• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN HUKUM UPAYA PENGENDALIAN KERUSAKAN LINGKUNGAN AKIBAT KEGIATAN PEMATANGAN LAHAN (Studi Perumahan Villa Tamara)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TINJAUAN HUKUM UPAYA PENGENDALIAN KERUSAKAN LINGKUNGAN AKIBAT KEGIATAN PEMATANGAN LAHAN (Studi Perumahan Villa Tamara)"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

JURNAL BERAJA NITI ISSN : 2337-4608 Volume 3 Nomor 9 (2014)

http://e-journal.fhunmul.ac.id/index.php/beraja © Copyright 2014

TINJAUAN HUKUM UPAYA PENGENDALIAN KERUSAKAN

LINGKUNGAN AKIBAT KEGIATAN PEMATANGAN LAHAN

(Studi Perumahan Villa Tamara)

AndryNuryadi1 (andry@fhunmul.ac.id) Rosmini2 (rosmini@fhunmul.ac.id) Rika Erawaty3 (erawaty@fhunmul.ac.id) Abstrak

Ibukota Provinsi Kalimantan Timur, Kota Samarinda mengalami perkembangan kegiatan dan fungsi perkotaan, bahkan menjadi salah satu pusat pertumbuhan ekonomi sekaligus pusat kegiatan bagi kawasan Timur Pulau Kalimantan. Mengingat bahwa sumber daya alam merupakan potensi daerah yang harus dikelola dengan baik dalam rangka menunjang pembangunan di daerah. Kegiatan yang mengubah bentuk lahan akhir-akhir ini semakin meningkat dan cenderung menimbulkan perubahan struktur lahan baik langsung maupun tidak langsung terhadap lingkungan.

Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah penelitian yuridis emipiris. Karena peneletian ini selain mengkaji hukum tertulis dari berbagai aspek juga mengkaji hukum dari aspek terapan atau implementasinya, atau sering disebut juga dengan penelitian yuridis empiris. Jenis penelitin yuridis empiris mengungkapkan hukum yang hidup dalam masyarakat melalui perbuatan yang dilakukan masyarakat dan melalui peraturan perundang-undangan yang berlaku. Lokasi penelitian di lakukan di kota Samarinda Kecamatan Samarinda Utara, Kelurahan Sempaja Selatan, Jalan Aw. Syahrani. Di karenakan terjadinya kerusakan lingkungan di duga akibat pematangan lahan yang dilakukan oleh pengembang perumahan Villa Tamara yang mengakibatkan banjir dan tanah longsor diwalayah tersebut.

Kata kunci : kerusakan ingkungan hidup, pematangan lahan, pengawasan

1 Mahasiswa Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Mulawarman 2

Dosen Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Mulawarman 3 Dosen Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Mulawarman

(2)

Pendahuluan

Kualitas lingkungan hidup yang semakin menurun telah mengancam kelangsungan perikehidupan manusia dan mahkluk hidup lainnya. Hal tersebut disebabkan oleh adanya kerusakan dan pencemaran lingkungan. Pasal 65 ayat (1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan hidup menegaskan bawha setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat sebagai bagian dari hak asasi manusia. Pasal 1 Ayat 16 yang menyebutkan perusakan lingkungan hidup adalah tindakan orang yang menimbulkan perubahan langsung atau tidak langsung terhadap sifat fisik, kimia, dan/atau hayati lingkungan hidup sehingga melampaui kriteria baku kerusakan lingkungan hidup.

Perusakan lingkungan hidup apabila di tinjau dari peristiwa terjadinya dapat di bagi menjadi dua :

1. Kerusakan itu terjadi dengan sendirinya, yang di sebabkan oleh alam dan perbuatan manusia.

2. Disebabkan pencemaran, baik yang berasal dari air, udara, maupun tanah.4

Proses pematangan lahan perumahan secara tekhnis di sebutkan bahwa, Pematangan lahan untuk pengembangan perumahan dengan melakukan cut and fill (pemangkasan dan pengisian) dapat membahayakan kondisi lingkungan. Cara yang sudah lazim dilakukan pengembang sebelum membangun perumahan ini dimaksudkan untuk mmendapatkan area datar sehingga

4

Muhammad Erwin, 2009, Hukum Lingkungan Dan System Kebijaksanaan Pembangunan Lingkungan Hidup, Refia Aditama, Bandung. Halaman 48

(3)

pembangunannya lebih mudah dan rumah yang dihasilkan lebih banyak. Proses cut and fill itu kerap kali merusak lahan yang imbasnya bukan hanya pada lokasi proyek bersangkutan melainkan bisa berkembang hingga ke lokasi di sekitarnya. Dampaknya bisa menyebabkan banjir, longsor, dan tanah amblas.5

Kegiatan pematangan lahan yang terjadi di kota Samarinda adalah salah satunya berada di Perumahan Dosen Unmul Kelurahan Sempaja Selatan, Kecamatan Samarinda Utara. Untuk pertama kalinya dalam 20 tahun terakhir, Perumahan Dosen Unmul di Jalan Dayak Tunjung, RT 20 Kelurahan Sempaja Selatan, Kecamatan Samarinda Utara kebanjiran. Penyebabnya karena pematangan lahan untuk perumahan yang dilakukan pengembang perumahan di Jalan AW Sjahranie. Selain itu, saluran air yang tidak memadai membuat air meluap ke pemukiman warga hingga menggenangi setidaknya tujuh rumah, dengan kerugian mencapai puluhan juta.6

Pembahasan

Tinjauan Hukum Upaya Pengendalian Kerusakan Lingkungan Akibat Kegiatan Pematangan Lahan Yang Ada Di Kota Samarinda

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Berdasarkan pasal 1 ayat 1 Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi

5

http://www.housing-estate.com /read/2014/06/20/ pematangan-lahan perumahan-bahayakan lingkungan/ diakses tanggal 8 juli 2014 pukul 11:30 Wita.

6

http://www.sapos.co.id/index.php/berita/detail/Rubrik/18/10651, diakses tanggal 5 April 2014 Pukul 10.20 WITA.

(4)

alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Sedangkan Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum, lihat Pasal 1 ayat 2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Pengendalian pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup merupakan tanggung jawab bersama antara Pemerintah, pemerintah daerah, dan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan sesuai dengan kewenangan, peran, dan tanggung jawab masing-masing sebagaimana disebut dalam Pasal 13 ayat (3) Undang Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Kewenangan Pemerintah Daerah Mengenai Pengendalian Lingkungan Pasal 14 Ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah Urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah untuk kabupaten/kota merupakan urusan yang berskala kabupaten/kota. Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Samarinda mempunyai tugas pokok mendukung dan membantu Kepala Daerah dalam pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik khususnya perumusan perencanaan penanganan dan pengendalian dampak lingkungan daerah.

(5)

Pengendalian kerusakan lingkungan yang berada di Kota Samarinda diatur dalam Peraturan Daerah Kota Samarinda Nomor 29 Tahun 2003 tentang Pengendalian Kegiatan Usaha Yang Mengubah Bentuk Lahan Dalam Wilayah Kota Samarinda. Pasal 1 Pengendalian Kerusakan Lingkungan Hidup adalah upaya pencegahan dan penanggulangan serta pemulihan kerusakan lingkungan hidup dengan mengubah bentuk alam.

Pimpinan usaha pengembang perumahan yakni Villa Tamara mempunyai kewajiban yang harus dipatuhi. Berdasarkan pasal 6 Peraturan Daerah Kota Samarinda Nomor 29 Tahun 2003 tentang Pengendalian Kegiatan Usaha Yang Mengubah Bentuk Lahan Dalam Wilayah Kota Samarinda penanggung jawab usaha berkewajiban untuk :

(a)Setiap penanggung jawab usaha dan atau kegiatan yang dapat menimbulkan kerusakan lahan wajib melakukan upaya pencegahan kerusakan lahan.

(b)Setiap penanggung jawab usaha dan atau kegiatan yang mengakibatkan kerusakan lahan wajib melakukan penanggulangannya. (c)Setiap penanggung jawab usaha dan atau kegiatan yang

mengakibatkan kerusakan lahan wajib melakukan pemulihan kondisi lahan.

(d)Ketentuan mengenai tata cara penanggulangan kerusakan lahan dan pemulihan kondisi lahan sebagaimana dimaksud ayat (1), (2), dan (3) ditetapkan Instansi teknis yang berwenang.

(6)

Pasal 7 Peraturan Daerah Kota Samarinda Nomor 29 Tahun 2003 tentang Pengendalian Kegiatan Usaha Yang Mengubah Bentuk Lahan Dalam Wilayah Kota Samarinda bahwa Instansi teknis yang membidangi usaha tersebut melakukan pengawasan atas pengendalian. Kegiatan pengembangan perumahan dan pematangan lahan yang dilakukan oleh pihak pengembang perumahan Villa Tamara telah menimbulkan kerusakan lingkungan hidup yang menimbulkan dampak terhadap warga RT. 19 Kelurahan Sempaja Selatan yang lokasi pembangunan perumahan terletak di bagian atas perumahan Unmul. Berdsasarkan pengaduan warga RT. 19 itu sendiri pada tanggal 5 Desember 2013. Dalam Hal tersebut berdasarkan hasil verifikasi tanggal 13 Desember 2012 menindaklanjuti surat pengaduan warga RT. 19 Kelurahan Sempaja Selatan kecamatan samarinda utara, perum unmul jl. Dayak tunjung dan sekitarnya. Dalam hal ini pihak pengembang perumahan dan pematangan lahan perumahan Villa Tamara tidak memenuhi ketentuan pasal pasal 6 Peraturan Daerah Kota Samarinda Nomor 29 Tahun 2003 tentang Pengendalian Kegiatan Usaha Yang Mengubah Bentuk Lahan Dalam Wilayah Kota Samarinda.

Bagi pelaku usaha yang melanggar ketentuan pasal 6 Peraturan Daerah Kota Samarinda Nomor 29 Tahun 2003 tentang Pengendalian Kegiatan Usaha Yang Mengubah Bentuk Lahan Dalam Wilayah Kota Samarinda dapat dikenakan ganti kerugian Pasal 14 ayat (1) Peraturan Daerah Kota Samarinda Nomor 29 Tahun 2003 tentang Pengendalian Kegiatan Usaha Yang Mengubah Bentuk Lahan Dalam Wilayah Kota Samarinda Setiap perbuatan yang melanggar pasal 6, ayat (1), (2), dan ayat (3) yang mengakibatkan kerusakan lingkungan hidup dan/atau

(7)

lahan yang dapat menimbulkan kerugian orang lain, maka wajib membayar ganti kerugian yang ditimbulkanya atau melakukan tindakan tertentu. Menindaklanjuti surat pengaduan warga RT. 19 Kelurahan Sempaja Selatan Kecamatan Samarinda Utara, Perum. Unmul JL. Dayak Tunjung dan sekitarnya, tanggal 5 Desember 2012. Pembangungan turap (Bronjong) pembatas antara permukiman warga RT. 19 dan Perumahan Villa Tamara. Maka telah dilakukan verifikasi oleh tim Pemerintah Kota Samarinda (Badan Lingkungan Hidup Kota Samarinda, Dinas Cipta Karya dan Tata Kota Samarinda, Camat Samarinda Utara dan Lurah Sempaja Selatan) Tanggal 13 Desember 2012 merekomendasikan kepada pengembang dan pemilik lahan untuk :

1. Perlu adanya kajian teknis sebelum melaksanakan pembangunan dinding penahan tanah agar tidak menimbulkan dampak untuk warga sekitar.

2. Untuk segera membuat pernyataan pertanggungjawaban kepada warga yang terkena dari dampak pembangunan perumahan Villa Tamara.

3. Perlu membuat design bronjong (dondong/tanggul penahan tanah dan air) yang sesuai dengan syarat dan ketentuan dalam konstruksi bangunan (teknis bangunan) yang disesuaikan dengan kondisi tata letak bangunan disekitarnya agar tidak menimbulkan dampak negatif untuk warga sekitar.

4. Pembangunan bronjong yang sedang dilaksanakan agar diperbaiki dan disesuaikan dengan konstruksi design yang benar.

5. Segera menanggulangi dampak longsor yang ditimbulkan tersebut dan melaporkan hasil perbaikan tersebut kepada Instansi terkait (BLH Kota Samarinda)

(8)

6. Rapat koordinasi lanjutan dari hasil verifikasi ini diperlukan guna mencapai penyelesaian maksimal oleh instasni terkait (Tim Verifikasi Lapangan).7

Berita acara Rapat koordinasi hasil kesepakatan Pertemuan warga Unmul Perumahan Sempaja Dengan Manajemen Villa Tamara pada hari Senin Tanggal 25 Maret 2013 bertempat Di Masjid Al-a’raf yang dihadiri oleh 18 Warga, 3 Ketua RT, Pihak Manajemen Villa Tamara dan di saksikan oleh Komisi I DPRD Kota Samarinda. Sebagian gambar terlampir dalam lampiran skripsi ini. Telah melakukan kesepakatan sebagai berikut:

1. Masing-masing pihak yang telah bersepakat warga telah mewajibkan perhatian khusus dari pihak manajemen Villa Tamara dalam mengantisipasi dampak lingkungan dan dampak sosial sesuai amdal yang telah disusun.

2. Manajemen Villa Tamara akan memperbaiki konstruksi turap dan normalisasi drainase secara menyeluruh sesuai kaidah teknis yang berlaku.

3. Manajemen Villa Tamara dalam jangka pendek akan memperbaiki drainase dan membersihkan lumpur pintu gerbang jalan modang.

7

(9)

Upaya yang dilakukan Instansi terkait dan Pengembang Perumahan Villa Tamara dalam mengendalikan kerusakan lingkungan akibat kegiatan pematangan lahan

Badan Lingkungan Lingkungan Hidup Kota Samarinda merupakan Instansi terkait yang bertanggung jawab melakukan pengawasan dibidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71 ayat 2 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan hidup yaitu Menteri, gubernur, atau bupati/walikota dapat mendelegasikan kewenangannya dalam melakukan pengawasan kepada pejabat/instansi teknis yang bertanggungjawab di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Mukhlish dan Mustafa lutfi menjelaskan bahwa pengawasan merupakan salah satu unsur fundamental dalam menunjang keberhasilan pengelolaan lingkungan, karena pengawasan merupakan bagian dari penegakan hukum lingkungan yang bersifat preventif.8

Sebagaimana yang dijelaskan dalam Undang-Undang 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yaitu upaya preventif dalam rangka pengendalian dampak lingkungan hidup perlu dilaksanakan dengan mendayagunakan secara maksimal instrumen pengawasan dan perizinan. Dalam hal pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup sudah terjadi, perlu dilakukan upaya represif berupa penegakan hukum yang efektif, konsekuen, dan konsisten terhadap pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup yang sudah terjadi. Upaya pengawasan Badan Lingkungan Hidup Kota Samarinda dalam menindaklanjuti surat pengaduan warga RT. 19 Kelurahan Sempaja Selatan Kecamatan Samarinda

(10)

Utara merupakan bukti bahwa Badan Lingkungan Hidup Kota Samarinda sesuai dengan pasal 74 ayat 1 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan hidup yaitu Pejabat pengawas lingkungan hidup sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71 ayat (3) berwenang:

a. Melakukan pemantauan; b. Meminta keterangan;

c. Membuat salinan dari dokumen dan/atau membuat catatan yang diperlukan;

d. Memasuki tempat tertentu; e. Memotret;

f. Membuat rekaman audio visual; g. Mengambil sampel;

h. Memeriksa peralatan;

i. Memeriksa instalasi dan/atau alat transportasi; dan/atau j. Menghentikan pelanggaran tertentu.

Ketentuan mengenai tata cara penanggulangan kerusakan lahan dan pemulihan kondisi lahan sebagaimana dimaksud ayat (1), (2), dan (3) ditetapkan Instansi teknis yang berwenang seperti yang tercantum dalam pasal 6 Peraturan Daerah Kota Samarinda Nomor 29 Tahun 2003 tentang Pengendalian Kegiatan Usaha Yang Mengubah Bentuk Lahan Dalam Wilayah Kota Samarinda ini juga Badan Lingkungan Hidup sudah menjalankan aturan tersebut dengan merekomendasikan kepada pihak pengembang perumahan dan pemilik lahan untuk melakukan penanggulangan kerusakan lahan dan pemulihan kondisi lahan.

(11)

Ketentuan yang dilanggar pasal 6, ayat (1), (2), dan ayat (3) yang mengakibatkan kerusakan lingkungan hidup dan atau lahan yang dapat menimbulkan kerugian orang lain, maka wajib membayar ganti kerugian yang ditimbulkannya atau melakukan tindakan tertentu. Dalam hal Badan Lingkungan Hidup Kota Samarinda merekomendasikan rapat koordinasi Hasil kesepakatan Pertemuan warga Unmul Perumahan Sempaja dengan Manajemen Villa Tamara di Masjid Al-a’raf telah melakukan kesepakatan yaitu masing-masing pihak yang telah bersepakat warga telah mewajibkan perhatian khusus dari pihak Manajemen Villa Tamara dalam mengantisipasi dampak lingkungan dan dampak social sesuai amdal yang telah disusun. Upaya Badan Lingkungan Hidup Kota Samarinda dan pihak pengembang dalam mengendalikan kerusakan lingkungan akibat pematangan lahan yang berdampak kepada warga RT. 19 sesuai dengan kaidah aturan yang berlaku seperti ketentuan yang sudah disebutkan diatas. Pengawasan Badan Lingkungan Hidup Kota Samarinda sebagai instansi terkait dalam pengendalian kerusakan lingkungan hidup memiliki peran yang penting dalam masalah pengendalian dan pengelolaan lingkungan hidup.

Upaya pihak pengembang perumahan Villa Tamara adalah dengan menepati kesepakatan yang sudah dibuat, yaitu dengan melakukan pemulihan lingkungan sebagaimana yang dimaksiud dalam ketentuan ganti kerugian Pasal 14 ayat (1) Peraturan Daerah Kota Samarinda Nomor 29 Tahun 2003 tentang Pengendalian Kegiatan Usaha Yang Mengubah Bentuk Lahan Dalam Wilayah Kota Samarinda Setiap perbuatan yang melanggar pasal 6, ayat (1), (2), dan ayat (3) yang mengakibatkan kerusakan lingkungan hidup dan atau lahan yang dapat

(12)

menimbulkan kerugian orang lain, maka wajib membayar ganti kerugian yang ditimbulaknnya atau melakukan tindakan tertentu. Setiap orang yang dengan sengaja melakukan perbuatan yang mengakibatkan dilampauinya baku mutu udara ambien, baku mutu air, baku mutu air laut, atau kriteria baku kerusakan lingkungan hidup, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling sedikit Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah) dan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah). Apabila perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan orang luka dan/atau bahaya kesehatan manusia, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 12 (dua belas) tahun dan denda paling sedikit Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah) dan paling banyak Rp12.000.000.000,00 (dua belas miliar rupiah).

Dampak lingkungan akibat pematangan lahan yang ditimbulkan oleh pengembang perumahan Villa tamara dapat dikenakan Ketentuan Pasal 98 ayat (1) dan (2) Undang-Ungang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup tersebut. Karena Penegakan hukum pidana dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Penegakan hukum pidana dalam Undang-Undang ini memperkenalkan ancaman hukuman minimum di samping maksimum, perluasan alat bukti, pemidanaan bagi pelanggaran baku mutu, keterpaduan penegakan hukum pidana, dan pengaturan tindak pidana korporasi. Penegakan hukum pidana lingkungan tetap memperhatikan asas ultimum remedium yang mewajibkan penerapan penegakan hukum pidana sebagai upaya terakhir setelah

(13)

penerapan penegakan hukum administrasi dianggap tidak berhasil. Penerapan asas ultimum remedium ini hanya berlaku bagi tindak pidana formil tertentu, yaitu pemidanaan terhadap pelanggaran baku mutu air limbah, emisi, dan gangguan.

Penutup Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan diatas maka dapat di simpulkan bahwa :

1. Tinjauan hukum upaya pengendalian kerusakan lingkungan akibat kegiatan pematangan lahan yang ada di kota Samarinda. Pengembangan perumahan dan pematangan lahan yang dilakukan oleh pihak pengembang perumahan Villa Tamara telah menimbulkan kerusakan lingkungan hidup yang menimbulkan dampak terhadap warga RT. 19 Kelurahan Sempaja Selatan. Dalam hal mengenai ketentuan yang dilanggar adalah pasal 6, ayat (1), (2), dan ayat (3) Peraturan Daerah Kota Samarinda Nomor 29 Tahun 2003 tentang Pengendalian Kegiatan Usaha Yang Mengubah Bentuk Lahan Dalam Wilayah Kota Samarinda yang mengakibatkan kerusakan lingkungan hidup dan/atau lahan yang dapat menimbulkan kerugian orang lain, maka wajib membayar ganti kerugian yang ditimbulkannya atau melakukan tindakan tertentu.

2. Upaya yang dilakukan Instansi terkait dan pengembang Perumahan Villa Tamara dalam mengendalikan kerusakan lingkungan akibat kegiatan pematangan lahan. Upaya Badan Lingkungan Hidup Kota Samarinda dan pihak pengembang dalam mengendalikan kerusakan lingkungan akibat

(14)

pematangan lahan yang berdampak kepada warga RT. 19 mengganti kerugian pemulihan lingkungan sesuai dengan kaidah aturan yang berlaku seperti ketentuan yang sudah disebutkan diatas. Pengawasan Badan Lingkungan Hidup Kota Samarinda sebagai instansi terkait dalam pengendalian kerusakan lingkungan hidup memiliki peran yang penting dalam masalah pengendalian dan pengelolaan lingkungan hidup.

Saran

Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan di atas maka saran yang dapat disampaikan oleh penulis sebagai berikut :

1. Kepada pihak Pengembang Perumahan Villa Tamara dalam melakukan Kegiatan pengembangan perumahan dan pematangan lahan harus mengikuti kaidah aturan yang berlaku sehingga setiap kegiatan yang berdampak kepada lingkungan hidup dapat di antisipasi.

2. Pemerintah Kota Samarinda harus melakukan pengawasan terhadap kegiatan pembangunan perumahan dan pematangan lahan yang ada di kota samarinda, sebagai upaya pengendalian lingkungan hidup sesuai daengan Pasal 13 ayat 3 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

(15)

DAFTAR PUSTAKA Buku

Bambang Sunggono, 2006, Metodelogi Penelitian Hukum, PT. Raja Grafindo, Persada

Dwi Susilo Rachmad K, 2012, Sosiologi Lingkungan Dan Sumber Daya Alam, Aa-Ruzz Media, Jogjakarta.

Erwin , Muhammad, 2009, Hukum Lingkungan Dan System Kebijaksanaan Pembangunan Lingkungan Hidup, Refia Aditama, Bandung.

Helmi, 2012, Hukum Perizinan Lingkungan Hidup, Sinar Grafika, Jakarta

Lufti Mustafa, Dan Mukhlish, 2010, Hukum Administrasi Lingkungan Kontemporer, Setara Press, Malang

Muhammad, Abdulkadir, 2004, Hukum Dan Penelitian Hukum, Citra Aditya Bakti, Bandung.

Peter Mahmud Marzuki, 2010, Penelitian Hukum, Kencana, Jakarta.

R.M Gatot P. Soemarto, 2004, Hukum Lingkungan Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta.

Takdir Rahmadi, 2011, Hukum Lingkungan di Indonesia, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Peraturan Perundang-undangan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Peraturan Daerah Kota Samarinda Nomor 29 Tahun 2003 tentang Pengendalian Kegiatan Usaha Yang Mengubah Bentuk Lahan Dalam Wilayah Kota Samarinda

Peraturan Walikota Samarinda Nomor 36 Tahun 2010 tentang Pedoman Tata Cara Pemberian Izin Pematangan Lahan

Artikel Internet

Artikel Berjudul, “Potensi Dampak dari Kegiatan

Pembangunan Perumahan”http://blhkabsukabumi.wordpress.com/20 11/10/11/panduan-penilaian amdal-atau-uklupl-untuk-kegiatan-pembangunan-perumahan/, diakses tanggal 5 April 2014

Artikel http://sitichotijah269.wordpress.com/tugas-kuliah/tugas-internet desing/artikel upaya penanggulangan-kerusakan-lingkungan-hidup dalam- pembangunan berkelanjutan-di-indonesia/, diakses tanggal 8 juli 2014 pukul 11:23 Wita.

Artikel internet http://www.sapos.co.id/index.php/berita/detail/Rubrik/18/10651, diakses tanggal 5 April 2014 Pukul 10.20 WITA.

(16)

Artikel http://www.housing-estate.com /read/2014/06/20/ pematangan-lahan perumahan-bahayakan lingkungan/ diakses tanggal 8 juli 2014 pukul 11:30 Wita.

Artikel http://blh.samarindakota.go.id/index.php/public/page/detail/40 diakses tanggal 2 juli 2014. Pukul 02.00 Wita.

Artikel http://blh.samarindakota.go.id/index.php/public/page/detail/40 diakses tanggal 2 juli 2014. Pukul 02.00 Wita.

Artikel http://www.pandanwangi-residence.com/main.php?menu=4 diakses pada tanggal 2 july 2014. Pukul 01.00 Wita.

Artikel http://www.skyscrapercity.com/showthread.php?p=109522126&langid=5 diakses pada tanggal 2 july 2014 . pukul 01.03 Wita.

Artikel http://madyapalaumb.wordpress.com /2013/06/25/ penegakan-hukum-lingkungan-part1/. Di Akses Tangga 3 September 2014, Pukul 1:08 Wita.

Referensi

Dokumen terkait

Salah ‗Abd al-Fatah al-Khalidi (2000:221) seorang pengkaji karya-karya Syed Qutb dan biografinya yang terkenal menyatakan bahawa Syed Qutb dalam tafsir Fi Zilal al-Quran

Jika dilihat dari faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya penyimpangan di atas antara yang satu dengan yang lainnya saling terkait. Untuk itu, apabila dikaitkan

Studi ini memberikan gambaran imple- mentasi model pembelajaran Integrasi Atribut Asesmen Formatif (IAAF) dalam pembelajaran Biologi Sel. Dalam pelaksanaan pembelajaran,

Pada penelitian ini penulis menggunakan sistem pendukung keputusan dengan menerapkan metode The Extended Promethee II (EXPROM II) untuk menentukan gabungan kelompok tani terbaik pada

Periode Perencanaan Berkenaan Pengaruh Rencana Pola Ruang terhadap Kebutuhan Pelayanan SKPD Arahan Lokasi Pengembangan Pelayanan SKPD (1) (2) (3) (4) (5) (6)

Penelitian ini mengkaji ramuan usada untuk mengatasi penyakit asam urat di Desa Tengkudak, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan.yang meliputi: (1) Mengapa masyarakat

kemampuan, kreativitas dan keterampilan sistematis untuk bersaing dengan cepat mengubah kecenderungan global siswa putus sekolah, mengurangi tingkat melek huruf lingkungan negara

Pada apartemen ini semua ruang pada unit hunian berada pada satu unit lantai, tipe apartemen ini paling sering dijumpai di daerah kota yang memiliki kepadatan tinggi