• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN - STTU Rusunawa Dupak Bangunrejo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN - STTU Rusunawa Dupak Bangunrejo"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan rumah susun merupakan salah satu alternatif pemecahan masalah kebutuhan perumahan dan pemukiman terutama di daerah perkotaan yang jumlah penduduknya terus meningkat, karena pembangunan rumah susun dapat mengurangi penggunaan tanah, membuat ruang terbuka kota yang lebih luas dan dapat digunakan sebagai suatu cara untuk peremajaan kota bagi daerah yang kumuh. Pembangunan rumah susun memerlukan persyaratan teknis dan administratif yang lebih berat, karena spesifikasi rumah susun memiliki bentuk dan keadaan khusus yang berbeda dengan perumahan biasa (landed house). Disamping itu pelaku pembangunan juga harus dituntut benar-benar qualified di bidangnya untuk melaksanakan pembangunan rumah susun.

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2011 Pasal 1 Rumah Susun adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan, yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional dalam arah horizontal maupun vertikal dan merupakan satuan-satuan yang masing-masing dapat dimiliki dan digunakan secara terpisah, terutama untuk tempat hunian, yang dilengkapi dengan bagian bersama, benda-benda bersama dan tanah bersama.

(2)

I.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana sanitasi tiap rumah, fasilitas bersama, serta sarana dan prasarana lingkungan Rusunawa Dupak Bangunrejo Surabaya ?

2. Bagaimana kondisi Rusunawa Dupak Bangunrejo Surabaya secara keseluruhan?

3. Apakah sanitasi Rusunawa Dupak Bangunrejo Surabaya sudah memenuhi kriteria rumah sehat menurut Kepmenkes No. 829 Tahun 1999 tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan?

I.3 Tujuan Pengamatan

1. Mengidentifikasi sanitasi tiap rumah, fasilitas bersama serta sarana dan pra sarana lingkungan Rusunawa Dupak Bangunrejo Surabaya.

2. Mengidentifikasi kondisi Rusunawa Dupak Bangunrejo Surabaya.

(3)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Sanitasi, Fasilitas Sanitasi, Tempat Umum, dan Sarana Tempat Umum 2.1.1 Pengertian Sanitasi

Sanitasi adalah suatu usaha untuk mengawasi beberapa faktor lingkungan fisik yang berpengaruh bagi manusia, terutama kepada hal-hal yang mempunyai efek untuk perkembangan fisik, kesehatan dan kelangsungan hidup.

2.1.2 Pengertian Fasilitas Sanitasi

Fasilitas sanitasi adalah sarana fisik bangunan dan perlengkapannya yang digunakan untuk memelihara kualitas lingkungan, mengendalikan faktor-faktor lingkungan fisik yang dapat merugikan kesehatan manusia. Misalnya air bersih, jamban, saluran air limbah, bak sampah, kamar mandi, lemari pakaian kerja, tempat cuci tangan, dsb.

2.1.3 Pengertian Tempat Umum

Tempat-tempat umum adalah tempat kegiatan bagi umum yang diselenggarakan oleh badan-badan pemerintah, swasta, atau perorangan yang langsung digunakan oleh masyarakat, mempunyai tempat, sarana dan kegiatan tetap.

2.1.4 Pengertian Sarana Tempat-tempat Umum

(4)

2.2 Rumah Sehat

2.2.1 Pengertian Rumah Sehat

Rumah sehat adalah bangunan tempat berlindung dan beristirahat serta sebagai sarana pembinaan keluarga yang menumbuhkan kehidupan sehat secara fisik, mental dan sosial, sehingga seluruh anggota keluarga dapat bekerja secara produktif. Oleh karena itu keberadaan perumahan yang sehat, aman,serasi, teratur sangat diperlukan agar fungsi dan kegunaan rumah dapat terpenuhi dengan baik.

2.2.2 Kriteria Rumah Sehat

Secara umum rumah dapat dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :

a) Memenuhi kebutuhan fisiologis antara lain pencahayaan, penghawaan dan ruang gerak yang cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu.

b) Memenuhi kebutuhan psikologis antara lain privacy yang cukup, komunikasi yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah.

c) Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni rumah dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan air limbah rumah tangga, bebas vektor penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang berlebihan, cukup sinar matahari pagi, terlindungnya makanan dan minuman dari pencemaran, disamping pencahayaan dan penghawaan yang cukup.

d) Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul karena keadaan luar maupun dalam rumah antara lain persyaratan garis sempadan jalan, konstruksi yang tidak mudah roboh, tidak mudah terbakar, dan tidak cenderung membuat penghuninya jatuh tergelincir.

2.2.3 Syarat Rumah Sehat

(5)

a) Lokasi

1) Tidak terletak pada daerah rawan bencana alam seperti bantaran sungai, aliran lahar, gelombang tsunami, longsor, dan sebagainya.

2) Tidak terletak pada daerah bekas tempat pembuangan akhir sampah dan bekas lokasi pertambangan.

3) Tidak terletak pada daerah rawan kecelakaan dan daerah kebakaran seperti jalur pendaratan penerbangan.

b) Sarana dan Prasarana Lingkungan

1) Memiliki taman bermain untuk anak, sarana rekreasi keluarga dengan konstruksi yang aman dari kecelakaan.

2) Memiliki sarana drainase yang tidak menjadi tempat perindukan vektor penyakit dan memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

3) Memiliki sarana jalan lingkungan dengan ketentuan sebagai berikut: i. Konstruksi jalan tidak membahayakan kesehatan.

ii. Konstruksi trotoar jalan tidak membahayakan pejalan kaki dan penyandang cacat.

iii. Bila ada jembatan harus diberi pagar pengaman. iv. Lampu penerangan jalan tidak menyilaukan.

4) Tersedia sumber air bersih yang menghasilkan air secara cukup sepanjang waktu dengan kualitas air yang memenuhi persyaratan kesehatan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

5) Pengelolaan pembuangan kotoran manusia dan limbah rumah tangga harus memenuhi persyaratan kesehatan, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

6) Pengelolaan pembuangan sampah rumah tangga harus memenuhi persyaratan kesehatan, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

7) Memiliki akses terhadap sarana pelayanan umum dan sosial seperti keamanan, kesehatan, komunikasi, tempat kerja, tempat hiburan, dan sebagainya.

(6)

9) Tempat pengelolaan makanan (TPM) harus menjamin tidak terjadinya kontaminasi yang dapat menimbulkan keracunan, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2.3 Rumah Susun

2.3.1 Pengertian Rumah susun

Rumah susun adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan, yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional dalam arah horizontal maupun vertical dan merupakan satuan-satuan yang masing-masing dapat dimiliki dan digunakan secara terpisah, terutama untuk tempat hunian, yang dilengkapi dengan bagian-bersama, benda-bersama dan tanah bersama.

Rusun adalah kepanjangan dari rumah susun, kerap dikonotasikan sebagai apartemen versi sederhana, walaupun sebenarnya apartemen bertingkat sendiri bisa dikategorikan sebagai rumah susun. Rusun menjadi jawaban atas terbatasnya lahan untuk pemukiman di daerah perkotaan. Karena mahalnya harga tanah di kota besar maka terpaksa membeli rumah di luar kota.

Rumah susun adalah bangunan gedung bertingkat yang di bangun dalam suatu lingkungan, yang tebagi dalam bagian-bagian dan distrukturkan secara fungsional dalam arah horizontal maupun vertikal.

Menurut UU no.16 Tahun 1985 dan PP no.4 Tahun 1998 tentang Rumah Susun, disebutkan bahwa Rumah Susun adalah gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan, yang tebagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional dalam arah horizontal maupun vertikal dan merupakan satuan-satuan yang masing-masing dapat dimiliki dan digunakan secara terpisah, terutama untuk tempat hunian, yang dilengkapi dengan bagian-bagian bersama, benda bersama dan tanah bersama. Sedangkan yang dimaksud rumah susun sederhana sewa adalah rumah susun sederhana yang kepemilikannya dengan sistem sewa.

(7)

dilengkapi dengan kamar mandi serta dapur yang dapat bersatu dengan unit hunian ataupun terpisah dengan penggunaan komunal, dan diperuntukkan bagi masyarakat berpendapatan rendah.

Berdasarkan status kepemilikan satuan unit huniannya, rumah susun dibagi menjadi tiga jenis, yaitu (Joseph De Chiara 1984:571) :

1. Condominium merupakan bangunan rumah susun yang dimiliki secara bersama oleh pengjuninya dan setiap penghuninya memiliki surat hipotek atas unit rumah susun yang dihuni, sedangkan fasilitas umum dimiliki secara bersama-sama dengn penghuni lainnya.

2. Cooperative Ownership merupakan bangunan rumah susun dimana penghuni mempunyai hak kepemilikan yang diberikan oleh suatu instansi tertentu yang membangun rumah susun dan biasanya dikenakan biaya pemeliharaan atau biaya lainnya.

3. Rent merupakan bangunan rumah susun dimana penghuni tidak memiliki hak milik atas unit yang dihuninya dan harus membayar biaya sewa serta pemeliharaan kepada pemiliknya.

2.3.2 Standar Kelayakan Rumah Susun

Adapun beberapa standar kelayakan rumah susun yang harus diperhatikan pihak pengelola sebagai berikut :

1. Kepadatan Bangunan

Dalam mengatur kepadatan (intensitas) bangunan diperlukan perbandingan yang tepat, meliputi luas lahan peruntukan dan kepadatan bangunan.

2. Lokasi

Rumah susun dibangun dilokasi yang sesuai rencana tata ruang, rencana tata bangunan dan lingkungan, terjangkau layanan transportasi umum, serta dengan mempertimbangkan keserasian dengan lingkungan sekitarnya.

3. Tata Letak

(8)

4. Jarak Antar Bangunan dan Ketinggian

Jarak antar bangunan dan ketinggian ditentukan berdasarkan persyaratan terhadap bahaya kebakaran, pencahayaan dan pertukaran udara secara alami, kenyamanan, serta kepadatan bangunan sesuai tata ruang kota.

5. Jenis Fungsi Rumah Susun

Jenis fungsi peruntukkan rumah susun adalah untuk hunian dan dimungkpnkan dalam satu rusun atau kawasan rusun memiliki jenis kombinasi fungsi hunian dan fungsi usaha.

6. Luasan Satuan Rumah Susun

Luasan rusun minimum 21mᵌ, dengan fungsi utama sebagai ruang tidur atau ruang serbaguna dan dilengkapi dengan kamar mandi serta dapur.

7. Kelengkapan Rumah Susun

Kelengkapan rumah susun harus dilengkapi prasarana, sarana dan fasilitas yang menunjang kesejahteraan, kelancaran dan kemudahan penghuni dalam menjalankan kegiatan sehari-hari.

2.3.3 Tujuan Pembangunan Rumah Susun Pembangunan rumah susun bertujuan untuk :

1) memenuhi kebutuhan perumahan yang layak bagi rakyat, terutama golongan masyarakat yang berpenghasilan rendah, yang menjami kepastian hukum dalam pemanfaatannya.

2) meningkatkan daya guna dan hasil guna tanah di daerah pekotaan dengan memperhatikan kelestarian sumber daya alam dan menciptakan lingkungan pemukiman yang lengkap, serasi, dan seimbang.

3) memenuhi kebutuhan untuk kepentingan lainnya yang berguna bagi kehidupan masyarakat.

(9)

1) Rumah susun harus dibangun di lokasi yang sesuai dengan peruntukan dan keserasian lingkungan dengan memperhatikan rencana tata ruang dan tata guna tanah yang ada.

2) Rumah susun harus dibangun pada lokasi yang memungkinkan berfungsinya dengan baik saluran-saluran pembuangan dalam lingkungan ke sistem jaringan pembuangan air hujan dan jaringan air limbah kota.

3) Lokasi rumah susun harus mudah dicapai angkutan yang diperlukan baik langsung maupun tidak langsung pada waktu pembangunan maupun penghunian serta perkembangan dimasa mendatang, dengan memperhatikan keamanan, ketertiban, dan gangguan pada lokasi sekitarnya.

4) Lokasi rumah susun harus dijangkau oleh pelayanan jaringan air bersih dan listrik. 5) Dalam hal lokasi rumah susun belum dapat dijangkau oleh pelayanan jaringan air bersih dan listrik, penyelenggara pembangunan wajib menyediakan secara tersendiri sarana air bersih dan listrik sesuai dengan tingkat keperluannya, dan dikelola berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2.3.5 Tata Letak Rumah Susun

1) Tata letak bangunan harus menunjang kelancaran kegiatan sehari-hari dengan mempertimbangkan keserasian, keseimbangan, dan keterpaduan.

2) Tata letak bangunan harus memperhatikan penetapan batas pemilikan tanah bersama, segi-segi kesehatan, pencahayaan, pertukaran udara, serta pencegahan dan pengamanan terhadap bahaya yang mengancam keselamatan penghuni, bangunan, dan lingkungannya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2.3.6 Kelengkapan Rumah Susun Rumah susun harus dilengkapi dengan :

(10)

2) jaringan listrik yang memenuhi persyaratan mengenai kabel dan perlengkapannya, termasuk meter listrik dan pembatas arus, serta pengamanan terhadap kemungkinan timbulnya hal-hal yang membahayakan

3) jaringan gas yang memenuhi persyaratan beserta perlengkapannya termasuk meter gas, pengatur arus, serta pengamanan terhadap kemungkinan timbulnya hal-hal yang membahayakan

4) saluran pembuangan air hujan yang memenuhi persyaratan kualitas, kuantitas, dan pemasangan

5) saluran pembuangan air limbah yang memenuhi persyaratan kualitas, kuantitas, pemasangan

6) saluran dan/atau tempat pembuangan sampah yang memenuhi persyaratan terhadap kebersihan, kesehatan, dan kemudahan

7) tempat untuk kemungkinan pemasangan jaringan telepon dan alat komunikasi lainnya

8) alat transportasi yang berupa tangga, lift atau eskalator sesuai dengan tingkat keperluan dan persyaratan yang berlaku

9) pintu dan tangga darurat kebakaran 10) tempat jemuran

11) alat pemadam kebakaran 12) penangkal petir

13) alat/sistem alarm

14) pintu kedap asap pada jarak-jarak tertentu

15) generator listrik disediakan untuk rumah susun yang menggunakan lift

2.3.7 Prasarana Lingkungan dan Utilitas Umum

Lingkungan rumah susun harus dilengkapi dengan prasarana lingkungan dan utilitas umum yang sifatnya menunjang fungsi lainnya dalam rumah susun yang bersangkutan, meliputi :

(11)

2) saluran pembuangan air hujan yang menghubungkan pembuangan air hujan dari rumah susun ke sistem jaringan pembuangan air kota

3) saluran pembuangan air limbah dan/atau tangki septik yang menghubungkan pembuangan air limbah dari rumah susun ke system jaringan air limbah kota, atau penampungan air limbah tersebut ke dalam tangki septik dalam lingkungan

4) tempat pembuangan sampah yang fungsinya adalah sebagai tempat pengumpulan sampai dari rumah susun untuk selanjutnya dibuang ke tempat pembuangan sampah kota, dengan memperhatikan faktorfaktor kemudahan pengangkutan, kesehatan, kebersihan, dan keindahan

5) kran-kran air untuk pencegahan dan pengamanan terhadap bahaya kebakaran yang dapat menjangkau semua tempat dalam lingkungan dengan kapasitas air yang cukup untuk pemadam kebakaran

6) tempat parkir kendaraan dan/atau penyimpanan barang yang diperhitungkan terhadap kebutuhan penghuni dalam melaksanakan kegiatan-kegiatannya sesuai dengan fungsinya

7) jaringan telepon dan alat komunikasi lain sesuai dengan tingkat keperluannya 2.3.8 Fasilitas Lingkungan

Dalam rumah susun dan lingkungannya harus disediakan ruangan-ruangan dan/atau bangunan untuk tempat berkumpul, melakukan kegiatan masyarakat, tempat bermain bagi anak-anak, dan kontak sosial lainnya, sesuai dengan standar yang berlaku.

2.3.9 Kepadatan Bangunan

Kepadatan bangunan dalam lingkungan harus memperhitungkan dapat dicapainya optimasi daya guna dan hasil guna tanah, sesuai dengan fungsinya, dengan memperhatikan keserasian dan keselamatan lingkungan sekitarnya, berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2.3.10 Struktur Komponen dan Bahan Bangunan

(12)

yang berlaku. Struktur, komponen, dan penggunaan bahan bangunan rumah susun sebagaimana dimaksud di atas, harus diperhitungkan kuat dan tahan terhadap :

1) beban mati 2) beban bergerak

3) gempa, hujan, angin, banjir

4) kebakaran dalam jangka waktu yang diperhitungkan cukup untuk usaha pengamanan dan penyelamatan

5) daya dukung tanah

6) kemungkinan adanya beban tambahan, baik dari arah vertikal maupun horizontal 7) gangguan/perusak lainnya, sesuai dengan ketentuan yang berlaku

2.3.11 Satuan Rumah Susun

Satuan rumah susun harus mempunyai ukuran standar yang dapat dipertanggungjawabkan, dan memenuhi persyaratan sehubungan dengan fungsi dan penggunaannya serta harus disusun, diatur, dan dikoordinasikan untuk dapat mewujudkan suatu keadaan yang dapat menunjang kesejahteraan dan kelancaran bagi penghuni dalam menjalankan kegiatan sehari-hari untuk hubungan ke dalam maupun ke luar.

2.3.12 Pemilik Satuan Rumah Susun Pemilik satuan rumah susun :

1) Yang memenuhi syarat sebagai pemegang hak atas tanah

2) Hak milik atas satuan rumah susun adalah hak milik atas satuan yang bersifat perseorangan dan terpisah.

3) Hak milik atas satuan rumah susun sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) meliputi juga hak atas bagian-bersama, benda-bersama, dan tanah-bersama, yang semuanya merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan satuan yang bersangkutan. 4) Hak atas bagian-bersama, benda-bersama, dan hak atas tanah bersama sebagaimana

(13)

2.3.13 Pengaturan dan Pembinaan Rumah Susun Pengaturan dan pembinaan rumah susun :

1) Pemerintah melakukan pengaturan dan pembinaan rumah susun

2) Pemerintah dapat menyerahkan kepada Pemerintah Daerah untuk melaksanakan sebagian urusan pengaturan dan pembinaan rumah susun

3) Pelaksanaan ketentuan diatur dengan Peraturan Pemerintah

2.3.14 Pengelolaan Rumah Susun dan Badan Pengelolanya

Pengelolaan rumah susun meliputi kegiatan-kegiatan operasional yang berupa: pemeliharaan, perbaikan, dan pembangunan prasarana lingkungan, serta fasilitas sosial, bagian bersama, benda bersama, dan tanah bersama.

Badan pengelola mempunyai tugas :

1) melaksanakan pemeriksaan, pemeliharaan, kebersihan dan perbaikan rumah susun dan lingkungannya pada bagian bersama, benda bersama, dan tanah bersama

2) mengawasi ketertiban dan keamanan penghuni serta penggunaan bagian bersama, benda bersama, dan tanah bersama sesuai dengan peruntukannya secara berkala memberikan laporan kepada perhimpunan penghuni disertai permasalahan dan usulan pemecahannya.

2.3.15 Hak dan Kewajiban Penghuni Setiap penghuni berhak :

1) memanfaatkan rumah susun dan lingkungannya termasuk bagian bersama, benda bersama, dan tanah bersama secara aman dan tertib

2) mendapatkan perlindungan

3) memilih dan dipilih menjadi Anggota Pengurus Perhimpunan Penghuni Setiap penghuni berkewajiban:

1) mematuhi dan melaksanakan peraturan tata tertib dalam rumah susun dan lingkungannya

(14)

3) memelihara rumah susun dan lingkungannya termasuk bagian bersama, benda bersama, dan tanah bersama

Setiap penghuni dilarang :

1) melakukan perbuatan yang membahayakan keamanan, ketertiban, dan keselamatan terhadap penghuni lain, bangunan dan lingkungannya

2) mengubah bentuk dan/ atau menambah bangunan di luar satuan rumah susun yang dimiliki tanpa mendapat persetujuan perhimpunan penghuni

2.3.16 Deskripsi Rumah Susun Dupak Bangun Rejo

Rumah Susun Bangunsari berada dijalan Dupak Bangun Rejo II Surabaya. Rumah Susun Dupak Bangunsari termasuk dalam kecamatan Krembangan, Kelurahan Dupak, RW 5 RT 21. Warga rumah susun lebih mengenal rumah susun ini dengan nama Rumah Susun Dupak Bangun Rejo. Luas total rumah susun Dupak Bangun Rejo adalah kurang lebih 0,5 hektar. Rumah susun berasal dari rumah-rumah penduduk yang saling berhimpitan. Rumah yang dibangun disana berdiri diatas tanah milik pemerintah daerah. Untuk menghilangkan kesan kumuh, pemerintah kemudian membongkar rumah penduduk, kemudian membangun rumah susun ini.

Rumah susun didirikan pada tahun 1989, dan pembangunan rumah susun ini dilaksanakan dalam 2 tahap. Tahap 1 dibangun 2 blok rumah susun, yaitu blok A dan blok B. Peresmian pembangunan rumah susun pada tahap pertama ini dilakukan oleh bapak wali Kota Jawa Timur pada saat itu yaitu Bapak Dr. Poernomo Kasidi. Pembungan rumah susun ini kemudian dilanjutkan dalam tahap 2 yang terdiri dari 4 blok, yaitu C, D, E, F. Peresmian pada tahap 2 ini diresmikan oleh Wakil Presiden Republik Indonesia pada saat itu yaitu Bapak Soedarmono.SH.

(15)

untuk keperluan rapat, tempat parkir kendaraan (tersedia di lantai dasar), MCK per unit (hanya ada di lantai dasar sedangkan lantai 2 dan 3 MCK bersifat kolektif).

(16)

BAB III

METODE KEGIATAN

3.1 Metode Kegiatan

Metode kegiatan yang digunakan adalah observasi langsung ke Rusunawa dengan menggunakan instrument lembar checklist untuk mengetahui keadaan lingkungan Rusun, kondisi unit, perilaku penghuni, sarana sosial dan lingkungan sedangkan wawancara dengan bantuan kuesioner untuk mengetahui identitas responden serta data sosial ekonomi dan kesehatan. Kami juga menggunakan alat penunjang dalam melakukan observasi yaitu kamera untuk dokumentasi, meteran untuk mengukur luas blok, luas unit, luas ventilasi, dan luas jendela.

3.2 Sasaran

Observasi dilakukan di Rusunawa Bangunrejo, terletak di jalan Dupak Bangunrejo RSS Kelurahan Dupak Kecamatan Krembangan Surabaya.

3.3 Sampel

Sampel yang diambil adalah 21 unit yang menyebar pada 6 blok. Lokasi pengambilan unit untuk di observasi bervariasi bergantung pada kesediaan pemilik unit untuk diobservasi dan diwawancarai. Jumlah tersebut sudah mewakili 14% dari total unit yakni 150 unit dalam 6 blok. Pengambilan sampel secara acak di tiap lantai dalam sebuah blok, dengan demikian diharapkan tidak ada bias karena ada anggapan dari warga apabila mau diobservasi akan dilaporkan ke pemerintah sehingga biaya sewa rusun akan meningkat. Pandangan tersebut termasuk hambatan dari penentuan sampel yang awalnya kami targetkan sebesar 20%.

3.4 Jenis Data

(17)

3.5 Pelaksanaan

Pelaksanaan observasi dilakukan dalam empat tahap, yakni:

1. Permohonan izin secara informal (pengelola rusun P. Ari) : 21 September 2012

2. penyerahan surat tugas : 28 September 2012

3. Pelaksanaan observasi lingkungan rusun : 12 Oktober 2012 (mulai jam 15.00 - 18.00) 4. Pelaksanaan observasi tiap unit : 23 Oktober 2012 (mulai jam 12.30 –17.30)

3.6 Instrumen penilaian

Instrumen penilaian yang digunakan adalah lembar checklist dan kuesioner (terlampir). Lembar observasi dibuat berdasarkan UU No 16 tahun 1985 tentang Rumah Susun, PP No 4 Tahun 1988 Tentang Rumah Susun, PU Nomor : 05/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Rumah Susun Sederhana Bertingkat Tinggi, Permen LH No. 07/Th. 2011 Tentang Pelaksanaan Adipura, Perda Kota Surabaya No. 3 Tahun 2005 Tentang Rumah Susun Dengan Berbagai Penambahan. Berikut ini adalah langkah-langkah pembuatan dan cara penilaian menggunakan lembar observasi :

1) Komponen sanitasi yang akan dinilai dibuat skor sesuai dengan referensi, pemberian skor berbeda di tiap komponen, namun semua memiliki aspek yang sama yakni jika kondisinya lebih baik akan mendapat skor lebih tinggi. Skor sudah tersedia di tiap pilihan jawaban. 2) Bobot diberikan disetiap kategori, penentuannya secara subjektif dari peneliti

a. Kategori I tentang Kondisi Rumah sebesar 30% b. Kategori II tentang Perilaku penghuni sebesar 20%

c. Kategori III tentang Lokasi Rusun secara Umum sebesar 30% d. Kategori IV tentang Sarana Sosial dan Lingkungan sebesar 20% 3) Penilaian dirumuskan dengan cara:

Nilai = Skor x Bobot Dimana:

(18)

Bobot: Presentase yang ditetapkan peneliti

4) Untuk melakukan penilaian, observer memberi angka pada kolom skor sesuai dengan yang tertera pada setiap pilihan jawaban dan sesuai dengan keadaan rusun dan unit yang diamati

5) Setelah penilaian selesai, selanjutnya dilakukan penghitungan nilai oleh enumerator dan direkap dalam sebuah database (Ms. Excel)

6) Sebelum melakukan penghitungan pengamatan, terlebih dahulu menetapkan kriteria yang membagi nilai maksimal menjadi 4 kuartal. Dengan total nilai maksimal 51.6, kriteria yang ditetapkan adalah sebagai berikut :

Kriteria:

Nilai ≥ 38,7 : terkategori memiliki sanitasi yang sangat baik Nilai 25.8- 38.6 : terkategori memiliki sanitasi yang baik Nilai 13 – 25.7 : terkategori memiliki sanitasi yang buruk

Nilai < 13 : terkategori memiliki sanitasi yang sangat buruk

7) Untuk membantu pengisian lembar checklist, observer juga menyiapkan kuisioner yang diisi oleh penghuni unit rumah yang diamati. Kuisioner tersebut berisi identitas responden, data sosial, ekonomi dan kesehatan penduduk rusun.

3.7 Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang dilakukan yakni :

1. Membuat lembar checklist dan kuisioner berdasarkan referensi yang ada

2. Melakukan pengamatan pada rusun sasaran, yaitu Rusunawa Bangunrejo, Dupak, Surabaya.

3. Setiap observer melakukan observasi, dengan membagi menjadi 2 kelompok besar, yakni kelompok A beranggotakan 3 orang yang mengobservasi lingkungan rusun beserta sarana disekitarnya dan kelompok B beranggotakan 5 orang yang mengobservasi 21 unit dalam 6 blok.

(19)

5. Hasil observasi yang telah dituliskan dalam lembar observasi kemudian dikalkulasi sesuai ketentuan penilaian pada instrumen penilaian untuk mengetahui nilai rata-rata tiap komponen dan nilai total dari seluruh komponen yang dinilai

6. Selanjutnya dilakukan analisis hasil penilaian sesuai kriteria hasil penilaian pada instrument untuk mengetahui kondisi komponen yang dinilai apakah telah memenuhi persyaratan minimum higiene dan sanitasi rusun

(20)

BAB IV

HASIL PENGAMATAN

4.1 Gambaran Umum Rusun Dupak Bangunrejo

Rusun Dupak Bangunrejo terletak di Jl. Dupak Bangunrejo RSS Kelurahan Dupak Kecamatan Krembangan. Rusun Dupak Bangunrejo terdiri dari 6 blok yakni blok A-F dengan bentuk lokasi letter U. Blok A dan B merupakan rusun yang dibangun pertama kali yaitu pada tahun 1989, dan selanjutnya pada tahun 1990 dibangun blok C-F.

Gambar 4.1 Batu peresmian Rusun Dupak Bangunrejo Blok C-F oleh Wakil Presiden RI saat itu (1990)

Masing – masing blok terdiri dari 3 lantai dan jumlah unitnya sebanyak 25 unit. Sehingga jumlah total unit yang ada di Rusun Dupak Bangunrejo sebanyak 250 unit. Ukuran unit setara dengan rumah tipe 21 dengan panjang 6 meter, lebar 3 meter dan untuk outdoor 1 meter. Outdoor di lantai 1 berupa teras sedangkan di lantai 2 dan 3 berupa balkon.

4.2 Data Sosial, Ekonomi, dan Kesehatan

(21)

1. Pendidikan

Sebagian besar sampel responden adalah lulusan SMA. 2. Pekerjaan

Sebagian besar responden adalah Ibu Rumah Tangga. Sedangkan beberapa orang lainnya adalah pegawai swasta.

3. Jumlah Anggota Keluarga

Jumlah anggota keluarga yang tinggal dalam 1 unit rata – rata berjumlah 3-5 orang. Penghuni yang tinggal di rusunawa merupakan keluarga muda dengan anak yang masih kecil. Hanya terdapat sedikit penghuni yang anggota keluarganya ≤ 2 dan biasanya mereka adalah penghuni lama dengan usia yang sudah tidak muda. 4. Penghasilan keluarga tiap bulan

Penghasilan rata – rata responden sebesar Rp 1.000.000 -2.500.000/ bulan. 5. Penyakit yang diderita 1 bulan terakhir

Sebagian besar keluarga responden tidak menderita penyakit yang cukup serius dalam 1 bulan terakhir. Beberapa keluarga bahakan tidak mengalami penyakit apapaun, sedangkan sebagian kecil menderita batuk pilek.

4.3 Hasil Observasi

4.3.1 Kondisi Umum Rusun

Kondisi umum rusun meliputi lokasi, fasilitas primer seperti jaringan kelistrikan dan air, parkir, dan sebagainya memiliki bobot penilaian sebesar 30%. Hasil observasi

menunjukkan nilai 17.1 dari nilai maksimal 23.7 atau tingkat sanitasinya 72%. Pembahasan tiap poinnya adalah sebagai berikut.

1. Letak geografi

Rumah susun yang diamati adalah Rusunawa Dupak Bangunrejo yang beralamat di Jl. Dupak Bangunrejo RSS yang terletak di daerah Surabaya Barat. Letak Rusunawa memang tergolong berada di daerah pinggiran Surabaya namun tidak terlalu jauh dari pusat aktivitas. Hanya dibutuhkan waktu 10 menit untuk mencapai pusat perbelanjaan PGS dan Tugu Pahlawan, serta dekat dengan pintu tol Dupak.

(22)

musim hujan banjir bisa mencapai lebih dari 50 cm sehingga mengkhawatirkan bagi penghuni lantai bawah. Secara geografis selain hal tersebut Rusunawa Dupak Bangunrejo tidak terletak pada daerah rawan gempa, kecelakaan, atau daerah bekas pembuangan sampah.

Gambar 4.3(a) Kondisi sungai yang berbatasan langsung dengan Rusun Dupak Bangunrejo

2. Jaringan Listrik dan Air

Jaringan kelistrikan di Rusun Dupak Bangunrejo tergolong sistematis dengan meteran yang tidak terpusat, atau tiap unit memiliki meteran sendiri dengan daya listrik sebesar 450 watt. Sistem perkabelannya pun terlihat rapi, tidak ada kabel yang berantakan. Namun kabel yang sudah tersusun itu jarang dibersihkan sehingga banyak debu dan terkadang digunakan sebagai sarang laba – laba sehingga terkesan kotor.

(23)

3. Pembuangan limbah

Limbah cair yang dihasilkan dari kegiatan rumah tangga dialirkan melalui saluran air limbah yang terbuka namun sebelumnya sudah ada saringan sehingga kotoran dengan ukuran yang besar dapat terfilter sehingga meminimalisir terjadinya penyumbatan di saluran air. Selain itu saluran air limbah tidak dilengkapi pipa udara dan bak kontrol yang dihubungkan ke saluran pembuangan air limbah lingkungan. Untuk black water terdaapt septic tank yang letaknya cukup jauh dari sumber air atau pipa – pipa air bersih. Dalam septic tank terdapat bidang resapan air limbah untuk meresapkan air sisa pengolahan black water.

Gambar 4.3 (b) Saluran Air Limbah Terbuka

4. Pengolahan Sampah

(24)

Gambar 4.3 (c) Tempat sampah per blok

Kegiatan pemilahan sampah juga tidak ada, padahal bak sampah sudah didesain memiliki dua konter yang satu untuk sampah organik, yang satu sampah anorganik. Namun kedua konter tersebut semuanya berisi sampah organik dan anorganik yang bercampur. Kegiatan 3 R (Reduce, Reuse, Recycle) tidak ada sama sekali. Jadi sampah yang menumpuk 100% langsung diangkut ke TPS.

Tanpa ada kegiatan pemilahan sampah yang menumpuk langsung diangkut ke TPS setiap hari, pagi atau sore tergantung jadwal petugas khusus yang mengangkut sampah ke TPS. Sampah diangkut ke TPS menggunakan gerobak sampah yang kondisinya masih bagus dan tidak berkarat. TPS Dupak Bangunrejo berada tidak jauh dari rusun jaraknya kurang lebih 200 m dari rusun. Tempat penampungan berupa kontainer besi yang tertutup yang secara berkala diangkut dengan truk sampah ke tempat penampungan sampah akhir (TPA).

5. Fasilitas Keamanan

Terdapat 3 poskamling di lingkungan rusun Dupak Bangunrejo yang semuanya dilengkapi kentongan dan TOA sebagai sarana untuk menjaga keamanan. Masing – masing bertempat di pintu masuk rusun, poskamling antara blok A dan blok B dan poskamling antara blok E dan blok F. Sebenarnya sudah ada jadwal piket jaga poskamling namun hal tersebut tidak berjalan secara rutin melainkan hanya dijalankan pada waktu atau momen tertentu.

(25)

terdapat alarm kebakaran namun tidak berfungsi dengan baik. Selain itu disana tidak ada tangga darurat yang bisa digunakan sebagai evakuasi apabila ada bencana atau kebakaran karena sistem tangganya hanya satu jalur.

Di setiap blok di rusun juga terdapat penangkal petir yang berfungsi mencegah kebakaran gedung akibat sambaran petir. Biasanya dalam satu gedung atau blok diatapnya terdapat tiga tiang penangkal petir. Untungnya sampai saat ini belum pernah ada kasus kebakaran yang terjadi karena keteledoran, korsleting listrik ataupun sambaran petir di rusun Dupak Bangunrejo.

6. Tempat parkir

Luas rusun yang terbatas namun padat penghuni membuat tempat parkir menjadi hal yang krusial. Di rusun Dupak Bangunrejo terdapat tempat parkir kendaraan roda 2 seperti motor dan sepeda namun tidak ada tempat parkir khusus untuk mobil karena keterbatasan lahan. Lagipula tidak banyak penghuni yang memilik mobil, jikalau ada beberapa yang ada mobil mereka di parkir di ruang kosong pinggir sungai dan terbuka.

Tiap 2 blok rusun memiliki 1 tempat parkir yang terletak di lorong lantai satu salah satu blok. Misalnya di blok A dan B, parkiran motor terletak di lorong lantai 1 blok B. Motor yang diparkir disana terkesan semrawut karena pada dasarnya lorong tersebut tidak pada tempatnya untuk dijadikan sebagai parkiran, ditambah lagi tidak ada petugas khusus yang mengatur dan menjaga tempat parkir.

a. Akses Jalan dan Penerangan Jalan

Terdapat jalan utama di rusun yang sudah beraspal, tidak bergeronjal namun sempit. Akses jalan utama lebarnya bisa dilewati oleh maksimal dua kendaraan roda empat, namun jika berpapasan memang harus pelan – pelan. Sedangkan akses jalan antar blok lebih sempit lagi, hanya bisa dilewati oleh kendaraan roda dua. Untuk penerangan di jalan utama tidak ada masalah karena lampu jalan cukup terang dan selalu menyala mulai dari jam 5 sore sampai jam 6 pagi.

7. Kondisi fisik lain

(26)

sayangnya ada beberapa sudut di tangga yang kotor dengan sampah plastik atau debu yang mengumpul.

Gambar 4.3 (d) Kondisi tangga

Lorong di setiap lantai cukup luas dan bisa digunakan sebagai tempat berkumpul antar warga atau sekedar tempat bermain anak. Kondisinya pun terlihat bersih walaupun di beberapa sudut lorong ada yang digunakan sebagai tempat meletakkan barang – barang penghuni rusun yang tidak terpakai.

Kondisi talang hujan pun masih baik. Tidak ada pipa yang bocor yang menyebabkan air hujan merembes ke dinding unit rusun. Apalagi menjelang musim hujan seperti ini warga bekerja sama membersihkan rusun termasuk membersihkan talang air hujan dari sampah yang mungkin menyumbat talang.

4.3.2 Sarana Sosial dan Lingkungan

Sarana sosial dan lingkungan di Rusunawa Dupak Bangunrejo meliputi fasilitas taman bermain dan taman bacaan, keterjangkauan sarana pendidikan dan sarana kesehatan serta keberadaan ruang terbuka hijau memiliki bobot 20% dari total penilaian. Berdasarkan hasil observasi didapatkan nilai 3 dari nilai maximal 4.8 atau 62.5% dengan penjabaran sebagai berikut.

1. Taman Bermain

(27)

rusun. Hal in tentunya tidak aman karena jalanan depan rusun kecil dan ramai, sehingga dikhawatirkan tingkat risiko kecelakaan tinggi. Harusnya di rusun disediakan ruang bermain mengingat jumlah anak dan balita di rusun cukup tinggi, namun kembali lagi terkendala karena terbatasnya ruang di daerah tersebut.

2. Taman Bacaan

Rusunawa Dupak Bangunrejo memiliki fasilitas pendopo yang biasanya digunakan sebagai tempat perkumpulan warga dan di salah satu sudutnya dimanfaatkan menjadi taman bacaan. Koleksi buku ditaman bacaan ini cukup beragam walaupun kebanyakan adalah buku paket untuk anak SD dan SMA. Setiap malam biasanya murid – murid belajar bersama di pendopo sekaligus taman bacaan tersebut dengan didampingi oleh pengelola taman bacaan.

Gambar 4.3.2 (a) Pendopo pertemuan sekaligus taman bacaan

3. Pertokoan

(28)

Di tengah rusun yang terdiri dari 6 blok terdapat masjid yang digunakan sebagai pusat peribadatan oleh penghuni muslim, juga selain itu di tiap lantai rusun terdapat mushola kecil. Kegiatannya tidak hanya menegakkan sholat berjamaah 5 waktu tetapi juga sebagai tempat belajar Al-Quran untuk anak – anak usia TK dan SD. Namun sejauh ini belum ada fasilitas ibadah untuk warga non muslin seperti gereja atau pura karena memang kebanyakan penghuni rusun beragama islam. 5. Pendidikan

Sarana pendidikan di lingkungan sekitar rusunawa terbilang cukup lengkap yakni terdapat SD, SMP, dan SMA dengan radius tidak lebih dari 500 m. Terdapat 2 sekolah dasar yaitu SDN dupak dan SD Muhammadiyah, serta SMP dan SMA Muhammadiyah. Kondisi lingkungan sekolah secara umum kurang memenuhi syarat karena luas sekolah sempit dengan ruang terbuka yang minim pula, serta banyak sampah yang berserakan di lingkungan sekolah. Apalagi di SD Dupak yang letaknya dekat dengan pasar tradisional sehingga kesemrawutannya lebih tampak.

6. Sarana Pelayanan Kesehatan

Beberapa sarana kesehatan yang berada di sekitar rusun pada radius kurang lebih 500 m adalah puskesmas dan praktek bidan swasta. Puskesmas Dupak tergolong besar dan maju karena mempunyai ruang gawat darurat khusus 24 jam dan rawat inap serta mobil ambulans. Dengan begitu masyarakat mempunyai akses mudah untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.

(29)

7. RTH

Luas lahan Rusun Dupak Bangunrejo memang terbatas dan sebagian besar sudah dimanfaatkan menjadi bangunan tidak tetap sehingga lahan terbuka semakin minim, tidak sampai memenuhi persyaratan yaitu lebih dari 10 % dari luas lahan total. Jikalaupun ada lahan terbuka yang belum dimanfaatkan, itu digunakan untuk menumpuk barang bekas penghuni. Sedangkan ruang terbuka yang dimanfaatkan sebagai lahan hijau hanya di pinggir jalan rusunawa. Tanaman hijau yang ditanam adalah tumbuhan perdu, tanaman semak, dan tanaman bunga. Sedangkan tumbuhan tinggi seperti sono hanya terdapat beberapa pohon.

8. Kawasan Tanpa Rokok

Lingkungan rusunawa belum menerapkan kawasan tanpa rokok. Penghuni yang merokok pun bisa merokok di sembaranga tempat. Tentunya hal ini menyalahi aturan yang sudah diterapkan oleh pemda surabaya tentang kawasan tanpa atau terbatas merokok.

4.3.3 Kondisi Unit

Kondisi masing-masing unit dalam rusun yang dinilai meliputi kondisi unit secara umum, kamar mandi, tempat cuci jemur, dan dapur. Kondisi unit memiliki bobot penilaian sebesar 30%. Hasil observasi menunjukkan nilai rata-rata sebesar 14,6 dari nilai maksimal 18.9 atau tingkat sanitasinya 77,24%. Pembahasan tiap poinnya adalah sebagai berikut.

1.Kondisi unit secara umum a) Kondisi lantai

Seluruh responden yaitu sebanyak 21 orang memiliki kondisi lantai unit rumah yang kedap air dan mudah dibersihkan yaitu terbuat dari ubin. Permukaannya halus namun tidak licin sehingga risiko untuk terpleset menjadi berkurang. Beberapa responden juga melapisi lantai rumah mereka dengan karpet.

b) Kondisi Dinding

Sebanyak 18 responden dari 21 responden memiliki kondisi dinding rumah yang halus dan dicat bewarna terang, sedangkan sisanya yaitu 3 responden tetap membiarkan dinding tidak dicat.

(30)

Ketinggian langit-langit menurut peraturan pemerintah seharusnya ≥2,8m dari lantai rumah, begitu juga yang telah dilakukan oleh rumah susun Bangunrejo ini. Namun hampir 50% dari total responden, yaitu sekitar 10 responden meninggikan lantai rumah mereka dengan alasan agar terhindar dari banjir. Hal tersebut menyebabkan ketinggian lantai terhadap langit-langit pun menjadi berkurang.

Secara umum, kondisi langit-langit rumah responden terbilang sangat baik, artinya langit-langit tidak rusak dan bersih. Namun masih terdapat langit-langit rumah responden yang tidak rusak namun kotor bahkan ada langit-langit mengalami kerusakan. Hal yang membedakan kemungkinan besar dipengaruhi oleh perawatan dari masing-masing individu penghuni rumah tersebut.

d) Kondisi ventilasi

Seperti halnya kondisi ketinggian langit-langit rumah, ventilasi dalam rumah juga telah diatur standar luasannya, yaitu sekitar 20% dari luas rumah. Luas rumah adalah 3 x 6 meter, dan ventilasi yang disediakan berupa jendela 1x 1,5 m sebanyak 2 buah dan ventilasi diatas pintu sekitar 1 x 0,5 meter sebanyak 2 buah. Namun, beberapa responden ada yang menutup permanen jendela dan ventilasi sehingga jendela yang seharusnya bisa dibuka menjadi tidak bisa dibuka. Hal tersebut juga dapat berpengaruh terhadap luasan ventilasi rumah, yang awalnya sesuai standar yaitu ≥20% luas lantai menjadi <20% luas lantai.

e) Kondisi Pintu

Secara umum, sekitar 95% kondisi pintu rumah responden dapat berfungsi dan dapat dikunci dengan baik.

f) Pencahayaan

(31)

g) Suhu Ruangan

23,8% rumah responden memiliki suhu >30c, 66,6% rumah responden memiliki suhu 18-30c, dan sekitar 9,6% rumah responden memiliki suhu <18c.

h) Kebisingan

52% responden tidak merasa bising dengan lingkungan di sekitar rumahnya sedangkan 48% responden merasa bising. Kebisingan tersebut timbul akibat suara yang diakibatkan aktivitas percakapan atau aktifvitas bermain dari anak-anak di sekitar rumah.

i) Sekat antar ruang

Pada dasarnya masing-masing unit yang disediakan oleh rusunawa Bangunrejo ini adalah berupa suatu ruangan dengan luas 3x 6 meter tanpa ada sekat. Namun, beberapa responden memiliki inisiatif sendiri untuk member batas antar ruang dalam rumahnya seperti memasang gorden atau pun sekedar memberi batas menggunakan lemari pakaiannya. Hasil observasi menunjukkan sekitar 57,5 % rumah responden memiliki sekat tidak permanen, 28,5% rumah responden memiliki sekat semi permanen, sedangkan 14% rumah responden tetap membiarkan rumahnya tidak memiliki sekat antar ruang.

j) Keadaan Vektor

Hampir seluruh responden mengatakan bahwa keberadaan vector seperti nyamuk, tikus, dan kecoa di rusunawa bangunrejo tidak dapat dipungkiri lagi. Hal tersebut kemungkinan besar juga dipengaruhi oleh lokasi rusun yang dekat dengan aliran sungai.

2. Kamar Mandi

Di Rusunawa Bangun Rejo, kamar mandi penghuni untuk lantai 1 disediakan satu unit di masing-masing rumah. Namun untuk lantai 2 dan 3, kamar mandi disediakan secara umum, dimana 1 unit kamar mandi digunakan untuk 2 rumah. Lantai dan dinding kamar mandi terbuat dari bahan yang kedap air, dengan permukaan yang tidak licin dan mudah dibersihkan. Lantainya juga memiliki sedikit kemiringan kearah lubang pengeluaran.

(32)

tidak ada jentik nyamuk, sedangkan 10% sisanya menaku bahwa bak mandi mereka bersih namun ada jentik nyamuk.

Ketersediaan air rusunawa bangunrejo tidak mengalami masalah serius karena air selalu mengalir dan tersedia cukup untuk kebutuhan setiap penghuni. Begitu pula dengan penerangan dan ventilasi di kamar mandi, penerangan dan ventilasinya sangat mencukupi.

3. Tempat Cuci Jemur

Tempat cuci sebenarnya telah disediakan oleh pihak rusunawa bangunrejo namun setiap responden memiliki perilaku dan anggapan yang berbeda-beda terhadap fasilitas yang telah diberikan tersebut. Sekitar 38% responden menganggap bahwa tempat cuci yang disediakan termasuk dalam kategori tempat yang khusus dan luas. 47 % responden menganggap bahwa tempat cuci yang disediakan termasuk dalam kategori yang sempit. Sedangkan sisanya (15% responden) lebih suka cuci baju di dalam kamar mandinya walaupun merasa sempit.

Lain halnya dengan tempat mencuci pakaian yang sebenarnya memiliki tempat khusus, tempat menjemur pakaian bagi responden sepertinya tidak disediakan secara khusus. Hal tersebut dibuktikan dengan data hasil observasi yang menyatakan bahwa responden 100% menjemur pakaiannya di teras belakang atau depan rumah mereka masing-masing.

4. Dapur

(33)

4.3.4 Perilaku Penghuni

Perilaku penghuni masing-masing unit dalam rusun yang dinilai meliputi kepadatan dalam hunian, perilaku membuang sampah, kebiasaan membuka jendela rumah, membersihkan lantai, menguras bak mandi, penyediaan air minum, serta pemakaian pestisida. Perilaku penghuni memiliki bobot penilaian sebesar 20%. Hasil observasi menunjukkan nilai rata-rata sebesar 2,7 dari nilai maksimal 5,8 atau tingkat sanitasinya 46,55%. Pembahasan tiap poinnya adalah sebagai berikut.

1. Kepadatan

Menurut peraturan pemerintah, kepadatan penghuni dalam rumah seharusnya ≥7,2m2,

dengan kata lain untuk luasan 1 unit di rusun bangunrejo yaitu sekitar 4x6 meter (ditambah dengan luas terasnya), maka maksimal hanya 3 orang yang seharusnya menghuni dalam satu unit rumah tersebut. Namun data hasil observasi menunjukkan bahwa hanya 33% yang memenuhi standar, sisanya kepadatan penghuni di rusun tersebut tidak memenuhi standar, yaitu kepadatannya <7,2m2.

2. Perilaku membuang sampah a) Tempat sampah ruangan

Hasil observasi dan wawancara menunjukkan bahwa :

1) 33,3% responden memiliki tempat sampah ruangan namun tidak kedap air dan terbuka.

2) 38% responden memiliki tempat sampah ruangan, kedap air dan terbuka. 3) 9,5% responden memiliki tempat sampah ruangan, kedap airdan tertutup. 4) 14% responden tidak memiliki tempat sampah ruangan

5) 4,7% responden memiliki tempat sampah ruangan, namun tidak kedap air dan tertutup.

b) Frekuensi membuang sampah ke tempat penampungan sampah sementara

1) 66,67% responden membuang sampahnya setiap hari ke tempat penampungan sampah sementara.

(34)

3. Kebiasaan membuka jendela

Hasil observasi dan wawancara menunjukkan bahwa : 1) 33,3% responden tidak pernah membuka jendela. 2) 9,5% responden membuka jendela 2-3 hari sekali. 3) 57,14% responden membuka jendela setiap hari. 4. Membersihkan Lantai

Sebanyak 19% responden mengaku membersihkan lantai setiap 2-3 hari sekali, sedangkan 81% responden melakukannya setiap hari.

5. Menguras bak mandi

Sebanyak 95% responden rata-rata menguras bak mandinya seminggu sekali, sedangkan 5% responden menguras bak mandi sebulan 2 kali.

6. Air minum

Hasil wawancara menunjukkan bahwa :

1) 57,15% sumber air minum responden adalah air galon kemasan. 2) 9,5 % sumber air minum responden adalah air isi ulang tanpa direbus. 3) 4,7 % sumber air minum responden adalah air kran tanpa direbus. 4) 28,57% sumber air minum responden adalah air kran direbus. 7. Pemakaian pestisida (obat nyamuk)

Hasil wawancara menunjukkan bahwa :

1) 33,33 % responden memakai pestisida (obat nyamuk bakar dan semprot) rutin setiap hari.

2) 38% responden tidak pernah memakai pestisida (obat nyamuk bakar dan semprot). 3) 28,57% responden kadang-kadang memakai pestisida (obat nyamuk bakar dan

(35)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di Rusunawa Bangunrejo Surabaya, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Unit Rumah Susun

Kamar dari sebagian besar sampel sudah cukup baik. Lantai sebagian besar sudah di tegel, tembok bersih dan dicat, dan langit-langit juga mudah dibersihkan walaupun ada beberapa rumah yang memiliki langit-langit yang kotor. Sedangkan kondisi dapur dan kamar mandi secara garis besar cukup baik dan bersih. Hanya saja peletakan alat-alat dapur di beberapa rumah masih terlihat tidak rapi.

2. Perilaku Penghuni

Perilaku penghuni memiliki bobot penilaian sebesar 20%. Hasil observasi menunjukkan nilai rata-rata sebesar 2,7 dari nilai maksimal 5,8 atau tingkat sanitasinya 46,55%.

Dalam hal membuang sampah dan membersihkan rumah, sebagian besar responden melakukannya setiap hari. Sedangkan untuk membuka jendela ada sebagian responden yang tidak pernah membuka jendela depan karena jendela tersebut tidak dapat dibuka. Sedangkan sumber air minum responden sebagian besar berasal dari air isi ulang, maupun air dalam kemasan.

(36)

3. Prasarana

Sarana yang ada antara lain jaringan listrik yang ada di setiap rumah, namun meterannya terpusat di pojokan tiap lantai dan jaringan air yang meterannya ada di setiap rumah.

Setiap blok tersedia tangga darurat yang terletak di pojok dekat dengan tempat pembuangan sampah. Setiap blok ada poskamling dan piket poskamling juga masih berjalan. Tiap blok ada alarm kebakaran namun tidak berfungsi. Alat pemadam kebakaran ada di setiap lantai di dekat tangga. Kebanyakan masih berfungsi dan tersimpan dengan baik tetapi ada beberapa yang hilang atau rusak. Tersedia tempaat parkir yang luas di lantai dasar.

4. Sarana Sosial dan Lingkungan

Sarana yang ada di Rusunawa Bangunrejo antara lain ada taman Bermain, taman bacaan dan pendopo, mushola di beberapa lantai tiap blok, Masjid, serta pusat layanan kesehatan yang cukup maju.

5.2 Saran

1. Sebaiknya talang air hujan tersedia agar air hujan tidak masuk ke rumah atau lorong rusun

2. Beberapa responden mengaku adanya gangguan tikus tapi tidak ada yang melakukan pengendalian. Sebaiknya warga penghuni rusun melakukan pengendalian rodent agar tikus tidak masuk dalam rumah dan mengotori rumah.

3. Penghuni disarankan untuk menyediakan tempat sampah yang kedap air dan tertutup di dalam rumah sebagai tempat sampah sementara sebelum dibuang ke tempat sampah pusat

4. Sebaiknya disediakan tempat peribadatan yang lebih memadai, karena tempat peribadatan yang tersedia terlalau kecil untuk mencukupi kebutuhan seluruh penghuni rusun

5. Seharusnya tersedia tempat untuk menjemur pakaian yang terpisah dari dapur.

(37)

7. Keberadaan tempat sampah yang dekat dengan blok beberapa warga menyebabkan bau tidak sedap, karena itu sebaiknya warga di sekitar tempat pembuangan sampah tidak lupa menutup pintu atau penutup lorong vertikal pembuangan sampah agar bau tidak sedap dari tempat sampah tersebut tidak mengganggu warga

(38)

DAFTAR PUSTAKA

http://www.scribd.com/doc/92095909/makalah-rusun#

(39)

KUESIONER OBSERVASI

PELAKSANAAN SANITASI RUMAH SUSUN DI RUSUNAWA BANGUNREJO SURABAYA

TAHUN 2012

A. Identitas Responden :

1. Nama :

2. Umur :

3. Jenis kelamin :

4. AlamatRusun : RT__ RW__ Blok___Lantai____ No.Rumah_____ B. Data Sosial, Ekonomi dan Kesehatan :

1. Pendidikan

a. Tidak sekolah/ tidak tamat SD b. Tamat SD

c. Tamat SMP d. Tamat SMA e. Perguruan Tinggi 2. Pekerjaan

a. Tidak bekerja b. Buruh

c. Swasta d. PNS

e. Lain-lain, Sebutkan………... 3. Jumlah anggota Keluarga inti: _______ orang

4. Penghasilan Keluarga tiap bulan a. Kurang dari Rp. 1.000.000 b. Rp. 1.000.000- 2.500.000 c. Lebih dari Rp. 2.500.000

(40)
(41)

41 C. KondisiUnit (Bobot = 30 )

No. Komponen yang dinilai Kriteria Skor

1 Unit

c. Halus, Dicat Berwarna Terang (2) Langit-langit Ketinggian

a. <20% dari luas ruangan (1) b. ≥ 20% dari luas ruangan (2) D. Perilaku Penghuni (Bobot = 20)

No. Komponen yang dinilai Kriteria Skor

1 Kepadatan a. < 7,2 m2 per orang (1) 2

b. ≥ 7,2 m2 per orang (2)

2 Membuang Sampah

Tempat Sampah Ruangan a. Tidak ada (0) 4

b. Ada, tidak kedap air, terbuka (1) c. Ada, kedap air terbuka (2) d. Ada, tidak kedap air, tertutup (3) e. Ada, kedap air, tertutup (4) Membuang ke tempat

4 Membersihkan Lantai a. Tidak pernah (0) 2

b. 2-3 hari sekali (1) c. Setiap hari (2)

5 Menguras bak mandi a. Sebulan sekali (0) b. Sebulan dua kali (1) c. Seminggu sekali (2)

2

6 Air Minum a. Air kran tanpa direbus (1) 5

b. Air isi ulang tanpa direbus (2) c. Air galon kemasan (3)

(42)

LEMBAR CHECKLIST

PELAKSANAAN SANITASI LINGKUNGAN RUMAH SUSUN DI RUSUNAWA BANGUNREJO SURABAYA

TAHUN 2012

D. Lokasi (Bobot = 30)

No. Komponen yang dinilai Kriteria Skor

1 Letak geografi Rusun a. Terletak pada daerah rawan Gempa (0)

1 b. Tidak pada daerah rawan Gempa (1)

c. Terletak pada daerah rawan Banjir (0)

1 d. Terletak pada daerah rawan Banjir (1)

e. Terletak pada daerah bekas pembuangan sampah dan bekas tambang (0)

1 f. Tidak pada daerah bekas pembuangan sampah dan

bekas tambang (1)

g. Terletak pada daerah rawan kecelakaan (0)

1 h. Tidak teletak pada daerah rawan kecelakaan (1)

2 Jaringan Listrik

Perkabelan a. Ada, kabel tidak rapi (1)

2 b. Ada, kabel tertata rapi (2)

MeteranListrik a. Terpusat (1)

2 b. Tidak terpusat (tiap rumah) (2)

3 Jaringan Air

Saluran (pipa) a. Saluran tidak sistematis, pipa bocor (1)

(43)

c. Saluran sistematis, pipa bocor (3) d. Saluran sistematis, pipa tidak bocor (4) Kontinuitas a. Jarang Mengalir (1) b. Tidak terpusat (tiap rumah) (2)

4 Saluran Pembuangan

Septic tank a. Dekat dengan sumber air (1)

b. Jauh dari sumber air (2) 2

Saluran air limbah a.Ada jalur khusus tanpa saringan sampah (1)

2 b. Ada jalur khusus dengan saringan sampah (2)

Bidang resapan air limbah

aTidak ada bidang resapan dan jaringan pemipaan air limbah.(1)

2 b Ada bidang resapan dan jaringan pemipaan air

limbah. (2)

Saluran Grey water a. Dilengkapi pipa udara dan bak control, langsung dibuang ke saluran lingkungan. (1)

b. Tidak dilengkapi pipa udara dan bak kontrol serta dihubungkan ke saluran pembuangan air limbah lingkungan. (2)

2

Sal. air limbah lantai terbawah

(44)

kedap bau dan air, mudah berkarat (1)

c.Permanen, terbuat dari bahan kedap bau dan air, tidak mudah berkarat (2)

Pemilahan sampah a.Tidak ada pemilahan sampah organic dan

anorganik(1) 2

b.Ada pemilahan sampah organic dan organik (2)

Bau a. Bau (1)

2 b. Tidak bau (2)

Fasilitas TPS a. Tidak ada (0)

2 b. Ada, bak kotak terbuat dari semen(1)

c. Ada, berupa Kontainer Besi(2)

c. Setiap pagi dan sore (3)

Alat Pengangkut Sampah ke TPS

a.Ada gerobak dari bahan yang mudah berkarat (1)

2 b.Ada gerobak dari bahan yang tidak mudah berkarat

dan mudah dipelihara (2)

Fasilitas 3R a. Tidak Ada (0)

2 b. Ada, tidak lengkap (1)

c. Ada, lengkap (Bak komunal untuk sampah basah, bak komunal untuk sampah kering, lahan komposter komunal, lokasi pemilahan sampah, lokasi budidaya tanaman pangan) (2)

Petugas Kebersihan a. Tidak ada petugas khusus (0)

2 b. Ada petugas khusus, jumlah tidak mencukupi (1)

c. Ada petugas Khusus, jumlah mencukupi (2)

6 Keamanan

Tangga Darurat a. Tidak ada (1) 3

(45)

c. Ada, mudah ditemukan (3)

Pos kamling a. Piket tidak berjalan (1)

2 b. Piket berjalan (2)

Alarm Kebakaran a. Ada, tidak berfungsi (1)

2 b. Ada, berfungsi (2)

Alat Pemadam Api Ringan (APAR)

a. Ada, tidak layak fungsi, letak sulit dijangkau (1)

4 b. Ada, tidak layak fungsi, letak mudah dijangkau (2)

c. Ada, layak fungsi, letak sulit dijangkau (3) d. Ada, layak fungsi, letak mudah dijangkau (4)

Penangkal Petir a. Ada, tidak berfungsi (1)

2

7 Talang Air Hujan a. Tidakada (0)

2 b. Ada, pipa bocor (1)

c. Ada, pipa tidak bocor (2)

8 Tangga a. Kayu (1)

(46)

b. Mencukupi (2) 10 Tempat Parkir a. Tak ada (0)

3 b. Ada, tidak di tiap blok, sempit, kotor (1)

c.Ada, 2 blok jadi 1, sempit dan kotor (2) d. Ada, di tiap blok, cukup luas, bersih (3) 11 Akses Jalan a. Jalan kasar,sempit hanya untuk roda 2-3 (1)

4 b. Jalan kasar, lebar bisa untuk roda 4 (2)

c. Jalan halus, sempit hanya untuk roda 2-3 (3) d. Jalan halus, lebar bisa untuk roda 4 (4) Penerangan Jalan a. Tidak Mencukupi (0)

1 b. Mencukupi (1)

TOTAL 79

F.SaranaSosial danLingkungan ( Bobot = 20 )

1 Taman Bermain a. Tidak ada (0)

2 Taman Bacaan a. Tidak ada (0)

1 b.Ada, kotor tidak terawat (1)

c.Ada, bersih terawat (2)

3 Pendidikan a. Ada, tidak lengkap, sulit dijangkau (1)

4 b. Ada, tidak lengkap(SD, SMP), mudah

dijangkau (2)

(47)

d. Ada, lengkap, mudah dijangkau (4)

4 Pertokoan a. Ada, sulit dijangkau (1)

2 b. Ada, mudah dijangkau (2)

5 Peribadatan a. Ada, tidak memadai (1)

2 b. Ada, memadai (2)

6. Sarana Pelayanan Kesehatan

a. Jauh dari pelayanan kesehatan

(puskesmas, RS, dokter/bidan swasta) dan susah dijangkau (1)

3 b. Terdapat puskesmas yang mudah

dijangkau (2)

c. Terdapat puskesmas, RS, dokter/bidan swasta yang mudah dijangkau (3)

7 Penghijauan (RTH) Luas RTH

2 a. <10% luas wilayah pemukiman (1)

b. >10% luas wilayah pemukiman (2)

Jenis Tanaman yang ditanam 2

a. rerumputan/tanaman semak tanpa pohon peneduh (1)

b. tanaman semak dan pohon peneduh(2)

Kondisi RTH 2

a. kotor tidak terawat(1) b. bersih terawatt(2)

8 Kawasan Tanpa Rokok a.Tidak ada (0) 2

b. Ada, tidak berjalan dengan baik dan efektif(1) c. Ada, berjalan dengan baik dan efektif (2)

(48)

DATA RUSUNAWA WONOREJO SURABAYA

1. NAMA RUSUN 2. ALAMAT RUSUN 3. JUMLAH BLOK 4. JUMLAH UNIT 5. JUMLAH KK

6. UKURAN LUASAN UNIT 7. TAHUN PEMBANGUNAN

8. FASILITAS UMUM AREA RUSUN a. Aula

b. Ruang baca c. Mushola d. Parkir e. Taman f.

g. h. i. j.

(49)

SISTEM PENILAIAN

SANITASI RUMAH SUSUN BANGUNREJO

SURABAYA

Terdapat lembar kuesioner dan checklist untuk penilaian sanitasi di rumah susun Bangunrejo Surabaya.Lembar kuesioner berisi identitas responden dan data sosial, ekonomi dan kesehatan dari responden terkait. Sedangkan lembar checklist berisi 4 kategori, yakni:

1. Kondisi Rumah ( Bobot 30%) 2. Perilaku Penghuni (Bobot 20%) 3. Lokasi Rumah Susun (Bobot 30%)

4. Sarana Sosial dan Lingkungan (Bobot 20%)

Sistem penilaian dari sanitasi ini menggunakan rumus:

Nilai = Skor x Bobot

Dimana:

Skor: tertera pada setiap pilihan jawaban Bobot: Presentase yang ditetapkan peneliti

Cara Penilaian:

1. Setiap kategori diberi skor sesuai pilihan yang tersedia 2. Skor dijumlah dalam sebuah kategori

3. Total dalam satu kategori dikalikan dengan bobot yang telah ditentukan 4. Diperoleh Nilai tiap kategori

5. Nilai tiap kategori dijumlah dan dapat digunakan untuk menentukan kriteria sanitasi

Kriteria:

(50)

Nilai 25.8- 38.6 terkategori memiliki sanitasi yang baik Nilai 13 – 25.7 terkategori memiliki sanitasi yang buruk Nilai < 12.9 terkategori memiliki sanitasi yang sangat buruk

TABULASI NILAI RUSUN BANGUNREJO-TUGAS SPTTU

Data

KK Total Skor kategori C Total skor kategori D

Nilai C

*0.3 Nilai D * 0.2

1 49 11 14,7 2,2

2 48 16 14,4 3,2

3 53 18 15,9 3,6

4 55 9 16,5 1,8

5 53 14 15,9 2,8

6 50 8 15 1,6

7 48 12 14,4 2,4

8 53 13 15,9 2,6

9 53 15 15,9 3

10 45 13 13,5 2,6

11 54 13 16,2 2,6

12 47 16 14,1 3,2

13 53 15 15,9 3

14 37 15 11,1 3

15 53 13 15,9 2,6

16 45 15 13,5 3

17 47 15 14,1 3

18 46 12 13,8 2,4

(51)

20 44 12 13,2 2,4

21 45 13 13,5 2,6

22 0 0

23 0 0

24 0 0

25 0 0

26 0 0

27 0 0

28 0 0

29 0 0

30 0 0

TOTAL 1024 286 307,2 57,2

Peniliaian kriteria

Total nilai C dan D dirata2

Digabung dengan total nilai E dan F

hitung ulang kriteria Kriteria:

Nilai ≥ 38,7 terkategori memiliki sanitasi yang sangat baik

Nilai 25.8- 38.6 terkategori memiliki sanitasi yang baik

Nilai 13 – 25.7 terkategori memiliki sanitasi yang buruk

(52)

Nilai E: 57 x 0.3 = 17,1 Nilai F : 15 x 0.2

= 3

Nilai rata2 C: 307,2 / 21 = 14,6

Nilai rata2 D: 57,2 / 21 =2,7

Gambar

Gambar A  Gambar B
Gambar 4.1 Batu peresmian Rusun Dupak Bangunrejo Blok C-F oleh Wakil
Gambar 4.3(a) Kondisi sungai yang berbatasan langsung dengan Rusun Dupak
Gambar 4.3 (b) Saluran Air Limbah Terbuka
+5

Referensi

Dokumen terkait

Data primer peneliti adalah teks berita yang peneliti ambil dari situs www.Tribunnews.com, peneliti melakukan observasi pada objek penelitian yaitu teks berita

Dan cara kedua dengan menggunakan aplikasi Android yang sudah terintegrasi pada handphone , aplikasi ini akan terhubung dengan Arduino melalui Bluetooth , lalu Arduino

Spora yang keluar dari sporangia akan tumbuh menjadi gametofit haploid yang tidak mudah terlihat, dapat hidup dalam tanah selama 10 tahun.. Gametofit kecil itu tidak

Keseluruhan rangkaian hubungan metropolis-satelit ini dibangun semata hanya untuk melakukan pengambilan surplus ekonomi (bahan mentah, tambang, dagangan, laba, dsbnya) dari kota

Skripsi milik Yudit ini menggunakan konsep diplomasi budaya menurut Prof.Dr.Mochtar Kusumaatmadja, Hasil dari tulisan milik Yudit ini menunjukan bahwa Indonesia

Pertahanan Amerika Serikat pada tahun 1969, melalui proyek ARPA yang disebut ARPANET (Advanced Research Project Agency Network), di mana mereka mendemonstrasikan bagaimana

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul AGUNAN DALAM PEMBERIAN

Dalam penelitian ini dinyatakan bahwa komite audit akan lebih efektif dalam memantau perusahaan dan mengarah pada pengungkapan etika ketika anggota komite audit