BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pembangunan nasional harus dilaksanakan secara merata di seluruh wilayah Indonesia bersama seluruh tingkat pemerintahan dari pusat sampai dengan pemerintah daerah dengan cara yang lebih terpadu, efisien, efektif serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi seluruh masyarakat. Salah satu perwujudan pembangunan nasional tersebut adalah pelaksanaan pembangunan infrastruktur yang disiapkan secara terencana dan terpadu sesuai dengan kaidah pembangunan berkelanjutan. Pendayagunaan sumber daya yang optimal diharapkan mampu mendukung pertumbuhan ekonomi nasional dan pemerataan pembangunan di daerah, penciptaan lapangan kerja dan penangulangan kemiskinan dengan tetap menjaga daya dukung lingkungan.
Untuk mewujudkan hal tersebut, diperlukan perencanaan program infrastruktur yang dapat mendukung kebutuhan sosial, ekonomi, dan lingkungan secara terpadu, melalui perencanaan program yaitu Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya sebagai embrio terwujudnya perencanaan infrastruktur yang lebih luas dan diharapkan mampu mendukung kebutuhan ekonomi, sosial dan lingkungan.
dapat mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi lokal, penanggulangan kemiskinan, dan peningkatan kualitas pelayanan.
Mengacu pada UU No.17 Tahun 2007 tentang RPJP 2005–2025 menggariskan bahwa penyelenggaraan pembangunan ditujukan untuk lebih memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang dengan menekankan pencapaian daya saing kompetitif perekonomian berlandaskan keunggulan sumber daya alam dan sumber daya manusia berkualitas serta kemampuan ilmu dan teknologi yang terus meningkat. Untuk mewujudkan keunggulan kompetitif tersebut, RPJMN 2015 - 2019 menegaskan bahwa
”Mempercepat Pembangunan Infrastruktur Untuk Pertumbuhan dan Pemerataan”, yang diwujudkan melalui:
1. Memperkuat konektivitas nasional untuk mencapai keseimbangan pembangunan. 2. Mempercepat penyediaan infrastruktur dasar (perumahan, air bersih, sanitasi, dan
listrik).
3. Menjamin ketahanan air, pangan, dan energi untuk mendukung ketahanan nasional 4. Mengintegrasikan isu lintas bidang infrastruktur
5. Mengembangkan sistem transportasi massal perkotaan
6. Meningkatkan kontribusi kerjasama pemerintah swasta dalam pembangunan infrastruktur.
Selaras dengan hal tersebut, pada bagian lain dari RPJMN 2015 - 2019 terkait dengan kebijakan pembangunan infrastruktur, khususnya infrastruktur dasar, juga merupakan agenda pembangunan yang relefan dalam Meningkatkan Produktivitas Rakyat dan Daya Saing di Pasar Internasional. Terkait dengan hal ini dikembangkanlah 11 komponen kegiatan prioritas yang diorientasikan untuk meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional, yaitu :
1) Membangun konektivitas nasional untuk mencapai keseimbangan pembangunan; 2) Membangun transportasi massal perkotaan;
3) Membangun perumahan dan kawasan permukiman
4) Meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam pembiayaan infrastruktur; 5) Menguatkan peran investasi;
6) Mendorong BUMN menjadi agen pembangunan; 7) Meningkatkan kapasitas inovasi dan teknologi;
8) Meningkatkan akselerasi pertumbuhan ekonomi nasional; 9) Mengembangkan kapasitas perdagangan nasional;
10) Meningkatkan daya saing tenaga kerja; dan
Dalam rangka pengembangan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, mengembangkan konsep perencanaan pembangunan infrastruktur yang terintegrasi berupa Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya, sebagai upaya mewujudkan keterpaduan pembangunan di kabupaten/kota. RPI2JM Bidang Cipta Karya disusun oleh Pemerintah Kabupaten/Kota yang mengintegrasikan kebijakan skala nasional, provinsi, dan kabupaten/kota, baik kebijakan spasial maupun sektoral. Melalui perencanaan yang rasional dan inklusif, diharapkan keterpaduan pembangunan dapat terwujud, terutama dalam hal pengembangan komponen kegiatan prioritas yang terkait dengan dukungan infrastruktur permukiman dengan target capaian sebagai berikut :
Tercapainya penanganan kawasan kumuh menjadi 0% hingga tahun 2019.
