• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERBANKAN. yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERBANKAN. yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG PERBANKAN

F. Pengertian Bank

Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Kemudian bank juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang ( kredit ) bagi masyarakat yang membutuhkannya. Disamping itu, bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukar uang, memindahkan uang atau menerima segala macam bentuk pembayaran dan setoran pembayaran listrik, telepon, air, pajak, uang kuliah, dan pembayaran lainnya.

Di Indonesia bank diatur di dalam Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 Tentang perbankan sebagaimana telah diubah menjadi Undang-Undang No. 10 Tahun 1998, yang selanjutnya disebut dengan UUP. Dalam UUP ini dinyatakan bahwa Pengertian Bank adalah: “ lembaga keuangan yang menjadi tempat bagi orang perseorangan, badan usaha swasta, badan usaha milik negara, bahkan lembaga pemerintahan menyimpan dana-dana yang dimilikinya”. Melalui kegiatan perkreditan dan berbagai jasa yang diberikan, bank melayani kebutuhan

pembiayaan bagi semua sektor perekonomian9

Tidak jauh berbeda dengan rumusan tersebut, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian bank adalah sebagai berikut:

.

10

9

Hermansyah, Op.,Cit, hal 7. 10

Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, 2008, Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Balai Pustaka.

(2)

Bank adalah : suatu badan usaha di bidang keuangan yang menarik dan mengeluarkan uang di masyarakat, terutama memberikan kredit dan jasa di lalu lintas pembayaran dan peredaran uang.

Pengertian bank yang lain, dapat juga ditemui dalam Kamus istilah Hukum Fockema Andreae mengatakan bahwa bank adalah suatu lembaga atau orang pribadi yang menjalankan perusahaan dalam menerima dan memberikan uang kepada pihak ketiga. Berhubung dengan adanya cek yang hanya dapat diberikan kepada banker sebagai tertarik, maka bank dalam arti luas adalah orang atau lembaga yang dalam pekerjaannya secara teratur menyediakan uang untuk

pihak ketiga.11

Berdasarkan dari beberapa pengertian di atas dapat dikatakan bahwa pada dasarnya bank adalah badan usaha yang menjalankan kegiatan menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada pihak-pihak yang membutuhkan dalam bentuk kredit dan memberikan jasa dalam lalu lintas

pembayaran.12

G. Dasar Hukum Perbankan

Hukum Perbankan Indonesia merupakan hukum yang mengatur masalah perbankan yang berlaku sekarang di Indonesia. Dengan demikian berarti akan membicarakan aturan-aturan perbankan yang masih berlaku sampai saat ini. Menyangkut sumber hukum mengenai bidang Perbankan Indonesia, maksudnya menyangkut sumber hukum materil maupun sumber hukum formil. Sumber

11

Hermansyah, Op.,Cit, hal 8. 12

(3)

hukum dalam arti materil adalah sumber hukum yang menentukan isi hukum itu

sendiri13. Sedangkan sumber hukum formil itu tidak hanya terbatas pada sumber

hukum tertulis, dimungkinkan adanya sumber hukum yang tidak tertulis. Sumber hukum formil di Indonesia, selalu menempatkan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai sumber utama. Sumber hukum formil mengenai bidang perbankan

tersebut antara lain : 14

1. Undang-Undang Dasar 1945 (Pasal 33)

2. Ketetapan Majelis Permusyarakatan Rakyat

3. Undang-Undang Pokok di bidang perbankan dan Undang-Undang pendukung

sektor ekonomi dan sektor lainnya yang terkait seperti :

a. Peraturan pokok yaitu Undang-Undang Perbankan No. 7 Tahun 1992

sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Perbankan No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang- Undang No.7 Tahun 1992.

b. Undang-Undang No. 23 Tahun 1999 Tentang Bank Indonesia,

sebagaimana telah dirubah menjadi Undang-Undang No. 3 Tahun 2004 Tentang Lembaga Penjamin Simpanan.

c. Undang-Undang No. 24 Tahun 1999 Tentang Lalu lintas Devisa dan

Sistem Nilai Tukar.

d. Peraturan pendukung yaitu Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dan

Kitab-Undang-Undang Hukum Dagang serta Undang-Undang lain yang berkaitan dan banyak hubungannya dengan kegiatan perbankan, misalnya ;

13

Muhammad Djumhana, Hukum Perbankan di Indonesia, Bandung : Citra Aditya Bakti, 2000, hal 6-8.

14

(4)

1) Undang-Undang yang mengatur badan usaha seperti Undang-Undang No. 5 Tahun 1962 Tentang Perusahaan Daerah, Undang-Undang No. 1 Tahun 1969 Tentang Bentuk-bentuk Usaha Negara, Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian yang diubah menjadi Undang No. 17 Tahun 2012 Tentang Perkoperasian, Undang-Undang No. 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas yang diubah menjadi Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas. Undang-Undang No. 4 Tahun 1996 Tentang Hak Tanggungan atas tanah beserta benda-benda yang berkaitan dengan tanah, Undang-Undang No. 9 Tahun 1995 Tentang Usaha Kecil.

4. Peraturan Pemerintah

Peraturan pelaksana dari Undang-Undang Perbankan seperti :

1) Peraturan Pemerintah No. 84 Tahun 1998 Tentang Program

Rekapitulasi Bank Umum.

2) Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 1999 Tentang Badan Penyehatan

Perbankan Nasional

3) Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 1999 tentang Ketentuan dan Tata

Cara Pembukaan Kantor Cabang, Kantor Cabang Pembantu, Kantor Perwakilan dari Kantor Cabang yang berkedudukan di Luar Negeri.

4) Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 1999 tentang Pencabutan Izin

Usaha Pembubaran dan Likuidasi Bank.

5) Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 1999 Tentang Merger,

(5)

6) Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 1999 Tentang Pembelian Saham Bank Umum.

7) Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 1999 Tentang Pencabutan

Peraturan Pemerintah No. 70 Tahun 1992 Tentang Bank Umum sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah No. 73 Tahun 1998, Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 1992 Tentang Perkreditan Rakyat dan Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 1992 Tentang Bank berdasarkan Prinsip Bagi Hasil.

8) Peraturan Pemerintah lainnya.

5. Keputusan Presiden (Keppres) dan Instruksi Presiden

a. Keputusan Presiden No. 5 Tahun 1984 Tentang Penerbitan Sertifikat Bank

Indonesia.

b. Keputusan Presiden No. 26 Tahun 1998 Tentang Jaminan terhadap

Kewajiban Pembayaran Bank Umum.

H. Asas, Fungsi dan Tujuan Bank

1. Asas-Asas Perbankan

Norma hukum tidak lahir dengan sendirinya, pembuatan suatu norma hukum selalu dilatar belakangi oleh dasar-dasar filosofi tertentu. Itulah yang dinamakan dengan asas hukum. Semakin tinggi tingkatannya, asas hukum itu

(6)

semakin abstrak dan sifatnya umum serta memiliki jangkauan kerja yang lebih

luas guna menaungi norma hukumnya.15

Rachmadi Usman dalam bukunya Aspek Hukum Perbankan di Indonesia menyebutkan bahwa asas-asas hukum perbankan Indonesia terdiri dari asas-asas berikut ini:

16

a. Asas Demokrasi Ekonomi

Asas demokrasi ekonomi ditegaskan dalam Pasal 2 UUP, bahwa dalam melakukan usahanya bank berasaskan pada demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip-prinsip kehati-hatian. Demokrasi ekonomi yang dijalankan perbankan Indonesia memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1) Perekonomian disusun atas usaha bersama berdasarkan asas

kekeluargaan.

2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai

hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.

3) Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya sebagai

pokok-pokok kemakmuran rakyat dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.

4) Sumber kekayaan dan keuangan negara dipergunakan dengan

permufakatan lembaga perwakilan rakyat, dan pengawasan terhadap kebijakan ada pada lembaga perwakilan rakyat pula.

5) Perekonomian daerah dikembangkan secara serasi dan seimbang antar

daerah dalam satu kesatuan perekonomian nasional dengan

15

Rachmadi Usman, Aspek Hukum Perbankan di Indonesia, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2001, hal 13.

16

(7)

mendayagunakan potensi dan peran serta daerah secara optimal dalam rangka mewujudkan wawasan nusantara dan ketahanan nasional.

6) Warga negara memiliki kebebasan dalam memilih pekerjaan yang

dikehendaki serta mempunyai hak akan pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.

7) Hak milik perseorangan diakui dan pemanfaatannya tidak boleh

bertentangan dengan kepentingan masyarakat.

8) Potensi, inisiatif, dan daya kreasi setiap warga dikembangkan

sepenuhnya dalam batas yang tidak merugikan kepentingan umum. Pada demokrasi ekonomi yang berdasarkan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 dan Pancasila, para pelaku kegiatan ekonomi termasuk di dalamnya lembaga perbankan dilarang melakukan kegiatan yang bertentangan dengan demokrasi

ekonomi Indonesia, kegiatan-kegiatan itu yang dilarang diantaranya adalah: 17

a) Penerapan sistem free fight liberalism yang menumbuhkan eksploitasi

terhadap manusia dan bangsa lain yang dalam sejarahnya di Indonesia telah menimbulkan dan mempertahankan kelemahan struktur ekonomi nasional dan posisi Indonesia dalam perekonomian dunia.

b) Penerapan sistem etatisme, adalah sistem di mana negara dan aparaturnya

bersifat dominan, mendesak dan mematikan potensi serta daya kreasi unit-unit ekonomi di luar sektor negara.

17

(8)

c) Persaingan tidak sehat serta pemusatan kekuatan ekonomi pada satu

kelompok dalam berbagai bentuk monopoli dan monopsoni yang merugikan

masyarakat dan bertentangan dengan cita-cita keadilan sosial.

b. Asas Kepercayaan

Asas kepercayaan adalah suatu asas yang menyatakan bahwa usaha bank dilandasi oleh hubungan kepercayaan antara bank dan nasabahnya. Bank pada dasarnya bekerja dengan dana dari masyarakat yang disimpan di bank atas dasar kepercayaan dari nasabah terhadap pihak bank. Kemauan masyarakat untuk menyimpan sebagian uangnya di bank, semata-mata dilandasi oleh kepercayaan bahwa uangnya akan dapat diperoleh kembali oleh nasabah pada waktu yang diinginkan atau sesuai dengan waktu yang telah diperjanjikan dengan disertai imbalan berupa bunga. Hilangnya kepercayaan nasabah terhadap bank dapat menimbulkan ketidak percayaan nasabah lagi dalam menyimpan uang nya di bank.

c. Asas Kerahasiaan

Asas kerahasiaan adalah asas yang mengharuskan bank merahasiakan segala sesuatu yang berhubungan dengan keuangan dan lain-lain dari nasabah bank yang menurut kelaziman dunia perbankan wajib dirahasiakan. Kerahasiaan ini adalah untuk kepentingan bank sendiri karena bank memerlukan kepercayaan masyarakat yang menyimpan dananya di bank. Masyarakat hanya akan mempercayakan uangnya pada bank atau memanfaatkan jasa bank apabila bank menjamin bahwa tidak akan ada penyalahgunaan pengetahuan bank tentang nasabah dan simpanannya.

(9)

d. Asas Kehati-hatian

Asas kehati-hatian adalah asas yang mensyaratkan bahwa bank dalam menjalankan fungsi dan kegiatan usahanya wajib menerapkan prinsip

kehati-hatian dalam rangka melindungi dana masyarakat yang dipercayakan padanya.18

2. Fungsi Perbankan

Pasal 3 UUP dinyatakan di dalamnya bahwa, “Fungsi utama Perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat”, dari ketentuan ini tampak bahwa fungsi utama bank adalah sebagai lembaga inter

mediasi antara pihak yang memiliki kelebihan dana (surplus of fund) dengan

pihak yang kekurangan dana (lack of fund).

3. Tujuan Perbankan

Perbankan di Indonesia mempunyai tujuan yang strategis dan tidak semata-mata berorientasi ekonomi, tetapi juga berorientasi kepada hal yang non ekonomi seperti masalah menyangkut stabilitas nasional yang mencakup antara

lain stabilitas politik dan stabilitas sosial. 19

18

Zulfi Diane Zaini, Indepedensi Bank Indonesia dan Penyelesaian Bank Bermasalah, Bandung : Keni Media, 2012, hal 56.

19

Hermansyah, Op.,Cit, hal 20.

Mengenai tujuan Perbankan diatur dalam Pasal 4 UUP dinyatakan “Perbankan Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak.”

(10)

I. Jenis Bank dan Kegiatan Usaha Bank

1. Jenis bank

Dalam praktek perbankan di Indonesia saat ini terdapat beberapa jenis perbankan yang diatur dalam UUP. Tetapi di antara UUP yang lama dengan UUP yang baru terdapat beberapa perbedaan pengaturan jenis bank. Perbedaan jenis perbankan dapat dilihat dari segi fungsi bank, serta kepemilikan bank. Dalam UUP 1967, jenis bank dapat dibedakan dari segi fungsi dan segi pemilikannya.

Jenis bank berdasarkan fungsinya terdiri dari 4 macam jenis bank, yaitu :20

a. Bank Sentral

Bank Sentral adalah Bank Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar 1945.

b. Bank Umum

Bank Umum adalah bank yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima simpanan dalam bentuk giro dan deposito dan dalam usahanya memberikan kredit jangka panjang.

c. Bank Pembangunan

Bank Pembangunan adalah bank yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima simpanan dalam bentuk deposito atau mengeluarkan kertas berharga jangka menengah dan jangka panjang dibidang pembangunan.

20

(11)

d. Bank Tabungan

Bank Tabungan adalah bank yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima simpanan dalam bentuk tabungan dan dalam usahanya terutama memperbungakan dananya dalam surat berharga.

Dilihat dari segi pemilikannya terdapat 5 ( lima ) jenis bank, yaitu :21

a) Bank Milik Pemerintah, dimana baik akte pendirian maupun modalnya dari

pemerintah, sehingga seluruh keuntungan bank ini dimiliki oleh pemerintah pula, seperti :

(1) Bank Negara Indonesia 46 ( BNI )

(2) Bank Rakyat Indonesia ( BRI )

(3) Bank Tabungan Rakyat ( BTN )

Sedangkan bank milik Pemerintah Daerah ( Pemda ) terdapat didaerah tingkat I dan tingkat II masing-masing provinsi, seperti :

(1) BPD DKI Jakarta (2) BPD Jawa Barat (3) BPD Jawa Tengah (4) BPD Jawa Timur (5) BPD Sumatera Utara (6) BPD Sumatera Selatan (7) BPD Sulewesi Selatan (8) BPD Lainnya. 21

(12)

b) Bank Milik Swasta Nasional, dimana bank jenis ini seluruh atau sebagian besarnya dimiliki oleh swasta nasional serta akte pendiriannya pun didirikan oleh swasta, begitu pula pembagian keuntungan swasta pula, seperti :

1) Bank Muamalat

2) Bank Central Asia

3) Bank Bumi Putera

4) Bank Danamon

5) Bank CIMB Niaga

6) Bank Internasional Indonesia ( BII )

c) Bank Milik Koperasi, dimana kepemilikan saham-saham bank ini dimiliki

oleh perusahaan yang berbadan hukum koperasi, seperti : Bank Umum Koperasi Indonesia

d) Bank Milik Asing, dimana cabang dari bank yang ada di luar negeri, baik

milik swasta asing atau pemerintah asing. Kepemilikannya pun dimiliki oleh pihak luar negeri, seperti :

1) Bank of America

2) Bank of Tokyo

3) Bangkok Bank

4) City Bank

e) Bank Milik Campuran, kepemilikan saham bank campuran dimiliki oleh

pihak asing dan pihak swasta nasional. Kepemilikan sahamnya secara mayoritas dipegang oleh warga negara Indonesia, seperti :

(13)

2) Bank CIMB Niaga

3) Bank HSBC

Namun dalam UUP 1992 tampaknya jenis bank hanya dilihat dari segi fungsinya saja. Hal ini diatur dalam Pasal 5 butir ( 1 ) yang terdiri dari :

a) Bank Umum, yaitu bank dapat memberikan jasa dalam lalu lintas

pembayaran.

b) Bank Perkreditan Rakyat, yaitu bank yang menerima simpanan hanya

dalam bentuk deposito berjangka, tabungan dan bentuk lainnya, yang dipersamakan dengan itu.

