• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mata Kuliah Kewarganegaraan Modul ke:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Mata Kuliah Kewarganegaraan Modul ke:"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

Modul ke: Fakultas Program Studi FIKOM SISTEM INFORMASI

Dosen : Cuntoko, SE., MM.

Mata Kuliah

Kewarganegaraan

Pokok Bahasan

PANCASILA DAN IMPLEMENTASINYA

(2)

PANCASILA DAN IMPLEMENTASINYA.

Abstract

Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan memahami tentang Pancasila dan implementasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Kompetensi

Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami serta mampu menerapkan Pancasila dalam

kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan

(3)

A. Sejarah Lahirnya Pancasila

¾Pancasila sebagai Ideologi dan dasar negara Indonesia terdiri dari lima sila : Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusayawaratan perwakilan, dan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. ¾Latar belakang atau sejarah Pancasila dijadikan

ideologi atau dasar negara sesuai dengan teks Proklamasi.

(4)

Lanjutan

¾Sebelum bangsa Indonesia merdeka dijajah oleh bangsa lain seperti bangsa Belanda, Portugis, Inggris, dan Jepang.

¾Di wilayah negara RI terdapat kerajaan-kerajaan besar yang merdeka : Kerajaan

Sriwijaya, Majapahit, Demak, Mataram,

Ternate, dan Tidore.

¾Pada saat penjajahan bangsa Indonesia

melakukan perlawanan dalam bentuk

(5)

Lanjutan

¾Perjuangan bersenjata bangsa Indonesia

melawan Belanda sampai tahun 1908 – 1942 tepatnya tanggal 8 Maret 1942 mengalami kegagalan.

¾Penjajahan Belanda berakhir kemudian bala tentara Jepang tahun 1944, karena Jepang kalah melawan tentara Sekutu.

¾Taktik jepang simpati bangsa Indonesia agar bersedia membantu Jepang melawan tentara Sekutu dengan memberikan janji kemerdekaan di kelak kemudian hari.

(6)

Lanjutan

¾Janji Jepang pertama diucapkan oleh Perdana Menteri Kaiso pada tanggal 7 September 1944. ¾Janji Jepang kedua pada tanggal 29 April 1945

yaitu janji kemerdekaan tanpa syarat yang

dituangkan dalam Maklumat Gunseikan

(Pembesar Tertinggi Sipil dari Pemerintah Militer Jepang di Jawa dan Madura).

¾Mahlumat pembentukan Badan Penyelidik

Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan

(7)

Lanjutan

¾Tugas BPUPKI : menyelidiki dan

mengumpulkan usul-usul untuk selanjutnya dikemukakan kepada pemerintah Jepang untuk dapat dipertimbangkan bagi kemerdekaan Indonesia.

¾Keanggotaan BPUPKI dilantik pada tanggal 28 Mei 1945, dan mengadakan sidang yang pertama pada tanggal 29 Mei 1945 – 1 Juni 1945.

(8)

Lanjutan

¾Sidang pertama Muhammad Yamin dan Bung

Karno, mengusulkan calon dasar negara untuk Indonesia merdeka. Usulan Muhammad Yamin dasar negara secara lisan :

1. Peri Kebangsaan; 2. Peri Kemanusiaan; 3. Peri Ketuhanan;

4. Peri Kerakyatan; dan 5. Kesejahteraan Rakyat.

(9)

Lanjutan

¾Usulan Muhammad Yamin secara tertulis (29 Mei 1945) :

1. Ketuhanan Yang Maha Esa; 2. Persatuan Indonesia;

3. Rasa Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab; 4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat

Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/

Perwakilan; dan

5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat

(10)

Lanjutan

ƒ Pada tanggal 1 Juni 1945, Bung Karno mengajukan :

1. Nasionalisme (Kebangsaan Indonesia); 2. Internasionalisme (Perikemanusiaan); 3. Mufakat atau Demokrasi;

4. Kesejahteraan Sosial; dan

5. Ketuhanan yang Berkebudayaan.

ƒ Kelima hal oleh Bung Karno diberi nama Pancasila,

tetapi oleh Bung Karno kelima sila menjadi Trisila : 1. Sosio nasionalisme;

2. Sosio demokrasi; dan 3. Ketuhanan.

(11)

Lanjutan

ƒ Menurut Bung Karno dapat diperas menjadi Ekasila yaitu Gotong Royong.

ƒ Sidang pertama, pada tanggal 1 Juni 1945

membentuk panitia kecil bertugas

menampung usul-usul yang masuk dan

memeriksanya serta melaporkan kepada

sidang pleno BPUPKI.

ƒ Setiap anggota mengajukan usul tertulis paling lambat tanggal 20 Juni 1945.

(12)

Lanjutan

ƒ Anggota panitia kecil terdiri delapan orang : 1. Ir. Soekarno; 2. Ki Bagus Hadikusumo; 3. K.H. Wachid Hasjim; 4. Mr. Muh. Yamin; 5. M. Sutardjo Kartohadikusumo; 6. Mr. A.A. Maramis;

7. R. Otto Iskandar Dinata; dan 8. Drs. Muh. Hatta.

(13)

Lanjutan

ƒ Tanggal 22 Juni 1945 rapat gabungan Panitia Kecil dan

BPUPKI di Jakarta. Hasil dicapai dibentuknya Panitia Kecil Penyelidik Usul-Usul/Perumus Dasar Negara :

1. Ir. Soekarno;

2. Drs. Muh. Hatta; 3. Mr. A.A. Maramis; 4. K.H. Wachid Hasyim; 5. Abdul Kahar Muzakkir; 6. Abikusno Tjokrosujoso; 7. H. Agus Salim;

8. Mr. Ahmad Subardjo; dan 9. Mr. Muh. Yamin.

(14)

Lanjutan

ƒ Panitia Kecil berhasil merumuskan calon Mukadimah Hukum Dasar disebut “Piagam Jakarta”.

ƒ Sidang BPUPKI kedua tanggal 10-16 Juli 1945 berhasil merumuskan rancangan Hukum Dasar. ƒ Pada tanggal 9 Agustus 1945 dibentuk Panitia

Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).

ƒ Pada tanggal 15 Agustus 1945 Jepang

menyerah tanpa syarat kepada Sekutu, dan sejak saat itu Indonesia kosong dari kekuasaan.

(15)

Lanjutan

ƒ Setelah Jepang menyerah kepada Sekutu,

maka para pemimpin bangsa Indonesia

memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, pada tanggal 17 Agustus 1945.

ƒ Sidang PPKI (1) mengesahkan rancangan

Hukum Dasar dengan preambulnya dan (2) memilih Presiden dan Wakil Presiden.

(16)

Lanjutan

ƒ Pengesahan Preambul, melalui proses yang cukup panjang, Bung Hatta mengemukakan tanggal 17 Agustus 1945 sore hari, ada utusan dari Indonesia bagian Timur intinya, rakyat Indonesia bagian Timur mengusulkan agar pada alinea keempat preambul, di belakang kata “ketuhanan” yang berbunyi “dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” dihapus.

(17)

Lanjutan

ƒ Apabila tidak dihapus, maka rakyat Indonesia bagian Timur lebih baik memisahkan diri dari negara RI. Usul tersebut oleh Muh. Hatta

disampaikan kepada sidang pleno PPKI,

khususnya kepada para anggota tokoh-tokoh Islam : Ki Bagus Hadikusumo, KH. Wakhid Hasyim dan Teuku Muh. Hasan. Dalam hal ini Muh. Hatta berusaha meyakinkan tokoh-tokoh Islam, demi persatuan dan kesatuan bangsa dan disetujui oleh tokoh-tokoh islam.

(18)

B. Pancasila sbg Ideologi Bangsa & Negara Indonesia

‰Apa Itu Ideologi?. Secara etimologis, istilah ideologi berasal dari kata Yunani yaitu ‘idea’ yang berarti pemikiran, gagasan dan konsep

keyakinan serta ‘logos’ yang berarti

pengetahuan.

‰Konsep ideologi pada dasarnya adalah ilmu

pengetahuan tentang gagasan, konsep

(19)

Lanjutan

‰Ideologi dibedakan dua jenis :

Pertama, ideologi doktriner : ideologi bersifat ketat dan mengandung ajaran-ajaran yang disusun secara jelas dan sistematis, serta diindoktrinasikan pada komunitasnya dengan pengawasan ketat dalam rangka pelaksanaan ideologi dan seringkali dimonopoli oleh rezim yang berkuasa (otoriter).

(20)

Lanjutan

Kedua, ideologi pragmatis : bersifat tidak ketat dan mengandung ajaran-ajaran yang tidak disusun secara rinci, tidak diindoktrinasikan, serta tidak memiliki pengawasan yang ketat dalam pelaksanaannya (Emile Durkheim dalam George Simpson, New York, Free Press, 1964.54).

(21)

Lanjutan

ƒ Pendapat Alfian mendefinisikan ideologi sebagai akumulasi nilai-nilai yang dianggap baik dan benar tentang tujuan yang ingin

dicapai masyarakat, sekaligus menjadi

pedoman dan cita-cita pengatur perilaku masyarakat dalam berbagai kehidupan.

ƒ Mengapa suatu ideologi yang dibuat harus berorientasi pada kehidupan masyarakat?. Hal ini dikarenakan dalam setiap proses pergaulan, dibutuhkan suatu “aturan main”.

(22)

Lanjutan

¾Relasi Ideologi dengan Realitas Sosial

Korelasi logis antara sebuah ideologi Pancasila dengan kenyataan kehidupan masyarakat. Ideologi bukan sesuatu yang berdiri sendiri dan lepas dari kenyataan hidup masyarakat,

tetapi sebuah produk atau hasil dari

kebudayaan masyarakat.

Artinya merupakan manifestasi sosial dari keinginan luhur masyarakat.

(23)

Lanjutan

¾Pada hakikatnya ideologi merupakan sebuah refleksi manusia atas kemampuannya dalam

mengadakan distansi terhadap dunia

kehidupannya.

¾Maksudnya bahwa antara ideologi dan

kenyataan hidup masyarakat terjadi sebuah

hubungan dialektis yang menimbulkan

kelangsungan pengaruh hubungan timbal balik yang terwujud dalam sebuah interaksi.

(24)

Lanjutan

¾Ideologi mencerminkan cara berpikir dan

bertata kehidupan masyarakat serta

membentuk masyarakat menuju cita-cita yang diharapkan bersama, sehingga ideologi tidak dianggap sebagai pengetahuan teoritis saja, namun lebih merupakan sesuatu yang dihayati menjadi sebuah keyakinan.

¾Kekuatan Pancasila Sebagai Sebuah Ideologi dapat diukur dari tiga dimensi :

(25)

Lanjutan

1. Dimensi Realitas : ideologi mengandung

makna bahwa nilai-nilai dasar yang

terkandung di dalamnya bersumber dari

nilai-nilai riil yang hidup dalam

masyarakatnya.

2. Dimensi Idealitas : ideologi harus

mengandung cita-cita yang ingin dicapai

dalam berbagai bidang kehidupan

(26)

Lanjutan

3.Dimensi Fleksibilitas, dimana sebuah ideologi harus memiliki keluwesan yang memungkinkan dan bahkan merangsang

pengembangan pemikiran baru yang

relevan tanpa menghilangkan atau

mengingkari hakikat yang terkandung dalam nilai-nilai dasarnya.

(27)

Lanjutan

¾Perjalanan Pancasila Sebagai Ideologi dari Masa ke Masa yang berawal dari sidang pleno BPUPKI pertama yang diadakan pada tanggal 28 Mei 1945 hingga 1 Juni 1945.

¾dr. Radjiman Widyodiningrat dalam pidato

pembukaannya selaku ketua BPUPKI

mengajukan pertanyaan kepada seluruh

anggota sidang mengenai dasar negara apa yang akan dibentuk untuk Indonesia.

(28)

Lanjutan

¾Pertanyaan ini menjadi persoalan paling dominan sepanjang 29 Mei 1945 - 1 Juni 1945 dan memunculkan sejumlah pembicara yang mengajukan gagasan mereka mengenai dasar filosofis Indonesia.

¾Pada tanggal 1 Juni 1945, secara eksplisit Ir.

Soekarno mengemukakan gagasannya

mengenai dasar negara Indonesia dalam pidatonya yang berjudul “Lahirnya Pancasila”.

(29)

Lanjutan

¾Menurut Drs. Mohammad Hatta, pidato

bersifat kompromis dan dapat meneduhkan pertentangan tajam antara pendapat yang mempertahankan Negara Islam dan mereka yang menghendaki dasar negara sekuler.

¾Perdebatan tersebut pada akhirnya

dimenangkan kelompok yang menginginkan Islam sebagai dasar negara, terbukti dengan dikeluarkannya Piagam Jakarta pada tanggal 22 Juni 1945.

(30)

Lanjutan

¾Perkembangan perumusan Pancasila sejak 1 Juni 1945 sampai 18 Agustus 1945, Pancasila

mengalami perkembangan fungsi. Pada

tanggal 1 dan 22 Juni 1945, Pancasila yang dirumuskan Panitia Sembilan dan disepakati oleh Sidang Pleno BPUPKI merupakan modus

kompromi antara kelompok yang

memperjuangkan dasar negara nasionalisme dan kelompok yang memperjuangkan dasar negara Islam.

(31)

Lanjutan

¾Pada tanggal 18 Agustus 1945 Pancasila yang dirumuskan kembali oleh PPKI berkembang menjadi kompromi antara kaum nasionalis,

Islam dan Kristen-Katolik dalam hidup

bernegara.

¾Era Orde Lama, dinamika perdebatan ideologi paling sering dibicarakan oleh kebanyakan orang. Tampak ketika akhir tahun 1950-an,

Pancasila sudah bukan lagi merupakan

(32)

Lanjutan

¾ Pancasila telah dimanfaatkan sebagai senjata

ideologis untuk melegitimasi tuntutan Islam bagi pengakuan negara atas Islam, pada rentang tahun

1948-1962 terjadi pemberontakan Darul Islam

terhadap pemerintah pusat.

¾ Pemberontakan berhasil ditumpas, atas desakan AH

Nasution, selaku Pangkostrad dan kepala staf AD, pada 5 Juli 1959 Ir. Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden untuk kembali pada UUD 1945 sebagai

pemerintahannya dinamai dengan Demokrasi

(33)

Lanjutan

¾Era Orde Baru, Soeharto berusaha meyakinkan bahwa rezim baru adalah pewaris sah dan konstitusional dari presiden pertama.

¾Soeharto mengambil Pancasila sebagai dasar negara merupakan cara yang paling tepat untuk melegitimasi kekuasaannya. Berbagai bentuk perdebatan ternyata tidak semakin membuat stabilitas negara berjalan dengan baik.

(34)

Lanjutan

¾Soeharto seringkali mengulang pernyataan tegas bahwa perjuangan Orde Baru hanyalah untuk melaksanakan Pancasila secara murni dan konsekuen, yang berarti bahwa tidak boleh ada yang menafsirkan resmi tentang

Pancasila kecuali dari pemerintah yang

(35)

Lanjutan

¾Akhirnya, harapan bagi seleuruh bangsa dan negara Indonesia dengan Pancasila sebagai ideologinya akan tetap bertahan dan tidak goyah meskipun dihantam badai globalisasi

dan modernisme. Peran generasi muda

sebagai penerus bangsa wajib menjaga

keutuhan Indonesia dan Pancasila sebagai idiologi negara tetap berdampingan secara utuh, sehingga kelangsungan negara Indonesia menjadi tanggungjawab semua pihak.

(36)

C. Implementasi Pancasila dlm Kehidupan Masyarakat

™Pancasila sebagai dasar negara dan landasan idiil bangsa Indonesia, era reformasi telah

menyelamatkan bangsa Indonesia dari

ancaman disintegrasi selama lebih dari lima puluh tahun.

™Namun sebaliknya sakralisasi dan penggunaan berlebihan dari ideologi Negara dalam format politik orde baru banyak kritik dan protes terhadap Pancasila.

(37)

Lanjutan

™Tantangan terhadap Pancasila sebagai

kristalisasi pandangan politik berbangsa dan bernegara tidak saja berasal dari faktor domestik, tetapi juga dunia internasional.

™Gelombang demokratisasi, hak asasi manusia, neo-liberalisme, serta neo-konservatisme dan globalisme telah memasuki cara pandang dan cara berfikir masyarakat Indonesia.

(38)

Lanjutan

1. Implementasi Pancasila dalam bidang Politik

9 Pembangunan dan pengembangan bidang

politik harus mendasarkan pada dasar

ontologis manusia.

9 Kenyataan objektif bahwa manusia adalah

sebagai subjek Negara, maka kehidupan politik harus benar-benar merealisasikan tujuan demi harkat dan martabat manusia.

9 Pengembangan politik Negara dalam proses

reformasi harus mendasarkan pada moralitas tertuang dalam sila-sila pancasila dan esensinya

(39)

Lanjutan

2. Implementasi Pancasila dalam bidang Ekonomi

9 Di dunia ilmu ekonomi terdapat istilah yang

kuat yang menang, sehingga lazimnya

pengembangan ekonomi mengarah pada

persaingan bebas dan jarang mementingkan moralitas kemanusiaan.

9 Sesuai dengan Pancasila yang lebih tertuju

kepada ekonomi kerakyatan, yaitu ekonomi yang humanistic yang mendasarkan pada tujuan demi kesejahteraan rakyat secara luas (Mubyarto,1999).

(40)

Lanjutan

3.Implementasi Pancasila dalam bidang Sosial dan Budaya.

9Pembangunan dan pengembangan aspek

sosial budaya harus didasarkan atas

sistem nilai yang sesuai dengan nilai-nilai budaya yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia.

9Reformasi sebagai anti-klimaks proses reformasi dewasa ini sering kita saksikan adanya stagnasi nilai sosial budaya dalam masyarakat.

(41)

Lanjutan

9Pengembangan sosial budaya era reformasi harus mengangkat nilai-nilai yang dimiliki bangsa Indonesia sebagai dasar nilai yaitu nilai-nilai pancasila.

9Dalam prinsip etika pancasila pada

hakikatnya bersifat humanistic, artinya nilai-nilai pancasila mendasarkan pada nilai-nilai yang bersumber pada harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang berbudaya.

(42)

Lanjutan

4. Implementasi Pancasila dalam bidang Pertahanan dan Keamanan

9Negara pada hakikatnya adalah merupakan suatu masyarakat hukum. Demi tegaknya hak-hak warga Negara.

9Diperlukan peraturan perundang-undangan

negara, baik dalam rangka mengatur

ketertiban warga maupun dalam rangka melindungi hak-hak warganya.

(43)

Lanjutan

9Pancasila sebagai dasar Negara dan

mendasarkan diri pada hakikat nilai

kemanusiaan monopluralis, maka

pertahanan dan keamanan negara harus dikembalikan pada tercapainya harkat dan martabat manusia sebagai pendukung pokok negara.

9Dasar-dasar kemanusiaan yang beradab

merupakan basis moralitas pertahanan dan keamanan negara.

(44)

Terima Kasih

Cuntoko, SE., MM.

HP: 08129864601 / 085715404112 Email: kartowirdjo@gmail.com

Referensi

Dokumen terkait

As its r e- sults show, the number of schemata the inexperienced teachers employed in their classes was significantly more than the experienced ones in

Cara alami agar kulit putih dalam 1 hari pada prinsipnya adalah menghilangkan lapisan kulit bagian luar dimana terdapat sel – sel mati yang dapat menghambat pertumbuhan sel kulit

Diskusi akan dikembangkan agar terbentuk persepsi yang sama antara pengelola dan penilai akreditasi dalam menerjemahkan butir-butir yang tercantum dalam

Sehingga permasalahan mengenai eksponen dari sebuah digraph dwiwarna sama saja dengan permasalahan memangkatkan matriks tak negatif ( R, B ) orde n sejumlah ( g, h ) kali hingga

- Penyerahan bendera UIN Walisongo dari Rektor kepada Ketua Panitia.. - Laporan Ketua Panitia OPAK 2016 - Pengarahan Rektor UIN Walisongo - Penabuhan Gong

Peta Zona Gempa tidak dapat digunakan bagi bendungan tinggi dan sangat tinggi yang terletak di daerah yang memiliki kondisi geologi khusus seperti kekar,

Karakter-karakter yang diamati adalah sebagai berikut: (1) Panjang sulur (cm), diukur dari pangkal sulur utama hingga ujung pucuk terpanjang; (2) Panjang ruas antar sulur (cm),

Wajah mereka seperti anak kembar, potongan rambut mereka pun seperti sengaja disamakan, panjang dan seperti anak kembar, potongan rambut mereka pun seperti sengaja disamakan,