Tercapainya 100% pelayanan air minum, yang dilakukan melalui pendekatan : 1) optimalisasi dan pembangunan baru (supply side), 2) peningkatan efisiensi layanan air minum (demand side), dan 3) penciptaan lingkungan yang kondusif (enabling environment).
Meningkatnya akses penduduk terhadap sanitasi layak (air limbah domestik, sampah dan drainase lingkungan) menjadi 100%.
Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya, dipandang sangat diperlukan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota karena, dokumen tersebut merupakan penjabaran lebih lanjut dari RPJMD dan RTRW yang responsif terhadap aspirasi dan dinamika masyarakat. Selain dari itu, melalui instrumen RPI2JM ini juga kebijakan daerah mampu diselaraskan dengan kebijakan pusat, yang pada akhirnya dapat dijadikan dokumen kelayakan kerjasama antar stakeholder. Dengan adanya RPI2JM, akan tersedia panduan (guidance) yang bersifat operasional.
Kabupaten Kepahiang selama ini belum mempunyai dokumen RPI2JM sehingga pembangunan sektor cipta karya khusunya jaringan air minum dan sanitasi belum tertata dengan baik. Baik lokasi, topografi dan daya tampungnya.
Dengan dibuatnya dokumen RPI2JM ini akan digunakan sebagai pedoman Pemerintah Daerah dalam membangun jaringan air bersih dan sanitasi pada masa-masa yang akan datang.
1.2 PENGERTIAN DAN KEDUDUKAN RPI2JM
Cipta Karya yang disusun oleh Pemerintah Kabupaten/Kota dengan jangka waktu 5 (lima) tahun, dan dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, masyarakat, dan dunia usaha dengan mengacu pada rencana tata ruang dan kebijakan skala nasional, provinsi, dan kabupaten kota, untuk mewujudkan keterpaduan pembangunan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan.
RPI2JM Bidang Cipta Karya disusun dengan mengintegrasikan berbagai dokumen perencanaan spasial maupun sektoral, mulai dari tingkat pusat, provinsi, hingga kabupaten/kota. RPI2JM Bidang Cipta Karya disusun sebagai dokumen teknis operasional pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya sesuai dengan dokumen rencana yang ada, dengan perkuatan pada rencana investasi sesuai dengan kebutuhan dan kapasitas Daerah. Untuk lebih jelasnya tentang kedudukan RPI2JM Bidang Cipta Karya dalam sistem perencanaan pembangunan dapat diperlihatkan seperti pada gambar berikut ini.
Pada gambar 1 terlihat bahwa RPI2JM Bidang Cipta Karya, selain mengacu pada rencana spasial dan arah pembangunan nasional/daerah, juga mengintegrasikan rencana sektoral Bidang Cipta Karya, antara lain Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM), Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK), serta Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), dalam rangka mewujudkan keterpaduan pembangunan permukiman yang berkelanjutan.
Khusunya pada kegiatan ini yang akan dikerjakan adalah strategi/dokumen sanitasi Kabupaten/Kota serta rencana sistem penyediaan air minum.
1.3 Pentingnya RPI2JM Bidang Cipta Karya
RPI2JM diperlukan diperlukan dalam rangka mewujudkan :
Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pembangunan di Daerah
Upaya mewujudkan hasil pembangunan yang lebih optimal melalui perencanaan pembangunan infrastruktur terpadu
Sebagai dokumen kelayakan dan kerjasama program dan anggaran pembangunan Bidang CK di Daerah antara Pemerintah Pusat, Propinsi, dan Kab/kota
Mendorong pembangunan Infrastruktur Cipta Karya di daerah dalam rangka memacu pertumbuhan dan pemerataan pembangunan
Mendukung pencapaian sasaran pembangunan lima tahun Bidang Cipta Karya sebagaimana dimaksud dalam RPJMN 2015 – 2019
1.4 Prinsip Penyusunan RPI2JM Bidang Cipta Karya
Prinsip dasar penyusunan RPI2JM Bidang Cipta Karya adalah:
a. Multi Tahun, yang diwujudkan dalam kerangka waktu 5 (lima) tahun untuk rencana investasi yang disusun.
b. Multi Sektor, yaitu mencakup sektor/bidang pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan sistem pelayanan persampahan, pengembangan sistem pelayanan air limbah, pengembangan sistem pematusan kota/drainase, peningkatan kualitas kawasan kumuh dan peremajaan permukiman, penanganan kawasan kumuh, pengembangan kawasan dan ruang terbuka hijau, serta penanggulangan kebakaran dan penataan bangunan gedung.
Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS) dan Coorporate Social Responsibility (CSR). Masyarakat dapat berkontribusi dalam pemberdayaan masyarakat, antara lain dalam bentuk barang dan jasa. Sedangkan pada kegiatan ini sumber dana hanya dari APBD II.
d. Multi Stakeholder, yaitu melibatkan masyarakat, pemerintah, dan swasta sebagai pelaku pembangunan dalam proses penyusunan RPI2JM Bidang Cipta Karya maupun pada saat pelaksanaan program.
e. Partisipatif, yaitu memperhatikan kebutuhan dan kemampuan daerah (kabupaten/kota dan provinsi) sesuai karakteristik setempat (bottom-up).
1.5 MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN KEGIATAN
1. Maksud
Maksud penyusunan Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang adalah tersedianya dokumen yang dapat dijadikan rujukan dalam penyelenggaraan pembangunan Bidang Cipta Karya dalam kurun waktu 5 (lima) tahun mendatang.
2. Tujuan
Adapun tujuan penyusunan RPI2JM Bidang Cipta Karya adalah sebagai dokumen Program dan Anggaran (investasi) yang dapat dijadikan Dokumen Kerjasama Program antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Propinsi, dan Pemerintah Kabupaten dan masyarakat yang dapat dipertanggung-jawabkan kelayakannya.
Secara lebih spesifik, tujuan Penyusuna RPI2JM Kabupaten Kepahiang adalah sebagai berikut: Membuat dokumen resmi yang digunakan pada proses perencanaan, pemprograman, dan penganggaran pembangunan di Bidang Cipta Karya.
3. Sasaran
Sasaran yang ingin dicapai dari kegiatan Penyusunan RPI2JM Kabupaten Kepahiang adalah sebagai berikut :
Agar kebijakan pengembangan infrastruktur daerah dapat sejalan serta mempunyai relevansi yang kuat terhadap pencapaian Visi-Misi dan strategi masing-masing kab./kota, sehingga dapat selaras dan bersinergi dengan sektor-sektor lainnya.
Dengan kebijakan pengembangan infrastrukr yang tepat, diharapkan mampu menstimulasi perkembangan ekonomi daerah pada umumnya, khusunya percepatan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Terdapat peningkatan kapasitas daerah (local capacity building) sehingga kompetensi dan kemandirian pemerintah daerah dapat dicapai, terutama dalam hal memformulasikan pembiayaan Investasi yang tepat.
1.6 RUANG LINGKUP
1. Lingkup Wilayah
Lingkup wilayah kajian RPI2JM adalah wilayah administrasi Kabupaten Kepahiang seluas 66.500 Ha.
