• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dataran Hunimua – Kabupaten Seram Bagian Timur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Dataran Hunimua – Kabupaten Seram Bagian Timur"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

1.1. LATAR BELAKANG

Suatu kota yang baik harus merupakan satu kesatuan sistem organisasi

yang mampu mengakomodasi kegiatan-kegaitan sosial, ekonomi,

budaya, memiliki citra fisik maupun non fisik yang kuat, keindahan visual

serta terencana dan terancang secara terpadu. Untuk meningkatkan

pemanfaatan ruang kota yang terkendali, suatu produk tata ruang kota

harus dilengkapi dengan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungannya.

Hal tersebut sebagai bagian dari pemenuhan terhadap Persyaratan Tata

Bangunan seperti tersirat dalam Undang–Undang No. 28 Tahuan 2002

(2)

Sebagai implementasi dari Undang-Undang No.28 Tahun 2002 agar

terwujudnya suatu sistem organisasi kota yang baik, layak huni,

berjati-diri, dan produktif di Ibukota Seram Bagian Timur, maka aspek tata

bangunan dan ingkungan perlu diperhatikan dan dikendalikan sejak dini.

Oleh karena itu perlu disusun suatu produk rencana tata ruang yang

lebih detail dan lebih rinci, yaitu Rencana Tata Bangunan dan

Lingkungan (RTBL) yang dapat dipakai oleh PemerintahKabupaten

Seram Bagian Timur sebagai perangkat pengendalian pemanfaatan

ruang pada kawasan strategis di Ibukota Kabupaten Seram Bagian

Timur.

Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) diperlukan sebagai

perangkat pengendali pertumbuhan serta memberi panduan terhadap

wujud bangunan dan lingkungan pada suatu kawasan. RTBL disusun

setelah suatu produk perencanaan tata ruang kota disahkan oleh

Pemerintah Daerah setempat sebagai Peraturan Daerah (Perda). Untuk

dapat mengendalikan pemanfaatan ruang, suatu rencana tata ruang

seyogyanya ditindaklanjuti pula dengan pengaturan di bidang tata

bangunan secara memadai melalui Peraturan Bangunan Setempat

(PBS).

Peraturan Bangunan Setempat yang bersifat khusus yang diperlukan

sebagai pengarah perwujudan arsitektur lingkungan perkotaan (urban

architecture) terutama pada kawasan atau bagian kota yang tumbuh

cepat dan berkembang secara tidak teratur baik dari segi tertib

bangunan, keselamatan bangunan maupun keserasian bangunan

terhadap lingkungannya. Peraturan yang bersifat khusus ini disebut juga

Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) yang bersifat

melengkapi peraturan bangunan setempat yang telah ada.

Dengan mengacu pada Rencana Tata Ruang Kota yang berlaku,

(3)

yang memberikan arahan pengendalian pemanfaatan ruang dan

menindaklanjuti Rencana Rinci Tata Ruang, serta sebagai panduan

rancangan kawasan dalam rangka perwujudan kualitas bangunan

gedung dan lingkungannya.

Dengan demikian RTBL akan memberikan arahan terhadap wujud

pemanfaatan lahan, ragam arsitektural dari bangunan-bangunan sebagai

hasil rencana teknis/rancang bangunan (building design), terutama pada

kawasan/daerah tertentu yang memiliki karakter khas seperti dimaksud

diatas.

Dengan arahan tersebut, perencana kawasan dan bangunan akan

mempunyai kejelasan menyangkut kebijakan pembangunan fisik dari

Pemerintah Daerah setempat, termasuk didalamnya yang menyangkut

kepentingan umum, citra, dan jati diri lokasi yang perlu dikemukakan.

Pada gilirannya seluruh tatanan bangunan dan lingkungan yang

dirancang akan memberikan kontribusi positif terhadap kawasan Dataran

Hunimua sebagai Ibukota Kabupaten Seram Bagian Timur.

Didalam proses penyusunannya, suatu RTBL harus memperhatikan dan

memenuhi :

 Kepentingan umum atau aspirasi masyarakat;

 Pemanfaatan sumber daya setempat;

 Kemampuan daya dukung lahan yang optimal.

Karena itu, RTBL harus memuat :

 Pedoman Rencana Teknik (desain tiga dimensi);

 Program Tata Bangunan dan Lingkungannya;

 Pedoman-pedoman untuk mengendalikan perwujudan bangunannya

(4)

1.2. PENGERTIAN

Pengertian Penyiapan Pengendalian Rencana Bangunan adalah

Rencana Penataan bangunan yang terdiri dari beberapa Panduan

(Design Guidance) dan dilengkapi dengan Pedoman Penataan

Bangunan yang bersifat detail untuk mengendalikan suatu kawasan

tertentu khususnya menyagkut aspek perancangan bangunan dan

memberikan arahan rancangan spesifik pada bangunan dan lingkungan

di Ibukota Kabupaten Seram Bagian Timur, yang memuat ketentuan –

ketentuan sebagai berikut :

a. Merupakan arahan rencana detail beserta arahan pengelolaannya

sehingga secara teknis siap dijadikan pegangan pokok bagi

pelaksanan pembangunan di lapangan dan menjadi instrument

pengendalian bagi Pemerintah Daerah/Instansi Pemerintah lainnya,

swasta maupun masyrakat.

b. Memuat tentang penetapan “Penataan Penggunaan Lahan/Bangunan” di dalam maupun di luar kapling/blok/sub blok, lengkap dengan intensitas dan kapasitasnya secara detail dan

terinci serta rencana utilitas lingkungan, pengendalian terhadap

wujud bangunan dan ruang terbuka yang tertuang dalam peta

dengan skala 1 : 1000.

c. Merupakan landasan pokok bagi Pemerintah Daerah dalam rangka

proses pemberian ijin IMB, pengendalian/pengawasan bangunan

dan pelaksanaan program-program fisik kota, dan oleh karenanya

perlu diatur secara jelas dan obyektif, disamping tidak terlalu kaku.

d. Memenuhi terhadap kriteria berikut :

Kualitas Blok

 Irama pengantar bangunan

(5)

Kualitas bentuk bangunan

 Rasio tinggi dan lebar

 Bentuk fasade

 Macam bentuk atap

1.3. MAKSUD TUJUAN DAN SASARAN

Dalam menyusun Revisi RTBL Ibukota Kabupaten Seram Bagian Timur,

mempunyai maksud, tujuan sasaran sebagai berikut :

1.3.1. MAKSUD

Maksud dari kegiatan Penyusunan Revisi RTBL Ibukota

Kabupaten Seram BagianTimur adalah untuk memberikan:

1. Masukan rencana dan program pembangunan fisik bagi

Pemerintah Daerah dalam penanganan tata bangunan dan

lingkungan kawasan Dataran Hunimua

2. Masukan teknis bagi Pemerintah Daerah dalam betuk rincian

pengendalian perwujudan bangunan dan lingkungan pada

kawasan tertentu.

3. Masukan teknis bagi Pemerintah Daerah dalam

mengarahkan peran serta seluruh pelaku pembangunan

(pemerintah, swasta, masyarakat lokal, investor) dalam

mewujudkan lingkungan yang dikehendaki.

1.3.2. TUJUAN

Tujuan dari kegiatan Penyusunan Revisi RTBL Ibukota

Kabupaten Seram BagianTimur adalah:

1. Menyiapkan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan pada

kawasan tertentu sebagai bagian dari upaya penataan fungsi

dan fisik kawasan, bersama masyarakat dan semua

stakeholder, sesuai dengan kebutuhan dan kondisi lokal

(6)

2. Menyusun Program Investasi Pembangunan sebagai acuan

implementasi dari rencana dan rancangan yang telah

disusun, dengan menyertakan masyarakat sekitar sebagai

bagian integral dari upaya pembangunan di

lingkungan/kawasan yang dimaksud.

1.3.3. SASARAN

Sasaran dari kegiatan Penyusunan Revisi RTBL Ibukota

Kabupaten Seram BagianTimur adalah:

1. Tersusunnya RTBL untuk Ibukota Kabupaten Seram

BagianTimur sebagai bagian dari upaya penataan fungsi

dan fisik kawasan, bersama masyarakat dan semua

stakeholder, sesuai dengan kebutuhan dan kondisi lokal

dengan memperhatikan keserasian dengan alam sekitarnya.

2. Tersusunnya Program Investasi Pembangunan kawasan

sebagai Bagian upaya peningkatan kualitas

permukiman dengan menyertakan masyarakat sebagai

bagian integral dari upaya pembangunan di lingkungan /

kawasan.

1.4. DASAR HUKUM

Beberapa landasan hukum yang berkaitan dengan kebijakan teknis

penyusunan Rencana Teknis Bangunan dan Lingkungan Kota Hunimua

adalah sebagai berikut :

1. Undang – undang No. 27 Tahun 1999 (Pasal 81) yang

menegaskan bahwa Kepala Daerah bertangung jawab dalam

(7)

2. Undang – undang No. 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang

yang menegaskan bahwa pengaturan, penataan dan

pendayagunaan ruang.

3. Undang – undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan

Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Th. 1997 Nomor 68).

4. Keputusan Presiden No. 21 Tahun 1984 yang menggariskan

bahwa untuk mempercepat pelaksanaan pembangunan segenap

warga dapat didorong agar dapat semakin meluas dan merata,

baik dalam memikul beban pembangunan, pengawasan maupun

dalam pemeliharaan dan pengembangan.

5. Peraturan Pemerintah No. 14 tahun 1987, tentang penyerahan

ebagian urusan pemerintah Pusat kepada daerah dibidang

pelayanan umum.

6. Peraturan Pemerintah No. 45 tahun 1992, tentang

Penyelenggaraan Otonomi Daerah dengan titik berat pada

Daerah Tingkat II.

7. Peraturan Pemerintah No. 6 tahun 1988, yang secara tegas

menyatakan wewenang dan koordinasi perencanaan maupun

pelaksanaan tugas/kegiatan antara semua instansi dengan dinas

daerah yang berada pada Kepala Wilayah.

8. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 1 Tahun 1987, diantaranya

menegaskan bahwa penanganan dan pengelolaan lebih lanjut

dari berbagai pemeliharaan prasarana lingkungan perumahan

yang dibangun perusahaan pembangunan perumahan/perumnas

menjadi kewajiban dan tanggung jawab Pemerintah Daerah.

9. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 1 Tahun 1987,

(8)

perwujudan ruang dan pengembangan prasarana kota yang

harus diikuti oleh landasan hukum yang memadai, dan

pembangunan serta pengembangan kota lebih lanjut harus

didasarkan pada Rencana Tata Ruang Kota (RUTRK, RDTRK

dan RTRK) yang dimiliki.

10. Surat Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Ketua

Bapenas No. 158/Ket/1987 tentang penegasan kebijakan

Pembangunan Perkotaan Indonesia.

11. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri No. 05012104/BANGDA

Tahun 1983 yang merupakan dasar untuk menyusun Repelita

Daerah Tingkat II, Rencana Pengenbangan Wilayah dan

Rencana Pengembangan Kota.

12. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri No. 65012109/BANGDA

Tahun 1988, yang pada dasarnya menegaskan seluruh aspek

eknis perencanaan program, perencanaan aspek-aspek

pembiayaan serta aspek-aspek penanganan perencanaan dan

pelaksanaan program adalah dalam kaitan dengan mekanisme

dan tata kerja perangkat Pemerintah Daerah.

13. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 2 tahun 1987 yang

merupakan pedoman perencanaan dan pengendalian

pembangunan daerah dalam menyusun setiap program antar

sektor dan daerah, serta sekaligus sebagai alat komunikasi dan

kerjasama antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah

Tingkat Provinsi dan Tingkat Kabupaten.

Dan dalam rangka memperkuat pembinaan penataan ruang di daerah,

Menteri Dalam Negeri telah menetapkan peraturan yang menjadi acuan

di dalam melaksanakan kegiatan tersebut.

1. Inmendagri No. 19 th. 1996 tentang Pembentukan Tim

(9)

2. Kepmendagri No. 137 th. 1998 tentang Pedoman Penyusunan

dan Perhitungan Biaya Rencana Tata Ruang Daerah.

3. Permendagri No. 8 th. 1998 tentang Penyelenggaraan Penataan

Ruang di Daerah.

4. Permendagri No. 9 th. 1998 tentang Tata Cara Peran Serta

Masyarakat dalam Proses Perencanaan Tata Ruang di Daerah.

5. Permendagri No. 2 th. 1987 tentang Pedoman Penyusunan

Rencana Kota.

6. Kepmendagri No. 59 th. 1988 tentang Petunjuk Pelaksanaan

Peratuan Menteri Dalam Negeri No. 2 Tahun 1987.

7. Kepmendagri No. 650 - 658 tentang Keterbukaan Rencana Kota

Untuk Umum.

8. Inmendagri No. 14 th. 1988 tentang Penataan Ruang Terbuka

Hijau di Wilayah Perkotaan.

1.5. RUANG LINGKUP PERENCANAAN

1.5.1. LINGKUP MATERI

Materi yang akan dikaji dalam rangka penyusunan Revisi

Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Ibukota

Kabupaten Seram Bagian Timur adalah sebagai berikut:

1. Rencana Umum (Design Plan), meliputi :

a. Rencana Struktur dan Pola Pemanfaatan Ruang

Wilayah, meliputi :

Struktur pemanfaatan ruang dan sistem

pusat–pusat pelayanan; rencana kepadatan dan

(10)

Pola pemanfaatan ruang yang meliputi

kawasan-kawasan terbangun dan tidak terbangun,

kawasan permukiman, fasilitas umum,

transportasi, pariwisata, dan lain-lain), kawasan

perindustrian.

b. Rencana peruntukan bangunan (building use)

c. Rencana Perpetakan dan rencana tapak

d. Rencana Sistem Transportasi/Pergerakan : yang

meliputi sirkulasi, jalan, pedestrian, parkir, halte,

penyeberangan.

e. Rencana Wujud Bangunan : yang meliputi rencana

garis sempadan bangunan (garis sempadan

samping/belakang) dan muka bangunan; Koefisien

Dasar Bangunan; Koefisien Lantai Bangunan;

Koefisien Daerah Hijau; Koefisien Tapak Basement;

Ketinggian Bangunan, Elevasi/Peil; Orientasi

Bangunan; Bentuk Dasar Bangunan; Bahan

Bangunan eksterior ; sistem pertandaan/Signage.

f. Rencana Fasilitas Lingkungan : yang meliputi fasilitas

pendidikan, peribadatan, kesehatan, perkantoran dan

bangunan umum serta ruang terbuka hijau.

g. Rencana Utilitas Lingkungan : yang meliputi listrik, air

bersih, telepon, gas, drainase dan pengelolaan

sampah.

2. Rencana Detail (Design Guidelines) merupakan detail

visual pencapaian kualitas minimal tata bangunan dan

lingkungan.

3. Program Bangunan dan Lingkungan (Facility Programme),

(11)

yang disusun untuk kurun waktu tertentu yang menyangkut

macam, jumlah, besaran dan luasnya. Termasuk didalam

program ini adalah penetapan fungsi-fungsi bangunan,

kebutuhan ruang terbuka, fasilitas umum dan sosial.

4. Strategi Pengendalian Program dan Rencana

(Administration Guidelines), merupakan perangkat

administratif untuk mengendalikan pelaksanaan rencana

dan program guna mengantisipasi terjadinya perubahan

pada tahap pelaksanaan. Program ini berupa persyaratan

penyelenggaraan pembangunan; persyaratan keandalan

bangunan, persyaratan perijinan bangunan,pengawasan

bangunan, pembinaan, penetapan pola insentif dan

disinsentif, denda dan sanksi serta pengalihan hak

bangunan (transfer right development) termasuk di ruang

udara atau di bawah tanah.

5. Arahan Pengendalian Pelaksanaan (Development

Guidelines), merupakan arahan pelaksanaan teknis

berbentuk panduan penyusunan peraturan tentang

bangunan yang akan digunakan sebagai masukan teknis

dalam menyusun Raperda Bangunan Gedung.

Pengendalian ini juga mengarahkan model pengaturan dan

Manajemen pelaksanaan pengembangan lingkungan.

6. Materinya adalah performance based, misalnya

persyaratan keselamatan bangunan (struktur, bahan dan

utilitas); pengaturan bangunan dan lingkungan (persyaratan

KDB/KLB, Ketinggian bangunan, jarak antar bangunan,

orientasi, selubung bangunan (building envelopes), fasade

bangunan, GSB/GMB, komponen bangunan dan

(12)

1.5.2. LINGKUP WILAYAH PERENCANAAN

Lingkup/batasan wilayah yang dimaksud dalam hal ini adalah

wilayah Dataran Hunimua yang merupakan Ibukota Kabupaten

(13)

GAMBAR I.1

: PETA PULAU SERAM

(14)
(15)

GAMBAR I.3

: PETA ORIENTASI WILAYAH PERENCANAAN

REVISI RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN

(16)
(17)

1.6. METODOLOGI KEGIATAN

1.6.1. METODA PENDEKATAN

Dengan mendasar pada tujuan yang telah dirumuskan, selanjutnya

ditempuh langkah-langkah sebagai berikut :

1. Mengidentifikasikan dan merumuskan permasalahan

2. Menetapkan tujuan penelitian yang taat asas dengan

permasalahan yang dirumuskan.

3. Melakukan kajian teori untuk memahami esensi perancangan kota

(urban design), serta kriteria terukur dan tidak terukur yang akan

digunakan sebagai landasan untuk menganalisa penataan

bangunan wilayah penelitian.

4. Melakukan survei instansional untuk mendapatkan data sekunder

berupa peta dasar, peraturan-peraturan dan buku-buku yang

barkaitan dengan wilayah studi.

Selain itu juga melakukan observasi dan survei lapangan untuk

mengidentifikasikan:

 Jenis penggunaan lahan dan bangunan.

