• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI DAN BENDA LANGIT MELALUI STRATEGI CONTECTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS IV MI MA’HAD ISLAM KOPENG KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20152016 SKRIPSI Dia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI DAN BENDA LANGIT MELALUI STRATEGI CONTECTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS IV MI MA’HAD ISLAM KOPENG KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20152016 SKRIPSI Dia"

Copied!
136
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

MATERI PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI DAN BENDA LANGIT MELALUI STRATEGI CONTECTUAL TEACHING AND LEARNING

(CTL) PADA SISWA KELAS IV MI MA’HAD ISLAM KOPENG KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2015/2016

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Disusun Oleh : RIA PUSPITASARI

11511056

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(2)

i

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

MATERI PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI DAN BENDA LANGIT MELALUI STRATEGI CONTECTUAL TEACHING AND LEARNING

(CTL) PADA SISWA KELAS IV MI MA’HAD ISLAM KOPENG KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2015/2016

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

DisusunOleh : RIA PUSPITASARI

11511056

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(3)
(4)

iii

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

MATERI PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI DAN BENDA LANGIT MELALUI STRATEGI CONTECTUAL TEACHING AND LEARNING

(CTL) PADA SISWA KELAS IV MI MA’HAD ISLAM KOPENG KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2015/2016

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

DisusunOleh : RIA PUSPITASARI

11511056

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(5)
(6)
(7)
(8)

vii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Teruslah berjuang mencapai apapun yang ingin dicapai. Memang sakit, memang lelah, tapi bila sudah mencapai puncak, semua pengorbanan itu pasti akan

terbayar.

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

Ibuku (Hariyati) dan Bapakku (Agus Prawoto) sebagai wujud baktiku padanya,

yang senantiasa mencurahkan kasih sayang dan doanya.

Kakakku Wahyu Fitrianingsih dan kedua adikku Edi Haryanto dan Eliyana

Iradati yang selalu mendukung dan memberi semangat.

Keluarga besarku yang selalu mendukung dan mendoakanku.

Sahabatku Jazik Zulfatin Husna yang selalu memberi semangat, berjuang

bersama dari awal perkuliahan, akhir perkuliahan, hingga penulisan skripsi ini

selesai.

Eka Lestari C.R dan Rika Agus P yang selalu mendukung.

Sahabat-sahabatku yang tidak bisa ku sebut satu persatu.

(9)

viii

KATA PENGANTAR

الله الرحمن الرحيم مسب

Alhamdulillahirabbil‟alamin penulis ucapkan sebagai rasa syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat yang tak terhitung dan rahmat-Nya yang tiada henti. Sholawat serta salam senantiasa terlimpahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

Peningkatan Prestasi Belajar IPA Materi Perubahan Kenampakan Bumi dan

Benda Langit Melalui Strategi Contectual Teaching and Learning (CTL) Pada Siswa Kelas IV MI Ma’had Islam Kopeng Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016.

Penulisan skripsi ini tidak akan dapat terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada:

1. Bapak Dr. Rahmat Haryadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd. selakuDekan FTIK IAIN Salatiga.

3. Ibu Peni Susapti, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI).

4. Bapak Dr. Winarno, S.Si., M.Pd. selaku pembimbing yang telah

mengarahkan, membimbing, memberi petunjuk, memberi motivasi dan meluangkan waktunya dalam penulisan skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, bagian akademik dan staf perpustakaan yang telah memberikan layanan serta bantuan kepada penulis.

6. Bapak dan Ibu tercinta yang telah mengasuh, mendidik, membimbing serta memotivasi kepada penulis, baik moral maupun spiritual.

7. Bapak Amir, S.Pd.I selaku Kepala Sekolah MI Ma‟had Islam Kopeng beserta

guru-guru yang telah mengizinkan pada penulis untuk melakukan penelitian di MI Ma‟had Islam Kopeng.

8. Siswa-siswi kelas IV MI Ma‟had Islam Kopeng yang telah mendukung dan

(10)
(11)

x

ABSTRAK

Puspitasari, Ria. 2016. Peningkatan Prestasi Belajar IPA Materi Perubahan Kenampakan Bumi dan Benda Langit Melalui Strategi Contectual Teaching And Learning (CTL) pada Siswa Kelas IV MI Ma’had Islam KopengKecamatan Getasan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016. Skipsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Dr. Winarno, S.Si.,M.Pd.

Kata Kunci : Prestasi Belajar IPA, Perubahan Kenampakan Bumi dan Benda Langit, Strategi Contectual Teaching and Learning.

Banyak permasalahan terkait dengan nilai pembelajaran IPA. Salah satunya adalah peningkatan prestasi belajar siswa yang masih rendah dan guru belum mampu menggunakan strategi yang cocok untuk membelajarkan materi tersebut secara efektif dan menyenangkan. Selama ini guru masih menggunakan metode ceramah untuk menyampaikan materi pelajaran. Berdasarkan identifikasi masalah dalam pembelajaran IPA, maka peneliti mencoba memberikan alternatif solusi dengan menggunakan strategi Contectual Teaching And Learning (CTL) untuk diteliti pada pembelajaran IPA materi perubahan kenampakan bumi dan benda langit siswa kelas IV MI Ma‟had Islam Kopeng Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016.

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan langkah perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi yang dilaksanakan dengan dua siklus. Subyek penelitian ini siswa kelas IV MI Ma‟had Islam Kopeng Tahun Pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 20 siswa yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Teknik pengumpulan data berupa tes, dokumentasi dan observasi terhadap siswa dan guru.

(12)

xi

DAFTAR ISI

SAMPUL JUDUL ... i

LEMBAR LOGO ... ii

JUDUL ... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

PENGESAHAN KELULUSAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KELULUSAN ... vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 9

C. Tujuan Penelitian ... 9

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ... 10

E. Kegunaan Penelitian... 11

F. Definisi Operasional... 12

G. Metode Penelitian... 14

H. Sistematika Penulisan ... 19

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi Belajar ... 21

2. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 22

3. Fungsi Prestasi Belajar ... 25

B. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) 1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam ... 26

(13)

xii

3. Tujuan Pembelajaran IPA ... 27

4. Ruang Lingkup Mata Pelajaran IPA ... 28

5. Standar Kompetensi Mata Pelajaran IPA ... 29

6. Materi Perubahan Kenampakan Bumi dan Benda Langit ... 29

C. Strategi Contectual Teaching and Learning (CTL) 1. Pengertian CTL ... 38

2. Karakteristik Pembelajaran Kontekstual (CTL)... 40

3. Langkah-langkah Pembelajaran Kontekstual (CTL) ... 41

4. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kontekstual (CTL) ... 46

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Subyek Penelitian ... 49

B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Siklus I ... 50

C. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Siklus II ... 54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

(14)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Nilai Ulangan Harian Materi Perubahan Kenampakan Bumi

dan Benda Langit ... 7

Tabel 3.1 Data Siswa Kelas IV MI Ma‟had Islam Kopeng ... 49

Tabel 4.1 Prestasi Belajar Siklus I ... 58

Tabel 4.2 Prestasi Belajar Siklus II ... 59

Tabel 4.3 Pembahasan Prestasi Siklus I ... 59

Tabel 4.4 Pembahasan Prestasi Siklus II... 61

(15)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Tahap-tahap Penelitian Tindakan Kelas ... 16

Gambar 2.1 Kapal Mudah Merapat saat Pasang dan Kapal Sulit Merapat saat Surut ... 31

