HU BUN GAN PENGETAHUAN TENTANG KISAH PARA RASUL DENGAN PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK KELAS V DI MADRASAH IBTH)AIYAH NEGERI TAMBAKSELO WIROSARI
GROBOGAN
TAHIJN AJARAN 2005-2006 Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam
Oleh:
A L IIM R O N 11404033
FAKULTAS T ARBI YAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
T A H U N A J A R A N 2 0 0 5 - 2 0 0 6
S K R I P S I
CD ia ju a ^ a n u n tu fc jM e m e n u fii ‘T u gas d a n 9/leC eng^api S y a r a t C juna
M e m p e ro k h (je C a rS a rja n a daCarn iC m u <T a r6 iy a fi
11404033
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
JURUSAN T ARBI YAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
DEPARTEMEN AGAMA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAIN) SALATIGA
Jl. Stadiun No. 03 Telp. 323433, 323706 Kode Pos 50271 Salatiga
VemUlJUAM PUtBIMBIMG
Lam p.: 1 (satu) naskah Salatiga, 13 Agustus 2006
Hal : Pengajuan Nskah Skripsi
Kepada:
Yth. Ketua STAIN Di Salatiga
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Bersama ini kami kirimkan naskah skripsi mahasiswa:
Nama : Ali Imron
NIM : 11404033
Program Studi : Pendidikan Agama Islam (PAI)
Judul : HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG KISAH PARA
RASUL DENGAN PEMBENTUKAN KEPR1BADIAN
ANAK KELAS V DI MADRASAH IBTIDA1YAH NEGER1
TAMBAKSELO WIROSARI GROBOGAN
TAHUN AJARAN 2005-2006
Untuk diujikan dalam sidang munaqosah skripsi. Demikian untuk menjadikan periksa.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
PENGESAHAN SKRIPSI
RASUL DENGAN PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN
ANAK KELAS V DI MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERi
TAMBAKSELO WIROSARI GROBOGAN
TAHUN AJARAN 2005-2006
Nama : Ali Imron
NIM : 11404033
Program Studi : Pendidikan Agama Islam (PAI)
Salatiga, 13 Agustus 2006
Judul : HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG KISAH PARA
Ketua Sekertaris
rs. Imam Sutomo. M.A; NIP. 150 216 814
Moch. Saerozi, M.Ag
^ ^ NIP_ J50 247 014
Penguji I
Drs. H. Nasafi NIP. 150 207 971
Penguji II
Drs. Kastolani. M.Ag NIP. 150 267 026
M otto
‘Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang
menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu menjadi
Rasul kepada segenap manusia. Dan cukuplah Allah menjadi saksi” (Q.S.
An-N isa’ 79)
Bapak, Ibu yang telah memelihara membimbing dan mendidikku
Yang kusayangi M ar’atun N avi’ah yang masih setia
1
ABSTRAK
Ali Imron: NIM. 11404033.
Hubungan Pengetahuan Tentang Kisah Para Rasul
dengan Pembentukan Kepribadian Anak Kelas V Di Madrasah Ibtidaiyah Negeri
Tambakselo Wirosari.
Pendidikan Agama Islam Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga 2006.Kata kunci: Pengetahuan kisah para rasul, kepribadian anak.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan kisah para rasul terhadap pembentukan kepribadian anak di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Tambakselo Wirosari tahun ajaran 2005/2006
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan jenis korelasional. Yaitu untuk menemukan ada dan tidaknya hubungan, sedang metode pengumpulan data yang digunakan adalah angket dan dokumentasi. Metode angket digunakan untuk mengungkap tentang hubungan pengetahuan kisah para rasul terhadap pembentukan kepribadian anak di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Tambakselo Wirosari. Sedangkan metode dokumentasi penting dari Madrasah Ibtidaiyah Negeri Tambakselo. Dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Tambakselo Wirosari pada bulan April sampai bulan Juni 2006, populasi penelitian adalah siswa Madrasah Ibtidaiyah Negeri Tambakselo Wirosari yang berjumlah 222 siswa, dengan teknik sampel kelompok yang dipilih adalah semua siswa kelas V yang berjutnlah 64 siswa.
Teknik analisa data yang peneliti gunakan untuk menguji hipotesis kerja (Ha) yang diajukan adalah menggunakan tehnik statistik dengan ramus korelasi
product moment.
Berdasarkan analisa data tersebut diperoleh hasil perhitungan atau rxy hitung sebesar 0.791 setelah diuji dengan tabel pada taraf 5% maupun 1%. Maka rxy hubungan pengetahuan kisah para rasul terhadap pembentukan kepribadian anak di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Tambakselo Wirosari telah ditemukan hasil yang signifikan yaitu 0,791 > 0,317 bertitik tolak dari analisis data, maka hipotesis nihil (Ho) ditolak dan hipotesis keija (Ha) yang diajukan dapat diterima.vi
haturkan kepada junjujgan nabi besar Muhammad SAW yang selalu dinantikan
syafa’atnya di hari kiamat.
Peneliti menyadari bahwa selesainya skripsi ini berkat bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu ini peneliti menyampaikan banyak terima kasih yang tiada
terhingga kepada yang terhormat:
1. Ketua STAIN Salatiga beserta pembantunya.
2. Ketua j urusan Tarbiyah beserta stafnya.
3. Ketua Program Transfer STAIN Salatiga beserta stafnya.
4. Dr. Rachmad Haryadi, M.Pd pembimbing skripsi yang penuh kesabaran
dan kearifan dalam memberikan bimbingan dan dorongan disela
kesibukannya.
5. Para Dosen Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga yang telah membimbing
selama kuliah dan memberikan bekal pengetahuan sebelumnya.
6. Bapak Kepala MIN Tambakselo beserta rekannya yang telah memberi
kesempatan melakukan penelitian.
7. Ayah dan Bunda yang selalu menyanyangiku dan mendidikku sejak kecil.
8. Yang kusanyangi istriku Mar’atun Naviah yang selalu memberi dorongan
dan pengertian.
9. Dan semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.
Akhirnya, semoga Allah memberi balasan kepada semua pihak yang telah
membantu peneliti menyusun skripsi ini.
Salatiga, Juni 2006
Peneliti
D A F T A R T A B E L
Tabel 01
Tabel 02
Tabel 03
Tabel 05
Tabel 06
Tabel 07
Tabel 08
Kisi-kisi instrumen
Kurikulum Madrasah
Guru dan pembagian tugas di Madrasah
Keadaan siswa
Distribusi frekwensi hasil tes pengetahuan kisah rasul
Distribusi frekwensi hasil angket kepribadian siswa Madrasah
Taraf signifikansi
Gambar 01
Gambar 02
Gambar grafik distribusi hasil uji pengetahuan kisah rasul
Gambar grafik distribusi hasil angket kepribadian siswa
DAFTAR ISI
F. Manfaat Hasil Penelitian... 6
G. Metode Penelitian... 7
H. Sistematika Penulisan Skripsi... 10
BAB II : LANDASAN TEORI A. Kisah Para R asul... 12
1. Kisah para rasu l... 12
2. Kisah-kisah rasul dalam Al-Qur’a n ... 13
B. Kepribadian
(
... 271. Pengertian kepribadian... 27
2. Kepribadian dalam Islam ... 28
41
B. Tempat dan Waktu Penelitian...
1. Tempat penelitian...
2. Waktu penelitian...
C. Populasi dan Sampel...
1. Populasi...
2. Sampel...
D. Teknik Pengumpulan D ata...
1. A ngket...
2. Dokumentasi...
E. Kisi-Kisi dan Beberapa Butir Instrumens...
F. Validitas dan Reliabilitas...
1. Gambaran umum lokasi penelitian
a. Letak geografis...
b. Sejarah berdirinya...
c. Struktur organisasi...
d. Kurikulum...
e. Guru dan pembagian tugas...
f. Keadaan sisw a... 57
B. Deskripsi Data 1. Penyajian data tentang pengetahuan kisah para rasu l... 58
2. Penyajian data tentang kepribadian... 59
C. Analisis D ata... 61
D. Pengajuan Hipotesis... 64
E. Pembahasan Hasil Penelitian... 65
1. Pengetahuan kisah para rasu l... 65
2. Pembentukan kepribadian... 66
BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan... 67
B. Saran-saran... 67
Daftar Pustaka
Lampiran
A. Latar belakang masalah
Di lembaga pendidikan Madrasah pengajaran studi akhlak sebagian
dilakukan dengan cara memberikan materi pelajaran tentang cerita para rasul
serta bercerita tentang tauladan-tauladan kisah para rasul serta umat terdahulu.
