• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA. anak-anak bermain. Tempat yang terbuka akan memudahkan bagi lebah untuk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TINJAUAN PUSTAKA. anak-anak bermain. Tempat yang terbuka akan memudahkan bagi lebah untuk"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA

Gambaran Umum Lokasi Peternakan Lebah

Tempat yang cocok untuk peternakan akan mendukung keberhasilan dalam beternak lebah ini, seperti terbuka dan agak jauh dari lalu lintas orang atau anak-anak bermain. Tempat yang terbuka akan memudahkan bagi lebah untuk keluar dari sarang terbang menuju lapangan mencari bunga-bunga dengan rasa aman. Karena itu penempatan stup (kotak lebah) di tengah-tengah semak akan kurang menguntungkan. Penempatan stup yang jauh dari lalu lintas orang dan anak-anak bermain akan membuat lebah leluasa dalam bergerak (terbang) mencari makanan. Selain itu kondisi ini juga akan menghindarkan resiko kemungkinan lebah menyengat orang atau anak-anak, sehingga tidak akan meresahkan lingkungan masyarakat sekitarnya. Dalam pemilihan lokasi (beternak atau menggembala) jangan dekat pabrik atau lingkungan industri. Karena lebah tidak menyukai tempat yang berudara kotor dan tercemar, lebih-lebih yang berasap dan berdebu (Bank Indonesia, 2005).

Perlebahan

Lebah merupakan insekta penghasil madu yang telah lama dikenal manusia. Sejak zaman purba manusia berburu sarang lebah di goa-goa, di lubang-lubang pohon dan tempat-tempat lain untuk diambil madunya. Lebah juga menghasilkan produk yang sangat dibutuhkan untuk dunia kesehatan yaitu royal jelly, pollen, malam lebah (lilin lebah) dan sebagainya. Selanjutnya manusia mulai membudidayakan dengan memakai gelodog kayu dan pada saat ini dengan sistem

(2)

tawon gung, gambreng, di Sumatera Barat disebut labah gadang, gantuang, kabau, jawi dan sebagainya. Di Tapanuli disebut harinuan, di Kalimantan disebut wani dan di tataran Sunda orang menyebutnya tawon Odeng (BAPPENAS, 2011).

Pusat Perlebahan Apriari Pramuka (2007) menyatakan bahwa diantara jenis lebah, ada yang produksi madunya sedikit, ada pula yang potensial dikembangkan karena produksinya banyak. Selain itu, juga terdapat lebah madu yang hingga kini belum dapat dibudidayakan. Taksonomi lebah madu adalah sebagai berikut: Kingdom : Animalia Filum : Arthropoda Kelas : Insecta Ordo : Hymenoptera Family : Apidae Genus : Apis

Spesies : Apis andreniformis, Apis cerana, Apis dorsata, Apis flora, Apis koschevnikovi, Apis laboriosa, Apis mellifera

Umumnya lebah yang banyak dibudidayakan adalah jenis Apis mellifera, dimana jenis ini asli berasal dari Benua Eropa dan dikembangkan di Australia.

Kehidupan Lebah Madu

Lebah seperti halnya organisme lain, sangat dipengaruhi oleh lingkungan, yaitu faktor biotik dan abiotik. Faktor biotik berupa keanekaragaman tanaman penghasil nektar dan tepung sari (pollen), serta hama dan penyakit. Faktor abiotik berupa temperatur, kelembaban udara, curah hujan dan lama penyinaran. Faktor

(3)

lingkungan ini akan mempengaruhi aktivitas hidup, keadaan makanan di alam, dan perkembangan populasi (Sihombing, 2005).

Di dalam sarang heksagonal, lebah akan membuat beberapa ruangan, yaitu ruang ratu, ruang lebah jantan, ruang lebah pekerja, ruang biasa dan gudang. Lebah juga membutuhkan jalan pintas perpindahan antar ruang yang satu dengan ruang yang lain. Setiap ruangan merupakan simbol dari bentuk persegi enam simetris (Naufal, 2005).

Jenis-Jenis Lebah Penghasil Madu

Lebah termasuk kelompok serangga bangsa atau ordo Hymenoptera (sayap bening) yang membesarkan sayapnya dengan serbuk sari dan madu. Bangsa lebah beranggotakan 12.000 spesies. Menurut Sihombing (1997) A.andreniformis, A.cerana, dan A.dorsata adalah lebah alam Indonesia, A.florea di Yunan, Cina, A.koschevnikovi di Serawak (Kalimantan), A.laboriosa di Himalaya dan A.mellifera berasal dari kawasan laut tengah. Menurut Uleander (2009) beberapa jenis lebah penghasil madu adalah sebagai berikut:

1. Apis koschevnikovi

Apis koschevnikovi merupakan spesies yang baru dikenal beberapa ilmuwan. Jenis ini banyak terdapat di Pulau Kalimantan dan Sumatera bagian barat. Ciri-ciri yang paling menonjol dibanding Apis cerana adalah warnanya merah di sebagian besar Apis koschevnikovi dan ukuran tubuhnya sedikit lebih besar.

(4)

Apis mellifera merupakan jenis lebah hutan yang dibudidayakan hampir di semua negara termasuk Indonesia. Lebah ini dikenal sebagai lebah yang cukup rakus dengan nektar (makanan). Karena itu tidak mengherankan lebah ini cara pembudidayaannya dilakukan secara diangon (dipindah dari satu tempat ke tempat lain–Red). Biasanya Apis mellifera dikembangkan petani-petani golongan menengah ke atas karena perlu disiapkan truk pengangkutan dan fasilitas pendukung lain. Produksi madu jenis Apis mellifera dikenal cukup tinggi antara 25-35 kg per koloni dalam setahun. Sifat lebah ini agak jinak dan tidak mudah kabur.

3. Apis cerana

Apis cerana atau Apis indica merupakan lebah madu asli Asia yang menyebar dari Afganistan, Cina sampai Jepang dan sudah berabad-abad diternak di wilayah Asia termasuk Indonesia sebagai lebah yang jinak. Dalam bahasa daerah, Apis cerana disebut tawon laler, tawon madu atau tawon unduhan (Jawa), nyiruan (Sunda), madu lobang (Palembang), lebah lalat, lebah madu. Lebah ini memiliki daya adaptasi terhadap kondisi iklim, produktif dan tidak ganas sehingga akrab dengan masyarakat pedesaan. Selain bersarang di rumah-rumah, juga dipelihara secara tradisional dengan gelodok dari batang kelapa atau randu sebagai wadah empuk membuat koloni dan gampang dipanen 5-10 kg per koloni per tahun. Pemeliharaan secara modern dalam stup (kotak lebah) bisa berpindah-pindah. 4. Apis adansonii (Apis unicolor)

Jenis yang satu ini tersebar luas di benua Afrika, mulai dari Gurun Sahara di Utara sampai Semenanjung Afrika di Selatan, dan Pantai Barat Afrika sampai Pantai Timur Afrika. Jenis ini sudah lama dibudidayakan di Afrika karena

(5)

produksi madu yang lebih banyak dibanding yang dihasilkan lebah madu Eropa. Sayangnya, dari segi sifat sangat agresif, sukar dikelola dan suka mempertahankan sarang.

5. Apis trigona sp (Lebah Klenceng)

Lebah klenceng (Apis trigona) merupakan jenis lebah madu yang paling banyak dipelihara secara tradisional oleh masyarakat pedesaan sekitar kawasan hutan seluruh Indonesia. Lebah ini tidak memiliki sengat dan tidak ganas. Ukurannya sangat kecil dengan fungsi sebagai penyerbuk bunga-bunga kecil. Dalam bahasa Jawa, Apis trigona disebut malam klanceng atau lonceng, teuweul (Sunda), gala-gala (lilin lebah).

6. Apis dorsata

Apis dorsata dalam bahasa daerah disebut tawon gung (Jawa), tawon odeng atau lebah gadang (Sunda), madu sialang (Palembang), manye atau muanyi (Kalimatan Barat) dan orang Inggris menyebutnya “Honey bee”. Dalam bahasa Indonesia disebut lebah hutan atau lebah raksasa. Madu dan lilin yang dihasilkannya merupakan produk unggulan. Panjang lebah pekerja Apis dorsata sekitar 1,9 cm. Lebah jenis ini dikenal memiliki sifat yang cukup ganas dan tak segan-segan menyerang musuhnya secara berkawanan bila diusik. Sifatnya liar dan galak.

7. Apis florea

Ukuran tubuh lebah Apis florea paling kecil di antara lebah madu lainnya. Apis florea mulai terdapat dari Oman dan Iran di Asia Barat terus ke dataran India hingga Indonesia, tetapi tidak terdapat di utara pegunungan Himalaya. Di

(6)

beberapa tempat, Apis florea dapat hidup bersama lebah lokal Apis cerana dan Apis dorsata atau dengan lebah impor Apis mellifera.

Produk Lebah Madu a. Madu

Produk Lebah Madu yang Utama Hasil utama produksi Lebah Madu (Apis sp) adalah madu. Madu merupakan zat manis alami yang dihasilkan Lebah dengan bahan baku nektar bunga, sumber bahan dan energi yang diubah menjadi lemak dan glikogen. Nektar sendiri merupakan senyawa kompleks yang dihasilkan kelenjar tanaman dalam bentuk larutan gula. Lebah Madu memperoleh sebagian energi dari karbohidrat dalam bentuk gula. Sebagai produk organik, madu sudah banyak digunakan sejak zaman peradaban Mesir, Yunani dan Romawi untuk berbagai bumbu masakan bahkan untuk mengawetkan jenazah. Berikut adalah manfaat madu bagi kehidupan manusia:

a. Sebagai Food Supllement b. Sebagai Obat

c. Baik Untuk Diabetes

d. Sebagai Perawat Kecantikan

Pusat Perlebahan Apriari Pramuka (2003), mendefinisikan madu sebagai cairan kental yang dihasilkan oleh lebah dari berbagai nektar yang masih mengandung enzim diastase aktif. Jumlah dan kualitas madu dipengaruhi oleh ketersediaan pakan lebah penghasil nektar dan pollen bunga, cuaca, kelembaban dan temperatur udara, serta koloni lebah.

(7)

Pengolahan madu dapat dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu membuka tutup sel sarang. Dari tutup sel-sel sarang yang disingkirkan harus ditemukan kembali madu dan dalam proses pemanenan tersebut harus tanpa merusak aroma dan warna, serta lilin sarang harus diperoleh kembali. Mesin tersebut harus cocok dengan kegiatan usaha pengekstraksian dan dioperasikan dengan waktu operator seminimal mungkin, kemudian dilanjutkan dengan pengekstraksian yaitu setelah tutup sel-sel dibuka, ditaruh didalam ekstraktor, semua ekstraktor menggunakan kekuatan sentrifugal untuk mengeluarkan madu. Tahapan selanjutnya yaitu mengendapkan, madu dari ekstraktor dan dari sistem pemanenan dalam tangki besar untuk diendapkan. Dari tangki pengendapan madu dapat dialirkan langsung ke drum-drum atau ketel-ketel untuk dipasarkan atau dapat pula disaring selanjutnya untuk dibotolkan (Sihombing, 1997).

Produk lebah madu yang lain selain menghasilkan madu dari nektar bunga, lebah madu juga menghasilkan produk yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi, antara lain:

b. Propolis

Propolis merupakan cairan lengket dari pepohonan dan kuncup bunga berbagai tanaman. Bahan ini bukan sebagai bahan pakan, tetapi merupakan bahan bangunan yang disebut lem lebah dan dipakai sebagai perekat sarang karena sifatnya yang lentur, lekat dan kuat. Propolis berwarna coklat atau kuning kemerah-merahan dengan baunya yang khas. Propolis dapat digunakan untuk mengobati saluran pernafasan dan paru-paru, sedangkan dalam dunia industri digunakan sebagai bahan plester dan lak (Sarwono, 2001).

(8)

c. Royal Jelly

Royal jelly adalah cairan putih seperti susu, berbau tajam, memiliki rasa agak pahit dan sedikit masam. Royal jelly dihasilkan oleh kelenjar hifofaring dengan bantuan kelenjar ludah yang terletak di bagian kepala lebah pekerja pada umur 4-7 hari dengan bahan baku tepung sari tanaman (Sarwono, 2001).

Menurut Sihombing (2005), kandungan royal jelly terdiri dari 66% air, 12,34% protein, 5,46% lipida, 12,5% senyawa tereduksi, dan 0,8% senyawa yang belum diidentifikasi. Selain itu, royal jelly ini juga mengandung vitamin-vitamin sterol, sejumlah asam lemak dan asam 10-hidroksidekonol.

d. Pollen (Tepung Sari)

Sihombing (2005), menjelaskan bahwa pollen adalah alat reproduksi jantan tumbuhan yang berprotein tinggi dan bagi lebah merupakan bahan pembentuk dan pertumbuhan, serta pengganti sel-sel yang usang. Kandungan protein madu tergantung dari jenis tumbuhan sumber pollen. Bagi manusia, pollen dimanfaatkan untuk campuran bahan obat-obatan/ kepentingan farmasi. Selain itu, pollen dapat bermanfaat dalam menjaga stamina tubuh dan meningkatkan daya tahan tubuh, terhadap bibit penyakit maupun tekanan fisik dan psikis.

Di dalam pollen terdapat vitamin A, B, C, D, dan E. Selain itu pollen juga mengandung asam amino seperti prolenne, asam glutamate dan asam aspartat. Kadar protein yang disimpan dalam sarang juga cukup tinggi. Secara garis besar, pollen sebagai sumber protein dan nektar sebagai sumber karbohidrat bagi lebah. Pollen berkhasiat untuk meningkatkan daya tahan tubuh, memperlambat proses penuaan dan menghaluskan kulit wajah, menurunkan kolesterol, memperlancar fungsi pencernaan, mengobati asma, mencegah pendarahan otak, melindungi

(9)

selaput jantung dan dikonsumsi untuk penderita diabetes dan untuk memperpanjang umur (Sihombing, 2005).

Pollen dapat dipanen dari lebah yang baru kembali dari lapangan ke sarang. Pollen berbentuk pelet terkikis dari kaki belakang lebah pekerja sewaktu lebah masuk melalui lubang sekat sempit. Pollen yang jatuh ditampung di petadah yang ditutup kasa berlubang halus untuk mencegah agar lebah tidak mengambilnya kembali, oleh karena itu disediakan lubang terbang alternatif yang tidak mungkin digunakan lebah yang kembali dari lapangan. Saat ditampung, polen agak basah dikeringkan untuk mencegah kerusakan oleh jamur dan peragian. Pengeringan dengan oven dapat dilakukan asalkan dijaga agar pengeringan jangan melebihi panas 60°C (140°F). umunya polen memerlukan pembersihan dan penggolongan sebelum dipasarkan (Sihombing, 1997).

e. Lilin atau malam Lebah (Bee wax)

Lilin lebah merupakan hasil metabolisme dari kelenjar malam yang dimiliki oleh lebah. Hasil metabolisme itu dikeluarkan (diekskresikan) melalui ruas-ruas bagian abdomen. Lilin lebah dihasilkan oleh lebah pekerja yang berusia 12 hari atau lebih. Warna lilin lebah bervariasi mulai dari putih sampai orange bersih. Lilin lebah mengandung senyawa organik hidrokarbon jenuh, ester dan alkohol. Pemanfaatan lilin ini antara lain sebagai bahan dasar batik tulis, membuat salep (kosmetik), plester, kain pembalut.

Warna malam lebah bervariasi, mulai dari putih, kuning, dan oranye, serta memiliki aroma tumbuh-tumbuhan. Malam lebah bermanfaat sebagai bahan membatik, lilin, krim dingin, lipstik dan berbagai lotion. Pada industri farmasi,

(10)

malam lebah digunakan untuk bahan pembuatan plester atau kain pembalut, obat-obatan luar, campuran semir, dan zat pengkilat (Sarwono, 2001).

