• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Kamis, 17 September 2009

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Kamis, 17 September 2009"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

.

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B )

JI. Ir. H. Juanda 36, Jakarta 10120 Indonesia Telepon : (021) 345 8400 Fax : (021) 345 8500

Email : posko@bnpb.go.id Website : http://www.bnpb.go.id

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB

Kamis, 17 September 2009

Hari Rabu, 16 September 2009 pukul 08.00 WIB hingga hari Kamis, 17 September 2009 pukul 08.00 WIB, dilaporkan informasi kejadian alam dan bencana di wilayah Indonesia yang diperoleh Pusdalops BNPB sebagai berikut :

I. Bencana Banjir Bandang di Kabupaten Mandailing Natal ( Laporan Kejadian ) A. Kejadian

1. Jenis Kejadian : Banjir Bandang

2. Waktu Kejadian :15 September 2009 pukul 06.30 WIB

3. Lokasi Kejadian : Melanda 7 desa (Desa Lubuk Kapundung I, Lubuk Kapundung II, Ranto Panjang, Huta Rimbaru, Sale Baru, Tabilang dan Mamuncung) di Kecamatan Muara Batang Gadis

4. Penyebab : Hujan deras dengan durasi yang lama sejak 2 hari berturut-turut. B. Kondisi Mutakhir

1. Korban Jiwa : 11 orang ditemukan meninggal dunia di Desa Lubuk Kapundung satu dan 2 orang hilang dalam proses pencarian.

2. Kerusakan : Masih dalam pendataan C. Upaya yang dilakukan :

1. Selasa, 15 September 2009 Tim Reaksi Cepat interdep terdiri dari unsur BNPB, Depsos, Depkes, dan Dep. PU berangkat ke lokasi bencana dengan membawa bantuan uang sebesar Rp. 250.000.000,-.

2. Satlak PB Kab. Mandailing Natal telah mengirimkan bantuan logistik berupa :

- Tahap pertama 4 ton beras, 500 dus mie instan, 100 kg gula pasir, 3 dus sambal botol, 5 pax teh, 1 dus kopi bubuk, 235 lembar selimut dan 500 lembar kain sarung.

- Tahap kedua beras 2 ton, indomi 250 dus, sarden 5 dus, minyak goreng 5 dus, gula pasir 50 kg, bubuk teh 2 pax, dan air mineral 50 dus.

- 75 lembar kantong mayat, 1 paket obat-obatan, 75 dus mie instant, 500 lembar sarung, 500 lembar selimut, 500 Kg gula pasir, 5 ton beras, 3 tenda pleton, dan 3 tenda regu.

3. Satkorlak PB Prov. Sumut telah menyalurkan 700 lembar sarung, 700 potong kaos kerah, 600 potong daster, 250 set family kit, 300 set kidsware, 300 stel seragam SD laki-laki, 300 stel seragam SD perempuan, 5 unit tenda pleton, 300 dus mie instant, 300 paket MP ASI, 720 kaleng susu, 250 Kg gula pasir, 400 bungkus teh, 300 bungkus garam dapur, dan 180 kaleng biskuit.

4. Satlak PB Kab. Mandailing Natal mengirimkan bantuan pelayanan kesehatan sebanyak 2 tim dan satgas bencana sebanyak 2 tim.

5. Polda Sumut telah melakukan pemantauan dengan menggunakan Helicopter.

6. Telah dikerahkan 2 unit perahu karet dan akan disusulkan 2 unit lagi dari BASARDA, sementara masih dibutuhkan alat transportasi sungai tambahan.

(2)

2

7. Rapat pada malam ini dibatalkan karena tim pimpinan Dandim yang berangkat pagi belum

kembali dan belum ada kontak.

8. TRC BNPB sudah berada di lokasi bencana terjadi.

9. Kantor SAR Medan mengerahkan 11 personil dan membawa kendaraan truk dan mobil rescue ke lokasi bencana.

10. Kantor SAR Sibolga mengerahkan 5 personil ke lokasi bencana D. Kendala

- Medan yang sulit, cuaca buruk dan jalur komunikasi terhambat.

- Transportasi ke lokasi bencana hanya dapat melalui jalur sungai dengan jarak tempuh ± 6

jam.

- Sementara masih diupayakan untuk mendorong bantuan melalui jalur sungai namun menunggu kondisi cuaca. Apabila diperlukan, akan dikerahkan distribusi bantuan melalui jalur udara.

Sources : Satlak PB Kab. Mandailing Natal & TRC BNPB

II. Bencana tanah longsor di Kabupaten Pesisir Selatan ( Laporan Kejadian ) A. Kejadian

2. Jenis Kejadian : Tanah Longsor.

3. Waktu Kejadian : 14 September 2009 pukul 17.30 WIB.

4. Lokasi Kejadian : Kanagarian Lumpo Kampung Bukit Jaya, Kec. Empat Jurai 5. Penyebab : Hujan deras yang mengakibatkan longsor

B. Kondisi Mutakhir

1. Korban jiwa : Tidak ada.

2. Kerusakan : 1 unit rumah dan badan jalan sepanjang ± 800 m tertimbun longsor C. Upaya yang dilakukan

- Satlak PB Kabupaten Pesisir Selatan melakukan evakuasi warga yang rumahnya terancam longsor, ketempat yang lebih aman.

- Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Selatan melalui Puskesmas sudah berada di lokasi untuk memberikan pelayanan kesehatan.

III. Bencana banjir di Kabupaten Pasaman Barat ( Laporan Kejadian ) A. Kejadian

1. Jenis Kejadian : Banjir

2. Waktu Kejadian :12 September 2009

3. Lokasi Kejadian : Jorong Sitabu, Nagari Rabi Jongor, Kec. Gunung Tuleh 4. Penyebab : Hujan deras dengan intensitas tinggi

B. Kondisi Mutakhir

1. Korban Jiwa : 722 jiwa terisolir

2. Kerusakan : 1 unit jembatan sepanjang 25 m hanyut dan irigasi sepanjang 300 m rusak.

C. Upaya yang dilakukan

- Pada hari Selasa tanggal 15 September 2009, BNPB telah mengirim bantuan ke Satkorlak Provinsi Sumatera Barat berupa ;

1. Perahu karet kapasitas : 12 orang (1 unit) 10 orang (1 unit)

6 orang (1 unit) 2. Mesin perahu karet : ukuran 40 PK (1 unit)

ukuran 25 PK [ 2 unit)

- Satkorlak PB Prov. Sumatera Barat segera mengirim logistik untuk jangka waktu 1 – 2 minggu dan persiapan membuat jembatan darurat.

(3)

3

- Sampai hari Selasa, 15 September 2009 Satlak PB Kab. Pasaman Barat masih mengirimkan

bantuan permakanan/sembako kepada warga yang terkena dampak bencana dan upaya pembuatan jembatan darurat masih terus dikerjakan oleh Satlak PB dibantu oleh warga masyarakat.

- Saat ini, situasi dan kondisi di wilayah terkena bencana banjir sudah surut namun karena kondisi cuaca masih turun hujan, Satlak PB setempat menghimbau warga untuk tetap waspada terhadap kemungkinan banjir datang kembali.

Sumber :Satlak PB Pasaman Barat

IV. Gempa Bumi Tektonik di Kabupaten Tasikmalaya, Prov. Jawa Barat A. Kejadian

1. Jenis Kejadian : Gempa Bumi Tektonik

2. Waktu Kejadian : Rabu, 2 September 2009 pukul 14.55:00 WIB 3. Lokasi Kejadian : Kab. Tasikmalaya, Jawa Barat

4. Detail : Gempa berkekuatan 7,3 SR kedalaman 30 Km, di koordinat 8,24 LS – 107,32 BT (142 km barat daya Tasikmalaya). Sempat dikeluarkan peringatan tsunami, namun pukul 16.20 WIB peringatan tsunami dinyatakan berakhir.

5. Gempa dirasakan :

Tasikmalaya VII MMI; Cianjur dan Sukabumi V-VI MMI Bandung, Bogor, Cibinong, Tangerang, Bekasi, Depok, Jakarta dan Cirebon III-IV MMI; Subang, Tegal, Pekalongan, Semarang, Klaten, Wonosari, Karangkates, Tretes dan Denpasar II-III MMI

6. Gempa Susulan di atas 5 SR

Pukul 15.15.50 WIB, kekuatan 5,1 SR, kedalaman 38 km, pada koordiinat 8,17 LS - 107,30 BT (138 km barat daya Tasikmalaya – Jawa Barat).

Pukul 16.28.45 WIB, kekuatan 5,4 SR, kedalaman 15 km, pada koordinat 8,14 LS – 107,28 BT (137 km barat daya Tasikmalaya – Jawa Barat).

B. Kondisi Mutakhir 1. Korban jiwa

Meninggal Luka - luka Hilang Mengungsi

1 Kab. Cianjur 28 21 42 10.047 2 nama krbn trtmbun dsbt 2kali 2 Kab. Garut 8 190 40.894 Lokasi pengungsi 14 titik 3Kab. Sukabumi 2 14 1.029

4 Kab. Tasikmalaya 5 109 33.962 5 Kota Tasikmalaya 5 22 3.387 6 Kab. Bandung 23 771 75.805 7 Kab. Bandung Barat 16 2.369 8 Kab. Bogor 2 17 663 9 Kab. Kuningan 249

10 Kab. Ciamis 8 123 26.400 Lokasi pengungsi 11 titik 11 Kota Banjar 4

12 Kab. Purwakarta 13 Kab. Majalengka

13 Kab. Subang -Provinsi Jawa Tengah

1 Kab. Cilacap 10 1.348

Lokasi pengungsi 1 titik dan sebagian tinggal di rumah saudara 81 1.297 42 196.153 Keterangan Total Korban Jiwa Lokasi No

(4)

4

2. Kerusakan

RB RS RR RB RS RR RB RS RR RB RS RR RB RR

vinsi Jawa Barat

Kab. Cianjur 5.317 6.245 7.103 183 99 147 260 166 248 57 20 22 2 1 Kab. Garut 13.139 7.037 25.699 243 429 339 252 462 86 39 73 3 Kab. Sukabumi 669 5.334 19.057 11 77 196 13 165 611 4 16 59 Kab. Tasikmalaya 11.484 30.597 363 718 718 515 1.074 77 186 13 46 Kota Tasikmalaya 2.116 7.454 4 29 84 Kab. Bandung 15.538 7.492 23.099 918 2 663 256 30 161 30 9 7

Kab. Bandung Barat 2.179 3.918 1.684 87 114 230 2 14

Kab. Bogor 396 733 1.010 Kab. Kuningan 122 145 472 5 1 1 6 1 1 Kab. Ciamis 14.081 16.304 11.068 448 945 179 Kota Banjar 158 255 583 2 9 4 2 Kab. Purwakarta 98 14 37 1 Kab. Majalengka 249 448 1.087 17 17 13 1 2 Kab. Subang 4 1 98 17 17 13 1 2 Kota Sukabumi 191 837 915 1 5 5 5

vinsi Jawa Tengah

Kab. Cilacap 1.220 2.345 11 4 7 20 5 5 66.863 48.749 132.369 2.274 1.365 1.884 2.384 613 2.968 442 84 372 15 56 Pontren Sekolah Total Lokasi Masjid Rumah Kantor

Sumber: Laporan Satkorlak Hari Rabu, 16 September 2009, Pukul: 06.00 WIB

C. Upaya Penanganan

1. Posko tanggap darurat Gempa Bumi Jawa Barat yang difasilitasi BNPB memberangkatkan

Tim Pengukuran Foto Udara menggunakan pesawat tanpa awak ke lokasi gempa di wilayah Pengalengan selama 3 (tiga) hari yang dipimpin oleh Dr. Bobby Dipokusuno, M.Sc dari LPPM-ITB.

2. Selasa 15 September 2009 Direktur Tanggap Darurat bersama dengan UN-OCHA

mengadakan rapat koordinasi dengan LSM yang terlibat dalam penanganan bencana.

3. Hari Selasa 15 September 2009 Posko gempa Jawa Barat menerima kunjungan dari Tim

BPK yang rencananya akan melakukan peninjauan ke lokasi bencana di Pengalengan dan Tasikmalaya.

4. Hari Senin, 14 September 2009 s/d Selasa, 15 September 2009, Posko bencana gempa

bumi Jawa Barat menerima kiriman barang dari BNPB berupa selimut 14.280 lembar, kelambu 7.540 lembar dan tikar plastik 10.000 lembar.

5. Masing-masing BPBD/Satlak PB setempat masih tetap melakukan pendistribusian bantuan

pangan kepada para korban bencana.

6. Kepala BNPB, pada tanggal 13 September 2009 melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten

Tasikmalaya dan diterima oleh Wakil Bupati yang didampingi oleh Tim Penanggulangan Bencana Gempa Bumi Kab. Tasikmalaya, dengan hasil pertemuan sebagai berikut :

• Sudah tidak ada daerah yang tidak terjangkau

• Distribusi logistik lancar

• Persedian beras masih mencukupi sedangkan untuk lauk pauk direncanakan akan diberikan jatah berupa uang senilai Rp. 30.000,-/orang/per hari.

• Pendataan verifikasi rumah rusak agar segera diajukan ke Provinsi

• Diperlukan 148 unit tenda pleton untuk kegiatan pendidikan.

7. Pada tanggal 13 September 2009 telah diadakan rapat koordinasi posko Diponegoro 20

dipimpin oleh Asisten Bidang Kesra, membahas tetang akurasi data di Kab. Garut untuk rehabilitasi dan rekontruksi rumah.

(5)

5

8. BNPB melakukan uji coba terhadap quisioner untuk verifikasi (titik koordinat dan kerusakan

bangunan) pada lokasi bencana di Kecamatan Pengalengan bersama Tim dari Perguruan Tinggi di bawah koordinasi Pusat Kaji Bencana ITB.

9. Pada tanggal 14 September 2009, Provinsi Jawa Barat menerima bantuan dari

Pemda Provinsi Lampung berupa uang senilai Rp. 200.000.000,-

Pemda DKI berupa bantuan logistik sebanyak 32 buah truk.

Sumber : Satkorlak PB Jawa Barat , Satlak PB Kab. Cianjur, Kodim 0612/Tasikmalaya, BPBD Kab. Cilacap dan BMKG

V. Antisipasi Kebakaran Hutan dan Lahan A. Kondisi Terkini

1. Hari Rabu, 16 September 2009 posko BNPB menerima data informasi adanya titik panas/hotspot yang ada di wilayah Sumatera dan Kalimantan. Berikut ini adalah data hotspot / titik panas dan kondisi cuaca secara umum dapat dilihat dalam tabel berikut :

Daerah Jumlah

H t S t*)

Kondisi

C **)

SUMATERA

Sumatera Utara - Hujan

Ringan

Riau 12 Hujan

Jambi 9 Hujan

Ri

Sumatera Selatan 40 Hujan

Ri KALIMANTAN

Kalimantan Barat 1 Hujan

Ri

Kalimantan Selatan - Cerah

B

Kalimantan Tengah 3 Berawan

Kalimantan Timur - Berawan

*) Sumber: Dep. Kehutanan (Satelit NOAA-18)

** Sumber: Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG)

2. Jarak pandang(visibility) pada hari Rabu,16 September 2009 di beberapa kota di Sumatera dan Kalimantan dilaporkan sebagai berikut:

Nama Kota 07:00 10:00 13:00 16.00 SUMATERA Medan 15.000 m 12.000 m 10.000 m 3.000 m Pekanbaru 6.000 m 8.000 m 8.000 m 9.000 m Jambi 700 m 4.000 m 6.000 m 3.000 m Palembang 500 m 8.000 m 5.000 m 10.000 m KALIMANTAN Pontianak 4.000 m 10.000 m 8.000 m 8.000 m Banjarmasin 1.000 m 7.000 m 10.000 m 3.000 m Palangkaraya 8.000 m 10.000 m 700 m 2.000 m Samarinda 2.000 m 10.000 m 10.000 m 10.000 m Sumber : Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika

3. Ditinjau dari aspek meteorologi pada tanggal 15 - 17 September 2009, wilayah Sumatera dan Kalimantan diperkirakan mempunyai :

a. Potensi kebakaran Tinggi Wilayah, Sumut, Sumbar, Riau, Jambi, Sumsel, Babel, Bengkulu Lampung, Kalbar, Kalteng, Kaltim dan Kalsel.

b. Potensi kebakaran Sangat Tinggi di Wilayah Sumatra terdapat di Sumut, Riau, Sumbar, Jambi, Sumsel dan Lampung sedangkan di wilayah Kalimantan terdapat di Kaltim dan Kalsel.

(6)

6

4. Prakiraan penjalaran asap pada level ketinggian 50 meter sampai dengan tanggal 17

September 2009 pukul 07.00 WIB, di wilayah Riau arahnya menuju Barat Laut - Utara sampai ke Sumut, di wilayah Jambi arahnya menuju Barat Laut-Utara sampai ke Riau dan Sumut, di wilayah Sumsel arahnya menuju Barat-Utara sampai ke Jambi, Bengkulu dan Kep. Mentawai, di wilayah Kalteng arahnya menuju Barat Daya-Barat Laut sampai ke Kalbar, di wilayah Kalsel arahnya menuju Barat-Barat Laut sampai ke Kalteng dan di wilayah Kaltim arahnya menuju Utara-Timur Laut sampai ke Kaltim bagian Utara.

Sumber : Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika

B. Upaya Kesiapsiagaan Kebakaran Hutan dan Lahan

1. Sampai saat ini Tim BNPB senantiasa berkoordinasi dengan Dep. Kehutanan, LAPAN dan BMKG, BKSDA, Kepala Bandara, TNI AU, BLHD, dan BPPT untuk memantau perkembangan titik panas (hotspot) serta jarak pandang (visibility) setiap hari serta evaluasi rutin terhadap upaya perkembangan TMC yang dilaksanakan sejak tanggal 15 Agustus 2009.

2. Secara umum, Satlak PB, Satkorlak PB, Manggala Agni Dinas Kehutanan, Kepolisian dan instansi/sektor terkait tetap menyiagakan petugas untuk memantau perkembangan kondisi titik panas yang dapat menyebabkan terjadinya kebakaran hutan dan lahan di wilayah Sumatera dan Kalimantan.

3. Masing-masing dinas dan instansi terkait di wilayah Sumatera dan Kalimantan berupaya untuk menyiagakan sumberdaya yang cukup untuk melakukan tindakan pemadaman dini dan pemadaman terpadu apabila terjadi kebakaran hutan dan lahan.

4. Dinas Kehutanan Prov. Riau telah menyiagakan 60 personil kuntuk melakukan pemadaman api. 5. Kodam V Tanjungpura menyiagakan pasukannya guna membantu upaya Pemerintah Daerah memadamkan kebakaran lahan gambut dan pekarangan yang terjadi di Propinsi Kalimantan Tengah. 6 Kodim yang berada di Kabupaten Waringin Timur, Waringin Barat, Kabupaten Kapuas, Kabupaten Barito selatan, Barito Utara dan Palangkaraya disiagakan sebanyak 1 pleton yang terdiri dari 30 prajurit TNI.

6. Dinas Kehutanan, TNI, POLRI dan Kantor SARNAS Prov. Kalimantan Barat telah melakukan upaya antara lain :

- Meningkatkan kegiatan deteksi dini dan menyebarluaskan informasi dari hasil deteksi dini berupa hotspot (titik panas) ke Kabupaten agar dapat di ambil tindakan yang cepat dalam upaya pengendalian, yakni berupa pemadaman dini (anitial atack).

- Menghimbau kepada para pemegang HPH/HPHTI, agar meningkatkan kewaspadaan dalam menghadapi musim kemarau, berupa mengintensifkan pengawasan/patroli dalam wilayah kerja, penyuluhan serta mensiagakan sarana dan prasarana agar siap dapat dimobilisasi apabila terjadi kebakaran.

- Melakukan penyuluhan dengan memberikan himbauan dengan pemasangan spanduk di Kecamatan Rasau Jaya, Ambawang dan Sei Raya serta mengintensifkan pengawasan/potroli.

- Kasi Ops REM 121 ABW, menyiagakan personil sebanyak 1 SSK untuk membantu Operasi Lapangan dalam rangka pemadaman api.

- Kasi Reskrim Polda Kalimantan Barat menyiagakan 1 unit Helikopter untuk melakukan pemantauan lokasi Kebakaran dan Hotspot / titik panas

- Kantor SARNAS Pontianak menyiagakan Tim Rescue SAR sebanyak 42 orang yang tersebar di Pos Sintete Kab. Sambas, di Pos Kab. Ketapang, serta Shelter SAR Pontianak ( 30 orang ).

Sumber :Gubernur Prov. Kalbar, Dep. Kehutanan, Dishut Prov. Kalbar, TRC BNPB dan Meneg LH.

VI. Aktivitas Gunung Api di Wilayah Indonesia

Saat ini ada 4 (empat) gunung api yang masih dinyatakan dalam status “Siaga” (Level III) yaitu : A. Status Gunung Berapi

1. Gunung Api Karangetang di Kab. Sitaro, Prov. Sulawesi Utara

Berdasarkan analisis hasil pemantauan kegempaan dan visual dari 17 Agustus 2009 hingga hari Rabu, 16 September 2009, pukul 06.00 WIB status kegiatan G. Api Karangetang masih dalam keadaan ”Siaga” (Level III).

2. Gunung Api Anak Krakatau di Kab. Lampung Selatan, Prov. Lampung

Sejak tanggal 6 Mei 2009 hingga hari Rabu, 16 September 2009, pukul 06.00 WIB status kegiatan G. Api Krakatau masih dalam keadaan ”Siaga” (Level III).

(7)

7

3. Gunung Api Ibu di Kab. Halmahera Barat, Prov. Maluku Utara

Sejak tanggal 5 Agustus 2009 hingga hari Rabu, 16 September 2009, pukul 06.00 WIB status kegiatan G. Api Ibu masih dalam keadaan ”Siaga” (Level III).

4. Gunung Api Talang di Kab. Solok, Prov. Sumatera Barat

Sejak tanggal 17 Agustus 2009 hingga hari Rabu, 16 September 2009, pukul 06.00 WIB status kegiatan G. Api Talang masih dalam keadaan ”Siaga” (Level III).

B. Rekomendasi

1. Masyarakat diharapkan tidak mendaki dan mendekati pulau gunung Anak Krakatau, G ibu, G. Karangetang dan G. Talang dalam radius 2 km dari kawah Gunung

2. Masyarakat di sekitar G. Api Karangetang, G. Anak Krakatau, G Ibu dan G. Talang dihimbau agar tetap tenang tidak mempercayai isu-isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan, selalu mengikuti arahan dari Satlak PB dan Satkorlak PB setempat.

3. Masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan dan mempersiapkan masker (penutup hidung) untuk mengantisipasi dampak hujan abu.

4. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) selalu berkoordinasi dengan BNPB, Satkorlak dan Satlak PB setempat untuk memantau perkembangan kegiatan gunung api tersebut.

Sumber : Pusat Vulkanologi dan Miitigasi Bencana Geologi.

VII. Prakiraan Cuaca Wilayah JABODETABEK

Prakiraan cuaca wilayah JABODETABEK berlaku untuk hari Kamis, 17 September 2009 dilaporkan sebagai berikut : NO L0KASI C U A C A Pagi (00.05 – 12.00) Siang (12.05 – 18.00) Malam (18.05 – 24.00)

1 Jakarta Pusat Berawan Berawan Berawan

2 Jakarta Utara Berawan Berawan Berawan

3 Jakarta Selatan Berawan Berawan Berawan

4 Jakarta Timur Berawan Berawan Berawan

5 Jakarta Barat Berawan Berawan Berawan

6 Jakarta

Kep.Seribu Berawan Berawan Berawan

7 Bogor Berawan Berawan dan hujan ringan Berawan dan hujan ringan

8 Tangerang Berawan Berawan Berawan

9 Depok Berawan Berawan Berawan

10 Bekasi Berawan Hujan Ringan Berawan

Keterangan :

- Hujan Ringan : 1.0 – 5.0 mm/jam 5 – 20 mm/hari - Hujan Sedang : 5.0 – 10 mm/jam 20 – 50 mm/hari - Hujan Lebat : 10 – 20 mm/jam 50 – 100 mm/hari - Hujan Sangat Lebat : > 20 mm/jam > 100 mm/hari Sumber : Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika

VIII. Prakiraan Gelombang Tinggi

Prakiraan gelombang tinggi tanggal 16 September 2009 pukul 07.00 WIB hingga 17 September 2009 pukul 19.00 WIB, sebagai berikut :

A. 2.0 – 3.0 m : Perairan barat Sumatera Barat hingga Bengkulu, Selat Sunda bagian selatan, Perairan selatan Jawa Timur hingga Bali, Laut Jawa bagian tengah, Perairan selatan Kalimantan, Perairan Kep. Aru, Perairan Kep. Kai dan Tanimbar, Laut Arafuru

(8)

8

bagian barat.

B. 3.0 - 4.0 m : Perairan utara dan barat Aceh, Perairan barat Lampung, Perairan selatan Banten hingga Jwa Tengah, Samudera Hindia selatan Jawa Timur, Laut Arafuru bagian timur, Perairan Merauke.

C. 4.0 - 5.0 m : Samudera Hindia barat Aceh, Perairan barat Simeulue, Samudera Hindia barat Lampung.

Sumber : Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika

IX. Lain-lain.

¾ Telah terjadi gempa bumi tektonik pada hari Kamis, 17 September 2009, Pada pukul 00:33:38 WIB dengan kekuatan 5.2 SR kedalaman 30 km, pusat gempa berada pada garis koordinat 1.55 LS - 99.41 BT ( 66 km Tenggara Siberut Sumbar, 78 km Barat Laut Sipura Mentawai-Sumbar). Gempa tersebut tidak berpotensi Tsunami.

¾ Telah terjadi gempa bumi tektonik pada hari Kamis, 17 September 2009, Pada pukul 06:46:58 WIB dengan kekuatan 5.4 SR kedalaman 25 km, pusat gempa berada pada garis koordinat 4.74 LS – 102.53 BT ( 94 km Barat Laut Bintuhan-Bengkulu, 109 km Tenggara Bengkulu-Bengkulu.Gempa tersebut tidak berpotensi Tsunami.

Sumber : Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika

Pengawas,

Yolak, SE. MM

Jakarta, 17 September 2009 Ketua Kelompok Piket,

Referensi

Dokumen terkait

Data primer dalam penelitian ini dilakukan melalui wawancara (interview) dengan petani, kolektor dan dengan pengurus dan karyawan Koperasi Baitul Qiradh dengan bantuan

Adanya Era Globalisasi dapat berpengaruh terhadap nilai-nilai budaya bangsa Indonesia. Era Globalisasi tersebut mau tidak mau, suka.. atau tidak suka telah datang dan

Seperti telah diuraikan sebelumnya bahwa struktur keuangan merupakan perimbangan dari modal asing dan modal sendiri dan profitabilitas dalam hal ini yaitu Return On

Pemberian pupuk kascing dan NPK 16:16:16 diduga tidak cukup yang menyebabkan pertumbuhan tanaman menurun ini sesuai dengan pendapat Menurut Buckman (1969)

PEMBELIAN KONSUMEN (Studi Kasus pada Konsumen Alfamart Badak Timur V CV. Tiga Putra Sejahtera), adalah hasil tulisan saya sendiri. Dengan ini saya menyatakan

Teknik analisa pengumpulan data adalah dengan menggunakan tabel fre- kuensi untuk mengetahui gambaran tentang peranan Pendidikan Kewarga- negaraan dikalangan para

Hasil perhitungan rata-rata Indeks Keragaman Jenis (H’), Dominansi (C), dan Keseragaman (e) makrozoobenthos di perairan Pantai Kuala Tanjung pada masing-masing

Subyek penelitian yang digunakan yaitu adalah seluruh ibu bersalin dengan plasenta previa yang datanya terdapat pada buku register kebidanan di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta pada