• Tidak ada hasil yang ditemukan

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - IMPLEMENTASI UNDANG UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK PADA LAYANAN YANG DILAKUKAN PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI (PPID) DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI JAWA T

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - IMPLEMENTASI UNDANG UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK PADA LAYANAN YANG DILAKUKAN PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI (PPID) DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI JAWA T"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Keterbukaan informasi publik merupakan salah satu ciri penting negara demokratis yang menjunjung tinggi kedaulatan rakyat untuk mewujudkan good

governance atau penyelenggaraan negara yang baik. Bintoro Cokro Amijoyo mendefinisikan bahwa Good Governance sebagai penyelenggaraan pemerintahan yang amanah. Penyelenggaraan pemerintahan yang amanah itu adalah

penyelenggaraan pemerintahan yang bertanggung jawab, responsif, jujur dan adil.1 Salah satu ciri pemerintah bisa dikatakan sudah memenuhi kriteria good governance adalah akuntabilitas. Prinsip akuntabilitas akan mendorong setiap pejabat pemerintahan untuk melaksanakan tugasnya dengan cara yang terbaik bagi

keberhasilan penyelanggaraan pemerintahan, karena setiap tindakan yang diambil

harus dapat dipertanggungjawabkan ke publik maupun di mata hukum.2

Menurut United Nation Development Program (UNDP) prinsip-prinsip yang dikembangkan dalam good governance (tata kelola pemerintahan yang baik)

adalah dengan menerapkan transparansi dalam pemerintahan. Pelayanan yang terkait dengan prinsip good governance, sebagaimana tuntutan reformasi yaitu

untuk mewujudkan clean governance (pemerintahan yang bersih) dalam penyelenggaraan negara yang didukung prinsip-prinsip dasar kepastian hukum

1 Yudhoyono, S.B., dan Ichlasul Amal, 2002, Good Governance dan Otonomi Daerah

(Menyongsong AFTA Tahun 2003), Yogyakarta:Prosumen dan Forkoma-MAP, UGM, hal. 113.

2

(2)

akuntabilitas, transparansi, keadilan, profesionalisme, dan demokratis seperti yang dikumandangkan oleh World Bank, UNDP dan beberapa lembaga

internasional lainnya. 3 Penerapan praktik tata kelola pemerintahan yang baik dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan kapasitas pemerintah, masyarakat sipil, dan mekanisme pasar. Salah satu pilihan strategis untuk menerapkan tata kelola pemerintahan yang baik di Indonesia adalah melalui

penyelenggaraan pelayanan publik. Pelayanan publik sebagai penggerak utama juga dianggap penting oleh semua faktor dari unsur tata kelola pemerintahan yang baik. Para pejabat publik, unsur - unsur dalam masyarakat sipil dan dunia usaha sama - sama memiliki kepentingan terhadap perbaikan kinerja pelayanan publik. Ketua Komisi Informasi (KI) Pusat Jhon Fresly di Rakornas KI Tahun 2017 mengatakan, keterbukaan informasi publik sangat penting bagi seluruh lapisan

masyarakat.4 Salah satu keterbukaan informasi yang penting bagi masyarakat atau

menyangkut hajat hidup orang banyak adalah mengenai informasi harga barang kebutuhan pokok masyarakat karena semua lapisan masyarakat pasti membutuhkan

barang kebutuhan pokok untuk hidup sehari-hari.

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 Tentang Perdagangan, Pasal 25 ayat

(1) mengatur bahwa “Pemerintah dan Pemerintah Daerah mengendalikan

ketersediaan barang kebutuhan pokok dan/atau barang penting di seluruh wilayah

3 Eka Robert Chandra, 2016, “Penerapan Prinsip Good Governance Dalam Pelaksanaan Pelayanan

Publik di Kantor Camat Siluq Ngurai Kabupaten Kutai Barat”, Samarinda:Universitas Mulawarman.

4 http://sumselpostonline.com/masyarakat-butuh-keterbukaan-informasi/ (diunduh tanggal 31 Mei

(3)

Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam jumlah yang memadai, mutu yang baik, dan harga yang terjangkau.”

Berita tanggal 1 Juni 2017 yang dimuat oleh Suara Merdeka berisikan

tentang harga bawang putih dan daging di sejumlah pasar tradisional di Kota Semarang, relatif tinggi dan masih mahal. Harga bawang putih saat itu Rp 60 ribu/Kg dari sebelumnya Rp 25 ribu-35 ribu/Kg. Sementara untuk harga daging

sapi, kurun tahun terakhir masih stabil tinggi sampai Rp 100 ribu-120 ribu/kg.5 Berita lain tentang kenaikan harga bahan pokok di lapangan lainnya terjadi di Pamekasan, Jawa Timur. Harga sejumlah kebutuhan bahan pokok di Pamekasan, Jawa Timur, mengalami kenaikan di hari keempat Ramadhan 1438 Hijriah kali ini

sesuai hasil pantauan tim pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag)

Pemkab setempat.6 Ketentuan Pasal 25 ayat (1) tersebut menjamin ketersediaan barang kebutuhan pokok di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) karena sudah dikendalikan pemerintah. Bahwa jaminan itu ternyata dalam kenyataan di lapangan belum terpenuhi.

Pada tahun 2015, perkembangan harga barang kebutuhan pokok itu dapat dipantau karena diatur melalui Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 92/M-

DAG/PER/12/2014 Tentang Pelimpahan Sebagian Urusan Pemerintahan Di Bidang Perdagangan Kepada Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah Dalam Rangka

Penyelenggaraan Dekonsentrasi Bidang Perdagangan Tahun Anggaran 2015, lebih lanjut disebut Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 92 Tahun 2014. Lalu pada

5 http://berita.suaramerdeka.com/smcetak/harga-bawang-putih-dan-daging-masih-mahal/ (diunduh

9 Juli 2017)

6 http://www.antaranews.com/berita/632250/harga-sejumlah-bahan-pokok-naik (diunduh 9 Juli

(4)

Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 98/M-DAG/PER/12/2014 Tentang Petunjuk Teknis Kegiatan Dekonsentrasi Bidang Perdagangan Tahun Anggaran 2015 pada Bab II Kegiatan Dekonsentrasi Bidang Perdagangan di Data dan

Informasi Perdagangan Dalam Negeri bagian 1.1 Data Harga Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting disebutkan bahwa tentang pelaksana, pemantauan,

pengumpulan dan pelaporan harus dilakukan Dinas Perdagangan di setiap Provinsi di seluruh Indonesia serta dilaporkan secara periodik kepada Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri (Ditjen. PDN). Tujuannya untuk mengetahui

perkembangan harga barang kebutuhan pokok di pasar secara periodik, juga untuk tersedianya informasi mengenai harga barang kebutuhan pokok yang terkini dan

berkelanjutan di seluruh provinsi di Indonesia.

Menurut Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 98/M-DAG/PER/12/2014, informasi harga kebutuhan pokok nasional terdiri dari informasi harga barang

kebutuhan pokok di pasar-pasar tradisional masing masing Ibukota Provinsi seluruh Indonesia. Hasil pengumpulan informasi harga barang kebutuhan bahan pokok

secara nasional bisa diakses di Kementerian Perdagangan di alamat situs www.ews.kemendag.go.id.

Dinas Perdagangan di Provinsi selain menyampaikan laporan harga di tingkat Ibukota Provinsi, juga wajib untuk mengoordinir kegiatan pemantauan pengumulan dan pelaporan harga barang kebutuhan pokok di masing-masing

kabupaten dan kota yang ada di wilayah kerjanya.

(5)

Perdagangan Nomor 109/M-DAG/PER/12/2015 Tentang Pelimpahan Sebagian Urusan Pemerintahan Di Bidang Perdagangan Kepada Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah Pusat Dalam Rangka Penyelenggaraan Dekonsentrasi Bidang

Perdagangan Tahun Anggaran 2016, lebih lanjut disebut Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 109 Tahun 2015. Lalu petunjuk teknis terdapat pada Peraturan

Menteri Perdagangan Nomor 115/M-DAG/PER/12/2015 Tentang Petunjuk Teknis Kegiatan Dekonsentrasi Bidang Perdagangan Tahun Anggaran 2016.

Untuk tahun 2017, kegiatan pemantauan perkembangan harga barang kebutuhan pokok itu diatur melalui Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 21/M- DAG/PER/4/2017 Tentang Pelimpahan Sebagian Urusan Pemerintahan Di Bidang

Perdagangan Kepada Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah Pusat Dalam Rangka Penyelenggaraan Dekonsentrasi Bidang Perdagangan Tahun Anggaran 2017, lebih lanjut disebut Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 21 Tahun 2017. Lalu

petunjuk teknis terdapat pada Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 54/M- DAG/PER/8/2017 Tentang Petunjuk Teknis Kegiatan Dekonsentrasi Bidang

Perdagangan Tahun Anggaran 2017.

Dari penelusuran penulis, penulis menemukan dari 34 Provinsi yang

tersebar di seluruh wilayah Indonesia, hanya 15 Provinsi (44%) di mana Dinas Perindustrian dan Perdagangan, lebih lanjut disebut Disperindag yang berwenang atau memberikan informasi tentang harga barang kebutuhan pokok melalui situs

(6)

Berbeda bila melihat informasi harga barang kebutuhan pokok yang dikelola dan ditampilkan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah, lebih lanjut disebut Disperindag Jateng di situs resmi dengan alamat

www.disperindag.jatengprov.go.id. Tidak terdapat informasi mengenai harga barang kebutuhan pokok di kabupaten atau kota lain selain Ibukota Provinsi Jawa

Tengah.

Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 54/M-DAG/PER/8/2017 Tentang Petunjuk Teknis Kegiatan Dekonsentrasi Bidang Perdagangan Tahun Anggaran

2017 hanya mewajibkan untuk menyediakan informasi mengenai kebutuhan pokok di wilayah Kabupaten Banyumas saja. Sementara di situs Disperindag Jateng hanya

ditemukan informasi di 5 (lima) Pasar Rakyat Ibukota Provinsi saja. Kelima pasar tersebut meliputi: Pasar Bulu, Pasar Johar, Pasar Peterongan, Pasar Karang Ayu dan Pasar Gayamsari. Sementara ini tidak ditemukan adanya informasi tentang harga

barang kebutuhan pokok di wilayah Kabupaten Banyumas.

Jika dibandingkan dengan Disperindag Jawa Timur yang memiliki satu

website khusus digunakan untuk memantau harga Barang Kebutuhan Pokok di Provinsi Jawa Timur dengan alamat www.siskaperbapo.com. Siskaperbapo

merupakan singkatan dari Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Harga Bahan Pokok di Jawa Timur. Situs ini cukup lengkap dalam menampilkan berbagai barang kebutuhan pokok di Jawa Timur di seluruh wilayah Jawa Timur, tidak hanya

terpaku pada Ibukota Provinsi Jawa Timur saja.

(7)

kebutuhan pokok di seluruh daerah yang ada di Jawa Timur, situs ini juga menampilkan grafik rata-rata harga setiap barang kebutuhan pokok per bulan dan menampilkan perkembangan naik atau turunnya harga per hari. Dengan demikian

layanan informasi mengenai harga barang kebutuhan pokok yang dilakukan Disperindag Jawa Timur lebih lengkap daripada di situs Disperindag Jateng.

Sementara dari penelusuran peneliti di situs yg dimiliki Disperindag atau Pemerintah Provinsi di 34 Provinsi dalam kurun waktu tanggal 1 Juli 2017- 14 Juli 2017, ditemukan bahwa yang menampilkan Informasi Harga Kebutuhan Pokok di

Daftar Informasi Publik (DIP) hanya terdapat 5 (lima) Provinsi saja. Yakni Provinsi D.K.I. Jakarta, Provinsi Jawa Barat, Provinsi Jawa Tengah, Provinsi Jawa Timur,

dan Provinsi Sulawesi Utara Sedangkan yang menampilkan Informasi Harga Kebutuhan Pokok di rencana strategis di tiap situs Pemerintah Provinsi maupun Disperindag masing-masing Provinsi hanya ada 7 (tujuh) Provinsi. Yaitu Provinsi

Aceh, Provinsi Kepulauan Riau, Provinsi Sumatera Barat, Provinsi Jawa Barat, Provinsi Jawa Tengah, Provinsi Jawa Timur, dan Provinsi Sulawesi Utara.

Kewajiban menampilkan informasi harga barang kebutuhan pokok pada tahun 2017 diatur oleh Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 21 Tahun 2017 dan

Petunjuk Teknis terdapat pada Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 54/M- DAG/PER/8/2017. Lalu kewajiban Badan Publik untuk menampilkan Daftar Informasi Publik (DIP) oleh seluruh Disperindag termasuk di Provinsi Jateng

(8)

Sesuai Pasal 7 ayat (1) Undang Undang Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik, lebih lanjut disebut Undang Undang Nomor 14

Tahun 2008, menjelaskan bahwa: “Badan Publik wajib menyediakan, memberikan

dan/atau menerbitkan Informasi Publik yang berada di bawah kewenangannya kepada Pemohon Informasi Publik, selain informasi yang dikecualikan sesuai

dengan ketentuan.” Lalu Badan Publik juga diharuskan membuat Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) seperti juga yang tertera di Pasal 13 ayat (1) Undang Undang Nomor 14 Tahun 2008.

Dengan adanya layanan informasi harga barang kebutuhan pokok yang berbeda di antara Disperindag Jateng dan Disperindag Jawa Timur sebagaimana

diatur dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 21 Tahun 2017 maka peneliti ingin melakukan penelitian terhadap implementasi Undang Undang Nomor 14 Tahun 2008 yang dilakukan PPID Disperindag Jateng dalam melayani informasi

harga barang kebutuhan pokok.

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan paparan di atas maka rumusan masalah penelitian ini adalah “Bagaimana implementasi Undang Undang Nomor 14 Tahun 2008 Tentang

Keterbukaan Informasi Publik pada layanan yang dilakukan Pejabat Pengelola

Informasi dan Dokumentasi (PPID) Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah dalam melayani informasi harga barang kebutuhan pokok periode

(9)

1.3Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui implementasi Undang Undang Nomor 14 Tahun 2008 di lingkungan Dinas Perdagangan dan Perindustrian Provinsi Jawa Tengah.

2. Untuk mengetahui pelaksanaan Tugas dan Fungsi Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) di lingkungan Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Provinsi Jawa Tengah

3. Untuk mengetahui pelaksanaan tugas PPID dalam penyediaan informasi harga barang kebutuhan pokok masyarakat yang disediakan di Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah.

1.4Kegunaan Penelitian

1. Tersedianya informasi publik tentang harga barang kebutuhan pokok oleh PPID Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah sesuai dengan Undang Undang Nomor 14 Tahun 2008, Peraturan Menteri

Perdagangan Nomor 21 Tahun 2017 dan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 54/M-DAG/PER/8/2017.

2. Masyarakat mengetahui dan dapat mengakses informasi publik tentang harga barang kebutuhan pokok yang disediakan oleh PPID Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah.

1.5Batasan Penelitian

Batasan penelitian ini adalah implementasi Undang Undang Nomor 14

(10)

1.6Sistematika Penulisan

Penulis membuat sistematika penulisan menjadi 5 bab, yaitu : Bab I : Pendahuluan

Pendahuluan berisikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan peneliitian, metodologi penelitian dan

sistematika penulisan.

Bab II : Tinjauan Pustaka

Pada bab II ini berisi kerangka teori yang memaparkan penelitian terdahulu, hak

atas informasi, informasi publik, badan publik, Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID)

Bab III : Metodologi Penelitian

Pada bab III ini mencakup metodologi penelitian di mana mencakup jenis dan sifat penelitian, metode penelitian, unit analisis, teknik penelitian dan teknik

analisis data serta alur penelitian

Bab IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab ini berisi tentang semua data dan fakta yang telah diperoleh di lapangan selama penelitian.

Bab V : Kesimpulan dan Saran

Referensi

Dokumen terkait

Syukur Alhamdulillah, penulis telah berhasil menyelesaikan proposal usulan penelitian karya tulis akhir yang berjudul “PENGARUH MENGKONSUMSI OBAT ANTI TUBERKULOSIS

Produk lebah madu yang lain selain menghasilkan madu dari nektar bunga, lebah madu juga menghasilkan produk yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi, antara

Dalam berbagai penelitian dapat diketahui bahwa aspek kepribadian memegang peranan penting dalam penempatan individu di suatu organisasi, dimana kesesuaian antara

Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah: (1) Lembar observasi untuk mengukur pemahaman konsep (2) Tes untuk mengukur hasil belajar siswa.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dari hasil pemograman menggunakan perhitungan first-principles berbasis metode density functional theory (DFT), dengan

Bentuk partisipasi masyarakat Kelurahan Kandri dalam pengembangan Desa Wisata Kandri Kota Semarang adalah pseudo-participation atau partisipasi semu, hal ini

Penggunaan tepung limbah roti dalam ransum broiler belum mampu memberikan hasil yang sama dengan ransum yang menggunakan jagung terhadap performa broiler yang

Figur tersebut dihadirkan sebagai objek utama dalam lukisan, dengan menggunakan teknik pewarnaan dan tekstur yang persis pada jajan sarad , semua melalui pengulangan