• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PROGRESSIVE MUSCLE RELAXTION ( PMR ) TERHADAP VITAL SIGN PADA PASIEN HIPERTENSI DI RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO - repository perpustakaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH PROGRESSIVE MUSCLE RELAXTION ( PMR ) TERHADAP VITAL SIGN PADA PASIEN HIPERTENSI DI RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO - repository perpustakaan"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tekanan darah merupakan faktor yang paling penting pada sistem sirkulasi. Peningkatan atau penurunan tekanan darah akan mempengaruhi homeostatsis di dalam tubuh. Tekanan darah selalu diperlukan untuk daya dorong mengalirnya darah di dalam arteri, arteriola, kapiler dan sistem vena, sehingga terbentuklah suatu aliran darah yang menetap. Terdapat dua macam kelainan tekanan darah, antara lain yang dikenal sebagai hipertensi atau tekanan darah tinggi dan hipotensi atau tekanan darah rendah. Hipertensi telah menjadi penyakit yang menjadi perhatian di banyak Negara di dunia, karena hipertensi seringkali menjadi penyakit tidak menular nomor satu di banyak Negara (Anggara, 2013).

(2)

dan paling sedikit tiga faktor lingkungan yaitu asupan garam, stres, dan obesitas (Setiawan, 2006).

Pada akhir abad ke-20 penyakit dengan frekuensi yang tinggi merupakan kausa utama kematian di berbagai negara maju. Namun, di negara-negara berkembang penyakit kardiovaskuler berkontribusi lebih besar terhadap kedaruratan global. Pada tahun 1990, kematian penyakit tidak menular, di negara berkembang merupakan 68% dari seluruh kematian di dunia, sedangkan kematian penyakit kardiovaskuler sebesar 63% dari seluruh kematian di dunia (Setiawan, 2006).

Pada tahun 2020, diperkirakan penyakit tidak menular menjadi 73% penyebab kematian dan 60% beban penyakit dunia. Faktor risiko utama penyakit kardiovaskuler adalah hipertensi dan diabetes. Sebagai faktor risiko penyakit kardiovaskuler yang penting, hipertensi meningkatkan risiko penyakit jantung coroner 5 kali dan stroke 10 kali. Empat puluh sampai tujuh puluh persen penderita stroke adalah penderita hipertensi. Dalam 8 tahun, pria 40 tahun dengan hipertensi berisiko stroke sebesar 4% (Bell, 2015).

(3)

kelamin dan ras serta faktor lain seperti asupan natrium, obesitas dan stres. Faktor lingkungan sosiodemografi seperti social ekonomi, penuaan populasi, tingkat urban, dan luaran sosial juga berperan penting terhadap kejadian hipertensi melalui mekanisme pola diet, aktifitas fisik, stres, dan akses pada pelayanan kesehatan (James, et al., 2013).

Beberapa penanganan dalam hipertensi yaitu penanganan farmakologis dan non farmakologis, peneliti menggunakan penanganan pada hipertensi dengan non farmakologis yaitu menggunakan teknik relaksasi dengan teknik relaksasi otot progresif (Progresive Muscle Relaxtation), beberapa teknik non farmakologis yaitu Teknik relaksasi nafas dalam, Relaksasi aroma terapi mawar, Terapi mandi uap, Pijat refleksi kaki dan hipnoterapi, dan Relaksasi otot progresif (Progresive Muscle Relaxtation), beberapa kelebihan dan keistimewaan dari teknik PMR ini yaitu menurunkan ketegangan otot, kecemasan, nyeri leher, sakit kepala ,sakit punggung, frekuensi jantung, frekuensi pernafasan laju metabolik., menurunkan denyut nadi, menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik mengurangi stres pada lansia, menurunkan kecemasan dan depresi dengan meningkatkan kontrol diri.

Dari kelebihan dan keistewaan pada teknik Progressive Muscle

Relaxation (PMR) peneliti akan menggunakan teknik PMR dalam

(4)

Salah satu cara yang bisa digunakan untuk mengurangi ketegangan otot, stress, menurunkan darah tinggi yaitu dengan cara melakukan latihan Progressive Muscle Relaxation (PMR) (Sucipto, 2014). Progressive Muscle Relaxation (PMR) adalah gerakan mengencangkan dan melemaskan otot – otot pada satu bagian tubuh pada satu waktu untuk memberikan perasaan relaksasi secara fisik. Gerakan mengencangkan dan melemaskan otot secara progresif ini dilakukan secara berturut – turut (Chen, 2009).

Vital Sign atau tanda vital merupakan parameter tubuh yang terdiri dari suhu tubuh, tekanan darah, denyut nadi, laju pernafasan. Disebut tanda vital karena penting untuk menilai fungsi fisiologis organ vital tubuh (Jones, 2008). Setelah melakukan aktivitas latihan PMR diharapkan adanya perubahan yang nyata terhadap tanda-tanda vital yang ada didalam tubuh pasien hipertensi berupa menurunnya denyut nadi, tekanan darah sistolik, tekanan diastolik, frekuensi pernafasan, sakit kepala, nyeri (Chen, 2008).

Pada penelitian lain diketahui bahwa dari pemberian latihan PMR juga dapat menurunkan frekuensi serangan kejang (pada pasien epilepsi), menurunkan efek samping kemoterapi, meningkatkan sekresi saliva immunoglobulin A pada pasien dengan nyeri orofacial, mengurangi stres pada lansia, menurunkan kecemasan dan depresi dengan meningkatkan kontrol diri (Chen, 2008; Rausch, 2006).

(5)

2012-2014 diperoleh data sejumlah 961 pasien. Dengan rata-rata kunjungan setiap bulan adalah 28 pasien. Pada bulan Januari sampai November 2015 dari tiga ruangan diatas ruangan Mawar merupakan ruangan rawat inap terbanyak dengan kunjungan kasus hipertensinya sejumlah 67 pasien. Sedangkan ruang penyakit dalam yang terdapat di RSUD Prof.Dr.Margono Purwokerto ada lima ruangan yaitu: Paviliun Suparjo Rustam (PSR) atas, PSR bawah, Dahlia , Asoka dan Mawar.

Survei lapangan yang peneliti lakukan selama 2 bulan September dan Oktober 2015, di RSUD Prof.Dr.Margono Soekarjo Purwokerto belum diterapkannya PMR sebagai tindakan mandiri keperawatan pada pasien hipertensi secara kontinue oleh perawat ruangan penyakit dalam. PMR dilakukan bila ada mahasiswa praktek klinik keperawatan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut “Apakah ada Pengaruh Progressive Muscle Relaxation (PMR) terhadap vital sign pada pasien hipertensi di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto ?

C. Tujuan Penelitian

(6)

a. Mendeskripsikan karakteristik pasien hipertensi berdasarkan :usia ,jenis kelamin dan lama rawat inap di ruang inap peyakit pada hipertensi di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto

b. Mengetahui perbedaan Vital Sign sebelum dan sesudah melakukan aktivitas Progressive Muscle Relaxation (PMR)

c. Mengetahui adakah pengaruh antara pelaksanaan aktivitas Progressive Muscle Relaxation (PMR) terhadap Vital Sign pada hipertensi.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi responden

Penelitian ini diharapkan mampu memberi informasi mengenai pengaruh antara pelaksanaan aktivitas Progressive Muscle Relaxation (PMR) terhadap Vital Sign pada pasien hipertensi, sehingga dapat dijadikan acuan dalam kehidupan sehari-hari.

2. Bagi Instansi Rumah Sakit Umum Daerah Prof. Dr. Margono

Soekarjo Purwokerto

Sebagai bahan masukan untuk Kepala Bidang Keperawatan sehingga hasil penelitian ini merupakan data dasar yang melandasi pembuatan Standart Operating Prosedure (SOP) tentang Pengaruh Progressive Muscle Relaxation (PMR) dapat diterapkan pada pasien hipertensi.

(7)

aturan dari RS secara baku sehingga perawat mendapatkan penambahan penghasilan yang signifikan bila mengerjakan secara tepat.

3. Bagi peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan pengalaman kepada peneliti dalam kegiatan penulisan penelitian ilmiah serta pengaplikasikan teori–teori keperawatan yang didapat selama perkuliahan khususnya tentang penyakit hipertensi dengan penerapan tindakan mandiri keperawatan PMR.

E. Penelitian Terkait

1. Cerstin Nickel, et al (2005) yang berjudul “Effect Of Progressive Muscle Relaxation In Adolescent Female Bronchial Asthma Patients: A

Randomized, Double-Blind, Controlled Study”. Hasil penelitian

menunjukan bahwa PMR terbukti secara nyata dalam menurunkan tekanan darah, dan menaikan kemampuan dalam bernafas pada pasien penderita asma.

Persamaan : sama-sama meneliti tentang PMR dalam menurunkan tekanan darah

Perbedaan : Peneliti Cerstin Nickel, et al (2005) menggunakan pasien asma sebagai objek penelitian, sedangkan saya menggunakan pasien hipertensi sebagai objek penelitian.

(8)

signifikan antara stress dengan kejadian komplikasi hipertensi. Bahwa lebih dari 50% responden (55%) mengalami stres, dan lebih dari 50% responden (62%) mengalami komplikasi hipertensi. Hasil uji statistik chi-square didapatkan p = 0,002 dimana p < maka Ho ditolak dan Ha diterima, jadi ada hubungan yang signifikan antara stes dengan kejadian komplikasi hipertensi.

Persamaan : variabel yang telah diteliti sama-sama pada pasien dengan penyakit hipertensi.

Perbedaan : penelitian ini menghubungakn stess dengan komplikasi hipertensi sedangkan saya menghubungakan tekanan darah dan denyut nadi pada hipertensi .

3. Chen, W.C.; Chu, H. ; Lu R.B. Chou T.H. Chen, H.C.(2008) melakukan penelitian yang berjudul “Efficacy of Progressive Muscle Relaxation

Training in Reducing Anxietyin Patients with Acute Schizophrenia”. Hasil

Penelitian diperoleh bahwa tingkat perubahan kecemasan secara signifikan lebih tinggi pada kelompok latihan Progressive Muscle Relaxation dari pada di kelompok kontrol setelah intervensi Progressive Muscle Relaxation sebesar (p<0,0001). Serta suhu pasien juga berubah secara signifikan setelah latihan Progressive Muscle Relaxation pada pasien dengan Schizophrenia.

(9)

Perbedaan : perbedaan antara penelitian Chen (2008) dengan penelitian yang telah saya lakukan adalah, populasi pasien Schizophrenia di Taiwan, dan rancangan peneltian menggunakan Randomised Controlled dengan pengulangan. Sedangkan penelitian yang telah saya lakukan dengan pasien hipertensi di ruang penyakit dalam RSUD Margono sebagai objek penelitian dan menggunakan metode metode one group pre-post test design.

4. Werdani, Y.D.W., dan Sawo, E. B. (2015) melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Senam Jantung Terhadap Penurunan Tekanan Darah

dan Nadi Istirahat Pada Hipertensi Stadiun I”. Hasil Penelitian yang diperoleh dari 15 responden yang berada diwilayah Dinoyo RW IV menunjukan bahwa setelah melakukan senam jantung terjadi penurunan tekanan darah dan nadi istirahat.

Persamaan : persamaan penelitian yang dilakukan oleh Werdani (2015) dengan penelitian yang tela saya lakukan adalah variabel yang akan diteliti berupa populasi pasien hipertensi I.

Perbedaan : perbedaan antara penelitian Werdani (2015) dengan penelitian yang saya telah lakukan adalah latihan fisik yang digunakan pada penelitian Werdani (2015) adalah senam jantung, sedangkan latihan pada penelitian yang telah saya lakukan adalah Progressive Muscle Relaxation.

(10)

Penelitian yang diperoleh hubungan yang berkorelasi positifdari siswakelas 1 dan 2 SMK N Denpasar hasil pengukuran IMT, tinggi badan, berat badan, umur terhadap frekuensi denyut nadi istirahat didapatkan. Persamaan : Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Sandi (2013) dengan penelitian yang telah saya lakukan adalah variabel yang akan diteliti berupa Frekuensi denyut nadi.

Perbedaan : perbedaan antara penelitian Sandi (2013) dengan penelitian yang telah saya lakukan adalah pengecekan tinggi badan , berat badan, umur dan IMT responden, sedangkan pada penelitian yang telah saya lakukan adalah pengaruh latihan Progressive Muscle Relaxationterhadap tekanan darah dan denyut nadi pada hipertensi.

6. Asrin, Mulidah, S. Triyanto, E (2009) melakukan penelitian yang berjudul “Upaya Pengendalian Respon Emosional Pasien Hipertensi Dengan Terapi

Musik Dominan Frekuensi Sedang”. Hasil Penelitian yang diperoleh terdapat hubungan yang berkorelasi positif dari pasien hipertensi terhadap terapi musik dominan frekuensi sedang terhadap penurunan tekanan darah, penurunan nadi, respirasi dan suhu pasien hipertensi.

Persamaan : Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Asrin (2009) dengan penelitian yang telah saya lakukan adalah variabel yang akan diteliti berupa penurunan denyut nadi dan tekanan darah pada pasien hipertensi.

(11)

sedangkan di Puskesmas Purwokerto Timur, Banyumas, sedangkan pada penelitian yang telah saya lakukan adalah dengan melakukan aktivitas latihan Progressive Muscle Relaxationterhadap tekanan darah dan denyut nadidi RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto.

7. Griadhi, I.P.A., Primayanti, D.A.I.D. (2009) melakukan penelitian yang berjudul “Karakteristik Denyut Nadi Kerja dan Jumlah Pemakaian Energy

padaTarian Tradisional Bali Memenuhi Kriteria Aktivitas Fisik ErobikIntensitas Ringan-Sedang yang Bermanfaat untuk Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana”. Hasil Penelitian yang diperoleh terdapat beberapa jenis tarian tradisional Bali memenuhi kriteria aktifitas fisik aerobic ringan sedang apabila melihat tingginya denyut nadi selama melakukan aktifitas fisik menari tari tradisional Bali.

Persamaan : Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Griadhi (2014) dengan penelitian yang saya lakukan adalah variabel yang akan diteliti berupa pengamatan denyut nadi

Referensi

Dokumen terkait

Melalui outdoor study atau pembelajaran dilingkungan luar kelas dapat digunakan sebagai sumber belajar (Afandi dkk. Suatu strategi pembelajaran yang memanfaatkan

Lippo Karawaci Tbk., sedangkan harga saham lain memiliki hubungan negatif tidak signifikan., serta memiliki hubungan kausalitas searah pada harga saham PT..

sumber hukum yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti. Data sekunder dalam penelitian ini, terdiri dari:. Adapun beberapa bahan-bahan Hukum yang perlu

Product Moment dan Uji Reliabilitas menggunakan rumus Cronbach’s Alpha. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji Cochran. Berdasarkan hasil analisis

Pada mulanya jika suatu complete binary tree memiliki prioritas antrian secara acak, maka langkah yang harus dilakukan agar binary tree tersebut dapat disebut sebagai heap

 Kreativitas sebagai core competence akan membantu perusahaan menciptakan produk, jasa, proses, atau ide yang lebih baik atau lebih baru.... Sekarang ini masih banyak

variabel tertentu dan menampilkan juga alamat suatu pointer yang isinya sama dengan yang. ditunjuk oleh

Dalam tulisan ini disajikan pokok-pokok bahasan yang meliputi pelaksanaan pembinaan pada anak berhadapan hukum di Lembaga Pemasyarakatan Klas II B Klaten oleh