• Tidak ada hasil yang ditemukan

Direktori 1 Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Direktori 1 Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

P U T U S A N

NOMOR : 14/G/2011/PTUN-DPS

”DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA”

---Pengadilan Tata Usaha Negara Denpasar yang memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara pada tingkat pertama dengan acara biasa, telah menjatuhkan putusan dengan pertimbangan sebagai berikut , dalam perkara antara :

---PT KARYAJATI MEGATAMA, beralamat di Jalan Mayjen Sutoyo Nomor 55, Denpasar, sebuah Perseroan Terbatas yang didirikan berdasarkan hukum Indonesia, dengan akta pendirian Nomor : 118, tertanggal 16 Januari 1992, yang dibuat dihadapan Indrawati Setiabudhi, SH, Notaris di Malang, dan diperbaiki dengan akta Nomor 109, tertanggal 20 Agustus 1992 dihadapan notaris yang sama, yang telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia , tertanggal 10 September 1993, dengan Keputusan Nomor C2-8806 HT.01.01.Th.93, anggaran dasar mana berturut-turut telah diubah dengan akta tertanggal 17 April 2000, Nomor 40, dengan akta tertanggal 5 Juni 2007, Nomor 1, dengan akta tertanggal 12 Juli 2008, Nomor 20, terakhir dengan akta tertanggal 12 Juli 2008, Nomor 21, kesemuanya dibuat dihadapan J.S.Wibisono, SH, Notaris di Denpasar -Yang;..

yang dalam hal ini diwakili oleh LISA MEGAWATI, Kewarganegaraan Indonesia,

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(2)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Pekerjaan Direktur, Beralamat di Jalan

Mayjen Sutoyo No 55 Denpasar, dalam hal ini memberikan kuasa kepada : I KETUT JAYA SH, dan CAHYO SETO SUSANTO, SH, masing-masing berkewarganegaraan Indonesia, Pekerjaan Advokat , beralamat di Jalan Taman Sekar VI, Nomor T3, Padang Griya, Padangsambian, Denpasar, berdasarkan surat kuasa khusus tertanggal 10 November 2011, selanjutnya disebut sebagai pihak PENGGUGAT;

---M e l a w a n.

WALIKOTA DENPASAR, Tempat kedudukan Jalan Gajah Mada No. 1 Denpasar, dalam hal ini diwakili oleh kuasanya yang bernama : I MADE ADHY MUSTIKA, SH, I WAYAN WIJA, SH, I MADE RAKA SUWARNA, SH, dan ADNYANA, SH masing – masing berkewarganegaraan Indonesia, Pekerjaan Advokat, beralamat di Jalan Salya Nomor : 6 Denpasar, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 21 November 2011 dan FREDDY RUNTU, SH, Jabatan Kepala Kejaksaan Negeri Denpasar, beralamat di Jalan PB Sudirman No. 03, berdasarkan Surat Kuasa Khusus Nomor :

-.2; …

593.2 / 04 / Hk / 2012, tertanggal 02 Januari 2012 yang selanjutnya memberikan Hak Subtitusi kepada : I

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(3)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

WAYAN WIRADARMA, SH, A.A. GDE

SATYA MARKANDEYA, SH, COKORDA INTAN MERLANY DEWIE, SH, NI LUH WAYAN ADHI ANTARI, SH dan YULI PELADIYANTI, SH, masing - masing menjabat sebagai Jaksa Pengacara Negara, beralamat di Jalan PB Sudirman No. 03 Denpasar, berdasarkan Surat Kuasa Khusus Nomor : SKK-055 / P.1.10 / Gs / 01 / 2012, yang selanjutnya disebut sebagai pihak TERGUGAT; --- Pengadilan Tata Usaha Negara tersebut : --- --- Telah membaca penetapan Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara

Denpasar Nomor : 14/G/PEN-MH/2011/PTUN-DPS, tanggal 30 Nopember 2011 tentang Penunjukan Majelis Hakim; --- Telah membaca Penetapan Ketua Majelis Hakim Nomor :

14/G/PEN-PER/2011/PTUN-DPS, tanggal 13 Desember 2011, tentang Penetapan Pemeriksaan Persiapan; --- Telah membaca Penetapan Ketua Majelis Hakim Nomor :

14/G/PEN-HS/2011/PTUN-DPS, tanggal 24 Januari 2012 tentang Hari Sidang Pertama; --- Telah Membaca Penetapan Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara

Denpasar Nomor : 14/G/PEN-MH/2012/PTUN-DPS, tanggal 13 Maret 2012 tentang Pergantian Hakim Anggota II; --- Telah membaca surat –surat dalam berkas perkara; ---

---Telah;...

--- Telah membaca Surat-surat bukti dari para pihak yang bersengketa dipersidangan;

---TENTANG DUDUKNYA PERKARA :

--- Menimbang, bahwa Penggugat dengan surat gugatannya tertanggal 16 Nopember 2011 yang telah didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Tata

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(4)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Usaha Negara Denpasar tanggal 16 Nopember 2011 dengan register perkara

Nomor : 14/G/2011/PTUN-DPS. yang telah diperbaiki secara formal pada tanggal 24 Januari 2012 dengan gugatan mana Penggugat mendalilkan sebagai berikut :

---Obyek Sengketa :

1. Bahwa pada awalnya yang menjadi obyek sengketa dalam gugatan ini adalah surat No. 030/1753/PAD, tertanggal 13 Oktober 2011, yang merupakan penegasan dari surat pertama, tertanggal 19 Agustus 2011, No.030/1387/PAD, surat tersebut dikeluarkan oleh Tergugat; ----Bahwa dalam masa proses persiapan perkara ini, Tergugat kembali mengeluarkan surat Nomor 030/017/PAD, tertanggal 3 Januari 2012, yang merupakan penegasan dari kedua surat terdahulu, sehingga yang menjadi obyek sengketa dalam perkara ini adalah Surat No.030/017/PAD, tertanggal 3 Januari 2012; ---Bahwa Obyek sengketa tersebut diatas adalah merupakan Keputusan Tata Usaha Negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 butir 9 Undang-undang No. 5 Tahun 1986 tentang Peradilan tata Usaha Negara sebagaimana telah diubah berdasarkan Undang-undang No. 9 Tahun 2004 dan diubah untuk kedua kali berdasarkan Undang-undang No. 51 Tahun 2009, yaitu merupakan penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang berisi tindakan hukum Tata Usaha Negara yang berdasarkan Peraturan Perundangundangan yang berlaku, yang bersifat konkret, individual,

dan;…

dan final, yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau Badan Hukum Perdata; ---Maka Pengadilan Tata Usaha Negara Denpasar berwenang untuk memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa ini;