Sedangkan dalam UUP 1998, kelembagaan bank ditata dalam struktur yang lebih sederhana menjadi 2 jenis. Perbedaan jenis bank ini ditegaskan dalam

Pasal 5 UUP yang menurut jenisnya, bank terdiri dari :22

a) Bank Umum

Bank Umum adalah bank pencipta uang giral. Bank Umum dapat mengkhususkan diri untuk melaksanakan kegiatan atau memberikan perhatian yang lebih besar kepada kegiatan tertentu. Kegiatan tertentu itu antara lain melaksanakan kegiatan pembiayaan untuk mengembangkan koperasi, pengembangan pengusaha golongan ekonomi lemah atau pengusaha kecil, pengembangan ekspor non migas, dan pengembangan pembangunan perumahan. Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

22

(14)

b) Bank Perkreditan Rakyat

Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Dengan sendirinya Bank Perkreditan Rakyat bukan bank pencipta giral, sebab Bank Perkreditan Rakyat tidak ikut memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

2. Kegiatan Usaha Bank

Sebagai lembaga yang berorientasi bisnis, bank juga melakukan berbagai kegiatan, sebagai lembaga keuangan, kegiatan bank sehari-hari tidak akan terlepas dari bidang keuangan. Kegiatan perbankan yang paling pokok adalah membeli

uang dengan cara menghimpun dana dari masyarakat luas.23

a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro,

deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan, atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu;

Kemudian menyalurkannya kembali kepada masyarakat melalui pemberian pinjaman atau kredit.

Menurut ketentuan Pasal 6 UUP, kegiatan usaha Bank Umum yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

b. Memberikan kredit;

c. Menerbitkan surat pengakuan hutang;

23

(15)

d. Membeli, menjual atau menjamin atas resiko sendiri maupun untuk kepentingan dan atas perintah nasabahnya:

1) Surat-surat wesel termasuk wesel yang diakseptasi oleh bank yang masa

berlakunya tidak lebih lama dari pada kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud;

2) Surat pengakuan hutang dan kertas dagang lainnya yang masa berlakunya

tidak lebih lama dari kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud;

3) Kertas perbendaharaan negara dan surat jaminan pemerintah;

4) Sertifikat Bank Indonesia (SBI);

5) Obligasi;

6) Surat dagang berjangka waktu sampai dengan 1 (satu) tahun;

7) Instrumen surat berharga lain yang berjangka waktu sampai dengan 1

(satu) tahun;

8) Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk

kepentingan nasabah;

9) Menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan dana

kepada bank lain, baik dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun dengan wesel unjuk, cek atau sarana lainnya;

10) Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan

perhitungan dengan atau antar pihak ketiga;

Bank Umum dilarang melakukan kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 UUP, yaitu :

(16)

a. Melakukan penyertaan modal kecuali sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf b dan huruf c ;

b. Melakukan usaha perasuransian ;

c. Melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha.

Adapun kegiatan usaha yang dapat dilakukan Bank Perkreditan Rakyat (BPR), sebagaimana diatur dalam Pasal 13 UUP antara lain :

a) Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa

deposito berjangka, tabungan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu;

b) Memberikan kredit;

c) Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI),

seperti deposito berjangka, sertifikat deposito dan atau tabungan pada Bank lain.

Bank Perkreditan Rakyat dilarang melakukan kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 UUP, yaitu :

a. menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas

pembayaran ;

b. melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing ;

c. melakukan penyertaan modal ;

d. melakukan usaha perasuransian ;

e. melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 13.

(17)

J. Pembinaan dan Pengawasan Bank

Kegiatan perbankan yang dilakukan sehari-hari, baik oleh bank umum maupun Bank Perkreditan Rakyat tidak terlepas dari berbagai kesalahan. Kesalahan dapat terjadi karena sengaja maupun tidak sengaja. Oleh karena itu, agar dunia perbankan dapat berjalan dengan peraturan yang telah ditetapkan, maka perlu dilakukan pembinaan dan pengawasan terhadap segala aktivitas yang dilakukan oleh dunia perbankan. Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan

terhadap dunia perbankan di Indonesia dilakukan oleh Bank Indonesia.24

1. Kelembagaan;

Mengenai Pembinaan dan pengawasan Bank diatur dalam Pasal 29 s/d 37 UUP. Di dalam Pasal 29 butir ( 1 ) yang dimaksud Pembinaan adalah upaya yang dilakukan dengan cara menetapkan peraturan yang menyangkut aspek :

2. Kepemilikan;

3. Kepengurusan;

4. Kegiatan usaha;

5. Pelaporan;

6. Aspek lain mengenai kegiatan operasional bank.

Pelaksanaan pengawasan meliputi pengawasan langsung dan pengawasan tidak langsung. Pengawasan langsung dalam bentuk pemeriksaan yang disusul dengan tindakan-tindakan perbaikan, pengawasan tidak langsung dalam bentuk pengawasan melalui penelitian, analisis dan evaluasi laporan bank.

24

Wijanarto, Hukum dan Ketentuan Perbankan di Inonesia, Jakarta : Grafiti, 1997, hal 67.

(18)

Pembinaan dan pengawasan bank dilakukan Bank Indonesia dengan

menetapkan kesehatan bank yang meliputi aspek kecukupan modal, kualitas aset,

kesulitan manajemen, likuiditas, yaitu kemampuan seseorang atau perusahaan

untuk memenuhi kewajibannya dalam membayar hutang, rentabilitas, yaitu

untuk mengetahui kemampuan bank dalam menghasilkan laba selama periode

tertentu. Serta solvabilitas yaitu kemampuan perusahaan untuk melunasi seluruh

hutang yang ada dengan menggunakan seluruh aset yang dimilikinya, dan aspek lain yang berhubungan dengan usaha bank dan wajib melakukan kegiatan usaha sesuai dengan prinsip kehati-hatian. Kemudian pihak perbankan wajib memelihara kesehatan bank tersebut sesuai dengan aturan yang berlaku, wajib menyampaikan semua informasi yang dibutuhkan oleh Bank Indonesia dan wajib menyediakan informasi mengenai kemungkinan timbulnya risiko kerugian sehubungan dengan

transaksi, yang dilakukan nasabah melalui bank.25

25

Kasmir, Op., Cit, hal 58.

Demikian pula Bank Indonesia berhak untuk memeriksa semua catatan dan berkas-berkas yang ada baik secara berkala maupun setiap waktu jika diperlukan.

Perbankan wajib pula menyampaikan kepada Bank Indonesia tentang laporan keuangannya, baik berupa neraca, laporan laba rugi tahunan ataupun laporan perubahan modal dalam waktu dan bentuk yang telah ditetapkan. Laporan keuangan yang disampaikan ini hendaknya telah diaudit oleh akuntan publik.

(19)

Apabila menurut penilaian Bank Indonesia suatu bank mengalami kesulitan dan membahayakan kelangsungan hidupnya, maka Bank Indonesia

dapat melakukan tindakan agar :26

1. Pemegang saham menambah modal

2. Pemegang saham mengganti dewan komisaris atau direksi bank

3. Bank menghapus bukukan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip-prinsip

syariah yang macet dan memperhitungkan kerugian bank dengan modalnya.

4. Melakukan merger atau konsolidasi dengan bank lain.

5. Bank dijual kepada pembeli yang bersedia mengambil alih seluruh kegiatan.

6. Bank menyerahkan pengelolahan seluruh atau sebagian kegiatan bank kepada

pihak lain.

7. Bank menjual sebagian atau seluruhnya harta atau kewajiban kepada bank

atau pihak lain.

Kemudian apabila tindakan diatas tidak mampu untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi bank dan menurut penilaian Bank Indonesia dapat membahayakan sistem perbankan, maka pimpinan Bank Indonesia dapat mencabut izin usaha dan memerintahkan direksi bank untuk segera menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) guna membubarkan badan hukum dan membentuk tim

likuidasi.

Oleh karena itu, pembinaan perbankan perlu terus dijalankan agar pihak perbankan selalu mematuhi rambu-rambu yang telah ditetapkan. Pembinaan ini juga ditujukan untuk kepentingan kemajuan bank itu sendiri agar jangan

26

Abdulkadir Muhammad, Lembaga Keuangan dan Pembiayaan, Bandung : Citra Aditya Bakti, 2004, hal 92.

(20)

menderita kerugian. Pembinaan yang dijalankan juga agar tetap konsisten sehingga dalam pelaksanaan dilapangan tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Tetapi pada akhir November 2008 Perbankan Nasional kembali diguncang kasus Bank Century karena diannggap berpotensi memicu krisis global, menyusul kalah kliring yang dihadapinya. Krisis yang dihadapi Bank Century disebabkan karena permasalahan internal bank tersebut dan lemahnya pengawasan Bank Indonesia. Permasalahan internal tersebut karena adanya penipuan yang dilakukan

oleh pihak manajemen bank terhadap nasabah menyangkut : 27

1. Peneyelewangan dana nasabah hingga Rp.2,8 Triliun ( nasabah Bank Century

sebesar Rp.1,4 Triliun dan nasabah Antaboga Deltas Sekuritas Indonesia sebesar Rp. 1,4 Triliun).