 Ketersediaan ruang terbuka yang meliputi penyediaan tempat parkir, tempat bongkar muat barang, penghijauan

halaman.

 Tatanan bangunan secara sekuensial dan street picture.

 Bentuk, tinggi, kepadatan dan jarak antar bangunan.

 Kemunduran bangunan.

5. Melakukan analisa melalui presedur sebagai berikut :

 Menetapkan kriteria terukur yang meliputi pertimbangan terhadap jalur pesawat terbang, bahaya kebakaran, Sky

Exposure Plane dan Angle of Light Obstruction, optimasi

(18)

compability, identity, sense, dan livability.

 Menetapkan batas fisik blok-blok di wilayah penelitian.

 Menetapkan kriteria terukur dan tak terukur pada blok-blok studi yang telah dipilih.

6. Merumuskan pola penataan bangunan di wilayah penelitian,

berdasarkan penerapan kriteria terukur dan tak terukur.

Menggambarkan secara grafis pola penataan bangunan tersebut

agar lebih mudah dipahami.

1.6.1.1. PRINSIP DASAR PENYUSUNAN RTBL

Dalam Penyusunan Revisi Rencana Tata Bangunan dan

Lingkungan Ibukota Kabupaten Seram Bagian Timur, harus

mempertimbangkan prinsip-prinsip dasar, yaitu :

1. Konsistensi : dalam arti tidak bertentangan dengan

kebijakan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku

2. Operasional : dalam arti memenuhi tuntutan kebutuhan

pengembangan dan memperhatikan kemampuan

implementasi serta lingkup kewenangan Pemerintah Daerah di

dalam pelaksanaan pemanfaatan dan pengendalian

pemanfaatan ruang

3. Mudah : dalam arti materinya mudah dipahami dan tidak

rumit, sehingga tidak mengundang intrepretasi yang keliru

dalam rangka pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan

ruang wilayah kota

4. Utuh : dalam arti mencakup semua komponen materi penting

yang perlu direkomendasikan dalam suatu RTBL, sehingga

dapat mendorong berlangsungnya kegiatan pemanfaatan dan

pengendalian pemanfaatan ruang yang berkualitas

5. Flexible : dalamarti tidakrigit, sehingga memberikan

(19)

pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang guna

mengoptimalkan peluang investasi dan peran serta swasta dan

masyarakat

6. Keberpihakan : dalam arti memasukkan secara spesifik

muatan-muatan kebijakan, rencana dan program-program

pengembangan bagi golongan ekonomi lemah dan juga hak

rakyat untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kesenjangan

sosial ekonomi.

1.6.1.2. KERANGKA PENDEKATAN

Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan memenuhi

kondisi-kondisi sebagai berikut :

a. Data dan informasi lengkap dan sah:

Kelengkapan:

 Data Kebijaksanaan Pembangunan Daerah

 Data karakteristik ekonomi wilayah dan perkembangannya

 Data dan kondisi perkembangan kependudukan /demografi

 Data sumber daya buatan

 Data sumber daya alam Keabsahan:

 Untuk peninjauan kembali RTRW Kota tahun n-2 data yang dipakai sebaiknya direkam/disurvey tahun n-2 atau

lebih mutakhir, supaya hasil analisanya tepat;

 Sumber data harus jelas dan merupakan produk legal dari instansi yang bertanggung jawab;

(20)

b. Metode dan analisis yang digunakan relevan

Kelengkapan:

 Analisis untuk melihat kedudukan Kota dalam sistem perwilayahan nasional, sistem tata ruang pulau, sistem

perwilayahan propinsi, dan kota-kota lainnya.

 Analisis Demografi

 Analisis Sosial Kemasyarakatan

 Analisis Ekonomi

 Analisis Fisik dan Daya Dukung Lingkungan

 Analisis Sarana dan Prasarana

 Analisis struktur dan pola ruang yang ada dan kecenderungan perkembangannya.

 Analisis potensi dan kondisi sumber daya alam, sumber daya buatan dan sumber daya manusia

 Analisis Keuangan dan Kemampuan Pembiayaan Pembangunan Daerah.

c. Perumusan konsep dan strategi pemanfaatan ruang sesuai

dengan petunjuk penyusunannya:

Kelengkapan:

 Perumusan tujuan pemanfaatan ruang;

 Perumusan masalah pembangunan perkotaan dan keterkaitannya dengan masalah pemanfaatan ruang;

 Perumusan strategi pengembangan tata ruang Koridorperkotaan;

 Penjabaran strategi pengembangan tata ruang Koridorperkotaan ke dalam langkah-langkah berikut:

 Strategi pengelolaan kawasan lindung dan budidaya;

(21)

 Strategi pengembangan sarana dan prasarana perkotaan wilayah;

 Strategi pengembangan kawasan prioritas;

 Strategi pemanfaatan ruang;

 Strategi pengendalian pemanfaatan ruang.

d. Muatan Rencana Tata Ruang sesuai dengan ketentuan

dalam UU Penataan Ruang dan peraturan pelaksanaannya.

Kelengkapan:

 Tujuan pemanfaatan ruang serta strategi pengembangan untuk mencapai tujuan tersebut di atas.

 Rencana struktur pemanfaatan ruang:

 Rencana sistem kegiatan pembangunan;

 Rencana sistem permukiman perkotaan dan perdesaan;

 Rencana sistem prasarana wilayah yang terdiri dari:

 Rencana sistem prasarana transportasi;

 Rencana sistem prasarana energi / listrik;

 Rencana sistem prasarana pengelolaan;

 Rencana sistem prasarana lingkungan;

 Rencana sistem prasarana lainnya.

 Rencana pola pemanfaatan ruang.

e. Penyusunannya telah melalui prosedur dan komitmen yang

lengkap:

 Disusun berdasarkan Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang KoridorPerkotaan;

 Melibatkan seluruh Tim Koordinasi Penataan Ruang Daerah (TKPRD) Kota serta masyarakat dan pakar

(22)

 Melalui suatu proses konsensus dan musyawarah dari semua pihak dan mengalokasikan ruang sesuai dengan

arahan dan kebijaksanaan yang telah ditetapkan.