---Gugatan Diajukan Dalam Tenggang Waktu Yang Ditentukan Oleh Undang-Undang.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(5)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

2. Bahwa Keputusan Tata Usaha Negara tersebut dikeluarkan oleh

Tergugat pada tanggal 03 Januari 2012, yang merupakan penegasan dari surat tertanggal 19 Agustus 2011 dan surat tertanggal 13 Oktober 2011; ---Bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 55 Undang-undang no. 5 tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara sebagaimana telah diubah berdasarkan Undang-undang No. 9 Tahun 2004 dan diubah untuk kedua kali berdasarkan Undang-undang No. 51 Tahun 2009 juncto Surat Edaran Mahkamah Agung No. 2 Tahun 1991 gugatan ini diajukan masih dalam batas tenggang waktu yang ditentukan oleh Undang undang;

---Alasan Gugatan:

3. Bahwa gugatan ini diajukan dengan alasan:

a. Bahwa Keputusan A quo dikeluarkan oleh Tergugat bertentangan dengan Peraturan Perundang-undangan; ---b. Bahwa dikeluarkannya Keputusan A quo bertentangan dengan

asas-asas Umum Pemerintahan yang baik; ---Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53 ayat (2) Undang-undang tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara sebagaimana telah diubah berdasarkan Undang-undang No. 9 Tahun 2004 dan diubah untuk kedua kali berdasarkan Undang-undang No. 51 Tahun 2009, sebagaimana diuraikan sebagai Duduk :…

Duduk Persoalan (Uraian fakta)

4. Bahwa Penggugat adalah pemegang Hak Guna Bangunan (HGB) atas sebidang tanah sebagaimana yang diuraikan pada sertipikat Hak Guna Bangunan No.13/Desa Pemecutan Kaja, Gambar Situasi tanggal 12 Desember 1991, Nomor 8232/1991, seluas 9.800 m2 (sembilan ribu delapan ratus meter persegi), terletak di Desa Pemecutan Kaja, Kecamatan Denpasar Barat, Daerah Tingkat II Badung, atas nama

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(6)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Penggugat, (setempat dikenal sebagai pusat perbelanjaan Tiara

Grosir); ---5. Bahwa jangka waktu Hak Guna bangunan tersebut berlaku selama 20

(dua puluh) tahun terhitung sejak tanggal 12 Desember 1991 sampai dengan tanggal 12 Desember 2011; ---6. Bahwa dikarenakan tenggang waktu Hak Guna Bangunan tersebut

segera akan berakhir, maka Penggugat menyampaikan surat permohonan izin perpanjangan Hak Guna Bangunan kepada Tergugat, selaku pemegang Hak Pengelolaan (HPL) atas obyek HGB tersebut dengan surat pertama nomor 072/TG-PMSR/VI/2011, tanggal 30 Juni 2011, kemudian ditegaskan lagi dengan surat kedua Nomor : 109/ PMS-TG/IX/2011, tanggal 29 September 2011; ---7. Bahwa atas kedua surat tersebut, kemudian Tergugat telah

menerbitkan Keputusan Tata Usaha Negara yang ditujukan kepada Penggugat yaitu surat Nomor : 030/017/PAD, tertanggal 3 Januari 2012, yang merupakan penegasan dari surat No. 030/1387/PAD, tertanggal 19 Agustus 2011 dan Surat No. 030/1753/PAD, tertanggal 13 Oktober 2011, yang pada intinya menolak memberikan izin perpanjangan Hak Guna Bangunan atas sertipikat Hak Guna Bangunan tersebut kepada Keputusan; …

Keputusan Tata Usaha Negara Yang Disengketakan Bertentangan Dengan Peraturan Perundang – Undangan :

8. Bahwa diterbitkannya obyek sengketa oleh Tergugat, adalah tidak berdasar, dan bertentangan dengan ketentuan Perundang-undangan, mengingat wewenang menyatakan permohonan perpanjangan telah melampaui waktu minimal yaitu sebelum HGB berakhir adalah wewenang Kantor Pertanahan Kota Denpasar untuk menggunakan atau tidak menggunakan wewenangnya tersebut, dan bukan wewenang Tergugat; mengingat PP No. 40 tahun 1996 tentang HGU,

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(7)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

HGB, Hak Pengelolaan (HPL), dalam tata cara pelimpahan

wewenangnya diatur dalam peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional No.3 Tahun 1999 jo. Peraturan Kantor Badan Pertanahan Nasional No.1 Tahun 2011, yang merupakan peraturan kebijaksanaan bukanlah batasan hukum yang limitatif; dengan demikian alasan penolakan Tergugat terhadap permohonan izin perpanjangan HGB oleh Penggugat dikatagorikan sebagai cacat yuridis, dari segi isi (materi) atau (onbevoegdheid ratione materie); ---9. Bahwa alasan penolakan Tergugat yang menyatakan obyek HGB yang

dimohonkan izin perpanjangan oleh Penggugat akan dipergunakan/ dimanfaatkan oleh Tergugat untuk kepentingan pelayanan publik adalah alasan yang dicari-cari, tanpa didukung oleh adanya suatu fakta otentik yang menyatakan lahan tersebut akan dipergunakan untuk kepentingan pelayanan publik;

---Bahwa mengingat diatas tanah obyek HBG yang dikuasai oleh Penggugat dipergunakan oleh Penggugat sebagai pusat perbelanjaan yang dikenal sebagai Tiara Grosir, adalah suatu usaha padat karya yang mempekerjakan lebih dari sekitar 700 (tujuh ratus) orang pegawai dan 500 Pengusaha kecil dan Menengah yang menjadi - suplier;...

suplier, dan tempat tersebut merupakan kebutuhan atau kepentingan publik; dengan demikian alasan penolakan Tergugat terhadap permohonan izin perpanjangan yang dilakukan oleh Penggugat adalah dikatagorikan sebagai tindakan sewenang wenang (willekeur); ---Keputusan Tata Usaha Negara Yang Disengketakan Bertentangan Dengan Asas Aasas Umum Pemerintahan Yang Baik:

10.Bahwa dikeluarkannya Keputusan Tata Usaha Negara tersebut oleh Tergugat adalah bertentangan dengan asas-asas umum pemerintahan yang baik :

---Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(8)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Asas Kepastian Hukum, menurut penjelasan Undang undang

Nomor 28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan Pemerintah Yang Bersih Dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi Dan Nepotisme, adalah asas dalam Negara Hukum yang mengutamakan landasan peraturan perundang undangan, kepatutan, dan keadilan dalam setiap kebijakan penyelenggara Negara ; dalam perkara ini Tergugat tidak mengutamakan landasan perundang undangan, jika Tergugat mengutamakan landasan perundang undangan tentu tidak sampai menerbitkan Keputusan Tata Usaha Negara (obyek sengketa); Demikian pula Tergugat tidak mengutamakan rasa keadilan, dalam hal ini seharusnya Tergugat memperhatikan semua kepentingan yang tersangkut, sehingga tidak sampai mengeluarkan keputusan (obyek sengketa); ---• Asas Keterbukaan, menurut penjelasan Undang undang Nomor

28 Tahun 1999, Tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih yang bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme adalah asas yang membuka diri terhadap masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang penyelengaraan negara; Dalam;...