2. Penjualan reksa dana fiktif produk Antaboga Deltas Sekuritas Indonesia.

Dimana produk tersebut tidak memiliki izin BI dan Bappepam.

Kedua permasalahan tersebut menimbulkan kerugian yang sangat besar bagi nasabah Bank Century. Dimana mereka tidak dapat melakukan trasnsaksi perbankan dan uang mereka pun untuk sementara tidak dapat dicairkan.

Dalam upaya penyelamatan kasus Bank Century ini telah diputuskan pemerintah tahun lalu bersama Bank Indonesia. Biaya penyelamatan Bank Century hanya sekitar Rp. 1,3 Triliun yang disetujui oleh DPR, belakangan ketahuan uang dari kantong negara harus dikuras Rp.6,7 Triliun. Namun pemerintah dan Bank Indonesia menyatakan dalam proses penyembuhan bank ini,

27

http://darmawanachmad.wordpress.com/2010/02/27/pembinaan-dan-pengawasan-perbankan.

(21)

pemerintah harus menyuntikkan dana untuk memenuhi syarat kesehatan bank. Akhirnya biaya penyelamatan membengkak berlipat-lipat dari yang disetujui DPR.

Jelas bahwa masalah kasus Bank Century disebabkan lemahnya Bank Indonesia mengawasi pengoperasian Perbankan Nasional, sehingga merugikan keuangan Negara. Bank Indonesia dinilai lalai dalam pengawasan, sehingga Direksi dan pemilik Bank Century sejak Tahun 2005 leluasa melarikan dana milik nasabah ke luar negeri melalui penerbitan Obligasi fiktif. Kemudian DPR merasa dilangkahi pemerintah, karena pemerintah dan DPR hanya bersepakat mengeluarkan dana sebesar 1,3 Triliun, nyatanya Rp. 6,7 Triliun. Pengambil alihan Bank Century oleh pemerintah melalui Lembaga Penjamin Simpanan tidak memiliki konsep yang jelas dan akan menimbulkan kerugian yang cukup besar. Dana yang dikeluarkan Lembaga Penjamin Simpanan dalam upaya penyehatan Century yang mencapai Rp. 6,7 Triliun, kemungkinan dana tersebut tidak akan bisa kembali pada nasabah.

Dengan melihat sistem pengawasan perbankan pada Bank Indonesia

seharusnya dijalankan dengan akuntabilitas, transparan, responbilitas, sehingga

kasus Bank Century tidak akan terjadi, untuk kedepannya diharapkan kepada Bank Indonesia harus benar-benar berperan sebagai lembaga independen sebagaimana diiamanatkan Undang-Undang, dan tidak terpangaruh pada tekanan politik, pengawasan Bank Indonesia benar benar diperlukan demi terciptanya

dunia perbankan yang sehat28.

28

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian yang berfokus pada pengaruh aktifitas fisik serta diet dan nutrisi dalam kejadian kanker payudara dikarenakan gaya hidup mengkonsumsi diet dan nutrisi

Efisiensi kinerja rantai pasok yang sedang berlangsung dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan metode DEA (Data Envelopment Analysis) untuk mengetahui

'elaporan mengenai populasi, produksi dan distribusi bibit dan atau  benih ayam ras meliputi jumlah populasi bibit ayam ras baik yang sedang  berproduksi maupun yang belum

Okul Öncesi Eğitim Programı 2013’de yer alan kazanım ve göstergelerin gelişim alanlarına göre değerler açısından incelenmesi amacıyla yapılan araştırmada en

dari lirik musik dan lagu-lagu yang penuh dengan simbol resistensi, Rhoma Irama juga dikenal oleh masyarakat selain menjadi kelompok yang sering mengungkapkan kritik

Bank Aceh Syariah Cabang Pembantu Neusu dalam penyaluran dana pembiayaan konsumer iB yang penulis ketahui pada saat kerja praktik adalah terbatasnya sumber daya insani

Unit Organisasi : RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PROVINSI KEPRI TANJUNGPINANG. Sub Unit Organisasi : RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PROVINSI

Salah satu fenomena kehidupan remaja yang sangat menonjol adalah terjadinya peningkatan minat dan motivasi terhadap seksualitas. Hubungan seksual yang dilakukan remaja sekarang