• Tidak ada hasil yang ditemukan

: lifestyle, breast cancer, Lifestyle Assessment Inventory

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan ": lifestyle, breast cancer, Lifestyle Assessment Inventory"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

RIWAYAT GAYA HIDUP PENDERITA KANKER PAYUDARA DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SUMEDANG

Novalina Tresia Manik1 Ida Maryati2 Ermiati2

Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat

ABSTRAK

Angka kejadian kanker payudara di RSUD Kota Sumedang mengalami peningkatan. Saat ini belum ada upaya untuk mengidentifikasi gaya hidup penderita kanker payudara tersebut. Hal ini menarik untuk diteliti dengan tujuan mengatahui gaya hidup yang dimiliki oleh penderita kanker payudara sebelum didiagnosis menderita kanker payudara Jenis penelitian adalah penelitian deskripstif kuantitatif. Pengambilan sampel dilakukan secara accidental sampling kepada 32 responden yang menderita kanker payudara selama tiga minggu di RSUD Kota Sumedang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah inventori alat ukur gaya hidup LAI (Lifestyle Assessment Inventory). Hasil analisa data menunjukkan bahwa hampir setengah responden (34,38%) terdapat dalam kategori rata-rata pada variabel aktifitas fisik serta pada variabel kebiasaan konsumsi alkohol dan kebiasaan merokok terdapat hampir setengah responden dalam kategori di bawah rata-rata (37,50%), serta sebagian besar responden (75%) dalam kategori perlu perbaikan pada variabel diet dan nutrisi. Penelitian ini menunjukkan bahwa setiap penderita kanker payudara di RSUD Kota Sumedang belum memiliki gaya hidup yang baik. Hal ini dapat menjadi data bagi pihak kesehatan untuk dapat memberikan informasi mengenai gaya hidup yang paling mendominasi pada penderita kanker payudara.

Kata kunci : gaya hidup, kanker payudara, lifestyle assesment inventory

ABSTRACT

Rate of Breast cancer incidence in RSUD Kota Sumedang have increased. Currently there is no attempt to identify the lifestyle of people with breast cancer. It is interesting to learn in order to find a lifestyle that is owned by people with breast cancer before being diagnosed as suffering. The type of research is descriptive quantitative research. Sampling was done by accidental sampling to the 32 respondents who had breast cancer for three weeks at the RSUD Kota Sumedang. The research instrument used was a lifestyle inventory measure LAI (Lifestyle Assessment Inventory). Results of analysis of data showed that nearly half of respondents (34.38%) are in the category average of the variable physical activity and in the category average of the variable alcohol consumption habits and smoking habits (37.50%), and as well as most of the respondents (75%) in the category of necessary improvements in diet and nutrition variables. This study shows that every breast cancer patient at RSUD Kota Sumedang not have a good lifestyle. It can be the data for the health to be able to provide information about the lifestyles of the most dominating in patients with breast cancer.

(2)

PENDAHULUAN

Kanker Payudara adalah suatu penyakit neoplasma ganas yang merupakan suatu pertumbuhan jaringan payudara abnormal yang berbeda dengan jaringan sekitarnya (Suryaningsih, 2009). Kanker bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak maupun jaringan ikat pada payudara yang merupakan kanker nomor dua yang terjadi pada wanita (Mansjoer, 2002).

Meskipun belum ada penyebab spesifik kanker payudara yang diketahui, para peneliti telah mengidentifikasi sekelompok faktor resiko dikarenakan hal ini penting untuk mengembangkan program-program pencegahan (Smeltzer, 2002). National Breast dan Ovarian Cancer Centre (2009) menyebutkan bahwa faktor yang mempengaruhi terjadinya kanker payudara diantaranya jenis kelamin, umur, tingkat kemakmuran, genetik (riwayat keluarga dengan kanker payudara), riwayat reproduksi (umur saat menarche, panjangnya masa menstruasi, umur saat menopause, riwayat menyusui, usia kehamilan pertama), kondisi payudara, penggunaan terapi hormon, stress psikologis, riwayat pekerjaan (terpapar radiasi, kerja saat malam hari), obesitas, dan gaya hidup. Cahyono (2008) menyatakan dari keseluruhan faktor yang menjadi pencetus timbulnya kanker payudara ternyata perubahan pola hidup (gaya hidup) seseorang dalam menjalani kehidupannya menjadi salah satu faktor kuat sebagai pencetusnya kanker payudara. Perubahan pola hidup seseorang di antaranya perubahan pola makanan dengan mengkonsumsi lemak tinggi.