Gambar 2.2 Tanah Longsor dan Abrasi ... 32

Gambar 2.3 Badai... 32

Gambar 2.4 Kebakaran Hutan dan Polusi Udara ... 33

Gambar 2.5 Matahari Terbit dan Tenggelam ... 34

Gambar 2.6 Posisi Matahari Pagi Siang dan Sore Hari ... 35

Gambar 2.7 Kedudukan Bumi Bulan Matahari pada Fase Bulan ... 36

Gambar 2.8 Fase Bulan ... 37

(16)

xv

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II

Lampiran 3 Hasil Pengamatan Guru Siklus I

Lampiran 4 Hasil Pengamatan Guru Siklus II

Lampiran 5 Bukti Autentik Prestasi Belajar Siklus I

Lampiran 6 Bukti Autentik Prestasi Belajar Siklus II

Lampiran 7 Nilai Prestasi Belajar Tahun 2015

Lampiran 8 Nilai Prestasi Belajar Siswa Siklus I

Lampiran 9 Nilai Prestasi Belajar Siswa Siklus II

Lampiran 10 Soal Evaluasi Siklus I

Lampiran 11 Soal Evaluasi Siklus II

Lampiran 12 Foto Pelaksanaan Pembelajaran

Lampiran 13 Surat Permohonan Ijin Penelitian

Lampiran 14 Surat Keterangan Melakukan Penelitian

Lampiran 15 Surat Penunjukkan Pembimbing Skripsi

Lampiran 16 Lembar Konsultasi Pembimbing

Lampiran 17 Daftar Nilai SKK

(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa

perubahan hampir semua aspek kehidupan manusia. Perubahan selain

membawa manfaat bagi kehidupan manusia, di satu sisi perubahan tersebut

juga membawa manusia pada era persaingan global yang semakin ketat.

Perubahan-perubahan yang sangat mendalam dan pesat mengharuskan

manusia belajar hidup dengan perubahan terus-menerus. Persoalan yang

dihadapi manusia itu tak pelak juga melibatkan persoalan pendidikan di

dalamnya, yaitu sejauh mana pendidikan mampu mengantisipasi dan

mengatasi persoalan tersebut. Oleh karena itu, pendidikan memegang

kedudukan sentral dalam proses pembangunan dan kemajuan dalam

menanggapi tantangan masa depan.

Berdasarkan Undang-Undang Sisdiknas No.20 Tahun 2003, Pendidikan

Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan pada Pancasila dan UUD Dasar

Negara RI 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional

Indonesia, dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. Pendidikan

Nasional diharapkan berfungsi mengembangakan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa,bertujuan untuk berkembangnya potensi

(18)

2

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis.

Pendidikan adalah suatu proses yang berlangsung selama hidup dan

kehidupan manusia. Hal ini terjadi karena manusia selalu mengadakan

interaksi dengan lingkungannya. Pendidikan diartikan suatu proses yaitu

proses mendewasakan manusia. Mengapa pendidikan diperlukan manusia?

Anak manusia dilahirkan dalam keadaan lemah dan tidak berdaya, sehingga

memerlukan bantuan orang lain untuk memberikan bimbingan dalam rangka

membawa anak ke arah kedewasaan menuju insan kamil. Pendidikan

bertujuan menumbuh kembangkan potensi manusia agar menjadi manusia

dewasa, beradab, dan normal. Peran pendidikan dianggap sangat penting

untuk mengasilkan manusia yang beriman dan bertaqwa. Adanya kemajuan

dalam pendidikan menimbulkan dorongan melakukan berbagai inovasi

pendidikan agar tercapai tujuan seperti apa yang diharapkan. Sekolah sebagai

lembaga formal merupakan wahana mengaktualisasikan tujuan tersebut

melalui kegiatan pembelajaran, sehingga diharapkan menghasilkan insan

yang menguasai ilmu dan teknologi serta manusia yang bertaqwa. Tujuan

tersebut dapat terwujud dengan melibatkan komponen pembelajaran,

kurikulum,guru, dan sumber balajar lainnya.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang mempelajari tentang

alam sekitar, yang berupa fakta, konsep, prinsip, sikap, dan teknologi. IPA

merupakan pengetahuan dari hasil kegiatan manusia yang diperoleh dengan

(19)

3

didapatkan dari hasil eksperimen atau observasi yang bersifat umum sehingga

akan terus disempurnakan. Ilmu pengetahuan alam berhubungan dengan cara

mencari tahu tentang alam secara sistematis. Pendidikan pengetahuan alam

menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan

kompetensi peserta didik agar mampu menjelajahi dan memahami alam

sekitar secara ilmiah.

Pendidikan IPA diharapkan mampu menjadi wahana bagi peserta

didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar serta prospek

pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya dalam kehidupan

sehari-hari. Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak

buruk pada lingkungan. Pembelajaran IPA lebih menekan pada pembelajaran

aktif, dimana siswa dipandang sebagai subjek dan objek pembelajaran.

Pembelajaran IPA mencakup semua materi yang terkait dengan objek alam

serta persoalannya. Ruang lingkup IPA yaitu makhluk hidup, energi, dan

perubahan, bumi, dan alam semesta, serta proses materi dan sifatnya. Tujuan

pendidikan ilmu pengetahuan alam salah satunya adalah agar siswa mampu

memahami konsep IPA dan keterkaitanya dengan kehidupan sehari-hari

(Depdiknas, 2008:148).

Seperti halnya dalam firman Allah QS. Al-A‟raaf ayat 54 :

(20)

4

Artinya : “Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah

menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas

´Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan

cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang

(masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan

memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam.”

(QS. Al-A‟raaf : 54).

Dalam firman Allah tersebut menjelaskan bahwa Allah menciptakan

langit dan bumi, adanya matahari, bulan, dan bintang-bintang. Semua itu

merupakan bagian dari alam semesta ini. Salah satu tujuan Allah menciptakan

alam semesta ini adalah untuk mencukupi kebutuhan manusia, salah satu

kebutuhan manusia adalah ilmu pengetahuan, seperti halnya dalam

pendidikan IPA yang mengarahkan siswa untuk melakukan penemuan dan

berbuat agar membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih

mendalam tentang alam sekitar. Sehingga siswa akan mempunyai

pengetahuan akan alam semesta ini melalui belajar.

Guru menduduki peranan yang sangat penting di dalam dunia

pendidikan, karena guru bertanggung jawab dalam pembentukan kepribadian

anak didiknya melalui pembelajaran. Guru memiliki posisi yang sangat

menentukan keberhasilan pembelajaran. Perilaku dan prestasi anak di kelas

banyak dipengaruhi oleh kualitas pembelajaran yang disampaikan oleh guru.

Maka seorang guru haruslah kreatif, maksudnya seorang guru selain

(21)

5

metode, dan strategi yang tepat. Sehingga tercipta suasana pembelajaran yang

menyenangkan. Selain itu keterlibatan peserta didik secara langsung dalam

proses pembelajaran juga sangat penting, karena seperti yang dikemukakan

oleh Edgar Dale (Sadiman dkk, 2003:7-8), dalam klasifikasi pengalaman

anak menurut tingkat dari yang paling konkret ke tingkat yang paling abstrak,

partisipasi, observasi dan pengalaman langsung memberikan pengaruh yang

cukup signifikan terhadap pengalaman belajar yang diterima peserta didik

sehingga daya serap mereka terhadap isi materi pembelajaran semakin

meningkat. Hal ini, mengindikasikan bahwa penyampaian suatu konsep yang

baik adalah apabila konsep tersebut mampu memaksimalkan kemampuan

peserta didik dengan ikut terlibat langsung dalam kegiatan pembelajaran.

Dalam proses belajar mengajar pemilihan strategi merupakan hal yang

sangat penting agar proses belajar mengajar agar dapat berjalan dengan

efektif dan efisien. Dalam penggunaan strategi pembelajaran guru juga harus

menyesuaikan dengan kondisi kelas. Hal ini disebabkan dalam proses belajar

mengajar tidak semua siswa mampu berkonsentrasi dalam waktu yang lama

dan pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan berbeda-beda.

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh mahasiswa terhadap guru kelas

IV di MI Ma‟had Islam Kopeng, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang

pada saat mengajar ditemukan masalah diantaranya adalah siswa tidak

memperhatikan pelajaran dan cenderung ramai sendiri, karakteristik siswa

(22)

6

Persoalan mendasar yang hingga kini masih sangat dilematis dan kerap

dihadapi guru Madrasah Ibtidaiyah di dalam proses pembelajaran adalah

adanya kenyataan bahwa sebagian besar siswa kurang mampu

menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dengan bagaimana

pemanfaatannya dalam kehidupan nyata (Muslich, 2008: 40). Hal ini

didasarkan karena pemahaman siswa terhadap materi hanya berupa konsep

yang abstrak, belum menyentuh kebutuhan mereka di lingkungan masyarakat.

Pelaksanaan proses pembelajaran yang berlangsung di kelas hanya diarahkan

pada kemampuan siswa untuk menghafal informasi, otak siswa dipaksa hanya

untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk

memahami informasi yang diperoleh untuk menghubungkannya dengan

situasi dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan hasil diskusi dengan guru kelas IV di MI Ma‟had Islam

Kopeng, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang penyebab rendahnya

prestasi siswa dalam mata pelajaran IPA karena di dalam pembelajaran guru

banyak guru hanya terpaku pada buku teks sebagai satu-satunya sumber

belajar mengajar. Para guru belum sepenuhnya melaksanakan pembelajaran

secara aktif dan kreatif dalam melibatkan siswa serta belum menggunakan

berbagai pendekatan atau strategi pembelajaran yang bervariasi berdasarkan

karakter materi pelajaran. Sehingga lebih dari 50% siswa masih mendapat

nilai di bawah standar KKM indikator sekolah, sedangkan nilai KKM

indikator sekolah untuk mapel IPA adalah 63,00. Keterangan tersebut dapat

(23)

7

Tabel 1.1 Nilai Ulangan Materi Perubahan Kenampakan Bumi dan Benda Langit

No Nama Nilai

indikator sekolah ada 10 siswa, jika dipersentase sebesar 45,45%. Sedangkan

siswa yang belum mencapai KKM indikator sekolah ada 12 siswa, jika

dipersentase sebesar 54,55%.

Keberhasilan seorang guru dalam menyampaikan materi sangat

tergantung interaksi guru dengan siswa. Guru harus dapat mengemas materi

agar menjadi menarik dan mudah dipahami oleh siswa. Oleh karena itu, guru

harus mampu menggunakan strategi yang tepat dalam proses pembelajaran,

salah satunya adalah dengan menggunakan strategi Contectual Teaching and

(24)

8

CTL merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan

antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata dan mendorong

antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan

mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep ini, hasil

pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran

berlangsung secara alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan

mengalami. Bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Strategi

pembelajaran ini sangat penting diajarkan pada tahap dasar. Pembelajaran

CTL juga dapat berpengaruh pada prestasi belajar siswa. Sebaliknya sebagai

seorang guru hendaknya mampu menghidupkan suasana belajar yang

menyenangkan sehingga siswa mampu menguasai dan faham terhadap materi

IPA, Contectual Teaching and Learning diperlukan agar dapat membantu

siswa menemukan hal-hal yang baru pada materi IPA. Ketidakberhasilan

seorang guru dalam proses pembelajaran, disebabkan karena pemberian

materi dari guru yang sulit dimengerti dan dipahami oleh siswa. Sehingga

menyebabkan siswa asyik berbicara sendiri dan sulit untuk menyerap materi

yang telah diberikan oleh guru.

Berdasarkan latar belakang di atas penulis mencoba menggunakan

strategi Contectual Teaching and Learning sebagai salah satu upaya

meningkatkan prestasi belajar IPA di MI Ma‟had Kopeng. Upaya tersebut

direalisasikan melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul:

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI

(25)

9

MELALUI STRATEGI CONTECTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS IV MI MA’HAD ISLAM KOPENG KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas maka rumusan

masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah: apakah penggunaan

strategi Contectual Teaching and Learning dapat meningkatkan prestasi

belajar IPA materi perubahan kenampakan bumi dan benda langit pada siswa

kelas IV MI Ma‟had Islam Kopeng, Kecamatan Getasan, Kabupaten

Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah:

untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar IPA dalam materi perubahan

kenampakan bumi dan benda langit pada siswa kelas IV MI Ma‟had Islam

Kopeng, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran

(26)

10

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan

1. Hipotesis Tindakan

Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat

sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data

yang terkumpul (Arikunto, 2010: 110).

Tindakan adalah sesuatu gerakan kegiatan yang sengaja dilakukan

dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus

kegiatan (Arikunto, 2014: 3).

Jadi hipotesis tindakan adalah jawaban sementara yang sengaja

dilakukan dengan tujuan tertentu yang dalam penelitian berbentuk siklus

kegiatan. Dalam penelitian tindakan kelas ini, hipotesis tindakan yang

diajukan adalah “Strategi Contectual Teaching and Learning dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi

perubahan kenampakan bumi dan benda langit pada kelas IV MI Ma‟had

Islam Kopeng, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran

2015/2016”.

2. Indikator Keberhasilan

Penerapan strategi Contectual Teaching and Learning dikatakan

efektif apabila indikator yang diharapkan tercapai. Adapun indikator yang

dapat dituliskan penulis adalah :

a. Terdapat peningkatan prestasi belajar siswa pada materi perubahan

(27)

11

b. Prestasi 85% dari jumlah siswa kelas IV MI Ma‟had Islam Kopeng

memperoleh nilai di atas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum)

indikator sekolah dalam tes formatif.

E. Kegunaan Penelitian

Hasil dari pelaksanaan penelitian ini diharapkan mampu memberi

manfaat bagi semua kalangan pendidik di lembaga sekolah pada umumnya.

Adapun manfaat yang diharapkan adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini mampu memberikan kontribusi untuk

mengembangkan pembelajaran. Referensi ilmiah dan motivasi untuk

meneliti kualitas bidang studi lain serta dengan acuan penelitian

berikutnya yang sejenis.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa agar dapat meningkatkan prestasi belajar Ilmu Pengetahuan

Alam.

b. Bagi Guru dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk

mengembangkan kegiatan belajar mengajar, khususnya pada mata

pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.

c. Bagi Sekolah, sebagai perbaikan proses pembelajaran dan peningkatan

mutu sekolah.

(28)

12

F. Definisi Operasional

Untuk memberikan gambaran sekaligus pemperjelas pengertian dan

pemahaman serta agar tidak terjadi kesalahan pemahaman terhadap judul di

atas maka penulis memperjelas istilah-istilah yang terdapat dalam judul

sebagai berikut :

1. Peningkatan Prestasi Belajar

Peningkatan berasal dari kata tingkat yang mendapat imbuhan pe-an

yang menunjukkan arti proses, cara, perbuatan meningkatkan (usaha,

kegiatan) dan lain sebagainya (Kamus Besar Bahas Indonesia, 2000:

1198). Menurut Nawawi (dalam Hamalik, 2005: 67) prestasi belajar yaitu

tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah

yang dinyatakan dalam bentuk skor, diperoleh dari hasil tes mengenai

materi pelajaran yang telah disajikan.

Prestasi belajar menurut peneliti adalah nilai atau hasil evaluasi

pelajaran IPA materi perubahan kenampakan bumi dan benda langit yang

diperoleh siswa setelah proses kegiatan pembelajaran berlangsung.

2. Strategi

Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar

haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah

ditentukan (Trianto, 2009: 139).

3. Contectual Teaching and Learning (CTL)

CTL merupakan konsep balajar yang membantu guru mengaitkan

(29)

13

mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang

dimilikinya dengan penerapan kehidupan mereka sehari-hari (Riyanto,

2012: 163)

4. IPA

Ilmu Pengetahuan Alam adalah mata pelajaran yang berkaitan

dengan mengetahui alam secara sistematis. IPA bukan hanya kumpulan

pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsip saja, tetapi

merupakan suatu proses penemuan (Devi, 2008: 2).

5. Perubahan Kenampakan Bumi dan Benda Langit

Kenampakan bumi adalah seluruh kenampakan di permukaan bumi.

Daratan dan lingkungan merupakan permukaan bumi yang dapat berubah.

Perubahan kenampakan bumi ada yang disebabkan oleh peristiwa alam,

seperti air, udara, matahari dan bulan serta ada yang karena tindakan

manusia. Benda langit adalah benda yang terdapat di langit, seperti bulan,

matahari dan bintang (Haryanto, 2006: 127).

Dari penjelasan tersebut dapat diartikan perubahan kenampakan

bumi dan benda langit adalah perubahan kenampakan bumi yang

dipengaruhi oleh oleh peritiwa alam dan tindakan manusia.

6. Siswa Kelas IV MI Ma‟had Islam Kopeng

Siswa Kelas IV MI Ma‟had Islam Kopeng ini merupakan subyek

penelitian yang berlokasi di Desa Kopeng, Kecamatan Getasan, Kabupaten

(30)

14

G. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan rancangan Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) yang istilah dalam bahasa inggris adalah

Classroom Action Research (CAR). Dari namanya sudah menunjukan isi

yang terkandung di dalamnya, yaitu sebuah kegiatan penelitian yang

dilakukan di kelas. dikarenakan ada tiga kata yang membentuk pengertian

tersebut, maka ada tiga pengertian yang dapat diterangkan.

a. Penelitian, menunjukkan pada suatu kegiatan mencermati suatu objek

dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk

memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan

mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

b. Tindakan, menunjuk pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan

dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus

kegiatan untuk siswa.

c. Kelas, sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima

pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.

Menurut pengertian di atas, yakni penelitian, tindakan, dan kelas,

dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu

pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang

sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan

(31)

15

2. Subjek Penelitian

Subyek yang akan dikenai tindakan adalah siswa kelas IV dan guru

IPA MI Ma‟had Islam Kopeng, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang

Tahun Pelajaran 2015/2016.

3. Langkah-Langkah / Siklus Penelitian

Menurut Arikunto (2014: 74) tahap-tahap dalam Penelitian Tindakan

Kelas (PTK) adalah:

a. Perencanaan

Tahap ini berupa menyusun rancangan tindakan yang

menjelaskan apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana

tindakan tersebut akan dilakukan.

b. Tindakan

Pada tahap ini, rancangan strategi dan skenario penerapan

pembelajaran akan ditetapkan. Rancangan tindakan tersebut tentu saja

sebelumnya telah “dilatih” kepada pelaksana tindakan (guru) untuk

dapat diterapkan di dalam kelas sesuai dengan skenarionya. Skenario

dari tindakan harus dilaksanakan dengan baik dan tampak wajar.

c. Pengamatan atau Observasi

Tahap ini sebenarnya berjalan bersamaan dengan saat

pelaksanaan. Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang

(32)

16

d. Refleksi

Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh

tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul,

kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan

berikutnya

Tahap-tahap tersebut dapat dibuat sebagai berikut :

Gambar 1.1 Tahap- tahap Penelitian Tindakan Kelas (Suharsimi, 2014: 74)

4. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian tindakan kelas ini alat yang digunakan adalah :

a. Soal Tes

Alat yang digunakan untuk menilai kemampuan siswa yang

mencakup pengetahuan dan keterampilan sebagai hasil kegiatan belajar

(33)

17

seberapa jauh pemahaman siswa terhadap materi perubahan

kenampakan bumi dan benda langit.

b. Dokumentasi

Alat yang digunakan untuk merekam kegiatan siswa dan guru

dalam proses pembelajaran sebagai tanda bukti konkret dalam

pelaksanaan penelitian. Yang berisi tentang data sekolah, foto keadaan

sekolah.

c. Lembar Pengamatan

Alat yang digunakan untuk menilai proses pembelajaran yang

dilakukan oleh siswa dan guru secara langsung di dalam kelas.

5. Pengumpulan Data

a. Tes

Tes ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam

mata pelajaran IPA dan untuk memperoleh data kuantitatif dari siswa

dalam materi perubahan kenampakan bumi dan benda langit. Tes pada

penelitian di MI Ma‟had Islam Kopeng ini siswa mengerjakan soal

evaluasi setelah Kegiatan Belajar Mengajar.

b. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan untuk merekan data visual tentang proses

pembelajaran berlangsung sebagai tanda bukti konkret dalam

pelaksanaan penelitian. Dokumentasi digunakan untuk memperoleh

bukti gambar siswa pada saat Kegiatan Belajar Mengajar siswa kelas IV

(34)

18

c. Pengamatan

Observasi dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung

dengan menggunakan lembar observasi yang dibuat untuk digunakan

sebagai perangkat pengumpul data. Peneliti melakukan pengamatan di

MI Ma‟had Islam Kopeng dengan mengambil nilai dari aktifitas siswa

dan aktifitas peneliti sebagai guru yang mengajarkan atau melaksankan

kegiatan pembelajaran.

6. Analisis Data

Teknik analisis yang digunakan adalah analisis statistik sederhana

yaitu teknik analisis kualitatif dan teknik analisis kuantitatif. Data

kualitatif adalah data yang diperoleh dari hasil observasi dan catatan

lapangan serta tes kompetensi mengerjakan soal yang dideskripsikan

berupa lembar soal. Data kuantitatif adalah hasil jawaban mengerjakan

soal sesudah menggunakan strategi Contectual Teaching and Learning.

Analisis data secara kualitatif digunakan untuk menganalisis data

hasil observasi yang diperoleh dari siswa selama proses pembelajaran

berlangsung dan untuk mengetahui perubahan perilaku siswa. Data dapat

diolah dengan mencari persentase tiap-tiap kegiatan, dengan menggunakan

rumus persentase (Djamarah, 2000: 226). Adapun rumus penelitian

sebagai berikut:

P = x 100 %

Keterangan :

(35)

19

F = Jumlah siswa yang tuntas belajar

N = Jumlah semua siswa

H. Sistematika Penulisan

Untuk lebih memudahkan para pembaca dalam memahami skripsi ini,

maka terlebih dahulu penulis mengemukakan sistematika pembahasan yang

terdiri dari lima bab sebagai berikut:

1. Bagian awal skripsi, terdiri dari :

(a). Sampul, (b). Lembar logo, (c). Halaman judul, (d). Lembar

persetujuan pembimbing, (e). Lembar pengesahan kelulusan, (f).

Pernyataan keaslian penulisan, (g). Halaman motto dan persembahan, (h).

Kata pengantar, (i). Abstrak, (j). Daftar isi, (k). Daftar tabel (l). Daftar

gambar, (m). Daftar lampiran.

2. Bagian inti skripsi yang terdiri dari :

Bab I Pendahuluan memuat : (a). Latar belakang masalah, (b).

Rumusan masalah, (c). Tujuan penelitian, (d). Hipotesis tindakan dan

Indikator keberhasilan, (e). Kegunaan penelitian, (f). Definisi operasional,

(g). Metode penelitian, dan (h). Sistematika penulisan.

Bab II Kajian Pustaka yang akn membahas : (a). Prestasi Belajar,

(b). Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), (c). Contectual Teaching and Learning

(36)

20

Bab III Pelaksanaan Penelitian, terdiri dari : (a).Subyek Penelitian,

(b). Deskripsi pelaksanaan penelitian siklus I, (c). Deskripsi pelaksanaan

penelitian siklus II.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan hasil penelitian terdiri dari

hasil penelitian per siklus dan pembahasan hasil penelitian per siklus.

Bab V Penutup, memuat : (a). Kesimpulan, dan (b). Saran-saran.

3. Bagian akhir skripsi, memuat daftar pustaka, lampiran-lampiran, dan

(37)

21

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A.Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie. Kemudian

dalam bahasa indonesia menjadi “prestasi” yang berarti “hasil usaha”.

Istilah “prestasi belajar” (achievement) berbeda dengan “hasil belajar”

(learning outcome). Prestasi belajar pada umumnya berkenaan dengan aspek

pengetahuan, sedangkan hasil belajar meliputi aspek pembentukan watak

peserta didik. Prestasi yang dimaksud adalah kemampuan, keterampilan,

dan sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu hal. Prestasi belajar

merupakan suatu masalah yang bersifat perenial dalam sejarah kehidupan

manusia, karena sepanjang rentang kehidupannya manusia selalu mengejar

prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing (Arifin, 2009: 12).

