• Tidak ada hasil yang ditemukan

PT Bentoel Internasional Investama Tbk Dan Anak Perusahaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PT Bentoel Internasional Investama Tbk Dan Anak Perusahaan"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

PT Bentoel Internasional Investama Tbk

Dan Anak Perusahaan

Menara Rajawali Lantai 23

Jl Mega Kuningan Lot# 5.1 Kawasan Mega Kuningan Jakarta 12950

Telp. 5761718

B

(Tidak Diaudit)

Untuk Masa Sembilan Bulan Yang Berakhir 30 September 2009 dan 2008

I N I

(2)

1. Neraca Konsolidasi Per 30 September 2009 dan 2008 (Tidak Diaudit) 1

2. Laporan Laba Rugi Konsolidasi untuk masa sembilan bulan

yang berakhir 30 September 2009 dan 2008 (Tidak Diaudit) 3

3. Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasi untuk masa sembilan bulan

yang berakhir 30 September 2009 dan 2008 (Tidak Diaudit) 4

4. Laporan Arus Kas Konsolidasi untuk masa sembilan bulan

yang berakhir 30 September 2009 dan 2008 (Tidak Diaudit) 6

5. Catatan Atas Laporan Keuangan 7

(3)
(4)

30 September 2009 30 September 2008

Rp Rp

Aset Lancar :

Kas dan setara kas 3 77.480.202.927 149.759.015.385 Investasi jangka pendek 4 - -Piutang usaha - setelah dikurangi

penyisihan piutang ragu-ragu

Rp. 4.200.785.377,- per 30 September 2009 dan 2008 5 131.225.187.906 199.350.208.935 Piutang lainlain hubungan istimewa

setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar nihil per 30 September 2009

dan Rp 15.552.000.000,- per 30 September 2008 6 - 7.550.210.114 Piutang lainlain pihak ketiga

setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu

Rp 31.128.289.422,-per 30 September 2009 dan 2008 7 24.509.063.740 13.307.199.373 Persediaan - setelah dikurangi

penyisihan penurunan nilai persediaan sebesar

Rp. 563.914.648,- per 30 September 2009 dan 2008 8 2.548.697.984.721 2.788.910.264.766 Pajak dibayar dimuka 9 130.128.065.473 168.617.782.708 Biaya dibayar dimuka 18.777.595.287 21.658.076.658 Uang Muka Pembelian 19.382.354.170 17.812.866.794

Jumlah Aset Lancar 2.950.200.454.224 3.366.965.624.733

Aset Tidak Lancar :

Deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya 11 - 32.000.000.000 Piutang hubungan istimewa - setelah dikurangi

penyisihan piutang ragu-ragu sebesar

Rp. 12.395.265.139,- per 30 September 2009 dan 2008 12 - -Uang muka pembelian aset tetap 10 195.797.682.272 182.104.033.748 Aset pajak tangguhan 33 88.520.611.997 86.503.192.762 Investasi saham 1.187.376.220 715.376.220 Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan

Rp. 571.624.166.040- per 30 September 2009 dan

Rp. 459.957.426.644,- per 30 September 2008 13 1.143.006.783.565 903.359.290.131 Klaim pengembalian pajak 14 12.635.680.619

-Goodwill 15 31.791.536.380 41.331.920.128

Jaminan 1.082.211.326 1.082.211.326

Aset lainnya 16 13.488.407.642 3.255.278.529 Jumlah Aset Tidak Lancar 1.487.510.290.021 1.250.351.302.844

Jumlah Aset 4.437.710.744.245 4.617.316.927.577

Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi

Keterangan Catatan

(5)

30 September 2009 30 September 2008

Rp Rp

Kewajiban Lancar :

Hutang usaha 17 95.821.589.414 172.151.294.718

Hutang pajak 18 583.014.674.025 494.217.340.894

Biaya yang masih harus dibayar 19 138.978.323.899 141.864.736.655

Hutang bank 20 339.763.136.834 694.382.685.828

Hutang bank jangka panjang jatuh tempo dalam satu tahun 21 3.214.285.708 2.164.285.708

Hutang lain-lain 17.700.414.291 3.908.527.191

Jumlah Kewajiban Lancar 1.178.492.424.171 1.508.688.870.994

Kewajiban Tidak Lancar :

Hutang bank jangka panjang setelah dikurangi

bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun 21 8.544.642.876 11.758.928.584

Hutang obligasi 22 1.345.653.493.873 1.344.243.816.217

Kewajiban tidak lancar lainnya 23 150.003.883.528 134.706.994.678 Jumlah Kewajiban Tidak Lancar 1.504.202.020.277 1.490.709.739.479 Ekuitas :

Modal saham

Nilai nominal Rp.50,- per saham Modal dasar - 21.546.000.000 saham

Modal ditempatkan & disetor - 6.733.125.000 saham 24 336.656.250.000 336.656.250.000 Tambahan modal disetor 25 350.813.599.007 350.813.599.007 Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali 26 106.071.687.225 106.071.687.225

Saldo laba 961.474.763.565 824.376.780.872

Jumlah Ekuitas 1.755.016.299.797 1.617.918.317.104

Jumlah Kewajiban dan Ekuitas 4.437.710.744.245 4.617.316.927.577 Keterangan

Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi

(6)

Penjualan dan Pendapatan Bersih 28 4.313.643.121.907 4.431.827.390.442 Beban Pokok Penjualan dan Beban Langsung 29 (3.510.771.363.526) (3.639.847.712.173)

Laba Kotor 802.871.758.381 791.979.678.269

Beban Usaha :

- Penjualan 30 358.225.878.780 378.926.096.453

- Umum dan Administrasi 31 187.531.182.633 183.367.000.438 Jumlah Beban Usaha 545.757.061.413 562.293.096.891

Laba Usaha 257.114.696.968 229.686.581.378

Penghasilan (Beban) Lain-Lain :

- Penghasilan bunga deposito dan jasa giro 1.256.233.660 15.965.787.306 - Keuntungan (kerugian) atas penjualan aset tetap 11.834.805.070 11.153.894.520 - Keuntungan penjualan barang sisa 5.343.089.151 7.920.830.794 - Pendapatan sewa 1.073.280.000 398.227.272 - Keuntungan (kerugian) kurs mata uang asing-berih 9.220.417.726 14.989.622.589 - Beban bunga dan keuangan 32 (138.429.764.460) (119.850.953.102) - Lain-lain bersih (29.965.001.964) (16.716.466.914) Jumlah Penghasilan (Beban) Lain-lain (139.666.940.817) (86.139.057.535) Laba Sebelum Pajak 117.447.756.151 143.547.523.843

Beban Pajak 33 92.632.031.244 16.691.900.630

Laba Bersih 24.815.724.907 126.855.623.213

Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi

(7)

Modal Disetor Tambahan Modal Disetor

Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas

Sepengendali

Modal Saham Diperoleh

Kembali

Saldo Laba Jumlah Ekuitas

(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)

Saldo per 01 Januari 2009 336.656.250.000 350.813.599.007 106.071.687.225 - 936.659.038.658 1.730.200.574.890 Dividen tunai - - - - - -Laba bersih masa berjalan - - - - 24.815.724.907 24.815.724.907

Saldo per 30 September 2009 336.656.250.000 350.813.599.007 106.071.687.225 - 961.474.763.565 1.755.016.299.797

Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi

(8)

Keterangan Modal Disetor Tambahan Modal Disetor

Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas

Sepengendali

Modal Saham

Diperoleh Kembali Saldo Laba Jumlah Ekuitas

(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)

Saldo per 01 Januari 2008 336.656.250.000 350.813.599.007 106.071.687.225 - 747.977.923.309 1.541.519.459.541 Dividen tunai - - - - (50.456.765.650) (50.456.765.650) Laba bersih masa berjalan - - - - 126.855.623.213 126.855.623.213

Saldo per 30 September 2008 336.656.250.000 350.813.599.007 106.071.687.225 - 824.376.780.872 1.617.918.317.104

Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi

(9)

Perolehan as 00.631) Hasil Pe 64.057 Uang m 07.484) Pengur 08.532 Penarika 10.369) Kas bers 45.895) Arus ka et tetap (42.578.285.484) (46.830.3 njualan aset tetap 13.900.633.433 15.593.6 uka pembelian aset tetap (189.118.770.623) (306.216.5 angan (penambahan) deposito yang dibatasi penggunaannya 32.300.000.000 11.443.3 n (penambahan) investasi (1.470.000.000) (55.015.3 ih digunakan untuk aktivitas investasi (186.966.422.674) (381.025.1

s dari Aktivitas Pendanaan :

Penerim 28.069 Pembay 39.161) Kas yan 11.092) Penerim 86.152 Penerim 43.580 Penerim 20.000 Penerim 16.999 Pembaya 38.497) Pembay 44.776) Kas bers 27.634) Arus ka

aan kas dari pelanggan 4.288.091.733.450 4.321.908.1 aran kas kepada pemasok dan karyawan (3.814.631.380.476) (4.771.581.0 g dihasilkan operasi 473.460.352.974 (449.672.9 aan bunga 1.264.650.984 16.965.0 aan dari penjualan produk sampingan 12.549.856.437 9.334.8 aan pendapatan sewa transportasi 1.114.443.000 754.8 aan lain-lain 43.010.069.219 77.691.2 ran Pajak (196.822.665.373) (175.271.1 aran bunga dan beban keuangan (131.042.977.569) (111.914.2 ih diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas operasi 203.533.729.672 (632.112.3

s dari Aktivitas Investasi :

Yang Berakhir Yang Berakhir s/d 30 September 2009 s/d 30 September 2008

(Rp) (Rp)

Arus kas dari Aktivitas Operasi :

Kenaik 92.851 Pembaya 52.301) Kas bers 40.550 Kenaik 32.979) Kas dan 98.850 Pengar 50.486) Kas dan 15.385 Keterangan

an (penurunan) hutang bank (11.542.278.283) 627.882.2

ran dividen (44.984.2

ih diperoleh dari aktivitas pendanaan (11.542.278.283) 582.898.0

an (Penurunan) Bersih Kas dan Setara Kas 5.025.028.715 (430.239.4

Setara Kas Awal Periode 76.694.242.895 593.803.4 uh perubahan kurs mata uang asing (4.239.068.683) (13.805.0 Setara Kas Akhir Periode 77.480.202.927 149.759.0

Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi

(10)

1. UMUM

a. Pendirian dan Informasi Umum

PT Bentoel Internasional Investama Tbk (Perusahaan), didirikan berdasarkan akta No. 247 tanggal 11 April 1987 dari Misahardi Wilamarta, S.H., notaris di Jakarta. Akta pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-1219.HT.01.01.Th.89 tanggal 4 Pebruari 1989 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 90 tanggal 10 Nopember 1989 Tambahan No. 2990/1989. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan. Perubahan terakhir pada tahun 2008 berdasarkan akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 238 tanggal 27 Juni 2008 dari Eliwaty Tjitra,S.H., notaris di Jakarta, pemegang saham menyetujui perubahan seluruh Anggaran Dasar Perusahaan untuk disesuaikan dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 mengenai Perseroan Terbatas. Akta perubahan tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan

No AHU-60855.AH.01.02. Tahun 2008 tanggal 10 September 2008, dan telah

didaftarkan dalam Daftar Perusahaan dengan TDP No.09.03.1.51.28222 pada tanggal 11 Maret 2009 serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 18 tanggal 3 Maret 2009 Tambahan No.6324/2009.

Perusahaan berdomisili di Jakarta, dan kantor pusat beralamat di Menara Rajawali Lantai 23, Jalan Mega Kuningan Lot#5.1 Jakarta – 12950.

Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, maksud dan tujuan Perusahaan antara lain adalah menjalankan usaha dalam bidang perdagangan umum, industri, pembangunan, kehutanan dan jasa. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial sejak tahun 1989, yang pada saat itu bergerak dalam bidang industri rotan. Saat ini Perusahaan bertindak sebagai induk perusahaan (holding company) dan distributor atas rokok produksi anak perusahaan. Jumlah karyawan tetap Perusahaan dan Anak Perusahaan sebanyak 5.768 dan 5.773 karyawan masing-masing per 30 September 2009 dan 2008.

Susunan pengurus Perusahaan pada tanggal 30 September 2009 adalah sebagai berikut:

Presiden Komisaris : Darjoto Setyawan

Komisaris : Frans Setiawan Widjaja

Komisaris Independen : Harianto Mangkusasono

Presiden Direktur : Nicolaas B. Tirtadinata

Direktur : Ginawati Wibowo

Chrisdianto Tedjawidjaja

(11)

a. Pendirian dan Informasi Umum (lanjutan)

Anggota komite audit perusahaan pada tanggal 30 September 2009 adalah sebagai berikut:

Ketua : Harianto Mangkusasono

Anggota : James Richard Suttie

Suharta Tirta Atmadja

b. Anak Perusahaan

Perusahaan memiliki, baik langsung maupun tidak langsung, lebih dari 50% saham anak perusahaan berikut :

Anak Jenis % Tahun

Perusahaan Usaha Operasi 30 September 2009 30 September 2008

PT Bentoel Prima dan Manufaktur 99,99% 1997 3.172.401.377.086 3.210.120.681.638

anak perusahaan Rokok

Anak Perusahaan BP :

PT Perusahaan Dagang Manufaktur 100% 1985 396.964.121.763 420.664.039.849

dan Industri Tresno Rokok

PT Taman Bentoel Taman Rekreasi 100% 1972 21.209.139.180 14.504.077.058

PT Perusahaan Dagang Manufaktur 100% 1993 316.545.140.594 236.110.480.344

Suburaman dan anak Rokok

perusahaan

Anak perusahaan Distributor (2007); 100% 1957 29.119.305.074 8.273.149.703

PDS; PT Amiseta Percetakan;

Manufaktur Rokok (2008)

PT Lestariputra Wirasejati Manufaktur 99,99% 1995 305.035.094.488 240.192.638.374

dan anak perusahaan Rokok

Anak Perusahaan LW :

PT Bintang Boladunia Manufaktur Rokok 100% 2001 102.381.525.493 45.308.795.167

PT Bintang Pesona Jagat **) Manufaktur Rokok 100% 2009 13.973.964.714 501.784.036

PT Cipta Pesona Bintang *)**) Manufaktur Rokok 100% - 507.036.198 501.461.101 PT Bintang Jagat Sejati *)**) 100% - 501.566.350 PT Putra Jagat Sejati *)**) 100% - 501.566.350

-Jumlah Aset (Rp)

*) Perusahaan masih dalam tahap pengembangan.

**) Laporan keuangan perusahaan dikonsolidasikan ke dalam laporan keuangan BINI sejak tanggal akuisisinya.

(12)

b. Anak Perusahaan (lanjutan)

Pada 31 Januari 2008, PT Lestariputra Wirasejati, anak perusahaan , membeli 99,99% atau 14.140 saham PT Bintang Boladunia dari PT Sukses Sejahtera Abadi.

Pada 5 Juni 2008, PT Lestariputra Wirasejati, anak perusahaan , membeli 99,80% atau 499 saham PT Cipta Pesona Bintang dan PT Bintang Pesona Jagat dari Siti Rohimah dan Tan Khin Nan.

Berdasarkan akta No. 1 dan 2 tanggal 1 Juli 2009 dari Diah Guntari, S.H., notaris di Jakarta, PT Lestariputra Wirasejati, anak perusahaan, mendirikan PT Bintang Jagat Sejati dan PT Putra Jagat Sejati dengan modal dasar masing-masing Rp. 2.000.000.000 dan modal disetor masing-masing Rp 500.000.000. Pendirian PT Bintang Jagat Sejati dan PT Putra Jagat Sejati telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-31154.AH.01.01 Tahun 2009 tanggal 7 Juli 2009 dan No.AHU-31155.AH.01.01 Tahun 2009 tanggal 7 Juli 2009.

Seluruh anak perusahaan berdomisili di Malang, Jawa Timur.

c. Penawaran Umum Efek Perusahaan

Pada tanggal 30 Desember 1989, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dengan suratnya No. S1-074/SHM/MK.10/1989 untuk melakukan penawaran umum atas 1.200.000 saham Perusahaan kepada masyarakat. Pada tanggal 5 Maret 1990 saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Surabaya.

Sesuai dengan pengumuman tentang pemecahan saham (stock split) No. Peng-997/BEJ.1.1/U/07/97 tanggal 28 Juli 1997 yang dikeluarkan oleh Bursa Efek Jakarta (BEJ), ditetapkan tanggal perdagangan saham dengan nilai nominal Rp. 500 per saham dimulai sejak tanggal 18 Agustus 1997.

Melalui surat Bapepam No. S-222/PM/2000 tanggal 10 Pebruari 2000 Perusahaan telah memperoleh pemberitahuan efektif pernyataan pendaftaran Penawaran Umum Terbatas I dalam rangka penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) sebanyak 53.200.000 saham. Setiap pemegang saham yang memiliki 2 saham lama mendapatkan 8 Hak Menerima Efek Terlebih Dahulu (HMETD) untuk membeli 8 Saham Biasa Atas Nama dengan nilai nominal Rp. 500 per saham dengan harga pelaksanaan sebesar Rp. 2.100 per saham. Pada 8 HMETD melekat 17 Hak Memesan Hak Menerima Saham (HMHMS) untuk membeli 17 Hak Menerima Saham (HMS) dengan harga pelaksanaan sebesar Rp. 2.100 per HMS yang dapat ditukar menjadi 17 Saham Biasa Atas Nama dengan nilai nominal Rp. 500 per saham.

Pada tanggal 28 Pebruari 2000 peningkatan modal dasar Perusahaan sehubungan dengan Penawaran Umum Terbatas I tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Perundang-Undangan Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C-3988.HT.01.04-TH 2000. Dengan demikian keseluruhan jumlah saham yang dikeluarkan dalam rangka Penawaran Umum Terbatas I ini adalah 166.250.000 saham.

(13)

c. Penawaran Umum Efek Perusahaan (lanjutan)

Pada tanggal 28 Desember 2001, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari ketua Bapepam dengan suratnya no. 70 untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas II dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) sebanyak 1.346.625.000 saham biasa atas nama. Setiap pemegang saham yang memiliki 4 saham lama berhak memperoleh satu HMETD untuk membeli satu saham baru dengan nilai nominal Rp. 50 per saham dengan harga pelaksanaan sebesar Rp. 170 per saham.

Pada tanggal 27 Nopember 2007, Perusahaan menerbitkan obligasi Rupiah Bentoel 1 senilai Rp. 1.350.000.000.000 dengan tingkat bunga tetap sebesar 10,5% per tahun yang dibayar setiap 3 bulan, berjangka waktu 5 (lima) tahun dan akan jatuh tempo pada tanggal 27 Nopember 2012. Seluruh obligasi dijual dengan harga sebesar nilai nominal, tercatat di Bursa Efek Indonesia (d/h Bursa Efek Surabaya) dengan Bank Niaga bertindak sebagai wali amanat.

Pada tanggal 31 Maret 2009, seluruh saham Perusahaan atau sejumlah 6.733.125.000 saham telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia.

2. PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK) REVISI a. Standar yang berlaku efektif pada masa berjalan

Pada masa berjalan, Perusahaan dan anak perusahaan menerapkan PSAK revisi berikut ini yang efektif untuk laporan keuangan dimulai atau setelah 1 Januari 2008:

PSAK 14 (Revisi 2008), Persediaan

Pada bulan September 2008, Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) mengeluarkan standar akuntansi revisi untuk persediaan, yang menggantikan PSAK 14, Persediaan.

Perubahan mendasar pada standar ini termasuk antara lain entitas harus menggunakan rumus biaya yang sama terhadap semua persediaan yang memiliki sifat dan kegunaan yang sama, dan pembelian persediaan dengan persyaratan penyelesaian tangguhan (deferred settlement terms), perbedaan antara harga beli untuk persyaratan kredit normal dan jumlah yang dibayarkan diakui sebagai beban bunga selama periode pembiayaan.

Standar ini berlaku efektif untuk laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2009. Penerapan lebih dini dianjurkan.

(14)

b. Standar ini telah diterbitkan tetapi belum diterapkan PSAK 26 (Revisi 2008), Biaya Pinjaman

Pada bulan September 2008, Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) mengeluarkan standar akuntansi revisi untuk biaya pinjaman, yang menggantikan PSAK 26, Biaya Pinjaman.

Menurut standar revisi, biaya pinjaman yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan, konstruksi, atau pembuatan set kualifikasian dikapitalisasi sebagai bagian biaya perolehan aset tersebut. Biaya pinjaman lainnya diakui sebagai beban. Standar ini berlaku efektif untuk laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2010. Penerapan lebih dini diperkenankan.

Manajemen sedang mengevaluasi dampak dari standar ini terhadap laporan keuangan konsolidasi.

PSAK 50 (Revisi 2006), Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan

Pada bulan Desember 2006, DSAK mengeluarkan PSAK 50 (Revisi 2006), Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan, menggantikan ketentuan penyajian dan pengungkapan yang diatur dalam PSAK 50 (1998), Akuntansi Investasi Efek Tertentu, dan PSAK 55 (Revisi 1999), Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai. Tujuan standar revisi ini adalah untuk menetapkan prinsip-prinsip penyajian dan pengungkapan instrumen keuangan sebagai kewajiban atau ekuitas dan saling hapus aset keuangan dan kewajiban keuangan. Standar ini berlaku terhadap klasifikasi instrumen keuangan dari perspektif penerbit, dalam aset keuangan, kewajiban keuangan, dan instrumen ekuitas; pengklasifikasian yang terkait dengan suku bunga, dividen, kerugian dan keuntungan; dan keadaan dimana aset keuangan dan kewajiban keuangan akan saling hapus. Prinsip-prinsip dalam standar ini melengkapi prinsip untuk pengakuan dan pengukuran aset keuangan dan kewajiban keuangan dalam PSAK 55 (Revisi 2006), Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran.

Standar ini diterapkan secara prospektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2010.

Manajemen sedang mengevaluasi dampak dari standar ini terhadap laporan keuangan konsolidasi.

(15)

b. Standar ini telah diterbitkan tetapi belum diterapkan (lanjutan)

PSAK 55 (Revisi 2006), Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran

Pada bulan Desember 2006, DSAK mengeluarkan PSAK 55 (Revisi 2006), Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran.

Standar ini menetapkan prinsip-prinsip dasar pengakuan dan pengukuran aset keuangan,kewajiban keuangan dan kontrak pembelian atau penjualan item non keuangan. Standar ini juga menetapkan pedoman untuk penghentian pengakuan; jika aset dan kewajiban keuangan dinilai pada nilai wajar, bagaimana menentukan nilai wajar dan mengevaluasi penurunan nilai; serta akuntansi lindung nilai.

Standar ini menggantikan ketentuan pengakuan dan pengukuran yang diatur dalam standar akuntansi tertentu yang telah diterbitkan sebelumnya.

Entitas harus menerapkan standar ini secara prospektif untuk laporan keuangan yang mencakup periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2010. Penerapan standar lebih dini diperkenankan. Dalam ketentuan transisi, entitas dapat melakukan penyesuaian perlakuan akuntansi instrumen keuangan yang ada pada akhir periode laporan keuangan sebelum tanggal efektif dengan ketentuan yang ada dalam standar ini dan dampak penyesuaian tersebut diakui dalam laba rugi atau ekuitas periode berjalan.

Manajemen sedang mengevaluasi dampak dari standar ini terhadap laporan keuangan konsolidasi.

(16)

3. KEBIJAKAN AKUNTANSI

a. Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasi

Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan menggunakan prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

Dasar penyusunan laporan keuangan konsolidasi, kecuali untuk laporan arus kas, adalah dasar akrual. Mata uang pelaporan yang digunakan untuk penyusunan laporan keuangan konsolidasi adalah mata uang Rupiah (Rp). Laporan keuangan konsolidasi tersebut disusun berdasarkan nilai historis, kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut.

Laporan arus kas konsolidasi disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

b. Prinsip Konsolidasi

Laporan keuangan konsolidasi menggabungkan laporan keuangan perusahaan dan entitas yang dikendalikan oleh perusahaan (dan anak perusahaan). Pengendalian dianggap ada apabila Perusahaan mempunyai hak untuk mengatur dan menentukan kebijakan finansial dan operasional dari investee untuk memperoleh manfaat dari aktivitasnya. Pengendalian juga dianggap ada apabila induk perusahaan memiliki baik secara langsung atau tidak langsung melalui anak perusahaan lebih dari 50% hak suara.

Hak minoritas terdiri dari jumlah kepemilikan pada tanggal terjadinya penggabungan usaha dan bagian minoritas dari perubahan ekuitas sejak tanggal dimulainya penggabungan usaha. Kerugian yang menjadi bagian minoritas melebihi hak minoritas dialokasikan kepada bagian induk perusahaan.

Seluruh transaksi antar perusahaan, saldo, penghasilan dan beban dieliminasi pada saat konsolidasi.

Selisih antara harga pengalihan yang timbul dari pengalihan aset, hutang, saham atau bentuk instrumen kepemilikan lainnya dengan nilai buku transaksi dalam rangka restrukturisasi antara entitas sepengendali diakui sebagai “Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali” dan disajikan sebagai unsur ekuitas.

c. Penggabungan Usaha

Akuisisi anak perusahaan dicatat dengan menggunakan metode pembelian (purchase

method). Biaya penggabungan usaha adalah keseluruhan nilai wajar (pada tanggal

pertukaran) dari aset yang diperoleh, kewajiban yang terjadi atau yang diasumsikan dan instrumen ekuitas yang diterbitkan sebagai penggantian atas pengendalian dari perolehan ditambah biaya-biaya lain yang secara langsung dapat diatribusikan pada penggabungan usaha tersebut.

(17)

c. Penggabungan Usaha (lanjutan)

Pada saat akuisisi, aset dan kewajiban anak perusahaan diukur sebesar nilai wajarnya pada tanggal akuisisi. Selisih lebih antara biaya perolehan dan bagian Perusahaan atas nilai wajar aset dan kewajiban yang dapat diidentifikasi diakui sebagai goodwill dan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama lima tahun.

Hak pemegang saham minoritas dinyatakan sebesar bagian minoritas dari biaya perolehan historis aset bersih.

d. Transaksi dan Saldo Dalam Mata Uang Asing

Pembukuan Perusahaan dan anak perusahaan diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Transaksi-transaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal neraca, Aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan dalam laporan laba rugi masa yang bersangkutan.

e. Transaksi Hubungan Istimewa

Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah :

1) Perusahaan baik langsung maupun melalui satu atau lebih perantara,

mengendalikan atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama, dengan Perusahaan (termasuk holding companies, subsidiaries, dan fellow subsidiaries).

2) Perusahaan Asosiasi.

3) Perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu

kepentingan hak suara di Perusahaan yang berpengaruh secara signifikan dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut (yang dimaksudkan dengan anggota keluarga dekat adalah mereka yang dapat diharapkan mempengaruhi atau dipengaruhi perorangan tersebut dalam transaksinya dengan Perusahaan).

4) Karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab

untuk merencanakan, memimpin, dan mengendalikan kegiatan Perusahaan, yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari Perusahaan serta anggota keluarga dekat orang-orang tersebut.

5) Perusahaan di mana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik

secara langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam butir (3) atau (4), atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas Perusahaan tersebut. Ini mencakup perusahaan-perusahaan yang dimiliki anggota dewan komisaris, direksi, atau pemegang saham utama dari Perusahaan dan perusahaan-perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan Perusahaan.

Semua transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan tingkat bunga atau harga, persyaratan dan kondisi yang sama sebagaimana dilakukan dengan pihak ketiga, diungkapkan dalam laporan keuangan konsolidasi.

(18)

f. Penggunaan Estimasi

Penyusunan laporan keuangan konsolidasi sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia mengharuskan manajemen membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan kewajiban yang dilaporkan dan pengungkapan aset dan kewajiban kontinjensi yang dilaporkan pada tanggal laporan keuangan konsolidasi serta jumlah pendapatan dan beban selama masa pelaporan. Realisasi dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi.

g. Kas dan Setara Kas

Kas dan setara kas terdiri dari kas, bank dan semua investasi yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya.

h. Investasi

Investasi efek yang nilai wajarnya tersedia

Investasi efek yang diperdagangkan (investasi melalui manajer investasi atau unit penyertaan reksadana) dinyatakan sebesar nilai wajar berdasarkan nilai aset bersih unit tersebut. Kenaikan (penurunan) nilai aset bersih dibebankan dalam laporan laba rugi masa berjalan.

