HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK
DENGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN SISWA
(Studi Kasus: Di MTs Sa,adatul Mahabbah Pondok Cabe Udik Pamulang)Disusun Oleh: Achmad Fauzi NIM: 102011023535
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK
DENGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN SISWA
(Studi Kasus: Di MTs Sa,Adatul Mahabbah Pondok Cabe Udik Pamulang)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Syarat Mencapai
Gelar Sarjana Strata Satu (S1)
Oleh:
Achmad Fauzi NIM: 102011023535
Dibawah Bimbingan,
Dra. Hj. Nuraeni Ahmad, M. Hum
NIP.150 218 681
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
Skripsi yang berjudul “HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK DENGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN SISWA (Studi Kasus: Di MTs Sa’adatul Mahabbah Pondok Cabe Udik Pamulang)” telah diujikan pada sidang Munaqasyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta pada hari Rabu, 15 November 2006. Skripsi ini telah
diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata
Satu (S1) pada Jurusan Pendidikan Agama Islam.
Jakarta, 15 November 2006
SIDANG MUNAQASYAH
Dekan Pembantu Dekan I/ Ketua Merangkap Anggota Sekretaris merangkap Anggota
Prof. Dr. Rosyada, MA Prof. Dr. Aziz Fahrurrozi, MA
NIP. 150 231 356 NIP. 150 202 343
Penguji I Penguji II
Dra. Hj. Djunaidatul Munawarah, M.Ag Dra. Hj. Nuraini Ahmad, M.Hum
KATA PENGANTAR
ﺣﺮ ا
ﺣﺮ ا
ﷲا
ﺴ
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT, tuhan semesta alam, tuhan yang
maha pengasih yang tidak pilih kasih. Tuhan yang maha penyayang, sayangnya tidak
terbilang. Dengan mengucap syukur alhamdulillah atas kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan karunianya kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan tugas ini dengan baik, meskipun masih jauh dari kata sempurna.
Sholawat serta salam kita limpah kepada nabi besar Muhammad saw yang
telah membawa umatnya dari zaman jahiliyah kezaman yang terang menderang
seperti yang kita rasakan sekarang ini.
Selama pembuatan skripsi ini tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang
dialami penulis, namun berkat kesungguhan hati, kerja keras dan bantuan dari
berbagai pihak, baik dorongan, bimbingan, sarana maupun bantuan lain yang turut
mendukung terselesaikannya skripsi ini. Oleh karena itu sudah sepatutnya penulis
mengucap rasa syukur sebagai implementasi dari rasa terima kasih kepada:
Prof. Dr. Rosyada, MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan beserta
staf-stafnya, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk dapat belajar
Drs. Abdul Fattah Wibisono, M.Ag, Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam
beserta stafnya, yang telah banyak membantu penulis saat menjalani kuliah dan
ketika penyusunan skripsi ini.
Ibu Dra Nuraeni Ahmad M. Hum, selaku dosen pembimbing skripsi, yang
telah memberikan waktu untuk membimbing, mengarahkan dan menyumbangkan
pemikirannya kepada penulis demi terselesaikannya penyusunan skripsi ini dengan
baik.
Bapak Abdul Latief S. Ag, selaku kepala sekolah MTs Sa’adatul Mahabbah
Pondok Cabe Udik Pamulang beserta dewan guru dan staf-staf yang telah berkenan
menerima dan membantu penulis untuk melakukan penelitian di MTs Sa’adatul
Mahabbah Pondok Cabe Udik Pamulang.
Pimpinan Perpustakaan Utama beserta staf-stafnya dan pimpinan
Perpustakaan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
beserta staf-stafnya yang telah memberikan fasilitas untuk mencari atau mengadakan
studi perpustakaan.
Segenap bapak/ibu dosen jurusan pendidikan agama islam yang telah
memberikan ilmu pengetahuan yang sangat berguna bagi diri pribai penulis dan para
mahasiswa pada umumnya.
Kedua orang tua (Bapak & Mamah) Juju Supardi dan Asmi, terima kasih atas
kasih sayangnya yang tercurah semenjak penulis kecil sampai sekarang dan
bantuannya baik materil maupun spiritual, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Kepada kakek H. Dudung yang senantiasa mendo’akan penulis ketika
menuntut ilmu sejak kecil hingga serkarang.
Kakakku M. Fauzi dan adik-adik tercinta Ningsih, Mul dan Fajar yang telah
memberikan motivasi dan dorongan kepada penulis untuk terus menuntut ilmu.
Kawan-kawan Syukri, Yordan, Adult, Nainunis, Ari, Meeng, Habib, Bulux’s,
Teguh, Neneng, juga kepada teman-teman di kosan yang telah menerima penulis
untuk menginap serta seluruh kawan-kawan PAI Kelas C Angkatan 2002 yang sudah
menerima penulis sebagai teman belajar di kampus. Dan lain-lain yang tidak dapat
penulis sebutkan semuanya.
Akhirnya kepada Allah SWT jualah penulis serahkan segalanya serta panjatkan doa semoga amal kebajikan mereka diterima disisi-Nya, serta diberikan pahala yang berlipat ganda sesuai dengan amal perbuatannya. Penulis berharap semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, serta bagi para pembaca pada umumnya, terutama bagi para pendidik (guru) saat ini dan di masa yang akan datang.
Jakarta, 7 November 2006
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR ...i
DAFTAR ISI...iv
DAFTAR TABEL...vi
BAB I PENDAHULUAN...1
A. Latar Belakang Masalah...1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah...5
C. Tujuan Penelitian...5
D. Metodologi Penelitian ...6
E. Sistematika Penulisan ...18
BAB II TINJAUAN TEORITIS ...20
A...Pe ngertian Aqidah Akhlak ...20
B...Pre stasi Belajar ...22
C...Fa ktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ...25
E...Hu
bungan antara prestasi belajar akidah akhlak dengan perilaku keberagamaan
siswa...34
F...Ke rangka berfikir...36
G...Hi potesis...37
BAB III HASIL PENELITIAN ...38
A. Gambaran Umum MTs Sa’adatul Mahabbah Pondok Cabe Udik ...38
B. Aplikasi pengajaran bidang studi Aqidah Akhlak di Mts Sa’adatul Mahabbah ...42
C. Deskripsi Data... 44
D. Analisis dan Interpretasi Data... 59
BAB IV PENUTUP ... ...66
A. Kesimpulan ... ...66
B. Saran...66
DAFTAR TABEL
Kisi-kisi alat pengumpul data perilaku keberagamaan siswa ...10
Bobot Skor ...13
Interpretasi analisa data berdasarkankorelasi Product Moment (rxy) ...16
Data siswa MTs Sa’adatul Mahabbah tahun pelajaran 2005/2006 ...40
Data guru dan staff MTs Sa’adatul Mahabbah ...40
Keadaan Sarana dan Prasarana MTs Sa’adatul Mahabbah ...41
Jumlah data populasi dan sampel penelitian ...45
Melaksanakan shalat lima waktu sehari...45
Melaksanakan shalat berjama’ah setelah pulang sekolah ...46
Melaksanakan ibadah shalat tepat waktu ...47
Melaksanakan shalat sunnah ...48
Melaksanakan puasa Ramadhan ...48
Melaksanakan puasa sunnah ...49
Membaca al-qur’an setiap hari...50
Mengikuti pengajian di Masjid/Mushalah ...51
Berzikir bersama setelah shalat...51
Memberikan infak dan sedekah ...52
Mengikuti peringatan hari besar islam di sekolah...52
Membantu teman yang terkena musibah...54
Memberi pinjaman uang kepada teman yang membutuhkan...54
Berpamitan kepada orang tua ketika berangkat ke Sekolah...55
Mengucapkan salam ketika berjumpa dengan teman...56
Mengucapkan salam dan bersalaman ketika berjumpa dengan guru ...56
Berpakaian sopan ketika di sekolah ...57
Mengikuti pelajaran dengan penuh perhatian ...58
Mengerjakan tugas (PR) yang diberikan guru ...58
Datavariabel Y (prestasi belajar aqidah akhlak) ...59
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah upaya untuk mengembangkan kemampuan dan motivasi
manusia sehingga dapat hidup layak, baik sebagai hidup pribadi maupun sebagai
anggota masyarakat. Pendidikan juga bertujuan untuk mendewasakan anak,
kedewasaan tersebut mancakup pendewasaan intelektual, sosial dan moral, tidak
semata-mata kedewasaan dalam arti fisik.1
Melalui pendidikan, seseorang mendapatkan informasi dan pengetahuan.
Semakin tinggi ilmu pendidikan seseorang maka semakin banyak informasi dan
pengetahuan yang diperolehnya.
Bidang studi Aqidah Akhlak sebagai bagian dari pendidikan agama Islam
merupakan sub sistem dari kurikulum pendidikan nasional, yang bertujuan untuk
menanamkan aqidah dan akhlak siswa guna mengangkat derajat kemanusiaannya
dalam mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
Pendidikan agama, khususnya bidang studi Aqidah Akhlak memiliki peranan
penting dalam mengawal kehidupan manusia, terutama kaum remaja. Bahkan di
akhir-akhir ini, bila kita lihat fenomena yang terjadi baik melalui media cetak maupun
1
media elektronik, tidak sedikit para remaja yang terlibat kasus narkoba dan tindakan
kriminalitas yang dapat meresahkan orang tua dan masyarakat. Salah satu
penyebabnya adalah karena lemahnya pendidikan agama mereka.
Apabila keadaan ini terus berlangsung, maka dapat mempengaruhi
perkembangan kepribadiannya sehingga memungkinkan sikap dan cara berfikirnya
lepas dari norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku, meremehkan ajaran agama, dan
pudarnya rasa kesadaran berbangsa dan berkepribadian nasional.
Untuk mengatasi hal tersebut, maka dituntut adanya perhatian dan tanggung
jawab baik dari orang tua, guru, dan masyarakat. Untuk itu maka belajar mengajar
yang dilakukan guru pendidikan agama Islam (PAI) di sekolah sebaiknya tidak hanya
menyampaikan materi pelajaran saja, tetapi dapat membawa siswa kepada perubahan
sikap dan prilaku yang mencerminkan norma-norma ajaran Islam.
Belajar mengajar merupakan suatu proses yang sangat kompleks. Menurut
Slamet Imam Santoso, tujuan setiap pendidikan yang murni adalah menyusun pribadi
yang kuat dalam jiwa belajar supaya kelak dapat bertahan dalam masyarakat.2 Dari
proses pembelajaran tersebut siswa dapat menghasilkan suatu perubahan yang
bertahap dalam dirinya, baik dalam bidang pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Adanya perubahan tersebut terlihat dalam prestasi belajar yang dihasilkan oleh siswa
berdasarkan evaluasi yang diberikan oleh guru.
Aqidah akhlak sebagai suatu bidang studi, merupakan sub mata pelajaran pada
jenjang pendidikan dasar yang membahas tentang ajaran agama Islam dalam segi
2
aqidah akhlak. Bidang studi Aqidah Akhlak juga merupakan bimbingan kepada para
siswa agar memahami, menghayati, meyakini kebenaran ajaran Islam serta bersedia
mengamalkannya dalam kehidupannya sehari-hari.
Hal ini mengandung bahwa pelaksanaan mata pelajaran Aqidah Akhlak di
Madrasah Tsanawiyah dalam kegiatan belajar mengajar harus dilakukan dengan
penuh kesadaran dan tanggung jawab melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan
latihan agar peserta didik mampu meyakini, memahami dan mengamalkan ajaran
agama Islam dengan benar serta bersedia untuk mengamalkan ajaran-ajaran Islam itu
dalam kehidupan sehari-hari.
Sedangkan tujuan dari mata pelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah
Tsanawiyah dapat dikemukakan sebagai berikut:
a. Mata pelajaran Aqidah Akhlak dapat memberikan pengetahuan, penghayatan
dan keyakinan kepada siswa tentang hal hal yang harus diimani (diyakini)
menurut ajaran Islam, sehingga tercermin dalam sikap dan tingkah lakunya
sehari-hari.
b. Mata pelajaran Aqidah Akhlak dapat memberikan pengetahuan, penghayatan
dan kemauan yang kuat untuk mengamalkan akhlak yang baik, dan menjauhi
akhlak yang buruk, baik dalam hubungannya dengan Allah, dirinya sendiri
sesama manusia maupun dengan alam lingkungannya sendiri.
c. Mata pelajaran Aqidah Akhlak diharapkan dapat memberikan bekal kepada
siswa tentang aqidah akhlak untuk melanjutkan pelajaran ke jenjang
Berdasarkan tujuan di atas, maka posisi bidang studi Aqidah Akhlak sangatlah
penting dalam usaha untuk membimbing serta mengarahkan sikap dan perilaku
keberagamaan siswa yang benar dan terarah dalam kehidupan sehari-hari. Apalagi
para siswa yang berada di jenjang pendidikan madrasah tsanawiyah (MTs) atau
setingkat SLTP sedang mengalami proses pertumbuhan dan masa transisi dari masa
kanak-kanak menuju dewasa (masa pubertas). Di usia pubertas ini mereka mulai
belajar menghadapi tantangan dan pilihan hidup serta berinteraksi dengan
masyarakat.
Idealnya, siswa yang telah menguasai tentang teori dan pelajaran Aqidah
Akhlak yang telah diajarkan di kelas dapat mempraktekkannya dalam kehidupan
sehari-hari. Karena, materi pelajaran dalam bidang studi Aqidah Akhlak tidak hanya
menekankan ranah kognitif saja, tetapi juga psikomotorik dan terlebih ranah afektif.
Dengan demikian, ukuran keberhasilan dalam mencapai tujuan bidang studi Aqidah
Akhlak bukan hanya dari penguasaan materi pelajaran (teori) belaka, tetapi juga dari
perilaku keberagamaan siswa tersebut sebagaimana yang telah ia pelajari.
Dari uraian di atas peneliti tertarik untuk membahas masalah tersebut dalam
skripsi yang berjudul “HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK DENGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN SISWA (Studi
Kasus:Di MTs Sa'adatul Mahabbah Pondok Cabe Udik Pamulang).
1. Pembatasan Masalah
Agar masalah dalam penelitian ini tidak menyimpang dari apa yang diteliti,
maka penulis membatasi penelitian ini pada perilaku keberagamaan yang mencakup
pelaksanaan ibadah shalat fardhu dan sunnah, pelaksanaan ibadah puasa wajib dan
sunnah, pelaksanaan qira’atul qur’an, pelaksanaan zikir bersama setelah shalat
berjama’ah, pelaksanaan infak dan shadaqah, dan kegiatan peringatan hari besar
Islam). Adapun untuk mengetahui prestasi siswa dalam bidang studi, peneliti
mengambil nilai raport siswa kelas I & II MTs Sa’adatul Mahabbah Pondok Cabe
Udik Pamulang th pelajaran 2005/2006.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah yang diteliti
adalah “apakah ada hubungan yang signifikan antara prestasi belajar pada bidang
studi aqidah akhlak dengan perilaku keberagamaan siswa di Madrasah Tsanawiyah
Sa’adatul Mahabbah Pondok Cabe Udik Pamulang.”
C. Tujuan Penelitian
a. Tujuan penelitian
1. Memperoleh gambaran yang jelas tentang prestasi belajar bidang studi
Aqidah Akhlak siswa di MTs Sa’adatul Mahabbah.
2. Untuk memperoleh gambaran tentang perilaku keberagamaan siswa
3. Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara prestasi belajar Aqidah
Akhlak dengan perilaku keberagamaan siswa sehari-hari.
b. Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. dapat menjadi bahan masukan utuk memberikan dan pengambilan
kebijakan yang diperlukan.
2. sebagai sumbangan pemikiran bagi khazanah ilmu pengetahuan.
D. Metodologi penelitian
1. Pengertian Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian atau dalam bahasa Inggris disebut science research method. Metodologi berasal dari kata methodology, artinya ilmu yang menerangkan metode-metode atau cara-cara. Penelitian adalah terjemahan dari bahasa Inggris
”research” yang terdiri dari kata re (mengulang) dan search (pencarian, pengejaran, penelusuran, penyelidikan, dan penelitian), maka research berarti berulang melakukan pencarian. Metodologi penelitian berarti seperangkat ilmu pengetahuan
tentang langkah-langkah sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan
dengan masalah tertentu untuk diolah, dianalisis, diambil kesimpulan dan selanjutnya
dicarikan pemecahannya.3
2. Variabel Penelitian
Kata “variabel” berasal dari bahasa Inggris “variable” dengan arti “ubahan”, “faktor tidak tetap”, atau “gejala yang dapat diubah-ubah.”4
3
Dr. Wardi Bakhtiar. Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, (Logos Wacana Ilmu, Ciputat), cet 1 hal 1
4
Variabel dapat didefinisikan sebagai objek penelitian yang mempunyai variasi. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu:
a. Variabel motivasi belajar siswa dalam bidang studi Aqidah Akhlaq. Variabel ini sebagai variabel independent (bebas), yakni variabel yang memberi pengaruh terhadap variabel terikat (variabel dependent) yang diberi simbol dengan huruf X. Variabel ini didapat dengan menyebarkan angket.
b. Variabel prestasi belajar bidang studi Aqidah Akhlaq. Variabel ini sebagai variabel dependent (terikat), yakni variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas (variabel independent) yang diberi simbol dengan huruf Y. Adapun variabel ini didapat dari guru bidang studi yang telah memberikan nilai.
2. Tempat Dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di MTs Sa’adatul Mahabbah Pondok Cabe Udik
Kecamatan Pamulang Kabupaten Tangerang. Waktu penelitian yang digunakan oleh
peneliti yaitu mulai bulan Agustus 2006 sampai bulan Oktober 2006.
3. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu studi yang bertujuan mendeskripsikan atau menjelaskan peristiwa atau kejadian yang sedang berlangsung pada saat penelitian tanpa menghiraukan
sebelum dan sesudahnya.
4. Populasi dan Sampel
Yang dimaksud populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, peristiwa sebagai sumber data yang menilai karakteristik tertentu dalam sebuah penelitian5.
Dalam penelitian ini target populasinya adalah seluruh siswa MTs Sa’adatul Mahabbah Pondok Cabe Udik siswa kelas I A, I B, II A dan kelas II B
yang berjumlah 162 siswayang diambil secara acak (random) sehingga memperoleh kesempatan yang sama, kemudian dijadikan sampel dalam
penelitian ini.
Populasi penelitian ini adalah siswaMTs Sa’adatul Mahabbah Pondok Cabe Udik kelas I dan II yang keseluruhannya berjumlah 162 siswa, dan dari 162 siswa tersebut kemudian penulis mengambil sampel sebanyak 25%, dengan
perhitungan 25% x 162 = 40,5 kemudian digenapkan menjadi 40 siswa (10 orang siswa kelas 1 A, 10 orang siswa kelas 1 B, dan 10 orang siswa kelas II A,
dan 10 orang lainnya dari kelas II B). Sedangkan teknik pengambilan sampelnya dengan menggunakan teknik random sampling, yaitu metode
pengambilan sampel secara acak. Adapun pengambilan secara acak ini dimaksudkan agar setiap kelas dapat mewakili responden dalam siswa MTs
Sa’adatul Mahabbah Pondok Cabe Udik Pamulang. b. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang memiliki sifat dan karakteristik yang sama sehingga betul-betul mewakili populasi.6 Dalam penelitian ini sampel yang dijadikan objek penelitian ditentukan sebanyak 40
siswa yang diambil secara acak dan proporsional pada populasi tersebut. 3. Teknik Pengumpulan Data
Dalam upaya pengumpulan data dalam penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan Penelitian lapangan, dalam penelitian lapangan ini penulis berusaha menganalisa data yang ada di lapangan, sehingga antara pengertian dan teori yang ada dapat dibuktikan relevansinya.
Untuk memperoleh data dari lapangan ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :
1. Observasi
Sering kali orang mengartikan observasi sebagai kegiatan yang sempit, yakni mengamati sesuatu dengan menggunakan mata, padahal observasi atau yang disebut dengan pengamatan meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu obyek dengan menggunakan seluruh indera.
5
Hermawan Rasito, Pengantar Metodologi Penelitian, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1992), h. 49
6
Dalam hal ini penulis mengadakan pengamatan dengan seksama terhadap pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang dilakukan di lokasi penelitian juga mengamati keadaan lingkungan sekolah seperti, fasilitas, keadaan guru
dan siswa, sarana dan prasarana dan lain-lain. 2. Angket
Untuk memperoleh sejumlah data tertulis dalam waktu yang relatif singkat. Maka disebarkan angket kepada siswa/siswi MTs Sa’adatul Mahabbah
Pondok Cabe Udik yang menjadi objek penelitian. Angket yang disebarkan kepada responden terdiri dari 20 item pertanyaan yang berfungsi untuk mengukur seberapa besar motivasi siswa MTs Sa’adatul Mahabbah Pondok Cabe Udik dalam belajar bidang studi Aqidah Akhlak. Untuk kisi-kisi angket
tersebut, dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel I
Kisi-kisi Alat Pengumpul Data Prilaku Keberagamaan Siswa
ASPEK INDIKATOR NO.
ITEM
1. Pelaksanaan ibadah
shalat fardhu & sunnah
¾ Melaksanakan ibadah shalat
Fardhu dan sunnah dalam kehidupan
sehari-hari
¾ Melaksanakan ibadah Shalat
berjamaah
¾ Melaksanakan ibadah Shalat tepat
pada waktu
¾ Melaksanakan ibadah puasa wajib
¾ Melaksanakan ibadah puasa
sunnah
(5)
(6)
3. Pelaksanaan Qira’atul
Qur’an
¾ Membaca al-Qur’an setiap hari
¾ Mengikuti pengajian yang
diadakan di masjid dan mushalla
(7)
(8)
4. Pelaksanaan Dzikir
bersama
¾ Membaca dzikir bersama para
jamaah masjid
5. Pelaksanaan Infak dan
Shadaqah
¾ Memberikan infak dan shadaqah (10)
6. Kegiatan perayaan
Peringatan Hari Besar
Islam (PHBI)
¾ Menghadiri perayaan Peringatan
Hari Besar Islam (PHBI) di sekolah
¾ Menghadiri perayaan Peringatan
Hari Besar Islam di masjid/mushalla
(11)
(12)
7. Aplikasi Akhlak terpuji
dalam kehidupan
sehari-hari
¾ Memberikan pertolongan kepada
teman yang terkena musibah
¾ Memberi pinjaman kepada teman
yang membutuhkan.
¾ Memberi salam ketika bersua
dengan teman dan guru
¾ Berpamitan kepada orang tua
ketika berangkat sekolah
(13)
¾ Berpakaian sopan dan rapih ketika
di sekolah
¾ Mengikuti pelajaran dengan
seksama
¾ Mengerjakan Pekerjaan Rumah
(PR) yang diberikan guru di sekolah
(18)
(19)
(20)
3. Wawancara
Wawancara adalah tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara langsung.7 Metode ini digunakan untuk melengkapi data yang dianggap perlu,
sehingga lebih meyakinkan data yang diperoleh dari sumber-sumber lainnya.
7
4. Teknik Analisis Data
Teknik analisa data merupakan suatu cara yang dilakukan untuk menguraikan
keterangan-keterangan atau data yang diperoleh agar data tersebut dapat dipahami
oleh peneliti dan juga orang lain yang ingin mengetahui hasil penelitian ini. Analisis
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model penelitian kuantitatif.
Untuk mengolah data dalam penelitian ini, penulis menggunakan
langkah-langkah analisis data sebagai berikut:
1. Editing
Yaitu memeriksa kejelasan dan kelengkapan angket/kuesioner yang telah
dikumpulkan.
2. Scoring
Tahap selanjutnya setelah melakukan pengecekan terhadap angket tersebut
adalah pemberian skor pada setiap butir pernyataan yang terdapat dalam angket.
Pemberian skor ini dilakukan dengan memperhatikan jenis data yang ada.
Tabel II Bobot Skor
Skor Alternatif Jawaban
Positif Negatif
Selalu 4 1
Sering 3 2
Jarang 2 3
Tidak pernah 1 4
a. Skor maksimum untuk perilaku keberagamaan siswa
4 x N item
4 x 20 = 80
b. Skor minimum untuk perilaku keberagamaan siswa
1 x N item
1 x 20 = 20
3. Tabulating
Langkah selanjutnya adalah penghitungan terhadap data yang sudah
di-scoring dengan menggunakan rumus prosentase sebagai berikut:
P = F x 100 %
Keterangan :
P : Angka Persen (Prosentase)
F : Frekuensi Jawaban
N : Banyaknya Responden
Kemudian untuk mengetahui korelasi antara variabel X (Motivasi Belajar bidang studi Aqidah Akhlak) dengan variabel Y (Prestasi Belajar bidang studi Aqidah Akhlak). Maka dalam penelitian ini penulis menggunakan
teknik analisa data berdasarkan korelasi product moment pearson Adapun rumus dari Korelasi Product Moment tersebut.8 Yaitu:
N ∑ xy – (∑X) (∑Y)
√[N∑X2 – (∑X)2 ] [ N∑Y2 – (∑Y)2]
Keterangan:
r xy : Angka indeks korelasi “r” product moment
N : Number of cases
Setelah melakukan teknik analisa data, peneliti kemudian memberikan interpretasi dengan memasukkan kepada analisa data berdasarkan korelasi
product moment. Yaitu memberi interpretasi terhadap
r
xy ataurh
o, serta
8
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2003), Cet. XIII, h. 193
menarik kesimpulan yang dapat dilakukan secara sederhana. Pada umumnya dipergunakan pedoman atau ancar-ancar sebagai berikut :
Tabel III
Interpretasi Analisa Data Berdasarkan Korelasi Product Moment (
r
xy) Besarnya “ r ” ProductMoment
( r x y )
Interpretasi
0,00 – 0,20
0,20 – 0,40
0,40 – 0,70
0,70 – 0,90
0,90 – 1,00
Antara Variabel X dan Variabel Y memang terdapat
korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat lemah atau
rendah sehingga korelasi itu diabaikan (dianggap
tidak ada korelasi antara Variabel X dan Variabel Y
Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat korelasi
yang lemah atau rendah
Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat korelasi
yang sedang atau cukupan
Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat korelasi
yang kuat atau tinggi
Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat korelasi
Interpretasi dengan menggunakan Tabel Nilai “r” Product Moment. Dengan
langkah terlebih dahulu merumuskan Hipotesis Kerja/Alternatif (Ha) dan Hipotesis
Nihil (Ho). Kemudian mencari derajat bebasnya (df atau db) dengan rumusan:9
df = N – nr
Keterangan : df = degrees of freedom
N = Number of Causes
nr = Banyaknya variabel yang dikorelasikan.
Selanjutnya untuk mencari dan mengetahui seberapa besar kontribusi variabel
x terhadap variabel y dipergunakan rumus sebagai berikut:10
KD = r2 x 100%
Keterangan:
KD = Koefisien Determination (kontribusi variabel x terhadap variabel y)
r = Koefisien Korelasi antara variabel x dan variabel y)
Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode deskriptif
analisis dan dilengkapi oleh data-data yang diperoleh melalui penelitian lapangan
9
Ibid., h. 189
10
(field research). Dalam hal ini peneliti melakukan penelitian langsung ke tempat yang dijadikan obyek penelitian yakni MTs Sa’adatul Mahabbah Pondok Cabe Udik.
Adapun pedoman yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah buku
Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, Disertasi yang Disusun oleh Tim Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta 2002.
E. Sistematika Penulisan
Dalam menyusun skripsi ini peneliti membagi dalam lima bab, adapun
sistematikanya sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan, Mencakup: Latar Belakang Masalah, Pembatasan
Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metodologi Penelitian yang meliputi: Pengertian Metodologi Penelitian, Variabel Penelitian, Tempat dan
Waktu Penelitian, Metode Penelitian, Populasi dan Sampel, Teknik Pengumpulan
Data, Teknik Analisis Data. dan Sistematika Penulisan.
Bab II adalah Tinjauan Teoritis membahas tentang Prestasi Belajar Bidang
Studi Aqidah Akhlak. Bab ini memiliki sub bab, yaitu Pengertian Aqidah Akhlak
yang terdiri dari pengertian Aqidah dan pengertian Akhlak. Sub bab selanjutnya
adalah Prestasi Belajar ysng meliputi; pengertian prestasi belajar, Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Prestasi Belajar (faktor internal dan faktor eksternal), Beberapa
Perilaku Keberagamaan Siswa, dan Hubungan Antara Prestasi Belajar Pada Bidang
Studi Aqidah Akhlak Dengan Perilaku Keberagamaan Siswa, Kerangka Berfikir dan
Bab III Hasil penelitian yang terdiri dari: Gambaran Umum Madrasah
Tsanawiyah Sa’adatul Mahabbah meliputi: Sejarah Berdiri dan Berkembangnya MTs
Sa’adatul Mahabbah, Visi dan Misi MTs Sa’adatul Mahabbah, Letak Geografis MTs
Sa’adatul Mahabbah, sub bab selanjutnya adalah Keadaan Guru dan Siswa di MTs
Sa’adatul Mahabbah, Sarana dan Prasarana, Aplikasi pengajaran aqidah akhlak di
MTs Sa’adatul Mahabbah, Deskripsi Data, Analisis dan Interpretasi Data.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian Aqidah Akhlak
1. Pengertian Aqidah Akhlak
Menurut bahasa aqidah berarti ‘ikatan’. Aqidah merupakan kata kalimat
dalam bahasa arab yang berasal dari kata ‘aqoda’ yang secara bahasa mempunyai arti
ikatan dua utas tali dalam satu bukhul, sehingga menjadi tersambung dalam surat al
falaq ; 4 disebutkan.
Artinya: “…dan dari kejahatan wanita-wanita dan kejahatan tukang sihir yang menghembus pada bukhul-bukhul” (QS: Al Falaq 4).
Ayat tersebut dapat juga berarti janji karena janji pada hakikatnya merupakan
ikatan kesepakatan antara dua orang yang mengadakan perjanjian. Maksud dari ayat
diatas seperti diterangkan dalam tafsir al qur’an terjemahan departemen agama adalah
bahwa manusia harus memegang janji yang telah diikatkan dalam hati.
Adapun aqidah menurut istilah adalah urusan-urusan yang harus di benarkan
oleh hal dan di terima dengan hati serta terhunjam kuat dalam lubuk jiwa yang tidak
Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa aqidah
adalah dasar-dasar pokok keparcayaan atau keyakinan hati seorang muslim yang
bersumber dari ajaran Islam yang wajib dipegang oleh setiap muslim sebagai sumber
keyakinan yang mengikat. Beraqidah akhlak tidak boleh setengah-setengah, harus
mantap dan sepenuh hati. Karena tidak sesuai dengan kehendak nafsunya. Tetapi
hendaknya dalam beraqidah secara komprehensif. Sebagaimana ditegaskan oleh
Allah
Artinya: “hai orang-orang yang beriman masuklah kedalam Islam secara keseluruhan dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan sesungguhnya setan-setan itu musuh-musuh kamu yang nyata. (QS Al Baqoroh 208).11
2. Pengertian Akhlak
Dilihat dari sudut bahasa (etimologi), perkataan akhlak (bahasa arab) adalah
bentuk jamak dari khulk (ﻖﻠﺧ ). Khulk di dalam kamus Al Munjid berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat.12
Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa akhlak ialah sifat-sifat yang
dibawa manusia sejak lahir yang tertanam dalam jiwanya dan selalu apa adanya. Sifat
itu dapat lahir berupa perbuatan baik disebut akhlak mulia, atau perbuatan buruk,
disebut akhlak yang tercela sesuai dengan pembinaannya.13
B. Prestasi Belajar
11
Ibid, Jilid 1, hal 366
12
Kamus Al Munjid, (Beirut: Dar El-Mashreq, 1975), cet XXVI, hal 193-194
13
Pengertian Prestasi Belajar
Kata prestasi belajar terdiri dari dua suku kata, yaitu “prestasi” dan “belajar”.
Prestasi dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia “hasil belajar yang dicapai dari apa
yang dikerjakan atau yang sudah diusahakan”. Sedangkan dalam sumber lain
diterjemahkan sebagai berikut “ hasil tertinggi yang telah dicapai”.
Pengertian prestasi dalam Kamus Bahasa Indonesia Popular, yaitu hasil yang
telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan dan sebagainya)14 dapat dikatakan
bahwa prestasi adalah hasil yang telah dicapai oleh perbuatan yang telah dilakukan.
Dari dua definisi di atas dapat diambil suatu pengertian tentang kata prestasi
yaitu hasil dari suatu usaha. Dalam dunia pendidikan hasil tersebut biasanya
dinyatakan dalam simbol-simbol baik angka maupun huruf untuk mengetahui tinggi
atau rendahnya kualitas belajar siswa.
Untuk mendapatkan pengertian belajar perlu beberapa definisi. Menurut
Slameto, “belajar adalah usaha yang dilakukan individu utnuk memperoleh
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, dengan hasil pengalaman
individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.15
Nana Sujana mengemukakan pendapatnya tentang belajar, menurutnya belajar
adalah proses yang ditandai dengan adanya perubahan dimana perubahan tersebut
diajukan dalam berbagai bentuk, seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap
14
Muhammad Ali, Kamus Bahasa Indonesia Modern, (Jakarta: Pustaka Insan), h. 323
15
dan tingkah laku, kecakapan dan kemampuan daya kreasi, daya penerimaan dan
lain-lain yang ada pada individu.16
Dari definisi-definisi yang dikemukakan di atas dapat dikatakan adanya
beberapa elemen penting yang mendirikan pengertian tentang belajar, yaitu;
a. Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana tingkah laku
itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada
kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk.
b. Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau
pengalaman; dalam arti perubahan-perubahan yang disebabkan oleh
pertumbuhan atau kematangan tidak dianggap sebagai hasil belajar, seperi
perubahan-perubahan yang terjadi pada diri bayi.
c. Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai
aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis, seperti perubahan dalam
pengertian, pemecahan suatu masalah, keterampilan, kecakapan, kebiasaan
ataupun sikap.
d. Belajar itu dalam prakteknya dapat dilakukan di sekolah atau di luar sekolah.
Belajar di sekolah senantiasa diarahkan oleh guru kepada perubahan perilaku
yang baik atau positif, sedangkan belajar di luar sekolah yang dilakukan
sendiri oleh individu dapat menghasilkan perubahan-perubahan perilaku yang
positif atau negatif.17
16
Nana Sujana, Dasar-Dasar Belajar Mengajar (Bandung; Sinar Baru Aglesindo, 1988), Cet. IV, h. 28
17
Banyak sekali bentuk-bentuk perubahan yang terdapat dalam diri manusia
yang bergantung pada belajar, sehingga kualitas peradaban manusia juga terpulang
pada apa dan bagaimana ia belajar. E.L. Thorndike meramalkan, “jika kemampuan
belajar umat manusia dikurangi setengahnya saja maka peradaban yang ada sekarang
tidak akan berguna bagi generasi mendatang, bahkan mungkin peradaban itu sendiri
akan lenyap ditelan zaman”.18
Menurut Purwadarminta, “prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai
individu merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengarui baik dari
dalam diri (internal) maupun dari luar (eksternal).19
Prestasi belajar dapat bersifat tetap dalam sejarah kehidupan manusia karena
sepanjang kehidupannya selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan
masing-masing. Prestasi belajar dapat memberikan kekuasaan kepada orang yang
bersangkutan, khususnya orang yang sedang menuntut ilmu di sekolah.
Prestasi belajar meliputi segenap ranah kejiwaan yang berubah sebagai akibat
dari pengalaman dan proses belajar siswa yang bersangkutan.
Prestasi belajar dapat dinilai dengan cara berikut:
a. Penilaian Formatif
18
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2002), Cet. VII, h. 95
19
Penilaian formatif adalah penilaian tentang prestasi siswa yang dilakukan guru
berdasarkan rencana pelajaran yang telah dianjurkan dan yang telah dikerjakan siswa
yang bersangkutan.
b. Penilaian Sumatif
Penilaian sumatif adalah penilaian yang digunakan guru secara berkala untuk
mengetahui tingkat prestasi siswa.20
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Kegiatan belajar dilakukan oleh setiap siswa, karena melalui belajar mereka
memperoleh pengalaman dari situasi yang dihadapinya. Dengan demikian belajar
berhubungan dengan perubahan dalam diri individu sebagai hasil pengalamannya di
lingkungannya.
Prestasi belajar sebagai salah satu dari data atau informasi kegiatan evaluasi
pengajaran dipengaruhi dari berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut sangat
mempengaruhi tercapainya prestasi belajar. Oleh karena itu, guru kelas dituntut untuk
berlaku dialogis dalam menghadapi siswanya.
Nana sudjana mengatakan bahwa hasil yang dicapai siswa dipengaruhi oleh
dua faktor utama yaitu: faktor dari dalam diri siswa itu sendiri (internal) dan faktor
yang datang dari luar diri siswa (eksternal).21
a. Faktor Internal
20
M. Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1989), h. 141
21
Adapun yang tergolong faktor internal yaitu faktor-faktor yang terjadi dari diri
sendiri antara lain:
1. Aspek jasmani
Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat
kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya dapat mempengaruhi semangat dan
intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondosi organ tubuh yang lemah dapat
menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang dipelajarinya kurang
atau tidak terbekas.
2. Aspek Psikologis
Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi
kualitas perolehan pembelajaran siswa. Namun diantara faktor-faktor rohaniah siswa
yang pada umumnya dipandang lebih esensial itu adalah sebagai berikut:
i. Intelegensi Siswa
Intelegensi siswa pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan
psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan
cara yang tepat. Jadi intelegensi sebenarnya bukan persoalan kualitas otak saja,
melainkan juga kualitas organ-organ tubuh lainnya. Akan tetapi, memang harus
diakui bahwa peranan otak dalam hubungannya dengan intelegensi manusia lebih
menonjol dari pada peran organ-organ tubuh lainnya, lantaran otak merupakan
"menara pengontrolan" hampir seluruh aktivitas manusia.
Tingkat kecerdasan atau intelegensi (IQ) siswa tidak dapat diragukan lagi
sangat menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. Ini bermakna semakin tinggi
sukses. Sebaliknya, semakin rendah kemampuan intelegensi seorang siswa maka
semakin kecil peluangnya untuk memperoleh sukses.
ii. Sikap Siswa
Sikap adalah gejala internal yang berdimensi efektif berupa kecenderungan
untuk mereaksi atau merespon dengan cara relatif tetap terhadap obyek orang, barang
dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif.22
Sikap merupakan faktor psikologis yang akan mempengaruhi belajar. Dalam
hal ini sikap akan menunjang belajar seseorang ialah sikap positif (menerima)
terhadap bahan atau pelajaran yang akan dipelajari; terhadap guru yang mengajar dan
terhadap lingkungan tempat dimana ia belajar seperti kondisi kelas, teman-temannya,
sarana pengajaran dan sebagainya.23
iii. Bakat Siswa
Secara umum bakat (attitude) adalah kemampuan potensial yang dimiliki untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang.
Dengan demikian, sebetulnya setiap orang pasti memiliki bakat dalam arti
berpotensi untuk mencapai prestasi sampai ketingkat tertentu sesuai dengan kapasitas
masing-masing. Jadi secara global bakat mirip dengan intelegensi. Itulah sebabnya
22
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru (Bandung; Remaja Rosda Karya, 2002), Cet. VII, h.133-135
23
seorang anak yang berintelegensi sangat cerdas (superior) atau cerdas luar biasa (very superior) disebut juga sebagai talented child, yakni anak berbakat.
Dalam perkembangan selanjutnya, bakat kemudian diartikan sebagai
kemampuan individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa banyak tergantung pada
upaya pendidikan dan latihan. Seorang siswa yang berbakat elektro, ia akan jauh
lebih mudah menyerap informasi pengetahuan-pengetahuan dan keterampilan yang
berhubungan dengan bidang tersebut dibanding dengan siswa lainnya. Inilah yang
kemudian disebut bakat khusus yang konon tak dapat dipelajari karena merupakan
karunia in born (bawaan sejak lahir). iv. Minat Siswa
Secara sederhana minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi seseorang terhadap sesuatu minat dapat memperngaruhi kualitas belajar siswa
dalam bidang-bidang studi tertentu.24
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor dari luar diri siswa yang terdiri dari faktor
lingkungan. Faktor lingkungan ini dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu; faktor
lingkungan alam (non sosial) dan faktor lingkungan sosial.
Adapun yang termasuk faktor eksternal yaitu:
1) Faktor Lingkungan Non Sosial
24
Yang termasuk faktor non sosial atau alam ini adalah seperti keadaan, suhu,
kelembaban udara, gedung sekolah dan sebagainya.25 Faktor-faktor ini dipandang
turut menentukan tingkat keberhasilan siswa.26
2) Faktor Lingkungan Sosial
Faktor lingkungan sosial baik berwujud manusia dan reputasinya termasuk
budayanya akan mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa.27
Yang termasuk lingkungan sosial adalah: masyarakat, tetangga juga
teman-teman sepermainan di sekitar. Kondisi masyarakat di lingkungan kumuh yang serba
kekurangan dan anak-anak pengangguran, misalnya akan sangat mempengaruhi
aktivitas belajar siswa. Paling tidak, siswa akan menemukan kesulitan ketika
memerlukan teman belajar atau berdiskusi atau meminjam alat-alat tertentu yang
kebetulan belum dimilikinya.28
Yang termasuk lingkungan sosial adalah sebagai berikut:
a) Faktor keluarga merupakan salah satu lembaga pendidikan yang amat menentukan
terhadap pembentukan pribadi anak, karena dalam keluarga inilah anak menerima
pendidikan dan bimbingan pertama kali dari orang tua dan anggota keluarga
lainnya. Di dalam keluarga inilah seorang anak yang masih dalam usia muda
diberikan dasar-dasar kepribadian, karena pada usia ini anak lebih peka terhadap
pengaruh yang datang dari luar dirinya. Rumah yang diatur dan ditata rapi akan
menimbulkan suasana segar dan nyaman begitu juga keharmonisan hubungan
diantara semua anggota keluarga. Keluarga yang selalu dihiasi pertengkaran dan
cekcok di antara anggota keluarga akan membawa suasana yang sama sekali tidak
menyenangkan, apalagi untuk aktifitas belajar yang sesungguhnya memerlukan
suasana yang tentram.
Faktor ekonomi keluarga pun sangat menentukan. Belajar di sekolah baik di desa
apalagi di kota tak luput dari unsur biaya. Keluarga yang memiliki perekonomian
yang memadai akan turut menjamin keberhasilan anak dalam kegiatan belajarnya.
b) Faktor Lingkungan Sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang amat penting bagi kelangsungan
pendidikan anak. Sebab tidak semahal yang dapat diajarkan di lingkungan
keluarga terbatasnya kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki oleh orang tua.
Sekolah bertugas sebagai pembantu dalam memberikan pendidikan dan
pengajaran kepada anak-anak mengenai apa-apa yang tidak dapat atau tidak ada
kesempatan orang tua untuk memberikan pendidikan dan pengajaran di dalam
keluarga.
Lingkungan sekolah juga terkadang menjadi penghambat bagi anak. Beberapa
hal yang dapat menghambat belajar anak itu adalah di antaranya:
1. Cara penyajian pelajaran yang kurang baik
2. Hubungan antara guru dan murid yang kurang baik
3. Hubungan anatara seeorang anak atau siswa dengan siswa lainnya yang kurang
4. Alat-alat sekolah yang kurang memadai
5. Bahan pelajaran yang kurang sesuai dengan kemampuan anak, dan lain-lain.
c) Lingkungan Masyarakat
Masyarakat merupakan lembaga pendidikan ketiga setelah keluarga dan
sekolah yang turut memberikan pengaruhnya terhadap kegiatan belajar anak.
Pendidikan anak di lingkungan masyarrakat ini telah dimulai sejak anak lepas dari
lingkungan belajarnya di sekolah. Apapun yang ada di lingkungan masyarakat secara
langsung maupun tidak, akan membawa pengaruh terhadap perkembangan anak.
Adapun hal-hal yang dapat mempengaruhi kegiatan belajar anak yang berasal dari
lingkungan masyarakat adalah seperti:
1) Teman bergaul yang memberikan pengaruh yang kurang baik
2) Kegiatan-kegiatan di lingkungan masyarakat, seperti organisasi
kemasyarakatan, sanggar seni dan lain-lain.
D. Beberapa Perilaku Keberagamaan Siswa
Tujuan eksternal pendidikan adalah mengupayakan subyek didik menjadi
pribadi yang utuh dan terintegrasi. Untuk mencapai tujuan ini, tugas dan tanggung
jawab keluarga (orang tua) adalah menciptakan situasi dan kondisi yang memuat
iklim yang dapat dihayati anak-anak untuk memperdalam dan memperluas
makna-makna esensial. Pribadi yang memiliki dasar-dasar serta mampu mengembangkan
disiplin diri, berarti memiliki keteraturan diri berdasarkan acuan nilai moral.
Ada beberapa prinsip yang sebaiknya diperhatikan oleh orang tua dalam
harmonis dan akrab antara suami dan istri. Kedua membina hubungan yang harmonis
dan akrab antara orang tua dengan anak. Ketiga mendidik (seperti membiasakan
memberi contoh dan lain-lain) sesuai tuntunan islam.
Pada awal pertumbuhan, anak lebih senang menirukan orang tuanya, kedua
orang tua itu menjadi obyek yang diperhatikan oleh anaknya, obyek yang menjadi
kebanggaan, menjadi figur yang ideal. Jika orang tuanya terlihat rukun, damai,
harmonis maka keadaan itu akan menyenangkan anaknya serta membawa rasa tenang
dalam jiwanya. Ketenangan tersebut akan memberikan pengaruh terhadap tingkah
lakunya, baik di rumah maupun di luar rumah. Dalam membina hubungan akrab
antara orang tua dan anak dibutuhkan adanya rasa kasih sayang, rasa aman, rasa
dihargai, bebas dan pengawasan dari orang tua dalam menjalani kehidupannya
sehari-hari.29
Konsep di atas akan lebih sempurna hasilnya bila disertai dengan penerapan
ajaran Islam dalam mendewasakan anak, seperti membiasakan shalat berjama’ah,
membangunkan anak dari tidurnya dengan kasih sayang, makan secara islami,
berdiskusi tentang hal-hal yang terjadi dalam rumah tangga, berdoa setelah shalat,
dan zikir bersama. Semua perbuatan di atas merupakan sebagian cara dalam
menanamkan iman di dalam berumah tangga.
Kemampuan anak dalam berperilaku dan mengembangkan nilai-nilai agama
ini memerlukan perhatian dan bantuan dari berbagai pihak, baik dari pihak orang tua,
guru, maupun dari orang dewasa lainnya.
29
Guru agama yang bijaksana dan mengerti perkembangan perasaan remaja
yang tidak menentu dapat menggugah remaja kepada petunjuk agama tentang
pertumbuhan dan perkembangan remaja yang sedang memasuki masa baligh (puber)
disertai oleh perasaan condong pada lawan jenis. Beberapa ketentuan misalnya
tentang batas-batas pergaulan antara wanita dan pria, masalah haidh dan mimpi,
batas-batas aurat, akhlak terpuji dan pengendalian diri. Semua itu adalah untuk
kepentingan remaja agar selamat dalam melalui masa peralihan yang tidak ringan
tersebut.30
Demikianlah, bahwa berbagai perilaku keberagamaan pada anak didik tidak
terlepas dari peran serta orang tua dalam keluarga dan guru di sekolah. karenanya
pribadi-priabdi dari mereka itulah yang menjadi dasar-dasar yang mampu
mengembangkan diri serta memiliki keteraturan diri berdasar acuan nilai moral.
Nilai-nilai moral itu kemudian diinternalisasi oleh anak didik sebagai dasar-dasar
untuk mengarahkan perilaku keberagamaan.
E. Hubungan Antara Prestasi Belajar Pada Bidang Studi Akidah Akhlak Dengan Perilaku Keberagamaan Siswa
Sebagaimana telah dijelaskan diatas bahwa prestasi adalah pencapaian
terhadap suatu kegiatan yang sedang direncanakan sebelumnya sedangkan belajar
30
adalah perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara
individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya.31
Kita dapat mengetahui bahwa dalam kegiatan belajar terdapat suatu proses
interaksi yang dilakukan individu untuk memperoleh sesuatu yang baru dari
perubahan keseluruhan tentang tingkah laku sebagai hasil dari pengalamannya
sendiri.perubahan itu akan tampak dalam penguasaan pola-pola baru terhadap
lingkungan berupa skill, kebiasaan, sosial maupun budi pekerti. Proses belajar akan
menyebabkan terjadinya perubahan tingkah laku seseorang yang dapat di observasi
maupun yang tidak, yang dapat dilakukan dengan membandingkan tingkah laku
siswa sebelum dan sesudah mengalami proses belajar.
Setiap orang tua tentu memiliki keinginan agar anak-anaknya tumbuh menjadi
orang yang rajin beribadah, memiliki akhlak yang baik serta mampu mengaplikasikan
ajaran dan nilai agama daidalam kehidupan sehari-hari. Proses pendidikan formal
disekolah merupakan cara yang dianggap tepat dan jitu untuk mempersiapkan serta
membentuk perilaku keberagamaan siswa. Dalam pendidikan tersebut siswa diajarkan
tentang shalat, puasa, bersedekah, berakhlakul karimah, dan sebagainya. Semua itu
merupaka, cerminan dari perilaku yang terpuji. Mata pelajaran yang memfokuskan
masalah tentang akhlak ialah pelajaran aqidah akhlak sebagai sub mata pelajaran pada
jenjang pendidikan dasar.
Oleh karena itu seorang guru hendaknya memiliki metode serta pendekatan
dalam mengajarkan materi aqidah akhlak, misalnya dengan memberikan pengalaman
31
keberagamaan kepada siswa dalam upaya penanaman nilai-nilai akhlak. Dengan
pendekatan ini siswa diberikan kesempatan untuk memperoleh pengalamannya baik
secara kelompok maupun secara individu. Disamping itu guru juga senantiasa
menggunakan pendekatan pembiasaan yakni menekankan agar para siswa menjadi
terbiasa sopan santun, menghargai orang lain, serta akhlakul karimah yang lainnya.
Dengan demikian, mata pelajaran aqidah akhlak ini diharapkan bisa
memberikan bekal kepada siswa agar bisa membentuk pribadi yang baik serta
memiliki keimanan yang kuat.
F. Kerangka Berfikir
Berdasarkan konsep yang telah diuraikan, maka perlu dirumuskan anggapan
dasar yang akan penulis pakai dalam penelitian ini. Hal ini dimaksudkan agar apa
yang di tuangkan dalam skripsi ini sesuai dengan kaidah yang memenuhi syarat
sebagai sebuah karya ilmiah.
Adapun dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan deduktif yaitu
kebenaran yang bersifat umum (asumsi) menuju kepada kesimpulan yang lebih
spesifik yang merupakan aplikasi atau implikasi logis dari kebenaran umum tadi. Dari
kebenaran umum ke kesimpulan spesifik tadi, hubungan logisnya dijembatani oleh
premis minor. Yaitu apabila prestasi belajar aqidah akhlaknya baik (premis mayor)
maka akan baik pula perilaku keberagamaannya (premis minor). Maka
kesimpulannya apabila prestasi belajar aqidah akhlaknya baik (tinggi), maka akan
Dalam penyusunan skripsi, penulis akan meneliti tentang studi kasus di MTs
Sa’adatul Mahbbah. Penulis memilih jenjang madrasah tsanawiyah (MTs) karena
pada tingkatan ini siswa-siswi sedang mengalami proses pertumbuhan dan masa
transisi dari masa kanak-kanak menuju dewasa atau dalam istilah psikologi dikenal
sebagai masa pubertas. Biasanya di usia pubertas mereka mulai belajar menghadapi
tantangan dan pilihan hidup. Faktor lingkungan dan pendidikan akan mempengaruhi
kepribadian dan sikap dirinya sendiri dalam menjalani kehidupan bermasyarakat.
Dengan demikian pada anggapan dasar ini peneliti menegaskan secara teoritis
bahwa prestasi belajar aqidah akhlak mempunyai hubungan yang signifikan dengan
perilaku keberagamaan siswa. Sehingga ada korelasi positif antara prestasi belajar
Aqidah Akhlak siswa dengan perilaku keberagamaannya. Maka berdasarkan
kesimpulan logis inilah penelitian ini dilakukan.
G.Hipotesis
Hipotesis adalah pendapat sementara dari peneliti yang akan diuji
kebenarannya dengan hasil penelitian. Berdasarkan anggapan dasar di atas, maka
peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut:
1. Hipotesis Alternatif (Ha)
Ada hubungan yang signifikan antara prestasi belajar siswa pada bidang studi
Aqidah Akhlak dengan perilaku keberagamaannya.
2. Hipotesis Nihil (Ho)
Tidak ada hubungan yang signifikan antara prestasi belajar siswa pada bidang
BAB III
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum MTs Sa’adatul Mahabbah 1. Sejarah berdirinya MTs Sa’adatul Mahabbah
Madrasah Tsanawiyah Sa’adatul Mahabbah pada awalnya berdiri Madrasah
Ibtidiyah pada tahun 1972 di atas sebidang tanah wakaf Bpk. H. Muhasanah yang
ditujukan untuk digunakan sebagai sarana pendidikan yang sesuai di dalamnya
dengan tuntutan masyarakat sekitar. Setelah berjalan hampir 22 tahun dan adanya
desakan untuk memenuhi kebutuhan akan lembaga pendidikan formal, maka
berdirilah MTs Sa’adatul Mahabbah sebagai suatu lembaga pendidikan formal yang
berdiri pada tahun ajaran 1994-1995 tepatnya tanggal 18 Juli 1994.32
Atas dasar kebutuhan dan kepentingan di bidang sarana pendidikan untuk
tingkat pertama maka didirikan di atas sebidang tanah sebuah gedung yang bernama
Sa’adatul Mahabbah.
2. Visi dan Misi MTs Sa’adatul Mahabbah
Visi dari MTs Sa’adatul Mahabbah adalah madrasah yang unggul untuk
terwujudnya siswa yang cerdas dan berakhlak mulia.
Sedangkan misi MTs Sa’adatul Mahabbah diantaranya sebagai berikut:
32
M. Abdul Latief, S.Ag, Kepala Sekolah MTs Sa’adatul Mahabbah, Wawancara Pribadi,
a) Mempersiapkan generasi yang cerdas, terampil dan berakhlak mulia.
b) Mengembangkan kreativitas dan bakat siswa
c) Mempersiapkan siswa yang unggul dalam bidang ilmu pengetahuan yang
berlandaskan iman dan taqwa.33
3. Letak Geografis
Madrasah Tsanawiyah Sa’adatul Mahabbah terletak di Jl. Kemiri Raya No. 24
Kel. Pondok Cabe Udik Kecamatan Pamulang Kabupaten Tangerang Provinsi
Banten. Madrasah ini terletak di tengah pemukiman penduduk dan berada pada lokasi
yang strategis dan dapat ditempuh dengan kendaraan umum yang tidak jauh dari
lokasi madrasah.
Batas daerah madrasah adalah sebelah barat dan timur berbatasan dengan
pemukiman penduduk dan lapangan bulu tangkis, sebelah utara berbatasan dengan
sarana olah raga RW 04 dan pemukiman penduduk.
4. Keadaan Siswa dan Guru MTs Sa’datul Mahabbah
Siswa-siswi MTs Sa’adatul Mahabbah Pondok Cabe Udik Pamulang pada
tahun pelajaran 2005/2006 berjumlah 224 orang, terdiri dari 95 orang laki-laki dan
129 orang perempuan. Mereka terbagi menjadi enam kelas; dua kelas untuk siswa
kelas I, dua kelas untuk siswa kelas II, dan dua kelas untuk siswa kelas III. Mengenai
jumlah siswa/siswi untuk masing-masing kelas secara lebih rinci dapat dilihat pada
tabel di bawah ini:
33
Tabel IV
Data Siswa MTs Sa’adatul Mahabbah Tahun Pelajaran 2005/2006 Jumlah siswa
No Kelas
L P Jumlah
1 I A 19 25 44
2 I B 17 26 43
3 II A 18 20 38
4 II B 13 23 36
5 III A 15 18 33
6 III B 13 17 30
Jumlah 6 Kelas 95 129 224
Madrasah Tsanawiyah Sa’adatul Mahabbah saat ini dikepalai oleh M. Abdul
Latief, S.Ag. Selanjutnya, untuk mengetahui keadaan guru MTs Sa’adatul Mahabbah
Pamulang pada tahun pelajaran 2005/2006 dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel V
Data guru dan staff MTs Sa’adatul Mahabbah
No Nama L/P Pendidikan Keterangan
1 M. Abdul Latief S.Ag L STAIAH 99 Kepala sekolah
3 Nani Kartini S.Pd P UMP 98 Bid. Humas/guru
4 Abdul Rozak, SH L UMJ 00 Guru
5 Edy Amar L D2 UMJ Guru
6 Burhanudin S.Ag L IAIN 95 TU/guru
7 Ahmad Jawahir S.Pd L IKIP 98 Wak. Kepala/ guru
8 Mukhlis SA,g L UIKA Guru/pemb. Pramuka
9 Rohidi Nusad L STAISA Guru/pemb. Pramuka
10 Suryani BA P UJG 91 Guru
11 Hidayanti, SEI P IAIN 00 Guru
12 Lilik Wasliyah, SAg P IAIN 01 Guru
13 Muqrodi S.Sos.I L IAIN 02 Guru
14 Anita Handayani, S.Hum P UIN 02 Guru
15 Naimansyah L SPG 87 Guru
16 Handayani P MAN 02 Pemb. Pramuka
17 M. Nur L UIN Guru
18 Asda Gunawan L UIN Guru
19 Mulyati SP.g P STAIF 05 Guru
5. Keadaan Sarana dan Prasarana
Untuk sarana dan prasarana penunjang belajar, dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel VI
Keadaan Sarana dan Prasarana MTs Sa’adatul Mahabbah
No Fasilitas Jumlah Keterangan
1 Ruang belajar 8 Ruangan Permanen
2 Ruang kantor kepala sekolah 1 Ruang Permanen
4 Ruang perpustakaan 1 Ruang Permanen
5 Laboratorium komputer 1 Ruang Permanen
6 Mushalah 1 Ruang Permanen
B. Aplikasi Pengajaran Bidang Studi Aqidah Akhlak di MTs Sa’adatul Mahabbah
Bidang studi Aqidah Akhlak merupakan salah satu dari mata pelajaran yang
ada di Madrasah Tsanawiyah, yang bertujuan agar dapat memberikan pengetahuan,
penghayatan dan keyakinan kepada siswa tentang hal hal yang harus diimani
(diyakini) menurut ajaran Islam, sehingga tercermin dalam sikap dan tingkah lakunya
sehari-hari. Mata pelajaran Aqidah Akhlak juga diharapkan dapat memberikan bekal
kepada siswa agar memiliki moral yang baik dan memiliki iman dan taqwa.34
Berdasarkan tujuan di atas, maka posisi bidang studi Aqidah Akhlak sangatlah
penting dalam usaha untuk membimbing serta mengarahkan sikap dan perilaku
keberagamaan siswa yang benar dan terarah dalam kehidupan sehari-hari.
Idealnya, siswa yang telah menguasai tentang teori dan pelajaran Aqidah
Akhlak yang telah diajarkan di kelas dapat mempraktekkannya dalam kehidupan
sehari-hari. Karena, materi pelajaran dalam bidang studi Aqidah Akhlak tidak hanya
34
menekankan ranah kognitif saja, tetapi juga psikomotorik dan terlebih ranah afektif.
Dengan demikian, ukuran keberhasilan dalam mencapai tujuan bidang studi Aqidah
Akhlak bukan hanya dari penguasaan materi pelajaran (teori) belaka, tetapi juga dari
perilaku keberagamaan siswa tersebut sebagaimana yang telah ia pelajari.
Dalam pelaksanaan pengajaran bidang studi aqidah akhlak di MTs Sa’adatul
Mahabbah melibatkan seluruh aktifitas seluruh siswa, dan guru mempergunakan
metode yang beragam, misalnya; ceramah, tanya jawab, resitasi (tulis maupun
hafalan), dan pembagian tugas baik secara individu maupun kelompok
Alokasi yang disediakan untuk pengajaran bidang studi aqidah akhlak kurang lebih 2 x 60 menit setiap kali pertemuan pada setiap minggunya dalam satu minggu, pengajaran aqidah akhlak dua kali atau 2 jam pelajaran (1 jam =
60 menit); 2 jam = 120 menit untuk kelas IA pada hari selasa (07.00-08.00) untuk kelas IB (08.00-09.00). untuk pertemuan kedua kelas IA pada hari jum’at
(07.00-08.00) untuk kelas IB (08.00-09.00). Untuk kelas II A (10.00-11.00) II B (11.00-12.00) pada hari selasa. Sedangkan untuk pertemuan yang kedua pada
hari sabtu kelas II A (08.00-09.00) dan kelas II B (10.00-11.00).35
Kesulitan yang dihadapi dihadapi siswa berbeda-beda, sesuai dengan kondisi
belajar dan tingkat kecerdasan (intelegensi) masing-masing. Ada yang memang
memahami pelajaran yang diterangkan dan ada pula yang agak lama dalam
memahami penjelasan guru.
Kesulitan yang ditemui dalam kelas, pertama karena skill dan kemampuan siswa dalam memahami pelajaran yang berbeda-beda dan alokasi waktu yang terbatas
sehingga guru merasa target pengajaran yang dibebankan kurang terpenuhi. Kedua
karena jumlah siswa yang banyak sedang kemampuan siswa yang berbeda-beda
sehingga guru tidak bisa mengamati satu-persatu. Ketiga, dari faktor siswa diantaranya dikarenakan pada masa ini siswa sedang mengalami proses menuju
35
dewasa sehingga mengalami goncangan dari jiwa sehingga secara tidak langsung
mengganggu proses belajarnya, faktor orang tua dan lingkungan yang kurang
mendukung dan motivasi untuk belajar masih rendah walaupun realitanya bersifat
kasuistik.36
Untuk mengatasi kesulitan maka guru menulis ringkasan dipapan tulis, agar
siswa dapat mempelajari kembali pelajaran di rumahnya masing, dan juga untuk
dijadikan pegangan apabila sewaktu-waktu lupa.
Untuk memotivasi siswa, guru memberikan arahan bahwa belajar aqidah akhlak itu
penting. Karena dengan mempelajari aqidah akhlak kita dapat membedakan
perbuatan yang baik maupun, dengan mencontoh kisah-kisah yang terdapat pada mata
pelajaran aqidah akhlak siswa diharapkan dapat mengambil hikmah dari kejadian
yang dialami oleh nabi dan para sahabatnya.
C. Deskripsi Data
Deskripsi berasal dari bagasa inggris description dan bahasa latin description
yang berarti menulis, menggores atau menggambar. Sedangkan secara istilah
deskripsi adalah suatu metode ilmuiyah yang dilakukan dengan merekam data daru
suatu eksperimen atau observasi dengan bantuan system indeks tertentu.37
Data yang terkait demgam variable bebas yatiu prestasi belajar aqidah akhlak
(X), sedangkan variable terikat adalah perilaku keberagamaan siswa (Y).
36
Ibid.
37
Dari keseluruhan siswa-siswi kelas I dan II (mulai dari kelas I A, kelas I B,
kelas II A, dan kelas II B) yang berjumlah 162 orang, diambil data sampel
penelitiannya dengan perhitungan prosentase 25 % dari seluruh jumlah siswa-siswi
kelas I dan kelas II, maka diperoleh hasil 40 orang yang menjadi sampel. Untuk lebih
jelasnya tentang jumlah siswa-siswi yang dijadikan sampel penelitian adalah sebagai
berikut:
Tabel VII
Jumlah data populasi dan sampel penelitian Kelas Jml. Siswa Jml. Sampel
I A 44 10
I B 44 10
II A 38 10
II B 36 10
Jml 162 40
Selanjutnya, dari siswa-siswi yang dijadikan responden ini, diberikan sebuah
angket penelitian yang di dalamnya terdiri dari 20 item pertanyaan yang diharapkan
nantinya dapat mengetahui perilaku keberagamaan siswa sehari-hari dan
hubungannya dengan prestasi belajar meraka pada bidang studi Aqidah Akhlak.
Data yang akan dianalisa adalah skor-skor dari penyebaran angket siswa yang
ditemukan di lapangan, kemudian data tersebut diolah dalam bentuk tabel-tabel
Tabel VIII
Melaksanakan Shalat Lima Waktu Sehari Alternatif Jawaban F Prosentase %
Selalu 27 67,5 %
Sering 9 22,5 %
Kadang-Kadang 3 7,5 %
Tidak Pernah 1 2,5 %
Total 40 100 %
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang suka
melaksanakan shalat lima waktu relatif banyak, yaitu “67,5%” menjawab “selalu”,
dan yang menjawab “sering” ada (22,5%), sedangkan yang menjawab
“kadang-kadang” (7,5%) adapun sisanya yang berjumlah (2,5%) memilih jawaban “tidak
pernah”. Ini berarti tingkat intensitas siswa MTs Sa’adatul Mahabbah dalam
melaksanakan shalat wajib cukup tinggi. Namun, hasil ini tetap belum memuaskan
karena shalat wajib seharusnya dikerjakan tanpa ada alasan meninggalkannya
terutama bagi orang Islam yang sudah baligh, kecuali alasan-alasan tertentu yang dibolehkan agama Islam untuk meninggalkan shalat seperti haidh bagi perempuan. Dan, mayoritas siswa MTs kelas I dan II sudah mulai baligh. Jadi, walaupun intensitas pelaksanaan shalat wajib oleh siswa sudah tergolong tinggi, namun harus
Tabel IX
Melaksanakan Shalat Berjama’ah Setelah Pulang Sekolah Alternatif Jawaban F Prosentase %
Selalu 5 12,5 %
Sering 13 32,5 %
Kadang-Kadang 13 32,5 %
Tidak Pernah 9 22,5 %
Total 40 100 %
Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa siswa yang melaksanakan
shalat berjama’ah setelah keluar dan sebelum pulang masih belum banyak, yaitu
(12,5%) menjawab “selalu”, dan yang menjawab “sering” ada (32,5%), sedangkan
yang menjawab “kadang-kadang” (32,5%) adapun sisanya yang berjumlah (22,5%)
memilih jawaban “tidak pernah.” Sehingga dari data itu terlihat masih banyak siswa
yang belum memiliki kesadaran untuk melaksanakan shalat berjamaah saat pulang
sekolah.
Tabel X
Melaksanakan Ibadah Shalat Tepat Waktu Alternatif Jawaban F Prosentase %
Selalu 6 15 %
Sering 10 25 %
Kadang-Kadang 23 57,5 %
Tidak Pernah 1 2,5 %
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa yang suka melaksanakan ibadah
shalat tepat pada waktunya memiliki tingkat kewajaran yang tidak terlalu menonjol,
artinya mayoritas responden tidak intens dalam melaksanakan shalat tepat waktunya,
hanya sedikit saja yang melakukannya. Namun, bukan berarti mereka
meninggalkannya sama sekali. Separuh lebih responden melakukannya terkadang
saja, walaupun ada juga yang ternyata tidak pernah shalat tepat waktu. Hal ini
dibuktikan dengan prosentase jawaban yang diberikan oleh para responden. Yaitu
15,5% menjawab “selalu”, dan yang menjawab “sering” ada 25%, sedangkan yang
memilih alternatif jawaban “kadang-kadang” 57,5% yang berarti melebihi setengah
jumlah responden, adapun sisanya yang berjumlah 2,5% memilih jawaban “tidak
pernah”.
Tabel XI
Melaksanakan Shalat Sunnah
Alternatif Jawaban F Prosentase %
Selalu 7 17,5 %
Sering 12 30 %
Kadang-Kadang 13 32,5 %
Tidak Pernah 8 20 %
Siswa yang suka melaksanakan shalat sunnah hampir merata dengan siswa
yang tak pernah melaksanakannya sama sekali, yaitu (17,5%) menjawab “selalu”, dan
yang menjawab “sering” ada (30%), sedangkan yang menjawab “kadang-kadang”
(32,5%) adapun sisanya yang berjumlah (20%) memilih jawaban “tidak pernah”.
Dengan demikian sikap keberagamaan responden masih belum tinggi, tapi cukup.
Tabel XII
Melaksanakan Puasa Ramadhan
Alternatif Jawaban F Prosentase %
Selalu 40 100 %
Sering 0 0 %
Kadang-Kadang 0 0 %
Tidak Pernah 0 0 %
Total 40 100 %
Pada tabel di atas diketahui bahwa seluruh siswa selalu melaksanakan ibadah
puasa pada bulan suci Ramadhan terbukti seluruhnya (100%) menjawab “selalu” dan
tidak ada seorangpun yang menjawab sering, kadang-kadang maupun tidak pernah.
Tentu saja hasil ini sangat menggembirakan, karena menunjukkan bahwa tingkat
perilaku keberagamaan siswa khususnya dalam berpuasa di bulan Ramadhan sangat