i
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA
MATERI ALAT INDRA MANUSIA
MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE STAD
(STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS)
PADA SISWA KELAS IV SDN 1 CABEANKUNTI
KECAMATAN CEPOGO KABUPATEN BOYOLALI
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh :
ISTI ANA TUSSUNIYAH
NIM 115-11-051
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
iii
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA
MATERI ALAT INDRA MANUSIA
MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE STAD
(STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS)
PADA SISWA KELAS IV SDN 1 CABEANKUNTI
KECAMATAN CEPOGO KABUPATEN BOYOLALI
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh :
ISTI ANA TUSSUNIYAH
NIM 115-11-051
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
vii
MOTTO
“Pendidikan adalah senjata paling ampuh yang dapat kita gunakan untuk mengubah dunia”.
(Nelson Mandela)
ْنَم
ِمْلِعْلاِب ِهْيَلَعَف اَمُه َداَرَأ ْنَمَو ِهْيلَعَفِةَرِخَلأاَداَرَأ ْنَمَو ِمْلِعْل اِب ِهْيَلَعَف اَيْنُّدلا َداْرَأ
)يناربطلا هاور(
“Barangsiapa yang menginginkan kehidupan dunia, maka ia harus memiliki ilmu, dan barang siapa yang menginginkan kehidupan akhirat maka itupun harus dengan ilmu, dan barang siapa menginginkan keduanya maka itupun
viii
PERSEMBAHAN
Karya kecil ini ku persembahkan kepada:
1. Bapakku Ali Mahfud dan Mamakku tercinta Muslimah, terimakasih telah membesarkan dan mendidikku dengan penuh kasih sayang dan
pengorbanan baik secara lahir maupun batin dengan iringan do’a restu sehingga aku seperti sekarang.
2. Kakaku Fitriyah, Keponakanku Aulia dan Akila yang telah memberikan semangat dan terima kasih atas doanya.
3. Kepada bapak Fatchurrohman, M.Pd. selaku pembimbing dan pengarah sampai terselesainya penulisan skripsi ini.
4. Seluruh bapak ibu dosen yang telah bersedia memberikan ilmu kepadaku dan terima kasih atas dorongan dan motivasinya.
5. Kawan-kawan senasib dan seperjungan PGMI angkatan 2011 yang telah memberikan kegembiraan, motivasi dan semangat belajar.
ix
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Tak lupa sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya ke jalan kebenaran, beserta keluarga dan para sahabatnya.
Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I). Adapun judul skripsi ini adalah “Peningkatan Prestasi Belajar IPA Materi Alat Indra Manusia Melalui Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions) Pada Siswa Kelas IV SDN 1 Cabeankunti Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2015/2016”.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak dapat diselesaikan tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak dalam pelaksanaan skripsi ini. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak, khususnya kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga.
3. Ibu Peni Susapti, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah IAIN Salatiga.
4. Bapak Fatchurrohman, M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah memberikan saran, arahan, dan bimbingan serta keikhlasan dan kebijaksanaan meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan bimbingan dalam penulisan skripsi ini.
xi
ABSTRAK
Ana, Isti Tussuniyah. 2015. Peningkatan Prestasi Belajar IPA Materi Alat Indra Manusia Melalui Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions) Pada Siswa Kelas IV SDN 1 Cabeankunti Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2015/2016. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Fatchurrohman, M.Pd. Kata kunci: Prestasi Belajar,Ilmu Pengetahuan Alam dan STAD
Penelitian ini dilatar belakangi rendahnya prestasi belajar siswa SDN 1 Cabeankunti saat pembelajaran IPA. Salah satu penyebabnya rendahnya prestasi belajar siswa adalah kurangnya metode yang digunakan oleh guru saat pembelajaran. Metode yang digunakan guru dalam proses pembelajaran adalah metode konvensional yaitu ceramah. Rumusan masalah yang dikaji adalah apakah dengan strategi pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan prestasi belajar IPA materi Alat Indra Manusia pada siswa kelas IV SDN 1 Cabeankunti Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2015/2016? Apakah dengan strategi pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat memenuhi target pencapaian kriteria ketuntasan minimal (KKM) IPA materi Alat Indra Manusia pada siswa kelas IV SDN 1 Cabeankunti Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2015/2016?
Penelitian ini menggunakan bentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebanyak tiga siklus. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 1 Cabeankunti Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali dengan jumlah siswa 24 anak. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, dokumentasi dan tes.
xii
A. Latar Belakang Masalah ...
xiii
E. Manfaat Penelitian...
F. Definisi Operasional dan Indikator Keberhasilan...
G. Metodologi Penelitian...
1. Rancangan Penelitian...
2. Lokasi, Waktu dan Subyek Penelitian...
3. Langkah-langkah Penelitian...
3. Pengertian Prestasi Belajar...
4. Bentuk-bentuk Prestasi Belajar...
5. Fungsi Utama Prestasi Belajar...
6. Kegunaan Prestasi Belajar...
7. Indikator Prestasi Belajar...
8. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar...
B. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)...
1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)...
xiv
3. Tujuan Pembelajaran IPA di SD/MI...
4. Funngsi Mata Pelajaran IPA di SD/MI...
5. SK dan KD IPA Kelas IV Semester I...
6. Materi Alat Indra Manusia...
C. Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD...
1. Pengertian STAD...
2. Komponen Utama STAD...
3. Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe
STAD dalam Pelajaran IPA Materi Alat Indra
Manusia...
4. Langkah-langkah STAD...
5. Kelebihan Menggunakan STAD...
6. Kelemahan Menggunakan STAD...
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum SDN 1 Cabeankunti...
1. Identitas dan Letak Geografis...
2. Visi dan Misi...
3. Keadaan Gedung SDN 1 Cabeankunti...
4. Keadaan Guru dan Karyawan...
xv
9. Karakteristik Siswa Kelas IV SDN 1 Cabeankunti...
B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian...
1. Deskripsi Pra Siklus...
2. Deskripsi Siklus I...
3. Deskripsi Siklus II...
4. Deskripsi Siklus III...
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Data Persiklus...
1. Analisis Data Pra Siklus...
2. Analisis Data Siklus I...
3. Analisis Data Siklus II...
4. Analisis Data Siklus III...
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 SK dan KD IPA Kelas IV Semester 1...
Tabel 3.1 Keadaan Kepala Sekolah, Guru dan Karyawan SDN 1
Cabeankunti Tahun Pelajaran 2015/2016...
Tabel 3.2 Data Keadaan Peserta Didik SDN 1 Cabeankunti Tahun
Pelajaran 2015/2016...
Tabel 3.3 Jadwal Pelaksanaan Penelitian...
Tabel 3.4 Daftar Nama Siswa Kelas IV SDN 1 Cabeankunti...
Tabel 4.1 Nilai Hasil Belajar Ulangan Harian IPA Siawa Kelas IV (Pra
Siklus)...
Tabel 4.2 Data Prestasi Belajar Siswa Siklus I Pertemuan 1...
Tabel 4.3 Data Prestasi Belajar Siswa Siklus I Pertemuan 2...
Tabel 4.4 Data Prestasi Belajar Siswa Siklus I Pertemuan 1 dan 2...
Tabel 4.5 Data Prestasi Belajar Siswa Siklus II...
Tabel 4.6 Hasil Rekapitulasi Siklus II...
Tabel 4.7 Data Prestasi Belajar Siswa Siklus III...
Tabel 4.8 Hasil Rekapitulasi Siklus III...
Tabel 4.9 Hasil Rekapitulasi Nilai-nilai pada Siklus I II dan III...
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bagian-bagian Mata...
Gambar 2.2 Bagian-bagian Telinga...
Gambar 2.3 Bagian-bagian Lidah...
Gambar 2.4 Bagian-bagian Hidung...
Gambar 2.5 Bagian-bagian Kulit... 41
45
47
49
xviii
DAFTAR BAGAN
xix
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1 Diagram Nilai Rata-rata Siklus I II dan III...
Diagram 4.1 Diagram Persentase Ketuntasan Belajar Siklus I II dan III... 110
xx
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 RPP Siklus I
Lampiran 2 RPP Siklus II
Lampiran 3 RPP Siklus III
Lampiran 4 Daftar Kelompok Siswa
Lampiran 5 Nilai Hasil Belajar Pra Siklus
Lampiran 6 Nilai Hasil Belajar Siklus I Pertemuan 1
Lampiran 7 Nilai Hasil Belajar Siklus I Pertemuan 2
Lampiran 8 Nilai Hasil Belajar Siklus I Pertemuan 1dan 2
Lampiran 9 Nilai Hasil Belajar Siklus II
Lampiran 10 Nilai Hasil Belajar Siklus III
Lampiran 11 Lembar Observasi Guru Siklus I Pertemuan 1
Lampiran 12 Lembar Observasi Guru Siklus I Pertemuan 2
Lampiran 13 Lembar Observasi Guru Siklus II
Lampiran 14 Lembar Observasi Guru Siklus III
Lampiran 15 Lembar Observasi Siswa Siklus I Pertemuan 1
Lampiran 16 Lembar Observasi Siswa Siklus I Pertemuan 2
Lampiran 17 Lembar Observasi Siswa Siklus II
Lampiran 18 Lembar Observasi Siswa Siklus III
Lampiran 19 Foto Kegiatan Pembelajaran
Lampiran 20 Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 21 Surat Pemberian Izin Penelitian
xxi Lampiran 23 Surat Pembimbing Skripsi
Lampiran 24 Daftar Nilai SKK
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan, “Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara” (pasal 1 ayat 1, 2003:3). Dari undang-undang tersebut
bahwasanya pendidikan merupakan upaya yang disengaja atau
direncanakan dalam upaya membangun kualitas manusia Indonesia yang
bukan hanya tertuju pada aspek keduniawian semata, tetapi juga mental
spiritual. Dalam rangka itu pembangunan pendidikan dilaksanakan melalui
jalur formal, informal dan nonformal.
Salah satu isu yang banyak disoroti dalam dunia pendidikan saat ini
adalah rendahnya pencapaian hasil pendidikan yang diperoleh peserta
didik, terutama pada jalur formal di jenjang pendidikan dasar. Pendidikan
tingkat Sekolah Dasar (SD) bertujuan untuk memberikan bekal
kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan kehidupan
sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara dan umat manusia serta
mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan selanjutnya
2
bekal pengetahuan dan kemampuan kepada peserta didik di tingkat
Sekolah Dasar, akan berpengaruh terhadap pencapaian hasil pendidikan di
tingkat selanjutnya. Rendahnya pencapaian mutu hasil pendidikan di
tingakt Sekolah Dasar, cenderung akan mempengaruhi rendahnya
pencapaian hasil pendidikan di tingkat selanjutnya.
Dalam era pembangunan saat ini, dimana situasi kehidupan semakin
mengglobal maka sangat dibutuhkan sumber daya Indonesia yang
berkualitas tinggi. Tanpa memiliki kemampuan sumber daya manusia
yang berkualitas tinggi dan mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lain,
hanya akan menempatkan pada posisi tidak atau kurang dapat
memanfaatkan situasi yang ada, terutama untuk mencapai perbaikan
hidup. Untuk menciptakan sumber daya manusia Indonesia yang
berkualitas tinggi, maka salah satu bidang studi yang harus dipelajari oleh
peserta didik di tingkat Sekolah Dasar adalah Ilmu Penetahuan Alam, agar
peserta didik mampu dalam memenuhi kebutuhan manusia melalui
pemecahan masalah yang dapat diidentifikasai, dan diterapkan dalam
lingkungan masyarakat.
IPA merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari
fenomena-fenomena alam. IPA bukan hanya penguasaan kumpulan yang
berupa fakta-fakta, konsep- konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga
merupakan suatu proses penemuan pendidikan IPA. Pendidkan IPA juga
diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri
3
sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Proses
pembelajaran IPA pada umumnya menekankan pada pemberian
pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi yang dimiliki
peserta didik sehingga mampu menjelajahi dan memahami alam sekitarnya
secara ilmiah. Pendidikan IPA juga diarahkan untuk menemukan masalah
yang terjadi di alam sekitar, sehingga dapat membantu pesrta didik
memperoleh pemahaman yang mendalam tentang alam sekitarnya.
Materi-materi dalam IPA juga banyak mempelajari fenomena-fenomena alam dan
memerlukan penalaran lebih oleh peserta didik. Karakteristik
materi-materi IPA yang cenderung abstrak akan menuntut seorang guru IPA
untuk berinovasi dalam merumuskan model pembelajaran yang tepat
untuk menyampaikannya.
Menurut Hayat dan Yusuf (dalam Widi, 2014:11) Hasil belajar IPA
yang dicapai oleh peserta didik di Indonesia yang tergolong rendah
dipengaruhi oleh banyak faktor, yaitu karakteristik peserta didik dan
keluarga, kemampuan membaca, motivasi belajar, minat dan konsep diri,
strategi belajar, tingkat kehadiran dan rasa memiliki. Faktor yang sangat
penting adalah lingkungan belajar peserta didik dalam bentuk strategi yang
diciptakan guru dalam mengoptimalkan potensi-potensi yang dimiliki
peserta didik dalam mempelajari IPA, dan menggunakan konsep IPA
tersebut dalam memahami lingkungan. Maka sebagai pendidik, guru harus
4
harus kreatif dalam mengajar agar dapat menjelaskan materi secara benar
dengan suasana yang nyaman dan menyenangkan.
Pendidikan IPA di Sekolah Dasar haruslah disesuaikan dengan
perkembangannya. Biasanya siswa SD masih menggunakan pola pikir
yang konkret, maka dalam proses pembelajaran IPA yang abstrak harus
dibantu agar menjadi lebih konkret. Hal ini berarti bahwa strategi
pembelajaran IPA haruslah sesuai dengan perkembangan intelektual atau
perkembangan tingkat berfikir anak, sehingga diharapkan pembelajaran
IPA di Sekolah Dasar itu lebih efektif dan menyenangkan. Pada dasarnya
proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar harus interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
krativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan
fisik, serta psikologis peserta didik (Rusman, 2010:4). Maka guru sebagai
pendidik wajib membimbing dan mengajarkan IPA dengan baik agar
tujuan pelajaran IPA dan proses pembelajaran Sekolah Dasar dapat
tercapai.
Pembelajaran IPA di SD merupakan sarana yang tepat untuk
mempersiapkan para siswa agar dapat memperoleh
pengetahuan-pengetahuan yang baru sehingga apa yang mereka peroleh dapat
dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi pada kenyataannya
prestasi belajar siswa dalam mempelajari konsep-konsep dalam IPA tidak
5
pengetahuan itu bisa ditransfer dari pikiran seseorang ke pikiran orang
lain, sehingga guru yang aktif dalam pembelajaran untuk memindahkan
pengetahuan yang dimilikinya seperti mesin. Siswa hanya mendengar,
mencatat dan mengerjakan tugas yang diberikan guru sehingga
pembelajaran berpusat pada guru dan pemahaman yang dicapai siswa
bersifat sementara.
Selain itu penyebab rendahnya prestasi belajar IPA yaitu dalam
penyampaian pelajaran IPA masih sering menggunakan metode yang yang
monoton dan cenderung konvensional seperti ceramah. Penggunaan
metode tersebut yang mungkin dianggap para guru adalah metode paling
praktis, mudah dan efisien sehingga dapat dilaksanakan tanpa persiapan.