Dalam hal ini jauh hari sebelum jangka waktu Hak Guna Bangunan akan berakhir, Tergugat tidak pernah menyampaikan pemberitahuan berupa Keputusan Tata Usaha Negara yang berisi serta menerangkan Hak Guna Bangunan yang dikuasai oleh Penggugat akan dipergunakan untuk kepentingan pelayanan publik, dalam hal ini Tergugat sebagai pelayan masyarakat tidak menerapkan asas keterbukaan;---• Asas Profesionalisme, menurut penjelasan Undang undang

Nomor 28 Tahun 1999, Tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme adalah asas

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(9)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

yang mengutamakan keahlian yang berlandaskan kode etik dan

ketentuan peraturan perundang undangan yang berlaku; ---Dalam perkara A quo Tergugat tidak mengutamakan keahlian yang berlandaskan peraturan perundang - undangan sebab tindakan Tergugat mengeluarkan Keputusan Tata Usaha Negara obyek sengketa sebagaimana telah diuraikan diatas justru bertentangan dengan peraturan perundang undangan;

---Keputusan Tata Usaha Negara Yang Disengketakan Merugikan Penggugat;

11. Bahwa dikeluarkannya keputusan Tata Usaha Negara tersebut merugikan kepentingan Penggugat dan hajat hidup bagi orang banyak karena tanah Hak Guna Bangunan yang dikuasai oleh Tergugat tersebut dipergunakan untuk pusat perbelanjaan dengan nama Tiara Grosir, yang mempekerjakan lebih kurang 700 (tujuh ratus) orang sebagai pegawai dan lebih kurang 500 (lima ratus) orang pengusaha kecil dan menengah sebagai suplier, yang menggantungkan hidupnya dari pekerjaan tersebut, dan apabila Keputusan Tata Usaha Negara (obyek sengketa) tersebut tetap dipertahankan akan berakibat hilangnya;…

hilangnya mata pencaharian dan tumpuan hidup bagi ribuan orang, dan berdampak terjadinya pengangguran yang menjadi beban

pemerintah;---Permintaan/Permohonan;

Berdasarkan atas uraian tersebut diatas, Penggugat mohon agar Pengadilan Tata Usaha Negara Denpasar berkenan memutuskan :

---1. Mengabulkan gugatan Penggugat ;---2. Menyatakan batal atau tidak sah Keputusan Tata Usaha Negara yang

dikeluarkan oleh Tergugat yaitu :Surat Nomor 030/017/PAD, tertanggal 3 Januari 2012, yang merupakan penegasan dari surat No.030/1387/

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(10)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

PAD, tertanggal 19 Agustus 2011 dan surat No. 030/1753/PAD,

tertanggal 13 Oktober

2011;---3. Memerintahkan kepada Tergugat menerbitkan Keputusan Tata Usaha Negera untuk memberikan izin perpanjangan Hak Guna Bangunan kepada Penggugat;---4. Menghukum Tergugat untuk membayar biaya perkara;

---Menimbang, bahwa terhadap gugatan Penggugat tersebut, pihak Tergugat telah mengajukan Jawaban pada persidangan tanggal 15 Maret 2012 yang berisi sebagai berikut :

---I. DALAM EKSEPSI :

1. Obyek sengketa bukan merupakan keputusan Tata Usaha Negara; Bahwa sebagaimana dalil gugatan Penggugat yaitu Tergugat telah menerbitkan Keputusan Tata Usaha Negara (KTUN) yang di tujukan kepada Penggugat yaitu surat No: 030/017/PAD, tertanggal 03 Januari 2012, yang merupakan penegasan dari surat Nomor : 030 / 1387/ PAD, tertanggal 19 Agustus 2011 dan surat nomor : 030 /1753/PAD, tertanggal 13 Oktober 2011 yang pada intinya menolak

-memberikan;...

memberikan ijin perpanjangan Hak Guna Bagunan (HGB) atas Sertipikat Hak Guna Bangunan nomor : 13/Desa Pemecutan Kaja, gambar situasi tanggal 12 Desember 1991/No.: 8232/1991, luas : 9800 M2 atas nama Penggugat. Akan tetapi, Penggugat tidak menjelaskan Sertipikat Hak Guna Bangunan tersebut di peroleh di atas Hak Pengelolaan (HPL) berdasarkan perjanjian tentang pemberian hak guna bangunan di atas tanah HPL No. 6/HPL/BPN/91 Jalan Cokroaminoto, Kecamatan Denpasar Barat, Kabupaten Daeerah Tingkat II Badung dengan bangunan pengganti dari PT INDRAWOOD MEGAHTAMA, surabaya dan selanjutnya Pemerintah Kota Denpasar mendapatkan HPL tersebut berdasarkan serah terima aset antara

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(11)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Pemerintah Kabupaten Badung dengan Pemerintah Kota Denpasar.

Selanjutnya, HPL tersebut di sertifikatkan dan terbit sertipikat HPL Nomor: 1, Desa Pemecutan Kaja atas nama Pemerintah Kota Denpasar. Oleh karena, berdasarkan pasal 26 ayat 2 Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor : 40 Tahun 1996 mengatur HGB atas HPL di perpanjang atau di perbaharui atas permohonan pemegang HGB setelah mendapatkan persetujuan dari pemegang HPL;

---Bahwa terhadap perpanjangan HGB di atas HPL di perlukan persetujuan pemegang HPL. Maka, di perlukan kesepakatan antara Tergugat sebagai pemegang HPL dengan Penggugat sebagai pemegang HGB di atas tanah HPL, dalam kesepakatan ini merupakan hubungan hukum keperdataan antara Penggugat dengan Tergugat. Sehingga, berdasarkan pasal 2 Undang-undang Nomor : 5 Tahun 1986 jo Undang - undang Nomor : 9 Tahun 2004 tentang Peradilan Tata Usaha Negara memberi beberapa pengecualian Keputusan Administrasi yang tidak masuk pada katagori obyek sengketa -

Administrasi;...

administrasi antara lain Keputusan Tata Usaha Negara yang merupakan perbuatan hukum perdata; ---2. Peradilan Tata Usaha Denpasar tidak berwenang mengadili

perkara aquo; ---Bahwa persoalan perpanjangan HGB di atas HPL adalah menyangkut kesepakatan Tergugat dengan Penggugat sehingga dalam hal ini Tergugat melakukan perjanjian keperdataan dengan Penggugat sebagaimana di atur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor : 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah bagian keenam bangunan serah guna pasal 43 ayat 7

