• Tidak ada hasil yang ditemukan

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA BULAN APRIL 2008 SEBESAR 135,16

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "NILAI TUKAR PETANI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA BULAN APRIL 2008 SEBESAR 135,16"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

No. 19/06/34/TH.X, 02 Juni 2008

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA

BULAN APRIL 2008 SEBESAR 135,16

A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

1. Nilai Tukar Petani (NTP)

Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan salah satu indikator yang menunjukkan tingkat kesejahteraan petani di suatu wilayah. Penghitungan indikator ini diperoleh dari perbandingan antara Indeks Harga Yang Diterima Petani (IT) dengan Indeks Harga Yang Dibayar Petani (IB) yang dinyatakan dalam persentase. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) antara produk pertanian yang dijual petani dengan produk yang dibutuhkan petani dalam berproduksi dan konsumsi rumah tangga. Dengan membandingkan kedua perkembangan angka tersebut, maka dapat diketahui apakah peningkatan pengeluaran untuk kebutuhan petani dapat dikompensasi dengan pertambahan pendapatan petani dari hasil pertaniannya. Atau sebaliknya, apakah kenaikan harga jual produksi pertanian dapat menambah pendapatan petani yang pada gilirannya meningkatkan kesejahteraan para petani. Semakin tinggi nilai NTP, relatif semakin sejahtera tingkat kehidupan petani.

Memasuki musim panen raya gabah dan sayuran di beberapa sentra produksi di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ternyata berpengaruh dalam pembentukan angka NTP bulan April 2008. Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga di pedesaan di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta pada bulan April 2008 NTP di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta mengalami penurunan indeks sebesar

Nilai Tukar Petani (NTP) bulan April 2008 tercatat 135,16. Angka ini mengalami penurunan sebesar 1,77 persen dibanding dengan NTP pada bulan Maret 2008 yang mencapai 137,60.

Indeks Harga Yang Diterima Petani (IT) pada bulan April 2008 tercatat 944,79 atau terjadi penurunan indeks sebesar 0,57 persen dari nilai bulan sebelumnya yang tercatat 950,16. Penurunan nilai indeks tersebut disebabkan turunnya nilai indeks sub sektor tanaman bahan makanan sebesar 1,00 persen, meski indeks sub sektor tanaman perkebunan rakyat naik sebesar 2,14 persen.

Indeks Harga Yang Dibayar Petani (IB) pada bulan April 2008 mencapai 699,00 atau mengalami kenaikan indeks sebesar 1,23 persen. Kenaikan IB ini dipicu oleh naiknya indeks konsumsi rumahtangga sebesar 1,18 persen dan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal sebesar 1,39 persen .

Pada April 2008 terjadi inflasi di daerah pedesaan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sebesar 1,18 persen.

(2)

1,77 persen. Pada bulan April 2008 NTP tercatat 135,16, sedangkan Maret 2008 NTP tercatat 137,60. Turunnya indeks NTP tersebut disebabkan karena turunnya indeks harga produk pertanian yang dihasilkan petani sedangkan indeks harga barang dan jasa yang dibayar petani mengalami kenaikan.

Gambar 1

Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP)

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta April 2007 – April 2008 (1993 = 100)

NTP April 2008 naik 5,75 persen bila dibandingkan NTP April 2007 (year on year). Hal ini disebabkan oleh kenaikan indeks harga komoditas pertanian yang dihasilkan petani relatif lebih tinggi dibandingkan kenaikan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun untuk keperluan produksi pertanian.

2. Indeks Harga Yang Diterima Petani (IT)

Pada bulan April 2008 angka indeks harga yang diterima petani mencapai 944,79, atau terjadi penurunan sebesar 0,57 persen dibanding angka indeks pada bulan Maret 2008 yang mencapai 950,16. Penurunan angka indeks ini disebabkan oleh turunnya indeks harga pada sub sektor tanaman bahan makanan sebesar 1,00 persen.