Namun dalam pembelajaran yang hanya menggunakan metode tersebut
akan membuat siswa menjadi pasif dan mudah bosan di kelas. Sehingga
siswa menjadi kurang optimal dalam memahami pelajaran IPA yang di
sampaikan oleh guru dan menyebabkan prestasi belajar siswa dalam
pelajaran IPA masih jauh dari harapan guru. Demikian juga berdasarkan
hasil observasi kegiatan pembelajaran pada kelas IV SDN Cabeankunti 1
Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali bahwa pembelajaran masih sering
menggunakan metode yang monoton dan cenderung konvensiaonal
sehingga menjadikan siswa kurang aktif dan mudah bosan dalam
pembelajaran.
Berdasarkan nilai ulangan mata pelajaran IPA pula yang berkaitan
6
kelas IV SDN Cabeankunti 1 banyak yang jauh dari harapan guru dan
masih di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu 60. Dari hasil
ulangan IPA tersebut yang mencapai KKM adalah sebanyak 4 siswa atau
16,67% dari jumlah siswa dan yang tidak tuntas sebanyak 20 siswa atau
83,33% dari jumlah siswa. Untuk mengatasi masalah tersebut perlu ada
tindakan yang tepat agar proses kegiatan belajar mengajar mampu
mencapai tujuannya. Dalam hal ini peneliti ingin mencoba menggunakan
Strategi Pembelajaran Kooperatif tipe STAD untuk mengatasi masalah
tersebut.
Berdasarkan paparan masalah di atas maka penulis bermaksud
membuat penelitian dengan judul: PENINGKATAN PRESTASI
BELAJAR IPA MATERI ALAT INDRA MANUSIA MELALUI
STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT
TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS) PADA SISWA KELAS IV SDN 1
CABEANKUNTI KECAMATAN CEPOGO KABUPATEN BOYOLALI
TAHUN PELAJARAN 2015/2016.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti mengajukan rumusan
masalah sebagai berikut :
1. Apakah penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif tipe STAD dapat
7
siswa kelas IV SDN 1 Cabeankunti Kecamatan Cepogo Kabupaten
Boyolali tahun pelajaran 2015/2016?
2. Apakah penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif tipe STAD dapat
memenuhi target pencapaian kriteria ketuntasan minimal (KKM) IPA
materi Alat Indra Manusia pada siswa kelas IV SDN 1 Cabeankunti
Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2015/2016?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dipaparkan diatas, maka
tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk meningkatkan prsetasi belajar IPA materi Alat Indra Manusia
melalui penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif tipe STAD pada
siswa Kelas IV SDN 1 Cabeankunti Kecamatan Cepogo Kabupaten
Boyolali Tahun Ajaran 2015/2016.
2. Untuk memenuhi target pencapaian kriteria ketuntasan minimal
(KKM) mata pelajaran IPA materi Alat Indra Manusia melalui Strategi
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada siswa kelas IV SDN 1
Cabeankunti Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali tahun pelajaran
8 D. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara dan bersifat teoritis.
Dalam metode penelitian, hipotesis adalah alat yang mempunyai kekuatan
dalam proses inkuiri. Karena hipotesis dapat menghubungkan dari teori
yang relevan dengan kenyataan yang ada atau fakta, atau dari kenyataan
dengan teori yang relevan (Sukardi,2011:41). Jadi Suatu hipotesis akan
diterima jika disertai dengan fakta-fakta yang membenarkan. Setelah
menelaah berbagai sumber, penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut:
1. Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif tipe STAD dapat
meningkatan prestasi belajar IPA materi Alat Indra Manusia pada
siswa Kelas IV SDN 1 Cabeankunti Kecamatan Cepogo Kabupaten
Boyolali Tahun Pelajaran 2015/2016.
2. Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif tipe STAD dapat
memenuhi target pencapaian kriteria ketuntasan minimal (KKM) mata
pelajaran IPA materi Alat Indra Manusia pada siswa kelas IV SDN 1
Cabeankkunti Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali tahun pelajaran
9 E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik
bersifat teoritis maupun praktis.
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat memberikan
sumbangan kepada perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan
terutama yang berhubungan dengan Ilmu Pengetahuan Alam dan
dalam dunia pendidikan.
b. Secara khusus penelitian ini memberikan kontribusi pada srategi
berupa pergeseran dari paradigma mengajar menuju ke paradigma
belajar yang mementingkan pada proses untuk mencapai hasil.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa
Dapat digunakan sebagai masukan agar siswa dapat
mengoptimalkan kemampuan dan potensi yang dimiliki sehingga
dapat belajar dengan baik agar prestasi belajarnya meningkat.
b. Bagi Guru
Dapat digunakan sebagai saran dan masukan bahwa Strategi
Pembelajaran Kooperatif tipe STAD dapat digunakan sebagai
10 c. Bagi Sekolah
Memberikan masukan kepada sekolah dalam usaha perbaikan
proses pembelajaran, sehingga berdampak pada peningkatan mutu
sekolah.
d. Bagi Institusi
Dari hasil penelitian ini nantinya dapat dipergunakan sebagai
referensi bagi mahasiswa lain untuk penulisan yang relevan, serta
dapat menambah koleksi pustaka dan bahan bacaan bagi
mahasiswa.
F. Definisi Operasional dan Indikator Keberhasilan
1. Definisi Operasional
a. Prestasi Belajar .
Prestasi belajar adalah hasil usaha belajar yang dicapai seorang
siswa berupa suatu kecakapan dari kegiatan belajar bidang
akademis di sekolah pada jangka waktu tertentu yang dicatat pada
setiap akhir semester dalam bukti laporan yang di sebut rapor
(Basri, 2015: 154).
b. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Pelajaran IPA adalah rumpun ilmu yang memiliki karakteristik
khusus yaitu mempelajari fenomena alam yang faktual (factual),
baik berupa kenyataan (reality) atau kejadian (events) dan
11
(2002: 1) menjelaskan bahwa IPA adalah cabang ilmu yang
mempelajari gejala dan perubahan-perubahan alam.
c. Strategi Pembelajaran Kooperatif tipe STAD
Student Team Achievement Disions (STAD) adalah salah satu
strategi pembelajaran kooperatif yang di dalamnya beberapa
kelompok kecil siswa dengan level kemampuan akademik yang
berbeda-beda dan saling bekerja sama untuk menyelesaikan tujuan
pembelajaran. Tidak hanya secara akademi, siswa juga
dikelompokkan secara beragam berdasarkan gender, ras, dan etnis
(Huda, 2014:201).
Sedangkan menurut Isjoni (dalam Taniredja, 2014: 64) Strategi
pembelajaran kooperatif tipe STAD yang dikembangkan oleh
Slavin ini merupakan salah satu tipe kooperatif yang menekankan
pada adanya aktivitas dan interaksi di antara siswa untuk saling
memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi
pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal.
2. Indikator Keberhasilan
Penerapan starategi pembelajaran koooperatf tipe STAD ini
dikatakan efektif apabila indikator yang diharapkan dapat tercapai.
Adapaun indikator keberhasilan penerapan strategi pembelajaran ini
12
individu dalam pembelajaran pada mata pelajaran IPA yaitu 60 dan
KKM klasikal sebesar 85%.
G. Metodologi Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Dalam penelitian ini, rancangan penelitian yang ditetapkan oleh
peneliti adalah penelitian tindakan kelas.
Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian tindakan dalam
bidang pendidikan yang dilaksanakan dalam kawasan kelas dengan
tujuan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas
pembelajaran (Basrowi dan Suwandi, 2008:28).
Menurut Winter (dalam Paizaluddin, 2012: 44) di dalam PTK
diperlukan hadirnya suatu kerjasama dengan pihak-pihak lain.
Kesemuanya itu diharapkan dapat dijadikan sumber data atau data
sumber. Karena pada hakikaktnya kedudukan peneliti dalam PTK
merupakan bagian dari situasi dan kondisi dari suatu latar yang
ditelitinya. Peneliti tidak hanya sebagai pengamat, tetapi dia juga
terlibat langsung dalam suatu proses situasi dan kondisi. Bentuk kerja
sama atau kolaborasi di antara para anggota situasi dan kondisi itulah
yang menyebabkan suatu proses dapat berlangsung.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka peneliti memilih
13
peneliti bekerja sama dengan guru kelas dengan tujuan untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa.
2. Lokasi, Waktu dan Subyek Penelitian.
a. Lokasi Penelitian
1) Tempat penelitian : SDN CabeanKunti 1
2) Mata pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
3) Materi pokok : Alat Indra Manusia
4) Kelas / semester : IV / I
b. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada semester I (ganjil) tahun
ajaran 2015/2016. Penelitian dilaksanakan selama kurang lebih 1
bulan dari tanggal 10 Agustus – 12 September 2015.
c. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Cabeankunti 1
Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2015/2016
sejumlah 24 siswa yang terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 9 siswa
perempuan.
3. Langkah-langkah Penelitian
Penelitian tindakan kelas dilakukan melalui empat tahapan yang
harus dilakukan secara berulang-ulang yakni sebagai berikut :
a. Perencanaan
b. Pelaksanaan
14 d. Refleksi.
Untuk lebih jelasnya tahap-tahapan dalam penelitian tindakan kelas
dapat digambarkan sebagai berikut (Arikunto, 2007:16) :
Bagan 1.1 Empat Langkah Tindakan PTK
Adapun langkah-langkah penelitian tersebut sebagai berikut:
a. Perencanaan
Pada tahap ini peneliti melakukan persiapan untuk merancang
kegiatan pembelajaran IPA materi pokok Alat Indra Manusia
dengan strategi pembelajaran Kooperatif tipe STAD, kegiatan ini
meliputi:
1) Mengunpulkan data yang dibutuhkan dengan cara observasi,
wawancara dan dokumentasi.
2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
15
4) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati kegiatan
peserta didik.
5) Menyiapkan lembar observasi untuk kegiatan guru dalam
melaksanakan pembelajaran.
6) Mempersiapkan soal evaluasi untuk peserta didik.
b. Pelaksanaan Tindakan
1) Guru memotivasi siswa agar semangat dalam mengikuti
pembelajaran.
2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
3) Guru mulai mengadakan proses belajar mengajar.
4) Guru menerapkan strategi pembelajaran kooperatif tipe STAD
dalam pembelajaran.
5) Guru bersama siswa merefleksikan pembelajaran.
6) Guru menutup pembelajaran.
c. Pengamatan
Pengamatan ( observasi ) dilaksanakan pada proses
pembelajaran berlangsung dari awal sampai akhir dengan
menggunakan lembar observasi. Hal ini dilakukan untuk
mengetahui aktivitas peserta didik pada saat proses kegiatan
16 d. Refleksi
Dalam tahap ini, data yang diperoleh dari observasi kemudian
dikumpulkan dan dianalisis untuk mengetahui apakah
pembelajaran yang telah dilaksanakan berhasil atau gagal.
Sehingga dari hasil analisis tersebut dapat dijadikan sebagai bahan
evaluasi dan pedoman untuk menentukan siklus selanjutnya.
4. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan oleh peneliti untuk
memperoleh data adalah sebagai berikut:
a. Silabus
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
c. Lembar observasi untuk mengamati aktivitas peserta didik.
d. Lembar observasi untuk mengamati aktivitas guru yang
melaksanakan kegiatan pembelajaran.
e. Soal evaluasi yang berupa soal post test.
5. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang digunakan dalam kegiatan penelitian
merupakan hal yang sangat penting karena berhubungan dengan isi
penelitian yang dilakukan agar sesuai dengan data lapangan. Dengan
berbagai pertimbangan terutama subyek penelitian, maka teknik yang
17 a. Observasi
Observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan
secara sistematis, logis, objektif, dan rasional mengenai beberapa
fenomena, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam
situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu ( Arifin, 2011: 153).
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan lembar
observasi kegiatan siswa dan lembar observasi kegiatan guru.
b. Tes
Tes adalah alat pengukur yang berharga dalam penelitian. Tes
ialah seperangkat rangsangan (stimul) yang diberikan kepada
seorang dengan maksud untuk mendapatkan jawaban-jawaban
yang dijadikan penetapan skor angka (Paizaluddin, 2014:131).
Dalam teknik pengumpulan data melalui tes, peneliti membuat
dan menggunakan lembar tes tertulis yang berkaitan dengan materi
yang telah disampaikan oleh guru kepada peserta didik. Tes ini
diberikan disetiap akhir pelajaran guna mengukur tingkat
keberhasilan strategi pembelajaran kooperatif tipe STAD yang
diterapkan dalam pembelajaran IPA untuk meningkatkan prestasi
belajar peserta didik.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah metode yang digunakan untuk mencari
data mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan, transkrip,
18
sebagainya(Arikunto, 2010: 274). Dalam metode dokumentasi ini
peneliti mengumpulkan data-data berupa dokumen-dokumen hasil
belajar sebelum dan sesudah dilaksanakanya penelitian, RPP dari
silabus dan foto-foto pelaksanaan peelitian.
6. Analisis Data
Setelah semua data terkumpul, selanjutnya adalah menganalisis
data untuk mengetahui hasil akhir dari penelitian. Menurut Suharsimi
Arikunto (2007: 131) dalam Penelitian Tindakan Kelas dalam
menganalisis data menggunakan dua jenis data, sebagai berikut:
a. Data kuantitatif (nilai hasil belajar siswa) yang dapat dianalisis
secara deskriptif dengan statistik deskriptif. Dalam analisis ini
biasanya untuk mencarai nilai rerata dan mencari presentase
keberhasilan belajar. Dengan rumus sebagai berikut :
1) Rumus mencari nilai rerata.
∑
Keterangan :
= Mean ( rerata )
∑ = Jumlah dari hasil perkalian antara
masing-masing skor dengan frekuensinya.
19
2) Rumus mencari presentase keberhasilan belajar.
Keterangan :
P = Angka Presentase
f = Frekuensi yang sedang dicari presentasenya
N = Number of Case( jumlah frekuensi/banyaknya
individu ) (Sudijono, 2010: 43)
b. Data kualitatif yaitu data yang berupa informasi yang berbentuk
kalimat yang memberi gambaran tentang ekspresi siswa tentang
tingkat pemahaman terhadap suatu mata pelajaran ( kognitif),
pandangan atau sikap siswa terhadap metode belajar yang baru
(efektif ), aktivitas siswa mengikuti pelajaran, perhatian, antusias
dalam belajar, kepercayaan diri, motivasi belajar dan sejenisnya
dapa dianalisis secara deskriptif (Arikunto, 2007: 131)
H. Sistematika Penulisan
Dari uraian di atas dapatlah peneliti gambarkan penelitian yang akan
dilakukan dalam sistematika berikut ini:
1. Bagian Awal
Bagian awal yang terdiri dari: halaman sampul, lembar logo,
halaman judul, lembar persetujuan, pernyataan keaslian tulisan,
20
tabel, daftar gambar, daftar bagan, daftar diagram, dan daftar
lampiran.
2. Bagian Inti
BAB I : PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, hipotesis, manfaat penelitian, definisi
operasional, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II : KAJIAN TEORI
Berisi tentang ruang lingkup prestasi belajar, ruang lingkup
IPA, dan ruang lingkup strategi pembelajaran kooperatif tipe
STAD.
BAB III : PELAKSANAAN PENELITIAN
Berisi tentang deskripsi lokasi dan deskripsi pelaksanaan
siklus I, siklus II, dan siklus III.
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berisi tentang hasil observasi pada tahap pra penelitian, hasil
penelitian deskripsi per siklus dan pembahasan.
BAB V : PENUTUP
Berisi kesimpulan dan saran-saran.
3. Bagian Akhir
Pada bagian akhir terdiri dari: daftar pustaka,
21
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi
Kata prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie.
Kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil
usaha (Arifin, 2011: 12). Menurut Poerwadarminta (2006: 910)
prestasi adalah hasil yang telah dicapai dari yang dilakukan dan di
kerjakan. Syaiful Bahri Djamarah (dalam Umiarso, 2011: 226)
menjelaskan bahwa prestasi adalah penilaian pendidikan tentang
perkembangan dan kemajuan murid yang berkenaan dengan
penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada mereka serta
nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi
adalah hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan dan
dikerjakakan berkenaan dengan perkembangan dan kemajuan peserta
didik.
2. Pengertian Belajar
Dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, secara etimologis
belajar memiliki arti berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu
(2008: 23). Definisi di atas dapat diartikan juga bahwa belajar adalah
22
ilmu. Belajar adalah serangakaian kegiatan jiwa raga untuk
memperolah suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang
menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor (Bahri, 2011:13).
Menurut Crow and Crow (dalam Sriyanti, 2013:14) Belajar adalah
perbuatan untuk memperoleh kebiasaan, ilmu pengetahuan,dan
berbagai sikap, termasuk penemuan baru dalam mengerjakan sesuatu,
usaha memecahkan rintangan, dan menyesuaikan dengan situasi baru.
Thursan Hakim (dalam Umiarso,2011:226) mendefinisikan bahwa
belajar adalah proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan
perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas
dan kuantitas tingkah laku, seperti peningkatan kecakapan,
pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, ketrampilan, daya pikir,
dan lain-lain kemampuannya. Belajar juga merupakan suatu usaha
sadar yang terencana yang dilakukan oleh individu maupun kelompok
untuk menambah pengetahuan dan ketrampilan serta membentuk
sikap.
Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar
adalah serangkaian kegiatan jiwa dan raga untuk memperoleh
kebiasaan, ilmu pengetahuan, dan berbagai sikap yang terjadi akibat
adanya interaksi individu dengan lingkungannya yang menyangkut
23 3. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar diartikan sebagai prestasi yang dicapai oleh
seseorang siswa pada pada jangka waktu tertentu dan dicatat dalam
buku rapor sekolah (Poerwodarminto Mila Ratnawati dalam Basri,
2015: 153). Menurut Yaspir Gandhi Wirawan dalam Murjono (dalam
Basri, 2015: 153) menjelaskan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang
dicapai seorang siswa dalam usaha belajarnya sebagaimana
dicantumkan nilai rapornya. Syaiful Bahri Djamarah (dalam Umiarso,
2011 227) menjelaskan bahwa Prestasi Belajar adalah hasil yang
diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam
diri individu sebagai hasil dari kreativitas belajar. Sehingga prestasi
belajar tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena belajar
merupakan suatu proses, sedangkan prestasi belajar adalah hasil dari
proses belajar tersebut.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi
belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa berupa kesan-kesan yang
mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari
kreativitas belajar dalam jangka waktu tertentu sebagaimana
dicantumkan dalam buku rapornya.
4. Bentuk-bentuk Prestasi Belajar
Bentuk-bentuk prestasi belajar dalam Taksonomi Bloom dibagi
dalam tiga ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah
24 a. Ranah Kognitif
Ranah kognitif adalah ranah yang berkaitan dengan
pengetahuan atau kecerdasan berbahasa dan kecerdasan logika –
matematika. Menurut Bloom, dkk (dalam Dimyati dan Mudjiono,
2002: 26-27) dalam ranah kognitif terdiri dari enam aspek sebagai
berikut:
1) Pengetahuan
Mengacu pada kemampuan ingatan tentang hal yang telah
dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu
berkenaan dengan fakta, peristiwa, kaidah, teori, prinsip atau
metode. Misalnya, kemampuan menceritakan suatu peristiwa
yang terjadi.
2) Pemahaman
Mengacu pada kemampuan menangkap arti dan makna tentang
hal yang dipelajari. Misalnya, dapat mengungkapkan gagasan
atau pendapat dengan kata-kata sendiri.
3) Penerapan
Mengacu pada kemampuan menerapkan metode dan kaidah
untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru. Misalnya,
kemampuan menghitung jarak dan kecepatan dalam soal cerita
25 4) Analisis
Mengacu pada kemampuan merinci suatu kesatuan kedalam
bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami
dengan baik. Misalnya, kemampuan membuat grafik.
5) Sintesis
Mengacu pada kemampuan membentuk suatu pola baru.
Misalnya, kemampuan menemukan solusi atas suatu masalah
yang terjadi di kelas.
6) Evaluasi
Mengacu pada kemampuan membentuk pendapat tentang
beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu. Misalnya menilai
suatu karangan. Misalnya, dapat menulis suatu laporan.
b. Ranah Afektif
Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan
nilai yang mencakup tentang kecerdasan antarpribadi dan
intrapribadi. Ranah Afektif menurut Krathwohl dan Bloom, dkk
(dalam Dimyati dan Mudjiono, 2002: 27-29) terdiri dari lima aspek
sebagai berikut:
1) Penerimaan
Mengacu pada kepekaan tentang hal tertentu dan kesediaan
memperhatikan hal tersebut. Misalnya kemampuan mengakui
26 2) Partisipasi atau Responsi
Mengacu pada kerelaan, kesediaan, memperhatikan dan
berpartisipasi dalam suatu kegiatan. Misalnya, mematuhi aturan
sekolah dan berpartisipasi dalam kegiatan sekolah.
3) Penilaian dan Penentuan Sikap
Mengacu pada kemampuan menerima suatu nilai, menghargai,
mengakui, dan menentukan sikap. Misalnya, menerima
pendapat orang lain.
4) Organisasi
Mengacu pada kemampuan membentuk suatu sistem nilai
sebagai pedoman dan pegangan hidup. Misalnya, kemampuan
bertanggung jawab atas perilaku yang dilakukan.
5) Pembentukan Pola Hidup atau Karakterisasi
Mengacu pada kemampuan menghayati nilai dan
membentuknya menjadi pola nilai kehidupan pribadi.
Misalnya, selalu menunjukan sikap disiplin dalam menaati
aturan yang ada.
c. Ranah Psikomotor
Ranah psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan
ketrampilan atau kemampuan bertindak setelah mendapatkan
pengalaman belajar tertentu. Menurut Simpson (dalam Dimyati dan
Mudjiono,2002:29-30) ranah psikomotor terdiri dari tujuh aspek,
27 1) Persepsi
Mengacu pada kemampuan memilah-milahkan
(mendeskriminasikan) hal-hal yang khas, dan menyadari
adanya perbedaan yang khas tersebut. Misalnya, pemilihan
warna.
2) Kesiapan
Mengacu pada kemampuan menempatkan diri dalam keadaan
di mana akan terjadi suatu gerakan atau rangkaian gerakan.
Kemampuan ini mencakup jasmani dan rohani. Misalnya,
posisi star lomba lari.
3) Gerakan Terbimbing
Mengacu pada kemampuan melakukan gerakan sesuai contoh,
atau gerakan peniruan. Misalnya, membuat lingkaran diatas
pola.
4) Gerakan yang Terbiasa
Mengacu pada kemampuan melakukan gerakan-gerakan tanpa
contoh. Misalnya, melakukan lari dengan tepat.
5) Gerakan Kompleks
Mengacu pada kemampuan melakukan gerakan atau
ketrampilan yang terdiri dari banyak tahap, secara lancar,
efisien dan tepat. Misalnya, kemampuan melakukan praktikum
28 6) Penyesuaian Pola Gerakan
Mengacu pada kemampuan mengadakan perubahan dan
penyesuaian pola gerak-gerik dengan persyaratan khusus yang
berlaku. Misalnya, ketrampilan bertanding.
7) Kreativitas
Mengacu pada kemampuan melahirkan pola gerak-gerak yang
baru atas dasar prakarsa sendiri. Misalnya, kemampuan
membuat gerakan tari kreasi baru.
5. Fungsi Utama Prestasi Belajar
Prestasi belajar semakin penting untuk dibahas, karena menurut
Arifin (2010: 12-13) prestasi belajar mempunyai beberapa fungsi
utama, antara lain:
a. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas
pengetahuan yang telah dikuasai peserta didik.
b. Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu.
c. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.
d. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu
institusi pendidikan. Indikator intern dalam arti bahwa prestasi
belajar dapat dijadikan indikator tingkat produktivitas suatu
institusi pendidikan. Sedangkan indikator ekstern dalam arti bahwa
tinggi rendahnya prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat
29
e. Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap (kecerdesan)
peserta didik.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi utama pertasi
belajar adalah sebagai indikator keberhasilan dalam bidang studi
tertentu dan juga sebagai indikator kualitas institusi pendidikan.
6. Kegunaan Prestasi Belajar
Menurut Cronbach (dalam Arifin, 2011: 13) bahwa keguanaan
prestasi belajar banyak ragamnya, antara lain:
a. Sebagai umpan balik bagi guru dalam mengajar.
b. Untuk keperluan diagnostik.
c. Untuk keperluan bimbingan dan penyuluhan.
d. Untuk keperluan seleksi.
e. Untuk keperluan penempatan atau penjurusan.
f. Untuk menentukan isi kurikulum.
g. Untuk menentukan kebijakan sekolah.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kegunaan prestasi
belajar adalah sebagai umpan bagi bagi guru dalam melakukan
pembelajaran serta untuk menetukan isi kurikulum dan kebijakan
30 7. Indikator Prestasi Belajar
Indikator dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam menyatakan
bahwa suatu proses belajar- mengajar dapat dikatakan berhasil.
Menurut Bahri (2000: 87), ada sejumlah indikator yang dapat dijadikan
tolok ukur keberhasilan belajar anak didik, yaitu:
a. Anak didik menguasai bahan pengajaran yang telah dipelajari.
b. Anak didik menguasai teknik dan cara mempelajari pengajaran.
c. Waktu yang diperlukan untuk menguasai bahan relatif lebih
singkat.
d. Teknik dan cara belajar yang dikuasai dapat digunakan untuk
mempelajari bahan pengajaran lain yang serupa.
e. Anak didik dapat mempelajari bahan pengajaran lain secara
sendiri.
f. Timbulnya motivasi instrinsik (dorongan dari dalam diri anak
didik) untuk belajar lebih lanjut.
g. Tumbuh kebiasaan anak didik untuk selalu mempersiapkan diri
dalam menghadapi kegiatan di sekolah.
h. Anak didik terampil memecahkan masalah yang dihadapinya.
i. Tumbuh kebiasaan dan ketrampilan membina kerjasama dan atau
hubungan sosial dengan orang lain.
j. Kesediaan anak didik untuk menerima pandangan orang lain dan
31
Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa indikator
prestasi belajar dapat dilihat dari daya serap anak didik dan
ketrampilan yang dimiliki anak didik.
8. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Prestasi belajar siswa banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor,
baik berasal dari dirinya (internal) maupun dari luar dirinya
(eksternal). Adapun faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:
a. Faktor yang berasal dari diri sendiri (internal)
1) Faktor jasmaniah (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun
yang diperoleh. Yang termasuk faktor ini ialah panca indra
yang tidak berfungsi sebagaimana mestimya, seperti
mengalami sakit, cacat tubuh atau perkembangan yang tidak
sempurna, berfungsinya kelenjar tubuh yang membawa
kelainan tingkah laku.
2) Faktor psikologis, baik yang bersifat bawaan maupun yang
diperoleh, terdiri atas:
a) faktor intelektif yang meliputi faktor potensial, yaitu
kecerdasan dan bakat serta faktor kecakapan nyata, yaitu
prestasi yang dimiliki.
b) Faktor nonintelektif yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu
seperti sikap, kebiasaan, minat kebutuhan, motivasi, emosi,
32
3) Faktor kematangan fisik maupun psikis (Uzer, 1993:9-10).
b. Faktor yang berasal dari luar diri (eksternal)
1) Faktor lingkungan keluarga, yaitu sosial ekonomi keluarga,
pendidikan orang tua, serta perhatian orang tua dan suasana
hubungan antara anggota keluarga.
2) Faktor lingkungan sekolah, yaitu sarana dan prasarana,
kompetensi guru dan siswa, serta kurikulum dan metode
mengajar.
3) Faktor lingkungan masyarakat, yaitu sosial budaya, partisipasi
terhadap pendidikan (Basri, 2015:155-156).
Dengan demikian, beberapa faktor internal dan eksternal yang
berinteraksi baik secara langsung maupun tidak langsung
mempengaruhi prestasi belajar siswa.
B. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Ilmu Pengetahuan Alam atau IPA adalah hasil kegiatan manusia
berupa pengetahuan, gagasan, dan konsep yang terorganisasi tentang
alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui rangkaian proses
ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan pengujian
33
menjelaskan bahwa IPA adalah ilmu yang mempelajari tentang sebab
dan akibat kejadian-kejadian yang ada di alam ini.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa IPA
adalah ilmu yang mempelajari kejadian-kejadian yang terjadi di alam
yang berupa pengetahuan, gagasan, dan konsep yang terorganisasi
tentang alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui
serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan
pengujian gagasan-gagasan.
2. Ruang Lingkup Pelajaran IPA untuk SD/MI
Ruang lingkup bahan kajian IPA untuk SD/MI meliputi
aspek-aspek sebagai berikut:
a. Aspek Kerja Ilmiah, meliputi:
a) Kegiatan penyelidikan.
b) Berkomunikasi ilmiah.
c) Pengembangan kreativitas.
d) Pemecahan masalah.
e) Sikap.
f) Nilai ilmiah (Samultian,2013: 2).
b. Aspek Pemahaman Konsep, meliputi:
1) Makhul hidup dan proses kehidupannya, yaitu manusia, hewan,
tumbuhan dan interaksinya.
2) Materi, sifat-sifat, dan kegunaannya meliputi: udara, air, tanah,
34
3) Listrik dan magnet, energi dan panas, gaya dan pesawat
sederhana, cahaya dan bunyi, tata surya, bumi dan benda-benda
langit lainya.
4) Kesehatan, makanan, penyakit dan pencegahannya.
5) Sumber daya alam, kegunaan, pemeliharaan dan
pelestariannyan (Garnida, 2002: 254).
Dalam pembelajaran IPA di SD/MI kedua aspek tersebut saling
terkait satu sama lain. Aspek kerja ilmiah digunakan untuk membantu
siswa dalam memahami konsep dan pengetahuan IPA.
3. Tujuan Pembelajaran IPA di SD/MI
Konsep IPA di Sekolah Dasar merupakan konsep yang masih
terpadu, karena belum dipisahkan secara tersendiri. Adapun tujuan
pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dalam Badan Nasional Standar
Pendidikan (BSNP dalam Susanto, 2013: 171), dimaksudkan untuk:
a. Memperolah keyakinan terhadap kebesaran tuhan yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam
ciptaan-Nya.
b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep
IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari.
c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran
tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA,
35
d. Mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam
sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan.
e. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,
menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.
f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan tuhan.
g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan ketrampilan IPA
sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP
4. Fungsi Mata Pelajaran IPA di SD/MI
Fungsi mata pelajaran IPA di SD/MI adalah sebagai berikut:
a. Memberikan pengetahuan tentang berbagai jenis dan perangai
lingkungan alam dan lingkungan buatan dalam kaitannya dengan
pemanfaatannya bagi kehidupan sehari-hari.
b. Mengembangkan ketrampilan proses.
c. Mengembangkan wawasan, sikap dan nilai yang berguna bagi
siswa untuk meningkatkan kualitas kehidupan sehari-hari.
d. Mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan keterkaitan
yang saling mempengaruhi antara kemajuan IPA dan teknologi
dengan keadaan lingkungan dan pemanfaatannya bagi kehudupan
sehari-hari.
e. Mengembangkan kemampuan untuk menerapkan ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK) serta ketrampilan yang
36
pendidikannya ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi (Garnida,
2002: 253-254).
5. SK dan KD IPA Kelas IV Semester 1
Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) kelas IV
Semester I dapat dilihat pada tabel 1.1, di bawah ini:
Tabel 2.1 SK dan KD IPA Kelas IV Semester 1
STANDAR
1.1 Mendiskripsikan hubungan antara struktur kerangka tubuh manusia dengan fungsinya. 1.2 Menerapkan cara memelihara
kesehatan kerangka tubuh. 1.3 Mendiskripsikan hubungan
antara struktur panca indra dengan fungsinya.
1.4 Menerapkan cara memelihara kesehatan panca indra.
2.1 menjelaskan hubungan antara struktur akar tumbuhan dengan fungsinya.
2.2 Menjelaskan hubungan antara struktur batang tumbuhan dengan fungsinya.
2.3 Menjelaskan hubungan antara struktur daun tumbuhan dengan fungsinya.
37
3.1 Mengidentifikasi makanan hewan
3.2 Menggolongkan hewan
berdasarkan jenis
makanannya.
3.3 Mengidentifikasi jenis makanan hewan
3.4 Menggolongkan hewan
berdasarkan jenis
4.1 mendiskripsikan daur hidup beberapa hewan di lingkungan sekitar, misalnya kecoa, nyamuk, kupu-kupu, kucing.
4.2 Menunjukan kepedulian
terhadap hewan peliharan, misalnya kucing, ayam, ikan. Makhluk Hidup dan
5.1 mengidentifikasi beberapa
jenis hubungan khas
(simbiosis) dan hubungan “makan dan dimakan” antar
makhluk hidup (rantai
makanan).
5.2 Mendiskripsikan hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
6.1 mengidentifikasi wujud benda padat, cair, dan gas memiliki sifat tertentu.
38 6. Materi Alat Indra Manusia
Alat indra adalah alat dalam tubuh manusia yang dapat
menghubungkan antara tubuh manusia dengan lingkungan. Menurut
Ahmad Abtokhi (2008: 29) indra adalah kumpulan reseptor yang khas
untuk menyadari suatu bentuk perubahan lingkungan. Secara umum
alat indra adalah organ yang berfungsi menerima rangsangan yang
berasal dari luar tubuh manusia (Tim Catha Edukatif, 2013: 11).
Setiap indra mempunyai ujung-ujung saraf sehingga dapat menerima
rangsangan. Ujung saraf disebut reseptor. Rangsangan adalah segala
sesuatu yang mengakibatkan terjadi perubahan dalam tubuh ataupun
pada bagian tubuh. Ada dua macam rangsangan yaitu rangsangan
dalam dan luar. Rangsangan dari dalam dapat berupa rasa lapar, nyeri,
dan kelelahan. Rangsangan dari luar dapat berupa araoma atau bau,
cahaya, sentuhan, rasa manis, rasa asin, rasa pahit, dan suhu ataupun
kelembaban. Manusia normal memiliki lima indra, antara lain:
a. Indra Penglihat (Mata)
Manusia normal biasanya memiliki sepasang mata. Bentunya
mirip bola. Bola mata manusia mempunyai diameter kurang lebih
dua setengah sentimeter. Letak bola mata ada di dalam lekukan
tengkorak kepala. Rongga mata berlapiskan lemak membuat mata
terlindungi dengan baik. Pada bagian dalam dinding rongga mata
39 1) Bagian-bagian Mata
Bagian-bagian yang melindungi mata antara lain alis,
kelopak, bulu, dan kelenjar air mata.
a) Alis mata adalah rambut yang tumbuh melintang disebelah
atas bola mata. Alis mata berfungsi untuk melindungi mata
dari air atau keringat yang mengalir dari dahi agar tidak
masuk ke dalam mata.
b) Kelopak mata atau pelupuk mata berfungsi melindungi bola
mata dari hal-hal yang membahayakan mata, seperti debu
dan benda asing. Tujuan kelopak mata berkedip adalah
untuk membasahi dan membersihkan bola mata dari
kotoran.
c) Bulu mata pada kelopak mata berfungsi untuk melindungi
mata dari benda-benda asing dan mengurangi cahaya yang
akan masuk ke mata.
d) Kelenjar air mata berfungsi sehingga memproduksi air mata
sehingga membasahi kornea agar mata tidak mudah kering.
e) Otot mata berfungsi untuk menggerakkan bola mata ke
kanan atau ke kiri dan ke bawah atau ke atas. Ciri otot mata
yang normal adalah antara otot mata kiri dan kanan harus
serasi. Otot mata tidak normal atau tidak serasi disebut
40
Sementara itu, bagian bola mata yang erat kaitannya
dengan fungsi penglihatan antara lain :
a) Kornea, terletak didepan selaput pelangi. Fungsi kornea
adalah utuk meneruskan cahaya yang masuk ke dalam mata
sampai ke selaput jala (retina).
b) Selaput pelangi / iris terletakk di depan lensa mata.
Tersusun oleh jaringan yang kaya pembuluh darah. Fungsi
selaput pelangi adalah memberi warna pada mata.
c) Pupil terletak di tengah selaput pelangi berupa bintik di
tengah dan berwarna hitam. Fungsi pupil adalah mengatur
cahaya yang masuk ke mata sesuai dengan kebutuhan
sehingga mata dapat melihat.
d) Lensa terletak di belakang selaput pelangi/ iris. Fungsi
utama lensa mata adalah membiaskan berkas-berkas cahaya
yang terpantul dari benda-benda yang dilihat menjadi
bayangan yang jelas pada selaput jala (retina).
e) Retina atau selaput jala merupakan lapisan saraf mata yang
letaknya paling belakang. Fungsi utama retina adalah
41
Gambar 2.1 Bagian-bagian Mata
2) Cara Kerja Mata
Mata bekerja ketika menerima cahaya dari lingkungan.
Pantulan cahaya dari suatu benda masuk melauli pupil dan
diteruskan ke dalam lensa mata. Di lensa mata, cahaya
diarahkan sehingga bayangan benda jatuh pada retina.
Selanjutnya bayangan benda dibawa menuju otak melalui
ujung saraf di retina. Kemudian otak akan mengolah bayangan
tersebut. Bayangan yang diolah otak mengakibatkan kita dapat
melihat suatu benda.
Pada tempat terang, pupil akan mengecil karena cahaya
yang masuk ke dalam mata hanya perlu sedikit sehingga tidak
menyilaukan. Sedangkan di tempat yang redup atau cahayanya
kurang, pupil akan membesar karena cahaya yang masuk harus
42 3) Kelainan Pada Mata
a) Rabun jauh atau miopi, tidak dapat melihat benda yang
letaknya jauh, karena bayangan benda jatuh di depan retina.
Untuk mengatasi hal tersebut, si penderita dapat ditolong
dengan kacamata berlensa cekung (negatif).
b) Rabun dekat atau hipermetropi, tidak dapat melihat benda
yang letaknya dekat. Karena bayangan benda jatuh di
belakang retina. Supaya bayangan benda jatuh tepat pada
retina, penderita ditolong denga kacamata berlensa
cembung (positif).
c) Rabun tua atau presbiopi, penderita rabun tua tidak dapat
melihat benda pada jarak yang normal atau jarak yang
sangat jauh, karena kemampuan berakomodasi mata sangat
lemah. Kelainan ini biasanya terjadi pada orang yang sudah
usia lanjut. Penderita kelainan ini dapat ditolong dengan
kacamata rangkap (positif dan negatif)
d) Rabun senja atau hemeralopia adalah suatu gejala dimana
penglihatan seseorang menjadi kurang jelas penglihatanya
pada waktu senja. Penyakit ini tejadi karena kekurangan
vitamin A. apanila dibiarkan terus-menerus akan
43
e) Buta warna, tidak dapat membedakan warna-warna tertentu
seperti hijau, biru, merah, dan kuning. Penyaki ini
disebabkan oleh faktor keturunan.
4) Cara Merawat Mata
Beberapa cara merawat mata agar tetap sehat, antara lain
sebagai berikut:
a) Jangan menatap langsung cahaya matahari dengan mata
telanjang.
b) Jangan membaca di tempat yang menyilaukan dan tempat
yang redup sekali.
c) Membiasakan membaca dengan jarak kurang lebih 30 cm.
d) Banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung
vitamin A.
e) Menghindari mata terkena debu dan kotoran.
f) Jangan biasakan membaca dengan tiduran.
g) Melakukan pemeriksaan dokter mata secara rutin.
b. Indra pendengar (Telinga)
Telinga adalah alat indra yang peka terhadap rangsangan suara.
Suara atau bunyi dapat kita dengan jika frekuensinya berada
diantara 20 sampai 20.000 getaran perdetik.
1) Bagian-bagian Telinga
44 a) Telinga Bagian Luar
Telinga bagian luar terdiri atas daun telinga, liang telinga,
dan kelenjar minyak. Daun telinga berfungsi sebagai
penangkap suara. Dinding saluran telinga menghasilkan
minyak yang disebut minyak serumen. Minyak serumen
berfungsi menjaga saluran telinga supaya tidak kering dan
untuk membunuh serangga yang masuk ke dalam telinga.
b) Telinga Bagian Tengah
Telinga bagian tengah terdiri atas gengang telinga, tiga
tulang pendengaran (tulang martil, tulang landasan, dan
tulang sanggudi), dan saliran eustachius (saluran yang
menghubungkan kerongkongan dengan telinga. Telinga
bagian tengah berfungsi menerima suara yang ditangkap
oleh telinga bagian luar.
c) Telinga Bagian Dalam
Telinga bagian dalam terdiri atas tingkap jorong, saluran
bundar, tingkap setengah lingkaran, dan rumah siput
(koklea). Telinga dalam berfungsi untuk menerima getaran
45
Gambar 2.2 Bagian-bagian Telinga
2) Cara Kerja Telinga
Suara berasal dari getaran merabat melalui udara. Suara
tersebut ditangkap oleh gendang telinga. Akibatnya, gendang
telinga bergetar. Getaran di gendang telinga kemudia
dilanjutkan oleh tulang-tulang pendengar ke telinga bagian
dalam, tepatnya di ujung saraf.getaran tersebut di sampaikan ke
otak melalui saraf sehingga kita dapat mendengar.
3) Kelainan Pada Telinga
a) Congek / infeksi telinga
Bagian telinga yang terkena luka dapat menyebabkan
infeksi. Infeksi biasanya disebabkan oleh bakteri.
b) Tuli
Tuli merupakan gangguan ketidakmampuan telinga
untuk mendengarkan bunyi atau suara. Ketulian disebabkan
oleh adanya kerusakan pada gendang telinga, tersumbatnya
46
lanjut usia, ketulian biasanya disebabkan oleh kakunya
gendang telinga dan kurang bainya hubungan antar tulang
pendengaran.
4) Cara Merawat Telinga
Cara merawat kesehatan telinga, antara lain sebagai berikut:
a) Membersihkan telinga sebaiknya tidak menggunakan benda
keras atau benda tajam.
b) Saat mendengar suara keras, sebaiknya menjauh atau
menutup telinga.
c) Menjaga telinga jangan sampai terkena tamparan krena
dapat menyebabakan selaput gendang mudah luka.
d) Jika telinga kemasukan hewan atau benda kecil lainya,
pendengaran tidak jelas, mengeluarkan nanah, dan berbau,
segera diperiksakan ke dokter atau puskesmas.
c. Indra Pengecap (Lidah)
1) Bagian-bagian Lidah
Permukaan lidah yang tampak berbintil-bintil merupakan
tempat ujung-ujung saraf pengecap. Indra pengecap dapat
menerima rangsangan bahan makanan atau minuman yang
terlarut.
Pada permukaan lidah terdapat beberapa macam reseptor,
antara lain sebagai berikut:
47
b) Tepi belakang lidah, untuk merasakan rasa masam.
c) Tepi depan lidah, untuk merasakan rasa asin.
d) Ujung lidah, untuk merasakn rasa manis.
Gambar 2.3 Bagian-bagian Lidah
2) Cara Kerja Lidah
Awalnya makanan atau minuman yang masuk ke dalam
mulut akan merangsang ujung-ujung saraf pengecap. Pada saraf
pengecap, rangsangan rasa kemudian dilanjutkan ke pusat saraf
pengecap di otak. Berikutnya, otak akan menanggapi rangsang
tersebut sehingga kita dapat merasakan rasa atau jenis makanan
atau minuman.
3) Kelainan Pada Lidah
Kelainan pada lidah biasanya adalah sariawan. Sariawan
adalahsejenis infeksi jamur yang berbentuk bintik-bintik putih
agak menyerupai sisa-sisa susu pada lidah, langit-langit mulut,
48 4) Cara Merawat Lidah
Berikut adalah cara memelihara kesehatan lidah:
a) Menghindari makan makanan yang terlalu panas atau
terlalu dingin. Makanan yang terlalu panas atau dingin
dapat merusak bintil pengecap.
b) Membersihkan lidah dengan cara menyikat lidah saat
menggososkan gigi sehingga kotoran pada lidah hilang.
Gunakanlah sikat gigi yang bersih dan lembut.
c) Memperbanyak makanan yang mengandung vitamin C.
d. Indra Pencium (Hidung)
Hidung merupakan indra pencium. Selain sebagai indra
pencium, hidung juga digunakan sebagai alat untuk bernapas.
1) Bagian-bagian Hidung
Hidung terdiri atas dua lubang hidung dan rongga hidung.
Rongga hidung dibentuk oleh tulang hidung dan tengkorak. Di
dalam rongga hidung terdapat selaput lendir dan rambut halus
yang disebut hambut hidung. Rambut hidung dan selaput lendir
berguna untuk menahan kotoran yang masuk bersama-sama
dengan udara pernapasan. Kotoran tersebut dapat berupa debu,
kuman, dan cairan.
Di rangga hidung bagian atas terdapat sel-sel reseptor atau
ujung-ujung saraf pembau. Ujung –ujung saraf pembau