• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY S MASA HAMIL, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KELUARGA BERENCANA DI UPT PUSKESMAS KUTOREJO KABUPATEN MOJOKERTO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ASUHAN KEBIDANAN PADA NY S MASA HAMIL, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KELUARGA BERENCANA DI UPT PUSKESMAS KUTOREJO KABUPATEN MOJOKERTO"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “ S ” MASA HAMIL, BERSALIN,

NIFAS, NEONATUS DAN KELUARGA BERENCANA

DI UPT PUSKESMAS KUTOREJO

KABUPATEN MOJOKERTO

RIRIN CHOIRIYAH

1415401041

Subject : Kehamilan, Persalinan, Nifas, Neonatus, KB, Ibu dan Anak

DESCRIPTION

Hasil survei demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) 2012, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia mencapai 359 meninggal dunia per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan untuk Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi 32 per 1000 kelahiran hidup. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan pada ibu dan anak adalah dengan melakukan asuhan kebidanan komprehensif, sehingga bidan dapat membantu serta mendeteksi secara dini adanya komplikasi yang dapat terjadi. Pelayanan secara komprehensif ini dilakukan secara berkelanjutan dari masa hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan KB. Pelaksanaannya dilakukan dengan pendekatan manajemen kebidanan dan pendokumentasian SOAP dilakukan ada tanggal 13 Februari – 5 Mei 2017.

Hasil asuhan kebidanan saat hamil pada Ny „‟S‟‟ didapatkan patologis dan dilakukan penatalaksanaan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan. Pada saat persalinan pada Ny „‟S‟‟ teridentifikasi tidak bisa melahirkan secara normal. Penatalaksanaan yang dilakukan yaitu merujuk di RS. Masa nifas Ny „‟S‟‟ didapatkan keluhan yang patologis. Penatalaksanaannya dilakukan merujuk ke RS. Bayi baru lahir Ny „‟S‟‟ adalah bayi besar (makrosomia). Penatalaksanaannya dilakukan penanganan awal bayi baru lahir. Metode kontrasepsi yang dilakukan Ny „‟S‟‟ adalah kontrasepsi mantap (MOW).

Asuhan kebidanan komprehensif ini sangat membantu Ny‟‟S‟‟ dalam melewati masa hamil sampai KB. Diharapkan asuhan kebidanan komprehensif dapat diterima sehingga mengurangi rasa cemas dan khawatir akan masalah yang muncul, serta dapat diterapkan dan dilakukan dengan pemberian komunikasi, informasi dan edukasi yang tepat oleh petugas kesehatan

ABSTRACT

Demograpic and health survey Indonesia (SDKI) result showed thet maternal mortality rate in, 2012 (AKI) in Indonesia reached 359 deaths per 100,000 live births, while infant mortality rate (AKB) was 32 per 1000 live births. One of the efforts made to improve the quality of health services in the mother and child is to do comprehensive midwifery care, so that midwives can help as well as detect the early presences of complications that can occur.

This comprehensive services was conducted on an ongoing basis from the time of pregnancy, parturition, post partum, neonatal, and family planning. The implementation was carried out by a management approach of midwifery care and documentation of the SOAP was done on February 13 – May 5 2017.

Midwifery care during pregnancy in Mrs ‘’S’’ obtained pathological result and conducted implementation according to the conditions and needs. At the time of parturition in Mrs ‘’S’’ was identified that she couldn’t give birth normally. Management that done was reffered mother to the hospital. Post partum period of Mrs ‘’S’’ obtained

(2)

pathologic complaints. Management that done was did refer to hospital. Newborn baby of Mrs ‘’S’’ was a big baby (macrosomia). Mananagement performed was management of the neonatal. Contraceptive method used by Mrs ‘’S’’ was Permanent method (tubal ligation).

Comprehensive midwifery care help Mrs ‘’S’’ in passing pregnancy until Family planning Comprehensive midwifery care is expected to be accepted so as to reduce anxiety and worry about problems that arise, and can be applied and be done with the giving of communication, information and education by a health worker.

Keywords: Pregnancy, Parturition, Post Partum, Neonatal and Family Planning.