2. Lingkup Substansi Kajian
Secara substansial, yang menjadi lingkup kajian Penyusunan RPI2JM adalah sebagai berikut:
BAB 1 Pendahuluan
Berisikan latar belakang penyusunan, pengertian dan kedudukan RPI2JM, Keterkaitan RPI2JM Bidang Cipta Karya dengan Instrumen pembangunan lainnya. Pada bagian ini disajikan juga maksud dan tujuan penyusunan serta muatan RPI2JM.
BAB 2 Profil Kabupaten Kepahiang
Profil Kabupaten Kepahiang merupakan bagian yang penting dalam penyusunan RPI2JM Bidang Cipta Karya, sebagai dasar perencanaan pembangunan infrastruktur pada masa yang akan datang. Bagian profil Kabupaten Kepahiang pada RPI2JM Bidang Cipta Karya menggambarkan kondisi daerah daeri berbagai aspek, yaitu gambaran kondisi geografis dan administrasi wilayah, Potensi Wilayah Kabupaten Kepahiang, demografi dan urbanisasi, serta isu Strategis sosial ekonomi dan lingkungan berdasarkan RPJMD dan RTRW Kabupaten Kepahiang.
BAB 3 Arahan Kebijakan dan Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya
Bab ini berisikan arahan kebijakan pembangunan bidang cipta karya dan arahan penataan ruang. Disini juga akan memaparkan Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya
BAB 4 Analisis Sosial Ekonomi dan Lingkungan
terhadap lingkungan permukiman baik di perkotaan maupun di perdesaan. Kajian aspek lingkungan dan sosial meliputi acuan peraturan perundang-undangan, kondisi eksisting lingkungan dan sosial, analisis dengan instrumen, serta pemetaan antisipasi dan rekomendasi perlindungan lingkungan dan sosial yang dibutuhkan.
BAB 5 Kerangka Strategi Pembiayaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya
Pembahasan disini terkait potensi-potensi pendanaan dari berbagai sumber antara lain dana APBD Kabupaten, APBD Provinsi, APBN dan dari sumber pendanaan lainnya yang juga terkait dengan strategi peningkatan investasi Bidang Cipta Karya.
BAB 6 Kerangka Kelembagaan dan Regulasi Kabupaten Kepahiang
Membahas mengenai kerangka kelembagaan dan kerangka regulasi yang ada di Kabupaten Kepahiang
BAB 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya
Membahas mengenai rencana program Investasi Bidang Cipta Karya untuk masing-masing sektor, yaitu sektor Pengembangan Kawasan Permukiman, Penataan Bangunan dan Lingkungan, Pengembangan SPAM, dan Pengembangan PLP. Pada setiap sektor dijelaskan kondisi eksisting, analisis kebutuhan, serta usulan kebutuhan program dan pendanaan masing-masing sektor.
BAB 8 Memorandum Program Jangka Menengah Bidang Cipta Karya
Membahas mengenai matriks program investasi RPI2JM Kabupaten Kepahiang dan matriks keterpaduan program pada kawasan prioritas Kabupaten Kepahiang
1.7 LANDASAN HUKUM
Landasan hukum yang digunakan dalam Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya adalah sebagi berikut:
A. Undang-Undang (UU)
1) Undang-Undang Nomor 02 Tahun 2012 Tentang Pengadaaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum;
2) Undang-Undang Nomor 01 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman;
3) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 Tentang Rumah Susun;
4) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlidungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
6) Undang - Undang Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional;
7) Undang - Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal;
8) Undang - Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang;
9) Undang - Undang Nomor 07 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air;
10) Undang - Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;
11) Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah;
12) Undang - Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Pertimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;
13) Undang - Undang Nomor 38 Tahun 2004 Tentang Jalan;
14) Undang - Undang Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung.
B. Peraturan Pemerintah (P P)
1) Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga;
2) Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2011 Tentang Pinjaman Daerah;
3) Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan;
4) Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2009 Tentang Pedoman Pengelolaan Kawasan Perkotaan;
5) Peraturan Pemerintah Nomor 07 Tahun 2008 Tentang Dekosentrasi dan Tugas Pembantuan;
6) Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sumber Daya Air;
7) Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;
8) Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten / Kota;
9) Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Organisasi Perangkat Daerah;
11) Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 Tentang Pengelolaan Barang Milik Negara atau Daerah;
12) Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2005 Tentang Dana Perimbangan;
13) Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 Tentang Pengembangan SPAM;
14) Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 Tentang Peraturan Pelaksanaan UUBG (Undang - Undang Bangunan Gedung);
15) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;
16) Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 Tentang Pedoman Penyusunan Penerapan Sistem Penyediaan Air Minum.
C. Peraturan Presiden (PERPRES)
1) Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerintahan Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur;
2) Peraturan Presiden Nomor 05 Tahun 2010 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010 - 2014;
3) Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2010 Tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur;
4) Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 Tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010 - 2025;
5) Peraturan Presiden Nomor 56 Tahun 2011 Tentang Perubahan Kedua Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur;
6) Peraturan Presiden Nomor 65 Tahun 2011 Tentang Unit Percepatan Pembangunan Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat;
7) Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2011 Tentang Masterplan Percepatan dan Perluassan Pembangunan Ekonomi Indonesia;
8) Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2011 Tentang Rencana Aksi Nasionan Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca.
D. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum (Permen PU)
2) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 02/PRT/M/2011 Tentang Rencana Strategi Kementerian Pekerjaan Umum Tahun 2010 - 2014;
3) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 12/PRT/M/2010 Tentang Pedoman Kerjasama Pengusahaan Pengembangan SPAM;
4) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2010 Tentang SPM Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang;
5) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 15/PRT/M/2010 Tentang Penggunaan DAK Bidang Infrastruktur;
6) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16/PRT/M/2010 Tentang Pedoman Teknis Pemeriksaan Berkala Bangunan Gedung;
7) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 01/PRT/M/2009 Tentang Penyelenggaraan Pengembangan SPAM Bukan Jaringan Perpipaan;
8) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 10/PRT/M/2008 Tentang Penetapan Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Bidang PU yang Wajib Dilengkapi Dengan UKL dan UPL;
9) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16/PRT/M/2008 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah Pemukiman (KSNP - SPALP);
10) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 06/PRT/M/2007 Tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan;
11) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 18/PRT/M/2007 Tentang Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum;
12) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20/PRT/M/2006 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (KNSP - SPAM); 13) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 21/PRT/M/2006 Tentang Kebijakan dan
Strategi Nasional Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (KNSP - SPAM); 14) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 494/PRT/M/2005 Tentang Kebijakan dan
Strategi Nasional Pengembangan Perkotaan (KSNP Kota);
E. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup (Permen LH)
1) Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2012 Tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Wajib AMDAL;
2) Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 09 Tahun 2011 Tentang Pedoman Umum KLHS;
4) Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 14 Tahun 2010 Tentang Dokumen Lingkungan Hidup Bagi Usaha dan/atau Kegiatan yang Telah Memiliki Izin Usaha dan/atau Kegiatan Tetapi Belum Memiliki Dokumen Lingkungan Hidup.
F. Peraturan Menteri Dalam Negeri (PERMENDAGRI)
1) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2010 Tentang Standar Pelayanan Perkotaan;
2) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2008 Tentang Pedoman Hubungan Kerja Organisasi Perangkat Daerah dalam Penyelenggaraan Pemerintah Daerah;
3) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2010 Tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah.
4) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah yang direvisi menjadi Permendagri No. 59 Tahun 2007.
G. Peraturan Menteri Lainnya yang Terkait
1) Peraturan Menteri BAPPENAS Nomor 3 Tahun 2012 Tentang Panduan Umum Pelaksanaa KPS dalam Pembangunan Infrastruktur;
2) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 495/Menkes/Per/IV/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum;