• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN AMOXICILLIN PADA BALITA DI DESA BANJARWATI KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN Repository - UNAIR REPOSITORY

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN AMOXICILLIN PADA BALITA DI DESA BANJARWATI KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN Repository - UNAIR REPOSITORY"

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU DENGAN

PEMBERIAN AMOXICILLIN PADA BALITA DI DESA

BANJARWATI KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN

LAMONGAN

Oleh

Verdha Aidhya Eugelella 011211233014

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIDAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

(2)

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU DENGAN

PEMBERIAN AMOXICILLIN PADA BALITA DI DESA

BANJARWATI KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN

LAMONGAN

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kebidanan Dalam Program Studi Pendidikan Bidan Pada Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga

Oleh

Verdha Aidhya Eugelella 011211233014

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIDAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

(3)
(4)
(5)

PENETAPAN PANITIA PENGUJI

Penelitian dengan judul Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Dengan Pemberian Amoxicillin Pada Balita Di Desa Banjarwati Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan .

Telah diuji pada tanggal : 3 Agustus 2016 Panitia penguji skripsi :

Ketua : Sri Utami, S.Kp., M.Kes. NIP. 19671114 199003 2 001

Anggota Penguji : 1. Dr. Sri Umijati, dr.,MS NIP. 19621205 198902 2 001 2. Muhammad Faizi, dr., Sp. A (K)

(6)
(7)

“Bersabar dan berserah diri pada Allah Menjadi solusi untuk mencari ketenangan hati.”

(8)

Puji s yukur ka mi pa njatkan ke hadirat A llah S WT, be rkat r ahmat da n bimbinganNya kami dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Dengan Pemberian Amoxicillin Pada Balita Di Desa Banjarwati Kecamatan P aciran K abupaten Lamongan”. S kripsi in i merupakan s alah s atu syarat unt uk m emperoleh g elar s arjana k ebidanan ( S.Keb) p ada P rogram s tudi Pendidikan Bidan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.

Bersama ini perkenankanlah saya m engucapkan terimakasih yang s ebesar-besarnya dengan hati yang tulus kepada:

1. Ibu- ibu s elaku r esponden da lam pe nelitian i ni yang t elah be rsedia membantu penyelesaian penelitian ini.

2. Seluruh ka der-kader yang t elah m embantu unt uk m engumpulkan i bu-ibu saat penelitian ini.

3. Bapak Sutiono selaku Kepala Desa yang telah memberikan ijin melakukan penelitian di Desa Banjarwati Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan dan membantu penulis dalam pengumpulan data penelitian.

4. Badan K esatuan Bangsa D an P olitik K abupaten Lamongan yang t elah memberikan s urat i jin unt uk m elakukan s tudi pe ndahuluan d an i jin penelitian di wilayah Kabupaten Lamongan.

5. Prof. D R. Soetojo, dr ., S p.U (K) s elaku D ekan F akultas K edokteran Universitas A irlangga S urabaya yang t elah m emberikan k esempatan d an fasilitas ke pada ka mi untuk m engikuti da n m enyelesaikan pe ndidikan program studi kami yaitu pendidikan bidan.

6. Baksono w inarti., dr ., S p.OG ( K), s elaku K ooediantor pr ogram s tudi pendidikan bi dan F akultas K edokteran U niversitas A irlangga yang t elah memberikan ke sempatan da n dor ongan ke pada k ami unt uk m enyelesaikan program pendidikan bidan.

7. Muhammad F aizi, dr ., S p.A ( K), s elaku P embimbing I yang te lah memberikan bimbingan, arahan, dan masukannya dalam penyusunan skripsi ini.

8. Dr. S ri U mijati, dr., MS, selaku P embimbing II yang t elah memberikan bimbingan, arahan, dan masukannya dalam penyusunan skripsi ini.

9. Sri Utami, S.Kp., M.Kes, selaku Ketua Penguji skripsi yang telah bersedia menguji dan memberikan masukan untuk perbaikan skripsi ini.

10. Atika, S .Si, M .Kes. s elaku d osen me todelogi p enelitian yang t elah meluangkan waktunya dalam membimbing skripsi ini.

11. Seluruh s taf dos en P rogram S tudi Pendidikan B idan F akultas K edokteran Universitas A irlangga yang t elah me mberikan ilmu , pengetahuan da n wawasan yang bermanfaat untuk penulis.

12. Orang T ua t ercinta Bapak A smundik da n Ibu K usniawati, F andi A hmad Sanjaya, D wi M artha dan B aim, yang t elah m emberikan d oa restu, dukungan dan semangat dalam penyelesaian skripsi ini.

(9)

“Abdomen t ercinta” yang s aya s ayangi d an selalu s emangat p antang menyerah

15. Semua pihak yang telah membantu demi kelancaran penulisan skripsi ini.

(10)

Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Dengan Pemberian Amoxicillin Pada Balita Di Desa Banjarwati Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan

Verdha Aidhya Eugelella

Antibiotik s ebagai oba t untuk m enanggulangi pe nyakit i nfeksi ha rus di gunakan dengan be nar. S alah s atu a ntibiotik yang s ering di gunakan m asyarakat ad alah amoxicillin. Di Indonesia sekitar 92% masyarakat tidak menggunakan antibiotik secara tepat. Terdapat 80% ibu tidak mengetahui penggunaan amoxicillin di desa Banjarwati, P aciran, Lamongan. Tujuan p enelitian in i untuk menentukan hubungan a ntara pe ngetahuan i bu t entang amoxicillin de ngan pemberian amoxicillin p ada b alita. Penelitian i ni m enggunakan jenis p enelitian cross sectional dan cara pengambilan sampel dengan teknik Simple Random Sampling

dengan melibatkan responden 81 ibu-ibu yang mempunyai balita. Variabel yang diteliti Pengetahuan i bu t entang a moxicillin da n p emberian am oxicillin p ada balita. Hasil y ang diperoleh pengetahuan i bu t entang a moxicillin be rhubungan dengan p emberian amoxicillin pada balita (p=0,0001). Kesimpulan pengetahuan

(11)

The association between mother’s knowledge and antibiotic administration in under-five years old children at Banjarwati Village Paciran District Lamongan

Regency

Verdha Aidhya Eugelella

Antibiotics a s a medicine to c ombat i nfectious di seases m ust be us ed pr operly. One a ntibiotic th at is o ften u sed in c ommunity is a moxicillin. I n I ndonesia, approximately 92 % of t he c ommunities do not m ake us e of a ntibiotics appropriately. Eighty percent of women at Banjarwati Village, Paciran, Lamongan do not know how t o u se a ntibiotics pr operly. The a im of t his s tudy was t o determine the a ssociation be tween m others’ know ledge a nd a ntibiotic administration i n unde r-five years ol d c hildren. This s tudy design w as cross sectional study. 81 mothers’ having children under-five years old was seleced as

sample random sampling. The variables of this study were mothers’ knowledge of amoxicillin and amoxicillin administration in under-five years old children. The result revealed t hat mother’s knowledge h ad a corelation w ith t heir p ractice for giving amoxicillin (p=0,0001).The conclusion was the mother’s knowledge could improve th ere p ractice f or giving amoxicillin on t heir under-five years o ld children.

(12)

SAMPUL DEPAN

SAMPUL DALAM ... i

PRASYARAT GELAR ... ii

SURAT PERNYATAAN... iii

LEMBAR PERSETUJUAN... iv

PENETAPAN PANITIA PENGUJI ... v

LEMBAR PENGESAHAN ... vi

MOTTO ... vii

UCAPAN TERIMAKASIH ... viii

ABSTRAK ... ix

DAFTAR SINGKATAN, ISTILAH, DAM ARTI LAMBANG ... xvii

BAB 1 PENDAHULUAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan ... 4

2.1.1 Definisi Pengetahuan ... 4

2.1.2 Tingkat Pengetahuan ... 5

2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan ... 7

2.1.4 Cara Penilaian Pengetahuan ... 10

2.4.1 Pengertian Amoxicillin ... 13

2.4.2 Kegunaan Amoxicillin ... 15

2.4.3 Efek Samping ... 15

2.4.4 Cara Penyimpanan Obat Secara Umum ... 16

(13)

2.4.7 Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Antibiotik ... 19

2.4.8 Penggunaan Antibiotik yang Rasional ... 21

2.5 Pengetahuan ibu dengan pemberian amoxicillin ... 23

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian ... 25

3.2 Hipotesis Penelitian ... 27

4.3.2 Sampel, Besar Sampel Dan Cara Pengambilan Sampel .... 28

4.3.2.1 Sampel ... 28

4.3.2.2 Kriteria Sampel ... 28

4.3.3 Besar Sampel ... 30

4.3.4 Teknik Pengambilan Sampel ... 30

4.4 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 30

4.4.1 Lokasi Penelitian ... 30

4.4.2 Waktu Penelitian ... 30

4.5 Variabel Penelitian, Definisi Operasional, dan Cara Pengukuran Variabel ... 30

4.5.1 Variabel Penelitian ... 30

4.5.2 Definisi Operasional ... 30

4.6 Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data ... 31

4.6.1 Instrumen Penelitian ... 31

4.6.2 Jenis Data ... 31

4.9.4 Perlindungan dari ketidaknyamanan ... 37

BAB 5 HASIL DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN 5.1 Hasil Penelitian ... 38

5.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 38

5.1.2 Karakteristik Responden ... 38

5.2 Analisis Hasil Penelitian... 40

(14)

5.2.3 Pengetahuan Ibu berdasarkan Umur, Pendidikan,

Pekerjaan... 41 5.2.4 Hubungan Pengetahuan ibu dengan Pemberian Amoxicillin

pada Balita... 42 BAB 6 PEMBAHASAN

6.1 Pengetahuan Ibu ... 43 6.2 Pemberian Amoxicillin ... 46 6.3 Pengetahuan Ibu dan Pemberian Amoxicillin pada Balita ... 46 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

(15)

Halaman

Tabel 2.1 Tabel Kategori Pengetahuan ... 11 Tabel 4.1 Definisi operasional penelitian ... 33 Tabel 5.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur ibu ... 39 Tabel 5.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan ibu . 39 Tabel 5.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pekerjaan ibu ... 39 Tabel 5.4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pengetahuan ibu. 40 Tabel 5.5 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pemberian

amoxicillin pada balita ... 40 Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi pengetahuan ibu berdasarkan umur,

pendidikan, pekerjaan ... 41 Tabel 5.7 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pengetahuan ibu

dan pemberian amoxicillin pada balita di desa Banjarwati

kecamatan Paciran kabupaten Lamongan... 42

(16)

Halaman

(17)

Halaman

Lampiran 1 Jadwal Penelitian ... 54

Lampiran 2 Lembar Permohonan Menjadi Responden ... 55

Lampiran 3 Lembar Persetujuan Menjadi Responden ... 56

Lampiran 4 Kuesioner Penelitian ... 57

Lampiran 5 Berita Acara Perbaikan Usulan Penelitian... 61

Lampiran 6 Berita Acara Perbaikan Skripsi... 63

Lampiran 7 Surat Izin Studi Pendahuluan ... 67

Lampiran 8 Surat Izin Penelitian... 68

Lampiran 9 Surat Permohonan Kelayakan Etik ... 69

Lampiran 10 Surat Izin Penelitian dari Tempat Penelitian ... 70

Lampiran 11 Surat Izin Penelitian dari Tempat Penelitian ... 71

Lampiran 12 Surat Izin Penelitian dari Tempat Penelitian ... 72

Lampiran 13 Surat Layak Etik ... 73

Lampiran 14 Lembar Konsultasi ... 74

(18)

Singkatan

PAT : Penggunaan Antibiotik Yang Tepat WHO : World Health Organization

PPRA : Program Pengenalian Resitensi Antimikroba KHM : Kadar Hambatan Minimal

MIC : Minimum Inhibitory Concentration PBP : Penicillin Binding Protein

Lambang

% : Persentase n : Jumlah sampel N : Jumlah populasi d : Tingkat signifikansi P : Proporsi

(19)

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Berbagai s tudi m enemukan ba hwa s ekitar 40 -62% a ntibiotik di gunakan secara t idak t epat an tara l ain p enyakit yang t idak m emerlukan a ntibiotik. P ada penelitian kua litas pe nggunaan a ntibiotik di berbagai b agian r umah s akit ditemukan 30% - 80% tidak didasarkan pada indikasi (Hadi,2009)

The Center for Disease Control and Prevention in USA menyebutkan 50

juta peresepan antibiotik yang tidak diperlukan dari 150 juta peresepan tiap tahun (Akalin, 2010) . Di I ndonesia s ekitar 92% masyarakat t idak m enggunakan antibiotika s ecara t epat. Berdasarkan ha sil pe nelitian yang di lakukan A MRIN-study (Antimicrobial resitance in indonesia) menunjukkan bahwa antibiotik yang paling banyak digunakan adalah ampisilin dan amoxicillin (Depkes RI,2010).

Hasil penelitian yang d ilakukan ol eh Friskilia, 2013 di K ota M anado sebagian b esar memiliki p engetahuan sedang 49,3 % tentang a moxicillin. Sementara penelitian y ang dilakukan ol eh Serliani, 2014 di de sa M anurunge kecamatan U laweng k abupaten B one tingkat pe ngetahuan te ntang antibiotik rendah 55,4% .

(20)

menyebabkan r esistensi d an berdampak bu ruk pada b alita k arena b alita s angat tergantung p ada i bunya, sementara p enggunaan antibiotik masih tinggi baik di kota m aupun di de sa, apakah pe ngetahuan ibu a da hubun gannya dengan pemberian pada balita.

Penggunaan a moxicillin yang tid ak s esuai k arena pengetahuan ibu yang rendah di dapatkan di desa, karena belum ada penelitian tentang pengetahuan ibu dan p emberian a moxicillin p ada b alita maka p eneliti melakukan p enelitian tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

Apakah a da hubungan pengetahuan i bu dengan pemberian a moxicillin pada balita di desa Banjarwati kecamatan Paciran kabupaten Lamongan ?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Menentukan hubungan pengetahuan i bu dan pe mberian a moxicillin pada balita di desa Banjarwati kecamatan Paciran kabupaten Lamongan.

1.3.2 Tujuan Khusus

1) Mengidentifikasi karakteristik ibu be rdasarkan umur, pe ndidikan dan pekerjaan.

2) Mempelajari pengetahuan ibu dalam memberikan amoxicillin pada balita. 3) Mempelajari pemberian amoxicillin pada balita.

(21)

1.4.1 Bagi Peneliti

Melalui p enelitian i ni d iharapkan d apat meningkatkan pe ngetahuan peneliti sehingga peneliti dapat m engetahui hubungan pe ngetahuan i bu dengan pemberian amoxicillin pada balita. Dengan mengetahui hubungannya diharapkan dapat menurunkan angka resistensi terhadap amoxicillin.

1.4.2 Masyarakat

Penelitian in i d apat me njadi t ambahan i nformasi d an w awasan, a gar masyarakat d apat m enggunakan am oxicillin s ecara t epat d an r asional, s ehingga dapat menurunkan angka resistensi terhadap antibiotik amoxicillin, yaitu dengan cara m engetahui hubung an pe ngetahuan i bu da n pe mberian a moxicillin pa da balita secara benar.

1.4.3 Pengembang ilmu pengetahuan

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan dalam pengembangan ilmu pengetahuan serta m emberikan k ajian i lmiah m engenai hubungan p engetahuan ibu dan pemberian amoxicillin pada balita untuk penelitian selanjutnya.

1.5. Resiko Penelitian

1.5.1 Responden m enolak u ntuk di lakukan wawancara k arena k ehilangan waktunya.

(22)

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengetahuan

2.1.1 Definisi Pengetahuan

Pengetahuan ad alah m erupakan h asil p engingat s uatu h al, t ermasuk mengingat k embali k ejadian yang p ernah d i alami b aik secara s engaja maupun tidak sengaja dan ini terjadi orang melakukan kontak atau pengamatan t erhadap suatu objek tertentu. (Mubarak, W et al, 2007)

Pengetahuan a dalah ke seluruhan pe mikiran, gagasan, i de, kons ep, da n pemahaman yang d imiliki ma nusia te ntang d unia d an s egala i sinya t ermasuk manusia dalam kehidupan.(Keraf, 2008). Pengetahuan merupakan hasil dari usaha manusia untuk tahu. Pekerjaan tersebut adalah hasil dari kenal insaf,mengerti, dan pandai. (Salam, 2003)

Menurut Notoatmodjo (2012), pengetahuan (Knowledge) adalah hasil tahu dari m anusia yang s ekedar m enjawab p ertanyaan “W hat”. P engetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan, penciuman, rasa, dan raba.

(23)

Penelitian R ongers ( 1974) da lam buku M ubarak ( 2007) m engungkapkan bahwa s ebelum or ang mengadopsi pe rilaku ba ru di dalam di ri or ang t ersebut terjadi proses yang berurutan yakni :

1) Kesadaran ( Awareness) d imana o rang t ersebut m enyadari d alam ar ti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus.

2) Merasa tertarik (interest) terhadap stimulus objek tersebut.

3) Evaluasi (evaluation) menimbang nimbang baik buruknya tindakan t erhadap stimulus te rsebut b agi dirinya. H al i ni be rarti s ikap r esponden s udah l ebih baik lagi.

4) M encoba (trial) d imana s ubjek t elah m elalui m encoba m elakukan s esuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus.

5) A dopsi ( adaptation) di mana obj ek t elah b erperilaku b aru s esuai dengan pengetahuan.

2.1.2 Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010) tingkatan pengetahuan terdiri dari : 1. Tahu (Know)

Tahu d iartikan s ebagai m engingat s uatu m ateri yang t elah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan. Tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) t erhadap s esuatu yang s pesifik d ari s eluruh

(24)

2. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap obyek atau materi ha rus da pat m enjelaskan, m enyebutkan c ontoh, m enyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap obyek yang dipelajari.

3. Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai pengetahuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada saat kondisi real (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat di artikan s ebagai aplikasi a tau pe nggunaan hukum -hukum, r umus-rumus, metode-metode, prinsip dalam konteks atau situasi yang lain. 4. Analisa (Analysis) dan Sintesis (Syntesis)

Analisa ad alah s uatu k emampuan m enjabarkan s uatu m ateri at au obyek ke dalam komponen-komponen tetapi masih di dalam satu struktur organisasi da n m asih a da ka itannya s atu s ama l ain. S intesis m enunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian da lam s uatu be ntuk ke seluruhan yang ba ru. D engan k ata l ain kemampuan unt uk m enyusun f ormulasi ba ru dari f ormulasi-formulasi yang ada.

5. Evaluasi (Evaluation)

(25)

2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo ( 2012), a da be berapa f aktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang yaitu:

1. Pendidikan

Status pe ndidikan a kan berpengaruh t erhadap p erilaku ke sehatan seseorang. T ingkat p endidikan da n pe ngetahuan i bu s angat mempengaruhi t erlaksananya s ebuah ke giatan y ang di peroleh ba ik pendidikan f ormal m aupun non f ormal (Notoatmodjo, 2012) . S alah satu f aktor yang m empengaruhi k ecemasan ad alah p endidikan d an status ekonomi.