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(12)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

mengatur bangunan serah guna dilaksanakan berdasarkan surat

perjanjian yang sekurang-kurangnya memuat : --a. pihak-pihak yang terikat dalam perjanjian; ---b. obyek bangunan serah guna; ---c. jangka waktu bangunan serah guna; ---d. hak dan kewajiban para pihak yang terikat dalam perjanjian;

dan; ---e. persyaratan lain yang di anggap perlu;---Bahwa dalam hal ini Tergugat melibatkan diri dalam pergaulan hukum keperdataan. Sehingga, ketika terjadi perselisihan. maka, berlaku hukum perdata dan di selesaikan melalui peradilan perdata dan menurut Indroharto setiap perjanjian perdata yang di lakukan oleh pemerintah selalu di dahului dengan adanya KTUN yang kemudian melahirkan teori melebur, yakni Keputusan ini dianggap melebur kedalam tindakan hukum perdata. Oleh karena itu, jika terjadi sengketa penyelesaiannya tidak melalui PTUN tetapi melalui peradilan umum (Ridwan HR Hukum Administrasi Negara, hal. 3. Gugatan;...

3. Gugatan diajukan rancu ; ---

Bahwa tanggal gugatan adalah tanggal 10 Nopember 2011, namun yang menjadi obyek gugatan adalah Surat No. 030/017/PAD tanggal 3 Januari 2012 sehingga jelas gugatan ini dari persyaratan formal jelas telah tidak dapat dibenarkan, karena bagaimana mungkin surat yang ditandatangani tanggal 10 Nopember 2011 mempermasalahkan surat yang baru di terbitkan kemudian yaitu tanggal 3 Januari 2012;

4. Obyek Gugatan salah ;

---Bahwa dalam gugatannya Penggugat secara tegas yang menjadi obyek sengketa adalah Surat No. 030 / 017 / PAD tanggal 3 Januari

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(13)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

2012 yang pada pokoknya berisi permintaan agar Penggugat tidak

melakukan aktifitas diatas lahan HGB dan membongkar bagunan serta benda-benda yang ada diatasnya, yang menurut dalil Penggugat adalah penegasan atas surat No. 030/1387/PAD tanggal 19 Agustus 2011 dan surat No. 030/1753/PAD tanggal 13 Oktober 2011; ---Bahwa Surat yang merupakan penolakan atas perpanjangan HGB adalah surat Nomor. 030/1387/PAD tanggal 18 Agustus 2011 yang mengacu pada pasal 27 Peraturan Pemerintah RI Nomor 40 tahun 1996, sedangkan surat Nomor. 030/017/PAD tanggal 3 Januari 2012 dan surat Nomor 030/1753/PAD tanggal 13 Oktober 2011 adalah merupakan surat yang merupakan pelaksanaan dari penolakan atas permohonan perpanjangan HGB dan surat tersebut merupakan pelaksanaan dari konsekwensi dari penolakan HGB yang mengacu pada Pasal 36 dan Pasal 37 Peraturan Pemerintan RI Nomor 40 tahun 1996, sehingga Penggugat yang mendasarkan gugatannya pada pokok permasalahan yaitu surat Nomor 030/017/PAD tanggal 3 Januari 2012 adalah merupakan obyek yang keliru;

---5. Gugatan yang diajukan bertentangan dengan ketentuan Undang Undang Peradilan Tata Usaha Negara:

Bahwa;...

Bahwa gugatan yang terima pada tanggal 16 Nopember 2011 oleh Kepaniteraan Pengadilan Tata usaha Negara yang berdasarkan ketentuan pasal 63 ayat (2) UU No.5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara sebagaimana telah diubah berdasarkan UU No.9 Tahun 2004 dan dirubah untuk kedua kalinya berdasarkan UU No.51 Tahun 2009 gugatan dapat diperbaiki dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari namun ternyata perbaikan baru diterima tanggal 24 Januari 2012 atau lebih dari 30 hari sehingga berdasarkan ketentuan pasal 63 ayat (3) UU No.5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara sebagaimana telah diubah berdasarkan UU No.9 Tahun 2004 dan

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(14)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

dirubah untuk kedua kalinya berdasarkan UU No.51 Tahun 2009

gugatan tidak dapat diterima dan harus mengajukan gugatan baru;

6. Gugatan diajukan bukan atas pertimbangan yang layak :

---Bahwa pemberian perpanjangan HGB atau tidak merupakan kewenangan dari Tergugat yang tentunya telah didasarkan pertimbangan - pertimbangan yang layak dan tidak bertentangan dengan asas pemerintahan yang baik yaitu dilokasi tersebut akan dipergunakan sebagai sarana pelayanan publik yang dapat dinikmati seluruh masyarakat, sedangkan Penggugat dalam dasar gugatannya hanya mempertimbangkan dari segi bisnis semata yang tidak memenuhi kelayakan secara umum dan terkesan dasar gugatan dibuat asal - asalan tanpa landasan hukum yang jelas;

7. Obyek gugatan bukan merupakan wewenang Peradilan Tata Usaha Negara : ---Bahwa yang menjadi obyek gugatan dalam perkara ini adalah Surat No. 030 / 017 / PAD tanggal 3 Januari 2012 sedangkan yang menjadi pokok permasalahan dalam gugatan adalah tidak diterbitkannya ijin perpanjangan HGB, yang mana penolakan atas

-penerbitan; ...

penerbitan HGB tersebut faktanya adalah berdasarkan surat Nomor : 030/1387/PAD tanggal 19 Agustus 2011 sedangkan Surat No. 030/017/ PAD tanggal 3 Januari 2012 adalah merupakan surat yang menindak lanjuti dan merupakan konsekuensi yang diatur dalam Pasal 36 dan Pasal 37 Peraturan Pemerintan RI Nomor 40 tahun 1996 yang dalam pelaksanaannya masih ada upaya - upaya yang dapat dilakukan untuk pembongkaran tersebut atau tidak bersifat final;

---II. DALAM POKOK PERKARA :

1. Bahwa segala yang terurai dalam bagian eksepsi menjadi satu kesatuan dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam bagian pokok perkara ini;

---Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(15)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

2. Bahwa Tergugat menolak secara tegas dalil-dalil gugatan Penggugat

kecuali yang di akuinya secara tegas-tegas; ---3. Bahwa Penggugat sebagai pemegang HGB Nomor : 13/Desa

Pemecutan Kaja, gambar situasi tanggal 12 Desember 1991 Nomor : 8232/1991, luas: 9800 M2 di atas tanah HPL Nomor : 6/HPL/BPN/91 Kecamatan Denpasar Barat, pemberian HGB di atas tanah HPL tersebut berdasarkan surat perjanjian tentang Pemberian HGB di atas tanah HPL No.: 6/HPL/BPN/91, Jalan Cokroaminoto, Kecamatan Denpasar Barat, Kabupaten Daerah Tingkat II Badung dari PT Indrawood Megahtama Surabaya dan jangka waktu HGB tersebut berlaku selama 20 tahun terhitung sejak tanggal 12 Desember 1991 sampai dengan 12 Desember 2011; ---4. Bahwa berdasarkan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1992 Tentang

Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Denpasar dan selanjutnya adanya penyerahan aset dari Pemerintahan Daerah Tingkat II Badung kepada Pemerintah Kota Denpasar (Berita Acara Penyerahan Asset Pemda Tingkat II Badung kepada Pemda Kodya Tingkat II Denpasar tertanggal;...

tertangal 31 Desember 1992), salah satu aset yang di serahkan adalah tanah HPL Nomor : 6/Desa Pemecutan Kaja Denpasar Barat, luas : 9800 M2. Dengan adanya penyerahan aset tersebut Pemerintah Kota Denpasar mensertipikatkan tanah HPL tersebut dengan sertipikat dengan Hak Pengelolaan No: 1/Desa Pemecutan Kaja, Kecamatan Denpasar Barat, luas : 9800 M2, gambar situasi tanggal 6 Pebruari 1991, No: 658/1991 atas nama Pemerintah Kota Denpasar; ---5. Bahwa surat Tergugat No: 030/1387/PAD, tertanggal 19 Agustus 2011

dan surat No: 030/1753/PAD, tertanggal 13 Oktober 2011 merupakan jawaban atas surat Penggugat No: 072/TG-PMSR/VI/2011, tanggal 30 Juni 2011, dan surat kedua No: 109/PMS-TG/IX/2011, tanggal 29 September 2011, perihal : permohonan izin perpanjangan hak guna bangunan kepada Tergugat. Oleh karena, Tergugat selaku pemegang

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(16)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

HPL Nomor : 1/Desa Pemecutan Kaja, luas 9800 M2. Intinya surat

tersebut Tergugat menolak permohonan Penggugat untuk perpanjangan HGB di atas tanah HPL Nomor : 1/Desa Pemecutan Kaja. Oleh karena, tanah HPL tersebut merupakan barang milik daerah. Maka, berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor : 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah dalam pasal 5 ayat 1 diatur bahwa Kepala Daerah sebagai pemegang kekuasaan pengelolaan barang milik Daerah berwenang dan bertanggungjawab atas pembinaan dan pelaksanaan pengelolaan milik daerah dan ayat 2 huruf a mengatur dalam melaksanakan ketentuan pada ayat (1) Kepala Daerah di bantu oleh Sekretaris Daerah selaku pengelola. Dengan demikian, surat Tergugat No: 030/1387/PAD, tertanggal 19 Agustus 2011, surat No: 030/1753/PAD, tertanggal 13 Oktober 2011 dan surat No: 030/017/PAD tertanggal 3 Januari 2012 adalah surat yang di keluarkan oleh pejabat yang berwenang; 6.Bahwa;... 6. Bahwa tidak benar Tergugat dalam menerbitkan surat Nomor 030/017/ PAD tanggal 3 Januari 2012 telah bertentangan dengan ketentuan Perundang - undangan, sebab terbitnya surat Nomor 030/017/PAD tanggal 3 Januari 2012 adalah merupakan konsekuensi dari hapusnya HGB yang diatur dalam Pasal 36 dan Pasal 37 Peraturan Pemerintah RI Nomor 40 tahun 1996;

---7. Bahwa obyek sengketa yaitu surat Nomor 030/017/PAD tanggal 3 Januari 2012 adalah tidak berkaitan dengan dalil Penggugat yang menyatakan permohonan perpanjangan HGB ditolak karena telah melampaui waktu minimal, karena surat Nomor 030/017/PAD tanggal 3 Januari 2012 adalah permintaan agar Penggugat tidak melakukan aktifitas diatas lahan HGB dan membongkar bangunan dan benda - benda yang ada diatasnya; ---8. Penggugat yang mendalilkan bahwa Tergugat tidak memiliki

kewenangan menentukan batas permohonan perpanjangan HGB

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(17)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

karena itu merupakan kewenangan Kantor Pertanahan adalah

merupakan dalil yang keliru, karena : ---• Permasalahan permohonan HGB adalah berkaitan dengan

disetujui atau tidak disetujui permohonan yang merupakan bagian dari Kewenangan Walikota Denpasar sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah;

---• Bahwa Kewenangan Kantor Pertanahan adalah dalam bidang administratif pencatatan dan tidak memiliki kapasitas untuk menentukan disetujui atau tidak disetujui permohonan sebagaimana ditur dalam pasal 27 ayat (2) Peraturan Pemerintah RI Nomor 40 tahun 1996.;

9. Bahwa tidak benar obyek sengketa yang di keluarkan oleh Tergugat bertentangan;...

bertentangan dengan ketentuan peraturan Perundang-undangan. Oleh karena, secara tegas dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 40 Tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, dan Hak Pakai atas Tanah. Dalam pasal 26 ayat 2 di atur HGB atas tanah HPL di perpanjang atau di perbaharui atas permohonan HGB setelah mendapat persetujuan dari Pemegang HPL, sehingga dalam perkara aquo Tergugat sebagai pemegang hak pengelolaan (sertipikat HPL No: 1/Desa Pemecutan Kaja) berdasarkan peraturan perundang-undangan mempunyai hak untuk tidak memberikan persetujuan perpanjangan hak guna bangunan atas tanah HPL. Malahan, sebaliknya Penggugat mengajukan permohonan perpanjangan HGB atas Tanah HPL sebagaimana dalam dalil gugatannya tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Oleh karena dalam Peraturan Pemerintah Nomor : 40 Tahun 1996 dalam

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(18)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

pasal 27 ayat 1 diatur “permohonan perpanjangan jangka waktu HGB

atau pembaharuannya diajukan selambat-lambatnya dua tahun sebelum berakhirnya jangka waktu HGB tersebut atau perpanjangannya’’, dalam perkara aquo Penggugat mengajukan perpanjangan HGB kepada Tergugat berturut-turut tanggal 30 Juni 2011 dan 29 September 2011 padahal jangka waktu HGB atas tanah HPL Tergugat berakhir tanggal 12 Desember 2011; ---10.Bahwa obyek sengketa Surat Nomor 030/017/PAD tanggal 3 Januari

2012 tidaklah bertentangan dengan asas - asas pemerintahan yang baik sebagai mana diuraikan dalam gugatan karena sebelum Tergugat mengeluarkan surat tersebut setelah dilakukan penelitian lapangan dan dengan memperhatikan asas kemanfaatan demi kemajuan pemerintahan dan masyarakat Kota Denpasar, maka penolakan perpanjangan HGB tidak bertentangan dengan asas - asas umum pemerintahan yang baik;

11.Bahwa;...

11. Bahwa tidak benar Tergugat mengeluarkan obyek sengketa di katagorikan sebagai tindakan sewenang-wenang. Oleh karena, Tergugat dalam mengeluarkan obyek sengketa telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku yaitu berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor : 40 Tahun 1996 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor : 17 Tahun 2007 sebagaimana jawaban angka 5, 6 dan 7 diatas. Bahwa terhadap rencana pemanfaatan lahan HPL Nomor : 1/Desa Pemecutan Kaja untuk kepentingan pelayanan publik bukanlah alasan yang di cari-cari. Oleh karena, merupakan fakta Pemerintah Kota Denpasar dalam hal pelayanan publik masih banyak mengunakan tanah - tanah ( lahan ) milik dari pihak ketiga, baik milik perorangan maupun milik Pemerintah Kabupaten Badung dengan cara sewa demi untuk pelayanan publik;

---Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(19)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

12.Bahwa obyek sengketa surat Nomor 030/017/PAD tanggal 3 Januari

2012 dikeluarkan tidak secara sewenang - wenang karena sebagaimana diuraikan diatas bahwa sebelum dikeluarkan surat obyek sengketa telah dilakukan penelitian lapangan dan administrasi terlebih dahulu serta memperhatikan fakta - fakta yang ada sehingga diterbitkannya surat tersebut adalah melalui pertimbangan yang seksama; ---13.Bahwa diterbitkannya obyek sengketa oleh Tergugat berdasarkan

ketentuan perundang-undangan sedangkan Kantor Pertanahan Kota Denpasar memberikan perpanjangan HGB di atas HPL setelah mendapatkan persetujuan dari pemegang HPL atas dasar kesepakatan antara pemohon HGB dengan pemegang HPL. Sehingga, tidak benar Tergugat mengeluarkan keputusan bertentangan dengan peraturan-perundang-undangan oleh karena Badan Pertanahan Nasional baru bisa mengeluarkan dan / atau

memproses;...

memproses sertifikat HGB di atas HPL setelah ada persetujuan pemegang HPL; ---14.Bahwa Tergugat menerbitkan obyek sengketa mendasarkan pada asas

- asas pemerintahan yang baik yaitu asas kebijaksanaan dan asas penyelenggaraan kepentingan umum karena penolakan perpanjangan HGB tersebut adalah diperuntukan bagi kepentingan yang lebih besar yaitu untuk fasilitas umum yaitu sebagai pelayanan publik untuk membantu masyarakat Kota Denpasar;

---15.Bahwa tidak benar Tergugat dalam mengeluarkan obyek sengketa bertentangan dengan azas umum Pemerintahan yang baik. Oleh karena, Tergugat dalam mengeluarkan obyek sengketa telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan juga Tergugat dalam mengeluarkan obyek sengketa telah secara hati-hati. Dimana, berdasarkan peraturan Pemerintah Nomor : 40 Tahun 1996 Penggugat di berikan kesempatan dalam jangka waktu dua tahun

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(20)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

sebelum berakhirnya HGB di atas tanah HPL tidak mengajukan

permohonan perpanjangan dan juga Penggugat tidak pernah melakukan pembicaraan dengan Tergugat dalam hal membicarakan perpanjangan HGB di atas HPL sebelum dua tahun berakhirnya HGB diatas tanah HPL, dengan tidak di gunakannya hak tersebut berarti penggugat tidak memperpanjang HGB di atas HPL sesuai dengan kesepakatan yang telah di buatnya, apalagi Pemerintah Kota Denpasar sangat memerlukan lahan tersebut untuk kepentingan pelayanan publik, disamping itu juga Tergugat dalam mengeluarkan surat keputusan telah berlaku profesionalisme sebagaimana surat yang di keluarkan Tergugat tidak serta merta Penggugat untuk menyerahkan tanah HPL milik Pemerintah Kota. Akan tetapi di berikan kesempatan dalam waktu yang cukup (satu tahun) untuk menyerahkan tanah tersebut kepada Pemerintah Kota Denpasar;

16.Bahwa;...

16.Bahwa salah satu alasan Penolakan Permohonan Perpanjangan HGB adalah dilokasi tersebut akan dipergunakan untuk kepentingan pelayanan publik, hal tersebut memang akan segera diwujudkan setelah Penggugat membongkar bangunan yang ada diatas tanah tersebut dan masalah penggunan tanah untuk kepentingan publik telah di rencanakan Tergugat sejak Penggugat tidak mengajukan permohonan perpanjangan HGB saat batas maksimal pengajuan permohoanan perpanjangan HGB; ---17.Bahwa surat penolakan permohonan perpanjangan HGB yang

dimohonkan adalah dinyatakan dalam surat No 030/1387/PAD tanggal 19 Agustus 2011 yang mana sebagai salah satu alasan penolakan tersebut adalah karena di lokasi HGB tersebut akan dijadikan tempat pelayanan publik Kota Denpasar, selain itu Penggugat telah mengajukan permohonan perpanjangan melebihi batas minimum pengajuan permohonan yaitu minimal 2 (dua) tahun sebelum HGB

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(21)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

berakhir, sebagai mana diatur dalam pasal 27 ayat (1) Peraturan

Pemerintah RI Nomor 40 tahun 1996;

---Berdasarkan hal-hal tersebut diatas mohon Pengadilan Tata Usaha Negara Denpasar memutuskan :

---DALAM EKSEPSI :

---1. Mengabulkan eksepsi dari Tergugat untuk seluruhnya; ---2. Menyatakan Pengadilan Tata Usaha Negara tidak berwenang

mengadili gugatan aquo; ---DALAM POKOK PERKARA :

1. Menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya; ---2. Menghukum Penggugat untuk membayar segala biaya yang timbul

dalam perkara ini; Menimbang, bahwa terhadap Jawaban Tergugat tersebut, pihak -Penggugat; ...

Penggugat telah mengajukan Replik tertanggal 16 Pebruari 2012 dan pihak Tergugat mengajukan Duplik tertanggal 22 Pebruari 2012; ---Menimbang, bahwa untuk mendukung dalil-dalil gugatannya pihak Penggugat telah mengajukan bukti-bukti berupa foto copy surat - surat yang telah diberi meterai dengan cukup dan oleh Majelis Hakim telah diteliti dan disesuaikan / dicocokkan dengan surat-surat aslinya sehingga bukti-bukti tersebut telah memenuhi syarat untuk dijadikan alat bukti dipersidangan yaitu : ---1. Foto copy Turunan Akta Pendirian Perseroan Terbatas PT. Karyajati

Megatama Nomor 118 tanggal 16 Januari 1992 (bertanda P- 1); ---2. Foto copy Turunan Akta Perubahan Anggaran Dasar Perseroan

Terbatas PT Karyajati Megatama, Nomor 109, tanggal 20 Agustus 1992 (bertanda P-2); ---3. Foto copy Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia

No.02-8806 HT.01.01.Th.93 tertanggal 10 September 1993 (bertanda P-3);

----Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(22)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

4. Foto copy Turunan Akta Berita Acara No.59, tanggal 17 Desember 1998

(bertanda P-4); ---5. Foto copy Turunan Akta Berita Acara Nomor : 40 tanggal 17 April 2000

(bertanda P-5); ---6. Foto copy Turunan Akta Pernyataan Keputusan Rapat, No.1 tanggal 05

Juni 2007 (bertanda P-6); ---7. Foto copy Turunan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No.20 tanggal 12

Juli 2008 (bertanda P-7); ---8. Foto copy Turunan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 21, tanggal

12 Juli 2008 (bertanda P-8); ---9. Foto copy Surat tertanggal 30 Juni 2011 No. 072/TG-PMSR/VI/2011,

perihal Perpanjangan HGB a/n PT Karyajati Megatama (bertanda P-9);-10. Surat tertanggal 29 September 2011, No. 109/PMS-TG/IX/2011, perihal-Permohonan;…

Permohonan Pemanfaatan Lahan (Tiara Grosir Jl. Cokroaminoto 16 Dps) (bertanda P-10); ---11. Foto copy Surat tertanggal 19 Agustus 2011, No.030/1378/PAD, perihal

Berakhirnya HGB (bertanda P-11); ---12. Foto copy Surat tertanggal 13 Oktober 2011 No.030/1753/PAD, perihal

Permohonan Pemanfaatan Lahan (bertanda P-12); ---13. Foto copy Surat tertanggal 3 Januari 2012, No.030/017/PAD. Perihal

Berakhirnya HGB (bertanda P-13); ---

14. Foto copy Surat Keputusan dari Badan Pertanahan Nasional Nomor :: 6/HPL/BPN/91, tanggal 11 Januari 1991 tentang Pemberian Hak Pengelolaan atas nama Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Badung (bertanda P-14); ---15. Foto copy Surat Perjanjian Tentang Pemberian Hak Guna Bangunan

diatas Tanah HPL, No.6/HPL/BPN/91 tanggal 29 Mei 1991 antara Bupati Tingkat II Badung dengan PT. Indrawood Megahtama Surabaya yang dalam ini diwakili oleh Widjjono Nurhadi (bertanda P-15);

---Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(23)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

16. Foto copy Akta Jual Beli, Nomor : 34/Dps.B/1994, tertanggal 21 Pebruari

1994, (bertanda P-16) ; ---17. Foto copy Sertipikat Hak Guna Bangunan No. 13 yang diterbitkan oleh

Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Badung, tertanggal 12 Desember 1991, (bertanda P-17); --- ---Menimbang, bahwa untuk mendukung dalil-dalil sangkalannya pihak Tergugat telah mengajukan bukti-bukti berupa foto copy surat - surat yang telah diberi materai dengan cukup dan oleh Majelis Hakim telah diteliti serta disesuaikan / dicocokkan dengan surat-surat aslinya sehingga bukti-bukti tersebut telah memenuhi syarat untuk dijadikan sebagai alat bukti dipersidangan yaitu : ---1. Foto copy Surat Perjanjian tentang Pemberian Hak Guna Bangunan -

Diatas;...

Diatas Tanah HPL No.6/HPL/BPN/1991, tertanggal 29 Mei 1991 (bertanda T-1); ---2. Foto copy Berita Acara Penyerahan Asset Pemda Tingkat II Badung

Kepada Pemda Tingkat II Kota Denpasar tertanggal 31 Desember 1992 (bertanda T-2); ---3. Foto copy Sertipikat Hak Pengelolaan No.1/Desa Pemecutan Kaja atas

nama Pemerintah Kota Denpasar (bertanda T-3); ---4. Foto copy Surat Pemerintah Kota Denpasar ditujukan kepada Direktur

PT Karyajati Megatama Nomor : 030 / 1753 / PAD, tertanggal 13 Oktober 2011 perihal Berakhirnya Hak Guna Bangunan (bertanda T-4);-5. Foto copy Surat Pemerintah Kota Denpasar ditujukan kepada Direktur

PT Karyajati Megatama No. 030/1387/PAD, tertanggal 19 Agustus 2011 yang intinya penegasan menolak memberikan ijin perpanjangan HGB (bertanda T-5); ---6. Foto copy Surat Pemerintah Kota Denpasar ditujukan kepada Direktur

PT Karyajati Megatama No.030/017/PAD, tertanggal 3 Januari 2012 tentang berakhirnya HGB (bertanda T-6);

---Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(24)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

7. Foto copy Catatan Rapat Kerja Pimpinan DPRD, Pimpinan Fraksi,

Pimpinan Komisi, Anggota Komisi A dan Anggota Komisi D DPRD Kota Denpasar dengan Manajemen Tiara Grosir Denpasar, tertanggal 29 Pebruari 2012, (bertanda T-7); ---8. Foto copy Catatan Rapat Kerja Pimpinan DPRD, Pimpinan Fraksi,

Pimpinan Komisi, Anggota Komisi A dan Anggota Komisi D DPRD Kota Denpasar dengan Manajemen Tiara Grosir Denpasar, tertanggal 07 Maret 2012, (bertanda T-8); ---Menimbang, bahwa dipersidangan pihak Penggugat dan Tergugat telah mengajukan kesimpulan masing –masing tertanggal 12 April 2012; ---Menimbang, bahwa selanjutnya para pihak tidak mengajukan apa-apa lagi dan mohon putusan;

Menimbang;...