Investasi lainnya

Investasi dalam bentuk saham dengan pemilikan kurang dari 20% yang nilai wajarnya tidak tersedia dan dimaksudkan untuk investasi jangka panjang dinyatakan sebesar biaya perolehan (metode biaya). Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen,maka nilai tercatatnya dikurangi untuk mengakui penurunan tersebut dan kerugiannya dibebankan pada laporan laba rugi masa berjalan.

i. Penyisihan piutang ragu-ragu

Perusahaan dan anak perusahaan menetapkan penyisihan piutang ragu-ragu berdasarkan penelaahan terhadap masing-masing akun piutang pada akhir periode.

j. Persediaan

Persediaan, kecuali pita cukai dinyatakan berdasarkan biaya perolehan atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah, yang ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang. Persediaan pita cukai dinyatakan berdasarkan biaya perolehan pita cukai tersebut termasuk pajak pertambahan nilainya.

Persediaan tiket masuk taman rekreasi dan tiket parkir dinyatakan berdasarkan harga pembelian dari Pemerintah Daerah.

Penyisihan penurunan nilai persediaan ditentukan berdasarkan penelaahan terhadap persediaan pada akhir periode.

(19)

k. Biaya Dibayar Dimuka

Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus.

l. Aset tetap – Pemilikan Langsung

Aset tetap yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa atau untuk tujuan administratif dicatat berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian penurunan nilai.

Bangunan dan prasarana disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus, sementara aset tetap lainnya, kecuali tanah, disusutkan dengan menggunakan metode saldo menurun ganda berdasarkan persentase penyusutan sebagai berikut :

Persentase

Bangunan dan prasarana 5% - 10%

Mesin dan peralatan 25%

Kendaraan 25%

Peralatan kantor 25% - 50%

Perahu dan sarana permainan 25%

Masa manfaat ekonomis, nilai residu dan metode penyusutan direview setiap akhir tahun dan pengaruh dari setiap perubahan estimasi tersebut berlaku prospektif.

Tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan.

Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasi pada saat terjadinya. Biaya-biaya lain yang terjadi selanjutnya yang timbul untuk menambah, mengganti atau memperbaiki aset tetap dicatat sebagai biaya perolehan aset jika dan hanya jika besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset tersebut akan mengalir ke entitas dan biaya perolehan aset dapat diukur secara andal. Aset tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual dikeluarkan dari kelompok aset tetap berikut akumulasi penyusutannya. Keuntungan atau kerugian dari penjualan aset tetap tersebut dibukukan dalam laporan laba rugi konsolidasi pada masa yang bersangkutan

Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing aset tetap yang bersangkutan pada saat selesai dan siap digunakan.

m. Penurunan Nilai Aset

Bila nilai tercatat suatu aset melebihi taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali

(estimated recoverable amount) maka nilai tercatat tersebut diturunkan ke jumlah yang dapat diperoleh kembali tersebut, yang ditentukan sebagai nilai tertinggi antara nilai jual neto dan nilai pakai.

(20)

n. Beban Tangguhan – Hak Atas Tanah

Biaya yang terjadi sehubungan dengan pengurusan legal hak atas tanah ditangguhkan dan diamortisasi dengan metode garis lurus sepanjang umur hukum hak atas tanah karena umur hukum hak atas tanah lebih pendek dari umur ekonomiknya.

o. Biaya Emisi Saham dan Obligasi

Biaya emisi saham disajikan sebagai bagian dari tambahan modal disetor dan tidak disusutkan.

Biaya emisi obligasi langsung dikurangi dari hasil emisi dalam rangka menentukan hasil emisi neto obligasi tersebut. Selisih antara hasil emisi neto dengan nilai nominal merupakan diskonto atau premium yang diamortisasi selama jangka waktu obligasi tersebut dengan metode garis lurus.

p. Kewajiban Imbalan Pasca Kerja

Perusahaan dan anak perusahaan memberikan imbalan pasca kerja imbalan pasti untuk karyawan sesuai dengan Kesepakatan Kerja Bersama Perusahaan dan anak perusahaan dengan Serikat Pekerjanya. Tidak terdapat pendanaan yang disisihkan oleh Perusahaan dan anak perusahaan sehubungan dengan imbalan pasca kerja ini.

Perhitungan imbalan pasca kerja menggunakan metode Projected Unit Credit. Akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui yang melebihi 10% dari nilai kini imbalan pasti diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diprakirakan dari para pekerja dalam program tersebut. Biaya jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut menjadi hak atau vested, dan sebaliknya akan diakui sebagai beban dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi vested.

Jumlah yang diakui sebagai kewajiban imbalan pasti di neraca merupakan nilai kini kewajiban imbalan pasti disesuaikan dengan keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui,dan biaya jasa lalu yang belum diakui.

q. Pengakuan Pendapatan Dan Beban

Penjualan Barang

Pendapatan dari penjualan barang harus diakui bila seluruh kondisi berikut dipenuhi :

• Perusahaan dan anak perusahaan telah memindahkan risiko secara signifikan

dan memindahkan manfaat kepemilikan barang kepada pembeli.

• Perusahaan dan anak perusahaan tidak lagi mengelola atau melakukan

pengendalian efektif atas barang yang dijual

• Jumlah pendapatan tersebut dapat diukur dengan andal

• Besar kemungkinan manfaat ekonomi yang dihubungkan dengan transaksi

akan mengalir kepada Perusahaan dan anak perusahaan tersebut.

• Biaya yang terjadi atau akan terjadi sehubungan dengan transaksi penjualan

(21)

q. Pengakuan Pendapatan Dan Beban (lanjutan)

Pendapatan Jasa

Pendapatan diakui pada saat tiket telah terjual ke pelanggan. Penapatan Bunga

Pendapatan bunga diakru berdasarkan waktu terjadinya dengan acuan jumlah pokok terhutang dan tingkat bunga yang sesuai.

Beban

Beban diakui pada saat terjadinya.

r. Pajak Penghasilan

• Pajak Penghasilan Final

Berdasarkan peraturan pajak yang berlaku, pajak penghasilan Perusahaan dan anak perusahaan dari aktivitas distribusi rokok dihitung secara final sebesar 0,15% dari nilai nominal pita cukai atas rokok yang dijual.

Perbedaan nilai tercatat Aset atau kewajiban yang berhubungan dengan pajak penghasilan final dengan dasar pengenaan pajaknya tidak diakui sebagai Aset atau kewajiban pajak tangguhan.

Beban pajak diakui secara proporsional dengan jumlah pendapatan menurut akuntansi yang diakui pada masa berjalan.

Selisih antara jumlah pajak penghasilan final yang telah dibayar dengan jumlah yang dibebankan sebagai pajak kini pada perhitungan laba rugi diakui sebagai pajak dibayar dimuka.

(22)

r. Pajak Penghasilan (lanjutan)

• Pajak Penghasilan Tidak Final

Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam masa yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku.

Aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat Aset dan kewajiban menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak Aset dan kewajiban, kecuali perbedaan yang berhubungan dengan pajak penghasilan final. Kewajiban pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan Aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang.

Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi, kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas.

Aset dan kewajiban pajak tangguhan disajikan di neraca, kecuali aset dan kewajiban pajak tangguhan untuk entitas yang berbeda atas dasar kompensasi sesuai dengan penyajian aset dan kewajiban pajak kini.

s. Laba Per Saham

Laba per saham dihitung dengan membagi laba bersih residual dengan jumlah rata-rata tertimbang saham beredar pada masa yang bersangkutan dengan memperhitungkan saham beredar yang diperoleh kembali selama masa yang bersangkutan.

t. Informasi Segmen

Informasi segmen disusun dengan kebijakan akuntasi yang dianut dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasi. Bentuk primer pelaporan segmen adalah segmen usaha sedangkan segmen sekunder adalah segmen geografis.

Segmen usaha adalah komponen Perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa (baik produk atau jasa individual maupun kelompok produk atau jasa terkait) dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan segmen lain.

Segmen geografis adalah komponen Perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa pada lingkungan (wilayah) ekonomi tertentu dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan pada komponen yang beroperasi pada lingkungan (wilayah) ekonomi lain.

Aset dan kewajiban yang digunakan bersama dalam satu segmen atau lebih dialokasikan kepada setiap segmen jika, dan hanya jika, pendapatan dan beban yang terkait dengan aset tersebut juga dialokasikan kepada segmen-segmen tersebut.

(23)

3. Kas dan Setara Kas 30 September 2009 30 September 2008 (Rp) (Rp) Kas 12.823.586.988 40.645.963 Bank : Rupiah

Bank Central Asia 27.238.997.752 53.328.640.646

Bank Rakyat Indonesia 4.023.955.162 9.396.385.525

Bank CIMB 2.463.768.684 0 Bank Mega 19.026.692.472 15.360.164.727 Bank Lippo 75.473.184 4.719.721.201 Bank Panin 30.802.759 4.115.824 Bank DBS 9.468.000 9.640.000 Bank Mandiri 119.376.512 258.064.279 Bank NISP 90.342.714 617.830.782

Dollar Amerika Serikat

Bank Central Asia 2.405.706.330 966.207.744

Wells Fargo Bank Minessota 1.233.695.524 1.210.026.460

Bank Danamon 2.865.576 2.775.888

Bank Mega 15.709.940 20.335.465

Bank Lippo 12.662.167 5.525.809.537

Euro

Bank Central Asia 61.592.601 14.848.792.811

Bank Mega 20.506.562 62.628.733

Deposito Berjangka : Rupiah

Bank Internasional Indonesia 4.700.000.000 3.000.000.000

Bank Mega 3.000.000.000 13.000.000.000

Bank Jatim 125.000.000 125.000.000

Euro

Bank Mega 0 26.815.308.000

Bank Central Asia 0 446.921.800

Jumlah 77.480.202.927 149.759.015.385

Tingkat bunga deposito berjangka per tahun :

Rupiah 5,00% - 8,00% 5,00% - 12,00%

Dollar Amerika Serikat - 4,25%

Euro - 1,00% - 2,00%

(24)

4. Investasi Jangka Pendek

Akun ini merupakan investasi milik PT Bentoel Prima, anak perusahaan, pada PT Semesta Indovest dalam bentuk Reksadana Semesta Obligasi yang telah dicairkan seluruhnya pada tanggal 20 Agustus 2008.

