PENGARUH KARAKTERISTIK DEMOGRAFI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN ORANGTUA TENTANG PENGGUNAAN
MULTIVITAMIN PADA ANAK DI KECAMATAN WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2013
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Febriaty Ivana Margaret Toewak NIM: 108114046
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
i
PENGARUH KARAKTERISTIK DEMOGRAFI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN ORANGTUA TENTANG PENGGUNAAN
MULTIVITAMIN PADA ANAK DI KECAMATAN WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2013
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Febriaty Ivana Margaret Toewak NIM: 108114046
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
iv
Jangan kamu kawatir tentang apapun juga.
Tetapi nyatakanlah keinginanmu kepada Tuhan
dalam doa dan permohonan ( Filipi 4:6 )
Terima kasih Tuhan Yesus
vii PRAKATA
Puji dan syukur tak terhingga penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas cinta kasih, berkat, kesempatan dan pertolongan-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Karakteristik Demografi Terhadap
Tingkat Pengetahuan Orangtua Tentang Penggunaan Multivitamin Pada Anak di
Kecamatan Wirobrajan Kota Yogyakarta Tahun 2013”.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini bukanlah suatu hal yang
mudah. Penyusunan skripsi ini dapat selesai tidak lepas dari dukungan berbagai
pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Dra. Th. B. Titien Siwi Hartayu, M. Kes., PhD., Apt. selaku dosen pembimbing utama dan ibu Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt. yang dengan penuh kesabaran telah memberikan petunjuk, saran, arahan, dan bimbingan kepada penulis dalam proses penyusunan skripsi ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik.
2. Ibu Dr. Rita Suhadi, M.Si., Apt. dan bapak Ipang Djunarko, M.Sc., Apt. selaku dosen penguji yang telah memberikan kritik dan saran sehingga skripsi ini menjadi lebih baik lagi.
3. Seluruh responden di Kecamatan Wirobrajan Kota Yogyakarta yang telah
bersedia meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner penelitian.
4. Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah membantu
viii
Kelurahan Wirobrajan, Kelurahan Patangpuluhan beserta seluruh staf yang telah
memberikan izin dan membantu penulis selama penelitian dilaksanakan.
5. Teman-teman seperjuangan skripsi yang terkasih Sonia Efrina Agusta Saemani, Lidya Eryana Puthi HE, Khristina Julita Pintani, dan Nelly Wulandari yang telah memberikan semangat, membantu dan bekerja sama dengan sangat baik selama penyusunan skripsi.
6. Mami, papi, Nia, Nona, Ryan, seluruh keluarga di Kalimantan, dan
sahabat-sahabat yang tak henti-hentinya mengirimkan doa dan semangat sampai skripsi
ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
7. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam proses
penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Akhir kata, dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa karya ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Semoga skripsi ini dapat berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya untuk pengabdian pada masyarakat terutama mengenai penggunaan multivitamin pada anak.
Yogyakarta, Agustus 2014
ix DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi
PRAKATA ... vii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
INTISARI ... xvii
ABSTRACT ... xviii
x
A. Latar Belakang ... 1
1. Permasalahan ... 3
2. Keaslian penelitian ... 4
3. Manfaat penelitian ... 5
B. Tujuan Penelitian ... 6
1. Tujuan umum ... 6
2. Tujuan khusus ... 6
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA ... 7
A. Pengetahuan ... 7
B. Multivitamin ... 9
C. Data Monografi Kecamatan Wirobrajan ... 10
D. Landasan Teori ... 10
E. Hipotesis ... 11
BAB III METODE PENELITIAN ... 13
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ... 13
B. Variabel Penelitian ... 13
1. Variabel bebas (independent) ... 13
2. Variabel tergantung (dependent) ... 13
C. Definisi Operasional ... 13
D. Subjek Penelitian dan Sampling ... 14
xi
2. Sampling ... 15
E. Instrumen Penelitian ... 17
F. Tata Cara Penelitian ... 19
1. Penentuan lokasi ... 19
2. Pengurusan izin ... 19
3. Pembuatan instrumen penelitian ... 20
4. Penyebaran kuesioner ... 21
5. Pengolahan data ... 22
G. Analisis Hasil Penelitian ... 23
H. Kelemahan Penelitian ... 25
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 26
A. Karakteristik Demografi Responden... 26
B. Tingkat Pengetahuan Responden Terkait Penggunaan Multivitamin pada Anak ... 33
C. Pengaruh Karakteristik Demografi terhadap Tingkat Pengetahuan... 35
1. Usia ... 35
2. Pendidikan ... 36
3. Pekerjaan ... 37
4. Penghasilan ... 38
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 40
xii
B. Saran ... 40
DAFTAR PUSTAKA ... 42
LAMPIRAN ... 45
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel I. Pengelompokan pernyataan pengetahuan responden (favorable dan unfavorable) ... 18
Tabel II. Jumlah responden berdasarkan karakteristik demografi ... 27
Tabel III. Proporsi responden berdasarkan jawaban terhadap tempat pembelian multivitamin ... 30
Tabel IV. Proporsi responden berdasarkan jawaban terhadap bentuk sediaan multivitamin ... 30
Tabel V. Proporsi responden berdasarkan jawaban terhadap sumber informasi penggunaan multivitamin ... 31
Tabel VI. Proporsi responden berdasarkan jawaban terhadap produk
multivitamin ... 32
Tabel VII. Proporsi responden berdasarkan jawaban terhadap harapan dalam penggunaan multivitamin ... 33
xiv
Tabel IX. Hasil jawaban responden pada kategori pernyataan pengetahuan mengenai penggunaan multivitamin pada anak ... 35
Tabel X. Jumlah responden berdasarkan usia dan tingkat pengetahuan ... 36
Tabel XI. Jumlah responden berdasarkan pendidikan dan tingkat pengetahuan ... 37
Tabel XII. Jumlah responden berdasarkan pekerjaan dan tingkat pengetahuan ... 37
xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar I. Kerangka Pengujian Statistik Hipotesis ... 24
Gambar II. Proporsi responden berdasarkan jawaban terhadap harga multivitamin yang dibeli ... 28
Gambar III. Proporsi responden berdasarkan jawaban terhadap frekuensi
pemberian multivitamin ... 29
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Kuesioner penelitian ... 45
Lampiran 2. Surat izin dari Dinas Perizinan ... 54
Lampiran 3. Uji reliabilitas kuesioner pengetahuan ... 56
Lampiran 4. Uji statistik pengaruh karakteristik demografi terhadap tingkat pengetahuan ... 58
Lampiran 5. Informasi produk multivitamin ... 62
Lampiran 6. Data karakteristik demografi responden... 64
Lampiran 7. Data informasi penggunaan multivitamin anak... 70
xvii
INTISARI
Kesehatan anak dalam masa pertumbuhan mendorong orang tua untuk mencukupi kebutuhan nutrisi anak. Selain memberikan makanan bergizi, orang tua biasanya memberikan multivitamin untuk anak. Multivitamin bukanlah obat, melainkan suatu sediaan yang ditujukan untuk menambah kebutuhan manusia akan vitamin, mineral dan unsur nutrisi lainnya. Kurangnya pengetahuan mengenai penggunaan multivitamin berpotensi menyebabkan orangtua menggunakan multivitamin untuk anak secara tidak tepat, sehingga diperlukan pengukuran pengetahuan orangtua akan penggunaan multivitamin.
Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian observasional dengan rancangan penelitian analytical cross-sectional, dengan teknik pengambilan sampel secara stratified sampling dan menggunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian yang telah diuji reliabilitas menggunakan Alpha Cronbach (α = 0,767). Data primer
yang didapat dianalisis secara statistik menggunakan uji Chi-Square.
Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan responden adalah baik (89,5%). Faktor usia, pendidikan, pekerjaan, dan penghasilan tidak mempengaruhi tingkat pengetahuan responden.
xviii ABSTRACT
Children's health on their growth period encourages parents to sufficient all of nutritional needs for children. Beside giving any healthy food, parents usually give multivitamin for their children. Multivitamin is not a medicine, but it is a supply which is purposed to increase the need of the humans need of vitamin, mineral, and other elements of nutrition. The lack of information and knowledge about the use of multivitamin can make people use the multivitamin inappropriately. So, it is important for people to know how to use multivitamin correctly.
This study is an observational research using analytical cross-sectional research design, and takes sample by stratified sampling technique and distributing the questionnaire as a research instrument. The questionnaire had been tested its reliability using Alpha Cronbach (α = 0,767). The result of the primary data is statistically analyzed using Chi-Square test.
The result of the research shows that the respondent’s knowledge about the use of multivitamin to the children is good (89,5%). The age, education background, occupation, and income did not influence their knowledge about it.
1 BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
Dewasa ini, aktivitas masyarakat semakin beragam. Mulai dari anak-anak dan orang-orang muda yang disibukkan dengan aktivitas di sekolah ataupun perkuliahan yang padat, sampai para orangtua yang sibuk dengan pekerjaan demi mencukupi kebutuhan keluarga. Aktivitas yang dilakukan tidak hanya di dalam ruangan, tetapi dapat juga di luar ruangan. Aktivitas yang padat dapat berjalan lancar apabila didukung dengan kondisi tubuh yang sehat. Menurut UU RI Nomor 36 tentang Kesehatan (2009), sehat adalah keadaan yang secara fisik, mental, spiritual dan sosial memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif baik secara sosial maupun ekonomis. Banyak hal yang dilakukan untuk menjaga kesehatan tubuh seperti istirahat yang cukup, banyak minum air putih, makan teratur, konsumsi makanan bergizi, dan konsumsi vitamin atau multivitamin.
digunakan untuk melengkapi kebutuhan zat gizi. Suplemen mengandung satu atau lebih bahan berupa vitamin, mineral, asam amino atau bahan lain yang berasal dari tumbuhan atau bukan tumbuhan yang memiliki nilai gizi dan/atau efek fisiologis.
Multivitamin pada umumnya dibutuhkan bagi kondisi khusus, contohnya ketika anak tengah dalam proses penyembuhan setelah sakit, atau untuk anak yang kekurangan asupan gizi dari makanan. Multivitamin hanyalah beberapa dari nutrisi penting yang dibutuhkan tubuh. Oleh karena itu, dalam memberi multivitamin pada anak, orangtua harus bijaksana. Sebab, setiap produk multivitamin memang menjanjikan manfaat yang terkadang membuat orangtua terbujuk untuk mencoba, padahal belum tentu anak memerlukannya. Penggunaan multivitamin secara berlebihan juga dapat menyebabkan keracunan. Menurut Moloney (2014), konsumsi vitamin dengan dosis tinggi dapat memicu gangguan kesehatan. Sejumlah vitamin larut lemak pun dapat terakumulasi dalam tubuh dan menjadi beracun apabila diminum dalam dosis tinggi. Moloney mengaku pernah menangani satu pasien anak yang menderita pembengkakan otak akibat keracunan vitamin.
Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti ingin meneliti lebih jauh apakah pengetahuan orangtua mengenai penggunaan multivitamin sudah tepat untuk anak. Pengetahuan yang baik dapat membantu orangtua untuk lebih bijaksana dalam memberikan multivitamin pada anak. Kurangnya pengetahuan dapat menyebabkan penggunaan multivitamin menjadi tidak tepat. Penggunaan multivitamin yang tidak tepat tentu tidak memberikan manfaat apapun untuk anak, padahal harapan orangtua memberikan multivitamin tentu agar bermanfaat bagi anak. Bila berlebihan pun, multivitamin dapat menyebabkan keracunan.
Menurut Dinas Kesehatan Provinsi DIY (2011), Kota Yogyakarta menempati jumlah populasi paling sedikit dari 5 Kabupaten yang ada di Provinsi DIY. Namun, dalam masalah status gizi balita, Kota Yogyakarta menempati peringkat ke-1 untuk gizi buruk (1,35 %) dan status gizi berlebih (4,07 %). Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Wirobrajan berdasarkan undian dari 14 kecamatan yang berada di Kota Yogyakarta. Peneliti merupakan tim, yaitu lima orang peneliti dengan instrumen penelitian, metode penelitian, rancangan penelitian, dan analisis data yang sama. Perbedaan terletak pada responden penelitian dan lokasi penelitian.
1. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, timbul permasalahan untuk diteliti:
b. Seberapa besar tingkat pengetahuan orangtua tentang penggunaan multivitamin pada anak?
c. Apakah ada pengaruh karakteristik demografi (usia, pendidikan, pekerjaan, dan penghasilan) terhadap tingkat pengetahuan?
2. Keaslian penelitian
Sejauh penelusuran terhadap referensi yang telah dilakukan, penelitian mengenai kajian pengetahuan orangtua terhadap penggunaan multivitamin pada anak di Kecamatan Wirobrajan Kota Yogyakarta belum pernah dilakukan. Namun demikian, terdapat beberapa penelitian yang mirip, di antaranya adalah:
a. Penelitian yang dilakukan oleh Yanti (2004), dengan judul “Perilaku Ibu tehadap Penggunaan Multivitamin untuk Anak Balita di Kelurahan Tanjung Mulia Kecamatan
Medan Deli Medan”. Perbedaan dengan penelitian ini terletak pada lokasi dan fokus penelitian. Penelitian oleh Yanti dilakukan di Medan sedangkan penelitian ini dilakukan di Yogyakarta. Fokus penelitian yang dilakukan oleh Yanti adalah perilaku ibu terkait dengan penggunaan multivitamin pada anak balita. Sedangkan, penelitian ini lebih fokus pada pengaruh karakteristik demografi terhadap tingkat pengetahuan orangtua tentang penggunaan multivitamin pada anak.
b. Penelitian yang dilakukan oleh Permatasari (2008), dengan judul “Hubungan Antara Tingkat Pendidikan dan Pengetahuan Ibu dari Anak Taman Kanak-Kanak
penelitian Permatasari adalah ibu dari anak yang sudah masuk taman kanak-kanak, sedangkan subyek pada penelitian ini adalah orangtua dari anak yang berusia 2-12 tahun. Kemudian, lokasi penelitian yang dilakukan oleh Permatasari adalah Kecamatan Laweyan Kota Surakarta, sedangkan pada penelitian ini dilakukan di Kecamatan Wirobrajan Kota Yogyakarta. Selain itu, fokus penelitian yang dilakukan oleh Permatasari adalah hubungan antara tingkat pendidikan dan pengetahuan ibu dari anak yang sudah masuk taman kanak-kanak terhadap pemilihan mulitivitamin, sedangkan penelitian ini lebih fokus pada pengaruh karakteristik demografi terhadap tingkat pengetahuan orangtua tentang penggunaan multivitamin pada anak.
Sejauh ini belum pernah dilakukan penelitian mengenai kajian pengetahuan orangtua tentang penggunaan multivitamin anak di Kecamatan Wirobrajan Kota Yogyakarta tahun 2013.
3. Manfaat Penelitian
a. Manfaat teoritis, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mendukung perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang kesehatan terkait penggunaan multivitamin pada anak.
hasil penelitian dapat digunakan sebagai dasar pengembangan materi edukasi kepada masyarakat terkait penggunaan multivitamin pada anak.
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum :
Untuk melakukan kajian terhadap pengetahuan orangtua mengenai penggunaan multivitamin pada anak di Kecamatan Wirobrajan Kota Yogyakarta tahun 2013.
2. Tujuan khusus :
a. Untuk mengidentifikasi karakteristik demografi orangtua yang memberikan multivitamin pada anak.
b. Untuk mengukur tingkat pengetahuan orangtua pengguna multivitamin pada anak terkait dengan penggunaan multivitamin.
7 BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Pengetahuan
Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil tahu manusia yang dapat
menjawab pertanyaan “apa” (Notoatmodjo, 2010). Faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi pengetahuan seseorang antara lain adalah pengalaman, pendidikan, keyakinan, fasilitas, dan penghasilan. Pengalaman (baik yang dialami sendiri maupun pengalaman orang lain) merupakan sumber pengetahuan. Pendidikan mempengaruhi wawasan atau pengetahuan seseorang. Seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan memiliki pengetahuan yang lebih luas dibandingkan dengan seseorang yang tingkat pendidikannya lebih rendah. Selain itu adalah keyakinan. Keyakinan diperoleh secara turun temurun namun tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu. Fasilitas-fasilitas sebagai sumber informasi juga dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang, misalnya radio, televisi, majalah, koran, dan buku. Selanjutnya adalah penghasilan. Penghasilan tidak berpengaruh langsung terhadap pengetahuan seseorang. Namun bila seseorang berpenghasilan cukup besar maka dia akan mampu untuk menyediakan atau membeli fasilitas-fasilitas sumber informasi (Notoatmodjo, 2007).
semakin banyak. Sebaliknya, tingkat pendidikannya yang rendah akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap penerimaan informasi dan nilai-nilai baru. Faktor berikutnya adalah pekerjaan. Seseorang yang berada di dalam lingkungan pekerjaan akan memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung. Faktor selanjutnya adalah kemudahan memperoleh informasi. Hal ini dapat membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru. Menurut Sarwono (2007), semakin tinggi tingkatan umur seseorang, maka semakin banyak pula pengalaman yang didapatkan, sehingga pengetahuan akan semakin baik.
Menurut Griffith (2014), pengetahuan multivitamin terdiri dari kegunaan, dosis pemakaian, dosis maksimum yang dapat dikonsumsi dalam sehari, cara penyimpanan, efek samping, cara pemberian, jenis multivitamin, dan waktu kadaluarsa.
Pengukuran pengetahuan responden pada suatu penelitian dilakukan dengan sebuah instrumen berupa pertanyaan yaitu skala diktomi (dichotomous scale). Pada instrumen ini, jawaban atas pertanyaan telah disediakan. Peneliti menyediakan 2 (dua) alternatif jawaban yang harus dipilih salah satu kepada responden atau subyek yang diteliti. Alternatif jawaban yang disediakan pada skala diktomi menggunakan pendekatan logika “benar (true)” dan “salah (false)” atau “ya (yes)” dan “tidak (no)”.
Pemberian skor pada pernyataan pengetahuan diberi skor 0 dan 1. Skor 0 menunjukkan jawaban responden yang salah dan skor 1 menunjukkan jawaban responden yang benar (Kasmadi, 2013).
Menurut Arikunto (2007) tingkat pengetahuan dibagi menjadi 4 skala pengukuran dan menggunakan sistem scoring, yaitu :
1. Pengetahuan baik, jika skor yang diperoleh 76-100% atau responden dalam penelitian menjawab dengan benar sebanyak 21-27 pernyataan
2. Pengetahuan cukup baik, jika skor yang diperoleh 56-75% atau responden dalam penelitian menjawab dengan benar sebanyak 16-20 pernyataan
3. Pengetahuan kurang baik, jika skor yang diperoleh 40-55% atau responden dalam penelitian menjawab dengan benar sebanyak 11-15 pernyataan
4. Pengetahuan tidak baik, jika skor yang diperoleh 0-39% atau responden dalam penelitian menjawab < 11 pernyataan.
B. Multivitamin
Suplemen kesehatan adalah produk yang digunakan untuk melengkapi kebutuhan zat gizi, memelihara, meningkatkan dan memperbaiki fungsi kesehatan. Suplemen kesehatan mengandung satu atau lebih bahan berupa vitamin, mineral, asam amino atau bahan lain (berasal dari tumbuhan atau bukan tumbuhan) yang memiliki nilai gizi dan/atau efek fisiologis, yang tidak dimaksudkan sebagai pangan (BPOM, 2013).
Multivitamin dapat berbentuk pil, tablet kunyah, serbuk, dan cairan. Multivitamin adalah suatu sediaan yang ditujukan untuk menambah kebutuhan manusia akan vitamin, mineral dan unsur nutrisi lainnya. Multivitamin terdiri dari berbagai mikronutrien seperti vitamin dan mineral (Marshall, 2011).
C. Data Monografi Kecamatan Wirobrajan
Provinsi DIY terdiri dari 5 kabupaten yaitu Sleman, Bantul, Gunung Kidul, Kulonprogo dan Kota Yogyakarta. Kota Yogyakarta terbagi atas 14 Kecamatan, salah satu diantaranya adalah Kecamatan Wirobrajan. Kecamatan Wirobrajan terbagi atas 3 Kelurahan, yaitu Kelurahan Pakuncen, Wirobrajan dan Patangpuluhan.
D. Landasan Teori
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang antara lain adalah usia, pendidikan, pekerjaan, dan penghasilan. Usia yang bertambah diikuti dengan pengetahuan yang semakin banyak, sehingga pengetahuan akan semakin baik (Sarwono, 2007).
Pendidikan yang semakin tinggi memudahkan seseorang dalam mencerna suatu informasi karena adanya proses belajar, sehingga pengetahuan akan semakin baik (Notoatmodjo, 2007). Berdasarkan data monografi Kecamatan Wirobrajan, jumlah responden dengan pendidikan terakhir SMA dan perguruan tinggi lebih banyak dibandingkan dengan responden dengan pendidikan terakhir SD dan SMP. Oleh karena itu, semakin tinggi pendidikan seseorang maka tingkat pengetahuan akan semakin baik.
Pekerjaan akan membawa seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung, sehingga pengetahuan akan semakin baik (Mubarak, 2007). Berdasarkan data monografi Kecamatan Wirobrajan, jumlah responden yang bekerja lebih banyak dibandingkan dengan yang tidak bekerja. Oleh karena itu, seseorang yang bekerja akan memiliki tingkat pengetahuan yang semakin baik.
E. Hipotesis
H 1: Usia mempengaruhi tingkat pengetahuan terhadap penggunaan multivitamin pada anak.
H 2: Pendidikan mempengaruhi tingkat pengetahuan terhadap penggunaan multivitamin pada anak.
H 3: Pekerjaan mempengaruhi tingkat pengetahuan terhadap penggunaan multivitamin pada anak.
13 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini adalah observasional yang dilakukan di masyarakat, karena peneliti tidak memberikan perlakuan kepada subjek penelitian. Rancangan penelitian yang digunakan adalah analyticalcross-sectional, peneliti akan melakukan pengukuran variabel bebas dan tergantung, kemudian akan menganalisa data yang terkumpul untuk mencari hubungan antara variabel. Pada penelitian ini, pengambilan data variabel bebas dan variabel tergantung dilakukan secara bersamaan.
B. Variabel Penelitian
1.Variabel bebas (independent)
Variabel bebas (independent) dalam penelitian ini adalah jenis kelamin, usia, pekerjaan, penghasilan keluarga per bulan dan pendidikan.
2. Variabel tergantung (dependent)
Variabel tergantung (dependent) dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan responden terhadap penggunaan multivitamin pada anak di Kecamatan Wirobrajan Kota Yogyakarta.
C. Definisi Operasional
1. Karakteristik demografi responden adalah data pribadi yang meliputi usia, pendidikan, pekerjaan, penghasilan keluarga per bulan.
sebanyak 21-27 pernyataan, kategori cukup baik apabila skor jawaban responden memberikan hasil 56-75% atau mampu menjawab pernyataan dengan benar sebanyak 16-20 pernyataan, kategori pengetahuan kurang baik apabila skor jawaban responden memberikan hasil 40-55% atau mampu menjawab pernyataan dengan benar sebanyak 11-15 pernyataan, dan kategori kurang baik apabila skor jawaban responden memberikan hasil 0-39% atau hanya mampu menjawab < 11 pernyataan dengan benar.
3. Orangtua adalah ayah atau ibu kandung yang memiliki anak usia 2-12 tahun yang sedang atau pernah menggunakan multivitamin.
4. Multivitamin adalah sediaan yang mengandung lebih dari satu macam vitamin atau kombinasi dari berbagai macam vitamin dan mineral. Biasanya juga terdapat tambahan zat seperti zat penambah nafsu makan dan zat penunjang kekebalan tubuh.
D. Subjek Penelitian dan Sampling
1. Subjek penelitian
2. Sampling
Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah non random sampling dengan teknik stratified sampling yaitu mengambil sampel dengan memperhatikan strata (tingkatan) didalam populasi. Populasi dikelompokan menjadi sub-sub populasi berdasarkan kelurahan yang ada kemudian dari masing-masing sub selanjutnya diambil sebagian anggota secara acak dengan komposisi proporsional. Digunakan non random sampling karena subjek dalam penelitian ini adalah responden yang memenuhi kriteria inklusi, sehingga tidak semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi subyek penelitian. Sampel dalam penelitian ini adalah orangtua yang melakukan pemilihan dan pemberian multivitamin pada anak. Menurut Notoadmodjo (2002), untuk populasi yang banyaknya > 10.000 sampel minimal dapat diperoleh dengan menggunakan rumus seperti berikut :
d = z x x
Keterangan :
d = derajat ketepatan yang diinginkan (0,1)
z = standar deviasi normal (1,96 untuk derajat kemaknaan 95%)
p = proporsi atau sifat tertentu yang diperkirakan terjadi pada populasi (0,5) q = 1,0 – p
n = jumlah sampel N = jumlah populasi
d = z x x
0,01 = 3,8416 x x 0,01 = 3,8416 x 0,01 =
100,1 = 9614,5644 – 0,9604n 101,0604n = 9614,5644
n =
= 95,136 95 responden
Dengan tingkat kepercayaan yang dikehendaki sebesar 95% dan tingkat ketepatan instrumen adalah sebesar 10%, maka jumlah sampel minimal yang diperoleh dengan memakai rumus tersebut adalah sebanyak 95,14 dan dilakukan pembulatan menjadi 95 responden. Perhitungan sampel minimal dilakukan di tiap kelurahan menggunakan perhitungan proporsi sebagai berikut :
Jumlah sampel tiap kelurahan = x sampel
minimal
Berdasarkan perhitungan proporsi, jumlah responden minimal untuk Kelurahan Pakuncen adalah sebanyak 31 responden, Kelurahan Wirobrajan sebanyak 31 responden, dan Kelurahan Patangpuluhan sebanyak 33 responden.
E. Instrumen Penelitian
Kuesioner dalam penelitian ini terdiri dari 3 bagian, yaitu : 1. Bagian pertama
Bagian pertama merupakan bagian kuesioner mengenai informasi penggunaan multivitamin anak yang digunakan dengan tipe multiple choice dan open form item. Kuesioner tersebut meliputi pertanyaan usia anak, berat badan anak, tinggi badan anak, kapan terakhir menggunakan multivitamin, multivitamin yang sedang atau pernah digunakan, harga multivitamin, waktu terakhir menggunakan multivitamin, bentuk sediaan multivitamin yang digunakan, cara pemberian multivitamin sirup, frekuensi pemberian, tempat memperoleh multivitamin, sumber informasi mengenai multivitamin, serta harapan terkait pemilihan multivitamin.
2. Bagian kedua
pemberian pada pernyataan 7, 16, dan 25, waktu kadaluarsa (Expired Date) pada pernyataan 8, 17, dan 26, dan informasi pemilihan multivitamin yang didapatkan pada pernyataan 9, 19, dan 27. Responden diminta memilih salah satu dari dua alternatif jawaban, yaitu “benar” jika menganggap benar pernyataan tersebut atau
“salah” jika menganggap pernyataan tersebut salah. Ringkasan kategori item
pernyataan pada bagian pengetahuan dengan jenis pernyataan favorable dan
unfavorable disajikan dalam Tabel I.
Tabel I. Kategori Item Pernyataan pada Tingkat Pengetahuan Responden dengan Jenis Pernyataan Favorable dan Unfavorable
Pernyataan Nomor
Pengertian 1*, 10**, 18*
Indikasi 2*, 11**, 20*
Kandungan 3**, 12*, 21*
Efek Samping 4**, 13**, 22*
Dosis 5**, 14*, 23**
Penyimpanan 6**, 15*, 24** Cara Pemberian 7*, 16**, 25** Tanggal Kadaluarsa 8**, 17*, 26**
Informasi 9*, 19**, 27*
Keterangan: *Favorable, **Unfavorable
3. Bagian ketiga
Bagian ketiga merupakan bagian kuesioner dengan bentuk open form item
dari nama responden, jenis kelamin, alamat, usia responden, pendidikan terakhir, pekerjaan, penghasilan keluarga per bulan, dan jumlah anak.
F. Tata Cara Penelitian
1. Penentuan Lokasi
Pemilihan lokasi penelitian yaitu di Kecamatan Wirobrajan karena Kecamatan Wirobrajan merupakan salah satu Kecamatan di Kota Yogyakarta. Penentuan lokasi ini berdasarkan dengan undian dari 14 Kecamatan yang berada di Kota Yogyakarta. Kecamatan Wirobrajan terbagi atas 3 kelurahan, yaitu Pakuncen, Wirobrajan, dan Patangpuluhan dengan proses perizinan terlebih dahulu.
2. Pengurusan Izin
3. Pembuatan Instrumen Penelitian
a. Penyusunan kuesioner. Kuesioner penelitian ini terdiri dari 3 bagian, yaitu informasi penggunaan multivitamin anak, kuesioner bentuk pilihan “BENAR” dan “SALAH” dengan tipe dichotomous scale, dan data demografi responden. Pertama yang perlu dilakukan yaitu membuat surat pengantar untuk memberitahukan maksud dan tujuan dari penelitian kepada responden, sehingga responden mengerti apa yang harus dilakukan dan tidak menimbulkan kebingungan dalam pengisian kuesioner, lalu membuat surat pernyataan kesediaan sebagai bukti bahwa responden bersedia untuk mengisi kuesioner yang diberikan dan bersedia dilibatkan dalam penelitian.
Kemudian membuat informasi penggunaan multivitamin anak, lalu membuat kuesioner dengan bentuk dichotomous scale yang memuat pernyataan tentang pengetahuan responden terhadap penggunaan multivitamin pada anak. Jawaban pernyataan terdiri dari dua alternatif jawaban, yaitu “benar” atau “salah” sebanyak 27 pernyataan. Selanjutnya membuat kuesioner dengan metode open form item yang terkait dengan data demografi responden.
dimaksudkan untuk diukur. Validitas isi dilakukan dengan professional judgement
oleh apoteker dan dokter spesialis anak. Sebelum di validasi jumlah butir pernyataan sebanyak 22, kemudian di validasi oleh apoteker butir pernyataan ditambah menjadi 27 nomor, yaitu 19, 21, 22, 26, dan 27. Hal di karenakan butir pernyataan untuk menggali pengetahuan tentang kandungan, efek samping multivitamin, waktu kadaluarsa, dan informasi multivitamin kurang lengkap. Pada uji validitas juga dilakukan uji pemahaman bahasa yang bertujuan untuk mengetahui apakah bahasa yang digunakan dalam kuesioner sudah mudah dipahami oleh responden atau tidak. Uji pemahaman bahasa dilakukan di daerah Condong Catur, Sleman.
c. Uji reliabilitas. Uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan Alpha Cronbach dengan taraf kepercayaan 95%. Uji reliabilitas dilakukan pada responden yang tinggal bukan di Kecamatan Wirobrajan. Oleh karena uji validitas menggunakan
professional judgement maka kuesioner reliabel jika nilai α > 0,75 (Mustafa, 2009). Uji reliabilitas dilakukan pada 30 responden, dan didapatkan hasil α = 0,767, sehingga dapat dikatakan kuesioner telah reliabel.
4. Penyebaran Kuesioner
kuesioner dilakukan sendiri oleh responden. Tiap responden diberikan satu kuesioner dan diberikan kesempatan untuk mengerjakan kuesioner saat itu juga di tempat penelitian.
Kuesioner dibagikan di Kelurahan Pakuncen sejumlah 50 kuesioner dan kembali 40 kuesioner dengan 7 kuesioner yang di drop out. Kuesioner yang dibagikan di Kelurahan Wirobrajan berjumlah 40 kuesioner dan kembali 40 kuesioner dengan 5 kuesioner yang di drop out. Kuesioner yang dibagikan di Kelurahan Patangpuluhan berjumlah 40 kuesioner dan kembali 40 kuesioner dengan 4 kuesioner yang di drop out . Namun, dalam penelitian ini pengambilan sampel berhenti setelah peneliti mendapatkan sampel sebanyak jumlah sampel minimal per kelurahan.
5. Pengolahan Data
Untuk data pengetahuan, pengolahan data dilakukan dengan menghitung jawaban responden yang benar pada pernyataan. Jawaban benar diberi skor 1, sedangkan jawaban salah diberi skor 0 (Kasmadi, 2013). Lalu, skor yang didapat dijumlahkan untuk masing-masing responden. Setelah dijumlahkan, skor dikategorikan. Tingkat pengetahuan masuk kategori baik apabila jumlah skor 21-27, kategori cukup baik apabila jumlah skor 16-20, kategori kurang baik apabila jumlah skor 11-15, dan kategori tidak baik apabila jumlah skor < 11.
Untuk pengaruh karakteristik demografi terhadap tingkat pengetahuan, setelah skor pernyataan sudah dikategorikan dalam pengetahuan baik, cukup baik, dan kurang baik, kemudian dilakukan uji nonparametrik menggunakan uji Chi-Square agar dapat diketahui apakah karakteristik demografi dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan. Tabel hasil penelitian untuk setiap variabel dibuat dalam tabel 2 x 2 yang merupakan syarat uji Chi-Square.
G. Analisis Hasil Penelitian
Hasil dari pengelompokkan karakteristik demografi dan informasi penggunaan multivitamin anak dihitung dalam bentuk persentase yang ditampilkan dalam bentuk tabel dan diagram untuk mendeskripsikan fakta-fakta yang tertulis dalam kuesioner. Perhitungan persentase menggunakan rumus :
Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh karakteristik demografi terhadap tingkat pengetahuan maka dilakukan analisis hasil uji Chi-Square dengan membandingkan seperti berikut :
1. Usia responden terhadap tingkat pengetahuan dengan menggunakan uji metode Chi-Square dengan p < 0,05 dinyatakan berbeda bermakna dan H 1 diterima. 2. Pendidikan responden terhadap tingkat pengetahuan dengan menggunakan uji
metode Chi-Square dengan p < 0,05 dinyatakan berbeda bermakna dan H 2 diterima.
3. Pekerjaan responden terhadap tingkat pengetahuan dengan menggunakan uji metode Chi-Square dengan p < 0,05 dinyatakan berbeda bermakna dan H 3 diterima.
4. Penghasilan keluarga per bulan responden terhadap tingkat pengetahuan dengan menggunakan uji metode Chi-Square dengan p < 0,05 dinyatakan berbeda bermakna dan H 4 diterima.
Gambar I. Kerangka Pengujian Statistik Hipotesis Usia
Pendidikan
Pekerjaan
Penghasilan
H. Kelemahan Penelitian
26 BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian dibahas secara beurutan sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu karakteristik demografi responden, tingkat pengetahuan responden terkait multivitamin, serta pengaruh karakteristik demografi (usia, pendidikan, pekerjaan, dan penghasilan ) terhadap tingkat pengetahuan
A. Karakteristik Demografi Responden
Karakteristik demografi masyarakat yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah berjenis kelamin perempuan (80%) dengan rata-rata usia 20-40 tahun (84,2%). Pendidikan terakhir terbanyak adalah SMA/Sederajat (54,7%), dan kebanyakan responden bekerja (52,6%) dengan penghasilan terbanyak sebesar Rp < 1.100.000,00. Penelitian ini mengkaji tentang pengetahuan orangtua. Oleh karena itu, untuk kategori usia, peneliti melibatkan responden yang berusia dewasa. Pada penelitian ini, didapatkan usia responden minimal yang terlibat adalah 21 tahun dan usia responden maksimal pada penelitian ini adalah 55tahun sehingga kelompok usia responden dibagi menjadi kelompok usia 21-40 tahun dan kelompok usia 41-55 tahun.
Tabel II. Distribusi jumlah responden (%) berdasarkan jenis kelamin, usia, pekerjaan, penghasilan , tingkat pendidikan, dan jumlah anak Karakteristik
Demografi
Jumlah Variabel ∑ responden Persentase (%)
Jenis Kelamin Laki-laki 19 20,0
Perempuan 76 80,0
Usia Dewasa Muda
(21-40 tahun)
1. Harga multivitamin
Pada penelitian ini, peneliti membagi harga multivitamin ke dalam 3 kategori. Hal ini dilakukan untuk memudahkan peneliti mengelompokkan harga-harga yang ditulis oleh responden di dalam kuesioner. Hasil penelitian ini menemukan bahwa harga beli multivitamin terbanyak adalah dalam kisaran harga Rp 20.000 – Rp 40.000 (55,8%). Hal ini menunjukkan bahwa responden dengan penghasilan keluarga < Rp 1.100.000,00 per bulan ( 44,4%) dapat membeli multivitamin dengan harga sampai dengan Rp 40.000,00. Berikut ini merupakan hasil penelitian yang disajikan dalam Gambar II.
Gambar II. Proporsi responden berdasarkan jawaban terhadap harga multivitamin yang dibeli (%)
2. Frekuensi pemberian multivitamin pada anak
Pada penelitian ini ditemukan hasil dengan persentase terbesar yaitu 83,2% untuk frekuensi pemberian multivitamin pada anak sebanyak 1 kali dalam sehari. Menurut Widodo (2010), frekuensi pemberian yang tidak sesuai dengan aturan pakai
30.5
55.8 7.4 6.3
Rp 20.000 Rp 20.000 - Rp 40.000
dapat menyebabkan penggunaan multivitamin menjadi tidak efektif. Berikut ini merupakan hasil penelitian yang disajikan dalam Gambar III.
Gambar III. Proporsi responden berdasarkan jawaban terhadap frekuensi pemberian multivitamin pada anak (%)
3. Tempat pembelian multivitamin
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebanyakan responden membeli multivitamin untuk anak di apotek (84 responden). Menurut hasil penelitian Handayani, Raharni, dan Gitawati (2009) yang dilakukan di 3 kota (termasuk Yogyakarta), sebagian besar konsumen memilih apotek karena jarak tempuh ke apotek dekat, mudah dijangkau kendaraan umum, harga obat murah, obat lengkap, serta pelayanan yang cepat dan ramah. Berikut ini merupakan hasil penelitian yang disajikan dalamTabel III.
83.2 16.8
Tabel III. Proporsi responden berdasarkan jawaban terhadap tempat pembelian multivitamin
Tempat pembelian multivitamin Jumlah responden
Apotek 84
Supermarket 18
Puskesmas/RS 5
Toko Obat 5
Agen tertentu (MLM) 3
4. Bentuk sediaan multivitamin
Bentuk sediaan multivitamin yang digunakan oleh responden dalam penelitian ini adalah bentuk cair dan bentuk tablet. Bentuk sediaan yang paling banyak digunakan adalah bentuk sediaan cair (84 responden). Menurut Widodo (2010), anak-anak memang menyukai sediaan sirup karena adanya berbagai varian rasa. Berikut ini merupakan hasil penelitian yang disajikan dalamTabel IV.
Tabel IV. Proporsi responden berdasarkan jawaban terhadap bentuk sediaan multivitamin
Bentuk sediaan Jumlah responden
Cair 84
Tablet 24
5. Sumber informasi penggunaan multivitamin anak
yaitu sumber yang didominasi pemasar. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian. Berikut ini merupakan hasil penelitian yang disajikan dalamTabel V.
Tabel V. Proporsi responden berdasarkan jawaban terhadap sumber informasi penggunaan multivitamin anak
Sumber informasi penggunaan multivitamin
Jumlah responden
Iklan, surat kabar/buku/majalah/ televisi/radio/internet
52 Tenaga kesehatan (dokter, apoteker,
bidan, perawat)
45
Keluarga/Teman 25
6. Rentang waktu terakhir penggunaan multivitamin
Gambar IV. Proporsi responden berdasarkan jawaban terhadap rentang waktu terakhir penggunaan multivitamin (%)
7. Produk multivitamin yang digunakan
Merk multivitamin yang paling banyak digunakan adalah Scott’s emulsion®
yang digunakan oleh 44 responden, diikuti oleh Curcuma plus® yang digunakan oleh 33 responden. Penelitian yang dilakukan oleh Firna (2009) menunjukkan tingginya penggunaan 2 merk multivitamin tersebut dari 43 merk yang ditemukan. Berikut ini merupakan hasil penelitian yang disajikan dalamTabel VI.
Tabel VI. Proporsi responden berdasarkan jawaban terhadap produk multivitamin yang digunakan
Produk Multivitamin Jumlah responden yang nenggunakan
produk multivitamin (orang)
Scott’s Emulsion® 44
Curcuma Plus® 33
Sakatonik ABC® 12
Vidoran® 10
Fitkom® 9
Biolysin® 9
Cerebrofort Gold® 7
Curvit Emulsion® 4
Becombion® 4
46.3 41.1
12.6
8. Harapan penggunaan multivitamin pada anak
Pada penelitian ini, sebanyak 75 responden memberikan multivitamin pada anak dengan tujuan untuk meningkatkan kekebalan tubuh anak. Hal ini sesuai dengan
merk multivitamin terbanyak yang dipilih oleh responden yaitu Scott’s emulsion®.
Indikasi Scott’s emulsion® meningkatkan kekebalan tubuh dan mencegah
kekurangan vitamin (MIMS, 2013). Berikut ini merupakan hasil penelitian yang disajikan dalamTabel VII.
Tabel VII. Proporsi responden berdasarkan jawaban terhadap harapan penggunaan multivitamin pada anak
Harapan responden Jumlah responden (orang)
Meningkatkan kekebalan tubuh 75
Menambah nafsu makan 61
Meningkatkan kecerdasan otak 44
Membantu pencernaan 12
Menyembuhkan penyakit yang diderita pada anak
8
B. Tingkat Pengetahuan Responden tentang Penggunaan Multivitamin
Pada Anak
sehingga pengetahuan pun semakin bertambah (Mubarak, 2007). Berikut ini merupakan hasil penelitian mengenai tingkat pengetahuan responden mengenai penggunaan multivitamin pada anak yang disajikan dalamTabel VIII.
Tabel VIII. Distribusi jumlah responden (%) berdasarkan tingkat pengetahuan mengenai penggunaan multivitamin pada anak
Kategori Jumlah Responden Persentase (%)
Baik 85 89,5
Cukup 10 10,5
Jumlah 95 100
Tabel IX. Distribusi jumlah jawaban benar (%) dan jumlah jawaban salah (%) Pernyataan pengetahuan Persentase jawaban
benar (%)
Persentase jawaban salah (%)
Pengertian 96,1 3,9
Indikasi 81 19
Kandungan 97,5 2,5
Efek samping 61,8 38,2
Dosis 94,4 5,6
Penyimpanan 88,4 11,6
Pemberian 93 7
Expired date 94 6
Informasi 78,2 21,8
C. Pengaruh Karakteristik Demografi terhadap Tingkat Pengetahuan
Pada penelitian ini dilakukan identifikasi mengenai ada atau tidaknya pengaruh karakteristik demografi terhadap tingkat pengetahuan.
1. Usia
Menurut Huclok (cit., Ernawati, 2012), semakin cukup usia seseorang, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja. Selain itu, semakin tinggi tingkatan umur seseorang, maka semakin banyak pula pengalaman yang didapatkan, sehingga pengetahuan akan semakin baik (Sarwono, 2007). Pada penelitian ini, sejumlah 73 responden kategori usia dewasa muda (21-40 tahun) memiliki pengetahuan yang baik dengan persentase sebesar 90,1%.
Tabel X. Distribusi jumlah responden (%) berdasarkan kelompok usia dan tingkat pengetahuan
Kategori usia Baik Cukup
∑ % ∑ %
21 - 40 tahun 73 90,1 8 9,9
41 - 55 tahun 12 85,7 2 14,3
Dalam penelitian ini dilakukan uji Fisher’s Exact untuk melihat adanya pengaruh usia terhadap tingkat pengetahuan dan diperoleh nilai p = 0,493, karena nilai p > 0,05 maka secara statistik hasil uji dikatakan berbeda tidak bermakna, sehingga dapat disimpulkan bahwa usia responden tidak mempengaruhi tingkat pengetahuan secara signifikan.
2. Pendidikan
Tabel XI. Distribusi jumlah responden (%) berdasarkan tingkat pendidikan dan tingkat pengetahuan
Pendidikan Baik Cukup
∑ % ∑ %
< SMA 13 86,7 2 13,3
≥ SMA 72 90 8 10
Dalam penelitian ini dilakukan uji Fisher’s Exact untuk melihat adanya pengaruh pendidikan terhadap tingkat pengetahuan dan diperoleh nilai p = 0,493, karena nilai p > 0,05 maka secara statistik hasil uji dikatakan berbeda tidak bermakna, sehingga dapat disimpulkan bahwa usia responden tidak mempengaruhi tingkat pengetahuan secara signifikan.
3. Pekerjaan
Bloom (cit., Ernawati, 2012) mengatakan bahwa pekerjaan adalah suatu kegiatan berulang yang dilakukan seseorang untuk menunjang kehidupannya. Pekerjaan akan berkorelasi dengan keadaan sosial ekonomi seseorang sehingga dapat memperbanyak kesempatan untuk mendapat pengetahuan. Berdasarkan hasil penelitian ini, responden yang bekerja memiliki pengetahuan yang baik dengan persentase sebesar 90%. Berikut ini merupakan hasil penelitian yang disajikan dalam Tabel XII.
Tabel XII. Distribusi jumlah responden (%) berdasarkan pekerjaan dan tingkat pengetahuan
Pekerjaan Baik Cukup
∑ % ∑ %
Bekerja 45 90 5 10
Dalam penelitian ini dilakukan uji Fisher’s Exact untuk melihat adanya pengaruh usia terhadap tingkat pengetahuan dan diperoleh nilai p = 0,561, karena nilai p > 0,05 maka secara statistik hasil uji dikatakan berbeda tidak bermakna, sehingga dapat disimpulkan bahwa pendidikan tidak mempengaruhi tingkat pengetahuan secara signifikan. Menurut Hendra (cit., Marvel, 2012), orang yang tidak bekerja pun dapat meningkatkan pengetahuannya melalui berbagai sumber informasi seperti TV, radio, dan surat kabar.
4. Penghasilan
Menurut Adriani dan Wijatmadi (2012), pendapatan keluarga yang memadai membantu orangtua untuk dapat menyediakan semua kebutuhan anak baik primer maupun sekunder. Tingkat penghasilan ikut menentukan jenis pangan yang dapat dibeli dengan adanya tambahan penghasilan. Selain itu, menurut Bloom (cit.,
Ernawati, 2012), keadaan sosial ekonomi yang baik memampukan seseorang untuk dapat memenuhi kebutuhan terhadap informasi sehingga pengetahuan akan semakin baik. Pada penelitian ini, responden dengan penghasilan Rp > 1.100.000,00 memiliki pengetahuan yang baik dengan persentase sebesar 91,3%. Berikut ini merupakan hasil penelitian yang disajikan dalamTabel XIII.
Tabel XIII. Distribusi jumlah responden (%) berdasarkan penghasilan dan tingkat pengetahuan
Penghasilan Baik Cukup
∑ % ∑ %
Rp ≤ 1.100.000,00 64 88,9 8 11,1
Dalam penelitian ini dilakukan uji Fisher’s Exact untuk melihat adanya pengaruh usia terhadap tingkat pengetahuan dan diperoleh nilai p = 0,546, karena nilai p > 0,05 maka secara statistik hasil uji dikatakan berbeda tidak bermakna, sehingga dapat disimpulkan bahwa pekerjaan tidak mempengaruhi tingkat pengetahuan secara signifikan.
40 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Karakteristik demografi orangtua di Kecamatan Wirobrajan yaitu sebagian besar perempuan (80%), berusia 21 - 40 tahun (84,2%), merupakan lulusan terakhir SMA/Sederajat (54,7%), sebagian besar bekerja (52,6%), dengan penghasilan keluarga < Rp 1.100.000,00 per bulan (46,3%), dan memiliki 2 orang anak (46,3%).
2. Tingkat pengetahuan orangtua di Kecamatan Wirobrajan adalah baik (89,5%).
3. Tidak ada pengaruh karakteristik demografi (usia, pendidikan, pekerjaan, penghasilan) terhadap pengetahuan orangtua tentang penggunaan multivitamin pada anak (p > 0,05).
B. Saran
Dari kesimpulan diatas, maka dapat disarankan sebagai berikut :
2. Bagi masyarakat, perlu adanya kesadaran akan pengetahuan tentang efek samping dari penggunaan multivitamin .
42
DAFTAR PUSTAKA
Adriani, M., dan Bambang, W., 2012, Pengantar Gizi Masyarakat, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, hal. 12.
Arikunto, S., 2007, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, PT. Rineka Cipta, Jakarta, pp. 168.
Arumsari, D., 2012, Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Harga dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Air Minum dalam Kemasan (AMDK) Merek Aqua, Skripsi, 37, Universitas Diponegoro, Semarang.
Cahyani, Hartati R., 2006, Pembinaan dan Pengembangan Pembelajaran Bahasa dan Sastra, UPI.Press, Bandung
Departemen Kesehatan RI, 2009, Undang-Undang Republik Indonesia tentang Kesehatan, nomor 36, Departemen Kesehatan, Republik Indonesia, Jakarta. Direktur Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan RI, 2013, Peraturan Kepala Badan
Pengawas Obat dan Makanan tentang Pengawasan Pemasukan Obat dan Makanan ke dalam Wilayah Indonesia, nomor 27, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Ernawati, F., 2012, Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Peningkatan Pengetahuan tentang Diare pada Anak Jalanan di Semarang, Laporan Hasil Karya Tulis Ilmiah, Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Semarang.
Firna, E., 2009, Hubungan Faktor Anak dan Faktor Ibu dengan Konsumsi Suplemen di SD Islam Al Azhar 17 Bintaro Tangerang Tahun 2009, Skripsi, 41, Universitas Indonesia, Depok.
Griffith, H.W., 2014, Complete Guide to Prescription Drugs and Non Prescription Drugs, 6thedition, The Berkley Publishing Group, New York, pp.348-370. Handayani, R. S., Raharni, dan Retno G., 2009, Persepsi Konsumen Apotek Terhadap
Pelayanan Apotek di Tiga Kota di Indonesia, Makara, Kesehatan, Volume 13 (No. 1), 25.
Kasmadi, 2013, Panduan Modern Penelitian Kuantitatif, Alfabeta, Bandung, hal. 73. Marshall, S., 2011, Choosing a Vitamin and Mineral Supplement-Topic Overview,
http://www.webmd.com, di akses pada tanggal 29 April 2013.
Marvel, M., 2012, Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Tingkat Pengetahuan Masyarakat Mengenai Antibiotik di Kecamatan Gondokusuman Kota Yogyakarta Tahun 2011, Skripsi, 27, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
MIMS, 2013, MIMS Petunjuk Konsultasi, Edisi 13, PT. Bhuana Ilmu Populer, Jakarta, hal. 288.
Moron, C. O., 2012, Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Masyarakat Kecamatan Wirobrajan Kota Yogyakarta Pada Tahun 2012 terkait Penyakit Hipertensi, Skripsi, 39, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Mubarak, W. I., 2007, Promosi Kesehatan, Graha Ilmu, Yogyakarta, hal.30.
Mustafa, Zainal EQ, 2009, Mengurai Variabel dan Instrumentasi, Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta.
Notoadmodjo S., 2002, Metode Penelitian Kesehatan, PT. Rineka Cipta, Jakarta, hal. 130.
Notoadmodjo, S., 2007, Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, PT. Rineka Cipta, Jakarta, hal. 143-150.
Notoadmodjo, S., 2010, Metodologi Penelitian Kesehatan, PT. Rineka Cipta, Jakarta, hal. 124, 153, 158, 182.
Papalia, D.E., Olds, S.W., Feldman, R.D., 2009, Human Development, 11th edition, McGraw Hill, New York.
Resanti, M., 2009, Perilaku Konsumsi Suplemen pada Anak Prasekolah di Kota Bogor, Skripsi, Institut Pertanian Bogor, Bogor, hal. 17.
Sarwono, S. W., 2007, Sosiologi Kesehatan, Gajah Mada University Press, Yogyakarta, hal. 31-38.
Widodo, R., 2010, Pemberian Makanan, Suplemen, dan Obat pada Anak, Buku Kedokteran EGC, Jakarta, pp. 29-34, 36, 73.
45
Lampiran 1. Kuesioner penelitian
SURAT PENGANTAR
Yth. Ibu/Bapak/Sdr. Di tempat
Dengan hormat,
Saya yang bernama Febriaty Ivana Margaret Toewak, mahasiswa tingkat akhir Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Fakultas Farmasi sedang mengadakan penelitian di Kecamatan Wirobrajan yang terdiri dari 3 kelurahan yaitu Kelurahan Pakuncen, Kelurahan Wirobrajan, Kelurahan Patangpuluhan dalam rangka penyelesaian tugas akhir/skripsi. Penelitian saya ini berjudul: “Kajian Pengetahuan Orang Tua tentang Penggunaan Multivitamin Anak di Kecamatan Wirobrajan
Kota Yogyakarta Tahun 2013”.
Demi kelancaran proses penelitian, sudi kiranya Bapak/Ibu/Sdr meluangkan waktu untuk menjawab pertanyaan yang ada dalam kuesioner ini. Jawaban dari Bapak/Ibu/Sdr akan saya jaga kerahasiannya. Oleh karena itu, saya mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu/Sdr dalam memberikan jawaban yang dianggap paling benar. Atas kerjasama Bapak/Ibu/Sdr, saya ucapkan terima kasih.
Peneliti,
Lanjutan lampiran 1.
PENELITIAN
KAJIAN PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG
PENGGUNAAN MULTIVITAMIN PADA ANAK
PERNYATAAN KESEDIAAN RESPONDEN BERPARTISIPASI DALAM PENELITIAN
Dengan hormat,
Melalui surat ini, saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama :
Umur :
Memberikan pernyataan persetujuan berpartisipasi sebagai responden penelitian
mengenai yang dilakukan mengenai “Kajian pengetahuan terhadap penggunaan
multivitamin pada anak”.
Saya menyatakan bahwa data-data yang saya berikan tersebut merupakan data yang sebenar-benarnya tanpa rekayasa dan tanpa paksaan dari pihak manapun.
Yogyakarta,
... Yang menyatakan,
Lanjutan lampiran 1.
I. DATA DIRI RESPONDEN
Petunjuk pengisian: Mohon dituliskan jawaban yang sesuai dan mohon dilingkari untuk jawaban pilihan.
Nama : ... Jenis Kelamin :
a. Laki-laki b. Perempuan
Alamat : ...
Usia : ……… tahun
Pendidikan terakhir :
a. SD d. D3
b. SMP e. S1
c. SMA f. Lainnya (...)
Pekerjaan :
a. PNS e. Swasta
b. Wiraswasta f. Pensiunan
c. TNI/POLRI g. Lainnya... d. Ibu Rumah Tangga
Penghasilan keluarga per bulan: a. < Rp 1.100.000, 00
b. Rp 1.100.000, 00 – Rp 2.200.000, 00 c. Rp 2.200.000, 00 – Rp 4.400.000,00 d. > Rp 4.400.000,00
Lanjutan lampiran 1.
II. INFORMASI PENGGUNAAN MULTIVITAMIN ANAK
Petunjuk pengisian: Mohon mengisi data anak anda yang berumur 2 sampai 12 yang sedang atau pernah menggunakan multivitamin. Pada jawaban pilihan, mohon melingkari pada huruf yang tersedia dan jawaban boleh lebih dari satu (1).
1. Usia anak : ... tahun
2. Produk multivitamin yang sedang atau pernah digunakan oleh anak anda : a. ...
b. ... c. ...
3. Harga yang dikeluarkan untuk membeli multivitamin Rp. ... 4. Kapan terakhir anak anda menggunakan multivitamin?
a. < 1 bulan b. 1-3 bulan c. 3-6 bulan
5. Bentuk sediaan multivitamin pada anak yang sering anda pilih atau gunakan? a. Tablet
b. Cair
6. Berapa frekuensi pemberian multivitamin pada anak dalam sehari? a. 1 kali sehari
b. 2-3 kali sehari c. > 3 kali sehari
7. Dimana anda biasa membeli multivitamin pada anak? a. Apotek
b. Puskesmas / RS c. Toko Obat d. Supermarket
8. Dari mana anda mengetahui informasi penggunaan multivitamin untuk anak? a. Keluarga/Teman
b. Tenaga Kesehatan (dokter, apoteker, bidan, perawat) c. Iklan surat kabar/buku/majalah/televisi/radio/internet
9. Apa harapan anda ketika anak anda mengkonsumsi multivitamin? a. Nafsu makan bertambah
b. Kekebalan tubuh meningkat
c. Penyakit yang diderita anak dapat sembuh d. Kecerdasan otak meningkat
Lanjutan lampiran 1.
III. PERNYATAAN MENGENAI MULTIVITAMIN
Petunjuk pengisian: Berilah tanda (√) pada kolom (B) jika menurut anda pernyataan di bawah ini BENAR, pada kolom (S) jika menurut anda pernyataan di bawah ini SALAH.
No Pernyataan Tanggapan
B S
1. Multivitamin adalah suplemen pelengkap gizi pada kesehatan anak
2. Multivitamin diberikan saat anak mengalami kekurangan vitamin dalam tubuh
3. Multivitamin hanya mengandung zat mineral saja
4. Multivitamin tidak mempunyai potensi memberikan efek samping yang merugikan
5. Dosis penggunaan multivitamin pada anak sama dengan orang dewasa
6. Multivitamin dapat disimpan dimana saja
7. Multivitamin (cair) pada anak harus diberikan sesuai dengan dosis (bila terdapat sendok/gelas takar pada kemasan)
8. Multivitamin tidak mempunyai waktu kadaluarsa 9. Penggunaan multivitamin untuk anak perlu
dikonsultasikan kepada dokter atau apoteker
11. Multivitamin pada anak dapat menyembuhkan penyakit yang sedang diderita
12. Multivitamin memiliki kandungan kombinasi vitamin dan mineral
13. Multivitamin boleh digunakan dalam jangka panjang 14. Multivitamin pada anak aman untuk dikonsumsi
sesuai dosis yang dianjurkan
15. Penyimpanan yang tidak sesuai dengan petunjuk yang tertera pada label dapat menyebabkan kerusakan 16. Pemberian multivitamin boleh dilakukan tanpa
memperhatikan aturan pemakaiannya
17. Multivitamin yang sudah lama disimpan (berubah warna, rasa, dan bau) tidak dapat digunakan lagi 18. Makanan merupakan hal yang utama dan tidak dapat
digantikan oleh multivitamin
19. Multivitamin harus diberikan dengan resep dokter 20. Penggunaan multivitamin pada anak diperlukan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangannya
21. Multivitamin mengandung lebih dari satu jenis vitamin
22. Kerusakan ginjal merupakan salah satu efek samping dari penggunaan multivitamin yang berlebihan
23. Semakin besar jumlah/frekuensi penggunaan yang diberikan maka efek yang didapatkan juga semakin baik
24. Kerusakan multivitamin tetap akan memberikan khasiat pada anak
aman diberikan dengan cara dicampur dengan makanan
26. Sinar matahari dan udara lembab tidak mempengaruhi khasiat dari multivitamin
Lampiran 3. Uji reliabilitas kuesioner pengetahuan
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
Reliability Statistics Cronbach's
Alpha
N of Items
Lampiran 4. Uji statistik pengaruh karakteristik demografi terhadap
tingkat pengetahuan
a. Usia
Usia * TOTAL Crosstabulation
Count
Total Pengetahuan
Total Cukup Baik
Usia 21-40 tahun 8 72 80
41-55 tahun 2 13 15
Total 10 85 95
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square .149a 1 .699
Continuity Correctionb .000 1 1.000
Likelihood Ratio .141 1 .708
Fisher's Exact Test .656 .493
Linear-by-Linear
Association .147 1 .701
N of Valid Casesb 95
b. Pendidikan
Pendidikan terakhir * TOTAL Crosstabulation
Count
Total Pengetahuan
Total Cukup Baik
Pendidikan terakhir
< SMA 2 13 15
≥ SMA 8 72 80
Total 10 85 95
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square .149a 1 .699
Continuity Correctionb .000 1 1.000
Likelihood Ratio .141 1 .708
Fisher's Exact Test .656 .493
Linear-by-Linear
Association .147 1 .701
N of Valid Casesb 95
c. Pekerjaan
Pekerjaan * TOTAL Crosstabulation
Count
Total Pengetahuan
Total Cukup Baik
Pekerjaan Bekerja 5 45 50
Tidak bekerja 5 40 45
Total 10 85 95
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided) Pearson Chi-Square
.031a 1 .860
Continuity Correctionb .000 1 1.000
Likelihood Ratio .031 1 .860
Fisher's Exact Test 1.000 .561
Linear-by-Linear
Association .031 1 .861
N of Valid Casesb 95
d. Penghasilan keluarga per bulan
Penghasilanperbulan * TOTAL Crosstabulation
Count
TOTAL
Total
Cukup Baik
Penghasilanperbulan ≤ Rp. 1.100.000 8 64 72
> Rp. 1.100.000 2 21 23
Total 10 85 95
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square .108a 1 .742
Continuity Correctionb .000 1 1.000
Likelihood Ratio .112 1 .738
Fisher's Exact Test 1.000 .546
Linear-by-Linear
Association .107 1 .744
N of Valid Casesb 95
Lampiran 5. Informasi produk multivitamin berdasarkan MIMS
Scott's Emulsion Original
Komposisi :Per 15 mL Cod liver oil 3 g, Vit A 850 IU, Vit D 85 IU, Ca Hypophosphite 148 mg, Na hypophosphite 74 mg, edible gums & flavoring.
Indikasi :Untuk membantu membangun daya tahan tubuh & memenuhi kebutuhan vit A & D di dalam tubuh.
Dosis : Anak > 12 tahun 15 mL 3 x/hari, 7-12 tahun 15 mL 2 x/hari, 1-6 tahun 15 mL
1 x/hari.
Curcuma Plus
Komposisi : Per 5 mL Vit B1 3 mg, vit B2 2 mg, vit B6 5 mg, vit B12 5 mcg, β
-carotene 10% 4 mg, dexpanthenol 3 mg, curcuminoid 2 mg.
Indikasi :Makanan Tambahan untuk menambah nafsu makan & alternatif terapi hepatitis.
Dosis :Dewasa 1 sdt 3 x/hari, anak 1 sdt 1-2 x/hari.
Becombion
Komposisi : Per 10 ml Vit B1 5 mg, vit B2 2 mg, vit B3 20 mg, vit B5 3 mg, vit B6 2.5
mg, vit B12 3 mcg, L-lysine HCL 375 mg.
Indikasi : Suplementasi vit B kompleks & lisin.
Dosis : Anak > 12 tahun 2 sdt (10 mL) 1 x/hari, 6-12 tahun 1 sdt (5mL) 1 x/hari, 1-6
tahun ½ sdt (2.5 mL) 1 x/hari.
Sakatonik ABC®
Komposisi: vit A, vit B1, vit B2, vit B6, vit B12, vit C, vit D, vit E, nikotinamid, Ca pantotenat.
Indikasi: memenuhi kebutuhan vitamin pada anak-anak. Dosis: anak 1 tablet/hari
Kemasan: botol 30 tablet hisap Cerebrofort Gold
Komposisi : Per 5 ml Arachidonic acid 15 mg, DHA 10 mg, EPA 2 mg, L-glutamic
acid 50 mg, folic acid 100 mg, biotin 0.2 mg, L-lysine Hcl 50 mg, vit B1 1.6 mg, vit
B2 1.5 mg, vit B6 1.5 mg, vit B12 2 mcg, vit A 2,000 iu, vit C 50 mg, vit D 200 iu.
Indikasi : Suplemen multivitamin & nutrisi otak untuk pertumbuhan, metabolisme, serta untuk menjaga sistem imun tubuh. Dosis : Anak 6-12 thn 1 sdt (5mL) 2 x/hari,
Lanjutan lampiran 5.
Fitkom®
Komposisi: per tablet Ca pantothenate 5 mg, nicotinamide 9 mg, vit A 1000 iu, vit B1 1,4 mg, vit B12 3 mcg, vit B2 1,6 mg, vit B6 2 mg, vit C 60 mg, vit D3 100 iu, vit E 5 mg. Per 5 mL sirup dexpanthenol 5 mg, Fe gluconate 3,6 mg, inositol 12 mg, L-lysine HCI 100 mg, nicotinamide 20 mg, taurine 125 mg, vit A2 2.500 iu, vit B1 7,5 mg, vit B12 15 mcg, vit B2 5 mg, vit B6 5 mg, vit C 60 mg, vit D3 200 iu, vit E 6 mg.
Indikasi: memenuhi kebutuhan vitamin terutama pada masa pertumbuhan dan sesudah sembuh dari sakit, paska operasi, menambah nafsu makan, anemia, nutrisi jaringan otak.
Dosis: anak 1 tablet/hari, sirup 1-2 sdt/hari.
Kemasan/Harga: tablet kunyah 30 Rp 6.500,-, sirup Rp 6.000,-. Vidoran®
Komposisi: per 5 mL vit A, vit D2, vit B1, vit B2, vit B6, vit B12, nikotinamid, dekspantotenol, vit C, besi, kalsium, fosfor, magnesium, mangan, seng, iodium. Indikasi: menambah nafsu makan pada anak, meningkatkan ketahanan tubuh, kekurangan darah (anemia), selama masa penyembuhan, kekurangan vitamin dan mineral.
Dosis: anak 2-5 tahun 1 sdt 1x/hari, 5-12 tahun 1 sdt 2x/hari, Pemberian obat: diberikan sebelum atau sewaktu makan. Kemasan/Harga: sirup120 mL Rp 7.136,-, 225 mL Rp 10.591,-.
Biolysin®
Komposisi: per 5 mL vit A 1500 iu, vit B1 1,4 mg, vit B2 1,6 mg, vit B6 1,6 mg, vit B12 3 mcg, vit C 60 mg, vit D3 400 iu, vit E 5 mg, niasinamida 10 mg, Ca pantotenat 3 mg, L-lysine HCl 100 mg.
Indikasi: suplemen vitamin untuk anak terutama selama masa pertumbuhan dan pemulihan dari sakit.
64
terakhir Penghasilan per bulan (Rp)
26 Perempuan 38 IRT S1 1.100.000,00 - 2.200.000,00 2 baik
27 Perempuan 31 IRT SMA 1.100.000,00 - 2.200.000,00 2 cukup
28 Perempuan 33 IRT SMP < 1.100.000,00 2 baik
29 Perempuan 40 IRT S1 2.200.000,00 - 4.400.000,00 1 baik
30 Perempuan 29 IRT SMA 1.100.000,00 - 2.200.000,00 2 baik
31 Perempuan 27 IRT SMA < 1.100.000,00 2 baik
32 Laki-laki 35 Swasta S2 > 4.400.000,00 1 cukup
33 Perempuan 33 IRT SMA 1.100.000,00 - 2.200.000,00 2 cukup
34 Perempuan 31 Swasta S1 < 1.100.000,00 1 baik
35 Perempuan 39 IRT S1 > 4.400.000,00 2 baik
36 Perempuan 32 Swasta S1 1.100.000,00 - 2.200.000,00 1 baik
37 Perempuan 29 IRT SMA < 1.100.000,00 2 baik
38 Perempuan 35 Wiraswasta S1 2.200.000,00 - 4.400.000,00 2 baik