---Menimbang, bahwa untuk jelas dan singkatnya putusan ini maka berita acara sidang dianggap termuat dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan putusan ini;

---TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM

---Menimbang, bahwa maksud dan tujuan Penggugat dalam perkara ini adalah sebagaimana telah di uraikan di dalam duduk perkara diatas;---Menimbang, bahwa yang menjadi objek sengketa dalam gugatan ini adalah surat nomor 030/017/PAD, tertanggal 3 Januari 2012 perihal berakhirnya HGB yang dikeluarkan oleh Tergugat dan ditujukan kepada Direktur PT. Karyajati Megatama (bukti P-13 = bukti T-6);---Menimbang, bahwa Penggugat pertama kali mengetahui kepentingannya dirugikan pada saat adanya surat yang dikeluarkan oleh Tergugat yaitu surat nomor 030/1387/PAD tertanggal 19 Agustus 2011 yang pada pokoknya Tergugat tidak memperpanjang ijin HGB nomor 13 atas nama Penggugat diatas Hak Pengelolaan nomor 1 Desa Pemecutan Kaja atas nama Tergugat, yang kemudian Penggugat mendaftarkan gugatanya di kepaniteraan

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(25)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Pengadilan Tata Usaha Negara Denpasar pada tanggal 16 November 2011

dibawah register perkara no

14/G/2011/PTUN.Dps;---Menimbang, bahwa dengan demikian Majelis Hakim berpendapat bahwa gugatan Penggugat masih dalam tenggang waktu 90 (sembilan puluh) hari sesuai ketentuan pasal 55 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara, maka gugatan Penggugat harus dinyatakan dapat diterima dan selanjutnya Majelis Hakim akan mempertimbangkan mengenai Eksepsi Tergugat

;---Dalam Eksepsi :

---Menimbang, bahwa terhadap gugatan Penggugat tersebut, pihak Tergugat dalam surat jawabannya tertanggal 9 Februari 2012 telah mengajukan beberapa eksepsi ,yang pada pokoknya 1. PTUN;...

1. PTUN.Denpasar tidak berwenang mengadili

---Bahwa persoalan perpanjangan Hak Guna Bangunan (HGB) diatas tanah Hak Pengelolaan (HPL) adalah menyangkut kesepakatan Tergugat dengan Penggugat sehingga dalam hal ini merupakan tindakan hukum keperdataan sehingga PTUN tidak berwenang mengadili;---2. Objek Sengketa bukan merupakan Keputusan Tata Usaha

Negara;---Bahwa objek sengketa adalah Keputusan Tata Usaha Negara (KTUN) yang merupakan perbuatan hukum perdata sesuai dengan pasal 2 huruf (a) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 yaitu tidak termasuk dalam pengertian Keputusan Tata Usaha Negara adalah Keputusan Tata Usaha Negara yang merupakan perbuatan hukum

perdata;---Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(26)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

3. Gugatan yang diajukan

rancu;---Bahwa gugatan tidak sesuai dengan persyaratan formal karena objek sengketa yaitu surat nomor 030/017/PAD terbit tertanggal 3 januari 2012 sedangkan gugatan tertanggal 16 November

2011;---4. Objek Gugatan

salah;---Bahwa objek sengketa didalam gugatan Penggugat adalah merupakan surat pelaksanaan atau konsekwensi atas penolakan atas permohonan perpanjangan HGB yang diajukan Penggugat sehingga merupakan objek yang keliru ;---5. Gugatan yang diajukan bukan atas pertimbangan yang

layaak

;---Bahwa dasar alasan gugatan hanya mempertimbangkan dari segi bisnis dan tidak memenuhi kelayakan secara umum tanpa landasan hukum yang jelas;---6. Gugatan yang diajukan bertentangan dengan ketentuan UU

PTUN;---Bahwa gugatan telah bertentangan dengan ketentuan pasal 63 ayat (2)-

dan;... dan ayat (3) Undang-Undang nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara, karena gugatan yang didaftarkan sampai dengan perbaikan telah melewati 30 hari ;---7. Objek Gugatan bukan merupakan kewenangan

PTUN;---Bahwa objek sengketa dalam gugatan Penggugat tidak bersifat final karena objek sengketa perihal pembongkaran tersebut dalam pelaksanaanya masih dapat melakukan upaya-upaya

lainnya;---Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(27)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

---Menimbang, bahwa atas eksepsi-eksepsi yang diajukan oleh Tergugat

Penggugat telah membantah dan menyangkal dalil-dalil eksepsi-eksepsi tersebut dalam replik tertanggal 16 Februari 2012 yang mana telah diserahkan kepada Majelis Hakim dalam Persidangan ;---Menimbang, bahwa merujuk kepada ketentuan normatif pasal 77 Undang-Undang nomor 5 tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara

yaitu;---1) Eksepsi tentang kewenangan absolut Pengadilan dapat diajukan setiap waktu selama pemeriksaan, dan meskipun tidak ada eksepsi tentang kewenangan absolut, Pengadilan apabila Hakim mengetahui hal itu, ia karena jabatannya wajib menyatakan bahwa Pengadilan tidak berwenang mengadili

sengketa yang bersangkutan ;

---2) Eksepsi tentang kewenangan relatif Pengadilan diajukan sebelum disampaikan jawaban atas pokok sengketa, dan eksepsi tersebut harus diputus sebelum pokok sengketa diperiksa ;

---3) Eksepsi lain yang tidak mengenai kewenangan pengadilan hanya dapat diputus bersama-sama dengan pokok sengketa ;

---Menimbang, bahwa guna mempermudah sistimatika dalam menyusun pertimbangan hukum sengketa a quo, Majelis Hakim di dalam mempertimbangkan terhadap eksepsi-eksepsi yang diajukan oleh Tergugat tidak akan merujuk berdasarkan urutan eksepsi yang diajukan oleh

Tergugat-Secara;...

secara sendiri-sendiri, namun akan mendasarkan pada alur pertimbangan hukum menjadi satu kesatuan dalam eksepsi sebagai

berikut;---Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

Referensi

Dokumen terkait

The dichotomy of the real sector and monetary economics does not occur in Islam because of the absence of interest and banning trade system as commodity money so that patterns

Berdasarkan hasil observasi, gejala yang terjadi pada Kesiapan Kerja siswa kelas XII Program Keahlian Akuntansi di SMK Muhammadiyah Karangmojo adalah 25% siswa dalam

maka Pejabat Pengadaan Dinas Perhubungan Komunikasi Informasi dan Telematika Aceh Tahun Anggaran 2014 menyampaikan Pengumuman Pemenang pada paket tersebut diatas sebagai berikut

Sama halnya dengan gandang tambur, gandang sarunai Sungai Pagu ini juga mempunyai dua kepala (double headed) dengan ukuran diameter kepala berbeda, yang satu

Kelompok Kerja Jasa Konsultansi Unit Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Lamandau mengumumkan pemenang seleksi sederhana untuk Pekerjaan Perencanaan Kegiatan

untuk mencapai tujuan perusahaan yang diukur berdasarkan suatu standar. Penilaian kinerja keuangan setiap perusahaan berbeda-beda, tergantung pada.. ruang lingkup

apabila jawaban salah tidak mengurangi poin. Ketentuan poin untuk soal lemparan, tim yang menjawab benar akan mendapat poin. 100, apabila jawaban salah tidak mengurangi poin

Data dalam penelitian ini diambil menggunakan angket kesiapan belajar, lembar observasi aktivitas guru, siswa dan komunikasi lisan siswa, serta tes evaluasi