Contributor : 1. Dyah Siwi Hety, M.Kes

2. Zulfa Rufaida, M.Sc

Date : 2017

Type Material : Laporan Penelitian

Permanent Link : -

Right : Open Document

LATAR BELAKANG

Angka Kematian Maternal (maternal mortality rate) adalah jumlah kematian maternal yang disebabkan karena komplikasi-komplikasi kehamilan, persalinan, dan nifas, dan sebab-sebab yang lain (Sarwono, 2014). Tantangan bagi bangsa Indonesia adalah masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI), dibanding negara-negara yang lain. Secara garis besar kematian ibu dan Angka Kematian Bayi (AKB) dinegara berkembang seperti Indonesia maih belum mencapai angka penurunan yang signifikan. Penting dilakukan penilaian terhadap status kesehatan dan kinerja upaya kesehatan ibu dan anak, karena secara umum ibu dan anak merupakan kelompok rentan terhadap keadaan keluarga dan lingkungan.

Hasil SDIDTK Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia tahun 2015 mencapai 305 kematian per 100.000 kelahiran hidup berdasarkan hasil Survey Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015 (Kementrian Republik Indonesia, 2015). Di Jawa Timur, AKI tahun 2014 mencapai 93,52 per 100.000 kelahiran hidup. Data dari Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur Angka Kematian Bayi (AKB) dari tahun 2014 mencapai 26,66 per 1.000 kelahiran hidup (Dinas Kesehatan Jawa Timur, 2014). Angka Kematian Ibu (AKI) tahun 2014 90,68 per 100.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Mojokerto tahun 2014 7,68 per 1.000 kelahiran hidup. Di kota Mojokerto cakupan K1 dan K4 sebesar 95,5 % dan 82,9%, cakupan persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan sebesar 87,9%, cakupan ibu nifas sebesar 89,2%, cakupan neonatus sebesar 95,5%, cakupan KB baru sebesar 6,5% dan cakupan KB aktif sebear 78,7% (Profil Kesehatan Kab. Mojokerto, 2014).

Jumlah kematian ibu selama masa kehamilan, persalinan dan nifas yang disebabkan oleh kematian, persalinan, dan nifas atau pengelolahannya tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan, terjatuh dan lain-lain disetiap 100.000 kelahiran hidup (Kementrian Republik Indonesia, 2015). Kematian ibu didaerah Mojokerto ada 3 T (terlambat mengambil keputusan, terlambat mendapat transportasi, terlambat penanganan disarana pelayanan kesehatan) dan ada 4T (terlalu tua, terlalu muda, terlau banyak, terlalu dekat jarak kehamilannya). Selain itu penyebab yang lainnya karena masyarakat belum memahami secara benar penanganan ibu hamil, dan menganggap perdarahan yang dialami oleh ibu merupakan suatu hal yang biasa, keadaan ini bisa berdampak pada keterlambatan merujuk kefasilitas kesehatan. Penyebab kematian bayi diakibatkan oleh BBLR (Berat Badan Bayi Lahir Rendah), asfiksia, kelainan kongenital, infeksi dan lain-lain (Profil Kesehatan Kab. Mojokerto, 2014).

(3)

Upaya dinas kesehatan untuk menurunkan angka AKI dan AKB yaitu : Pada tahun 202 Kementrian Kesehatan meluncurkan Program Expanding Maternal and Neonatal Survival. Program EMAS berupa menurunkan angka kematian ibu dan neonatal dengan cara 1) meningkatkan kualitas pelayanan emergensi obstetrik dan bayi lahir minimal di 150 rumah sakit PONEK dan 300 puskesmas BALKESMAS/PONED, 2) memperkuat sistem rujukan yang efisien dan efektif antar puskesmas dan rumah sakit (Kementrian Republik Indonesia, 2015). Di Dinas Kesehatan Jawa Timur telah membentuk forum PENAKIB (Penurunan angka Kematian Ibu dan Bayi) dimana pada tahun 2012 telah memasuki babak baru dengan terbentuknya 3 satuan tugas (satgas) yaitu satgas rujukan, satgas layana kesehatan dasar serta satgas pemberdayaan masyarakat (Dinas Kesehatan Jawa Timur, 2014). Di Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto untuk menurunkan angka AKI dan AKB yaitu 1) pembinaan teknik berkala (penemuan bidan, evaluasi kinerja, validasi dan lain-lain), 2) Kemitraan bidan dan dukun , 3) pengembangan desa P4K (Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi) terintegrasi dengan desa siaga (poskesdes), 4) Peningkatan keterampilan tenaga kesehatan (Asuhan Persalinan Normal, Stimulasi Dini Intervensi Deteksi Tumbuh Kembang Anak dan Pencabutan IUD dan Implan, Konseing), 5) Peningkatan kerja sama lintas sektor dan lintas program, 6) perkembangan pelayanan kesehatan melalui JKN (Profil Kesehatan Kab. Mojokerto, 2014).

Pemecahan kesehatan ibu dan bayi perlu upaya kesehatan berlanjut atau seorang bidan harus memberi pelayanan kebidanan secara continuity of care mulai dari ibu hamil, bersalin, neonatus sampai KB.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah asuhan kebidanan secara continuity of care. Variabel dalam penelitian ini adalah asuhan kebidananpada ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus, dan KB dengan menggunakan manajemen kebidanan dengan menggunakan pendokumentasian SOAP. Sampel dalam penelitian ini adalah 1 orang responden yang di ikuti mulai dari masa hamil, bersalin, nifas, neonatus, dan KB dengan melakukan kunjungan sesuai jadwal di wilayah kerja UPT Puskesmas Kutorejo dimulai tanggal 13 Februari – 05 Mei 2017.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada Bab 4 ini penulis akan menyajikan pembahasan yaitu membandingkan antara teori dengan Asuhan Kebidanan Komprehensif yang diterapkan pada klien Ny “S” G3P2002 sejak kontak pertama pada tanggal 23 Februari 2017 yaitu dimulai pada masa kehamilan 38 minggu, persalinan, masa nifas, bayi baru lahir dan KB dengan pembahasan sebagai berikut :

Pada tanggal 23 Februari 2017 jam 11.00 WIB melakukan kunjungan pertama kehamilan Pada Ny „‟S‟‟ usia 36 tahun G3P2002 UK 38 minggu, kaki ibu terlihat bengkak, Menurut sarwono (2014) edema yang terjadi pada kehamilan mempunyai banyak interpretasi, salah satu misalnya 80 % edema dijumpai pada kehamilan dengan hipertensi dan proteinuria

Pada kunjungan kedua tanggal 28 Februari 2017 jam 13.00 WIB, ibu mengalami nyeri pada pinggang. Menurut teori Deitra Leonard Lowdermilk Shannon (2013), yang mengatakan bahwa nyeri pinggang pada kehamilan trimester III merupakan ketidaknyamanan fisiologis, relaksasi sendi simfisis dan sakroiliaka karena hormon, menyebabkan panggul yang tidak stabil, kelengkungan kurva lumbal dan servikotorasik semakin besar disebabkan oleh perubahan pusat gravitasi akibat pembesaran perut, itulah yang membuat pinggang terasa nyeri.

Pada kunjungan ketiga tanggal 07 Maret 2017 jam 17.00 WIB, ibu mengeluh sering kencing. Menurut Bayu Irianti (2014) Sering berkemih terjadi karena tertekannya

(4)

kandung kemih oleh uterus yang semakin membesar dan menyebabkan kapasitas kandung kemih berkurang kemudian frekuensi berkemih meningkat.

Fakta diatas Ny „‟S‟‟ terdapat keluhan seperti kaki bengkak , nyeri pinggang dan sering BAK, keluhan tersebut merupakan ketidaknyamanan fisiologis yang ada pada kehamilan trimester III.

Berdasarkan hasil pemeriksaan pada tanggal 09 Maret 2017 jam 17.00 WIB di PONED Puskemas Kutorejo dilakukan rujukan pada Ny „‟S‟‟, karena didapatkan resiko komplikasi, alasan lain dilihat dari kondisi fisik ibu yang tetlihat bengkak pada kaki ditunjang dengan hasil pemeriksaan laboratorium untuk albumin + 1, tensi darah 130/90 mmHg dan riwayat persalinan Ny „‟S‟‟ pernah melahirkan bayi besar.

Menurut Sarwono Prawirohardjo (2010) Seksio Sesarea adalah suatu tindakan untuk melahirkan bayi dengan berat diatas 500 g, melalui sayatan pada dinding uterus yang masih utuh (intact) dilakukan apabila terjadi kasus gawat darurat dimana kecepatan waktu untuk melakukan tindakan indikasinya seperti CPD, plasenta previa, disfungsi uterus, janin besar, gawat janin, letak lintang.

Diagnosa Pre Eklamsi Ringan jika tekanan darah ≥140/90 mmHg pada usia kehamilan ≥20 minggu dan tes celup urin menunjukkan proteinuria 1+ atau pemeriksaan protein kuantitatif menunjukkan hasil >30 mg/24 jam menurut Buku Saku (pelayanan kesehatan ibu difasilitas kesehatan dasar dan rujukan, 2013).

Berdasarkan hasil pengkajian pada Ny „‟S‟‟ ditemukan kesenjangan antara teori dan praktek karena adanya penyulit seperti pre eklamsi dan riwayat bayi besar yang perlu rujukan untuk tindakan SC.

Kunjungan nifas yang pertama pada tanggal 10 Maret 2017 jam 16.00 WIB di RS, Ny „‟S‟‟ tidak dilakukan rawat gabung dengan bayinya dan ibu tidak dapat menyusui bayinya. Rawat gabung adalah satu cara perawatan dimana ibu dan bayi yang baru dilahirkan tidak dipisahkan melainkan ditempatkan bersama dalam sebuah ruang selama 24 jam penuh (Sarwono, 2014).

Kunjungan kedua pada tanggal 16 Maret 2017 jam 15.30 WIB, terlihat luka SC masih diverban keluar cairan (pus) yang merembes dan ibu mengelu nyeri pada luka tersebut karena ibu tarak. Kemudian pada tanggal 19 Maret 2017 jam 14.00 WIB ibu dirujuk bidan di RS, sesampai di RS ibu didiagnosa infeksi pada luka operasi. Pada luka SC mengenai perawatan luka dan pengeringan yang adekuat harus diberikan kepada wanita gemuk yang meiliki lipatan kulit abdomen dan cenderung menciptakan lingkungan yang lembab dan hangat. Faktor lingkungan merupakan faktor yang mempengaruhi tingkat kesehatan masyarakat, budaya dan istiadat merupakan transisi yang sudah melekat di masyarakat (Saifuddin, 2009).

Kunjungan ketiga pada tanggal 24 Maret 2017 jam 11.00 WIB Ny‟‟S‟‟ tidak dapat BAB selama 3 hari. Menurut Myles (2009) konstipasi umum terjadi pada saat kehamilan akibat pengaruh progesteron pada otot polos, faktor lain adalah perubahan diet, dehidrasi selama persalinan dan kekhawatiran akan nyeri akibat trauma.

Kunjungan keempat pada tanggal 21 April 2017 jam 13.00 Ny „‟S‟‟ tidak didapatkan keluhan, untuk luka SC sudah kering.

Berdasarkan hasil pemeriksaan pada Ny „‟S‟‟ maka ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan kondisi pasien yakni pengaruh budaya sekitar yang masih melekat pada Ny „‟S‟‟ sehingga menyebabkan tarak yang mempengaruhi kurangnya asupan nutrisi yang menyebabkan luka SC yang terinfeksi dan menyebabkan konstipasi

Pengkajian Bayi Ny „‟S‟‟ pada kunjungan pertama dilakukan pada tanggal 10 Maret 2017 jam 16.00 WIB, BB : 4300 g, tidak dilakukan rawat gabung dengan Ny „‟S‟‟ sebab proses persalinan dilakukan secara SC dan bayi Ny „‟S‟‟ dipindah keruang neonatus untuk dilakukan perawatan bayi baru lahir normal dan pemberian ASI secara Eksklusif tidak dilakukan melainkan diberi susu formula. ASI sebagai makanan terbaik yang dapat diberikan oleh ibu kepada anak yang baru dilahirkannya, menyusui sedini

(5)

mungkin dapat mencegah paparan terhadap substansi/ zat dari makanan/ minuman yang dapat menganggu fungsi normal saluran pencernaan.

Kunjungan kedua By Ny „‟S‟‟ pada tanggal 16 Maret 2017 jam 15.30 untuk BB : 4800g keadaan tali pusat sudah mengering.

Pada kunjungan ketiga By Ny „‟S‟‟ pada tanggal 24 Maret 2017 jam 11.00 WIB untuk BB : 5000 g, tali pusat sudah lepas dan bayi sudah mendapat imunisasi BCG dan polio 1 Pada tanggal 21 Maret 2017 di bidan.

Menurut american college og Obstetricans and Gynecologists and the World Health Organization, bayi dengan berat badan lebih dari 8 oas – 13 oas (4000 gram) disebut makrosomia. Makrosomia didiagnosa ketika berat badan lahir melebihi batas yang telah ditetapkan yaitu 4000 gram atau 4500 gram.

Berdasarkan pemeriksaan pada By Ny „‟S‟‟ keadaan bayi sehat dan normal, tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.

Kunjungan keluarga berencana dilakukan sebanyak 1 kali pada tanggal 21 April 2017. Ny „‟S‟‟ tidak terdapat keluhan apapun, Ny „‟S‟‟ melakukan SC sekaligus menggunakan kontrasepsi mantap (MOW) karena tidak ingin menambah anak lagi. Menurut BKKBN (2011), kontrasepsi mantap (tubektomi) adalah metode kontrasepsi untuk perempuan yang tidak ingin anak lagi, termasuk metode efektif dan tidak menimbulkan efek samping jangka panjang, dan kontrasepsi ini sesuai untuk pasangan yang tidak ingin menambah anak lagi.

Berdasarkan hasil pengkajian Ny „‟S‟‟ dan suami memutuskan memilih kontrasepsi mantap (tubektomi) karena Ny „‟S‟‟ dan suami tidak ingin menambah anak lagi.

SIMPULAN

Asuhan kebidanan pada Ny.“S” G3P2002 pada Masa kehamilan , Persalinan , Nifas , BBL dan KB pada Ny.”S” sesuai dengan harapan , hal ini tidak terlepas dari usaha berupa Asuhan Kebidanan Komprehensif dengan manajeman kebidanan sesuai dengan kebutuhan pasien. Pada kehamilan Ny.”S” teridentifikasi dilakukan SC, hal itu didukung dari hasil pemeriksaan laboratorium dan riwayat persalinan dan kondisi hamil sekarang. Persalinan dilakukan secara SC (Sectio Caesarea), Proses SC berjalan lancar para tim medis juga melakukan kontrasepsi mantap (mow) sesuai permintaan suami dan Ny “S”. Dalam masa Nifas pada kunjungan ke 2 di dapatkan kondisi di mana Ny “S” harus dirujuk di rumah sakit karena infeksi. Bayi baru lahir Ny “S” termasuk bayi besar (makrosomia) dan dalam keadaan sehat. Asuhan yang diberikan oleh petugas kesehatan dapat dikatakan berjalan dengan lancar.

REKOMENDASI

1. Bagi Lahan Praktek

Diharapkan peningkatan pelayanan harus terus dilakukan dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat terutama pada ibu hamil dan bayi untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian. Puskesmas sebagai pelaksana teknik Dinas Kesehatan perlu melengkapi sarana pemeriksaan kehamilan dan laboratorium untuk menyadari bahwa masalah kesehatan, khususnya ibu hamil adalah tanggung jawab tenaga kesehatan untuk mendeteksi kemungkinan kegawatdaruratan.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan institusi dapat mmpebaiki praktik pembelajaran terutama penerapan contiunity of care agar menjadi lebih efektif dan efisien sehingga sumberdaya manusia yaitu mahasiswa meningkat dan dapat melaksanakan asuhan kebidanan secara continuity of care.

(6)

3. Bagi Pasien dan Keluarga

Diharapkan pasien dan keluarga mengetahui tentang permasalahan dan penanganan masalah kebidanan sesuai dengan prioritas ibu hamil, bersalinan, nifas, neonatus dan KB.

4. Bagi Penulis

Diharapkan lebih menyemurnakan penelitian ini dengan mencari penanganan yang baru dan efektif untuk penanganan masalah- masalah yang terjadi.

(7)

DAFTAR PUSTAKA

Bayu irianti, e. m. (2014). Asuhan Kehamilan Berbasis Bukti (1 ed.). (F. husin, Ed.) Jakarta: Sagung Seto.

BKKBN, 2011. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Deitra Leonard Lowdermilk, J. E. (2013). Keperawatan Maternitas. Singapura: Elsevier Mosby.

DepkesRI. (2010). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. (A. b. Saifudin, Ed.) Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

DepkesRI. (2012). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. (A. B. Saifuddin, Ed.) Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, D. K. (2014). Profil Kesehatan Provinsi Jawa

Timur. Jawa Timur.

Dinkes Kab.Mojokerto. (2014). Profil Kesehatan Kab. Mojokerto.

Dinkes. (2013). Untuk Menurunkan AKI dan AKB perlu kerja keras. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Eridani, A. D. (2015). Rahima Centre for Education and Information on Islan and Woman Rights. Retrieved Nopember 29, 2016, from http://www.rahima.or.id Icesmi Sukarni, S. (2014). Patologi Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Neonatus Resiko

Tinggi. Yogyakarta: Nuha Medika.

Kemeterian Republik Indonesia, K. R. (2015). Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta. KEMNKESRI, W. (2013). Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan

Dasar dan Rujukan (1 ed.). Jakarta: UNFPA,UNICEF,USAID.

Myles. (2009). Buku Ajar Bidan. In m. A. Diane M fraster (Ed.), Myles Buku Ajar Bidan (14 ed.). Jakarta: EGC.

Profil Kesehatan Indonesia. (2015). Kesehatan Keluarga.

Profil Kesehatan Kab. Mojokerto, P. K. (2014). Profil Kesehatan Kab. Mojokerto . Mojokerto.

Sarwono, H. (2014). Kematian Maternal. In Ilmu Kandungan Sarwono Prawirohardjo (keempat ed., p. 7). Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

SDKI. (2015). Kesehatan Keluarga. Profil Kesehatan Indonesia , 104.

Sondakh, J. J. (2013). Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Jakarta: Erlangga.

Sulistyawati. (2009). Asuhan Kebidanan pada masa kehamilan. Jakarta: Salemba medika. Sulistyawati, A. N. (2013). Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin. Jakarta: Salemba

(8)

Sulistyawati, A. (2011). Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta: Salemba Medika. Yusari Asih, R. (2016). Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Jakarta: CV Trans Info

Media.

ALAMAT CORRESPONDENSI

Email : Riyaririn@yahoo.com

Alamat : Dsn.Karang bangkal RT/RW 02/04, Ds.Karang rejo, Kec.Gempol, Kab.Pasuruan

No Hp : 0858-4376-0843

Referensi

Dokumen terkait

Pengertian Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap (PTSL) menurut Pasal 1 angka 1 Peraturan Menteri Agraria Dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik

Pada tahun 2016, Total Assets Turnover Ratio tahun 2012 yang diperoleh perusahaan sebesar 1,00 kali menunjukkan bahwa manajemen mampu memutar aset perusahaan sebanyak 1,00

Namun dalam kondisi seperti ini ( pandemi Covid-19 ) umat Hindu Bongso wetan meyakini bahwa pandemi adalah pringatan agar manusia tidak lagi berbuat kerusakan, dan menjadi

Selain itu dalam kerangka Roland Barthes pula identik dengan operasi ideologi, yang disebutnya sebagai “mitos”, pada film Jenderal Soedirman terdapat sebuah

Tahlil : merupakan kalimat yang berbunyi “ la> ila>ha illallah” yang artinya adalah tiada Tuhan selain Allah. Yang mana kalimat tahlil dari kata hallala yang

Oleh karena itu, hanya mereka yang memiliki rasa suka dengan pekerjaan membatik dan sifat-sifat seperti tersebut di atas yang akan dapat bertahan sebagai

Semakin banyak perusahaan melakukan investasi yang menguntungkan bagi perusahaan tentunya dengan memilih risiko yang terkecil, hal ini akan bertujuan untuk

Sedangkan triangulasi metode akan dilakukan dengan mengecek derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian dari berbagai teknik pengumpulan data yang digunakan