Prestasi belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran

terhadap siswa yang meliputi faktor kognitif, afektif, dan psikomotorik

setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan

instrumen yang relevan. Jadi, prestasi belajar adalah hasil pengukuran dari

penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf

maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap

anak pada periode tertentu. Menurut Winkel (dalam Hamdani, 2002: 136),

prestasi belajar adalah hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah

(38)

22

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

adalah hasil pengukuran yang dicapai seseorang setelah mengikuti proses

pembelajaran yang meliputi faktor kognitif, afektif, dan psikomotorik yang

dinyatakan dalam simbol, huruf maupun kalimat.

2. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Menurut Baharuddin (2008: 19), bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar adalah faktor internal dan faktor eksternal.

a. Faktor internal

Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari individu dan

dapat mempengaruhi prestasi belajar individu.

1) Faktor fisiologis

Faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan

kondisi fisik yang terdapat dalam diri individu yaitu berupa keadaan

tonus jasmani (tingkat kesehatan dan kebugaran fisik individu) dan

keadaan fungsi jasmani yang terkait dengan fungsi panca indera.

2) Faktor Psikilogis

Faktor psikologis adalah faktor psikis yang ada dalam diri

individu. Faktor-faktor tersebut antara lain:

a) Kecerdasan/Inteligensi

Kecerdasan merupakan kemampuan psiko-fisik dalam

mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan

(39)

23

yang paling penting dalam proses belajar siswa, karena itu

menentukan kualitas belajar siswa.

b) Motivasi

Menurut Slavin, motivasi adalah dorongan dari diri individu

untuk memberikan arah dan menjaga perilaku setiap saat. Motivasi

dibagi menjadi dua, yaitu motivasi intrinsik (dalam diri individu)

dan motivasi ekstrinsik (dari luar diri individu).

c) Minat

Minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau

keinginan yang besar terhadap sesuatu yangs esuai dengan

keinginan.

d) Sikap

Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa

kecenderungan untuk mereaksi atau merespons dengan cara yang

relatif tetap terhadap objek, orang, peristiwa dan sebagainya baik

sikap positif maupun negatif.

e) Bakat

Bakat adalah kemampuan seseorang yang menjadi salah

satu komponen yang diperlukan proses belajar seseorang. Apabila

(40)

24

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang terdapat di luar diri

individu. Faktor eksternal yang mempengaruhi prestasi belajar, yaitu:

1) Lingkungan sosial

a) Lingkungan sosial sekolah, seperti guru, administrasi, dan

teman-teman

b) Sekolah dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar seorang

siswa.

c) Lingkungan sosial masyarakat disekitar tempat tinggal siswa.

d) Lingkungan sosial keluarga yaitu hubungan antara anggota

keluarga yang harmonis akan membantu siswa melakukan aktivitas

belajar dengan baik.

2) Lingkungan non sosial

Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non sosial adalah:

a) Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang segar, sinar yang

tidak terlalu lemah/gelap, suasana yang sejuk dan tenang.

b) Faktor instrumental, yaitu perangkat belajar berupa hardware

seperti gedung sekolah, alat-alat sekolah, fasilitas belajar dll dan

software seperti kurikulum sekolah, peraturan-peraturan sekolah,

buku-buku panduan.

(41)

25

3. Fungsi Prestasi Belajar

Prestasi belajar terdapat beberapa fungsi, yaitu :

a. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang

telah dikuasai peserta didik.

b. Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. Para ahli

psikologi biasanya menyebut hal ini sebagai “tendensi keingintahuan”

(couriosity) dan merupakan kebutuhan umum manusia.

c. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.

Asumsinya adalah prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi

peserta didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan

berperan sebagai umpan balik (feedback) dalam meningkatkan mutu

pendidikan.

d. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi

pendidikan. Indikator intern dalam arti bahwa prestasi belajar dapat

dijadikan indikator tingkat produktifitas suatu institusi pendidikan.

Asumsinya adalah kurikulum yang digunakan relevan dengan kebutuhan

masyarakat dan anak didik. Indikator ekstern dalam arti bahwa tinggi

rendahnya prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat kesuksesan

peserta didik di masyarakat. Asumsinya adalah kurikulum yang

digunakan relevan pula dengan kebutuhan masyarakat.

e. Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap (kecerdasan) peserta

(42)

26

yang harus diperhatikan, karena peserta didiklah yang diharapkan dapat

menyerap seluruh materi pelajaran (Arifin, 2009: 12).

B.Ilmu Pengetahuan Alam

1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam

Pengetahuan alam disingkat menjadi IPA dan sering disebut juga

dengan istilah pendidikan sains. IPA merupakan usaha yang dilakukan

manusia untuk mempelajari dan memahami alam semesta.

Menurut Lord Bullock, IPA merupakan suatu proses terbuka sehingga

imaginasi, hipotesis, kritik dan kontroversi berperan penting di dalamnya.

Kemudian Bullock juga memandang IPA sebagai suatu studi yang banyak

berkaitan dengan manusia dan masyarakat, suatu studi yang memerlukan

imaginasi, perasaan, pengamatan dan juga analisis (Departemen Agama RI,

2002: 2)

2. Fungsi Mata Pelajaran IPA

a. Memberikan pengetahuan tentang berbagai jenis peran lingkungan alam

dan lingkungan buatan dalam kaitannya dengan memanfaatkannya bagi

kehidupan sehari-hari.

b. Mengembangkan keterampilan proses.

c. Mengembangkan wawasan, sikap, dan nilai yang berguna bagi siswa

(43)

27

d. Mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan keterkaitan yang

saling mempengaruhi antara kemajuan IPA dan teknologi dengan

keadaan lingkungan dan pemanfaatanya bagi kehidupan sehari-hari.

e. Mengembangkan kemampuan untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan

teknologi (IPTEK) serta keterampilan yang berbguna dalam kehidupan

sehari-hari maupun untuk melanjutkan pendidikannya ketingkat

pendidikan yang lebih tinggi (Departemen Agama RI, 2002: 253)

3. Tujuan Pembelajaran IPA

Adapun tujuan pembelajaran sains di sekolah dasar dalam Badan

Nasional Standar Pendidikan (BNSP, 2006), dimaksudkan untuk:

a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa

berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya.

b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang

bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang

adanya hubungan yang saling memengaruhi antara IPA, lingkungan,

teknologi, dan masyarakat.

d. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,

memecahkan masalah, dan membuat keputusan.

e. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,

menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.

f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala

(44)

28

g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai

dasar untuk melanjutkan pendidikan SMP (Susanto, 2013: 171).

4. Ruang Lingkup Mata Pelajaran IPA

Ruang lingkup ilmu pengetahuan alam meliputi dua aspek, yaitu:

a. Kerja ilmiah yang mencakup penyelidikan/penelitian, berkomunikasi

ilmiah, pengembangan kreatifitas dan memecah masalah, sikap dan nilai

ilmiah.

b. Pemahaman konsep dan penerapannya:

1) Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan,

tumbuhan, dan interaksinya dengan lingkungan serta kesehatan.

2) Benda atau materi, sifat-sifat dan kegunaannya, meliputi, padat, cair

dan gas.

3) Energi dan perubahannya meliputi gaya, bunyi, panas, magnet, listrik,

cahaya, dan pesawat sederhana.

4) Bumi dan alam semesta meliputi tanah, bumi, tata surya, dan,

benda-benda langit.

5) Pengetahuan alam dan teknologi, lingkungan, masyarakat, merupakan

penerapan konsep pengetahuan alam dan saling keterkaitan

(45)

29

5. Standar Kompetensi Mata Pelajaran IPA

Standar kompetensi mata pelajaran ilmu pengetahuan alam adalah:

a. Mampu bersikap ilmiah dengan penekanan pada sikap ingin tahu,

bertanya, bekerja sama dan peka terhadap makhluk hidup dan

lingkungan.

b. Mampu menerjemahkan perilaku alam tentang diri dan lingkungan di

sekitar rumah dan madrasah.

c. Mampu memahami proses pembentukan ilmu dan melakukan inkuiri

ilmiah melalui pengamatan dan sesekali melakukan penelitian sederhana

dalam lingkungan pengalaman.

d. Mampu memanfaatkan pengetahuan alam dan merancang/membuat

produk teknologi sederhana dengan menerapkan prisip pengetahuan alam

dan mampu mengelola lingkungan di sekitar (Departemen Agama RI,

2004: 208).

6. Materi Perubahan Kenampakan Bumi dan Benda Langit

Menurut Sulistyanto (2008: 151), bumi merupakan anggota tata surya

yang dihuni oleh makhluk hidup termasuk manusia. Permukaan bumi

berbentuk bulat walaupun pada zaman dahulu orang mengira bahwa bumi

itu datar. Selain bumi, matahari merupakan benda langit yang setiap hari

menyinari bumi dengan cahayanya. Matahari terbit pada pagi hari dan

(46)

30

a. Perubahan Kenampakan pada Bumi

Bumi yang sebagian besar dikelilingi oleh lautan akan mengalami

perubahan kenampakan. Kenampakan pada bumi selalu berubah-ubah.

Perubahan kenampakan ini terjadi dikarenakan oleh air, udara, dan

kebakaran hutan.

1) Perubahan Daratan yang Disebabkan oleh Air

Daratan dapat berubah karena adanya pasang surut air dan erosi.

Pada saat tertentu air laut akan meninggi, di saat yang lain air laut

akan surut. Pasang merupakan peristiwa naiknya air laut sedangkan

surut adalah peristiwa turunnya air laut.

Naik dan turunnya air laut ini disebabkan karena perputaran

bumi dan gaya gravitasi bulan. Gaya gravitasi bulan ini terjadi karena

kedudukan bulan sangat dekat dengan bumi. Pada saat terjadi pasang,

gelombang air laut sangat besar. Hal ini dapat menyebabkan

terkikisnya pasir atau tanah ketika air laut sampai ke tepi pantai.

Karena bumi berputar, bagian bumi yang menghadap ke bulan

akan berputar dan menjauhi bulan. Hal ini mengakibatkan gaya

gravitasi bulan berkurang sehingga air akan surut kembali. Enam jam

kemudian, air pada bagian laut ini turun sampai rendah sekali

sehingga terjadilah apa yang disebut surut. Dalam sehari pasang surut

terjadi dua kali.

Pasang dan surutnya air laut ini mempengaruhi kapal-kapal yang

(47)

31

ke dermaga, sedangkan pada saat surut kapal akan sulit merapat ke

dermaga.

Gambar 2.1 kapal mudah merapat saat pasang dan kapal sulit merapat

saat surut.

2) Perubahan Daratan yang Disebabkan Erosi

Selain akibat peristiwa pasang dan surut air laut, daratan dapat

mengalami perubahan karena terjadinya erosi akibat hujan dan tanah

longsor. Hujan yang cukup besar di daerah yang tanahnya gundul

akan mengakibatkan terjadinya longsor. Erosi atau pengikisan tanah

menyebabkan tanah yang mengandung humus akan kehilangan

lapisan humusnya karena terbawa oleh air dan tanah longsor.

Hal ini tentu sangat merugikan makhluk hidup. Tanah yang pada

awalnya subur akibat erosi menjadi hilang kesuburannya, sehingga

tumbuhan tidak dapat tumbuh dengan baik bahkan mati. Apabila

tumbuhan mati, maka makhluk hidup yang memanfaatkan tumbuhan

sebagai bahan makanannyapun akan terancam kelangsungan

hidupnya.

Erosi disebabkan karena banyaknya gunung yang gundul akibat

(48)

32

terjadinya erosi. Erosi yang disebabkan oleh air laut disebut abrasi.

Abrasi biasanya terjadi di pantai dan menyebabkan pantai semakin

lebar.

Gambar 2.2 tanah longsor dan abrasi

3) Perubahan Daratan yang Disebabkan oleh Udara

Selain oleh air, daratan dapat mengalami perubahan yang

disebabkan oleh udara atau angin. Badai merupakan angin yang bertip

sangat kencang. Pada saat terjadi badai biasanya diikuti perubahan

cuaca secara tiba-tiba serta gemuruh petir yang sangat kencang

disertai dengan kilatan.

Badai dapat mengikis daratan dan menghancurkan apa saja yang

ada di permukaan tanah. Pohon yang besarpun bisa tumbang karena

badai. Bangunan rumah hancur, genting-genting rumah beterbangan

dan lahan pertanian akan rusak.

(49)

33

4) Perubahan Daratan yang Disebabkan oleh Kebakaran

Daratan juga dapat mengalami perubahan akibat terjadinya

kebakaran. Kebakaran hutan diakibatkan karena ulah manusia yang

semena-mena melakukan pembukaan lahan pertanian dengan cara

membakar.

Selain itu, kemarau yang cukup panjang mengakibatkan

ranting-ranting dan daun kering mudah sekali terbakar. Kebakaran hutan juga

mengakibatkan terganggunya berbagai jenis hewan yang tinggal di

dalan hutan. Asap yang ditimbulkan akibat kebakaran hutan juga

dapat menyebabkan polusi udara serta mengganggu penglihatan

pengguna kendaran bermotor.

Gambar 2.4 kebakaran hutan dan polusi udara

b.Perubahan Kenampakan pada Benda Langit

Di pagi hari kita dapat merasakan hangatnya pancaran sinar

matahari yang merupakan sumber utama energi bagi kehidupan makhluk

hidup. Di sore hari kita dapat melihat bagaimana matahari terbenam.

(50)

34

lainnya seperti bintang. Benda-benda langit tersebut juga mengalami

perubahan kedudukan setiap saatnya.

1) Kenampakan Benda Langit

Apabila diamati dengan cermat dari pagi hingga menjelang

petang, posisi matahari senantiasa berubah setiap saat. Matahari terbit

di sebelah timur dan tenggelam di sebelah barat. Jika di pagi hari kita

menemukan benda langit berupa matahari maka di malam hari kita

dapat melihat bulan.

a) Matahari

Pada saat matahari terbit di pagi hari maka kita akan melihat

bentuknya bulat seperti bumi. Langit akan berwarna jingga

kemerahan pada saat matahari terbit, sedangkan pada saat terbenam

di sore hari langit akan berwarna merah tembaga. Pemandangan

yang sangat indah apabila dapat melihat matahari terbit dan

terbenam di pagi dan sore hari.

(51)

35

Pada pagi, siang, dan sore hari kita akan merasakan

perbedaan panas yang diakibatkan oleh matahari. Pada saat pagi

dan sore hari, posisi matahari tidak tepat di atas kepala kita tetapi

agak miring. Di siang hari kita kan merasa panasnya terik matahari

karena pada saat itu matahari tepat berada di atas kepala kita.

Gambar 2.6 posisi matahari pagi, siang, dan sore hari

b) Bulan

Bulan merupakan benda langit yang tidak bercahaya. Pada

saat malam hari bulan terlihat sangat indah bersama

bintang-bintang yang ada di sekitarnya. Cahaya bulan sebenarnya

merupakan hasil pemantulan cahaya yang berasal dari matahari.

Cahaya bulan hanya dapat dilihat pada malam hari. Hal ini

disebabkan karena pada siang hari cahaya matahari memancar

sangat kuat dan cahaya bulan jauh lebih redup sehingga bulan tidak

tepat memantulkan cahaya ke bumi. Jika diamati setiap malam,

bentuk bulan ternyata mengalami perubahan setiap harinya. Bulan

mengitari bumi dalam jangka waktu 29.5 hari (satu bulan). Selama

bulan bergerak, terjadi perubahan sudut antara matahari, bumi dan

(52)

36

bulan setiap harinya. Perubahan bentuk bulan ini dikenal dengan

fase bulan.

Gambar 2.7 kedudukan bumi, bulan, matahari pada fase bulan

Pada saat bulan berada sejajar dengan bumi dan matahari

maka bulan hampir tidak dapat dilihat. Hal ini disebabkan karena

bagian bulan yang tidak terkena cahaya matahari menghadap ke

bumi. Fase ini disebut fase bulan baru (gambar A). Selanjutnya

bulan bergerak mengelilingi bumi. Setelah satu hingga dua hari,

bulan bergerak sehingga dapat kita lihat walaupun hanya sebagaian

kecil saja (gambar B). Fase ini dikenal dengan sebutan fase bulan

sabit. Setelah hari ketujuh, kita dapat melihat setengah sisinya yang

terkena cahaya matahari (gambar C). Fase ini dikenal dengan fase

(53)

37

Gambar 2.8 fase bulan

Fase selanjutnya adalah fase bulan bungkuk. Pada fase ini

bulan terlihat berbentuk ¾ lingkaran (gambar D). Setelah

melakukan putaran selama dua minggu, bulan kini terlihat kembali

ke bentuk semula (gambar E). Fase ini disebut fase bulan purnama.

Gambar F-H menunjukkan perjalanan sebelumnya. Bentuknya

(54)

38

Gambar 2.9 fase bulan

2) Kedudukan Benda Langit

Jika kita perhatikan dengan cermat, pada saat kita memandang

langit di malam hari, terlihat antara bintang yang satu dengan bintang

yang lainnya tidak berubah kedudukannya. Bintang-bintang yang

saling berdekatan tersebut digabungkan menjadi rasi bintang.

a) Rasi bintang layang-layang

b) Rasi bintang kalajengking

c) Rasi bintang biduk

d) Rasi bintang waluku

C.Strategi Contectual Teaching and Learning (CTL) 1. Pengertian CTL

Strategi pembelajaran kontekstual (CTL) adalah suatu strategi

pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa untuk

dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkan dengan

situasi kehidupan nyata, sehingga mendorong siswa untuk dapat

menerapkannya dalam kehidupan mereka. CTL merupakan strategi yang

melibatkan siswa secara penuh dalam proses pembelajaran. Siswa didorong

untuk beraktifitas mempelajari materi pelajaran sesuai dengan topik yang

akan dipelajari. Belajar dalam konteks CTL bukan hanya sekedar

mendengarkan dan mencatat, tetapi belajar dengan mengalami secara

(55)

39

terjadi secara utuh, tidak hanya berkembang dalam aspek kognitif saja,

tetapi juga aspek afektif dan psikomotorik (Hamruni, 2012: 133).

Pembelajaran kontekstual (CTL) merupakan konsep belajar yang

membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi

dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara

pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan

mereka sehari-hari (Trianto, 2009: 107).

Pembelajaran kontekstual dapat dikatakan sebagai sebuah pendekatan

pembelajaran yang mengakui dan menunjukan kondisi alamiah dari

pengetahuan. Melalui hubungan di dalam dan di luar ruang kelas, suatu

pendekatan pembelajaran kontekstual menjadi pengalaman lebih relevan

dan berarti bagi siswa dalam membangun pengetahuan yang akan mereka

terapkan dalam pembelajaran seumur hidup. Pembelajaran kontekstual

menyajikan suatu konsep yang mengaitkan materi pelajaran yang dipelajari

siswa dengan konteks dimana materi tersebut digunakan, serta berhubungan

dengan bagaimana seseorang belajar atau gaya atau cara siswa belajar.

Konteks memberi arti, relevansi, dan manfaat penuh terhadap belajar.

Materi pelajaran akan bertambah berarti jika siswa mempelajari materi

pelajaran yang disajikan melalui konteks kehidupan mereka, dan

menemukan arti di dalam proses pembelajarannya, sehingga pembelajaran

akan menjadi lebih berarti dan menyenangkan. Siswa akan bekerja keras

untuk mencapai tujuan pembelajaran, mereka menggunakan pengalaman

(56)

40

selanjutnya siswa memanfaatkan kembali pemahaman pengetahuan dan

kemampuannya dalam berbagai konteks di luar sekolah untuk

menyelesaikan masalah dunia nyata yang kompleks, baik secara pribadi

maupun kelompok.

Jelas bahwa pemanfaatan pembelajaran kontekstual akan menciptakan

ruang kelas yang di dalamnya siswa akan menjadi peserta aktif bukan hanya

pengamat yang pasif, dan bertanggung jawab terhadap belajarnya.

Penerapan pembelajaran kontekstual akan sangat membantu guru untuk

menghubungkan materi pelajaran dengan situasi dunia nyata dan

memotivasi siswa untuk membentuk hubungan antara pengetahuan dan

aplikasinya dengan kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, warga

negara, dan pekerja.

2. Karakteristik pembelajaran kontekstual (CTL)

Terdapat lima karakteristik penting dalam proses pembelajarn

kontekstual (CTL), yaitu bahwa pembelajaran merupakan upaya untuk:

a. Mengaktifkan pengetahuan yang sudah ada (activiting knowledge).

Artinya, apa yang akan dipelajari tidak terlepas dari pengetahuan yang

sudah dipelajari. Dengan demikian, pengetahuan yang akan diperoleh

siswa adalah pengetahuan yang utuh yang memiliki keterkaitan satu sama

lain.

b. Memperoleh dan menambah pengetahuan baru (acquiring knowledge).

(57)

41

dimulai dengan mempelajari secara keseluruhan, kemudian

memperhatikan detailnya.

c. Memahami pengetahuan (understanding knowledge). Artinya

pengetahuan yang diperoleh bukan untuk dihafal tetapi untuk dipahami

dan diyakini. Misalnya dengan cara meminta tanggapan dari yang lain

tentang pengetahuan yang diperolehnya dan berdasarkan tanggapan

tersebut pengetahuan tersebut dikembangkan.

d. Mempraktikkan pengetahuan dan pengalaman (applying knowledge).

Artinya pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh harus dapat

diaplikasikan dalam kehidupan siswa, sehingga tampak perubahan

perilaku siswa.

e. Melakukan refleksi (areflecting knowledge) terhadap strategi

pengembangan pengetahuan. Hal ini dilakukan sebagai umpan balik

proses perbaikan dan penyempurnaan strategi (Hamruni, 2012: 137).

3. Langkah-langkah pembelajaran kontekstual (CTL)

Sesuai dengan asumsi yang mendasari bahwa pengetahuan diperoleh

anak bukan dari informasi yang diberikan oleh orang lain termasuk guru,

akan tetapi dari proses menemukan dan mengkonstruksikannya sendiri, maka

guru harus menghindari mengajar sebagai proses penyampaian informasi.

Guru perlu memandang siswa sebagai subjek belajar dengan segala

keunikannya. Siswa adalah organisme yang aktif yang memiliki potensi untuk

(58)

42

kepada siswa, guru harus memberi kesempatan untuk menggali informasi

agar lebih bermakna untuk kehidupan mereka.

Pembelajaran kontekstual sebagai suatu pendekatan pembelajaran

memiliki langkah-langkah. Langkah-langkah inilah yang melandasi

pelaksanaan pembelajaran kontekstual (CTL), yaitu:

a. Konstruktivisme (Constructivism)

Konstruktivisme adalah proses membangun atau menyusun

pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman.

Menurut konstruktivisme, pengetahuan berasal dari luar tetapi

dikonstruksikan oleh dan dari dalam diri seseorang. Karena itu,

pengetahuan terbentuk oleh dua faktor penting, yaitu objek yang menjadi

bahan pengamatan dan kemampuan subjek untuk menginteprestasikan

objek tersebut. Dengan demikian, pengetahuan tidak bersifat statis tetapi

dinamis, tergantung individu yamng melihat dan mengkonstruksinya.

Lebih jauh Piaget menyatakan hakikat pengetahuan sebagai berikut:

1) Pengetahuan bukanlah merupakan gambaran dunia kenyataan saja,

tetapi selalu merupakan konstruksi kenyataan melalui kegiatan subjek.

2) Subjek membentuk skema kognitif, kategori, konsep, dan struktur yang

perlu untuk pengetahuan.

3) Pengetahuan dibentuk dalam struktur konsepsi seseorang. Sturktur

konsepsi membentuk pengetahuan bila konsepsi berlaku dalam

(59)

43

Pembelajaran diupayakan untuk mendorong siswa agar bisa

mengkonstruksi pengetahuan melalui proses pengamatan dan pengalaman.

Hal ini karena pengetahuan hanya akan fungsional manakala dibangun

oleh individu. Pengetahuan yang hanya diberikan tidak akan menjadi

pengetahuan yang bermakna. Maka penerapan konstruktivisme dalam

pembelajaran kontekstual adalah mendorong siswa agar mampu

mengkonstruksi pengetahuan sendiri melalui pengalaman nyata.

b. Inkuiri (Inquiry)

Inkuiri berarti proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan

penemuan melalui proses berfikir secara sistematis. Pengetahuan bukanlah

sejumlah fakta hasil dari mengingat, tetapi hasil dari proses menemukan

sendiri. Guru harus merancang pembelajaran yang memungkinkan siswa

dapat menemukan sendiri materi yang harus dipahaminya.

Langkah-langkah kegiatan inkuiri adalah sebagai berikut:

1) Merumuskan masalah.

2) Mengajukan hipotesis

3) Mengumpulkan data

4) Menguji hipotesis berdasarkan data yang ditemukan

5) Membuat kesimpulan

c. Bertanya (Questioning)

Belajar pada hakekatnya adalah bertanya dan menjawab

pertanyaan. Bertanya dapat dipandang sebagai refleksi dari keingintahuan

(60)

44

kemampuan seseorang dalam berfikir. Dalam pembelajaran kontekstual,

guru tidak menyampaikan informasi begitu saja, tetapi memancing agar

siswa dapat menemukan sendiri. Karena itu peran bertanya sangat penting

sebab melalui pertanyaan-pertanyaan guru dapat membimbing dan

mengarahkan siswa untuk menemukan setiap materi yang dipelajari.

Dalam suatu pembelajaran yang produktif kegiatan bertanya akan

sangat berguna untuk:

1) Menggali informasi tentang kemampuan siswa dalam penguasaan

materi pelajaran.

2) Membangkitkan motivasi siswa untuk belajar.

3) Merangsang keingintahuan siswa terhadap sesuatu.

4) Memfokuskan siswa pada sesuatu yang diinginkan.

5) Membimbing siswa untuk menemukan atau menyimpulkan sesuatu.

d. Masyarakat belajar (Learning Community)

Konsep masyarakat belajar, dalam pembelajaran kontekstual

menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh melalui kerja sama

dengan orang lain. Kerja sama dapat dilakukan dalam berbagai bentuk

baik dalam kelompok belajar secara formal maupun dalam lingkungan

yang terjadi secara alamiah. Hasil belajar dapat diperoleh dari hasil

sharing dengan orang lain, antar teman, antar kelompok, yang sudah tahu

memberi tahu kepada yang belum tahu, yang pernah memiliki pengalaman

membagi pengalamannya pada orang lain. Inilah hakikat dari masyarakat

(61)

45

Dalam pembelajaran kontekstual, penerapan komponen masyarakat

belajar dapat dilakukan dengan menerapkan pembelajaran melalui

kelompok belajar. Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok yang

anggotanya bersifat heterogen, baik dilihat dari kemampuan dan kecepatan

belajarnya, maupun bakat dan minatnya. Agar dalam kelompoknya mereka

saling belajar, yang cepat belajar didorong untuk membantu yang lambat

belajar, yang memiliki kemampuan tertentu terdorong untuk menularkan

kepada yang lainnya.

e. Pemodelan (Modeling)

Modeling adalah proses pembelajaran dengan memperagakan

sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh setiap siswa. Misalnya, guru

PAI memberikan contoh cara mengerjakan sholat: cara bertakbir, rukuk,

sujud, dan seterusnya.

Proses modeling tidak terbatas dari guru, guru juga dapat

memanfaatkan siswa yang dianggap memiliki kemampuan. Modeling

merupakan komponen yang cukup penting dalam pembelajarn kontekstual,

sebab melalui modeling siswa dapat terhidar dari pembelajaran yang

teoritik-abstrak.

f. Refleksi (Reflection)

Refleksi adalah proses pengendapan pengalaman yang telah

dipelajari yang dilakukan dengan cara mengurutkan kembali

kejadian-kejadian atau peristiwa pembelajaran yang telah dilaluinya. Melalui proses

(62)

46

siswa yang pada akhirnya akan menjadi bagian dari pengetahuan yang

dimilikinya. Bisa jadi melalui proses refleksi siswa akan memperbarui

pengetahuan yang telah dibentuknya, atau menambah khasanah

pengetahuannya.

Dalam pembelajaran kontekstual, setiap berakhir proses

pembelajaran, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

merenung atau mengingat kembali apa yang telah dipelajarinya.

g. Penilaian nyata (Authentic Assessment)

Penilaian nyata adalah proses yang dilakukan guru untuk

mengumpulkan informasi tentang perkembangan belajar yang dilakukan

siswa. Penilaian ini diperlukan untuk mengetahui apakah siswa

benar-benar belajar atau tidak, apakah pengalaman belajar siswa memiliki

pengaruh yang positif terhadap perkembangan baik intelektual maupun

mental siswa. Penilaian yang autentik dilakukan secara terintegrasi dengan

proses pembelajaran. Penilaian ini dilakukan secara terus menerus selama

kegiatan pembelajaran berlangsung. Oleh sebab itu, tekanannya diarahkan

kepada proses belajar bukan kepada hasil belajar (Hamruni, 2012: 141).

4. Kelebihan dan kekurangan pembelajaran kontekstual (CTL)

Kelebihan pembelajaran kontekstual (CTL) adalah sebagai berikut:

a. Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan riil. Artinya siswa dituntut

untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah

dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat penting, sebab dengan dapat

Gambar

Tabel 1.1 Nilai Ulangan Materi Perubahan Kenampakan Bumi dan Benda Langit
Gambar  1.1 Tahap- tahap Penelitian Tindakan Kelas (Suharsimi, 2014: 74)
Gambar 2.1 kapal mudah merapat saat pasang dan kapal sulit merapat
Gambar 2.2 tanah longsor dan abrasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

cara membaca huruf- huruf hijaiyah sesuai mahraj dan tanda bacanya (fathatain, kasratain, damatain, sukun dan tasydid). - -

Kelengkapan yang harus dibawa pada saat Pembuktian Kualifikasi adalah ”BERKAS ASLI” file Dokumen Penawaran (Dokumen Penawaran Harga, Administrasi dan Teknis) serta

Dalam pembuktian kualifikasi harus dihadiri oleh penanggung jawab penawaran atau yang menerima kuasa dari direktur utama/ pimpinan perusahaan yang nama penerima kuasanya

User dapat memilih tombol tanggal yang akan digunakan untuk meeting dan klik tombol cari, maka sistem akan menampilkan ruangan yang sudah di booking pada

Berdasarkan Penetapan Pemenang Lelang Nomor : 236/POKJA/XVIII-APBD/11/2017 Tanggal 02 November 2017 dengan ini kami umumkan PEMENANG hasil pelelangan paket Pembangunan

Tekstur/ warna pasta kakao dari Padang Tiji (Aceh), Tiro (Aceh), Geumpang (Aceh) dan Sulawesi memiliki sifat yang hampir sama, sedangkan pasta kakao yang berasal

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK PENINGKATAN KONSEP DIRI SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu..

Oleh karena itu, dengan semakin berkembangnya teknologi dan peralatan didalam dunia industri maka erkembangan pula sebuah sistem kontrol dengan mengunakan program yang salah