Tingkat pe ndidikan s eseorang dapat m empengaruhi k emampuan berpikir ( Stuart,2006). S emakin t inggi t ingkat pe ndidikan a kan semakin mudah be rpikir r asional s erta m enangkap i nformasi ba ru termasuk m enguraikan masalah. M enurut U U RI No.20 t ahun 2003 jalur pendidikan sekolah terdiri dari :

a. Pendidikan dasar (SD,SMP)

Pendidikan da sar a dalah j enjang pe ndidikan selama 9 t ahun pertama p ada m asa s ekolah an ak yang m elandasi j enjang pendidikan.

b. Pendidikan menengah

Pendidikan menengah adalah jenjang pendidikan dasar. Pendidikan menengah dibagi menjadi:

(26)

Pendidikan m enengah d i s elenggarakan o leh S MA at au M A, pendidikan m enengah u mum di kelompokkan da lam pr ogram sesuai de ngan ke butuhan unt uk m elanjutkan ke P erguruan Tinggi.

2. Pendidikan menengah kejuruan

Pendidikan menengah kejuruan diselenggarakan oleh SMK dan MAK pe ndidikan m enengah k ejuruan di dasarkan p ada perkembangan i lmu pe ngetahuan, t eknologi, s eni, duni a industri, t enaga k erja baik s ecara na sional m aupun global regional.

c. Pendidikan Tinggi

Pendidikan t inggi a dalah j enjang s etelah pe ndidikan m enengah. Pendidikan tinggi diselenggarakan oleh akademi, institusi, sekolah tinggi dan universitas.

2. Umur

(27)

yang dimiliki Dari budaya yang ada di masyarakat menganggap bahwa orang yang dewasa akan lebih dipercaya karena mereka telah matang. Kategori umur menurut Depkes RI (2009):

1. 0-5 tahun : masa balita

2. 5-11 tahun : masa kanak-kanak 3. 12-16 tahun : masa remaja awal 4. 17-25 tahun : masa remaja akhir 5. 26- 35 tahun : masa dewasa awal 6. 36-45 tahun : masa dewasa akhir 7. 46- 55 tahun : masa lansia awal 8. 56-65 tahun : masa lansia akhir 9. >65 tahun : masa manula 3. Pekerjaan

(28)

4. Media massa/ Sumber informasi

Sebagai s arana k omunikasi, b erbagai b entuk m edia m assa s eperti televisi, radio, surat kabar, majalah, internet, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayaan orang. 5. Sosial budaya dan ekonomi

Kebiasan da n t radisi yang di lakukan ol eh or ang-orang t anpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk.

6. Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial.

7. Pengalaman

Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh k ebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang di peroleh da lam m emecahkan m asalah yang dihadapi masa lalu.

2.1.4 Cara Penilaian Pengetahuan

Penilaian pengetahuan yang dikemukakan oleh Bloom dan Skinner dalam Evin ( 2009), yaitu de ngan c ara or ang yang be rsangkutan m engungkapkan ka ta-kata yang diketahui dalam bentuk jawaban baik lisan maupun tulisan. Bukti atau jawaban tersebut merupakan reaksi dari suatu rangsangan yang berupa pertanyaan baik lisan maupun tulisan.

(29)

1) Pertanyaan subjektif berupa jenis pertanyaan essai

Hal ini karena penilaian untuk pertanyaan ini melibatkan faktor subjektif dari penilaian, sehingga nilainya akan beda dari seorang penilai dibandingkan dengan yang lain dari suatu waktu ke waktu yang lain.

2) Pertanyaan objektif berupa pertanyaan pilihan berganda dan benar salah

Hal i ni k arena p ertanyaan-pertanyaan i tu d apat d inilai s ecara p asti penilaiannya tanpa melibatkan faktor subjektivitas dari penilai.

Dari ke dua p ertanyaan t ersebut, p enilaian obj ektif khus usnya d engan pilihan berganda lebih disukai untuk dijadikan sebagai alat ukur pengetahuan karena l ebih m udah di sesuaikan de ngan pe ngetahuan yang a kan di ukur da n lebih cepat dinilai.

2.1.5 Kategori Pengetahuan

Tabel 2.1 Pengetahuan dibagi dalam 3 kategori.

No Tabel Kategori Keterangan

1. Baik Bila subyek mampu menjawab dengan benar 76% - 100% dari seluruh pertanyaan.

2. Cukup Bila subyek mampu menjawab dengan benar 56% - 75% dari seluruh pertanyaan.

3. Kurang Bila subyek mampu menjawab dengan benar 40% - 55% dari seluruh pertanyaan.

Sumber : Arikunto,2006

2.2 Ibu

(30)

Menurut B ustainah A sh-Shabuni, (2007) "ibu a dalah ba ngunan kehidupan de ngan penopang pe rjalanannya yang memberikan sesuatu tanpa meminta imbalan dan harga. Menurut Bilih A bduh (2009) " ibu adalah seorang perempuan yang melahirkan anak, pendidik utama, motivator sejati dan sumber inspirasi".

2.2.1 Pengertian Peranan Ibu

Ibu m emiliki peranan yang s angat p enting d alam m embesarkan an ak, merawat anak,membentuk perilaku anak yang ditentukan oleh sikap dan pola asuh ibu dalam lingkungan keluarga. (Sunarti,2004)

Perhatian i bu ke pada a nak de ngan c ara m engandung, melahirkan, dan menyusui serta bertanggung jawab atas segala urusan dalam hal makanan,pakaian dan merawat anak bila sakit. (Hurlock,2007)

2.3 Balita

Anak balita adalah anak yang telah menginjak usia di atas satu tahun atau lebih popular dengan pengertian usia anak di bawah lima tahun. (Muaris H, 2006)

(31)

Masa ba lita merupakan periode penting da lam proses t umbuh kembang m anusia. P erkembangan d an p ertumbuhan di m asa i tu menjadi penentu keberhasilan pe rtumbuhan da n pe rkembangan a nak d i pe riode selanjutnya. M asa t umbuh ke mbang di us ia i ni m erupakan m asa ya ng berlangsung cepat dan tidak akan pernah terulang, karena itu sering disebut golden age atau masa keemasan.

2.4 Amoxicillin

2.4.1 Pengertian Amoxicillin

Amoksisilin ( amoxicillin) a dalah antibiotik de ngan s pektrum l uas, digunakan untuk pengobatan seperti infeksi pada saluran napas, saluran empedu, dan saluran seni, gonorhe, gastroenteris, meningitis dan infeksi karena Salmonella

sp, seperti demam tipoid. Amoxicillin adalah turunan penisilin yang tahan asam

tetapi t idak t ahan t erhadap pe nisilinase. ( Siswandono,2000). Hasil p enelitian

Antimicrobial Resistant in Indonesia (AMRIN-Study) terbukti dari 2.494 i ndividu

di m asyarakat, 43% Escherichia coli resisten t erhadap b erbagai j enis a ntibiotik

antara l ain: a mpisilin ( 34%), K otrimoksazol ( 29%) da n kl oramfenikol ( 25%). (Kementrian Kesehatan, 2011)

(32)

Amoxicillin merupakan turunan dari penisilin semi sintetik dan stabil dalam suasana asam l ambung. A moxicillin d iabsorpsi d engan cep at d an b aik p ada saluran p encernaan, t idak t ergantung a danya makanan. Amoxicillin t erutama diekskresikan da lam be ntuk t idak be rubah di dalam ur in. E kskresi A moxicillin dihambat saat pemberian bersamaan dengan probenesid sehingga memperpanjang efek terapi. (Siswandono, 2000).

Amoxicillin me mpunyai s pektrum a ntibiotik serupa d engan a mpisilin. Beberapa ke untungan a moxicillin d ibandingan ampisilin a dalah a bsorbsi oba t dalam s aluran ce rna l ebih s empurna, s ehingga kadar d arah d alam p lasma d an saluran s eni l ebih t inggi. E fek t erhadap Bacillus dysentery amoxicillin le bih

rendah dibanding ampisilin karena lebih banyak obat yang diabsorbsi oleh saluran cerna. (Siswandono, 2000).

Namun, r esistensi te rhadap a moxicillin d an a mpisilin me rupakan s uatu masalah, k arena ad anya i naktifasi o leh p lasmid yang ip erantai p enisilinase. Pembentukan dengan penghambat β-laktamase s eperti as am k lavunat at au sulbaktam me lindungi a moxicillin a tau a mpisilin a ri h idrolisis e nzimatik d an meningkatkan spektrum antimikrobanya. (Mycek, 2001).

2.4.2 Kegunaan amoxicillin

Amoxicillin digunakan unt uk m engatasi i nfeksi yang d isebabkan o leh bakteri gram n egatif s eperti Haemophilus Influenza, Escherichia coli, Proteus

mirabilis, Salmonella. Amoxicillin juga dapat digunakan untuk mengatasi infeksi

(33)

enterococci, nenpenicilinase-producing staphlococci, listeria. T etapi w alaupun

demikian, amoxicillin secara umum tidak dapat digunakan secara sendirian untuk pengobatan yang i sebabkan ol eh i nfeksi streptococcus dan staphilococcal.

Amoxicillin diindikasikan unt uk i nfeksi s aluran pe rnapasan, i nfeksi s aluran kemih, i nfeksi kl amidia, s inusitis, br onkitis, pne umonia, a bses gigi a n i nfeksi rongga mulut lainnya (Siswanono, 2000).

2.4.3 Efek samping

Reaksi a lergi da pat di timbulkan ol eh s emua a ntibiotik de ngan m elibatkan sistem imun tubuh hospes, terjadinya tidak bergantung pada besarnya dosis obat. Manifestasi gejala dan derajat beratnya reaksi dapat bervariasi. (Bari, 2008).

(34)

Faktor yang memudahkan timbulnya superinfeksi ialah :

1) Adanya faktor atau penyakit yang mengurangi daya tahan pasien. 2) Penggunaan antimikroba terlalu lama.

3) Luasnya spektrum aktifitasnya antimikroba obat baik tunggal maupun dalam kombinasi. M akin l uas s pectrum a ntimikroba, m akin be sar k emungkinan suatu jenis mikroflora tertentu menjadi dominan.

4) Frekuensi kejadian superinfeksi paling rendah ialah dengan penisilin G.

Jika terjadi superinfeksi, tindakan yang perlu diambil untuk mengatasinya ialah :

1) Menghentikan terapi dengan antimikroba yang sedang digunakan. 2) Melakukan biakan mikroba penyebab superinfeksi

3) Memberikan suatu antimikroba yang efektif terhadap mikroba tersebut. Selain menimbulkan perubahan biologik tersebut, penggunaan antimikroba tertentu dapat pul a m enimbulkan g angguan nut risi a tau m etabolik, um pamanya gangguan absorpsi zat makanan oleh Neomisin. (Siswoyo, 2010)

2.4.4 Cara Penyimpanan Obat Secara Umum

Cara p enyimpanan o bat yang s ecara u mum perlu di ketahui ol eh m asyarakat adalah sebagai berikut :

1) Ikuti petunjuk penyimpanan pada label/ kemasan

(35)

5) Jangan menyimpan obat bentuk cair dalam lemari pendingin agar tidak beku, kecuali jika tertulis pada etiket obat.

6) Jangan menyimpan obat yang telah kadaluarsa atau rusak.

7) Jangan meninggalkan obat di dalam mobil untuk jangka waktu lama. 8) Jauhkan obat dari jangkauan anak-anak.

Peralatan penyimpanan obat secara umum memerlukan :

1) Lemari/rak yang rapi dan terlindung dari debu, kelembaban dan cahaya yang

berlebihan

2) Lantai dilengkapi dengan palet

2.4.5 Kepatuhan Pemberian Antibiotik amoxicillin

1) Bila a turan pa kainya 3x s ehari, m aka ha rus di konsumsi setiap 8 j am, j ika aturan pakainya 2x sehari, maka dkonsumsi setiap 12 jam.

2) Harus dikonsumsi tepat waktu/teratur.

3) Harus dikonsumsi sampai habis. Walaupun gejala penyakitnya sudah hilang. Biasanya antibiotik harus dikonsumsi 3-5 hari.

4) Bila l upa, kons umsilah s aat t eringat. T api j ika s udah m endekati w aktu selanjutnya, l angsung di konsumsi, na mun j atah s elanjutnya j angan dikonsumsi lagi.

5) Dikonsumsi sebelum makan, namun jika timbul rasa tidak n yaman di perut, minumlah 1 jam setelah makan.

(36)

Organ hati bayi dan anak kecil belum dapat berfungsi dengan optimal dalam mengolah bahan kimia dari peredaran darah. Kadar obat dalam darah anak kecil amat m udah t erlampaui, unt uk m enghindari efek yang t idak di i nginkan, oba t perlu ditakar dengan tepat, dan mematuhi dosis yang di anjurkan. Perlu di ingat jangan m engencerkan atau m emasukkan oba t ke da lam s usu ba yi. (Katzung, 2004).

Antibiotik t etap ha rus dihabiskan, ka rena apabila t idak di habiskan a kan menyebabkan r esistensi at au k ekebalan t erhadap m ikroba p athogen yang menyerang t ubuh. R esiko t erjadinya resistensi k uman t erhadap a ntibiotik m asih belum dipahami oleh masyarakat. Penderita infeksi harus diberi pengobatan untuk satu periode tertentu dan bukan hanya beberapa kali saja. (Junaidi, 2009)

2.4.6 Penggunaan Antibiotik Amoxcilin pada Anak

Pada penggunaan antibiotik amoxicillin terhadap anak, hasil studi di Indonesia, P akistan da n India m enunjukkan bahwa p ada 25 % r esponden memberikan a ntibiotik pa da anak d engan demam. H al i ni m enunjukkan peningkatan penggunaan antibiotik secara irasional juga terjadi pada anak. Fakta ini sangat perlu diperhatikan karena prevelansi penggunaan a ntibiotik t ertinggi didapat p ada an ak-anak. S ebuah s tudi m enunjukan 62% or ang t ua a nak mengharapkan dokt er meresepkan a ntibiotik da n h anya 7% yang t idak mengharapkan dokter meresepkan antibiotic (WHO,2011)

(37)

yang lebih banyak berisiko terpapar bakteri, dan ketiga, karena beberapa antibiotik yang c ocok digunakan pada dewasa belum tentu tepat jika diberikan kepada a nak ka rena a bsorbsi, di stribusi, m etabolisme da n e kskresi oba t termasuk antibiotik p ada an ak b erbeda d engan d ewasa, s erta t ingkat maturasi o rgan yang be rbeda s ehingga dapat t erjadi p erbedaan r espon terapetik atau efek sampingnya. (Bueno, 2009)

Penggunaan antibiotik yang t idak t epat d alam ha l i ndikasi, m aupun cara pemberian dapat merugikan penderita dan dapat memudahkan terjadinya resistensi t erhadap a ntibiotik serta da pat menimbulkan e fek s amping. Hal-hal yang pe rlu diperhatikan a dalah dos is oba t yang t epat ba gi a nak-anak, c ara pe mberian, indikasi, kepatuhan, j angka w aktu yang t epat dan de ngan m emperhatikan ke adaan patofisiologi pa sien s ecara t epat, diharapkan d apat m emperkecil ef ek s amping yang ak an t erjadi. ( Agustina, 2008)

2.4.7 Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Antibiotik Amoxicillin

Di ne gara be rkembang faktor - f aktor yang m empengaruhi penggunaan antibiotik t erdiri dari faktor pembuat resep, pembuat obat, dan pasien. Faktor yang menentukan penggunaan obat oleh pembuat resep dapat dipengaruhi oleh hal-hal berikut :

1) Tingkat pengetahuan tentang Penggunaan Antibiotik yang Tepat (PAT) 2) Tingkat p engetahuan m erupakan faktor i ntrinsik da ri pe mbuat

(38)

kurangnya p endidikan t entang pe nggunaan a ntibiotik s ehingga da pat terjadi salah diagnosis dan kesulitan untuk membedakan infeksi bakteri atau viral.

3) Ketersediaan s arana di agnostik da n pe meriksaan pe nunjang . Tersedianya sarana di agnostik da n pe meriksaan pe nunjang yang m emadai a kan mengarahkan diagnosis dan terapi menjadi lebih tepat.

4) Permintaan pasien

Keputusan dokt er dalam p roses p eresepan an tibiotik d apat dipengaruhi ol eh ke inginan pa sien unt uk m emperoleh oba t a ntibiotik, tetapi pengaruh faktor pasien tidak sebesar faktor dari pembuat resep. 5) Promosi obat

Seringkali p ihak f armasi te rtentu me mberikan in sentif u ntuk penggunaan beberapa j enis a ntibiotik a tau selebaran informasi tentang obat yang di produksi s ehingga m eningkatkan a kses pe mbuat r esep terhadap penggunaan antibiotik tertentu

6) Ketersediaan obat

Keterbatasan pesediaan obat yang diperlukan dapat mempengaruhi pembuat resep be ralih pa da j enis oba t l ain yang m ungkin kur ang t epat j ika dibandingkan dengan obat pilihan utama.

7) Tingkat dan frekuensi supervisi

(39)

sebaliknya, da pat t erjadi pe mberian a ntibiotik yang ku rang atau berlebihan akibat kekhawatiran pembuat resep.

2.4.8 Penggunaan Antibiotik Amoxicillin yang Rasional

WHO menyatakan b ahwa l ebih d ari s etengah p eresepan o bat diberikan secara tidak rasional. Menurut (WHO,2011) , kriteria pemakaian obat yang rasional, antara lain :

1) Sesuai dengan indikasi penyakit

Pengobatan didasarkan atas keluhan individual dan hasil pemeriksaan fisik yang akurat.

2) Diberikan dengan dosis yang tepat

Pemberian oba t m emperhitungkan um ur, b erat ba dan da n kr onologis penyakit.

3) Cara pemberian dengan interval waktu pemberian yang tepat

Jarak minum obat sesuai dengan aturan pemakaian yang telah ditentukan. 4) Lama pemberian yang tepat

Pada k asus t ertentu m emerlukan p emberian o bat d alam j angka w aktu tertentu.

5) Obat yang diberikan harus efektif dengan mutu terjamin

Hindari pemberian obat yang kedaluarsa dan tidak sesuai dengan jenis keluhan penyakit.

6) Tersedia setiap saat dengan harga yang terjangkau

(40)

Prinsip-prinsip pe nggunaan a ntibiotik yang pe rlu d iperhatikan, menurut Southwick, 2007 :

1) Penegakan di agnosis i nfeksi pe rlu di bedakan antara i nfeksi ba kterial dan infeksi viral.

2) Dalam setiap kasus infeksi berat, jika memungkinkan lakukan simen untuk diperiksa di laboratorium.

3) Selama m enunggu ha sil kul tur, terapi a ntibiotik e mpiris d apat diberikan kepada pasien yang sakit berat.

4) Pertimbangkan pe nggunaan a ntibiotik d alam t erapi ka sus gastroenteritis a tau i nfeksi kul it, ka rena ke dua j enis infeksi tersebut jarang memerlukan antibiotik.

5) Pemilihan antibiotik harus m empertimbangkan d osis dan cara pemberian obat.

6) Nilai k eberhasilan t erapi s ecara k linis at au s ecara m ikrobiologis d engan kultur ulang.

7) Kombinasi antibiotik baru diberikan jika terdapat infeksi campuran. Pada kasus e ndokarditis karena Enterococcus dan m eningitis k arena

Cryptococcus. U ntuk m encegah r esistensi m ikroba t erhadap m onoterapi.

Jika s umber i nfeksi be lum di ketahui da n t erapi a ntibiotik s pektrum luas perlu segera diberikan karena pasien sakit berat. Jika kedua antibiotik yang dipergunakan dapat memberi efek sinergisme.

(41)

Di Indonesia untuk m eningkatkan pe nggunaan antibiotik yang rasional telah dibentuk Program Pengendalian Resistensi Antimikroba (PPRA).

2.5 Pengetahuan ibu tentang pemberian amoxicillin

Pengetahuan i bu t entang pe mberian a moxicillin dapat di lihat da ri be rbagai faktor yang di antaranya um ur, pe ndidikan, dan pe kerjaan. U mur s angat mempengaruhi pengetahuan ibu terhadap pemberian amoxicillin karena pada usia dewasa pengetahuan ibu tentang pemberian amoxicillin lebih baik dari pada usia remaja, Quizhpe (2013). Pendidikan ibu sangat mempengerahui pengetahuan ibu tentang pemberian amoxicillin karena semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin tinggi juga tingkat pengetahuannya, seseorang yang berpendidikan tinggi mempunyai pe ngetahuan yang l ebih ba ik di bandingkan de ngan or ang yang berpendidikan m enengah da n da sar. P endidikan m empunyai pe ranan penting dalam menentukan kualitas manusia, dimana semakin tinggi pendidikan seseorang maka s emakin b erkualitas hi dupnya, Notoatmodjo ( 2012). P ekerjaan i bu j uga sangat m empengaruhi p engetahuan i bu t erhadap pe mberian a moxicillin, bahwa manusia m emerlukan s uatu pe kerjaan unt uk b erkembang da n be rubah ka rena dengan b ekerja s eseorang d apat b erbuat s esuatu yang b ernilai, be rmanfaat, da n memperoleh berbagai pengetahuan yang baik, sedangkan ibu yang tidak bekerja atau i bu r umah t angga lingkup pe rgaulannya terbatas k arena k eseharian d ari mereka l ebih b anyak di habiskan di rumah unt uk m engurusi ke luarga s ehingga informasi yang diterima juga belum cukup banyak, Lapian (2001).

(42)
(43)

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1Kerangka Konseptual Penelitian

Gambar 3.1 K erangka Konseptual Hubungan Pengetahuan I bu dan P emberian Amoxicillin pada Balita

Keterangan : Yang diteliti Tidak diteliti Pengetahuan ibu tentang amoxicillin

Umur, Pendidikan, Pekerjaan

Pemberian Amoxicillin Sikap ibu terhadap pemberian

(44)
(45)

amoxicillin yang n egatif, s ebaliknya ju ga a pabila s ikap ib u p ositif s angat mempengaruhi hasil pemberian amoxicillin yang positif.

Pemberian y ang tepat d an rasional a kan m emberikan da mpak pos itif terhadap b alita d an ap abila p emberian amoxicillin yang k urang t epat ak an berdampak negatif terhadap balita.

3.2 Hipotesis Penelitian

(46)

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan cross sectional.

4.2 Rancangan Penelitian

Gambar 4.1 R ancangan P enelitian H ubungan Pengetahuan I bu dengan Pemberian Amoxicillin pada Balita.

4.3 Populasi dan Sampling

4.3.1 Populasi

Populasi a dalah ke seluruhan obj ek p enelitian atau obj ek yang di teliti (Notoatmodjo, 2012) . P opulasi da lam pe nelitian i ni a dalah s eluruh i bu yang mempunyai b alita usia 1 -5 t ahun di d esa B anjarwati k ecamatan P aciran kabupaten Lamongan sebanyak 102 orang.

4.3.2 Sampel, Besar Sampel Dan Cara Pengambilan Sampel 1) Sampel

Sampel adalah obyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2012) . Sampel d alam p enelitian i ni ad alah i bu yang mempunyai balita yang terpilih di dalam populasi

2) Kriteria Sampel 1. Kriteria inklusi

Kriteria in klusi a dalah k riteria a tau c iri-ciri yang pe rlu di penuhi ol eh s etiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel (Notoatmodjo, 2012).

Populasi Sampel Pengetahuan ibu tentang amoxicillin

(47)

1. Ibu yang bersedia menjadi responden. 2. Ibu yang mengasuh balitanya sendiri 2. Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak dapat diambil sebagai sampel (Notoatmodjo, 2012).

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah:

1. Ibu yang tidak ada ditempat pada saat dilakukannya penelitian 4.3.3 Besar Sampel

Keterangan :

n : Jumlah sampel N : Jumlah populasi

d : Tingkat signifikansi. (Nursalam, 2008) Di Desa Banjarwati terdapat 102 populasi n = N

(48)

Teknik pe ngambilan s ampel m erupakan c ara-cara yang d itempuh d alam pengambilan s ampel a gar m emperoleh s ampel yang benar-benar s esuai d engan keseluruhan obj ek p enelitian ( Nursalam, 200 3). T eknik p engambilan pa da penelitian ini adalah pengambilan sampel secara acak sederhana (Simple Random

Sampling), yaitu bahwa s etiap a nggota a tau uni t da ri popul asi mempunyai

kesempatan yang sama untuk diseleksi sebagai sampel. (Notoatmodjo,2012)

4.4 Lokasi dan Waktu Penelitian

4.4.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat melakukan penelitian. Tempat penelitian yang di lakukan p eneliti a dalah di d esa b anjarwati k ecamatan p aciran kabupaten lamongan

4.4.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Juni - Juli 2016.

4.5 Variabel Penelitian, Definisi Operasional, dan Cara Pengukuran

Variabel

4.5.1 Variabel Penelitian

(49)

Variabel dependen adalah akibat atau efek, variabel yang dipengaruhi oleh variabel be bas ( independen). V ariabel de penden di kenal de ngan va riabel terikat ( Notoadmojo, 2012) . D alam pe nelitian i ni, va riabel dependen adalah pemberian amoxicillin pada balita.

2. Variabel independen

Variabel i ndependen adalah v ariabel r isiko, s ebab d an b ersifat b ebas. Variabel d ikenal d engan v ariabel b ebas. V ariabel i ni m empengaruhi variabel t erikat dependen (Notoatmodjo, 2012 ). D alam pe nelitian i ni, variabel independen adalah pengetahuan ibu tentang amoxicillin.

4.5.2 Definisi Operasional Lihat tabel 4.1

4.6 Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data

4.6.1 Instrumen Penelitian

Materi at au al at yang d igunakan d alam p enelitian i ni ad alah daftar pertanyaan at au an gket ( kuesioner) yang t erdiri d ari 1 2 soal p ertanyaan pengetahuan ibu te ntang a moxicillin dan 6 p ertanyaan p emberian amoxicillin dengan tipe soal multipelechoice.

4.6.2 Jenis Data

(50)

Cara kerja untuk pengumpulan data dimulai dengan tahap persiapan yaitu mengumpulkan referensi unt uk m enyusun p roposal da n m elakukan s tudi pendahuluan untuk mencari data atau masalah yang menguatkan teori yang sudah ada. P roposal di susun d an di sidangkan s etelah mendapat pe rsetujuan d ari dosen pembimbing da n dos en penguji. P roposal yang sudah m endapatkan p ersetujuan penguji digunakan untuk meminta surat pengantar penelitian. Surat pengantar ijin penelitian dari Program Studi Pendidikan Bidan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya akan ditujukan kepada Badan Kesatuan Bangsa, politik dan perlindungan m asyarakat K abupaten Lamongan. Badan t ersebut m emberikan surat rekomendasi penelitian kepada instansi terkait dengan menerbitkan surat ijin penelitian di Desa Banjarwati Kecamatan Paciran.

(51)

Variabel Definisi

Operasional Alat Ukur Pengukuran Cara Hasil ukur Skala penguk uran

4.7 Pengolahan dan Analisis Data

4.7.1 Pengolahan Data

Proses p engolahan d ata t erdapat l angkah-langkah y ang ha rus di tempuh, antara lain:

1) Editing

Editing adalah langkah untuk meneliti kelengkapan pengisian, kesalahan,

(52)

mengumpulkan dan memeriksa kembali kelengkapan jawaban dari kuesioner yang diberikan (Notoadmodjo, 2012).

2) Coding

Setelah kue sioner di edit, s elanjutnya di lakukan pe ng “ kodean” atau “coding”, yaitu m engubah da ta da lam be ntuk kalimat a tau hur uf m enjadi da ta

angka atau bilangan (Notoadmodjo, 2012). 3) Scoring

Melakukan p emberian s kor da ri j awaban r esponden be rdasarkan t ingkat pengetahuan ibu dan pemberian antibiotik amoxicillin.

4) Data entry

Data entry adalah k egiatan m emasukkan d ata hasil p enelitian k e d alam

tabel distribusi frekuensi (Notoadmodjo, 2012). Dalam penelitian ini jawaban dari kuesioner di-entry ke dalam data base komputer.

4.7.2 Analisis Data

Analisis data yang dilakukan terhadap data penelitian akan digunakan ilmu statistik terapan yang disesuaikan dengan tujuan yang hendak dianalisis. Analisis yang digunakan adalah :

1) Univariat

(53)

Analisis i ni di lakukan unt uk m enguji da n m enjelaskan hubunga n a ntara variabel dependen dan variabel independen. Analisis bivariat dilakukan dengan uji statistik nonparametik yaitu korelasi Spearman. Uji signifikansi dilakukan dengan membandingkan nilai signifikansi yang diperoleh dengan α, jika p < α terdapat

hubungan yang signifikan. Uji ini memiliki α = 0,05.

4.8 Kerangka Operasional

Gambar 4.2 Kerangka Kerja Operasional Penelitian Populasi : Semua ibu yang memiliki balita di desa banjarwati

kecamatan paciran kabupaten lamongan

Menentukan sampel, besar sampel, dan teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling

Pengumpulan data primer

Analisis data dengan menggunakan uji korelasi Spearman

Penyajian data Perijinan penelitian

Laporan penelitian

(54)

Dalam m elakukan p enelitian ini, pe neliti m engajukan pe rmohonan i zin kepada K epala D esa d i d esa b anjarwati k ecamatan p aciran k abupaten lamongan unt uk m endapatkan i zin da n pe rsetujuan unt uk m elakukan penelitian. Kode etik yang dilakukan dalam penelitian ini berupa :

4.9.1 Kemanfaatan (Benefecience)

Penelitian i ni m emberikan b eberapa p elaksanaan yang b aik b agi ibu m aupun a nak m engenai pe ngetahuan i bu t entang pe nggunaan antibiotik amoxicillin.

4.9.2 Informed Consent

Informed consent merupakan bentuk persetujuan responden untuk

dilakukan pe nelitian de ngan m emberikan l embar pe rsetujuan ( Hidayat, 2009). Informed consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan

dengan m emberikan l embar pe rsetujuan m enjadi r esponden. D an responden harus menandatangani lembar persetujuan jika mereka bersedia dan jika responden tidak bersedia maka peneliti tidak dapat memaksa dan tetap menghormati hak-hak responden.

4.9.3 Kerahasiaan (Privacy)

(55)

(confidentiality).

4.9.4 Perlindungan dari ketidaknyamanan (Protection from discomfort)

(56)

HASIL DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Desa Banjarwati terletak di kecamatan Paciran kabupaten Lamongan. Luas wilayah mencapai 50369 ha . Bagian Utara desa Banjarwati berbatasan langsung dengan Laut J awa d an sebelah S elatan desa D agan ke camatan S olokuro ( kab. Lamongan), sebelah Barat berbatasan dengan desa Kranji kecamatan Paciran (kab. Lamongan), d an s ebelah T imur b erbatasan desa K emantren k ecamatan Paciran (kab. Lamongan). Jumlah penduduk di desa Banjarwati per Januari 2016 sejumlah 4925 jiwa dengan jumlah laki-laki 2235 j iwa dan jumlah perempuan 2690 jiwa. Sebagian b esar m asyarakat d esa B anjarwati b ermata pencaharian N elayan sebanyak 707 jiwa, petani 655 jiwa, Pegawai Negeri 113 jiwa dan Wiraswasta 150 jiwa. Dari segi kesehatan, desa Banjarwati memiliki beberapa fasilitas prasarana kesehatan s eperti P uskesmas pe mbantu ( Pustu) 1 uni t, P os ke sehatan desa (Poskesdes) 1 uni t, P ondok be rsalin d esa (Polindes) 1 unit d an P os pe layanan Keluarga Berencana-kesehatan Terpadu (Posyandu) 1 unit.

5.1.2 Karakteristik Responden

(57)

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi dalam Persen berdasarkan Umur Ibu Umur (Tahun) Frekuensi (n) Persentase (%)

17-25 16 19,7

26-35 42 51,9

36-45 23 28,4

Total 81 100

Berdasarkan t abel 5 .1 menunjukan bahwa umur i bu di de sa Banjarwati kecamatan Paciran kabupaten Lamongan sebanyak 42 (51,9%) adalah umur 26-35 tahun.

2. Pendidikan Ibu

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi dalam Persen berdasarkan Pendidikan Ibu Pendidikan Frekuensi (n) Persentase (%)

Pendidikan dasar (SD,SMP) 29 35,8

Pendidikan menengah (SMA) 33 40,7

Pendidikan tinggi (PT) 19 23,5

Total 81 100

Berdasarkan tabel 5.2 menunjukan bahwa tingkat pendidikan ibu di desa Banjarwati kecamatan Paciran kabupaten Lamongan sebanyak 33 (40,7%) adalah pendidikan menengah (SMA) .

3. Pekerjaan Ibu

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi dalam Persen berdasarkan Pekerjaan Ibu Pekerjaan ibu Frekuensi (n) Persentase (%)

PNS 5 6,2

Pegawai swasta 17 21

Ibu rumah tangga 59 72,8

Total 81 100

(58)

Banjarwati kecamatan Paciran kabupaten Lamongan sebanyak 59 (72,8%) adalah ibu rumah tangga.

5.2 Analisis Hasil Penelitian

5.2.1 Pengetahuan Ibu

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi dalam Persen berdasarkan pengetahuan ibu Pengetahuan Frekuensi (n) Persentase (%)

Baik 28 34,5

Cukup 45 55,6

Kurang 8 9,9

Total 81 100

Berdasarkan t abel 5 .7 menunjukan ba hwa sebanyak 45 ( 55,6%) responden memiliki pengetahuan cukup.

5.2.2 Pemberian Amoxicillin

Tabel 5 .5 Distribusi Frekuensi dalam P ersen berdasarkan Pemberian Amoxicillin pada Balita

Pemberian Frekuensi (n) Persentase (%)

Baik 34 42,0

Cukup 38 46,9

Kurang 9 11,1

Total 81 100

(59)

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi dalam Persen Pengetahuan Ibu berdasarkan Umur, Pendidikan, Pekerjaan di Desa Banjarwati

Pengetahuan

(60)

Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi dalam Persen berdasarkan Pengetahuan Ibu dan Pemberian Amoxicillin pada Balita

Pengetahuan

Pemberian Baik % Cukup % Kurang %

Baik 26 92,9 10 22,2 0 0,0

Cukup 2 7,1 32 71,1 2 25,0

Kurang 0 0,0 3 6,7 6 75,0

Total 28 100,0 45 100,0 8 100,0

Berdasarkan t abel 5 .7 diatas menunjukkan bahwa p engetahuan i bu dengan pemberian a moxicillin yaitu d alam k ategori pengetahuan cukup dengan pemberian cukup 32 (71,1%)

(61)

PEMBAHASAN

6.1 Pengetahuan ibu tentang amoxicillin

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan ibu di desa Banjarwati kecamatan Paciran kabupaten Lamongan didapatkan hasil pengetahuan ibu cukup sebanyak 45 responden (55,6%).

Hasil p enelitian ini didukung dengan p enelitian Serliani ( 2014) , yaitu hasil pe ngetahuan t entang pe nggunaan a moxicillin di D esa M anurunge Kecamatan U laweng K abupaten B one t ermasuk d alam k ategori s edang yaitu (55,4%).

Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Dian (2014) , yaitu hasil pengetahuan i bu t erhadap pe nggunaan amoxicillin di K ota untuk a nak da lam kategori ba ik di mana ha mpir s eluruh r esponden m emiliki pe ngetahuan ba ik (89,5%), sebagian kecilnya responden m emiliki pengetahuan cukup (10,5%), an tidak ada responden yang memiliki pengetahuan kurang.

(62)

Penelitian ini didapatkan bahwa umur ibu paling banyak adalah umur 25-35 t ahun yaitu s ebanyak 22 r esponden ( 78,6%) pe ngetahuan i bu ba ik. D ata tersebut menunjukkan bahwa ibu yang mempunyai balita di desa Banjarwati yang berusia d ewasa m emiliki pe ngetahuan l ebih b aik di bandingkan i bu d engan us ia remaja. H asil pe nelitian i ni s ejalan de ngan penelitian Q uizhpe ( 2013) d i Ekuador,dimana i bu be rusia de wasa m emiliki pe ngetahuan l ebih ba ik t entang penggunaan a ntibiotik pa da a nak di bandingkan de ngan i bu be rusia r emaja < 19 tahun, perbedaan signifikan di antara ibu berusia dewasa dan ibu berusia remaja ditemukan pa da t ingkat kepatuhan p engobatan, pe ngetahuan t entang r esiko penggunaan antibiotik, dan pengetahuan tentang resistensi antibiotik.

Mubarak dkk ( 2007), menjelaskan bahwa d engan b ertambahnya u sia seseorang a kan t erjadi perubahan p ada a spek psikis da n ps ikologis ( mental), dimana p ada as pek p sikologi ( mental) t araf b erpikir s eseorang s emakin m atang dan de wasa. U sia m erupakan t ingkat ke hidupan m anusia. U sia s eorang yang semakin be rtambah, m aka m ereka m endapat da n m emiliki j enjang pe ndidikan yang lebih tinggi sehingga pengetahuannya semakin bertambah dan berkembang sehingga ia biasa berfikir lebih realistis.

(63)

baik dibandingkan dengan responden yang berpendidikan rendah.

Notoatmodjo (2012), menjelaskan bahwa semakin tin ggi tin gkat pendidikan s eseorang m aka s emakin t inggi pul a i ntelektualnya. S eseorang yang berpendidikan t inggi m empunyai p engetahuan yang l ebih ba ik di bandingkan dengan or ang yang be rpendidikan m enengah da n da sar. P endidikan m empunyai peranan pe nting d alam menentukan ku alitas m anusia, di mana s emakin t inggi pendidikan seseorang maka semakin berkualitas hidupnya.

Responden de ngan p ekerjaan P NS m emiliki pe ngetahuan ba ik 5 ( 17,9%), responden d engan p ekerjaan P egawai s wasta memiliki p engetahuan baik 1 3 (46,4%), r esponden de ngan pe kerjaan pe dagang m emiliki pe ngetahuan ba ik 2 (7,1%), d an r esponden de ngan p ekerjaan IRT m emiliki pe ngetahuan ba ik 8 (28,6%). Hasil p enelitian in i s ama d engan p enelitian F riskilia ( 2013) d i k ota Manado di mana r esponden yang be kerja s ebagai pe gawai baik P NS m aupun Swasta memiliki pe ngetahuan l ebih ba ik di bandingkan de ngan r esponden yang bekerja sebagai IRT.

(64)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian amoxicillin pada balita di desa B anjarwati k ecamatan P aciran k abupaten Lamongan d idapatkan h asil pemberian amoxicillin cukup sebanyak 38 responden (46,9%).

Hasil p enelitian i ni s esuai d engan p enelitian S erliani (2014) , yaitu hasil penggunaan amoxicillin d i D esa M anurunge Kecamatan U laweng K abupaten Bone untuk pemberian amoxicillin kepada anak termasuk dalam kategori sedang yaitu (52%) mengenai penggunaan amoxicillin.

Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Dian (2014) , yaitu hasil penggunaan amoxicillin di Kota untuk anak dalam kategori baik dimana hampir seluruh responden mengetahui pemberian amoxicillin dengan baik (84,2%).

Pemberian amoxicillin pada p asien h arus d idasarkan p ada diagnosa etiologi spesifik, karena jika penyebab infeksi diketahui maka akan lebih mudah dalam proses penanganannya. Namun, bila terapi antibiotik spesifik berdasarkan etiologi be lum da pat dilakukan, pe mberian antibiotik s ecara e mpiris da pat dilakukan. Karena ap abila p emberian amoxicillin yang k urang t epat atau t idak rasional akan mengakibatkan resistensi.

6.3 Hubungan a ntara Pengetahuan i bu de ngan pemberian a moxicillin p ada balita.

(65)

memiliki pe ngetahuan kurang 6 ( 75,0%). D ata t ersebut m enunjukkan ba hwa semakin baik pengetahuan ibu maka baik pula pemberian amoxicillin pada balita, pengetahuan ibu cukup maka cukup pula pemberian amoxicillin pada balita, dan pengetahuan ibu kurang maka kurang pula pemberian amoxicillin pada balita.

Notoatmodjo (2012), menjelaskan bahwa pengetahuan adalah kemampuan seseorang unt uk melakukan t indakan yang d apat m empengaruhi h asil ap a yang akan di lakukan atau m engungkapkan k embali apa yang d iketahuinya d alam bentuk bukti jawaban baik lisan atau tulisan, bukti atau tulisan tersebut merupakan suatu reaksi dari suatu stimulasi yang berupa pertanyaan baik lisan atau tulisan.

Hasil p enelitian in i didukung dengan p enelitian yang di lakukan ol eh Shulcha fithriya (2014) yaitu terdapat hubungan signifikan antara pengetahuan ibu dengan pemberian antibiotik pada anak yaitu diperoleh bahwa nilai p value <0,05 yakni 0,047.

Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Friskilia (2013) di kota Manado, di mana s ebagian be sar i bu m emiliki p engetahuan s edang 74 ( 49,3%) tentang pemberian amoxicillin.

(66)

PENUTUP

7.1Kesimpulan

Berdasarkan h asil p enelitian d an p embahasan t entang hubungan pengetahuan i bu d an p emberian amoxicillin p ada b alita d i D esa Banjarwati Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan dapat disimpulkan bahwa:

1) Karakteristik i bu be rasarkan um ur sebagian b esar u mur ibu 26-35 t ahun, pendidikan i bu s ebagian be sar pe ndidikan m enengah, da n pe kerjaan i bu sebagian besar yaitu ibu rumah tangga.

2) Mayoritas pengetahuan i bu t erhadap amoxicillin tergolong pada pengetahuan cukup 45 (55,6%).

3) Moyoritas pemberian a moxicillin p ada b alita tergolong p ada pe mberian cukup 38 (46,9%)

4) Pengetahuan i bu t entang a moxicillin be rhubungan d engan pemberian amoxicillin pada balita didapatkan hasil (p=0,0001)

7.2Saran

7.2.1 Bagi responden

(67)

Pada um umnya b agi petugas ke sehatan da n bi dan pa da khus usnya diharapkan l ebih m eningkatkan kom unikasi, i nformasi, da n e dukasi ( KIE) p ada ibu, de ngan m enggunakan ba hasa d an m edia yang m udah di pahami ol eh responden s eperti l eaflet, pos ter, s ehingga i bu dapat m engerti da n m emahami tentang cara pemberian amoxicillin yang baik dan benar sesuai petunjuk dokter.

7.2.3 Bagi peneliti selanjutnya

(68)

DAFTAR PUSTAKA

Agustina. 2008. Penggunaan Antimikroba Secara Bijak Untuk Meminimalkan Resistensi Penggunaan Antimikroba. Instalasi F armasi R S dr . S oetomo.

Surabaya, page:151

Alwi e t a l. 200 8. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : D epartemen

Pendidikan Nasional Balai Pustaka, hal:50

Arikunto. 2006. Prosedur Penilitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi K eempat,

Jakarta : PT Rineka Cipta, hal:20-22

Badan Pusat Statistika. Statistika Kesehatan Rakyat. Jakarta : BPS ; 2004

Bari, S.B., Mahajan, B.M., Surana, S.J. 2008. Resistan to Antibiotic: A challenge In Chemotherapy. Indian Journal of Pharmaceutucal Education and Research, page :2

Bilih Abduh. 2009. Ibu Itu Sungguh Ajaib. Yogyakarta : Transmedia

Bueno, S .C., S tull T .L. 2009. Antibacterial agents in pediatrics.

http://d.yimg.com/kq/groups/18310505/144502028/name/infectious

Bustainah, A.S., Muhammad, A,, Syekh,. 2007. Ikhtisar Ulumul Qur’an,Pustaka

Amani, Jakarta

Depkes RI. 2012. Gunakan Antibiotik Secara Tepat Untuk Mencegah Kekebalan Kuman.

http://www.bppsdmk.depkes.go.id/index.php?option=com_content&view=

article&id=163:gunakan-antibiotik-secara-tepat-untuk-mencegah-kekebalan-kuman&catid=38:berita&Itemid=82

Departemen Kesehatan RI. Indonesia Sehat 2010 Visi Baru, Misi, Kebijakan, dan Strategi Pembangunan Kesehatan. Jakarta

Drlica, K .S., da n David S .P. 2011. Growing Resistensi with antibiotics. New

Jersey: Pearson Education

Evin, L.S., 2009 Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Kontak Pertama Kali dengan Tenaga Kesehatan (KI). Dalam : Jurnal Ilmiah Kebidanan, hal :4

Gery, S , e t a l. 2007. Farmakologi Dan Terapiotik. . Edisi Tiga, Jakarta: Balai

(69)

Hadi, U. 200 9. Antibiotic Usage and Antimicrobial Resistance in Indonesia.

Surabaya : Airlangga University Press

Hidayat, A , Azis, A . 20 09. Metode Penilitian Kebidanan dan Tekhnik Analisa Data: edisi 2 Jakarta: Salemba Medika

Hurlock, E .B. 2007. Perkembangan Anak Jilid 1. Alih B ahasa T jandrasa &

Zarkasih. Jakarta : Penerbit Erlangga

Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia. 2007 . Informasi Spesialis Obat Indonesia.

Jakarta: PT Ikrar Mandiri Abadi.

http://www.pikas.bkkbn.go.id/print.php?tid+2&rid=136-6k-sp

Ismail, R ., Bakri, A , et a l. 2008. Indicator for antibiotics therapy in invasive bacterial diarrhea. J Diarrhoeal Dis Res. Hal:13

Judarwanto, W., 2011. Saatnya Dunia Sadar Bahaya Antibiotika.Artikel. Jakarta

Indonesia : Grow up Clinic

Junaidi I skandar, 2009. Pedoman Praktis obat Indonesia. Jakarta : P T Bhuana

IlmuPopuler.

Katzung, R-Bertram G., 2004. Farmakologi Dasar dan Klinik. Jakarta : Salemba

Medika. hal: 42 – 45

Kementerian Kesehatan. 2011. Pedoman Umum Penggunaan Antibiotik.Jakarta.

Keraf. S ony, A ,. 2008. Ilmu Pengetahuan Sebuah Tinjauan Filosofi.

Yogyakarta:Kamisius, hal:2

Muaris. H . 2006., Sarapan Sehat Untuk Anak Balita.Jakarta: P T. G ramedia

Pustaka Utama

Mubarak, W.I, Chayatin, et al. 2007. Promosi Kesehatan.Yogyakarta:GrahaIlmu.

http://www.idai.or.id/saripediatri/pdfile/11-3-4.pdf

Murray PR,. Baron EJ, Jorgosen JM, Phaller MA .2007. Esherichia,Shigella,and Salmonella, Washington DC:ASM Press

Mycek, M. J . 2001. FarmakologiUlasan Bergambar . Edisi 2 . Jakarta : Widya

Medika. hal : 304

(70)

Nursalam, 2008.Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Kedokteran,

Jakarta: S alemba Medika.MAKARA. K esehatan, V ol.11,No.1,Juni 2007: hal:1-10

Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penilitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Perceptions of Communities in Physicians in Use of Antibiotics.2011

http://www.searo.who.int/en/section260/section2659.htm.

Sastroasmoro. 2014. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis.Edisi ke -3.

Jakarta:Sagung Seto.

Salam, B.,2003. Logika Materiil Filsafat Ilmu Pengetahuan, Jakarta:Rineka Cipta

Sumardjo. 2008. Pengantar Kimia : Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran dan Program Strata I fakultas Bioeksakta. Jakarta : EGC

Sunarti, E. 2004. Pembelajaran Keterampilan Hidup yang Menyenangkan (Joyfull Learning of Life Skills). Modul Pelatihan Kader ADITUKA (Asuhan Dini Tumbuh Kembang Anak)Bogor.Jakarta : Gramedia

Sutomo, B & A nggraeni, D . Y ., Makanan sehat Pendamping ASI. Demedia :

Jakarta.

Siswandono. 2000. Kimia Medicinal . Surabaya: Airlangga University Press. hal : 124

Siswoyo. 2010. Waspadai Bahayanya Antibiotik. A vailable o nline at B asic an d

Clinical Pharmacology, 3rd edition. California: Lange Medical Book

Southwick, F. 2007. Infectioius diseases a clinical short course. New York: The

McGraw-hill companies, Inc. page:218

Tjay, T .H, & R ahardja, K . 2003 .Obat-Obat Penting. J akarta: P T E lex M edia

Komputindo Kelompok Gramedia. Hal 738,743,748-749

Utami, R .E. 2012. Antibiotika, Resistensi, dan Rasionalitas Terapi.

SAINTIS.hal:124-138.

(71)

Widayati, A., Sri Suryawti, Charlotte de Crespigny, dan Janet E. Hiller. 2012.

Knowledge and beliefs about antibiotics among people in Yogyakarta C ity Indonesia: A cross sectional population-based survey.Antimicrobial

Resistance and Infection Control 2012, page:38.

(72)

MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIDAN FK UNAIR TH AJARAN 2015-2016

K e g i a t a n Agust-15 Sept-15 O k t - 1 5 N o v - 1 5 D e s - 1 5 J a n - 1 6 F e b - 1 6 M a r - 1 6 Apr-16 M e i - 1 6 Juni-16

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. PERSIAPAN

a. Pengajuan lingkup peminatan

skripsi

b. Penyerahan formulir permohonan

penyusunan skripsi

c. Pembekalan pra skripsi

d. Proses pembimbingan dan

penyusunan usulan penelitian

e. Penyerahan usulan penelitian ke

penguji

f. Ujian usulan penelitian

g. Revisi usulan penelitian

2. PELAKSANAAN

a. Penelitian dan penyusunan skripsi

dan artikel

b. Penyerahan artikel dan skripsi ke

penguji

c. Seminar hasil

3. TAHAP AKHIR

a. Revisi skripsi dan pembuatan

artikel

(73)

PENJELASAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

(Information for consent)

Kepada

Yth. Masyarakat yang Bertempat di Desa Banjarwati Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan

DenganHormat,

Saya Verdha Aidhya Eugelella, Mahasiswi Program Studi Pendidikan Bidan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, a kan mengajukan permohonan kepada anda a gar b erkenan menjadi responden dalam penelitian dengan judul “Hubungan Pengetahuan Ibu dan Pemberian Amoxicillin Pada Balita “ di Desa Banjarwati

Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan.

Kesediaan anda dalam penelitian ini bersifat bebas tanpa paksaan dari pihak manapun. Metode yang ak an dilakukan dalam penelitian ini meliputi wawancara dengan responden untuk menjawab kuisioner y ang telah disediakan oleh peneliti. Melalui penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan memberikan informasi ba gi s ubyek dan m asyarakat m engenai hubunga n pengetahuan i bu da n pemberian amoxicillin p ada b alita. Data yang di ambil atau disajikan akan dirahasiakan dan responden dapat mengundurkan diri dari keikutsertaan dalam penelitian setiap saat. R esiko yang akan didapat dari responden adalah ketidaknyamanan berupa kehilangan waktu. Apabila anda menyetujui saya mohon kesediaan anda untuk menandatangani lembar persetujuan yang t elah tersedia (informed consent).

Atas perhatian dan partisipasinya, saya ucapkan terima kasih.

Lamongan, ………2016

Yang menerima penjelasan, Yang memberi penjelasan,

(74)

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

( INFORMED CONSENT )

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : ………..

Alamat : ………..

Tanggal : ………..

Menyatakan kesediaan untuk turut berpartisipasi menjadi responden penelitian yang dilakukan oleh Verdha Aidhya Eugelella, mahasiswa Program Studi Pendidikan Bidan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya dengan judul penelitian “Hubungan Pengetahuan Ibu dan Pemberian Amoxicillin Pada Balita di Desa Banjarwati Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan”.

Persetujuan ini saya buat secara sukarela, tanpa paksaan dan tekanan dari pihak manapun karena saya mengetahui bahwa keterangan yang akan saya berikan sangat besar manfaatnya bagi kelanjutan penelitian peneliti.

Lamongan, ……… 2016

Responden

(...) Saksi

(75)

LEMBAR KUESIONER

Hubungan Pengetahuan Ibu dan Pemberian Amoxicillin pada Balita Di Desa

Banjarwati Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan

A. KARAKTERISTIK RESPONDEN

1. Nama : ………..

2. Usia : ……….Tahun 3. Jumlah Anak : ………. Anak 4. Umur Balita : ……….Tahun

5. Alamat : ……….

RT. RW.

Desa ………. Kecamatan ………. 6. Apakah pendidikan terakhir Ibu sekarang ?

A. SD B. SMP C. SMA

D. Program diploma :D1/D2/D3/D4 E. Program sarjana :S1/S2/S3

7. Apakah pekerjaan Ibu atau profesi Ibu ? A.Pegawai Negeri

B. Pegawai Swasta C. Ibu rumah tangga

D. Lainnya, sebutkan ………

(76)

B. PENGETAHUAN

Pilihlah salah satu jawaban yang menurut Ibu paling benar dengan memberi tanda silang (X) pada nomor pilihan.

1. Apakah ibu mengetahui arti dari antibiotik ?

A. Antibiotik adalah obat untuk membunuh kuman penyebab penyakit B. Antibiotik adalah obat untuk meningkatkan daya tahan tubuh balita C. Antibiotik adalah obat untuk menurunkan demam

2. Menurut ibu, yang manakah antibiotik diantara obat dibawah ini ? A. Asamefenamat

B. Parasetamol C. Ampisilin

3. Dimanakah mendapatkan antibiotik amoxicillin yang benar ? A. Apotik

B. Warung C. Sales obat

4. Apa yang ibu ketahui tentang tanda lingkaran ( ) ( ) ( ) pada kemasan obat ?

A. Penggolongan jenis obat B. Penggolongan pemberian obat C. Penggolongan cara minum obat

5. Cara ibu meminumkan sirup antibiotik amoxicilin kepada balita bagaimana? A. Langsung diminum tanpa dikocok terlebih dahulu botolnya

B. Dikocok dulu sampai endapanya tercampur baru diminum C. Endapanya yang dibawah botol yang diminum

6. Cara meminumkan antibiotik amoxicillin puyer ibu kepada balita bagaimana ? A. Dilarutkan dalam air dingin biar menghilangkan rasa pahit dalam obat B. Diminum saat makan bayi (bubur) dicampur biar balita ibu mau meminum

obat

C. Meminum obat sesuai yang dianjurkan Dokter

7. Menurut ibu, antibiotik amoxicillin sebaiknya di konsumsi kapan ? A. Sebelum makan

B. Setelah makan

Gambar

Tabel Kategori
Gambar 3.1 K erangka Konseptual Hubungan Pengetahuan I bu dan P emberian
Gambar 4.1 R ancangan P enelitian H ubungan Pengetahuan I bu dengan  Pemberian Amoxicillin pada Balita
Tabel 4.1 Definisi operasional penelitian
+6

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa (1) cara belajar matematika siswa kelas X3 secara keseluruhan cukup baik dengan persentase sebesar 61% (2) terdapat hubungan

THE ADOPTION OF IFRS AND EARNINGS QUALITY OF INDONESIA REAL ESTATE, PROPERTY AND BUILDING CONSTRUCTION.. COMPANIES

Meskipun perempuan diberikan keleluasaan dalam memanfaatkan ruang, baik taneyan maupun ladang di sekitarnya, mereka masih didudukkan sebagai objek yang lemah

[r]

Upaya-upaya yang telah dilakukan dalam penanganan limbah jarak pagar dan limbah pertanian serta serbuk kayu yang selama ini dilakukan oleh penduduk setempat adalah

[r]

Hasil: Usia pertama kali berhubungan seksual antara pasien kanker serviks dengan pasien bukan kanker serviks memiliki perbedaan yang signifikan (p &lt;

6 Jumlah folikel limfoid, diameter rata-rata folikel limfoid, serta kepadatan populasi sel limfosit pada organ limfonodus mencit dengan penggunaan bedding kain