• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI ALAT INDRA MANUSIA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS) PADA SISWA KELAS IV SDN 1 CABEANKUNTI KECAMATAN CEPOGO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 - Test

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI ALAT INDRA MANUSIA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS) PADA SISWA KELAS IV SDN 1 CABEANKUNTI KECAMATAN CEPOGO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 - Test "

Copied!
220
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

MATERI ALAT INDRA MANUSIA

MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE STAD

(STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS)

PADA SISWA KELAS IV SDN 1 CABEANKUNTI

KECAMATAN CEPOGO KABUPATEN BOYOLALI

TAHUN PELAJARAN 2015/2016

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh :

ISTI ANA TUSSUNIYAH

NIM 115-11-051

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(2)
(3)

iii

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA

MATERI ALAT INDRA MANUSIA

MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE STAD

(STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS)

PADA SISWA KELAS IV SDN 1 CABEANKUNTI

KECAMATAN CEPOGO KABUPATEN BOYOLALI

TAHUN PELAJARAN 2015/2016

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh :

ISTI ANA TUSSUNIYAH

NIM 115-11-051

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(4)
(5)
(6)
(7)

vii

MOTTO

“Pendidikan adalah senjata paling ampuh yang dapat kita gunakan untuk mengubah dunia”.

(Nelson Mandela)

ْنَم

ِمْلِعْلاِب ِهْيَلَعَف اَمُه َداَرَأ ْنَمَو ِهْيلَعَفِةَرِخَلأاَداَرَأ ْنَمَو ِمْلِعْل اِب ِهْيَلَعَف اَيْنُّدلا َداْرَأ

)يناربطلا هاور(

“Barangsiapa yang menginginkan kehidupan dunia, maka ia harus memiliki ilmu, dan barang siapa yang menginginkan kehidupan akhirat maka itupun harus dengan ilmu, dan barang siapa menginginkan keduanya maka itupun

(8)

viii

PERSEMBAHAN

Karya kecil ini ku persembahkan kepada:

1. Bapakku Ali Mahfud dan Mamakku tercinta Muslimah, terimakasih telah membesarkan dan mendidikku dengan penuh kasih sayang dan

pengorbanan baik secara lahir maupun batin dengan iringan do’a restu sehingga aku seperti sekarang.

2. Kakaku Fitriyah, Keponakanku Aulia dan Akila yang telah memberikan semangat dan terima kasih atas doanya.

3. Kepada bapak Fatchurrohman, M.Pd. selaku pembimbing dan pengarah sampai terselesainya penulisan skripsi ini.

4. Seluruh bapak ibu dosen yang telah bersedia memberikan ilmu kepadaku dan terima kasih atas dorongan dan motivasinya.

5. Kawan-kawan senasib dan seperjungan PGMI angkatan 2011 yang telah memberikan kegembiraan, motivasi dan semangat belajar.

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Tak lupa sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya ke jalan kebenaran, beserta keluarga dan para sahabatnya.

Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I). Adapun judul skripsi ini adalah “Peningkatan Prestasi Belajar IPA Materi Alat Indra Manusia Melalui Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions) Pada Siswa Kelas IV SDN 1 Cabeankunti Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2015/2016”.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak dapat diselesaikan tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak dalam pelaksanaan skripsi ini. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak, khususnya kepada:

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga.

3. Ibu Peni Susapti, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah IAIN Salatiga.

4. Bapak Fatchurrohman, M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah memberikan saran, arahan, dan bimbingan serta keikhlasan dan kebijaksanaan meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan bimbingan dalam penulisan skripsi ini.

(10)
(11)

xi

ABSTRAK

Ana, Isti Tussuniyah. 2015. Peningkatan Prestasi Belajar IPA Materi Alat Indra Manusia Melalui Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions) Pada Siswa Kelas IV SDN 1 Cabeankunti Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2015/2016. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Fatchurrohman, M.Pd. Kata kunci: Prestasi Belajar,Ilmu Pengetahuan Alam dan STAD

Penelitian ini dilatar belakangi rendahnya prestasi belajar siswa SDN 1 Cabeankunti saat pembelajaran IPA. Salah satu penyebabnya rendahnya prestasi belajar siswa adalah kurangnya metode yang digunakan oleh guru saat pembelajaran. Metode yang digunakan guru dalam proses pembelajaran adalah metode konvensional yaitu ceramah. Rumusan masalah yang dikaji adalah apakah dengan strategi pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan prestasi belajar IPA materi Alat Indra Manusia pada siswa kelas IV SDN 1 Cabeankunti Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2015/2016? Apakah dengan strategi pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat memenuhi target pencapaian kriteria ketuntasan minimal (KKM) IPA materi Alat Indra Manusia pada siswa kelas IV SDN 1 Cabeankunti Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2015/2016?

Penelitian ini menggunakan bentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebanyak tiga siklus. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 1 Cabeankunti Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali dengan jumlah siswa 24 anak. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, dokumentasi dan tes.

(12)

xii

A. Latar Belakang Masalah ...

(13)

xiii

E. Manfaat Penelitian...

F. Definisi Operasional dan Indikator Keberhasilan...

G. Metodologi Penelitian...

1. Rancangan Penelitian...

2. Lokasi, Waktu dan Subyek Penelitian...

3. Langkah-langkah Penelitian...

3. Pengertian Prestasi Belajar...

4. Bentuk-bentuk Prestasi Belajar...

5. Fungsi Utama Prestasi Belajar...

6. Kegunaan Prestasi Belajar...

7. Indikator Prestasi Belajar...

8. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar...

B. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)...

1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)...

(14)

xiv

3. Tujuan Pembelajaran IPA di SD/MI...

4. Funngsi Mata Pelajaran IPA di SD/MI...

5. SK dan KD IPA Kelas IV Semester I...

6. Materi Alat Indra Manusia...

C. Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD...

1. Pengertian STAD...

2. Komponen Utama STAD...

3. Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe

STAD dalam Pelajaran IPA Materi Alat Indra

Manusia...

4. Langkah-langkah STAD...

5. Kelebihan Menggunakan STAD...

6. Kelemahan Menggunakan STAD...

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum SDN 1 Cabeankunti...

1. Identitas dan Letak Geografis...

2. Visi dan Misi...

3. Keadaan Gedung SDN 1 Cabeankunti...

4. Keadaan Guru dan Karyawan...

(15)

xv

9. Karakteristik Siswa Kelas IV SDN 1 Cabeankunti...

B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian...

1. Deskripsi Pra Siklus...

2. Deskripsi Siklus I...

3. Deskripsi Siklus II...

4. Deskripsi Siklus III...

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Data Persiklus...

1. Analisis Data Pra Siklus...

2. Analisis Data Siklus I...

3. Analisis Data Siklus II...

4. Analisis Data Siklus III...

(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 SK dan KD IPA Kelas IV Semester 1...

Tabel 3.1 Keadaan Kepala Sekolah, Guru dan Karyawan SDN 1

Cabeankunti Tahun Pelajaran 2015/2016...

Tabel 3.2 Data Keadaan Peserta Didik SDN 1 Cabeankunti Tahun

Pelajaran 2015/2016...

Tabel 3.3 Jadwal Pelaksanaan Penelitian...

Tabel 3.4 Daftar Nama Siswa Kelas IV SDN 1 Cabeankunti...

Tabel 4.1 Nilai Hasil Belajar Ulangan Harian IPA Siawa Kelas IV (Pra

Siklus)...

Tabel 4.2 Data Prestasi Belajar Siswa Siklus I Pertemuan 1...

Tabel 4.3 Data Prestasi Belajar Siswa Siklus I Pertemuan 2...

Tabel 4.4 Data Prestasi Belajar Siswa Siklus I Pertemuan 1 dan 2...

Tabel 4.5 Data Prestasi Belajar Siswa Siklus II...

Tabel 4.6 Hasil Rekapitulasi Siklus II...

Tabel 4.7 Data Prestasi Belajar Siswa Siklus III...

Tabel 4.8 Hasil Rekapitulasi Siklus III...

Tabel 4.9 Hasil Rekapitulasi Nilai-nilai pada Siklus I II dan III...

(17)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagian-bagian Mata...

Gambar 2.2 Bagian-bagian Telinga...

Gambar 2.3 Bagian-bagian Lidah...

Gambar 2.4 Bagian-bagian Hidung...

Gambar 2.5 Bagian-bagian Kulit... 41

45

47

49

(18)

xviii

DAFTAR BAGAN

(19)

xix

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1 Diagram Nilai Rata-rata Siklus I II dan III...

Diagram 4.1 Diagram Persentase Ketuntasan Belajar Siklus I II dan III... 110

(20)

xx

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 RPP Siklus I

Lampiran 2 RPP Siklus II

Lampiran 3 RPP Siklus III

Lampiran 4 Daftar Kelompok Siswa

Lampiran 5 Nilai Hasil Belajar Pra Siklus

Lampiran 6 Nilai Hasil Belajar Siklus I Pertemuan 1

Lampiran 7 Nilai Hasil Belajar Siklus I Pertemuan 2

Lampiran 8 Nilai Hasil Belajar Siklus I Pertemuan 1dan 2

Lampiran 9 Nilai Hasil Belajar Siklus II

Lampiran 10 Nilai Hasil Belajar Siklus III

Lampiran 11 Lembar Observasi Guru Siklus I Pertemuan 1

Lampiran 12 Lembar Observasi Guru Siklus I Pertemuan 2

Lampiran 13 Lembar Observasi Guru Siklus II

Lampiran 14 Lembar Observasi Guru Siklus III

Lampiran 15 Lembar Observasi Siswa Siklus I Pertemuan 1

Lampiran 16 Lembar Observasi Siswa Siklus I Pertemuan 2

Lampiran 17 Lembar Observasi Siswa Siklus II

Lampiran 18 Lembar Observasi Siswa Siklus III

Lampiran 19 Foto Kegiatan Pembelajaran

Lampiran 20 Surat Permohonan Izin Penelitian

Lampiran 21 Surat Pemberian Izin Penelitian

(21)

xxi Lampiran 23 Surat Pembimbing Skripsi

Lampiran 24 Daftar Nilai SKK

(22)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan, “Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana

untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta

didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara” (pasal 1 ayat 1, 2003:3). Dari undang-undang tersebut

bahwasanya pendidikan merupakan upaya yang disengaja atau

direncanakan dalam upaya membangun kualitas manusia Indonesia yang

bukan hanya tertuju pada aspek keduniawian semata, tetapi juga mental

spiritual. Dalam rangka itu pembangunan pendidikan dilaksanakan melalui

jalur formal, informal dan nonformal.

Salah satu isu yang banyak disoroti dalam dunia pendidikan saat ini

adalah rendahnya pencapaian hasil pendidikan yang diperoleh peserta

didik, terutama pada jalur formal di jenjang pendidikan dasar. Pendidikan

tingkat Sekolah Dasar (SD) bertujuan untuk memberikan bekal

kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan kehidupan

sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara dan umat manusia serta

mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan selanjutnya

(23)

2

bekal pengetahuan dan kemampuan kepada peserta didik di tingkat

Sekolah Dasar, akan berpengaruh terhadap pencapaian hasil pendidikan di

tingkat selanjutnya. Rendahnya pencapaian mutu hasil pendidikan di

tingakt Sekolah Dasar, cenderung akan mempengaruhi rendahnya

pencapaian hasil pendidikan di tingkat selanjutnya.

Dalam era pembangunan saat ini, dimana situasi kehidupan semakin

mengglobal maka sangat dibutuhkan sumber daya Indonesia yang

berkualitas tinggi. Tanpa memiliki kemampuan sumber daya manusia

yang berkualitas tinggi dan mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lain,

hanya akan menempatkan pada posisi tidak atau kurang dapat

memanfaatkan situasi yang ada, terutama untuk mencapai perbaikan

hidup. Untuk menciptakan sumber daya manusia Indonesia yang

berkualitas tinggi, maka salah satu bidang studi yang harus dipelajari oleh

peserta didik di tingkat Sekolah Dasar adalah Ilmu Penetahuan Alam, agar

peserta didik mampu dalam memenuhi kebutuhan manusia melalui

pemecahan masalah yang dapat diidentifikasai, dan diterapkan dalam

lingkungan masyarakat.

IPA merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari

fenomena-fenomena alam. IPA bukan hanya penguasaan kumpulan yang

berupa fakta-fakta, konsep- konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga

merupakan suatu proses penemuan pendidikan IPA. Pendidkan IPA juga

diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri

(24)

3

sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Proses

pembelajaran IPA pada umumnya menekankan pada pemberian

pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi yang dimiliki

peserta didik sehingga mampu menjelajahi dan memahami alam sekitarnya

secara ilmiah. Pendidikan IPA juga diarahkan untuk menemukan masalah

yang terjadi di alam sekitar, sehingga dapat membantu pesrta didik

memperoleh pemahaman yang mendalam tentang alam sekitarnya.

Materi-materi dalam IPA juga banyak mempelajari fenomena-fenomena alam dan

memerlukan penalaran lebih oleh peserta didik. Karakteristik

materi-materi IPA yang cenderung abstrak akan menuntut seorang guru IPA

untuk berinovasi dalam merumuskan model pembelajaran yang tepat

untuk menyampaikannya.

Menurut Hayat dan Yusuf (dalam Widi, 2014:11) Hasil belajar IPA

yang dicapai oleh peserta didik di Indonesia yang tergolong rendah

dipengaruhi oleh banyak faktor, yaitu karakteristik peserta didik dan

keluarga, kemampuan membaca, motivasi belajar, minat dan konsep diri,

strategi belajar, tingkat kehadiran dan rasa memiliki. Faktor yang sangat

penting adalah lingkungan belajar peserta didik dalam bentuk strategi yang

diciptakan guru dalam mengoptimalkan potensi-potensi yang dimiliki

peserta didik dalam mempelajari IPA, dan menggunakan konsep IPA

tersebut dalam memahami lingkungan. Maka sebagai pendidik, guru harus

(25)

4

harus kreatif dalam mengajar agar dapat menjelaskan materi secara benar

dengan suasana yang nyaman dan menyenangkan.

Pendidikan IPA di Sekolah Dasar haruslah disesuaikan dengan

perkembangannya. Biasanya siswa SD masih menggunakan pola pikir

yang konkret, maka dalam proses pembelajaran IPA yang abstrak harus

dibantu agar menjadi lebih konkret. Hal ini berarti bahwa strategi

pembelajaran IPA haruslah sesuai dengan perkembangan intelektual atau

perkembangan tingkat berfikir anak, sehingga diharapkan pembelajaran

IPA di Sekolah Dasar itu lebih efektif dan menyenangkan. Pada dasarnya

proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar harus interaktif,

inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk

berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,

krativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan

fisik, serta psikologis peserta didik (Rusman, 2010:4). Maka guru sebagai

pendidik wajib membimbing dan mengajarkan IPA dengan baik agar

tujuan pelajaran IPA dan proses pembelajaran Sekolah Dasar dapat

tercapai.

Pembelajaran IPA di SD merupakan sarana yang tepat untuk

mempersiapkan para siswa agar dapat memperoleh

pengetahuan-pengetahuan yang baru sehingga apa yang mereka peroleh dapat

dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi pada kenyataannya

prestasi belajar siswa dalam mempelajari konsep-konsep dalam IPA tidak

(26)

5

pengetahuan itu bisa ditransfer dari pikiran seseorang ke pikiran orang

lain, sehingga guru yang aktif dalam pembelajaran untuk memindahkan

pengetahuan yang dimilikinya seperti mesin. Siswa hanya mendengar,

mencatat dan mengerjakan tugas yang diberikan guru sehingga

pembelajaran berpusat pada guru dan pemahaman yang dicapai siswa

bersifat sementara.

Selain itu penyebab rendahnya prestasi belajar IPA yaitu dalam

penyampaian pelajaran IPA masih sering menggunakan metode yang yang

monoton dan cenderung konvensional seperti ceramah. Penggunaan

metode tersebut yang mungkin dianggap para guru adalah metode paling

praktis, mudah dan efisien sehingga dapat dilaksanakan tanpa persiapan.

Namun dalam pembelajaran yang hanya menggunakan metode tersebut

akan membuat siswa menjadi pasif dan mudah bosan di kelas. Sehingga

siswa menjadi kurang optimal dalam memahami pelajaran IPA yang di

sampaikan oleh guru dan menyebabkan prestasi belajar siswa dalam

pelajaran IPA masih jauh dari harapan guru. Demikian juga berdasarkan

hasil observasi kegiatan pembelajaran pada kelas IV SDN Cabeankunti 1

Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali bahwa pembelajaran masih sering

menggunakan metode yang monoton dan cenderung konvensiaonal

sehingga menjadikan siswa kurang aktif dan mudah bosan dalam

pembelajaran.

Berdasarkan nilai ulangan mata pelajaran IPA pula yang berkaitan

(27)

6

kelas IV SDN Cabeankunti 1 banyak yang jauh dari harapan guru dan

masih di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu 60. Dari hasil

ulangan IPA tersebut yang mencapai KKM adalah sebanyak 4 siswa atau

16,67% dari jumlah siswa dan yang tidak tuntas sebanyak 20 siswa atau

83,33% dari jumlah siswa. Untuk mengatasi masalah tersebut perlu ada

tindakan yang tepat agar proses kegiatan belajar mengajar mampu

mencapai tujuannya. Dalam hal ini peneliti ingin mencoba menggunakan

Strategi Pembelajaran Kooperatif tipe STAD untuk mengatasi masalah

tersebut.

Berdasarkan paparan masalah di atas maka penulis bermaksud

membuat penelitian dengan judul: PENINGKATAN PRESTASI

BELAJAR IPA MATERI ALAT INDRA MANUSIA MELALUI

STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT

TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS) PADA SISWA KELAS IV SDN 1

CABEANKUNTI KECAMATAN CEPOGO KABUPATEN BOYOLALI

TAHUN PELAJARAN 2015/2016.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti mengajukan rumusan

masalah sebagai berikut :

1. Apakah penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif tipe STAD dapat

(28)

7

siswa kelas IV SDN 1 Cabeankunti Kecamatan Cepogo Kabupaten

Boyolali tahun pelajaran 2015/2016?

2. Apakah penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif tipe STAD dapat

memenuhi target pencapaian kriteria ketuntasan minimal (KKM) IPA

materi Alat Indra Manusia pada siswa kelas IV SDN 1 Cabeankunti

Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2015/2016?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dipaparkan diatas, maka

tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk meningkatkan prsetasi belajar IPA materi Alat Indra Manusia

melalui penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif tipe STAD pada

siswa Kelas IV SDN 1 Cabeankunti Kecamatan Cepogo Kabupaten

Boyolali Tahun Ajaran 2015/2016.

2. Untuk memenuhi target pencapaian kriteria ketuntasan minimal

(KKM) mata pelajaran IPA materi Alat Indra Manusia melalui Strategi

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada siswa kelas IV SDN 1

Cabeankunti Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali tahun pelajaran

(29)

8 D. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara dan bersifat teoritis.

Dalam metode penelitian, hipotesis adalah alat yang mempunyai kekuatan

dalam proses inkuiri. Karena hipotesis dapat menghubungkan dari teori

yang relevan dengan kenyataan yang ada atau fakta, atau dari kenyataan

dengan teori yang relevan (Sukardi,2011:41). Jadi Suatu hipotesis akan

diterima jika disertai dengan fakta-fakta yang membenarkan. Setelah

menelaah berbagai sumber, penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut:

1. Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif tipe STAD dapat

meningkatan prestasi belajar IPA materi Alat Indra Manusia pada

siswa Kelas IV SDN 1 Cabeankunti Kecamatan Cepogo Kabupaten

Boyolali Tahun Pelajaran 2015/2016.

2. Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif tipe STAD dapat

memenuhi target pencapaian kriteria ketuntasan minimal (KKM) mata

pelajaran IPA materi Alat Indra Manusia pada siswa kelas IV SDN 1

Cabeankkunti Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali tahun pelajaran

(30)

9 E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik

bersifat teoritis maupun praktis.

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat memberikan

sumbangan kepada perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan

terutama yang berhubungan dengan Ilmu Pengetahuan Alam dan

dalam dunia pendidikan.

b. Secara khusus penelitian ini memberikan kontribusi pada srategi

berupa pergeseran dari paradigma mengajar menuju ke paradigma

belajar yang mementingkan pada proses untuk mencapai hasil.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi siswa

Dapat digunakan sebagai masukan agar siswa dapat

mengoptimalkan kemampuan dan potensi yang dimiliki sehingga

dapat belajar dengan baik agar prestasi belajarnya meningkat.

b. Bagi Guru

Dapat digunakan sebagai saran dan masukan bahwa Strategi

Pembelajaran Kooperatif tipe STAD dapat digunakan sebagai

(31)

10 c. Bagi Sekolah

Memberikan masukan kepada sekolah dalam usaha perbaikan

proses pembelajaran, sehingga berdampak pada peningkatan mutu

sekolah.

d. Bagi Institusi

Dari hasil penelitian ini nantinya dapat dipergunakan sebagai

referensi bagi mahasiswa lain untuk penulisan yang relevan, serta

dapat menambah koleksi pustaka dan bahan bacaan bagi

mahasiswa.

F. Definisi Operasional dan Indikator Keberhasilan

1. Definisi Operasional

a. Prestasi Belajar .

Prestasi belajar adalah hasil usaha belajar yang dicapai seorang

siswa berupa suatu kecakapan dari kegiatan belajar bidang

akademis di sekolah pada jangka waktu tertentu yang dicatat pada

setiap akhir semester dalam bukti laporan yang di sebut rapor

(Basri, 2015: 154).

b. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Pelajaran IPA adalah rumpun ilmu yang memiliki karakteristik

khusus yaitu mempelajari fenomena alam yang faktual (factual),

baik berupa kenyataan (reality) atau kejadian (events) dan

(32)

11

(2002: 1) menjelaskan bahwa IPA adalah cabang ilmu yang

mempelajari gejala dan perubahan-perubahan alam.

c. Strategi Pembelajaran Kooperatif tipe STAD

Student Team Achievement Disions (STAD) adalah salah satu

strategi pembelajaran kooperatif yang di dalamnya beberapa

kelompok kecil siswa dengan level kemampuan akademik yang

berbeda-beda dan saling bekerja sama untuk menyelesaikan tujuan

pembelajaran. Tidak hanya secara akademi, siswa juga

dikelompokkan secara beragam berdasarkan gender, ras, dan etnis

(Huda, 2014:201).

Sedangkan menurut Isjoni (dalam Taniredja, 2014: 64) Strategi

pembelajaran kooperatif tipe STAD yang dikembangkan oleh

Slavin ini merupakan salah satu tipe kooperatif yang menekankan

pada adanya aktivitas dan interaksi di antara siswa untuk saling

memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi

pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal.

2. Indikator Keberhasilan

Penerapan starategi pembelajaran koooperatf tipe STAD ini

dikatakan efektif apabila indikator yang diharapkan dapat tercapai.

Adapaun indikator keberhasilan penerapan strategi pembelajaran ini

(33)

12

individu dalam pembelajaran pada mata pelajaran IPA yaitu 60 dan

KKM klasikal sebesar 85%.

G. Metodologi Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Dalam penelitian ini, rancangan penelitian yang ditetapkan oleh

peneliti adalah penelitian tindakan kelas.

Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian tindakan dalam

bidang pendidikan yang dilaksanakan dalam kawasan kelas dengan

tujuan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas

pembelajaran (Basrowi dan Suwandi, 2008:28).

Menurut Winter (dalam Paizaluddin, 2012: 44) di dalam PTK

diperlukan hadirnya suatu kerjasama dengan pihak-pihak lain.

Kesemuanya itu diharapkan dapat dijadikan sumber data atau data

sumber. Karena pada hakikaktnya kedudukan peneliti dalam PTK

merupakan bagian dari situasi dan kondisi dari suatu latar yang

ditelitinya. Peneliti tidak hanya sebagai pengamat, tetapi dia juga

terlibat langsung dalam suatu proses situasi dan kondisi. Bentuk kerja

sama atau kolaborasi di antara para anggota situasi dan kondisi itulah

yang menyebabkan suatu proses dapat berlangsung.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka peneliti memilih

(34)

13

peneliti bekerja sama dengan guru kelas dengan tujuan untuk

meningkatkan prestasi belajar siswa.

2. Lokasi, Waktu dan Subyek Penelitian.

a. Lokasi Penelitian

1) Tempat penelitian : SDN CabeanKunti 1

2) Mata pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam

3) Materi pokok : Alat Indra Manusia

4) Kelas / semester : IV / I

b. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada semester I (ganjil) tahun

ajaran 2015/2016. Penelitian dilaksanakan selama kurang lebih 1

bulan dari tanggal 10 Agustus – 12 September 2015.

c. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Cabeankunti 1

Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2015/2016

sejumlah 24 siswa yang terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 9 siswa

perempuan.

3. Langkah-langkah Penelitian

Penelitian tindakan kelas dilakukan melalui empat tahapan yang

harus dilakukan secara berulang-ulang yakni sebagai berikut :

a. Perencanaan

b. Pelaksanaan

(35)

14 d. Refleksi.

Untuk lebih jelasnya tahap-tahapan dalam penelitian tindakan kelas

dapat digambarkan sebagai berikut (Arikunto, 2007:16) :

Bagan 1.1 Empat Langkah Tindakan PTK

Adapun langkah-langkah penelitian tersebut sebagai berikut:

a. Perencanaan

Pada tahap ini peneliti melakukan persiapan untuk merancang

kegiatan pembelajaran IPA materi pokok Alat Indra Manusia

dengan strategi pembelajaran Kooperatif tipe STAD, kegiatan ini

meliputi:

1) Mengunpulkan data yang dibutuhkan dengan cara observasi,

wawancara dan dokumentasi.

2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

(36)

15

4) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati kegiatan

peserta didik.

5) Menyiapkan lembar observasi untuk kegiatan guru dalam

melaksanakan pembelajaran.

6) Mempersiapkan soal evaluasi untuk peserta didik.

b. Pelaksanaan Tindakan

1) Guru memotivasi siswa agar semangat dalam mengikuti

pembelajaran.

2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

3) Guru mulai mengadakan proses belajar mengajar.

4) Guru menerapkan strategi pembelajaran kooperatif tipe STAD

dalam pembelajaran.

5) Guru bersama siswa merefleksikan pembelajaran.

6) Guru menutup pembelajaran.

c. Pengamatan

Pengamatan ( observasi ) dilaksanakan pada proses

pembelajaran berlangsung dari awal sampai akhir dengan

menggunakan lembar observasi. Hal ini dilakukan untuk

mengetahui aktivitas peserta didik pada saat proses kegiatan

(37)

16 d. Refleksi

Dalam tahap ini, data yang diperoleh dari observasi kemudian

dikumpulkan dan dianalisis untuk mengetahui apakah

pembelajaran yang telah dilaksanakan berhasil atau gagal.

Sehingga dari hasil analisis tersebut dapat dijadikan sebagai bahan

evaluasi dan pedoman untuk menentukan siklus selanjutnya.

4. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan oleh peneliti untuk

memperoleh data adalah sebagai berikut:

a. Silabus

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

c. Lembar observasi untuk mengamati aktivitas peserta didik.

d. Lembar observasi untuk mengamati aktivitas guru yang

melaksanakan kegiatan pembelajaran.

e. Soal evaluasi yang berupa soal post test.

5. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang digunakan dalam kegiatan penelitian

merupakan hal yang sangat penting karena berhubungan dengan isi

penelitian yang dilakukan agar sesuai dengan data lapangan. Dengan

berbagai pertimbangan terutama subyek penelitian, maka teknik yang

(38)

17 a. Observasi

Observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan

secara sistematis, logis, objektif, dan rasional mengenai beberapa

fenomena, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam

situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu ( Arifin, 2011: 153).

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan lembar

observasi kegiatan siswa dan lembar observasi kegiatan guru.

b. Tes

Tes adalah alat pengukur yang berharga dalam penelitian. Tes

ialah seperangkat rangsangan (stimul) yang diberikan kepada

seorang dengan maksud untuk mendapatkan jawaban-jawaban

yang dijadikan penetapan skor angka (Paizaluddin, 2014:131).

Dalam teknik pengumpulan data melalui tes, peneliti membuat

dan menggunakan lembar tes tertulis yang berkaitan dengan materi

yang telah disampaikan oleh guru kepada peserta didik. Tes ini

diberikan disetiap akhir pelajaran guna mengukur tingkat

keberhasilan strategi pembelajaran kooperatif tipe STAD yang

diterapkan dalam pembelajaran IPA untuk meningkatkan prestasi

belajar peserta didik.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah metode yang digunakan untuk mencari

data mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan, transkrip,

(39)

18

sebagainya(Arikunto, 2010: 274). Dalam metode dokumentasi ini

peneliti mengumpulkan data-data berupa dokumen-dokumen hasil

belajar sebelum dan sesudah dilaksanakanya penelitian, RPP dari

silabus dan foto-foto pelaksanaan peelitian.

6. Analisis Data

Setelah semua data terkumpul, selanjutnya adalah menganalisis

data untuk mengetahui hasil akhir dari penelitian. Menurut Suharsimi

Arikunto (2007: 131) dalam Penelitian Tindakan Kelas dalam

menganalisis data menggunakan dua jenis data, sebagai berikut:

a. Data kuantitatif (nilai hasil belajar siswa) yang dapat dianalisis

secara deskriptif dengan statistik deskriptif. Dalam analisis ini

biasanya untuk mencarai nilai rerata dan mencari presentase

keberhasilan belajar. Dengan rumus sebagai berikut :

1) Rumus mencari nilai rerata.

Keterangan :

= Mean ( rerata )

∑ = Jumlah dari hasil perkalian antara

masing-masing skor dengan frekuensinya.

(40)

19

2) Rumus mencari presentase keberhasilan belajar.

Keterangan :

P = Angka Presentase

f = Frekuensi yang sedang dicari presentasenya

N = Number of Case( jumlah frekuensi/banyaknya

individu ) (Sudijono, 2010: 43)

b. Data kualitatif yaitu data yang berupa informasi yang berbentuk

kalimat yang memberi gambaran tentang ekspresi siswa tentang

tingkat pemahaman terhadap suatu mata pelajaran ( kognitif),

pandangan atau sikap siswa terhadap metode belajar yang baru

(efektif ), aktivitas siswa mengikuti pelajaran, perhatian, antusias

dalam belajar, kepercayaan diri, motivasi belajar dan sejenisnya

dapa dianalisis secara deskriptif (Arikunto, 2007: 131)

H. Sistematika Penulisan

Dari uraian di atas dapatlah peneliti gambarkan penelitian yang akan

dilakukan dalam sistematika berikut ini:

1. Bagian Awal

Bagian awal yang terdiri dari: halaman sampul, lembar logo,

halaman judul, lembar persetujuan, pernyataan keaslian tulisan,

(41)

20

tabel, daftar gambar, daftar bagan, daftar diagram, dan daftar

lampiran.

2. Bagian Inti

BAB I : PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,

tujuan penelitian, hipotesis, manfaat penelitian, definisi

operasional, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : KAJIAN TEORI

Berisi tentang ruang lingkup prestasi belajar, ruang lingkup

IPA, dan ruang lingkup strategi pembelajaran kooperatif tipe

STAD.

BAB III : PELAKSANAAN PENELITIAN

Berisi tentang deskripsi lokasi dan deskripsi pelaksanaan

siklus I, siklus II, dan siklus III.

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berisi tentang hasil observasi pada tahap pra penelitian, hasil

penelitian deskripsi per siklus dan pembahasan.

BAB V : PENUTUP

Berisi kesimpulan dan saran-saran.

3. Bagian Akhir

Pada bagian akhir terdiri dari: daftar pustaka,

(42)

21

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi

Kata prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie.

Kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil

usaha (Arifin, 2011: 12). Menurut Poerwadarminta (2006: 910)

prestasi adalah hasil yang telah dicapai dari yang dilakukan dan di

kerjakan. Syaiful Bahri Djamarah (dalam Umiarso, 2011: 226)

menjelaskan bahwa prestasi adalah penilaian pendidikan tentang

perkembangan dan kemajuan murid yang berkenaan dengan

penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada mereka serta

nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi

adalah hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan dan

dikerjakakan berkenaan dengan perkembangan dan kemajuan peserta

didik.

2. Pengertian Belajar

Dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, secara etimologis

belajar memiliki arti berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu

(2008: 23). Definisi di atas dapat diartikan juga bahwa belajar adalah

(43)

22

ilmu. Belajar adalah serangakaian kegiatan jiwa raga untuk

memperolah suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari

pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang

menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor (Bahri, 2011:13).

Menurut Crow and Crow (dalam Sriyanti, 2013:14) Belajar adalah

perbuatan untuk memperoleh kebiasaan, ilmu pengetahuan,dan

berbagai sikap, termasuk penemuan baru dalam mengerjakan sesuatu,

usaha memecahkan rintangan, dan menyesuaikan dengan situasi baru.

Thursan Hakim (dalam Umiarso,2011:226) mendefinisikan bahwa

belajar adalah proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan

perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas

dan kuantitas tingkah laku, seperti peningkatan kecakapan,

pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, ketrampilan, daya pikir,

dan lain-lain kemampuannya. Belajar juga merupakan suatu usaha

sadar yang terencana yang dilakukan oleh individu maupun kelompok

untuk menambah pengetahuan dan ketrampilan serta membentuk

sikap.

Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar

adalah serangkaian kegiatan jiwa dan raga untuk memperoleh

kebiasaan, ilmu pengetahuan, dan berbagai sikap yang terjadi akibat

adanya interaksi individu dengan lingkungannya yang menyangkut

(44)

23 3. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar diartikan sebagai prestasi yang dicapai oleh

seseorang siswa pada pada jangka waktu tertentu dan dicatat dalam

buku rapor sekolah (Poerwodarminto Mila Ratnawati dalam Basri,

2015: 153). Menurut Yaspir Gandhi Wirawan dalam Murjono (dalam

Basri, 2015: 153) menjelaskan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang

dicapai seorang siswa dalam usaha belajarnya sebagaimana

dicantumkan nilai rapornya. Syaiful Bahri Djamarah (dalam Umiarso,

2011 227) menjelaskan bahwa Prestasi Belajar adalah hasil yang

diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam

diri individu sebagai hasil dari kreativitas belajar. Sehingga prestasi

belajar tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena belajar

merupakan suatu proses, sedangkan prestasi belajar adalah hasil dari

proses belajar tersebut.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi

belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa berupa kesan-kesan yang

mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari

kreativitas belajar dalam jangka waktu tertentu sebagaimana

dicantumkan dalam buku rapornya.

4. Bentuk-bentuk Prestasi Belajar

Bentuk-bentuk prestasi belajar dalam Taksonomi Bloom dibagi

dalam tiga ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah

(45)

24 a. Ranah Kognitif

Ranah kognitif adalah ranah yang berkaitan dengan

pengetahuan atau kecerdasan berbahasa dan kecerdasan logika –

matematika. Menurut Bloom, dkk (dalam Dimyati dan Mudjiono,

2002: 26-27) dalam ranah kognitif terdiri dari enam aspek sebagai

berikut:

1) Pengetahuan

Mengacu pada kemampuan ingatan tentang hal yang telah

dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu

berkenaan dengan fakta, peristiwa, kaidah, teori, prinsip atau

metode. Misalnya, kemampuan menceritakan suatu peristiwa

yang terjadi.

2) Pemahaman

Mengacu pada kemampuan menangkap arti dan makna tentang

hal yang dipelajari. Misalnya, dapat mengungkapkan gagasan

atau pendapat dengan kata-kata sendiri.

3) Penerapan

Mengacu pada kemampuan menerapkan metode dan kaidah

untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru. Misalnya,

kemampuan menghitung jarak dan kecepatan dalam soal cerita

(46)

25 4) Analisis

Mengacu pada kemampuan merinci suatu kesatuan kedalam

bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami

dengan baik. Misalnya, kemampuan membuat grafik.

5) Sintesis

Mengacu pada kemampuan membentuk suatu pola baru.

Misalnya, kemampuan menemukan solusi atas suatu masalah

yang terjadi di kelas.

6) Evaluasi

Mengacu pada kemampuan membentuk pendapat tentang

beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu. Misalnya menilai

suatu karangan. Misalnya, dapat menulis suatu laporan.

b. Ranah Afektif

Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan

nilai yang mencakup tentang kecerdasan antarpribadi dan

intrapribadi. Ranah Afektif menurut Krathwohl dan Bloom, dkk

(dalam Dimyati dan Mudjiono, 2002: 27-29) terdiri dari lima aspek

sebagai berikut:

1) Penerimaan

Mengacu pada kepekaan tentang hal tertentu dan kesediaan

memperhatikan hal tersebut. Misalnya kemampuan mengakui

(47)

26 2) Partisipasi atau Responsi

Mengacu pada kerelaan, kesediaan, memperhatikan dan

berpartisipasi dalam suatu kegiatan. Misalnya, mematuhi aturan

sekolah dan berpartisipasi dalam kegiatan sekolah.

3) Penilaian dan Penentuan Sikap

Mengacu pada kemampuan menerima suatu nilai, menghargai,

mengakui, dan menentukan sikap. Misalnya, menerima

pendapat orang lain.

4) Organisasi

Mengacu pada kemampuan membentuk suatu sistem nilai

sebagai pedoman dan pegangan hidup. Misalnya, kemampuan

bertanggung jawab atas perilaku yang dilakukan.

5) Pembentukan Pola Hidup atau Karakterisasi

Mengacu pada kemampuan menghayati nilai dan

membentuknya menjadi pola nilai kehidupan pribadi.

Misalnya, selalu menunjukan sikap disiplin dalam menaati

aturan yang ada.

c. Ranah Psikomotor

Ranah psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan

ketrampilan atau kemampuan bertindak setelah mendapatkan

pengalaman belajar tertentu. Menurut Simpson (dalam Dimyati dan

Mudjiono,2002:29-30) ranah psikomotor terdiri dari tujuh aspek,

(48)

27 1) Persepsi

Mengacu pada kemampuan memilah-milahkan

(mendeskriminasikan) hal-hal yang khas, dan menyadari

adanya perbedaan yang khas tersebut. Misalnya, pemilihan

warna.

2) Kesiapan

Mengacu pada kemampuan menempatkan diri dalam keadaan

di mana akan terjadi suatu gerakan atau rangkaian gerakan.

Kemampuan ini mencakup jasmani dan rohani. Misalnya,

posisi star lomba lari.

3) Gerakan Terbimbing

Mengacu pada kemampuan melakukan gerakan sesuai contoh,

atau gerakan peniruan. Misalnya, membuat lingkaran diatas

pola.

4) Gerakan yang Terbiasa

Mengacu pada kemampuan melakukan gerakan-gerakan tanpa

contoh. Misalnya, melakukan lari dengan tepat.

5) Gerakan Kompleks

Mengacu pada kemampuan melakukan gerakan atau

ketrampilan yang terdiri dari banyak tahap, secara lancar,

efisien dan tepat. Misalnya, kemampuan melakukan praktikum

(49)

28 6) Penyesuaian Pola Gerakan

Mengacu pada kemampuan mengadakan perubahan dan

penyesuaian pola gerak-gerik dengan persyaratan khusus yang

berlaku. Misalnya, ketrampilan bertanding.

7) Kreativitas

Mengacu pada kemampuan melahirkan pola gerak-gerak yang

baru atas dasar prakarsa sendiri. Misalnya, kemampuan

membuat gerakan tari kreasi baru.

5. Fungsi Utama Prestasi Belajar

Prestasi belajar semakin penting untuk dibahas, karena menurut

Arifin (2010: 12-13) prestasi belajar mempunyai beberapa fungsi

utama, antara lain:

a. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas

pengetahuan yang telah dikuasai peserta didik.

b. Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu.

c. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.

d. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu

institusi pendidikan. Indikator intern dalam arti bahwa prestasi

belajar dapat dijadikan indikator tingkat produktivitas suatu

institusi pendidikan. Sedangkan indikator ekstern dalam arti bahwa

tinggi rendahnya prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat

(50)

29

e. Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap (kecerdesan)

peserta didik.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi utama pertasi

belajar adalah sebagai indikator keberhasilan dalam bidang studi

tertentu dan juga sebagai indikator kualitas institusi pendidikan.

6. Kegunaan Prestasi Belajar

Menurut Cronbach (dalam Arifin, 2011: 13) bahwa keguanaan

prestasi belajar banyak ragamnya, antara lain:

a. Sebagai umpan balik bagi guru dalam mengajar.

b. Untuk keperluan diagnostik.

c. Untuk keperluan bimbingan dan penyuluhan.

d. Untuk keperluan seleksi.

e. Untuk keperluan penempatan atau penjurusan.

f. Untuk menentukan isi kurikulum.

g. Untuk menentukan kebijakan sekolah.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kegunaan prestasi

belajar adalah sebagai umpan bagi bagi guru dalam melakukan

pembelajaran serta untuk menetukan isi kurikulum dan kebijakan

(51)

30 7. Indikator Prestasi Belajar

Indikator dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam menyatakan

bahwa suatu proses belajar- mengajar dapat dikatakan berhasil.

Menurut Bahri (2000: 87), ada sejumlah indikator yang dapat dijadikan

tolok ukur keberhasilan belajar anak didik, yaitu:

a. Anak didik menguasai bahan pengajaran yang telah dipelajari.

b. Anak didik menguasai teknik dan cara mempelajari pengajaran.

c. Waktu yang diperlukan untuk menguasai bahan relatif lebih

singkat.

d. Teknik dan cara belajar yang dikuasai dapat digunakan untuk

mempelajari bahan pengajaran lain yang serupa.

e. Anak didik dapat mempelajari bahan pengajaran lain secara

sendiri.

f. Timbulnya motivasi instrinsik (dorongan dari dalam diri anak

didik) untuk belajar lebih lanjut.

g. Tumbuh kebiasaan anak didik untuk selalu mempersiapkan diri

dalam menghadapi kegiatan di sekolah.

h. Anak didik terampil memecahkan masalah yang dihadapinya.

i. Tumbuh kebiasaan dan ketrampilan membina kerjasama dan atau

hubungan sosial dengan orang lain.

j. Kesediaan anak didik untuk menerima pandangan orang lain dan

(52)

31

Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa indikator

prestasi belajar dapat dilihat dari daya serap anak didik dan

ketrampilan yang dimiliki anak didik.

8. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Prestasi belajar siswa banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor,

baik berasal dari dirinya (internal) maupun dari luar dirinya

(eksternal). Adapun faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:

a. Faktor yang berasal dari diri sendiri (internal)

1) Faktor jasmaniah (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun

yang diperoleh. Yang termasuk faktor ini ialah panca indra

yang tidak berfungsi sebagaimana mestimya, seperti

mengalami sakit, cacat tubuh atau perkembangan yang tidak

sempurna, berfungsinya kelenjar tubuh yang membawa

kelainan tingkah laku.

2) Faktor psikologis, baik yang bersifat bawaan maupun yang

diperoleh, terdiri atas:

a) faktor intelektif yang meliputi faktor potensial, yaitu

kecerdasan dan bakat serta faktor kecakapan nyata, yaitu

prestasi yang dimiliki.

b) Faktor nonintelektif yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu

seperti sikap, kebiasaan, minat kebutuhan, motivasi, emosi,

(53)

32

3) Faktor kematangan fisik maupun psikis (Uzer, 1993:9-10).

b. Faktor yang berasal dari luar diri (eksternal)

1) Faktor lingkungan keluarga, yaitu sosial ekonomi keluarga,

pendidikan orang tua, serta perhatian orang tua dan suasana

hubungan antara anggota keluarga.

2) Faktor lingkungan sekolah, yaitu sarana dan prasarana,

kompetensi guru dan siswa, serta kurikulum dan metode

mengajar.

3) Faktor lingkungan masyarakat, yaitu sosial budaya, partisipasi

terhadap pendidikan (Basri, 2015:155-156).

Dengan demikian, beberapa faktor internal dan eksternal yang

berinteraksi baik secara langsung maupun tidak langsung

mempengaruhi prestasi belajar siswa.

B. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Ilmu Pengetahuan Alam atau IPA adalah hasil kegiatan manusia

berupa pengetahuan, gagasan, dan konsep yang terorganisasi tentang

alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui rangkaian proses

ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan pengujian

(54)

33

menjelaskan bahwa IPA adalah ilmu yang mempelajari tentang sebab

dan akibat kejadian-kejadian yang ada di alam ini.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa IPA

adalah ilmu yang mempelajari kejadian-kejadian yang terjadi di alam

yang berupa pengetahuan, gagasan, dan konsep yang terorganisasi

tentang alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui

serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan

pengujian gagasan-gagasan.

2. Ruang Lingkup Pelajaran IPA untuk SD/MI

Ruang lingkup bahan kajian IPA untuk SD/MI meliputi

aspek-aspek sebagai berikut:

a. Aspek Kerja Ilmiah, meliputi:

a) Kegiatan penyelidikan.

b) Berkomunikasi ilmiah.

c) Pengembangan kreativitas.

d) Pemecahan masalah.

e) Sikap.

f) Nilai ilmiah (Samultian,2013: 2).

b. Aspek Pemahaman Konsep, meliputi:

1) Makhul hidup dan proses kehidupannya, yaitu manusia, hewan,

tumbuhan dan interaksinya.

2) Materi, sifat-sifat, dan kegunaannya meliputi: udara, air, tanah,

(55)

34

3) Listrik dan magnet, energi dan panas, gaya dan pesawat

sederhana, cahaya dan bunyi, tata surya, bumi dan benda-benda

langit lainya.

4) Kesehatan, makanan, penyakit dan pencegahannya.

5) Sumber daya alam, kegunaan, pemeliharaan dan

pelestariannyan (Garnida, 2002: 254).

Dalam pembelajaran IPA di SD/MI kedua aspek tersebut saling

terkait satu sama lain. Aspek kerja ilmiah digunakan untuk membantu

siswa dalam memahami konsep dan pengetahuan IPA.

3. Tujuan Pembelajaran IPA di SD/MI

Konsep IPA di Sekolah Dasar merupakan konsep yang masih

terpadu, karena belum dipisahkan secara tersendiri. Adapun tujuan

pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dalam Badan Nasional Standar

Pendidikan (BSNP dalam Susanto, 2013: 171), dimaksudkan untuk:

a. Memperolah keyakinan terhadap kebesaran tuhan yang Maha Esa

berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam

ciptaan-Nya.

b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep

IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan

sehari-hari.

c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran

tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA,

(56)

35

d. Mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam

sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan.

e. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,

menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.

f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala

keteraturannya sebagai salah satu ciptaan tuhan.

g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan ketrampilan IPA

sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP

4. Fungsi Mata Pelajaran IPA di SD/MI

Fungsi mata pelajaran IPA di SD/MI adalah sebagai berikut:

a. Memberikan pengetahuan tentang berbagai jenis dan perangai

lingkungan alam dan lingkungan buatan dalam kaitannya dengan

pemanfaatannya bagi kehidupan sehari-hari.

b. Mengembangkan ketrampilan proses.

c. Mengembangkan wawasan, sikap dan nilai yang berguna bagi

siswa untuk meningkatkan kualitas kehidupan sehari-hari.

d. Mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan keterkaitan

yang saling mempengaruhi antara kemajuan IPA dan teknologi

dengan keadaan lingkungan dan pemanfaatannya bagi kehudupan

sehari-hari.

e. Mengembangkan kemampuan untuk menerapkan ilmu

pengetahuan dan teknologi (IPTEK) serta ketrampilan yang

(57)

36

pendidikannya ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi (Garnida,

2002: 253-254).

5. SK dan KD IPA Kelas IV Semester 1

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) kelas IV

Semester I dapat dilihat pada tabel 1.1, di bawah ini:

Tabel 2.1 SK dan KD IPA Kelas IV Semester 1

STANDAR

1.1 Mendiskripsikan hubungan antara struktur kerangka tubuh manusia dengan fungsinya. 1.2 Menerapkan cara memelihara

kesehatan kerangka tubuh. 1.3 Mendiskripsikan hubungan

antara struktur panca indra dengan fungsinya.

1.4 Menerapkan cara memelihara kesehatan panca indra.

2.1 menjelaskan hubungan antara struktur akar tumbuhan dengan fungsinya.

2.2 Menjelaskan hubungan antara struktur batang tumbuhan dengan fungsinya.

2.3 Menjelaskan hubungan antara struktur daun tumbuhan dengan fungsinya.

(58)

37

3.1 Mengidentifikasi makanan hewan

3.2 Menggolongkan hewan

berdasarkan jenis

makanannya.

3.3 Mengidentifikasi jenis makanan hewan

3.4 Menggolongkan hewan

berdasarkan jenis

4.1 mendiskripsikan daur hidup beberapa hewan di lingkungan sekitar, misalnya kecoa, nyamuk, kupu-kupu, kucing.

4.2 Menunjukan kepedulian

terhadap hewan peliharan, misalnya kucing, ayam, ikan. Makhluk Hidup dan

5.1 mengidentifikasi beberapa

jenis hubungan khas

(simbiosis) dan hubungan “makan dan dimakan” antar

makhluk hidup (rantai

makanan).

5.2 Mendiskripsikan hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya.

6.1 mengidentifikasi wujud benda padat, cair, dan gas memiliki sifat tertentu.

(59)

38 6. Materi Alat Indra Manusia

Alat indra adalah alat dalam tubuh manusia yang dapat

menghubungkan antara tubuh manusia dengan lingkungan. Menurut

Ahmad Abtokhi (2008: 29) indra adalah kumpulan reseptor yang khas

untuk menyadari suatu bentuk perubahan lingkungan. Secara umum

alat indra adalah organ yang berfungsi menerima rangsangan yang

berasal dari luar tubuh manusia (Tim Catha Edukatif, 2013: 11).

Setiap indra mempunyai ujung-ujung saraf sehingga dapat menerima

rangsangan. Ujung saraf disebut reseptor. Rangsangan adalah segala

sesuatu yang mengakibatkan terjadi perubahan dalam tubuh ataupun

pada bagian tubuh. Ada dua macam rangsangan yaitu rangsangan

dalam dan luar. Rangsangan dari dalam dapat berupa rasa lapar, nyeri,

dan kelelahan. Rangsangan dari luar dapat berupa araoma atau bau,

cahaya, sentuhan, rasa manis, rasa asin, rasa pahit, dan suhu ataupun

kelembaban. Manusia normal memiliki lima indra, antara lain:

a. Indra Penglihat (Mata)

Manusia normal biasanya memiliki sepasang mata. Bentunya

mirip bola. Bola mata manusia mempunyai diameter kurang lebih

dua setengah sentimeter. Letak bola mata ada di dalam lekukan

tengkorak kepala. Rongga mata berlapiskan lemak membuat mata

terlindungi dengan baik. Pada bagian dalam dinding rongga mata

(60)

39 1) Bagian-bagian Mata

Bagian-bagian yang melindungi mata antara lain alis,

kelopak, bulu, dan kelenjar air mata.

a) Alis mata adalah rambut yang tumbuh melintang disebelah

atas bola mata. Alis mata berfungsi untuk melindungi mata

dari air atau keringat yang mengalir dari dahi agar tidak

masuk ke dalam mata.

b) Kelopak mata atau pelupuk mata berfungsi melindungi bola

mata dari hal-hal yang membahayakan mata, seperti debu

dan benda asing. Tujuan kelopak mata berkedip adalah

untuk membasahi dan membersihkan bola mata dari

kotoran.

c) Bulu mata pada kelopak mata berfungsi untuk melindungi

mata dari benda-benda asing dan mengurangi cahaya yang

akan masuk ke mata.

d) Kelenjar air mata berfungsi sehingga memproduksi air mata

sehingga membasahi kornea agar mata tidak mudah kering.

e) Otot mata berfungsi untuk menggerakkan bola mata ke

kanan atau ke kiri dan ke bawah atau ke atas. Ciri otot mata

yang normal adalah antara otot mata kiri dan kanan harus

serasi. Otot mata tidak normal atau tidak serasi disebut

(61)

40

Sementara itu, bagian bola mata yang erat kaitannya

dengan fungsi penglihatan antara lain :

a) Kornea, terletak didepan selaput pelangi. Fungsi kornea

adalah utuk meneruskan cahaya yang masuk ke dalam mata

sampai ke selaput jala (retina).

b) Selaput pelangi / iris terletakk di depan lensa mata.

Tersusun oleh jaringan yang kaya pembuluh darah. Fungsi

selaput pelangi adalah memberi warna pada mata.

c) Pupil terletak di tengah selaput pelangi berupa bintik di

tengah dan berwarna hitam. Fungsi pupil adalah mengatur

cahaya yang masuk ke mata sesuai dengan kebutuhan

sehingga mata dapat melihat.

d) Lensa terletak di belakang selaput pelangi/ iris. Fungsi

utama lensa mata adalah membiaskan berkas-berkas cahaya

yang terpantul dari benda-benda yang dilihat menjadi

bayangan yang jelas pada selaput jala (retina).

e) Retina atau selaput jala merupakan lapisan saraf mata yang

letaknya paling belakang. Fungsi utama retina adalah

(62)

41

Gambar 2.1 Bagian-bagian Mata

2) Cara Kerja Mata

Mata bekerja ketika menerima cahaya dari lingkungan.

Pantulan cahaya dari suatu benda masuk melauli pupil dan

diteruskan ke dalam lensa mata. Di lensa mata, cahaya

diarahkan sehingga bayangan benda jatuh pada retina.

Selanjutnya bayangan benda dibawa menuju otak melalui

ujung saraf di retina. Kemudian otak akan mengolah bayangan

tersebut. Bayangan yang diolah otak mengakibatkan kita dapat

melihat suatu benda.

Pada tempat terang, pupil akan mengecil karena cahaya

yang masuk ke dalam mata hanya perlu sedikit sehingga tidak

menyilaukan. Sedangkan di tempat yang redup atau cahayanya

kurang, pupil akan membesar karena cahaya yang masuk harus

(63)

42 3) Kelainan Pada Mata

a) Rabun jauh atau miopi, tidak dapat melihat benda yang

letaknya jauh, karena bayangan benda jatuh di depan retina.

Untuk mengatasi hal tersebut, si penderita dapat ditolong

dengan kacamata berlensa cekung (negatif).

b) Rabun dekat atau hipermetropi, tidak dapat melihat benda

yang letaknya dekat. Karena bayangan benda jatuh di

belakang retina. Supaya bayangan benda jatuh tepat pada

retina, penderita ditolong denga kacamata berlensa

cembung (positif).

c) Rabun tua atau presbiopi, penderita rabun tua tidak dapat

melihat benda pada jarak yang normal atau jarak yang

sangat jauh, karena kemampuan berakomodasi mata sangat

lemah. Kelainan ini biasanya terjadi pada orang yang sudah

usia lanjut. Penderita kelainan ini dapat ditolong dengan

kacamata rangkap (positif dan negatif)

d) Rabun senja atau hemeralopia adalah suatu gejala dimana

penglihatan seseorang menjadi kurang jelas penglihatanya

pada waktu senja. Penyakit ini tejadi karena kekurangan

vitamin A. apanila dibiarkan terus-menerus akan

(64)

43

e) Buta warna, tidak dapat membedakan warna-warna tertentu

seperti hijau, biru, merah, dan kuning. Penyaki ini

disebabkan oleh faktor keturunan.

4) Cara Merawat Mata

Beberapa cara merawat mata agar tetap sehat, antara lain

sebagai berikut:

a) Jangan menatap langsung cahaya matahari dengan mata

telanjang.

b) Jangan membaca di tempat yang menyilaukan dan tempat

yang redup sekali.

c) Membiasakan membaca dengan jarak kurang lebih 30 cm.

d) Banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung

vitamin A.

e) Menghindari mata terkena debu dan kotoran.

f) Jangan biasakan membaca dengan tiduran.

g) Melakukan pemeriksaan dokter mata secara rutin.

b. Indra pendengar (Telinga)

Telinga adalah alat indra yang peka terhadap rangsangan suara.

Suara atau bunyi dapat kita dengan jika frekuensinya berada

diantara 20 sampai 20.000 getaran perdetik.

1) Bagian-bagian Telinga

(65)

44 a) Telinga Bagian Luar

Telinga bagian luar terdiri atas daun telinga, liang telinga,

dan kelenjar minyak. Daun telinga berfungsi sebagai

penangkap suara. Dinding saluran telinga menghasilkan

minyak yang disebut minyak serumen. Minyak serumen

berfungsi menjaga saluran telinga supaya tidak kering dan

untuk membunuh serangga yang masuk ke dalam telinga.

b) Telinga Bagian Tengah

Telinga bagian tengah terdiri atas gengang telinga, tiga

tulang pendengaran (tulang martil, tulang landasan, dan

tulang sanggudi), dan saliran eustachius (saluran yang

menghubungkan kerongkongan dengan telinga. Telinga

bagian tengah berfungsi menerima suara yang ditangkap

oleh telinga bagian luar.

c) Telinga Bagian Dalam

Telinga bagian dalam terdiri atas tingkap jorong, saluran

bundar, tingkap setengah lingkaran, dan rumah siput

(koklea). Telinga dalam berfungsi untuk menerima getaran

(66)

45

Gambar 2.2 Bagian-bagian Telinga

2) Cara Kerja Telinga

Suara berasal dari getaran merabat melalui udara. Suara

tersebut ditangkap oleh gendang telinga. Akibatnya, gendang

telinga bergetar. Getaran di gendang telinga kemudia

dilanjutkan oleh tulang-tulang pendengar ke telinga bagian

dalam, tepatnya di ujung saraf.getaran tersebut di sampaikan ke

otak melalui saraf sehingga kita dapat mendengar.

3) Kelainan Pada Telinga

a) Congek / infeksi telinga

Bagian telinga yang terkena luka dapat menyebabkan

infeksi. Infeksi biasanya disebabkan oleh bakteri.

b) Tuli

Tuli merupakan gangguan ketidakmampuan telinga

untuk mendengarkan bunyi atau suara. Ketulian disebabkan

oleh adanya kerusakan pada gendang telinga, tersumbatnya

(67)

46

lanjut usia, ketulian biasanya disebabkan oleh kakunya

gendang telinga dan kurang bainya hubungan antar tulang

pendengaran.

4) Cara Merawat Telinga

Cara merawat kesehatan telinga, antara lain sebagai berikut:

a) Membersihkan telinga sebaiknya tidak menggunakan benda

keras atau benda tajam.

b) Saat mendengar suara keras, sebaiknya menjauh atau

menutup telinga.

c) Menjaga telinga jangan sampai terkena tamparan krena

dapat menyebabakan selaput gendang mudah luka.

d) Jika telinga kemasukan hewan atau benda kecil lainya,

pendengaran tidak jelas, mengeluarkan nanah, dan berbau,

segera diperiksakan ke dokter atau puskesmas.

c. Indra Pengecap (Lidah)

1) Bagian-bagian Lidah

Permukaan lidah yang tampak berbintil-bintil merupakan

tempat ujung-ujung saraf pengecap. Indra pengecap dapat

menerima rangsangan bahan makanan atau minuman yang

terlarut.

Pada permukaan lidah terdapat beberapa macam reseptor,

antara lain sebagai berikut:

(68)

47

b) Tepi belakang lidah, untuk merasakan rasa masam.

c) Tepi depan lidah, untuk merasakan rasa asin.

d) Ujung lidah, untuk merasakn rasa manis.

Gambar 2.3 Bagian-bagian Lidah

2) Cara Kerja Lidah

Awalnya makanan atau minuman yang masuk ke dalam

mulut akan merangsang ujung-ujung saraf pengecap. Pada saraf

pengecap, rangsangan rasa kemudian dilanjutkan ke pusat saraf

pengecap di otak. Berikutnya, otak akan menanggapi rangsang

tersebut sehingga kita dapat merasakan rasa atau jenis makanan

atau minuman.

3) Kelainan Pada Lidah

Kelainan pada lidah biasanya adalah sariawan. Sariawan

adalahsejenis infeksi jamur yang berbentuk bintik-bintik putih

agak menyerupai sisa-sisa susu pada lidah, langit-langit mulut,

(69)

48 4) Cara Merawat Lidah

Berikut adalah cara memelihara kesehatan lidah:

a) Menghindari makan makanan yang terlalu panas atau

terlalu dingin. Makanan yang terlalu panas atau dingin

dapat merusak bintil pengecap.

b) Membersihkan lidah dengan cara menyikat lidah saat

menggososkan gigi sehingga kotoran pada lidah hilang.

Gunakanlah sikat gigi yang bersih dan lembut.

c) Memperbanyak makanan yang mengandung vitamin C.

d. Indra Pencium (Hidung)

Hidung merupakan indra pencium. Selain sebagai indra

pencium, hidung juga digunakan sebagai alat untuk bernapas.

1) Bagian-bagian Hidung

Hidung terdiri atas dua lubang hidung dan rongga hidung.

Rongga hidung dibentuk oleh tulang hidung dan tengkorak. Di

dalam rongga hidung terdapat selaput lendir dan rambut halus

yang disebut hambut hidung. Rambut hidung dan selaput lendir

berguna untuk menahan kotoran yang masuk bersama-sama

dengan udara pernapasan. Kotoran tersebut dapat berupa debu,

kuman, dan cairan.

Di rangga hidung bagian atas terdapat sel-sel reseptor atau

ujung-ujung saraf pembau. Ujung –ujung saraf pembau

Gambar

Tabel 2.1 SK dan KD IPA Kelas IV Semester 1
Gambar 2.1 Bagian-bagian Mata
Gambar 2.2 Bagian-bagian Telinga
Gambar 2.3 Bagian-bagian Lidah
+7

Referensi

Dokumen terkait

Produk yang ditawarkan oleh sekolah alam Baturraden kepada pelanggan merupakan produk yang secara global dapat direalisasikan dalam visi sekolah tersebut yakni

Untuk menarik minat pencari informasi bentuk elektronik misalnya website, maka dapat dibuatkan tampilan gambar yang menarik sekaligus informasi yang up to date. Pada kesempatan

Dokumen ini adalah f ormulir Resmi VerVal NUPTK periode 2013, untuk inf o lebih lanjut kunjungi http://padamu.kemdikbud.go.id.. FORMULIR

Skripsi yang berjudul “ Konfigurasi Modal Sosial Etnis Jawa dalam mendukung keberhasilan pembangunan desa (studi deskriptif Desa Sena, kacamatan Batang Kuis,..

Arti umum yang dapat diartikan dengan R- 13 dengan KtB ialah ‗mirip.Pada data atau pada cerita tidak ditemukan penggunaan kata reduplikasi tipe R-13 dan dalam

▸ Long sentences are also problematic in writing because, even if they are punctuated properly, they can be hard to read since readers often want a pause, and writers need to be

Menimbang, bahwa berdasarkan fakta-fakta tersebut, Majelis Hakim berpendapat bahwa rumah tangga antara Penggugat dan Tergugat telah pecah dan tidak ada harapan akan hidup

Untuk menghitung daya dukung ultimate dan penurunan pondasi tiang pancang dari data Sondir dan SPT digunakan secara analitis dan menggunakan program Metode