Hal ini wajar karena disebabkan sejarah para rasul mempunyai arti serta
esensial penting dalam pendidikan anak. Selain mengandung unsur historis,
kisah rasul juga mempunyai sifat-sifat keteladanan baik dari segi kepribadian,
kesetiaan, pengorbanan dan kesabaran.
Berdasarkan itu wajar bila siswa di Madrasah lebih mengidolakan para
rasul dari pada tokoh dalam cerita komik, maka banyak orang tua
mempercayakan 100% (seratus persen) pada lembaga pendidikan agama di
sekolah / Madrasah, pondok pesantren yang mereka beranggapan bahwa di
lembaga pendidikan agama adalah sebuah tempat pembentukan kepribadian
anak pada usia dini.
Dalam upaya membentuk pribadi dan perilaku yang baik, peranan agama
menjadi faktor penting sebagai pedoman hidup. Agama tidak hanya cukup
dipahami saja, akan tetapi harus dapat diamalkan oleh setiap orang. Perlu
digaris bawahi pula bagaimana tata cara penyampaian suatu pengajaran di
Madrasah diantaranya dengan pemberian materi kisah para rasul. Bahkan
2
imam Al-Ghozali mengatakan mempelajari ilmu akhlak adalah wajib bagi
individu muslim sesuai dengan waktu yang diwajibkannya (usia).1
Cerita rasul tidak hanya sebagai pengantar tidur saja, tetapi sebaiknya dan
seharusnya kita dapat meneladani mereka (para rasul) dalam kehidupan
sehari-hari. Pada zaman modem ini banyak kita temukan film-film carton
misalnya Batman, Shin Chan, Doraemon dan lain-lain yang menjadi idola
anak-anak yang lebih melekat di hati mereka. Hal ini menjadi tantangan berat
bagi kita bagaimana agar anak dapat mengidolakan rasul yang patut di
teladani khususnya Nabi Muhammad SAW. Sebagai firman Allah dalam Q.S
Al-Qur’an menganjurkan untuk mengikuti jejak panutan yang memiliki
kebenaran yang pasti.
J-p
U'O
0 .0. "^il . * Ua o *
,0 %
A
0 M#- 1 ® t* o j j a uI ^ j x a j l 9 <dil ( j j ) > i ( j l l pArtinya: “Katakanlah: jik a kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah
aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.
Allah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang ”. (Q.S. Ali
Tmron: 31 )2
Memang tidak mudah bagi orangtua untuk menyajikan cerita para rasul
yang menarik perhatian anak. Khususnya para gum pendidik mempunyai
peranan yang besar terhadap pembentukan kepribadian anak, sehingga gum
1 Drs. Zainuddin, dkk, Seluk Beluk Pendidikan Dari A l-G h azali: Bumi Aksara, 1991, him. 34.
mempunyai upaya yang baik dalam pembinaan anak. Perlu diketahui bahwa
anak cenderung untuk meniru dengan hal yang dilihat, didengar serta yang
dialaminya.
Artinya: “ Sesungguhnya dalam kisah para rasul terdapat pelajaran bagi
Namun di zaman globalisasi kebudayaan sering dianggap sebagai salah
satu penyebab kemerosotan kepribadian tersebut, memang kemajuan
komunikasi, sains dan tegnologi telah menghasilkan kebudayaan yang
semakin maju pula, proses ini disebut globalisasi kebudayaan yang semakin
mengglobal. Hal ini tem yata sangat berdampak terhadap aspek moral.
Madrasah yang seharusnya mampu membentuk kepribadian yang mantap
sekarang ini lebih dipandang sebagai lembaga pendidikan agama yang belum
mampu mencetak generasi yang berakhlakul kharimah dan berkepribadian
yang baik. Dengan adanya ketidakseimbangan tersebut maka lembaga
pendidikan agama khususnya Madrasah harus dapat merubah citra sebagai
lembaga pendidikan Islam yang berakhlak dan berbudi luhur. Bahkan imam
Al-Ghozali mengatakan mempelajari ilmu akhlak adalah wajib bagi individu
muslim sesuai dengan waktu yang diwajibkannya (usia).
Kemerosotan kepribadian itu juga terjadi pada semua lapisan masyarakat.
Meskipun demikian pada lapisan remaja kemerosotan kepribadian itu lebih 3
3 Departemen Agama, A l-Q ur’an dan Terjemahnya: CV. Asy-Syifa’, 1992, him. 'I
orang yang m au b erfik ir...” (Q.S. Yusuf: 111)
4
nyata terlihat. Kemerosotan kepribadian terlihat dikalangan remaja yang
dikenal sebagai kenakalan remaja, seperti yang banyak disaksikan, banyak
keluarga yang kehilangan ketentraman, bahkan ada pejabat yang harus
meninggalkan jabatan disebabkan oleh kenakalan remajanya.4
Kenakalan remaja itu kadang-kadang menimbulkan keresahan pula dalam
masyarakat, ketentraman dan kebahagiaan masyarakat terusik. Tidak jarang,
kenakalan remaja itu meningkat menjadi kejahatan remaja, seperti adanya
perampokan atau pemerkosaan yang dilakukan oleh remaja.
Berdasarkan uraian di atas maka dalam skripsi ini peneliti ingin
membahas hubungan pengetahuan kisah cerita para rasul terhadap
pembentukan kepribadian anak di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Tambakselo
Kabupaten Grobogan.
B. Rumusan Masalah
Sebagai pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pengetahuan tentang kisah para rasul pada siswa Madrasah
Ibtidaiyah Negeri Tambakselo?
2. Bagaimana kepribadian anak di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Tambakselo?
3. Adakah hubungan positif antara pengetahuan tentang kisah rasul-rasul
dengan pembentukan kepribadian anak di Madrasah Ibtidaiyah Negeri
Tambakselo?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin disampaikan dalam skripsi ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengetahuan siswa tentang kisah para rasul di Min
Tambakseslo.
2. Untuk mengetahui kepribadian siswa Madrasah Ibtidaiyah Negeri
Tambakselo.
3. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara pengetahuan kisah para
rasul dalam pembentukan kepribadian siswa Madrasah Ibtidaiyah Negeri
Tambakselo.
D. Penegasan Istilah
Untuk menghindari perluasan dalam memahami makna dan arti judul
yang penulis pilih, maka penulis akan memberikan beberapa penjelasan istilah
yang menjadi pokok dari judul skripsi ini.
> Pengetahuan cerita atau kisah para rasul adalah: segala sesuatu yang
diketahui; kepandaian berkenaan dengan hal (mata pelajaran) dalam
menceritakan perjalanan kehidupan sejarah para rasul agar jejak
kehidupan mereka dapat dijadikan pelita oleh para penyebar agama dan
para pembaharu untuk meneranginya dan mereka dapat mengambil
petunjuknya serta bertindak mengikutinya.5
6
> Pembentukan kepribadian adalah suatu proses atau cara dalam membentuk
totalitas psychophysics yang komplek dari individu.6 Dalam hal ini
ditekankan pada kepribadian muslim.
E. Hipotesis
Hipotesis adalah dugaan yang mungkin benar atau mungkin salah.
Hipotesa akan ditolak jika salah satu palsu, dan akan diterima jika fakta-fakta
membenarkanny a.7
Untuk memberikan jawaban yang bersifat sementara dalam penelitian ini,
maka penulis mengajukan hipotesa sebagai berikut: “ Ada hubungan positif
antara pengetahuan tentang kisah para rasul terhadap pembentukan
kepribadian anak di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Tambakselo Grobogan”.
F. Manfaat Hasil Penelitian
Hasil penelitian diharapkan agar memberikan manfaat baik secara teoritis
maupun secara praktis.
1. Secara Teoritis
Hasil penelitian ini akan menambah pengetahuan efektifitas
penggunaan cerita para rasul dalam pembentukan kepribadian anak
sehingga dapat memperluas pengetahuan profesional guru dalam proses
belajar mengajar.
6 Agus Sujanto, (1980). Psikologi Kepribadian. Jakarta : Bumi Aksara, 1980, him.
12.
2. Secara Praktis
Jika penelitian terbukti ada pengaruh yang signifikan antara hubungan
pengetahuan kisah para rasul terhadap pembentukan kepribadian anak di
Madrasah Ibtidaiyah Negeri Tambakselo Wirosari Grobogan, maka dapat
menjadi masukan para pengajar dalam mengambil langkah pendidikan
kepribadian yang lebih efektif lagi.
G. Metode Penelitian
Penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian kuantitatif dengan jenis
korelasional. Penelitian korelasi bertujuan untuk menemukan ada tidaknya
hubungan.8
1. Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian.9 Sedangkan menurut
pengertian yang lain populasi adalah semua individu untuk siapa
kenyataan- kenyataan yang diperoleh dari sample itu hendak
digeneralisasikan.10 Jadi dapat disimpulkan populasi adalah semua subyek
penelitian untuk siapa kenyataan-kenyataan yang diperoleh dari sample itu
hendak digeneralisasikan, apabila subyek kurang dari 100 (seratus), lebih
baik diambil semuanya.11
Populasi adalah siswa di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Tambakselo
Wirosari Grobogan yang beijumlah 222 siswa.
8 Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian. PT. Rineka Cipta, 1997, him. 120 9 Ibid., hlm.115
r
82. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi. 12 13 Sedangkan pengertian
yang lain sample adalah sebagian individu yang diselidiki. Jadi sample
adalah sebagian atau wakil populasi yang diselidiki.
Teknik yang penulis gunakan dalam pengambilan sample adalah
kelompok (cluster sample). Dari populasi siswa di Madrasah Ibtidaiyah
Negeri Tambakselo Wirosari Grobogan yang beijumlah 222 siswa, peneliti
mengambil kelas V (Lima) yang berjumlah 64 siswa.
Untuk mendapatkan data yang konkrit menggunakan pengumpulan data:
1. Angket
Angket adalah: sejumlah pertanyaan yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang
1 "3
pribadinya atau hal - hal yang ia ketahui.
2. Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah: mencari data mengenai hal-hal yang
berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen
rapat, legger, agenda dan sebagainya.14
Metode ini peneliti gunakan mengambil data-data yang berupa
dokumentasi penting dari di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Tambakselo
Grobogan, seperti struktur organisasi, monografi kesiswaan, dan data-data
lain untuk melengkapi penulisan skripsi.
Setelah data-data dikumpulkan , maka untuk mengetahui validitas dan
signifikasi, kemudian data-data itu dianalisis melalui beberapa tahap
antara lain dibawah i n i :
1. Analisis pendahuluan
Yaitu tahap pengelompokan data yang akan dimasukkan ke- distribusi
frekwensi dan diadakan pengolahan seperlunya, atau tahap pemberian
nilai hasil angket dengan memberi bobot nilai sebagai berikut:
a) A ltem atif jaw aban a diberi skor 4
b) A ltem atif jawaban b diberi skor 3
c) A ltem atif jaw aban c diberi skor 2
d) A ltem atif jaw aban d diberi skor 1
2. Analisis uji hipotesis
Untuk mengetahui kevaliditasan peneliti menggunakan ramus korelasi
Product Moment sebagai berikut:
Keterangan:
rxy = Koefisiensi korelasi antara cerita rasul - rasul (X) dengan
kepribadian anak (Y)
N = Jumlah sample yang diteliti
r
1 0Y = Variabel Y / terikat / kepribadian anak
I = Sigma
(jumlah)XY= Product dari nilai cerita para rasul dan kepribadian anak.15
Untuk mengukur validitas setiap item digunakan koefisien korelasi
sebagai berikut:
Antara 0,800 - 1,000 = sangat tinggi
Antara 0,600 - 0,800 = tinggi
Antara 0,400 - 0,600 = cukup
Antara 0,200 - 0,400 = rendah
Antara 0,000 - 0,200 = sangat rendah.16
H. Sistematika penulisan skripsi
Ruang lingkup pembahasan skripsi ini, berkisar pada masalah hubungan
pengetahuan kisah para rasul terhadap pembentukan kepribadian anak di
Madrasah Ibtidaiyah Negeri Tambakselo Grobogan, dalam hal ini kelas V
(Lima). Untuk lebih mudahnya secara sistematis dapat dijabarkan sebagai
berikut:
BAB I : Dalam hal ini membahas tentang latar belakang masalah,
perumusan masalah, tujuan penelitian, penegasan istilah, hipotesis, manfaat
hasil penelitian, metode penelitian, serta sistematika penulisan skripsi.
BAB II : Pada bab landasan teori ini, diuraikan pembahasan teori yang
menjadi landasan teoritik penelitian, yang khususnya berkaitan dengan
variable penelitian. Yaitu teori-teori mengenai hubungan pengetahuan kisah
para rasul dalam pembentukan kepribadian anak dan faktor-faktor yang
mempengaruhi terbentuknya kepribadian.
BAB III : Dalam bab ini akan dilaporkan hasil pengumpulan data yang
berkaitan dengan variable penelitian, yaitu pengaruh intensitas kisah rasul
dalam mempengaruhi kepribadian anak di Madrasah Ibtidaiyah Negeri
Tambakselo Grobogan.
BAB IV : Dalam bab ini memuat analisis pendahuluan, analisis uji
hipotesis.
BAB V : Bab ini berisi kesimpulan, saran-saran yang berhubungan
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kisah Para Rasul 1. Kisah Para Rasul
Dalam pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah Negeri salah satu metode
untuk membentuk kepribadian dengan menggunakan kisah para rasul.
Kisah para rasul diajarkan dalam mata pelajaran sejarah Islam dan Aqidah
Akhlak.
Kisah rasul yang diyakini memiliki dampak positif yang sangat baik
untuk dijadikan pedoman anak. Dalam hal ini Muhammad Ali Ash-
Shabuny memberikan pendapat bahwa:
Kisah rasul-rasul adalah suatu cerita tentang peijalanan kehidupan sejarah para rasul dengan maksud tujuan yaitu agar jejak kehidupan mereka cemerlang dapat dijadikan pelita oleh penyebar agama dan para pembaharu untuk meneranginya dan mereka dapat mengambil petunjuknya serta bertindak mengikutinya.17
Sedangkan Muhammad Rosyid Ridla menjelaskan pengertian tentang
rasul sebagai berikut:
Rasul adalah seorang manusia yang telah diberi wahyu oleh Allah dengan hukum syara’ dan ia dituntut untuk menyampaikannya kepada orang lain.18
17 Muhammad Ali Ash-Shabuny, Kisah-kisah Nabi dan Masalah Kenabian.
Semarang : Cahaya Indah, 1991, him. 148.
18 Muhammad Rosyid Ridla, Wahyu llahi Kepada Muhammad. Jakarta : Pustaka Jaya, 1982, him. 713.
2. Kisah-kisah Rasul Dalam Al-Qur’an a. Kisah Nabi Nuh a.s
Nabi N uh a.s adalah keturunan yang kesepuluh dari Nabi Adam
a.s. Nabi N uh diutus oleh Allah SWT untuk menyeru umat manusia
agar menyembah Allah SWT dan melarang memperhambakan diri
kepada selain Allah, tetapi manusia tidak menghiraukan atas seruan
Nabi Nuh bahkan selalu mengolok-oloknya dan mereka menantang
meyuruh nabi Nuh untuk mendatangkan janji Allah yang berupa siksa
jika Nuh memang orang yang benar.
Tetapi nabi Nuh masih saja tetap menyerukan kaumnya agar mau
beriman kepada Allah, sebagaimana yang diterangkan oleh Allah
dalam firman-Nya:
y
j*
; >
y
u l,
j i a
I * o & i* o ♦<; o A*-* o <♦' ' * *<* i* o tf i* j-*' o A " +
S i f J%3 J U ® S
(>
-
V :
A
j
I
£
jj) g]
j
a
ISU
j
J
jc
-
I
Artinya: “Sesungguhnya Kami telah mengutus Nabi Nuh kepada
kaumnya (dengan memerintahkan): “Berilah kaummu
peringatan sebelum datang padanya azab yang pedih”. Nuh
berkata:“Hai kaumku, sesungguhnya aku adalah pemberi
14
sembahlah olehmu Allah. Bertaqwalah pada-Nya dan taatlah
padaku” (Q.S. Nuh: 1-3).19
Sesungguhnya ketetapan Allah apabila telah datang maka tidak
bisa diundur lagi, walaupun ancaman yang menakutkan sudah
diberitahukan kepada semua kaumnya Nabi Nuh, bahkan cara Nabi
Nuh menyeru (dakwah) siang malam tetapi terayata kaumnya tidak
bertambah dekat kepada petunjuk Allah, bahkan bertambah jauh dari
kebenaran, malah banyak dari pemimpin mereka yang kafir, selalu
menghina, mengejek, serta menertawakan seruan Nabi Nuh. Sampai-
sampai mereka memasukkan anak jarinya kedalam telinga mereka dan
menutupkan bajunya ke mukanya dengan mengingkari dan
menyombongkan diri sehingga tidak mau mendengar dan memandang
Nabi Nuh.
Walaupun terjadi semacam itu tetapi Nabi Nuh masih tetap
menyeru atas kebenaran risalah yang dibawanya, sebagaimana firman
Allah SWT dalam Q.S. Nuh ayat 10-11:
j
jji
®s 'jS t.
i l l j j&j c J S a( i i > ;
*A
^ j i ) © l " j i l cArtinya: “M aka aku katakan kepada mereka: Mohonlah ampun kepada
Tuhanmu, sesungguhnya Dia akan menurunkan hujan
kepadamu dengan lebat”.20 (Depag, 1989:979)
Semua itu akan memberi manfaat kepada dirinya, keluarganya,
serta harta benda mereka. Tetapi semua janji Nuh dianggap omong
kosong yang tidak ada buktinya, malah pemimpin mereka mengatakan
kepada kaumnya agar tidak usah mendengarkan serta mengikuti ajaran
Nabi Nuh, tetapi mengimani ajaran nenek moyang mereka yaitu
menyembah berhala yang akhimya kaum tadi bertambah lama tidak
bertambah taat tetapi malah tambah berbuat kerusakan.
Sebelum Allah menurunkan banjir yang sangat hebat kepada kaum
yang kafir kepada Nabi Nuh, maka datanglah malaikat sebagai utusan
Allah kepada Nabi Nuh untuk memberi tahu cara membuat kapal
sampai selesai. Diwaktu Nabi Nuh bekerja membuat kapal kaumnya
selalu mengejek dan menghinanya. Segala ejekan dan hinaan
diterimanya dengan tenang dan sabar. Tidak lama kemudian selesailah
kapalnya Nabi N uh dan janji Allah telah datang, yakni turunnya hujan
yang lebat berhari-hari tiada henti dan mata air dari tanah juga
bersemburan. Angin badai juga tak ketinggalan sehingga air sangat
cepat tingginya dan dunia menjadi lautan besar.
Nabi Nuh dengan orang yang beriman naik ke atas kapal dan
berlayar dengan selamat diatas gelombang yang sangat dahsyat itu,
20
16
orang-orang kafir ada yang melarikan diri ke atas bukit yang tinggi. Tetapi
airpun sampai ke atas puncak gunung yang tinggi itu sehingga mereka
tidak berdaya lagi dan habislah mereka ditelan gelombang besar itu. Tiba-
tiba Nabi Nuh melihat anaknya (Kan’an) yang hampir tenggelam, maka
Nabi Nuh menyuruh anaknya supaya lekas naik ke atas kapal agar selamat
dari siksaan Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Hud ayat 43 :
( 4 3 : S i o k j ^ '
£ *
° u ^Artinya: “Hai anakku! Naiklah (ke atas kapal) bersama kami dan
janganlah kamu bersama-sama dengan orang kafir”.21
Karena anaknya Nabi Nuh tergolong orang kafir maka anaknya
menjawab dengan tidak mau mengikuti perintah ayahnya, sebagaimana
firman Allah SW T :
f J S i
V ' j s
1 >
• * o-u*
JlkJ
j J> VJ
4
i
°o*
( 4 3 :
* j k )
Artinya: “Anakku menjawab: Aku akan mencari perlindungan ke gunung
yang dapat memeliharaku dari air bah! Nuh berkata: Tidak ada
yang melindungi hari ini dari azab Allah selain Allah yang Maha
Penyayang. Dan gelombang menjadi
21
penghalang bagi keduanya, maka jadilah anak itu termasuk
orang-orang yang ditenggelamkan”.
Perahu Nabi Nuh berlayar hingga 6 bulan, mulai bulan Rojab dan
berakhir pada tanggal 10 Muharram. Kemudian sesudah kaum yang
durhaka musnah semua, sesuai dengan perintah Nabi Nuh maka Allah
memerintahkan pada alam ini: Hai bumi telanlah airmu dan hai langit
(hujanO berhentilah, maka airpun menjadi surut dan perahu Nabi Nuh
terdampar di pegunungan Armini/Arjudi. Nabi Nuh beserta anaknya
yang beriman yaitu Sam menurunkan orang Eropa dan Yafis
menurunkan orang Mongol. Demikianlah tersebar luas keturunan Nabi
Nuh beserta anak cucunya hingga keseluruh penjuru dunia. Nabi Nuh
wafat pada usia 950 tahun dengan mempunyai pengikut yang beriman
kepadanya hanya beberapa orang saja.
Dari kisah Nabi Nuh dapat diambil pelajaran bahwa:
1. Walaupun menghadapi berbagai rintangan dan tantangan
umatnya yang keras tetapi Nabi Nuh tetap tabah, sabar dan
berserah diri kepada Allah.
2. Allah mengirimkan siksa banjir dan menenggelamkan umat
Nabi Nuh yang durhaka dan menolak seruannya.
3. Barang Siapa taat dan patuh pada rasulnya serta menjalankan
segala perintah-Nya, maka Allah akan membalasnya dengan
pahala, tetapi sebaliknya barang Siapa yang tidak taat dan 22
18
patuh pada perintah-Nya, maka ia akan mendapat siksa dan
dimasukkan ke neraka.
4. Mengajak Tauhid kepada Allah.
5. Tabah dalam menghadapi cobaan.
6. Akibat orang durhaka akibat tidak mendengar seruan Nabi /
ayahnya sendiri.
7. Cinta keluarga tidak terletak dalam darah dan daging tetapi
terletak pada keimanannya.
8. Orang yang taat akan selalu dilindungi dan diselamatkan oleh
Allah.
9. Anak yang durhaka pada orang tua akan mendapat azab dari
Allah.
10. Kecerdasan Nabi Nuh dalam membuat perahu.
b. Kisah Nabi Ibrahim.
Ibrahim dilahirkan ditengah masyarakat yang penuh dengan
perbuatan kemusyrikan dan kedzaliman, beliau selalu terjaga dari
amalan yang maksiat berkat penjagaan dan kehendak Allah. Allah
selalu menjaga para nabi dan rasul-Nya dari perbuatan maksiat dan
durhaka. Apalagi di zaman lahimya Ibrahim, waktu itu berkuasa
seorang raja bemama Raja Namrud yang sangat zalim dan berbuat
sewenang-wenang serta mengaku dirinya sebagi Tuhan, selain itu ia
menyembah berhala. Ayah Ibrahim (Azar) termasuk orang yang
Pada suatu hari Namrud mendapat firasat bahwa suatu saat ada
laki-laki yang lahir untuk menjatuhkan kekuasaan raja, maka raja
memerintahkan kepada semua tentaranya agar mencari orang yang
melahirkan bayi laki-laki untuk dibunuhnya. Maka banyak Diantara
bayi laki-laki yang lahir dibunuh tanpa dosa. Pada suatu saat Ibrahim
dilahirkan oleh istri Azar, walaupun ayahnya Ibrahim pekeijaannya
membuat patung, tapi tidak tega membunuh anaknya sendiri.
Kemudian ia membuang anak bayinya di hutan yang di situ
banyak binatang buas, jadi tidak mungkin para tentara mencari di
hutan itu. Memang sudah menjadi kehendak Allah selalu melindungi
Ibrahim dari segala gangguan serta makanan bayi. Maka dikuasakan
oleh Allah jarinya Ibrahim dapat mengeluarkan madu yang banyak
mengandung vitamin. Dengan makanan Ibrahim sudah merasa
kenyang serta mempunyai pertumbuhan yang sangat baik dan besar.
Sesudah Ibrahim dewasa, ia mencari ibu dan bapaknya.
Pada suatu hari Ibrahim bemiat menghancurkan semua patung (±
70 patung) dan ditinggalkan berhala yang paling besar sebagai alat
berdebat untuk menjatuhkan raja Namrud dan rakyatnya. Kemudian
raja Namrud memerintahkan untuk menagkap Ibrahim, maka
terjadilah tanya jaw ab antara raja Namrud dan Ibrahim dan disaksikan
oleh rakyat yang berada di istana. Sesudah melewati perdebatan yang
sangat seru, akhimya Namrud kalah dan karena merasa malu dan takut
20
menghukum Ibrahim dengan kejam yaitu dengan membakamya dalam
keadaan hidup.
Mereka berprasangka Ibrahim telah meninggal dalam kobaran api
tersebut, tetapi atas kekuasaan Allah Nabi Ibrahim selamat, bahkan
dari ujung rambutnya tidak ada yang terbakar. Hal ini dijelaskan
dalam Q.S. Al-Anbiya’ ayat 69:
0 ^
rn
Ij j j j Ij j 13$Artinya: “Kami berfirman: “Hai api menjadi dinginlah dan menjadi
'j'l
keselamatan bagi Ibrahim”
Dengan mudah bagi Allah untuk menghendaki suatu perkara,
karena Dia Maha Kuasa, walaupun api merupakan alat pembakar yang
sangat panas tetapi menjadi dingin disaat Allah menghendakinya.
Demikianlah hal ini merupakan penghormatan dari Allah terhadap
Nabi Ibrahim sebagai mukjizat dan penjagaan terhadap rasul dan
orang yang dicintai oleh Allah. Maka bagi mereka janganlah takut
terhadap api neraka, tapi takutlah pada Tuhan yang membuat neraka
itu, maka kita akan diselamatkan dari siksa.
Dari kisah Nabi Ibrahim dapat diambil pelajaran:
1. Tanpa mengenal takut Nabi Ibrahim berdakwah untuk
mengajak kaumnya menyembah Allah dan meninggalkan
berhala dan jangan mengakui Tuhan selain Allah bukan raja
Namrud. 23
2. Mukjizat Nabi Ibrahim dari Allah yang dapat keluar dari
kobaran api tanpa terbakar sedikitpun.
3. Walaupun dengan hati berat memikul beban ujian Nabi
Ibrahim melaksanakan juga perintah Allah untuk menyembelih
putra kesayangannya Ismail.
4. Mengajak bertauhid kepada Allah.
5. Berbakti pada orang tua walaupun orang tuanya tidak beriman.
c. Kisah Nabi Muhammad.
Nabi Muhammad SAW dilahirkan pada tahun gajah, yakni tahun
dimana Abraham Al-Asyiram berusaha menyerang Makkah dan
menghancurkan K a’bah, tepatnya pada hari Senin malam, 12 Robi’ul
awal. Ia dilahirkan dalam keadaan yatim. Bapaknya Abdullah
meninggal ketika ibunya mengandung 2 bulan. Lalu ia diasuh oleh
kakeknya, Abdul Mutholib dan disusukan kepada seorang wanita dari
Bani Sa’ad bin Bakar, bemama Halimah binti Abi D zu’aib.
Selama keberadaan Nabi Muhammad SAW di pedalaman Bani
Sa’ad terjadilah peristiwa “pembelahan dada”, kemudian Nabi
Muhammad SAW dikembalikan kepada ibunya setelah genap berumur
tahun. Ketika sudah berumur enam tahun, ibunya Aminah meninggal
dunia. Kemudian berada dalam asuhan kakeknya. Tetapi setelah genap
berusia delapan tahun, beliau ditinggal mati oleh kakeknya, Setelah itu
22
Ketika Nabi Muhammad berusia 12 tahun, beliau mengikuti
pamannya pergi ke Syam untuk berdagang, disaat tiba di Busyra
beliau bertemu dengan pendeta Nasrani (Buhaira). Pendeta itu
mengetahui tanda-tanda kenabian yang ada pada diri Nabi Muhammad
SAW, maka dinasehati Abu Muthalib untuk kembali ke Makkah,
sebab dia kawatir kalau Nabi Muhammad SAW ditemukan oleh orang
Yahudi yang pasti akan dianiaya.
Sesudah Nabi Muhammad SAW mencapai dewasa mulailah beliau
berusaha sendiri dalam penghidupannya, karena beliau terkenal
seorang yang jujur, maka janda kaya bemama Khadijah mempercayai
beliau untuk membawa barang dagangannya ke Syam dan ditemani
oleh Maisyaroh dan memperoleh laba yang banyak. Sesudah Nabi
Muhammad SAW pulang datanglah lamaran dari pihak Khadijah
kepada beliau. Lalu beliau menyampaikan hal itu kepada pamannya.
Setelah itu tercapai sebuah kesepakatan untuk melangsungkan
pemikahan pada saat Nabi Muhammad SAW berumur 25 tahun,
sedangkan Siti Khadijah berumur 40 tahun.
Ketika Nabi Muhammad SAW berumur 40 tahun beliau menyepi
di gua H ira’. Pada malam 17 Ramadhan (6 Agustus 610 M) beliau
didatangi Malaikat Jibril yang mengajarkan membaca kepada Nabi
Muhammad SAW. Dan inilah wahyu pertama kali (Iqra’ ayat 1-5)
yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW dan saat inilah
pengangkatan sebagi rasul beliau mencapai usia 40 tahun 8 bulan 8
hari menurut tahun Qomariyah.
Menurut riwayat selama tiga bulan lamanya sesudah menerima
wahyu yang pertama barulah Nabi Muhammad SAW menerima
wahyu yang kedua, dikala menunggu datangnya wahyu itu Rasulullah
diliputi rasa cemas dan kawatir kalau wahyu itu putus, dan hampir saja
beliau putus asa. Tetapi ditetapkan hatinya beliau dan tetap bertahan di
gua Hira’. Kemudian datanglah malaikat Jibril dan menyampaikan
wahyu kedua yakni Q.S. Al-Muddasir ayat 1-7.
Sesudah Nabi Muhammad SAW menerima wahyu yang kedua ini
yang menjelaskan tugas atas dirinya, mulailah beliau dengan
sembunyi-sembunyi menyeru keluarganya, sahabatnya, seorang demi
seorang agar meninggalkan menyembah berhala dan hanya
menyembah kepada Allah. Orang yang pertama kali beriman adalah
istri beliau (Siti Khadijah), budak Nabi (Zaid bin Haritsah) dan
sahabat karibnya (Abu Bakar As-Shidiq).
Tiga tahun Nabi Muhammad SAW melakukan
dakwah arrad,
yaitu ajakan masuk Islam seorang demi seorang secara diam-diam dan
dari rumah kesatu rumah yang lain. Kemudian turunlah firman Allah:
24
Artinya: “Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala
apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari
orang-orang yang musyrik ” (Q.S. Al-Hijr: 94).24
Ayat ini memerintahkan kepada Nabi Muhammad agar
menyiarkan Islam secara terang-terangan dan meninggalkan cara
sembunyi-sembunyi itu. Maka Nabi Muhammad menyerukan
kaumnya secara umum ditempat terbuka untuk menyembah Allah.
Ketika orang Quraisy melihat gerakan Islam yang bertambah luas
dan pengikutnya bertambah banyak, maka bangkitlah kemarahan
mereka, sehingga disiksalah pengikut Islam dari golongan rendah,
tetapi iman mereka bertambah kuat. Setelah orang Quraisy melakukan
bermacam cara untuk mem bend ung peijuangan Nabi tidak memberi
hasil. Maka mereka memboikot Bani Hasyim dan Bani Mutholib yang
keduanya saling mendukung perjuangan Nabi.
Pemboikotan yang dirasakan Nabi Muhammad belum lagi hilang,
beliau mendapat cobaan yaitu dengan meninggalnya pamannya beliau
dalam usia 87 tahun. Karena pamannya Abu Muthalib adalah orang
yang berpengaruh dalam masyarakat, dia merupakan perisai setiap
saat yang memberi perlindungan kepada Nabi. Dan dalam tahun itu
pula wafatlah Siti Khadijah istri Nabi. Dialah yang menghibur hati
Nabi dikala sedih dan menghidupkan jiw a Nabi Muhammad saat
24
kesulitan, dikorbankan harta serta fikirannya untuk dakwah Nabi.
Tetapi yang demikian itu tidak mengendorkan perjuangan Nabi.
Didalam keadaan seperti itu Nabi Muhammad SAW diperintahkan
oleh Allah untuk melaksanakan Isra’ Mikraj dari kota Mekkah ke kota
Baitul Magdis di Palestina, kemudian naik kelangit ketujuh dan
langsung ke Sidratul Muntaha dan ke Mustawa. Disitulah beliau
menerima perintah langsung dari Allah tentang sholat lima waktu
yang asal mulanya 50 waktu kemudian dikurangi hingga tinggal lima
waktu. Demikianlah kebijaksanaan serta perjuangan Nabi kepada
umatnya.
Adapun hikmah Allah memerintah Isra’ Mikraj kepada Nabi
dalam perajalanan satu malam itu, adalah untuk menambah keimanan
dan keyakinan sebagai rasul untuk membawa risalahnya. Dengan
demikian akan menambah kekuatan batin sewaktu menerima cobaan
dan besamya dalam memperjuangkan cita-cita luhur mengajak seluruh
umat kepada ajaran Islam. Peristiwa Isra’ Mikraj ini terjadi kepada
malam 27 Rajab tahun ke sebelas sesudah beliau diangkat menjadi
rasul. Perajalanan Nabi SAW adalah mencakup segenap golongan
manusia untuk hidup utama. Dikanan kirinya ditemui hal-hal yang
tidak bias diterima oleh akal sehat. Namun beliau memang sudah
dipersiapkan oleh Allah sedemikian rupa, sehingga tidak terpengaruh
oleh hal-hal yang melingkupinya, karena memang beliau dibimbing
I
26memujinya, seperti Toymbee, bahkan kesuksesan Islam bila
dibandingkan dengan agama-agama lain sebelumnya, semata-mata
karena pribadi Nabi Muhammad SAW. Beliau seorang politikus
ulung, disamping menjadi Nabi dan Rasul agama besar Islam.
Tentang kepribadian Nabi Muhammad SAW, secara tegas
dijelaskan oleh sebuah hadist, kepribadiannya adalah Al-Qur’an dan
Al-Qur’an sendiri mensifati kepribadiannya sebagai kepribadian
mulia. Sebagaimana firman Allah:
Artinya: “Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang
Salah satu faktor yang penting dan berhubungan dalam membina
dan mewujudkan masyarakat yang berkepribadian muslim ialah suri
tauladan yang baik yang terdapat pada diri Nabi Muhammad SAW.
Semua itu disebabkan karena Allah telah menghimpun seluruh
kepribadian mulia pada pribadi Nabi Muhammad SAW dan telah
mendidik dengan didik sebaik-baiknya serta telah memelihara sejak
beliau masih kanak-kanak hingga dewasa dari segala perbuatan yang
buruk dan tercela.
25 log.cit,. him. 979
B. Kepribadian
1. Pengertian Kepribadian
Agus Suyanto, dkk, mengatakan sebagai berikut:
Kata kepribadian berasal dari kata personality yang berarti kedok/topeng yaitu tutup muka yang berarti sering dipakai pemain panggung, yang dimaksudnya untuk menggambarkan perilaku, watak, pribadi seseorang. Hal itu dilakukan oleh karena ciri-ciri yang khas yang dimiliki seseorang tersebut dalam arti kepribadian yang baik maupun yang kurang baik.26
Dalam hal ini Dzakiyah Darajat menyamakan pengertian kepribadian
dan mental, ia menyebutkan bahwa:
Dalam ilmu Psikiatry dan Psikhoterapi, kata mental sering digunakan sebagai ganti dari kata personality (kepribadian) yang berarti bahwa mental adalah semua unsur jiw a termasuk pikiran, emosi, sikap dan perasaan yang dalam keseluruhan dan kebulatannya akan menentukan corak laku, cara menghadapi suatu hal yang menekan perasaan, mengecewakan atau menggembirakan, menyenangkan dan sebagainya.27 28
Kepribadian adalah suatu totalitas Psikophosis yang komplek dari
28 individu, sehingga nampak di dalam tingkah lakunya.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa:
- Personality itu terdapat unsur dinamis dan keunikan
- Personality atau kepribadian itu merupakan suatu kebulatan.
- Kompleknya itu disebabkan oleh karena banyaknya faktor-faktor
luar yang ikut menentukan kepribadian itu.
Pemyataan itu sejalan dengan pandangan Prof. Dr. Winamo
Surahmat, yang mengatakan bahwa:
28
Mengetahui adanya faktor-faktor yang bersumber dari dalam diri manusia dan faktor dari luar manusia. Yang pertama adalah sifat organisme individu dan yang kedua adalah hasil sosialisasi, kesemuanya berpadu secara dinamis dalam sebuah kompleksitas.29
2. Kepribadian dalam Islam
Malik D. Badri mengatakan sebagai berikutMemang benar bahwa teori kepribadian dapat menjadi sebuah subyek yang sulit jik a ditinjau dari sudut pandang Islami. Suatu hal mungkin kita bisa berbicara langsung tentang sebuah “teori kepribadian yang Islami” secara tepat. Bagi seorang muslim, Islam merupakan ungkapan keseluruhan dalam hidupnya. Ini memang sebuah kebenaran yang sesungguhnya.30 31
Al-Qur’an juga memberikan gambaran tentang hal tersebut, Firman
Allah dalam surat Al-Baqarah: 208.
a s r j £ J
Artinya: “ Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu kedalam
1 1 Islam secara keseluruhan”.
Sedangkan pengertian kepribadian muslim, menurut Ahmad D.
M arimba ialah sebagai berikut:
Kepribadian muslim adalah kepribadian yang seluruh aspek- aspeknya yakni baik tingkah laku luamya, kegiatan-kegiatan jiwanya, maupun filsafat hidupnya dan kepercayaannya menunjukkan pengabdian kepada Tuhan penyerahan diri padanya.32
Dari pengertian diatas, maka kepribadian muslim itu merupakan
keseluruhan kualitas dari pada seseorang meliputi tingkah laku
luamya, seperti cara-caranya berbuat, berbicara dan meliputi
kegiatan-29 Winamo Surahmat, Dasar dan Teknik Risearch, Bandung, Tarsito, 1977, him. 94 30 Malik D. Badri, Delima Psikologi Muslim, Jakarta, Pustaka Firdaus, 1994, him. 69 31 Departemen Agama, A l-Q ur’an dan Terjemahnya: CV. Asy-Syifa’, Jakarta, 1992, him. 50
kegiatan jiw anya seperti cara berfikir, sikap, minat dan filsafat hidup
serta kepercayaan sesuai dengan ajaran Islam
Untuk membentuk kepribadian muslim, bukan hal yang mudah
tetapi berangsur secara perlahan dan merupakan suatu yang
berkembang. Oleh karena pembentukan kepribadian muslim
merupakan sebuah proses.
Dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa: orang muslim memiliki
kepribadian yang harmonis.
Artinya: “ Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat
Sedangkan kepribadian itu disebut harmonis, menurut Drs. Ahmad
D. Marimba: Kalau segala aspek seimbang, tenaga-tenaganya
seimbang pula sesuai dengan kebutuhan dan seimbang antara peranan
Oleh karena itu, kepribadian yang harmonis itulah yang akan
dituju oleh pembentukan kepribadian. Dalam rangka pembentukan
kepribadian muslim, harus dimulai sejak dini, yaitu sejak anak belum
33 Departemen Agama, A l-Q ur’an dan Terjemahnya: CV. Asy-Syifa’, 1992, him. 36 4 Ahmad D. Marimba, ibid., him. 75
Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi
saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul
(Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu”.
30
lahir sampai anak menjadi dewasa, karena pembentukan kepribadian itu
memerlukan waktu yang lama.
Jadi pembinaan kepribadian anak itu tidak hanya dilalui setelah
anak itu lahir, melainkan dimulai sejak ia berada di kandungan, bahkan
lebih jauh dimulai sejak adanya pemilihan jodoh.
Ketika bayi itu lahir, ia belum mengetahui apa-apa dan ia masih
sangat jemih lemah keadaannya, firman Allah SWT:
Artinya: “ Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan
Penanaman jiwa taqwa, menuju pribadi yang mulia harus sejak itu
lahir, sebagaimana diajarkan agama Islam, yang memerintahkan supaya
bayi itu harus di-adzankan agar pengalaman pertama yang diterimanya
adalah kalimah suci yang membawa ketaqwaan kepada Allah SWT.
Hal ini sesuai dengan hadist Nabi Muhammad SAW:
35 Departemen Agama, Al-Qur'an dan Terjemahnya: CV. Asy-Syifa’, 1992, him.
tidak mengetahui sesuatu apapun, dan Dia memberi kamu
pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur” .35
t > : 'J3 f.
o -a ^
5^ ' 6 °
IsJj
:
S
j j j aJ 1 >
(_£^)juuil Aj^f ^9
j ^^Xajll A_j^f ^9 ^jpts
aJ
aJ
j(
c iW
•»
j j)
^ ^
Artinya: “ Dari Abi Hurairah ra. berkata: Diriwayatkan dari Nabi
SAW. “ Barang siapa lahir anaknya, kemudian di-
adzankan pada telinga kanannya dan ia di-iqomatkan pada
telinga kirinya, maka bayi itu akan terhindar dari gangguan
Ummu Sibyan (Syaithan)”.36
Berdasarkan uraian permasalahan diatas, maka sudah jelas bahwa
mencapai kualitas pribadi muslim yang tinggi hams dimulai sejak dini,
dan yang sangat berpengaruh adalah orang tuanya, sebab kedua orang
tuanya itu merupakan orang pertama yang mempengaruhi
terbentuknya kepribadian anak.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya kepribadian.
Kepribadian manusia itu dapat berubah, berarti ia mudah atau
dapat dipengaruhi oleh sesuatu. Maka oleh karena itu ada usaha untuk
mendidik kepribadian, membentuk kepribadian mendidik watak, atau
membentuk watak.
36Imam Ghozali,
32
Sedang untuk mencapai manusia yang berkualitas berkepribadian
muslim, ada beberapa faktor yang mempengaruhinya, sebagaimana
disebutkan dalam hadist Nabi Muhammad SAW:
il'jjti sJW l
’J j jV!
: fLfj
^ - 1 1 aA
l J j J <1 M . j o ? 3 ^ ‘ V A _ j l JArtinya: “Dari Abi Hurairah ra. Sesungguhnya ia berkata : Rasulullah
telah bersabda : “ Tidak ada seorang anak yang dilahirkan
kecuali dalam keadaan suci, maka kedua orang tuanya yang
menjadikan mereka Yahudi atau Nasrani atau Majusi” (H.R.
Imam Muslim)37
Maksud dari hadist diatas adalah :
• Setiap bayi yang barn lahir dalam keadaan masih suci, belum
mempunyai dosa dan kesalahan, ia mempunyai kesediaan
untuk menerima Islam, inilah fitrah yang sebenamya.
• Dalam masa perkembangannya, faktor lingkungan sangat
mempengaruhi bagi kepribadiannya, terutama kedua orang tua,
baik dalam perkembangan jasmani, maupun perkembangan
rohaninya.
Omar Mohammad Al-Syaibani telah berkata dalam hal ini:
Bahwa insan dengan seluruh perwatakannya dan ciri pertumbuhannya adalah hasil dari pencapaian dua faktor, yaitu faktor warisan dan lingkungan. Dan faktor ini mempengaruhi insane dan berinteraksi dengannya sejak hari pertama ia jadi embrio hingga akhir hayat. Oleh karena begitu kuat dan bercampur aduknya peranan dan faktor ini maka sukar sekali untuk menunjukkan perkembangan tubuh atau tingkah laku secara pasti
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa, faktor-faktor yang
mempengaruhi terbentuknya kepribadian muslim secara garis
besamya ada dua faktor:
1. Faktor intern
Adapun yang termasuk faktor intern atau faktor dalam atau
faktor pembawaan adalah segala sesuatu yang telah dibawa oleh
anak sejak lahir, yakni fitrah yang berarti suci yang merupakan
bakat bawaan dan kesucian anak-anak yang lahir dari pengaruh-
pengaruh luar. Kata fitrah ini sebagaimana yang terdapat dalam
Al-Qur’an surat Ar-Ruum ayat 30:
Artinya: “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada
38 Omar Mohammad Al-Syaibani, Falsafah Pendidikan Islam, Jakarta, Bulan
kepada salah satu dari dua faktor.
agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah 38
34
menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada
perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang
lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”
Dengan demikian jelaslah bahwa, setiap anak yang lahir ke
dunia ini, membawa naluri keagamaan yang nantinya akan ikut
mempengaruhi pembentukan kepribadian dalam dirinya.
2 . Faktor ekstern.39 40
Yang dimaksud faktor ekstern adalah segala sesuatu yang ada
di luar manusia, yang dapat mempengaruhi perkembangan
kepribadian pada seorang anak. Dalam membahas masalah ini
akan peneliti kemukakan masalah:
a. Pengaruh keluarga
Setelah bayi itu lahir, bagi orang tua yang taat
menjalankan agama, akan bersyukur dan bertawakal kepada
Allah serta menyebutnya dengan gembira.
Kemudian didalam keluarga sebagaimana fimgsinya
memberikan pendidikan bagi anak yakni memberikan
pengalaman kepada anak, baik melalui penglihatan,
pendengaran, perasaan, maupun membiasakan terbentuknya
kepribadian yang diinginkan oleh kedua orang tuanya.
39 Departemen Agama, A l-Q ur’an dan Terjemahannya, Semarang, CV. Toha Putra, 1989, him. 649.
Sehubungan dengan itu Dr. Zakiyah Darajat mengatakan
sebagai berikut:
Orang tua adalah pembina pribadi pertama dalam hidup anak. Kepribadian orang tua, sikap, dan cara hidup mereka merupakan unsur-unsur pendidikan yang tidak langsung dengan sendirinya akan masuk dalam pribadi anak yang sedang tumbuh.41
Jika dikaitkan dengan kejadian manusia pada dasamya
manusia itu dalam keadaan fitrah. Dr. Ahmadi menjelaskan
tentang pengertian fitrah manusia adalah
Menciptakan sesuatu yang sebelumnya belum ada dan masih merupakan pola dasar yang perlu penyempumaan.42
Sedangkan Drs. H.M.Arifm, M.Ed. menyatakan dalam
masalah ini sebagai berikut:
Bahwa lingkungan keluarga adalah pendidikan pertama yang menjadi pangkal atau dasar hidup kemudian hari. Pendidikan keluarga ini karena sangat besar pengaruhnya atas anak dapat menentukan arah hidup di masa dewasanya dalam masyarakat.43
Oleh karena itu orang tua atau keluarga adalah pusat
kehidupan rohani bagi anak menuju pembentukan kepribadian
muslim.
b. Pengaruh sekolah
Sekolah adalah merupakan lingkungan pendidikan yang
kuasa setelah lingkungan keluarga. Yang juga mempunyai
41 Ibid., him. 56.
36
peranan besar dalam pembentukan kepribadian anak muslim
sebagaimana dikatakan oleh Prof. Dr. Mahmud Yunus sebagai
berikut:
Kewajiban sekolah adalah melaksanakan pendidikan yang tidak dapat dilaksanakan di rumah tangga, pengalaman anak di rumah dijadikan dasar untuk pelajaran di sekolah, tingkah laku anak yang kurang baik diperbaiki, tabi’at yang salah dibetulkan, perangai yang kasar diperhalus, dan begitu seterusnya.44
Dalam Zakiyah Daradjat juga mengatakan sebagai berikut:
Sekolah adalah lembaga pendidikan formal, yang secara teratur dan terencana melakukan pembinaan terhadap generasi muda. Fungsi sekolah tidak hanya memberikan pendidikan dan pengajaran yang secara formal yang mempengaruhi pembinaan generasi muda, akan tetapi sekolah dengan semua tenaga dan alat pengajaran merupakan unsure pembina bagi generasi muda. Artinya, bahwa guru bagi muridnya tidak hanya merupakan pengajar yang memberikan ilmu dan ketrampilan baginya, akan tetapi guru adalah contoh dan tauladan bagi pembinaan anak didik. Sikap guru, kepribadiannya, agamanya, cara bergaul pada sesama guru, masyarakat, caranya berpakaian dan keseluruhan penampilannya adalah unsur-unsur penting dalam pembinaan anak didik.45
Dr. Ahmadi mengatakan bahwa pendidikan di sekolah
sangat memegang peranan penting dalam mengembangkan
fitrah dan sumber daya insani.46 Untuk itu pendidikan
mempunyai tiga fungsi yaitu:
1. Untuk mengembangkan wawasan subyek didik mengenai
dirinya dan alam sekitamya.
44 Mahmud Yunus, Pokok-pokok Pendidikan dan Pengajaran, Jakarta, Hida Karya Agumg, 1978, him. 71
2. Untuk melestarikan nilai-nilai insani yang akan menjadi
filter bagi wawasan hidupnya, sehingga wawasannya
menjadi tepat.
3. Untuk membuka pintu ilmu pengetahuan dan berbagai
ilmu ketrampilan.
Adapim pengertian pendidikan agama Islam menurut Dr.
Ahmadi:
Usaha untuk lebih khusus ditekankan untuk
mengembangkan fitrah keberagamaan dan sumber daya insani agar lebih mampu memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam 47
c. Pengaruh masyarakat.
Lingkungan ketiga yang mempengaruhi pembinaan anak
remaja dalam pembentukan kepribadian muslim adalah
masyarakat. Masyarakat dalam pengertiannya yang paling
sederhana: Kumpulan individu dan kelompok yang diikat oleh
kesatuan negara, kebudayaan dan agama.48
Sedangkan masyarakat yang dianggap sebagai masyarakat
Islam adalah “Masyarakat yang mengetrapkan Islam dalam
aspek aqidah, ibadah, kepribadian, dan undang-undang dan
system Islam”.49 Ahmad D. Marimba mengatakan sebagai
berikut: corak ragam pendidikan yang dialami seseorang
dalam masyarakat banyak sekali, ini meliputi segala bidang
47 Ibid., him. 10.
38
baik pembentukan pengertian (pengalaman) sikap, dan minat
maupun kesusilaan dan keagamaan.50
Pembentukan kepribadian sangat diperlukan pembiasaan
dan latihan-latihan yang sesuai dengan perkembangan
jiwanya.
4. Proses Pembentukan Kepribadian Anak.
Terbentuknya kepribadian muslim sesuai dengan tujuan, pekeijaan
itu bukanlah pekerjaan biasa sekali jadi, melainkan berlangsung secara
bertahap oleh karena itu pembentukan kepribadian anak itu melalui
proses.
Adapun proses terbentuknya kepribadian muslim dapat peneliti
klasifikasikan menjadi tiga:
a) Pembiasaan.
Dengan pembiasaan ini ditnaksudkan untuk membentuk aspek
kejasmaniahan dari kepribadian atau memberi perbuatan dan
ucapan suatu pengetahuan, dan senatiasa anak dapat memelihara
tingkah laku yang baik hingga mereka dewasa.
