• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Akuntabilitas Keuangan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Akuntabilitas Keuangan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1.1. Latar Belakang Penelitian

Akuntabilitas merupakan salah satu aspek penting dalam penyelenggaraan

good governance. Akuntabilitas merupakan bentuk kewajiban untuk

mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi

organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya,

melalui suatu media pertanggungjawaban yang dilaksanakan secara periodik

(Mardiasmo, 2006).

Akuntabilitas pemerintah daerah sangat penting karena merupakan salah

satu bentuk pertanggungjawaban pemerintah daerah yang mengelola kekayaan

daerah dan bertanggung jawab atas penggunaannya. Masyarakat sebagai pihak

yang memberikan kekuasaan kepada pemerintah daerah dalam konteks demokrasi,

berhak memperoleh informasi atas kinerja pemerintah. Dengan adanya

akuntabilitas pemerintah daerah, masyarakat dapat berperan dalam memantau

kinerja pemerintah daerah, sehingga jalannya pemerintahan dapat berlangsung

dengan baik.

Fokus utama dari akuntabilitas keuangan adalah pelaporan yang akurat

tentang penggunaan dana publik, yang biasanya dilakukan melalui laporan yang

telah diaudit secara profesional (Suryanto). Tujuan utama dari akuntabilitas

keuangan adalah untuk memastikan penggunaan dana publik adalah untuk

tujuan-tujuan yang telah ditetapkan secara efisien dan efektif. Masalah pokoknya antara

lain adalah ketepatan waktu dalam menyiapkan laporan dan proses audit. Hasil

(2)

berkaitan dengan alokasi sumber daya serta mengevaluasi tingkat efisiensi

penggunan dana. Hasil tersebut juga dapat digunakan oleh masyarakat umum dan

stakeholders untuk menilai kinerja pemerintah berdasarkan sasaran tertentu yang

telah ditentukan.

Media akuntabilitas yang memadai dapat berupa laporan yang dapat

mengekspresikan pencapaian tujuan melalui pengelolaan sumber daya suatu

organisasi, karena pencapaian tujuan merupakan salah satu ukuran kinerja

individu maupun unit organisasi. Tujuan tersebut dapat dilihat dalam rencana

stratejik organisasi, rencana kinerja dan program kerja tahunan, dengan tetap

berpegangan pada Rencana Jangka Panjang dan Menengah (RJPM) dan Rencana

Kerja Pemerintah (RKP). Media akuntabilitas lain yang cukup efektif dapat

berupa laporan tahunan tentang pencapaian tugas pokok dan fungsi dan

target-target serta aspek penunjangnya seperti aspek keuangan, aspek sarana dan

prasarana, aspek sumber daya manusia dan lain-lain.

Selain di dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

(LAKIP), laporan kinerja keuangan daerah juga dapat terlihat dalam LKPJ

(Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah). Persoalannya adalah,

bahwa laporan-laporan keuangan yang dibuat oleh pemerintah daerah ternyata

masih mengandung sejumlah permasalahan.

Salah satu permasalahan teknisnya, bahwa pelaporan keuangan pemerintah

daerah belum sepenuhnya memenuhi standar akuntansi pemerintahan. Akibatnya,

laporan keuangan daerah yang disampaikan belum memiliki kualitas yang

diharapkan. Selain itu, masih rendahnya pemahaman tentang pola pengelolaan

(3)

keuangan. Dengan demikian, persoalan mendasar dalam hal ini adalah kompetensi

sumber daya aparatur di daerah khususnya pengelola keuangan daerah.

Permasalahan lainnya adalah penyiapan infrastruktur sistem administrasi

yang digunakan untuk menjalankan regulasi antara lain sistem akuntansi, sistem

administrasi aset, dan sistem teknologi informasi. Diperlukan penyiapan aparat

yang berkualitas (qualified) untuk menjalankan regulasi tersebut. Misalnya,

dengan diberlakukannya Undang-Undang Keuangan Negara dan Peraturan

Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005, bukan saja dibutuhkan seperangkat sistem

akuntansi di dalam pemerintahan, tapi juga pegawai yang kompeten dalam

akuntansi sektor publik. Masalah kurangnya aparat yang berkualitas ini dapat

dilihat dari ketergantungan banyak daerah pada jasa konsultan untuk menyiapkan

laporan keuangannya.

Selain permasalahan tersebut, untuk mencapai pengelolaan keuangan

daerah yang efektif, efisien, transparan, dan akuntabel diperlukan juga sistem

pengendalian internal yang baik. Dalam upaya penyempurnaan sistem

pengelolaan keuangan negara, dan sebagai tindak lanjut Pasal 58 ayat (1) dan ayat

(2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara,

pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008

tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Sistem Pengendalian Internal ini

dilandasi pada pemikiran bahwa sistem pengendalian intern melekat sepanjang

kegiatan, dan dipengaruhi oleh sumber daya manusia, serta harus dapat

memberikan keyakinan yang memadai.

Dalam implementasinya, pengendalian internal pada hakekatnya bertujuan

(4)

efektif, efisien dan ekonomis, segala sumber daya dimanfaatkan dan dilindungi,

data dan informasi serta laporan dapat dipercaya dan disajikan secara wajar, serta

ditaatinya segala ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dengan semakin banyak dan rumitnya tugas para pengelola keuangan

daerah, kebutuhan akan penggunaan teknologi informasi adalah suatu keharusan.

Dengan penggunaan teknologi informasi, tugas-tugas para pengelola keuangan

daerah akan semakin terbantu dan dapat menghasilkan formulir-formulir maupun

laporan-laporan yang dibutuhkan oleh pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah

(SKPD) secara akurat dan tepat waktu. Penggunaan teknologi informasi di dalam

pengelolaan keuangan daerah telah diakomodir dalam Peraturan Menteri Dalam

Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Pasal 225 yang memperkenankan dipergunakannya

aplikasi komputer dalam mengelola keuangan daerah sehingga dapat

menghasilkan sistem informasi pengelolaan keuangan daerah.

Pemerintah Provinsi Sumatera Utara telah menerapkan penggunaan

teknologi informasi khususnya dalam lingkup pengelolaan keuangan hingga

penyajian laporan keuangan. Salah satunya adalah penggunaan aplikasi Sistem

Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) yang merupakan aplikasiyang

dipergunakan sebagai alat bantu pemerintah daerah untuk meningkatkan

efektifitas implementasi dari berbagai regulasi bidang pengelolaan keuangan

daerah yang berdasarkan pada asas efesiensi, ekonomis, efektif, transparan,

akuntabel dan auditabel. Aplikasi ini juga merupakan salah satu manifestasi aksi

nyata fasilitasi dari Kementerian Dalam Negeri kepada pemerintah daerah dalam

bidang pengelolaan keuangan daerah, dalam rangka penguatan persamaan

(5)

penginterpretasian dan pengimplementasian berbagai peraturan

perundang-undangan.

Salah satu upaya untuk mewujudkan akuntabilitas pengelolaan

keuangan di lingkungan Pemerintah Daerah adalah penyampaian laporan

pertanggungjawaban keuangan pemerintah yang memenuhi prinsip-prinsip

tepat waktu dan disusun dengan mengikuti standar akuntansi pemerintah

yang telah diterima secara umum. Di dalam Undang-undang Nomor 17 Tahun

2003 tentang Keuangan Negara dijelaskan bahwa laporan pertanggung-jawaban

pelaksanaan APBD disampaikan berupa laporan keuangan yang setidak-tidaknya

terdiri dari laporan realisasi anggaran, neraca, laporan arus kas dan catatan atas

laporan keuangan yang disusun sesuai dengan standar akuntansi pemerintah.

Laporan keuangan yang akuntabel juga harus memenuhi unsur kepatuhan

terhadap peraturan perundang-undangan. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003

tentang Keuangan Negara dalam Pasal 32 mengamanatkan bahwa bentuk dan isi

laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD disusun dan disajikan

sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan. Sesuai dengan amanat

Undang-Undang Keuangan Negara tersebut, Pemerintah telah menetapkan Peraturan

Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan yang

telah mengalami perubahan menjadi Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010.

Dengan demikian, unsur kepatuhan terhadap perundang-undangan juga sangat

penting bagi terwujudnya akuntabilitas keuangan yang baik.

Penelitian tenatang akuntabilitas keuangan ini telah banyak dilakukan.

Beberapa peneliti sebelumnya, antara lain Mustofa (2011) membuktikan bahwa

(6)

pengelolaan keuangan daerah. Semakin tinggi persepsi pengguna laporan

keuangan mengenai kelayakan penyajian laporan keuangan yang dilakukan oleh

pemerintah daerah sesuai dengan PSAP, maka semakin tinggi tingkat

akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah. Penelitian Widyaningsih (2011)

menunjukkan bahwa sistem akuntansi keuangan daerah yang berjalan dengan

sangat efektif dan sistem pengendalian intern yang berjalan dengan sangat baik

akan menghasilkan informasi laporan keuangan yang berkualitas, dan tentunya hal

tersebut akan mendorong meningkatnya kualitas akuntabilitas keuangan

pemerintah daerah.

Sementara itu, Hasanah (2013) yang meneliti tentang pengaruh sistem

pengendalian intern dan kompetensi aparat terhadap akuntabilitas keuangan

menyimpulkan bahwa sistem pengendalian intern dan kompetensi aparat

memberikan pengaruh signifikan positif secara simultan terhadap akuntabilitas

keuangan.

Didasari oleh latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti

apakah faktor-faktor tersebut juga berpengaruh terhadap akuntabilitas keuangan di

Provinsi Sumatera Utara. Selain itu, peneliti juga ingin mengetahui apakah

teknologi informasi yang diterapkan oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Utara

dalam pengelolaan keuangan daerah dan penyajian laporan keuangan serta

kepatuhan terhadap perundang-undangan juga dapat meningkatkan akuntabilitas

keuangan, dengan judul penelitian “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

(7)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Apakah kualitas sumber daya

manusia, penerapan teknologi informasi, sistem pengendalian internal, penyajian

laporan keuangan, dan kepatuhan terhadap perundang-undangan berpengaruh

secara parsial dan simultan terhadap akuntabilitas keuangan Pemerintah Provinsi

Sumatera Utara?”

1.3. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah

untuk menganalisis pengaruh kualitas sumber daya manusia, penerapan teknologi

informasi, sistem pengendalian internal, penyajian laporan keuangan, dan

kepatuhan terhadap perundang-undangan terhadap akuntabilitas keuangan

Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan

pengetahuan dalam pengelolaan keuangan daerah.

2. Bagi pihak pemerintah daerah diharapkan dapat memberikan referensi dalam

pengambilan kebijakan mengenai akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah.

3. Bagi akademisi dan peneliti lanjutan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi

(8)

1.5. Originalitas Penelitian

Penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi akuntabilitas

keuangan sudah banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya. Ide

penelitian ini didasarkan pada penelitian Uswatun Hasanah (2013) yang meneliti

tentang Pengaruh Sistem Pengendalian Intern dan Kompetensi Aparat Terhadap

Akuntabilitas Keuangan Penanggulangan Bencana (Studi Kasus pada

Penanggulangan Bencana Sumatera Barat). Hasil penelitiannya menunjukkan

bahwa sistem pengendalian intern dan kompetensi aparat memberikan pengaruh

signifikan positif secara simultan terhadap akuntabilitas keuangan. Sistem

pengendalian intern memberikan pengaruh positif yang signifikan baik secara

langsung maupun tidak langsung melalui kompetensi aparat terhadap akuntabilitas

keuangan, dan kompetensi aparat memberikan pengaruh positif yang signifikan

baik secara langsung maupun tidak langsung melalui sistem pengedalian intern

terhadap akuntabilitas keuangan.

Adapun yang membedakan penelitian ini dengan penelitian tersebut diatas

adalah variabel independen yang digunakan. Penelitian oleh Hasanah

menggunakan dua variabel independen yakni sistem pengendalian intern dan

kompetensi aparat, sedangkan penelitian ini menambahkan tiga variabel lain,

yakni pemanfaatan teknologi informasi, penyajian laporan keuangan, dan

kepatuhan terhadap perundang-undangan. Penambahan variabel ini dikarenakan

peneliti ingin mengetahui apakah penerapan teknologi informasi yakni salah

satunya aplikasi Sistem Pengelolaan Keuangan Daerah dalam penatausahaan

keuangan dan untuk menghasilkan laporan keuangan pada Pemerintah Provinsi

(9)

penyajian laporan keuangan yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan

merupakan bentuk transparansi yang dapat mendukung akuntabilitas keuangan

pemerintah. Perbedaan lain antara penelitian ini dengan penelitian Hasanah adalah

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Dukungan Keluarga kepada ibu menyusui bayi 0-6 bulan di Puskesmas Kaligesing Tahun 2010, dapat berupa dukungan yang membangun dan tidak membangun yaitu salah

Investasi fisik atau PMTB sangat diandalkan sebagai salah satu sumber pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan PMDN ke Jawa Barat selama dua tahun terakhir menurun. Namun

Untuk mencapai tahapan ikhlas yang tertinggi ini bukan sesuatu yang mudah untuk diraih, tetapi setiap manusia harus berupaya dan berusaha agar dapat mencapainya,

Sistem gotong royong yang berkembang dalam kehidupan masyarakat, baik berupa gotong royong tolong menolong maupun gotong royong kerja bakti , apabila dikaitkan

orang yang menawarkan tenaganya untuk bekerja adalah sama dengan jumlah tenaga kerja. yang diminta, yaitu pada grafik diatas pada

Dengan pengertian ini, dalam konteks lembaga perbankan, dapat dijabarkan bahwa di antara perbedaan antara bank syariah dan bank konvensional terletak pada fakta

Diumumkan kepada seluruh Peserta Pengadaan sehubungan dengan telah ditetapkannya Pemenang Pelelangan Kegiatan Pengadaan Sarana Kontak Giat Sambang ke Masyarakat Pesisir