Cairan malam dapat disipon, disaring atau dituangkanke cetakan. Benda-benda asing seperti kotoran, debu, polen, propolis, dan resin akan mengendap di bagian bawah tangki atau cetakan. Bila diinginkan malam berkualitas tinggi, akan membelinya dan harganya tergantung dari kadar malam yang masih mungkin diperoleh kembali. Alat pengolah yang besar membilas sisiran dengan air panas dalam kantung besar mengakibatkan malam mengapung dipermukaan air dan mematangkan bahan lilin dalam air panas atau uap panas. Pengekstraksian dengan panas teoritis baik, namun hanya sekitar 50% malam dapat diperoleh dari sisiran (Sihombing, 1997).

f. Racun Lebah (Apitoxin)

Racun lebah (Apitoxin) merupakan racun yang dibuat lebah pekerja, berbentuk cairan bening, dan cepat mengering. Racun lebah adalah suatu bentuk perubahan dari alat pengantar telur sebagai sengat yang berfungsi sebagai pengahalau musuhnya jika mendekati sarang. Hasil penelitian para ahli bidang kultifar menyebut, ada 60 jenis penyakit yang diderita manusia dapat disembuhkan dengan sengatan lebah. Sengatan lebah merupakan racun yang dibuat oleh lebah pekerja dan berbentuk cairan kuning dan cepat mengering. Manfaatnya untuk mengobati penyakit seperti kencing manis, rematik, pegal-pegal, sakit kepala, sakit gigi, nyeri punggung, migrain, asam urat, susah tidur dan impotensi.

Apitoxin dikumpulkan dengan berbagai cara dan cara yang umum adalah dengan alat yang dinamakan “Cornel Venom Collector”, dimana lebah dipancing

(11)

untuk menyengat satu lempengan nilon dengan kejutan aliran arus listrik lemah. Lebah tetap hidup dan dapat menyengat lagi, namun lebah semakin ganas oleh bau alarm yang dilepas (Sihombing, 1997).

g. Bibit Lebah

Bibit lebah unggul yang di Indonesia ada dua jenis yaitu A. cerana (lokal) dan A. mellifera (impor). Ratu lebah merupakan inti dari pembentukan koloni lebah, oleh karena itu pemilihan jenis unggul ini bertujuan agar dalam satukoloni lebah dapat produksi maksimal ratu A. cerana mampu bertelur 500- 900 butir per hari dan ratu A. mellifera mampu bertelur 1500 butir per hari.

Ciri-ciri bibit lebah madu kualitas super: (1) Mempunyai ratu lebah yang secara fisik bagus dan berusia antara 3 bulan sampai 1 tahun; (2) Jumlah dan kualitas telor yang dihasilkan ratu lebah banyak; (3) Hasil panen lebih banyak baik hasil madu, bee pollen, royal jelly dan propolis; (4) Larva lebah yang dihasilkan lebih segar; dan (5) Lebah biasanya lebih agresif (Sarwono, 2001).

Analisis Finansial

Analisis finansial lebih menekankan pada aspek input dan output pada penerimaan dan pengeluaran yang sebenarnya, dengan demikian pada analisis ini variable harga yang dipakai adalah harga real. Analisis finansial penting untuk mengetahui posisi proyek pada tahun-tahun tertentu, apakah proyek dalam deficit atau sebaliknya dalam keadaan yang menguntungkan (Gray et al., 2002)

Gray et al (2002) menyatakan bahwa dalam rangka mencari suatu ukuran yang menyeluruh sebagai dasar persekutuan atau penolakan atau pengurutan suatu proyek telah dikembangkan berbagai macam cara yang dinamakan investement

(12)

kriteria atau kriteria investasi. Ada tiga macam kriteria investasi yang umum dikenal antara lain Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), dan Benefit Cost Ratio (BCR).

Usaha lebah madu dikatakan layak atau tidak layak untuk dikembangkan secara finansial dapat dianalisis dengan mengunakan analisis finansial yaitu dengan menghitung analisis NPV, analisis IRR, dan analisis BCR Jika usaha lebah madu ini sesuai dengan kriteria kelayakan secara finansial maka usaha ini layak untuk dikembangkan. Dalam melakukan perhitungan analisis finansial perlu di perhatikan beberapa hal seperti input dan output dimana dari input akan terdapat biaya sedangkan output akan menghasilkan penerimaan. Penerimaan merupakan perkalian antara jumlah yang terjual dengan harga jual yang berlaku. Sedangkan biaya merupakan total dari semua pengeluaran usahatani.

