• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan keterampilan proses ilmiah siswa kelas X M-IPA 1 SMA Negeri 1 Kalasan dalam pembelajaran tentang perpindahan kalor dengan metode POE (Prediction-Observation-Explanation) - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengembangan keterampilan proses ilmiah siswa kelas X M-IPA 1 SMA Negeri 1 Kalasan dalam pembelajaran tentang perpindahan kalor dengan metode POE (Prediction-Observation-Explanation) - USD Repository"

Copied!
136
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGEMBANGAN KETERAMPILAN PROSES ILMIAH SISWA KELAS X M-IPA 1 SMA NEGERI 1 KALASAN DALAM PEMBELAJARAN TENTANG

PERPINDAHAN KALOR DENGAN METODE POE (PREDICTION-OBSERVATION-EXPLANATION)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh:

Setyarini (101424048)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Tak ada kata gagal dan menyerah dalam hidup ini, karena kegagalan

adalah keberhasilan yang tertunda. Hal yang utama adalah kegigihan kita untuk

menuju pintu kesuksesan”.

Skripsi ini dipersembahkan untuk:

1. Allah SWT yang selalu menyertai setiap langkah saya.

2. Bapak dan Ibu yang selalu mendukung saya dalam keadaan apapun serta

memberikan dukungan materi, kasih sayang serta doa yang tak ternilai

harganya.

3. Kakak perempuan saya yang selalu memberikan semangat dan nasehat.

4. Mochammad Bimas Afrizal yang setia memberikan motivasi untuk saya lebih

semangat menulis skripsi.

5. Nita Indra Purwanti yang selalu setia memberikan masukan serta membantu

saya saat mengalami kesulitan dalam menulis skripsi.

6. Wahyu Prabawati yang selalu menguatkan saya ketika saya merasa ingin

menyerah.

Karena orang-orang hebat di atas, saya bisa merasa lebih kuat dan lebih memiliki

semangat menyelesaikan studi saya. Saya ingin memberikan yang terbaik untuk

(5)
(6)
(7)

vii ABSTRAK

Setyarini: ”Pengembangan Keterampilan Proses Ilmiah Siswa Kelas X M-IPA 1 SMA Negeri 1 Kalasan Dalam Pembelajaran Tentang Perpindahan Kalor Dengan Metode POE (Prediction-Observation-Explanation)”.

Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta (2010).

Penelitian bertujuan untuk: (1) mengembangkan kemampuan keterampilan proses ilmiah siswa dalam memprediksi pada pembelajaran tentang perpindahan kalor melalui metode POE, (2)mengembangkan kemampuan keterampilan proses ilmiah siswa dalam menjelaskan hasil observasi pada pembelajaran tentang perpindahan kalor melalui metode POE.

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Kalasan pada tanggal 15 April- 29 April 2014. Penelitian ini mengambil sampel sebanyak 1 kelas dengan jumlah sampel 26 siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah LKS (Lembar Kerja Siswa) dan lembar pengamatan. LKS digunakan untuk mengetahui perkembangan kemampuan keterampilan proses ilmiah siswa dalam hal memprediksi dan mengetahui perkembangan kemampuan keterampilan proses ilmiah siswa dalam hal menjelaskan. Lembar pengamatan digunakan peneliti untuk mencatat hasil perkembangan keterampilan memprediksi dan menjelaskan secara tertulis.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) kemampuan keterampilan siswa dalam memprediksi ada perkembangan, (2) kemampuan keterampilan siswa dalam menjelaskan hasil ada perkembangan.

(8)

viii ABSTRACT

Setyarini: "Scientific Process Skills Development Class X Students M-IPA 1 SMAN 1 Kalasan In Learning About Heat Transfer Method POE (Prediction-Observation-Explanation)".

Physics Education Study Program, Department of Mathematics and Sciences Education, Faculty of Teacher Training and Education, University of Sanata Dharma Yogyakarta (2010).

The research aims to: (1) develop the students 'ability of scientific process skills in predicting the heat transfer through learning about the POE method, (2) develop the students' ability of scientific process skills in explaining the results of observations on learning about heat transfer through the POE method.

This study was conducted in SMA 1 Kalasan on 15 April-29 April 2014 This study took a sample of one class with a sample of 26 students. The instrument used in this study is LKS (Student Worksheet) and the observation sheet. Worksheets used to determine the development of students' scientific process skills ability in terms of the ability to predict and determine the development of science process skills of students in terms of explaining. Researchers used the observation sheet to record the results of the development of skills to predict and explain in writing.

The results of this study indicate that: (1) the ability of the student's skills in predicting of improvement, (2) the ability of the student's skills in explaining the results of improvement.

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah menyertai dari awal hingga akhir

penyusunan skripi saya yang berjudul,” Pengembangan Keterampilan Proses Ilmiah

Siswa Kelas X M-IPA 1 SMA Negeri 1 KalasanDalam Pembelajaran Tentang

Perpindahan Kalor Dengan Metode POE (Prediction-Observation-Explanation)”.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada semua orang

yang telah berperan dalam penulisan skripsi ini sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan dengan baik. Ucapan terimakasih ini terutama untuk:

1. Drs. T. Sarkim, M.Ed, Ph.D selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan dorongan, semangat, kritik dan saran serta bimbingan dalam

penulisan skripsi ini.

2. Drs. H. Tri Sugiarto selaku kepala sekolah SMA NEGERI 1 KALASAN yang telah

memberikan ijin penulis untuk melakukan penelitian.

3. Drs. Sutarto sekalu guru fisika X M- IPA 1 SMA NEGERI 1 KALASAN yang telah

membimbing, memberikan waktu dan membantu penelitian.

4. Bapak dan ibu guru SMA NEGERI 1 KALASAN yang telah membantu kelancaran

penelitian.

5. Siswa kelas X M- IPA 1 SMA NEGERI 1 KALASAN bersedia menjadi sampel

penelitian dan membantu kelancaran penelitian.

6. Ibu Katarina selaku petugas laboratorium SMA NEGERI 1 KALASAN yang telah

(10)

x

7. Staf Sekretariat JPMIPA yang telah membantu dan melayani demi kelancaran studi.

8. Segenap dosen Pendidikan Fisika Unversitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah

memberikan bekal ilmu selama penulis menimba ilmu di bangku perkuliahan.

9. Teman-teman satu angkatan yang telah mengisi hari-hari yang indah selama

perkuliahan.

10.Bapak, ibu serta mbakku tercinta yang telah memberikan dukungan,

semangat, serta kasih sayangnya dalam penulisan skripsi.

11.Mochammad Bimas Afrizal yang telah memberikan dukungan dan semangat

demi kelancaran penulisan skripsi ini.

12.Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu atas doa, bantuan

dan dukungannya selama menempuh studi di Pendidikan Fisika.

Penulis sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu

penulis masih membutuhkan kritik dan saran sangat diharapkan. Penulis berharap

agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembacanya.

(11)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... Error! Bookmark not defined. HALAMAN PENGESAHAN ... Error! Bookmark not defined. HALAMAN PERSEMBAHAN...iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... Error! Bookmark not defined. LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUANPUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... Error! Bookmark not defined. ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 5

BAB II LANDASAN TEORI ... 8

A. Hakekat IPA ... 8

B. Hakekat Belajar dan Mengajar ... 12

1. Hakekat Belajar ... 12

2. Hakekat Mengajar ... 16

C. Keterampilan Proses Ilmiah ... 17

(12)

xii

1. Pengertian Metode POE ... 19

2.Tujuan metode POE ... 21

E. Ringkasan Materi Perpindahan Kalor ... 21

1. Konduksi ... 22

2. Konveksi ... 24

F. Langkah- Langkah Penerapan Metode POE dalam Pembelajaran ... 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 32

A. Jenis Penelitian ... 32

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 33

C. Tempat dan Waktu Penelitian ... 33

D. Variabel Penelitian... 33

F. Design Penelitian ... 34

G. Treatment ... 36

H. Instrumen Penelitian ... 38

I. Validitas ... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 45

A. Deskripsi Penelitian ... 45

B. Rangkuman Penelitian ... 69

(13)

xiii

BAB V PENUTUP ... 78

A. Kesimpulan ... 78

B. Keterbatasan Penelitian... 79

C. Saran ... 79

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Alat dan bahan yang digunakan untuk percobaan ... 40

Tabel 2. Rubrik perkembangan kemampuan memprediksi ... 41

Tabel 3. Rubrik perkembangan kemampuan menjelaskan hasil observasi ... 42

Tabel 4. Kegiatan Pelaksanaan Penelitian ... 45

Tabel 5. Data penilian kemampuan keterampilan proses memprediksi pada sub bab konduksi (LKS I) ... 48

Tabel 6. Data penilaian kemampuan keterampilan proses menjelaskan pada sub bab konduksi (LKS I) ... 51

Tabel 7. Data penilaian kemampuan keterampilan proses memprediksi pada sub bab konveksi (LKS II) ... 54

Tabel 8. Perbandingan rata-rata keterampilan proses mempresiksi pada percobaan pertama dengan percobaan kedua ... 56

Tabel 9. Data penilaian kemampuan keterampilan proses menjeaskan pada sub bab konveksi (LKS II) ... 58

Tabel 10. Perbandingan rata-rata keterampilan proses menjelaskan dari percobaan pertama dengan percobaan kedua ... 60

Tabel 11. Data penilaian kemampuan keterampilan proses memprediksi pada sub bab radiasi (LKS III) ... 62

Tabel 12. Perbandingan rata-rata keterampilan proses memprediksi dari percobaan kedua dengan percobaan ketiga ... 64

(15)

xv

Tabel 14. Perbandingan rata-rata keterampilan proses menjelaskan dari percobaan kedua

dengan percobaan ketiga ... 67

(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Mekanisme perpindahan kalor secara konduksi pada batang logam yang

dipanaskan... 23 Gambar 2. Mekanisme perpindahan kalor secara konveksi ... 25

(17)

xvii

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1. Grafik perbandingan nilai rata-rata dalam keterampilan memprediksi antara

percobaan pertama dengan percobaan kedua ... 57 Grafik 2. Grafik perbandingan nilai rata-rata dalam menjelaskan antara percobaan pertama

dengan percobaan kedua ... 61 Grafik 3. Grafik perbandingan nilai rata-rata dalam memprediksi antara percobaan pertama

dengan percobaan ketiga ... 65

Grafik 4. Grafik perbandingan nilai rata-rata dalam keterampilan menjelaskan antara

percobaan kedua dengan percobaan ketiga ... 69

Grafik 5. Grafik perkembangan kemampuan keterampilan memprediksi siswa kelas X

M-IPA1 ... 72

Grafik 6. Grafik perkembangan kemampuan keterampilan menjelaska hasil observasi siswa

(18)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian ... 83

Lampiran 2 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ... 84

Lampiran 3 Rencana Program Pembelajaran ... 85

Lampiran 4 Laporan Hasil Observasi Siswa ... 98

(19)

1 BAB I

PENDAHUAN

A. Latar Belakang

Pada era globalisasi ini diperlukan sumber daya manusia yang

berkualitas dalam ilmu untuk menghadapi tantangan perkembangan zaman yang

sangat pesat. Oleh karena itu harus dipersiapkan sumber daya manusia yang

kompeten dalam ilmu pengetahuannya dengan cara meningkatkan kualitas

pendidikannya. Apabila kualitas pendidikan ditingkatkan, nantinya tercipta

sumber daya manusia yang berkualitas. Sehingga diperlukannya persiapan yang

matang untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas.

Pendidikan merupakan bagian yang tidak dapat terlepas dari kehidupan

setiap manusia di muka bumi.Hal ini karena manusia hidup dan berkembang

dan perkembangan setiap manusia tersebut karena hasil belajar yang telah

mereka lakukan. Maka pendidikan itu dianggap penting dalam setiap kehidupan

manusia demi menjadi manusia yang lebih berkualitas.

Belajar itu tidak hanya memperoleh kepandaian atau ilmu pengetahuan

tetapi juga menekankan. Menurut Fosnot (1989) dalam Suparno (2007: 13),

(20)

pengalaman dengan membuat hipotesis, meramalkan, mengetes hipotesis,

memanipulasi objek, memecahkan persoalan, mencari jawaban,

menggambarkan, meneliti, berdialog, mengadakan refleksi mengungkapkan

pertanyaan, mengekspresikan gagasan, dan lain-lain, untuk membentuk

konstruksi pengetahuan yang baru.

Belajar merupakan suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu untuk

mencapai tujuan peningkatan diri atau perubahan diri melalui latihan-latihan

dan pergaulan-pergaulan dan perubahan yang terjadi bukan karena peristiwa

kebetulan (Mulyati, 2005: 5).

Berdasarkan beberapa pengertian belajar yang telah diungkapkan oleh

beberapa tokoh tersebut, dapat disimpulkan bahwa dalam proses belajar itu

ditujukan adanya sebuah perubahan yang baik dari siswa yang belajar. Sehingga

siswa dapat memperbaharui pengetahuannya atau memperoleh pengetahuan

baru dari proses pembelajaran yang berlangsung. Perubahan yang diinginkan

yaitu dari semula tidak tahu menjadi tahu, kurang tahu menjadi lebih tahu, dan

kurang baik menjadi lebih baik.Menurut Suparno (2007: 2), unsur terpenting

dalam pembelajaran yang baik adalah (1) siswa yang belajar, (2) guru yang

mengajar, (3) bahan belajar, dan (4) hubungan antar guru dan siswa. Keempat

unsur tersebut sangat penting dalam proses pembelajaran sehingga proses

(21)

Proses pembelajaran yang digolongkan baik adalah proses pembelajaran

yang konstruktivis sehingga dalam proses pembelajaran itu siswa yang

mendominasi kegiatan pembelajaran dan guru hanya sebagai fasilitator.

Pembelajaran IPA itu sangat luas jangkauannya. Belajar IPA itumencakup

beberapa hal yaitu proses, produk dan sikap. Dimana produk itu sering ditemui

dalam pembelajaran IPA, contohnya adalah fakta, prinsip dan teori-teori yang

terkait dengan materi pembelajaran. Namun, pembelajaran saat ini menuntut

siswa itu aktif dan paham dengan ilmu pengetahuan yang mereka dapatkan.

Siswa tidak hanya mengetahui suatu rumusan yang sudah tersedia tetapi siswa

juga harus tahu bagaimana proses untuk mendapatkan rumusaan atau teori

tersebut. Proses dalam pembelajaran sains ini sering disebut dengan proses

ilmiah. Siswa disini dapat membentuk pengetahuannya secara langsung melalui

proses yang telah dilalui siswa.Dalam suatu proses ilmiah diperlukan suatu

keterampilan proses ilmiah. Keterampilan proses ilmiah ini adalah bagian yang

dapat diamati. Proses akan lebih ditekankan dalam pembelajaran IPA karena

dalam sebuah proses, siswa akan lebih kreatif dan inovatif untuk

mengembangkan penemuan yang mereka dapatkan. Siswa dapat aktif, kreatif

dan inovatif dalam membangun pengetahuannya secara mandiri.

Proses ilmiah dapat diterapkan dalam pembelajaran IPA, termasuk belajar

fisika. Proses ilmiah ini bisa diterapkan dalam sebuah pembelajaran fisika

(22)

menarik seperti inilah yang diharapkan siswa agar mereka dapat

mengembangkan kekreatifan mereka dalam belajar.

Berdasarkan pengalaman peneliti pula, mayoritas guru menggunakan

metode ceramah dalam proses pembelajaran. Guru yang menggunakan metode

lama dimana guru menjelaskan kemudian guru menulis di papan tulis, memberi

contoh soal, siswa mencatat. Banyak juga siswa yang berbicara di luar mata

pelajaran yang sedang diajarkan oleh guru. Siswa membutuhkan inovasi metode

pembelajaran agar siswa menjadi turut aktif dalam proses pembelajaran. Metode

pembelajaran yang menuntut siswa aktif itulah yang dibutuhkan dalam

pembelajaran fisika.

Pembelajaran fisika seringkali dianggap tidak menarik oleh siswa karena

hanya berkaitan dengan rumus-rumus yang rumit dan perlu dihafalkan. Namun,

disini guru yang berperan sebagai fasilitator di dalam kelas dapat memilih atau

menggunakan metode yang bisa membuat siswa tertarik untuk belajar fisika.

Salah satu metode yang dapat diterapkan dalam pembelajaran adalah metode

pembelajaran POE (Prediction-Observation-Explanation). Metode ini dipilih

guna untuk mengembangkan keterampilan proses ilmiah dari siswa dalam

membuat prediksi dan membuat penjelasan berdasarakan hasil observasi yang

(23)

Berdasakan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengembangkan

pembelajaran fisika dengan metode POE dan hal yang akan dinilai adalah

keterampilan memprediksi dan keterampilan menjelaskan hasil observasi yang

dilakukan secara tertulis. Adapun judul dari penelitian ini adalah,”

PENGEMBANGAN KETERAMPILAN PROSES ILMIAH SISWA

KELAS X M-IPA 1 SMA NEGERI 1 KALASAN DALAM

PEMBELAJARAN TENTANG PERPINDAHAN KALOR DENGAN

METODE POE (PREDICTION-OBSERVATION-EXPLANATION)”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, serta minat penulis terhadap topik

perpindahan kalor, penulis membatasi masalah yang ingin diteliti dalam dua

persoalan berikut:

1. Apakah ada perkembangan kemampuan keterampilan proses ilmiah siswa

dalam memprediksi pada pembelajaran tentang perpindahan kalor melalui

metode POE (Prediction-Observation-Explanation)?

2. Apakah ada perkembangan kemampuan keterampilan proses ilmiah siswa

dalam menjelaskan hasil observasi pada pembelajaran tentang perpindahan

(24)

C. Tujuan Penelitian

Sesuai rumusan masalah di atas, adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui apakah ada perkembangan kemampuan keterampilan

proses ilmiah siswa dalan memprediksi pada pembelajaran tentang

perpindahan kalor melalui metode POE (

Prediction-Observation-Explanation)?

2. Untuk mengetahui apakah ada perkembangan kemampuan keterampilan

proses ilmiah siswadalam menjelaskan hasil observasi pada pembelajaran

tentang perpindahan kalor melalui metode POE (

Prediction-Observation-Explanation)?

D. Manfaat Penelitian

1. Untuk Guru

Untuk mengetahui perkembangan kemampuan keterampilan proses ilmiah

dari siswa dengan menerapkan metode POE (

Prediction-Observation-Explanation)

2. Untuk Siswa

Dari hasil penelitian yang akan dilakukan, diharapkan lebih merangsang

siswa untuk aktif dalam pembelajaran dan dapat mengungkapkan ide-ide dan

(25)

3. Untuk Peneliti

Sebagai bekal dan pengalaman mengajar bagi penulis untuk mengajar besok

dan untuk menambah wawasan bagimana cara mengembangkan kemampuan

keterampilan proses ilmiah siswa dalam memprediksi dan menjelaskan hasil

observasi dalam pembelajaran tentang perpindahan kalor melalui metode

POE (Prediction-Observation-Explanation)

4. Untuk Universitas

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan

informasi yang dapat dijadikan pertimbangan bagi peneliti yang berkaitan

dengan bidang pendidikan khususnya fisika.

5. Untuk Pembaca

Penelitian ini dapat memberikan informasi perkembangan kemampuan

keterampilan proses ilmiah siswa dalam pembelajaran tentang perpindahan

(26)

8 BAB II

LANDASAN TEORI

A.Hakekat IPA

IPA adalah sebuah sistem untuk mengetahui tentang alam semesta melalui

pengumpulan data dengan observasi dan mengontrol eksperimen. Selama data

dikumpulkan, teori itu selanjutnya digunakan untuk menjelaskan dan laporan hasil

observasi. Apabila mengkaji ulang mengenai pengertian Ilmu Pengetahuan Alam,

akan ditemukan tiga pokok bagian yaitu proses, produk dan sikap (Carin, 1970: 4).

Ilmu Pengetahuan Alam dibangun atas dasar produk ilmiah, proses ilmiah dan

sikap ilmiah. Selain itu, Ilmu Pengetahuan Alam dipandang pula sebagai proses,

sebagai produk, dan sebagai prosedur (Marsetio Donosapoetro dalam Trianto,

2012:137).

IPA berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis

sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa

fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses

penemuan (Trianto, 2012: 153).

IPA adalah suatu kesimpulan pengetahuan yang diperoleh dengan

menggunakan metode-metode yang berdasarkan observasi (Fisherdalam

(27)

Ilmu Pengetahuan Alam adalah suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun

secara sistematik, yang dalam penggunaannya secara umum terbatas pada

gejala-gejala alam. Perkembangan IPA ditujukan tidak hanya oleh kumpulan fakta saja

(produk ilmiah) tetapi juga oleh timbulnya metode ilmiah dan sikap ilmiah

(Carindalam Amien,1987: 4).

Menurut beberapa sumber yang menjelasakan tentang hakekat IPA, dapat

disimpulkan bahwa IPA adalah sekumpulan fakta atau kebenaran dari hasil

pemikiran akal sehat yang terorganisir dan sistematis. IPA juga merupakan sistem

yang digunakan untuk mengetahui tentang gejala yang ada di alam dengan cara

pengumpulan data melalui observasi dan mengontrol eksperimen dan selanjutnya

membuat laporan hasil observasinya. IPA terbagi dari tiga pokok bagian yaitu

proses, produk dan sikap. Karena fisika juga merupakan bagian dari IPA, maka

dapat disimpulkan bahwa hakekat fisika sama dengan hakekat ilmu pengetahuan

alam.

Penjelasan lebih lanjut mengenai proses, produk dan sikap adalah sebagai

berikut:

1. Proses ilmiah

Ada beberapa pendapat yang mengemukakan tentang proses ilmiah,

antara lain adalah:

Menurut Amien proses atau metode ilmiah adalah metode yang biasanya

(28)

Berdasar dari beberapa pendapat di atas, proses atau metode ilmiah itu

dapat dikataan sebagai suatu cara yang digunakan oleh para ilmuwan untuk

menyelidiki suatu masalah yang mereka temukan. Proses ilmiah yang

digunakan oleh para ilmuwan dahulu, sudah berkembang dan digunakan

dalam pemecahan masalah yang berhubungan dengan berbagai gejala alam

sekitar. Pada Langkah-langkah dalam proses ilmiah adalah sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi dan menyatakan suatu problem,

b. Merumuskan hipotesis,

c. Mendisain dan melaksanakan eksperimen,

d. Observasi,

e. Mengumpulkan dan menganalisis data,

f. Mengulang kembali eksperimen untuk mencocokkan/ membuktikan

sebenarnya data,

g. Menarik kesimpulan.

2. Produk ilmiah

Menurut Amien, produk atau sasaran Ilmu Pengetahuan Alam antara lain

adalah konsep, prinsip dan teori ilmiah (Amien, 1987: 15).

Jadi produk itu adalah hasil dari proses ilmiah. Wujud dari produk ilmiah

(29)

3. Sikap ilmiah

Menurut Amien sikap ilmiah itu misalnya hasrat ingin tahu, kerendahan

hati, sikap keterbukaan, jujur, pendekatan positif terhadap kegagalan dan

sebagainya (Amien, 1987: 12).

Berdasarkan beberapa pengertian tentang sikap imliah, dapat disimpulkan

bahwa di dalam penelitian itu juga penting memperhatikan sikap ilmiah dari

para peneliti. Sikap ilmiah yang dimaksud antara lain adalah optimisme, rasa

ingin tahu, rendah hati, kerjasama antar tim, dll. Hal ini diperlukan dalam

penelitian karena peneliti dalam melakukan penelitiannya tidak seorang diri,

pasti akan membutuhkan orang lain untuk mencari informasi atau melakukan

penelitian secara berkelompok. Diperlukannya sikap ilmiah agar peneliti dapat

mengambil nilai hidup yang peneliti alami dalam melakukan penelitiannya,

Belajar IPA tidak akan terlepas dari proses, produk, dan sikap ilmiah

karena satu sama lain saling berkaitan. Namun, produk dan sikap ilmiah itu

sudah tercakup dalam proses ilmiah. Karena dari proses itu akan

menghasilkan sebuah produk dan pada sebuah proses itu dituntut sikap ilmiah

dari seorang peneliti. Oleh karena itu untuk pembelajaran ilmu pengetahuan

(30)

B. Hakekat Belajar dan Mengajar

1. Hakekat Belajar

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan

lingkungan (Slameto dalam Djamarah, 2011: 13)

Belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses di mana suatu organisme

berubah perilakunya akibat pengalaman. Sealin itu Gagne juga memaknai

belajar sebagai sebuah proses untuk memperoleh motivasi dalam

pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku. Gagne menekankan

bahwa belajar sebagai suatu upaya memperoleh pengetahuan atau

keterampilan melalui instruksi (R. Gagnedalam Susanto, 2013: 1).

Menurut Burton (dalam Usman dan Setiawatidalam Susanto, 2013: 3),

belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu

berkat adanya interaksi antara individu dengan individu lain dan individu

dengan lingkungannya sehingga lebih mampu berinteraksi dengan

lingkungannya.

Berdasarkan beberapa pengertian belajar yang telah diuraikan di atas, dapat

disimpulkan bahwa belajar adalah susatu kegiatan jiwa raga untuk

(31)

pengalaman individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya yang

menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor.

Ada beberapa prinsip umum belajar. Hal ini sebagai simpulan terhadap

berbagai prinsip belajar menurut konsep behaviorisme, kognitivisme maupun

kontruktivisme. Sukmadinata dalam Suyono (2011: 120-121) menyampaikan

bahwa prinsip umum belajar adalah sebagai berikut:

a) Belajar merupakan bagian dari perkembangan.

Dalam perkembangan dituntut belajar, sedangkan melalui belajar terjadi

perkembangan individu secara pesat.

b)Belajar berlangsung seumur hidup. Hal ini sesuai dengan prinsip

pembelajaran sepanjang hayat.

c) Keberhasilan belajar dipengaruhi oleh faktor-faktor bawaan lingkungan,

kematangan, serta usaha indvidu secara aktif.

d)Belajar mencakup semua aspek kehidupan. Oleh sebab itu belajar harus

mengembangkan aspek kognitif, afektif, psikomotor dan keterampilan

hidup.

e) Kegiatan belajar berlangsung di sembarang tempat dan waktu.

f) Belajar berlangsung baik dengan guru maupun tanpa guru. Berlangsung

dalam situasi formal, informal, dan nonformal.

g)Belajar yang terencana dan disengaja menuntut motivasi yang tinggi.

h)Perbuatan belajar bervariasi dari yang paling sederhana sampai dengan

(32)

i) Dalam belajar dapat terjadi hambatan-hambatan. Hambatan yang dapat

terjadi karena belum ada penyesuaian individu dengan tugasnya, adanya

hambatan dari lingkungan, kurangnya motivasi, kelelahan atau kejenuhan

belajar.

j) Dalam hal tertentu belajar memerlukan adanya bantuan dan bimbingan dari

orang lain.

Apabila hakekat belajar adalah perubahan tingkah laku, maka ada beberapa

perubahan tertentu yang dimasukkan ke dalam ciri-ciri belajar yaitu sebagai

berikut (Djamarah, Syaiful B, 2002: 15-16):

a) Perubahan yang terjadi secara sadar

Perubahan yang terjadi secara sadar yang dimaksudkan adalah seorang

indvidu yang belajar itu menyadari bahwa terjadi perubahan itu atau

sekurang-kurangnya individu merasakan telah terjadi adanya suatu

perubahan dalam dirinya. Misalnya ia menyadari bahwa pengetahuannya

bertambah, kecakapannya bertambah, dll.

b) Perubahan dalam belajar bersifat fungsional

Perubahan dalam belajar bersifat fungsional yang dimaksudkan adalah

perubahan yang terjadi secara terus menerus atau berkelanjutan dan tidak

statis. Suatu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan

berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar

berikutnya. Misalnya, jika seorang anak beajar menulis, maka ia akan

(33)

c) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif

Perubahan yang dimaksudkan adalah perubahan-perubahan itu selalu

bertambah dan tertuju untuk memperoleh suatu yang lebih baik dari

sebelumnya.

d) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara

Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau

permanen. Ini berarti bahwa tingkah laku yang terjadi karena belajar

bersifat menetap. Misalnya kecakapan anak menggunakan termometer,

selamanya tidak akan hilang melainkan terus dimiliki dan bahkan makin

berkembang bila terus dipergunakan atau dilatih.

e) Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah

Ini berarti bahwa perubahan tingkah laku iitu terjadi karena ada tujuan

yang akan dicapai. Perubahan belajar terarah dan benar-benar disadari.

Misalnya seseorang yang belajar cara menggunakan micrometer sekrup,

sebelumnya sudah menerapkan apa yang mungkin dicapai dalam belajar

menggunakan micrometer sekrup, atau tingkat kecapakapan mana yang

dicapainya.

f) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku

Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu proses belajar

meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Jika seseorang belajar

(34)

menyeluruh dalam sikap kebiasaan, keterampilan, pengetahuan, dan

sebagainya.

2. Hakekat Mengajar

Kegiatan mengajar bagi seorang guru menghendaki hadirnya sejumlah

siswa Berbeda dengan belajar, belajar tidak selamanya memerlukan kehadiran

seorang guru. Cukup banyak aktivitas yang dilakukan oleh seseorang di luar

dari keterlibatan guru. Mengajar pasti merupakan kegiatan yang mutlak dan

memerlukan keterlibatan inidividu siswa (Djamarah, 2010: 38).

Peran guru dalam kegaiatan mengajar adalah sebagai fasilitator.

Berdasarkan pendekatan konstruktivise sosial, guru lebih berperan sebagai

fasilitator. Sehinga guru hanya membantu siswa memperoleh pemahamannya

sendiri terhadap pokok bahasan atau konten kurikulum. Dalam skenario lama,

siswa berperan pasif dalam pembelajaran namun sekarang siswa yang

berperan aktif dalam pembelajaran (Suyono, 2011:113-114).

Sedangkan peranan siswa menurut prinsip konstruktivisme dalam kegiatan

pembelajaran yaitu melibatkan diri secara aktif dalam kegiatan pembelajaran.

Sehingga siswa dapat mengkonstruksi sendiri pengetahuannya. Siswa secara

aktif mengolah bahan, mencerna, memikirkan, menganalisis, dan akhirnya

yang terpenting merangkum sebagai suatu pengertian yang utuh. Tanpa

keaktifan siswa dalam membangun pengetahuannya sendiri, mereka tidak

(35)

C. Keterampilan Proses Ilmiah

Keterampilan proses merupakan keterampilan yang mengarah kepada

pembangunan kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai

penggerak kemampuan lebih tinggi dalam diri individu siswa. Keterampilan

berarti kemampuan menggunakan pikiran, nalar, dan perbuatan secara efektif dan

efisien untuk mencapai suatu hasil tertentu, termasuk kreativitasnya (Usman dan

Setiawati dalam Susanto, 2013: 9).

Keterampilan proses merupakan keseluruhan keterampilan ilmiah terarah (baik

kognitif maupun psikomotorik) yang dapat digunakan untuk menemukan suatu

konsep atau prinsip atau teori, untuk mengembangkan konsep yang telah ada

sebelumnya, atau untuk melakukan penyangkalan terhadap suatu penemuan

(Indrawati dalam Susanto, 2013: 9).

Indrawati juga menyebutkan enam aspek keterampilan proses, yaitu meliputi:

observasi, klasifikasi, pengukuran, mengkomunikasikan, memberikan penjelasan

atau interpretasi tehadap suatu pengamatan, dan melakukan eksperimen atau

percobaan.

Menurut Dirawat (1993: 17) merumuskan bahwa keterampilan proses adalah

keterampilan mengelola dan memproses perolehannya dalam proses belajar

mengajar. Keterampilan proses merupakan kemampuan fisik, mental, sosial,

(36)

adalah kreativitas. Keterampilan proses perlu dilatih dan dikembangkan agar

siswa mampu mencari, menemukan ilmu pengetahuan, memecahkan masalah,

menjelajahi alam jadag raya sehingga dapat mengelola kehidupan berlandaskan

temuan yang berupa ilmu pengetahuan, pemecahan masalah dan kompetensi

sosial positif.

Keterampilan proses terdiri dari delapan macam keterampilan proses, yakni:

(1) keterampilan bertanya, (2) mengamati, (3) mengklasifikasi, (4) menafsirkan/

menginterpretasi, (5) meramalkan atau memprediksi, (6) menerapkan prinsip,

dalil, hukum, dan rumus, (7) merencanakan atau melaksanakan penelitian, dan (8)

mengkomunikasikan atau menjelaskan.

Dengan demikian, keterampilan proses ini harus dikembangkan dalam

pembelajaran. Karena keterampilan proses itu sangat penting dalam pembelajaran

IPA terutama fisika. Apabila keterampilan proses dapat ditingkatkan dalam

pembelajaran diharapkan dari situlah siswa dapat menemukan dan

mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta menumbuhkan sikap dan nilai

yang dituntut. Dengan mengembangkan keterampilan proses ini, guru dapat

membangun pembelajaran dan kondisi belajar siswa yang aktif.

Siswa diharapkan dapat mengembangkan kemampuan keterampilan proses

dalam hal keterampilan membuat hipotesis berdasarkan permasalahan yang

(37)

dilakukan. Kemudian siswa dapat menjelaskan hasil observas yang telah mereka

lakukan. Jadi pokok penelitian yang akan dilakukan adalah mengamati

perkembangan keterampilan siswa memprediksi dan keterampilan siswa

menjelaskan hasil observasi secara tertulis.

D. Metode POE (Prediction-Observation-Explanation)

1. Pengertian Metode POE

POE adalah singkatan dari prediction, observation, explanation

(Suparno, 2007: 102). Pembelajaran dengan metode POE (

Prediction-Observation-Explanation) mengggunakan tidakan atau langkah utama dari

metode ilmiah yaitu:

a) Prediksi

Pada tahap prediksi, siswa membuat dugaan terhadap peristiwa fisika yang

diajukan oleh guru. Siswa diminta membuat dugaan apa yang akan terjadi.

Dalam membuat dugaan, siswa sekaligus membuat alasan mengapa ia

membuat dugaan seperti itu. Guru tidak boleh membatasi dugaanyang

dibuat siswa. Semakin banyak dugaan yang muncul dari siswa, guru

mengerti bagaimana konsep dan pengertian fisika siswa tentang persoalan

yang diajukan.

(38)

Pada tahap observasi ini, berdasarkan dugaan-dugaan yang diungkapkan

maka harus dibuktikan melalui percobaan-percobaan maka harus

dibuktikan melalui percobaaan-percobaan. Siswa diajak melakukan

percobaan untuk membuktikan apakah dugaan yang mereka ungkapkan

benar atau tidak. Berdasarkan percobaan yang dilakukan, maka siswa

dapat mengetahui yang terjadi dan siswa dapat melakukan perhitungan

secara matematik bila diperlukan. Jadi tahapan ini sangat penting dalam

kegiatan pembelajaran dengan metode POE.

c) Menjelaskan

Pada tahapan menjelaskan, siswa menjelaskan hasil observasi yang telah

dilakukan dan membandingkan dengan dugaan awal yang mereka

paparkan. Apakah dugaan mereka benar atau tidak. Dalam tahapan ini,

siswa memperkuat dengan menjelaskan hasil pengamatan. Pada tahapan

ini siswa dapat memperkuat dengan menjelaskan hasil percobaan yang

dilakukan. Disini siswa mendapat pengertian yang benar. Namun, apabila

ada ketidaksesuaian antara dugaan dengan hasil observasi atau percobaan

maka guru membantu siswa untuk mencari penjelasan mengapa prediksi

tidak benar dan dapat menemukan kesalahan dalam prediksinya. Sehingga

(39)

2. Tujuan metode POE

Apabila dilihat dari prosesnya, metode pembelajaran POE ini mirip

dengan problem solving. Metode POE memiliki tujuan agar siswa aktif

berfikir sebelumnya tentang suatu persoalan lalu membuktikan dari apa yang

mereka pikirkan. Model metode pembelajaran ini sangat konstruktivis karena

siswa diberik kebebasan memikirkan persoalan fisika yang diajukan oleh

guru. Siswa mencoba membangun pengetahuannya sendiri lewat berpikir,

praktek, dan mencari penjelasan (Suparno, 2007: 104)

3. Langkah-langkah pembelajaran POE

Adapun langkah-langkah pembelajaran POE (Suparno, 2007: 104):

a) Guru mengajukan persoalan fisika.

b) Siswa membuat prediksi tentang persoalan itu.

c) Siswa membuat observasi dari persoalan lewat percobaan, pengamatan,

dan lain-lain.

d) Siswa menarik kesimpulan dari observasi, dan mencocokkan dengan

prediksinya, apakah tepat atau tidak.

e) Siswa memberikan keterangan mengapa demikian.

E. Ringkasan Materi Perpindahan Kalor

(40)

Kalor berpindah dari benda atau sistem bersuhu tinggi ke benda atau

sistem bersuhu rendah. Terdapat tiga mekanisme perpindahan kalor antar medium

yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi. Kalor berpindah dari benda bersuhu lebih

tinggi ke benda yang bersuhu lebih rendah. Penjelasan lebih lanjut adalah sebagai

berikut:

1. Konduksi

Konduksi adalah perpindahan kalor yang tidak disertai dengan

perpindahan partikel.

Konduksi atau hantaran diartikan sebagai perpindahan panas dari

partikel-partikel yang lebih energik dari zat ke partikel-partikel yang

berdekatan yang kurang energik, sebagai akibat dari interaksi antara

partikel-partikel tersebut. Jadi untuk terjadi perpindahan panas dengan hantaran harus

ada perbedaan suhu dari partkel-partikel yang berdekatan. Konduksi dapat

terjadi pada zat padat, zat cair dan gas (Suparno, 2009: 58)

Laju perpindahan secara konduksi menurut Hukum Konduksi Panas

Fourier, bergantung pada panjang L, luas penampang A, konduktivistas

termal k, dan beda suhu ∆T

H=kA

Dengan:

(41)

A= penampang logam (m2)

k= koefisien hantaran panas (watt/m0C)

Perpindahan kalor secara konduksi dapat terjadi dalam dua proses berikut:

Gambar1. Mekanisme perpindahan kalor secara konduksi pada batang logam

yang dipanaskan

a. Pemanasan pada satu ujung zat yang menyebabkan partikel-partikel pada

ujung itu bergetar lebih cepat dan suhunya naik, atau energi kinetiknya

bertambah. Partikel-partikel yang energi kinetiknya lebih besar ini

memberikan sebagian energi kinetiknya kepada partikel-partikel

tetangganya melalui tumbukan sehingga lebih besar. Selanjutnya

partikel-partikel ini memberikan sebagian energi kinetiknya ke partikel-partikel-partikel-partikel

tetangga berikutnya. Demikian seterusnya sampai kalor mencapai ujung

yang dingin (tidak dipanasi).

b. Dalam logam, kalor dipindahkan melalui elektron-elektron bebas yang

(42)

dengan mudah dapat berpindah dari satu atom ke atom yang lain.Di

tempat yang dipanaskan, energi elektron-elektron bertambah besar. Oleh

karena elektron bebas mudah berpindah, pertambahan energi ini dengan

cepat dapat diberikan ke elektron-elektron lain yang letaknya lebih jauh

melalui tumbukan. Dengan cara ini kalor berpindah lebih cepat. Oleh

karena itu logam tergolong konduktor yang sangat baik (penghantar panas

yang baik).

Berdasarkan kemampuan menghantarkan kalor, zat dibagi dua golongan

besar, yaitu konduktor dan isolator. Konduktor adalah zat yang mudah

menghantarkan kalor. Isolator adalah zat yang sukar menghantarkan

kalor.

2. Konveksi

Perpindahan kalor secara konveksi hanya terjadi pada zat cair dan gas

saja (fluida) karena partikel-partikelnya dapat bergerak bebas. Perpindahan

kalor secara konveksi merupakan perpindahan kalor karena adanya

perpindahan partikel. Perpindahan kalor secara konveksi dapat dilihat dari

(43)

Gambar2. Mekanisme perpindahan kalor secara konveksi

Gambar di atas menunjukkan contoh perpindahan kalor secara konveksi

yaitu ketika memanaskan tabung yang berisi air.Pada gambar, air dipanasi

dari sebelah kanan. Molekul air yang dipanasi, volumenya bertambah besar.

Karena volumenya bertambah besar, maka massa jenis molekul akan

menjadi lebih kecil, karena massa air tetap. Karena massa jenis molekul air

menjadi kecil, maka molekul air itu akan naiik. Kekosongan tempat dari

molekul yang naik akan diisi oleh molekul sebelahnya yang belum menjadi

panas. Proses demikian terjadi secara terus menerus, sehingga terjadi aliran air

yang membawa perpindahan panas. Proses akan berhenti bila sudah ada

kesetimbangan termal secara keseluruhan (Suparno, 2009: 67).

Secara sederhana besarnya panas yang dialirkan drumuskan seperti di

bawah ini dan diberi nama Hukum Newton:

(44)

Dengan:

H= besar panas yang dialirkan (watt)

h= koefisien konveksi (watt/m2.oC)

A= luasan permukaan dimana konveksi terjadi (m2)

Konveksi dibedakan menjadi dua jenis yaitu konveksi paksaan dan

konveksi alamiah:

a) Konveksi paksaan terjadi bila fluida yang mengalir karena dipaksa dari

luar. Misalnya, dengan kipas angin yang diputar di atas lempengan logam

panas sehingga sehingga lempengan itu cepat menjadi dingin. Uap panas

dalam tabung ditiup dengan angin kuat sehingga arah aliran uap panas

menuju kea rah tertetu saja.

b) Konveksi alamiah atau bebas ini terjadi bila aliran fluidanya sungguh

murni hanya karena ada perubahan suhu atau gaya bouyance. Misalnya,

lempengan logam panas dibiarkan begitu saja, dan akhirnya menjadi

dingin karena panas dikonveksikan keluar, tanpa rekayasa. Kalau kita

meletakkan teh panas di cangkir diletakkan di ruangan terbuka, lalu

dibiarkan maka the itu akhirnnya menjadi dingin secara alamiah.

3. Radiasi

Perpindahan kalor secara radiasi adalah perpindahan panas dari suatu

benda ke benda lain dalam bentuk gelombang elektromaknetik. Untuk radiasi

(45)

Radiasi kalor pada dasarnya merupakan gelombang elektromagnetik yang

terdiri atas gelombang yang memiliki frekuensi orde 1014-1011 Hz. Energi

tersebut dipancarkan dalm bentuk paket-paket kecil energi yang disebut foton.

Foton mudah bergerak melewati ruang hampa dan memiliki kecepatan sebesar

3x108 m/s. Di dalam spectrum elektromagnetik, radiasi itu adalah radiasi infra

merah.

Penyerap kalor radiasi yang baik dan buruk

Gambar3. Permukaan benda yang berperan sebagai penyerap kalor yang

baik dan buruk

Permukaan benda yang hitam sempurna merupakan permukaan benda

yang berperan sebagai penyerap kalor yang baik sedangkan permukaan

yang berwarna putih merupakan penyeram kalor yang buruk. Apabila

dibandingkan jika memakai baju putih mengkilap dan baju hitam kusam

di siang dan malam hari. Di siang hari baju hitam kusam terasa lebih

(46)

kusam menyerap kalor radiasi lebih baik daipada baju putih mengkilap.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa:

1) Permukaan yang hitam dan kusam adalah penyerapan kalor radiasi

yang baik sekaligus pemancar kalor yang baik pula.

2) Permukaan yang putih dan mengkilap adalah penyerap kalor yang

buruk sekaligus pemancar kaloryang buruk pula.

3) Jika diinginkan agar kalor yang merambat secara radiasi berkurang,

permukaan benda harus dilapisi dengan suatu bahan agar megkilap.

Misalnya dilapisi dengan perak.

a. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju kalor radiasi

Berapa besarkah laju kalor radiasi yang dipancarkan oleh permukaan

suatu benda? Pada tahun 1879, Joseph Stefan melakukan pengukuran

daya total yang dipancarkan oleh benda hitam sempurna. Dia menyatakan

bahwa daya total itu sebanding dengan pangkat empat suhu mutlaknya.

Lima tahun kemudian, Ludwig Bolztmann menurunkan hubungan yang

sama. Persamaan yang didapat dari hubungan ini dikenal sebagai Hukum

Stefan-Bloztman, yang berbunyi energi yang dipancarkan oleh suatu

permukaan hitam dalam bentuk radiasi kalor tiap waktu (Q/t) sebanding

dengan permukaan (A) dan sebanding dengan pangkat empat suhu

mutlak permukaan itu (T4).

(47)

= T4

Tetapan (dibaca sigma) sebagai tetapan Stefan-Bolztmann dan dalam

satuan SI mempunyai nilai:

= 5,67x10-8 W/m2K4

Tidak semua benda dianggap sebagai benda hitam sempurna. Oleh karena

itu diperlukan sedikit modifikasi. Misalnya dengan melapisi permukaan

benda dengan tinta berwarna hitam.

F. Langkah- Langkah Penerapan Metode POE dalam Pembelajaran

Metode POE diyakini dapat mengembangkan kemampuan keterampilan

proses ilmah siswa dalam memprediksi dan menjelaskan hasil observasi. Hal ini

bisa diyakini bahwa pada setiap tahap metode POE dapat menembangkan

keterampilan proses ilmiah siswa dalam memprediksi dan menjelaskan hasil

observasi. Pada tahapan prediction, siswa dituntut dapat membuat prediksi

berdasarkan permasalahan yang diajukan oleh guru. Tahapan observation, ini

dituntut siswa dapat melakukan observasi untuk pembuktian prediksi yang telah

mereka buat. Pada tahap terakhir yaitu explanation, siswa dituntut untuk

menjelaskan apa yang telah didapat berdasarkan observasi yang telah dilakukan.

Adapun langkah-langkah penerapan metode POE adalah sebagai berikut ini:

1. Pada pembelajaran dengan metode POE ini, guru membagi siswa dalam

(48)

2. Lalu guru menyajikan sebuah permasalahan kepada siswa, siswa diharapkan

secara individu dapat membuat prediksi dari permasalahan yang disajikan.

Nantinya guru akan melihat bagaimana prediksi yang dibuat oleh

masing-masing siswa. Jadi guru dapat mengamati ada atau tidaknya perkembangan

proses ilmiah siswa dalam memprediksi sebuah

3. Dari prediksi yang telah dibuat oleh siswa, kemudian siswa secara

berkelompok melakukan percobaan sederhana untuk melakukan pembuktian

dari prediksi yang telah dibuat oleh masing-masing siswa. Siswa melakukan

observasi dari percobaan yang telah dilakukan, apakah prediksi yang mereka

buat itu sesuai dengan permasalahan yang disajikan oleh guru.

4. Tahap akhir dalam metode POE adalah siswa dituntut untuk bisa menjelaskan

hasil observasi yang telah dilakukan secara tertulis. Siswa menjelaskan hasil

observasi secara individu. Penjelasan yang dibuat oleh siswa akan dilihat dan

dinilai oleh guru. Dari mulai membuat penjelasan pertama, kedua hingga

ketiga akan dilihat keterampilan proses ilmiah siswa dalam menjelaskan hasil

(49)

32 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimental lemah (Weak

Eksperimental Designs). Eksperimen lemah merupakan metode penelitian

eksperimen yang desain dan perlakuannya seperti eksperimen tetapi tidak ada

pengontrolan variabel sama sekali. Pada penelitian ini hanya menggunakan satu

kelas untuk pengambilan data tanpa ada kelas pembanding. Penelitian ini

menggunakan satu kelas dengan diberi treatment untuk diamati bagaimana

perkembangan keterampilan proses siswanya. Treatment yang digunakan adalah

mengajar dengan metode POE (Prediction- Observation- Explanation) kemudian

melihat pengaruh dari metode tersebut terhadap keterampilan proses ilmiah siswa

dalam membuat prediksi dan menjelaskan hasil observasi secara tertulis dan

terhadap hasil belajar siswa. Penelitian ini merupakan penelitian ekperimental dan

(50)

B.Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 1

Kalasan

2. Sampel yang diambil adalah siswa kelas X M-IPA 1 SMA Negeri 1 Kalasan

C.Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian telah dilaksanakan pada:

Tempat: SMA Negeri 1 Kalasan

Waktu: 15 April- 29 April 2014

D.Variabel Penelitian

Dalam hal ini penelitian dilakukan sesuai dengan judul yang diangkat dan

terdiri dari dua variabel penelitian, yaitu:

1. Variabel bebas/ independent variable (X), yaitu:metode pembelajaran POE

(Prediction-Observation-Explanation).

2. Variabel terikat/ dependent variable (Y), yaitu: keterampilan proses ilmiah

siswa dalam membuat prediksi dan menjelaskan hasil percobaan.

E. Kegiatan Pembelajaran

Adapun bagan kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut:

Mulai Penerapan Metode

POE Pengamatan

(51)

F. Design Penelitian

Penelitian ini terdiri dari 3 bagian yaitu:

1. Pra-pembelajaran

a. Pada tahap pra-pembelajaran ini peneliti menentukan tujuan dari

pembelajaran yang akan diterapkan, yaitu: untuk mengembangkan

kemampuan keterampilan proses ilmiah dalam hal membuat prediksi dan

menjelaskan hasil observasi.

b. Penentuan materi dan tujuan yang ingin dicapai. Pada tahapan ini peneliti

memilih materi yang akan diajarkan dalam kegiatan pembelajaran. Peneliti

memilih materi perpindahan kalor. Lalu menentukan tujuan yang akan

dicapai dalam kegiatan pembelajaran, yaitu mengembangkan kemampuan

keterampilan proses ilmiah siswa dalam membuat prediksi dan dalam hal

menjelaskan hasil observasi secara tertulis.

c. Pemilihan metode mengajar yang akan digunakan. Untuk mencapai tujuan

belajar yang diinginkan, maka metode yang digunakan dalam pembelajaran

harus sesuai. Maka dipilih metode pembelajaran POE (

Prediction-Observation-Explanation)

d. Pembuatan langkah-langkah percobaan. Tujuan penelitian ini adalah

mengembangkan kemampuan keterampilan proses ilmiah siswa dalam hal

membuat prediksi dan menjelaskan sesuai hasil observasi, maka perlu

dilakukan tahap demi tahap dari metode POE. Mulai dari memprediksi,

(52)

diperlukan pada tahap observasi ini diperlukannya percobaan sederhana

untuk pembuktian dari prediksi yang telah disampaikan oleh

masing-masing siswanya.

e. Pengadaan alat dan bahan yang digunakan untuk percobaan.

Pada tahap ini peniliti mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

untuk melakukan observasi.

2. Proses Pembelajaran

a. Peneliti memberikan pengarahan pada siswa tentang proses belajar

mengajar yang akan dilaksanakan.

b. Peneliti melakukan kegiatan belajar mengajar dengan metode POE

(Prediction- Observation- Explanation) guna untuk meningkatkan

kemampuan keterampilan proses ilmiah dalam hal membuat prediksi dan

dalam menjelaskan hasil observasi secara tertulis.

c. Peneliti menjelaskan tentang apa itu prediksi.

d. Peneliti menjelaskan dari prediksi yang baik itu bagaimana.

e. Siswa diberikan permasalahan fisika tentang perpindahan kalor, kemudian

siswa membuat prediksi. Peneliti mengamati prediksi yang dibuat oleh

masing-masing siswa sesuai dengan aspek yang ingin dinilai.

f. Siswa membuktikan prediksinya melalui percobaan sederhana, lalu siswa

melakukan observasi.

g. Peneliti mengamati penjelasan masing-masing siswa yang telah dituliskan

(53)

kriteria-kriteria menjelaskan yang baik. Jadi penilaian yang dilakukan

peneliti harus sesuai aspek yang dijabarkan dalam instrument penelitian.

Pengamatan dilakukan sebanyak 3kali untuk mengamati ada atau tidaknya

perkembangan keterampilan proses ilmiah siswa dalam hal menjelaskan.

h. Kemudian peneiliti menjelaskan kepada siswa bagaimana kriteria

menjelaskan yang baik dan benar sehingga pada saat siswa melakukan

tahap POE, siswa dapat menjelaskan hasil observasi mereka sesuai dengan

kriteria menjelaskan yang baik.

3. Setelah Pembelajaran

a. Peneliti menganalisis hasil pengamatan tentang keterampilan proses

memprediksi dan menjelaskan hasil observasi, apakah ada peningkatan

atau tidak.

G. Treatment

Menurut Paul Suparno (2010: 51), treatment perlakuan peneliti kepada subyek

yang akan diteliti agar nantinya didapatkan data yang diinginkan. Treatment

adalah perlakuan khusus peneliti terhadap yang diteliti agar instrumen dapat

digunakan dan diambil datanya. Dalam penelitian ini treatment yang dilakukan

oleh peneliti yaitu memberikan rancangan model pembelajaran kepada guru

yaitu model pembelajaran POE. Berdasarkan implikasi metode POE dalam

(54)

diterapkan dalam kegiatan pembelajaran dan mengetahui perkembangan

kemampuan keterampilan proses ilmiah siswa dalam hal memprediksi dan

menjelaskan. Adapun treatment yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Peneliti menjelaskan kepada siswa mengenai metode POE tentang

perpindahan kalor.

b. Peneliti memberikan permasalahan tentang perpindahan kalor.

c. Siswa memprediksi tentang permasalahan yang diajukan guru, Siswa diberi

kebebasan untuk memberikan prediksi mereka masing-masing. Prediksi

disertai dengan alasan-alasan, teori penguat, dan aspek lain yang akan diamati

dalam penelitian

d. Siswa didampingi oleh peneliti untuk melakukan percobaan. Selain siswa

dapat mengobservasi tapi siswa juga dapat mencacat hasil percobaan, siswa

juga mencoba sendiri percobaannya untuk membuktikan prediksi mereka

benar atau salah. Tahapan disebut tahap observasi di mana siswa

membuktikan prediksi mereka.

e. Siswa mengambil kesimpulan dari observasi dan memberikan penjelasan

tentang hasil observasi secara tertulis. Penjelasan harus disertai dengan teori

yang mendukung kebenaran dari observasi dan ilustrasi yang sesuai dengan

percobaan.

f. Siswa didampingi oleh peneliti untuk melakukan refleksi dan menarik

kesimpulan.

(55)

H.Instrumen Penelitian

Menurut Paul Suparno (2010: 55-56), instrmen adalah alat yang digunakan

untuk mengumpulkan data dalam penelitian. Bentuknya dapat berupa: tes tertulis,

angket, wawancara, dokumentasi, dan observasi.

Ada dua macam instrument yang digunaan dalam penelitian ini, yaitu

instrument untuk melakukan kegiatan pembelajaran dan instrument untuk

pengambilan data. Instrumen untuk kegiatan pembelajarana antara lain bahan

(materi) proses pembelajaran,RPP, dan lembar kerja siswa. Kemudian instrumen

untuk pengambilan data antara lain adalah lembar pengamatan perkembangan

keterampilan proses ilmiah dalam hal memprediksi dan menjelaskan. Adapun

instrument untuk kegiatan pembelajaran dan instrument untuk pengambilan data

adalah sebagai berikut:

1. Instrumen Kegiatan Pembelajaran

Instrumen kegiatan pembelajaran adalah alat yang digunakan untuk

mengumpulkan data dalam kegiatan pembelajaran, yaitu:

a. Bahan (materi) yang digunakan untuk proses pembelajaran.

Materi untuk meningkatkan keterampilan menjelaskan secara tertulis,

yakni pengertian menjelaskan, ciri menjelaskan yang baik dan contoh

menjelaskan yang baik.

Sedangkan materi yang digunakan sebagai indikator untuk melatih

keterampilan memprediksi dan menjelaskan hasil percobaan yaitu

(56)

dilakukannya kegiatan percobaan dengan menggunakan alat sederhana

dengan konsep-konsep yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari.

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Bagian dari rencana pelaksanaan pembelajaran anatara lain adalah:

1) Identifikasi yang meliputi: mata pelajaran, satuan pendidikan, kelas,

semester, metode pendidikan, dan alokasi waktu.

2) Standar kompetensi

3) Kompetensi dasar

4) Indikator pencapaian kompetensi

5) Tujuan pembelajaran

6) Materi pembelajaran

7) Langkah-langkah kegiatan

8) Sumber pembelajaran

9) Penilaian

c. Lembar Kerja Siswa

Lembar kerja siswa akan memuat topic, sub topic, petunjuk penggunaan

alat, masalah yang disajikan, serta lembar tugas yang diisi atau dikerjakan

oleh siswa. Dengan lembar kerja siswa bisa melihat penjelasan siswa

secara tertulis berdasarkan pembuktian pada tahap observasi.

d. Alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan demonstrasi

Peralatan yang akan digunakan siswa untuk melakukan demonstrasi,

(57)

Tabel1. Alat dan bahan yang digunakan untuk percobaan

2. Instrument Pengambilan Data

Instrumen pengambilan data adalah instrument yang digunakan peneliti

untuk mengumpulkan data yang diperlukan sesuai dengan tujuan penelitian

yang dilaksanakan. Dalam penelitian ini, instrument yang digunakan untuk

pengambilan data adalah:

a. Lembar pengamatan perkembangan keterampilan proses ilmiah siswa

dalam memprediksi

Lembar pengamatan ini digunakan sebagai lembar untuk mengamati

perkembangan siswa dalam membuat prediksi dan menjelaskan hasil

observasi. Pengamatan dilakukan sebanyak 3 kali untuk mengetahui

(58)

hasil observasi. Penilaian keterampilan memprediksi dan keterampilan

menjelaskan di uraikan dengan rubrik penilaian keterampilan proses.

Dalam keterampilan memprediksi, ada beberapa aspek yang dinilai

seperti menjawab permasalahan, disertai alasan, teori relevan, dan kalimat

jelas. Aspek tersebut membantu melihat keterampilan siswa dalam

memprediksi.

Tabel2. Rubrik perkembangan kemampuan memprediksi

Kode

Siswa

Aspek Keterampilan Memprediksi Total

Skor

1) Bila semua kriteria dipenuhi: skor 4

2) Bila salah satu kriteria tidak dipenuhi:skor 3

3) Bila hanya dua kriteria dipenuhi: skor 2

4) Bila hanya satu kriteria dipenuhi: skor 1

(59)

a. Skor maksimal yang dicapai siswa

Skor maksimal = jumlah skor tiap keterampilan x skor maksimal

= 1x4

= 4

b. Skor minimal yang dicapai siswa

Skor maksimal = jumlah skor tiap keterampilan x skor maksimal

= 1 x 1

= 1

b. Lembar pengamatan perkembangan keterampilan proses ilmiah siswa

dalam menjelaskan hasil observasi

Sedangkan keterampilan menjelaskan adalah keterampilan

menjelaskan hasil percobaan. Yang dinilai dalam keterampilan

menjelaskan antara lain adalah sesuai dengan percobaan yang dilakukan

atau tidak, teori yang relevan, analisis sebab akibat, kalimat jelas, disertai

ilustrasi. Berikut tabel rubrik penilaian keterampilan proses dalam

memprediksi dan menjelaskan.

Tabel3. Rubrik perkembangan kemampuan menjelaskan hasil observasi

Kode

Siswa

Aspek Keterampilan Memprediksi Total

Skor Berdasarkan

Percobaan Teori Relevan

Ada Analisis

Sebab Akibat

Disertai

(60)

Kode

Siswa

Aspek Keterampilan Memprediksi Total

Skor Berdasarkan

Percobaan Teori Relevan

Ada Analisis

a) Bila semua kriteria dipenuhi: skor 4

b) Bila salah satu kriteria tidak dipenuhi:skor 3

c) Bila hanya dua kriteria dipenuhi: skor 2

d) Bila hanya satu kriteria dipenuhi: skor 1

Penilaian Keterampilan Menjelaskan dan Skor Penilaian Setiap Aspek

Total skor yang diperoleh tiap kelompok adalah penjumlahan skor

keterampilan memprediksi dan keterampilan menjelaskan.

Skor keterampilan menyimpulkan dan mengkomunikasikan didapat :

a. Skor maksimal yang dicapai siswa

Skor maksimal = jumlah skor tiap keterampilan x skor maksimal

= 1 x 4

(61)

b. Skor minimal yang dicapai siswa

Skor maksimal = jumlah skor tiap keterampilan x skor maksimal

= 1 x 1

= 1

I. Validitas

Lembar pengamatan penjelasan siswa dalam hal membuat predksi

berdasarkan permasalahan yang diajukan oleh guru dan menjelaskan hasil

observasi yang digunakan dalam penelitian ini tidak diuji cobakan terlebih dahulu

untuk mengetahui kualitasnya. Pembuatan instrument-instrument ini dilakukan

oleh peneliti dan dikonsltasikan dengan dosen pembimbing dan guru pamong.

Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi (Content

Validity), sebuah instrument tersebut sesuai tujuan penelitian. Sehingga

instrument tersebut dibuat dengan sungguh-sungguh dan sesuai dengan tujuan

(62)

45 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Penelitian

Pada deskripsi penelitian ini, dipaparkan jadwal penelitian yang telah

dilaksakan. Peneliti memulai meminta izin kepada kepala sekolah SMA Negeri 1

Kalasan pada tanggal 1 April 2014. Setelah mendapatkan ijin dari kepala sekolah,

kemudia peneliti dipertemukan dengan guru pengampu bidang studi fisika kelas

X SMA Negeri 1 Kalasan untuk membicarakan langkah-langkah dan struktur

penelitian. Peneliti terjun langsung di dalam kelas mulai tanggal dilaksanakan di

kelas X M-IA 1 SMA Negeri 1 Kalasan. Adapun jadwal penelitiannya adalah

sebagai berikut:

Tabel4. Kegiatan Pelaksanaan Penelitian

No. Hari/Tanggal Waktu Kegiatan

1. Selasa, 15

April 2014

11.30-14.00  Mendampingi siswa melakukan percobaan untuk LKS pertama

 Siswa membuat laporan hasil percobaan secara mandiri

 Peneliti menerima laporan hasil

percobaan

 Menyampaikan contoh prediksi dan

(63)

No. Hari/Tanggal Waktu Kegiatan

 Menyampaikan kriteria prediksi

dan menjelaskan yang baik

 Mendampingi siswa melakukan refleksi laporan hasil percobaan

 Mendampingi siswa untuk menarik

kesimpulan

2. Selasa, 22

April 2014

11.30-14.00  Menjelaskan serta menegaskan tentang kriteria memprediksi dan

menjelaskan yang baik

 Menegaskan ulang hasil refleksi dan kesimpulan siswa

 Mendampingi siswa melakukan

percobaan untuk LKS kedua

 Peneliti menerima hasil laporan

hasil percobaan

 Mendampingi siswa melakukan

refleksi laporan hasil percobaan

 Mendampingi siswa untuk menarik

kesimpulan

3. Selasa, 29

April 2014

11.30 -

14.00

 Menyampaikan apa itu prediksi dan

menjelaskan

 Menjelaskan serta menegaskan

tentang kriteria memprediksi dan

menjelaskan yang baik

 Menegaskan ulang hasil refleksi

dan kesimpulan siswa

(64)

No. Hari/Tanggal Waktu Kegiatan

percobaan untuk LKS kedua

 Peneliti menerima hasil laporan

hasil percobaan

 Mendampingi siswa melakukan refleksi laporan hasil percobaan

 Mendampingi siswa untuk

menarik kesimpulan

1. Pelaksanaan Penelitian Hari Selasa, 15 April 2014

Kegiatan awal penelitan pada tanggal 15 April 2014 ini adalah

perkenalan dan dilanjutkan dengan melakukan pendampingan percobaan

pertama. Pembelajaran dilaksanakan di laboratorium fisika SMA Negeri 1

Kalasan. Pada awal pertemuan tidak dijelaskan terlebih dahulu bagaimana

memprediksi dan menjelaskan hasil percobaan secara tertulis yang baik.

Sehingga siswa membuat prediksi dan menjelaskan hasil percobaan secara

tertulis semampu siswa. Saat melakukan percobaan siswa dibimbing oleh guru

untuk memahami lembar kerja siswa. Siswa membutuhkan waktu sekitar

60menit untuk menyelesaikan percobaan dan mengerjakan hasil laporan hasil

percobaan. Laporan hasil percobaan ini digunakan untuk menilai keterampilan

proses siswa dalam memprediksi dan menjelaskan hasil observasi.

Setelah laporan hasil percobaan siswa sudah terkumpul, guru

(65)

dan penjelasan yang baik serta menyampaikan kriteria dari prediksi dan

penjelasan yang baik. Prediksi yang dibuat oleh siswa dilihat dalam LKS

yaitu pada kolom prediksi yaitu 3b serta kolom 3c yang disitu. Pada kolom 3b

dapat dilihat apakah prediksi siswa menjawab permasalahan, disertai alasan

atau tidak, menggunakan kalimat yang jelas sesuai aturan penulisan kalimat

atau tidak. Sedangkan kolom 3c digunakan untuk melihat prediksi yang dibuat

oleh siswa disertai dasar teori yang relevan atau tidak. Kemudian guru

mendampingi siswa untuk melakukan refleksi dari laporan hasil percobaan,

apakah prediksi yang telah dibuat memenuhi kriteria-kriteria dari prediksi dan

penjelasan yang baik. Sehingga dari refleksi tersebut dapat ditemukan

kelebihan dan kekurangan prediksi serta penjelasan yang telah dibuat. Berikut

adalah hasil penilaian prediksi dan penjelasan yang telah dibuat oleh siswa

dalam percobaan pertama:

Tabel5. Data penilian kemampuan keterampilan proses memprediksi pada sub

bab konduksi (LKS I)

Nomor

Absen

Siswa

Aspek Keterampilan Memprediksi Total

(66)

Nomor

Absen

Siswa

Aspek Keterampilan Memprediksi Total

Gambar

Tabel 16. Skor kemampuan keterampilan proses menjelaskan hasil observasi siswa ...........
Gambar 3. Permukaan benda yang berperan sebagai penyerap kalor yang baik dan buruk ..
Grafik 3. Grafik perbandingan nilai rata-rata dalam memprediksi antara percobaan pertama
gambar berikut ini:
+7

Referensi

Dokumen terkait

Untuk meningkatkan penjualan produknya, biasanya suatu perusahaan akan menggunakan banyak cara untuk mempromosikan produknya. Demikian juga dengan PT. Sumber Baru Trada Motor, mereka

Skripsi dengan judul “ Pengaruh penerapan pendekatan Realistic Mathematics Education terhadap kemampuan komunikasi matematika siswa SMPN 21 Pekanbaru ” , merupakan hasil karya

Mengingat nilai yang terkandung pada kapal tenggelam beserta muatannya, berbagai program penelitian sebagai bagian dari pengelolaan tinggalan budaya bawah air telah

ditatapnya dalam-dalam. Aku tahu, ibuku terkejut. Kelakuanku bagi ibu adalah sesuatu yang baru, tentu saja; karena ibu datang dari dunia hiruk-pikuk. la memandang seperti

Peta kendali T 2 Hotelling digunakan untuk mengendalikan proses yang mempunyai lebih dari satu karakteristik kualitas (multivariat), dimana karakteristik kualitas

Karakteristik khusus pengguna Trans Musi Kota Palembang terdiri atas, intensitas dalam menggunakan Trans Musi yang didominasi oleh pengguna dengan jawaban hanya untuk transportasi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan Pemerintah Kota Magelang dalam mengembangkan objek wisata religi makam Syekh Subakir

Pada model tradisional ini biaya pemesanan ditanggung sepenuhnya oleh pihak retailer.Informasi yang diterima pemasok dari retailer adalah jumlah pesanan yang harus