Banyak sekali gaya hidup yang dilakukan oleh setiap orang yang ternyata menjadi faktor pencetus yang memperbesar resiko terkena kanker payudara. Dalam kanker payudara sendiri, gaya hidup yang berperan dalam hal memperbesar resiko terkena kanker payudara

(3)

terdiri dari merokok aktif, konsumsi alkohol, konsumsi daging merah dan diet tinggi lemak, serta latihan fisik (NBOCC, 2009).

Kontribusi gaya hidup dalam peningkatan angka kejadian kanker payudara semakin dipertegas dalam jurnal Breast Cancer in Young Women in a Limited-Resource Environment yang mengatakan bahwa gaya hidup yang tidak sehat dapat memperbesar risiko terserang kanker payudara. Oleh sebab itu angka kejadian penderita penyakit kanker payudara terus meningkat bahkan tidak hanya terjadi pada wanita di atas umur 50 tahun tetapi pada wanita yang masih tergolong muda (Basro, 2009).

Dari Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) RSUD Sumedang didapatkan data mengenai jumlah penderita kanker payudara yang menjalani rawat inap pada bulan Januari sampai Desember 20011 sebanyak 65 orang dan rawat jalan 570 orang. Sementara pada bulan Januari sampai Mei 2012, pasien kanker payudara yang menjalani perawatan di ruang rawat inap sebanyak 79 orang dan 241 orang pada rawat jalan.

Dari data yang didapatkan dari SIRS RSUD Sumedang tersebut dapat dilihat bahwa jumlah penderita kanker payudara yang menjalani perawatan di RSUD Kota Sumedang sangatlah banyak dan mengalami peningkatan yang signifikan. Berdasarkan uraian diatas yang menyatakan bahwa faktor gaya hidup dapat memperbesar resiko terjadinya kanker payudara dan data dari RSUD Sumedang yang menunjukkan peningkatan penderita kanker payudara, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih jauh tentang “Gambaran Riwayat Gaya Hidup Penderita Kanker Payudara di RSUD Kota Sumedang”.

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui gambaran riwayat gaya hidup penderita kanker payudara di RSUD Kota Sumedang dimana secara

(4)

spesifik untuk mengetahui riwayat gaya hidup penderita kanker payudara yang paling mendominasi sebagai pencetus timbulnya kanker payudara.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Penelitian ini juga bersifat retrospektif yaitu dengan mengulang pengalaman yang dirasakan individu, bukan situasi saat ini. Dalam hal ini peneliti ingin mendapatkan gambaran gaya hidup penderita kanker payudara di RSUD Sumedang.Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah gaya hidup penderita kanker payudara di RSUD Sumedang dan dengan variabel terikatnya kanker payudara.

Metode pengumpulan data menggunakan metode angket atau kuesioner. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang berisikan pernyataan-pernyataan tentang gaya hidup responden sebelum didiagnosa kanker payudara. Kuesioner untuk menilai gaya hidup penderita kanker payudara dalam penelitian ini menggunakan kuesioner Lifestyle Assessment Inventory (LAI). Kuesioner ini berupa pengelompokan pernyataan mengenai gaya hidup yang dimiliki penderita kanker payudara sebelum menderita kanker payudara yang terdiri dari 20 pernyataan dimana pernyataan meliputi kebiasaan merokok, kebiasaan konsumsi minuman beralkohol, diet dan nutrisi, dan aktifitas fisik. Analisa data yang digunakan adalah analisa persentase. Setelah data diolah dan dimasukkan ke dalam kategori gaya hidup menurut skala LAI data akan dipresentasikan sesuai dengan pengelompokkan gaya hidupnya.

(5)

HASIL PENELITIAN

Tabel 1. Distribusi Distribusi Frekuensi Penderita Kanker Payudara di RSUD Kota Sumedang Bulan Mei-Juni 2012 (N=32)

Karakteristik Kategori Frekuensi Presentase

Usia 30-50 tahun 13 40.62

>50 tahun 19 59.38

Status Sosial < UMR 11 34.38

Ekonomi > UMR 21 65,62

Riwayat Keluarga Ada 9 28.12

Penderita Kanker Tidak Ada 23 71.88

Payudara

Pada penelitian yang telah dilakukan pada 32 responden yang didiagnosis menderita kanker payudara diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu 19 orang (59,38%) yang berusia lebih dari 35 tahun. Dilihat dari tingkat status sosial ekonomi dapat diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu 21 orang (65,62%) memiliki penghasilan di atas UMR (Upah Minimum Regional) Kota Sumedang. Berdasarkan riwayat keluarga dengan kanker payudara diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu 23 orang penderita kanker payudara (71,88%) tidak memiliki keluarga dengan riwayat menderita kanker payudara.

Tabel 2 Distribusi Frekuensi Riwayat Gaya Hidup Penderita Kanker Payudara Variabel Gaya Hidup Aktifitas Fisik di RSUD Kota Sumedang Bulan Mei-Juni 2012 (N=32) Variabel Gaya Hidup

Aktifitas Fisik Frekuensi Presentase (%) Sangat Baik Baik Rata-rata Di bawah rata-rata Perlu perbaikan 6 6 11 8 1 18.75 18.75 34.38 25.00 3.12

(6)

Tabel 2. Pada penelitian yang telah dilakukan pada 32 responden yang didiagnosis menderita kanker payudara diketahui bahwa hampir setengah dari responden yaitu 11 orang (34,38%) berada dalam kategori rata-rata dan sebagian kecil responden 8 orang (25,00%) dalam kategori di bawah rata-rata.

Tabel 3 Distribusi Frekuensi Riwayat Gaya Hidup Penderita Kanker Payudara Variabel

Gaya Hidup Konsumsi Alkohol dan Merokok di RSUD Kota Sumedang Bulan Mei-Juni 2012 (N=32)

Variabel Gaya Hidup Frekuensi Presentase

Konsumsi Alkohol (%) dan Merokok Sangat Baik 0 0 Baik 2 6.25 Rata-rata 6 18.75 Di Bawah Rata-rata 12 37.50 Perlu Perbaikan 12 37.50

Tabel 3. Pada penelitian yang telah dilakukan pada 32 responden yang didiagnosis menderita kanker payudara diketahui bahwa sebagian kecil dari responden yaitu 6 orang (18,75%) dalam kategori rata-rata dan masing-masing pada variabel konsumsi alkohol dan merokok hampir setengah dari responden berada dalam kategori di bawah rata-rata dan perlu perbaikan dengan presentase (37,50%).

(7)

Tabel 4 Distribusi Frekuensi Riwayat Gaya Hidup Penderita Kanker Payudara Variabel Gaya Hidup Diet dan Nutrisi di RSUD Kota Sumedang Bulan Mei-Juni 2012 (N=32)

Variabel Gaya Hidup Konsumsi Frekuensi Presentase

Diet Dan Nutrisi (%)

Sangat Baik 0 0

Baik 1 3.12

Rata-rata 3 9.38 Di Bawah Rata-rata 4 12.50 Perlu Perbaikan 24 75.00

Berdasarkan tabel 4 menjelaskan mengenai distribusi frekuensi riwayat gaya hidup penderita kanker payudara variabel gaya hidup diet dan nutrisi. Pada penelitian yang telah dilakukan pada 32 responden yang didiagnosis menderita kanker payudara pada variabel diet dan nutrisi didominasi pada kategori perlu perbaikan yaitu 24 responden (75%).

Tabel 5 Distribusi Pengelompokan Frekuensi Riwayat Gaya Hidup Penderita Kanker Payudara di RSUD Kota Sumedang Bulan Mei-Juni 2012 (N=32)

Gaya Hidup Frekuensi Presentase

Sangat Baik 0 0 Baik 2 6.25 Rata-Rata 3 9.37 Di Bawah Rata-Rata 19 59.38 Perlu Perbaikan 8 25.00

Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui bahwa hasil penelitian pada 32 responden mengenai gaya hidup penderita kanker payudara yang diukur dengan menggunakan kuesioner inventory LAI adalah sebagian besar dari responden yaitu 19 responden (9,38%) mempunyai gaya hidup yang berada di bawah rata-rata dan sisanya sebagian kecil dari responden yaitu 8 responden (25,00%) memiliki gaya hidup perlu perbaikan, gaya hidup

(8)

yang dikategori rata-rata ada 3 responden (9.37%), dan responden yang memiliki gaya hidup yang baik ada 2 responden (6,25%).

PEMBAHASAN

Berdasarkan tabel 1 mengenai karakteristik responden menurut usia diketahui bahwa hampir seluruh responden yang terkena kanker payudara berada pada usia di atas 50 tahun yaitu terdapat 19 responden (59,38%). Usia yang lebih tua memiliki resiko lebih tinggi untuk menderita kanker payudara dimana resiko ini akan terus meningkat dari usia 30 tahun dan semakin meningkat setelah wanita mengalami menopause sekitar umur 50 tahun (NBOCC, 2009). Usia sangat penting sebagai faktor risiko kanker payudara. Risiko terjadinya kanker payudara bertambah sebanding dengan pertambahan usia (Azamris, 2006). Menurut Veroncssi et al. (1995) dalam Azamris (2006) meningkatnya risiko terkena kanker payudara dengan bertambahnya usia diduga karena pengaruh paparan hormonal (estrogen) yang lama serta paparan faktor risiko lain yang memerlukan waktu lama untuk dapat menginduksi terjadinya kanker.

Berdasarkan status sosial ekonomi diketahui bahwa sebagian besar dari responden yaitu 21 responden (65,62%) memiliki penghasilan di atas. NBOCC (2009) mengatakan bahwa faktor sosial ekonomi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi gaya hidup seseorang. Dikatakan bahwa faktor sosial ekonomi seseorang berkaitan erat dengan bagaimana seseorang itu menghabiskan waktu dan uang yang dimilikinya. Menghabiskan waktu dalam hal melakukan aktifitas olahraga yang mampu meningkatkan tingkat kesehatan seseorang dan menghabiskan uang erat kaitannya dengan kebiasaan seseorang

(9)

tersebut dalam mengkonsumsi makanan. (Basro,2009). Hal tersebut juga diutarakan oleh Kellen (2008) dalam jurnal Lifestyle changes and breast cancer prognosis bahwa gaya hidup seperti melakukan aktifitas fisik secara teratur serta pola diet dan nutrisi yang baik seperti mengkonsumsi buah dan sayuran turut berperan serta dalam kejadian kanker payudara.

Berdasarkan riwayat keluarga penderita kanker payudara diketahui bahwa hampir setengahnya dari responden yaitu 9 responden (28,12%) memiliki riwayat keluarga yang menderita kanker payudara. Dalam Smeltzer (2002) disebutkan bahwa resiko terkena kanker payudara akan mengalami peningkatan menjadi dua kali lipat jika ibunya menderita kanker payudara bahkan dapat meningkat 4 sampai 6 kali jika dua saudara kandung didiagnosis terkena kanker payudara.

Sependapat dengan Smeltzer, Ochoa (2010) dalam Relationship Between Family History of Breast Cancer and Health-Related Behavior mengatakan bahwa wanita yang memiliki riwayat keluarga dengan penderita kanker payudara memiliki resiko dua kali lebih tinggi terkena kanker payudara. Ochoa juga menyampaikan bahwa wanita dengan riwayat keluarga penderita kanker payudara harus memiliki preventif yang lebih ketat seperti memperbaiki gaya hidup yang dikatakan memiliki kaitan terhadap kejadian kanker payudara.

Sekitar 5-10% dari kasus kanker payudara dianggap keturunan, dihasilkan langsung dari gen rusak/mutasi yang diwariskan dari orang tua. Penyebab paling umum dari kanker payudara secara genetik adalah mewarisi mutasi pada gen BRCA1 dan BRCA2 (ACS, 2011). National Cancer Institute (NCI) (2009) menyatakan bahwa BRCA1 dan BRCA2

(10)

adalah gen pada manusia yang termasuk ke dalam kelas gen yang dikenal sebagai tumor suppressor genes. Pada keadaan normal, BRCA1 dan BRCA2 membantu menjamin stabilitas bahan genetik sel (DNA) dan membantu mencegah pertumbuhan sel yang tidak terkendali. Jika seseorang telah mewarisi salinan gen bermutasi ini dari orang tuanya, maka ia memiliki risiko tinggi sekitar 80% terkena kanker payudara selama hidupnya (ACS, 2011).

Dari hasil penelitian didapatkan 8 responden (25,00%) pada kategori gaya hidup yang memerlukan perbaikan. Hal ini bukan berarti bahwa 8 orang tersebut tidak mempunyai gaya hidup yang baik karena berdasarkan hasil pengisian instrumen didapatkan data bahwa di antara 8 orang tersebut ada beberapa responden yang tidak memiliki kebiasaan merokok dan mengkonsumsi alkohol. Selain itu pada hasil penelitian juga ditemukan bahwa lebih dari setengah responden yaitu 19 responden (57,58%) berada pada kategori gaya hidup di bawah rata-rata. Dari 19 responden tersebut diketahui bahwa 17 responden memiliki skor rendah yang berada dibawah 50 pada variabel gaya hidup diet dan nutrisi serta 7 responden memiliki skor di bawah 50 pada variabel gaya hidup aktifitas fisik. Dari data yang didapatkan melalui pengisian instrumen dapat dilihat bahwa rata-rata responden memiliki skor yang rendah terdapat pada variabel gaya hidup diet dan nutrisi serta aktifitas fisik. Hal ini sejalan dengan banyaknya hasil penelitian yang menyatakan bahwa diet dan nutrisi serta latihan fisik ikut berperan dalam peningkatan angka kejadian kanker payudara.

Gaya makan sehat bergizi dapat dilakukan dengan pemilihan makanan-minuman yang dapat tetap mempertahankan berat badan sehat (makanan rendah kalori dan rendah

(11)

lemak), dengan mengonsumsi berbagai jenis sayur-buah minimal 5 porsi sehari, dan menghindari jenis pemasakan dengan menggoreng atau membakar dengan menggunakan arang (Badarsono, 2012). Pola diet yang baik dilakukan dengan mengkonsumsi diet tinggi protein nabati dan diet rendah protein hewani dikarenakan diet seperti ini dapat menyebabkan penurunan risiko kanker payudara. Bahkan untuk wanita yang sudah memasuki masa menopause disebutkan, konsumsi buah dan sayur bisa mengurangi risiko terjangkit kanker payudara hingga 47% (Cheng, 2012).

Hasil penelitian Zhang et al. (2009) di salah satu rumah sakit Guangdong, Cina menunjukkan bahwa konsumsi sayur dan buah menjadi kebalikan dari faktor risiko kanker payudara. Sayur dan buah bersifat melindungi atau mencegah perkembangan kanker termasuk kanker payudara. Hal ini berkaitan dengan substansi potensial berupa antikarsinogenik yang dikandung dalam sayur dan buah seperti karotenoid, vitamin C, vitamin E, dihtiolthiones, isoflavon, dan isotiosianat.

Hasil penelitian Pronk (2011) dalam jurnal Physical activity and breast cancer risk in Chinese women menyatakan bahwa aktifitas fisik sangat mempengaruhi kejadian kanker payudara pada wanita Cina. Dalam hasil penelitiannya dikatakan bahwa semakin tinggi aktifitas fisik yang dilakukan maka akan semakin kecil resiko terkena kanker payudara dan demikian sebaliknya. Aktivitas fisik merupakan salah satu faktor risiko dari kanker. Aktivitas fisik adalah faktor risiko dari kanker payudara yang dapat diubah. (Margolis et al., 2005). Menurut hasil penelitian Indrati (2005) wanita yang memiliki aktivitas fisik <4 jam/minggu memiliki risiko 9.7 kali lebih besar terkena kanker payudara dibandingkan dengan wanita yang memiliki aktivitas fisik ≥4 jam/minggu. Berdasarkan penelitian yang

(12)

dilakukan Peters et al. (2009) diketahui bahwa hubungan aktivitas fisik dengan risiko kanker payudara secara sugestif dimodifikasi oleh IMT. Hal ini banyak ditemukan pada wanita yang memiliki kelebihan berat badan (IMT >25 kg/m2) dibandingkan dengan wanita yang kurus (IMT <25 kg/m2).

Faktor diet dan nutrisi serta aktifitas fisik saat ini menjadi fokus utama dalam penelitian mengenai gaya hidup yang mempengaruhi kejadian kanker payudara. Penelitian yang berfokus pada pengaruh aktifitas fisik serta diet dan nutrisi dalam kejadian kanker payudara dikarenakan gaya hidup mengkonsumsi diet dan nutrisi yang baik serta melakukan aktifitas fisik secara teratur dilakukan bukan hanya sebagai pencegahan agar tidak menderita kanker payudara tetapi gaya hidup tersebut juga dapat dilakukan untuk mempertahankan kelangsungan hidup penderita kanker payudara (Lawrence, 2007).

Dari hasil penelitian didapatkan juga bahwa 16 responden tidak memiliki kebiasaan merokok tetapi diketahui bahwa seluruh responden terpapar oleh asap rokok secara teratur atau biasa disebut sebagai perokok pasif. Pengaruh rokok terhadap terjadinya kanker payudara masih banyak diperdebatkan sehingga saat ini masih banyak penelitian yang ingin melihat ada tidaknya pengaruh rokok secara langsung terhadap kejadian kanker payudara (Nkondjock, 2006). Namun dalam NBOCC (2009), dikatakan bahwa adanya keterkaitan antara merokok dan kanker payudara yang dilihat dari lamanya telah merokok, intensitas merokok, serta lamanya waktu telah merokok. Hal senada juga disampaikan oleh Brian (2010) bahwa kebiasaan merokok memiliki pengaruh terhadap kejadian kanker payudara. Kemungkinan 16 responden ini menderita kanker payudara dikarenakan menjadi perokok pasif dan gaya hidup mereka dalam hal mengkonsumsi diet dan nutrisi serta kebiasaan

(13)

melakukan aktifitas fisik secara teratur. Menurut Indrati (2005) wanita yang merokok akan memiliki tingkat metabolisme esterogen lebih tinggi dibanding wanita yang tidak merokok.

Pada saat penelitian ditemukan hanya 2 responden yang memiliki gaya hidup kategori baik. Kedua responden ini memiliki kebiasaan untuk menjaga gaya hidup mereka yang meliputi tidak mengkonsumsi rokok, tidak mengkonsumsi alkohol, memiliki pola diet dan nutrisi yang baik serta menjalankan aktifitas fisik secara teratur. Kedua responden ini memiliki riwayat keluarga menderita kanker payudara dan telah berada pada usia diatas 35 tahun sehingga kemungkinan mereka terkena kanker payudara dikarenakan hal tersebut.

Dalam penelitian ini didapatkan 17 responden yang mengkonsumsi alkohol. Dari banyaknya hasil penelitian didapatkan bahwa alkohol memiliki pengaruh terhadap kejadian kanker payudara. Dikatakan bahwa dibandingkan dengan bukan peminum, perempuan yang mengonsumsi segelas minuman beralkohol per hari mengalami sedikit risiko kanker payudara, sementara perempuan yang minum dua hingga lima gelas per hari menjadi berisiko satu hingga dua kali lebih banyak daripada yang tidak minum (Brian, 2010). Gloria et al. (2011), menyatakan bahwa wanita yang mengkonsumsi alkohol sebnayak 3 gelas per hari akan meningkatkan resiko terkena kanker payudara sebesar 40-50%. Proses terjadinya kanker payudara dikarenakan oleh alkohol dikaitkan dengan hormon estrogen dimana estrogen merupakan faktor penentu penting sebagai pencetus terjadinya kanker payudara.

SIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan dapat diketahui bahwa dari 32 responden yang menderita kanker payudara di RSUD Kota Sumedang, seluruh responden

(14)

tidak ada yang meiliki gaya hidup dalam kategori sangat baik dimana sebagian besar dari responden) memiliki gaya hidup dalam kategori di bawah rata-rata. Dari hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa gaya hidup penderita kanker payudara di RSUD Kota Sumedang berada dalam tingkatan di bawah rata-rata. Gaya hidup yang baik dapat dilakukan dengan melakukan aktifitas fisik secara teratur minimal setangah jam tiap harinya, membatasi konsumsi alkohol, memiliki pola diet dan nutrisi yang baik serta menghindari rokok. Memiliki gaya hidup yang berkualitas dapat meminimalisir resiko terkena kanker payudara dan dapat memperpanjang kelangsungan hidup bagi wanita yang telah didiagnosis menderita kaker payudara.

SARAN

1. Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini dapat dijadikan wacana untuk penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti selanjutnya tentang keperawatan maternitas. Peneliti selanjutnya dapat melanjutkan penelitian tentang topik faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian kanker payudara. 2. Bagi RSUD Kota Sumedang

Pihak kesehatan di RSUD Kota Sumedang terutama perawat yang bekerja di ruang rawat inap maupun rawat jalan bagian bedah hendaknya memberikan pengarahan pada penderita kanker payudara. Tenaga kesehatan dapat memberikan pengetahuan mengenai kanker payudara serta kebiasaan-kebiasaan untuk menjaga kesehatan yang akan dijadikan sebagai gaya hidup penderita kanker payudara terlebih gaya hidup mengenai memiliki pola diet dan nutrisi serta melakukan aktifitas fisik secara teratur. Hal ini dikarenakan

(15)

berdasarkan hasil penelitian didapatkan tidak ada seorang pun dari responden yang memiliki gaya hidup dalam kategori sangat baik. Perawat juga dapat memberikan motivasi kepada penderita kanker payudara agar mau dan mampu melakukan gaya hidup yang sehat untuk meningkatkan prognosis penyakit mereka.

DAFTAR PUSTAKA

American Cancer Society. 2011. Breast cancer.

http://www.cancer.org/Cancer/BreastCancer/index, Diakses tanggal 20 Juni 2012 Badarsono, Saptawati. 2012. Gaya Hidup dan Resiko Kanker.

www.yayasankankerindonesia.org. Diakses tanggal 16 Juni 2012

Basro, Sarinah. 2009. Breast Cancer in Young Women in a Limited-Resource Environment. www.ebscohost.com, Diakses tanggal 7 Januari 2012.

Brian et al. 2010. Change in lifestyle behaviors and medication use after a diagnosis of ductal carcinoma in situ. www.ebscohost.com Diakses tanggal 18 Juni 2012

Cahyono. 2008. Gaya Hidup dan Penyakit Modern. Yogyakarta: Kanisius.

Cheng et al. 2012. Beyond overweight: nutrition as an important lifestyle factor influencing timing of puberty. www.ebscohost.com Diakses tanggal 18 Juni 2012

Gloria et al. 2011. Alcohol Consumption And The Risk of Breast Cancer. www.ebscohost.com, Diakses tanggal 29 Juni 2012

Kellen et al. 2008. Lifestyle changes and breast cancer prognosis. www.ebscohost.com Daikses Tanggal 18 Juni 2012

Lawrence et al. 2007. Lifestyle Factors and Survival in Women with Breast Cancer. www.ebscohost.com Daikses Tanggal 18 Juni 2012

Margolis et al. 2005. Physical Activity in Different Periods of Life and the Risk of Breast Cancer: The Norwegian-Swedish Women's Lifestyle and Health Cohort Study. Cancer Epidemiol Biomarkers 14:27-32.

(16)

National Breast and Ovarian Cancer Centre (NBOCC). 2009. Breast Cancer Risk Factors. Australian Government Department of Health and Ageing.

Nkondjock et al. 2006. Diet, lifestyle and BRCA-related breast cancer risk among French-Canadians. www.ebscohost.com Diakses Tanggal 18 Juni 2012

Ochoa et al. 2010. Relationship Between Family History of Breast Cancer and Health-Related Behavior. www.ebscohost.com. Diakses tanggal 18 Juni 2012

Peters et al. 2009. Physical activity and postmenopausal breast cancer in risk the NIH-AARP diet and health study. Cancer Epidemiol Biomarkers Prev 18:289-296.

Pronk et al. 2011. Physical activity and breast cancer risk in Chinese women www.ebscohost.com. Diakses tanggal 18 Juni 2012

Smeltzer, S. C, Bare, B. G. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Volume 2. Edisi 8. Jakarta: EGC.

[Surkesdas] Survei Kesehatan Dasar. 2007. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan, Republik Indonesia.

Zhang CX, Ho SC, Chen YM, Fua JH, Cheng SZ, Lin FY. 2009. Greater vegetable and fruit intake is associated with a lower risk of breast cancer among Chinese women. Int. J. Cancer 125:181-188.

Gambar

Tabel 2  Distribusi  Frekuensi  Riwayat  Gaya  Hidup  Penderita  Kanker  Payudara  Variabel  Gaya Hidup Aktifitas Fisik di RSUD Kota Sumedang Bulan Mei-Juni 2012 (N=32)
Tabel 2. Pada penelitian yang telah dilakukan pada 32 responden yang didiagnosis  menderita kanker payudara diketahui bahwa hampir setengah dari responden yaitu 11 orang  (34,38%)  berada  dalam  kategori  rata-rata  dan  sebagian  kecil  responden  8  ora
Tabel 5  Distribusi Pengelompokan Frekuensi Riwayat Gaya Hidup Penderita Kanker  Payudara di RSUD Kota Sumedang Bulan Mei-Juni 2012 (N=32)

Referensi

Dokumen terkait

Setelah diadakannya seleksi tersebut, saat peserta didik sudah masuk ke jurusan yang sesuai dengan minat dan bakatnya, Selanjutnya peran guru bimbingan dan konseling adalah

Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah sebagian dari siswa.. kelas X, yaitu berjumlah

sangat diperlukan suasana terbuka, baik keterbukaan dari pihak konselor maupun keterbukaan dari klien. Keterbukaan ini bukan hanya sekedar bersedia menerima

Perilaku merokok pada remaja saat ini sudah tidak tabu lagi, dimanapun tempat tidak sulit menjumpai anak remaja dengan kebiasaaan merokok.Orang tua mempunyai pengaruh

Laut. dari laut yang tidak termasuk dalam zona. dengan Kapal MV. Sinar Kudus merupakan kapal. perompakan yang terjadi pada kapal MV. Indonesia terhadap kapal

podjela na simetriˇ cne kriptosustave ili kriptosustave s tajnim kljuˇ cem (kljuˇ c za deˇsifriranje moˇ ze se izraˇ cunati ako je poznat kljuˇ c za ˇsifriranje i obratno) i

[r]

16 Firginia Mega Sari SMP Negeri 2 44. 17 Amilia Krisda Maulida SMP Saljul