5. Piutang Usaha

30 September 2009 30 September 2008

(Rp) (Rp)

a. Berdasarkan pelanggan :

Pelanggan dalam negeri 127.147.147.463 203.108.937.992

Pelanggan luar negeri 8.278.825.820 442.056.320

Jumlah 135.425.973.283 203.550.994.312

Penyisihan piutang ragu-ragu (4.200.785.377) (4.200.785.377)

Jumlah – bersih 131.225.187.906 199.350.208.935

b. Berdasarkan umur (hari) :

Belum jatuh tempo 116.558.376.641 193.999.243.074

Sudah jatuh tempo

1-30 hari 10.031.857.293 2.206.995.621

31-60 hari 223.698.500 170.933.500

61-90 hari 13.306.300 10.015.500

Lebih dari 90 hari 8.598.734.549 7.163.806.617

Jumlah 135.425.973.283 203.550.994.312

Penyisihan piutang ragu-ragu (4.200.785.377) (4.200.785.377)

Jumlah – bersih 131.225.187.906 199.350.208.935

c. Berdasarkan mata uang :

IDR 127.591.514.444 203.550.994.312

USD 7.834.458.839 0

Jumlah 135.425.973.283 203.550.994.312

Penyisihan piutang ragu-ragu (4.200.785.377) (4.200.785.377)

Jumlah – bersih 131.225.187.906 199.350.208.935

Mutasi penyisihan piutang ragu-ragu :

Saldo awal 4.200.785.377 3.468.975.717

Penambahan 0 731.809.660

Pengurangan 0 0

Saldo akhir 4.200.785.377 4.200.785.377

Manajemen berpendapat bahwa penyisihan piutang ragu-ragu atas piutang usaha adalah cukup untuk menutupi kerugian yang mungkin timbul dari tidak tertagihnya piutang tersebut.

Manajemen juga berpendapat bahwa tidak terdapat resiko yang terkonsentrasi secara signifikan atas piutang usaha.

(25)

6. Piutang Lain-Lain Hubungan Istimewa

30 September 2009 30 September 2008

(Rp) (Rp)

Yayasan Arema 0 23.102.210.114

Penyisihan piutang ragu-ragu 0 (15.552.000.000)

Jumlah-Bersih 0 7.550.210.114

Mutasi penyisihan piutang ragu-ragu :

Saldo awal 15.476.336.275 15.552.000.000

Pemulihan (28.827.847) 0

Penghapusan piutang ragu-ragu (15.447.508.428)

Saldo akhir 0 15.552.000.000

Piutang tersebut timbul dari biaya-biaya operasional yang dibayarkan terlebih dahulu oleh anak perusahaan. Atas piutang tersebut tidak dikenakan bunga serta tanpa jadwal pengembalian yang pasti.

Di bulan Agustus 2009 manajemen melakukan review atas piutang tersebut dan berpendapat bahwa piutang setelah dikurangi dengan pemulihan tidak akan dapat ditagih kembali dan oleh sebab itu Perusahaan menghapuskan piutang tersebut dari catatan perusahaan

7. Piutang Lain-Lain Pihak Ketiga

30 September 2009 30 September 2008

(Rp) (Rp)

Dirjen Bea dan Cukai 2.226.730.949 10.629.533.620

PT Varia Dirasa Utama 23.639.445 23.639.445

PT Ayuwangi 30.846.962.112 30.846.962.112

Lain-Lain 22.540.020.656 2.935.353.618

Jumlah 55.637.353.162 44.435.488.795

Penyisihan piutang ragu-ragu (31.128.289.422) (31.128.289.422)

Jumlah 24.509.063.740 13.307.199.373

Piutang Dirjen Bea dan Cukai merupakan piutang atas pengembalian pita cukai PT Bentoel Prima, PT Lestariputra Wirasejati, PT Bintang Boladunia, PT PDI Tresno, dan PT PD Suburaman tahun 2009 dan PT Bentoel Prima, PT Lestariputra Wirasejati, PT PDI Tresno, dan PT PD Suburaman 2008.

Manajemen berpendapat bahwa penyisihan piutang ragu-ragu atas piutang lain-lain kepada pihak ketiga adalah cukup untuk menutupi kerugian yang mungkin timbul dari tidak tertagihnya piutang tersebut.

(26)

8. Persediaan

30 September 2009 30 September 2008

(Rp) (Rp)

Barang jadi 317.667.490.999 348.631.450.990

Barang dalam proses 31.947.765.422 23.822.098.043

Bahan baku 1.999.017.237.878 2.249.910.058.813

Pita cukai 113.314.382.536 96.107.752.933

Suku cadang dan lain-lain 87.315.022.534 71.002.818.635

Jumlah 2.549.261.899.369 2.789.474.179.414

Penyisihan penurunan nilai persediaan (563.914.648) (563.914.648)

Jumlah – bersih 2.548.697.984.721 2.788.910.264.766

Mutasi penyisihan nilai persediaan :

Saldo Awal 563.914.648 563.914.648

Penambahan 0 0

Saldo Akhir 563.914.648 563.914.648

Manajemen berkeyakinan bahwa penyisihan penurunan nilai persediaan tersebut adalah cukup untuk menutupi kerugian yang ditimbulkan dari penurunan nilai persediaan.

9. Pajak Dibayar Dimuka

30 September 2009 30 September 2008 (Rp) (Rp) Pajak penghasilan Pasal 22 205.808.971 943.257.117 Pasal 23 26.245.569.926 21.458.710.439 Pasal 25 38.799.656.833 29.482.309.987 Import 23.855.563.645 15.477.466.797

Pajak Pertambahan Nilai 41.021.466.098 101.256.038.368

Jumlah 130.128.065.473 168.617.782.708

10. Uang Muka Pembelian Aset Tetap

Mesin dan Peralatan 171.938.814.672 141.099.511.158

Tanah dan Bangunan 23.858.867.600 41.004.522.590

(27)

11. Deposito Berjangka

Yang Dibatasi Penggunaannya

30 September 2009 30 September 2008

(Rp) (Rp)

Rupiah 0 32.000.000.000

Euro 0 0

Jumlah 0 32.000.000.000

Deposito berjangka dalam mata uang rupiah yang dibatasi penggunaannya sebesar Rp. 32.000.000.000 merupakan deposito yang dijaminkan oleh PT Bentoel Prima (BP), anak perusahaan atas fasilitas kredit yang memungkinkan BP mendapatkan pinjaman (back to back) apabila dana BP pada rekening BCA tidak mencukupi untuk melakukan pembayaran dengan jumlah maksimum kredit sebesar Rp. 32.000.000.000, sebagaimana dinyatakan pada perjanjian kredit No. 084/816/4/KRED/BBU/03 tanggal 13 Agustus 2003 yang diubah dengan Perubahan Perjanjian Kredit terakhir No 0387/ADD/PK/BBU/08 tanggal 1 Agustus 2008. Tingkat bunga pinjaman per tahun sebesar 1% per tahun diatas suku bunga deposito.

Per tanggal 15 Januari 2009, Perusahaan telah mencairkan deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya tersebut.

Pada tanggal 30 September 2009 dan 2008 saldo penggunaan fasilitas kredit adalah nihil. Berdasarkan perjanjian kredit No. 035.292.2007 tanggal 19 Desember 2007, BP, anak perusahaan mendapatkan fasilitas pinjaman kredit (Sight L/C) dengan jumlah pokok tidak melebihi US$ 20.000.000 dengan ketentuan bahwa fasilitas tersebut dapat juga diterbitkan dalam mata uang Euro dengan nilai yang setara dengan fasilitas kredit. Batas waktu penggunaan fasilitas kredit terhitung sejak 19 Desember 2007 dan berakhir 19 Desember 2008 dan telah diperpanjang hingga 21 Nopember 2009.

Berdasarkan pemberitahuan perjanjian batas waktu penarikan dan/atau penggunaan fasilitas kredit dari BCA No. 11029/GBK/2008 tanggal 19 Desember 2008, fasilitas ini tidak lagi dijamin dengan deposito berjangka milik BP.

Berdasarkan Akta No.21 tanggal 20 Maret 2009 yang dibuat dihadapan Veronica Sandra Irawaty Purnadi, SH, Notaris di Jakarta, jangka waktu fasilitas pinjaman LC tersebut diperpanjang dan perusahaan mendapatkan tambahan fasilitas Forex Line sebesar US$ 10.000.000.

Fasilitas LC dan forex line ini akan berakhir pada tanggal 21 Nopember 2009.

Fasilitas kredit (Sight L/C) tersebut digunakan untuk mengimpor barang berupa mesin untuk produksi rokok, mesin printing dan impor bahan baku.

(28)

12. Piutang Hubungan Istimewa

30 September 2009 30 September 2008

(Rp) (Rp)

PT. Perusahaan Rokok Tjap Bentoel

(PRTB) 12.395.265.139 12.395.265.139

Penyisihan piutang ragu-ragu (PRTB) (12.395.265.139) (12.395.265.139)

Jumlah bersih 0 0

Mutasi penyisihan piutang ragu-ragu :

Saldo Awal 12.395.265.139 12.395.265.139

Penambahan 0 0

Saldo Akhir 12.395.265.139 12.395.265.139

Penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp. 12.395.265.139,- tahun 2009 dan 2008 atas piutang kepada PRTB dilakukan dengan pertimbangan PRTB sudah tidak beroperasi dan mempunyai aset bersih negatif, sehingga kecil kemungkinan piutang tersebut dapat tertagih.

Piutang kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa terutama timbul dari biaya yang dibayarkan terlebih dahulu oleh anak perusahaan, tidak dikenakan beban bunga serta tanpa jadwal pengembalian yang pasti.

Manajemen berpendapat bahwa penyisihan piutang ragu-ragu atas piutang kepada pihak hubungan istimewa adalah cukup untuk menutupi kerugian yang mungkin timbul dari tidak tertagihnya piutang tersebut.

(29)

13. Aset Tetap

1 Januari 2009 Penambahan Pengurangan 30 September 2009

Rp Rp Rp Rp

Biaya Perolehan Pemilikan langsung :

Tanah 193.726.690.929 17.594.100.600 - 211.320.791.529 Bangunan dan prasarana 104.177.982.399 32.345.075.551 - 136.523.057.950 Mesin dan peralatan 550.234.641.244 207.792.041.063 2.007.173.605 756.019.508.702 Kendaraan 55.091.224.533 13.000.000 17.015.562.284 38.088.662.249 Peralatan kantor 140.987.720.322 25.089.555.741 493.533.345 165.583.742.718 Perahu dan sarana permainan 1.716.648.163 - - 1.716.648.163 Aset dalam penyelesaian 472.442.939.697 223.949.016.191 291.013.417.594 405.378.538.294 Jumlah 1.518.377.847.287 506.782.789.146 310.529.686.828 1.714.630.949.605 Akumulasi Penyusutan

Pemilikan langsung :

Bangunan dan prasarana 45.197.607.425 4.500.538.311 - 49.698.145.736 Mesin dan peralatan 312.010.512.425 79.492.406.562 2.001.606.042 389.501.312.945 Kendaraan 41.099.250.587 2.611.239.493 14.983.684.758 28.726.805.322 Peralatan kantor 85.677.414.521 17.043.075.971 465.150.071 102.255.340.421 Perahu dan sarana permainan 1.300.666.775 141.894.841 - 1.442.561.616 Jumlah 485.285.451.733 103.789.155.178 17.450.440.871 571.624.166.040

Jumlah tercatat 1.033.092.395.554 1.143.006.783.565

1 Januari 2008 Penambahan Pengurangan 30 September 2008

Rp Rp Rp Rp Biaya Perolehan

Pemilikan langsung :

Tanah 192.092.498.774 4.008.350.000 2.374.157.845 193.726.690.929 Bangunan dan prasarana 92.596.681.330 11.983.126.310 922.455.741 103.657.351.899 Mesin dan peralatan 478.229.780.896 74.235.150.987 3.601.779.892 548.863.151.991 Kendaraan 61.057.138.773 2.237.179.091 6.549.581.809 56.744.736.055 Peralatan kantor 115.848.981.147 20.282.273.766 874.483.434 135.256.771.479 Perahu dan sarana permainan 1.716.648.163 - - 1.716.648.163 Aset dalam penyelesaian 76.945.444.980 331.699.645.870 85.293.724.591 323.351.366.259 Jumlah 1.018.487.174.063 444.445.726.024 99.616.183.312 1.363.316.716.775 Akumulasi Penyusutan

Pemilikan langsung :

Bangunan dan prasarana 40.662.665.041 3.675.977.989 519.324.846 43.819.318.184 Mesin dan peralatan 252.131.630.520 45.207.695.972 3.601.779.892 293.737.546.600 Kendaraan 43.825.236.316 3.408.461.381 5.734.078.724 41.499.618.973 Peralatan kantor 64.738.880.466 15.706.738.437 858.755.719 79.586.863.184 Perahu dan sarana permainan 1.174.635.399 139.444.304 - 1.314.079.703 Jumlah 402.533.047.742 68.138.318.083 10.713.939.181 459.957.426.644

(30)

13. Aset Tetap (lanjutan)

Pada tahun 2008, penambahan aset tetap termasuk aset tetap PT Bintang Boladunia, anak perusahaan yang diakuisisi, sebagai berikut :

(Rp)

Biaya perolehan 6.088.390.068

Akumulasi penyusutan (194.770.444)

Jumlah 5.893.619.624

Beban penyusutan dialokasikan sebagai berikut :

30 September 2009 30 September 2008

(Rp) (Rp)

Beban pabrikasi 86.242.910.300 50.567.008.337

Beban usaha 17.546.244.878 17.376.539.304

Jumlah 103.789.155.178 67.943.547.641

Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat indikasi penurunan nilai aset tetap.

Anak perusahaan memiliki beberapa bidang tanah yang terletak di berbagai daerah di Indonesia dengan hak legal berupa Hak Guna Bangunan (HGB), yang berjangka waktu 20-30 tahun yang akan jatuh tempo antara tahun 2009 sampai dengan tahun 2039, dan Hak Milik (HM) atas nama pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Manajemen berpendapat tidak terdapat masalah dengan perpanjangan hak atas tanah karena seluruh tanah diperoleh secara sah dan didukung dengan bukti pemilikan yang memadai. Aset tetap tanah dan bangunan milik anak perusahaan yang terletak di Tambun Kabupaten Bekasi Propinsi Jawa Barat, Perumahan Araya Malang dan Kelurahan Mulyoagung Kecamatan Dau Kabupaten Malang Jawa Timur, digunakan sebagai jaminan atas hutang bank (catatan 21).

Pada tanggal 23 Juli 2008, PT Taman Bentoel (TB), anak perusahaan, telah melunasi pinjaman yang diterima dari BCA, sehingga tanah milik TB yang berlokasi di Kelurahan Mulyoagung, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang Jawa Timur tidak lagi digunakan sebagai jaminan (catatan 21).

14. Klaim Pengembalian Pajak

Merupakan pembayaran ke Kantor Pelayanan Pajak atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) dan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) yang sedang dalam pengajuan keberatan atau banding.

Perusahaan telah menerima SKPKB untuk pajak penghasilan badan tahun 2006 sebesar Rp 10.326.039.230 dan telah mengajukan surat keberatan atas SKPKB tersebut.

(31)

14. Klaim Pengembalian Pajak (lanjutan)

Berdasarkan Surat Keputusan No. KEP-150/PJ.07/2009 tanggal 23 Maret 2009, Direktorat Jenderal Pajak menerima sebagian keberatan Perusahaan atas SKPKB pajak penghasilan badan tahun 2006. Perusahaan telah mengajukan banding atas keputusan tersebut pada tanggal 15 Juni 2009.

Tanggal 19 Maret 2009 Perusahaan menerima SKPLB untuk pajak penghasilan badan tahun 2007, berdasarkan SKPLB tersebut lebih bayar pajak penghasilan Perusahaan menurun dari Rp 1.378.324.479 menjadi Rp 1.094.493.679. Pada SKPLB tersebut akumulasi rugi fiskal untuk masa pajak 2007 sebesar Rp 6.752.701.964 tidak lagi diakui. Perusahaan telah mengajukan surat keberatan terhadap SKPLB tersebut pada tanggal 15 Juni 2009 dan oleh karenanya Perusahaan mengakui klaim pengembalian pajak sebesar Rp 2.309.641.389 sesuai dengan pembayaran yang telah dilakukan. Sampai dengan tanggal laporan keuangan ini keberatan Perusahaan masih sedang diproses oleh Kantor Pajak.

PT Bentoel Prima (BP), anak perusahaan, menerima SKPKB tertanggal 2 Juni 2009, untuk pajak penghasilan badan tahun 2007 dan PPN Januari sampai dengan Desember 2007 masing-masing sebesar Rp 18.238.080.953 dan Rp 312.221.968. Atas SKPKB tersebut BP telah membayar dan mengajukan surat keberatan.

15. Goodwill

Merupakan selisih lebih antara biaya perolehan dan bagian PT Lestariputra Wirasejati, anak perusahaan, atas nilai wajar aset bersih PT Bintang Boladunia, sebesar Rp. 47.687.304.570. 30 September 2009 30 September 2008 (Rp) (Rp) Goodwill 47.687.304.570 47.690.677.081 Akumulasi amortisasi (15.895.768.190) (6.358.756.953) Jumlah 31.791.536.380 41.331.920.128

Beban amortisasi untuk masa sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2009 dan 2008 masing-masing adalah sebesar Rp. 7.153.095.686 dan Rp. 6.358.756.953.

(32)

16. Aset Lainnya

97% dan 96% atau sebesar Rp. 13.031.535.955 dan Rp. 3.133.078.529 dari aset lainnya merupakan biaya renovasi gedung PT Lestariputra Wirasejati, anak perusahaan, masing-masing per 30 September 2009 dan 2008 yang dicatat sebagai biaya ditangguhkan.