Pada tahap berikutnya dilakukan Evaluasi Data dan Informasi:

 Pada tahap ini dikumpulkan data mengenai pemanfaatan ruang perkotaan yang sudah berlangsung dan

dibandingkan dengan strategi dan rencana struktur dan

pola pemanfaatan ruang kota;

 Data mengenai kebijaksanaan-kebijaksanaan eksternal, dan evaluasi adanya perubahan terhadap asumsi

faktor-faktor eksternal yang ada, serta kajian mengenai

pengaruhnya terhadap strategi, struktur dan pola

pemanfaatan ruang kota;

 Melakukan kajian terhadap keabsahan Rencana Tata Ruang dengan memperhatikan perubahan pemanfaatan

dan adanya perubahan faktor-faktor eksternal.

Kegiatan pada tahap ini akan menghasilkan:

 Profil dan kualitas Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan;

 Tingkat permasalahan pemanfaatan ruang, berupa simpangan-simpangan pemanfaatan ruang dan lokasi

pembangunan;

 Perubahan-perubahan kebijaksanaan diluar sistem penataan bangunan.

Penyempurnaan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan

dilakukan sesuai dengan tipologinya, yaitu berupa:

 Pembakuan materi Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan jika berdasarkan hasil peninjauan ditemukan

(23)

minimal sebagai Rencana Tata Bangunan dan

Lingkungan yang baku;

 Penyesuaian terhadap materi Tata Bangunan dan Lingkungan agar mampu mengakomodasi perubahan

kebijaksanaan, tujuan, sasaran, dan dinamika

pembangunan, serta untuk mengkoreksi struktur dan

pola penataan.

1.6.2. METODE PENYUSUNAN

Secara umum metode Penyusunan Revisi Rencana Tata Bangunan dan

Lingkungan (RTBL) Ibukota Kabupaten Seram Bagian Timur adalah

sebagai berikut :

1. Memahami kebijaksanaan maupun perundang-undangan yang

berpengaruh terhadap wilayah perencanaan

2. Memahami karakteristik ruang yang ada baik fisik, sosial budaya

maupun ekonomi serta perubahan-perubahan pemanfaatan ruang

yang ada. Pemahaman ini dapatdilakukan secara langsung dengan

mengamati di lapangan, data sekunder maupun informasi,

pendapat yang digali dari masyarakat.

3. Memahami visi dan misi Kabupaten Seram Bagian Timur

berdasarkan hasil aspirasi semua pihak.

4. Melakukan analisa dengan strategi sebagai berikut :

a. Strategi pengembangan tata ruang kawasan

b. Strategi pengembangan desain kawasan

c. Strategi pengembangan ekonomi kawasan/ strategi

pengembangan kegiatan dominan

d. Strategi pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan

e. Strategi pengembangan sumber daya manusia/

kependudukan/ tenaga kerja

(24)

5. Perumusan Revisi RTBL Ibukota Seram Bagian Timur terdiri atas:

A. Rencana Umum (Design Plan), meliputi :

1. Rencana Struktur dan Pola Pemanfaatan Ruang Wilayah,

meliputi :

Struktur pemanfaatan ruang dan sistem pusat-pusat

pelayanan; rencana kepadatan dan distribusi penduduk.

Pola pemanfaatan ruang yang meliputi kawasan

terbangun dan tidak terbangun.

2. peruntukan bangunan (building use)

3. Rencana Perpetakan dan rencana tapak

4. Rencana Sistem Transportasi / Pergerakan : yang meliputi

sirkulasi, jalan, pedestrian, parkir, halte, penyeberangan,

street furniture,

5. Rencana Wujud Bangunan : yang meliputi rencana garis

sempadan bangunan (garis sempadan samping / belakang)

dan muka bangunan; Koefisien Dasar Bangunan; Koefisien

Lantai Bangunan; Koefisien Daerah Hijau; Koefisien Tapak

Basement; Ketinggian Bangunan, Elevasi / Peil; Orientasi

Bangunan; Bentuk Dasar Bangunan; Bahan Bangunan

eksterior; sistem pertandaan / Signage.

6. Rencana Fasilitas Lingkungan : yang meliputi fasilitas

pendidikan, peribadatan, kesehatan, perkantoran dan

bangunan umum serta ruang terbuka hijau.

7. Rencana Utilitas Lingkungan : yang meliputi listrik, air bersih,

telepon, gas, drainase dan pengelolaan sampah.

B. Rencana Detail (Design Guidelines) merupakan detail visual

(25)

C. Program Bangunan dan Lingkungan (Facility Programme),

merupakan program kebutuhan bangunan dan lingkungan

yang disusun untuk kurun waktu tertentu yang menyangkut

macam, jumlah, besaran dan luasnya. Termasuk didalam

program ini adalah penetapan fungsi-fungsi bangunan,

kebutuhan ruang terbuka, fasilitas umum dan sosial.

D. Program Investasi (Investment Programme), disusun

berdasarkan program bangunan dan lingkungan yang telah

dibuat dalam RTBL. Program investasi ini memberikan arahan

umum tentang perkiraan investasi pembangunan yang akan

dibiayai oleh pemerintah dari berbagai jenis sektor, daerah,

pusat serta investasi oleh dunia usaha dan masyarakat

E. Strategi Pengendalian Program dan Rencana (Administration

Guidelines),merupakan perangkat administratif untuk

mengendalikan pelaksanaan rencanadan program guna

mengantisipasi terjadinya perubahan pada tahap

pelaksanaan. Program ini berupa persyaratan

penyelenggaraan pembangunan; persyaratan keandalan

bangunan, persyaratan perijinan bangunan, pengawasan

bangunan, pembinaan, penetapan pola insentif dan

disinsentif, denda dan sanksi serta pengalihan hak bangunan

(transfer right development) termasuk di ruang udara atau di

bawah tanah.

F. Arahan Pengendalian Pelaksanaan (Development

Guidelines), merupakanarahan pelaksanaan teknis berbentuk

panduan penyusunan peraturan tentang bangunan yang akan

(26)

Bangunan Gedung. Pengendalian ini juga mengarahkan

model pengaturan dan manajemen pelaksanaan

pengembangan lingkungan. Materinya adalah performance

based, misalnya persyaratan keselamatan bangunan (struktur,

bahan dan utilitas); pengaturan bangunan dan lingkungan

(persyaratan KDB/KLB, Ketinggian bangunan, jarak antar

bangunan, orientasi, selubungan bangunan (building

envelopes), fasade bangunan, GSB / GMB, komponen

bangunan dan persyaratan material interior / eksterior.

1.6.3. KONSEP PEMBENTUKAN IDENTITAS LINGKUNGAN LUAR (KEVIN

LYNCH)

Identitas lingkungan luar suatu kota (kawasan) terbentuk dari

unsur-unsur:

1. Pathways, yaitu salah satu pembentuk jalur sirkulasi

2. Landmark, yaitu salah satu unsur pembentuk tanda kota

3. Nodes, yaitu salah satu unsur pembentuk titik orientasi

4. Edges, yaitu sebagai salah satu unsur pembentuk garis pemisah

kawasan

5. Distrik, yaitu sebagai salah satu pembentuk unsur kawasan dalam

kota Dengan konsep pembentukan identitas lingkungan luar

diharapkan bahwaIbukota Kabupaten Seram Bagian Timur menjadi terpadu dan mempunyai “image” yang spesifik (mudah dikenali).

1.6.4. MODEL PERPETAKAN (FIGURE GROUND PLAN)

Merupakan model yang dipergunakan untuk perpetakan yang

memperlihatkandan menjelaskan konfigurasi antara solid (hitam) dan

void (putih) dalam urban design.Solid adalah suatu elemen berupa

(27)

sebagai wadah aktifitas manusia. Sedangkan void adalah ruang terbuka

dalam lingkup perkotaan yang meliputi internal void (ruang terbuka di

dalam lingkup suatu bangunan) dan eksternal void (ruang terbuka di luar

lingkup suatu bangunan). Dengan metode ini akan diketahui karakteristik

urban fabric seperti pola dan tipologi kawasan, konfigurasi solid dan void,

serta karakteristik ruang kota.

1.6.5. KONSEP TATA BANGUNAN (BULDING CODE)

Merupakan model yang dipergunakan untuk mengkaji tata bangunan,

yang antara lain meliputi:

1. Pengaturan Tata Bangunan yang terdiri dari KDB, KLB, KRT,

Ketinggian bangunan, Garis Sempadan Bangunan.

2. Pengaturan Massa dan Bentuk Bangunan

3. Arsitektur bangunan

4. Garis langit (Skyline)

5. Selubung Bangunan

1.7. RENCANA KERJA

Rencana Kerja dalam penyusunan Revisi Rencana Tata Bangunan dan

Lingkungan (RTBL) Ibukota Kabupaten Serang Bagian Timur adalah

terbagi menjadi tahapan kegiatan sebagai berikut :

a. Kegiatan Persiapan

b. Kegiatan Penyusunan Laporan Pendahuluan

c. Kegiatan Pengumpulan Data dan Analisa

d. Kegiatan Penyusunan Draft Laporan Akhir

(28)

1.7.1. KEGIATAN PERSIAPAN

Kegiatan persiapan adalah kegiatan awal yang dilakukan dengan tujuan

untuk pelaksanaan penyusunan laporan melalui beberapa kegiatan baik

yang langsung dilaksanakan oleh tim teknis ataupun pihak lain yang

mempunyai bidang tugas untuk mendapatkan data-data dan informasi

yang dibutuhkan.

Kegiatan ini meliputi :

A. Persiapan Dasar, meliputi :

1. Pengumpulan peta dasar berupa peta-peta ataupun data

numerik. Peta yang dimaksud adalah peta garis untuk kawasan

rencana dengan skala 1 : 1000.

2. Penyiapan peta penggunaan lahan terakhir

3. Melakukan identifikasi penggunaan lahan di wilayah studi

4. Identifikasi potensi dan permasalahan yang berkaitan dengan

wilayah studi dan wilayah sekitarnya. Identifikasi meliputi

permasalahan :

Tata Ruang

Tata Bangunan dan lingkungan

Transportasi

Fasilitas dan Utilitas

Sosial, ekonomi dan budaya masyarakat penghuni

5. Menyiapkan materi survei

6. Menyiapkan keperluan administrasi penunjang kegiatan survei

B. Persiapan Survei.

Persiapan ini meliputi survei primer dan survei sekunder. Persiapan

survei tersebut antara lain :

1. Persiapan peta dasar skala 1 : 1000 dan 1 : 5000

(29)

3. Persiapan daftar data yang dibutuhkan untuk observasi

(check-list)

4. Persiapan quesioner untuk wawancara

5. Persiapan peralatan survei : kamera digital, handicamp, tape

recorder, alat Ntulis, kertas, spidol warna, alat ukur (meteran).

6. Menyusun data yang dibutuhkan dari setiap instansi yang

terkait.

1.7.2. KEGIATAN PENYUSUNAN LAPORAN PENDAHULUAN

Pada tahap laporan pendahuluan dilakukan kegiatan penyusunan

laporan yang berisikan pendalaman dan studi literature yang diperlukan,

pengembangan metode kajian, jadwal waktu, tenaga teknis yang terlibat,

persiapan survei dan rencana tenaga fungsional/struktural yang terlibat.

1.7.3. PENGUMPULAN DATA DAN ANALISA

Kegiatan pengumpulan data pada tahap pengumpulan data dan

analisaditekankan pada kegiatan survei dan pengamatan serta

wawancara yang meliputi kegiatan antara lain :

1. Kegiatan survei lapangan sebagai tahap untuk menguji kebenaran

atas data yang diperoleh dari data instansional dan untuk

mengetahui kondisi lapangan yang sebenarnya.

2. Kegiatan survei instansional dengan melakukan pengumpulan data

dari instansi-instansi yang terkait dengan perencanaan dan

perancangan kawasan. Data dan informasi dapat berupa fakta

dalam bentuk angka, peta, maupun narasi tentang kondisi wilayah

perencanaan secara keseluruhan.

3. Survei primer berupa wawancara langsung dengan masyarakat

untuk memperoleh aspirasi mereka. Wawancara akan dilakukan

(30)

Warga (perwakilan) dengan mengambil beberapa sample dari

kawasan rencana.

4. Membuat estimasi dan tabulasi data serta informasi sesuai dengan

keperluan, sehingga siap untuk dianalisa.

Kegiatan analisa yang dilakukan adalah :

1. Membuat tabulasi dan mensistemasikan kondisi eksisting dan

informasi sesuai dengan keperluan, sehingga mudah dibaca dan

dimengerti serta siap dianalisa.

2. Menyusun data dan menganalisa sesuai dengan pokok

bahasannya :

a. Kebijaksanaan pengembangan regional yang berpengaruh

pada perkembangan wilayah yang direncanakan, antara lain :

 Pola Dasar pembangunan

 Kebijaksanaan / Arahan RTRW Kabupaten, RDTRK dan RTRK di wilayah perencanaan.

 Kebijaksanaan sektoral yang terkait lainnya.

b. Kondisi fisik dasar, meliputi topografi, klimatologi, geologi dan

jenis tanah, hidrologi dan kemampuan / daya dukung tanah.

c. Data penduduk di kawasan rencana 5 tahun terakhir yang

diproyeksikan dengan menggunakan berbagai metode

proyeksi, untuk 10 tahun mendatang. Hasil proyeksi ini dapat

digunakan untuk memperkirakan kebutuhan ruang dan sarana

utilitas pada 10 tahun mendatang.

d. Penggunaan tanah yang menggambarkan karakteristik

penyebaran bentuk-bentuk fisik buatan, antara lain :

 Jenis Penggunaan Tanah

 Luas penggunaan tanah (perumahan, perkantoran, fasilitas umum lainnya).

(31)

 Struktur dan kualitas bangunan untuk masing-masing penggunaan tanah

 Penggunaan bangunan (building use)

 Kepadatan bangunan pada setiap jenis penggunaan

 Estetika bangunan pada lingkungan dan kawasan yang bersangkutan

e. Wujud Bangunan, yang meliputi : garis sempadan bangunan

(garis sempa dan samping / belakang dan muka bangunan) ;

Koefisien Dasar Bangunan; Koefisien Lantai Bangunan;

Koefisien Daerah Hijau; Koefisien Tapak Basement;

Ketinggian Bangunan; Elevasi / Peil; Orientasi Bangunan;

Bentuk Dasar Banguna; Bahan Bangunan Eksterior dan

Sistem Pertandaan / Signage.

f. Sistem dan kebutuhan transportasi berdasarkan tingkat

penggunaan dan tingkat pelayanan transportasi, meliputi :

 Sirkulasi baik untuk pergerakan sehari-hari, maupun untuk pengembangan kawasan fungsional lainnya.

 Kebutuhan pengembangan jalan meliputi analisa fungsi jalan, dimensijalan, kelas / kondisi perkerasan jalan

sesuai dengan tingkat penggunaan.

 Arus lalu lintas dan parkir

 Street Furniture

g. Utilitas yang meliputi perkiraan / proyeksi kebutuhan utilitas,

antara lain :

 Listrik meliputi kebutuhan jaringan listrik, sumber dan system distribusinya.

 Telepon meliputi kebutuhan jaringan telepon untuk berbagai kebutuhan pengembangan kawasan termasuk

kebutuhan rumah tangga dan fasilitas umum.

(32)

berupa sumber, sumur maupun PDAM untuk

pemanfaatan bersama dan pengembangan kawasan

meliputi : kualitas, kuantitas, sumber, cara pengolahan

dan distribusinya.

 Drainase dengan menganalisa jenis kebutuhan drainase (drainase primer, sekunder dan tersier) untuk setiap jenis

kebutuhan.

 Persampahan meliputi produksi sampah tiap hari, sistem pengangkutan sampah, pemusnahan sampah, jenis dan

letak pembuangan sampah (TPS).

 Gas meliputi kebutuhan gas dan distribusinya.

h. Analisis perekonomian, yang membahas tentang kemampuan

finansial terhadap pembiayaan pembangunan yang akan

dilaksanakan. Kajian terhadap peluang-peluang investasi

pada pembangunan kawasan tersebut harus dilakukan

dengan detil. Demikian juga kemampuan pemerintah dan

masyarakat dalam membiayai pembangunan.

i. Analisis Kelembagaan, akan membahas tentang kelembagaan

apa saja yang akan mengelola pembangunan di kawasan

perencanaan. Kewenangankelembagaan ini akan diproyeksi

berdasarkan rencana/ tahapan kegiatan.

j. Analisis Administrasi Pengelolaan Pembangunan, akan

menganalisa mekanisme kegiatan perencanaan /

perancangan dan pembangunan, dalam kaitannya dengan

tertib hukum dan administratif. Dalam hal ini akan dianalisis

mengenai mekanisme perijinan dan dasar hukum dalam

pelaksanaan pembangunan.

k. Analisis Standar Keandalan Bangunan. Dalam analisis ini

akan dikaji berbagai standar keandalan bangunan guna

(33)

pembangunan di kawasan rencana. Tentu saja tidak semua

standar teknis akan dipakai. Beberapa standar teknis yang

akan dikaji adalah :

 Standar kenyamanan bangunan di daerah tropis

 Standar keamanan sistem struktur dan konstruksi

 Standar utilitas bangunan gedung

 Standar Bahan bangunan untuk sistem konstruksi bangunan gedung

 Standar terhadap pengamanan bahaya kebakaran

 Standar terhadap bencana gempa

 Standar perancangan bagi penyandang cacat.

1.7.4. KEGIATAN PENYUSUNAN LAPORAN ANTARA / DRAFT LAPORAN

AKHIR

Kegiatan penyusunan Laporan Antara / Draft Laporan Akhir merupakan

hasil sintesa dari berbagai analisa yang telah dilakukan pada tahap

sebelumnya. Kegiatan ini meliputi rekomendasi hasil analisa yang telah

dilakukan. Rekomendasi tersebut diarahkan pada penyusunan rencana

dengan materi sebagai berikut :

1. Rencana Umum (Design Plan), meliputi :

a. Rencana Struktur dan Pola Pemanfaatan Ruang Wilayah,

meliputi :

 Struktur pemanfaatan ruang dan sistem pusat-pusat pelayanan; rencana kepadatan dan distribusi penduduk.

 Pola pemanfaatan ruang yang meliputi kawasan-kawasan terbangun dan tidak terbangun, kawasan-kawasan

permukiman, fasilitas umum, transportasi,

pariwisata/rekreasi, IPTEK, Exhibition, dan lain-lain),

kawasan perindustrian.

(34)

c. Rencana Perpetakan dan rencana tapak

d. Rencana Sistem Transportasi / Pergerakan : yang meliputi

sirkulasi, jalan, pedestrian, parkir, halte, penyeberangan,

street furniture,

e. Rencana Wujud Bangunan : yang meliputi rencana garis

sempadan bangunan (garis sempadan samping / belakang)

dan muka bangunan; Koefisien Dasar Bangunan; Koefisien

Lantai Bangunan; Koefisien Daerah Hijau; Koefisien Tapak

Basement; Ketinggian Bangunan, Elevasi / Peil; Orientasi

Bangunan; Bentuk Dasar Bangunan; Bahan Bangunan

eksterior; sistem pertandaan / Signage.

f. Rencana Fasilitas Lingkungan : yang meliputi fasilitas

pendidikan, peribadatan, kesehatan, perkantoran dan

bangunan umum serta ruang terbuka hijau.

g. Rencana Utilitas Lingkungan : yang meliputi listrik, air bersih,

telepon, gas, drainase dan pengelolaan sampah.

2. Rencana Detail (Design Guidelines) merupakan detail visual

pencapaian kualitas minimal tata bangunan dan lingkungan.

3. Program Bangunan dan Lingkungan (Facility Programme),

merupakan program kebutuhan bangunan dan lingkungan yang

disusun untuk kurun waktu tertentu yang menyangkut macam,

jumlah, besaran dan luasnya. Termasuk didalam program ini

adalah penetapan fungsi-fungsi bangunan, kebutuhan ruang

terbuka, fasilitas umum dan sosial.

4. Program Investasi (Investment Programme), disusun berdasarkan

program bangunan dan lingkungan yang telah dibuat dalam RTBL.

Program investasi ini memberikan arahan umum tentang perkiraan

investasi pembangunan yang akan dibiayai oleh pemerintah dari

berbagai jenis sektor, daerah, pusat serta investasi oleh dunia

(35)

5. Strategi Pengendalian Program dan Rencana (Administration

Guidelines), merupakan perangkat administratif untuk

mengendalikan pelaksanaan rencana dan program guna

mengantisipasi terjadinya perubahan pada tahap pelaksanaan.

Program ini berupa persyaratan penyelenggaraan pembangunan;

persyaratan keandalan bangunan, persyaratan perijinan bangunan,

pengawasan bangunan, pembinaan, penetapan pola insentif dan

disinsentif, denda dan sanksi serta pengalihan hak bangunan

(transfer right development) termasuk di ruang udara atau di bawah

tanah.

6. Arahan Pengendalian Pelaksanaan (Development Guidelines),

merupakanarahan pelaksanaan teknis berbentuk panduan

penyusunan peraturan tentang bangunan yang akan digunakan

sebagai masukan teknis dalam menyusun Raperda Bangunan

Gedung. Pengendalian ini juga mengarahkan model pengaturan

dan manajemen pelaksanaan pengembangan lingkungan.

Materinya adalah performance based, misalnya persyaratan

keselamatan bangunan (struktur, bahan dan utilitas); pengaturan

bangunan dan lingkungan (persyaratan KDB/KLB, Ketinggian

bangunan, jarak antar bangunan, orientasi, selubung bangunan

(building envelopes), fasade bangunan, GSB / GMB, komponen

bangunan dan persyaratan material interior / eksterior.

1.7.5. KEGIATAN PENYUSUNAN LAPORAN AKHIR

Hasil pembahasan Laporan Antara / Draft Laporan Akhir digunakan

sebagai masukan dalam menyusun Laporan Akhir (Final). Namun

outline buku Laporan Akhir tetap sama dengan outline buku Laporan

Gambar

GAMBAR I.1
GAMBAR I.2
GAMBAR I.3 : PETA ORIENTASI WILAYAH PERENCANAAN
GAMBAR I.4

Referensi

Dokumen terkait

Defek kecil yang melibatkan margo palpebra superior dapat diperbaiki dengan penutupan langsung jika teknik ini tidak mengambil tekanan yang terlalu besar pada luka.. Penutupan

Dari stasiun tersebut diperoleh data berupa kecepatan, lama hembus dan arah angin.Meskipun lama hembus dan arah angin merupakan data yang penting dalam

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa dalan cerbung Mulih Ndesa karya Suryadi WS hubungan antar warga masyarakat masih menjalin hubungan yang sangat baik untuk mencapai

Latihan kondisi fisik umum adalah latihan fisik yang belum dikaitkan dengan cabang olahraga tertentu. Dengan kata lain pembentukan kondisi fisik tersebut masih

Manusia hanya dapat melihat sampai dengan 400 nanometer, warna violet, sedangkan makhluk tetrachromat dapat melihat warna ultraviolet sampai dengan 300 nanometer, warna primer

Rencana pembangunan yang berbasis keruangan dalam skala Daerah yang telah ditetapkan adalah Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Bantul Nomor 1 Tahun

Singkat kata, kewirausahaan ekonomis, tentu saja bisa mencanangkan pen- carian profit atau untung sebagai tujuan, tetapi hal itu mesti dilakukan dengan nilai

Peningkatan prestasi ini terlihat dengan keaktifan siswa selama proses belajar mengajar misalnya mereka mampu dan bisa bila disuruh untuk menjabarkan kembali hasil