Aspek Pemasaran

Aspek pemasaran merupakan aspek penting dalam rangka menciptakan kesinambungan proses produksi (sustainability of production process). Apabila pemasaran suatu produk (barang, jasa) berjalan sesuai dengan mekanismenya, maka semua pihak (pelaku ekonomi) yang terlibat akan memperoleh keuntungan yang proporsional. Untuk itulah keberadaan dan peranan lembaga pemasaran yang biasanya terdiri dari produsen, tengkulak, pedagang pengumpul, broker, pedangang pengecer, eksportir, importir atau yang lain menjadi amat penting. Lembaga-lembaga pemasaran tersebut secara langsung maupun tidak akan menentukan jalannya mekanisme pasar yang terjadi.

(13)

Pemasaran produk pangan olahan dikatakan efisien, apabila :

1. Mampu mendistribusikan produk pangan olahan dari produsen ke konsumen dalam waktu yang cepat, kualitas sesuai, biaya rendah serta harga produk tersebut terjangkau oleh konsumen.

2. Mampu memberikan pembagian hasil yang merata dan proporsional kepada setiap pelaku ekonomi yang terlibat di dalam pemasaran produk pangan olahan

3. Mampu menciptakan nilai efisiensi pemasaran yang sekecil-kecilnya. (Prasetyo dan Mukson, 2003).

Marjin keuntungan (profit margin) adalah selisih antara harga jual dengan harga beli dan biaya tataniaga. Harga jual yang dimaksudkan adalah harga jual pada masing-masing pelaku pasar. Biaya tataniaga yang dimaksudkan juga pada masing-masing pelaku pasar yang terlibat (Swastha, 1997).

Marjin pemasaran (marketing marjin) adalah besarnya perbedaan harga produk komoditi yang dibayarkan konsumen dengan harga yang diterima produsen/petani beberapa komponen yang mempengaruhi besarnya marjin antara lain adalah biaya pemasaran dan target keuntingan yang diinginkan lembaga-lembaga pemasaran. Suatu sistem distribusi dikatakan efisien jika besarnya tingkat margin pemasaran bernilai kurang dari 50% dari tingkat harga yang dibayarkan konsumen (Andayani, 2005).

Referensi

Dokumen terkait

Motivasi juga dapat diartikan sebagai dorongan (driving force) dimaksudkan sebagai desakan yang alami untuk memuaskan dan memperahankan kehidupan.” Suwanto & Priansa

Oleh karena itu, Perancangan Desain Interior Pasar Gedhe sebagai Galeri Art Space Surakarta bergaya Modern Kontemporer dinilai penting dilakukan guna menjadikan

Sedangkan untuk kasus 3-D (sayap) kita harus memodelkan wake (dengan sebuah vortex sheet) karena tanpa wake maka solusi dari aliran 3-D ini tidak akan menghasilkan lift..

1) Kelayakan isi buku teks IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) Kelas V yang diterbitkan Yudhistira ditinjau dari aspek kesesuaian materi dengan Standar Kompetensi (SK)

Tujuan: Mengetahui bagaimana pengaruh penyuluhan dampak pernikahan dini terhadap kesehatan reproduksi antara kelompok intervensi dengan kelompok kontrol pada siswa kelas VIII di

Berdasarkan Uji F terbukti bahwa secara simultan faktor kebudayaan, faktor sosial, faktor pribadi berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen dalam mengkonsumsi kopi

SDM merupakan faktor utama dalam pengawasan karena jika tidak ada SDM yang terjadi adalah tidak akan ada proses pengawasan. Permasalahan SDM di BPKP menjadikan salah satu

Keadaan Pembukuan bulan pelaporan dengan saldo akhir pada BKU sebesar 0,00 dan Nomor Bukti terakhir Nomor: