KONTRIBUSI PONDOK PESANTREN TERHADAP
PEMBENTUKAN KUALITAS MAHASISWA IAIN
SALATIGA (STUDI KASUS PADA PONDOK
PESANTREN DI KOTA SALATIGA DAN
SEKITARNYA)
Oleh :
YUSUF ALI IMRON NIM. M1.11.045
Tesis Diajukan Kepada Program Pascasarjana
Institut Agama Islam Negeri Salatiga
Sebagai Pelengkap Persyaratan untuk
Gelar Magister Pendidikan Islam
PROGRAM PASCA SARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
ABSTRACT
Yusuf Ali Imron. 2015. Contribution of Islamic Boarding School to Develop the IAIN Salatiga students‟ Quality (Case Study at Islamic Boarding School In Salatiga and Around Salatiga Area). Thesis, Post Graduated Program in Islamic Education Concentration State Institute for Islamic Studies (IAIN) Salatiga. First counselor Dr. H. M Zulfa, M.Ag and second counselor Dr. Winarno, S. Si, M. Pd.
Keywords: Contributions, Islamic Boarding Schools, Quality
The purpose of this study is to find out (1) how is the institutional relationship IAIN Salatiga with Islamic boarding school in Salatiga City and surrounding areas, (2) how are the students' interest IAIN Salatiga to study in Islamic boarding schools, (3) the curriculum and learning activities Islamic boarding school in Salatiga and around Salatiga areas, (4) how is the contribution of the Islamic boarding school in Salatiga and Salatiga area to develop quality of students IAIN Salatiga. The focus of this research is contributing Islamic boarding school in Salatiga and around Salatiga areas and to develop the quality of students IAIN Salatiga. The subjects of the study are kyai, religious teacher and students. To measure the contribution Islamic boarding school in Salatiga the writer uses comparative data between the value of students who stay in Islamic boarding school and do not stay in Islamic boarding school.
This study is a qualitative research, the place of research is Al Falah Islamic Boarding School, Edi Mancoro Islamic Boarding School, Nurul Asna Islamic Boarding School, Al Hasan Islamic Boarding School. Data collection method by conducting in-depth interviews, observation, and documentation. The sampling technique used is purposive sampling (purposive sample). Data analysis was performed using a qualitative descriptive analysis by the steps: data reduction, data display and conclusions with the inductive methods of data interviews as evidenced by observation and documentation.
ABSTRAK
Yusuf Ali Imron. 2015. Kontribusi Pondok Pesantren Terhadap Pembentukan Kualitas Mahasiswa IAIN Salatiga (Studi Kasus Pada Pondok Pesantren di Kota Salatiga dan Sekitarnya). Tesis. Program Pasca Sarjana Konsentrasi Pendidikan Agama Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing I Dr. H. M. Zulfa, M.Ag dan Pembimbing II Dr. Winarno, S. Si, M. Pd.
Kata kunci : kontribusi, pondok pesantren, kualitas
Penelitian ini bertujuan untuk (1)mengetahui bagaimana hubungan kelembagaan IAIN Salatiga dengan pondok pesantren di Kota Salatiga dan sekitarnya, (2) mengetahui bagaimana minat mahasiswa IAIN Salatiga untuk belajar di pondok pesantren, (3) mengetahui kurikulum dan kegiatan pembelajaran pondok pesantren di Kota Salatiga dan sekitarnya, (4) mengetahui bagaimana kontribusi pondok pesantren di Kota Salatiga dan sekitarnya terhadap pembentukan kualitas mahasiswa IAIN Salatiga. Fokus penelitian ini adalah kontribusi pondok pesantren di Kota Salatiga dan sekitarnya dalam pembentukan kualitas mahasiswa IAIN Salatiga. Adapun subyek penelitiannya adalah kyai, ustadz dan santri. Untuk mengukur seberapa besar kontribusi pondok pesantren di Kota Salatiga dan sekitarnya terhadap pembentukan kualitas mahasiswa IAIN Salatiga penulis menggunakan data pembanding yaitu nilai IPK Mahasiswa IAIN yang tidak mondok.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan mengambil lokasi di Pondok Pesantren Al Falah Salatiga, Pondok Pesantren Edi Mancoro Kab. Semarang, Pondok Pesantren Nurul Asna Salatiga dan Pondok Pesantren Al Hasan Salatiga. Pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan wawancara mendalam,observasi, dan dokumentasi. Teknik sampling yang digunakan adalah sampel bertujuan (purposive sample). Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif dengan langkah: reduksi data, display
data dan pengambilan kesimpulan dengan metode induktif dari data-data hasil wawancara yang dibuktikan dengan observasi dan juga dokumentasi.
PRAKATA
Puji syukur atas kehadirat Allah swt yang telah memberikan limpahan
rahmat dan hidayahNya kepada kita semua. Shalawat dan salam kita sanjungkan
kepada Nabi Besar Muhammad saw, keluarga, sahabat serta para pengikutnya
sampai akhir zaman. Alhamdulillah penulisan tesis dengan judul Kontribusi
Pondok Pesantren Terhadap Pembentukan Kualitas Mahasiswa Iain Salatiga
(Studi Kasus Pada Pondok Pesantren Di Kota Salatiga Dan Sekitarnya) telah
selesai.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tesis ini masih jauh dari
kesempurnaan sebagaimana yang diharapkan. Tanpa adanya bantuan serta
dorongan dari berbagai pihak yang secara moril maupun materiil, dimungkinkan
tesis ini tidak akan dapat selesai. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya dan menghaturkan ucapan
terima kasih kepada:
1. Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga, yang telah
memberikan berbagai sarana dan fasilitas dalam menyelesaikan studi di IAIN
Salatiga.
2. Dr. Zakiyuddin Baidhawy, M. Ag selaku Direktur Program Pascasarjana IAIN
Salatiga.
3. Dr. H. M. Zulfa, M.Ag selaku dosen pembimbing I yang telah menyetujui,
memberikan bimbingan, pengarahan dengan penuh keikhlasan, kesabaran dan
mencurahkan pikiran, tenaganya serta pengorbanan waktunya dalam
membimbing penyelesaian tesis ini.
4. Dr. Winarno, S. Si, M. Pd selaku dosen pembimbing II yang telah
mendampingi dan memberikan motivasi untuk menyelesaikan penulisan tesis
ini.
5. Staf pegawai program Pascasarjana beserta para dosen yang telah memberikan
ilmunya kepada penulis dari awal kuliah hingga selesainya tesis ini.
6. Pengasuh pondok pesantren Al Falah, Ponpes Nurul Asna, Ponpes Edi
7. Orang tuaku tercinta Zumroni, S. Ag dan Latifah, terima kasih atas doa dan
dukungannya baik itu dukungan moril maupun dukungan materiil dalam
penyelesaian tesis ini.
8. Adik-adikku Mukhlis Ali Imron, S.Pd.I, Fitrotun Hidayatus Sholikhah, S.Pd.I
dan Zubair Al Hakim Budi Al Ikrima terima kasih atas dukungan dan doa
kalian selama ini.
9. Adindaku tercinta Umi Nur Khairiyah, S.Pd.I orang yang selalu setia
mendampingi penulis, terima kasih atas doa dan dukungannya selama ini
sehingga penulis bisa menyelesaikan tesis ini.
10.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam menyelesaikan tesis ini.
Dengan memohon ridha dan mengucapkan syukur alhamdulillah,
karena hanya Allah swt penulis memohonkan semoga amal baik yang telah
diberikan menjadi amal sholeh dan dapat diterima disisiNya. Akhirnya penulis
berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan
umumnya bagi masyarakat.
Salatiga, 25 September 2015
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……… i
HALAMAN PENGESAHAN ………. ii
HALAMAN PERSETUJUAN TESIS ……… iii
HALAMAN PERNYATAAN ……… iv
ABSTRACT ……… v
ABSTRAK ……… vi
PRAKATA ……… vii
DAFTAR ISI ……… ix
DAFTAR TABEL ……… xiii
DAFTAR PENGKODEAN ……… xv
DAFTAR LAMPIRAN ……… xix
BAB 1 PENDAHULUAN……….. 1
A. Latar Belakang Masalah ……….. 1
B. Rumusan Masalah ………... 4
C. Tujuan dan Signifikansi Penelitian ………. 5
D. Kajian Pustaka ………. 6
E. Metode Penelitian ……… 9
1. Jenis Penelitian ……….. 9
2. Lokasi Penelitian ……… 10
3. Sumber Data ………... 11
5. Metode Pengumpulan Data ………. 12
6. Teknik Sampling ………. 20
7. Analisis Data ………... 22
F. Sistematika Penulisan ………... 25
BAB II KAJIAN TEORI……… 27
A. Pengertian Pondok Pesantren ………... 27
1. Pengertian Pondok ……….. 27
2. Pengertian Pesantren ……….. 29
3. Pengertian Pondok Pesantren ……… 32
4. Sejarah Pondok Pesantren ……….. 33
5. Tipologi Pondok Pesantren ………. 35
6. Elemen-elemen Pondok Pesantren ………. 38
7. Undang-undang yang Mengatur Pendidikan Pesantren ………. 46
8. Peran Pondok Pesantren ………. 47
9. Fungsi Pondok Pesantren ………... 49
10. Tujuan Pondok Pesantren ……….. 50
11.Permasalahan yang Dihadapi Pondok Pesantren ………. 52
12.Metode Pengajaran di Pondok Pesantren ………. 55
B. Pengertian Kontribusi Pondok Pesantren ………... 58
C. Pengertian Kualitas Mahasiswa ……….. 59
1. Pengertian Kualitas………. 59
BAB III Kontribusi Pondok Pesantren Al Falah Dan Pondok Pesantren Edi Mancoro Terhadap Pembentukan Kualitas Mahasiswa IAIN Salatiga………... 68
A. Deskripsi Subyek Penelitian ……… 68
1. Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam (PPTI) Al Falah ………… 68 2. Pondok Pesanten Edi Mancoro ……….. 102 B. Hubungan Kelembagaan IAIN Salatiga Dengan Pondok Pesantren
Di Salatiga Dan Sekitarnya ………... 121
C. Minat mahasiswa IAIN Salatiga untuk belajar di pondok pesantren125
1. Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam (PPTI) Al Falah …………. 125 2. Pondok Pesanten Edi Mancoro ……….. 128 D. Kurikulum dan Metode Pembelajaran Pondok Pesantren ………... 130 1. Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam (PPTI) Al Falah …………. 130 2. Pondok Pesantren Edi Mancoro Kab. Semarang ………...134 E. Kontribusi Pondok Pesantren Al Falah dan Edi Mancoro Dalam
Pembentukan Kualitas Mahasiswa IAIN Salatiga ……….... 136 1. Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam (PPTI) Al Falah …………. 136 2. Pondok Pesantren Edi Mancoro Kab. Semarang ………... 140
BAB IVKontribusi Pondok Pesantren Nurul Asna Dan Pondok Pesantren Al Hasan Terhadap Pembentukan Kualitas Mahasiswa
IAIN Salatiga……… 142
A. Deskripsi Subyek Penelitian ………. 142
2. Pondok Pesantren Al Hasan ……… 155
B. Hubungan Kelembagaan IAIN Salatiga Dengan Pondok Pesantren Di Salatiga Dan Sekitarnya ………... 165
C. Minat mahasiswa IAIN Salatiga untuk belajar di pondok pesantren 169 1. Pondok Pesantren Nurul Asna ……… 169
2. Pondok Pesantren Al Hasan ……… 171
D. Kurikulum dan Metode Pembelajaran Pondok Pesantren ………… 173
1. Pondok Pesantren Nurul Asna ……… 173
2. Pondok Pesantren Al Hasan ……… 175
E. Kontribusi Pondok Pesantren Nurul Asna dan Al Hasan Dalam Pembentukan Kualitas Mahasiswa IAIN Salatiga ……… 177
1. Pondok Pesantren Nurul Asna ……… 177
2. Pondok Pesantren Al Hasan ……… 179
BAB V PENUTUP ……….. 183
A. Kesimpulan ………. 183
B. Saran ………. 186
DAFTAR PUSTAKA………. 187
LAMPIRAN ……… 190
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Daftar Nama Santri Putri PPTI Al- Falah Salatiga ……….. 72
Tabel 3.2 Daftar Nama Santri Putra PPTI Al Falah ……….. 78
Tabel 3.3 Susunan Kepengurusan PPTI Al-Falah Masa Khidmah 2014-201……… 84
Tabel 3.4 Jadwal Santri Harian PPTI Al Falah Salatiga……… 86
Tabel 3.5 Daftar Nama Pengajar PPTI Al Falah Salatiga ……… 93
Tabel 3.6 Daftar santri Pondok Pesantren Edi Mancoro ………... 112 Tabel 3.7 Daftar Nama Santri Mukim Pondok Pesantren Edi Mancoro … 112 Tabel 3.8 Daftar Santri Non Mukim Pondok Pesantren Edi Mancoro ……. 114 Tabel 3.9 Struktur Organisasi Ponpes Edi Mancoro ……… 114
Tabel 3.10 Dafatr Nama Pengajar Ponpes Edi Mancoro ……… 116
Tabel 3.11 Kurikulum pondok pesantren Edi Mancoro ……… 117
Tabel 3.12 Kurikulum pondok pesantren Edi Mancoro ……… 135
Tabel 4.1 Daftar nama Ustadz/Ustadzah Ponpes Nurul Asna ……… 144
Tabel 4.2 Data Santri Putra PP Nurul Asna ……… 145
Tabel 4.3 Daftar Nama santri Putri PP Nurul Asna……… 146
Tabel 4.4 Struktur Organisasi Ponpes Nurul Asna ………. 149
Tabel 4.5 Kegiatan harian PP Nurul Asna ……….. 150
Tabel 4.6 Kegiatan Mingguan PP Nurul Asna Salatiga ………. 151
Tabel 4.7 Kegiatan tahunan PP Nurul Asna Salatiga ………. 151
Tabel 4.9 Tata tertib Ponpes Nurul Asna ……… 154
Tabel 4.10 Sarana dan prasarana Ponpes Al Hasan Salatiga ……….. 157
Tabel 4.11 Struktur Organisasi Pondok Pesantren Al Hasan ……… 158
Tabel 4.12 Data Santri Putri Pondok Pesantren Al-Hasan………. 159
Tabel 4.13 Daftar Nama Santri Putra Ponpes Al Hasan Salatiga ……….. 161
Tabel 4.14 Data Ustadz Pondok Pesantren Al-Hasan ……… 162
Tabel 4.15 Sistem Pendidikan Pondok Pesantren Al Hasan ……….. 163
Tabel 4.16 Kurikulum dan metode pembelajaran Pondok Pesantren Al Hasan ……….. 176
DAFTAR PENGKODEAN Wawancara (W)
1. Pihak IAIN Salatiga
a. Dr. H. Rahmat Hariyadi, M. Pd : W. REK.1a
2. Pondok Pesantren Al Falah Salatiga (AF)
a. Pihak pondok
1) K.H Zoemri RWS : W.AF.1a
2) Ustadz Gunawan Aji : W.AF.1b
3) Lurah Al Falah : W.AF.1c
4) Azkal Murtadlo : W.AF.1d
5) Bendahara : W.AF.1e
b. Pihak santri
1) Ani Maftukhah : W.AF.2a
2) Ashiyatul Lailiya Fauzi : W.AF.2b
3) Fitrotun Ummah : W.AF.2c
4) Sayyidatul Hajar : W.AF.2d
5) Evi Arfiyanti : W.AF.2e
3. Pondok Pesantren Edi Mancoro Kab. Semarang (EM)
a. Pihak pondok
1) Kyai Machfud : W.EM.1a
2) Ustadz Tajudin Umroni : W.EM.1b
b. Pihak santri
2) Muhammad Muchlas : W.EM.2b
3) Nur asyiyah : W.EM.2c
4) Nur Hikmah : W.EM.2d
5) Latifah Listiyanti : W.EM.2d
6) Tajudin Umroni : W.EM.2e
7) Durotul Yatimah : W.EM.2f
8) Munirotul Azizah :W.EM.2g
4. Pondok Pesantren Nurul Asna Salatiga (NA)
a. Pihak pondok
1) Ustadz Nur Cholis : W.NA.1a
2) Ustadzah Aminah : W.NA.1b
b. Pihak santri
1) Laili syafa‟ah : W.NA.2a
2) Setyoning Triya Utami : W.NA.2b
3) Fitri Nur Khasanah : W.NA.2c
4) Ira Nurushofa : W.NA.2d
5) Nur hikmah : W.NA.2e
6) Asri Nareswari. H : W.NA.2f
7) Nurul Annisa : W.NA.2g
8) Nurul Hikmah : W.NA.2h
5. Pondok Pesantren Al Hasan Salatiga (AH)
a. Rif‟an N.R : W.AH.2a
c. Didik Sujatmiko : W.AH.2c
d. Nur Asiah : W.AH.2d
e. M.syukron : W.AH.2e
f. Umi Khoirotunn Nisa‟ : W.AH.2f
g. Arina Sa‟diyah : W.AH.2g
Mahasiswa Tidak Mondok atau Mahasiswa Biasa (MTM)
1. Agung Nur Shidiq : MTM.1
2. Akbar Fathoni : MTM.2
3. Akhlis Nurul Majid : MTM.3
4. Choerul Amri : MTM.4
5. Anif Ginanjar Nugroho : MTM.5
6. Budi Setyaningsih : MTM.6
7. Enggar Sayekti : MTM.7
8. Hoerul Huda : MTM.8
9. Kunto Hadiningrat : MTM.9
10.Yuli Susanti : MTM.10
11.Muhlisin : MTM.11
12.Monica Lolita Meyty : MTM.12
13.Nanda Dwi Putri : MTM.13
14.Rizka Ratih D.P : MTM.14
15.Wildan Andi Saputra : MTM.15
16.Khoerul Fatikhin : MTM.16
18.Imroatus Sholikhah : MTM.18
19.Venti Rindani : MTM.19
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Desain Penelitian ……… 190
LAMPIRAN 2 Panduan Wawancara ………. 192
LAMPIRAN 3 Panduan Observasi ……… 193
LAMPIRAN 4 Panduan Dokumentasi ……… 194
LAMPIRAN 5 Catatan Wawancara ……… 195
LAMPIRAN 6 Catatan Wawancara ……… 197
LAMPIRAN 7 Catatan Wawancara ……… 198
LAMPIRAN 8 Catatan Wawancara ……… 200
LAMPIRAN 9 Catatan Wawancara ……… 202
LAMPIRAN 1 0 Catatan Wawancara ……… 204
LAMPIRAN 1 1 Catatan Wawancara ……… 206
LAMPIRAN 1 2 Catatan Wawancara ……… 208
LAMPIRAN 1 3 Catatan Wawancara ……… 210
LAMPIRAN 1 4 Catatan Wawancara ……… 212
LAMPIRAN 1 5 Catatan Wawancara ……… 214
LAMPIRAN 1 6 Catatan Wawancara ……… 216
LAMPIRAN 1 7 Catatan Wawancara ……… 218
LAMPIRAN 1 8 Catatan Wawancara ……… 220
LAMPIRAN 1 9 Catatan Wawancara ……… 222
LAMPIRAN 20 Catatan Wawancara ……… 224
LAMPIRAN 21 Catatan Wawancara ……… 226
LAMPIRAN 2 2 Catatan Wawancara ……… 228
LAMPIRAN 2 3 Catatan Wawancara ……… 230
LAMPIRAN 2 5 Catatan Wawancara ……… 234
LAMPIRAN 2 6 Catatan Wawancara ……… 235
LAMPIRAN 2 7 Catatan Wawancara ……… 236
LAMPIRAN 28 Daftar Nama Santri Putri PPTI Al Falah ………… 237 LAMPIRAN 29 Daftar Nama Santri Putra PPTI Al Falah ………… 241 LAMPIRAN 30 Daftar Nama Santri Mukim Ponpes Edi Mancoro... 244
LAMPIRAN 31 Daftar Nama Santri Putra Ponpes NA ………… 245
LAMPIRAN 32 Daftar Nama Santri Putri Ponpes NA ………….. 246 LAMPIRAN 33 Daftar Nama Santri Putri Al Hasan ……….. 248
LAMPIRAN 34 Daftar Nama Santri Putra Al Hasan ………. 250
LAMPIRAN 35 Perbandikan IPK Mahasiswa di Ponpes
dan Mahasiswa Biasa ……….. 251
LAMPIRAN 36 Transkip Nilai Narasumber
LAMPIRAN 37 Foto-foto Kegiatan Ponpes
LAMPIRAN 38 Surat Izin Penelitian
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sistem pendidikan pesantren diperkenalkan pertama kali di Indonesia
oleh Syaikh Maulana Malik Ibrahim,1 yang dikenal dengan nama Syaikh
Maghribi dari Gujarat, India, yang mendirikan pondok pesantren di Jawa.2
Perintisan pondok pesantren ini kemudian dilanjutkan oleh Raden Rahmat
atau yang lebih dikenal dengan nama Sunan Ampel. Dari rintisan pondok
pesantren ini munculah pondok-pondok pesantren lain di Indonesia. Oleh
karena itu, pesantren merupakan sumber tipologi yang sangat unik dari sistem
pendidikan yang telah berusia ratusan tahun. Pesantren merupakan tonggak
awal atau asal muasal lahirnya lembaga pendidikan penting di tengah
masyarakat.3
Dewasa ini perkembangan pesantren begitu pesat, dari desa-desa
pedalaman sampai di tengah kota metropolitan sekalipun. Image pesantren sebagai lembaga pendidikan non formal yang hanya mempelajari ilmu-ilmu
agama, khususnya kitab-kitab kuning seiring perkembangan zaman mulai
berubah sesuai dengan perkembangan teknologi yang ada.
Pesantren di zaman sekarang sudah mulai mengkombinasikan
kurikulum berbasis agama dengan kurikulum berbasis nasional bahkan
1
Soekama Karya dkk, Ensiklopedia Mini Sejarah dan Kebudayaan Islam, Jakarta: Logos, 1996, 36.
2
Manfred Ziemik, Terjemahan Boerje B. SoendjojoPesantren dalam Perubahan Sosial, Jakarta: P3M, 1986,180.
3
mungkin kurikulum berbasis internasional dalam mencetak santri-santrinya.
Sehingga generasi islam masa depan siap dan mampu terjun di tengah-tengah
masyarakat tidak hanya sebagai tokoh agama melainkan juga berperan
sebagai ilmuan yang memiliki wawasan dan ilmu pengetahuan yang luas di
ilmu-ilmu pengetahuan umum yang dibutuhkan masyarakat.
Pondok pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan yang ada
dalam masyarakat mempunyai peran penting dalam meningkatkan kualitas
sumber daya manusia, pendidikan pesantren tidak saja memberikan
pengetahuan dan keterampilan teknis tetapi yang jauh lebih penting adalah
menanamkan nilai-nilai moral dan agama. Filosofi pendidikan pesantren
didasarkan atas hubungan yang bermakna antara manusia, ciptaan atau
makhluk, dan Allah SWT. Hubungan tersebut baru bermakna jika bermuatan
atau menghasilkan keindahan dan keagungan. Ibadah yang dijalani oleh
semua guru dan santri di pondok pesantren diutamakan dalam hal mencari
ilmu, mengelola pelajaran, mengembangkan diri, mengembangkan kegiatan
bersama santri dan masyarakat.4
Saat ini kebanyakan pesantren berfungsi sebagai komunitas belajar
bagi para santri yang menimba ilmu di pondok pesantren tersebut, jadi
hubungan pondok pesantren dengan orang-orang yang terkait di dalamnya
sangatlah erat. Para santri bisa mendapatkan ilmu agama sekaligus ilmu
pengetahuan umum yang mereka dapatkan di lembaga pendidikan formalnya.
4 Nafi‟ Dian.M, dkk,
Dari fungsi pesantren di atas mengindikasikan bahwa pondok
pesantren berfungsi sebagai wadah ilmu untuk para santrinya. Fenomena ini
juga terjadi di pondok pesantren di Kota Salatiga dan sekitarnya. Banyak
santri pondok pesantren juga menimba ilmu di lembaga pendidikan formal di
Kota Salatiga dan sekitarnya.
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kota Salatiga adalah salah satu
lembaga pendidikan Islam tertinggi di kota Salatiga yang memiliki ribuan
mahasiswa baik yang dari pulau Jawa maupun yang dari luar pulau Jawa,
Sehingga agar niat dari rumah untuk menuntut ilmu terlaksana dengan baik
banyak mahasiswa IAIN Salatiga yang juga menimba ilmu di Pondok
Pesantren di Kota Salatiga dan sekitarnya. Sehingga kebutuhan ilmu formal
dan non-formal para mahasiswa tersebut terpenuhi.
Dari penjelasan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa pondok
pesantren yang ada di salatiga dan sekitarnya, sebagai tempat menempa
wacana yang matang bagi mahasiswa IAIN Salatiga selain mereka menempuh
ilmu keislaman di kampus mereka, jadi peran pondok pesantren di kota
Salatiga dan sekitarnya sangatlah berperan dalam membentuk kualitas lulusan
suatu lembaga pendidikan Islam, seperti di IAIN Salatiga.
Penulis melakukan penelitian yang fokus di pondok pesantren yang
terdapat di Kota Salatiga dan sekitarnya yang setiap pondok pesantren
mempunyai santri yang statusnya sebagai mahasiswa IAIN Salatiga.
Dari setiap pondok pesantren itu mempunyai sistem pendidikan yang
menerapkan kurikulum yang berbeda-beda pula dalam menyiapkan santri
yang mampu terjun langsung dalam kehidupan masyarakat, yaitu santri yaang
berpengetahuan agama sekaligus santri yang mempunyai wawasan luas di
bidang ilmu pengetahuan umum.
Dari problematika itu penulis meneliti masalah yang fokus pada
kontribusi pondok pesantren terhadap pembentukan kualitas mahasiswa IAIN
Salatiga. Pondok pesantren yang menerapkan sistem pendidikan yang seperti
apa dalam membentuk kualitas mahasiswa IAIN Salatiga, sejauh mana
pondok pesantren berpengaruh pada pembentukan kualitas mahasiswa IAIN
Salatiga, dan sejauh mana pondok pesantren berperan dalam pembentukan
kualitas mahasiswa IAIN Salatiga.
Maka dari itulah penulis akan mengangkat tema “Kontribusi Pondok
Pesantren Terhadap Pembentukan Kualitas Mahasiswa IAIN Salatiga
(Studi Kasus Pada Pondok Pesantren di Kota Salatiga dan Sekitarnya)”,
untuk menggali dan mengetahui lebih mendalam dan terperinci bagaimana
kontribusi pondok pesantren terhadap pembentukan kualitas mahasiswa IAIN
Salatiga.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang penulis paparkan di atas,
maka permasalahan yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana hubungan kelembagaan IAIN Salatiga dengan pondok
2. Bagaimana minat mahasiswa IAIN Salatiga untuk belajar di pondok
pesantren?
3. Bagaimana kurikulum dan metode pembelajaran pondok pesantren di kota
Salatiga dan sekitarnya?
4. Bagaimana kontribusi pondok pesantren di kota Salatiga dan sekitarnya
dalam pembentukan kualitas Mahasiswa IAIN Salatiga?
C. Tujuan Dan Signifikansi Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai oleh penulis adalah
sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui bagaimana hubungan kelembagaan IAIN
Salatiga dengan pondok pesantren di Salatiga dan sekitarnya?
b. Untuk mengetahui bagaimana minat mahasiswa IAIN Salatiga
untuk belajar di pondok pesantren?
c. Untuk mengetahui bagaimana kurikulum dan kegiatan
pembelajaran pondok pesantren di kota Salatiga dan sekitarnya?
d. Untuk mengetahui bagaimana kontribusi pondok pesantren di kota
Salatiga dan sekitarnya dalam pembentukan kualitas mahasiswa
IAIN Salatiga?
2. Manfaat Penelitian
1) Manfaat teoritik
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan khazanah
pesantren terhadap kualitas lulusan suatu lembaga pendidikan
islam pada umumnya dan IAIN Salatiga pada khususnya.
2) Manfaat Praktis
a. Bagi Lembaga Pendidikan Islam, sebagai bahan dokumentasi
historis begitu pentingnya pondok pesantren di kota Salatiga
dan sekitarnya dalam kontribusinya terhadap pembentukan
kualitas lulusan lembaga formal pendidikan islam yang ada di
kota Salatiga.
b. Bagi peneliti, penelitian ini merupakan pengalaman yang
berharga untuk memperluas cakrawala pemikiran dan
memperluas wawasan.
c. Bagi pondok pesantren, memberikan bahan pertimbangan
dalam menentukan kebijakan yang berorientasikan kepada
pengembangan yang baik terhadap kualitas pendidikan islam
santri pondok pesantren.
D. Kajian Pustaka
Penelitian tentang kontribusi atau peranan pondok pesantren
merupakan pembahasan yang mungkin sudah beberapa kali dikaji oleh para
peneliti, seperti penelitian Yusuf Sidiq menjelaskan tentang peran pondok
pesantren terhadap masyarakat, pondok pesantren dapat memberikan
pengaruh yang besar dalam kehidupan masyarakat seperti pengaruh pondok
pesantren dalam meningkatkan kualitas ibadah masyarakat, yang awalnya
pondok pesantren masyarakat tekun melaksanakan sholat 5 waktu dan
ibadah-ibadah lainnya.5
Penelitian penelitian Samsul Bahri dalam penelitiannya beliau
menjelaskan bahwa pondok pesantren sangat berpengaruh dalam
pembentukan perilaku keagamaan masyarakat disekitarnya, masyarakat yang
pada awalnya sangat kolot dalam hal keagamaan dengan adanya pesantren
mereka semakin mengerti tentang ajaran Islam dan pendidikan
masyarakatnya lebih maju dengan adanya pondok pesantren disana, selain itu
perilaku masyarakat mulai berubah dengan adanya pondok pesantren mereka
mulai membuat dan menjalankan kegiatan sehari-hari yang syarat akan ajaran
agama Islam yang sesuai dengan Al qur‟an dan As sunnah.6
Penelitian Wahyu Nugroho menjelaskan tentang pengaruh pondok
pesantren dalam pembinaan keberagamaan remaja, dalam penelitian ini
difokuskan pengaruh pondok pesantren dalam pembinaan remaja di
sekitarnya, Keberadaan pondok pesantren sedikit banyak memberikan peran
bagi masyarakat khususnya para remaja sekitar pondok pesantren, Sebagian
remaja telah memanfaatkan sarana yang disediakan sebagai tempat
mengembangkan ilmu agama dan bertukar informasi kepada santri. Sehingga
diharapkan program pembinaan berjalan secara maksimal.7
5
Yusuf Sidiq, Sejarah pesantren dan Kontribusinya Terhadap Masyarakat, Yogjakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2008, 5.
6
Samsul Bahri, Pengaruh Pondok Pesantren Terhadap Perilaku Keagamaan Masyarakat, Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2008, 14.
7
Penelitian Moh. Lutfi Khoirudin dijelaskan bahwa peran kyai dalam
meningkatkan kualitas pendidikan islam pada santri pondok pesantren sangat
penting dan berpengaruh karena kyai adalah pemimpin tertinggi di pondok
pesantren, peran ini diwujudkan dalam kegiatan mengontrol langsung
jalannya aktivitas keseharian pondok pesantren.8
Penelitian Samsul Choeri dijelaskan bahwa manajemen dilakukan
untuk mencapai tujuan yang diinginkan sesuai dengan visi dan misi pondok
pesantren, manajemen yang diakukan di pondok pesantren meliputi:
manajemen kyai, manajemen santri, manajemen personalia, manajemen
keuangan dan pengelolaan pembelajaran, serta manajemen sarana dan
prasarana.9
Penelitian Suprapti Wulaningsih menjelaskan bahwa pondok pesantren
sangat berperan penting dalam membentuk karakter santri, karakter santri
dapat terbentuk dengan baik melalui kegiatan sehari-hari santri di pondok
pesantren yang melibatkan langsung ntara santri dengan santri sehingga
hubungan antara santri dengan santri berjalan dengan baik, dari hal ini
mereka bisa saling menghargai satu sama lain dalam menjalani kehidupan
bersama di pondok pesantren.10
Dari beberapa buku dan hasil penelitian yang penulis deskripsikan di
atas, memang cukup banyak tulisan ilmiah yang senada dengan tema
8
Muh. Lutfi Khoirudin, Peran Kyai Dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan Islam Santri Pondok Pesantren, Malang: UIN Malang, 2008, 10.
9
Samsul Choeri, Manajemen Pondok Pesantren di Pondok Pesantren, Salatiga: STAIN Salatiga, 2013, 6.
10
kontribusi atau peranan pondok pesantren sehingga dapat melengkapi satu
sama lain, akan tetapi penulis masih belum menemukan kajian yang secara
khusus meneliti kontribusi pondok pesantren terhadap pembentukan kualitas
mahasiswa IAIN Salatiga.
Dengan demikian, penelitian ini sangat penting dilakukan mengingat
fokus penelitiannya adalah kontribusi pondok pesantren terhadap
pembentukan kualitas mahasiswa IAIN Salatiga.
E. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yaitu mengadakan penelitian terhadap subyek penelitian tertentu untuk
memperoleh data yang benar dan terpercaya tentang kontribusi pesantren
di Kota Salatiga dan sekitarnya dalam membentuk kualitas mahasiswa
IAIN Salatiga.
Penelitian yang dilakukan di lapangan adalah penelitian yang
bersifat kualitatif yakni prosedur data penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan keadaan
yang diamati. 11
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode kualitatif yaitu,
penelitian yang tidak menggunakan perhitungan.12 Secara teknis penelitian
kualitatif dapat diartikan sebagai penelitian yang secara fundamental
bergantung pada pengamatan pada manusia dalam bahasanya dan dalam
11
Margono.S, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 1997, 36. 12
peristilahannya.13 Oleh karena penelitian ini tidak melibatkan pada
perhitungan, maka hasil yang diperoleh berupa data yang berwujud
kata-kata tertulis atau lisan dari perilaku orang yang diamati.
Metode kualitatif ini ditekankan penggunaannya dalam mencari
keterangan tentang dasar, konsep dan sistem pendidikan pesantren,
kontribusi pesantren, kontribusi pesantren terhadap pembentukan kualitas
lulusan. Metode ini lebih ditekankan untuk mengetahui tingkat kontribusi
pesantren dalam membentuk kualitas mahasiswa IAIN Salatiga.
2. Lokasi Penelitian
Di kota salatiga dan sekitarnya terdapat banyak pondok pesantren,
adapun penulis mengambil lokasi di IAIN Salatiga sebagai lembaga
pendidikan yang menjalin kerjasama dalam pembentukan kualitas
mahasiswa dan 4 sampel pondok pesantren, yaitu 3 pondok pesantren yang
ada di kota Salatiga dan 1 pondok pesantren yang berada disekitar kota
Salatiga, yaitu Pondok Pesantren Nurul Asna yang terletak di Desa
Pulutan Kecamatan Siderojo Kota Salatiga, Pondok Pesantren Tarbiyatul
Islam Al-Falah yang terletak di Desa Dukuh Kecamatan Sidomukti Kota
Salatiga pondok Pesantren Al Hasan yang terletak di Dusun Banyuputih
Timur, Desa Sidorejo Lor, kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga dan Pondok
Pesantren Edi mancoro yang terletak di Desa Gedangan Kecamatan
Tuntang Kabupaten Semarang. Keempat pondok pesantren tersebut
merupakan lembaga yang representatif untuk dijadikan subyek penelitian.
13
Mengingat banyaknya mahasiswa IAIN Salatiga yang juga menimba ilmu
di pondok pesantren tersebut.
3. Sumber Data
a. Sumber Data Primer
Sumber data primer adalah sumber data yang langsung diperoleh
penulis dari lapangan.14 Seperti sumber data yang berupa kata-kata dan
hasil pengamatan di lokasi penelitian.
b. Sumber data sekunder
Sumber data sekunder adalah sumber data yang digunakan
penulis sebagai acuan penelitian atau sumber data yang digunakan
penulis secara tidak langsung.15 Seperti buku- buku, tulisan ilmiah, dan
penelitian-penelitian terdahulu yang digunakan sebagai sumber
penelitian.
4. Pendekatan Penelitian
Karena dalam penelitian ini akan dipelajari status fenomena dan
hubungan antara satu faktor dengan faktor lain, maka penelitian ini juga
menggunakan pendekatan studi kasus.16 Dalam pemilihan kasus yang
sebagai objek penelitian ini digolongkan sebagai collective case study,
yaitu pendekatan studi kasus yang digunakan untuk menarik
kesimpulan terhadap populasi dari kasus-kasus tersebut.
14
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2009, 308.
15Sugiyono, …., 308. 16
Selain itu penulis juga menggunakan pendekatan penelitian,
deskriptif survei yaitu pengumpulan data sebanyak-banyaknya mengenai
hal-hal yang berkenaan dengan mahasiswa IAIN Salatiga yang menjadi
santri diberbagai pondok pesantren yang ada di kota Salatiga dan
sekitarnya.
Pendekatan sosiologis juga digunakan penulis untuk mengkaji
sejauh mana kontribusi pondok pesantren di kota Salatiga dan sekitarnya
terhadap pembentukan kualitas mahasiswa IAIN Salatiga. Pendekatan ini
memang penting untuk mengkaji agama-agama, namun juga salah jika
memandang pendekatan ini sebagai kunci untuk memahami fenomena
keagamaan.17
5. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dikenal oleh penelitian kualitatif
pada umumnya pertama adalah wawancara mendalam. Kedua teknik
observasi dan ketiga teknik dokumentasi.18Ketiga teknik tersebut digunakan
dengan harapan dapat saling melengkapi antar ketiganya. Lebih jelasnya
ketiga teknik tersebut adalah:
a. Wawancara Mendalam
Wawancara atau interview adalah suatu bentuk komunikasi
verbal yang bertujuan memperoleh informasi.19Wawancara secara garis
besar dibagi dua, yakni wawancara tak tersetruktur dan wawancara
17
Zakiyudin Baidhawy, Studi Islam Pendekatan dan Metode, Yogyakarta: PT Bintang Pustaka Abadi, 2011, 264.
18
Hamidi, Metode Penelitian Kualitatif, Malang: Universitas Muhammadiyah Malang, 2004, 72.
19
terstruktur. Wawancara tak terstruktur sering juga disebut wawancara
mendalam, wawancara intensif, wawancara kualitatif, terbuka, etnografis.
Sedangkan wawancara terstruktur disebut wawancara baku yang susunan
pertanyaannya sudah dibakukan sebelumnya dengan pilihan jawaban
yang tersedia.20 Sedangkan menurut Patton21 macam wawancara
dibedakan menjadi 3 antara lain:
1) Wawancara pembicaraan informal. Jenis wawancara ini pertanyaan
yang diajukan sangat tergantung pada pewawancara itu sendiri. Jadi
bergantung pada spontanitasnya dalam mengajukan pertanyaan
kepada terwawancara. Hubungan pewawancara dengan terwawancara
dalam suasana biasa, wajar, seperti pembicaraan biasa dalam
kehidupan sehari-hari.
2) Pendekatan menggunakan petunjuk umum wawancara. Pewawancara
membuat kerangka dan garis besar pokok-pokok yang dirumuskan.
Petunjuk wawancara hanyalah berisi petunjuk secara garis besar
tentang proses dan isi wawancara untuk menjaga agar pokok-pokok
yang direncanakan dapat seluruhnya tercakup.
3) Wawancara baku terbuka. Jenis wawancara ini adalah wawancara yang
menggunakan seperangkat pertanyaan baku. Urutan pertanyaan
kata-katanya dan cara penyajiannyapun sama untuk setiap responden.
20
Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004, 180.
21
Keluwesan mengadakan pertanyaan pendalaman terbatas, dan hal itu
bergantung pada situasi wawancara dan kecakapan pewawancara.
Peneliti menggunakan wawancara tidak terstruktur dan
menggunakan pendekatan menggunakan petunjuk umum dimana peneliti
hanya menggunakan pedoman wawancara yang memuat kerangka garis
besar berisi tentang pokok-pokok yang dirumuskan yang akan ditanyakan
kepada subyek dengan tujuan untuk memperoleh informasi bukan
baku/informasi tunggal dengan irama yang bebas.
Persiapan wawancara tak terstruktur dapat diselenggarakan
menurut tahap-tahap antara lain22: 1) menemukan siapa yang akan
diwawancarai, 2) mencari tahu bagaimana yang sebaiknya untuk
mengadakan kontak dengan responden, 3) mengadakan persiapan yang
matang untuk pelaksanaan wawancara.
Sebelum pelaksanaan wawancara peneliti membuat pedoman
wawancara terlebih dahulu untuk menentukan siapa yang akan
diwawancarai, materi atau pedoman garis-garis besar topik yang akan
dilakukan dalam proses wawancara. Setelah pedoman wawancara dibuat,
peneliti mengadakan kontak awal dengan responden baik langsung
maupun tidak langsung untuk menentukan waktu yang tepat untuk
dilaksanakan wawancara. Sebelum melaksanakan wawancara peneliti
melakukan persiapan-persiapan berupa catatan harian, kamera, maupun
alat perekam. Dalam proses wawancara peneliti meminta persetujuan
22
terlebih dahulu untuk direkam dengan responden. Dan setelah selesai
wawancara untuk keabsahan data peneliti melakukan member check
dengan menyimpulkan poin-poin penting dan meminta persetujuan
kembali dengan responden. Dalam wawancara peneliti merekam dan
membuat catatan hasil dari wawancara tersebut.
Pertimbangan digunakan teknik ini adalah untuk memperoleh
data dari sumbernya secara langsung dengan berbagai pihak yang terlibat
langsung dalam kontribusi pondok pesantren terhadap maasiswa IAIN
Salatiga antara lain dengan bapak Dr. Rahmat Haryadi, M. Pd sebagai
Rektor IAIN Salatiga, Drs. K.H. Nasafi, M.A sebagai pengasuh Ponpes
Nurul asna, K.H M. Zoemri RWS, sebagai pengasuh Ponpes Al-Falah,
K.H Ikhsanudin MZ sebagai pengasuh Ponpes Al- Hasan dan K.H.
Mahfudz Ridwan. Lc sebagai pengasuh Ponpes Edi Mancoro. Sedangkan
dari pihak ustadz adalah: Ustadz Gunawan L.A (sebagai dewan Asatidz di
Ponpes Al-Falah), Ustadz Nur Cholis dan Ustadzah Aminah sebagai
dewan asatidz di Pondok Pesantren Nurul Asna Salatiga, ustadz tajudin
Umroni sebai ustadz di ponpes Edi Mancoro dan dari pihak santri
sekaligus mahasiswa aktif di IAIN Salatiga adalah Ani Maftukhah, Laili
Syafa‟ah, Naimmatus Tsaniyah, Sayyidatul Hajar, dan Fitrotun Ummah
serta mahasiswa biasa yang tidak mondok sebagai pembanding: Fariez
Nada Makarim, Anif Ginanjar Nugroho, Monica Lolita Meyti, Khoirul
Fatikhin, Wildan Andi Saputra, Choerul Amri, Yuli Susanti, dan Hoerul
b. Observasi
Observasi atau pengamatan dalam rangka mengumpulkan data
dalam suatu penelitian merupakan hasil perbuatan jiwa secara aktif dan
penuh perhatian. Untuk menyadari adanya suatu rangsangan tertentu yang
diinginkan atau studi yang disengaja dan sistematis tentang keadaan atau
fenomena sosial dan gejala psikis dengan jalan mengamati.23
Dalam observasi ini diusahakan mengamati keadaan yang
wajar dan yang sebenarnya tanpa usaha yang disengaja untuk
mempengaruhi mengatur atau memanipulasikannya.24 Dalam penelitian
kualitatif, metode pengamatan berperan sangat penting. Karena
memungkinkan peneliti untuk mendapatkan informasi secara lengkap.
Bentuk kegiatan peneliti dengan mengamati secara terjun langsung ke
lapangan atau ke sekolah sehingga peneliti ikut aktif di dalamnya,
langsung dapat melihat situasi yang diamati dan dipaparkan melalui
pengamatan dan pencatatan. Pengamatan berlatar alamiah atau tak
terstruktur karena terjadi secara naturalistik dan apa adanya yang terjadi
di sekolah.25
Dalam melakukan pengamatan peneliti terjun langsung ke
lokasi penelitian yaitu di Ponpes Nurul Asna Kota Salatiga, Ponpes
Al-Falah Kota Salatiga, ponpes Al Hasan dan Ponpes Edi Mancoro Tuntang
kabupaten Semarang. Peneliti mengamati proses pembelajaran yang
23
Mandalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan proposal, Jakarta: Bumi Aksara, 2003, 63.
24
S. Nasution, Metode Research, Jakarta: Bumi Aksara, 2011, 106. 25
berkaiatan dengan kontribusi pondok pesantren terhadap kualitas
Mahasiswa IAIN. Peniliti melihat langsung kondisi dan situasi yang
diamati selanjutnya dipaparkan melalui pencatatan. Dalam melakukan
pencatatan peneliti menuliskan kondisi yang sebenarnya dan tidak
dibuat-buat.
Dalam melakukan pengamatan tidak bisa berdiri sendiri,
artinya tidak dapat dilakukan tanpa pencatatan datanya. Adapun
langkah-langkah dalam pembuatan catatan lapangan sebagai berikut26:
1) Membuat catatan lapangan.
Catatan lapangan sangat penting karena merupakan anak
rantai antara pengumpulan data berdasarkan observasi dan wawancara
dengan analisis serta pengolahan data. Catatan lapangan menjadi
dasar utama dalam penulisan laporan, maka sejak mulanya perlu kita
melaksanakan menurut sistematika tertentu.27 Ketika melakukan
pengamatan peneliti menuliskan hal-hal pokok saja dalam
pengamatan dan direkam dalam video, ketika sampai di rumah baru
dibuat catatan lapangan berdasarkan data dan video rekaman. Catatan
lapangan ini diguanakan sebagai pedoman untuk membuat paparan
data hasil observasi tentang hal yang berhubungan dengan kontribusi
pondok pesantren terhadap kualitas Mahasiswa IAIN Salatiga.
26
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian …, 180-182. 27
2) Buku harian pengalaman lapangan dibuat dalam bentuk yang telah
terorganisasi dan harus diisi setiap hari. Pembuatan buku harian itu
dimanfaatkan untuk analisis data dan pengkategorian.
3) Catatan kronologis dilakukan secara rinci dan secara kronologi dan
secara kronologi dari waktu ke waktu. Catatan itu diberi nomor urut
kemudian pencatatan disertai waktu.
4) Jadwal pengamatan berisi waktu secara rinci tentang apa yang akan
dilakukan dimana bilamana apa yang diamati dan semacamnya.
5) Balikan melalui pengamat lainnya. Pengalaman pengamat itu dapat
saling dipertukarkan dengan pengamat sendiri dan hal itu dapat lebih
memperbaiki teknik pengamatannya.
6) Alat elektronika seperti video, alat perekam maupun kamera.
7) Daftar cek, dibuat untuk mengingatkan pengamat apakah seluruh
aspek informasi sudah diperoleh atau belum.
Sesuai dengan setting yang dikehendaki. Teknik ini digunakan
dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana kontribusi pondok pesantren
terhadap kualitas mahasiswa IAIN Salatiga, Observasi yang kami lakukan
di lapangan meliputi: bagaimana minat mahasiswa IAIN Salatiga untuk
belajar di pondok pesantren, kurikulum pendidikan di masing-masing
pondok pesantren, sistem pembelajaran di masing-masing pondok
pesantren yang di teliti, dan bagaimana kontribusi masing-masing pondok
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data
dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen baik dokumen
tertulis, gambar maupun elektronik. Dokumen-dokumen tersebut
diurutkan sesuai dengan kekuatan dan kesesuaian isinya dengan tujuan
pengkajian. Isinya dianalisis, dibandingkan dan dipadukan membentuk
satu hasil kajian yang sistematis, padu dan utuh.28 Dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan dokumen antara lain29:
1) Dokumen Pribadi.
Dokumen pribadi merupakan catatan atau karangan seseorang secara
tertulis tentang tindakan, pengalaman dan kepercayaannya. Maksud
mengumpulkan dokumen pribadi ialah untuk memperoleh kejadian
nyata tentang situasi sosial dan arti berbagai faktor di sekitar subyek
penelitan. Contoh dokumentasi pribadi adalah buku harian, surat
pribadi dan otobiografi.
2) Dokumen Resmi.
Dokumentasi resmi terbagi atas dokumen internal dan dokumen
eksternal. Dokumen internal berupa memo, pengumuman, instruksi,
aturan suatu lembaga masyarakat tertentu yang digunakan dalam
kalangan sendiri. Dokumen eksternal berisi bahan-bahan informasi
yang dihasilkan oleh suatu lembaga social berita yang disiarkan
kepada media massa.
28
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian …, 221-222. 29
Teknik ini secara khusus digunakan untuk memperoleh
dokumen resmi tentang profil pondok pesantren secara umum, visi misi,
struktur organisasi, profil ustadz, keadaan santri, sarana dan prasarana.
Sedangkan dokumen pribadi ustadz meliputi: daftar santri, susunan
pengurus, metode pengajaran, kegiatan pembelajaran, bentuk evaluasi
yang mendorong kontribusi pondok pesantren terhadap kualitas lulusan
IAIN Salatiga.
6. Teknik Sampling
Teknik sampling dalam penelitian kualitatif jelas berbeda dengan
yang non kualitatif.30 Sampel dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan
responden, tetapi sebagai narasumber, atau partisipan, informan, teman dan
guru dalam penelitian. Sampel dalam penelitian kualitatif juga bukan disebut
sampel statistik, tetapi sampel teoritis karena tujuan penelitian kualitatif
adalah untuk menghasilkan teori.31
Sampling dalam penelitian kualitatif adalah pilihan penelitian
meliputi aspek apa, dari peristiwa apa, dan siapa yang dijadikan fokus pada
suatu saat dan situasi tertentu, karena itu dilakukan secara terus menerus
sepanjang penelitian. Penelitian kualitatif umumnya mengambil sampel
lebih kecil dan lebih mengarah ke penelitian proses daripada produk dan
biasanya membatasi pada satu kasus.32
30
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005, 223.
31
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005, 298.
32
Dalam penelitian kualitatif teknik sampling yang sering digunakan
adala purposive sampling dan snowball sampling. Purposive sampling
adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan
tertentu. Perkembangan tertentu ini misalnya orang tersebut yang dianggap
tahu tentang apa yang kita harapkan atau mungkin dia sebagai penguasa
sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi obyek atau situasi yang
diteliti. Atau dengan kata lain pengambilan sampel diambil berdasarkan
kebutuhan penelitian. Snowball sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data yang pada awalnya jumlahnya sedikit tersebut belum mampu
memberikan data yang lengkap, maka harus mencari orang lain yang dapat
digunakan sebagai sumber data.33 Jadi, penentuan sampel dalam penelitian
kualitatif dilakukan saat peneliti mulai memasuki lapangan dan selama
penelitian berlangsung.
Untuk menjaring sebanyak mungkin informasi dari berbagai macam
sumber. Dalam penelitian ini tidak ada sampel acak, tetapi sampel bertujuan
(purposive sampel). Sampel bertujuan ini cirri-cirinya sebagai berikut34: a. Rancangan sampel yang muncul: Sampel tidak dapat ditentukan atau
ditarik terlebih dahulu.
b. Pemilihan sample secara berurutan: Tujuan untuk memperoleh variasi
sebanyak-banyaknya hanya dapat dicapai apabila pemilihan satuan
sampel dilakukan jika satuannya sebelumnya sudah dijaring dan
33
Noeng Muhajir, Metode Penelitian Kualiitatif, Yogyakarta: Rake Sarasia, 1996, 31.
dianalisis. Teknik sampling bola salju bermanfaat dalam hal ini, yaitu
mulai dari satu menjadi makin lama makin banyak.
c. Penyesuaian berkelanjutan dari sampel: Pada mulanya setiap sampel
dapat sama kegunaannya, namun semakin banyak informasi sampel
dipilih atas dasar fokus penelitian.
d. Pemilihan berakhir jika sudah terjadi pengulangan: Jika informasi yang
diperlukan sudah dapat dijaring, maka penarikan sampel pun sudah dapat
diakhiri.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan sampel bertujuan untuk
memperoleh informasi sebanyak-banyaknya tentang fokus penelitian. Ketika
informasi tersebut sudah mencukupi maka penarikan sampel dihentikan.
Sampel yang diambil dari penelitian ini antara lain beberapa kyai sebagai
pimpinan pondok pesantren, beberapa ustadz sebagai pengajar, dan beberapa
santri yang aktif sebagai mahasiswa IAIN Salatiga sekaligus sebagai santri
di masing-masing pondok pesantren tersebut dan mahasiswa biasa yang
tidak mondok. Selain itu juga sampel pengamatan pembelajaran di
masing-masing pondok pesantren dan juga kegiatan-kegiatan yang ada di pondok
pesantren.
7. Analisis Data
Metode ini adalah untuk menelaah, mengkaji dan menganalisis
a. Metode Analisis Diskriptif
Metode diskriptif menurut Sanapiah Faisal adalah berusaha
mendiskripsikan dan menginterpretasikan apa yang ada baik mengenai
kondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang sedang tumbuh, proses
yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang terjadi, atau
kecenderungan yang sedang berkembang. Dalam penelitian ini penulis
memaparkan konsep pondok pesantren dalam membentuk kualitas
lulusan, kemudian menginterpretasikannya, menganalisis kondisi
efektivitas pondok pesantren terhadap pembentukan kualitas mahasiswa
IAIN Salatiga.
b. Metode Analisis Induktif
Yaitu berfikir dari hal-hal yang khusus dan kongkrit kemudian
ditarik kesimpulan yang bersifat umum atau general.35 Dalam penelitian
ini penulis mengumpulkan data tentang kontribusi pondok pesantren di
Kota Salatiga dan sekitarnya terhadap peembentukan kualitas
mahasiswa IAIN Salatiga. Data-data ini kemudian diolah menjadi
kesimpulan yang bersifat general. Adapun langkah-langkah Induktif
penelitian adalah sebagai berikut:
1. Tahap Pra-Lapangan
Pada tahap ini peneliti mengunjungi lokasi, dalam hal ini
adalah ponpes Nurul Asna Kota Salatiga, ponpes Al-Falah Kota
Salatiga, ponpes Al Hasan dan ponpes Edi Mancoro Tuntang
35
Kabupaten Semarang. Untuk mendapatkan gambaran yang tepat
tentang latar penelitian, kemudian peneliti menggali informasi
yang diperlukan dari orang-orang yang dianggap memahami
subyek penelitian. Selain itu peneliti juga melakukan beberapa
langkah penelitian, yaitu menyusun rancangan penelitian, memilih
lapangan penelitian, mengurus perizinan, menjajaki dan menilai
keadaan lapangan, memilih dan memanfaatkan informasi, dan
menyiapkan perlengkapan penelitian.
2. Tahap Kegiatan Lapangan
Pada tahap kegiatan lapangan, ada tiga langkah yang harus
dilakukan, yaitu memahami latar penelitian dan persiapan diri,
memasuki lapangan dan berperan serta sambil mengumpulkan
data. Pada tahap ini peneliti mengumpulkan data-data yang
diperlukan dengan metode-metode yang telah ditentukan
sebelumnya.
3. Tahap Analisis Data
Pada tahap ini, peneliti melakukan penghalusan data yang
diperoleh dari subyek, informan maupun dokumen dengan
memperbaiki bahasa dan sistematikanya agar dalam pelaporan ini
hasil penelitian tidak terjadi kesalahpahaman maupun salah
penafsiran. Setelah data-data itu dianalisis dengan cara yang telah
4. Tahap Penulisan
Pada tahap ini, peneliti menyusun laporan hasil penelitian
dengan format yang sesuai dalam bentuk tulisan dan bahasa yang
mudah dipahami oleh pembaca.
F. Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan thesis ini, penulis menggunakan penelitian
lapangan dengan pendekatan kualitatif serta menekankan pada kekuatan
analisis data-data dari sumber yang ada, hal ini akan dijelaskan lebih lanjut
pada bab metode penelitian. Sedangkan dalam hal penulisan, penulis
membagi menjadi beberapa bab. Pada tiap-tiap bab dibagi menjadi beberapa
sub-bab yang isinya satu dengan yang lain saling memiliki korelasi atau
keterkaitan, supaya mudah dipahami. Adapun sistematika penulisan adalah
sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan, yang berisi latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian dan signifikansi penelitian, kajian pustaka atau penjelasan
tentang penelitian sebelumnya sehingga dapat dijelaskan posisi penelitian ini
dalam literature atau penelitian sebelumnya, metode penelitian, dan
sistematika penulisan.
BAB II Kajian Teori, yang menjelaskan pengertian pondok pesantren,
pengertian kontribusi pondok pesantren dan pengertian kualitas mahasiswa.
BAB III Kontribusi Pondok Pesantren Al Falah Dan Pondok Pesantren Edi
memuat tentang kontribusi pondok tersebut terhadap pembentukan kualitas
mahasiswa IAIN Salatiga.
BAB IV Kontribusi Pondok Pesantren Nurul Asna Dan Pondok Pesantren Al
Hasan Terhadap Pembentukan Kualitas Mahasiswa IAIN Salatiga, yang
memuat tentang kontribusi pondok tersebut terhadap pembentukan kualitas
mahasiswa IAIN Salatiga.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Pondok Pesantren 1. Pengertian Pondok
Pondok berasal dari bahasa Arab yaitu funduk yang berarti yang berarti hotel atau asrama.36 Dalam Bahasa Indonesia nama pondok dan
pesantren sering dipergunakan bersama untuk menyebut “pondok pesantren”, namun dalam pembahasan ini penulis ingin menjelaskan
terlebih dahulu tentang pengertian pondok itu sendiri. Pondok adalah suatu
tempat untuk kediaman para santri atau siswa dimana di tempat itu terjadi
proses belajar mengajar.
Adapun penggabungan dua kata ini sesuai dengan sifat pesantren
yang yang di dalamnya terdapat unsur atau komponen yang berhubungan
satu sama lain yaitu hubungan dimana di dalamnya terdapat sarana
pendidikan keagamaan dan sarana kehidupan bersama dalam suatu
kelompok belajar yang berdampingan dan berjalan secara selaras dan
seimbang.
Pondok atau asrama merupakan ciri khas tradisi pesantren yang
diwariskan turun-menurun sebagai pusat pencarian ilmu. Dahulu, ada
perbedaan antara sistem pondok pesantren dengan pendidikan di luar
pesantren, perbedaan itu adalah pondok pesantren masih berbentuk
36
tradisional dalam segi tempat seperti masjid, rumah kyai, dan dari segi
pelajaran pondok pesantren lebih cenderung pada pengkajian kitab-kitab
kuning atau kitab salafi, berbeda dengan pendidikan di luar sekolah yang
sudah menggunakan kurikulum di sistem pendidikannya. Namun dewasa
ini, pondok pesantren juga telah menerapkan kurikulum dalam sistem
pembelajarannya dan hubungan antara santri dan elemen-elemen pondok
lebih dominan karena berada dalam satu lingkungan dan bertemu selama
24 jam penuh di pondok.
Alasan utama pesantren harus menyediakan tempat sebagai pondok
atau asrama adalah37:
a. Kemashuran seorang kyai dan kedalaman pengetahuannya tentang
Islam yang dapat menarik minat santri yang datang dari jauh untuk
dapat menggali ilmu dari kyai tersebut secara teratur dan rela
meninggalkan kampung halaman dan menetap di dekat kyai.
b. Hampir semua pesantren berada di desa-desa dimana tidak ada
perumahan yang cukup untuk menampung santri-santri, dengan
demikian adanya asrama atau pondok sangatlah penting.
c. Adanya sikap timbal balik antara kyai dan santri, dimana para santri
menganggap kyai adalah orang tua mereka, begitu pula kyai
menganggap santri sebagai titipan Tuhan yang harus senantiasa
dilindungi.
37
Pondok biasanya terdiri dari dua yaitu pondok wanita dan pondok
laki-laki. Biasanya pondok wanita dipisahkan dengan pondok laki-laki.
Adapun keadaan kamar antara dua pondok ini tidak jauh berbeda.
2. Pengertian Pesantren
Pesantren sebagai „kampung peradaban” dengan segala
kesederhanaan dan kekurangannya menyimpan potensi besar yang telah
terbukti dapat melakukan transformasi peradaban Islam yang lebih
kosmopolit.38
Pesantren berasal dari kata santri, dengan awalan pe dan akhiran an
yang berarti tempat tinggal para santri, Profesor Jhons berpendapat bahwa
istilah santri berasal dari bahasa Tamil yang berarti guru mengaji,
sedangkan C.C Berg berpendapat bahwa istilah tersebut berasal dari istilah
shastri yang dalam bahasa India berarti orang yang tau buku-buku suci agama Hindu, atau seorang sarjana ahli kitab suci agama Hindu.
Selanjutnya menurut Chaturverdi dan Tiwari, kata “shastri” berasal dari
kata “shastra” yang berarti buku suci, buku-buku agama atau buku-buku
tentang ilmu pengetahuan.39 Sementara menurut Ziemek pesantren berasal
dari istilah pasantrian yang berarti tempat santri.40
38
Djohan Efendi, Pesantren Kampung Peradaban, dalam Hasbi Indra, Pesantren
dan Transformasi Sosial Study Atas Pemikiran K.H. Abdullah Syafi’i Bidang Pendidikan
Islam, Jakarta: Paramadina, 2003, xviii. 39
Zamakh Syari Dhofier, Tradisi Pesantren, Study Tentang Pandangan Hidup Kyai, Jakarta: LP3ES, 1985, 18.
40
Nurcholis Madjid mengemukakan, ada dua pendapat yang bisa
dijadikan acuan untuk meneliti asal-usul kata “santri”. Pertama, santri
berasal dari bahasa Sansekerta sastri artinya melek huruf, karena kaum santri dengan kitab-kitab yang mereka pelajari adalah kelas literary bagi orang Jawa. Kedua, kata santri berasal dari Bahasa Jawa Cantrik yang berarti seseorang yang mengabdi kepada seorang guru. Cantrik selalu mengikuti kemana saja gurunya menetap dengan tujuan dapat mempelajari
sebuah keahlian. Pola hubungan guru-cantrik ini terus berlanjut dan berubah menjadi guru-santri yang kemudian menjadi kyai-santri dalam dunia pesantren.41
Pesantren sering disebut sebagai lembaga pendidikan tradisional
yang telah ada sejak dulu sebelum sekolah-sekolah barat ada di Indonesia.
Sistem pendidikan pesantren di Indonesia sangatlah unik dibandingkan
dengan lembaga-lembaga pendidikan formal lainnya.
Pesantren adalah lembaga pendidikan tradisional Islam untuk
mempelajari, memahami, mendalami, menghayati, dan mengamalkan
ajaran- ajaran islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan
sebagai pedoman perilaku sehari-hari. Pengertian “tradisional” dalam batasan ini menunjukkan bahwa lembaga ini hidup sejak ratusan tahun lalu
dan telah menjadi bagian yang penting dari sistem kehidupan sebagian
besar umat Islam di Indonesia, yang merupakan golongan mayoritas dan
telah mengalami perubahan dari masa ke masa sesuai dengan perjalanan
41
umat.42 Jadi, pengertian tradisional disini sebatas sumber-sumber hukum
dan kitab-kitabnya yang digunakan pondok pesantren sebagai acuan sistem
pembelajarannya. Sedangkan, metode pengkajian serta relevansi
permasalahan yeng terjadi dianalogikan oleh pondok pesantren dengan
sumber-sumber terdahulu agar tidak menyimpang dari Al-qur‟an dan As -Sunnah. Jadi, tradisional disini tidak berrti ketinggalan zaman. Namun, di
zaman sekarang pondok pesantren tidak bisa dikatakan tradisional karena
pondok pesantren sudah menerapkan kurikulum pembelajarannya dan
telah menerapkan berbagai macam bahasa asing dalam pembelajarannya.
Pesantren adalah lembaga pendidikan Islam yang umumnya
dilaksanakan dengan cara klasikal, pengajarnya adalh seseorang yang
menguasai ilmu agama melalui kitab kiatb Islam klasik atau yang lebih
penulis kenal kenal dengan kiatb salafi atau kitab kuning yang
menggunakan tulisan Arab dengan Bahasa Arab dan Bahasa Melayu kuno.
Pesantren adalah sebuah lembaga pendidikan agama Islam yang
sangat penting untuk tetap memposisikan manusia dalam dimensi spiritual.
Kehadiran pesantren berfungsi sebagai wadah untuk memperdalam
ilmu-ilmu agama Islam, mengamalkannya dan terus memelihara kontinuitas
tradisi-tradisi Islam dan terus mewariskannya pada generasi berikutnya.
Jadi, pesantren adalah suatu lembaga pendidikan agama Islam yang
mengajarkan agama, mengamalkan agam Islam secara mendalam, selain
itu pondok pesantren merupakan lembaga kegamaan dan lembaga
42
penyiaran Islam untuk masyarakat di sekitar pondok pesantren itu sendiri
maupun daerah santrinya berasal.
3. Pengertian Pondok Pesantren
Pondok pesantren adalah tempat berkumpulnya para santri atau
asrama tempat mengkaji ilmu agama Islam, di mana santri mempunyai
image sebagai seorang yang mengerti lebih jauh mengenai perihal agama di banding masyarakat umum. Pesantren adalah lembaga pendidikan
keagamaaan yang mempunyai ciri khasnya sendiri dibanding dengan
lembaga pendidikan lainnya. Sebagai lembaga pendidikan yang sudah
lama berkembang di Indonesia, pesantren berhasil membina dan
mengembangkan kehidupan beragama masyarakat.43
Pondok pesantren adalah suatu lembaga pendidikan agama Islam
yang tumbuh serta diakui masyarakat sekitarnya, dengan sistem asrama
(pemondokan di dalam komplek) dimana santri menerima pendidikan
agama melalui sistem pengajian atau madrasah yang sepenuhnya di bawah
kedaulatan kepemimpinan seorang atau beberapa orang Kyai.44
Pondok pesantren merupakan sarana untuk menyiapkan para santri
sebagai mutafaqqih fi ad-din (mengkaji ilmu agama) yang mampu mencetak kader-kader ulama dan pendakwah yang menyebarkan agama
Islam, serta membentuk akhlak. Selain itu, pondok pesantren juga
dimanfaatkan masyarakat sebagai sarana mengembangkan kepercayaaan
43
Nurcholis Madjid, Bilik-bilik Pesantren …, 5. 44
Islam, dan khususnya untuk mengembangkan kemampuan menafsirkan
inti ajaran Islam.
4. Sejarah Pondok Pesantren
Menelusuri tumbuh dan berkembangnya lembaga-lembaga
pendidikan keagamaan Islam di Indonesia, termasuk awal berdirinya
pondok pesantren tidak terlepas dari hubungannya dengan sejarah
masuknya Islam di Indonesia. Pendidikan Islam di Indonesia bermula
ketika orang-orang yang masuk Islam ingin mengetahui lebih banyak
tentang isi ajaran Islam yang baru dipeluknya, baik mengenai cara
beribadah, membaca Al-Qur‟an dan pengetahuan Islam yang lebih luas dan mendalam. Mereka biasanya belajar di rumah, masjid, langgar atau
surau.
Dalam perkembangannya, keinginan untuk lebih memperdalam
ilmu-ilmu agama telah mendorong tumbuhnya pesantren yang merupakan
tempat untuk melanjutkan belajar agama setelah tamat belajar di surau,
langgar atau masjid. Sejarah pendidikan Indonesia mencatat, bahwa
pondok pesantren adalah bentuk lembaga pendidikan pribumi tertua di
Indonesia. Lembaga ini telah berkembang khususnya di Jawa selama
berabad-abad. Maulana Malik Ibrahim salah satu spiritual father
Walisongo yang meninggal tahun 1419 di Gresik, dalam masyarakat Jawa
biasanya dipandang sebagai gurunya guru tradisi pesantren di tanah Jawa.
Dalam catatan sejarah, pondok pesantren dikenal di Indonesia sejak
padepokan di Ampel Surabaya dan menjadikannya pusat pendidikan di
Jawa. Para santri yang berasal dari pulau Jawa datang untuk menuntut
ilmu agama. Bahkan di antara para santri ada yang berasal dari Gowa dan
Talo, Sulawesi.
Pesantren Ampel merupakan cikal bakal berdirinya
pesantren-pesantren di tanah air. Sebab para santri setelah menyelesaikan studinya
merasa berkewajiban mengamalkan ilmunya di daerahnya masing-masing.
Maka di dirikanlah pondok-pondok pesantren dengan mengikuti pada apa
yang mereka dapatkan di Pesantren Ampel.
Mengenai pendirian dan pelembagaan pesantren pertama kali, baru
muncul pada pertengahan abad ke-18 M. Dari pesantren-pesantren kuno
yang terlacak, pesantren Tegalsari Panaraga yang didirikan tahun 1742
adalah pesantren paling tua. Pada akhir abad 18 M, lembaga pesantren di
Jawa semakin bertambah dan mengalami perkembangan pesat. Hal itu
terjadi pada rentang abad ke-19 M. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa pesantren muncul pada abad ke-18 M dan melembaga pada abad
ke-19 M.45
5. Tipologi Pondok Pesantren
Pondok pesantren adalah sebuah sistem yang unik, bukan hanya
dalam pendekatan pembelajarannya tapi juga pandangan hidup dan tata
nilai yang dianut, masing-masing pondok pesantren mempunyai
45