Pembiasaan tidak hanya digunakan untuk mengembangkan
pengetahuan dan ketrampilan saja, akan tetapi arti yang penting
dari pembiasaan itu adalah pemeliharaan tingkah laku yang baik
setelah mereka dewasa.
b) Pembentukan sikap dan minat.
Kalau pada taraf pertama pembentukan dan tujuan agar anak
dewasa, bertingkah laku yang baik. Maka pada taraf kedua diberikan
pengetahuan dan pengertian beberapa amalan, pada taraf ini perlu
ditanamkan dasar kesusilaan yang erat hubungannya. Dengan
kesusilaan dan kepercayaan, diharapkan dapat digunakan sebagai
tenaga kejiwaan (cipta, rasa, karsa) agar amalan-amalan yang sudah
dibiasakan itu mengetahui maknanya dan maksudnya. Selanjutnya
Ahmad D. Marimba dapat ditanamkan pengertian tentang arti penting
dalam rangka pembinaan ini, terbentuklah pembiasaan (sikap) dan
pandangan mengenai hal-hal tersebut, misalnya menjatuhkan sikap
dengki, menepati janji, dan lain sebagainya. Selanjutnya adanya rasa
ketuhanan disertai dengan pengertian, maka minat dapat diperbesar
dan ikut serta dalam pembentukan ini.
Dari keseluruhan taraf ketiga ini akan dicapai:
a. Pengertian pokok pembiasaan dalam jiwa ini serta sangkut
pahutnya dengan amalan jasmaniyah, pengertian ini meliputi :
nilai-nilai kesusilaan dan tentang apa yang tidak baik.
b. Kecintaan terhadap kebaikan dan kebencian terhadap kejahatan
(sikap) yang mendorong seseorang berbuat baik dan menjatuhkan
40
terlebih dahulu mengerti apa yang jahat serta harus mencintai hal-
hal yang baik dan membenci hal-hal yang jahat.
c. Merasa berkepentingan dalam melaksanakan kebaikan akan
mendapat atau mempunyai niat, dan selanjutnya minat akan
mendorong pelaksanaan apa yang telah dipahaminya dalam
perbuatan.
d. Ketiga hal ini dapat memerintahkan hasil usaha ke arah keyakinan
dengan dasar (bukan turunan) terhadap pokok kepercayaan yang
akan ditanamkan pada taraf ketiga.51
c) Pembentukan robani yang luhur.52
Setelah berbuat pada taraf kedua maka berangsur akan mencapai
taraf ketiga yaitu pembentukan kerohanian yang luhur.
Pembentukan kerohanian ini sebagai dasar disebut pembentukan
sendi untuk taraf ini, Ahmad D. Marimba mengatakan :
Alat yang utama adalah dengan tenaga budi dan kejiwaan sebagai alat tambahan pikiran yang disinari oleh pendapat pengenalan Tuhan, hasilnya adalah apa yang segala yang dipikirkannya dipilihnya, dan diputuskannya, serta dilakukan dengan penuh rasa tanggung jawab.53
Kalau taraf ketiga ini telah dapat tercapai, maka seseorang akan
mendorong untuk mentaati hal-hal yang perintahkan dan menjauhi apa
yang dilarang oleh agama atau setidak-tidaknya akan menyesal dalam
dirinya bila terlanjur meninggalkan dan mengerjakan sesuatu hal yang
dilarang oleh agama, maka jelaslah pada diri seseorang tersebut akan
menyesal dalam dirinya bila terlanjur meninggalkan dan
mengerjakan sesuatu hal yang dilarang oleh agama, maka jelaslah
pada diri seseorang tersebut akan terbentuk kepribadian.
Kepribadian yang dimaksud disini adalah kepribadian muslim.
C. Hubungan Antara Pengetahuan Kisah Rasul Dengan Pembentukan Kepribadian
Adapun hubungan antara pengetahuan kisah rasul dengan kepribadian
siswa adalah dengan memiliki pengetahuan tentang kisah para rasul yang
semakin baik maka akan terbentuk suatu kepribadian yang luhur. Sebagai
gambaran maka dapat dijelaskan sebagai berikut.
Beberapa faktor yang mempengaruhi terbentuknya kepribadian anak
muslim, yaitu faktor intern dan faktor ekstem. Faktor intern adalah faktor
pembawaan anak sejak lahir. Sedangkan faktor ekstem adalah keluarga,
sekolah dan masyarakat. Diantara faktor sekolah adalah pemberian kisah para
rasul didalam pembelajaran pada mata pelajaran sejarah Islam dan aqidah
! 42
Dari bagian di atas dapat digambarkan bahwa kepribadian muslim
dipengaruhi oleh dua faktor intern dan faktor ekstem. Diantara faktor ekstem
adalah pemberian kisah para rasul.
Maka dapat disimpulkan bahwa siswa yang mendapat metode pendidikan
Penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian kuantitatif dengan jenis
korelasional. Penelitian korelasi bertujuan untuk menemukan ada dan
tidaknya hubungan.55
B. Tempat dan Waktu Penelitian. 1. Tempat Penelitian.
Penelitian dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah Negeri desa Tambakselo
Kecamatan Wirosari Kabupaten Grobogan, Jalan Wirosari-Karangasem
Km. 3.
2. Waktu.
Penelitian dilaksanakan mulai bulan Mei 2006 sampai Agustus 2006
C. Populasi dan Sampel. 1. Populasi.
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian.56 Sedangkan menurut
Sutrisno Hadi menyatakan : Populasi adalah semua individu untuk siapa
kenyataan-kenyataan yang diperoleh dari sampel itu hendak
digeneralisasikan.57 Jadi populasi adalah semua subyek penelitian untuk
siapa kenyataan-kenyataan yang diperoleh dari sampel itu hendak
55 Suharsini Arikunto, Ibid., him. 251. 56 op. cit., him. 115.
57 Sutrisno Hadi, Ibid., him. 70.
4 4
digeneralisasikan, apabila subyeknya kurang dari 100 (seratus), lebih baik
CH diambil semuanya.
Populasi adalah siswa-siswi Madrasah Ibtidaiyah Negeri Tambakselo
Wirosari Grobogan yang berjumlah 222 siswa.
2. Sampel.
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi Madrasah Ibtidaiyah
Negeri Tambakselo Wirosari Grobogan, sampel adalah sebagian individu
yang akan diselidiki. Jadi sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang
diselidiki.
Sedangkan tehnik penulis yang digunakan dalam pengambilan sampel
adalah sampel kelompok
(Cluster Sample
). Dari populasi siswa MadrasahIbtidaiyah Negeri Tambakselo Wirosari Grobogan, peneliti mengambil kelas
V (Lima) yang berjumlah 64 siswa.
D. Teknik Pengumpulan Data.
Untuk memperoleh data yang konkrit dari lapangan digunakan tehnik
Pengumpulan d a ta :
1. Angket.
Angket yaitu sejumlah pertanyaan yang digunakan untuk memperoleh
informasi dari responden dalam arti laporan tentang kepribadiannya atau hal-
hal yang ia ketahui. 57 58
Isi angket bersifat tertutup, artinya pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan sudah ditentukan atau disediakan jawabannya, sehingga responden
tinggal memilih mana yang sesuai dengan keadaannya.59
Sedangkan instrumennya (alatnya) adalah angket (Quesioner). Metode
ini penelitian gunakan untuk mengambil data tentang kisah para rasul dan
kepribadian anak Madrasah Ibtidaiyah Negeri Tambakselo Wirosari
Grobogan.
Angket berupa pertanyaan atau mungkin pemyataan dengan option
jawaban berkode a, b, c, dan d menurut ketentuan sebagai b e rik u t:
a. Untuk altem atif jaw aban a nilai 4
b. Untuk altem atif jawaban b nilai 3
c. Untuk altem atif jaw aban c nilai 2
d. Untuk altem atif jaw aban d nilai l.60
2. Dokumentasi
Pengertian metode dokumentasi adalah : mencari data mengenai hal-hal
atau variable yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah,
prasasti, notulen-rapat, legger, agenda dan sebagainya.61
Metode ini penelitian gunakan untuk mengambil data-data yang berupa
dokumentasi penting dari Madrasah Ibtidaiyah Negeri Tambakselo Wirosari
Grobogan, seperti struktur organisasi, monografi siswa dan data-data lain
untuk melengkapi penulisan skripsi.
59 ib id , him. 141.
46
E. Kisi-kisi dan Beberapa Butir Instrumen
TabelO l.
Tabel Kisi-kisi Instrumen
No. Variabel Sub Variabel Indikator Butir Jml
1. Kisah Para - Kisah N abiN uh - Anak dan istri 1 , 2 , 4 3
Validitas instrumen yang baik harus mempunyai dua persyaratan
penting yaitu valid dan reliable. Oleh karena itu perlu diuji cobakan atau “Try