Penurunan indeks harga pada sub sektor tanaman bahan makanan disebabkan karena turunnya indeks kelompok padi dan kelompok sayuran masing-masing sebesar 4,81 persen dan 7,39 persen. Sebaliknya kelompok palawija dan kelompok buah-buahan mengalami kenaikan indeks masing-masing sebesar 1,58 persen dan 1,38 persen.

Indeks sub sektor tanaman perkebunan rakyat pada bulan ini naik sebesar 2,14 persen, sehingga nilai indeksnya pada bulan April 2008 mencapai 3.085,85. Angka indeks jauh lebih tinggi dibanding indeks pada bulan sebelumnya yang hanya mencapai 3.021,32.

Besarnya penurunan indeks yang diterima petani pada bulan ini terutama dipicu oleh turunnya harga beberapa jenis komoditas pertanian, antara lain harga gabah turun 4,81 persen dengan memberi andil –1,12 persen, ketela rambat turun 4,80 persen dengan andil –0,01 persen, bawang merah turun sebesar 8,41 persen dengan andil –0,58 persen, dan kacang panjang turun 6,23 persen dengan andil –0,01 persen. Sebaliknya, komoditas yang menghambat laju penurunan indeks harga yang diterima petani pada bulan ini, yaitu naiknya harga jagung pipilan sebesar 3,40 persen dengan

135.16 126.57 125.27 137.64 127.81 125.89 126.12 123.73 126.82 126.03 132.26 139.21 137.60 100 110 120 130 140 150

(3)

andil 0,08 persen, kacang kedelai naik 1,54 persen dengan andil 0,14 persen, kacang tanah naik 2,39 persen dengan andil 0,15 persen, ketela pohon naik 0,96 persen dengan andil 0,11 persen, tomat sayur naik 39,31 persen dengan andil 0,02 persen, pisang ambon naik 1,39 persen dengan andil 0,35 persen, dan cengkeh naik 2,22 persen dengan andil 0,24 persen.

Tabel 1

Indeks Harga Yang Diterima Petani dan Perubahannya di Provinsi D.I. Yogyakarta April 2007, Maret 2008 dan April 2008 serta Laju Perubahan

menurut Kelompok Penerimaan (1993 = 100)

Indeks Harga Diterima Petani (IT) Kelompok Penerimaan April

2007 Maret 2008 April 2008 Perubahan Apr’08 thd Mrt’07 Laju Perubahan Tahun 2008 *) Laju Perubahan Tahun ke Tahun **) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Diterima Petani (IT) 800,81 950,16 944,79 -0,57 5,70 17,98 I. Tanaman Bahan Makanan (TBM) 740,81 856,21 847,67 -1,00 3,88 14,42

1. Padi 823,28 817,27 777,93 -4,81 -7,45 -5,51

2. Palawija 512,47 654,37 664,70 1,58 12,19 29,70

3. Sayur-sayuran 489,81 922,58 854,42 -7,39 8,65 74,44

4. Buah-buahan 1.269,50 1.364,09 1.382,96 1,38 4,55 8,94

II. Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) 2.123,55 3.021,32 3.085,85 2,14 18,27 45,32

*) Persentase perubahan IT April 2008 terhadap bulan Desember 2007 **) Persentase perubahan IT April 2008 terhadap bulan April 2007

3. Indeks Harga Yang Dibayar Petani (IB) dan Harga Konsumen Pedesaan

Indeks harga yang dibayar petani pada bulan April 2008 mencapai 699,00 atau terjadi kenaikan indeks sebesar 1,23 persen dibanding indeks bulan Maret 2008 yang tercatat 690,53. Besarnya kenaikan angka indeks yang dibayar petani disebabkan oleh kenaikan indeks konsumsi rumahtangga sebesar 1,18 persen dan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal sebesar 1,39 persen.

Indeks konsumsi rumah tangga pada bulan April 2008 mencapai 681,36. Angka ini lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya yang mencapai 673,42. Naiknya indeks harga konsumsi rumah tangga juga menunjukkan terjadinya inflasi pedesaan sebesar 1,18 persen. Kenaikan indeks konsumsi rumahtangga pada bulan ini disebabkan oleh naiknya indeks indeks sub kelompok perumahan sebesar 3,63 persen, indeks sub kelompok pakaian naik sebesar 2,14 persen, dan indeks sub kelompok aneka barang dan jasa naik 1,30 persen. Sebaliknya, indeks sub kelompok makanan turun sebesar 0,38 persen.

Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga pada kelompok konsumsi rumah tangga diantaranya harga telur ayam ras naik 8,16 persen dengan andil 0,10 persen, minyak kelapa naik 3,04 persen dengan andil 0,01 persen, minyak tanah naik 3,74 persen dengan andil 0,07 persen, pasir naik 2,61 persen dengan andil 0,13 persen, kayu bakar naik 7,34 persen dengan andil 0,51 persen, celana pendek naik 15,06 persen dengan andil 0,05 persen, emas perhiasan naik 3,75 persen dengan andil 0,07 persen, obat sakit kepala naik 6,50 persen dengan andil 0,06 persen, dan sabun mandi naik 6,50 persen dengan andil 0,04 persen. Sebaliknya komoditas yang mengalami penurunan harga diantaranya beras

(4)

turun 4,05 persen dengan andil –0,24 persen, minyak goreng turun 3,40 persen dengan andil –0,11 persen, bawang putih turun 11,34 persen dengan andil –0,02 persen, bawang merah turun 4,82 persen dengan andil –0,11 persen dan lada turun 2,50 persen dengan andil –0,03 persen.

Sementara kenaikan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal sangat dipengaruhi oleh naiknya harga-harga pada seluruh sub kelompok yang ada, yaitu sub kelompok upah naik sebesar 2,23 persen, sub kelompok non faktor produksi 0,09 persen, sub kelompok penambahan barang modal 0,12 persen dan sub kelompok lainnya naik 1,92 persen. Sedangkan komoditas yang mengalami kenaikan harga antara lain upah buruh mencangkul, menanam dan merambet/menyiangi masing-masing naik 3,31 persen, 1,13 persen dan 2,56 persen, bibit jagung naik 1,58 persen, sewa garu naik 1,46 persen, diazenon naik 2,00 persen dan sabit naik 0,63 persen.

Tabel 2

Indeks Harga Yang Dibayar Petani dan Perubahannya di Provinsi D.I. Yogyakarta April 2007, Maret 2008 dan April 2008 serta Tahun ke Tahun

menurut Kelompok Pengeluaran Indeks Harga Dibayar Petani (IB) Kelompok Pengeluaran April

2007 Maret 2008 April 2008 Perubahan Apr’08 thd Mrt’08 Laju Perubahan Tahun 2008 *) Laju Perubahan Tahun ke Tahun**) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Dibayar Petani (IB) 626,54 690,53 699,00 1,23 3,43 11,56

I. Konsumsi Rumahtangga 610,49 673,42 681,36 1,18 2,33 11,61

1. Makanan 613,28 704,99 702,31 -0,38 -1,59 14,52

2. Perumahan 677,89 704,17 729,76 3,63 6,55 7,65

3. Sandang 578,14 644,65 658,47 2,14 9,48 13,90

4. Aneka 512,10 550,08 557,25 1,30 4,64 8,82

II. Biaya Produksi & Penambahan

Barang Modal 691,52 765,40 776,05 1,39 8,37 12,22

1. Non Faktor Produksi 603,47 609,36 609,89 0,09 1,06 1,06

2. Upah 810,65 944,40 965,49 2,23 12,09 19,10

3. Lainnya 448,99 477,30 486,47 1,92 6,95 8,35

4. Penambahan Barang Modal 471,33 506,78 507,38 0,12 5,64 7,65

*) Persentase perubahan IB April 2008 terhadap bulan Desember 2007 **) Persentase perubahan IB April 2008 terhadap bulan April 2007

(5)

B. PERKEMBANGAN HARGA PRODUSEN GABAH MEI 2008

Pada Mei 2008, Survei Harga Produsen Gabah di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tercatat ada sebanyak 74 observasi penjualan gabah di 3 kabupaten yaitu Kabupaten Kulonprogo, Kabupaten Bantul, dan Kabupaten Sleman. Dimana ada sebanyak 10 observasi (13,51 persen) kelompok kualitas GKG, 59 observasi (79,73 persen) kelompok kualitas GKP, dan 5 observasi (6,76 persen) kelompok gabah kualitas rendah. Rincian selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3

Jumlah Observasi, Harga gabah di Tingkat Petani dan Penggilingan dan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) menurut Kelompok Kualitas, Mei 2008

Harga Gabah di Tingkat Petani (Rp/Kg) Selisih Harga Kelompok

Kualitas Observasi Jumlah

(%) Terendah Tertinggi Rata-rata

Rata-rata Harga Tingkat Penggilingan (Rp/Kg) Harga Pembelian Pemerintah (HPP)* (Rp/Kg) (Rp/Kg) (%) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) GKG (13,51%) 10 2.300,00 2.825,00 2.577,50 2.648,00 (penggilingan) 2.800,00 -152,00 -5,43 GKP (79,73%) 59 1.900,00 2.675,00 2.318,73 2.359,24 2.200,00 (petani) 118,73 5,40 2.240,00 (penggilingan) 119,24 5,32 Gabah Kualitas Rendah 5 (6,76%) 2.100,00 2.375,00 2.255,00 2.271,00 - - - Total (100,00%) 74 - - - - Keterangan :

GKG : kadar air ≤ 14% dan kadar hampa/kotoran ≤ 3%

GKP : kadar air (14,01%-25%) dan kadar hampa/kotoran (3,01%-10%) atau kadar air≤14% an kadar hampa>3%

Diluar kualitas : kadar air >25% atau kadar hampa/kotoran >10%

* HPP berdasarkan INPRES nomor 1 Tahun 2008 tgl.22 April 2008 diberlakukan mulai 22 April 2008

Berdasarkan observasi sebanyak 74 transaksi gabah di 3 kabupaten di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, rata-rata harga gabah di tingkat petani pada Mei 2008 dibandingkan keadaan April 2008 adalah sebagai berikut : untuk kualitas Gabah Kering Giling (GKG) naik sebesar 10,18 persen dan kualitas Gabah Kering Panen (GKP) naik sebesar 15,04 persen.

Rata-rata harga gabah di tingkat penggilingan untuk kualitas GKG hanya mencapai Rp. 2.648,00 per kg, berada dibawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP). Rata-rata harga gabah untulk kualitas GKP mencapai Rp. 2.318,73 per kg di tingkat petani dan Rp. 2.359,24 per kg di tingkat penggilingan, keduanya berada diatas HPP.

Harga gabah terendah di tingkat petani sebesar Rp. 1.900,00 per kg dijumpai di Kabupaten Sleman dengan kualitas GKP sedangkan harga tertinggi sebesar Rp. 2.825,00 per kg di jumpai di Kabupaten Sleman pula dengan kualitas GKG.

(6)

1. Kasus Harga di Bawah HPP dan Kualitas Rendah

Dari 74 observasi yang tercatat untuk GKG dan GKP di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dijumpai 25 observasi (33,78 persen) kasus harga gabah di tingkat penggilingan yang berada di bawah HPP, yaitu 18 observasi (30,51 persen) dari 59 observasi kualitas GKP dan 7 observasi (70,00 persen) dari 10 observasi kualitas GKG. Kasus harga gabah dibawah HPP tersebut terdapat di Kabupaten Bantul, Sleman dan Kulonprogo. Sedangkan kasus gabah kualitas rendah (kadar air

>25% atau kadar hampa >10%) ditemui di Kabupaten Kulonprogo.

Tabel 4

Jumlah dan Persentase Observasi Gabah di Bawah dan Sama dengan HPP menurut Kualitas, Mei 2008

Jumlah Observasi Harga Gabah Di

Bawah HPP Jumlah Observasi Harga Gabah Sama Dengan HPP Kelompok Kualitas Jumlah

Observasi

(%) Tk. Petani Tk. Penggilingan Tk. Petani Tk. Penggilingan

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

GKG 10 - 7 (70,00%) - -

GKP 59 18 (30,51%) 18 (30,51%) 2 (3,39%) -

Kualitas Rendah 5 - - - -

Semua Kualitas 74 18 (24,32%) 25 (33,78%) 2 (2,70%) -

2. Harga Terendah, Tertinggi dan Rata-rata Komponen Mutu

Pada Bulan Mei 2008, dari 74 observasi yang tercatat diperoleh harga gabah terendah di tingkat petani sebesar Rp. 1.900,00 per kg dan di tingkat penggilingan sebesar Rp. 1.940,00 per kg dijumpai di Kecamatan Kalasan Kabupaten Sleman dengan kualitas GKP.

Harga tertinggi di tingkat petani sebesar Rp. 2.825,00 per kg dan di tingkat penggilingan sebesar Rp. 2.900,00 dijumpai di Kecamatan Moyudan Kabupaten Sleman dengan kualitas GKG.

Untuk rata-rata komponen mutu gabah yang terdiri dari kadar air (KA) dan kadar hampa/kotoran (KH) yaitu : kualitas GKG dengan kadar air sebesar 13,00 persen dan kadar hampa sebesar 1,67 persen dan kualitas GKP dengan kadar air 16,18 persen dan kadar hampa 6,11 persen.

Tabel 5

Rata-rata Komponen Mutu Gabah menurut Kualitas, Mei 2008 Rata-rata Komponen Mutu

Kelompok Kualitas

Kadar Air Kadar Hampa/Kotoran

(1) (2) (3)

GKG 13,00 1,67

GKP 16,18 6,11

Referensi

Dokumen terkait

Indikator kinerja Renstra STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta terdiri dari tujuh bidang yaitu : Keunggulan dalam riset yang diakui masyarakat akademis internasional melalui

Konsumsi Rumah Tangga, yaitu, subkelompok Bahan Makanan naik sebesar 0,02 persen, subkelompok Makanan jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau turun sebesar 0,05 persen,

Pada penelitian ini dipilih reaksi katalisis heterogen, yaitu menggunakan katalis padatan superbasa dengan penyangga alumina untuk reaksi isomerisasi eugenol dan dilanjutkan

bahwa sehubungan dengan rnaksud pada huruf a terse but di atas, dan dalam rangka kelancaran untuk memberikan rasa aman dan kenyamanan dalam pemberangkatan dan

Masyarakat Desa Meduri memilih pekerjaan sebagai pencari bonggol jati selain ada tawaran mereka juga pengrajin bonggol jati memiliki tingkat pendidikan yang

Tujuan dari pengabdian kepada masyarakat (PKM) ini adalah : (1) memberikan pelatihan singkat penggunaan teknologi informasi dengan media internet untuk kegiatan

Dalam hal ini diharapkan aplikasi sistem pakar diagnosis penyakit THT berbasis web dengan menggunakan metode certainty factor ini dapat digunakan oleh masyarakat

Selain sumber dana yang digunakan dari dana desa, kegiatan yang dilakukan dalam pelaksanaan BUMDes juga dilakukan secara mandiri oleh masyarakat.. Hal ini juga disampaikan oleh