Amortisasi biaya renovasi yang diakui dalam laporan laba rugi untuk masa sembilan bulan yang berakhir 30 September 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut :

30 September 2009 30 September 2008 (Rp) (Rp) Beban pabrikasi 188.394.665 102.331.646 Beban usaha 611.476 611.476 Jumlah 189.006.141 102.943.122 17. Hutang Usaha a. Berdasarkan pemasok :

Pemasok dalam negeri 93.579.659.014 162.746.498.843

Pemasok luar negeri 2.241.930.400 9.404.795.875

Jumlah 95.821.589.414 172.151.294.718

b. Berdasarkan umur (hari) :

Belum jatuh tempo 84.509.718.675 111.408.017.376

Sudah jatuh tempo

1 - 30 hari 10.362.096.409 50.953.791.602

31- 60 hari 118.138.602 862.315

61 - 90 hari 9.082.000 7.334.496.449

Lebih dari 90 hari 822.553.728 2.454.126.976

Jumlah 95.821.589.414 172.151.294.718

c. Berdasarkan mata uang :

IDR 3.329.891.956 59.497.629.744 USD 82.354.742.108 97.113.274.115 GBP 544.989.773 1.058.771.559 EUR 8.884.108.716 13.213.425.712 SGD 29.046.421 49.007.585 CHF 421.919.801 482.503.599 JPY 256.890.639 736.682.404 Jumlah 95.821.589.414 172.151.294.718

Jangka waktu kredit yang timbul dari pembelian bahan baku utama dan pembantu, baik dari pemasok dalam maupun luar negeri berkisar 30 sampai 60 hari.

(33)

18. Hutang Pajak

30 September 2009 30 September 2008

(Rp) (Rp)

Pita Cukai dan PPN Pita Cukai 483.304.698.660 426.284.397.420

PPN 18.845.974.517 22.368.398.130 PPH Pasal 21 123.478.670 1.713.754.433 PPH Pasal 22 6.056.553 1.629.846.301 PPH Pasal 23 2.346.988.202 1.838.481.405 PPH Pasal 25 78.387.477.423 40.382.463.205 Jumlah 583.014.674.025 494.217.340.894

19. Biaya Yang Masih Harus Dibayar

Bunga 82.955.620.747 73.981.964.572

Promosi 38.292.019.499 41.875.868.771

Gaji, Upah, Tunjangan 11.234.202.386 14.215.442.878

Lain-Lain 6.496.481.267 11.791.460.434

Jumlah 138.978.323.899 141.864.736.655

20. Hutang Bank

Bank Mandiri (eks Bapindo) 30.447.541.712 29.535.197.272

Bank Central Asia 309.315.595.122 664.847.488.556

Jumlah 339.763.136.834 694.382.685.828

Bank Mandiri (BM)

Pinjaman yang diperoleh PT Perusahaan Rokok Tjap Bentoel (PRTB) (sebelum diakuisisi oleh BP) dari Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) dialihkan ke BP berdasarkan Perjanjian No. 58 tanggal 9 April 1991 dari notaris Mudofir Hadi, S.H., juncto perjanjian jual beli kekayaan dan kewajiban tanggal 28 Pebruari 1996 antara BP dan PRTB. Selanjutnya Bapindo bergabung menjadi BM. Pinjaman yang dialihkan sebesar US$ 1.500.000 dan DM 2.200.000 dengan tingkat bunga per tahun 1,375% diatas SIBOR dan 5,4%.

Pinjaman dari Bank Mandiri masih dalam proses penyelesaian dan tidak terdapat jaminan yang diberikan atas pinjaman tersebut.

(34)

20. Hutang Bank (lanjutan)

Bank Central Asia (BCA)

Berdasarkan Perjanjian Kredit No. 24 tanggal 21 Agustus 2008 dari notaris Veronica Sandra Irawaty Purnadi, S.H., notaris di Jakarta, Perusahaan memperoleh fasilitas kredit untuk modal kerja Perusahaan dan Anak Perusahaan dengan maksimum kredit Rp. 500.000.000.000.

Berdasarkan Akta Perubahan Pertama Atas Perjanjian Kredit no 10 tanggal 16 September 2008 dari notaris Weliana Salim, S.H., notaris di Jakarta, Perusahaan mendapatkan tambahan fasilitas kredit sebesar Rp. 200.000.000.000.

Tingkat bunga pinjaman per 30 September 2009 dan 2008 masing-masing sebesar 10,50% dan 12,00% per tahun. Batas waktu penggunaan fasilitas kredit ini berakhir tanggal 21 Agustus 2009 dan telah diperpanjang hingga 21 Nopember 2009. Fasilitas ini dapat dimanfaatkan dan dilunasi setiap saat selama periode fasilitas.

Pada tanggal 30 September 2009 dan 2008 saldo penggunaan fasilitas kredit masing-masing adalah Rp. 309.315.595.122 dan Rp. 664.847.488.556.

Pembatasan atas fasilitas ini adalah sama dengan yang ada pada hutang obligasi Bentoel 1 (catatan 22)

21. Hutang Bank Jangka Panjang

30 September 2009 30 September 2008

(Rp) (Rp)

Bank Rakyat Indonesia (BRI) 8.000.000.000 9.450.000.000

Bank NISP 3.758.928.584 4.473.214.292

Bagian yang jatuh tempo 1 tahun (3.214.285.708) (2.164.285.708)

Jumlah 8.544.642.876 11.758.928.584

Bank Rakyat Indonesia

Berdasarkan akta No 61 tanggal 14 Juni 2007 dengan notaris Eko Handoko Widjaja, S.H, PT Bentoel Prima (BP), anak perusahaan memperoleh fasilitas kredit investasi untuk pembangunan gudang dan kantor pemasaran di Bekasi, Jawa Barat, dengan jumlah maksimum kredit Rp. 9.450.000.000. Tingkat bunga pinjaman per 30 September 2009 dan 2008 masing-masing sebesar 14% per tahun dan 11,50% per tahun yang ditinjau setiap saat, dengan batas waktu yang berakhir 14 Juni 2012.

Berdasarkan Akta Notaris No. 16 tanggal 5 Desember 2007 dari Siti Rayhana S.H, notaris di Jakarta mengenai Addendum Perjanjian Kredit Investasi, pinjaman ini dijamin dengan tanah dan bangunan milik PT Bentoel Prima, anak perusahaan. Seluas 12.313m2 yang terletak di Tambun, Kabupaten Bekasi, Propinsi Jawa Barat.

(35)

21. Hutang Bank Jangka Panjang (lanjutan)

Bank NISP

Berdasarkan akta No. 78 tanggal 15 Mei 2007 dengan notaris Eko Handoko Widjaja, S.H., tentang perjanjian kredit, PT Bentoel Prima (BP), anak perusahaan, memperoleh fasilitas kredit dari Bank NISP untuk membiayai pembangunan mess di Araya Malang dengan jumlah maksimum kredit Rp 5.000.000.000. Tingkat bunga pinjaman per 30 September 2009 dan 2008 masing-masing sebesar 12,50% per tahun dan 13,50% per tahun yang ditinjau setiap saat.

Fasilitas kredit dari Bank NISP tersebut dibagi menjadi 2 yaitu Rp 1.750.000.000 yang akan jatuh tempo 15 Mei 2014 dan Rp 3.250.000.000 yang akan jatuh tempo 15 Mei 2015. Pinjaman ini dijamin dengan 2 bidang tanah milik PT Bentoel Prima, anak perusahaan seluas 2.000 m2 dengan SHGB No. 522 dan 523.

22. Hutang Obligasi

30 September 2009 30 September 2008

(Rp) (Rp)

Nilai nominal obligasi 1.350.000.000.000 1.350.000.000.000

Biaya emisi obligasi

yang belum diamortisasi (4.346.506.127) (5.756.183.783)

Jumlah 1.345.653.493.873 1.344.243.816.217

Biaya amortisasi yang dibebankan

ke laporan laba rugi konsolidasi 1.057.258.242 1.057.258.242

Pada tanggal 27 Nopember 2007, Perusahaan menerbitkan obligasi Rupiah Bentoel 1 senilai Rp 1.350.000.000.000 dengan tingkat bunga tetap sebesar 10,5% per tahun yang dibayar setiap 3 bulan, berjangka waktu 5 (lima) tahun dan akan jatuh tempo pada tanggal 27 Nopember 2012. Seluruh obligasi dijual dengan harga sebesar nilai nominal, tercatat di Bursa Efek Indonesia (d/h. Bursa Efek Surabaya) dengan Bank Niaga bertindak sebagai wali amanat.

Berdasarkan pemeringkatan yang tercantum di dalam Sertifikat Pemantauan Pemeringkatan atas Obligasi Bentoel 1 oleh Pefindo tanggal 18 Nopember 2008, peringkat

(36)

22. Hutang Obligasi (lanjutan)

Pada tanggal 16 September 2009 diadakan Rapat Umum Pemegang Obligasi (RUPO), dan di dalam RUPO telah disetujui hal-hal sebagai berikut:

1. Menyetujui pemberian jaminan perusahaan (corporate guarantee) dari British American Tobacco, plc (BAT) untuk kepentingan Pemegang Obligasi Bentoel I Tahun 2007.

2. Menyetujui perubahan ketentuan dalam perjanjian Perwaliamanatan sebagai berikut: - Penambahan 2 definisi baru dalam Pasal 1 akta Perwaliamanatan yaitu keterangan

mengenai BAT dan Jaminan Perusahaan.

- Perubahan pasal 5 ayat 13 yaitu “Kewajiban-kewajiban pembayaran Emiten dijamin oleh BAT sesuai dengan dan berdasarkan ketentuan-ketentuan jaminan Perusahaan”.

- Perubahan ketentuan dalam Pasal 6 mengenai Pembatasan dan Kewajiban Emiten

yaitu pencabutan pasal-pasal yang sudah ada sebelumnya sebagai berikut :

* Menjual Aset (yang memiliki harga pasar yang nilainya setara dengan atau lebih dari Rp. 50.000.000.000) dalam 1 tahun buku kecuali dilakukan dalam kegiatan Perusahaan sehari-hari; penjualan yang dilakukan antar Bentoel Grup, dan penjualan sehubungan dengan sewa guna usaha dan yang tidak secara material mengganggu kegiatan usaha Bentoel Grup (Pasal 6.1.2)

* Menjual merk yang secara aktif dipergunakan dan dimiliki oleh Bentoel Grup (Pasal 6.1.3)

* Menjaminkan dan/atau menggadaikan Aset Perusahaan kecuali jaminan yang telah ada sebelum ditandatanganinya Perjanjian Perwaliamanatan; dan jaminan yang diberikan atas penerbitan Letter of Credit atau kredit investasi untuk membiayai perolehan mesin dengan jumlah maksimal Rp. 500.000.000.000. (Pasal 6.1.4)

* Mengadakan atau mengijinkan Anak Perusahaan melakukan konsolidasi dengan perusahaan lain (Pasal 6.1.5)

* Mengijinkan Anak Perusahaan untuk melakukan akuisisi saham, kecuali akuisisi saham yang berhubungan dengan kegiatan usaha Bentoel Grup (Pasal 6.1.6)

* Menerbitkan obligasi yang mempunyai kedudukan lebih tinggi dari Obligasi Bentoel I (Pasal 6.1.7)

* Memberikan pinjaman kepada pihak di luar Bentoel Grup, kecuali uang muka; pinjaman hutang dagang biasa; dan transaksi lain yang dilakukan secara wajar (arms length basis) (Pasal 6.1.10)

(37)

22. Hutang Obligasi (lanjutan)

* Menjaga rasio keuangan Perusahaan berupa perbandingan antara hutang dan EBITDA tidak lebih dari 3,75 : 1 untuk tahun 2007 sampai dengan 2008 dan tidak lebih dari 3 : 1 untuk tahun 2009 sampai dengan tahun 2012. Debt to equity ratio tidak lebih dari 2 : 1 untuk tahun 2007 sampai dengan tahun 2012. Net Interest Coverage ratio tidak kurang dari 2,75 : 1 untuk tahun 2007 sampai dengan tahun 2012 (Pasal 6.2.2).

* Sejak laporan keuangan Triwulan pertama menjaga nilai aset yang ada sekarang maupun yang akan ada yang tidak diagunkan secara khusus minimal 150% dari seluruh hutang emiten yang tidak dijamin dengan jaminan khusus yang belum dibayar lunas berdasarkan laporan keuangan terakhir yang dilaporkan kepada Wali Amanat sebagaimana dimaksud dalam Perjajian Perwaliamanatan (Pasal 6.2.3)

* Laporan Triwulan mengenai posisi hutang Emiten dan aset yang dijaminkan dan yang tidak dijaminkan dengan format yang disepakati oleh Emiten dan Wali Amanat (Pasal 6.2.11 butir 5)

* Segera memberikan pemberitahuan tertulis kepada Wali Amanat setelah Emiten melakukan penambahan hutang (Pasal 6.2.16)

- Penambahan satu ketentuan pada pasal 9 yaitu mengenai kelalaian emiten apabila terjadi ‘Relevant Event’ sebagaimana didefinisikan dalam Jaminan Perusahaan.

- Pada pasal 11 yaitu mengenai obligasi tidak dijamin dengan jaminan khusus, ditambahkan satu paragraf yaitu tetapi dijamin dengan seluruh harta kekayaan Emiten baik barang bergerak maupun barang tidak bergerak, baik yang telah ada maupun yang akan ada di kemudian hari menjadi jaminan bagi Pemegang Obligasi.

23. Kewajiban Tidak Lancar Lainnya

30 September 2009 30 September 2008

(Rp) (Rp)

Pendapatan yang ditangguhkan 0 32.562.523

Kewajiban imbalan pasca kerja 150.003.883.528 134.674.432.155

(38)

24. Modal Saham

30 September 2009

Saham Jumlah Pemilikan

Lembar Rp %

British American Tobacco 6.715.316.717 335.765.835.850 99,74

Masyarakat (dibawah 5%) 17.808.283 890.414.150 0,26

Jumlah 6.733.125.000 336.656.250.000 100,00

30 September 2008

Saham Jumlah Pemilikan

Lembar Rp %

Bella Saphire 2.810.000.000 140.500.000.000 41,73

Eagle High Consumer Products Pte Ltd 975.160.182 48.758.009.100 14,48

Citibank N.A 650.000.000 32.500.000.000 9,66

Masyarakat (dibawah 5%) 2.297.964.818 114.898.240.900 34,13

Jumlah 6.733.125.000 336.656.250.000 100,00

25. Tambahan Modal Disetor

Agio Saham Biaya Emisi Saham Jumlah

(Rp) (Rp) (Rp)

Saldo per 1 Januari 2002 86.456.000.000 (885.635.484) 85.570.364.516

Pengeluaran 1.346.625.000 saham melalui penawaran umum terbatas II kepada

pemegang saham 161.595.000.000 (2.134.243.757) 159.460.756.243

Sub total 248.051.000.000 (3.019.879.241) 245.031.120.759

Selisih modal dari perolehan

kembali saham 105.782.478.248

Saldo Akhir

Per 30 September 2009

(39)

26. Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali

Pada tanggal 14 Maret 2000 Perusahaan mengakuisisi masing-masing 75% saham PT Bentoel Prima (BP) dan PT Lestariputra Wirasejati (LW), perusahaan sepengendali. Pada tanggal 5 Pebruari 2002, Perusahaan kembali mengakuisisi tambahan kepemilikan saham BP dan LW masing-masing sebesar 25%. Selisih antara harga perolehan/pembelian dengan nilai buku disajikan dalam akun “Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali”, dengan perhitungan sebagai berikut :

Akuisisi 75% Akuisisi 25% Jumlah

(Rp) (Rp) (Rp)

Nilai buku perusahaan

yang diakuisisi 428.917.364.467 256.080.320.385 684.997.684.852

Harga pembelian (350.000.000.000) (228.925.997.627) (578.925.997.627)

Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas

sepengendali 78.917.364.467 27.154.322.758 106.071.687.225

27. Dividen Tunai

Berdasarkan keputusan pata pemegang saham sebagaimana tercantum dalam Akta No. 172 tanggal 30 Mei 2008 dari Eliwaty Tjitra, S.H. notaris di Jakarta, pemegang saham menyetujui pembagian dividen tunai untuk tahun buku 2007 sebesar Rp. 15 per saham, kepada pemegang saham atau sebesar Rp. 100.849.988.800 dimana sebesar Rp. 7,5 per saham atau Rp. 50.393.223.150 telah dibagikan sebagai dividen interim tahun 2007 dan sebesar Rp. 7,5 per saham atau Rp. 50.456.765.650 dibagikan sebagai dividen di tahun 2008.

(40)

28. Penjualan dan Pendapatan Bersih

a. Berdasarkan jenis penjualan dan pendapatan :

2009 2008

(Sembilan Bulan) (Sembilan Bulan)

(Rp) (Rp)

Lokal 4.251.832.927.995 4.410.305.157.742

Ekspor 56.063.816.375 18.448.198.500

Potongan Penjualan (6.803.478.900) (6.260.809.380)

Jumlah 4.301.093.265.470 4.422.492.546.862

Penghasilan Taman Rekreasi 12.549.856.437 9.334.843.580

Jumlah Bersih 4.313.643.121.907 4.431.827.390.442

b. Berdasarkan penjualan rokok dan non rokok :

2009

(Sembilan Bulan)

(Rp)

Penjualan dan Potongan Penjualan dan

Pendapatan Penjualan Pendapatan Bersih

Rokok 4.290.019.026.600 6.803.478.900 4.283.215.547.700 Non rokok 30.427.574.207 0 30.427.574.207 Jumlah 4.320.446.600.807 6.803.478.900 4.313.643.121.907 2008 (Sembilan Bulan) (Rp)

Penjualan dan Potongan Penjualan dan

Pendapatan Penjualan Pendapatan Bersih

Rokok 4.398.343.157.225 6.252.013.800 4.392.091.143.425

Non rokok 39.745.042.597 8.795.580 39.736.247.017

Jumlah 4.438.088.199.822 6.260.809.380 4.431.827.390.442

29. Beban Pokok Penjualan dan Beban Langsung

2009 2008

(Sembilan Bulan) (Sembilan Bulan)

(Rp) (Rp)

Rokok 3.489.255.482.078 3.607.799.397.124

Non rokok 21.515.881.448 32.048.315.049

Referensi

Dokumen terkait

Tema yang ditampilkan adala luxury of Kenyah, Berdasarkan lokasi Bandara Sepinggan yang terletak di Kalimantan Timur, penulis mencoba mengekspos keunikan dari suku

Tujuan penelitian ini yaitu Untuk untuk menggambarkan karakteristik individu penderita, karakteristik rumah atau lingkungan atau tempat tinggal penderita, dan

Semakin besar peluang individu baru untuk masuk ke dalam kelas bukan perokok, maka populasi tersebut akan semakin bisa bebas dari terjadinya endemik kanker paru-paru akibat

belakang mendapatkan nilai A pada Kalkulus I, sehingga dari hasil pengujian dapat dikatakan Kalkulus I memiliki peran penting sebagai salah satu faktor keberhasilan

bahwa sesuai ketentuan Pasal 263 ayat (3) Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah RPJMD merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program

Hanafiyah berpendapat bahwa ijarah batal karena adanya uzur sebab kebutuhan, atau manfaat akan hilang apabila ada uzur. Uzur adalah sesuatu yang baru menyebabkan

Variabel independen yang digunakan dalam penelitian yaitu profitabilitas (ROA), leverage (DER) ukuran perusahaan (SIZE) dengan Corporate Social Responsibility (CSR)

Upaya pemerintah Republik Indonesia dalam mewujudkan terdaftarnya seluruh bidang tanah di wilayah Indonesia serta menjamin kepastian hukum hak atas tanah bagi Warga