukan prilaku disiplin,

dan efisien kepada guru Aqidah Akhlak di MTs NU Miftahul Ma’arif Kaliwungu Kudus dalam strateginya untuk membentuk prestasi.

Penelitian yang berjudul “Pengaruh Kompetensi Pedagogik, Sosial, Personal Guru Aqidah Akhlak terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII MTs NU Miftahul Ma‟a rif

Dari beberapa definisi istilah di atas, maka yang dimaksud dengan judul “Pengaruh Gaya Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak di

Guru aqidah akhlak di MTs Nurul Huda menerapkan cara dalam menanamkan sikap akhlakul karimah kepada peserta didik dengan pembiasaan yang ada di sekolah.. Contohnya seperti

Disini saya akan menjelaskan mengapa saya mengambil judul “Hubungan Antara Pembelajaran Aqidah Akhlak Dengan Moral Siswa Di MTs Mifahul Ulum Solokuro Lamongan” karena di

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan nilai kedisiplinan dalam bidang studi aqidah akhlak di MTs Muhammadiyah 1 Malang dan mendeskripsikan pembentukan prilaku